SlideShare a Scribd company logo
Panduan Penyusunan Soal HOTS
1
COVER
i
Diterbitkan	oleh	
	
Direktorat	Pembinaan	Sekolah	Menengah	Atas		
Direktorat	Jenderal	Pendidikan	Dasar	Dan	Menengah		
Kementerian	Pendidikan	Dan	Kebudayaan		
Jalan	R.S.	Fatmawati,	Cipete,	Jakarta	12410		
Telepon:	(021)	7694140,	75902679,	Fax.	7696033	
Laman:	www.psma.kemdikbud.go.id	
	
Pengarah		
	
Purwadi	Sutanto		
	
Koordinator	Program	
	
Suharlan,	Suhadi		
	
Koordinator	Pengembang	Modul	
	
Junus	Simangunsong	
	
Koordinator	Pelaksana	
	
Heri	Fitriono	
	
Penulis	Modul		
	
Ujang	Bahrul	Hidayat		
	
Penelaah	Modul	
	
Maspalah	,	Luklu'ul	Islamiyah		
	
Editor		
	
Linda	Lusiana	Cahya	Wibawa		
	
Layout		
	
Arso	Agung	Dewantoro
ii
Kata	Pengantar	
	
Pendidikan	 sebagai	 ujung	 tombak	 kemajuan	 suatu	 bangsa	 hendaknya	 memberikan	
pelayanan	 yang	selaras	 dengan	 tuntutan	 zaman.	 Seseorang	 yang	 hidup	 di	 abad	 ke-21	
dituntut	berbagai	keterampilan	relevan	yang	harus	dikuasai	agar	dapat	beradaptasi	dan	
berkontribusi	sehingga	menjadi	pribadi	yang	sukses.	Tuntutan	kemampuan	abad	21	yang	
semakin	 kompetitif	 menuntut	 empat	 kompetensi,	yaitu	 Critical	 Thinking	 and	 Problem	
Solving,	Creativity	and	Innovation,	Communication	dan	Collaboration.	Pendidikan	sebagai	
pengemban	peran	reformatif	dan	transformatif	harus	mampu	mempersiapkan	peserta	
didik	untuk	menguasai	berbagai	keterampilan	tersebut.	
Kebutuhan	terhadap	lulusan	yang	kritis,	kreatif,	komunikatf,	dan	kolaboratif	inilah	yang	
menjadi	kompetensi	lulusan	utama	pada	kurikulum	2013.	Pengembangan	kurikulum	ini	
didasarkan	prinsip	pokok,	yaitu	kompetensi	lulusan	yang	didasarkan	atas	kebutuhan,	isi	
kurikulum	 dan	 mata	 pelajaran	 yang	 diturunkan	 secara	 langsung	 dari	 kebutuhan	
kompetensi,	mata	pelajaran	yang	kontributif	pada	pembentukan	sikap,	pengetahuan	dan	
keterampilan.	Penerapan	prinsip-prinsip	yang	esensial	ini	diharapkan	agar	implementasi	
kurikulum	2013	menghasilkan	lulusan	yang	siap	menghadapi	abad	21.	
Sebagai	 bagian	 yang	 utuh	 dan	 selaras	 dengan	 komponen	 kurikulum	 2013,	 penilaian	
berperan	 untuk	 menstimulus	 capaian	 pembelajaran	 yang	 salah	 satunya	 membangun	
sikap	 kritis.	 Untuk	 membangun	 kemampuan	 Critical	 Thinking	 and	 Problem	 Solving,	
instrumen	penilaian	diarahkan	pada	soal	 berstandar	internasional,	yaitu	Higher	Order	
Thinking	Skills	(HOTS)	atau	Keterampilan	Berpikir	Tingkat	Tinggi.	Buku	ini	merupakan	
modul	penyusunan	soal	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi	mata	pelajaran	Bahasa	dan	
Sastra	 Arab	 yang	 bertujuan	 untuk	 meningkatkan	 pemahaman	 dan	 keterampilan	 guru	
dalam	sebuah	penilaian	yang	diharapkan	akan	berdampak	pada	peningkatan	kemampuan	
berpikir	kritis	bagi	peserta	didik.		
Modul	ini	menjelaskan	strategi	penyusunan	soal	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi	yang	
secara	 garis	 besar	 memuat	 tentang	 latar	 belakang,	 konsep	 dasar	 penyusunan	 soal,	
penyusunan	soal	mata	pelajaran,	contoh	soal	,	dan	strategi	implementasi	penyusunan	
soal.	Modul	penyusunan	ini	diharapkan	dapat	menjadi	referensi	agar	kegiatan	bimbingan	
teknis	 penyusunan	 soal	 keterampilan	 berpikir	 tingkat	 tinggi	 berjalan	 dengan	 lancar	
sehingga	pada	akhirnya	mampu	mencapai	tujuan	yang	diharapkan,	yaitu	lulusan	yang	
krisis,	kreatif,	komunikatif,	dan	kolaboratif.	
Untuk	memperbaiki	modul	ini,	kami	mengharapkan	saran	dan	masukan	dari	Bapak/Ibu.	
	
Jakarta,		Juli	2019	
Direktur	Pembinaan	SMA,	
	
	
	
Purwadi	Sutanto		
	 NIP.	19610404	198503	1	003
iii
Daftar	Isi	
	
				Halaman	
KATA	PENGANTAR	 ii	
	 	 	
DAFTAR	ISI	
DAFTAR	DIAGRAM	
DAFTAR	TABEL	
iii	
iv	
iv	
	 	 	
	 	 	
BAB	I	 PENDAHULUAN	 1	
	 A.	 Rasional	 1	
	 B.	 Tujuan	 2	
	 C.	 Hasil	yang	Diharapkan	 2	
	 	 	
	 	 	
BAB	II	 KONSEP	DASAR	PENYUSUNAN	SOAL	HOTS	 3	
	 A. Pengertian	
B. Karakteristik	
C. Level	Kognitif	
D. Soal	HOTS		dan	Tingkat	Kesukaran	Soal	
E. Peran	Soal	HOTS	dalam	Penilaian	Hasil	Belajar	
F. Langkah-Langkah	Penyusunan	Soal	HOTS	
3	
4	
7	
10	
11	
12	
	 	 	
	 	 	
BAB	III	 PENYUSUNAN	SOAL	HOTS	MATA	PELAJARAN	 14	
	 A. Karakteristik	Mata	Pelajaran	Bahasa	dan	Sastra	Arab	
B. Analisa	KD	
C. Contoh	Stimulus	
D. Penjabaran	KD	menjadi	Indikator	Soal	
E. Menyusun	Kisi-kisi.	
F. Kartu	Soal	HOTS.	
14	
19	
20	
21	
21	
22	
	 	 	
	 	 	
BAB	IV	 STRATEGI	IMPLEMENTASI	 30	
	 A. Strategi	
B. Implementasi	
30	
30	
	 	 	
	
DAFTAR	PUSTAKA	
LAMPIRAN	
LAMPIRAN	1	ANALISIS	KOMPETENSI	DASAR	KELAS	X	
LAMPIRAN	2	ANALISIS	KOMPETENSI	DASAR	KELAS	XI	
LAMPIRAN	3	ANALISIS	KOMPETENSI	DASAR	KELAS	XII	
	
	
	
32	
33	
33	
35	
37
iv
Daftar	Diagram	
	
	
Diagram	Alir		2.1	Alur	Penyusunan	Soal	HOTS	
	
13
v
Daftar	Tabel	
	
	
Tabel	2.1	Perbandingan	Assesmen	Tradisional	dan	Kontekstual	
Tabel	2.2	Dimensi	Proses	Berpikir	
Tabel	3.1	Contoh	Analisis	Kompetensi	Dasar	Kelas	X	
Tabel	3.2	Contoh	Analisis	Kompetensi	Dasar	Kelas	XI	
Tabel	3.3	Contoh	Analisis	Kompetensi	Dasar	Kelas	XII	
Tabel	3.4	Contoh	Stimulus	
Tabel	3.5	Contoh	Penjabaran	Kompetensi	Dasar	menjadi	Indikator	Soal	
Tabel	3.6	Contoh	Kisi-Kisi	Soal	
5	
7	
19	
19	
20	
20	
21	
21
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
1
BAB	I	
PENDAHULUAN	
	
A. Rasional	
Peraturan	 Menteri	 Pendidikan	 dan	 Kebudayaan	 Nomor	 36	 Tahun	 2018	 tentang	
Perubahan	 atas	 Peraturan	 Menteri	 Pendidikan	dan	 Kebudayaan	 Nomor	 59	 Tahun	
2014	 tentang	 Kurikulum	 2013	 Sekolah	 Menengah	 Atas/Madrasah	 Aliyah	 pada	
lampiran	I	menyatakan	bahwa	salah	satu	dasar	penyempurnaan	kurikulum	adalah	
adanya	tantangan	eksternal,	antara	lain	terkait	dengan	arus	globalisasi	dan	berbagai	
isu	lingkungan	hidup,	kemajuan	teknologi	dan	informasi,	kebangkitan	industri	kreatif,	
budaya,	dan	perkembangan	pendidikan	di	tingkat	internasional.		
	
Pendidikan	 pada	 era	 revolusi	 industri	 4.0	 diarahkan	 untuk	 pengembangan	
kompetensi	abad	ke-21,	yang	terdiri	dari	tiga	komponen	 utama,	yaitu	kompetensi	
berpikir,	bertindak,	dan	hidup	di	dunia.	Komponen	berpikir	meliputi	berpikir	kritis,	
berpikir	kreatif,	dan	kemampuan	pemecahan	masalah.	Komponen	bertindak	meliputi	
komunikasi,	 kolaborasi,	 literasi	 data,	 literasi	 teknologi,	 dan	 literasi	 manusia.	
Komponen	 hidup	 di	 dunia	 meliputi	 inisiatif,	 mengarahkan	 diri	 (self-direction),	
pemahaman	global,	serta	tanggung	jawab	sosial.	Munculnya	literasi	baru,	yaitu	(1)	
literasi	 data,	 yaitu	 kemampuan	 untuk	 membaca,	 menganalisis,	 dan	 menggunakan	
informasi	 (big	 data)	 di	 dunia	 digital,	 (2)	 literasi	 teknologi,	 yaitukemampuan	
memahami	 cara	 kerja	 mesin,	 aplikasi	 teknologi	 (coding,	 artificial	 intelligence,	 and	
engineering	 principles),	 dan	 (3)	 literasi	 manusia	 terkait	 dengan	 humanities,	
communication,	collaboration,	merupakan	tantangan	tersendiri	untuk	bisa	hidup	pada	
abad	ke-21.	
Terkait	dengan	 isu	 perkembangan	pendidikan	 di	 tingkat	internasional,	 Kurikulum	
2013	dirancang	dengan	berbagai	penyempurnaan.	Pertama,	pada	standar	isi,	yaitu	
mengurangi	materi	yang	tidak	relevan	serta	pendalaman	dan	perluasan	materi	yang	
relevan	bagi	siswa	serta	diperkaya	dengan	kebutuhan	siswa	untuk	berpikir	kritis	dan	
analitis	sesuai	dengan	standar	internasional.	Kedua,	pada	standar	penilaian,	dengan	
mengadaptasi	 secara	 bertahap	 model-model	 penilaian	 standar	 internasional.	
Penilaian	 hasil	 belajar	 diharapkan	 dapat	 membantu	 siswa	 untuk	 meningkatkan	
keterampilan	 berpikir	 tingkat	 tinggi	 (Higher	 Order	 Thinking	 Skills/HOTS)	 karena	
keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi	dapat	mendorong	siswa	untuk	berpikir	secara	
luas	dan	mendalam	tentang	materi	pelajaran.		
	
Kurikulum	2013	lebih	diarahkan	untuk	membekali	siswa	sejumlah	kompetensi	yang	
dibutuhkan	 menyongsong	 abad	 ke-21.	 Beberapa	 kompetensi	 penting	 yang	
dibutuhkan	 pada	 abad	 ke-21,	 yaitu	 4C	 meliputi	 (1)	 critical	 thinking	 (kemampuan	
berpikir	 kritis)	 bertujuan	 agar	 siswa	 dapat	 memecahkan	 berbagai	 permasalahan	
kontekstual	 menggunakan	 logika-logika	 yang	 kritis	 dan	 rasional;	 (2)	 creativity	
(kreativitas)	mendorong	siswa	untuk	kreatif	menemukan	beragam	solusi,	merancang	
strategi	baru	atau	menemukan	cara-cara	yang	tidak	lazim	digunakan	sebelumnya;	(3)	
collaboration	(kerjasama)	memfasilitasi	siswa	untuk	memiliki	kemampuan	bekerja	
dalam	 tim,	 toleran,	 memahami	 perbedaan,	 mampu	 untuk	 hidup	 bersama	 untuk	
mencapai	 suatu	 tujuan;	 dan	 (4)	 communication	 (kemampuan	 berkomunikasi)	
memfasilitasi	 siswa	 untuk	 mampu	 berkomunikasi	 secara	 luas,	 kemampuan	
menangkap	 gagasan/informasi,	 kemampuan	 menginterpretasikan	 suatu	 informasi,	
dan	kemampuan	berargumen	dalam	arti	luas.	
	
	
BAB	I	 Pendahuluan
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
2
Hasil	 telaah	 butir	 soal	 yang	 dilakukan	 oleh	 Direktorat	 Pembinaan	 SMA	 pada	
Pendampingan	USBN	tahun	pelajaran	2018/2019	terhadap	26	mata	pelajaran	pada	
136	SMA	Rujukan	yang	tersebar	di	34	Provinsi,	menunjukkan	bahwa	dari	1.779	butir	
soal	 yang	dianalisis	 sebagian	 besar	ada	 pada	 Level-1	 dan	 Level-2.	 Dari	136	 SMA	
Rujukan,	hanya	27	sekolah	yang	menyusun	soal	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi	
sebanyak	20%	dari	seluruh	soal	USBN	yang	dibuat,	84	sekolah	di	bawah	20%,	dan	25	
sekolah	menyatakan	tidak	tahu	apakah	soal	yang	disusun	merupakan	kriteria	soal	
keterampilan	 berpikir	 tingkat	 tinggiatau	 tidak.	 Hal	 tersebut	 tidak	 sesuai	 dengan	
tuntutan	penilaian	Kurikulum	2013	yang	lebih	meningkatkan	implementasi	model-
model	penilaian	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi..		
	
Selain	itu,	hasil	studi	internasional	Programme	for	International	Student	Assessment	
(PISA)	menunjukkan	prestasi	literasi	membaca	(reading	literacy),	literasi	matematika	
(mathematical	 literacy),	 dan	 literasi	 sains	 (scientific	 literacy)	 yang	 dicapai	 siswa	
Indonesia	 sangat	 rendah.	 Pada	 umumnya	 kemampuan	 siswa	 Indonesia	 sangat	
rendah	 dalam	 (1)	 mengintegrasikan	 informasi;	 (2)	 menggeneralisasi	 kasus	 demi	
kasus	menjadi	suatu	solusi	yang	umum;	(3)	memformulasikan	masalah	dunia	nyata	
ke	dalam	konsep	mata	pelajaran;	dan	(4)	melakukan	investigasi.	
	
Berdasarkan	 fakta-fakta	 di	 atas,	 maka	 perlu	 adanya	 perubahan	 sistem	 dalam	
pembelajaran	 dan	 penilaian.	 Soal-soal	 yang	 dikembangkan	 oleh	 guru	 diharapkan	
dapat	mendorong	peningkatan	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi,	meningkatkan	
kreativitas,	dan	membangun	kemandirian	siswa	untuk	menyelesaikan	masalah.	Oleh	
karena	 itu,	 Direktorat	 Pembinaan	 SMA	 menyusun	 Modul	 Penyusunan	 Soal	
Keterampilan	Berpikir	Tingkat	Tinggi		bagi	guru	SMA.	
	
B. Tujuan	
Modul	Penyusunan	Soal	Keterampilan	Berpikir	Tingkat	Tinggi	Mata	Pelajaran	Bahasa	
dan	Sastra	Arab	disusun	dengan	tujuan	sebagai	berikut.	
1. Memberikan	pemahaman	kepada	guru	SMA	tentang	konsep	dasar	penyusunan	Soal	
Keterampilan	Berpikir	Tingkat	Tinggi;	
2. Meningkatkan	keterampilan	guru	SMA	untuk	menyusun	Soal	Keterampilan	Berpikir	
Tingkat	Tinggi;	
3. Memberikan	pedoman	bagi	pengambil	kebijakan	baik	di	tingkat	pusat	dan	daerah	
untuk	melakukan	pembinaan	dan	sosialisasi	tentang	penyusunan	Soal	Keterampilan	
Berpikir	Tingkat	Tinggi.	
	
C. Hasil	yang	Diharapkan	
Sesuai	 dengan	 tujuan	 penyusunan	 panduan	 di	 atas,	 maka	 hasil	 yang	 diharapkan	
adalah	sebagai	berikut.	
1. Meningkatnya	 pemahaman	 guru	 SMA	 tentang	 konsep	 dasar	 penyusunan	 Soal	
Keterampilan	Berpikir	Tingkat	Tinggi;	
2. Meningkatnya	keterampilan	guru	SMA	untuk	menyusun	Soal	Keterampilan	Berpikir	
Tingkat	Tinggi;	
3. Terorganisasinya	 pola	 pembinaan	 dan	 sosialisasi	 tentang	 menyusun	 Soal	
Keterampilan	Berpikir	Tingkat	Tinggi.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
3
	
BAB	II	
	
	
A. Pengertian		
	
Penilaian	 tidak	dapat	dipisahkan	 dengan	 pembelajaran	 .	 Tugas	 guru	 bukan	 hanya	
melakukan	penilaian	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi,	melainkan	harus	mampu	
melaksanakan	pembelajaran	yang	dapat	melatih	siswa	untuk	memiliki	keterampilan	
berpikir	tingkat	tinggi.	Tujuan	utamanya	adalah	untuk	meningkatkan	keterampilan	
berpikir	tingkat	tinggi	yang	lebih	efektif.	Prinsip	umum	untuk	menilai	berpikir	tingkat	
tinggi	adalah	sebagai	berikut.	
1. Menentukan	secara	tepat	dan	jelas	apa	yang	akan	dinilai.	
2. Merencanakan	tugas	atau	butir	soal	yang	menuntut	siswa	untuk	menunjukkan	
pengetahuan	atau	keterampilan	yang	mereka	miliki.	
3. Menentukan	 langkah	 apa	 yang	 akan	 diambil	 sebagai	 bukti	 peningkatan	
pengetahuan	dan	kecakapan	siswa	yang	telah	ditunjukkan	dalam	proses.	
					
Penilaian	berpikir	tingkat	tinggi	meliputi	3	prinsip:	
1. Menyajikan	 stimulus	 bagi	 siswa	 untuk	 dipikirkan,	 misalnya	 dalam	 bentuk	
pengantar	teks,	visual,	skenario,	wacana,	atau	masalah	(kasus).			
2. Menggunakan	permasalahan	baru	bagi	siswa	yang	belum	dibahas	di	kelas	dan	
bukan	pertanyaan	hanya	untuk	proses	mengingat.		
3. Membedakan	antara	tingkat	kesulitan	soal	(mudah,	sedang,	atau	sulit)	dan	level	
kognitif	(berpikir	tingkat	rendah	dan	berpikir	tingkat	tinggi).	
	
Soal-soal	HOTS	merupakan	instrumen	yang	digunakan	untuk	mengukur	keterampilan	
berpikir	 tingkat	tinggi,	 yaitu	 keterampilan	 berpikir	 yang	tidak	 sekadar	 mengingat	
(remembering),	memahami	(understanding),	atau	menerapkan	(applying).	Soal-soal	
keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi	pada	konteks	asesmen	mengukur	keterampilan:	
1)	 transfer	 satu	 konsep	 ke	 konsep	 lainnya,	 2)	 memproses	 dan	 mengintegrasikan	
informasi,	 3)	 mencari	 kaitan	 dari	 berbagai	 informasi	 yang	 berbeda-beda,	 4)	
menggunakan	 informasi	 untuk	 menyelesaikan	 masalah	 (problem	 solving),	 dan	 5)	
menelaah	ide	dan	informasi	secara	kritis.		Dengan	demikian,	soal-soal	keterampilan	
berpikir	 tingkat	 tinggi	 menguji	 keterampilan	 berpikir	 menganalisis,	 mengevaluasi,	
dan	mencipta.	
	
Dimensi	 proses	 berpikir	 dalam	 Taksonomi	 Bloom	 sebagaimana	 yang	 telah	
disempurnakan	 oleh	 Anderson	 &	 Krathwohl	 (2001),	 terdiri	 atas	
kemampuanmengingat	 (remembering-C1),	 memahami	 (understanding-C2),	
menerapkan	(applying-C3),	menganalisis	(analyzing-C4),	mengevaluasi	(evaluating-
C5),	dan	mencipta	(creating-C6).	Soal-soal	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi	pada	
umumnya	 mengukur	 kemampuan	 pada	 ranah	 menganalisis	 (analyzing-C4),	
mengevaluasi	 (evaluating-C5),	 dan	 mencipta	 (creating-C6).	 Kata	 kerja	 operasional	
(KKO)	yang	ada	pada	pengelompokkan	Taksonomi	Bloom	menggambarkan	proses	
berpikir	 bukanlah	 kata	 kerja	 pada	 soal.	 Ketiga	 kemampuan	 berpikir	 tinggi	 ini	
(analyzing,	evaluating,	dan	creating)	menjadi	penting	dalam	menyelesaikan	masalah,	
transfer	pembelajaran	(transfer	of	learning)	dan	kreativitas.		
	
Pada	pemilihan	kata	kerja	operasional	(KKO)	untuk	merumuskan	indikator	soal	HOTS	
hendaknya	 tidak	 terjebak	 pada	 pengelompokan	 KKO.	 Sebagai	 contoh	 kata	 kerja	
‘menentukan’	 pada	 Taksonomi	 Bloom	 ada	 pada	 ranah	 C2	 dan	 C3.	 Dalam	 konteks	
penulisan	soal-soal	HOTS,	kata	kerja	‘menentukan’	memungkinkan	berada	pada	ranah	
BAB	II	 Konsep	Dasar	Penyusunan	Soal			
Keterampilan	Berpikir	Tingkat	Tinggi
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
4
C5	 (mengevaluasi)	 apabila	 soal	 tersebut	 untuk	 menentukan	 keputusan	 didahului	
dengan	 proses	 berpikir	 menganalisis	 informasi	 yang	 disajikan	 pada	 stimulus	 lalu	
siswa	diminta	menentukan	keputusan	yang	terbaik.	Kata	kerja	‘menentukan’	dapat	
digolongkan	 C6	 (mencipta)	 apabila	 pertanyaan	 menuntut	 kemampuan	 menyusun	
strategi	pemecahan	masalah	baru.	Jadi,	ranah	kata	kerja	operasional	(KKO)	sangat	
dipengaruhi	oleh	proses	berpikir	apa	yang	diperlukan	untuk	menjawab	pertanyaan	
yang	diberikan.		
	
Dilihat	 dari	 dimensi	 pengetahuan,	 umumnya	 soal	 HOTS	 mengukur	 dimensi	
metakognitif,	tidak	sekadar	mengukur	dimensi	faktual,	konseptual,	dan	prosedural.	
Dimensi	 metakognitif	 menggambarkan	 kemampuan	 menghubungkan	 beberapa	
konsep	yang	berbeda,	menginterpretasikan,	memecahkan	masalah	(problem	solving),	
memilih	 strategi	 pemecahan	 masalah,	 menemukan	 (discovery)	 metode	 baru,	
berargumen	(reasoning),	dan	mengambil	keputusan	yang	tepat.	
	
