Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
Dokumen ini berisi standar nasional Indonesia tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis beban yang harus dipertimbangkan dalam perancangan seperti beban mati, beban hidup, beban banjir, beban salju, beban air hujan, dan beban angin. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur perhitungan dan kombinasi berbagai jenis beban tersebut.
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
Dokumen ini berisi standar nasional Indonesia tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis beban yang harus dipertimbangkan dalam perancangan seperti beban mati, beban hidup, beban banjir, beban salju, beban air hujan, dan beban angin. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur perhitungan dan kombinasi berbagai jenis beban tersebut.
Standar ini mengatur tentang pembebanan yang harus diperhitungkan dalam perencanaan jembatan, termasuk beban mati, beban hidup, beban lingkungan, dan kombinasi beban. Standar ini merevisi ketentuan teknis pembebanan dalam SNI sebelumnya dan menyesuaikannya dengan perkembangan terkini. Standar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi perencana dalam menentukan pembebanan rencana untuk jembatan.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannyaAngga Nugraha
dibuat oleh Angga Nugraha
lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
Materi ini mengenai cara-cara dan contoh perhitungan detail pada pekerjaan Tack Coat dan Prime Coat dalam konstruksi jalan.
Kendali mutu beton di lapangan membahas tentang pengambilan sampel beton di lapangan, persyaratan jumlah sampel berdasarkan volume beton yang dicurahkan, dan evaluasi hasil uji kuat tekan beton berdasarkan SNI. Dokumen ini juga membahas tentang kemungkinan penyebab kegagalan sampel beton dan cara memperbaiki hasil uji, serta pembahasan singkat tentang uji pantul sebagai alternatif pengujian kuat tekan beton.
1. Terdapat tiga jenis keruntuhan pondasi yaitu geser umum, geser lokal, dan penetrasi. 2. Teori Terzaghi menjelaskan rumus perhitungan daya dukung tanah dan pondasi. 3. Beberapa faktor mempengaruhi daya dukung tanah seperti beban, kedalaman air tanah, dan lebar pondasi.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
This document provides details on the structural design of a building, including load assumptions, member dimensions, and seismic load calculations according to SNI 1726:2012. It summarizes the seismic load calculations for two orthogonal directions and evaluates the structure's capacity through pushover analysis. Plastic hinges form at various displacement steps. The document concludes with a redesign of the structure according to SRPMK seismic provisions.
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
Metode pengukuran kadar air tanah dan berat isi tanah meliputi (1) penempatan sampel tanah di oven 105°C selama 24 jam untuk menentukan kadar air, (2) penimbangan ring sebelum dan sesudah memasukkan sampel ke dalamnya untuk menghitung berat isi, serta (3) perhitungan kadar air dan berat isi menggunakan rumus tertentu.
Analisis lalu lintas harian rata-rata di Pasar Anggrek dan sekitar Jalan Y'AM Sabran untuk menentukan rencana perkerasan jalan dan pelebbaran. Lalu lintas diperkirakan akan tumbuh sebesar 5% setiap 5 tahun. Analisis menghitung lalu lintas ekivalen awal, tengah, dan akhir untuk menentukan tebal perkerasan minimum yang dibutuhkan berdasarkan daya dukung tanah. Tebal perkerasan minimum yang dihasilkan
Dokumen tersebut membahas karakteristik arus lalu lintas seperti kecepatan, volume, variasi jam-an, harian, dan bulanan. Terdapat pembahasan mengenai penghitungan kecepatan rata-rata, volume lalu lintas, serta grafik volume jam perencanaan."
Dokumen tersebut membahas perhitungan struktur atap bangunan yang menggunakan sistem truss dengan bahan baja. Terdapat perhitungan panjang dan tegangan gording, dimensi trekstang penyangga, serta perhitungan ikatan untuk mengamankan atap dari angin.
This document provides standard sectional dimensions, properties, and characteristics of wide flange (WF) steel profiles based on the Load Resistant Factor Design (LRFD) method according to Indonesian National Standard SNI 03-1729-2002. It includes the profile type, dimensions, sectional area, unit weight, elastic modulus, plastic modulus, geometrical moments of inertia, radii of gyration, and section criteria. Yield strengths of common WF steel grades are also provided.
This document provides an overview of soil mechanics topics that will be covered in a soil mechanics course. It includes definitions of soil, classifications of soil, soil properties such as density, void ratio, porosity, degree of saturation, and water content. It also discusses relationships between these various soil parameters. The document lists reference materials and outlines the main topics and sub-topics that will be covered in each class meeting.
Standar ini mengatur tentang pembebanan yang harus diperhitungkan dalam perencanaan jembatan, termasuk beban mati, beban hidup, beban lingkungan, dan kombinasi beban. Standar ini merevisi ketentuan teknis pembebanan dalam SNI sebelumnya dan menyesuaikannya dengan perkembangan terkini. Standar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi perencana dalam menentukan pembebanan rencana untuk jembatan.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannyaAngga Nugraha
dibuat oleh Angga Nugraha
lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
Materi ini mengenai cara-cara dan contoh perhitungan detail pada pekerjaan Tack Coat dan Prime Coat dalam konstruksi jalan.
Kendali mutu beton di lapangan membahas tentang pengambilan sampel beton di lapangan, persyaratan jumlah sampel berdasarkan volume beton yang dicurahkan, dan evaluasi hasil uji kuat tekan beton berdasarkan SNI. Dokumen ini juga membahas tentang kemungkinan penyebab kegagalan sampel beton dan cara memperbaiki hasil uji, serta pembahasan singkat tentang uji pantul sebagai alternatif pengujian kuat tekan beton.
1. Terdapat tiga jenis keruntuhan pondasi yaitu geser umum, geser lokal, dan penetrasi. 2. Teori Terzaghi menjelaskan rumus perhitungan daya dukung tanah dan pondasi. 3. Beberapa faktor mempengaruhi daya dukung tanah seperti beban, kedalaman air tanah, dan lebar pondasi.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
This document provides details on the structural design of a building, including load assumptions, member dimensions, and seismic load calculations according to SNI 1726:2012. It summarizes the seismic load calculations for two orthogonal directions and evaluates the structure's capacity through pushover analysis. Plastic hinges form at various displacement steps. The document concludes with a redesign of the structure according to SRPMK seismic provisions.
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
Metode pengukuran kadar air tanah dan berat isi tanah meliputi (1) penempatan sampel tanah di oven 105°C selama 24 jam untuk menentukan kadar air, (2) penimbangan ring sebelum dan sesudah memasukkan sampel ke dalamnya untuk menghitung berat isi, serta (3) perhitungan kadar air dan berat isi menggunakan rumus tertentu.
Analisis lalu lintas harian rata-rata di Pasar Anggrek dan sekitar Jalan Y'AM Sabran untuk menentukan rencana perkerasan jalan dan pelebbaran. Lalu lintas diperkirakan akan tumbuh sebesar 5% setiap 5 tahun. Analisis menghitung lalu lintas ekivalen awal, tengah, dan akhir untuk menentukan tebal perkerasan minimum yang dibutuhkan berdasarkan daya dukung tanah. Tebal perkerasan minimum yang dihasilkan
Dokumen tersebut membahas karakteristik arus lalu lintas seperti kecepatan, volume, variasi jam-an, harian, dan bulanan. Terdapat pembahasan mengenai penghitungan kecepatan rata-rata, volume lalu lintas, serta grafik volume jam perencanaan."
Dokumen tersebut membahas perhitungan struktur atap bangunan yang menggunakan sistem truss dengan bahan baja. Terdapat perhitungan panjang dan tegangan gording, dimensi trekstang penyangga, serta perhitungan ikatan untuk mengamankan atap dari angin.
This document provides standard sectional dimensions, properties, and characteristics of wide flange (WF) steel profiles based on the Load Resistant Factor Design (LRFD) method according to Indonesian National Standard SNI 03-1729-2002. It includes the profile type, dimensions, sectional area, unit weight, elastic modulus, plastic modulus, geometrical moments of inertia, radii of gyration, and section criteria. Yield strengths of common WF steel grades are also provided.
This document provides an overview of soil mechanics topics that will be covered in a soil mechanics course. It includes definitions of soil, classifications of soil, soil properties such as density, void ratio, porosity, degree of saturation, and water content. It also discusses relationships between these various soil parameters. The document lists reference materials and outlines the main topics and sub-topics that will be covered in each class meeting.
Dokumen tersebut membahas analisis daya dukung pondasi menurut teori Terzaghi. Terzaghi melakukan analisis dengan beberapa asumsi, di antaranya pondasi berbentuk memanjang tak berhingga, tanah homogen, dan keruntuhan terjadi secara geser umum. Ia mengembangkan persamaan daya dukung yang terdiri dari komponen kohesi, beban terbagi, dan berat tanah. Analisis Terzaghi ini digunakan untuk menghitung daya dukung ult
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pondasi yang dapat diterapkan pada bangunan mulai dari pondasi dangkal seperti telapak, batu kali, umpak, hingga pondasi dalam seperti tiang pancang, sumuran, dan bor pile. Jenis pondasi ditentukan oleh faktor berat beban dan keadaan tanah di lokasi.
Laporan ini membahas hasil pengujian sifat fisik dan mekanik tanah yang dilakukan di laboratorium mekanika tanah. Pengujian tersebut meliputi pengukuran kadar air, berat jenis, batas cair, batas plastis, indeks plastisitas, dan batas susut pada sampel tanah."
The document discusses procedures for determining soil particle size distribution through sieve and hydrometer tests. It provides definitions of soil, outlines sieve and hydrometer test procedures, and discusses relevant concepts like soil texture classes and particle shape. Sample calculations are shown for a sieve test involving determining particle sizes retained on various sieves, calculating percentages, and deriving distribution and uniformity coefficients. Practice problems are also provided to calculate coefficients based on given particle size data.
Dokumen tersebut melakukan perhitungan stabilitas dinding penahan tanah dengan menghitung berat dan momen berbagai bidang pembentuk dinding serta tekanan tanah aktif dan pasif. Perhitungan menunjukkan bahwa faktor keamanan terhadap penggulingan dan pergeseran melebihi batas minimum yang diisyaratkan, sehingga dinding penahan tanah tersebut stabil.
