SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
QAWA’ID FIQHIYYAH
2 “Hukum setiap perkara tergantung kepada
maksudnya”. Makna yang terkandung
dalam kaidah ini, bahwasanya penetapan
hukum terhadap suatu perkara tergantung
pada maksud yang menjadi tujuan perkara
tersebut..
Asal dari kaidah ini adalah hadits Nabi:
"Bahwasanya segala amal itu tergantung
niat. Bagi seseorang itu tergantung
niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya pada
Allah dan RasulNya, maka hijrahnya
pada Allah dan Rasulnya. Barangsiapa
yang hijrahnya untuk mencari dunia atau
perempuan yang akan dinikahi maka
hijrahnya adalah pada apa yang dituju."
Maksud dari hadits ini bahwasanya setiap
perbuatan dan tingkah laku mukallaf
(hamba) baik berupa perkataan maupun
perbuatannya, disikapi dengan berbeda-
beda sesuai dengan maksud seseorang
dalam melakukan perbuatan tersebut, jika
hal itu merupakan cerminan ketaatannya
kepada Allah SWT dan Rasūlullāh saw
maka ia akan mendapat ganjaran pahala
atas perbuatan tersebut, namun jika
sebaliknya dengan tujuan bermaksiat
kepada Allah SWT dan Rasūlullāh saw
maka ia akan mendapat hukuman yang
setimpal.
Contoh kaidah:
Sebagai contoh, dalam al-Qur’ān, Allah
SWT telah mengharamkan memakan
bangkai kecuali dalam kondisi darurat, hal
itu disebutkan dalam firman-Nya yang
berbunyi: ”Diharamkan bagimu
(memakan) bangkai ...”. (QS. al-Mā’idah
(5):3).
Ayat di atas merupakan dalil adanya
pelarangan untuk memakan bangkai
kecuali dalam kondisi darurat, jika
‫األمور‬
‫بمقاصدها‬
seorang hamba tidak memakan bangkai
dengan maksud mentaati dalil di atas,
maka ia mendapat pahala atas perbuatan
tersebut, namun jika ia tidak memakan
bangkai karena sekedar tidak
menyukainya, maka tidak ada pahala
baginya.
3 “Inti akad berdasarkan maksud dan
makna akad, bukan berdasarkan lafadz
dan kalimat”.
Salah satu diantara rukun jual beli adalah
adanya shighat akad, yaitu ucapan atau
tindakan atau isyarat dari penjual dan
pembeli yang menunjukkan keinginan
mereka untuk melakukan transaksi tanpa
paksaan.
Jika Shighat ini disampaikan secara lisan,
para ulama menyebutnya dengan istilah:
ijab qabul. Sementara shighat dalam jual
beli disampaikan dalam bentuk perbuatan
atau isyarat, disebut Bai’ Mu’athah.
Contoh kaidah:
dalam kerja sama Mudharabah, jika ada
ketentuan yang menyatakan bahwa pihak
yang menyediakan modal akan
memperoleh semua keutungannya, maka
akad itu tidak sidebut mudharabah, tapi
akad hutang.
‫العبرة‬
‫فى‬
‫العقود‬
‫للمقاصد‬
‫والمعاني‬
‫ال‬
‫لأللفاظ‬
‫والمباني‬
4 ”Sesuatu yang meyakinkan tidak dapat
hilang hanya dengan keraguan”.
Kaidah ini menjelaskan adanya
kemudahan dalam syariah Islam.
Tujuannya adalah menetapkan sesuatu
yang meyakinkan dianggap sebagai hal
yang asal dan dianggap. Dan bahwa
keyakinan menghilangkan keraguan yang
sering timbul dari was-was terutama
dalam masalah kesucian dan shalat.
Keyakinan adalah ketetapan hati
berdasarkan pada dalil yang pasti,
sedangkan keraguan adalah kemungkinan
terjadinya dua hal tanpa ada kelebihan
antara keduanya.
“Bahwa suatu perkara yang diyakini telah
terjadi tidak bisa dihilangkan kecuali
dengan dalil yang pasti dan meyakinkan.
Dengan kata lain, tidak bisa dihilangkan
hanya dengan sebuah keraguan. Demikian
‫اليقين‬
‫ال‬
‫يزال‬
‫بالشك‬
‫(اليقين‬
‫ال‬
‫يزول‬
)‫بالشك‬
pula sebaliknya, suatu perkara yang
diyakini belum terjadi maka tidak bisa
dihukumi telah terjadi kecuali dengan
dalil yang meyakinkan pula.”
Contoh kaidah :
Apabila seseorang telah yakin bahwa
sebuah pakaian terkena najis, akan tetapi
dia tidak tahu dibagian mana dari pakaian
tersebut yang terkena najis maka dia harus
mencuci pakaian itu seluruhnya.
5 Hukum asal segala sesuatu adalah tetap
dalam keadaannya semula, dan keyakinan
tidak bisa hilang karena keraguan
Contoh kaidah :
Jika seseorang melempar binatang buruan
(dengan tombak, panah atau senjata
lainnya) dengan menyebut nama Allah k
terlebih dahulu, kemudian setelah
beberapa waktu ia menemukan binatang
itu mati terkena senjatanya, namun ia lalu
ragu-ragu apakah binatang itu mati
karena lemparan senjatanya ataukah
karena sebab yang lain, maka asalnya
binatang tersebut halal untuk dikonsumsi
(bukan bangkai). Karena pada asalnya
tidak ada sebab lain yang mengakibatkan
kematian binatang tersebut, sebagaimana
hal ini telah dijelaskan dalam hadits yang
shahîh.
‫األصل‬
‫بقاء‬
‫ما‬
‫كان‬
‫على‬
‫ما‬
‫كان‬
6 Sesuatu yang sudah lama berjalan akan
ditinggalkan sebagaimana asalnya.
Artinya peraturan yang sudah berlaku
sejak lama tetap berlaku hingga nanti,
Karena kelangsungan hidup benda itu
untuk waktu yang lama membuktikan
bahwa itu didasarkan pada hak yang sah
dan hak untuk diadili atas dasar itikad baik
kepada kaum Muslimin bahwa apa yang
ditempatkan hanya dengan cara yang sah,
kecuali jika ini adalah kerugian lama,
maka tidak mempertimbangkan
argumennya dalam kelangsungan
hidupnya. Yang dimaksud dengan yang
lama di sini adalah apa yang tidak
mengenal yang pertama dan yang
pertama, karena yang dikenal sebagai
asal-usulnya belum tua
‫قدمه‬ ‫على‬ ‫يترك‬ ‫القديم‬
7 Kemadharatan tidak akan terjadi sejak
awal, semua yang terjadi pasti ada
sebabnya dan ada awal mulanya.
Syariah tidak mengakui kerugian, dan
harus dikonfirmasikan sesuai dengan
peraturan yurisprudensi. Kerusakan lama,
seperti kerusakan baru pada keputusan
tersebut, tidak memperhitungkan
kerusakannya.
Dan tidak dipertimbangkan, tapi harus
dilepas, karena kerusakan kerusakan, dan
tidak ada pelajaran yang terdahulu,
karena yang lama, namun dianggap
mayoritas, anggapan bahwa itu
ditempatkan hanya dalam menghadapi
yang sah, jika itu berbahaya dan
kerusakan adalah bukti bahwa itu tidak
diletakkan.
Karena tidak dibolehkan untuk merugikan
orang lain.
‫قديما‬ ‫يكون‬ ‫ال‬ ‫الضرر‬
8 Hukum asal adalah bebas dari
tanggungan.
Contoh kaidah:
Seorang yang didakwa (mudda’a
‘alaih)melakukan suatu perbuatan
bersumpah bahwa ia tidak melakukan
perbuatan tersebut. Maka ia tidak dapat
dikenai hukuman, karena pada dasarnya
ia terbebas dari segala beban dan tanggung
jawab. Permasalahan kemudian
dikembalikan kepada yang mendakwa
(mudda’i).
‫الذمة‬ ‫براءة‬ ‫األصل‬
9 Kondisi sifat (berupa tambahan)
dianggap tidak ada/ Asal pada suatu sifat
berupa tambahan tidak dianggap. Atribut
untuk eksistensi dan non-eksistensi dalam
dua bagian:
Yang pertama adalah kualitas di mana
keberadaan objek adalah keadaan darurat
dan kontradiksi, dalam artian bahwa
benda itu sering tidak berlaku lagi. Ini
disebut atribut lateral, asal mula adalah
ketiadaan, dan atribut semacam itu adalah
hal lain yang ada setelah ketiadaan
seperti semua kontrak dan perbuatan.
Yang dominan adalah bahwa itu adalah
sebuah objek, dan nihil adalah kepastian,
karena ini adalah keadaan alami, dan
perubahannya terhadap eksistensi adalah
proposisi yang meragukan.
‫العدم‬ ‫العارضة‬ ‫الصفات‬ ‫فى‬ ‫األصل‬
Kedua: kualitas yang ada dalam hal
dibandingkan dengan eksistensinya,
seringkali hal itu sering dimaknai, dan
disebut kualitas asli, dan asal mula
keberadaan dan kelangsungan hidup untuk
dibuktikan.
10 Sesuatu yang sudah ditetapkan pada
zamannya akan dinilai kekal selama tidak
ada dalil yang menentangnya.
Keberadaan sesuatu di masa lalu
dianggap tetap dengan persetujuan kasus
ini, apakah raja terakhir dibuktikan
dengan bukti atau pengakuan terdakwa,
dan ini dianggap sebagai prinsip yang
sah, kecuali jika ada sesuatu yang
mengubahnya. Jika ada sesuatu yang
mengubahnya, keberatan terhadap yang
asli dan bukti yang menentangnya.
Aturan ini dekat dengan aturan "asal
kelangsungan hidup apa yang ada pada
apa adanya" Sampai dia membuktikan
apa yang sedang dia ubah dan hapus, dan
aturan apa yang telah terbukti
bertentangan dengan yang asli.
Penggunaan al-Qaeda berguna dalam
menstabilkan hal-hal dan
membuktikannya sampai mereka
membuktikan apa yang mengubahnya
dan menyingkirkannya.
Aplikasi
A - Jika terbukti pada zaman raja sesuatu
untuk satu, maka keputusan bahwa raja
tetap ada padanya kecuali jika tidak ada
yang bisa menghapusnya, apakah raja
terakhir dibuktikan dengan bukti atau
oleh konfirmasi terdakwa.
(Zarqa hal 121).
‫يوجد‬ ‫مالم‬ ‫ببقائه‬ ‫محكم‬ ‫بزمان‬ ‫ثبت‬ ‫وما‬
‫خالفه‬ ‫على‬ ‫دليل‬
11 Hukum asal adalah menyandarkan hal
baru pada waktu yang terdekat.
Dalam hal terjadi ketidaksesuaian pada
saat terjadinya suatu pesanan, hal ini
disebabkan pada waktu paling awal
sampai yang terjauh terbentuk. Jika
rasionya tetap pada waktu yang jauh, hal
itu sangat diatur karena waktu terdekat
telah disetujui oleh para pihak untuk
mengetahui adanya kecelakaan tersebut.
Semakin dekat pasti dan semakin jauh
keraguan, dan kepastiannya tidak hilang
dengan keraguan.
Jika kejadiannya disepakati, namun
selisihnya terjadi pada tanggal terjadinya,
‫أقرب‬ ‫إلى‬ ‫الحادث‬ ‫إضافة‬ ‫األصل‬
‫أوقاته‬
namun jika kejadiannya tidak disepakati,
maka selisih asal terjadinya kejadian dan
dihadirkan, seolah-olah memiliki salah
satu cairan yang lain, dan
menandatangani selisih kejadian dan
kaki, Dan permintaan untuk
mengangkatnya, dan mengklaim pemilik
kaki, argumen kepada hakim kaki, dan
yang lama ditinggalkan di kakinya, jika
penggugat mendirikan bukti bukti.
Karena bukti membuktikan amanah
kekurangan, itulah bukti pertama
penggugat kaki yang memberikan bukti.
Karena penggugat kaki itu jahat, dan
berpegang teguh pada aslinya, dan
buktinya dipresentasikan pada aslinya
dan nampak.
Dan bahwa peraturan ini dibatasi untuk
tidak menyebabkan pencabutan apa yang
tetap, karena keputusan tersebut
12 Hukum asal pada suatu perkataan adalah
arti yang sebenarnya (Artinya jika ada
perkataan yang bisa diartikan secara
hakiki dan majasi, maka perkataan mesti
