RPT PENGURUSAN KEHIDUPAN KOMPONEN PENGURUSAN DIRI TAHUN 1Mastizah Gobik
RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN
PENGURUSAN KEHIDUPAN KOMPONEN PENGURUSAN DIRI TAHUN 1
UNTUK KELAS MASALAH PEMBELAJARAN MULTIPLE TAHUN 1
KSSR PENDIDIKAN KHAS
DOKUMEN PENJAJARAN KURIKULUM TAHUN 2020
RPT PENGURUSAN KEHIDUPAN KOMPONEN PENGURUSAN DIRI TAHUN 1Mastizah Gobik
RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN
PENGURUSAN KEHIDUPAN KOMPONEN PENGURUSAN DIRI TAHUN 1
UNTUK KELAS MASALAH PEMBELAJARAN MULTIPLE TAHUN 1
KSSR PENDIDIKAN KHAS
DOKUMEN PENJAJARAN KURIKULUM TAHUN 2020
Area limbik berkembang lebih dulu mulai awal masa
remaja, sementara area pre-frontal korteks akan
matang di usia 24-25 tahun. Maka, remaja
didominiasi oleh sikap emosional, impulsifitas dan
keinginan mencoba hal baru tanpa memikirkan
akibatnya termasuk pada perilaku yang berisiko .
Namun perlu diingat bahwa kemampuan mencoba
hal baru dan impulsivitas diperlukan remaja untuk
mengembangkan diri dan mencari identitas dirinya
melalui PKHS/Life skills
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
4. KEMAHIRAN KECEKAPAN PSIKOSOSIAL
Kebolehan seseorang menangani secara
berkesan kehendak dan cabaran harian.
Kebolehan seseorang mengekalkan keadaan
mental yang baik dan mendemonstrasikan
dalam perlakuan yang positif.
(Abilities for adaptive and positive behaviour
that enable individuals to deal effectively with
the demands and challenges of everyday life).
7. Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial
(PEERS)
(75%)
Pemakanan
(15%)
Pertolongan
Cemas
(10%)
SKOP KURIKULUM PJPK
KOMPONEN PENDIDIKAN KESIHATAN
8. PENDIDIKAN KESIHATAN REPRODUKTIF DAN SOSIAL
(PEERS)
Kesihatan Diri dan
Reproduktif
1
Penyalahgunaan
Bahan
Pengurusan Mental
dan Emosi
Kekeluargaan Perhubungan Penyakit
Keselamatan
7
654
32
11. BAHAN SOKONGAN P&P
Modul 1: Aspek Fizikal
Modul 2: Aspek Sosial
Modul 3: Gender
Modul 4: Penyakit Jangkitan Seks
Modul 5: HIV/AIDS
Modul 6: Seksualiti dan Saya
Modul 7: Modul Latihan Pendidikan
Pencegahan HIV/AIDS
Modul 8: Modul Kemahiran Kecekapan
Psikososial dalam Pendidikan
Pencegahan HIV dan AIDS
12. PROGRAM SOKONGAN
DI BAWAH INISIATIF PEERS
(2003 – KINI)
Program kerjasama antara KPM dengan kementerian dan agensi
lain
• Kementerian Kesihatan Malaysia (KKM)
• Lembaga Penduduk dan Pembangunan Keluarga Negara
(LPPKN), Kementerian Pembangunan Wanita, Keluarga dan
Masyarakat (KPWKM)
- Program Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial Remaja
di Sekolah (PEKERTI@Sekolah)
• Persekutuan Persatuan-Persatuan Kesihatan Reproduktif
Malaysia (FRHAM)
• Pusat Kesedaran Wanita (WCC) Pulau Pinang; Focus On The
Family; dll.
14. Statistik Tahun 2005 – 1,931 kes rogol
Statistik Tahun 2011 – 3,301 kes rogol
Statistik Tahun 2010 – 91 bayi dibuang
Statistik Tahun 2011 – 98 bayi dibuang
(Sumber: Polis Diraja Malaysia)
Tempoh Tahun 2004 – 2009 :
214,033 anak tak sah taraf didaftarkan
(Sumber: Jabatan Pendaftaran Negara)
15. PEKERTI@SEKOLAH
Keputusan Mesyuarat Profesional KPM pada 02 Februari 2012
bersetuju dan meluluskan secara bersyarat bahawa program
PEKERTI@Sekolah seperti yang dicadangkan oleh KPWKM melalui
LPPKN dilaksanakan dengan tiada implikasi yang membebankan
pihak KPM, termasuk kewangan
Kos program PEKERTI@Sekolah adalah di bawah tanggungan
LPPKN, KPWKM
Program PEKERTI dilaksanakan secara bersama antara BPK, KPM
dengan LPPKN, KPWKM di sekolah dengan kumpulan sasarannya
adalah murid Tahun 6 (program selepas UPSR) dan Tingkatan 3
(program selepas PT3) di sekolah arus perdana serta murid di sekolah
pendidikan khas yang terpilih setiap tahun bermula pada tahun 2012
hingga 2016
16. Program PEKERTI@Sekolah bagi Tahun 6 menggunakan ‘Modul
Reproductive Health for Adolescents’ (RHAM) yang disediakan oleh
Persekutuan Persatuan-Persatuan Kesihatan Reproduktif Malaysia
(FRHAM)
Program PEKERTI@Sekolah bagi Tingkatan 3 menggunakan ‘Modul
Cakna Diri’ (I’m in Control) yang disediakan oleh LPPKN, KPWKM
Jumlah sekolah pada setiap tahun adalah ditentukan oleh pihak penganjur
iaitu LPPKN, KPWKM melibatkan sekolah-sekolah rendah, menengah
dan pendidikan khas yang terpilih pada setiap tahun
Pelaksanaan program PEKERTI@Sekolah tidak dijalankan pada tahun
2013 kerana faktor peruntukan kewangan
Pihak LPPKN, KPWKM akan melaksanakan program PEKERTI@Sekolah
pada tahun 2016 dan seterusnya menjalankan kajian impak untuk melihat
keberkesanan program tersebut.