Sifat-sifat tanah yang ditentukan oleh bahan penyusunnya. Sifat-sifat fisika tanah ini sangat penting untuk diketahui, karena memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman yang tumbuh di atas tanah tersebut, selain itu juga mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah.
The document discusses the influence of groundwater on the bearing capacity of soil. It presents examples of soil mechanics problems related to foundation engineering. It recommends several reference books and online sources for further reading on topics like foundation analysis and design, soil mechanics, and geotechnical engineering. The document ends by thanking the reader and recommending additional references.
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60Radi Yosra
Dokumen tersebut berisi ringkasan penyelesaian soal-soal mekanika tanah yang mencakup berbagai konsep seperti berat jenis tanah basah dan kering, porositas, derajat kejenuhan, dan hubungan antara berat jenis tanah dalam kondisi jenuh dan tidak jenuh air.
Struktur baja dengan mengunakan metode LRFDIrbar Alwi
Buku ini membahas perencanaan struktur baja dengan metode Load and Resistance Factor Design (LRFD) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 03-1729-2002. Buku ini membahas tentang analisis dan desain berbagai komponen struktur baja seperti tekan, lentur, sambungan baut dan las, serta komposit dan sambungan untuk konstruksi bangunan gedung.
Buku ini membahas perencanaan struktur baja dengan metode Load and Resistance Factor Design (LRFD) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 03-1729-2002. Buku ini membahas tentang analisis dan desain berbagai komponen struktur baja seperti tekan, lentur, sambungan baut dan las, serta komposit dan sambungan untuk konstruksi bangunan gedung.
Buku ini membahas perencanaan struktur baja dengan metode Load and Resistance Factor Design (LRFD) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 03-1729-2002. Buku ini membahas tentang analisis dan desain berbagai komponen struktur baja seperti tekan, lentur, sambungan baut dan las, serta komposit dan sambungan untuk konstruksi bangunan gedung.
Dokumen tersebut merupakan bab dari buku tentang perencanaan struktur baja dengan metode LRFD yang membahas tentang tekuk, komponen struktur tekan, lentur, sambungan baut dan las.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembuatan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R yang meliputi analisis sampah, desain arsitektural, spesifikasi material, perhitungan biaya, dan sistem operasi pemeliharaan TPS 3R.
Desain dinding geser beton bertulang menggunakan software ETABSAfret Nobel
Dokumen tersebut membahas tentang desain shear wall pada struktur bangunan menggunakan software ETABS. Dokumen menjelaskan perbandingan perilaku struktur bangunan hanya menggunakan sistem rangka konvensional (SRPMK) dengan menambahkan shear wall. Dokumen juga menunjukkan langkah-langkah praktis dalam mendesain dan mengecek tulangan pada shear wall menggunakan ETABS.
Inovasi sistem ganjal kolom yang dapat digunakan berulang ini memiliki tujuan untuk membuat decking kolom dengan biaya lebih murah dan mutu yang lebih baik dibanding sistem konvensional. Sistem ini terdiri dari besi U, long drat, dan baut yang dihubungkan dengan las sehingga dapat menyesuaikan dimensi decking dan tidak mudah hilang. Analisis biaya menunjukkan bahwa walaupun harga satuannya lebih mahal, namun total
Dokumen tersebut membahas mekanisme validasi data rumah layak huni (RTLH) yang meliputi identifikasi kebutuhan RTLH, validasi data komponen rumah seperti kondisi struktural dan non struktural, luas bangunan, kepemilikan, dan status penghuni. Dokumen ini juga berisi contoh format validasi data rumah RTLH.
Pedoman ini memberikan panduan pelaksanaan pondasi cerucuk kayu di atas tanah lembek dan tanah gambut. Terdapat ketentuan umum seperti keadaan medan, bahan yang digunakan, serta teknik pelaksanaan meliputi peralatan, bahan, dan cara pelaksanaan mulai dari persiapan, pemancangan cerucuk, hingga penimbunan material.
SNI 03-1974-1990 merupakan standar nasional Indonesia tentang metode pengujian kuat tekan beton. Standar ini menjelaskan prosedur pengujian kuat tekan beton mulai dari persiapan sampai pelaporan hasil, termasuk jenis peralatan, cara pembuatan dan pematangan sampel, proses pengujian, dan perhitungan hasil pengujian.
Dokumen ini merupakan standar nasional Indonesia tentang baja batangan untuk keperluan umum, mencakup istilah, syarat mutu, cara pengujian, dan persyaratan penandaan dan pengemasan baja batangan.
Buku ini membahas tentang balok dan pelat beton bertulang. Terdiri dari 7 bab yang mencakup pengenalan bahan beton dan baja tulangan, prinsip dasar beton bertulang, balok persegi panjang dengan tulangan tunggal, balok persegi panjang dengan tulangan rangkap, tulangan geser dan torsi pada balok, serta pelat beton bertulang.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. fuIEKANIKA XANAH &
TEKNIK PONDAEI
EDITOR:
Ir. Suyono Sosrodarsono
l(azuto Nakazawa
PE;{ERJEMA}.I :
lr. L.Taulu dkk.
I
I
I
I
I
{:
{-:
l'/
ffi tt
.tt
2. (1)
t2t
UNDANG.UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1987
Tentang
Hak Cipta
pasal 44
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumum-
kan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin
untuk itu, dipidana dengan pidana peniara paling lama
7 (tuiuh) tahun dan / atar denda paling bany*
Rp 100.@0.000.00 (seratus juta rupiah).
Barangsiapa dengan sengnja menyiarkan, memamerkan.
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana
dimaksud dalam ayat (1). dipidana dengan pidana pen-
jara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 50.000.000,00 ( limapuluh iuta rupiah).
l(
d.
0
)
4. Perpuskkaan Nasional : katalog dalam terbitan 6Df)
MEKANIKA tanah dan teknik pondasi/ editor, Suvono
Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa.- Cet. 7 - Jakarta
Pradnya Paramita, 2000.
xii, 338 hal. : 26 cm.
Judul asli :"Soil mechanics and foundation engrneenng"
ISBN 979-408-174-4.
l. Tanah (teknologi) 2. Pondasr
I. Sosrodarsono.Suyono
IL Nakazawa. Kazuto
5t{ l_i
{
lvl
Bad:rn
Propinsi
e:r/.9)/,
;E !8.'lLl"'.
['crpusiakaan
Jarva Timur
MEKANIKA TANAH dAn TEKNIK PONDASI
Judul asli : Soil Mechanics and Foundation Engineering
Oleh : Kazuto Nakazawa dkk
Editor . Dr. Ir. Suyono Sosrodarsono
Kazuto Nakazawa.
O Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang
Diterbitkan oleh : PT Pradnya Paramita
JalanBungaS-84
Jakarta l3 140
Cetakan Ketujuh : Th. 2000
Dicetak oleh : PT Peftja
i
0r
7. viii Daftar Isi
3.6.2 Pengujian pemadatan 66
3.6.3 Pengujian karakteristik kekuatan 68
3.6.4 Pengujian karakteristik deformasi 70
3.6.5 Pengujian permeabilitas air 70
3.7 Percobaan pada lokasi asli 7l
3.8 Penentuan konstanta-konstanta tanah untuk perencanaan 72
4 Pemilihan Bentuk.Pondasi 75
5 Pondasi Telapak
5.1 Umum 79
5.1.1 Jenis-jenis pondasi telapak 79
5.1.2 Tanah pendukung dan mekanisme pendukung 80
5.1.3 Dalamnya pondasi 80
5.1.4 Syarat perencan&rn Pondasi telapak 81
5.1.5 Bentuk dan ukuran Pondasi relapak 81
5.2 Kestabilan Pondasi 84
5.2.1 Kestabilan dalam arah vertikal 84
5.2.2 Kestabilan terhadap guling 86
5.2.3 Kestabilan dalam arah mendatar 86
5.3 Perencanaan strukturil 88
5.3.1 Rencana tumpuan 88
5.3.2 Besarnya reaksi tanah 89
5.4 Pertimbangan untuk pelaksanaan pekerjaan 90
6 Pondasi Tiang
6.1 Umum 9l
6.2 Penggolongan dan penggunaan pondasi tiang 92
6.3 Perencanaan 96
6.3.1 Dasar-dasar perencanaan 96
6.3.2 Perincian perencanaan 97
6.4 Daya dukung yang diizinkan 99
6.4.1 Daya dukung vertikal yang diijinkan 99
6.4.2 caya tarik yang diijinkan 104
6.4.3 Daya dukung mendatar yang diijinkan 105
6.4.4 Batasan Daya dukung yang diijinkan 106
6.4.5 Konstanta pegas K, untuk arah vertikal dan koefisian k dari reaksi lapisan di
bawah permukaan tanah dalam arah mendatar 108
9. II
I
II
Daftar Isi
8 Pondasi Tiang Turap
8.1 Umum 175
8.2 Struktur pondasi tiang turap 175
8.2.1 Bahan-bahan yang digunakan 175
8.2.2 Bentuk struktur 177
8.3 Garis besar cara merencanakan pondasi tiang turap 180
8.3.1 Dasar-dasar perencanaan 180
8.3.2 Perancanaan pelat mahkota dan pengelolaan bagan kepala tiang 182
9 Tembok Menerus Di Bawah Tanrh
9.1 Umum 187
9.2 Macam-macam metode tembok menerus di bawah tanah 187
9.3 Pemakaian cara tembok menerus di bawah tanah 189
9.4 Perencanaan tembok menerus di bawah tanah 190
9.5 Pelaksanaan tembok menerus di bawah tanah l9l
9.6 Stabilisasi permukaan tembok tergali dan air lumpur buatan 193
10 Turap, Bendungan Elak Sementara
l0.l Umum 195
10.2 Macam turap dan cara bendungan elak sementara 196
10.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode 197
10.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan pembangunan 199
10.5 Perencanaan turap (bendungan elak sementara) dengan tiang tegak dan papan
turap serta turap baja tunggal 200
10.5.1 Perencanaan umum 200
10.5.2 Perencanaan 205
10.6 Perencanaan bendungan elak sementara dengan turap baja rangkap 2ll
L0.7 Contoh perhitungan untuk merencanakan bendungan elak sementara dengan
turap baja rangkap 216
11 Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang LunaS
11.1 Umum 223
ll.2 Klasifikasi metode perbaikan lapisan tanah'dasar yang lunak 226
ll.3 Perbaikan lapisan tanah dasar yang lunak dan kohesip 228
11.3.1 Metode perbaikan permukaan 231
11.3.2 Metode perpindahan 232
11.3.3 Metode timbunan imbangan-berat 233
11.3.4 Metode pembebanan perlahanJahan 234
11. xii Daftar Isi
14.1.8 Pemilihan macam tembok penahan 282
14.2 Perencanaan tembok penahan 282
14.2.1 Hal-hal dasar dalam merencanakan tembok penahan 283
14.2.2 Pendekatan terhadap perencanaan bermacam-macam tembok penahan dan
contoh-contoh perencanaan 284
14.3 Pelaksanaan pekerjaan tembok penahan 300
14.3.1 Dalamnya pelindung tembok penahan 300
14.3.2 Pekerjaan drainasi 301
14.3.3 Sdmbungan lepas (expansion joint) dan sambungan konstruksi (construction
.ioint) 301
15 Kepala Dan Pilar Jembatan
15.1 Jenis dengan penerapan kepala jembatan dan pilar jembatan 303
l5.l.l Kepala jembatan 303
15.1.2 Pilar jembatan 304
15.2 Penggerusan 305
15.2.1 Mekanisme penggerusan sekitar pilar 306
15.2.2 Cara penaksiran dalamnya penggerusan 306
15.2.3 Metode perlindungan terhadap penggerusan 307
15.3 Gaya luar yang bekerja pada kepala jembatan dan pilar jembatan 307
15.3.1 Kepala jembatan 307
15.3.2 Pilar jembatan 308
15.4 Perencanaan kepala jembatan 309
15.4.1 Pendekatan dalam perencanaan kepala jembatan dengan penopang 311
15.4.2 Perencanaan parapet (sandaran) 314
15.4.3 Perencanaan sayap 315
15.5 Garis besar perencanaan pilar 318
16 Gorong-Gorong
16.1 Bangunan gorong-gorong persegi 322
16.1.1 Dasar perencanaan 322
16.1.2 Beban yang dipergunakan untuk perencanaan 322
16.1.3 Detail bangunan 324
16.2 Gorong-gorong bundar 327
16.2.1 Beban yang dipergunakan dalam perencanaan 328
16.2.2 Perencanaan 329
16.3 Contoh perencanaan gorong-gorong persegi 330
16.3.1 Kondisi perencanaan 330
16.3.2 Perhitungan beban 330
16.3.3 Analisa kerangka kaku 332
16.3.4 Perhitungan gaya setempat dari tiap-tiap bagian 332
16.3.5 Perencanaan tiap-tiap bagian penampang 334
13. 1.2
I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
, Selanjutnya, bila suatu kepala jembatan dihubungkan dengan suatu tanah timbunan,
maka harus diadakan analisa mengenai tabiat dari tanah yang diakibatkan oleh tekanan
beban dinamis dan keadaan pemadatan tanah timbunan itu.
