Dokumen tersebut membahas analisis jalur (path analysis) untuk mempelajari hubungan antar variabel yang mempengaruhi kepatuhan pengemudi. Metode ini digunakan untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel seperti sikap, tingkat denda, dan perilaku. Langkah-langkah analisis jalur meliputi merancang model, menguji asumsi, menghitung koefisien jalur, dan menguji validitas model.
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveAgung Handoko
Makalah Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Contoh Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Pengertian Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Soal Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveAgung Handoko
Makalah Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Contoh Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Pengertian Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Soal Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Mata Kuliah ini Memperkenalkan & Mengkaji Lebih Lanjut mengenai Konsep, Metode, dan Teknik-teknik Statistik secara Deskriptif Analisis dalam Menginterpretasikan Hasil Analisis itu sendiri, sehingga Memberikan Makna dari Setiap Nilai-nilai yang diperoleh dalam Pengujiannya, baik secara Manual ataupun sesuai dengan Perkembangan Teknologi bahwasanya Data-data Statistik tersebut bisa diolah Menggunakan Sofware khususnya SPSS, atau beberapa Sofware lainnya seperti, Eviews, PSPP sesuai juga dengan Kegunaannya dari masiong-masing Data Stattistik yang akan Diolah tersebut.
Mata Kuliah ini Memperkenalkan & Mengkaji Lebih Lanjut mengenai Konsep, Metode, dan Teknik-teknik Statistik secara Deskriptif Analisis dalam Menginterpretasikan Hasil Analisis itu sendiri, sehingga Memberikan Makna dari Setiap Nilai-nilai yang diperoleh dalam Pengujiannya, baik secara Manual ataupun sesuai dengan Perkembangan Teknologi bahwasanya Data-data Statistik tersebut bisa diolah Menggunakan Sofware khususnya SPSS, atau beberapa Sofware lainnya seperti, Eviews, PSPP sesuai juga dengan Kegunaannya dari masiong-masing Data Stattistik yang akan Diolah tersebut.
Vector autoregression (VAR) is a statistical model used to capture the relationship between multiple quantities as they change over time. VAR is a type of stochastic process model. VAR models generalize the single-variable (univariate) autoregressive model by allowing for multivariate time series. Vektor autoregression adalah model statistik yang digunakan untuk menangkap hubungan antara beberapa kuantitas karena mereka berubah dari waktu ke waktu. VAR adalah jenis model proses stokastik. Model VAR menggeneralisasi model autoregresif variabel tunggal dengan memungkinkan deret waktu multivariat.A VAR model describes the evolution of a set of k variables, called endogenous variables, over time. Each period of time is numbered, t = 1, ..., T. The variables are collected in a vector, yt, which is of length k. (Equivalently, this vector might be described as a (k × 1)-matrix.) The vector is modelled as a linear function of its previous value. The vector's components are referred to as yi,t, meaning the observation at time t of the i th variable. For example, if the first variable in the model measures the price of wheat over time, then y1,1998 would indicate the price of wheat in the year 1998.
VAR models are characterized by their order, which refers to the number of earlier time periods the model will use. Continuing the above example, a 5th-order VAR would model each year's wheat price as a linear combination of the last five years of wheat prices. A lag is the value of a variable in a previous time period. So in general a pth-order VAR refers to a VAR model which includes lags for the last p time periods. A pth-order VAR is denoted "VAR(p)" and sometimes called "a VAR with p lags". A pth-order VAR model is written as
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
3. ILUSTRASI 1
TINGKAT
DENDA
SIKAP
PENOLAKAN
PERILAKU
PENOLAKAN
KEPATUHAN
Variabel yang mempengaruhi kepatuhan pengemudi kendaraan
bermotor terhadap peraturan lalulintas
4. Analisis korelasi
• Analisis korelasi dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat keeratan hubungan antar variabel, tidak ada
yang mempengaruhi (penjelas) & tidak ada yang
dipengaruhi (dependen)
• Dapat juga diterapkan pada penjelas dependen
Sikap
penolakan
Sikap
acuh
5. Analisis regresi
• Regresi: upaya mempelajari hubungan antar variabel, dan tidak
pernah mempermasalahkan mengapa hubungan tersebut ada
(atau tidak ada) dan juga apakah hubungan antara Y dengan X
dikarenakan oleh X-nya itu sendiri atau faktor-faktor lain.
– Bilamana variabel yang terlibat lebih dari dua (banyak variabel), di
dalam analisis regresi juga tidak pernah dipermasalahkan struktur
hubungannya, dimana semua variabel penjelas dianggap
berpengaruh langsung terhadap variabel tergantung.
