SlideShare a Scribd company logo
PENDAHULUAN
• Stunting adalah masalah nutrisi kronis yang disebabkan oleh
multifaktorial dan terjadi pada lintas generasi.
• Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth
faltering) akibat akumulasi ketidak cukupan nutrisi yang
berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan.
• Keadaan ini diperparah dengan tidak terimbanginya kejar
tumbuh (catch up growth) yang memadai. Selama 20 tahun
terakhir, penanganan masalah stunting sangat lambat.
• Prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir menunjukkan
bahwa stunting merupakan salah satu masalah gizi
terbesar pada balita di Indonesia.
• Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
menunjukkan 30,8% balita menderita stunting dan 29.9%
baduta pendek dan sangat pendek
• Aceh menduduki peringkat tiga nasional (37,3%).
Kabupaten Aceh Utara berada di posisi kedua tertinggi,
dengan jumlah 4950 atau 9,23%.
Tujuan Studi Kasus
Tujuan Umum Studi Kasus
• Untuk mengetahui gambaran kasus stunting di
Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh
tahun 2022.
Tujuan Khusus Studi Kasus
• Untuk mengetahui faktor-faktor risiko penyebab
stunting di Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara
Provinsi Aceh tahun 2022.
• Untuk mengkaji penatalaksanaan dan pemberian
intervensi dalam pencegahan komplikasi yang dapat
ditimbulkan oleh keadaan stunting di Puskesmas Nisam
Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh tahun 2022.
Manfaat Studi Kasus
Bagi institusi pendidikan
Bagi institusi pendidikan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi
bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya khususnya bagi
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh.
Bagi dinas kesehatan dan Puskesmas
Bagi dinas kesehatan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi
masukan dan sumber informasi terkait tentang stunting.
Bagi tempat penelitian
Bagi tempat penelitian studi kasus ini diharapkan dapat menjadi
masukan untuk menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan
stunting.
Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat studi kasus ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan mengenai stunting sehingga
dapat menurunkan angka kejadian stunting.
Bagi penulis
Bagi penulis studi kasus ini dapat menjadi tambahan ilmu
pengetahuan tentang stunting dan dapat meningkatkan
pengetahuan dalam melakukan studi kasus sehingga
dapat menyampaikan kepada masyarakat tentang
penyakit stunting di Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh
Utara.
Definisi Stunting
• Stunting/pendek merupakan kondisi kronis yang
menggambarkan terhambatnya pertumbuhan
karena malnutrisi dalam jangka waktu yang lama.
• Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak,
pengertian pendek dan sangat pendek adalah
status gizi yang didasarkan pada Indeks Panjang
Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U) yang merupakan istilah
stunted (pendek) dan severely stunted (sangat
pendek).
Epidemiologi
• Prevalensi balita stunting di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 36,8%,
tahun 2013 sebesar 37,2%, dan tahun 2017 sebesar 29,6%, tahun 2018
sebesar 30,8%, dan menjadi 27,67% pada tahun 2019.
• Hasil Riskesdas (2018), Aceh menduduki peringkat tiga nasional (37,3%),
di bawah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
• Kabupaten Aceh Utara berada di posisi kedua tertinggi, dengan jumlah
4950 atau 9,23%.
Etiologi dan Faktor Risiko Stunting
Usia ibu saat Hamil
Berat Badan Lahir Rendah
Riwayat pemberian ASI Eksklusif
Pendapatan keluarga
Pola asuh
Riwayat penyakit infeksi
Pelayanan kesehatan
Akses toilet
Indikator stunting
Manifestasi klinis stunting
• Berat badan dan panjang badan lahir bisa
normal,atau BBLR (berat bayi lahir rendah) pada
keterlambatan tumbuh intra uterine, umumnya
tumbuh kelenjarnya tidak sempurna.
• Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan
tumbuh adalah 5cm/tahun desimal.
• Pada kecepatan tumbuh tinggi badan < 4cm/
tahun kemungkinan ada kelainan hormonal.
• Umur tulang (bone age) bisa normal atau
terlambat untuk umurnya.
• Pertumbuhan tanda tanda pubertas terlambat.
Patofisiologi stunting
WHO (2013) membagi penyebab terjadinya
stunting pada anak menjadi 4 kategori besar
yaitu:
1. faktor keluarga dan rumah tangga,
2. makanan tambahan dan komplementer yang
tidak adekuat,
3. menyusui
4. Faktor infeksi
Dampak stunting
Dampak jangka pendek
– Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
– Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak
tidak optimal
– Peningkatan biaya kesehatan.
Dampak jangka panjang
– Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih
pendek dibandingkan pada umumnya)
– Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya
– Menurunnya kesehatan reproduksi
– Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat
masa sekolah
– Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.
Pencegahan stunting
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 sebagai berikut :
• Ibu hamil dan bersalin
– Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;
– Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu;
– Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;
– Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien
(TKPM);
– Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);
– Pemberantasan kecacingan;
– Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA;
– Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif
– Penyuluhan dan pelayanan KB.
• Balita
– Pemantauan pertumbuhan balita;
– Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita
– Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak; dan
– Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
• Anak Usia Sekolah
– Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
– Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS;
– Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS); dan
– Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba
• Remaja
– Meningkatkan penyuluhan untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba;
dan
– Pendidikan kesehatan reproduksi.
• Dewasa muda
– Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);
– Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); dan
– Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak
merokok/mengonsumsi narkoba.
Penatalaksanaan stunting
• Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil
merupakan cara terbaik dalam mengatasi
stunting
• Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter
terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD).
• Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu
Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif).
• Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi
Makanan Pendamping ASI (MP- ASI).
Pengobatan pada stunting
Kalsium
• Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi,
pembekuan darah dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber
kalsium antara lain : ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-
kacangan.
Yodium
• Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid
mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan kekerdilan.
Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang.
Zink
• Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka,
fungsi kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki.
Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang-
kacangan.
Zat Besi
• Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh,
pertumbuhan otak, dan metabolisme energi. Sumber
zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang- kacangan,
sayuran hijau dan buah-buahan.
Asam Folat
• Asam folat terutama berfungsi pada periode
pembelahan dan pertumbuhan sel, memproduksi sel
darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam
folat antara lain : bayam, lobak, kacang-kacangan,
serealia dan sayur-sayuran.
ANALISIS KASUS
• Pasien merupakan pasien gizi kurang dan stunting yang baru
dilaporkan dari kader ke puskesmas pada bulan Juni 2022
• Pasien memilik pola makan dengan porsi sedikit, gizi tidak
seimbang tidak teratur. Pasien masih minum ASI, Jika pasien tidak
mau makan, ibu pasien hanya memberi ASI ataupun air putih.
• Pada pengukuran status antropometri pasien mengalami gizi
buruk menurut pengukuran BB/U, stunting menurut pengukuran
PB/U dan berat badan sangat kurang menurut pengukuran BB/PB
sehingga disimpulkan pasien mengalami malnutrisi kronik.
Kerangka Prioritas Masalah
Pendidikan
• Sesuai dengan teori kesehatan dan gizi, pendidikan
mempengaruhi kualitas gizi anak
Ekonomi
• Status ekonomi cukup dominan dalam mempengaruh
konsumsi pangan.
Biologi
• Jumlah balita gizi buruk dan kurang menurut hasil Riskesdas
2018 masih sebesar 17,7%.
Perilaku
• Kejadian gizi kurang dan gizi buruk berkaitan dengan sikap
ibu terhadap makanan
Pelayanan kesehatan
• Kurangnya keaktifan tenaga kesehatan dapat terlihat dari
system pencatatan yang masih kurang baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi kasus keluarga binaan tentang stunting usia 18
bulan di Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh Utara tahun 2022 di
dapatkan bahwa:
• Faktor risiko terjadinya stunting pada Pasien An. F adalah faktor
biologis, tingkat pendidikan orang tua, perilaku, akses pelayanan
kesehatan dan ekonomi yang minim.
• Pasien An. F didiagnosa stunting berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan antropometri. Pada anamnesis
diketahui bahwa An. F dengan keluhan panjang badan tidak naik,
berat badan tidak naik dan susah makan. Pemeriksaan status gizi
pasien berdasarkan Z- score yaitu berat badan sangat kurang
menurut pengukuran BB/U, stunting menurut pengukuran PB/U
dan gizi buruk menurut pengukuran BB/PB.
• Pada kasus ini An. F diberikan terapi edukasi dan pemberian
makanan tambahan dan vitamin.
SARAN
Bagi puskesmas
• Diharapkan promosi kesehatan dan Posyandu Desa agar lebih aktif mengenai
stunting dan malnutrisI
• Diharapkan lebih memperhatikan lagi bagian pencatatan pasien
• Diharapkan kepada petugas kader agar diberikan pelatihan khusus tentang pola
asuh dan cara makan anak
• Diharapkan hasil dari kegiatan keluarga binaan ini dapat menjadi masukan bagi
Puskesmas Nisam untuk perubahan yang lebih baik.
Bagi keluarga
• Diharapkan dapat merubah pola hidup sehari–hari dan dapat lebih mengerti
