Dokumen tersebut membahas tentang Daftar Informasi Publik (DIP) yang mencakup dasar hukum dan panduan penyusunan DIP, format DIP, klasifikasi informasi publik, dan prosedur penyusunan DIP berdasarkan peraturan perundang-undangan terkait keterbukaan informasi publik.
Sebuah impian besar membangun kedaulatan desa atas data terutama data kemiskinan yang memiliki peran strstegis dalam mempercepat kemandirian desa. Peran desa dalam pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan tidak lagi sepenuhnya menjadi penonton utama, tetapi harus berubah menjadi pelaku utama.
Rakyat desa bukan sekedar obyek pembangunan dari atas, tetapi justru sebagai pelaku perubahan dari bawah. Ketika perubahan berangkat dari kondisi riil rakyat desa dengan seluruh potensi yang dimiliki, maka apapun hasilo akhirnya tentunya rakyat akan memiliki catatan keberhasilan atau tidaknya.
Dan manakala, rakyat sudah mampu memberikan koreksi dan penilaian obyektif atas apa yang dirasakan, pada akhirnya memunculkan kembali modal sosial desa yang lama telah hilang. Rasa saling asih, asah dan asuh yang kemudian berkembang menjadi sebuah bangunan kepercayaan yang kuat antara pemerintah desadengan masyarakatnya. Karenanya ketika desa dan masyarakatnya diberikan hak dan kewenangan untuk belajar melakukan pendataan penduduk miskin, maka tidak aneh jika kemudian langsung memunculkan rasa kesadaran diri untuk berani mengatakan “saya sudah tidak berhak menerima raskin, dan lain-lain”.
Dan ketika para elit kekuasaan disupra desa juga memiliki “kerelaan” untuk menyerahkan sebagian kewenangan mengurusi kemiskinan kepada desa, bukan hal sulit untuk desa bisa melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika supra desa terus-menerus memperlihatkan kebijakan yang sentralistik dan memposisikan desa lemah, maka harapan mewujudkan kedaulatan desa masih cukup panjang.
Bahan Paparan pada Diskusi Publik "Indikator Kinerja Kunci Bidang Pemerintahan", kerjasama GTZ Pro-Bangkit dan Tribun Kaltim
Grand Victoria, Samarinda, 31 Oktober 2009
Sebuah impian besar membangun kedaulatan desa atas data terutama data kemiskinan yang memiliki peran strstegis dalam mempercepat kemandirian desa. Peran desa dalam pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan tidak lagi sepenuhnya menjadi penonton utama, tetapi harus berubah menjadi pelaku utama.
Rakyat desa bukan sekedar obyek pembangunan dari atas, tetapi justru sebagai pelaku perubahan dari bawah. Ketika perubahan berangkat dari kondisi riil rakyat desa dengan seluruh potensi yang dimiliki, maka apapun hasilo akhirnya tentunya rakyat akan memiliki catatan keberhasilan atau tidaknya.
Dan manakala, rakyat sudah mampu memberikan koreksi dan penilaian obyektif atas apa yang dirasakan, pada akhirnya memunculkan kembali modal sosial desa yang lama telah hilang. Rasa saling asih, asah dan asuh yang kemudian berkembang menjadi sebuah bangunan kepercayaan yang kuat antara pemerintah desadengan masyarakatnya. Karenanya ketika desa dan masyarakatnya diberikan hak dan kewenangan untuk belajar melakukan pendataan penduduk miskin, maka tidak aneh jika kemudian langsung memunculkan rasa kesadaran diri untuk berani mengatakan “saya sudah tidak berhak menerima raskin, dan lain-lain”.
Dan ketika para elit kekuasaan disupra desa juga memiliki “kerelaan” untuk menyerahkan sebagian kewenangan mengurusi kemiskinan kepada desa, bukan hal sulit untuk desa bisa melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika supra desa terus-menerus memperlihatkan kebijakan yang sentralistik dan memposisikan desa lemah, maka harapan mewujudkan kedaulatan desa masih cukup panjang.