diartikan secara hakiki).
jika terjadi penggunaan kata yang biasa
dipakai dengan dua makna, yaitu makna
haqiqah dan makna majaz tanpa
dibarengi dengan penguat yang
menguatkan salah satu dari dua makna
yang dipunyai. Maka yang dipilih adalah
makna yang haqiqah bukan makna majaz.
Karena seperti yang diterangkan diatas
makna majaz adalah makna yang
kedudukannya dibawah makna haqiqah
maka secara otomatis makna haqiqah
lebih diunggulkan dari makna majaz.
Seperti contoh dalam ayat :
" ‫وال‬
‫تنكحوا‬
‫ما‬
‫نكح‬
‫آباؤكم‬
‫من‬
‫النساء‬ ”
Lafadz nikah secara makna haqiqah
adalah seks, sedangkan secara makna
majaz adalah akad. Kedua makna lafadz
nikah itu sering digunakan. Maka jika ada
penggunaan lafadz nikah tanpa dibarengi
penguat dari salah satu dari dua makna
yang dipunyai lafadz nikah, makna yang
diunggulkan adalah makna majaz. Jadi
ayat di atas menerangkan tentang
keharaman bersetubuh dengan orang tua
itu berdasarkan nash. Sedangkan
keharaman melakukan akad dengan
orang tua itu berdasarkan ijma’.
‫الحقيقة‬ ‫الكالم‬ ‫فى‬ ‫األصل‬
Namun jika seandainya ditemukan
penguat yang mendukung makna majaz
maka makna yang dipilih adalah makna
majaz.
13 Tidak perlu ambil perhatian terhadap dalil
apabila ada pernyataan yang jelas.
Bahwa pernyataan tentang apa yang
diinginkan lebih kuat daripada penanda,
dan jika bertentangan dengan eksplisit dan
indikatif, tidak ada indikasi tentang makna
atau keabsahannya. Namun, bila tidak ada
kontradiksi, ini menunjukkan bahwa
keputusan dan kekuasaannya ada di
tempat di mana mereka diam.
‫التصريخ‬ ‫مقابلة‬ ‫في‬ ‫للداللة‬ ‫عبرة‬ ‫ال‬
14 Tidak ada tempat untuk berijtihad jika ada
nash yang menerangkannya.
Tidak ada peluang bagi ijtihad untuk
menggeser sesuatu yang bersumber dari
nash. Karena hukum syar’i itu adalah
perkara yang dihasilkan dari nash, maka
tidak memerlukan pengerahan
kemampuan dalam menghasilkannya.
Sedangkan ijtihad itu sifatnya dzanny
maka sesuatu yang dihasilkan darinya
juga merupakan perkara yang sifatnya
dzanny berbeda dengan sesuatu yang
dihasilkan dari nash itu sifatnya pasti.
Tidak mungkin sesuatu yang sifatnya
pasti ditinggalkan karena sesuatu yang
sifatnya dzanny
‫النص‬ ‫مورد‬ ‫فى‬ ‫لالجتهاد‬ ‫المساغ‬
15 Apa yang ditetapkan oleh perbedaan pada
qiyas tidak bisa digunakan untuk qiyas
lainnya.
Qiyas: adalah membuat penilaian diukur
sebagai penilaian di dalam satu bug yang
diukur
Di dalamnya, yang merupakan argumen
para ilmuwan dan pembicara,
mengatakan :.
Karena pikiran adalah pertimbangan
konstan dari semua makna yang telah
terbukti.
Dan untuk melampirkan ke rekannya,
yang merupakan ukuran yang sama.
Persyaratan analoginya adalah bahwa
tidak ada teks dalam ukuran;
Hal ini diperlukan agar cabang
dibebaskan dari keputusan yang telah
dibuktikan kepadanya dengan cara
kutipan, jika ditemukan
‫ال‬ ‫فغيره‬ ‫القياس‬ ‫خالف‬ ‫على‬ ‫ثبت‬ ‫ما‬
‫عليه‬ ‫يقاس‬
Referensi untuk penilaian tidak diukur.
Alasan dalam beberapa hal oleh teks dan
pengukuran adalah bahwa lawannya
adalah
Jika teks ditantang sebagai direproduksi,
tidak berulang, atau tidak diketahui, atau
dapat diandalkan, pengukuran harus tetap
tidak berdasar, bukan karena ini adalah
bukti penilaian integritas teks banding.
Ini bukan pengukuran menurut pemikiran,
seperti yang dikatakan beberapa orang,
tapi ini adalah pendapat yang paling
mungkin dan terbesar, dan pekerjaan
mungkin merupakan tugas, namun tetap
bersamanya menabrak prospek.
16 Sebuah ijtihad tidak dapat membatalkan
ijtihad yang serupa.
Contoh kaidah:
Apabila dalam menentukan arah kiblat,
ijtihad pertama tidak sama dengan ijtihat
ke dua, maka digunakan ijtihad ke dua.
Sedangkan ijtihad pertama tetap sah
sehingga tidak memerlukan pengulangan
pada rakaat yang dilakukan dengan
ijtihad pertama. Dengan demikian,
seseorang mungkin saja melakukan shalat
empat rakaat dengan menghadap arah
yang berbeda pada setiap rakaatnya.
Ketika seorang hakim berijtihad untuk
memutuskan hukum suatu perkara,
kemudian ijtihadnya berubah dari ijtihad
yang pertama maka ijtihad yang pertama
tetap sah (tidak rusak)
‫بمثله‬ ‫ينقض‬ ‫ال‬ ‫االجتهاد‬
17 Suatu kesulitan akan memunculkan
kemudahan.
mam As-Syatibi dalam Al-Muwafaqat
I/231 menyatakan: "Dalil-dalil yang
meniadakan dosa (dalam situasi darurat)
bagi umat mencapai tingkat pasti." Allah
berfirman dalam QS An-Nisa' 4:28
"Allah hendak memberikan keringanan
kepadamu ..." dan "Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu" (QS Al-
Baqarah 2:185).
Nabi bersabda dan hadits Sahih Bukhari
no. 39 "Sesungguhnya agama itu mudah.
Tidaklah seseorang mempersulit
(berlebih-lebihan) dalam agama
‫التيسير‬ ‫تجلب‬ ‫المشقة‬
melainkan ia akan dikalahkan. Oleh
karena itu kerjakanlah dengan
semestinya, atau mendekati semestinya
dan bergembiralah (dengan pahala Allah)
dan mohonlah pertolongan di waktu pagi,
petang dan sebagian malam"
Maksud dari kaidah ini adalah bahwa
hukum-hukum yang
menimbulkan kesulitan dalam
mengamalkannya bagi diri seorang
mukalaf atau hartanya, maka syariah
meringankan hukum itu sesuai
kemampuannya tanpa kesulitan atau dosa.
Contoh kaidah :
Seorang bernama Godril yang sedang
sakit parah merasa kesulitan untuk berdiri
ketika shalat fardhu, maka ia
diperbolehkan shalat dengan duduk.
Begitu juga ketika ia merasa kesulitan
shalat dengan duduk, maka
diperbolehkan melakukan shalat dengan
tidur terlentang.
Seseorang yang karena sesuatu hal, sakit
parah misalnya, merasa kesulitan untuk
menggunakan air dalam berwudhu, maka
ia diperbolehkan bertayamum.
Pendapat Imam Syafi'i tentang
diperbolehkannya seorang wanita yang
bepergian tanpa didampingi wali untuk
menyerahkan perkaranya kepada laki-laki
lain”.
18 Jika terjadi kesempitan pada suatu perkara
maka akan diberikan kelonggaran.
Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-
Baqarah (2): 185.
“Allah menghendaki kemudahan bagimu
dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu.”
KERINGANAN HUKUM SYARA’
Keringanan hukum syara’ (takhfifat al-
syar'i), meliputi 7 macam, yaitu:
Takhfif Isqat, yaitu keringanan dengan
menggugurkan. Seperti menggugurkan
kewajiban menunaikan ibadah haji,
umrah dan shalat jumat karena adanya
'uzdur (halangan).
‫إتسع‬ ‫ضاق‬ ‫إذا‬ ‫األمر‬
(‫إتسع‬ ‫األمر‬ ‫ضاق‬ ‫)إذا‬
Takhfif Tanqis, yaitu keringanan dengan
mengurangi. Seperti diperbolehkannya
menqashar shalat.
Takhfif Ibdal, yaitu keringanan dengan
mengganti. Seperti mengganti wudhu dan
mandi dengan tayammum, berdiri dengan
duduk, tidur terlentang dan memberi
isyarat dalam shalat dan mengganti puasa
dengan memberi makanan.
Takhfif Taqdim, yaitu keringanan dengan
mendahulukan waktu pelaksanaan.
Seperti dalam shalat jama' taqdim,
mendahulukan zakat sebelum khaul (satu
tahun), mendahulukan zakat fitrah
sebelum akhir Ramadhan.
Takhfif Takhir, yaitu keringanan dengan
mengakhirkan waktu pelaksanaan.
Seperti dalam shalat jama' ta’khir,
mengakhirkan puasa Ramadhan bagi
yang sakit dan orang dalam perjalanan
dan mengakhirkan shalat karena
menolong orang yang tenggelam.
Takhfif Tarkhis, yaitu keringanan dengan
kemurahan Seperti diperbolehkannya
menggunakan khamr (arak) untuk
berobat.
Takhfif Taghyir, yaitu keringanan dengan
perubahan. Seperti merubah urutan shalat
dalam keadaan takut (khauf).
19 Madharat tidak dapat diselesaikan dengan
kemadharatan juga.
Asal dari kaidah ini adalah hadits Nabi:
La Darar wa La Dirar " ‫الضرر‬
‫والضرار‬ ".
Darar adalah menimbulkan kerusakan
pada orang lain secara mutlak.
Sedangkan dirar adalah membalas
kerusakan dengan kerusakan lain atau
menimpakan kerusakan pada orang lain
bukan karena balas dendam yang
dibolehkan.
Yang dimaksud dengan tidak adanya
dirar adalah membalas kerusakan (yang
ditimpakan) dengan kerusakan yang
sama. Kaidah ini meniadakan ide balas
dendam. Karena hal itu akan menambah
‫ضرار‬ ‫وال‬ ‫ضرر‬ ‫ال‬
kerusakan dan memperluas cakupan
dampaknya.
Contoh kaidah:
Siapa yang merusak harta orang lain,
maka bagi yang dirusak tidak boleh
membalas dengan merusak harta benda si
perusak. Karena hal itu akan memperluas
kerusakan tanpa ada manfaatnya. Yang
benar adalah si perusak mengganti barang
atau harta benda yang dirusaknya.
20 Kemadharatan itu harus dihilangkan.
Contoh kaidah:
Diperbolehkan bagi seorang pembeli
memilih (khiyar) karena adanya 'aib
(cacat) pada barang yang dijual.
Diperbolehkannya merusak pernikahan
(faskh al-nikah) bagi laki-laki dan
perempuan karena adanya 'aib.
‫يزال‬ ‫الضرر‬
21 Kondisi darurat dapat membolehkan
sesuatu yang dilarang.
Contoh kaidah:
Ketika dalam perjalan dari Sumatra ke
pondok pesantren An-Nawawi, ditengah-
tengah hutan Kasyfurrahman alias
Rahman dihadang oleh segerombolan
begal, semua bekal Rahman ludes
dirampas oleh mereka yang tak
berperasaan -sayangnya Rahman tidak
bisa seperti syekh Abdul Qadir al-Jailany
yang bisa menyadarkan para begal-
karenanya mereka pergi tanpa
memperdulikan nasib Rahman nantinya,
lama-kelamaan Rahman merasa kelaparan
dan dia tidak bisa membeli makanan
karena bekalnya sudah tidak ada lagi, tiba-
tiba tampak dihadapan Rahman seekor
babi dengan bergeleng-geleng dan
menggerak-gerakkan ekornya seakan-
akan mengejek si-Rahman yang sedang
kelaparan tersebut. Namun malang juga
nasib si babi hutan itu. Rahman bertindak
sigap dengan melempar babi tersebut
dengan sebatang kayu runcing yang
dipegangnya. Kemudian tanpa pikir
panjang, Rahman langsung menguliti babi
tersebut dan kemudian makan dagingnya
untuk sekedar mengobati rasa lapar.
Tindakan Rahman memakan daging babi
dalam kondisi kelaparan tersebut
diperbolehkan. Karena kondisi darurat
‫المحظورات‬ ‫تبيح‬ ‫الضرورات‬
memperbolehkan sesuatu yang semula
dilarang.
Diperbolehkan melafazdkan kalimat kufur