Untuk mengadakan peramalan dan penilaian teknis sedemikian diperlukan
pengertian yang mendalam mengenai karakteristik mekanis dari tanah. Hal ini akan
dijelaskan pada pasal-pasal yang berikut. Selanjutnya perlu dikemukakan bahwa
pengalaman dan pengetahuan mengenai kondisi tanah yang telah diadakan pem-
bangunan beserta kondisi bangunan itu, adalah berguna untuk mengatasi masalah yang
sedang dihadapi.
Klasifikasi Tanah
Suatu klasifikasi mengenai tanah adalah perlu untuk memberikan gambaran sepintas
mengenai sifat-sifat tanah dalam menghadapi p€rencanaan dan pelaksanaan. Jadi,
untuk maksud pemanfaatan contoh-contoh perencan,un dan pelaksanaan di masa
yang lampau atau ketelitian penggunaan s)'arat-s)'arat perencanaan yang digunakan
dalam peraturan perencanaan (spesifikasi p€rencanaan), ternl'ata diperlukan suatu
klasifikasi tanah yang dikelompokkan menurut suatu kriteria yang sama.
Klasifikasi tanah diperlukan antara lain bagi hal-hal sebagai berikut:
ll Perkiraan hasil eksplorasi tanah (persiapan log-bor tanah dan peta tanah dll).
2) Perkiraan standar kemiringan lereng dari penggalian tanah atau tebing.
3) Perkiraan pemilihan bahan (penentuan tanah yang harus disingkirkan. pemilihan
tanah dasar, bahan tanah timbunan dll).
4) Perkiraan persentasi muai dan susut.
5) Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemilihan cara
penggalian dan rancangan penggalian).
6) Perkiraan kemampuan peralatan untuk konstruksi.
7) Rencana pekerjaan/pembuatan lereng dan tembok penahiin tanah dll. (Pemilihan
jenis konstruksi dan perhitungan tekanan tanah.)
Untuk menentukan dan mengklasifikasi tanah, diperlukan suatu pengamatan di
lapangan dan suatu percobaan lapangan yang sederhana. Tetapi jika sangat meng-
andalkan pengamatan di lapangan, maka kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh
perbedaan pengamatan perorangan, akan menjadi sangat besar. Untuk memperoleh hasil
klasifikasi yang objektif, biasanya tanah itu secara sepintas dibagi dalam tanah berbutir
kasar dan berbutir halus berdasarkan suatu hasil analisa mekanis. Selaqjutnya tahap
klasifikasi tanah berbutir halus diadakan berdasarkan percobaan konsistensi.
Tabel 1.1 menunjukkan nama, tanda dan standar yang diklasifikasi berdasarkan
"Unified Standard Classification System."
Secara sepintas, sekelompok tanah yang diklasifikasi dengan cara demikian,
kelihatan pada umumnya mempunyai sifat-sifat yang sama. Tabel 1.2 & 1.3 men-
cantumkan pengalaman di masa lampau yang memperlihatkan jenis tanah beserta
masing-masing sifatnya. Dapat dimengerti bahwa Tabel 1.2 & 1.3 yang hanya diperoleh
dari percobaan-percobaan pemisahan yang sederhana, adalah berguna untuk mendapat-
kan gambaran yang sepintas mengenai survai, perencanaan dan pelaksanaan berbagai
pekerjaan yang berhubungan dengan tanah.
Di samping "Unified Classification Method," di beberapa negara terdapat berbagai
metoda klasifikasi yang ditentukan dalam buku pedoman untuk peraturan perencanaan.
Tetapi mengingat batas ukuran diameter butir untuk kerikil, pasir, lanau (silt) dan
lempung (c/ay) sering berbeda dari negara ke negara yang lain dan dari waktu ke waktu
yang lain seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 1.2 maka sebelumnya harus diperhati-
*-7
ri
15. 7
I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
Tabel 1.2 Tabel klasifikasi berdasarhan cara "Unified Classification" (Untuk Tanah
Urugan dan Tanah Pondasi).
Nilai-nilai pada kolom 16) dan (E) heya Derupakan Nilai Standard. Pcrencanaan diaDbil dari hasilh6il 16l
Pada kolom (7), bila kondisi kelembaban dd dalamnya pengaruh tekanan dipilih baik-baik, kerapatan yang ditE lule dapal dip€roleh dengan mesin-mesin yang
disbutkm di ata. dmgan frekuensi yang sesuai.
Berat Volume K€ring pada kolom (8) oenunjukkan Nilai pada saai pemadatan dengan energi peDadataD bcrdMLe Slsrim Kldifikdi Tmah AASHO pada
kadar air oplimum.
ta
Catalan. l.
2.
l
Klasi6kasi
Umum
(1) (2'l
Simbol
kl6i-
fikasi
(3)
Jenis Tanah
(4)
Peny6uaian sebagai
peng$r
(s)
Kcfisied Karalteristil
pemadatan
t7t
lerat Volum
Lerinp
v,(/mY)
(8)
Penyesuaian
untuk tanah
pondmi
(e)
Penyesuaian
rrmeabrlitil
(10)
& (cm/det)
(6)
Tanah
berbutir
Kerikil
tanah
dari
pecahan
kedkil
GC
GW
GP
GM
Kerikil atau campurmlerikil dan
paslr yang mempunyat pem-
bagian ukuan butir yang baik,
sedikit arau lanpa butiran halu
Sangat stabil,
dipergunakan mtuk
bagianymgtidak ke-
dap sir pada teggul
atau bendbgm
Cukup stabil,
diperguna.kan untut
bagian yangtidak k€-
dap air pada tanggul
atau bendungan
Cukup slabil, lidak
begitu cocok untuk
bagian yg tidak ke-
dap air, tetapi di-
pakai sebagai inti
atau *limut yan8 ke-
dap air
Agak stabil, diprrgu-
nakaD *bagai irli
yaDg tedap air
> l0-'
> 10-2
-r 10
6 lo-
l0
10
Baik. djperlulaD
pengawsan p€kcr-
iam yaog keta!. be
karet (dbber tir€t,
p.nggil6 [ali doD-
ba Ishep f@t rol-
Ierr dll
Bail. be kdct (ruE
b.r lu.t. pcoggil$
Iali dooba tsh@
f@t rolkr) dll
traktor ban ka-
(rubber rirs),
2,N 2,16
1.84 2.00
1.92
t,t4
.16
2,08
Daya dutung
baik
Daya dukung
i!aik
Daya dukunB
baik
Daya dukung
Dinding balmg
(cutsoff wall)
Dinding haleg
(cutoff wall)
Unruk parii
kaki (toe
tr€nch)
atau kadang-
kadmg tidak
diperlukan
Tidak perlu
parr yang mempunyat
pembagian pdir yang
mempunyai pembagim ukurm
butir yang jelek. sedikit alau
tanpa buliran balu
Kerikil b€rl&au, campuran ks
rikil pasir dan lempung
Kerikil berlempung, campuran
kerikil pasir dan lempung
Psir
dan
tanah
berpair
SW
SP
SM
SC
Paslr yaDg mempuya pem- I
bagim ukuru bulir yaDg bail. i
atau p6ir dari p6ahm keritil.
tedikil atau lmpa butru hal6
Pair yaDg oempuya pem-
bagiatr ulurm butir yeg jclct.
atau pdir dei p63he Lcriht.
redikit atau tupa butiru helE
Psir barlmau. cmpuu p6ir
dm laDau
Pilii b€rl€mp@8, cmpurm pa-
!i! dan lempug
Se8ar siabil. difEr-
gunako utuk ba-
gju ydg tidal L€-
dap air. (.tapi p.rlu
mtul p.Lbd@! 16
mg
C*up sEbil, dip.r-
luald MUL p.-
nmpu3 ugul
y&E tidrl beSitu
ff&
Agak sBbil. tidal
begiru @k utul
bagiu yeg tidal
kedap air, tctapi
dipalai sbagai iDti
atau slimut ymg
kedap air
AgaI srabil, diFrSu-
Datu sbagai iDti
ymg kedap aif untut
tmgSul peDgelal
bmjir
l0
>10 3
lo- 3-r0
to- 6-10-
Iraltor
lraktor
dipcrluke
w6tu Fker-
,aD8 ketat, btr
(rubber tie),
il6 kati doh-
@p f@t
I
Fnggilu kati
a (oh6p f@!