Bahan Paparan pada Diskusi Publik "Indikator Kinerja Kunci Bidang Pemerintahan", kerjasama GTZ Pro-Bangkit dan Tribun Kaltim
Grand Victoria, Samarinda, 31 Oktober 2009
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...infomagetan
PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI UU 14/2008 TENTANG
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
Disampaikan di MAGETAN,
15 DESEMBER 2011
BIO DATA
Bio Data
TUJUAN UNDANG-UNDANG
UU No. 14 tahun 2008
TUNTUTAN REFORMASI
TUNTUTAN REFORMASI DAN TRANSPARANSI
Jeremy Bentham, filsuf kelahiran Inggris lebih dari 250 tahun lalu menyebutkan:
Berbagai macam penyelewengan sangat mungkin terjadi pada lembaga yg tidak terbuka. Hanya dengan keterbukaan , pengawasan dan keadilan bisa terwujud
Meutghia Ganie Rochman, sosiolog:
Transparansi dan akuntabilitas adalah kata kunci reformasi birokrasi. (Tri Agung K, Kompas21/12/09).
Dari lima sasaran reformasi birokrasi yang pernah digadang-gadang berbagai kalangan, yakni;
1. Birokrasi yang bersih
2.Birokrasi yang efisien dan hemat
3.Birokrasi yang transparan
4.Birokrasi yang melayani, dan
5.Birokrasi yang terdesentralisasi,
Konon baru sasaran yang kelimalah (birokrasi yang terdesentralisasi) yang baru terlaksana.
Secara sederhana dapat dideskripsikan: UU KIP mengatur, bahwa masyarakat berhak mendapatkan informasi publik dari setiap Badan Publik, dan Badan Publik wajib menyediakan dan memberikannya. Apabila masyarakat (selaku pemohon informasi) tidak mendapatkan informasi publik yang dimintanya atau tidak puas atas pelayanan Badan Publik, dapat mengadukannya ke Komisi Informasi. Bahkan meminta keadilan sampai ke Mahkamah Agung. Untuk memudahkan pembahasan mengenai UU KIP ini, paling tidak ada sejumlah pertanyaan teknis;
1. INFORMASI YG BAGAIMANA YG HARUS DISEDIAKAN / DIBERIKAN BADAN PUBLIK?
2. BAGAIMANA PROSEDURNYA?
3. APAKAH SEMUA INFORMASI TERBUKA ATAU ADA PENGECUALIAN? BAGAIMANA
MENENTUKANNYA? SIAPA YG BERHAK MENENTUKAN INFORMASI YG DIKECUALIKAN?
4. APA PERAN KOMISI INFORMASI?
5. APA KRITERIA ATAU SIAPA SAJA YG DISEBUT BADAN PUBLIK?
6. LALU, BAGAIMANA BADAN PUBLIK MENGHADAPI PERMINTAAN INFORMASI DARI
MASYARAKAT DAN SIAPA PEJABAT YG BERTANGGUNGJAWAB?
7. INFORMASI PUBLIK APA SAJA YANG HARUS DIUMUMKAN SECARA BERKALA DAN
WAJIB DISEDIAKAN SETIAP SAAT ?
8.BAGAIMANA MELAKUKAN UJI KONSEKWENSI?
9. BAGAIMANA MELAKSANAKAN BANDING ADMINISTRATIF?
10. BAGAIMANA MENGAJUKAN PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI?
LEMBAGA MEDIASI DAN AJUDIKASI
Keberadaan Komisi Informasi
LEMBAGA MEDIASI DAN AJUDIKASI
Komisi Informasi Pusat dan Provinsi
Komisi Informasi Pusat bertugas:
menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi non litigasi;
menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah selama Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota belum terbentuk; dan
memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya berdasarkan Undang-Undang ini kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia setahun sekali atau sewaktu-waktu jika diminta.
3. Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota bertugas menerima, ...
Hak atas informasi publik merupakan hak untuk mengetahui informasi terkait penyelenggara/penyelenggaraan negara/badan publik, serta informasi lain terkait kepentingan publik.
