Analisis masalah stunting di Indonesia menggunakan analisis SWOT menunjukkan adanya kekuatan program dan dukungan lembaga internasional, namun juga kelemahan sarana, kurangnya pengetahuan masyarakat, dan keterbatasan SDM kesehatan. Peluang besar adalah adanya dukungan kebijakan dan dana pemerintah, tetapi ancaman stunting belum teratasi dan berpotensi menurunkan kualitas SDM.
Stunting merupakan persoalan serius yang mengancam generesai penerus bangsa dan masih banyak terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018 mencatat bahwa terdapat ± 9 juta atau 37,2% dari jumlah balita di Indonesia menderita stunting. Dengan angka yang demikian, Indonesia tercatat sebagai negara peringkat kelima di dunia dengan angka kasus stunting terbanyak. Parahnya di Indonesia, stunting tak hanya dialami oleh keluarga kurang mampu saja, tetapi juga dialami oleh balita dari keluarga yang mampu karena penerapan pola asuh yang tidak tepat.
Stunting merupakan persoalan serius yang mengancam generesai penerus bangsa dan masih banyak terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018 mencatat bahwa terdapat ± 9 juta atau 37,2% dari jumlah balita di Indonesia menderita stunting. Dengan angka yang demikian, Indonesia tercatat sebagai negara peringkat kelima di dunia dengan angka kasus stunting terbanyak. Parahnya di Indonesia, stunting tak hanya dialami oleh keluarga kurang mampu saja, tetapi juga dialami oleh balita dari keluarga yang mampu karena penerapan pola asuh yang tidak tepat.
masyarakat adalah komponen penting dalam mendukung pembangunan kesehatan, sebagai regulator bidang kesehatan, Dinas Kesehatan harus melakukan upaya pemberdayaan sehingga dapat mendukung pencapaian indikator kesehatan demi terwujudnya derajat kesehatan setinggi-tingginya
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
Enam pilar Transformasi Kesehatan terdiri dari Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.
Materi Manajemen Puskesmas mencakup tahapan pelaksanaan manajemen Puskesmas yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3).
masyarakat adalah komponen penting dalam mendukung pembangunan kesehatan, sebagai regulator bidang kesehatan, Dinas Kesehatan harus melakukan upaya pemberdayaan sehingga dapat mendukung pencapaian indikator kesehatan demi terwujudnya derajat kesehatan setinggi-tingginya
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
Enam pilar Transformasi Kesehatan terdiri dari Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.
Materi Manajemen Puskesmas mencakup tahapan pelaksanaan manajemen Puskesmas yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3).
Triple Burden of Malnutrition
“an incongruous situation in which large shares of their populations are either hungry, suffering from micronutrient
deficiencies (hidden hunger), or dealing with the consequences of overweight and obesity or more than one of these conditions simultaneously
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang KesehatanMuh Saleh
Bangun Mandar Bidang Kesehatan merupaka intervensi program kesehatan pada lokus desa bangunmandar yang diprogramkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2012-2017
1. Analisis masalah Stunting di Indonesia berdasarkan analisis SWOT (Strengths, weaknesses, opportunities, threats)
STRENGTHS WEAKNESSES
- Adanya program yang melembaga
dan trencana berkaitan dengan
stunting yang diselenggarakan
oleh WHO, UNICEF, MDGs
- Melaksanakan program
dalam Millenium Development
Goals (MDGs) adalah
menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan yang menjadi akar
masalah gizi khususnya stunting.
- Minimnya pengetahuan dan
sulitnya akses informasi
tentang kesehatan pada saat
hamil dan gizi anak.
- Sarana dan prasarana yang
belum belum memadai
khususnya sanitasi
lingkungan, sumber air dan
pemukiman yang layak.
- Kurangnya partisipasi
masyarakat dalam kegiatan
posyandu.
- Kurangnya tenaga
kesehatan di daerah terisolir
dan terpencil.