Dalam	 struktur	 soal-soal	 HOTS	 umumnya	 menggunakan	 stimulus.	 Stimulus	
merupakan	 dasar	 berpijak	 untuk	 memahami	 informasi.	 Dalam	 konteks	 HOTS,	
stimulus	 yang	 disajikan	 harus	 bersifat	 kontekstual	 dan	 menarik.	 Stimulus	 dapat	
bersumber	dari	isu-isu	global	seperti	masalah	teknologi	informasi,	sains,	ekonomi,	
kesehatan,	pendidikan,	infrastruktur,	dan	lain-lain.	Stimulus	dapat	bersumber	dari	
permasalahan-permasalahan	yang	ada	di	lingkungan	sekitar	sekolah	seperti	budaya,	
adat,	 kasus-kasus	 di	 daerah,	 atau	 berbagai	 keunggulan	 yang	 terdapat	 di	 daerah	
tertentu.	Stimulus	yang	baik	memuat	beberapa	informasi/gagasan,	yang	dibutuhkan	
untuk	 mengembangkan	 kemampuan	 mencari	 hubungan	 antarinformasi,	 transfer	
informasi,	dan	terkait	langsung	dengan	pokok	pertanyaan.		
	
B. Karakteristik		
Soal-soal	HOTS	direkomendasikan	untuk	digunakan	pada	berbagai	bentuk	penilaian	
hasil	belajar.	Untuk	menginspirasi	guru	menyusun	soal-soal	HOTS	di	tingkat	satuan	
pendidikan.	berikut	karakteristik	soal-soal	HOTS.	
	
1. Mengukur	Keterampilan	Berpikir	Tingkat	Tinggi	
The	 Australian	 Council	 for	 Educational	 Research	 (ACER)	 menyatakan	 bahwa	
keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi	merupakan	proses	menganalisis,	merefleksi,	
memberikan	 argumen	 (alasan),	 menerapkan	 konsep	 pada	 situasi	 berbeda,	
menyusun,	 dan	 mencipta.	 	 Keterampilan	 berpikir	 tingkat	 tinggi	 meliputi	
kemampuan	 untuk	 memecahkan	 masalah	 (problem	 solving),	 keterampilan	
berpikir	kritis	(critical	thinking),	berpikir	kreatif	(creative	thinking),	kemampuan	
berargumen	 (reasoning),	 dan	 kemampuan	 mengambil	 keputusan	 (decision	
making).	Keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi	merupakan	salah	satu	kompetensi	
penting	dalam	dunia	modern	sehingga	wajib	dimiliki	oleh	setiap	siswa.		
	
Kreativitas	 menyelesaikan	 permasalahan	 dalam	 keterampilan	 berpikir	 tingkat	
tinggi	terdiri	atas:	
a. kemampuan	menyelesaikan	permasalahan	yang	tidak	familier;	
b. kemampuan	 mengevaluasi	 strategi	 yang	 digunakan	 untuk	 menyelesaikan	
masalah	dari	berbagai	sudut	pandang	yang	berbeda;		
c. menemukan	model-model	penyelesaian	baru	yang	berbeda	dengan	cara-cara	
sebelumnya.	
Keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi	dapat	dilatih	dalam	proses	pembelajaran	di	
kelas.	Oleh	karena	itu,	agar	siswa	memiliki	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi,	
maka	proses	pembelajaran	memberikan	ruang	kepada	siswa	untuk	menemukan
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
5
pengetahuan	berbasis	aktivitas.	Aktivitas	dalam	pembelajaran	dapat	mendorong	
siswa	untuk	membangun	kreativitas	dan	berpikir	kritis.	
	
2. Berbasis	Permasalahan	Kontekstual	dan	Menarik	(Contextual	and	Trending	
Topic)	
Soal-soal	 HOTS	 merupakan	 instrumen	 yang	 berbasis	 situasi	 nyata	 dalam	
kehidupan	 sehari-hari.	 Siswa	 diharapkan	 dapat	 menerapkan	 konsep-konsep	
pembelajaran	di	kelas	untuk	menyelesaikan	masalah.	Permasalahan	kontekstual	
yang	dihadapi	oleh	masyarakat	dunia	saat	ini	terkait	dengan	lingkungan	hidup,	
kesehatan,	kebumian	dan	ruang	angkasa,	kehidupan	bersosial,	penetrasi	budaya,	
serta	 pemanfaatan	 ilmu	 pengetahuan,	 dan	 teknologi	 dalam	 berbagai	 aspek	
kehidupan.	Kontekstualisasi	masalah	pada	penilaian	membangkitkan	sikap	kritis	
dan	peduli	terhadap	lingkungan.	
	
Berikut	 ini	 diuraikan	 lima	 karakteristik	 asesmen	 kontekstual	 yang	 disingkat	
REACT.	
a. Relating,	terkait	langsung	dengan	konteks	pengalaman	kehidupan	nyata.	
b. Experiencing,	 ditekankan	 kepada	 penggalian	 (exploration),	 penemuan	
(discovery),	dan	penciptaan	(creation).	
c. Applying,	 kemampuan	 siswa	 untuk	 menerapkan	 ilmu	 pengetahuan	 yang	
diperoleh	di	dalam	kelas	untuk	menyelesaikan	masalah-masalah	nyata.	
d. Communicating,	 kemampuan	 siswa	 untuk	 mampu	 mengomunikasikan	
kesimpulan	model	pada	kesimpulan	konteks	masalah.	
e. Transfering,	 kemampuan	 siswa	 untuk	 mentransformasi	 konsep-konsep	
pengetahuan	dalam	kelas	ke	dalam	situasi	atau	konteks	baru.	
	
Ciri-ciri	 asesmen	 kontekstual	 yang	 berbasis	 pada	 asesmen	 autentik	 sebagai	
berikut.	
a. Siswa	 mengonstruksi	 responnya	 sendiri	 bukan	 sekadar	 memilih	 jawaban	
yang	tersedia;	
b. Tugas-tugas	merupakan	tantangan	yang	dihadapkan	dalam	dunia	nyata;	
c. Tugas-tugas	 yang	 diberikan	 tidak	 mengkungkung	 dengan	 satu-satunya	
jawaban	benar,	namun	memungkinkan	siswa	untuk	mengembangkan	gagasan	
dengan	beragam	alternatif	jawaban	benar	yang	berdasar	pada	bukti,	fakta,		
dan	alasan	rasional.	
Berikut	disajikan	perbandingan	asesmen	tradisional	dan	asesmen	kontekstual.	
	
Tabel	2.1	Perbandingan	asesmen	tradisional	dan	kontekstual	
Asesmen	Tradisional	 Asesmen	Kontekstual	
Siswa	cenderung	memilih	respons	
yang	diberikan.	
Siswa	mengekspresikan		respons	
Konteks	dunia	kelas	(buatan)	 Konteks	dunia	nyata	(realistis)	
Umumnya	mengukur	aspek	ingatan	
(recalling)	
Mengukur	performansi	tugas	
(berpikir	tingkat	tinggi)	
Terpisah	dengan	pembelajaran	 Terintegrasi	dengan	pembelajaran	
Pembuktian	tidak	langsung,	
cenderung	teoretis.	
Pembuktian	langsung	melalui	
penerapan	pengetahuan	dan	
keterampilan	dengan	konteks	nyata.	
Respon	memaparkan	
hafalan/pengetahuan	teoretis.	
Respon	disertai	alasan	yang	berbasis	
data	dan	fakta	
	
Stimulus	soal-soal	HOTS	dapat	memotivasi	siswa	untuk	menginterpretasi	serta	
mengintegrasikan	informasi	yang	disajikan,	tidak	sekadar	membaca.	Salah	satu
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
6
tujuan	 penyusunan	 soal-soal	 HOTS	 adalah	 meningkatkan	 kemampuan	
berkomunikasi	 siswa.	 Kemampuan	 berkomunikasi	 antara	 lain	 dapat	
direpresentasikan	melalui	kemampuan	untuk	mencari	hubungan	antarinformasi	
yang	 disajikan	 dalam	 stimulus,	 menggunakan	 informasi	 untuk	 menyelesaikan	
masalah,	kemampuan	mentransfer	konsep	pada	situasi	baru	yang	tidak	familier,	
kemampuan	 menangkap	 ide/gagasan	 dalam	 suatu	 wacana,	 menelaah	 ide	 dan	
informasi	secara	kritis	atau	menginterpretasikan	suatu	situasi	baru	yang	disajikan	
dalam	bacaan.	
	
Untuk	 membuat	 stimulus	 yang	 baik,	 agar	 dipilih	 informasi-informasi,	 topik,	
wacana,	situasi,	berita	atau	bentuk	lain	yang	sedang	mengemuka	(trending	topic).	
Sebaiknya	permasalahan	yang	diangkat	adalah	permasalahan	yang	dekat	dengan	
lingkungan	 siswa	 berada	 atau	 bersumber	 pada	 permasalahan-permasalahan	
global	yang	sedang	mengemuka.	Stimulus	yang	tidak	menarik	berdampak	pada	
ketidaksungguhan/ketidakseriusan	peserta	tes	untuk	membaca	informasi	yang	
disajikan	dalam	stimulus	atau	mungkin	saja	tidak	mau	dibaca	lagi	karena	ending-
nya	 sudah	 diketahui	 sebelum	 membaca	 (bagi	 stimulus	 yang	 sudah	 sering	
diangkat,	 sudah	 umum	 diketahui).	 Kondisi	 tersebut	 dapat	 mengakibatkan	
kegagalan	butir	soal	untuk	mengungkap	kemampuan	berkomunikasi	siswa.	Soal	
dengan	stimulus	kurang	menarik	tidak	mampu	menunjukkan	kemampuan	siswa	
untuk	 menghubungkan	 informasi	 yang	 disajikan	 dalam	 stimulus	 atau	
menggunakan	 informasi	 untuk	 menyelesaikan	 masalah	 menggunakan	 logika-
logika	berpikir	kritis.	
	
3. Tidak	Rutin	dan	Mengusung	Kebaruan		
Salah	 satu	 tujuan	 penyusunan	 soal-soal	 HOTS	 adalah	 untuk	 membangun	
kreativitas	siswa	dalam	menyelesaikan	berbagai	permasalahan	kontekstual.	Sikap	
kreatif		erat	dengan	konsep	inovatif	yang	menghadirkan	kebaruan.	Soal-soal	HOTS	
tidak	dapat	diujikan	berulang-ulang	pada	peserta	tes	yang	sama.	Apabila	hal	ini	
terjadi,	 maka	 proses	 berpikir	 siswa	 menjadi	 menghafal	 dan	 mengingat.	 Siswa	
hanya	perlu	mengingat	cara-cara	yang	telah	pernah	dilakukan	sebelumnya.	Tidak	
lagi	 terjadi	 proses	 berpikir	 tingkat	 tinggi.	 Soal-soal	 tersebut	 tidak	 lagi	 dapat	
mendorong	 peserta	 tes	 untuk	 kreatif	 menemukan	 solusi	 baru.	 Bahkan	 soal	
tersebut	 tidak	 lagi	 mampu	 menggali	 ide-ide	 orisinal	 yang	 dimiliki	 peserta	 tes	
untuk	menyelesaikan	masalah.	
	
Soal-soal	 yang	 tidak	 rutin	 dapat	 dikembangkan	 dari	 KD-KD	 tertentu,	 dengan	
memvariasikan	 stimulus	 yang	 bersumber	 dari	 berbagai	 topik.	 Pokok	
pertanyaannya	tetap	mengacu	pada	kemampuan	yang	harus	dimiliki	oleh	siswa	
sesuai	dengan	tuntutan	pada	KD.	Bentuk-bentuk	soal	dapat	divariasikan	sesuai	
dengan	 tujuan	 tes,	 misalnya	 untuk	 penilaian	 harian	 dianjurkan	 untuk	
menggunakan	soal-soal	bentuk	uraian	karena	jumlah	KD	yang	diujikan	hanya	1	
atau	2	KD.	Sedangkan	untuk	soal-soal	penilaian	akhir	semester	atau	ujian	sekolah	
dapat	menggunakan	bentuk	soal	pilihan	ganda	(PG)	dan	uraian.	Untuk	mengukur	
keterampilan	 berpikir	 tingkat	 tinggi	 	 akan	 lebih	 baik	 jika	 menggunakan	 soal	
bentuk	uraian.	Pada	soal	bentuk	uraian	mudah	dilihat	tahapan-tahapan	berpikir	
yang	 dilakukan	 siswa,	 kemampuan	 mentransfer	 konsep	 ke	 situasi	 baru,	
kreativitas	 membangun	 argumen	 dan	 penalaran,	 serta	 hal-hal	 lain	 yang	
berkenaan	dengan	pengukuran	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi.	
	
Mencermati	 salah	 satu	 tujuan	 penyusunan	 soal	 HOTS	 adalah	 untuk	
mengembangkan	kreativitas	siswa,	maka	para	guru	harus	kreatif	menyusun	soal-
soal	 HOTS.	 Guru	 harus	 memiliki	 persediaan	 soal-soal	 HOTS	 yang	 cukup	 dan
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
7
variatif	 untuk	 KD-KD	 tertentu	 yang	 dapat	 dibuatkan	 soal-soal	 HOTS	 ,	 agar	
karakteristik	soal-soal	HOTS	tidak	berubah	dan	tetap	terjaga	mutunya.	
	
C. Level	Kognitif		
Anderson	&	Krathwohl	(2001)	mengklasifikasikan	dimensi	proses	berpikir	sebagai	
berikut.	
	
Tabel	2.2	Dimensi	Proses	Berpikir	
HOTS	
Mencipta		
• Mencipta	ide/gagasan	sendiri.	
• Kata	kerja:	mengkonstruksi,	desain,	kreasi,	
mengembangkan,	menulis,	menggabungkan,	
memformulasikan.	
Mengevaluasi	
• Mengambil	keputusan	tentang	kualitas	suatu	
informasi.	
• Kata	kerja:	evaluasi,	menilai,	menyanggah,	
memutuskan,	memilih,	mendukung,	menduga,	
memprediksi.	
Menganalisis	
• Menspesifikasi	aspek-aspek/elemen.	
• Kata	kerja:	mengurai,	membandingkan,	memeriksa,	
mengkritisi,	menguji.	
	
LOTS	
Mengaplikasi	
• Menggunakan	informasi	pada	domain	berbeda	
• Kata	kerja:	menggunakan,	mendemonstrasikan,	
mengilustrasikan,	mengoperasikan.	
Memahami	
• Menjelaskan	ide/konsep.	
• Kata	kerja:	menjelaskan,	mengklasifikasi,	menerima,	
melaporkan.	
	 Mengingat	
• Mengingat	kembali	fakta,	konsep,	dan	prosedur.	
• Kata	kerja:	mengingat,	mendaftar,	mengulang,	
menirukan.	
Sumber:	Anderson	&	Krathwohl	(2001)	
Sebagaimana	telah	diuraikan	sebelumnya,	terdapat	beberapa	kata	kerja	operasional	
(KKO)	yang	sama,	namun	berada	pada	ranah	yang	berbeda.	Perbedaan	penafsiran	ini	
sering	 muncul	 ketika	 guru	 menentukan	 ranah	 KKO	 yang	 akan	 digunakan	 dalam	
penulisan	indikator	 soal.	 Untuk	 meminimalkan	permasalahan	tersebut,	 Puspendik	
(2015)	 mengklasifikasikannya	 menjadi	 3	 level	 kognitif,	 yaitu	 1)	 level	 1	
(pengetahuan	dan	pemahaman),	2)	level	2	(aplikasi),	dan	3)	level	3	(penalaran).	
Berikut	dipaparkan	secara	singkat	penjelasan	untuk	masing-masing	level	tersebut.	
	
1. Level	1	(Pengetahuan	dan	Pemahaman)	
Level	kognitif	pengetahuan	dan	pemahaman	mencakup	dimensi	proses	berpikir	
mengetahui	(C1)	dan	memahami	(C2).	Ciri-ciri	soal	pada	level	1	adalah	mengukur	
pengetahuan	 faktual,	 konsep,	 dan	 prosedural.	 Bisa	 jadi	 soal-soal	 pada	 level	 1	
merupakan	soal	kategori	sukar	karena	untuk	menjawab	soal	tersebut	siswa	harus	
mengingat	beberapa	rumus	atau	peristiwa,	menghafal	definisi,	atau	menyebutkan	
langkah-langkah	(prosedur)	melakukan	sesuatu.	Namun,	soal-soal	pada	level	1	
bukan	 merupakan	 soal-soal	 HOTS.	 Contoh	 KKO	 yang	 sering	 digunakan	 adalah	
menyebutkan,	menjelaskan,	membedakan,	menghitung,	mendaftar,	menyatakan,	
dan	lain-lain.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
8
	
	
Contoh	soal	level	1:	
‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺪ‬:‫ا‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﻤ‬ِ‫ﻲ‬‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺪ‬،‫و‬َ‫أ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﺖ‬َ...‫؟‬
‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻒ‬:‫ا‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﻤ‬ِ‫ﻲ‬‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻒ‬.‫أ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺪ‬ٌ‫ﺑ‬ِ‫ﻠ‬ِ‫ﻘ‬َ‫ﺎ‬‫ﺋ‬ِ‫ﻚ‬َ
A. ‫ﻋ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻮ‬ً‫ا‬
B. ‫ﻣ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺣ‬َ‫ﺒ‬ً‫ﺎ‬
C. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ا‬‫ﺳ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻚ‬َ
D. ‫إ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻠ‬‫ﱢ‬‫ﻘ‬َ‫ﺎ‬‫ء‬ِ
E. ‫ﻛ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻒ‬َ‫ﺣ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ُ‫ﻚ‬َ
Penjelasan:	
Soal	di	atas	termasuk	level	1	karena	hanya	mengukur	kemampuan	pengetahuan	
dengan	menyebutkan	atau	menyatakan	ungkapan	yang	tepat	untuk	melengkapi	
teks.	
	
2. Level	2	(Aplikasi)	
Soal-soal	pada	level	kognitif	aplikasi	membutuhkan	kemampuan	yang	lebih	tinggi	
dari	pada	level	pengetahuan	dan	pemahaman.	Level	kognitif	aplikasi	mencakup	
dimensi	 proses	 berpikir	 menerapkan	 atau	 mengaplikasikan	 (C3).	 Ciri-ciri	 soal	
pada	level	2	adalah	mengukur	kemampuan	a)	menggunakan	pengetahuan	faktual,	
konseptual,	dan	prosedural	tertentu	pada	konsep	lain	dalam	mapel	yang	sama	
atau	mapel	lainnya;	atau	b)	menerapkan	pengetahuan	faktual,	konseptual,	dan	
prosedural	tertentu	untuk	menyelesaikan	masalah	rutin.	Siswa	dapat	mengingat	
beberapa	rumus	atau	peristiwa,	menghafal	definisi/konsep,	atau	menyebutkan	
langkah-langkah	(prosedur)	melakukan	sesuatu	untuk		menjawab	soal	level	2.	
Selanjutnya,	 pengetahuan	 tersebut	 digunakan	 pada	 konsep	 lain	 atau	 untuk	
menyelesaikan	permasalahan	kontekstual.	Namun,	soal-soal	pada	level	2	bukan	
merupakan	 soal-soal	 HOTS.	 Contoh	 KKO	 yang	 sering	 digunakan	 adalah	
menerapkan,	menggunakan,	menentukan,	menghitung,	membuktikan,	dan	lain-
lain.		
	
Contoh	soal	level	2:	
‫أ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬‫و‬َ‫ز‬َ‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬َ‫ﺎ‬...‫إ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ﺷ‬َ‫ﺎ‬‫ط‬ِ‫ﺊ‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﺮ‬ِ.
A. ‫ﯾ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬ُ
B. ‫ﺗ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬ُ
C. ‫ﯾ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ن‬ِ
D. ‫ﺗ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ن‬ِ
E. ‫ﺗ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻦ‬َ 	
Penjelasan:	
Soal	di	atas	termasuk	level	2	karena	baru	 mengukur	 kemampuan	menerapkan	
(aplikasi)	 dengan	 cara	 menggunakan	 kata	 yang	 tepat	 sesuai	 dengan	 kaidah	
kebahasaan.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
9
3. Level	3	(Penalaran)	
Level	 penalaran	 merupakan	 level	 keterampilan	 berpikir	 tingkat	 tinggi,	 karena	
untuk	 menjawab	 soal-soal	 pada	 level	 3	 siswa	 harus	 mampu	 mengingat,	
memahami,	 dan	 menerapkan	 pengetahuan	 faktual,	 konseptual,	 dan	 prosedural	
serta	 memiliki	 logika	 dan	 penalaran	 yang	tinggi	 untuk	 memecahkan	 masalah-
masalah		kontekstual	(situasi	nyata	yang	tidak	rutin).	Level	penalaran	mencakup	
dimensi	 proses	 berpikir	 menganalisis	 (C4),	 mengevaluasi	 (C5),	 dan	 	 mencipta	
(C6).	 Pada	 dimensi	 proses	 berpikir	 menganalisis	 (C4)	 menuntut	 kemampuan	
siswa	untuk	menspesifikasi	aspek-aspek/elemen,	menguraikan,	mengorganisir,	
membandingkan,	dan	menemukan	makna	tersirat.	Pada	dimensi	proses	berpikir	
mengevaluasi	 (C5)	 menuntut	 kemampuan	 siswa	 untuk	 menyusun	 hipotesis,	
mengkritik,	 memprediksi,	 menilai,	 menguji,	 membenarkan	 atau	 menyalahkan.	
Sedangkan	pada	dimensi	proses	berpikir	mencipta	(C6)	menuntut	kemampuan	
siswa	 untuk	 merancang,	 membangun,	 merencanakan,	 memproduksi,	
menemukan,	 memperbaharui,	 menyempurnakan,	 memperkuat,	 memperindah,	
dan	menggubah.	Soal-soal	pada	level	penalaran	tidak	selalu	merupakan	soal-soal	
sulit.	 Ciri-ciri	 soal	 pada	 level	 3	 adalah	 menuntut	 kemampuan	 menggunakan	
penalaran	 dan	 logika	 untuk	 mengambil	 keputusan	 (evaluasi),	 memprediksi	 &	
merefleksi	 serta	 kemampuan	 menyusun	 strategi	 baru	 untuk	 memecahkan	
masalah	 kontesktual	 yang	 tidak	 rutin.	 Kemampuan	 menginterpretasi,	 mencari	
hubungan	antarkonsep,	dan	kemampuan	mentransfer	konsep	satu	ke	konsep	lain,	
merupakan	 kemampuan	 yang	 penting	 untuk	 menyelesaiakan	 soal-soal	 level	 3	
(penalaran).	 Kata	 kerja	 operasional	 (KKO)	 yang	 sering	 digunakan	 antara	 lain:	
menguraikan,	 	 mengorganisasikan,	 membandingkan,	 menyusun	 hipotesis,	
mengkritik,	 memprediksi,	 menilai,	 menguji,	 menyimpulkan,	 merancang,	
membangun,	 merencanakan,	 memproduksi,	 menemukan,memperbaharui,	
menyempurnakan,	memperkuat,	memperindah,	dan	menggubah.		
	