Hasil survei kepatuhan Badan Publik di Bali terhadap UU Pelayanan Publik - 2014~ gustulang
Ombudsman RI Perwakilan Bali melakukan survey mengenai Kepatuhan Penyelenggara Pelayanan Publik Dalam Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Nopember 2014 tersebut memuat 1 (satu) variabel, yaitu kepatuhan.
Pemanfaatan Internet bagi Humas
Oleh:
Agus Sumberdana
Direktur Sloka Institute, Lembaga Pengembangan Media, Jurnalisme, dan Informasi.
Disampaikan pada Sosialisasi pemanfaatan internet untuk meningkatkan kinerja kehumasan, Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali. Denpasar 16 Mei 2012
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
2. Dasar Hukum & Panduan Penyusunan DIP
No Perihal Dasar Hukum / Panduan
1 Kewajiban Pembuatan DIP UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
2 Format DIP - Peraturan Komisi Informasi No. 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan
Informasi Publik
- PKPU No. 1 Tahun 2015 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan KPU
3 Klasifikasi Informasi PKPU No. 1 Tahun 2015 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik
di Lingkungan KPU
4 Prosedur Penyusunan DIP Kep KPU No. 88/Kpts/KPU/Tahun 2015 tentang Standar Operasional Prosedur
Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan KPU
3. UU KIP Psl 11 ayat (1) huruf a
DIP, Kewajiban
Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik
setiap saat yang meliputi: a. Daftar seluruh Informasi
Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak
termasuk informasi yang dikecualikan.
4. Sanksi
Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi
Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta-merta,
Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar
permintaan sesuai dengan UU ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
UU KIP Pasal 52
5. Mengenal Format DIP
Daftar Informasi Publik adalah catatan yang berisi keterangan secara sistematis tentang
seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaan Badan Publik tidak termasuk
informasi yang dikecualikan
PerKI No. 1 Tahun 2010
6. 1. Nomor
2. Ringkasan isi informasi
3. Pejabat atau unit/satuan kerja yang menguasai informasi
4. Penanggungjawab pembuatan atau penerbitan informasi
5. Waktu dan tempat pembuatan informasi
6. Bentuk informasi yang tersedia
7. Jangka waktu penyimpanan atau retensi arsip
(PerKI No. 1 Tahun 2010 tentang SLIP Pasal 13)
Format DIP
7. Daftar Informasi Publik KPUKabupaten...............................................................
Dokumen Ringkasan Informasi Pembuat Informasi Penguasa Informasi Waktu Pembuatan Bentuk Informasi Retensi
Format DIP
9. Kolom Dokumen
Tulis judul dokumen secara lengkap
No Kondisi Keterangan
1 Bersifat terbuka (Bukan dikecualikan) Lihat Pasal 11
2 Dikuasai Lihat Pasal 6 ayat 3
2 Telah dikemas dan diformat Lihat Pasal 1
3 Resmi (Akurat, benar, tidak menyesatkan) Lihat Pasal 7 ayat 2
4 Dokumen bersifat final (Selesai didokumentasikan) Lihat Pasal 6 ayat 3
10. Kolom Ringkasan
Tulis poin-poin pada dokumen
Manfaat Ringkasan :
Memudahkan petugas & pemohon dalam
mencari informasi secara tepat & cepat
11. Kolom Pembuat Informasi
Tulis Nama Biro, Bagian, Sub-Bagian atau pihak lain yang membuat informasi
Keterangan:
Pembuat informasi bisa berasal dari
internal KPU maupun eksternal KPU
12. Kolom Penguasa Informasi
Tulis Nama Biro, Bagian, Sub-Bagian atau pihak
yang menyimpan dan menguasai informasi
Keterangan:
Pastikan penguasa informasi berada di
internal KPU
13. Kolom Waktu Pembuatan
Tulis tanggal, bulan, dan tahun pembuatan dokumen
Keterangan:
Lihat waktu yang tertera pada dokumen
17. 5 Langkah, Jadi!