tentang pengobatan dan pencegahan komplikasi yang dapat timbul dari malnutrisi.
• Keluarga hendaknya memberi dukungan dan pengobatan terhadap pasien hingga
tuntas.
• Mendorong keluarga untuk menjaga pola makan sesuai menu gizi seimbang
dengan selalu mengkonsumsi buah dan sayur.
Bagian Family Medicine
• Diharapkan dengan adanya kegiatan home
visit ini dapat menjadi acuan dalam proses
pembelajaran selanjutnya.
• Diharapkan hasil kegiatan home visit ini dapat
dijadikan masukan data penelitian penyakit
menular maupun tidak menular lainnya
•
HOME VISIT An. F, 18 Bulan
Tanggal Kunjungan 1 ( Desember 2022)
S Tinggi badan dan berat badan pasien lambat bertambah
O Keadaan Umum
Kesadaran
Nadi
Pernafasan
Temperature
Pemeriksaan fisik
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Abdomen
Antropometri
TB
BB
Status Gizi
Tampak Baik
Compos Mentis
80 x/i
22 x/i
36,6 C
Konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-)
Dalam batas normal
Sekret (+/+)
Dalam batas normal
A: BU (+)
I : simetris (+)
P: soepel (+),hepatomegali (-)
P:timpani (-)
72 cm
8 Kg
BB/U :
TB/U :
BB/TB :
IMT/U :
A Gizi Kurang
P Non farmakologi :
 Edukasi pola makan balita
 Edukasi konsumsi obat yang benar
 Edukasi menjaga kebersihan
Tanggal Kunjungan 2 (Desember 2022)
S Tinggi badan dan berat badan pasien lambat bertambah
O Keadaan Umum
Kesadaran
Nadi
Pernafasan
Temperature
Pemeriksaan fisik
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Antropometri
TB
BB
Status gizi
Tampak Baik
Compos Mentis
90 x/i
23 x/i
36,5 C
Konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-)
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
A: BU (+)
I : simetris (+)
P: soepel (+), hepatomegali (-)
P:timpani (+)
72 cm
8 Kg
BB/U :
TB/U :
BB/TB :
IMT/U :
A Gizi kurang
P Non farmakologi :
 Pemberian makan tambahan (PMT)
 Edukasi pola makan balita
 Edukasi menjaga kebersihan
Tanggal Kunjungan 3 (Desember 2022)
S Tinggi badan dan berat badan pasien lambat bertambah
O Keadaan Umum
Kesadaran
Nadi
Pernafasan
Temperature
Pemeriksaan fisik
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Antropometri
TB
BB
Status gizi
Tampak Baik
Compos Mentis
70 x/i
23 x/i
36,2 C
Konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-)
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
A: BU (+)
I : simetris (+)
P: soepel (+), hepatomegali (-)
P:timpani (-)
72 cm
8 Kg
BB/U :
TB/U :
BB/TB :
IMT/U :
A Gizi kurang
P Non farmakologi :
 Pemberian makan tambahan (PMT)
 Pemberian susu
 Edukasi pola makan balita
Faktor internal dan eksternal dalam keluarga
NO Kriteria Permasalahan Intervensi
1. Pola makan K1
a. Menu makanan di rumah pasien tidak memenuhi pedoman
gizi seimbang
b. Pemberian makanan rutin 3 kali sehari, namun jam tidak
teratur
c. Pasien tidak suka makan sayur
d. Jumlah atau porsi maupun jenis makanan yang dikonsumsi
tidak dikontrol dengan baik
e. Menu makanan yang disajikan cenderung tidak bervariasi
f. Jarang mengkonsumsi buah- buahan
g. Pemberian makanan lebih diutamakan sesuai dengan
keinginan anak tanpa memperhatikan nilai gizi makanan
yang seimbang.
K2
a. Menu makanan di rumah pasien belum memenuhi
pedoman gizi seimbang
b. Pemberian makanan rutin 3 kali sehari, namun jam tidak
teratur
c. Pasien tidak suka makan sayur
d. Jumlah atau porsi maupun jenis makanan yang dikonsumsi
tidak dikontrol dengan baik
e. Menu makanan yang disajikan cenderung tidak bervariasi
f. Jarang mengkonsumsi buah- buahan
g. Pemberian makanan lebih diutamakan sesuai dengan
keinginan anak tanpa memperhatikan nilai gizi makanan
yang seimbang.
K3
a. Menu makanan di rumah pasien belum memenuhi pedoman
- Memberikan edukasi mengenai pola makan
dengan pedoman gizi seimbang
- Mengedukasi pentingnya karbohidrat,
protein dan lemak sebagai komponen gizi
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
- Mengedukasi makanan tambahan yang
dapat di berikan untuk mengejar berat
badan anak yang hilang
- Menganjurkan feeding rules:
a. Jadwal:
 Ada jadwal makanan utama dan makanan
selingan (snack) yang teratur, yaitu tiga kali
makanan utama dan dua kali makanan kecil
di antaranya.
 Waktu makan tidak boleh lebih dari 30
menit
 Hanya boleh mengonsumsi air
putih di antara waktu makan
b. Lingkungan:
 Lingkungan yang menyenangkan
(tidak boleh ada paksaan untuk makan)
 Tidak ada distraksi (mainan,
televisi, perangkat
permainan elektronik) saat makan
 Jangan memberikan makanan sebagai
hadiah
c. Prosedur:
 Dorong anak untukmakan sendiri
 Bila anak menunjukkan tanda tidak mau
makan (mengatupkan mulut,
Seimbang
b. Pemberian makanan rutin 3 kali sehari, namun jam mulai
teratur
c. Pasien mulai mencoba makan sayur
d. Jumlah atau porsi maupun jenis makanan yang
dikonsumsi tidak dikontrol dengan baik
e. Menu makanan yang disajikan mulai bervariasi
f. Mulai mengonsumsi buah- buahan
g. Pemberian makanan lebih diutamakan sesuai dengan
keinginan anak tanpa memperhatikan nilai gizi makanan
yang seimbang.
memalingkan kepala, menangis), tawarkan
kembali makanan secara netral, yaitu
tanpa bujuk ataupun memaksa.
 Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak
mau makan, akhiri proses makan.
2. Status gizi K1 - Mengedukasi pasien pentingnya