Contoh	soal	level	3:	
‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ﺋ‬ِ‫ﻊ‬ُ:‫ﻣ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺣ‬َ‫ﺒ‬ً‫ﺎ‬،‫أ‬َ‫ي‬‫ﱡ‬‫ﺧ‬ِ‫ﺪ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﺔ‬‫؟‬
‫ﺳ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻰ‬:‫أ‬ُ‫ر‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﺪ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻜ‬ً‫ﺎ‬‫و‬َ‫ﻟ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻤ‬ً‫ﺎ‬
‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ﺋ‬ِ‫ﻊ‬ُ:‫ﺗ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻀ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻚ‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻠ‬‫ﱠ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻢ‬َ.‫ا‬‫ﻵ‬‫ﺧ‬َ‫ﺮ‬ُ‫؟‬
‫ﺳ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻰ‬:‫أ‬ُ‫ر‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﺪ‬ُ‫ﺑ‬َ‫ﺼ‬َ‫ﻼ‬ً‫و‬َ‫ﺛ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﻣ‬ً‫ﺎ‬‫و‬‫ﺧ‬ِ‫ﯿ‬َ‫ﺎ‬‫ر‬ً‫ا‬
‫أ‬َ‫ﯾ‬ْ‫ﻦ‬َ‫ﯾ‬َ‫ﺠ‬ْ‫ﺮ‬ِ‫ي‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺤ‬ِ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ر‬ُ‫؟‬
A. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱡ‬‫ﻮ‬ْ‫ق‬ِ
B. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻄ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻢ‬
C. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﺼ‬َ‫ﻒ‬
D. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻄ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺦ‬
E. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﮭ‬َ‫ﻰ‬
	
Penjelasan:	
Soal	di	atas	termasuk	level	3	(penalaran)	karena	sudah	mengukur	kemampuan	
menelaah	ide	dan	informasi	secara	kritis	dengan	tahapan-tahapan	berpikir	sebagai	
berikut:	
1. Menjelaskan	arti	kata	dan	ungkapan;	
2. Menghubungkan	 kata	 dan	 ungkapan	 dengan	 tempat	 di	 mana	 kata	 dan	
ungkapan	tersebut	biasa	digunakan;	
3. Menyimpulkan	tempat	kejadian.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
10
	
D. Soal	HOTS		dan	Tingkat	Kesukaran	Soal	
	
Banyak	yang	salah	menafsirkan	bahwa	soal	HOTS	adalah	soal	yang	sulit.	Soal	sulit	
belum	tentu	soal	HOTS,	demikian	pula	sebaliknya	‘Difficulty’	is	NOT	the	same	as	the	
higher	order	thinking.”	kalimat	sederhana	ini	bermakna	bahwa	soal	yang	sulit	tidaklah	
sama	 dengan	 soal	 HOTS.	 Kenyataannya,	 baik	 soal	 LOTS	 maupun	 HOTS,	 keduanya	
memiliki	 rentang	tingkat	 kesulitan	 yang	 sama	dari	 yang	 mudah,	 sedang,	dan	sulit.	
Dengan	kata	lain,	soal	LOTS	dan	HOTS	memiliki	tingkat	kusulitan		yang	mudah	dan	
tinggi.,	 .	 Sebagai	 contoh,	 untuk	 mengetahui	 arti	 sebuah	 kata	 yang	 tidak	 umum	
(uncommon	word)	 mungkin	 memiliki	 tingkat	 kesukaran	 yang	 tinggi	 karena	 hanya	
sedikit	 siswa	 yang	 mampu	 menjawab	 benar,	 tetapi	 kemampuan	 untuk	 menjawab	
permasalahan	tersebut	tidak	termasuk	higher	order	thinking	skills.	Sebaliknya,	sebuah	
soal	 yang	 meminta	 siswa	 untuk	 menganalisa	 dengan	 melakukan	 pengelompokan	
benda	berdasarkan	ciri	fisik	bukan	merupakan	soal	yang	sulit	untuk	dijawab	oleh	
siswa.		
	
Tingkat	kesukaran	(mudah	v.s.	sukar)	dan	dimensi	proses	berpikir	(berpikir	tingat	
rendah	 v.s.	 berpikir	 tingkat	 tinggi)	 merupakan	 dua	 hal	 yang	 berbeda.	
Kesalahpahaman	 interpretasi	 kalau	 LOTS	 itu	 mudah	 dan	 HOTS	 itu	 sulit	 dapat	
mempengaruhi	proses	pembelajaran.	Implikasi	dari	kesalahpahaman	ini	adalah	guru	
menjadi	 enggan	 memberikan	 atau	 mebiasakan	 siswa	 untuk	 berpikir	 tingkat	 tinggi	
hanya	karena	siswanya	tidak	siap	dan	hanya	menerapkan	pembelajaran	LOTS	dan	
tugas	yang	bersifat	drill	saja.		
	
E. Peran	Soal	HOTS	dalam	Penilaian	Hasil	Belajar	
Peran	 soal	 HOTS	 dalam	 penilaian	 hasil	 belajar	 siswa	 difokuskan	 pada	 aspek	
pengetahuan	dan	keterampilan	yang	terkait	dengan	KD	pada	KI-3	dan	KI-4.	Soal-Soal	
HOTS	bertujuan	untuk	mengukur	keterampilan	berpikir	tingkat	tinggi.	Pada	penilaian	
hasil	belajar,	guru	mengujikan	butir	soal	HOTS	secara	proporsional.	Berikut	peran	soal	
HOTS	dalam	penilaian	hasil	belajar.	
1. Mempersiapkan	kompetensi	siswa	menyongsong	abad	ke-21	
Penilaian	hasil	belajar	pada	aspek	pengetahuan	yang	dilaksanakan	oleh	sekolah	
diharapkan	dapat	membekali	siswa	untuk	memiliki	sejumlah	kompetensi	yang	
dibutuhkan	pada	abad	ke-21.	Secara	garis	besar,	terdapat	3	kelompok	kompetensi	
yang	dibutuhkan	pada	abad	ke-21	(21st	century	skills),	yaitu	a)	memiliki	karakter	
yang	 baik	 (religius,	 nasionalis,	 mandiri,	 gotong	 royong,	 dan	 integritas);	 b)	
memiliki	 kemampuan	 4C	 (critical	 thinking,	 creativity,	 collaboration,	 dan	
communication);	 serta	 c)	 menguasai	 literasi	 mencakup	 keterampilan	 berpikir	
menggunakan	sumber-sumber	pengetahuan	dalam	bentuk	cetak,	visual,	digital,	
dan	auditori.	
	
Penyajian	soal-soal	HOTS	dalam	penilaian	hasil	belajar	dapat	melatih	siswa	untuk	
mengasah	kemampuan	dan	keterampilannya	sesuai	dengan	tuntutan	kompetensi	
abad	ke-21	di	atas.	Melalui	penilaian	berbasis	pada	soal-soal	HOTS,	keterampilan	
berpikir	 kritis	 (critical	 thinking),	 kreativitas	 (creativity)	 dan	 rasa	 percaya	 diri	
(learning	 self	 reliance)	 akan	 dibangun	 melalui	 kegiatan	 latihan	 menyelesaikan	
berbagai	permasalahan	nyata	dalam	kehidupan	sehari-hari	(problem-solving).
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
11
2. Memupuk	rasa	cinta	dan	peduli	terhadap	kemajuan	daerah	(local	genius)	
Soal-soal	HOTS	hendaknya	dikembangkan	secara	kreatif	oleh	guru	sesuai	dengan	
situasi	 dan	 kondisi	 di	 daerahnya	 masing-masing.	 Kreativitas	 guru	 dalam	 hal	
pemilihan	 stimulus	 yang	 berbasis	 permasalahan	 daerah	 di	 lingkungan	 satuan	
pendidikan	 sangat	 penting.	 Berbagai	 permasalahan	 yang	 terjadi	 di	 daerah	
tersebut	dapat	diangkat	sebagai	stimulus	kontekstual.	Dengan	demikian,	stimulus	
yang	dipilih	oleh	guru	dalam	soal-soal	HOTS	menjadi	sangat	menarik	karena	dapat	
dilihat	dan	dirasakan	secara	langsung	oleh	siswa.	Di	samping	itu,	penyajian	soal-
soal	HOTS	dalam	penilaian	hasil	belajar	dapat	meningkatkan	rasa	memiliki	dan	
cinta	 terhadap	 potensi-potensi	 yang	 ada	 di	 daerahnya	 sehingga	 siswa	 merasa	
terpanggil	untuk	ikut	ambil	bagian	dalam	memecahkan	berbagai	permasalahan	
yang	timbul	di	daerahnya.	
	
3. Meningkatkan	motivasi	belajar	siswa	
Pendidikan	 formal	 di	 sekolah	 hendaknya	 dapat	 menjawab	 tantangan	 di	
masyarakat	 sehari-hari.	 Ilmu	 pengetahuan	 yang	 dipelajari	 di	 dalam	 kelas	
hendaknya	terkait	langsung	dengan	pemecahan	masalah	di	masyarakat.	Dengan	
demikian	siswa	merasakan	bahwa	materi	pelajaran	yang	diperoleh	di	dalam	kelas	
berguna	 dan	 dapat	 dijadikan	 bekal	 untuk	 terjun	 di	 masyarakat.	 Tantangan-
tantangan	yang	terjadi	di	masyarakat	dapat	dijadikan	stimulus	kontekstual	dan	
menarik	dalam	penyusunan	soal-soal	penilaian	hasil	belajar	sehingga	munculnya	
soal-soal	 berbasis	 soal-soal	 HOTS	 yang	 diharapkan	 dapat	 menambah	 motivasi	
belajar	siswa	agar	menjadi	insan	pembelajar	sepanjang	hayat.	
	
4. Meningkatkan	mutu	dan	akuntabilitas	penilaian	hasil	belajar	
Instrumen	penilaian	dikatakan	 baik	 apabila	dapat	memberikan	 informasi	 yang	
akurat	 terhadap	 kemampuan	 peserta	 tes.	 Penggunaan	 soal-soal	 HOTS	 dapat	
meningkatkan	 kemampuan	 keterampilan	 berpikir	 anak.	 Akuntabilitas	
pelaksanaan	penilaian	hasil	belajar	oleh	guru	dan	sekolah	menjadi	sangat	penting	
dalam	rangka	menjaga	kepercayaan	masyarakat	kepada	sekolah.		
	
Kurikulum	 2013	 sebagian	 besar	 tuntutan	 KD	 ada	 pada	 level	 3	 (menganalisis,	
mengevaluasi,	 atau	 mencipta).	 Soal-soal	 HOTS	 dapat	 menggambarkan	
kemampuan	siswa	sesuai	dengan	tuntutan	KD.	Kemampuan	soal-soal	HOTS	untuk	
mengukur	 keterampilan	 berpikir	 tingkat	 tinggi	 dapat	 meningkatkan	 mutu	
penilaian	hasil	belajar.	
	
F. 	Langkah-Langkah	Penyusunan	Soal	HOTS	
	
Untuk	menulis	butir	soal	HOTS,	terlebih	dahulu	penulis	soal	menentukan	perilaku	
yang	hendak	diukur	dan	merumuskan	materi	yang	akan	dijadikan	dasar	pertanyaan	
(stimulus)	dalam	 konteks	 tertentu	 sesuai	dengan	perilaku	 yang	diharapkan.	 Pilih	
materi	yang	akan	ditanyakan	menuntut	penalaran	tinggi,	kemungkinan	tidak	selalu	
tersedia	di	dalam	buku	pelajaran.	Oleh	karena	itu,	penulisan	soal	HOTS	dibutuhkan	
penguasaan	 materi	 ajar,	 keterampilan	 dalam	 menulis	 soal,	 dan	 kreativitas	 guru	
dalam	 memilih	 stimulus	 soal	 yang	 menarik	 dan	 kontekstual.	 Berikut	 dipaparkan	
langkah-langkah	penyusunan	soal-soal	HOTS.	
	
1. Menganalisis	KD	yang	dapat	dibuat	soal-soal	HOTS	
Terlebih	 dahulu	 guru-guru	 memilih	 KD	 yang	 dapat	 dibuatkan	 soal-soal	 HOTS.	
Tidak	 semua	 KD	 dapat	 dibuatkan	 model-model	 soal	 HOTS.	 Pilihlah	 KD	 yang	
memuat	KKO	yang	pada	ranah	C4,	C5,	atau	C6.	Guru-guru	secara	mandiri	atau	
melalui	forum	MGMP	dapat	melakukan	analisis	terhadap	KD	yang	dapat	dibuatkan	
soal-soal	HOTS.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
12
	
2. Menyusun	kisi-kisi	soal		
Kisi-kisi	penulisan	soal-soal	HOTS	bertujuan	untuk	membantu	para	guru	menulis	
butir	soal	HOTS.	Kisi-kisi	tersebut	diperlukan	untuk	memandu	guru	dalam	(a)	
menentukan	kemampuan	minimal	tuntutan	KD	yang	dapat	dibuat	soal-soal	HOTS,	
(b)	 memilih	 materi	 pokok	 yang	 terkait	 dengan	 KD	 yang	 akan	 diuji,	 (c)	
merumuskan	indikator	soal,	dan	(d)	menentukan	level	kognitif.		
	
3. Merumuskan	Stimulus	yang	Menarik	dan	Kontekstual	
Stimulus	yang	digunakan	harus	menarik,	artinya	stimulus	harus	dapat	mendorong	
siswa	untuk	membaca	stimulus.	Stimulus	yang	menarik	umumnya	baru,	belum	
pernah	 dibaca	 oleh	 siswa,	 atau	 isu-isu	 yang	 sedang	 mengemuka.	 Sedangkan	
stimulus	 kontekstual	 berarti	 stimulus	 yang	 sesuai	 dengan	 kenyataan	 dalam	
kehidupan	 sehari-hari,	 mendorong	 siswa	 untuk	 membaca.	 Beberapa	 hal	 yang	
perlu	 diperhatikan	 untuk	 menyusun	 stimulus	 soal	 HOTS	 adalah	 (1)	 pilihlah	
beberapa	informasi		dapat	berupa	gambar,	grafik,	tabel,	wacana,	dll	yang	memiliki	
keterkaitan	dalam	sebuah	kasus;	(2)	stimulus	hendaknya	menuntut	kemampuan	
menginterpretasi,	 mencari	 hubungan,	 menganalisis,	 menyimpulkan,	 atau	
menciptakan;	 (3)	 pilihlah	 kasus/permasalahan	 konstekstual	 dan	 menarik	
(terkini)	 yang	 memotivasi	 siswa	 untuk	 membaca	 (pengecualian	 untuk	 mapel	
Bahasa,	 Sejarah	 boleh	 tidak	 kontekstual);	 dan	 (4)	 terkait	 langsung	 dengan	
pertanyaan	(pokok	soal),	dan	berfungsi.	
	
4. Menulis	butir	pertanyaan	sesuai	dengan	kisi-kisi	soal		
Butir-butir	pertanyaan	ditulis	sesuai	dengan	kaidah	penulisan	butir	soal	HOTS.	
Kaidah	penulisan	 butir	 soal	 HOTS	pada	 dasarnya	hampir	sama	dengan	 kaidah	
penulisan	butir	soal	pada	umumnya.	Perbedaannya	terletak	pada	aspek	materi	
(harus	disesuaikan	dengan	karakteristik	soal	HOTS	di	atas),	sedangkan	pada	aspek	
konstruksi	dan	bahasa	relatif	sama.	Setiap	butir	soal	ditulis	pada	kartu	soal,	sesuai	
format	terlampir.	
	
5. Membuat	pedoman	penskoran	(rubrik)	atau	kunci	jawaban	
Setiap	butir	soal	HOTS	yang	ditulis	harus	dilengkapi	dengan	pedoman	penskoran	
atau	 kunci	 jawaban.	 Pedoman	 penskoran	 dibuat	 untuk	 bentuk	 soal	 uraian.	
Sedangkan	 kunci	 jawaban	 dibuat	 untuk	 bentuk	 soal	 pilihan	 ganda,	 dan	 isian	
singkat.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
13
Untuk	memperjelas	langkah-langkah	penyusunan	soal	HOTS,	disajikan	dalam	diagram	alir	
1	dibawah	ini	
	
	
	
Diagram	Alir	2.1	Alur	Penyusunan	Soal	HOTS
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
14
BAB	III	
PENYUSUNAN	SOAL	KEMAMPUAN	BERPIKIR	TINGKAT	TINGGI		
	
A. Karakteristik	Mata	Pelajaran	Bahasa	dan	Sastra	Arab	
	
1. Tujuan		
Tujuan	mata	pelajaran	Bahasa	dan	Sastra	Arab	di	sekolah	menengah	adalah	untuk	
mengembangkan	 potensi	 peserta	 didik	 agar	 memiliki	 kompetensi	 komunikatif	
dalam	wacana	interpersonal,	transaksional,	dan	fungsional	dengan	menggunakan	
berbagai	teks	berbahasa	Arab	lisan	dan	tulis	secara	runtut		dengan	menggunakan	
unsur	 kebahasaan	 yang	 akurat	 dan	 berterima	 tentang	 berbagai	 pengetahuan	
faktual	 dan	 prosedural,	 serta	 menanamkan	 nilai-nilai	 luhur	 karakter	 bangsa	
dalam	konteks	kehidupan	di	lingkungan	rumah,	sekolah	dan	masyarakat.		
	
2. Ruang	Lingkup	Materi		
Ruang	lingkup	mata	pelajaran	Bahasa	dan	Sastra	Arab	ditetapkan	berdasarkan	
aspek-aspek	komunikasi	untuk	melaksanakan	fungsi	sosial	yang	bermanfaat	bagi	
peserta	didik	sebagai	anggota	keluarga	dan	anggota	masyarakat	yang	meliputi	(1)	
wacana	interpersonal,	transaksional,	dan	fungsional	sebagai	wahana	komunikasi	
dan	pengembangan	potensi	akademik	dalam	ragam	wacana	fungsional	seperti	
mendeskripsikan,	 menarasikan,	 menceritakan	 kembali,	 memaparkan	 dan	
membuat	laporan	sederhana	terkait	topik	Identitas	diri	(al	ta’aruf),	Kehidupan	
sekolah	(al	hayat	fi	al	madrasah),	Keluarga	(al	usrah),		Kehidupan	sehari-hari	(al	
hayat	alyaumiyyah),	Kegiatan	pada	waktu	senggang/Hobi	(al	hiwayah)	dan	Wisata	
(al	rihlah),	(2)	keterampilan	mendengarkan,	berbicara,	membaca,	dan	menulis,	
(3)	Nilai-nilai	sosiokultural	dan	karakter	bangsa,	(4)	bunyi,	huruf	hijaiyah,	ejaan,	
kosakata,	tekanan	kata,	intonasi	kalimat,	tanda	baca,	tata	bahasa	dan	pemarkah	
wacana,	dan	(5)	Teks-teks	karya	sastra	Arab.	
	
Kompetensi	dan	materi	dalam	topik	di	atas	dapat	dirinci	sebagai	berikut:	
	
Kelas	X	
a. Memperkenalkan	diri	
b. Mengucapkan	terima	kasih,	meminta	maaf,	dan	berpamitan	
c. Mengemukakan	jati	diri	
d. Mengemukakan	 nama	 hari,	 bulan,	 nama	 waktu	 dalam	 hari,	 waktu	 dalam	
bentuk	angka,	tanggal,	dan	tahun	
e. Menunjukkan	bangunan/fasilitas	umum	
f. Menggambarkan	sifat	orang	
g. Membedakan	aktivitas	orang	dan	fungsi	benda/alat	
h. Mendeskripsikan	orang	
i. Menjelaskan	peribahasa	Arab	secara	sederhana	
	
Kelas	XI	
a. Mengemukakan	 tindak	 tutur	 untuk	 meminta	 perhatian,	 mengecek	
pemahaman,	menghargai	kinerja	yang	baik	dan	mengungkapkan	pendapat	
b. Mendemonstrasikan	melakukan	suatu	tindakan	
c. Mengungkapkan	meminta	izin,	menyuruh	dan	melarang	
d. Mengucapkan	selamat	
e. Mengemukakan	tindakan/kejadian	yang	dilakukan	pada	waktu	lampau	
f. Mengemukakan	tindakan/kejadian	yang	sedang	terjadi	
g. Mengemukakan	perbandingan	jumlah	
h. Mengemukakan	deskripsi	benda	
BAB	III	 Penyusunan	Soal	Keterampilan	Berpikir		
Tingkat	Tinggi	Mata	Pelajaran		Bahasa	dan	Sastra	Arab
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
15
i. Menunjukkan	ungkapan	pesan	singkat	dan	pengumuman	
j. Memahami	syair	atau	Lagu	Arab	
	
Kelas	XII	
a. Menyatakan	harapan	
b. Menyatakan	persetujuan	
c. Mengemukakan	maksud	dan	tujuan	
d. Memberi	perintah	dan	melarang	
e. Menentukan	isi	teks	cerita	
f. Membedakan	iklan	produk	dan	jasa	
g. Menyatakan	kembali	kisah-kisah	teladan	dalam	bahasa	Arab
	
3. Proses	Pembelajaran	
Proses	pembalajaran	Bahasa	dan	Sastra	Arab	yang	alami	seharusnya	memiliki	
ciri-ciri	sebagai	berikut:		
• Belajar	melalui	contoh	dan	keteladanan.	
Anak	ingin	dan	mau	belajar	bertanya,	menyuruh,	bercerita,	membaca	koran,	
membuat	 pesan	 singkat,	 mendeskripsikan	 orang,	 dsb.,	 karena	 lingkungan	
memang	 menuntut	agar	 dia	dapat	 melakukannya	dan	 memberikan	 banyak	
contoh	dan	keteladanan,	serta	bimbingan	dalam	melakukannya.	Untuk	dapat	
bercerita	 bahasa	 Arab,	 peserta	 didik	 perlu	 sering	 dibacakan	 cerita	 (al-
hikayah/al-qishah),	dibimbing	membaca	cerita,	atau	menonton	cerita.	Untuk	
dapat	 bertanya,	 peserta	 didik	 perlu	 sering	 ditanya,	 dituntut	 untuk	 sering	
bertanya,	dan	dibimbing	dalam	melakukannya.	Untuk	dapat	membaca	teks	
ilmiah,	 peserta	 didik	 memerlukan	 banyak	 teks	 ilmiah,	 dituntut	 untuk	
membacanya,	dan	diberikan	bimbingan	membaca.		
	
• Mengamati	dengan	langsung	melakukan.	
Mengamati	 bukanlah	 tindakan	 pasif	 yang	 hanya	 melibatkan	 penglihatan,	
tetapi	 perlu	 dilakukan	 secara	 aktif	 dengan	 melibatkan	 semua	 indera	 dan	
proses	berpikir	aktif.	Misalnya,	pengamatan	terhadap	bangunan	yang	ada	di	
sekitar.	Jika	dilakukan	hanya	dengan	melihat	saja,	maka	peserta	didik	tidak	
akan	menjadi	sadar	terhadap	format	penulisan,	kosakata	yang	menyebutkan	
fungsi	 dan	 isi	 dalam	 bangunan,	 serta	 tata	 bahasa	 yang	 digunakan	 untuk	
menggambarkan	 bangunan	 tersebut..	 Pengamatan	 dapat	 dilakukan	 jika	
peserta	didik	selain	membaca	dan	memahami,	secara	langsung	diminta	untuk	
mengungkapkannya,	 misalnya,	 membaca	 cerita	 (al-hikayah/al-qishah)	 lalu	
diminta	meresume	dengan	tulisan	tangan	dan	bahasa	sendiri	terhadap	apa	
yang	dipahami	dari	cerita	tersebut.	Selama	peserta	didik	menyalin	dengan	
meresume	isi	cerita,	guru	mengarahkan	perhatian	peserta	didik	kepada	hal-
hal	penting	dalam	cerita,	termasuk	format	penulisan,	struktur	teks,	kosakata,	
frasa,	kalimat,	ucapan,	ejaan,	atau	tata	bahasa.	.	
	
• Bertanya	dan	mempertanyakan.		
Dalam	proses	pengamatan	yang	menyeluruh	dan	rinci	tersebut,	peserta	didik	
secara	alami	akan	menemukan	hal-hal	baru	atau	berbeda	dengan	yang	selama	
ini	diketahui	dan	dipahami.	Biasanya	peserta	didik	akan	langsung	bertanya	
atau	mempertanyakan	hal-hal	yang	tidak		dipahami.	Inilah	kesempatan	yang	
terbaik	bagi	guru	untuk	memberi	penjelasan.	Namun,	perlu	diingat	bahwa	
penjelasan	guru	seharusnya	tidak	terlalu	teoretis.Caranya	perlu	disesuaikan	
dengan	tingkat	kemampuan	Bahasa	Arab	dan	perkembangan	kognitif	peserta	
didik.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
16
• Belajar	Bahasa	Arab	dengan	langsung	mencoba	melakukannya	sendiri.	
Dalam	upaya	untuk	melakukan	tindakan	komunikatif	secara	mandiri,	besar	
kemungkinan	pemahaman	terhadap	suatu	teks	bisa	bermacam-macam.	Begitu	
punteks	yang	dihasilkan	peserta	didik	akan	bervariasi	dalam	hal	isi,	struktur	
teks,	maupun	unsur	kebahasaan.	Dalam	proses	percobaan	tersebut	peserta	
didik	akan	menemui	banyak	masalah	dan	membuat	banyak	kesalahan.	Adanya	
banyak	variasi	dan	kesalahan	tidak	berarti	peserta	didik	harus	kembali	ke	
tahap	mengamati	lagi.	Berikan	tantangan	dan	kesempatan	agar	peserta	didik	
terus	mencoba	dan	tidak	perlu	takut	salah.	Pada	tahap	ini	bimbingan	guru	dan	
kerjasama	dengan	teman	akan	membantu.	
		