karena terpaksa.
Kaidah lain yang kandungan maknanya
sama adalah kaidah berikut:
‫ال‬
‫حرام‬
‫مع‬
‫الضرورة‬
‫وال‬
‫كراهة‬
‫مع‬
‫الحاجة‬
Tidak ada kata haram dalam kondisi
darurat dan tidak ada kata makruh ketika
ada hajat
22 Suatu kemudhorotan dibolehkan sesuai
dengan kebutuhannya.
Contoh kaidah:
Dengan melihat contoh pertama pada
kaidah sebelumnya, berarti Rahman yang
dalam kondisi darurat hanya
diperbolehkan memakan daging babi
tangkapannya itu sekira cukup untuk
menolong dirinya agar bisa terus
menghirup udara dunia. selebihnya
(melebihi kadar kecukupan dengan
ketentuan tersebut) tidak diperbolehkan.
Sulitnya shalat jumat untuk dilakukan
pada satu tempat, maka shalat jumat boleh
dilaksanakan pada dua tempat. Ketika dua
tempat sudah dianggap cukup maka tidak
diperbolehkan dilakukan pada tiga tempat
‫بقدرها‬ ‫تقدر‬ ‫الضرورات‬
23 Sesuatu yang dibolehkan karena uzur,
maka akan batal dengan hilangnya uzur
tersebut. Ini adalah keputusan yang
ditentukan untuk alasan tertentu Jika
alasan itu dihapus, putusannya tidak
diperbolehkan, karena pembelaannya
adalah karena alasannya, karena dia
berada di belakang asal usul yang tidak
mungkin.Jika alasan itu dihapus dan
pekerjaan dapat dilakukan secara asli,
Contoh kaidah: 1 - Tayammu membuat
tidak berlaku adanya air, karena
tayammum diperbolehkan untuk
kehilangan air, dan jika air ditemukan
sebagai penyebab tayammum.
(Al-Da'as, hal 58, al-Lujji, hal 44)
Dalam kasus Maaliki, Shaafa'i dan
Hanbali, tayammum menyalahi kehadiran
air sebelum memasuki sholat. Di keran,
tayammum menyalahi kehadiran air.
Sebelum masuk sholat atau saat shalat.
‫بزواله‬ ‫بطل‬ ‫لعذر‬ ‫جاز‬ ‫ما‬
2 - Memakai sutra adalah haram untuk
laki-laki, dan Rasulullah saw.
Mengizinkannya kepada siapapun yang
mengalami gatal-gatal.
24 Apabila hilang penyebab yang melarang
sesuatu maka hal yang dilarang tersebut
boleh dilakukan
‫الممنوع‬ ‫عاد‬ ‫المانع‬ ‫زال‬ ‫إذا‬
25 Kemadharatan tidak boleh dihilangkan
dengan kemadharatan yang semisal
‫بمثله‬ ‫يزال‬ ‫ال‬ ‫الضرر‬
26 Mengambil kemudhorotan yang khusus
demi menolak kemudhorotan yang umum
‫الضرر‬ ‫لمنع‬ ‫الخاص‬ ‫الضرر‬ ‫يحتمل‬
‫العام‬
27 Kemadharatan yang lebih besar/ berat
dapat dihilangkan dengan Kemadharatan
yang lebih ringan
‫األخف‬ ‫بالضرر‬ ‫يزال‬ ‫األشد‬ ‫الضرر‬
28 Jika ada 2 kemudhorotan yang bersamaan,
maka yang harus diperhatikan adalah yang
lebih besar mudhorotnya dan dengan
melaksanakan yang lebih ringan
mudhorotnya.
Contoh kaidah:
Diperbolehkannya membedah perut
wanita (hamil) yang mati jika bayi yang
dikandungnya diharapkan masih hidup.
Tidak perbolehkannya minum khamr dan
berjudi karena bahaya yang
ditimbulkannya lebih besar daripada
manfaat yang bisa kita ambil.
Disyariatkan hukum qishas, had dan
menbunuh begal, karena manfaatnya
(timbulnya rasa aman bagi masyarakat)
lebih besar daripada bahayanya.
Diperbolehkannya seorang yang bernama
Junaidi yang kelaparan, padahal ia tidak
memiliki cukup uang untuk membeli
makanan, untuk mengambil makanan Eko
Setello yang tidak lapar dengan sedikit
paksaan.
‫أعظمهما‬ ‫روعي‬ ‫مفسدتان‬ ‫تعارض‬ ‫إذا‬
‫أخفهما‬ ‫بارتكاب‬ ‫ضررا‬
29 Memilih salah satu dari 2 perkara yang
lebih ringan
‫الشرين‬ ‫أهون‬ ‫يختار‬
30 Menolak suatu kerusakan lebih
didahulukan dari pada menarik
kemaslahatan.
Contoh kaidah:
Berkumur dan mengisap air kedalam
hidung ketika berwudhu merupakan
sesuatu yang disunatkan, namun
dimakruhkan bagi orang yang berpuasa
‫المنافع‬ ‫جلب‬ ‫من‬ ‫أولى‬ ‫المفاسد‬ ‫درء‬
karena untuk menjaga masuknya air yang
dapat membatalkan puasanya.
Meresapkan air kesela-sela rambut saat
membasuh kepala dalam bersuci
merupakan sesuatu yang disunatkan,
namun makruh dilakukan oleh orang yang
sedang ihram karena untuk menjaga agar
rambutnya agar tidak rontok.
31 Kemadharatan itu dapat ditolak sebisa
mungkin
‫اإلمكان‬ ‫بقدر‬ ‫يدفع‬ ‫الضرر‬
32 Kebutuhan sekunder (al-hājah) dapat naik
ke tingkat primer (al-darūrah). Sesutau
yang tidak terlalu penting bisa menjadi
penting karena adanya suatu kebutuhan
Contoh kaidah:
Diperbolehkannya Ji'alah (sayembara
berhadiah) dan Hiwalah (pemindahan
hutang piutang) karena sudah menjadi
kebutuhan umum.
Diperbolehkan memandang wanita selain
mahram karena adanya hajat dalam
muamalah atau karena khithbah
(lamaran).
‫الضرورة‬ ‫منزلة‬ ‫تنزل‬ ‫الحاجة‬
33 Sesungguhnya sesuatu yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi tidak membatalkan hak
bagi yang lain
‫الغير‬ ‫حق‬ ‫يبطل‬ ‫ال‬ ‫اإلضطرار‬ ‫إن‬
34 Sesuatu yang diharamkan
darinya/pengambilannya maka
diharamkan juga pemberiannya.
Contoh kaidah :
Memberikan riba atau upah perbuatan
jahat kepada orang lain.
Memberikan upah hasil meramal dan
risywah kepada orang lain. Termasuk juga
upah meratapi kematian orang lain.
‫اعطاؤه‬ ‫حرم‬ ‫أخذه‬ ‫حرم‬ ‫ما‬
35 Apa yang diharamkan atas pekerjaanya
maka diharamkan pula permintaan (hasil)
daripadanya.
Contoh kaidah:
Mengambil riba atau upah perbuatan
jahat.
Mengambil upah dari tukang ramal
risywah (suapan). Begitu pula dengan
upah orang-orang yang meratapi kematian
orang lain.
‫طلبه‬ ‫حرم‬ ‫فعله‬ ‫حرم‬ ‫ما‬
36 Adat kebiasaan dapat dijadikan hukum. ‫محكمة‬ ‫العادة‬
Kaidah ini berasal dari teks (nash) Al-
Quran. Kebiasaan (urf) dan tradisi (adat)
mempunyai peran besar dalam perubahan
hukum berdasarkan pada perubahan
keduanya. Allah berfirman dalam QS Al-
Baqarah 2:228 "Dan para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf."
Nabi bersabda: Tradisi dan cara yang
berlaku di antara kalian itu boleh
digunakan (‫بينكم‬ ‫)سنتكم‬ (Ibnu Hajar Al-
Asqalani dalam Fathul Bari, IV/338.
Tradisi atau adat menurut ulama fiqih
adalah hal-hal yang terjadi berulang-
ulang dan masuk akal menurut akal sehat
yang dilakukan oleh sejumlah individu
Adakah perbedaan antara uruf dan adat?
Sebagian ulama berpendapat keduanya
dua kata dengan satu arti. Sebagian ulama
yang lain menganggapnya berbeda. Adat
adalah sesuatu yang meliputi kebiasaan
individu dan golongan. Sedangkan urf itu
khusus untuk kebiasaan golongan saja
Contoh kaidah:
Seseorang menjual sesuatu dengan tanpa
menyebutkan mata uang yang
dikehendaki, maka berlaku harga dan
maat uang yang umum dipakai.
Batasan sedikit, banyak dan umumnya
waktu haidh, nifas dan suci bergantung
pada kebiasaan (adapt perempuan
sendiri).
37 Jika manusia sudah sepakat dengan
sesuatu (kesepakatan umum) maka wajib
dikerjakan
‫بها‬ ‫العمل‬ ‫يجب‬ ‫حجة‬ ‫الناس‬ ‫استعمال‬
38 Larangan adat adalah menjadi larangan
sebenarnya (secara hakikat)
‫حقيقة‬ ‫كالممتنع‬ ‫عادة‬ ‫الممتنع‬
39 Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan
hukum sesuai dengan perubahan zaman.
Ibn Abidin berkata bahwa sebagian besar
hukum syara’ yang saling bertentangan
disebabkan karena perubahan zaman,
karena adanya perubahan kebiasaan suatu
penduduk. Jika seandainya penduduk
tersebut tetap mempergunakan hukum
yang pertama, mereka akan merasa sangat
kesulitan yang tentunya akan bertentangan
dengan kaidah-kaidah syar’iyah yang
dibangun atas dasar keringanan dan
‫األزمان‬ ‫بتغير‬ ‫األحكام‬ ‫تغير‬ ‫ينكر‬ ‫ال‬
kemudahan serta menolak datangnya
kemudaratan.
Contoh kaidah:
1. Para fuqaha’ klasik menetapkan
hukum bagi istri untuk tinggal di rumah
suaminya setelah semua maharnya lunas,
namun ulama muta’akhirin tidak
mewajibkan hal tersebut, walaupun sang
suami telah melunasi maharnya. Hal ini
disebabkan adanya perubahan kondisi
masyarakat pada zaman sekarang.
2. Kaitannya dengan pendidikan, para
ulama klasik menetapkan hukum haram
untuk mengambil upah atas ilmu agama
yang diajarkan, karena mengajarkan ilmu
agama hukumnya wajib, namun para
ulama muta’akhirin membolehkannya
demi terjaganya kelestarian pendidikan
keagamaan serta untuk pengembangan
ilmu agama itu sendiri.
40 Suatu kenyataan dapat ditinggalkan
berdasarkan adat
‫العادة‬ ‫بداللة‬ ‫تترك‬ ‫الحقيقة‬
41 Adat hanya diterima jika konsisten dan
diterima secara luas
‫أو‬ ‫اضطردت‬ ‫إذا‬ ‫العادة‬ ‫تعتبر‬ ‫إنما‬
‫غلبت‬
42 Hal yang diterima adalah kebiasaan yang
diketahui secara luas, bukan sesuatu yang
asing
‫للنادر‬ ‫ال‬ ‫الشائع‬ ‫للغالب‬ ‫العبرة‬
43 Sesuatu yang sudah diterima sebagai
kebiasaan umum, sama keberlakuannya
seperti sesuatu yang disyaratkan sebagai
syarat.
Contoh kaidah:
Apabila orang bergotong royong
membangun rumah yatim piatu, maka
berdasarkan adat kebiasaan, orang-orang
yang bergotong royong itu tidak dibayar.
Jadi tidah bias menuntut bayaran. Lain
halnya apabila apabila sudah dikenal
sebagai tukang kayu atau tukang cat yang
biasa diupah, dating ke suatu rumah yang
sedang dibangun, lalu ia bekerja disitu,
maka ia harus dibayar upah seperti yang
lainnya meskipun ia tidak mensyaratkan
apa pun, sebab kebiasaan tukang kayu atau
tukang cat apabila bekerja, dia mendapat
bayaran
‫شرطا‬ ‫كالمشروط‬ ‫عرفا‬ ‫المعروف‬
44 Sesuatu yang dikenal diantara pedagang
berlaku sebagai syarat di antara mereka.
‫بينهم‬ ‫كالمشروط‬ ‫التجار‬ ‫بين‬ ‫المعروف‬
Contoh kaidah:
Apabila seorang membeli barang dari
Negara asing dengan pengiriman ke
tempat tertentu dan belum menjelaskan
harga upah pengiriman maka harus
mengikuti kebiasaan yang terkenal di
kalangan pedagang dalam hal
pembayarannya
45 Penetapan secara adat seperti penetapan
secara nash (teks)
‫بالنص‬ ‫كالتعيين‬ ‫بالعرف‬ ‫التعيين‬
46 Apa bila bercampur suatu larangan
dengan perintah maka didahulukan
larangan
‫يقدم‬ ‫والمقتضى‬ ‫المانع‬ ‫تعارض‬ ‫إذا‬
‫المانع‬
47 Sesuatu yang terkait dengan sebuah
obyek, maka ia diakui keabsahannya/
Sesuatu yang mengikut kepada suatu yang
lainnya dipandang sebagai cabangnya
‫تابع‬ ‫التابع‬
48 Sesuatu yang terkait dengan sebuah obyek
tidak dihukumi secara terpisah.
‫بالحكم‬ ‫اليفرد‬ ‫التابع‬
49 Seseorang yang memiliki sesuatu maka ia