memantau berat badan dan tinggi badan
anak di masa pertumbuhan
dan perkembangan.
- Melakukan pemantauan pertumbuhan
dengan pengukuran TB dan penimbangan
BB tiap kali kunjungan dan lakukan
plotting pada Buku KIA agar dapat
diketahui perkembangannya, bila
ditemukan masalah, maka balita dirujuk
ke petugas kesehatan yang kompeten.
- Menjelaskan pentingnya gizi untuk
pertumbuhan dan kecerdasan anak
a. BB/U :
b. PB/U :
c. BB/PB :
K2
• BB/U :
• PB/U :
• BB/PB :
K3
• BB/U :
• PB/U :
• BB/PB :
3. Perilaku K1 (Desember 2022 ) - Menjelaskan kepada ibu tetang pola asuh yang baik
dan benar.
- Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa
masalah gizi anak merupakan hal yang kompleks
dan membutuhkan tindak lanjut yang menyeluruh.
- Menjelaskan pentingnya gizi untuk pertumbuhan
dan kecerdasan anak.
-Memberikan edukasi mengenai gizi buruk,
termasuk gejala-gejala serta komplikasi yang akan
timbul.
- Mengedukasi ibu untuk menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat untuk pasien dan keluarga.
- Menjelaskan untuk cuci tangan dengan sabun pada
semua waktu kritis (sebelum menyiapkan makanan,
sebelum makan, setelah buang air besar, setelah
membersihkan pantat anak).
- Menjelaskan untuk rebus air minum sebelum
memberikan air minum ke anak, dan simpan air
minum keluarga di tempat yang bersih dan tertutup.
-Menyarankan untuk memberi makan anak
dengan menggunakan piring dan sendok yang bersih
- Segera periksa ke puskesmas bila ada
keluhan sakit
a. Kurang menerapkan PHBS
b.Kurangnya pengetahuan tentang pola
asuh
c. Kurangnya pengetahuan tentang gizi
buruk dan stunting
Kriteria Rumah Sehat
NO
KOMPONEN
RUMAH YG
DINILAI
KRITERIA NILAI BOBOT
HASIL
PENILAIAN
(NO. KK)
I KOMPONEN
RUMAH
31 Poin
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan
rawan kecelakaan
1
c. Ada, bersih dan tidak rawan
kecelakaan
2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari
anyaman bambu/ilalang)
1
b. Semi permanen/setengah
tembok/pasangan bata atau
batu yang tidak diplester/papan yang
tidak kedap air.
2
c. Permanen (Tembok/pasangan batu
bata yang diplester)
papan kedap air.
3
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat
dengan tanah/plesteran
yang retak dan berdebu.
1
c. Diplester/ubin/keramik/papan
(rumah panggung).
2
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1
5 Jendela ruang
keluarga
a. Tidak ada 0
b. Ada 1
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi < 10% dari
luas lantai
1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari
luas lantai
2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur <
10% dari luas lantai dapur
1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari
luas lantai dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis.
2
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat
dipergunakan untuk membaca
0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas
untuk membaca
dengan normal
1
c. Terang dan tidak silau sehingga
dapat dipergunakan untuk
membaca dengan normal.
2
II SARANA
SANITASI
25 Poin
1 Sarana Air Bersih
(SGL/SPT/PP/KU/P AH).
a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
memenuhi syarat kesehatan
1
c. Ada, milik sendiri dan tidak
memenuhi syarat kesehatan
2
d. Ada,bukan milik sendiri dan
memenuhi syarat kesehatan
3
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan
4
Jamban (saran
pembuangan
kotoran).
a. Tidak ada. 0
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup,
disalurkan kesungai / kolam
1
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke sungai
atau kolam
2
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
septic tank
3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4
3 Sarana Pembuangan Air
Limbah (SPAL)
a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
teratur di halaman
0
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
sumber air (jarak sumber air (jarak dengan
sumber
air < 10m).
1
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari
sumber air (jarak dengan sumber air > 10m).
3
4 Sarana Pembuangan
Sampah/Tempat Sampah
a. Tidak ada 0
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan
tidak ada tutup
1
c. Ada, kedap air dan tidak
bertutup
2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
III PERILAKU
PENGHUNI
44 Poin
1 Membuka Jendela Kamar
Tidur
a. Tidak pernah dibuka 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
2 Membuka jendela Ruang
Keluarga
a. Tidak pernah dibuka 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
3 Mebersihkan rumah dan
halaman
a. Tidak pernah 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2
4 Membuang tinja bayi
dan balita ke jamban
a. Dibuang ke
sungai/kebun/kolam
sembarangan
0
b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2
5 Membuang sampah pada
tempat sampah
a. Dibuang ke sungai / kebun /
kolam sembarangan
0
b. Kadang-kadang dibuang ke
tempat
sampah
1
c. Setiap hari dibuang ke tempat
sampah.
2
TOTAL HASIL PENILAIAN 673
Poin
Keterangan :
Hasil Penilaian : NILAI x BOBOT
Kriteria :
1) Rumah Sehat =
2) Rumah Tidak
Sehat
=
• Komponen rumah :
• Sarana sanitasi :
• Perilaku penghuni :
• Hasil penilaian :
• *memenuhi syarat bila >1068
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