• Memperbaiki	 penalaran	 dengan	 menggunakan	 bahan	 ajar	 dari	 berbagai	
sumber	lain.	Pengalaman	mendengar,	membaca,	dan	menggunakan	berbagai	
teks	lisan	dan	tulis	dari	berbagai	sumber	akan	membuka	pikiran	peserta	didik	
bahwa	teks	yang	berbeda-beda	dapat	memiliki	fungsi	dan	tujuan	yang	sama,	
atau	 sebaliknya	 teks	 yang	 sama	 dapat	 memiliki	 fungsi	 dan	 tujuan	 yang	
berbeda-beda.	Peserta	didik	akan	menyadari	bahwa	variasi	bentuk	dan	isi	teks	
disebabkan	 karena	 tujuan	 dan	 konteks	 komunikasi	 yang	 berbeda-beda.	
Pengalaman	 belajar	 seperti	 ini	 tidak	 akan	 terjadi	 jika	 sekolah	 membatasi	
sumber	belajar	hanya	pada	satu	atau	dua	buku	teks,	dan	mengajarkan	bahwa	
hanya	yang	dalam	buku	teks	itulah	yang	paling	benar	dan	baku	yang	harus	
mereka	kuasai.		
	
• Melakukan	berbagai	kegiatan	dengan	Bahasa	Arab.	
Apa	pun	yang	kita	pelajari	pada	akhirnya	harus	bermanfaat	bagi	diri	sendiri	
maupun	orang	lain.	Hal	ini	hanya	bisa	dilakukan	jika	peserta	didik	mampu	
mengomunikasikan	 pengalaman,	 pikiran,	 pendapat,	 gagasan,	 perasaan	
dengan	 lingkungan	 sosialnya.	 Terlebih	 lagi	 jika	 yang	 dipelajari	adalah	 alat	
komunikasinya	itu	sendiri,	yaitu	Bahasa	Arab.	Oleh	karena	itu,	setiap	tugas	
terkait	dengan	teks	interpersonal	dan	transaksional	seharusnya	merupakan	
kesempatan	bagi	peserta	didik	untuk	berinteraksi	dengan	guru,	teman,	dan	
orang	lain	selama	proses	pembelajaran	di	dalam	maupun	di	luar	kelas.	Teks	
fungsional	 seharusnya	 ditugaskan	 untuk	 benar-benar	 dipresentasikan,	
dipajang,	 dimuat	 dalam	 majalah	 dinding,	 diterbitkan	 dalam	 newsletter	
sekolah,	dikirim	ke	teman	dan	seterusnya.	
	
4. Pendekatan	Pembelajaran	
Untuk	melaksanakan	kurikulum	berbasis	kompetensi,	mata	pelajaran	Bahasa	dan	
Sastra	Arab	menerapkan	pendekatan	berbasis	kompetensi,	genre,	dan	saintifik.	
Pendekatan	 berbasis	 kompetensi	 menghendaki	 pembelajaran	 yang	 mencakup	
sikap,	 pemahaman,	 dan	 keterampilan.	 Pendekatan	 berbasis	 genre	 mendasari	
penentuan	 dan	 pemilihan	 materi	 untuk	 pembelajaran	 sikap,	 pemahaman,	 dan	
keterampilan	berkomunikasi	dalam	bahasa	Arab,	yaitu	fungsi	sosial,	struktur	teks,	
dan	unsur	kebahasaan.	Pendekatan	saintifik	mendasari	penentuan	dan	pemilihan	
langkah-langkah	 pembelajaran,	 yaitu	 mengamati,	 menaya,	 mengumpulkan	
informasi,	menalar/mengasosiasi,	dan	mengkomunikasikan.	Ketiga	pendekatan	
tersebut	 terintegrasi	 dalam	 merumuskan	 unsur-unsur	 pada	 kerangka	
pembelajaran,	 mulai	 dari	 menentukan	 tujuan	 pembelajaran	 sampai	 dengan	
melaksanakan	penilaian	hasil	belajar.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
17
Kegiatan	 pembelajaran	 dalam	 pendekatan	 saintifik	 dapat	 dijelaskan	 sebagai	
berikut:	
• Mengamati	
Kegiatan	 yang	 dilakukan	 pada	 tahapan	 ini,	 yaitu	 kegiatan	 yang	
memaksimalkan	panca	indera	dengan	cara	melihat,	mendengar,	dan	membaca	
atau	menonton.	Materi	yang	diamati	berbentuk	fungsi	sosial,	struktur	teks	dan	
unsur	kebahasaan	dari	teks	yang	didengar	dan	dibaca	baik	teks	interpersonal,	
transaksional,	 maupun	 teks	 fungsional	 dalam	 bentuk	 bacaan,	 video,	 atau	
rekaman	 suara.	 Saat	 melakukan	 kegiatan	 pengamatan	 ini,	 guru	 harus	
menyiapkan	 panduan	 pengamatan	 berupa	 format	 tugas.	 Tahap	 mengamati	
bertujuan	 mengenalkan	 teks	 yang	 akan	 dipelajari.	 Untuk	 dapat	 mengenal	
dengan	baik,	peserta	didik	perlu	mengamati	banyak	teks	contoh	secara	aktif	
dalam	kegiatan	yang	bervariasi	dan	melibatkan	penggunaan	lebih	dari	satu	
indera.	Fokus	pengamatan	adalah	pada	isi	pesan,	bukan	pada	teori	tentang	
teks	tersebut.	Struktur	teks	dan	unsur	kebahasaan	juga	belum	perlu	dibahas	
dari	aspek	bentuknya.	Untuk	mempertajam	pengamatan,	peserta	didik	dapat	
diarahkan	dengan	menjawab	pertanyaan-pertanyaan	berikut:	
	
Fungsi	sosial:	
Apa	maksud	dan	fungsi	sosial	yang	hendak	dicapai?	
	
Struktur	teks:	
Bagaimana	 bagian-bagian	 teks	 diurutkan	 secara	 logis	 dan	 runtut	 untuk	
mencapai	maksud	atau	fungsi	sosial	teks?	
	
Unsur	kebahasaan:	
Ungkapan,	kosakata,	dan	tata	bahasa	apa	yang	dipilih	untuk	mencapai	maksud	
dan	 fungsi	 sosial	 teks	 dan	 bagaimana	 unsur	 kebahasaan	 (ucapan,	 tekanan	
kata,	intonasi,	ejaan,	dan	tanda	baca)	digunakan	dalam	bahasa	lisan	dan	tulis?	
	
Sikap:	
Bagaimana	sikap	pembicara	atau	penulis	menggunakan	teks	dalam	mencapai	
maksud	atau	fungsi	sosialnya?	
	
• Menanya	
Tahapan	kegiatan	menanya	merupakan	proses	mengkonstruksi	pengetahuan	
tentang	 tentang	 fungsi	sosial,	 unsur	 kebahasaan	 dan	 struktur	 teks	 melalui	
diskusi	 kelompok	 atau	 diskusi	 kelas.	 Pada	proses	menanya	 dikembangkan	
rasa	ingin	tahu	dan	berfikir	kritis	peserta	didik	yang	sangat	dibutuhkan	untuk	
mendapatkan	hasil	pengamatan	yang	baik.	Pada	saat	yang	sama,	peserta	didik	
juga	belajar	membiasakan	diri	bertanya	dalam	bahasa	Arab	secara	wajar	dan	
bermakna.	 Peserta	 didik	 dibiasakan	 untuk	 menggunakan	 ungkapan	 secara	
bermakna	 tanpa	 perlu	 dijelaskan	 tata	 bahasanya.	 Masalah	 yang	 sering	
dihadapi	peserta	didik	adalah	makna,	dalam	bentuk	padanan	kata	dari	Bahasa	
Arab	 ke	 Bahasa	 Indonesia,	 atau	 sebaliknya.	 Untuk	 itu	 peserta	 didik	 perlu	
dibiasakan	menggunakan	pertanyaan,	misalnya:	 ‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ذ‬‫ا‬‫ﺗ‬‫ﻘ‬‫ﻮ‬‫ل‬ 		“jeruk”	 ‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻟ‬‫ﻌ‬‫ﺮ‬‫ﺑ‬‫ﯿ‬‫ﺔ‬ 	
?	atau	 ‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ذ‬‫ا‬‫ﺗ‬‫ﻘ‬‫ﻮ‬‫ل‬‫ﻋ‬ِ‫ﻨ‬َ‫ﺒ‬ً‫ﺎ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻹ‬‫ﻧ‬‫ﺪ‬‫و‬‫ﻧ‬‫ﯿ‬‫ﺴ‬‫ﯿ‬‫ﺔ‬‫؟‬ 	dan	sebagainya.		
	
	
• Mengumpulkan	informasi	
Mengumpulkan	 informasi	 dilakukan	 melalui	 kegiatan	 mencoba	 atau	
mengeksplorasi	untuk	menginternalisasi	pengetahuan	dan	keterampilan	yang
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
18
baru	 saja	 diperoleh/	 dipelajari.	 Pada	 proses	 ini,	 peserta	 didik	 berlatih	
mengungkapkan	 hal-hal	 baru	 yang	 dipelajari	 dan	 mencoba	 menggunakan	
kemampuan	itu	dalam	dunia	nyata,	di	dalam	dan	di	luar	kelas.	Kegiatan	ini	
adalah	kegiatan	belajar	individual	yang	dikerjakan	secara	kolaboratif	dalam	
kelompok	di	bawah	bimbingan	guru.	Pada	kegiatan	ini,	peserta	didik	diberi	
kesempatan	untuk	bereksperimen	dan	mengeksplorasi	untuk	memahami	dan	
mengungkapkan	 makna	 teks	 yang	 sedang	 dipelajari.	 Kegiatan	 ini	 mutlak	
memerlukan	 keaktifan	 peserta	 didik	 untuk	 berusaha	 berinteraksi	 dalam	
bahasa	Arab	dengan	guru	dan	temannya.		
	
• Menalar/mengasosiasi	
Kegiatan	 menalar	 atau	 mengasosiasi	 merupakan	 proses	 mengembangkan	
kemampuan	 mengelompokkan	 dan	 membandingkan	 beragam	 ide	 dan	
peristiwa	 untuk	 kemudian	 memasukkannya	 menjadi	 penggalan	 memori.	
Pengalaman-pengalaman	yang	sudah	tersimpan	di	memori	otak	berelasi	dan	
berinteraksi	 dengan	 pengalaman	sebelumnya	 yang	 sudah	 tersedia.	 Khusus	
untuk	mata	pelajaran	Bahasa	dan	Sastra	Arab,	pada	tahapan	ini	peserta	didik	
dibimbing	 untuk	 mengelompokkan	 dan	 membandingkan	 teks	 berdasarkan	
fungsi	 sosial,	 struktur	 teks,	 dan	 unsur	 kebahasaan.	 Peserta	 didik	 diberi	
kesempatan	untuk	mengaitkan	informasi	tentang	teks	yang	sedang	dipelajari	
dengan	teks	sejenis	dengan	bentuk	berbeda	yang	ditemukan	di	sumber	lain,	
untuk	tujuan	pengayaan	dan	pendalaman.	
	
• Mengomunikasikan	
Kegiatan	mengomunikasikan	ditujukan	untuk	mengembangkan	kemampuan	
menyajikan	 atau	 mempresentasikan	 semua	 pengetahuan	 dan	 keterampilan	
yang	sudah	dikuasai	dan	yang	belum,	baik	secara	lisan	maupun	secara	tertulis.		
Pada	 kegiatan	 ini	 tidak	 hanya	 pengetahuan	 dan	 keterampilan	
mengomunikasikan	 saja	 tetapi	 juga	 permasalahan	 dan	 kesuksesan	 yang	
dialami	selama	proses	pembelajaran.		Proses	mengomunikasikan	ini	selalu	
disertai	 dengan	 penulisan	 jurnal	 belajar	 oleh	 peserta	 didik.	 Kegiatan	
komunikasi	mencakup	antara	lain	interaksi	lisan	selama	proses	pembelajaran,	
presentasi	lisan	di	depan	kelas	atau	dalam	kelompok,	mempublikasikan	karya	
di	 majalah	 dinding,	 dan	 sebagainya.	 Hasil	 kegiatan	 dapat	 berupa	 karya	
individual	atau	kelompok.	
	
5. Penilaian	
Penilaian	 dalam	 pembelajaran	 Bahasa	 dan	 Sastra	 Arab	 mengacu	 kepada	
komptensi	empat	kemahiran	berbahasa	Arab,	yaitu:	
• Kompetensi	Kemahiran	Menyimak	( ‫ﻣ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫ر‬‫ة‬‫ا‬‫ﻹ‬‫ﺳ‬‫ﺘ‬‫ﻤ‬‫ﺎ‬‫ع‬ )	
Melalui	 kompetensi	 ini	 diharapkan	 peserta	 didik	mampu	 melafalkan	ulang	
kata	yang	diperdengarkan,	mengidentifikasi	bunyi,	membedakan	bunyi	yang	
mirip,	 menentukan	 makna	 kata/kalimat	 melalui	 gambar,	 merespon	 ujaran	
berupa	kalimat	melalui	gerak,	dan	memahami	teks	sederhana	dalam	bentuk	
dialog/narasi.	
• Kompetensi	Kemahiran	Berbicara	( ‫ﻣ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫ر‬‫ة‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻜ‬‫ﻼ‬‫م‬ )	
Melalui	 kompetensi	 ini	 diharapkan	 peserta	 didik	 mampu	 menggunakan	
bentuk	ungkapan	baku,	memperkenalkan	diri,	menceritakan	gambar	tunggal,	
menceritakan	 gambar	 berseri	 dengan	 panduan	 pertanyaan,	 menceritakan	
gambar	berseri	tanpa	panduan,	mendeskripsikan	obyek	dan	wawancara.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
19
• Kompetensi	Kemahiran	Membaca	( ‫ﻣ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫ر‬‫ة‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻘ‬‫ﺮ‬‫ا‬‫ء‬‫ة‬ )	
Melalui	kompetensi	ini	diharapkan	peserta	didik	mampu	membaca	dengan	
lancar,	cermat	dan	tepat,	menentukan	arti	kosakata	dalam	konteks	kalimat	
tertentu,	menemukan	fakta	tersurat	dalam	teks,	menemukan	makna	tersirat	
dalam	 teks,	 menemukan	 ide	 pokok	 dalam	 paragraf,	 menemukan	 ode	
penunjang	 dalam	 paragraf,	 menghubungkan	 ide-ide	 yang	 terdapat	 dalam	
bacaan,	menyimpulkan	ide	pokok	bacaan,	dan	mengomentari	atau	mengkritisi	
isi	bacaan.	
• Kompetensi	kemahiran	Menulis	( ‫ﻣ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫ر‬‫ة‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻜ‬‫ﺘ‬‫ﺎ‬‫ﺑ‬‫ﺔ‬ )	
Melalui	kompetensi	ini	diharapkan	peserta	didik	mampu	mengurutkan	kata	
menjadi	kalimat,	menyusun	kalimat		berdasarkan	gambar,	menyusun	kalimat	
berdasarkan	 kosakata,	 mengurutkan	 kalimat	 menjadi	 paragraf,	
mendeskripsikan	 objek	 atau	 gambar	 tunggal,	 mendeskripsikan	 gambar	
berseri,	dan	menyusun	paragraf	berdasarkan	pertanyaan.	
	
B. Analisis	Kompetensi	Dasar	
	
Kompetensi	Dasar	adalah	pengetahuan,	keterampilan	dan	sikap	minimal	yang	harus	
dicapai	 oleh	 siswa	 untuk	 menunjukkan	 bahwa	 siswa	 telah	 menguasai	 standar	
kompetensi	 yang	 telah	 ditetapkan.	 Oleh	 karena	 itu,	 maka	 kompetensi	 dasar	
merupakan	penjabaran	dari	standar	kompetensi.		
	
Kompetensi	Dasar	mata	pelajaran	Bahasa	dan	Sastra	Arab	di	SMA	terdiri	dari	8	butir	
untuk	kelas	X,	10	butir	untuk	kelas	XI,	dan	7	butir	untuk	kelas	XII	yang	masing-masing	
butir	dirumuskan	untuk	ranah	pengetahuan	dan	keterampilan	secara	berbeda	dan	
mencakup	 kemampuan	 berpikir	 pada	 level	 mengingat,	 memahami,	 menerapkan,	
menganalisis,	 mengevaluasi,	 dan	 mencipta.	 Namun	 demikian,	 tidak	 semua	
kompetensi	dasar	memiliki	kandungan	secara	lengkap	pada	semua	dimensi	proses	
berpikir	tersebut.	
	
Contoh	beberapa	Kompetensi	Dasar	yang	memiliki	muatan	pada	level	penalaran	dan	
bisa	melatih	peserta	didik	untuk	memiliki	keterampilan		berpikir	tingkat	tinggi	atau	
HOTS	(Higher	Order	Thinking	Skill).	
	
Tabel	3.1	Contoh	Analisis	Kompetensi	Dasar	Kelas	X
No	 Kompetensi	Dasar	 Level	Kognitif	
3.2	 Mengemukakan	 jati	 diri	 (huwiyah)	 dengan	
memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	
kebahasaan	dari	teks	interaksi	transaksional	lisan	dan	
tulis,	sesuai	dengan	konteks	penggunaannya.	
C4	
	
	
C6	
4.2	 Menjelaskan	jati	diri	(huwiyah)	dengan	memperhatikan	
fungsi	 sosial,	 struktur	 teks,	 dan	 unsur	 kebahasaan	
secara	benar	dan	sesuai	konteks.	
	
Tabel	3.2	Contoh	Analisis	Kompetensi	Dasar	Kelas	XI
No	 Kompetensi	Dasar	 Level	Kognitif	
3.8	 Mengemukakan	 tindak	 tutur	 yang	 menyatakan	 dan	
menanyakan	tentang	deskripsi	benda	(sifat	al-maddah),	
secara	sederhana	dengan	memperhatikan	fungsi	sosial,	
struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan	pada	teks	interaksi	
interpersonal	 lisan	 dan	 tulis,	 sesuai	 dengan	 konteks	
penggunaannya.	
C4	
	
	
C6
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
20
4.8	 Memproduksi	teks	sederhana	berisi	tindakan	memberi	
dan	 meminta	 informasi	 terkait	 dengan	 keberadaan	
benda	(sifat	al-maddah)	dengan	memperhatikan	fungsi	
sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan	yang	benar	
dan	sesuai	konteks.	
	
Tabel	3.3	Contoh	Analisis	Kompetensi	Dasar	Kelas	XII
No	 Kompetensi	Dasar	 Level	Kognitif	
3.5	 Menentukan	 isi	 teks	 cerita	 (al-qashash)	 pendek	 dan	
sederhana	 dengan	 memperhatikan	 fungsi	 sosial,	
struktur	 teks,	 dan	 unsur	 kebahasaan	 sesuai	 dengan	
konteks	penggunaannya.	 C4	
C6	4.5	 Menjelaskan	 teks	 naratif	 sederhana	 secara	 lisan	 dan	
tulis,	 terkait	 teks	 cerita	 (al-qashash)	 dengan	
memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	
kebahasaan	sesuai	konteks.	
	
	
C. Contoh	Stimulus	
	
Tabel	3.4	Contoh	Stimulus	
No	 Kompetensi	Dasar	 Stimulus	
Kemampuan	
yang	Diuji	
Tahapan	
Berpikir	
1	 3.2		Mengemukakan	jati	diri	
(huwiyah),	dengan	
memperhatikan	fungsi	
sosial,	struktur	teks,	
dan	unsur	kebahasaan	
dari	teks	interaksi	
transaksional	lisan	dan	
tulis,	sesuai	dengan	
konteks	
penggunaannya	
Disajikan	bagan	
berkaitan	dengan	
jati	diri,	peserta	
didik	dapat	
menentukan	
informasi	yang	
tersirat	dalam	
gambar/bagan	
Menentukan	
informasi	yang	
tersirat	dalam	
bagan	
- Memahami	
bagan	melalui	
membaca	
memindai	
- Menentukan	
hubungan	
antarbagian	
	
	
2	 4.2		Menjelaskan	jati	diri	
(huwiyah)	dengan	
memperhatikan	fungsi	
sosial,	struktur	teks,	
dan	unsur	kebahasaan,	
secara	benar	dan	sesuai	
konteks	
Disajikan	gambar	
berkaitan	dengan	
jati	diri,	peserta	
didik	dapat	
menulis	teks	
sederhana	tentang	
jati	diri	dengan	
memperhatikan	
fungsi	sosial,	
struktur	teks,	dan	
unsur	
kebahasaan,	
secara	benar	dan	
sesuai	konteks	
Menulis	teks	
sederhana	
tentang	jati	diri	
- Memahami	
gambar	
melalui	
membaca	
memindai	
- Menentukan	
hubungan	
antarbagian	
- Membuat	
ungkapan	
sesuai	isi	
gambar
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
21
D. Penjabaran	Kompetensi	Dasar	menjadi	Indikator	Soal	
	
Tabel	3.5	Contoh	Penjabaran	Kompetensi	Dasar	menjadi	Indikator	Soal	
No	 Kompetensi	Dasar	 Indikator	Soal	
1	 3.2		mengemukakan	jati	diri	
(huwiyah)	dengan	memperhatikan	
fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	
unsur	kebahasaan	dari	teks	
interaksi	transaksional	lisan	dan	
tulis	sesuai	dengan	konteks	
penggunaannya.	
Disajikan	bagan	berkaitan	
dengan	jati	diri,	peserta	didik	
dapat	menentukan	informasi	
yang	tersirat	dalam	bagan.	
2	 4.2		menjelaskan	jati	diri	(huwiyah)	
dengan	memperhatikan	fungsi	
sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	
kebahasaansecara	benar	dan	
sesuai	konteks.	
Disajikan	gambar	berkaitan	
dengan	jati	diri,	peserta	didik	
dapat	menulis	teks	sederhana	
tentang	jati	diri	dengan	
memperhatikan	fungsi	sosial,	
struktur	teks,	dan	unsur	
kebahasaan,	secara	benar	dan	
sesuai	konteks.	
	