OPPORTUNITIES - Adanya jaminan kesehatan BPJS
untuk semua masyarakat.
- Adanya pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam upaya
peningkatan kesehatan ibu hamil
dan anak.
- Adanya kebijakan dan program
pemerintah terkait masalah stunting
- Tersedianya dana dalam program
penanganan stunting
- Meningkatkan kerjasamadengan
lembaga terkait dalam mengurangi
prevalensi stunting
- Adanya program NS yang
digalakkan untuk membantu
SO
Para stakeholder mulai dari
pemerintah hingga stakeholder di
masyarakat memanfaatkan dan
bekerja sama menyelesaikan
permasalahan anemia pada ibu hamil.
Hal ini tidak hanya berhenti dalam
memperhatikan kesehatan ibunya
saja namun juga memperhatikan
status kesehatan calon anak.
WO
Dengan adanya program
kesehatan yang
mengupayakan setiap
masyarakat berhak untuk
mendapatkan akses kesehatan
sampai ke negeri terpencil
bahkan terisolir sekalipun
sehingga dapat menjawab
kebutuhan masyarakat yang
kurang terpapar dengan dunia
kesehatan
2. masalah kesehatan di daerah
terpencil
- Adanya tenaga gizi di setiap
puskesmas sebagai jembatan dalam
pelaksanaan program .
- Meningkatkan kualitas pelayan dan
SDM kesehatan.
THREATS - Angka kematian anak karena
stunting belum turun dan menjadi
salah satu indeks untuk mengukur
derajat kesehatan
- Menurunnya kualitas dan kuantitas
SDM
- Terjadinya penurunan IQ dan
kemampuan kognitif
ST
Kebijakan dan program yang dibuat
dengan harapan dapat menurunkan
masalah anemia pada ibu hamil
sehingga mampu meningkatkan
angka derajat kesehatan dalam
cakupan angka kematian ibu.
WT
Banyak hal yang menjadi
penyebab kematian ibu hamil
salah satunya anemia. Oleh
karena itu, pentingnya
pendidikan untuk masa depan,
masa depan tidak hanya terkai
kita jadi apa nantinya akan
tetapi bagaimana kita
menjalani hidup yang
berkualitas.
Tabel SWOT IFE terkait Kekuatan dan kelemahan:
NO Faktor Kunci Bobot Rating Score
1
- Anemia menjadi salah satu masalah zat gizi mikro yang terjadi
diseluruh dunia
- Adanya program khusus untuk mengatasi anemia terutama pada
ibu hamil
- Adanya program KB
- Minimnya pengetahuan dan kurangnya minat masyarakat
terutama ibu hamil dalam menanggapi masalah anemia
0.1
0.08
0.06
0.08
AS
4
3
3
4
TAS
0.4
0.24
0.18
0.32
3. - Sarana dan prasarana yang belum tersebar merata di seluruh
Indonesia
- Tidak semua masyarakat Indonesia mendapatkan promosi
kesehatan
- Kurangnya tenaga kesehatan di daerah terisolir dan terpencil.
0.1
0.05
0.08
4
2
4
0.4
0.1
0.32
Total Nilai Kekuatan dan kelemahan 0.55 1.96
K
NO Faktor Kunci Bobot Rating Score
1
- Adanya jaminan kesehatan BPJS untuk semua masyarakat.
- Adanya program NS yang digalakkan untuk membantu
masalah kesehatan di daerah terpencil
- Adanya tenaga gizi di setiap puskesmas sebagai jembatan
dalam pelaksanaan program .
- Angka kematian ibu karena anemia belum turun dan menjadi
salah satu indeks untuk mengukur derajat kesehatan
0.1
0.1
0.1
0.1
AS
4
4
4
4
TAS
0.4
0.4
0.4
0.4
Total Nilai Peluang dan ancaman 0.4 1.2
I II III
IV V VI