1 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-12221 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
candijayaamerta
 
ALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdfALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdf
RizkaDana
 
DIET DIABETES MELLITUS.ppt
DIET DIABETES MELLITUS.pptDIET DIABETES MELLITUS.ppt
DIET DIABETES MELLITUS.ppt
NidaNurAmalia
 
Stunting bayi neww
Stunting bayi newwStunting bayi neww
Stunting bayi neww
Danial Rahardja
 
FISHBONE STUNTING.pptx
FISHBONE STUNTING.pptxFISHBONE STUNTING.pptx
FISHBONE STUNTING.pptx
NormanDelVano1
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
Niken Kurniasih
 
1000 hari dalam kehidupan mar13
1000 hari dalam kehidupan mar131000 hari dalam kehidupan mar13
1000 hari dalam kehidupan mar13Agustini Raintung
 
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]Manji Lala
 
SKDN
SKDNSKDN
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
PuskesmasSungaiMenan
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
andalizah
 
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularFaktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
TheresiaSandraDiahRa
 
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematriKerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
yusup firmawan
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
Aris Rahmanda
 
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilPenyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
R-ny Simbolon
 
Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasJoni Iswanto
 
Brosur diet-diabetes-melitus
Brosur diet-diabetes-melitusBrosur diet-diabetes-melitus
Brosur diet-diabetes-melitus
Praja Putri
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 

What's hot (20)

1 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-12221 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
 
ALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdfALUR PANDU.pdf
ALUR PANDU.pdf
 
Pola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada DiabetesPola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada Diabetes
 
DIET DIABETES MELLITUS.ppt
DIET DIABETES MELLITUS.pptDIET DIABETES MELLITUS.ppt
DIET DIABETES MELLITUS.ppt
 
Stunting bayi neww
Stunting bayi newwStunting bayi neww
Stunting bayi neww
 
FISHBONE STUNTING.pptx
FISHBONE STUNTING.pptxFISHBONE STUNTING.pptx
FISHBONE STUNTING.pptx
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
1000 hari dalam kehidupan mar13
1000 hari dalam kehidupan mar131000 hari dalam kehidupan mar13
1000 hari dalam kehidupan mar13
 
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
Materi 4 [Pelatihan Kader Posyandu]
 
SKDN
SKDNSKDN
SKDN
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
Sindrom metabolik dr anjang
Sindrom metabolik dr anjangSindrom metabolik dr anjang
Sindrom metabolik dr anjang
 
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularFaktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
 
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematriKerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada rematri
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
 
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilPenyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
 
Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmas
 
Brosur diet-diabetes-melitus
Brosur diet-diabetes-melitusBrosur diet-diabetes-melitus
Brosur diet-diabetes-melitus
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 

Similar to stunting.pptx

pptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptxpptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptx
aditya303791
 
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptxCEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
MohammadRezzaRizaldi
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
MiraMarianaUlfah1
 
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptxMATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
ssuser5bd833
 
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptxCIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
sugiartysoepardi
 
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxBahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
uuusmanuu47
 
STUNTING.pptx
STUNTING.pptxSTUNTING.pptx
STUNTING.pptx
LemonGLORYGaming
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
RudiNardoyo
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
AnisEkaSukmadadari1
 
Materi Stunting.pptx
Materi Stunting.pptxMateri Stunting.pptx
Materi Stunting.pptx
IsyalLikhsandy2
 
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptxDETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
HajrinPajri1
 
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
OktoviaKaka
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
MursidTriSusilo2
 
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdfPPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
thamuzfellani
 
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdfscribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
Herman673394
 
Sumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam IntervensiSumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam Intervensi
Syartiwidya Syariful
 
Stunting.pptx
Stunting.pptxStunting.pptx
Stunting.pptx
bellaarebas
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
RidaNengsih
 
pptstunting.pdf
pptstunting.pdfpptstunting.pdf
pptstunting.pdf
BangunSutopo1
 

Similar to stunting.pptx (20)

pptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptxpptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptx
 
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptxCEGAH STUNTING PENTING.pptx
CEGAH STUNTING PENTING.pptx
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
 
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptxMATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
 
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptxCIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
 
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxBahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptx
 
Paper pak patra
Paper pak patraPaper pak patra
Paper pak patra
 
STUNTING.pptx
STUNTING.pptxSTUNTING.pptx
STUNTING.pptx
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 
Materi Stunting.pptx
Materi Stunting.pptxMateri Stunting.pptx
Materi Stunting.pptx
 
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptxDETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
DETEKSI GANGGUAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK UNTUK.pptx
 
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
 
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdfPPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
 
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdfscribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
 
Sumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam IntervensiSumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam Intervensi
 
Stunting.pptx
Stunting.pptxStunting.pptx
Stunting.pptx
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
 
pptstunting.pdf
pptstunting.pdfpptstunting.pdf
pptstunting.pdf
 

Recently uploaded

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 

Recently uploaded (20)