	
E. Menyusun	Kisi-kisi	
	
Tabel		3.6	Contoh	Kisi-Kisi	Soal	
No	 Kompetensi	Dasar	
Materi	
Pokok	
Indikator	Soal	
Level	
Kognitif	
Bentuk	
Soal	
1	 3.2		mengemukakan	jati	
diri	(huwiyah),	
dengan	
memperhatikan	
fungsi	sosial,	
struktur	teks,	dan	
unsur	kebahasaan	
dari	teks	interaksi	
transaksional	lisan	
dan	tulis	sesuai	
dengan	konteks	
penggunaannya.	
Jati	Diri	 Disajikan		bagan	
berkaitan	dengan	jati	
diri,	peserta	didik	
dapat	menentukan	
informasi	yang	
tersirat	dalam	bagan	
C	4	 Pilihan	
Ganda	
2	 4.2		menjelaskan	jati	diri	
(huwiyah)	dengan	
memperhatikan	
fungsi	sosial,	
struktur	teks,	dan	
unsur	kebahasaan	
secara	benar	dan	
sesuai	konteks.	
	 Disajikan	
gambarberkaitan	
dengan	jati	diri,	
peserta	didik	dapat	
menulis	teks	
sederhana	tentang	jati	
diri	dengan	
memperhatikan	
fungsi	sosial,	
struktur	teks,	dan	
unsur	kebahasaan,	
secara	benar	dan	
sesuai	konteks	
C	6	 Tertulis
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
22
	
F. Kartu	Soal		
Mata	Pelajaran		 :	Bahasa	dan	Sastra	Arab	
Kelas/Semester	 :	X/1	
Kurikulum	 	 :	2013		
Kompetensi	Dasar	 :	 3.2		mengemukakan	jati	diri	(huwiyah)	dengan	memperhatikan	
fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan	dari	teks	
interaksi	transaksional	lisan	dan	tulis,	sesuai	dengan	konteks	
penggunaannya	
Materi	 :	 Jati	Diri	(umur,	pekerjaan,	hubungan	kekerabatan,	jumlah	kerabat)	
Indikator	Soal	 :	 Disajikan	gambar/bagan	berkaitan	dengan	jati	diri,	peserta	didik	
dapat	menentukan	informasi	yang	tersirat	dalam	gambar/bagan	
Level	Kognitif		 :	 C	4	
Butir	Soal	HOTS	
KARTU		SOAL	
PILIHAN	GANDA	
	
Mengaitkan	Informasi	
‫ﻻ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻆ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺳ‬ْ‫ﻢ‬َ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﯿ‬َ‫ﺎ‬‫ن‬َ!
.
‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻌ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ر‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺔ‬‫ھ‬ِ‫ﻲ‬َ....
A. ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬‫ل‬ُ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬
B. ‫ﺣ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫د‬‫أ‬َ‫ﺑ‬ُ‫ﻮ‬‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬
C. ‫ﻋ‬َ‫ﺰ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﺰ‬َ‫ة‬‫ﻋ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬ُ‫ﻓ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ز‬ِ‫ﯾ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬
D. ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬‫ا‬ِ‫ﺑ‬ْ‫ﻦ‬ُ‫ﻣ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﻰ‬
E. ‫ﺻ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺢ‬‫ﻋ‬َ‫ﻢ‬‫ﱡ‬‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬
Kunci	Jawaban:		C	
Soal	 ini	 termasuk	 soal	 HOTS	 karena	 menuntut	 peserta	 didik	 menggunakan	 informasi	
untuk	menyelesaikan	masalah	sehingga	mampu	menemukan	makna	tersirat	berdasarkan	
bagan.	
	
	
‫ﻋ‬َ‫ﺰ‬ِ‫ﻳ‬ْ‫ﺰ‬َ‫ة‬)+‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺰ‬‫ﱠ‬‫و‬ْ‫ج‬(‫ﻣ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﻰ‬)+‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺰ‬‫ﱠ‬‫و‬ْ‫ﺟ‬َ‫ﺔ‬(
‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﺮ‬ ‫ﻓ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ز‬ِ‫ﻳ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬ ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬ ‫ﺻ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺢ‬
‫ﺣ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫د‬+‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﻳ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
23
Butir	Soal	BUKAN	HOTS	
	
	 	
	
	
	
	
‫ﻣ‬َ‫ﻦ‬ْ‫ز‬َ‫و‬ْ‫ج‬ُ‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬‫؟‬
A. ‫ﺣ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫د‬ْ
B. ‫ا‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬
C. ‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬
D. ‫ﻣ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﻰ‬
E. ‫ﻟ‬‫ﻘ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﻢ‬
	
Mengapa	tidak	HOTS?	Soal	ini	tidak	termasuk	soal	HOTS	karena	soal	ini	sudah	bisa	di	
tebak	jawabannya	dan	tidak	memerlukan	pemikiran	tingkat	tinggi.	
	
Butir	Soal	HOTS:	Mengaitkan	Informasi		
‫ﻻ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻆ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺠ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬!
‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻌ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ر‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺔ‬‫ﻟ‬ِ‫ﮭ‬َ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺠ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬‫ھ‬ِ‫ﻲ‬َ....
A. ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺖ‬ُ‫ﺳ‬ُ‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﻲ‬‫أ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﻞ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫أ‬َ‫ﺧ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﮫ‬ِ
B. ‫أ‬َ‫ﺧ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫أ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ر‬‫أ‬َ‫ﻛ‬ْ‫ﺜ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﮫ‬ِ
C. ‫أ‬َ‫ﺧ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ر‬ُ‫و‬ْ‫د‬ِ‫ي‬‫أ‬َ‫ﻛ‬ْ‫ﺜ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫أ‬َ‫ﺧ‬ِ‫ﻲ‬‫أ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬
D. ‫إ‬ِ‫ﺧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ن‬ُ‫أ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ر‬‫أ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﻞ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫إ‬ِ‫ﺧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ن‬ِ‫ر‬ُ‫و‬ْ‫د‬ِ‫ي‬
E. ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺖ‬ُ‫أ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬‫أ‬َ‫ﻛ‬ْ‫ﺜ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺖ‬ِ‫ﺳ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﻲ‬
‫ﻋ‬َ‫ﺪ‬َ‫د‬ُ‫ا‬‫ﻹ‬ِْ‫ﺧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ن‬
‫ا‬‫ﻷ‬‫ﺧ‬‫ﺖ‬ ‫ا‬‫ﻷ‬‫خ‬
2 2 ‫ر‬ُ‫و‬ْ‫د‬ِ‫ي‬
3 2 ‫أ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬
3 3 ‫ﺳ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﻲ‬
1 4 ‫أ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ر‬
‫ﻋ‬َ‫ﺰ‬ِ‫ﻳ‬ْ‫ﺰ‬َ‫ة‬)+‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺰ‬‫ﱠ‬‫و‬ْ‫ج‬(‫ﻣ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺰ‬‫ﱠ‬‫و‬ْ‫ﺟ‬َ‫ﺔ‬(
‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﺮ‬ ‫ﻓ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ز‬ِ‫ﻳ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬ ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬ ‫ﺻ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺢ‬
‫ﺣ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫د‬+‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﻳ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
24
Kunci	Jawaban:		B	
Soal	ini	termasuk	soal	 HOTS	 karena	 menuntut	 peserta	didik	 untuk	 menelaah	 ide	 dan	
informasi	secara	kritis	sehingga	mampu	menyimpulkan	isi	tabel.	
Butir	Soal	BUKAN	HOTS	
‫ﻛ‬َ‫ﻢ‬ْ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺘ‬ً‫ﺎ‬‫ﻷ‬َِ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬‫؟‬
A. ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺘ‬ً‫ﺎ‬‫و‬َ‫ا‬‫ﺣ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ة‬ً
B. ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺘ‬َ‫ﺎ‬‫ن‬ِ‫ا‬‫ﺛ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫ن‬ِ
C. ‫ﺛ‬َ‫ﻼ‬َ‫ث‬ُ‫أ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ت‬ٍ
D. ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ﺑ‬َ‫ﻊ‬ُ‫أ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ت‬ٍ
E. ‫ﺧ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﺲ‬ُ‫أ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ت‬ٍ
	
Kunci	Jawaban:	C	
Soal	 tersebut	 bukan	 termasuk	 soal	 HOTS	 karena	 hanya	 menuntut	 kemampuan	
menyebutkan	(C1)	
‫ﻣ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫و‬َ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫و‬َ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ﺛ‬َ‫ﻼ‬َ‫ﺛ‬َ‫ﺔ‬ُ‫أ‬َ‫ﺻ‬ْ‫ﺪ‬ِ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ء‬.‫ﻣ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﯾ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬ُ‫ﻦ‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ﺟ‬َ‫ﺎ‬‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺗ‬َ‫ﺎ‬‫و‬َ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫ﯾ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬ُ‫ﻦ‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬
‫ﻣ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫د‬ُ‫و‬.‫أ‬َ‫ﻣ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ﻓ‬َ‫ﮭ‬ُ‫ﻮ‬َ‫ﯾ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬ُ‫ﻦ‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫أ‬َ‫ﻣ‬ْ‫ﺒ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ن‬.‫ھ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫ك‬َ‫ﻓ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ق‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬ْ‫ﺖ‬ِ‫ﺑ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﮭ‬ُ‫ﻢ‬‫ﻛ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬
‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﻮ‬ْ‫ر‬َ‫ة‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺘ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﯿ‬َ‫ﺔ‬.
‫إ‬ِ‫ﻧ‬‫ﱠ‬‫ﮭ‬ُ‫ﻢ‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﯾ‬ْ‫ﮭ‬ِ‫ﻢ‬ْ‫ﻧ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﺲ‬ُ‫ﺟ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬ِ‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ل‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ﻛ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ﯾ‬َ‫ﻠ‬ِ‫ﻲ‬.
‫ﺟ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ل‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ﻟ‬ِ‫ﻤ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫و‬‫أ‬‫ﻣ‬‫ﯿ‬‫ٮ‬‫ﺮ‬
‫و‬َ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬
‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬‫ﻤ‬‫ﺎ‬‫ل‬ ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﺎ‬‫ﻋ‬‫ﺔ‬
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
25
‫ﻣ‬ُ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﱡ‬‫ر‬ُ‫و‬ْ‫س‬ 3.30–4.00
‫ﻋ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻞ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ﺟ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ت‬ 4.00–4.30
‫ﺻ‬َ‫ﻼ‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺢ‬ِ‫و‬َ‫ﻗ‬ِ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ء‬َ‫ة‬
‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻘ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫آ‬‫ن‬
4.30–5.00
‫ﺗ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺗ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺐ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻐ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻓ‬َ‫ﺔ‬
‫و‬َ‫ا‬‫ﻻ‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﺤ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫م‬
5.00–6.00
‫ﺗ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬‫ﻄ‬ُ‫ﻮ‬‫ر‬ 6.00–6.15
‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺬ‬‫ﱢ‬‫ھ‬َ‫ﺎ‬‫ب‬‫إ‬‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬ْ‫ر‬َ‫ﺳ‬َ‫ﺔ‬ 6.15
‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ذ‬َ‫ا‬‫ﯾ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻞ‬ُ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫و‬َ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ﻋ‬ِ‫ﻨ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ﯾ‬‫ﯿ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﺘ‬َ‫ﺤ‬ِ‫ﻢ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫؟‬
A. ‫ﯾ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻞ‬ُ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ﺟ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ت‬
B. ‫ﯾ‬ُ‫ﺼ‬َ‫ﻠ‬‫ﱢ‬‫ﻲ‬‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺢ‬َ
C. ‫ﯾ‬ُ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ﻛ‬ِ‫ﺮ‬ُ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﱡ‬‫ر‬ُ‫و‬ْ‫س‬
D. ‫ﯾ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﺮ‬َ‫أ‬ُ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻘ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫آ‬‫ن‬
E. ‫ﯾ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫و‬َ‫ل‬ُ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬‫ﻄ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ر‬
	
Kunci	Jawaban	E	
Soal	tersebut	merupakan	soal	HOTS	karena	untuk	menjawab	soal	ini	peserta	didik	harus	
melalui	tahapan	mengaitkan	informasi	yang	berbeda-beda	dan	mencari	kaitan	dari	
informasi	tersebut.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
26
	
	
‫ﻻ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻂ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺠ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬َ!
‫ﻣ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻰ‬‫ﯾ‬ُ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ﻛ‬ِ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬ْ‫د‬ُ‫ر‬ُ‫و‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﮫ‬ُ‫؟‬
	
A. 3.30–4.00
B. 6.15
C. 6.00–6.15
D. 5.00–6.00
E. 4.00–4.30
	
Kunci	Jawaban	A.	
Soal	ini	tidak	termasuk	soal	HOTS	karena	
peserta	didik	sudah	bisa	menjawab	dengan	
memahami	informasi	yang	ada	pada	jadwal	itu.	
	
	
	
	
	
	
	
	
	
	
	
	
	
	
	
	
‫ﺟ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ل‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ﻟ‬ِ‫ﻤ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬
‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬‫ﻤ‬‫ﺎ‬‫ل‬ ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﺎ‬‫ﻋ‬‫ﺔ‬
‫ﻣ‬ُ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﱡ‬‫ر‬ُ‫و‬ْ‫س‬ 3.30–
4.00
‫ﻋ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻞ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ﺟ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ت‬ 4.00–
4.30
‫ﺻ‬َ‫ﻼ‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺢ‬ِ‫و‬َ‫ﻗ‬ِ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ء‬َ‫ة‬
‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻘ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫آ‬‫ن‬
4.30–
5.00
‫ﺗ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺗ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺐ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻐ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻓ‬َ‫ﺔ‬
‫و‬َ‫ا‬‫ﻻ‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﺤ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫م‬
5.00–
6.00
‫ﺗ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬‫ﻄ‬ُ‫ﻮ‬‫ر‬ 6.00–
6.15
‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺬ‬‫ﱢ‬‫ھ‬َ‫ﺎ‬‫ب‬‫إ‬‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬ْ‫ر‬َ‫ﺳ‬َ‫ﺔ‬ 6.15
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
27
	
KARTU		SOAL	
URAIAN	
	
Mata	Pelajaran		 :	Bahasa	dan	Sastra	Arab	
Kelas/Semester	 :	X/1	
Kurikulum	 	 :	2013	
Kompetensi	Dasar	 :	 menyusun	teks	sederhana	tentang	jati	diri	dengan	memperhatikan	
fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan,	secara	benar	dan	
sesuai	konteks	
Materi	 :	 Jati	Diri	
Indikator	Soal	 :	 Disajikan	bagan/gambar	berkaitan	dengan	jati	diri,	peserta	didik	
dapat	 menulis	 teks	 sederhana	 tentang	 jati	 diri	 dengan	
memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan,	
secara	benar	dan	sesuai	konteks	
Level	Kognitif	 :	 C6	
Butir	Soal	HOTS	
Tranfer	Konsep	
‫ﻻ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻆ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬ِ‫ه‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﻮ‬ْ‫ر‬َ‫ة‬!
	
	
	
	
	
	
	
	
	
	
Sumber	gambar	
https://twitter.com/arabi21news/status/1006181462276624385	
	
	
	
Tulislah	 teks	 sederhana	 dari	 biodata	 tersebut	 menjadi	 sebuah	 paparan	 dengan	
memperhatikan	 fungsi	 sosial,	 struktur	 teks,	 dan	 unsur	 kebahasaan,	 secara	 benar	 dan	
sesuai	konteks.	
	
Unsur	yang	dinilai	:	
a. Penulisan	huruf	dan	tanda	baca	
b. Ketepatan	tata	bahasa	
c. Ketepatan	penggunaan	kata/istilah	
d. Koherensi	dan	organisasi	teks	
e. Keaslian	ide		
RUBRIK	PENILAIAN	MENYUSUN	TEKS	
Tulislah	skor	pada	kolom	skor	saat	mengamati	praktik	menulis	teks	peserta	didik.	
a. Aspek	yang	dinilai:Penulisan	huruf	dan	tanda	baca	
b. Ketepatan	tata	bahasa	
c. Ketepatan	penggunaan	kata/istilah	
d. Koherensi	dan	organisasi	teks
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
28
e. Keaslian	ide	
Skor	untuk	tiap	aspek	antara	1	–	4	
4=	sangat	bagus,	hampir	tidak	ada	kesalahan	
3=	bagus,	tp	masih	ada	sedikit	kesalahan	
2=	cukup,	ada	beberapa	kesalahan	
1=	kurang,	sangat	banyak	kesalahan	
	
	
	
	
	
	
No	 Nama	Peserta	Didik	
Praktik	Menulis	
Total	
Skor	
Nilai		 Keterangan	Skor	Tiap	Aspek	
a	 b	 c	 D	 e	
1	 AGUNG	ARYAWIGUNA	 	
	 	 	 	 	 		 		
2	 ARIF	FIRMANSYAH	 	
	 	 	 	 	 		 		
3	 DAISSY	RAMADANTINI	 	 	 	 	
	 	 		 		
4	 ...............................	 	 	 	 	
	 	 	 	
PEDOMAN	PENSKORAN	
No.		 Uraian	Jawaban/Kata	Kunci	 Skor	
	 	 	
	 	 	
	 	 	
	 	 	
	 	 	
	 	 	
	 Total	Skor	 	
Keterangan:	
Soal	 ini	 termasuk	 soal	 HOTS	 karena	 menuntut	 peserta	 didik	 untuk	 memproses,		
mengubah/mentransfer	 bentuk	 teks	 dan	 mengintegrasikan	 berbagai	 informasi	 yang	
terdapat	di	dalam	stimulus	sehingga	mampu	menghasilkan	karya	berupa	karangan.	
Butir	soal	bukan	HOTS	
1. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ا‬‫ﺳ‬‫ﻢ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺮ‬‫ﺟ‬‫ﻞ‬ِ‫؟‬
2. ‫أ‬َ‫ﯾ‬ْ‫ﻦ‬َ‫و‬ُ‫ﻟ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺟ‬ُ‫ﻞ‬ُ‫؟‬
3. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺑ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﺪ‬ِ‫ه‬ِ‫؟‬
4. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ﺟ‬ِ‫ﻨ‬ْ‫ﺴ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺟ‬ُ‫ﻞ‬‫؟‬
5. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ر‬َ‫ﻗ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺒ‬‫ﱢ‬‫ﻄ‬َ‫ﺎ‬‫ﻗ‬َ‫ﺔ‬ِ‫؟‬
Kunci	Jawaban:	
1. ‫ا‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﮫ‬ُ‫ﺣ‬‫ﻤ‬‫ﺪ‬‫ﻋ‬‫ﺒ‬‫ﺪ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫د‬‫ى‬‫ﺻ‬‫ﻠ‬‫ﺢ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻐ‬‫ﻔ‬‫ﺮ‬‫ا‬‫ﻧ‬‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻤ‬‫ﺮ‬‫ى‬
Total	Skor	 Nilai	
18	-20	 90-100	
15-17		 80-89	
12	-14	 70-79	
9-11	 60-69
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
29
2. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ﻗ‬َ‫ﻄ‬َ‫ﺮ‬
3. ‫د‬َ‫و‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﺔ‬ُ‫ﻗ‬َ‫ﻄ‬ْ‫ﺮ‬
4. ‫ھ‬ُ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬‫ﻄ‬‫ﺮ‬‫ى‬
5. ‫م‬٢٧٤٦٣٤٠٠٣٧
	
Keterangan:	
Soal	 tersebut	 bukan	 termasuk	 soal	 HOTS	 karena	 hanya	 mengukur	 kemampuan	
menyebutkan	(C1).	
	
	
‫ا‬ِ‫ﻗ‬ْ‫ﺮ‬َ‫أ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬ِ‫ه‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ة‬َ! 	
‫ﯾ‬َ‫ﺬ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺐ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱠ‬‫ﯿ‬‫ﱢ‬‫ﺪ‬ُ‫ﻋ‬َ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ِ‫ﺮ‬ُ‫إ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ﻣ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬ِ‫ﮫ‬ِ‫ﻛ‬ُ‫ﻞ‬‫ﱠ‬‫ﯾ‬َ‫ﻮ‬ْ‫م‬ٍ.‫و‬َ‫ھ‬ُ‫ﻮ‬َ‫ﯾ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺲ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺜ‬‫ﱢ‬‫ﯿ‬َ‫ﺎ‬‫ب‬َ‫ا‬‫ﻷ‬َ‫ﺑ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺾ‬َ‫و‬َ‫ﺗ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻋ‬ِ‫ﺪ‬ُ‫ه‬ُ
‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﺮ‬‫ﱢ‬‫ﺿ‬َ‫ﺔ‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ﻣ‬ُ‫ﻌ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬َ‫ﺠ‬َ‫ﺔ‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺿ‬َ‫ﻰ‬. 	
‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ِ‫ﮭ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﺔ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱠ‬‫ﯿ‬‫ﱢ‬‫ﺪ‬ِ‫ﻋ‬َ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ِ‫ﺮ‬‫؟‬ 	
Keterangan:		
Soal	tersebut	merupakan	soal	HOTS	karena	untuk	menjawab	soal	tersebut	peserta	didik	
diharuskan	untuk	menelaah	ide	dari	informasi	yang	ada	secara	kritis
‫ا‬ُ‫ﻛ‬ْ‫ﺘ‬ُ‫ﺐ‬ْ‫ﻓ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ة‬ً‫ﺑ‬َ‫ﺴ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﻄ‬َ‫ﺔ‬ً‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﺪ‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻜ‬َ‫ﺔ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱡ‬‫ﻌ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫د‬ِ‫ﯾ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ
‫ﺣ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﺚ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻗ‬ِ‫ﻊ‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺠ‬ُ‫ﻐ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ﱢ‬! 	
Keterangan	:	
Soal	ini	termasuk	soal	HOTS	karena	untuk	menjawab	soal	tersebut	peserta	didik	harus	
mencari	 informasi	 dari	 gambar	 yang	 telah	 disajikan,	 menghubungkan	 data-data,	
mengolah	informasi,	dan	menggunakan	kaidah	penulisan	huruf,	tat	bahasa,	dan	struktur	
teks	sehingga	mampu	mengekspresikan	hasil	berpikrnya	dalam	bentuk	teks	sederhana.
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
1
BAB	IV	
STRATEGI	IMPLEMENTASI		
	
A. Strategi	
	
Strategi	 pembelajaran	 dan	 penilaian	 HOTS	 dilakukan	 dengan	 melibatkan	 seluruh	
komponen	 stakeholder	 di	 bidang	 pendidikan	 mulai	 dari	 tingkat	 pusat	 sampai	 ke	
daerah	sesuai	dengan	tugas	pokok	dan	kewenangan	masing-masing.	
	
1. Pusat		
Direktorat	 Pembinaan	 SMA	 sebagai	 leading	 sector	 dalam	 pembinaan	 SMA	 di	
seluruh	Indonesia,	mengoordinasikan	strategi	pembelajaran	dan	penilaian	HOTS	
dengan	dinas	pendidikan	provinsi/kabupaten/kota	dan	instansi	terkait	melalui	
kegiatan-kegiatan	sebagai	berikut.	
a. Merumuskan	kebijakan	pembelajaran	dan	penilaian	HOTS;	
b. Menyiapkan	bahan	berupa	modul	pembelajaran	dan	penilaian	HOTS;	
c. Melaksanakan	pelatihan	pengawas,	kepala	sekolah,	dan	guru	terkait	dengan	
strategi	pembelajaran	dan	penilaian	HOTS;	
d. Melaksanakan	pendampingan	ke	sekolah-sekolah	bekerjasama	dengan	dinas	
pendidikan	provinsi/kabupaten/kota	dan	instansi	terkait	lainnya.	
	
2. Dinas	Pendidikan	
Dinas	 pendidikan	 provinsi	 sesuai	 dengan	 kewenangannya	 di	 daerah,	
menindaklanjuti	 kebijakan	 pendidikan	 di	 tingkat	 pusat	 dengan	 melakukan	
kegiatan-kegiatan	sebagai	berikut.	
a. Menyosialisasikan	 kebijakan	 pembelajaran	 dan	 penilaian	 HOTS	 dan	
implementasinya	dalam	penilaian	hasil	belajar;	
b. Memfasilitasi	 kegiatan	 pembelajaran	 dan	 penilaian	 HOTS	 dalam	 rangka	
persiapan	penyusunan	soal-soal	penilaian	hasil	belajar;	
c. Melaksanakan	 pengawasan	 dan	 pembinaan	 ke	 sekolah-sekolah	 dengan	
melibatkan	pengawas	sekolah.	
	
3. Sekolah	
Sekolah	sebagai	pelaksana	teknis	pembelajaran	dan	penilaian	HOTS	merupakan	
salah	 satu	 bentuk	 pelayanan	 mutu	 pendidikan.	 Dalam	 konteks	 pelaksanaan	
penilaian	hasil	belajar,	sekolah	menyiapkan	bahan-bahan	dalam	bentuk	soal-soal	
yang	memuat	soal-soal	HOTS.	Langkah-langkah	yang	dapat	dilakukan	oleh	sekolah	
antara	lain	sebagai	berikut.	
a. Meningkatkan	 pemahaman	 guru	 tentang	 pembelajaran	 dan	 penilaian	 yang	
mengukur	 keterampilan	 berpikir	 tingkat	 tinggi	 (Higher	 Order	 Thinking	
Skills/HOTS).		
b. Meningkatkan	keterampilan	guru	untuk	menyusun	instrumen	penilaian	(High	
Order	Thinking	Skills/HOTS)	terkait	dengan	penyiapan	bahan	penilaian	hasil	
belajar.	
	