juga memiliki segala kepentingan atasnya
‫ضروراته‬ ‫من‬ ‫هو‬ ‫ما‬ ‫ملك‬ ‫شيئا‬ ‫ملك‬ ‫من‬
50 Apabila asal telah gugur maka gugur pula
cabangnya
‫الفرع‬ ‫سقط‬ ‫األصل‬ ‫سقط‬ ‫إذا‬
51 Sesuatu yang terputus itu tidak akan
kembali seperti sesuatu yang hilang tidak
kembali
‫يعود‬ ‫ال‬ ‫المعدوم‬ ‫أن‬ ‫كما‬ ‫يعود‬ ‫ال‬ ‫الساقط‬
52 Apabila sesuatu itu batal maka batallah
apa yang ada didalammnya
‫ضمنه‬ ‫فى‬ ‫ما‬ ‫بطل‬ ‫الشيء‬ ‫بطل‬ ‫إذا‬
53 Apa bila batal suatu yang dasar /asal maka
ia merubah menjadi perubahan,maka asal
itu menjadi berubah
‫البدل‬ ‫الى‬ ‫يصار‬ ‫األصل‬ ‫بطل‬ ‫إذا‬
54 Dimaafkan sesuatu pada cabang yang
tidak dimaafkan pada yang lainnya
‫غيرها‬ ‫فى‬ ‫يغتفر‬ ‫ماال‬ ‫التوابع‬ ‫يغتفر‬
55 Sesuatu yang dilarang dengan cara yang
baru, mungkin diperbolehkan dengan cara
melanjutkan.
‫االبتداء‬ ‫فى‬ ‫يغتفر‬ ‫ال‬ ‫ما‬ ‫البقاء‬ ‫فى‬ ‫يغتفر‬
56 Meneruskan sesuatu lebih mudah dari
pada memulainya
‫االبتداء‬ ‫من‬ ‫أسهل‬ ‫البقاء‬
57 Tidaklah sempurna
‘aqad tabarru’ (pemberian) kecuali
diberikan/diserahkan, (sebelum diminta
sudah diberi)
‫بقبض‬ ‫إال‬ ‫التبرع‬ ‫يتم‬ ‫ال‬
58 Kebijakan penguasa atas rakyat harus
berdasarkan maslahat.
Contoh kaidah:
Seorang pemimpin (imam) dilarang
membagikan zakat kepada yang berhak
(mustahiq) dengan cara membeda-
bedakan diantara orang-orang yang
tingkat kebutuhannya sama.
‫بالمصلحة‬ ‫منوط‬ ‫الرعية‬ ‫على‬ ‫التصرف‬
Seorang pemimpin pemerintahan,
sebaiknya tidak mengankat seorang fasiq
menjadi imam shalat. Karena walaupun
shalat dibelakangnya tetap sah, namun
hal ini kurang baik (makruh).
Seorang pemimpin tidak boleh
mendahulukan pembagian harta baitul
mal kepada seorang yang kurang
membutuhkannya dan mengakhirkan
mereka yang lebih membutuhkan.
Rasulullah SAW. bersabda :
‫كلكم‬
‫راع‬
‫وكلكم‬
‫مسؤل‬
‫عن‬
‫رعيته‬
Artinya :
“Masing-masing dari kalian adalah
pemimpin dan setiap dsari kalian akan
dimintai pertanggung jawaban atas
kepemimpinan”
59 Kewenangan khusus (pribadi) lebih kuat
dari pada kewenangan umum (publik)
‫الوالية‬ ‫من‬ ‫أقوى‬ ‫الخاصة‬ ‫الوالية‬
‫العامة‬
60 Mengamalkan maksud suatu kalimat,
lebih utama dari pada mengabaikannya
(menyia-nyiakannya)
‫إهماله‬ ‫من‬ ‫أولى‬ ‫الكالم‬ ‫إعمال‬
61 Apabila maksud hakiki tidak dapat
ditangkap, maka pengertian majazi
(metaforis) dapat dipakai
‫المجاز‬ ‫إلى‬ ‫يصار‬ ‫الحقيقة‬ ‫تعذرت‬ ‫إذا‬
62 Apabila perkataan itu lemah dalam
pelaksanaan maka abaikan saja
‫يهمل‬ ‫الكالم‬ ‫إعمال‬ ‫تعذر‬ ‫إذا‬
63 Hubungan terhadap bagian-bagian yang
takterpisahkan dinilai seperti hubungan
terhadap keseluruhan
‫كله‬ ‫كذكر‬ ‫يتجزأ‬ ‫ماال‬ ‫بعض‬ ‫ذكر‬
64 Sesuatu yang mutlaq berjalan dengan
kemutlakannya selama tidak ada
nash atau dalil yang mengikatnya.
Contoh kaidah:
Jika seseorang ditunjuk sebagai wakil
untuk melakukan penjualan sesuatu,
apabila sifat perwakilannya bersifat
mutlak, maka ia diperbolehkan untuk
menjual harta orang yang mewakilkannya
dengan harga yang dianggapnya sesuai,
baik sedikit maupun banyak. Akan tetapi
apabila orang yang mewakilkan
menentukan harga tertentu, maka bagi
orang yang ditunjuk sebagai perwakilan
untuk menjual terkait dengan harga
tersebut, sehingga tidak boleh menjual
‫يقم‬ ‫لم‬ ‫ما‬ ‫إطالقه‬ ‫على‬ ‫يجري‬ ‫المطلق‬
‫دالله‬ ‫أو‬ ‫نصا‬ ‫التقييد‬ ‫دليل‬
kecuali dengan harga tersebut. Apabila ia
menjual dengan harga yang kurang tanpa
izin, maka ia harus mengganti
kekurangannya.
2. Jika seseorang mewakilkan kepada
orang lain untuk membeli suatu barang,
dan dia tidak menjelaskan harganya, maka
orang yang ditunjuk sebagai wakil
hendaknya membeli dengan harga standar
atau dengan perbedaan sedikit, dan tidak
boleh membeli dengan perbedaan yang
sangat banyak. Jika dia melakukannya,
berarti dia membeli untuk dirinya sendiri
dan bukan sebagai orang yang ditunjuk
sebagai wakil. Karena perwakilannya
sekalipun bersifat mutlak, namun juga
terikat, dengan bukti bahwa orang yang
mewakilkan tidak menginginkan rugi
yang sangat besar
65 Sifat yang tampak tidak memiliki nilai
kebenaran, maka sifat yang tidak tampak
dapat dipakai.
“Mendefinisikan sesuatu yang ada di
depan mata tidak perlu, tetapi
pendefinisian diperlukan jika sesuatu itu
berada di tempat lain”.
Ruang lingkup kaidah: kaidah ini berlaku
pada sebagian akad mubadalah seperti
bai’, ijaroh, dan nikah.
Contoh kaidah:
seseorang berkata : aku menjual kuda
putih ini kepadamu sambil menunjuknya,
padahal berwarna hitam maka jual beli
tesebut menjadi sah jika pembeli
menerimanya, dan sia-sialah penyifatan
terebut. Sedangkan jika kuda tersebut tak
ada (di tempat akad) dan si penjual berkata
bahwa ia menjual kuda putihnya ,
kemudian tampak jelas bahwa kudanya
berwarna hitam, maka pembeli boleh
khiyar
‫الغائب‬ ‫وفى‬ ‫لغو‬ ‫الحاضر‬ ‫فى‬ ‫الوصف‬
‫معتبر‬
66 Pertanyaan itu diulangi di dalam jawaban ‫الجواب‬ ‫فى‬ ‫معاد‬ ‫السؤال‬
67 Perkataan tidak dapat dinisbatkan kepada
orang yang diam, tetapi diam adalah sama
dengan pernyataan, ketika bicara
diperlukan. (Artinya orang yang diam
ketika berbicara itu menjadi keharusan,
maka ia dianggap membuat pernyataan
(menyetujui/menolak).
‫السكوت‬ ‫لكن‬ ،‫قول‬ ‫ساكت‬ ‫إلى‬ ‫ينسب‬ ‫ال‬
‫بيان‬ ‫الحاجة‬ ‫معرض‬ ‫فى‬
68 Bukti atas sesuatu yang tidak jelas
dikembalikan pada kedudukannya
‫يقوم‬ ‫الباطنة‬ ‫األمور‬ ‫فى‬ ‫الشيئ‬ ‫دليل‬
‫مقامه‬
69 Tulisan seseorang itu seperti halnya
perkataan
‫كالخطاب‬ ‫الكتاب‬
70 Isyarat yan dikenal karena kebisuan
seperti suatu keerangan dengan lisan
‫كالبيان‬ ‫لألخرس‬ ‫المعهودة‬ ‫اإلشارات‬
‫باللسان‬
71 kata terjemahan diterima secara mutlaq. ‫مطلقا‬ ‫المترجم‬ ‫قول‬ ‫يقبل‬
72 Tidak dipegangi sesuatu (hukum) yang
berdasarkan pada Dhon -persangkaan
yang kuat- yang jelas salahnya.
‫خطؤه‬ ‫البين‬ ‫للظن‬ ‫عبرة‬ ‫ال‬
73 Tidak di jadikan hujjah sesuatu yang
berdasarkan kemungkinan yang
berlawanan dengan dalil
‫دليل‬ ‫عن‬ ‫الناشئ‬ ‫االحتمال‬ ‫مع‬ ‫حجة‬ ‫ال‬
74 Tidak bia dijadikan patokan sesuatu yang
bimbang/was-was
‫للتوهم‬ ‫عبرة‬ ‫ال‬
75 Keputusan dengan bukti yang otentik
seperti kepastian melihat dengan mata
kepala sendiri
‫بالعيان‬ ‫كالثابت‬ ‫بالبرهان‬ ‫الثابت‬
76 Bukti dituntut atas orang yang
menggugat/menuduh, sedangkan sumpah
atas yang menolak/ mengingkarinya
‫من‬ ‫على‬ ‫واليمين‬ ‫المدعي‬ ‫على‬ ‫البينة‬
‫أنكر‬
77 Bukti adalah untuk memastikan sesuatu
yang berlawanan secara lahiriyah, sedang
sumpah untuk memastikan sesuatu yang
asal
‫واليمين‬ ‫الظاهر‬ ‫خالف‬ ‫إلثبات‬ ‫البينة‬
‫األصل‬ ‫إلبقاء‬
78 Bukti adalah kepastian mutlak (bagi fihak
ketiga), sedang ikrar (pengakuan)
hanyalah bukti relatif bagi yang
menyatakannya.
‫حجة‬ ‫واإلقرار‬ ‫متعدية‬ ‫حجة‬ ‫البينة‬
‫قاصرة‬
79 Seseorang itu terikat oleh pengakuannya ‫بإقراره‬ ‫مؤاخذ‬ ‫المرء‬
80 Sesuatu yang diperdebatkan tidak bisa
dijadikan hujjah, tetapi jga tidak dapat
menafikan keputusan hakim
‫يختل‬ ‫ال‬ ‫والكن‬ ‫التناقض‬ ‫مع‬ ‫حجة‬ ‫ال‬
‫الحاكم‬ ‫حكم‬ ‫معه‬
81 Sesungguhnya ditetapkannya cabang itu
tidak berarti dengan meniadakan yang
asal/pokok
‫األصل‬ ‫ثبوت‬ ‫عدم‬ ‫مع‬ ‫الفرع‬ ‫ثبت‬ ‫قد‬
82 Fihak yang dibebani oleh syarat wajib
memenuhinya ketika syarat disebutkan.
‫ثبوت‬ ‫عند‬ ‫ثبوته‬ ‫يجب‬ ‫بالشرط‬ ‫المعلق‬
‫الشرط‬
83 Lazimnya pemenuhan syarat itu sesuai
kemampuan yang memungkinkan
‫اإلمكان‬ ‫بقدر‬ ‫الشرط‬ ‫مراعة‬ ‫يلزم‬
84 Janji yang diiringi persyaratan adalah
lazim
‫تكون‬ ‫التعاليق‬ ‫صور‬ ‫باكتساء‬ ‫المواعيد‬
‫الزمة‬
85 Hak mendapat hasil itu sebagai ganti
kerugian (yang ditanggung)
‫بالضمان‬ ‫الخراج‬
86 Pendapatan/upah dengan jaminan itu tidak
datang secara bersamaan
‫يجتمعان‬ ‫ال‬ ‫والضمان‬ ‫األجر‬
87 Risiko itu sejalan dengan keuntungan
(yakni orang yang memperoleh manfaat
atas sesuatu, pada saat yang sama ia harus
mau berkorban).
‫نفع‬ ‫ينال‬ ‫من‬ ‫إن‬ ‫يعني‬ ( - ‫بالغنم‬ ‫الغرم‬
) ‫ضرره‬ ‫يحتمل‬ ‫شيئ‬
88 Kenikmatan itu setaraf dengan
pengorbanan dan pengorbanan setaraf
dengan kenikmatan
‫النعمة‬ ‫بقدر‬ ‫والنقمة‬ ‫النقمة‬ ‫بقدر‬ ‫النعمة‬
89 Perbuatan itu disandarkan pada pelakunya
kecuali pada suatu kasus yang belum
terjabarkan
‫مالم‬ ‫اآلمر‬ ‫ال‬ ‫الفاعل‬ ‫الى‬ ‫الفعل‬ ‫يضاف‬
‫مجبرا‬ ‫يكن‬
90 Apabila terdapat dua orang terlibat suatu
perkara, yang seorang terlibat langsung
dan yang lain hanya terlibat sebab-
musababnya, maka hukum dibebankan
pada orang yang terlibat secara langsung
saja
‫يضاف‬ ‫والمتسبب‬ ‫المباشر‬ ‫اجتمع‬ ‫إذا‬
‫المباشر‬ ‫الى‬ ‫الحكم‬
91 Hal yang dibolehkan syariat tidak dapat
dijadikan beban/tanggungan
‫الضمان‬ ‫ينافي‬ ‫الشرعي‬ ‫الجواز‬
92 Orang yang berbuat sesuatu, meskipun
tanpa sengaja, tetap harus menanggung
beban
‫يتعمد‬ ‫لم‬ ‫وان‬ ‫ضامن‬ ‫المباشر‬
93 Tidak dikenai beban orang yang terlibat
dalam sebab suatu kejadian kecuali
dengan sengaja ia hendak melakukannya
‫بالتعمد‬ ‫ءاال‬ ‫يضمن‬ ‫ال‬ ‫المتسبب‬
94 Tidak ada beban yang terkait dengan
kecelakaan disebabkan oleh binatang atas
kemauanya sendiri.
‫جبار‬ ‫العجماء‬ ‫جناية‬
95 Perintah menggunakan atau
memanfaatkan barang milik orang lain
adalah terlarang (bathil)
‫باطل‬ ‫الغير‬ ‫ملك‬ ‫فى‬ ‫بالتصرف‬ ‫األمر‬
96 Tidak boleh bagi seorang pun merubah
/mengganti milik orang lain tanpa izin
pemiliknya.
‫ملك‬ ‫فى‬ ‫يتصرف‬ ‫أن‬ ‫ألحد‬ ‫يجوز‬ ‫ال‬
‫إذنه‬ ‫بال‬ ‫الغير‬
97 Tidak boleh bagi seseorang mengambil
milik orang lain tanpa sebab syar’i
‫بال‬ ‫أحد‬ ‫مال‬ ‫يأخذ‬ ‫أن‬ ‫ألحد‬ ‫يجوز‬ ‫ال‬
‫شرعي‬ ‫سبب‬
98 Perubahan sebab kepemilikan barang
adalah setara dengan perubahan pada
barang itu sendiri
‫الذات‬ ‫تبدل‬ ‫مقام‬ ‫قائم‬ ‫الملك‬ ‫سبب‬ ‫تبدل‬
99 Barang siapa yang mendahulukan sesuatu
sebelum waktunya, maka ia dibebani atas
larangan yang ada didalamnya
‫عوقب‬ ‫أوانه‬ ‫قبل‬ ‫الشيئ‬ ‫استعجل‬ ‫من‬
‫بحرمانه‬
100 Barang siapa berusaha menyanggah
perbuatannya sendiri, maka usahanya itu
tertolak
،‫جهته‬ ‫من‬ ‫تم‬ ‫ما‬ ‫نقض‬ ‫فى‬ ‫سعى‬ ‫من‬
‫عليه‬ ‫مردود‬ ‫فسعيه‬