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 

stunting.pptx

  • 1.
  • 3. • Stunting adalah masalah nutrisi kronis yang disebabkan oleh multifaktorial dan terjadi pada lintas generasi. • Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidak cukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. • Keadaan ini diperparah dengan tidak terimbanginya kejar tumbuh (catch up growth) yang memadai. Selama 20 tahun terakhir, penanganan masalah stunting sangat lambat.
  • 4. • Prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia. • Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8% balita menderita stunting dan 29.9% baduta pendek dan sangat pendek • Aceh menduduki peringkat tiga nasional (37,3%). Kabupaten Aceh Utara berada di posisi kedua tertinggi, dengan jumlah 4950 atau 9,23%.
  • 5. Tujuan Studi Kasus Tujuan Umum Studi Kasus • Untuk mengetahui gambaran kasus stunting di Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh tahun 2022. Tujuan Khusus Studi Kasus • Untuk mengetahui faktor-faktor risiko penyebab stunting di Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh tahun 2022. • Untuk mengkaji penatalaksanaan dan pemberian intervensi dalam pencegahan komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh keadaan stunting di Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh tahun 2022.
  • 6. Manfaat Studi Kasus Bagi institusi pendidikan Bagi institusi pendidikan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya khususnya bagi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh. Bagi dinas kesehatan dan Puskesmas Bagi dinas kesehatan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber informasi terkait tentang stunting. Bagi tempat penelitian Bagi tempat penelitian studi kasus ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting.
  • 7. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai stunting sehingga dapat menurunkan angka kejadian stunting. Bagi penulis Bagi penulis studi kasus ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang stunting dan dapat meningkatkan pengetahuan dalam melakukan studi kasus sehingga dapat menyampaikan kepada masyarakat tentang penyakit stunting di Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara.
  • 8. Definisi Stunting • Stunting/pendek merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi dalam jangka waktu yang lama. • Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada Indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek).
  • 9. Epidemiologi • Prevalensi balita stunting di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 36,8%, tahun 2013 sebesar 37,2%, dan tahun 2017 sebesar 29,6%, tahun 2018 sebesar 30,8%, dan menjadi 27,67% pada tahun 2019. • Hasil Riskesdas (2018), Aceh menduduki peringkat tiga nasional (37,3%), di bawah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. • Kabupaten Aceh Utara berada di posisi kedua tertinggi, dengan jumlah 4950 atau 9,23%.
  • 10. Etiologi dan Faktor Risiko Stunting Usia ibu saat Hamil Berat Badan Lahir Rendah Riwayat pemberian ASI Eksklusif Pendapatan keluarga Pola asuh Riwayat penyakit infeksi Pelayanan kesehatan Akses toilet
  • 11.
  • 13. Manifestasi klinis stunting • Berat badan dan panjang badan lahir bisa normal,atau BBLR (berat bayi lahir rendah) pada keterlambatan tumbuh intra uterine, umumnya tumbuh kelenjarnya tidak sempurna. • Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun desimal. • Pada kecepatan tumbuh tinggi badan < 4cm/ tahun kemungkinan ada kelainan hormonal. • Umur tulang (bone age) bisa normal atau terlambat untuk umurnya. • Pertumbuhan tanda tanda pubertas terlambat.
  • 15. WHO (2013) membagi penyebab terjadinya stunting pada anak menjadi 4 kategori besar yaitu: 1. faktor keluarga dan rumah tangga, 2. makanan tambahan dan komplementer yang tidak adekuat, 3. menyusui 4. Faktor infeksi
  • 16. Dampak stunting Dampak jangka pendek – Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian – Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal – Peningkatan biaya kesehatan. Dampak jangka panjang – Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya) – Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya – Menurunnya kesehatan reproduksi – Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah – Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.
  • 17. Pencegahan stunting Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 sebagai berikut : • Ibu hamil dan bersalin – Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan; – Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu; – Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan; – Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM); – Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); – Pemberantasan kecacingan; – Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA; – Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif – Penyuluhan dan pelayanan KB. • Balita – Pemantauan pertumbuhan balita; – Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita – Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak; dan – Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
  • 18. • Anak Usia Sekolah – Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); – Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS; – Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS); dan – Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba • Remaja – Meningkatkan penyuluhan untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba; dan – Pendidikan kesehatan reproduksi. • Dewasa muda – Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB); – Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); dan – Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak merokok/mengonsumsi narkoba.
  • 19. Penatalaksanaan stunting • Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stunting • Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). • Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif). • Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP- ASI).
  • 20. Pengobatan pada stunting Kalsium • Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang- kacangan. Yodium • Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan kekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang. Zink • Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang- kacangan.