B. Implementasi	
Pembelajaran	dan	penilaian	HOTS	di	tingkat	sekolah	dapat	diimplementasikan	dalam	
bentuk	kegiatan	sebagai	berikut.	
1. Kepala	 sekolah	 memberikan	 arahan	 teknis	 kepada	 guru-guru/MGMP	 sekolah		
tentang	strategi	pembelajaran	dan	penilaian	HOTS	yang	mencakup:		
a. Menganalisis	KD	yang	dapat	dibuatkan	soal-soal	HOTS;		
b. Menyusun	kisi-kisi	soal	HOTS;	
BAB	IV										Strategi	Implementasi
Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
	
2
c. Menulis	butir	soal	HOTS;	
d. Membuat	kunci	jawaban	atau	pedoman	penskoran	penilaian	HOTS;	
e. Menelaah	dan	memperbaiki	butir	soal	HOTS;	
f. Menggunakan	beberapa	soal	HOTS	dalam	penilaian	hasil	belajar.	
2. Wakasek	kurikulum	dan	Tim	Pengembang	Kurikulum	Sekolah	menyusun	rencana	
kegiatan	untuk	masing-masing	MGMP	sekolah	yang	memuat	antara	lain	uraian	
kegiatan,	sasaran/hasil,	pelaksana,	jadwal	pelaksanaan	kegiatan;		
3. Kepala	sekolah	menugaskan	guru/MGMP	sekolah	melaksanakan	kegiatan	sesuai	
rencana	kegiatan;	
4. Guru/MGMP	 sekolah	 melaksanakan	 kegiatan	 sesuai	 penugasan	 dari	 kepala	
sekolah;	
5. Kepala	 sekolah	 dan	 wakasek	 kurikulum	 melakukan	 evaluasi	 terhadap	 hasil	
penugasan	kepada	guru/MGMP	sekolah;	
6. Kepala	sekolah	mengadministrasikan	hasil	kerja	penugasan	guru/MGMP	sekolah	
sebagai	bukti	fisik	kegiatan	penyusunan	soal-soal	HOTS.
1
DAFTAR	PUSTAKA	
	
Brookhart,	 Susan	 M.	 (2010).	 How	 to	 Assess	 Higher	 Order	 Thinking	 Skill	 In	 Your	 Class.	
Virginia	USA:	Alexandria.	
	
Peraturan	Menteri	Pendidikan	dan	Kebudayaan	Nomor	36	Tahun	2018	Tentang	Perubahan	
atas	Peraturan	Menteri	Pendidikan	dan	Kebudayaan	Nomor	59	Tahun	2014	tentang	
Kurikulum	2013	Sekolah	Menengah	Atas/Madrasah	Aliyah.	
	
Peraturan	Menteri	Pendidikan	dan	Kebudayaan	Nomor	37	Tahun	2018	Tentang	Perubahan	
Atas	Peraturan	Menteri	Pendidikan	dan	Kebudayaan	Nomor	24	Tahun	2016	Tentang	
Kompetensi	 Inti	 dan	 Kompetensi	 Dasar	 Pelajaran	 Pada	 Kurikulum	 2013	 Pada	
Pendidikan	Dasar	dan	Pendidikan	Menengah.	
	
Peraturan	Menteri	Pendidikan	dan	Kebudayaan	Nomor	20	Tahun	2016	Tentang	Standar	
Kompetensi	Lulusan	Pendidikan	Dasar	dan	Menengah.	
	
Peraturan	Menteri	Pendidikan	dan	Kebudayaan	Nomor	21	Tahun	2016	Tentang	Standar	Isi	
Pendidikan	Dasar	dan	Menengah	
	
Peraturan	Menteri	Pendidikan	dan	Kebudayaan	Nomor	22	Tahun	2016	Tentang	Standar	
Proses	Pendidikan	Dasar	dan	Menengah.	
	
Peraturan	Menteri	Pendidikan	dan	Kebudayaan	Nomor	23	Tahun	2016	Tentang	Standar	
Penilaian	Pendidikan.	
	
Schunk,	 Dale	 H.,	 Pintrici,	 Paul	 R.,	 &	 Meece,	 Judith	 L.	 (2008).	 Motivation	 in	 Education:	
Theory,	Research,	and	Applications	Third	Edition.	New	Jersey:	Pearson	Prentice	Hall.	
	
Widana,	I	Wayan.	(2017).	Higher	Order	Thinking	Skills	Assessment	(HOTS).	Journal	of	
Indonesia	 Student	 Assessment	 and	 Evaluation	 (JISAE).	
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jisae/article/view/4859,	 Vol.	 3	 No.	 1	
February	2017,	pp.	32-44.	ISSN:	2442-4919.	
	
Widana,	 I	 Wayan,	 dkk.	 (2017).	 Modul	 Penyusunan	 Soal	 Higher	 Order	 Thinking	 Skills	
(HOTS).	 Jakarta:	 Direktorat	 Pembinaan	 SMA,	 Dirjen	 Dikdasmen,	 Kementerian	
Pendidikan	dan	Kebudayaan.	
	
Widana,	I.,	Parwata,	I.,	Parmithi,	N.,	Jayantika,	I.,	Sukendra,	K.,	&	Sumandya,	I.	(2018).	
Higher	Order	Thinking	Skills	Assessment	towards	Critical	Thinking	on	Mathematics	
Lesson.	International	Journal	Of	Social	Sciences	And	Humanities	(IJSSH),	2(1),	24-32.	
doi:10.29332/ijssh.v2n1.74	
Sumber gambar
https://twitter.com/arabi21news/status/1006181462276624385
2
Lampiran	1	
	
ANALISIS	KOMPETENSI	DASAR	KELAS		X	
	 No	 Kompetensi	Dasar	 Level	Kognitif	
3.1	 mendemonstrasikan	tindak	tutur	menyapa	(salam,	
menanyakan	keadaan),	memperkenalkan	diri	(ta’aruf),	
mengucapkan	terimakasih	(taqdim	al-syukr),	meminta	
maaf	(al-isti’fa),	dan	berpamitan	(wada’an),	dengan	
memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	
kebahasaan	pada	teks	interaksi	interpersonal	lisan	dan	
tulis	sesuai	dengan	konteks	penggunaannya.	
C3	
	
	
C3	
4.1	 menggunakan	tindak	tutur		menyapa	(salam,	
menanyakan	keadaan),	memperkenalkan	diri	(ta’aruf),	
mengucapkan	terimakasih	(taqdim	al-	syukr),	meminta	
maaf	(al	isti’fa),	dan	berpamitan	(wada’an),	dengan	
memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	
kebahasaan	yang	benar	dan	sesuai	konteks.	
3.2	 mengemukakan	jati	diri	(huwiyah),	dengan	
memperhati-kan	fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	
kebahasaan	dari	teks	interaksi	transaksional	lisan	dan	
tulis,	sesuai	dengan	konteks	penggunaannya.	
C4	
4.2	 Menjelaskan	jati	diri	(huwiyah)	dengan	memperhatikan	
fungsi	 sosial,	 struktur	 teks,	 dan	 unsur	 kebahasaan	
secara	benar	dan	sesuai	konteks.	
C6	
3.3	 mengemukakan	nama	hari	(asma	al-ayyam),	bulan	
(syuhur	al-hijriyah	miladiyah),	nama	waktu	dalam	hari	
(shobah,	nahar,	masa	lailah),	waktu	dalam	bentuk		
angka	(sa’ah),	tanggal	(tarikh),	dan	tahun	(sanah	
hijriyah/miladiyah),	dengan	memperhatikan	fungsi	
sosial,		struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan	dari	teks	
interaksi	transaksional	lisan	dan	tulis,	sesuai	dengan	
konteks	penggunaannya.	
C3	
4.3	 menggunakan	teks	sederhana	terkait	nama	hari	(asma	
al-ayyam),	bulan	(syuhur	al-hijriyah/miladiyah),	nama	
waktu	dalam	hari	(shobah,	nahar,	masa,	lailah),	waktu	
dalam	bentuk	angka	(sa’ah),	tanggal	(tarikh),	dan	tahun	
(sanah	hijriyah	miladiyah),	dengan	memperhatikan	
fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan	yang	
benar	dan	sesuai	konteks.	
C6	
3.4	 menunjukkan	bangunan	publik	(al-	mabani	al-	
‘ammah)	yang	dekat	dengan	kehidupan	siswa	sehari-
hari,	dengan	memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur	
teks,	dan	unsur	kebahasaan	pada	teks	interaksi	
transaksional	lisan	dan	tulis,	sesuai	dengan	konteks	
penggunaannya.	
C1	
4.4	 menggunakan	teks	sederhana	terkait	dengan	bangunan	
publik	(al-	mabani	al-‘ammah)	yang	dekat	dengan	
kehidupan	siswa	sehari-	hari,	dengan	memperhatikan	
fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan	yang	
benar	dan	sesuai	konteks.	
C6	
3.5	 menggambarkan		sifat	orang	(sifat	al-insan)	dengan	
memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan		unsur	
kebahasaan	pada	teks	interaksi	transaksional	lisan	dan		
C4
3
tulis	sesuai	dengan	konteks	penggunaannya.	
4.5	 menjelaskan	teks	sederhana	terkait	sifat	orang	(sifat	al-
insan)	dengan	memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur	
teks	dan	unsur	kebahasaan	yang	benar	dan	sesuai	
Konteks	
C6	
3.6	 membedakan	aktivitas	(ansyithah)	orang	dan	fungsi	
(wadhaif)	benda/alat	dengan	memperhatikan	fungsi	
sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan	pada	teks	
interaksi	transaksional	lisan	dan	tulis	sesuai	dengan	
konteks	penggunaannya.	
C2	
4.6	 menggunakan	teks	sederhana	terkait	dengan	aktivitas	
(ansyithah)	orang	dan	fungsi	(wadhaif)	benda/alat	
dengan	memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur		teks	dan		
unsur	kebahasaan	yang	benar	dan	sesuai	konteks.	
C6	
3.7	 menyatakan	kembali	ungkapan	sederhana	tentang	
deskripsi	orang	(washf	al-insan)	dengan	
memperhatikan	fungsi	sosial,	struktur	teks,	dan	unsur	
kebahasaan	dari	teks	deskriptif	lisan	dan	tulis	sesuai	
dengan	konteks	penggunaannya.	
C1	
4.7	 menjelaskan	teks	sederhana	terkait	deskripsi	orang	
(washf	al-	insan),	dengan	memperhatikan	fungsi	sosial,	
struktur	teks,	dan	unsur	kebahasaan	yang	benar	dan	
sesuai	konteks.	
C6	
3.8	 menentukan	peribahasa	Arab	dengan	memperhatikan	
fungsi	sosial	dan	unsur	kebahasaan.	
C3	
4.8	 menjelaskan	peribahasa	Arab	secara	sederhana	dengan		
memperhatikan	fungsi	sosial	dan	unsur	kebahasaan.	
C6
4
Lampiran	2	
	
ANALISIS	KOMPETENSI	DASAR	KELAS	XI	
No	 Kompetensi	Dasar	
Level	
Kognitif	
3.1	 mengemukakan tindak tutur untuk meminta perhatian
(mulahazhat, mengecek pemahaman (al-isti’ab), menghargai
kinerja yang baik, dan meminta dan Mengungkapkan pendapat
(taqdim al-ara), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi interpersonal
lisan dan Tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya	
C2	
4.1	 menggunakan teks sederhana yang berisi meminta perhatian
(mulahadhat), mengecek pemahaman (al-isti’ab), menghargai
kinerja yang baik, dan meminta serta mengungkapkan
pendapat (taqdim al ara) dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.	
C6	
3.2	 mendemontrasikan tindak tutur tentang kemampuan (al-
kafaah) dan kemauan (al-iradah) melakukan suatu tindakan
(al- ‘amal) dengan memperhatikan fungsi sosial(wadhaif
ijtima’iyah), struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks
interaksi interpersonal lisan dan tulis sesuai dengan konteks
penggunaannya	
C3	
4.2	 menggunakan teks sederhana terkait kemampuan (al- kafaah)
dan kemauan (al-iradah) melakukan suatu tindakan (al-amal),
dengan memperhatikan fungsi sosial
(wadhaif ijtima’iyah), struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.	
C6	
3.3	 membedakan ungkapan minta ijin (isti’dzan), menyuruh (al-
amr), dan melarang (al-nahyu) dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi
interpersonal lisan dan tulis sesuai dengan konteks
penggunaannya.	
C2	
4.3	 menggunakan teks sederhana berisi tindakan minta ijin
(isti’dzan), menyuruh (al-amr), melarang (al-nahyu), engan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.	
C6	
3.4	 menentukan ucapan selamat (tahni’ah), dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan
tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya.	
C3	
4.4	 menggunakan teks sederhana berisi ucapan selamat
(tahni’ah), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.	
C6	
3.5	 mengemukakan tindak tutur yang menyatakan dan
menanyakan tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di
waktu lampau (al-madli) dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks
interaksi transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan konteks
penggunaannya.	
C3
24. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra arab   websiteedukasi.com
24. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra arab   websiteedukasi.com
24. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra arab   websiteedukasi.com
24. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra arab   websiteedukasi.com

More Related Content

What's hot

Memandang revolusi industri dan dialog pendidikan karakter
Memandang revolusi industri dan dialog pendidikan karakterMemandang revolusi industri dan dialog pendidikan karakter
Memandang revolusi industri dan dialog pendidikan karakter
riadi budiman
 
Pembelajaran abad 21 thn2
Pembelajaran abad 21 thn2Pembelajaran abad 21 thn2
Pembelajaran abad 21 thn2Raja Segaran
 
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana UndikshaKeterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
I Wayan Redhana
 
Tugasswot
TugasswotTugasswot
Tugasswot
Tri Setio
 
keperluan perubahan abad21
keperluan perubahan abad21keperluan perubahan abad21
keperluan perubahan abad21
Jaf Hussin
 
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan globalGuru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Musliy Adi
 
Pedagogik
PedagogikPedagogik
Pedagogik
mr jengkolano
 
Ms. word tugas 3 tik safira 2 e
Ms. word tugas 3 tik safira 2 eMs. word tugas 3 tik safira 2 e
Ms. word tugas 3 tik safira 2 e
SafiraTyas
 
Pembelajaran inovatif abad 21
Pembelajaran inovatif abad 21Pembelajaran inovatif abad 21
Pembelajaran inovatif abad 21
MASRURI23
 
Penulisan ilmiah web 2.0
Penulisan ilmiah web 2.0Penulisan ilmiah web 2.0
Penulisan ilmiah web 2.0Shima Mashi
 
isi
isiisi
UI/UX Design WeShare Apps
UI/UX Design WeShare AppsUI/UX Design WeShare Apps
UI/UX Design WeShare Apps
WeShare Foundation
 
Perkaitan antara kurikulum kemahiran hidup sekolah rendah dan
Perkaitan antara kurikulum kemahiran hidup sekolah rendah danPerkaitan antara kurikulum kemahiran hidup sekolah rendah dan
Perkaitan antara kurikulum kemahiran hidup sekolah rendah danPensil Dan Pemadam
 
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf BaruCabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf BaruTinagaran Magisparan
 
Pembelajaran abad ke 21
Pembelajaran abad ke 21 Pembelajaran abad ke 21
Pembelajaran abad ke 21
Fina Finaie
 
Panduan gemastik 8 revisi
Panduan gemastik 8   revisiPanduan gemastik 8   revisi
Panduan gemastik 8 revisi
Azizha Zeinita
 
Irma (rasional pengembangan k13)
Irma (rasional pengembangan k13)Irma (rasional pengembangan k13)
Irma (rasional pengembangan k13)Irma Rahmawati
 

What's hot (19)

Memandang revolusi industri dan dialog pendidikan karakter
Memandang revolusi industri dan dialog pendidikan karakterMemandang revolusi industri dan dialog pendidikan karakter
Memandang revolusi industri dan dialog pendidikan karakter
 
Pembelajaran abad 21 thn2
Pembelajaran abad 21 thn2Pembelajaran abad 21 thn2
Pembelajaran abad 21 thn2
 
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana UndikshaKeterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
 
Tugasswot
TugasswotTugasswot
Tugasswot
 
keperluan perubahan abad21
keperluan perubahan abad21keperluan perubahan abad21
keperluan perubahan abad21
 
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan globalGuru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
 
Pedagogik
PedagogikPedagogik
Pedagogik
 
Ms. word tugas 3 tik safira 2 e
Ms. word tugas 3 tik safira 2 eMs. word tugas 3 tik safira 2 e
Ms. word tugas 3 tik safira 2 e
 
Pembelajaran inovatif abad 21
Pembelajaran inovatif abad 21Pembelajaran inovatif abad 21
Pembelajaran inovatif abad 21
 
Penulisan ilmiah web 2.0
Penulisan ilmiah web 2.0Penulisan ilmiah web 2.0
Penulisan ilmiah web 2.0
 
isi
isiisi
isi
 
UI/UX Design WeShare Apps
UI/UX Design WeShare AppsUI/UX Design WeShare Apps
UI/UX Design WeShare Apps
 
Perkaitan antara kurikulum kemahiran hidup sekolah rendah dan
Perkaitan antara kurikulum kemahiran hidup sekolah rendah danPerkaitan antara kurikulum kemahiran hidup sekolah rendah dan
Perkaitan antara kurikulum kemahiran hidup sekolah rendah dan
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf BaruCabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
 
Pembelajaran abad ke 21
Pembelajaran abad ke 21 Pembelajaran abad ke 21
Pembelajaran abad ke 21
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Panduan gemastik 8 revisi
Panduan gemastik 8   revisiPanduan gemastik 8   revisi
Panduan gemastik 8 revisi
 
Irma (rasional pengembangan k13)
Irma (rasional pengembangan k13)Irma (rasional pengembangan k13)
Irma (rasional pengembangan k13)
 

Similar to 24. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra arab websiteedukasi.com

12. Modul Penyusunan Soal HOTS PJOK.pdf
12. Modul Penyusunan Soal HOTS PJOK.pdf12. Modul Penyusunan Soal HOTS PJOK.pdf
12. Modul Penyusunan Soal HOTS PJOK.pdf
lala591942
 
5125-12285-1-SM.pdf
5125-12285-1-SM.pdf5125-12285-1-SM.pdf
5125-12285-1-SM.pdf
Irwan233605
 
SESI 2 - sesi 2 - MENJADI GURU PROFESIONAL.pptx
SESI 2 - sesi 2 - MENJADI GURU PROFESIONAL.pptxSESI 2 - sesi 2 - MENJADI GURU PROFESIONAL.pptx
SESI 2 - sesi 2 - MENJADI GURU PROFESIONAL.pptx
BambangFadian
 
Transformasi pendidikan
Transformasi pendidikanTransformasi pendidikan
Transformasi pendidikan
Badruddin Najib
 
Perubahan mindset dalam Kurikulum 2013
Perubahan mindset dalam Kurikulum 2013Perubahan mindset dalam Kurikulum 2013
Perubahan mindset dalam Kurikulum 2013
kurtilas789
 
Kurikulum 2013 sebagai Paradigma Baru Pendidikan
Kurikulum 2013 sebagai Paradigma Baru PendidikanKurikulum 2013 sebagai Paradigma Baru Pendidikan
Kurikulum 2013 sebagai Paradigma Baru Pendidikan
sabilurrosyad4
 
Pelajar guru 21st century
Pelajar guru 21st centuryPelajar guru 21st century
Pelajar guru 21st century
NurSyuhada Ahmad
 
Implementasi konsep 4_c_dalam_menyongsong
Implementasi konsep 4_c_dalam_menyongsongImplementasi konsep 4_c_dalam_menyongsong
Implementasi konsep 4_c_dalam_menyongsong
nurkilatazmatkhan
 
Bab 1 pengenalan
Bab 1 pengenalanBab 1 pengenalan
Bab 1 pengenalannur dasima
 
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
SMANEDA HIJAU BERSERI
 
LITERASI DIGITAL DALAM MERDEKA BELAJAR_MASTURAH.pptx
LITERASI DIGITAL DALAM MERDEKA BELAJAR_MASTURAH.pptxLITERASI DIGITAL DALAM MERDEKA BELAJAR_MASTURAH.pptx
LITERASI DIGITAL DALAM MERDEKA BELAJAR_MASTURAH.pptx
masturahsyam
 
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tikModul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tikFakhri Cool
 
PROGRAM KERJA BIMBINGAN TIK.docx
PROGRAM KERJA BIMBINGAN TIK.docxPROGRAM KERJA BIMBINGAN TIK.docx
PROGRAM KERJA BIMBINGAN TIK.docx
sahri kpl
 
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
Herfen Suryati
 
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisPembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
LSP3I
 
KOMPETENSI GURU-DOSEN DI ABAD 21
KOMPETENSI GURU-DOSEN DI ABAD 21KOMPETENSI GURU-DOSEN DI ABAD 21
KOMPETENSI GURU-DOSEN DI ABAD 21
UNIVERSITY OF ADI BUANA SURABAYA
 
3 kemahiranabad21-140125213730-phpapp01
3 kemahiranabad21-140125213730-phpapp013 kemahiranabad21-140125213730-phpapp01
3 kemahiranabad21-140125213730-phpapp01
abdharisjohari
 
Falsafah Pendidikan Modal insan
Falsafah Pendidikan Modal insanFalsafah Pendidikan Modal insan
Falsafah Pendidikan Modal insanGayatri Gayu
 
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Nurul Azzahra
 

Similar to 24. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra arab websiteedukasi.com (20)

12. Modul Penyusunan Soal HOTS PJOK.pdf
12. Modul Penyusunan Soal HOTS PJOK.pdf12. Modul Penyusunan Soal HOTS PJOK.pdf
12. Modul Penyusunan Soal HOTS PJOK.pdf
 
5125-12285-1-SM.pdf
5125-12285-1-SM.pdf5125-12285-1-SM.pdf
5125-12285-1-SM.pdf
 
SESI 2 - sesi 2 - MENJADI GURU PROFESIONAL.pptx
SESI 2 - sesi 2 - MENJADI GURU PROFESIONAL.pptxSESI 2 - sesi 2 - MENJADI GURU PROFESIONAL.pptx
SESI 2 - sesi 2 - MENJADI GURU PROFESIONAL.pptx
 
Transformasi pendidikan
Transformasi pendidikanTransformasi pendidikan
Transformasi pendidikan
 
Perubahan mindset dalam Kurikulum 2013
Perubahan mindset dalam Kurikulum 2013Perubahan mindset dalam Kurikulum 2013
Perubahan mindset dalam Kurikulum 2013
 
Kurikulum 2013 sebagai Paradigma Baru Pendidikan
Kurikulum 2013 sebagai Paradigma Baru PendidikanKurikulum 2013 sebagai Paradigma Baru Pendidikan
Kurikulum 2013 sebagai Paradigma Baru Pendidikan
 
Pelajar guru 21st century
Pelajar guru 21st centuryPelajar guru 21st century
Pelajar guru 21st century
 
Implementasi konsep 4_c_dalam_menyongsong
Implementasi konsep 4_c_dalam_menyongsongImplementasi konsep 4_c_dalam_menyongsong
Implementasi konsep 4_c_dalam_menyongsong
 
Bab 1 pengenalan
Bab 1 pengenalanBab 1 pengenalan
Bab 1 pengenalan
 
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
 
Qgu3013 forum 1
Qgu3013 forum 1Qgu3013 forum 1
Qgu3013 forum 1
 
LITERASI DIGITAL DALAM MERDEKA BELAJAR_MASTURAH.pptx
LITERASI DIGITAL DALAM MERDEKA BELAJAR_MASTURAH.pptxLITERASI DIGITAL DALAM MERDEKA BELAJAR_MASTURAH.pptx
LITERASI DIGITAL DALAM MERDEKA BELAJAR_MASTURAH.pptx
 
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tikModul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
 