1,70-2,08
t,60-1.92
l-76-2.m
.m1.6t
a dukung
r dulung
atau t-
baik lcr'
ug pada
eolMenya
Daya dutug
Mil atau
burul
atau tL
baik t€r-
Eg pada
S.limut hillu
(upstream
bleket) dan
drain6i kaki
alau sumur
Selimut hulu
(upstr€m bla-
nkct) dm drai.
n6i kati atau
sumur
Sclimut hulD
(upstre@ bla-
Dket) dan drai.
n8i kaki atau
sumur
Tidak pcrlu
tircd
Tanah
berbutir
ha,us
Lanau
dan
Lempr
LL<
ML
CL
OL
Lanau inorg&il. p6ir sugat
halus, debu pads, p6ir hals
berleau atau berlempug alau
loau berlempmg dengm
plfftisitd retrdah
Lempug inorgaoik, ymg meqr-
punyai plastisitd lebih r€ndah
dad hargd rata-rata, lefi puagdari
kerikil, lemputrg bc.p6ir. lem-
pung berlanau, l.mpunS dengm
viskGit{s keil
Lanau inorganik'dcngan plae
trsitas ieDdah dd lempunS
b€rlanau
Stabilitd buruk, di-
pakai *bagai tmah
pengisi bila telab di-
terjake sp€rluya
Stabil, c@ok untuk
inti de selimut k€-
dap air
Tidak c@ok unluk
tanah p€ngisi
10-'-10-
10 5 10-
t0- '- 10
Baik atau burut,
pdgarye t6-
hadap IElerjatu
peodng *kali, peng.
gil8dengu bu b.r
tekaDD, pcDgsild
kaki domba
Baik atau tidak bail
penggils kati
domba, peDggils
dmgm bu
b€nekanan
Baik atau lidat bark
penggils kaki dom-
ba, (sh@Ffoot
roller)
52
.flrl.lt
1.5 1.9:
9: Sa8ar burul
ffDE8lD-
lu
timbulDya
aliru
Da].a du-
LuEnla
rota& bail
alau burul
Dara du'
tu8rta
dDjadi balk
euu bwk.
lmruan
I d8 b€sar
EuEtin
r.q3dr
Uotuk pari!
kali atau
kadmg-kadmg
tidak
diperlulan
Tidak perlu
Tidak perlu
Lanau
dan
Lempung
LL>50
MH
CH
OH
Lanau inorganik, lempung halus
berpasir atau b€rlanau yang
mempunyai butiran mika atau
ganggang (diatomae)
l*mpung inorganik berplastisitas
tinggi, lempung berviskositas
ilnggr
L€mpung organik,ang
b€rpl6tisittr melcbihi rara-rrta,
lanau organik
Stabilitas sedikit je-
lek. dipakai untuk
inti dari bendunean
pemampalan hi
drolis, retapi tidak
cocok untuk pema-
datan dengan
penggil6
Agak stabil pada le-
reng yang landai, di-
pakai untuk inti yang
lipis, selimut dan ta-
nah tuggul
Tidak cocok untuk
tanah pengisi
10 10
l0
l0- 6- l0-
l0
Buruk alau tidal
c@ok penggils krlil
domba. (shep.f@l I
roller)
Baikarautidak ball. 1.:0-1.6r Da!a du-
penggilA kaki dom- Iunerra baik
ba. (sh*Ff@t Iau buruk
roller)
Buruk atau tidal cG l.Gr-1.06 Da)- a du-
cok. pcnggila lalL lungnd s/-
domba. npar burul
(sheFfoot
rollerl
l.l: 1.5: Dala du-
LunSnla
t@k
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Tanah organik Pt Gambul (peat) dan tanah organik
ekstrim lainnya
Tidak diDakai
konstruk'si
Trdak praktrs Dreluarkan
bila dipalai dan lanah
setelah pndui dan
pemadatan llrdal
drp€rgunakan
17. Catatan: 1.
I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
Tabel 1.3 Klasifikasi berdasarkan'oUnified Soil Classffication"
(Untuk Saluran dan Landasan)
3.
4.
GM dan SM dalam kolom (3) digolongkan secara lebih teliti dalam d dan u hanya untukjalan
raya dan lapangan terbang. Penggolongan yang lebih teliti ini didasarkan pada batas Atterberg
dan d (misal GMd) dipergunakan untuk LL <28 dan PI S 6; u digunakan untuk LL < 28.
Nilai pada kolom (5) adalah untuk permukaan bawah dan lapisan sub dasar, tidak termasuk
lapisan yang terletak tepat di bawah aspal jalan.
Dalam kolom (3) "sangat baik" dimaksudkan bila dipakai batu pecah yang bermutu baik.
Tanah-tanah pada kolom (7) mengalami pembekuan jika kondisinya menurut buku petunjuk
cenderung menyebabkan terjadinya pembekuan.
Dalam kolom (10) jika kondisi kelembaban dan dalamnya pengaruh tekanan diperhatikan
benar-benar, maka kepadatan yang diperlukan dapat diperoleh dari daftar peralatan di atas,
dengan frekuensi yang sesuai. Hal ini dikarenakan sifat-sifat tanah yang berbeda-beda dari
setiap kelompok, memerlukan peralatan yang berbeda. Atau dalam hal tertentu diperlukan
beberapa peralatan yang terdaltar di atas. Dalam hal tertentu perlu dipakai kombinasi dua buah
peralatan.
a. Bahan lapisan sub dasar dan batu bersudut lainnya.
Untuk batu-batu bersudut yang dibatasi sebagai butiran halus atau lolos saringan, makd
dapat dipakai penggilas beroda baja. Untuk bahan-bahan lunak yang cenderung me-
ngalami penurunan mutu, maka dapat dipakai mesin dengan ban bertekanan.
b. Penyelesaian akhir.
Selama pekerjaan mencakup masalah penuangan, maka penggilas dengan ban bertekanan
cocok untuk segalajenis tanah dan bahan-bahan pilihan lainn1,a.
c. Ukuran mesin.
Untuk menjaga kepadatan yang tinggi, yang diperlukan dalam pembuatan lapangan
terbang, mesin-mesin perlu mempunyai ukuran-ukuran sebagai berikut:
Traktor Caterpillar..............................Berat total 15 ton atau lebih.
Mesin dengan ban bertekanan............Berat roda 7,5 ton atau lebih. Untuk bahan ter-
tentu kadang-kadang diperlukan berat roda 20 ton
(tekanan sentuh kira-kira 4.5-10.5 kg/cmr).
Penggilas kaki domba.........................Umumnya dengan satuan tekanan sekitar 17,5
(Sheepsfoot roller) kg/cm, (untuk kaki 40-80 cm2) tetapi untuk men-
dapatkan kepadatan yang dikehendaki seringkali
diperlukan tekanan unit 45 kg/cm2 untuk bahan
tertentu. Luas kaki disyararkan 5y"lebih besar dari
luas keliling drumnya (dengan anggapan bahwa
luas tersebut merupakan luas dari ujdng kaki).
6. Berat volume kering pada kolom (11) adalah nilai pada saat pemadatan dengan tenaga
pemadatan didasarkan pada sistim penggolongan tanah AASHo yang telah diperbaiki, dengan
kadar air optimum.
rt
Klasilikasi
Umum
(r) t2l
Simbol
Klasi6-
kasi
(3)
Jenis anah
(4)
Penyesuai-
m untuk
pond6i
Pedyesuai-
aD untuk
lapisan
sub
dasar
tepat di
bawah
aspal
jalan
(6)
Kemung-
kinan sibilitas
&
Silat Alat Pemadar
drarnasi
t9r (10)
Berat
kering
(t/m')
Il)
CBR
lapa-
ngan
(12)
Koelisien
tidak
ada
(5) (i)
pengem-
baDgan.
(8)
bawah
t (kg/cm
(ll)
LL>5
!4H
]H
)H
Lanau inorgmik, lempung
halus berpasir aBu
berlanau ymg mempunyai
butiran mika atau
ganggang (diatomae)
L€mpuog inorganik
beplastisilas tinggi,
lempung befl iskositas tinggi
Lempung organik yang
berplastisitas melebihi
rata-rata, lanau organik
idak
aik
idak
aik
idak
aik
tau
1ng3l
Tidak ls.o..e
lmngqt
lun*
I
S€d&g
ff,n* Culup PenglLl& Ldl, l,2E 1.60
tra* domha
aEu
bat
Ting€r Pmlue Peng8rlN kakr 1.,1,1 1.76
Dla donba
kcdap
TugB Pm.ktg PmSarla! l.l8 1.68
Dta kali
kedap domba
Tidak
cmok
Tidak
4-8
l5
l5
2.8 5,5
1,4 2,8
1,4 2,8
lanah organik
kstrim
Gambut dan tanah
organik ekstrim lainnya
rdak I r&k g:l : SsaI
@ok ccok b6n
lukuD
,aik '
!Eu
Tidak praktis
dengan pemadatan
19. 1.3
I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
Kekuatan Geser Tanah (Shear Strength)
Nilai kekuatan geser tanah antara lain diperlukan untuk menghitung daya dukung
tanah atau untuk menghitung tekanan tanah yang bekerja pada tembok penahan tanah.