More Related Content

What's hot

metafisika islam
metafisika islammetafisika islam
metafisika islam
Lela Warni
 
Epistemologi Keilmuan Islam
Epistemologi Keilmuan IslamEpistemologi Keilmuan Islam
Epistemologi Keilmuan Islam
shofichofifah
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Ria Widia
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Riana Arum
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Jingga Matahari
 
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiahIslam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
azzahracaem
 
konsep kenabian & wahyu
konsep kenabian & wahyukonsep kenabian & wahyu
konsep kenabian & wahyu
Raden Ngampar
 
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
Faridatunnisa
 
Tasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamTasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islam
Marhamah Saleh
 

What's hot (20)

Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa MansukhUlumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
 
metafisika islam
metafisika islammetafisika islam
metafisika islam
 
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
 
Ilmu faraidh mawaris - baha
Ilmu faraidh   mawaris - bahaIlmu faraidh   mawaris - baha
Ilmu faraidh mawaris - baha
 
Epistemologi Keilmuan Islam
Epistemologi Keilmuan IslamEpistemologi Keilmuan Islam
Epistemologi Keilmuan Islam
 
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufPengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
 
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HADITS.pptx
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HADITS.pptxKONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HADITS.pptx
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HADITS.pptx
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Ppt teologi-islam
Ppt teologi-islamPpt teologi-islam
Ppt teologi-islam
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiahIslam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
Islam sebagai produk budaya dan pengetahuan ilmiah
 
konsep kenabian & wahyu
konsep kenabian & wahyukonsep kenabian & wahyu
konsep kenabian & wahyu
 
Ilmu Kalam
Ilmu KalamIlmu Kalam
Ilmu Kalam
 
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
 
Macam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi sawMacam-Macam Sunnah Nabi saw
Macam-Macam Sunnah Nabi saw
 
Tasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamTasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islam
 
Ppt sejarah perkembangan akhlak
Ppt sejarah perkembangan akhlakPpt sejarah perkembangan akhlak
Ppt sejarah perkembangan akhlak
 

Similar to 377440065-Kaidah-Fiqih-Pak-Ija.pdf

Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Marhamah Saleh
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Arif Arif
 
39cedf97-bb30-4cc1-9d52-adbb2783b2f4.pdf
39cedf97-bb30-4cc1-9d52-adbb2783b2f4.pdf39cedf97-bb30-4cc1-9d52-adbb2783b2f4.pdf
39cedf97-bb30-4cc1-9d52-adbb2783b2f4.pdf
RitaYusuf2
 
Kel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahKel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalah
Mulyanah
 
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum Islam
WanBK Leo
 
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIAPEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
surrenderyourthrone
 
Hukum wadh'i bentuk pdf
Hukum wadh'i bentuk pdfHukum wadh'i bentuk pdf
Hukum wadh'i bentuk pdf
Mahyul Ikmal
 

Similar to 377440065-Kaidah-Fiqih-Pak-Ija.pdf (20)

Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
2. PPT KTA.pptx
2. PPT KTA.pptx2. PPT KTA.pptx
2. PPT KTA.pptx
 
39cedf97-bb30-4cc1-9d52-adbb2783b2f4.pdf
39cedf97-bb30-4cc1-9d52-adbb2783b2f4.pdf39cedf97-bb30-4cc1-9d52-adbb2783b2f4.pdf
39cedf97-bb30-4cc1-9d52-adbb2783b2f4.pdf
 
Kel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahKel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalah
 
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum Islam
 
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIAPEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
 
Hukum wadh'i bentuk pdf
Hukum wadh'i bentuk pdfHukum wadh'i bentuk pdf
Hukum wadh'i bentuk pdf
 
Akad - Kaidah Fiqih.pptx
Akad - Kaidah Fiqih.pptxAkad - Kaidah Fiqih.pptx
Akad - Kaidah Fiqih.pptx
 
Qiyas
QiyasQiyas
Qiyas
 
Hukum makan katak
Hukum makan katakHukum makan katak
Hukum makan katak
 
94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat
 
94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat
 
Materi uk3
Materi uk3Materi uk3
Materi uk3
 
hukum perjanjian
hukum perjanjianhukum perjanjian
hukum perjanjian
 
Teori kepemilikan
Teori kepemilikanTeori kepemilikan
Teori kepemilikan
 
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptAKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
 
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptAKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
 
Makalah huruf arab
Makalah huruf arabMakalah huruf arab
Makalah huruf arab
 

Recently uploaded

Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
langkahgontay88
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
FORTRESS
 

Recently uploaded (20)

UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptxPernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 