SIKAP
PENOLAKAN
TINGKAT
DENDA
PERILAKU
PENOLAKAN
KEPATUHAN
6. ILUSTRASI II
Suatu penelitian berbentuk survey (observasional) bertujuan ingin mengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap jumlah uang yang ditabung (saving) oleh suatu
keluarga. Observasi dilakukan secara bersamaan terhadap 45 keluarga, sehingga
diperoleh data cross sectional
No SIZE ED EXP EARNS INCOME SAVING
1 4 2 33 1.92 1.92 .03
2 4 9 19 3.00 12.40 .87
3 2 17 9 5.93 6.40 .37
4 3 9 36 7.00 7.01 1.20
5 4 12 11 6.99 6.99 .28
6 4 13 15 6.50 6.50 1.40
7 5 17 14 26.00 26.01 11.60
8 5 16 23 15.00 15.36 1.77
9 5 9 34 5.70 15.00 3.98
10 5 16 10 8.82 9.19 1.02
11 10 9 27 7.00 10.60 1.00
12 4 10 26 6.18 12.09 .69
13 7 11 20 6.20 6.25 -.03
14 5 14 12 5.80 9.01 -1.39
15 5 7 15 6.22 6.22 1.00
16 5 8 29 5.50 5.91 1.83
17 4 12 11 4.80 4.80 .61
18 2 6 35 1.82 2.34 .05
19 3 12 30 4.56 7.83 .01
20 7 8 22 7.47 9.56 1.39
8. Penjelasan:
SIZE = the number of persons in the family
ED = the number of years of education received by the head, in
year
EXP = the labor marked experience of the head, in year, calc.
EXP=AGE-ED-5
EARNS= the wage or salary earning of the head, in thousands dollars
INCOME = the total income of the family, in thousands dollars
SAVING = the saving (flow) of the family, in thousand dollars
Penelitian dilakukan pada suatu daerah dengan kondisi
penduduk relatif homogen, yaitu golongan menengah & atas
9. Dilakukan ANALISIS dengan REGRESI
ANOVAb
145.737 5 29.147 8.027 .000a
141.622 39 3.631
287.359 44
Regression
Residual
Total
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
SAVING = 1.243 + 0.365 EARNS – 0.187 ED – 0.012 EXP
+ 0.02 INCOME – 0.056 SIZE
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), INCOME, EXP, a. SIZE, ED, EARNS
b. Dependent Variable: SAVING
Coefficientsa
1.243 2.361 .526 .602
-.187 .128 -.257 -1.457 .153
-.057 .189 -.035 -.301 .765
-.013 .049 -.043 -.262 .795
.365 .102 .771 3.580 .001
.020 .091 .048 .223 .825
(Constant)
ED
SIZE
EXP
EARNS
INCOME
Model
1
B Std. Error
Beta
t Sig.
a. Dependent Variable: SAVING
10. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
Langkah pertama : merancang model berdasarkan konsep dan teori
Misal, secara teoritis :
Variabel ED dan EXP berpengaruh terhadap EARN.
INCOME dipengaruhi oleh ED, EXP dan EARNS.
Variabel EARN, INCOME dan SIZE berpengaruh ke SAVING.
E1
Pe1
EARNS
E3
INCOME
SIZE
SAVING
P6
P8
P7
Pe3
ED
EXP
P2
P1
P3
P4
P5
Pe2
E2
EARN = a0 + a1 ED + a2 EXP + e1
INCOME = b0 + b1 ED + b2 EXP + b3 EARNS + e2
SAVING = g0 + g1 EARN + g2 INCOME + g3 SIZE + e3
Diagram Path
Persamaan
(1)
11. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
Langkah kedua : Periksa ASUMSI
(2)
A. Hubungan antar variabel : linier (time series tdk bisa) dan aditif
B. Model rekursif
C. Variabel endogen minimal dalam skala interval
D. Variabel diukur tanpa kesalahan (instrumen valid dan reliabel)
E. Model dispesifikasikan dengan benar (berdasarkan teori dan konsep)
12. Model Rekursif
Y1
Y2
Y3
X1 , X2
e1
e2
e3
Antar ei saling bebas (independen)
Antara e1, e2, dan e3 dengan X1 dan X2 saling bebas
13. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
(3)
Langkah kedua: Perhitungan Koefisien Jalur
• Metode perhitungan koefisien jalur terdapat tiga cara:
– Pendekatan matriks korelasi; bila model tidak berjenjang (p = Rx
-1 Ry)
– Koefisien regresi dilanjutkan dengan suatu perhitungan matematik
{ pi = bi (Sxi / Sy)}
– Koefisien regresi standardize
• Pada tulisan ini dipilih metode yang terakhir, yaitu regresi
standardize, hal ini mengingat metode ini yang dipandang paling
sederhana.
• Di samping itu, perhitungan goodness of fit berupa Koefisien
Determinasi Total dapat dilakukan secara sederhana, dan pelaksanaan
Theory Triming dapat dilakukan dengan mudah.
14. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
(3)
– Perhitungan koefisien path: Regresi Standardize
• Untuk anak panah bolak-balik «, koefisiennya merupakan
koefisien korelasi, r dihitung seperti biasanya)
• Untuk anak panah satu arah ® digunakan perhitungan regresi
variabel dibakukan, secara parsiil pada masing-masing
persamaan. Metode yang digunakan adalah OLS, yaitu metode
kuadrat terkecil biasa. Hal ini dapat dilakukan mengingat
modelnya rekursif. Dari perhitungan ini diperoleh koefisien
path pengaruh langsung.
15. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
(3)
• Koefisien tersebut diambil dari Standardize Coeficients Beta, dan
dalam hal ini berlaku sebagai berikut :
-
X X
i1 1
x1
_
1
_
S
y y
= ,
Z
=
-
i
S
Z
y
yi
– dengan merubah setiap data pengamatan ke dalam data standardize,
maka semua unit satuan dari setiap variabel adalah hilang (Z tidak
mempunyai satuan) dan skalanya juga menjadi seragam ( –3,5 s/d
+3,5, seberapapun nilai minimal dan maksimal dari data asli).
– Di dalam model regresi dengan variabel dibakukan, dapat dilihat
bahwa konstanta (intercept) tidak ada ( = 0 ), secara teoritis memang
demikian. Besarnya sokongan pengaruh setiap variabel X terhadap Y
adalah kuadrat dari koefisien regresi variabel standardize.
16. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
(3)
Perhitungan koefisien pada gambar :
- pengaruh langsung EARN ke SAVING = P6
- pengaruh tidak langsung ED ke SAVING melalui EARN = P1 x P6
- pengaruh tidak langsung ED ke SAVING melalui INCOME = P3 x P7
- pengaruh total : penjumlahan pengaruh langsung dan seluruh pengaruh tdk langsung
17. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Variable
(3)
Model Coefficients
B Std. Error Beta
t Sig.
1 (Constant) -5.979 4.759 -1.256 .216
ED .984 .257 .642 3.829 .000
EXP .132 .106 .208 1.241 .222
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .536 .287 .253 4.6578
Dependent Variable: EARN
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .856 .732 .713 3.2696
Dependent Variable: INCOME
Dependent Variable: SAVING
Unstandardized
Model Variable Coefficients
B Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
t Sig.
1 (Constant) -5.970 3.403 -1.754 .087
ED .392 .209 .226 1.871 .068
EXP .216 .076 .301 2.842 .007
EARN .869 .108 .768 8.022 .000
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .685 .469 .430 1.9299
Unstandardized
Model Variable Coefficients
B Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
t Sig.
1 (Constant) -.707 1.009 -.701 .487
EARN .317 .097 .669 3.279 .002
INCOME 9.137E-03 .085 .022 .108 .915
SIZE -4.001E-02 .189 -.024 -.212 .833
19. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
(4)
Langkah keempat : pemeriksaan validitas model
Koefisien Determinasi Total :
2
ep
2
e2
2
e1
R = 1- P P . . . P
= 1 – (0.844)2 (0.518)2 (0.729)2
= 0.8984
2m
2mR
Model dapat menjelaskan 89.84 % informasi yang terkandung dalam
data atau kontribusi pengaruh variabel-variabel exogen (endogen)
terhadap variabel endogen (lainnya) sebesar 89.84 %, sedangkan
sisanya 10.16 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model dan error
Theory triming
Uji validasi koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung : nilai p
dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel dibakukan secara parsiil.
21. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
(4)
Theory triming
EARNS
INCOME
SAVING
0.669
(0.002)
ED
EXP
0.64
(0.000)
0.23
(0.068)
0.30
(0.007)
0.77
(0.000)
22. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
Langkah kelima : interpretasi hasil analisis
Validitas model
Koefisien determinasi total : informasi yang dapat dijelaskan oleh
model sebesar 89.84 %. Angka ini cukup besar, sehingga model
layak digunakan dan dapat dilakukan interpretasi lebih lanjut.
Pengujian lintasan pengaruh: theory triming
Buang jalur yang nonsignifikan, sehingga dengan mudah diketahui
jalur-jalur yang signifikan
Salah satu lintasan pengaruh yang signifikan: ED ke SAVING
melalui EARN; koefisien jalur pengaruh tidak langsung:
ED → EARN → SAVING = 0.64 x 0.667 = 0.43 (positif ; signifikan)
Regresi (ED → SAVING) = – 0.19 ED (negatif ; nonsignifikan)
Secara teoritis mana yang sesuai?
(5)
23. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PATH
Kontribusi Pengaruh:
(5)
Kontribusi Relatif: koefisien pengaruh langsung dikuadratkan
Kontribusi relatif pengaruh ED thdp ERANS = (0,64)2 = 0,4096
= 40,96 %
Kontribusi Mutlak = koefisien pengeruh total dikuadratkan
Pengaruh Dominan : hitung koefisien pengaruh total dari setiap
variabel yang mempunyai pengaruh kausal (signifikan) ke
variabel endogen
Variabel dengan koefisien pengaruh total terbesar adalah yang
berpengaruh DOMINAN