Bila gaya geser bekerja pada permukaan di mana bekerja pula tegangan normal,
seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 1.3, maka harga z akan membesar akibat de-
formasi, mencapai harga batas seperti yang diperlihatkan pada Gbr. 1.4. Bila harga
batas yang diperoleh ini digambarkan dengan o yang berbeda-beda, maka diperoleh
Gbr. 1.5. Garis lurus dalam Gbr. 1.5, memperlihatkan karakteristik kektatan dari
tanah yang dinyatakan oleh persamaan.
l"
Gbr. 1.3 Geseran dari tanah.
Regangan e
Gbr. 1.4 Tegangan geser dan regangan.
Gbr. 1.5 Tegengan krrekteristik tenrh.
t!:c*otat$ (l.l)
di mana
c: Kohesi tanah yang sebenarnya
@: Sudut geser tanah
o: Tegangan normal yang bekerja
Secara sepintas kekuatan geser dapat dibagi dalam nilai yang tergantung pada
tahanan geser antara butir-butir tanah dan kohesi pada permukaan butir-butir tanah itu.
Sesuai dengan hal tersebut di atas, seringkali tanah itu dibagi dalam tanah yang kohesif
dan tanah yang tidak kohesif. Contoh tanah yang tidrk kohesif adalah pasir yang
dalam persamaan (1.1) mempunyai harga c:0. contoh tanah yang kohesif adalah
lempung. 5g-hS$ dari lempung diperkirakan disebabkan oleh gravitasi listrik dan sifat-
sifat dari air yarffdiserap pada permukaan partikel lempung. Bilamana tanah berada
dalam keadaan tidak jenuh, meskipun tanah itu tidak kohesif, maka sifat kohesi itu
kadang-kadang dapat terlihat sebagai tegangan permukaan dari air yang terdapat
dalam pori-pori. Jadi, kekuatan geser tanah berubah-ubah sesuai dengan jenis dan
kondisi tanafitu.
Selaqiutnya, untuk mempelajari kekuatan geser tanah kohesif yang berada dalam
MI[, IT
Bedan Perpustal.iian
Propinsi Jau,a Timur
o
ou)
b0
d
o0
o
F
"ri
21. 1.4
10 I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
nilai yang diperoleh dari "unconsolidated undrained test" (u-u test). Gbr. 1.5 mem-
perlihatkan karakteristik tegangan yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi percobaan
yakni kondisi drainasi seperti yang terlihat dalam Gbr. 1.7.
konsolidasi dan tanpa didrainasi
o":
Tegangan pada awal konsolidasi
Gbr. 1.7 Tegangan karakteristik dari tanah kohesif.
Pada pembangunan tanggul di atas tanah kohesif, penimbunan tidak akan segera
mengakibatkan peningkatan kekuatan tanah. Sesudah lapisan tanah dasar dikonsolidasi
oleh beban timbunan itu, maka-.kekuatan geser tanah akan bertambah. Jadi, dalam
perhitungan stabilitas sesudati-diadakan penimbunan, disarankan agar mengadakan
analisd tegangan total dengan menggunakan nilai kekuatan geser yang diperoleh dari
percobaan "unconsolidated undrained" atau "unconfined compression test." Selar{utnya
dalam penelitian stabilitas untuk jangka panjang, adalah lebih baik mempertimbangkan
peningkatan kekuatan tanah dengan menggunakan analisa tegangan effektif.
Mengingat tegangan effektif pada tanah kohesif yang tidak jenuh meningkat sesuai
dengan-tegangan total, maka kekuatan geser sebagai faktor yang didasarkan pada nilai
tegangan total mempunyai sifat peningkatan seperti yang terlihat dalam Gbr. 1.7. Hal
ini berlakujuga untuk tanah yang berada dalam keadaan tidak didrainasi ("undrained")
sampai seluruh pori itu menjadi jenuh dengan air oleh pembebanan yang terjadi.
Dalam menghadapi persoalan yang bersangkutan dengan kekuatan geser tanah,
khususnya untuk tanah-tanah kohesif, maka harus digunakan kekuatan geser yang
cocok bagi kondisi tanah itu atau kondisi pembebanan.
Pada tahap-tahap permulaan dari suatu perencanaan, sering diperlukan suatu
gambaran yang kasar mengenai harga kekuatan geser sesuai persamaan (l.l) dan (1.2)
tanpa melaksanakan pengujian geser. Untuk keperluan ini, harga kekuatan gcser itu
dapat diperkirakan dari hasil sondir yang diuraikan dalam Bab 3.
Kemampatan Dan Konsolidasi Tanah
Tanah mempunyai sifat kemampatan yang sangat besar jika dibandingkan dengan
bahan konstruksi seperti baja atau beton. Baja dan beton adalah bahan yang tidak
mempunyai pori. Itulah sebabnya volume pemampatan baja dan beton itu adalah sangat
kecil, sehingga dalam keadaan tegangan biasa baja dan beton tidak mempunyai masalah.
Sebaliknya karena tanah mempunyai pori yang besar, maka pembebanan biasa akan
mengakibatkan deformasi tanah yang sangat besar. Hal ini tentu akan mengakibatkan
penurunan pondasi yang akan merusak konstruksi.
Berlainan dengan bahan-bahan konstruksi yang lain, karakteristik tanah itu di-
dominasi oleh karakteristik mekanisnya seperti permeabilitas atau kekuatan geser yang
berubah-ubah sesuai dengan pembebanan.
Mengingat kemampatan butir-butir tanah atau air itu secara teknis sangat kecil
sehingga dapat diabaikan, maka proses deformasi tanah akibat beban luar dapat
dipandang sebagai suatu gejala penyusutan pori. Gbr. 1.8 menunjukkan, bahwa akibat
a
ffi
23. r
12 I Tanah Sebagai Bahan pondasi
akibat Eaya yang bekerja pada tanah itu telah selesai, atau bilamana tekanan gaya luaritu telah bekerja sepenuhnya pada butir-butir tanah, -rk" ;;;;r"n effektif itu dapatdihitung yakni sama
fes3r lensan besarnya tekanan puau tuiut, itu. Dalam keadaansedemikian' ditinjau dari gejala kemampatan, secara teknis tanah kohesif itu adalahsama dengan tanah pasiran.
Dari hubungan antara tegangan effektif dengan angka pori dalam Gbr. r.gmenunjukkan bahwa pasir yang.tergalg,g*."
.(distirbed to'rro i^o repas mempunyaikecenderungan yang sama seperti tanau dun iirLburg. r.t oi, ,i"0," besar angka poriawal dari tanah, maka.makin besar pemampatannya, peningkatan penekanan mi:nye_babkan konsolidasi sehingga p"*uroputun tanah akan u".r.r.?ig.
K-emampatan tanah dinyatakan dengan koeffisien t.i"--p"o, mu dan indekspemampatan (compression index) C".
fru:
(-:-
0,8
0,6
?min
0,4
p (tlm,
Gbr. l.l0 Keadaan ewal dan kompresibilitas pasir.
Seperti terlihat daram Gbr._ 1.9, kemampatan tanah berbeda-beda besarnya, yaknisesuai dengan jenis tanah dan kondisi awal tanah itu. Gbr. l.l0 menunjukkan bahwakemampatan pasir berbeda-bedasesuai dengan kondisi u*uroyu i"tni padat atau lepas.Pasir pengisi dengan kondisi awar yang repai, mempunyai kemampatan yang lebih besardafipada pasir yang dipadatkan. pasii repas'itu masitrmerniiitiirrgt" pori yang besarmeskipun tekanan statis meningkat.
d(logro p)
0,01 0, I I,0
p (tlm2)
Gbr. 1.9 Tekanan (tegangan effekfif) dan angka pori.
-
Deformasi
clastis
0,1 I l0 roo
lde
- 1 +idp
de
(1.3)
(1.4)
I
Deformasi plastis
Tekanan sebelumnya
p (rlmr)
Gbr. l.ll Diegrem histeresis.
.i
25. t4 I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
Tinggi tekanan
Tinggi tekanan
hd.
,PT
y*
Kehilangan tinggi tekanan
Lh:h-hz
Tingg tekanan
hr,:P'
t-
elevasi
Tinggi reierensi
Gbr. 1.13 Aliran rembesan dan tinggi rembesen.
Tabel 1.4 Nilai Koefisien Permeabilitas Secara kasar.
Lempung Lanau
Pasir sangat
halus
Pasir halus
Pasir
sedang
Pasir
kasar
Kerikil
kecil
Dro (mm)
k (cm/sec)
0-0,01
3 x 10-6
0,01-0,05
4,5 x 70-a
0,05-0,10
3,5 x 10-3
0,10-0,25
1,5 x l0-2
0,2s-0,50
8,5x10 2
0.50- 1,0
3.5 x 10-t
r,0-5,0
3,0
Untuk mengetahui nilai permeabilitas tanah, biasanya digunakan uji permeabilitas
seperti yang dikemukakan dalam Bab. 12. Untuk mengetahui nilai permeabilitas lapi-
san tanah setempat, digunakan cara dengan mengukur fluktuasi muka air tanah dari lapi-
san tanah di sekitarnya setelah air dipompa ke luar melalui suatu sumuran atau seba-
liknya kadang-kadang digunakan cara dengan menuangkan air ke dalam sumuran.
Mengingat air rembesan dalam tanah bergerak sepanjang pori tanah, maka rembesan
itu sudah tentu berkaitan sekali dengan angka pori tanah atau diameter rata-rata butir
tanah.
Dengan menganggap bahwa butir-butir tanah itu berbentuk bola dengan diameter
yang sama, permeabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut:
k-
D":
lni
4:
ei
C:
no3
D? .!!.=:-. C'tl l+e
Diameter rata-rata butir tanah
Berat isi air
(1.6)
Koeffisien viskositas air
Angka pori
suatu tetapan (konstanta) yang ditentukan oleh bentuk butir dan keadaan
tanah secara keseluruhan. Kesalahan yang diakibatkan oleh penganggapan
bahwa butir-butir tanah itu berbentuk bola dengan diameter yang sama,
dianggap termasuk dalam koeffisien ini.
Dari persamaan (1.6) dapat dilihat bahwa koeffisien permeabilitas itu sebanding
dengan kwadrat dari diameter butir dan e3l(l * e). Mengingat butir tanah dalam
formulasi ini dianggap berbentuk bola, maka persamaan ini cocok sekali untuk pasir
yang bergradasi seragam dengan diameter butir yang serupa.