377440065-Kaidah-Fiqih-Pak-Ija.pdf

  • 1. QAWA’ID FIQHIYYAH 2 “Hukum setiap perkara tergantung kepada maksudnya”. Makna yang terkandung dalam kaidah ini, bahwasanya penetapan hukum terhadap suatu perkara tergantung pada maksud yang menjadi tujuan perkara tersebut.. Asal dari kaidah ini adalah hadits Nabi: "Bahwasanya segala amal itu tergantung niat. Bagi seseorang itu tergantung niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya pada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya pada Allah dan Rasulnya. Barangsiapa yang hijrahnya untuk mencari dunia atau perempuan yang akan dinikahi maka hijrahnya adalah pada apa yang dituju." Maksud dari hadits ini bahwasanya setiap perbuatan dan tingkah laku mukallaf (hamba) baik berupa perkataan maupun perbuatannya, disikapi dengan berbeda- beda sesuai dengan maksud seseorang dalam melakukan perbuatan tersebut, jika hal itu merupakan cerminan ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasūlullāh saw maka ia akan mendapat ganjaran pahala atas perbuatan tersebut, namun jika sebaliknya dengan tujuan bermaksiat kepada Allah SWT dan Rasūlullāh saw maka ia akan mendapat hukuman yang setimpal. Contoh kaidah: Sebagai contoh, dalam al-Qur’ān, Allah SWT telah mengharamkan memakan bangkai kecuali dalam kondisi darurat, hal itu disebutkan dalam firman-Nya yang berbunyi: ”Diharamkan bagimu (memakan) bangkai ...”. (QS. al-Mā’idah (5):3). Ayat di atas merupakan dalil adanya pelarangan untuk memakan bangkai kecuali dalam kondisi darurat, jika ‫األمور‬ ‫بمقاصدها‬
  • 2. seorang hamba tidak memakan bangkai dengan maksud mentaati dalil di atas, maka ia mendapat pahala atas perbuatan tersebut, namun jika ia tidak memakan bangkai karena sekedar tidak menyukainya, maka tidak ada pahala baginya. 3 “Inti akad berdasarkan maksud dan makna akad, bukan berdasarkan lafadz dan kalimat”. Salah satu diantara rukun jual beli adalah adanya shighat akad, yaitu ucapan atau tindakan atau isyarat dari penjual dan pembeli yang menunjukkan keinginan mereka untuk melakukan transaksi tanpa paksaan. Jika Shighat ini disampaikan secara lisan, para ulama menyebutnya dengan istilah: ijab qabul. Sementara shighat dalam jual beli disampaikan dalam bentuk perbuatan atau isyarat, disebut Bai’ Mu’athah. Contoh kaidah: dalam kerja sama Mudharabah, jika ada ketentuan yang menyatakan bahwa pihak yang menyediakan modal akan memperoleh semua keutungannya, maka akad itu tidak sidebut mudharabah, tapi akad hutang. ‫العبرة‬ ‫فى‬ ‫العقود‬ ‫للمقاصد‬ ‫والمعاني‬ ‫ال‬ ‫لأللفاظ‬ ‫والمباني‬ 4 ”Sesuatu yang meyakinkan tidak dapat hilang hanya dengan keraguan”. Kaidah ini menjelaskan adanya kemudahan dalam syariah Islam. Tujuannya adalah menetapkan sesuatu yang meyakinkan dianggap sebagai hal yang asal dan dianggap. Dan bahwa keyakinan menghilangkan keraguan yang sering timbul dari was-was terutama dalam masalah kesucian dan shalat. Keyakinan adalah ketetapan hati berdasarkan pada dalil yang pasti, sedangkan keraguan adalah kemungkinan terjadinya dua hal tanpa ada kelebihan antara keduanya. “Bahwa suatu perkara yang diyakini telah terjadi tidak bisa dihilangkan kecuali dengan dalil yang pasti dan meyakinkan. Dengan kata lain, tidak bisa dihilangkan hanya dengan sebuah keraguan. Demikian ‫اليقين‬ ‫ال‬ ‫يزال‬ ‫بالشك‬ ‫(اليقين‬ ‫ال‬ ‫يزول‬ )‫بالشك‬
  • 3. pula sebaliknya, suatu perkara yang diyakini belum terjadi maka tidak bisa dihukumi telah terjadi kecuali dengan dalil yang meyakinkan pula.” Contoh kaidah : Apabila seseorang telah yakin bahwa sebuah pakaian terkena najis, akan tetapi dia tidak tahu dibagian mana dari pakaian tersebut yang terkena najis maka dia harus mencuci pakaian itu seluruhnya. 5 Hukum asal segala sesuatu adalah tetap dalam keadaannya semula, dan keyakinan tidak bisa hilang karena keraguan Contoh kaidah : Jika seseorang melempar binatang buruan (dengan tombak, panah atau senjata lainnya) dengan menyebut nama Allah k terlebih dahulu, kemudian setelah beberapa waktu ia menemukan binatang itu mati terkena senjatanya, namun ia lalu ragu-ragu apakah binatang itu mati karena lemparan senjatanya ataukah karena sebab yang lain, maka asalnya binatang tersebut halal untuk dikonsumsi (bukan bangkai). Karena pada asalnya tidak ada sebab lain yang mengakibatkan kematian binatang tersebut, sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam hadits yang shahîh. ‫األصل‬ ‫بقاء‬ ‫ما‬ ‫كان‬ ‫على‬ ‫ما‬ ‫كان‬ 6 Sesuatu yang sudah lama berjalan akan ditinggalkan sebagaimana asalnya. Artinya peraturan yang sudah berlaku sejak lama tetap berlaku hingga nanti, Karena kelangsungan hidup benda itu untuk waktu yang lama membuktikan bahwa itu didasarkan pada hak yang sah dan hak untuk diadili atas dasar itikad baik kepada kaum Muslimin bahwa apa yang ditempatkan hanya dengan cara yang sah, kecuali jika ini adalah kerugian lama, maka tidak mempertimbangkan argumennya dalam kelangsungan hidupnya. Yang dimaksud dengan yang lama di sini adalah apa yang tidak mengenal yang pertama dan yang pertama, karena yang dikenal sebagai asal-usulnya belum tua ‫قدمه‬ ‫على‬ ‫يترك‬ ‫القديم‬
  • 4. 7 Kemadharatan tidak akan terjadi sejak awal, semua yang terjadi pasti ada sebabnya dan ada awal mulanya. Syariah tidak mengakui kerugian, dan harus dikonfirmasikan sesuai dengan peraturan yurisprudensi. Kerusakan lama, seperti kerusakan baru pada keputusan tersebut, tidak memperhitungkan kerusakannya. Dan tidak dipertimbangkan, tapi harus dilepas, karena kerusakan kerusakan, dan tidak ada pelajaran yang terdahulu, karena yang lama, namun dianggap mayoritas, anggapan bahwa itu ditempatkan hanya dalam menghadapi yang sah, jika itu berbahaya dan kerusakan adalah bukti bahwa itu tidak diletakkan. Karena tidak dibolehkan untuk merugikan orang lain. ‫قديما‬ ‫يكون‬ ‫ال‬ ‫الضرر‬ 8 Hukum asal adalah bebas dari tanggungan. Contoh kaidah: Seorang yang didakwa (mudda’a ‘alaih)melakukan suatu perbuatan bersumpah bahwa ia tidak melakukan perbuatan tersebut. Maka ia tidak dapat dikenai hukuman, karena pada dasarnya ia terbebas dari segala beban dan tanggung jawab. Permasalahan kemudian dikembalikan kepada yang mendakwa (mudda’i). ‫الذمة‬ ‫براءة‬ ‫األصل‬ 9 Kondisi sifat (berupa tambahan) dianggap tidak ada/ Asal pada suatu sifat berupa tambahan tidak dianggap. Atribut untuk eksistensi dan non-eksistensi dalam dua bagian: Yang pertama adalah kualitas di mana keberadaan objek adalah keadaan darurat dan kontradiksi, dalam artian bahwa benda itu sering tidak berlaku lagi. Ini disebut atribut lateral, asal mula adalah ketiadaan, dan atribut semacam itu adalah hal lain yang ada setelah ketiadaan seperti semua kontrak dan perbuatan. Yang dominan adalah bahwa itu adalah sebuah objek, dan nihil adalah kepastian, karena ini adalah keadaan alami, dan perubahannya terhadap eksistensi adalah proposisi yang meragukan. ‫العدم‬ ‫العارضة‬ ‫الصفات‬ ‫فى‬ ‫األصل‬
  • 5. Kedua: kualitas yang ada dalam hal dibandingkan dengan eksistensinya, seringkali hal itu sering dimaknai, dan disebut kualitas asli, dan asal mula keberadaan dan kelangsungan hidup untuk dibuktikan. 10 Sesuatu yang sudah ditetapkan pada zamannya akan dinilai kekal selama tidak ada dalil yang menentangnya. Keberadaan sesuatu di masa lalu dianggap tetap dengan persetujuan kasus ini, apakah raja terakhir dibuktikan dengan bukti atau pengakuan terdakwa, dan ini dianggap sebagai prinsip yang sah, kecuali jika ada sesuatu yang mengubahnya. Jika ada sesuatu yang mengubahnya, keberatan terhadap yang asli dan bukti yang menentangnya. Aturan ini dekat dengan aturan "asal kelangsungan hidup apa yang ada pada apa adanya" Sampai dia membuktikan apa yang sedang dia ubah dan hapus, dan aturan apa yang telah terbukti bertentangan dengan yang asli. Penggunaan al-Qaeda berguna dalam menstabilkan hal-hal dan membuktikannya sampai mereka membuktikan apa yang mengubahnya dan menyingkirkannya. Aplikasi A - Jika terbukti pada zaman raja sesuatu untuk satu, maka keputusan bahwa raja tetap ada padanya kecuali jika tidak ada yang bisa menghapusnya, apakah raja terakhir dibuktikan dengan bukti atau oleh konfirmasi terdakwa. (Zarqa hal 121). ‫يوجد‬ ‫مالم‬ ‫ببقائه‬ ‫محكم‬ ‫بزمان‬ ‫ثبت‬ ‫وما‬ ‫خالفه‬ ‫على‬ ‫دليل‬ 11 Hukum asal adalah menyandarkan hal baru pada waktu yang terdekat. Dalam hal terjadi ketidaksesuaian pada saat terjadinya suatu pesanan, hal ini disebabkan pada waktu paling awal sampai yang terjauh terbentuk. Jika rasionya tetap pada waktu yang jauh, hal itu sangat diatur karena waktu terdekat telah disetujui oleh para pihak untuk mengetahui adanya kecelakaan tersebut. Semakin dekat pasti dan semakin jauh keraguan, dan kepastiannya tidak hilang dengan keraguan. Jika kejadiannya disepakati, namun selisihnya terjadi pada tanggal terjadinya, ‫أقرب‬ ‫إلى‬ ‫الحادث‬ ‫إضافة‬ ‫األصل‬ ‫أوقاته‬
  • 6. namun jika kejadiannya tidak disepakati, maka selisih asal terjadinya kejadian dan dihadirkan, seolah-olah memiliki salah satu cairan yang lain, dan menandatangani selisih kejadian dan kaki, Dan permintaan untuk mengangkatnya, dan mengklaim pemilik kaki, argumen kepada hakim kaki, dan yang lama ditinggalkan di kakinya, jika penggugat mendirikan bukti bukti. Karena bukti membuktikan amanah kekurangan, itulah bukti pertama penggugat kaki yang memberikan bukti. Karena penggugat kaki itu jahat, dan berpegang teguh pada aslinya, dan buktinya dipresentasikan pada aslinya dan nampak. Dan bahwa peraturan ini dibatasi untuk tidak menyebabkan pencabutan apa yang tetap, karena keputusan tersebut 12 Hukum asal pada suatu perkataan adalah arti yang sebenarnya (Artinya jika ada perkataan yang bisa diartikan secara hakiki dan majasi, maka perkataan mesti diartikan secara hakiki). jika terjadi penggunaan kata yang biasa dipakai dengan dua makna, yaitu makna haqiqah dan makna majaz tanpa dibarengi dengan penguat yang menguatkan salah satu dari dua makna yang dipunyai. Maka yang dipilih adalah makna yang haqiqah bukan makna majaz. Karena seperti yang diterangkan diatas makna majaz adalah makna yang kedudukannya dibawah makna haqiqah maka secara otomatis makna haqiqah lebih diunggulkan dari makna majaz. Seperti contoh dalam ayat : " ‫وال‬ ‫تنكحوا‬ ‫ما‬ ‫نكح‬ ‫آباؤكم‬ ‫من‬ ‫النساء‬ ” Lafadz nikah secara makna haqiqah adalah seks, sedangkan secara makna majaz adalah akad. Kedua makna lafadz nikah itu sering digunakan. Maka jika ada penggunaan lafadz nikah tanpa dibarengi penguat dari salah satu dari dua makna yang dipunyai lafadz nikah, makna yang diunggulkan adalah makna majaz. Jadi ayat di atas menerangkan tentang keharaman bersetubuh dengan orang tua itu berdasarkan nash. Sedangkan keharaman melakukan akad dengan orang tua itu berdasarkan ijma’. ‫الحقيقة‬ ‫الكالم‬ ‫فى‬ ‫األصل‬
  • 7. Namun jika seandainya ditemukan penguat yang mendukung makna majaz maka makna yang dipilih adalah makna majaz. 13 Tidak perlu ambil perhatian terhadap dalil apabila ada pernyataan yang jelas. Bahwa pernyataan tentang apa yang diinginkan lebih kuat daripada penanda, dan jika bertentangan dengan eksplisit dan indikatif, tidak ada indikasi tentang makna atau keabsahannya. Namun, bila tidak ada kontradiksi, ini menunjukkan bahwa keputusan dan kekuasaannya ada di tempat di mana mereka diam. ‫التصريخ‬ ‫مقابلة‬ ‫في‬ ‫للداللة‬ ‫عبرة‬ ‫ال‬ 14 Tidak ada tempat untuk berijtihad jika ada nash yang menerangkannya. Tidak ada peluang bagi ijtihad untuk menggeser sesuatu yang bersumber dari nash. Karena hukum syar’i itu adalah perkara yang dihasilkan dari nash, maka tidak memerlukan pengerahan kemampuan dalam menghasilkannya. Sedangkan ijtihad itu sifatnya dzanny maka sesuatu yang dihasilkan darinya juga merupakan perkara yang sifatnya dzanny berbeda dengan sesuatu yang dihasilkan dari nash itu sifatnya pasti. Tidak mungkin sesuatu yang sifatnya pasti ditinggalkan karena sesuatu yang sifatnya dzanny ‫النص‬ ‫مورد‬ ‫فى‬ ‫لالجتهاد‬ ‫المساغ‬ 15 Apa yang ditetapkan oleh perbedaan pada qiyas tidak bisa digunakan untuk qiyas lainnya. Qiyas: adalah membuat penilaian diukur sebagai penilaian di dalam satu bug yang diukur Di dalamnya, yang merupakan argumen para ilmuwan dan pembicara, mengatakan :. Karena pikiran adalah pertimbangan konstan dari semua makna yang telah terbukti. Dan untuk melampirkan ke rekannya, yang merupakan ukuran yang sama. Persyaratan analoginya adalah bahwa tidak ada teks dalam ukuran; Hal ini diperlukan agar cabang dibebaskan dari keputusan yang telah dibuktikan kepadanya dengan cara kutipan, jika ditemukan ‫ال‬ ‫فغيره‬ ‫القياس‬ ‫خالف‬ ‫على‬ ‫ثبت‬ ‫ما‬ ‫عليه‬ ‫يقاس‬