Tim Pengubung
Mengidentifikasi DIP di
Bagian
PPID & Tim Penghubung
Mengklasifikasi Informasi
Atasan PPID
Mengoreksi Draft DIP
Tim Pertimbangan
Menyetujui Draft DIP
Dewan Pembina
Mengesahkan Draft DIP
1 2 3 4 5
18. Manfaat DIP (Internal)
1 Menata/merapikan inventarisasi dokumen
2 Memudahkan dalam menemukan dokumen
3 Memudahkan koordinasi antar bagian
4 Memudahkan pelayanan informasi
5 Bahan dalam pengambilan keputusan
19. Manfaat DIP (Eksternal)
1 Memudahkan publik mengindentifikasi informasi
2 Sarana untuk memberikan masukan pada BP dalam pengelolaan
informasi
21. Mengapa Diperlukan Kategorisasi?
TERTUTUP
(RAHASIA)
KONSEKUENSI TERHADAP KEHIDUPAN PUBLIK
TERSEDIA
SETIAP SAAT
DIUMUMKAN
BERKALA
DIUMUMKAN
SERTA-MERTA
TERBUKA
LAINNYA
Semakin ke kanan, maka semakin tinggi konsekuensi pada kehidupan publik
Untuk Menjamin Azas Manfaat Informasi Publik
22. No Tersedia Setiap Saat Diumumkan Berkala Diumumkan Serta Merta
1 Daftar Informasi Publik Profil Lembaga Peraturan, Keputusan, Kebijakan Saat
Masa Tahapan Pemilu
2 Regulasi Ringkasan Program Berjalan Putusan Peradilan Terkait Proses Hasil
Pemilu
3 Informasi Organisasi, Administrasi,
Kepegawaian & Keuangan
LAKIP & TAPKIN
4 Ringkasan Laporan Keuangan
5 Ringkasan Laporan Pelayanan Informasi
6 SOP Pelayanan Informasi
7 Daftar Regulasi
8 Pengumuman Pengadaan Barang & Jasa
Klasifikasi Informasi Publik
PKPU No. 1 Tahun 2015
23. Informasi yang dapat mengancam hajat hidup & ketertiban umum meliputi :
a. Informasi bencana alam
b. Informasi keadaan bencana non-alam
c. Bencana sosial
d. Informasi jenis, persebaran penyakit menular
e. Informasi racun pada bahan makanan
f. Informasi rencana gangguan utilitas publik
Diumumkan Serta Merta
(PerKI No. 1 Tahun 2010 tentang SLIP Pasal 12)
24. Diumumkan serta merta juga bisa karena....
No Publik Badan Publik
1 Menjamin hak warga negara untuk mengetahui
rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan
publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan
publik;
Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di
lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan
informasi yang berkualitas.
2 Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan kebijakan publik;
Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang
transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat
dipertanggungjawabkan
3 Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan
Publik yang baik;
4 Mengetahui alasan kebijakan publik yang
mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
5 Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
Dasar hukum, mengapa
informasi terkait
tahapan pemilu
diumumkan secara serta
merta
UU KIP Pasal 3
25. Diumumkan Berkala, karena ...
Mengikuti siklus / periode pembuatan informasi
Misal: Laporan Keuangan (Per Tahun), Laporan
Kinerja (Per Tahun).
26. Tersedia Setiap Saat (TSS)
1. Terkait proses penyelenggaraan
Badan Publik, baik kebijakan
maupun rencana kerja.
2. Badan Publik dapat
mengumumkannya jika dinilai perlu
sehingga mengurangi tugas dalam
melayani permintaan secara
langsung
27. Tersedia Setiap Saat
1. Dokumennya ada
2. Petugas mengetahui siapa
yang membuat / menguasai
3. Pemohon dapat langsung
mendapatkan
Artinya...
28. Terimakasih
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) KPU RI
Alamat:
Kantor Biro Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat KPU RI
Jl. Imam Bonjol No. 29 Jakarta Pusat 10310
Telpon: (021) 31937223 Ext. 237
Fax: (021) 3157759
Email: info@kpu.go.id
Web: ppid.kpu.go.id
Twitter: @KPURI2015
Facebook: KPU Republik Indonesia