Permeabilitas pasir kasar dan seragam dapat diperkirakan secara kasar dengan
rumus Hazen,
.|)
k : CD?o (r.7)
27. 3-
16 I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
Pada penggambaran selalu dianggap bahwa garis rembesan, batas antara dasar
tanggul dan lapisan yang kedap air menunjukkan garis aliran. Selanjutnya berdasar-
kan syarat batas dalam hidrolika, maka permukaan lereng tanggul adalah garis eki-
potensial. Sesuai dengan prinsip bahwa garis ekipotcnsial dan garis aliran saling
berpotongan tegak lurus, maka kita dapat menggambar garis-garis aliran dan
ekipotensial dalam tubuh tanggul dan lapisan dasar dengan cara mencoba-coba (trial
and error). Harus diusahakan supaya segiempat-segiempat yang terbentuk oleh jaringan
adalah berbentuk mendekati bentuk bujur sangkar.
Volume rembesan air yang mengalir antara 2 buah garis aliran adalah sama, dan
perbedaan potensial antara 2 buah titik pada garis ekipotential juga sama.
Yolume atau debit air rembesan itu dapat dihitung menurut persamaan:
Nr
Q: k'h't
k: Koeffisien permeabilitas tanggul
h: Selisih muka air antara hulu dan hilir tanggul
Nt: Banyaknya bagian antara garis-garis aliran
Na: Banyaknya bagian antara garis-garis ekipotensial
1.6 Pemadatan Tanah (Compaction of Soil)
.Ol9.h pemadatan, berat isi dan kekuatan tanah itu meningkat sedangkan koeffisien
permeabilitasnya berkurang.
Meskipun pada pemadatan digunakan energi yang sama, nilai kepadatan tanah yang
diperoleh sesudah pemadatan akan berbeda-beda yang tergantung dari kadar air
(water content) tanah itu. Gbr. 1.16 memperlihatkan, bahwa hubungan antara berat isi
kering (dry density) dari tanah yang dipadatkan dengan kadar air adalah berubah-ubah
secara parabolis. Harga maksimum dari berat isi kering disebut berat isi kering
maksimum (maximum dry density) dan kadar air yang diperoleh pada kepadatan ini
disebut kadar air optimum (optimum water content).
Untuk menguji kekuatan tanah yang dipadatkan, biasanya digunakan percobaan
tahanan penetrasi. Dalam Gbr. 1.16 diperlihatkan juga perubahan-perubahan tahanan
penetrasi tanah yang dipadatkan itu. Dalam gambar ini diperlihatkan juga, bahwa
umumnya kekuatan tanah segera setelah pemadatan selesai menunjukkan harga maksi-
mum pada kadar air yang sedikit lebih rendah dari kadar air optimum. Pada kadar air
optimum, kekuatan tanah berkurang sedikit. Tetapi jika tanah itu kemudian menyerap
air, tanah yang dipadatkan dengan kadar air yang agak kurang dari kadar air optimum
akan mengembang, menjadi agak lembek sehingga kekuatannya berkurang. Kekua-
tannya yang maksimum, seperti yang ditur{ukkan oleh garis titik pada gambar, akan
berada di sekitar kadar air optimum.
Karakteristik-karakteristik ini. merupakan sifat-sifat yang penting bagi bangunan-
bangunan tanah yang terganggu oleh permeabilitas seperti bendungan-beudungan
urugan, tanggul-tanggul sungai dan pekerjaan tanggul yang lain, karena karakteristik-
karakteristik ini akan sangat menentukan stabilitas bangunan-bangunan tersebut.
Jadi kepadatan tanah yang dipadatkan pada kadar air optimum adalah maksimum,
mengakibatkan angka pori meqjadi minimum sehingga koeffisien permeabilitas menjadi
minimum.
Gbr. 1.17 menunjukkan bahwa hasil pemadatan tahrih yang dipadatkan dengan
cara pemadatan yang sama, bergantung pada jenis tanahnya. Umumnya pemadatan itu
mengikuti gejala sebagai berikut:
(1.8)
a
I
29. 18 I Tanah Sebagai Bahan pondasi
3) Berat isi kering maksimum dari pasir adalah rendah, grafik pemadatannya.
datar dan bilamana gradasinya buruk, sering harga maksimumnya tidak nyata.
4) Untuk tanah kohesif dari bahan abu vulkanis, berat isi kering maksimumnya
sangat rendah dan kadar air optimumnya tinggi.
Selaqiutnya, jika energi yang ditambahkan dalam pemadatan itu menjadi lebih
besar, maka grafik pemadatannya beralih ke bagian kiri atas dan kadar air optimumnya
berkurang yang mengakibatkan peningkatan berat isi kering maksimum.
Dari hal-hal tersebut di atas dapat dipahami bahwa pengertian yang mendalam
mengenai karakteristik pemadatan pada pembuatan konstruksi dari bahan tanah adalah
sangat penting bagi semua perenc€rna dan pelaksana.
Dalam Bab 3 akan dikemukakan masalah-masalah mengenai percobaan pemadatan
tanah.
I
31. a 20 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
2,1.1 Tegangan Di Dalam Tanah Pondasi Dengan Beban Terpusat vertikal Di
Permukaan
Apabila tanah pondasi dianggap sebagai benda elastis semi-infinite, maka tegangan
yang terjadi di dalam tanah pondasi yang disebabkan oleh beban terpusat vertikal pada
permukaan telah dipecahkan oleh Boussinesq dan dengan menggunakan sistim
koordinat silinder yang diperlihatkan pada Gbr. 2.2 (2, r!) dapat dituliskan sebagai
berikut:
Dalam hal ini, tegangan tekan diambil positip.
tegangan dalam arah vertikal:
o,: ffi'coss rlt + Y'z
tegangan mendatar dalam arah radial
",,=#{3cosrry'
sin2 {r -(l - 2r)#} * * r,
tegangan mendatar dalam arah tangensial:
(2.3)
tegangan geser:
,," - fficosa
ry' sin ry'
v adalah angka perbandingan Poisson, y adalahberat satuan dan Ko adalah koefisien
tekanan tanah statis.
Dari persamaan-persamaan yang tertulis di atas, persamaan (2.1) diperlukan untuk
menghitung penurunan dalam tanah pondasi. Dengan tidak memasukkan akibat dari
berat sendiri yang diberikan oleh penulisan cara kedua persamaan (2. l), maka tegangan
di dalam tanah pondasi dalam arah vertikal karena tegangan terpusat Q dinyatakan
t"
0,l 0.2 0.3 0.4 0.5
o,.i: -(t - rn#(,os'ry' - #) t Ko.y.i
(2.r)
(2.2)
(2.4)
,l
Gbr.2.2 Arah tegangan dalam tanah fon-
dasi ditunjukkan dengan koor-
dinat silinder.
Gbr. 2.3 Hubungan antara herga
tegangan ln drn rfz.
pengeruh
33. 22 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
o,/ |
q8
""
= - Gbl. 2.5 Lengkungan tegtngan
q4
2.1.3 Tegangan Di Dalam Tanah Pondasi Beban Berbentuk Trapesium
Untuk perhitungan tegangan di dalam tanah pondasi yang disebabkan oleh beban
berbentuk trapesium seperti bendungan urugan, tanggul untuk sungai, dan penimbunan
untuk jalan, maka amatlah memuaskan untuk memakai gambar Osterberg.
Osterberg menggambar Gbr. 2.7 untuk mendapatkan harga pengaruh 1, dinya-
takan dengan suatu fungsi dari alz; blz dan 4, dengan mana tegangan vertikal dalam
arah vertikal dengan mudah dapat dicari. Cara untuk mencari tegangan vertikal o,
adalah dengan menempatkan beban berbentuk trapesium seperti terlihat dalam Gbr.
2.6(b), menjadi beban segitiga dengan cara aljabar seperti terlihat dalam Gbr. 2.6(a).
Dengan menggunakan Gbr. 2.7, sebagai contoh, tegangan vertikal di dalam tanah
pondasi di mana beban berbentuk trapesium seperti terlihat dalam Gbr. 2.8 bekelja,
dapat dicari sebagai berikut:
Dalam hal seperti pada Gbr.2.8(a): lihat bagian kiri dari titik N, af z: l, bfz:
0,5, dan dari Gbr. 2.7 didapat Io:0,397, dan dengan cara yang sama untuk bagian
yang kanan maka didap&t Io :0,478, sehingga didapat harga pengaruh total adalah
0,397 + 0,478 : 0,875, dapat dituliskan o, : 0,875q.
Dalam hal seperti pada Gbr.2.8(b): harga pengaruh karena beban, baik pada
bagian garis titik-titik maupun pada bagian garis penuh adalah Io : 0,499 dati alz : I
dan blz : 4.Harga pengaruh pada bagian garis titik+itik adalah I" : 0,455 dati af z :
q
o,: -aL
/a+b
:;)n
qf/a+b b fo,:1[ - l(a,+a2)--c,l,tL a / a )
,:I(+),o, * o,,-'o,]
o,: I ,:t(;:)
(a) (b)
Gbr. 2.6 Perhitungan tegangan dalam tanah pondasi.
b
-q
a
35. 24
2m
iN
I
oz
(a)
2m
lN
I
oz
(c)
Gbr. 2.8 Contoh perhitungan tegangen dalam tanah podad disebabkan
beban berbentuk trepesium.
2.1.4 Tegangan Di Dalam Tanah Pondasi Akibat Beban Terbagi Reta Berbentuk
Segiempat
Apabila beban terbagi rata q bekerja pada bagian berbentuk segiempat, sisi-
sisinya dapat dituliskan sebagai B : mz dan, L : nz pada permukaan, maka tegangan
normal vertikal pada kedalaman z tepat di bawah titik sudut segiempat N' di titik N di
dalam tanah pondasi dinyatakan dalam persamaan berikut.
I.: o.lq
0 0,05 0,10 0,15 0,20 0.2s
0
2
*ls 4
il
" lQ 6
8
l0
(a)
Gbr.2.9 Tegangen delam taneh
bagi rata.
a
I
I
i"
I
oz
pondasi disebabken beban segiempet ter-
37. 26 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
Dalam kenyataai tidak terjadi tegangan yang tak terhingga di dalam tanah pondasi.