  • 8. Referensi untuk penilaian tidak diukur. Alasan dalam beberapa hal oleh teks dan pengukuran adalah bahwa lawannya adalah Jika teks ditantang sebagai direproduksi, tidak berulang, atau tidak diketahui, atau dapat diandalkan, pengukuran harus tetap tidak berdasar, bukan karena ini adalah bukti penilaian integritas teks banding. Ini bukan pengukuran menurut pemikiran, seperti yang dikatakan beberapa orang, tapi ini adalah pendapat yang paling mungkin dan terbesar, dan pekerjaan mungkin merupakan tugas, namun tetap bersamanya menabrak prospek. 16 Sebuah ijtihad tidak dapat membatalkan ijtihad yang serupa. Contoh kaidah: Apabila dalam menentukan arah kiblat, ijtihad pertama tidak sama dengan ijtihat ke dua, maka digunakan ijtihad ke dua. Sedangkan ijtihad pertama tetap sah sehingga tidak memerlukan pengulangan pada rakaat yang dilakukan dengan ijtihad pertama. Dengan demikian, seseorang mungkin saja melakukan shalat empat rakaat dengan menghadap arah yang berbeda pada setiap rakaatnya. Ketika seorang hakim berijtihad untuk memutuskan hukum suatu perkara, kemudian ijtihadnya berubah dari ijtihad yang pertama maka ijtihad yang pertama tetap sah (tidak rusak) ‫بمثله‬ ‫ينقض‬ ‫ال‬ ‫االجتهاد‬ 17 Suatu kesulitan akan memunculkan kemudahan. mam As-Syatibi dalam Al-Muwafaqat I/231 menyatakan: "Dalil-dalil yang meniadakan dosa (dalam situasi darurat) bagi umat mencapai tingkat pasti." Allah berfirman dalam QS An-Nisa' 4:28 "Allah hendak memberikan keringanan kepadamu ..." dan "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (QS Al- Baqarah 2:185). Nabi bersabda dan hadits Sahih Bukhari no. 39 "Sesungguhnya agama itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agama ‫التيسير‬ ‫تجلب‬ ‫المشقة‬
  • 9. melainkan ia akan dikalahkan. Oleh karena itu kerjakanlah dengan semestinya, atau mendekati semestinya dan bergembiralah (dengan pahala Allah) dan mohonlah pertolongan di waktu pagi, petang dan sebagian malam" Maksud dari kaidah ini adalah bahwa hukum-hukum yang menimbulkan kesulitan dalam mengamalkannya bagi diri seorang mukalaf atau hartanya, maka syariah meringankan hukum itu sesuai kemampuannya tanpa kesulitan atau dosa. Contoh kaidah : Seorang bernama Godril yang sedang sakit parah merasa kesulitan untuk berdiri ketika shalat fardhu, maka ia diperbolehkan shalat dengan duduk. Begitu juga ketika ia merasa kesulitan shalat dengan duduk, maka diperbolehkan melakukan shalat dengan tidur terlentang. Seseorang yang karena sesuatu hal, sakit parah misalnya, merasa kesulitan untuk menggunakan air dalam berwudhu, maka ia diperbolehkan bertayamum. Pendapat Imam Syafi'i tentang diperbolehkannya seorang wanita yang bepergian tanpa didampingi wali untuk menyerahkan perkaranya kepada laki-laki lain”. 18 Jika terjadi kesempitan pada suatu perkara maka akan diberikan kelonggaran. Allah SWT. berfirman dalam QS. Al- Baqarah (2): 185. “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” KERINGANAN HUKUM SYARA’ Keringanan hukum syara’ (takhfifat al- syar'i), meliputi 7 macam, yaitu: Takhfif Isqat, yaitu keringanan dengan menggugurkan. Seperti menggugurkan kewajiban menunaikan ibadah haji, umrah dan shalat jumat karena adanya 'uzdur (halangan). ‫إتسع‬ ‫ضاق‬ ‫إذا‬ ‫األمر‬ (‫إتسع‬ ‫األمر‬ ‫ضاق‬ ‫)إذا‬
  • 10. Takhfif Tanqis, yaitu keringanan dengan mengurangi. Seperti diperbolehkannya menqashar shalat. Takhfif Ibdal, yaitu keringanan dengan mengganti. Seperti mengganti wudhu dan mandi dengan tayammum, berdiri dengan duduk, tidur terlentang dan memberi isyarat dalam shalat dan mengganti puasa dengan memberi makanan. Takhfif Taqdim, yaitu keringanan dengan mendahulukan waktu pelaksanaan. Seperti dalam shalat jama' taqdim, mendahulukan zakat sebelum khaul (satu tahun), mendahulukan zakat fitrah sebelum akhir Ramadhan. Takhfif Takhir, yaitu keringanan dengan mengakhirkan waktu pelaksanaan. Seperti dalam shalat jama' ta’khir, mengakhirkan puasa Ramadhan bagi yang sakit dan orang dalam perjalanan dan mengakhirkan shalat karena menolong orang yang tenggelam. Takhfif Tarkhis, yaitu keringanan dengan kemurahan Seperti diperbolehkannya menggunakan khamr (arak) untuk berobat. Takhfif Taghyir, yaitu keringanan dengan perubahan. Seperti merubah urutan shalat dalam keadaan takut (khauf). 19 Madharat tidak dapat diselesaikan dengan kemadharatan juga. Asal dari kaidah ini adalah hadits Nabi: La Darar wa La Dirar " ‫الضرر‬ ‫والضرار‬ ". Darar adalah menimbulkan kerusakan pada orang lain secara mutlak. Sedangkan dirar adalah membalas kerusakan dengan kerusakan lain atau menimpakan kerusakan pada orang lain bukan karena balas dendam yang dibolehkan. Yang dimaksud dengan tidak adanya dirar adalah membalas kerusakan (yang ditimpakan) dengan kerusakan yang sama. Kaidah ini meniadakan ide balas dendam. Karena hal itu akan menambah ‫ضرار‬ ‫وال‬ ‫ضرر‬ ‫ال‬
  • 11. kerusakan dan memperluas cakupan dampaknya. Contoh kaidah: Siapa yang merusak harta orang lain, maka bagi yang dirusak tidak boleh membalas dengan merusak harta benda si perusak. Karena hal itu akan memperluas kerusakan tanpa ada manfaatnya. Yang benar adalah si perusak mengganti barang atau harta benda yang dirusaknya. 20 Kemadharatan itu harus dihilangkan. Contoh kaidah: Diperbolehkan bagi seorang pembeli memilih (khiyar) karena adanya 'aib (cacat) pada barang yang dijual. Diperbolehkannya merusak pernikahan (faskh al-nikah) bagi laki-laki dan perempuan karena adanya 'aib. ‫يزال‬ ‫الضرر‬ 21 Kondisi darurat dapat membolehkan sesuatu yang dilarang. Contoh kaidah: Ketika dalam perjalan dari Sumatra ke pondok pesantren An-Nawawi, ditengah- tengah hutan Kasyfurrahman alias Rahman dihadang oleh segerombolan begal, semua bekal Rahman ludes dirampas oleh mereka yang tak berperasaan -sayangnya Rahman tidak bisa seperti syekh Abdul Qadir al-Jailany yang bisa menyadarkan para begal- karenanya mereka pergi tanpa memperdulikan nasib Rahman nantinya, lama-kelamaan Rahman merasa kelaparan dan dia tidak bisa membeli makanan karena bekalnya sudah tidak ada lagi, tiba- tiba tampak dihadapan Rahman seekor babi dengan bergeleng-geleng dan menggerak-gerakkan ekornya seakan- akan mengejek si-Rahman yang sedang kelaparan tersebut. Namun malang juga nasib si babi hutan itu. Rahman bertindak sigap dengan melempar babi tersebut dengan sebatang kayu runcing yang dipegangnya. Kemudian tanpa pikir panjang, Rahman langsung menguliti babi tersebut dan kemudian makan dagingnya untuk sekedar mengobati rasa lapar. Tindakan Rahman memakan daging babi dalam kondisi kelaparan tersebut diperbolehkan. Karena kondisi darurat ‫المحظورات‬ ‫تبيح‬ ‫الضرورات‬
  • 12. memperbolehkan sesuatu yang semula dilarang. Diperbolehkan melafazdkan kalimat kufur karena terpaksa. Kaidah lain yang kandungan maknanya sama adalah kaidah berikut: ‫ال‬ ‫حرام‬ ‫مع‬ ‫الضرورة‬ ‫وال‬ ‫كراهة‬ ‫مع‬ ‫الحاجة‬ Tidak ada kata haram dalam kondisi darurat dan tidak ada kata makruh ketika ada hajat 22 Suatu kemudhorotan dibolehkan sesuai dengan kebutuhannya. Contoh kaidah: Dengan melihat contoh pertama pada kaidah sebelumnya, berarti Rahman yang dalam kondisi darurat hanya diperbolehkan memakan daging babi tangkapannya itu sekira cukup untuk menolong dirinya agar bisa terus menghirup udara dunia. selebihnya (melebihi kadar kecukupan dengan ketentuan tersebut) tidak diperbolehkan. Sulitnya shalat jumat untuk dilakukan pada satu tempat, maka shalat jumat boleh dilaksanakan pada dua tempat. Ketika dua tempat sudah dianggap cukup maka tidak diperbolehkan dilakukan pada tiga tempat ‫بقدرها‬ ‫تقدر‬ ‫الضرورات‬ 23 Sesuatu yang dibolehkan karena uzur, maka akan batal dengan hilangnya uzur tersebut. Ini adalah keputusan yang ditentukan untuk alasan tertentu Jika alasan itu dihapus, putusannya tidak diperbolehkan, karena pembelaannya adalah karena alasannya, karena dia berada di belakang asal usul yang tidak mungkin.Jika alasan itu dihapus dan pekerjaan dapat dilakukan secara asli, Contoh kaidah: 1 - Tayammu membuat tidak berlaku adanya air, karena tayammum diperbolehkan untuk kehilangan air, dan jika air ditemukan sebagai penyebab tayammum. (Al-Da'as, hal 58, al-Lujji, hal 44) Dalam kasus Maaliki, Shaafa'i dan Hanbali, tayammum menyalahi kehadiran air sebelum memasuki sholat. Di keran, tayammum menyalahi kehadiran air. Sebelum masuk sholat atau saat shalat. ‫بزواله‬ ‫بطل‬ ‫لعذر‬ ‫جاز‬ ‫ما‬
  • 13. 2 - Memakai sutra adalah haram untuk laki-laki, dan Rasulullah saw. Mengizinkannya kepada siapapun yang mengalami gatal-gatal. 24 Apabila hilang penyebab yang melarang sesuatu maka hal yang dilarang tersebut boleh dilakukan ‫الممنوع‬ ‫عاد‬ ‫المانع‬ ‫زال‬ ‫إذا‬ 25 Kemadharatan tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang semisal ‫بمثله‬ ‫يزال‬ ‫ال‬ ‫الضرر‬ 26 Mengambil kemudhorotan yang khusus demi menolak kemudhorotan yang umum ‫الضرر‬ ‫لمنع‬ ‫الخاص‬ ‫الضرر‬ ‫يحتمل‬ ‫العام‬ 27 Kemadharatan yang lebih besar/ berat dapat dihilangkan dengan Kemadharatan yang lebih ringan ‫األخف‬ ‫بالضرر‬ ‫يزال‬ ‫األشد‬ ‫الضرر‬ 28 Jika ada 2 kemudhorotan yang bersamaan, maka yang harus diperhatikan adalah yang lebih besar mudhorotnya dan dengan melaksanakan yang lebih ringan mudhorotnya. Contoh kaidah: Diperbolehkannya membedah perut wanita (hamil) yang mati jika bayi yang dikandungnya diharapkan masih hidup. Tidak perbolehkannya minum khamr dan berjudi karena bahaya yang ditimbulkannya lebih besar daripada manfaat yang bisa kita ambil. Disyariatkan hukum qishas, had dan menbunuh begal, karena manfaatnya (timbulnya rasa aman bagi masyarakat) lebih besar daripada bahayanya. Diperbolehkannya seorang yang bernama Junaidi yang kelaparan, padahal ia tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan, untuk mengambil makanan Eko Setello yang tidak lapar dengan sedikit paksaan. ‫أعظمهما‬ ‫روعي‬ ‫مفسدتان‬ ‫تعارض‬ ‫إذا‬ ‫أخفهما‬ ‫بارتكاب‬ ‫ضررا‬ 29 Memilih salah satu dari 2 perkara yang lebih ringan ‫الشرين‬ ‫أهون‬ ‫يختار‬ 30 Menolak suatu kerusakan lebih didahulukan dari pada menarik kemaslahatan. Contoh kaidah: Berkumur dan mengisap air kedalam hidung ketika berwudhu merupakan sesuatu yang disunatkan, namun dimakruhkan bagi orang yang berpuasa ‫المنافع‬ ‫جلب‬ ‫من‬ ‫أولى‬ ‫المفاسد‬ ‫درء‬
  • 14. karena untuk menjaga masuknya air yang dapat membatalkan puasanya. Meresapkan air kesela-sela rambut saat membasuh kepala dalam bersuci merupakan sesuatu yang disunatkan, namun makruh dilakukan oleh orang yang sedang ihram karena untuk menjaga agar rambutnya agar tidak rontok. 31 Kemadharatan itu dapat ditolak sebisa mungkin ‫اإلمكان‬ ‫بقدر‬ ‫يدفع‬ ‫الضرر‬ 32 Kebutuhan sekunder (al-hājah) dapat naik ke tingkat primer (al-darūrah). Sesutau yang tidak terlalu penting bisa menjadi penting karena adanya suatu kebutuhan Contoh kaidah: Diperbolehkannya Ji'alah (sayembara berhadiah) dan Hiwalah (pemindahan hutang piutang) karena sudah menjadi kebutuhan umum. Diperbolehkan memandang wanita selain mahram karena adanya hajat dalam muamalah atau karena khithbah (lamaran). ‫الضرورة‬ ‫منزلة‬ ‫تنزل‬ ‫الحاجة‬ 33 Sesungguhnya sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi tidak membatalkan hak bagi yang lain ‫الغير‬ ‫حق‬ ‫يبطل‬ ‫ال‬ ‫اإلضطرار‬ ‫إن‬ 34 Sesuatu yang diharamkan darinya/pengambilannya maka diharamkan juga pemberiannya. Contoh kaidah : Memberikan riba atau upah perbuatan jahat kepada orang lain. Memberikan upah hasil meramal dan risywah kepada orang lain. Termasuk juga upah meratapi kematian orang lain. ‫اعطاؤه‬ ‫حرم‬ ‫أخذه‬ ‫حرم‬ ‫ما‬ 35 Apa yang diharamkan atas pekerjaanya maka diharamkan pula permintaan (hasil) daripadanya. Contoh kaidah: Mengambil riba atau upah perbuatan jahat. Mengambil upah dari tukang ramal risywah (suapan). Begitu pula dengan upah orang-orang yang meratapi kematian orang lain. ‫طلبه‬ ‫حرم‬ ‫فعله‬ ‫حرم‬ ‫ما‬ 36 Adat kebiasaan dapat dijadikan hukum. ‫محكمة‬ ‫العادة‬
  • 15. Kaidah ini berasal dari teks (nash) Al- Quran. Kebiasaan (urf) dan tradisi (adat) mempunyai peran besar dalam perubahan hukum berdasarkan pada perubahan keduanya. Allah berfirman dalam QS Al- Baqarah 2:228 "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf." Nabi bersabda: Tradisi dan cara yang berlaku di antara kalian itu boleh digunakan (‫بينكم‬ ‫)سنتكم‬ (Ibnu Hajar Al- Asqalani dalam Fathul Bari, IV/338. Tradisi atau adat menurut ulama fiqih adalah hal-hal yang terjadi berulang- ulang dan masuk akal menurut akal sehat yang dilakukan oleh sejumlah individu Adakah perbedaan antara uruf dan adat? Sebagian ulama berpendapat keduanya dua kata dengan satu arti. Sebagian ulama yang lain menganggapnya berbeda. Adat adalah sesuatu yang meliputi kebiasaan individu dan golongan. Sedangkan urf itu khusus untuk kebiasaan golongan saja Contoh kaidah: Seseorang menjual sesuatu dengan tanpa menyebutkan mata uang yang dikehendaki, maka berlaku harga dan maat uang yang umum dipakai. Batasan sedikit, banyak dan umumnya waktu haidh, nifas dan suci bergantung pada kebiasaan (adapt perempuan sendiri). 37 Jika manusia sudah sepakat dengan sesuatu (kesepakatan umum) maka wajib dikerjakan ‫بها‬ ‫العمل‬ ‫يجب‬ ‫حجة‬ ‫الناس‬ ‫استعمال‬ 38 Larangan adat adalah menjadi larangan sebenarnya (secara hakikat) ‫حقيقة‬ ‫كالممتنع‬ ‫عادة‬ ‫الممتنع‬ 39 Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan hukum sesuai dengan perubahan zaman. Ibn Abidin berkata bahwa sebagian besar hukum syara’ yang saling bertentangan disebabkan karena perubahan zaman, karena adanya perubahan kebiasaan suatu penduduk. Jika seandainya penduduk tersebut tetap mempergunakan hukum yang pertama, mereka akan merasa sangat kesulitan yang tentunya akan bertentangan dengan kaidah-kaidah syar’iyah yang dibangun atas dasar keringanan dan ‫األزمان‬ ‫بتغير‬ ‫األحكام‬ ‫تغير‬ ‫ينكر‬ ‫ال‬