  • 21. Zat Besi • Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang- kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan. Asam Folat • Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel, memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak, kacang-kacangan, serealia dan sayur-sayuran.
  • 23. • Pasien merupakan pasien gizi kurang dan stunting yang baru dilaporkan dari kader ke puskesmas pada bulan Juni 2022 • Pasien memilik pola makan dengan porsi sedikit, gizi tidak seimbang tidak teratur. Pasien masih minum ASI, Jika pasien tidak mau makan, ibu pasien hanya memberi ASI ataupun air putih. • Pada pengukuran status antropometri pasien mengalami gizi buruk menurut pengukuran BB/U, stunting menurut pengukuran PB/U dan berat badan sangat kurang menurut pengukuran BB/PB sehingga disimpulkan pasien mengalami malnutrisi kronik.
  • 25. Pendidikan • Sesuai dengan teori kesehatan dan gizi, pendidikan mempengaruhi kualitas gizi anak Ekonomi • Status ekonomi cukup dominan dalam mempengaruh konsumsi pangan. Biologi • Jumlah balita gizi buruk dan kurang menurut hasil Riskesdas 2018 masih sebesar 17,7%. Perilaku • Kejadian gizi kurang dan gizi buruk berkaitan dengan sikap ibu terhadap makanan Pelayanan kesehatan • Kurangnya keaktifan tenaga kesehatan dapat terlihat dari system pencatatan yang masih kurang baik.
  • 27. KESIMPULAN Berdasarkan hasil studi kasus keluarga binaan tentang stunting usia 18 bulan di Puskesmas Bayu Kabupaten Aceh Utara tahun 2022 di dapatkan bahwa: • Faktor risiko terjadinya stunting pada Pasien An. F adalah faktor biologis, tingkat pendidikan orang tua, perilaku, akses pelayanan kesehatan dan ekonomi yang minim. • Pasien An. F didiagnosa stunting berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan antropometri. Pada anamnesis diketahui bahwa An. F dengan keluhan panjang badan tidak naik, berat badan tidak naik dan susah makan. Pemeriksaan status gizi pasien berdasarkan Z- score yaitu berat badan sangat kurang menurut pengukuran BB/U, stunting menurut pengukuran PB/U dan gizi buruk menurut pengukuran BB/PB. • Pada kasus ini An. F diberikan terapi edukasi dan pemberian makanan tambahan dan vitamin.
  • 28. SARAN Bagi puskesmas • Diharapkan promosi kesehatan dan Posyandu Desa agar lebih aktif mengenai stunting dan malnutrisI • Diharapkan lebih memperhatikan lagi bagian pencatatan pasien • Diharapkan kepada petugas kader agar diberikan pelatihan khusus tentang pola asuh dan cara makan anak • Diharapkan hasil dari kegiatan keluarga binaan ini dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Nisam untuk perubahan yang lebih baik. Bagi keluarga • Diharapkan dapat merubah pola hidup sehari–hari dan dapat lebih mengerti tentang pengobatan dan pencegahan komplikasi yang dapat timbul dari malnutrisi. • Keluarga hendaknya memberi dukungan dan pengobatan terhadap pasien hingga tuntas. • Mendorong keluarga untuk menjaga pola makan sesuai menu gizi seimbang dengan selalu mengkonsumsi buah dan sayur.
  • 29. Bagian Family Medicine • Diharapkan dengan adanya kegiatan home visit ini dapat menjadi acuan dalam proses pembelajaran selanjutnya. • Diharapkan hasil kegiatan home visit ini dapat dijadikan masukan data penelitian penyakit menular maupun tidak menular lainnya •
  • 30. HOME VISIT An. F, 18 Bulan Tanggal Kunjungan 1 ( Desember 2022) S Tinggi badan dan berat badan pasien lambat bertambah O Keadaan Umum Kesadaran Nadi Pernafasan Temperature Pemeriksaan fisik Mata Telinga Hidung Tenggorokan Abdomen Antropometri TB BB Status Gizi Tampak Baik Compos Mentis 80 x/i 22 x/i 36,6 C Konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-) Dalam batas normal Sekret (+/+) Dalam batas normal A: BU (+) I : simetris (+) P: soepel (+),hepatomegali (-) P:timpani (-) 72 cm 8 Kg BB/U : TB/U : BB/TB : IMT/U : A Gizi Kurang P Non farmakologi :  Edukasi pola makan balita  Edukasi konsumsi obat yang benar  Edukasi menjaga kebersihan
  • 31. Tanggal Kunjungan 2 (Desember 2022) S Tinggi badan dan berat badan pasien lambat bertambah O Keadaan Umum Kesadaran Nadi Pernafasan Temperature Pemeriksaan fisik Mata Telinga Hidung Tenggorokan Antropometri TB BB Status gizi Tampak Baik Compos Mentis 90 x/i 23 x/i 36,5 C Konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-) Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal A: BU (+) I : simetris (+) P: soepel (+), hepatomegali (-) P:timpani (+) 72 cm 8 Kg BB/U : TB/U : BB/TB : IMT/U : A Gizi kurang P Non farmakologi :  Pemberian makan tambahan (PMT)  Edukasi pola makan balita  Edukasi menjaga kebersihan
  • 32. Tanggal Kunjungan 3 (Desember 2022) S Tinggi badan dan berat badan pasien lambat bertambah O Keadaan Umum Kesadaran Nadi Pernafasan Temperature Pemeriksaan fisik Mata Telinga Hidung Tenggorokan Antropometri TB BB Status gizi Tampak Baik Compos Mentis 70 x/i 23 x/i 36,2 C Konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-) Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal A: BU (+) I : simetris (+) P: soepel (+), hepatomegali (-) P:timpani (-) 72 cm 8 Kg BB/U : TB/U : BB/TB : IMT/U : A Gizi kurang P Non farmakologi :  Pemberian makan tambahan (PMT)  Pemberian susu  Edukasi pola makan balita
  • 33. Faktor internal dan eksternal dalam keluarga NO Kriteria Permasalahan Intervensi 1. Pola makan K1 a. Menu makanan di rumah pasien tidak memenuhi pedoman gizi seimbang b. Pemberian makanan rutin 3 kali sehari, namun jam tidak teratur c. Pasien tidak suka makan sayur d. Jumlah atau porsi maupun jenis makanan yang dikonsumsi tidak dikontrol dengan baik e. Menu makanan yang disajikan cenderung tidak bervariasi f. Jarang mengkonsumsi buah- buahan g. Pemberian makanan lebih diutamakan sesuai dengan keinginan anak tanpa memperhatikan nilai gizi makanan yang seimbang. K2 a. Menu makanan di rumah pasien belum memenuhi pedoman gizi seimbang b. Pemberian makanan rutin 3 kali sehari, namun jam tidak teratur c. Pasien tidak suka makan sayur d. Jumlah atau porsi maupun jenis makanan yang dikonsumsi tidak dikontrol dengan baik e. Menu makanan yang disajikan cenderung tidak bervariasi f. Jarang mengkonsumsi buah- buahan g. Pemberian makanan lebih diutamakan sesuai dengan keinginan anak tanpa memperhatikan nilai gizi makanan yang seimbang. K3 a. Menu makanan di rumah pasien belum memenuhi pedoman - Memberikan edukasi mengenai pola makan dengan pedoman gizi seimbang - Mengedukasi pentingnya karbohidrat, protein dan lemak sebagai komponen gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak - Mengedukasi makanan tambahan yang dapat di berikan untuk mengejar berat badan anak yang hilang - Menganjurkan feeding rules: a. Jadwal:  Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya.  Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit  Hanya boleh mengonsumsi air putih di antara waktu makan b. Lingkungan:  Lingkungan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan)  Tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat permainan elektronik) saat makan  Jangan memberikan makanan sebagai hadiah c. Prosedur:  Dorong anak untukmakan sendiri  Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut,