PROGRAM KERJA BIMBINGAN TIK.docx
PROGRAM KERJA BIMBINGAN TIK.docxPROGRAM KERJA BIMBINGAN TIK.docx
PROGRAM KERJA BIMBINGAN TIK.docx
 
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
 
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisPembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
 
KOMPETENSI GURU-DOSEN DI ABAD 21
KOMPETENSI GURU-DOSEN DI ABAD 21KOMPETENSI GURU-DOSEN DI ABAD 21
KOMPETENSI GURU-DOSEN DI ABAD 21
 
3 kemahiranabad21-140125213730-phpapp01
3 kemahiranabad21-140125213730-phpapp013 kemahiranabad21-140125213730-phpapp01
3 kemahiranabad21-140125213730-phpapp01
 
Falsafah Pendidikan Modal insan
Falsafah Pendidikan Modal insanFalsafah Pendidikan Modal insan
Falsafah Pendidikan Modal insan
 
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013Kerangka dan struktur kurikulum 2013
Kerangka dan struktur kurikulum 2013
 

Recently uploaded

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

24. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra arab websiteedukasi.com

  • 1. Panduan Penyusunan Soal HOTS 1 COVER
  • 2.
  • 4. ii Kata Pengantar Pendidikan sebagai ujung tombak kemajuan suatu bangsa hendaknya memberikan pelayanan yang selaras dengan tuntutan zaman. Seseorang yang hidup di abad ke-21 dituntut berbagai keterampilan relevan yang harus dikuasai agar dapat beradaptasi dan berkontribusi sehingga menjadi pribadi yang sukses. Tuntutan kemampuan abad 21 yang semakin kompetitif menuntut empat kompetensi, yaitu Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation, Communication dan Collaboration. Pendidikan sebagai pengemban peran reformatif dan transformatif harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk menguasai berbagai keterampilan tersebut. Kebutuhan terhadap lulusan yang kritis, kreatif, komunikatf, dan kolaboratif inilah yang menjadi kompetensi lulusan utama pada kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum ini didasarkan prinsip pokok, yaitu kompetensi lulusan yang didasarkan atas kebutuhan, isi kurikulum dan mata pelajaran yang diturunkan secara langsung dari kebutuhan kompetensi, mata pelajaran yang kontributif pada pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penerapan prinsip-prinsip yang esensial ini diharapkan agar implementasi kurikulum 2013 menghasilkan lulusan yang siap menghadapi abad 21. Sebagai bagian yang utuh dan selaras dengan komponen kurikulum 2013, penilaian berperan untuk menstimulus capaian pembelajaran yang salah satunya membangun sikap kritis. Untuk membangun kemampuan Critical Thinking and Problem Solving, instrumen penilaian diarahkan pada soal berstandar internasional, yaitu Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Buku ini merupakan modul penyusunan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Arab yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam sebuah penilaian yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan kemampuan berpikir kritis bagi peserta didik. Modul ini menjelaskan strategi penyusunan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi yang secara garis besar memuat tentang latar belakang, konsep dasar penyusunan soal, penyusunan soal mata pelajaran, contoh soal , dan strategi implementasi penyusunan soal. Modul penyusunan ini diharapkan dapat menjadi referensi agar kegiatan bimbingan teknis penyusunan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi berjalan dengan lancar sehingga pada akhirnya mampu mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu lulusan yang krisis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. Untuk memperbaiki modul ini, kami mengharapkan saran dan masukan dari Bapak/Ibu. Jakarta, Juli 2019 Direktur Pembinaan SMA, Purwadi Sutanto NIP. 19610404 198503 1 003
  • 5. iii Daftar Isi Halaman KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI DAFTAR DIAGRAM DAFTAR TABEL iii iv iv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Rasional 1 B. Tujuan 2 C. Hasil yang Diharapkan 2 BAB II KONSEP DASAR PENYUSUNAN SOAL HOTS 3 A. Pengertian B. Karakteristik C. Level Kognitif D. Soal HOTS dan Tingkat Kesukaran Soal E. Peran Soal HOTS dalam Penilaian Hasil Belajar F. Langkah-Langkah Penyusunan Soal HOTS 3 4 7 10 11 12 BAB III PENYUSUNAN SOAL HOTS MATA PELAJARAN 14 A. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab B. Analisa KD C. Contoh Stimulus D. Penjabaran KD menjadi Indikator Soal E. Menyusun Kisi-kisi. F. Kartu Soal HOTS. 14 19 20 21 21 22 BAB IV STRATEGI IMPLEMENTASI 30 A. Strategi B. Implementasi 30 30 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN 1 ANALISIS KOMPETENSI DASAR KELAS X LAMPIRAN 2 ANALISIS KOMPETENSI DASAR KELAS XI LAMPIRAN 3 ANALISIS KOMPETENSI DASAR KELAS XII 32 33 33 35 37
  • 8.
  • 9. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah pada lampiran I menyatakan bahwa salah satu dasar penyempurnaan kurikulum adalah adanya tantangan eksternal, antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif, budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Pendidikan pada era revolusi industri 4.0 diarahkan untuk pengembangan kompetensi abad ke-21, yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompetensi berpikir, bertindak, dan hidup di dunia. Komponen berpikir meliputi berpikir kritis, berpikir kreatif, dan kemampuan pemecahan masalah. Komponen bertindak meliputi komunikasi, kolaborasi, literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Komponen hidup di dunia meliputi inisiatif, mengarahkan diri (self-direction), pemahaman global, serta tanggung jawab sosial. Munculnya literasi baru, yaitu (1) literasi data, yaitu kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital, (2) literasi teknologi, yaitukemampuan memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, and engineering principles), dan (3) literasi manusia terkait dengan humanities, communication, collaboration, merupakan tantangan tersendiri untuk bisa hidup pada abad ke-21. Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional, Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan. Pertama, pada standar isi, yaitu mengurangi materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi siswa serta diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional. Kedua, pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara bertahap model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) karena keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat mendorong siswa untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran. Kurikulum 2013 lebih diarahkan untuk membekali siswa sejumlah kompetensi yang dibutuhkan menyongsong abad ke-21. Beberapa kompetensi penting yang dibutuhkan pada abad ke-21, yaitu 4C meliputi (1) critical thinking (kemampuan berpikir kritis) bertujuan agar siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan kontekstual menggunakan logika-logika yang kritis dan rasional; (2) creativity (kreativitas) mendorong siswa untuk kreatif menemukan beragam solusi, merancang strategi baru atau menemukan cara-cara yang tidak lazim digunakan sebelumnya; (3) collaboration (kerjasama) memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan bekerja dalam tim, toleran, memahami perbedaan, mampu untuk hidup bersama untuk mencapai suatu tujuan; dan (4) communication (kemampuan berkomunikasi) memfasilitasi siswa untuk mampu berkomunikasi secara luas, kemampuan menangkap gagasan/informasi, kemampuan menginterpretasikan suatu informasi, dan kemampuan berargumen dalam arti luas. BAB I Pendahuluan
  • 10. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 2 Hasil telaah butir soal yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA pada Pendampingan USBN tahun pelajaran 2018/2019 terhadap 26 mata pelajaran pada 136 SMA Rujukan yang tersebar di 34 Provinsi, menunjukkan bahwa dari 1.779 butir soal yang dianalisis sebagian besar ada pada Level-1 dan Level-2. Dari 136 SMA Rujukan, hanya 27 sekolah yang menyusun soal keterampilan berpikir tingkat tinggi sebanyak 20% dari seluruh soal USBN yang dibuat, 84 sekolah di bawah 20%, dan 25 sekolah menyatakan tidak tahu apakah soal yang disusun merupakan kriteria soal keterampilan berpikir tingkat tinggiatau tidak. Hal tersebut tidak sesuai dengan tuntutan penilaian Kurikulum 2013 yang lebih meningkatkan implementasi model- model penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi.. Selain itu, hasil studi internasional Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan prestasi literasi membaca (reading literacy), literasi matematika (mathematical literacy), dan literasi sains (scientific literacy) yang dicapai siswa Indonesia sangat rendah. Pada umumnya kemampuan siswa Indonesia sangat rendah dalam (1) mengintegrasikan informasi; (2) menggeneralisasi kasus demi kasus menjadi suatu solusi yang umum; (3) memformulasikan masalah dunia nyata ke dalam konsep mata pelajaran; dan (4) melakukan investigasi. Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka perlu adanya perubahan sistem dalam pembelajaran dan penilaian. Soal-soal yang dikembangkan oleh guru diharapkan dapat mendorong peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan kreativitas, dan membangun kemandirian siswa untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan SMA menyusun Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi bagi guru SMA. B. Tujuan Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab disusun dengan tujuan sebagai berikut. 1. Memberikan pemahaman kepada guru SMA tentang konsep dasar penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi; 2. Meningkatkan keterampilan guru SMA untuk menyusun Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi; 3. Memberikan pedoman bagi pengambil kebijakan baik di tingkat pusat dan daerah untuk melakukan pembinaan dan sosialisasi tentang penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. C. Hasil yang Diharapkan Sesuai dengan tujuan penyusunan panduan di atas, maka hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut. 1. Meningkatnya pemahaman guru SMA tentang konsep dasar penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi; 2. Meningkatnya keterampilan guru SMA untuk menyusun Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi; 3. Terorganisasinya pola pembinaan dan sosialisasi tentang menyusun Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
  • 11. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 3 BAB II A. Pengertian Penilaian tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran . Tugas guru bukan hanya melakukan penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi, melainkan harus mampu melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih efektif. Prinsip umum untuk menilai berpikir tingkat tinggi adalah sebagai berikut. 1. Menentukan secara tepat dan jelas apa yang akan dinilai. 2. Merencanakan tugas atau butir soal yang menuntut siswa untuk menunjukkan pengetahuan atau keterampilan yang mereka miliki. 3. Menentukan langkah apa yang akan diambil sebagai bukti peningkatan pengetahuan dan kecakapan siswa yang telah ditunjukkan dalam proses. Penilaian berpikir tingkat tinggi meliputi 3 prinsip: 1. Menyajikan stimulus bagi siswa untuk dipikirkan, misalnya dalam bentuk pengantar teks, visual, skenario, wacana, atau masalah (kasus). 2. Menggunakan permasalahan baru bagi siswa yang belum dibahas di kelas dan bukan pertanyaan hanya untuk proses mengingat. 3. Membedakan antara tingkat kesulitan soal (mudah, sedang, atau sulit) dan level kognitif (berpikir tingkat rendah dan berpikir tingkat tinggi). Soal-soal HOTS merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar mengingat (remembering), memahami (understanding), atau menerapkan (applying). Soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi pada konteks asesmen mengukur keterampilan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan mengintegrasikan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah (problem solving), dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Dengan demikian, soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi menguji keterampilan berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuanmengingat (remembering-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (applying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating- C5), dan mencipta (creating-C6). Soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6). Kata kerja operasional (KKO) yang ada pada pengelompokkan Taksonomi Bloom menggambarkan proses berpikir bukanlah kata kerja pada soal. Ketiga kemampuan berpikir tinggi ini (analyzing, evaluating, dan creating) menjadi penting dalam menyelesaikan masalah, transfer pembelajaran (transfer of learning) dan kreativitas. Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS hendaknya tidak terjebak pada pengelompokan KKO. Sebagai contoh kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ memungkinkan berada pada ranah BAB II Konsep Dasar Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
  • 12. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 4 C5 (mengevaluasi) apabila soal tersebut untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu siswa diminta menentukan keputusan yang terbaik. Kata kerja ‘menentukan’ dapat digolongkan C6 (mencipta) apabila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, dan prosedural. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat. Dalam struktur soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus. Stimulus merupakan dasar berpijak untuk memahami informasi. Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan harus bersifat kontekstual dan menarik. Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lain-lain. Stimulus dapat bersumber dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar sekolah seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Stimulus yang baik memuat beberapa informasi/gagasan, yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan mencari hubungan antarinformasi, transfer informasi, dan terkait langsung dengan pokok pertanyaan. B. Karakteristik Soal-soal HOTS direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian hasil belajar. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan. berikut karakteristik soal-soal HOTS. 1. Mengukur Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan proses menganalisis, merefleksi, memberikan argumen (alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, dan mencipta. Keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern sehingga wajib dimiliki oleh setiap siswa. Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi terdiri atas: a. kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familier; b. kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda; c. menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya. Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, agar siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajaran memberikan ruang kepada siswa untuk menemukan
  • 13. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 5 pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas dalam pembelajaran dapat mendorong siswa untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis. 2. Berbasis Permasalahan Kontekstual dan Menarik (Contextual and Trending Topic) Soal-soal HOTS merupakan instrumen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, kehidupan bersosial, penetrasi budaya, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Kontekstualisasi masalah pada penilaian membangkitkan sikap kritis dan peduli terhadap lingkungan. Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual yang disingkat REACT. a. Relating, terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. b. Experiencing, ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan (discovery), dan penciptaan (creation). c. Applying, kemampuan siswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata. d. Communicating, kemampuan siswa untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah. e. Transfering, kemampuan siswa untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru. Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik sebagai berikut. a. Siswa mengonstruksi responnya sendiri bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia; b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata; c. Tugas-tugas yang diberikan tidak mengkungkung dengan satu-satunya jawaban benar, namun memungkinkan siswa untuk mengembangkan gagasan dengan beragam alternatif jawaban benar yang berdasar pada bukti, fakta, dan alasan rasional. Berikut disajikan perbandingan asesmen tradisional dan asesmen kontekstual. Tabel 2.1 Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual Asesmen Tradisional Asesmen Kontekstual Siswa cenderung memilih respons yang diberikan. Siswa mengekspresikan respons Konteks dunia kelas (buatan) Konteks dunia nyata (realistis) Umumnya mengukur aspek ingatan (recalling) Mengukur performansi tugas (berpikir tingkat tinggi) Terpisah dengan pembelajaran Terintegrasi dengan pembelajaran Pembuktian tidak langsung, cenderung teoretis. Pembuktian langsung melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan dengan konteks nyata. Respon memaparkan hafalan/pengetahuan teoretis. Respon disertai alasan yang berbasis data dan fakta Stimulus soal-soal HOTS dapat memotivasi siswa untuk menginterpretasi serta mengintegrasikan informasi yang disajikan, tidak sekadar membaca. Salah satu
  • 14. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 6 tujuan penyusunan soal-soal HOTS adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa. Kemampuan berkomunikasi antara lain dapat direpresentasikan melalui kemampuan untuk mencari hubungan antarinformasi yang disajikan dalam stimulus, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, kemampuan mentransfer konsep pada situasi baru yang tidak familier, kemampuan menangkap ide/gagasan dalam suatu wacana, menelaah ide dan informasi secara kritis atau menginterpretasikan suatu situasi baru yang disajikan dalam bacaan. Untuk membuat stimulus yang baik, agar dipilih informasi-informasi, topik, wacana, situasi, berita atau bentuk lain yang sedang mengemuka (trending topic). Sebaiknya permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang dekat dengan lingkungan siswa berada atau bersumber pada permasalahan-permasalahan global yang sedang mengemuka. Stimulus yang tidak menarik berdampak pada ketidaksungguhan/ketidakseriusan peserta tes untuk membaca informasi yang disajikan dalam stimulus atau mungkin saja tidak mau dibaca lagi karena ending- nya sudah diketahui sebelum membaca (bagi stimulus yang sudah sering diangkat, sudah umum diketahui). Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kegagalan butir soal untuk mengungkap kemampuan berkomunikasi siswa. Soal dengan stimulus kurang menarik tidak mampu menunjukkan kemampuan siswa untuk menghubungkan informasi yang disajikan dalam stimulus atau menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah menggunakan logika- logika berpikir kritis. 3. Tidak Rutin dan Mengusung Kebaruan Salah satu tujuan penyusunan soal-soal HOTS adalah untuk membangun kreativitas siswa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kontekstual. Sikap kreatif erat dengan konsep inovatif yang menghadirkan kebaruan. Soal-soal HOTS tidak dapat diujikan berulang-ulang pada peserta tes yang sama. Apabila hal ini terjadi, maka proses berpikir siswa menjadi menghafal dan mengingat. Siswa hanya perlu mengingat cara-cara yang telah pernah dilakukan sebelumnya. Tidak lagi terjadi proses berpikir tingkat tinggi. Soal-soal tersebut tidak lagi dapat mendorong peserta tes untuk kreatif menemukan solusi baru. Bahkan soal tersebut tidak lagi mampu menggali ide-ide orisinal yang dimiliki peserta tes untuk menyelesaikan masalah. Soal-soal yang tidak rutin dapat dikembangkan dari KD-KD tertentu, dengan memvariasikan stimulus yang bersumber dari berbagai topik. Pokok pertanyaannya tetap mengacu pada kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan tuntutan pada KD. Bentuk-bentuk soal dapat divariasikan sesuai dengan tujuan tes, misalnya untuk penilaian harian dianjurkan untuk menggunakan soal-soal bentuk uraian karena jumlah KD yang diujikan hanya 1 atau 2 KD. Sedangkan untuk soal-soal penilaian akhir semester atau ujian sekolah dapat menggunakan bentuk soal pilihan ganda (PG) dan uraian. Untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi akan lebih baik jika menggunakan soal bentuk uraian. Pada soal bentuk uraian mudah dilihat tahapan-tahapan berpikir yang dilakukan siswa, kemampuan mentransfer konsep ke situasi baru, kreativitas membangun argumen dan penalaran, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Mencermati salah satu tujuan penyusunan soal HOTS adalah untuk mengembangkan kreativitas siswa, maka para guru harus kreatif menyusun soal- soal HOTS. Guru harus memiliki persediaan soal-soal HOTS yang cukup dan
  • 15. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 7 variatif untuk KD-KD tertentu yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS , agar karakteristik soal-soal HOTS tidak berubah dan tetap terjaga mutunya. C. Level Kognitif Anderson & Krathwohl (2001) mengklasifikasikan dimensi proses berpikir sebagai berikut. Tabel 2.2 Dimensi Proses Berpikir HOTS Mencipta • Mencipta ide/gagasan sendiri. • Kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi, mengembangkan, menulis, menggabungkan, memformulasikan. Mengevaluasi • Mengambil keputusan tentang kualitas suatu informasi. • Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah, memutuskan, memilih, mendukung, menduga, memprediksi. Menganalisis • Menspesifikasi aspek-aspek/elemen. • Kata kerja: mengurai, membandingkan, memeriksa, mengkritisi, menguji. LOTS Mengaplikasi • Menggunakan informasi pada domain berbeda • Kata kerja: menggunakan, mendemonstrasikan, mengilustrasikan, mengoperasikan. Memahami • Menjelaskan ide/konsep. • Kata kerja: menjelaskan, mengklasifikasi, menerima, melaporkan. Mengingat • Mengingat kembali fakta, konsep, dan prosedur. • Kata kerja: mengingat, mendaftar, mengulang, menirukan. Sumber: Anderson & Krathwohl (2001) Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa kata kerja operasional (KKO) yang sama, namun berada pada ranah yang berbeda. Perbedaan penafsiran ini sering muncul ketika guru menentukan ranah KKO yang akan digunakan dalam penulisan indikator soal. Untuk meminimalkan permasalahan tersebut, Puspendik (2015) mengklasifikasikannya menjadi 3 level kognitif, yaitu 1) level 1 (pengetahuan dan pemahaman), 2) level 2 (aplikasi), dan 3) level 3 (penalaran). Berikut dipaparkan secara singkat penjelasan untuk masing-masing level tersebut. 1. Level 1 (Pengetahuan dan Pemahaman) Level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup dimensi proses berpikir mengetahui (C1) dan memahami (C2). Ciri-ciri soal pada level 1 adalah mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural. Bisa jadi soal-soal pada level 1 merupakan soal kategori sukar karena untuk menjawab soal tersebut siswa harus mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu. Namun, soal-soal pada level 1 bukan merupakan soal-soal HOTS. Contoh KKO yang sering digunakan adalah menyebutkan, menjelaskan, membedakan, menghitung, mendaftar, menyatakan, dan lain-lain.
  • 16. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 8 Contoh soal level 1: ‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺪ‬:‫ا‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﻤ‬ِ‫ﻲ‬‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺪ‬،‫و‬َ‫أ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﺖ‬َ...‫؟‬ ‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻒ‬:‫ا‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﻤ‬ِ‫ﻲ‬‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻒ‬.‫أ‬َ‫ﻧ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬َ‫ﻌ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺪ‬ٌ‫ﺑ‬ِ‫ﻠ‬ِ‫ﻘ‬َ‫ﺎ‬‫ﺋ‬ِ‫ﻚ‬َ A. ‫ﻋ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻮ‬ً‫ا‬ B. ‫ﻣ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺣ‬َ‫ﺒ‬ً‫ﺎ‬ C. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ا‬‫ﺳ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻚ‬َ D. ‫إ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻠ‬‫ﱢ‬‫ﻘ‬َ‫ﺎ‬‫ء‬ِ E. ‫ﻛ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻒ‬َ‫ﺣ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ُ‫ﻚ‬َ Penjelasan: Soal di atas termasuk level 1 karena hanya mengukur kemampuan pengetahuan dengan menyebutkan atau menyatakan ungkapan yang tepat untuk melengkapi teks. 2. Level 2 (Aplikasi) Soal-soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi dari pada level pengetahuan dan pemahaman. Level kognitif aplikasi mencakup dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3). Ciri-ciri soal pada level 2 adalah mengukur kemampuan a) menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu pada konsep lain dalam mapel yang sama atau mapel lainnya; atau b) menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu untuk menyelesaikan masalah rutin. Siswa dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi/konsep, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu untuk menjawab soal level 2. Selanjutnya, pengetahuan tersebut digunakan pada konsep lain atau untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual. Namun, soal-soal pada level 2 bukan merupakan soal-soal HOTS. Contoh KKO yang sering digunakan adalah menerapkan, menggunakan, menentukan, menghitung, membuktikan, dan lain- lain. Contoh soal level 2: ‫أ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬‫و‬َ‫ز‬َ‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬َ‫ﺎ‬...‫إ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ﺷ‬َ‫ﺎ‬‫ط‬ِ‫ﺊ‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﺮ‬ِ. A. ‫ﯾ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬ُ B. ‫ﺗ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬ُ C. ‫ﯾ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ن‬ِ D. ‫ﺗ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ن‬ِ E. ‫ﺗ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻦ‬َ Penjelasan: Soal di atas termasuk level 2 karena baru mengukur kemampuan menerapkan (aplikasi) dengan cara menggunakan kata yang tepat sesuai dengan kaidah kebahasaan.