Mengingat keadaan ini maka Ohde menyatakan suatu pola pembagian tegangan kontak
dari pondasi kaku melingkar dengan Gbr.2.l2 dan dengan persamaan di bawah ini.
Dapat ditambahkan bahwa di dalam Gbr. 2.12, harga terbesar terdapat pada titik/
daerah 0,07.8 dari tepi.
0,75q
(2.12)n:-
' Jr - @lB)'
Dalam hal lantai pondasi yang fleksibel maka pembagian tegangan kontak sebagian
besar dipengaruhi oleh perbandingan antara modulus elastisitas lantai pondasi dan
modulus elastisitas tanah pondasi, yang menghasilkan berbagai macam bentuk pem-
bagian bervariasi dari pembagian yang merata sampai ke pembagian seperti di dalam
Gbr.2.l2.
l"r- Parruauun
| (2.12 )
-0,07 B
T_
q
----i
i
I
- 1,7
I
I
I
- ---1-
@
,o"
.lr o
r
o
€
r
o Gbt.2.l2 Pehbagien tegrngrn kontak di
bawah poodesi lingkaran.
5q
Perlu ditambahkan, dengan mengecualikan keadaan di mana analisa tegangan dan
rancangan pondasi itu sendiri yang dilaksanakan, maka untuk menghitun-e daya dukung
pondasi atau penurunan, pembagian-pembagian lurus seperti bentuk-bentuk merata,
trapesium atau segitiga biasanya diambil sebagai anggapan untuk tegangan kontak.
2.2 Penurunan
Tujuan dari analisa penurunan adalah menentukan besar penurunan akhir dari
struktur atau pembagian planimetri penurunan dan juga untuk mencari selang waktu
terjadinya penurunan itu. Untuk maksud ini, perlulah diketahui sebelumnya besar dan
pembagian gaya-gaya luar yang bekerja pada tanah pondasi, pembagian tegangan di
dalam tanah pondasi yang disebabkan oleh beban ini, juga struktur lapisan tanah
pondasi dan sifat-sifat ketahanan terhadap tekanan dari setiap lapisan.
Tegangan di dalam tanah pondasi telah diuraikan pada bagian sebelumnya dan
ketahanan terhadap tekanan juga telah dijelaskan dalam Bab l. Bagaimana menyelidiki
struktur lapisan tanah dari tanah pondasi atau sifat-sifat tanahnya akan diuraikan
dalam Bab. 3.
Sudah diuraikan dalam Bab. l, bahwa akibat tekanan pada tanah pondasi terdapat
perubahan elastis dan perubahan plastis. Sedangkan mengenai penurunan itu sendiri,
dibagi menjadi tigd macam, yaitu: penurunan langsung, penurunan karena konsolidasi
dan penurunan sangat perlahan sehubungan dengan panjangrya waktu yang dibutuhkan
untuk penurunan itu.
Penurunan langsung adalah penurunan yang langsung terjadi sewaktu gaya-gaya
luar bekerja, yakni termasuk perubahan elastis pondasi dan juga hampir seluruh penu-
runan pada tanah berpasir adalah termasuk dalam penurunan langsung.
Dalam tanah kohesifjenuh maka penurunan karena konsolidasi berlangsung setelah
tedadinya penurunan langsung.
*0
39. 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat pondasi
ap
: -auAt At
sehingga, persamaan (2.17) akhirnya dituliskan sebagai berikut:
Au
t^a
K 0'u ^ 0'u
ma.yw 0z' " dz'0t
(2.18)
(2.1e)
(2.1e)'
(2.20) .a
Persamaan (2.18) adalah persarrnan konsolidasi satu dimensi yang diketemukan
oleh Terzaghi. Dengan menggunakan persamaan ini, pengurangan tekanan air pori ru
dalam lapisan lempung, penambahan tekanan efektif yang menyertainya, dan waktu
proses perubahan volume karena tekanan dapat dihitung.
Untuk menggunakan persamaan ini untuk analisa penurunan, perlulah sebelumnya
memecahkan suatu fungsi dari tekanan air pori u yang memenuhi keadaan awal dan
keadaan batas.
GW. 2.14 Perubahan-perubehrn ddam
tekanan air pori ]'tng emat
besar.
Seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2.14, bila dianggap bahwa beban konsolidasi p.
bekerja pada lapisan lempung dengan ketebalan H dan tekanan air pori yang berlebihan
uo(: p") yang terjadi pada lapisan o, t : nol adalah tetap sepanjang arah kedalaman,
jawaban persamaan (2.18) dapat ditemukan sebagai berikut:
,:-f #('"'#)exp (- M,r,)
dengan,
, rn(2m-+ l)
danmadalahbilanganbulat.
-- Cut
. o - 191212
I III
u : uolr )o@o
- u) dz
Dengan memasukkan persamaan (2.19) ke persamaan (2.20),
tidak berdimensi dan disebut faktor waktu.
Di sini, prosentase rata-rata konsolidasi u dalam lapisan ini didefinisikan sebagai
berikut:
"
: , :t"# exp (- Mz.r) (2.21)
Persamaan (2.21) meryatakan hubungan antara faktor waktu Cu dan prosentase
rata-tata konsolidasi dari lapisan lempung, yang seperti keadaan awalnya, mempunyai
pembagian tekanan air pori lebih yang merata sepanjang arah kedalaman, bila air
t
41. 30 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
log P
Gbr. 2.16 Lengkung eo - log p (lempung
terkonsolidasi oormal).
(2.2s)
(2.26)
Dengan ps adalah beban sebelum konsolidasi dan L,p adalah penambahan beban
konsolidasi karena adanya penimbunan atau lainnya.
Karena penurunan dari lapisan berpasir, seperti disebutkan di atas, adalah lebih
kecil daripada lempung dan terjadi langsung sewaktu beban diberikan, maka penurunan
pada lapisan berpasir secara praktis akan berakhir serentak dengan selesainya
penimbunan dan biasanya hanya menimbulkan sedikit kesulitan. Karena dalam hal
pengambilan contoh tanah lapisan berpasir untuk keadaan asli adalah amat sulit,
maka hasil-hasil percobaan penetrasi atau percobaan pembebanan lapangan digunakan
untuk memperkirakan besarnya penurunan.
Berikut ini adalah persamaafl untuk memperkirakan besar penurunan yang di-
ketemukan oleh Terzaghi berdasarkan percobaan.
,s-: =
Q .ronPo
-l lP .,
' l+eo - po
S": mr'P'H
( 28 )2
s: sEo.t,
* or;
2.3
(2.27)
Dengan S3e adalah besar penurunan dengan pembebanan pada papan berukuran
0,3 x 0,3m (cm) dan B adalah lebar (cm) dari papan pembebanan atau pondasi.
Perlu ditambahkan bahwa karena penurunan yang disebabkan oleh aliran lateral
pada lapisan lempung, menurunnya muka air tanah dan getaran mungkin terjadi
sebagai tambahan atas penurunan karena pemampatan atau pemadataD vang disebabkan
berat dari fondasi atau penimbunan seperti disebutkan di atas, maka perlu untuk
memperhatikan penurunan bila bangunan didirikan.
Daya Dukung
Telah dibicarakan dalam bagian sebelumnya dan dalam Bab 2 bagaimana penurunan
karena perubahan akibat pemampatan terjadi apabila beban bekerja pada tanah pondasi
melalui penimbunan atau pondasi. Sekarang, apabila beban yang bekerja pada tanah
pondasi dinaikkan seperti diperlihatkan pada Gbr.2.l7, maka penurunan akan me-
ningkat dengan cepat setelah gaya mencapai harga tertentu dan kemudian penurunan
akan terus berlanjut, meskipun beban tidak ditambah lagi.
Ada semacam gejala yang sering tampak apabila penimbunan dilakukan pada
lapisan tanah bawah yang buruk. Bila suatu timbunan tinggi yang menimbulkan sema-
cam tegangan geser sehingga melampaui kekuatan tanah pondasi, dibangun dengan
ceroboh, maka timbunan itu, seperti diperlihatkan pada Gbr. 2.li(c) akan mulai
menggelincir dan akhirnya mengakibatkan keruntuhan tanggul.
43. 32 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
Gbr. 2.19 Kedalaman pondasi.
lurus dengan lebar.B seperti diperlihatkan pada Gbr. 2.19 diberikan dalam persamaan
berikut yang dikenal sebagai rumus daya dukung Terzaghi.
Qut : c'N" * y'Dr'Nn + f,tn
n,
Dengan c adalah kohesi tanah penyangga pondasi, sedangkan y adalah berat
isi. N", N, dan N, adalah fungsi yang tergantung dari sudut geser dalam dari tanah itu,
dan dinamakan koefisien-koefisien daya dukung; masing-masing diperlihatkan pada
Gbr.2.20 dan Tabel 2.1.
Perlu dicatat bahwa persamaan Q.28) dapat digunakan untuk pasir padat,
kerakal dan lempung keras. Untuk keadaan di mana tanah pondasi adalah pasir
lepas atau lempung buruk maka sebagai ganti N", l/o dan il, pada persamaan (2.28)
digunakan N'", N;, Nj untuk keadaan geser setempat karena c dar. $ pada keadaan
ini adalah lebih kecil daripada yang tersebut di atas.
Apabila bortuk fondasi tidak lurus, persamaan berikut dapat digunakan.
Dengan bentuk segiempat/bujur-sangkar
-t-:
wv-(b)(a)
Harga dari N. dan N, 5'14 l'oo
Gbr. 2.20 Koefisien kapasitas deya dukung.
(2.28)
40'
s 3o'
bo
k 20.
Harga dari N-
r{'
Tabel 2.1 Koeffisien daya duhung dari Terzaghi.
N;
0
0
0
1,2
2,0
3,3
5,4
9,6
19,1
27,0
N'"
3,81
4,48
5,34
6,46
7,90
9,86
12,7
16,8
23,2
34,1
4
0
0
1,2
2,4
4,6
9,2
20,0
44,0
114,0
320
o
0"
5"
10"
15'
20"
25"
30'
35"
,10"
45"
N"i
5,71
17)
9,64
12,8
17,7
25,r
3'.1,2
57,8
95,6
t72
Nq
--
1,00
1,64
2,70
4,44
7,43
12,7
22,5
41,4
81,2
173
N'.