  • 34. Seimbang b. Pemberian makanan rutin 3 kali sehari, namun jam mulai teratur c. Pasien mulai mencoba makan sayur d. Jumlah atau porsi maupun jenis makanan yang dikonsumsi tidak dikontrol dengan baik e. Menu makanan yang disajikan mulai bervariasi f. Mulai mengonsumsi buah- buahan g. Pemberian makanan lebih diutamakan sesuai dengan keinginan anak tanpa memperhatikan nilai gizi makanan yang seimbang. memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan secara netral, yaitu tanpa bujuk ataupun memaksa.  Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan. 2. Status gizi K1 - Mengedukasi pasien pentingnya memantau berat badan dan tinggi badan anak di masa pertumbuhan dan perkembangan. - Melakukan pemantauan pertumbuhan dengan pengukuran TB dan penimbangan BB tiap kali kunjungan dan lakukan plotting pada Buku KIA agar dapat diketahui perkembangannya, bila ditemukan masalah, maka balita dirujuk ke petugas kesehatan yang kompeten. - Menjelaskan pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak a. BB/U : b. PB/U : c. BB/PB : K2 • BB/U : • PB/U : • BB/PB : K3 • BB/U : • PB/U : • BB/PB :
  • 35. 3. Perilaku K1 (Desember 2022 ) - Menjelaskan kepada ibu tetang pola asuh yang baik dan benar. - Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa masalah gizi anak merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan tindak lanjut yang menyeluruh. - Menjelaskan pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak. -Memberikan edukasi mengenai gizi buruk, termasuk gejala-gejala serta komplikasi yang akan timbul. - Mengedukasi ibu untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk pasien dan keluarga. - Menjelaskan untuk cuci tangan dengan sabun pada semua waktu kritis (sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah buang air besar, setelah membersihkan pantat anak). - Menjelaskan untuk rebus air minum sebelum memberikan air minum ke anak, dan simpan air minum keluarga di tempat yang bersih dan tertutup. -Menyarankan untuk memberi makan anak dengan menggunakan piring dan sendok yang bersih - Segera periksa ke puskesmas bila ada keluhan sakit a. Kurang menerapkan PHBS b.Kurangnya pengetahuan tentang pola asuh c. Kurangnya pengetahuan tentang gizi buruk dan stunting
  • 36. Kriteria Rumah Sehat NO KOMPONEN RUMAH YG DINILAI KRITERIA NILAI BOBOT HASIL PENILAIAN (NO. KK) I KOMPONEN RUMAH 31 Poin 1 Langit-langit a. Tidak ada 0 b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1 c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1 b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air. 2 c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang diplester) papan kedap air. 3 3 Lantai a. Tanah 0 b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran yang retak dan berdebu. 1 c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0 b. Ada 1 5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0 b. Ada 1 6 Ventilasi a. Tidak ada 0 b. Ada, lubang ventilasi < 10% dari luas lantai 1 c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2 7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0 b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1
  • 37. b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis. 2 8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0 b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal 1 c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal. 2 II SARANA SANITASI 25 Poin 1 Sarana Air Bersih (SGL/SPT/PP/KU/P AH). a. Tidak ada 0 b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 1 c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 2 d. Ada,bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 3 e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 4 Jamban (saran pembuangan kotoran). a. Tidak ada. 0 b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan kesungai / kolam 1 c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai atau kolam 2 d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3 e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 3 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman 0 b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak sumber air (jarak dengan sumber air < 10m). 1 c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air > 10m). 3
  • 38. 4 Sarana Pembuangan Sampah/Tempat Sampah a. Tidak ada 0 b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1 c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 d. Ada, kedap air dan bertutup. 3 III PERILAKU PENGHUNI 44 Poin 1 Membuka Jendela Kamar Tidur a. Tidak pernah dibuka 0 b. Kadang-kadang 1 c. Setiap hari dibuka 2 2 Membuka jendela Ruang Keluarga a. Tidak pernah dibuka 0 b. Kadang-kadang 1 c. Setiap hari dibuka 2 3 Mebersihkan rumah dan halaman a. Tidak pernah 0 b. Kadang-kadang 1 c. Setiap hari 2 4 Membuang tinja bayi dan balita ke jamban a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0 b. Kadang-kadang ke jamban 1 c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 5 Membuang sampah pada tempat sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0 b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 TOTAL HASIL PENILAIAN 673 Poin Keterangan : Hasil Penilaian : NILAI x BOBOT Kriteria : 1) Rumah Sehat = 2) Rumah Tidak Sehat =
  • 39. • Komponen rumah : • Sarana sanitasi : • Perilaku penghuni : • Hasil penilaian : • *memenuhi syarat bila >1068