  • 16. kemudahan serta menolak datangnya kemudaratan. Contoh kaidah: 1. Para fuqaha’ klasik menetapkan hukum bagi istri untuk tinggal di rumah suaminya setelah semua maharnya lunas, namun ulama muta’akhirin tidak mewajibkan hal tersebut, walaupun sang suami telah melunasi maharnya. Hal ini disebabkan adanya perubahan kondisi masyarakat pada zaman sekarang. 2. Kaitannya dengan pendidikan, para ulama klasik menetapkan hukum haram untuk mengambil upah atas ilmu agama yang diajarkan, karena mengajarkan ilmu agama hukumnya wajib, namun para ulama muta’akhirin membolehkannya demi terjaganya kelestarian pendidikan keagamaan serta untuk pengembangan ilmu agama itu sendiri. 40 Suatu kenyataan dapat ditinggalkan berdasarkan adat ‫العادة‬ ‫بداللة‬ ‫تترك‬ ‫الحقيقة‬ 41 Adat hanya diterima jika konsisten dan diterima secara luas ‫أو‬ ‫اضطردت‬ ‫إذا‬ ‫العادة‬ ‫تعتبر‬ ‫إنما‬ ‫غلبت‬ 42 Hal yang diterima adalah kebiasaan yang diketahui secara luas, bukan sesuatu yang asing ‫للنادر‬ ‫ال‬ ‫الشائع‬ ‫للغالب‬ ‫العبرة‬ 43 Sesuatu yang sudah diterima sebagai kebiasaan umum, sama keberlakuannya seperti sesuatu yang disyaratkan sebagai syarat. Contoh kaidah: Apabila orang bergotong royong membangun rumah yatim piatu, maka berdasarkan adat kebiasaan, orang-orang yang bergotong royong itu tidak dibayar. Jadi tidah bias menuntut bayaran. Lain halnya apabila apabila sudah dikenal sebagai tukang kayu atau tukang cat yang biasa diupah, dating ke suatu rumah yang sedang dibangun, lalu ia bekerja disitu, maka ia harus dibayar upah seperti yang lainnya meskipun ia tidak mensyaratkan apa pun, sebab kebiasaan tukang kayu atau tukang cat apabila bekerja, dia mendapat bayaran ‫شرطا‬ ‫كالمشروط‬ ‫عرفا‬ ‫المعروف‬ 44 Sesuatu yang dikenal diantara pedagang berlaku sebagai syarat di antara mereka. ‫بينهم‬ ‫كالمشروط‬ ‫التجار‬ ‫بين‬ ‫المعروف‬
  • 17. Contoh kaidah: Apabila seorang membeli barang dari Negara asing dengan pengiriman ke tempat tertentu dan belum menjelaskan harga upah pengiriman maka harus mengikuti kebiasaan yang terkenal di kalangan pedagang dalam hal pembayarannya 45 Penetapan secara adat seperti penetapan secara nash (teks) ‫بالنص‬ ‫كالتعيين‬ ‫بالعرف‬ ‫التعيين‬ 46 Apa bila bercampur suatu larangan dengan perintah maka didahulukan larangan ‫يقدم‬ ‫والمقتضى‬ ‫المانع‬ ‫تعارض‬ ‫إذا‬ ‫المانع‬ 47 Sesuatu yang terkait dengan sebuah obyek, maka ia diakui keabsahannya/ Sesuatu yang mengikut kepada suatu yang lainnya dipandang sebagai cabangnya ‫تابع‬ ‫التابع‬ 48 Sesuatu yang terkait dengan sebuah obyek tidak dihukumi secara terpisah. ‫بالحكم‬ ‫اليفرد‬ ‫التابع‬ 49 Seseorang yang memiliki sesuatu maka ia juga memiliki segala kepentingan atasnya ‫ضروراته‬ ‫من‬ ‫هو‬ ‫ما‬ ‫ملك‬ ‫شيئا‬ ‫ملك‬ ‫من‬ 50 Apabila asal telah gugur maka gugur pula cabangnya ‫الفرع‬ ‫سقط‬ ‫األصل‬ ‫سقط‬ ‫إذا‬ 51 Sesuatu yang terputus itu tidak akan kembali seperti sesuatu yang hilang tidak kembali ‫يعود‬ ‫ال‬ ‫المعدوم‬ ‫أن‬ ‫كما‬ ‫يعود‬ ‫ال‬ ‫الساقط‬ 52 Apabila sesuatu itu batal maka batallah apa yang ada didalammnya ‫ضمنه‬ ‫فى‬ ‫ما‬ ‫بطل‬ ‫الشيء‬ ‫بطل‬ ‫إذا‬ 53 Apa bila batal suatu yang dasar /asal maka ia merubah menjadi perubahan,maka asal itu menjadi berubah ‫البدل‬ ‫الى‬ ‫يصار‬ ‫األصل‬ ‫بطل‬ ‫إذا‬ 54 Dimaafkan sesuatu pada cabang yang tidak dimaafkan pada yang lainnya ‫غيرها‬ ‫فى‬ ‫يغتفر‬ ‫ماال‬ ‫التوابع‬ ‫يغتفر‬ 55 Sesuatu yang dilarang dengan cara yang baru, mungkin diperbolehkan dengan cara melanjutkan. ‫االبتداء‬ ‫فى‬ ‫يغتفر‬ ‫ال‬ ‫ما‬ ‫البقاء‬ ‫فى‬ ‫يغتفر‬ 56 Meneruskan sesuatu lebih mudah dari pada memulainya ‫االبتداء‬ ‫من‬ ‫أسهل‬ ‫البقاء‬ 57 Tidaklah sempurna ‘aqad tabarru’ (pemberian) kecuali diberikan/diserahkan, (sebelum diminta sudah diberi) ‫بقبض‬ ‫إال‬ ‫التبرع‬ ‫يتم‬ ‫ال‬ 58 Kebijakan penguasa atas rakyat harus berdasarkan maslahat. Contoh kaidah: Seorang pemimpin (imam) dilarang membagikan zakat kepada yang berhak (mustahiq) dengan cara membeda- bedakan diantara orang-orang yang tingkat kebutuhannya sama. ‫بالمصلحة‬ ‫منوط‬ ‫الرعية‬ ‫على‬ ‫التصرف‬
  • 18. Seorang pemimpin pemerintahan, sebaiknya tidak mengankat seorang fasiq menjadi imam shalat. Karena walaupun shalat dibelakangnya tetap sah, namun hal ini kurang baik (makruh). Seorang pemimpin tidak boleh mendahulukan pembagian harta baitul mal kepada seorang yang kurang membutuhkannya dan mengakhirkan mereka yang lebih membutuhkan. Rasulullah SAW. bersabda : ‫كلكم‬ ‫راع‬ ‫وكلكم‬ ‫مسؤل‬ ‫عن‬ ‫رعيته‬ Artinya : “Masing-masing dari kalian adalah pemimpin dan setiap dsari kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinan” 59 Kewenangan khusus (pribadi) lebih kuat dari pada kewenangan umum (publik) ‫الوالية‬ ‫من‬ ‫أقوى‬ ‫الخاصة‬ ‫الوالية‬ ‫العامة‬ 60 Mengamalkan maksud suatu kalimat, lebih utama dari pada mengabaikannya (menyia-nyiakannya) ‫إهماله‬ ‫من‬ ‫أولى‬ ‫الكالم‬ ‫إعمال‬ 61 Apabila maksud hakiki tidak dapat ditangkap, maka pengertian majazi (metaforis) dapat dipakai ‫المجاز‬ ‫إلى‬ ‫يصار‬ ‫الحقيقة‬ ‫تعذرت‬ ‫إذا‬ 62 Apabila perkataan itu lemah dalam pelaksanaan maka abaikan saja ‫يهمل‬ ‫الكالم‬ ‫إعمال‬ ‫تعذر‬ ‫إذا‬ 63 Hubungan terhadap bagian-bagian yang takterpisahkan dinilai seperti hubungan terhadap keseluruhan ‫كله‬ ‫كذكر‬ ‫يتجزأ‬ ‫ماال‬ ‫بعض‬ ‫ذكر‬ 64 Sesuatu yang mutlaq berjalan dengan kemutlakannya selama tidak ada nash atau dalil yang mengikatnya. Contoh kaidah: Jika seseorang ditunjuk sebagai wakil untuk melakukan penjualan sesuatu, apabila sifat perwakilannya bersifat mutlak, maka ia diperbolehkan untuk menjual harta orang yang mewakilkannya dengan harga yang dianggapnya sesuai, baik sedikit maupun banyak. Akan tetapi apabila orang yang mewakilkan menentukan harga tertentu, maka bagi orang yang ditunjuk sebagai perwakilan untuk menjual terkait dengan harga tersebut, sehingga tidak boleh menjual ‫يقم‬ ‫لم‬ ‫ما‬ ‫إطالقه‬ ‫على‬ ‫يجري‬ ‫المطلق‬ ‫دالله‬ ‫أو‬ ‫نصا‬ ‫التقييد‬ ‫دليل‬
  • 19. kecuali dengan harga tersebut. Apabila ia menjual dengan harga yang kurang tanpa izin, maka ia harus mengganti kekurangannya. 2. Jika seseorang mewakilkan kepada orang lain untuk membeli suatu barang, dan dia tidak menjelaskan harganya, maka orang yang ditunjuk sebagai wakil hendaknya membeli dengan harga standar atau dengan perbedaan sedikit, dan tidak boleh membeli dengan perbedaan yang sangat banyak. Jika dia melakukannya, berarti dia membeli untuk dirinya sendiri dan bukan sebagai orang yang ditunjuk sebagai wakil. Karena perwakilannya sekalipun bersifat mutlak, namun juga terikat, dengan bukti bahwa orang yang mewakilkan tidak menginginkan rugi yang sangat besar 65 Sifat yang tampak tidak memiliki nilai kebenaran, maka sifat yang tidak tampak dapat dipakai. “Mendefinisikan sesuatu yang ada di depan mata tidak perlu, tetapi pendefinisian diperlukan jika sesuatu itu berada di tempat lain”. Ruang lingkup kaidah: kaidah ini berlaku pada sebagian akad mubadalah seperti bai’, ijaroh, dan nikah. Contoh kaidah: seseorang berkata : aku menjual kuda putih ini kepadamu sambil menunjuknya, padahal berwarna hitam maka jual beli tesebut menjadi sah jika pembeli menerimanya, dan sia-sialah penyifatan terebut. Sedangkan jika kuda tersebut tak ada (di tempat akad) dan si penjual berkata bahwa ia menjual kuda putihnya , kemudian tampak jelas bahwa kudanya berwarna hitam, maka pembeli boleh khiyar ‫الغائب‬ ‫وفى‬ ‫لغو‬ ‫الحاضر‬ ‫فى‬ ‫الوصف‬ ‫معتبر‬ 66 Pertanyaan itu diulangi di dalam jawaban ‫الجواب‬ ‫فى‬ ‫معاد‬ ‫السؤال‬ 67 Perkataan tidak dapat dinisbatkan kepada orang yang diam, tetapi diam adalah sama dengan pernyataan, ketika bicara diperlukan. (Artinya orang yang diam ketika berbicara itu menjadi keharusan, maka ia dianggap membuat pernyataan (menyetujui/menolak). ‫السكوت‬ ‫لكن‬ ،‫قول‬ ‫ساكت‬ ‫إلى‬ ‫ينسب‬ ‫ال‬ ‫بيان‬ ‫الحاجة‬ ‫معرض‬ ‫فى‬
  • 20. 68 Bukti atas sesuatu yang tidak jelas dikembalikan pada kedudukannya ‫يقوم‬ ‫الباطنة‬ ‫األمور‬ ‫فى‬ ‫الشيئ‬ ‫دليل‬ ‫مقامه‬ 69 Tulisan seseorang itu seperti halnya perkataan ‫كالخطاب‬ ‫الكتاب‬ 70 Isyarat yan dikenal karena kebisuan seperti suatu keerangan dengan lisan ‫كالبيان‬ ‫لألخرس‬ ‫المعهودة‬ ‫اإلشارات‬ ‫باللسان‬ 71 kata terjemahan diterima secara mutlaq. ‫مطلقا‬ ‫المترجم‬ ‫قول‬ ‫يقبل‬ 72 Tidak dipegangi sesuatu (hukum) yang berdasarkan pada Dhon -persangkaan yang kuat- yang jelas salahnya. ‫خطؤه‬ ‫البين‬ ‫للظن‬ ‫عبرة‬ ‫ال‬ 73 Tidak di jadikan hujjah sesuatu yang berdasarkan kemungkinan yang berlawanan dengan dalil ‫دليل‬ ‫عن‬ ‫الناشئ‬ ‫االحتمال‬ ‫مع‬ ‫حجة‬ ‫ال‬ 74 Tidak bia dijadikan patokan sesuatu yang bimbang/was-was ‫للتوهم‬ ‫عبرة‬ ‫ال‬ 75 Keputusan dengan bukti yang otentik seperti kepastian melihat dengan mata kepala sendiri ‫بالعيان‬ ‫كالثابت‬ ‫بالبرهان‬ ‫الثابت‬ 76 Bukti dituntut atas orang yang menggugat/menuduh, sedangkan sumpah atas yang menolak/ mengingkarinya ‫من‬ ‫على‬ ‫واليمين‬ ‫المدعي‬ ‫على‬ ‫البينة‬ ‫أنكر‬ 77 Bukti adalah untuk memastikan sesuatu yang berlawanan secara lahiriyah, sedang sumpah untuk memastikan sesuatu yang asal ‫واليمين‬ ‫الظاهر‬ ‫خالف‬ ‫إلثبات‬ ‫البينة‬ ‫األصل‬ ‫إلبقاء‬ 78 Bukti adalah kepastian mutlak (bagi fihak ketiga), sedang ikrar (pengakuan) hanyalah bukti relatif bagi yang menyatakannya. ‫حجة‬ ‫واإلقرار‬ ‫متعدية‬ ‫حجة‬ ‫البينة‬ ‫قاصرة‬ 79 Seseorang itu terikat oleh pengakuannya ‫بإقراره‬ ‫مؤاخذ‬ ‫المرء‬ 80 Sesuatu yang diperdebatkan tidak bisa dijadikan hujjah, tetapi jga tidak dapat menafikan keputusan hakim ‫يختل‬ ‫ال‬ ‫والكن‬ ‫التناقض‬ ‫مع‬ ‫حجة‬ ‫ال‬ ‫الحاكم‬ ‫حكم‬ ‫معه‬ 81 Sesungguhnya ditetapkannya cabang itu tidak berarti dengan meniadakan yang asal/pokok ‫األصل‬ ‫ثبوت‬ ‫عدم‬ ‫مع‬ ‫الفرع‬ ‫ثبت‬ ‫قد‬ 82 Fihak yang dibebani oleh syarat wajib memenuhinya ketika syarat disebutkan. ‫ثبوت‬ ‫عند‬ ‫ثبوته‬ ‫يجب‬ ‫بالشرط‬ ‫المعلق‬ ‫الشرط‬ 83 Lazimnya pemenuhan syarat itu sesuai kemampuan yang memungkinkan ‫اإلمكان‬ ‫بقدر‬ ‫الشرط‬ ‫مراعة‬ ‫يلزم‬ 84 Janji yang diiringi persyaratan adalah lazim ‫تكون‬ ‫التعاليق‬ ‫صور‬ ‫باكتساء‬ ‫المواعيد‬ ‫الزمة‬ 85 Hak mendapat hasil itu sebagai ganti kerugian (yang ditanggung) ‫بالضمان‬ ‫الخراج‬ 86 Pendapatan/upah dengan jaminan itu tidak datang secara bersamaan ‫يجتمعان‬ ‫ال‬ ‫والضمان‬ ‫األجر‬
  • 21. 87 Risiko itu sejalan dengan keuntungan (yakni orang yang memperoleh manfaat atas sesuatu, pada saat yang sama ia harus mau berkorban). ‫نفع‬ ‫ينال‬ ‫من‬ ‫إن‬ ‫يعني‬ ( - ‫بالغنم‬ ‫الغرم‬ ) ‫ضرره‬ ‫يحتمل‬ ‫شيئ‬ 88 Kenikmatan itu setaraf dengan pengorbanan dan pengorbanan setaraf dengan kenikmatan ‫النعمة‬ ‫بقدر‬ ‫والنقمة‬ ‫النقمة‬ ‫بقدر‬ ‫النعمة‬ 89 Perbuatan itu disandarkan pada pelakunya kecuali pada suatu kasus yang belum terjabarkan ‫مالم‬ ‫اآلمر‬ ‫ال‬ ‫الفاعل‬ ‫الى‬ ‫الفعل‬ ‫يضاف‬ ‫مجبرا‬ ‫يكن‬ 90 Apabila terdapat dua orang terlibat suatu perkara, yang seorang terlibat langsung dan yang lain hanya terlibat sebab- musababnya, maka hukum dibebankan pada orang yang terlibat secara langsung saja ‫يضاف‬ ‫والمتسبب‬ ‫المباشر‬ ‫اجتمع‬ ‫إذا‬ ‫المباشر‬ ‫الى‬ ‫الحكم‬ 91 Hal yang dibolehkan syariat tidak dapat dijadikan beban/tanggungan ‫الضمان‬ ‫ينافي‬ ‫الشرعي‬ ‫الجواز‬ 92 Orang yang berbuat sesuatu, meskipun tanpa sengaja, tetap harus menanggung beban ‫يتعمد‬ ‫لم‬ ‫وان‬ ‫ضامن‬ ‫المباشر‬ 93 Tidak dikenai beban orang yang terlibat dalam sebab suatu kejadian kecuali dengan sengaja ia hendak melakukannya ‫بالتعمد‬ ‫ءاال‬ ‫يضمن‬ ‫ال‬ ‫المتسبب‬ 94 Tidak ada beban yang terkait dengan kecelakaan disebabkan oleh binatang atas kemauanya sendiri. ‫جبار‬ ‫العجماء‬ ‫جناية‬ 95 Perintah menggunakan atau memanfaatkan barang milik orang lain adalah terlarang (bathil) ‫باطل‬ ‫الغير‬ ‫ملك‬ ‫فى‬ ‫بالتصرف‬ ‫األمر‬ 96 Tidak boleh bagi seorang pun merubah /mengganti milik orang lain tanpa izin pemiliknya. ‫ملك‬ ‫فى‬ ‫يتصرف‬ ‫أن‬ ‫ألحد‬ ‫يجوز‬ ‫ال‬ ‫إذنه‬ ‫بال‬ ‫الغير‬ 97 Tidak boleh bagi seseorang mengambil milik orang lain tanpa sebab syar’i ‫بال‬ ‫أحد‬ ‫مال‬ ‫يأخذ‬ ‫أن‬ ‫ألحد‬ ‫يجوز‬ ‫ال‬ ‫شرعي‬ ‫سبب‬ 98 Perubahan sebab kepemilikan barang adalah setara dengan perubahan pada barang itu sendiri ‫الذات‬ ‫تبدل‬ ‫مقام‬ ‫قائم‬ ‫الملك‬ ‫سبب‬ ‫تبدل‬ 99 Barang siapa yang mendahulukan sesuatu sebelum waktunya, maka ia dibebani atas larangan yang ada didalamnya ‫عوقب‬ ‫أوانه‬ ‫قبل‬ ‫الشيئ‬ ‫استعجل‬ ‫من‬ ‫بحرمانه‬ 100 Barang siapa berusaha menyanggah perbuatannya sendiri, maka usahanya itu tertolak ،‫جهته‬ ‫من‬ ‫تم‬ ‫ما‬ ‫نقض‬ ‫فى‬ ‫سعى‬ ‫من‬ ‫عليه‬ ‫مردود‬ ‫فسعيه‬