1,00
1,39
1,94
2,73
3,88
5,60
8,32
t2,8
20,5
35.1
45. 34 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
hampir tidak mungkin untuk memotong tanah pondasi dengan tegak lurus ke arah
bawah.
Juga tidaklah mungkin untuk membuat timbunan dengan tegak lurus apabila
dibuat bangunan.bangunan seperti tanggul sungai, timbunan untukjalan atau bendungan
urugan. Oleh karena itu maka bangunan-bangunan yang telah dibangun mempunyai
potongan berbentuk trapesium dengan kemiringan tertentu disertai pemampatan tanah
menurut sifat-sifatnya pada waktu yang silam.
Juga tidak mungkin memotong sehingga melampaui tingkat tertentu bila suatu lereng
alam dengan sengaja dirubah meqjadi lereng curam.
Peristiwa-peristiwa ini disebut sebagai sifat massa tanah dalam hubungannya dengan
kekuatan geser tanah.
Apabila permukaan cenderung membentuk lereng, maka tegangan geser. karena gaya
berat atau gaya air rembesan dan gaya gempa timbul di dalam tanah pondasi. Bila
tegangan geser melampaui tahanan geser tanah maka tanah mulai runtuh dan akhirnya
terjadilah keruntuhan tanah sepanjang bidang yang menerus dan massa tanah di atas
bidang yang menerus ini akan longsor. Peristiwa ini disebut sebagai keruntuhan lereng
dan bidang yang menerus ini biasanya disebut bidang gelincir.
Sebagai contoh khusus dari masalah lereng ini, akan diamati permukaan galian
yang vertikal. Di sekitar permukaan galian vertikal itu, tegangan mendatar adalah
nol dan tegangan vertikal adalah sama dengan berat tanah di atasnya. Kedua tegangan
ini adalah tegangan utama. Seperti terlihat dalam Gbr. 2.21, bila tegangan vertikal
meningkat sehubungan dengan bertambahnya kedalaman galian, maka lingkaran Mohr
makin mendekati garis keruntuhan. Pada kedalaman yang lebih besar maka permukaan
galian tidak dapat menahan pada bagian dasarnya dan i ini disebut tinggi penahan
sendiri H", yang diberikan dalam persamaan berikut.
H": (2.33)
Dengan perkataan lain, apabila sebuah parit digali pada tanah untuk meletakkan
pipa-pipa di bawah permukaan tanah atau membangun struktur pondasi, kedalaman
batas di mana tanah pondasi dapal digali vertikal tanpa dinding penahan secara teoritis
dibatasi sampai harga H" yang diberikan oleh persamaan (2.33).
Apabila keruntuhan gelincir terjadi pada lereng maka, bentuk keruntuhan gelincir
mendekati bentuk busur lingkaran pada lapisan tanah homogin dan bila beberapa
lapisan data membentuk lapisan ganda, maka gelincir akan terjadi sepanjang permukaan
gabungan termasuk lapisan lemah di antara lapisan-lapisan itu.
Karena itu, dalam analisa kemantapan lereng untuk menganalisa apakah suatu
lereng mantap terhadap gelincir atau tidak, kita perlu menduga lengkung permukaan
gelincir.yang merupakan bentuk kesatuan sesuai dengan keadaan sekelilingnya, tetapi
2.c /n d_. tan
z* t )
t
Gbt.2.2l Gamber penirlasan tinggi penahen sendiri.
47. 36 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
geser dari tiap lapisan.
Bila terdapat aliran rembesan di dalam lereng yang dianggap berbentuk lengkungan
lingkaran, maka tekanan rembesan dicari dengan analisa aliran rembesan dan kemudian
analisa kemantapan dilakukan dengan metode tekanan efektif yang memperhitungkan
tekanan rembesan. Dengan perkataan lain, bila pada Gbr. 2.23 tekanat air pori di
dasar setiap irisan adalah (Jr,faktor keamanan dapat dicari dengan persamaan berikut,
berdasarkan kekuatan tanah untuk keadaan tegangan efektif dengan konstanta c' and $' .
E{c' .l + (Wi.cos at - U)tan 0'}
EW,'sinat
Bilamana muka air suatu reservoir yang dibentuk oleh struktur tanah seperti ben-
dungan urugan menurun dengan cepat, maka pasti akan terjadi tekanan air pori sisa
dalam timbunan. Juga untuk keadaan ini, faktor keamanan dapat dicari dengan per-
samaan di atas, dengan menggunakan tekanan air pori di dasar tiap irisan.
Bila faktor keamanan didapat 1 dari persamaan-persamaan ini, ini berarti bahwa
lereng sudah hampir dalam bahaya keruntuhan lereng. Akibatnya, untuk mendapatkan
lereng yang dimantapkan maka persamaan berikut harus digunakan,
.F,"
=
1'0
Dalam banyak hal, harus dipertimbangkan pula perbedaan antara anggapan-
anggapan yang tak terelakkan yang digunakan dalam perhitungan, termasuk semua
kesalahan dari konstanta-konstanta mekanika tanah dengan harga sebenarnya dari
lapisan tanah, sehingga biasanya digunakan F" ) kira-kira 1,2.
2.5 Tekanan Tanah Aktif Dan Pasif
Seperti terlihat pada Gbr. 2.24, apabila dinding penahan bergerak mendatar
dalam arah menjauh dari tanah isian di bagian belakang, maka tekanan tanah yang
bekerja pada dinding penahan akan berkurang perlahan-lahan sampai mencapai suatu
harga tetap. Dengan gerakan lebih lanjut maka tanah isian itu akan runtuh.
Sebaliknya, apabila dinding penahan tanah digerakkan ke arah tanah isian di bagian
belakang, maka tekanan tanah akan meningkat perlahan-lahan sampai mencapai suatu
harga tetap.
Tekanan-tekanan tanah ini yang mempunyai harga-harga tetap, masing-masing
F": (2.3s)
Gerakan tanah
-li ), ,,
-lll -.'u" Bidang gelincirGerakan tanah
-ffi.*g gelincir
Tekanan tanah aktif
't
ekanan
tanah
Tekanan tanah aktif
an dinding
Gerakan ke muka Gerakan ke belakang
Gtr..z.U Tekenan tenah yang bekerie pada dinding penahan tanah.
Dinding
49. 38 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
Tekanan tanah pasif:
(2.38)
Di lain pihak, Rankine memperkenalkan sebuah rumus tekanan tanah dengan
menganalisa sifat-sifat tegangan yang bekerja pada permukaan vertikal yang hipotetis,
apabila massa tanah di bawah permukaan membentuk sudut i dengan bidang datar
siperti diperlihatkan pada Gbr. 2.26 berada dalam keadaan keseimbangan plastis.
Gbr.2.26 Gambar penjelasan dari tekanan tanah Rankine.
Pada gambar, anggaplah suatu permukaan yang amat kecil ds sejajar dengan per-
mukaan tanah pada titik O dengan kedalaman x di bawah permukaan tanah, dan
permukaan kecil cls' yang memotong dengan permukaan tanah pada sudut 90 derajat;
temudian anggaplah tiap tekanan yang bekerja pada masing-masing permukaan
adalah qdarp.
Harga 4 adalah berat massa tanah di atas permukaan kecil itu, dan merupakan
fungsi dari kemiringan yang membentuk sudut i dengan permukaan ds. Kekuatan q
diberikan oleh persamaan berikut.
y.x.ds.cos i : 7.X.COS i (2.3e)q:
(2.4r)
Terpisah dari teori-teori tekanan tanah Terzaghi yang teoritis, ada grafik tekanan
tanah yang didapat berdasarkan percobaan-percobaan dan data lapangan untuk
mencari koefisien tekanan tanah dalam merancang tekanan tanah yang bekerja pada
dinding kaku seperti dinding-dinding penahan tanah.
ro -lt.H'.tan' Q. *) . 2c'H'tan|.9)
ds
Karenapbekerja sejajar dengan permukaan tanah makap membentuk sudut i dengan
permukaan ds'.
Tegangan bila tanah dalam keadaan keseimbangan plastis di sekitar titik O, atau
dengan sebutan lain, teganganp bila lingkaran tegangan Mohr menyentuh garis keruntu-
han seperti terlihat pada Gbr. 2.27 adalah tegangan tanah aktif yang bekerja pada
p.rr.rokuul vertikal ds dan bila tanah adalah pasir tidak kohesif, besarnya dinyatakan
dalam persamaan berikut.
I ^cos1-./goFl-cd27P,:1t.9-ffi'"ot, (2.40)
Dengan cara yarlg sama, tekanan tanah pasif dinyatakan dalam persamaan berikut. t
I -cos i + "lcoP i= coVb
rn-at't,ffi---.v 2' cos i - vcos- , - cos- E
51. 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
v
6
v
Macam tanah di belakang
dinding penahan tanah O
Tanah pengisi belakang @
0.4 0,6
-H,iH
Macam tanah di belakang
dinding penahan tanah @
Tanah pengisi @
1.00,80.2
Macam tanah di belakang
dinding penahan tanah @
Tanah pengisi @
E
VE
Hv
v
3^
r'L
v{
;:<
V
.HII H
0,6
.HIIH
Gbr.2.29 Koefisien tekanan tanah di mana permukaan tanah di belakang'dinding
penahan tanah yang mempunyai kemiringan digambarkan dengan garis ter-
putus (gambar tekanan tanah Terzaghi).
umumnya tidaklah merata sepanjang arah vertikal dan dengan sendirinya karena
deformasi setempat maka akan terlihat adanya pembagian yang berbeda dari pembagian
pada dinding kaku.
Mengingat tekanan tanah pada keadaan semacam itu adalah berbeda dengan tekanan
tanah aktif dan tekanan tanah pasif seperti telah disebutkan di atas, maka akan sukarlah
untuk mencari tekanan tanah pada dinding lentur secara teoritis dalam semua kondisi
tanah dan pelaksanaan pekerjaan. Oleh karenanya maka metode berikut ini akan
digunakan. Pertama, reaksi penopang berdasarkan data pengamatan diubah me4jadi
tekanan tanah, kemudian harga maksimum pembagian yang telah diubah menjadi
tekanan tanah digunakan sebagai tekanan tanah perencanaan untuk menentukan pe-
nampang bangunan.
1,00.80.40,2
l:1,75
;l ,ri5 r:
Gradient I :1.5
I :2 l:3
I 1:6'