  • 17. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 9 3. Level 3 (Penalaran) Level penalaran merupakan level keterampilan berpikir tingkat tinggi, karena untuk menjawab soal-soal pada level 3 siswa harus mampu mengingat, memahami, dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural serta memiliki logika dan penalaran yang tinggi untuk memecahkan masalah- masalah kontekstual (situasi nyata yang tidak rutin). Level penalaran mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4) menuntut kemampuan siswa untuk menspesifikasi aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan, dan menemukan makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5) menuntut kemampuan siswa untuk menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan atau menyalahkan. Sedangkan pada dimensi proses berpikir mencipta (C6) menuntut kemampuan siswa untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan menggubah. Soal-soal pada level penalaran tidak selalu merupakan soal-soal sulit. Ciri-ciri soal pada level 3 adalah menuntut kemampuan menggunakan penalaran dan logika untuk mengambil keputusan (evaluasi), memprediksi & merefleksi serta kemampuan menyusun strategi baru untuk memecahkan masalah kontesktual yang tidak rutin. Kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan antarkonsep, dan kemampuan mentransfer konsep satu ke konsep lain, merupakan kemampuan yang penting untuk menyelesaiakan soal-soal level 3 (penalaran). Kata kerja operasional (KKO) yang sering digunakan antara lain: menguraikan, mengorganisasikan, membandingkan, menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, menyimpulkan, merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan menggubah. Contoh soal level 3: ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ﺋ‬ِ‫ﻊ‬ُ:‫ﻣ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺣ‬َ‫ﺒ‬ً‫ﺎ‬،‫أ‬َ‫ي‬‫ﱡ‬‫ﺧ‬ِ‫ﺪ‬ْ‫ﻣ‬َ‫ﺔ‬‫؟‬ ‫ﺳ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻰ‬:‫أ‬ُ‫ر‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﺪ‬ُ‫ﺳ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻜ‬ً‫ﺎ‬‫و‬َ‫ﻟ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻤ‬ً‫ﺎ‬ ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ﺋ‬ِ‫ﻊ‬ُ:‫ﺗ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﻀ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ﻚ‬َ‫و‬َ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻠ‬‫ﱠ‬‫ﺤ‬ْ‫ﻢ‬َ.‫ا‬‫ﻵ‬‫ﺧ‬َ‫ﺮ‬ُ‫؟‬ ‫ﺳ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻰ‬:‫أ‬ُ‫ر‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﺪ‬ُ‫ﺑ‬َ‫ﺼ‬َ‫ﻼ‬ً‫و‬َ‫ﺛ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﻣ‬ً‫ﺎ‬‫و‬‫ﺧ‬ِ‫ﯿ‬َ‫ﺎ‬‫ر‬ً‫ا‬ ‫أ‬َ‫ﯾ‬ْ‫ﻦ‬َ‫ﯾ‬َ‫ﺠ‬ْ‫ﺮ‬ِ‫ي‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺤ‬ِ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ر‬ُ‫؟‬ A. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱡ‬‫ﻮ‬ْ‫ق‬ِ B. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻄ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﻢ‬ C. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﺼ‬َ‫ﻒ‬ D. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻄ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺦ‬ E. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﮭ‬َ‫ﻰ‬ Penjelasan: Soal di atas termasuk level 3 (penalaran) karena sudah mengukur kemampuan menelaah ide dan informasi secara kritis dengan tahapan-tahapan berpikir sebagai berikut: 1. Menjelaskan arti kata dan ungkapan; 2. Menghubungkan kata dan ungkapan dengan tempat di mana kata dan ungkapan tersebut biasa digunakan; 3. Menyimpulkan tempat kejadian.
  • 18. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 10 D. Soal HOTS dan Tingkat Kesukaran Soal Banyak yang salah menafsirkan bahwa soal HOTS adalah soal yang sulit. Soal sulit belum tentu soal HOTS, demikian pula sebaliknya ‘Difficulty’ is NOT the same as the higher order thinking.” kalimat sederhana ini bermakna bahwa soal yang sulit tidaklah sama dengan soal HOTS. Kenyataannya, baik soal LOTS maupun HOTS, keduanya memiliki rentang tingkat kesulitan yang sama dari yang mudah, sedang, dan sulit. Dengan kata lain, soal LOTS dan HOTS memiliki tingkat kusulitan yang mudah dan tinggi., . Sebagai contoh, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang tinggi karena hanya sedikit siswa yang mampu menjawab benar, tetapi kemampuan untuk menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higher order thinking skills. Sebaliknya, sebuah soal yang meminta siswa untuk menganalisa dengan melakukan pengelompokan benda berdasarkan ciri fisik bukan merupakan soal yang sulit untuk dijawab oleh siswa. Tingkat kesukaran (mudah v.s. sukar) dan dimensi proses berpikir (berpikir tingat rendah v.s. berpikir tingkat tinggi) merupakan dua hal yang berbeda. Kesalahpahaman interpretasi kalau LOTS itu mudah dan HOTS itu sulit dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Implikasi dari kesalahpahaman ini adalah guru menjadi enggan memberikan atau mebiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi hanya karena siswanya tidak siap dan hanya menerapkan pembelajaran LOTS dan tugas yang bersifat drill saja. E. Peran Soal HOTS dalam Penilaian Hasil Belajar Peran soal HOTS dalam penilaian hasil belajar siswa difokuskan pada aspek pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan KD pada KI-3 dan KI-4. Soal-Soal HOTS bertujuan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pada penilaian hasil belajar, guru mengujikan butir soal HOTS secara proporsional. Berikut peran soal HOTS dalam penilaian hasil belajar. 1. Mempersiapkan kompetensi siswa menyongsong abad ke-21 Penilaian hasil belajar pada aspek pengetahuan yang dilaksanakan oleh sekolah diharapkan dapat membekali siswa untuk memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21. Secara garis besar, terdapat 3 kelompok kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21 (21st century skills), yaitu a) memiliki karakter yang baik (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas); b) memiliki kemampuan 4C (critical thinking, creativity, collaboration, dan communication); serta c) menguasai literasi mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Penyajian soal-soal HOTS dalam penilaian hasil belajar dapat melatih siswa untuk mengasah kemampuan dan keterampilannya sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 di atas. Melalui penilaian berbasis pada soal-soal HOTS, keterampilan berpikir kritis (critical thinking), kreativitas (creativity) dan rasa percaya diri (learning self reliance) akan dibangun melalui kegiatan latihan menyelesaikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (problem-solving).
  • 19. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 11 2. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah (local genius) Soal-soal HOTS hendaknya dikembangkan secara kreatif oleh guru sesuai dengan situasi dan kondisi di daerahnya masing-masing. Kreativitas guru dalam hal pemilihan stimulus yang berbasis permasalahan daerah di lingkungan satuan pendidikan sangat penting. Berbagai permasalahan yang terjadi di daerah tersebut dapat diangkat sebagai stimulus kontekstual. Dengan demikian, stimulus yang dipilih oleh guru dalam soal-soal HOTS menjadi sangat menarik karena dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh siswa. Di samping itu, penyajian soal- soal HOTS dalam penilaian hasil belajar dapat meningkatkan rasa memiliki dan cinta terhadap potensi-potensi yang ada di daerahnya sehingga siswa merasa terpanggil untuk ikut ambil bagian dalam memecahkan berbagai permasalahan yang timbul di daerahnya. 3. Meningkatkan motivasi belajar siswa Pendidikan formal di sekolah hendaknya dapat menjawab tantangan di masyarakat sehari-hari. Ilmu pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas hendaknya terkait langsung dengan pemecahan masalah di masyarakat. Dengan demikian siswa merasakan bahwa materi pelajaran yang diperoleh di dalam kelas berguna dan dapat dijadikan bekal untuk terjun di masyarakat. Tantangan- tantangan yang terjadi di masyarakat dapat dijadikan stimulus kontekstual dan menarik dalam penyusunan soal-soal penilaian hasil belajar sehingga munculnya soal-soal berbasis soal-soal HOTS yang diharapkan dapat menambah motivasi belajar siswa agar menjadi insan pembelajar sepanjang hayat. 4. Meningkatkan mutu dan akuntabilitas penilaian hasil belajar Instrumen penilaian dikatakan baik apabila dapat memberikan informasi yang akurat terhadap kemampuan peserta tes. Penggunaan soal-soal HOTS dapat meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir anak. Akuntabilitas pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh guru dan sekolah menjadi sangat penting dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat kepada sekolah. Kurikulum 2013 sebagian besar tuntutan KD ada pada level 3 (menganalisis, mengevaluasi, atau mencipta). Soal-soal HOTS dapat menggambarkan kemampuan siswa sesuai dengan tuntutan KD. Kemampuan soal-soal HOTS untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat meningkatkan mutu penilaian hasil belajar. F. Langkah-Langkah Penyusunan Soal HOTS Untuk menulis butir soal HOTS, terlebih dahulu penulis soal menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Pilih materi yang akan ditanyakan menuntut penalaran tinggi, kemungkinan tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu, penulisan soal HOTS dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal, dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal yang menarik dan kontekstual. Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS. 1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Pilihlah KD yang memuat KKO yang pada ranah C4, C5, atau C6. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
  • 20. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 12 2. Menyusun kisi-kisi soal Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru menulis butir soal HOTS. Kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam (a) menentukan kemampuan minimal tuntutan KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif. 3. Merumuskan Stimulus yang Menarik dan Kontekstual Stimulus yang digunakan harus menarik, artinya stimulus harus dapat mendorong siswa untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh siswa, atau isu-isu yang sedang mengemuka. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, mendorong siswa untuk membaca. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyusun stimulus soal HOTS adalah (1) pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus; (2) stimulus hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan; (3) pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik (terkini) yang memotivasi siswa untuk membaca (pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual); dan (4) terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal), dan berfungsi. 4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS pada dasarnya hampir sama dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi (harus disesuaikan dengan karakteristik soal HOTS di atas), sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir. 5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban Setiap butir soal HOTS yang ditulis harus dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, dan isian singkat.
  • 21. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 13 Untuk memperjelas langkah-langkah penyusunan soal HOTS, disajikan dalam diagram alir 1 dibawah ini Diagram Alir 2.1 Alur Penyusunan Soal HOTS
  • 22. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 14 BAB III PENYUSUNAN SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI A. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 1. Tujuan Tujuan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Arab di sekolah menengah adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional dengan menggunakan berbagai teks berbahasa Arab lisan dan tulis secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural, serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa dalam konteks kehidupan di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. 2. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa dan Sastra Arab ditetapkan berdasarkan aspek-aspek komunikasi untuk melaksanakan fungsi sosial yang bermanfaat bagi peserta didik sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat yang meliputi (1) wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional sebagai wahana komunikasi dan pengembangan potensi akademik dalam ragam wacana fungsional seperti mendeskripsikan, menarasikan, menceritakan kembali, memaparkan dan membuat laporan sederhana terkait topik Identitas diri (al ta’aruf), Kehidupan sekolah (al hayat fi al madrasah), Keluarga (al usrah), Kehidupan sehari-hari (al hayat alyaumiyyah), Kegiatan pada waktu senggang/Hobi (al hiwayah) dan Wisata (al rihlah), (2) keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, (3) Nilai-nilai sosiokultural dan karakter bangsa, (4) bunyi, huruf hijaiyah, ejaan, kosakata, tekanan kata, intonasi kalimat, tanda baca, tata bahasa dan pemarkah wacana, dan (5) Teks-teks karya sastra Arab. Kompetensi dan materi dalam topik di atas dapat dirinci sebagai berikut: Kelas X a. Memperkenalkan diri b. Mengucapkan terima kasih, meminta maaf, dan berpamitan c. Mengemukakan jati diri d. Mengemukakan nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk angka, tanggal, dan tahun e. Menunjukkan bangunan/fasilitas umum f. Menggambarkan sifat orang g. Membedakan aktivitas orang dan fungsi benda/alat h. Mendeskripsikan orang i. Menjelaskan peribahasa Arab secara sederhana Kelas XI a. Mengemukakan tindak tutur untuk meminta perhatian, mengecek pemahaman, menghargai kinerja yang baik dan mengungkapkan pendapat b. Mendemonstrasikan melakukan suatu tindakan c. Mengungkapkan meminta izin, menyuruh dan melarang d. Mengucapkan selamat e. Mengemukakan tindakan/kejadian yang dilakukan pada waktu lampau f. Mengemukakan tindakan/kejadian yang sedang terjadi g. Mengemukakan perbandingan jumlah h. Mengemukakan deskripsi benda BAB III Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab
  • 23. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 15 i. Menunjukkan ungkapan pesan singkat dan pengumuman j. Memahami syair atau Lagu Arab Kelas XII a. Menyatakan harapan b. Menyatakan persetujuan c. Mengemukakan maksud dan tujuan d. Memberi perintah dan melarang e. Menentukan isi teks cerita f. Membedakan iklan produk dan jasa g. Menyatakan kembali kisah-kisah teladan dalam bahasa Arab 3. Proses Pembelajaran Proses pembalajaran Bahasa dan Sastra Arab yang alami seharusnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: • Belajar melalui contoh dan keteladanan. Anak ingin dan mau belajar bertanya, menyuruh, bercerita, membaca koran, membuat pesan singkat, mendeskripsikan orang, dsb., karena lingkungan memang menuntut agar dia dapat melakukannya dan memberikan banyak contoh dan keteladanan, serta bimbingan dalam melakukannya. Untuk dapat bercerita bahasa Arab, peserta didik perlu sering dibacakan cerita (al- hikayah/al-qishah), dibimbing membaca cerita, atau menonton cerita. Untuk dapat bertanya, peserta didik perlu sering ditanya, dituntut untuk sering bertanya, dan dibimbing dalam melakukannya. Untuk dapat membaca teks ilmiah, peserta didik memerlukan banyak teks ilmiah, dituntut untuk membacanya, dan diberikan bimbingan membaca. • Mengamati dengan langsung melakukan. Mengamati bukanlah tindakan pasif yang hanya melibatkan penglihatan, tetapi perlu dilakukan secara aktif dengan melibatkan semua indera dan proses berpikir aktif. Misalnya, pengamatan terhadap bangunan yang ada di sekitar. Jika dilakukan hanya dengan melihat saja, maka peserta didik tidak akan menjadi sadar terhadap format penulisan, kosakata yang menyebutkan fungsi dan isi dalam bangunan, serta tata bahasa yang digunakan untuk menggambarkan bangunan tersebut.. Pengamatan dapat dilakukan jika peserta didik selain membaca dan memahami, secara langsung diminta untuk mengungkapkannya, misalnya, membaca cerita (al-hikayah/al-qishah) lalu diminta meresume dengan tulisan tangan dan bahasa sendiri terhadap apa yang dipahami dari cerita tersebut. Selama peserta didik menyalin dengan meresume isi cerita, guru mengarahkan perhatian peserta didik kepada hal- hal penting dalam cerita, termasuk format penulisan, struktur teks, kosakata, frasa, kalimat, ucapan, ejaan, atau tata bahasa. . • Bertanya dan mempertanyakan. Dalam proses pengamatan yang menyeluruh dan rinci tersebut, peserta didik secara alami akan menemukan hal-hal baru atau berbeda dengan yang selama ini diketahui dan dipahami. Biasanya peserta didik akan langsung bertanya atau mempertanyakan hal-hal yang tidak dipahami. Inilah kesempatan yang terbaik bagi guru untuk memberi penjelasan. Namun, perlu diingat bahwa penjelasan guru seharusnya tidak terlalu teoretis.Caranya perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan Bahasa Arab dan perkembangan kognitif peserta didik.
  • 24. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 16 • Belajar Bahasa Arab dengan langsung mencoba melakukannya sendiri. Dalam upaya untuk melakukan tindakan komunikatif secara mandiri, besar kemungkinan pemahaman terhadap suatu teks bisa bermacam-macam. Begitu punteks yang dihasilkan peserta didik akan bervariasi dalam hal isi, struktur teks, maupun unsur kebahasaan. Dalam proses percobaan tersebut peserta didik akan menemui banyak masalah dan membuat banyak kesalahan. Adanya banyak variasi dan kesalahan tidak berarti peserta didik harus kembali ke tahap mengamati lagi. Berikan tantangan dan kesempatan agar peserta didik terus mencoba dan tidak perlu takut salah. Pada tahap ini bimbingan guru dan kerjasama dengan teman akan membantu. • Memperbaiki penalaran dengan menggunakan bahan ajar dari berbagai sumber lain. Pengalaman mendengar, membaca, dan menggunakan berbagai teks lisan dan tulis dari berbagai sumber akan membuka pikiran peserta didik bahwa teks yang berbeda-beda dapat memiliki fungsi dan tujuan yang sama, atau sebaliknya teks yang sama dapat memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Peserta didik akan menyadari bahwa variasi bentuk dan isi teks disebabkan karena tujuan dan konteks komunikasi yang berbeda-beda. Pengalaman belajar seperti ini tidak akan terjadi jika sekolah membatasi sumber belajar hanya pada satu atau dua buku teks, dan mengajarkan bahwa hanya yang dalam buku teks itulah yang paling benar dan baku yang harus mereka kuasai. • Melakukan berbagai kegiatan dengan Bahasa Arab. Apa pun yang kita pelajari pada akhirnya harus bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal ini hanya bisa dilakukan jika peserta didik mampu mengomunikasikan pengalaman, pikiran, pendapat, gagasan, perasaan dengan lingkungan sosialnya. Terlebih lagi jika yang dipelajari adalah alat komunikasinya itu sendiri, yaitu Bahasa Arab. Oleh karena itu, setiap tugas terkait dengan teks interpersonal dan transaksional seharusnya merupakan kesempatan bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan guru, teman, dan orang lain selama proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Teks fungsional seharusnya ditugaskan untuk benar-benar dipresentasikan, dipajang, dimuat dalam majalah dinding, diterbitkan dalam newsletter sekolah, dikirim ke teman dan seterusnya. 4. Pendekatan Pembelajaran Untuk melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi, mata pelajaran Bahasa dan Sastra Arab menerapkan pendekatan berbasis kompetensi, genre, dan saintifik. Pendekatan berbasis kompetensi menghendaki pembelajaran yang mencakup sikap, pemahaman, dan keterampilan. Pendekatan berbasis genre mendasari penentuan dan pemilihan materi untuk pembelajaran sikap, pemahaman, dan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Arab, yaitu fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan. Pendekatan saintifik mendasari penentuan dan pemilihan langkah-langkah pembelajaran, yaitu mengamati, menaya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Ketiga pendekatan tersebut terintegrasi dalam merumuskan unsur-unsur pada kerangka pembelajaran, mulai dari menentukan tujuan pembelajaran sampai dengan melaksanakan penilaian hasil belajar.
  • 25. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 17 Kegiatan pembelajaran dalam pendekatan saintifik dapat dijelaskan sebagai berikut: • Mengamati Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini, yaitu kegiatan yang memaksimalkan panca indera dengan cara melihat, mendengar, dan membaca atau menonton. Materi yang diamati berbentuk fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks yang didengar dan dibaca baik teks interpersonal, transaksional, maupun teks fungsional dalam bentuk bacaan, video, atau rekaman suara. Saat melakukan kegiatan pengamatan ini, guru harus menyiapkan panduan pengamatan berupa format tugas. Tahap mengamati bertujuan mengenalkan teks yang akan dipelajari. Untuk dapat mengenal dengan baik, peserta didik perlu mengamati banyak teks contoh secara aktif dalam kegiatan yang bervariasi dan melibatkan penggunaan lebih dari satu indera. Fokus pengamatan adalah pada isi pesan, bukan pada teori tentang teks tersebut. Struktur teks dan unsur kebahasaan juga belum perlu dibahas dari aspek bentuknya. Untuk mempertajam pengamatan, peserta didik dapat diarahkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Fungsi sosial: Apa maksud dan fungsi sosial yang hendak dicapai? Struktur teks: Bagaimana bagian-bagian teks diurutkan secara logis dan runtut untuk mencapai maksud atau fungsi sosial teks? Unsur kebahasaan: Ungkapan, kosakata, dan tata bahasa apa yang dipilih untuk mencapai maksud dan fungsi sosial teks dan bagaimana unsur kebahasaan (ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tanda baca) digunakan dalam bahasa lisan dan tulis? Sikap: Bagaimana sikap pembicara atau penulis menggunakan teks dalam mencapai maksud atau fungsi sosialnya? • Menanya Tahapan kegiatan menanya merupakan proses mengkonstruksi pengetahuan tentang tentang fungsi sosial, unsur kebahasaan dan struktur teks melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Pada proses menanya dikembangkan rasa ingin tahu dan berfikir kritis peserta didik yang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pengamatan yang baik. Pada saat yang sama, peserta didik juga belajar membiasakan diri bertanya dalam bahasa Arab secara wajar dan bermakna. Peserta didik dibiasakan untuk menggunakan ungkapan secara bermakna tanpa perlu dijelaskan tata bahasanya. Masalah yang sering dihadapi peserta didik adalah makna, dalam bentuk padanan kata dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia, atau sebaliknya. Untuk itu peserta didik perlu dibiasakan menggunakan pertanyaan, misalnya: ‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ذ‬‫ا‬‫ﺗ‬‫ﻘ‬‫ﻮ‬‫ل‬ “jeruk” ‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻟ‬‫ﻌ‬‫ﺮ‬‫ﺑ‬‫ﯿ‬‫ﺔ‬ ? atau ‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ذ‬‫ا‬‫ﺗ‬‫ﻘ‬‫ﻮ‬‫ل‬‫ﻋ‬ِ‫ﻨ‬َ‫ﺒ‬ً‫ﺎ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻹ‬‫ﻧ‬‫ﺪ‬‫و‬‫ﻧ‬‫ﯿ‬‫ﺴ‬‫ﯿ‬‫ﺔ‬‫؟‬ dan sebagainya. • Mengumpulkan informasi Mengumpulkan informasi dilakukan melalui kegiatan mencoba atau mengeksplorasi untuk menginternalisasi pengetahuan dan keterampilan yang
  • 26. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 18 baru saja diperoleh/ dipelajari. Pada proses ini, peserta didik berlatih mengungkapkan hal-hal baru yang dipelajari dan mencoba menggunakan kemampuan itu dalam dunia nyata, di dalam dan di luar kelas. Kegiatan ini adalah kegiatan belajar individual yang dikerjakan secara kolaboratif dalam kelompok di bawah bimbingan guru. Pada kegiatan ini, peserta didik diberi kesempatan untuk bereksperimen dan mengeksplorasi untuk memahami dan mengungkapkan makna teks yang sedang dipelajari. Kegiatan ini mutlak memerlukan keaktifan peserta didik untuk berusaha berinteraksi dalam bahasa Arab dengan guru dan temannya. • Menalar/mengasosiasi Kegiatan menalar atau mengasosiasi merupakan proses mengembangkan kemampuan mengelompokkan dan membandingkan beragam ide dan peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Khusus untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Arab, pada tahapan ini peserta didik dibimbing untuk mengelompokkan dan membandingkan teks berdasarkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengaitkan informasi tentang teks yang sedang dipelajari dengan teks sejenis dengan bentuk berbeda yang ditemukan di sumber lain, untuk tujuan pengayaan dan pendalaman. • Mengomunikasikan Kegiatan mengomunikasikan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan menyajikan atau mempresentasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasai dan yang belum, baik secara lisan maupun secara tertulis. Pada kegiatan ini tidak hanya pengetahuan dan keterampilan mengomunikasikan saja tetapi juga permasalahan dan kesuksesan yang dialami selama proses pembelajaran. Proses mengomunikasikan ini selalu disertai dengan penulisan jurnal belajar oleh peserta didik. Kegiatan komunikasi mencakup antara lain interaksi lisan selama proses pembelajaran, presentasi lisan di depan kelas atau dalam kelompok, mempublikasikan karya di majalah dinding, dan sebagainya. Hasil kegiatan dapat berupa karya individual atau kelompok. 5. Penilaian Penilaian dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Arab mengacu kepada komptensi empat kemahiran berbahasa Arab, yaitu: • Kompetensi Kemahiran Menyimak ( ‫ﻣ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫ر‬‫ة‬‫ا‬‫ﻹ‬‫ﺳ‬‫ﺘ‬‫ﻤ‬‫ﺎ‬‫ع‬ ) Melalui kompetensi ini diharapkan peserta didik mampu melafalkan ulang kata yang diperdengarkan, mengidentifikasi bunyi, membedakan bunyi yang mirip, menentukan makna kata/kalimat melalui gambar, merespon ujaran berupa kalimat melalui gerak, dan memahami teks sederhana dalam bentuk dialog/narasi. • Kompetensi Kemahiran Berbicara ( ‫ﻣ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫ر‬‫ة‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻜ‬‫ﻼ‬‫م‬ ) Melalui kompetensi ini diharapkan peserta didik mampu menggunakan bentuk ungkapan baku, memperkenalkan diri, menceritakan gambar tunggal, menceritakan gambar berseri dengan panduan pertanyaan, menceritakan gambar berseri tanpa panduan, mendeskripsikan obyek dan wawancara.
  • 27. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 19 • Kompetensi Kemahiran Membaca ( ‫ﻣ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫ر‬‫ة‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻘ‬‫ﺮ‬‫ا‬‫ء‬‫ة‬ ) Melalui kompetensi ini diharapkan peserta didik mampu membaca dengan lancar, cermat dan tepat, menentukan arti kosakata dalam konteks kalimat tertentu, menemukan fakta tersurat dalam teks, menemukan makna tersirat dalam teks, menemukan ide pokok dalam paragraf, menemukan ode penunjang dalam paragraf, menghubungkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan, menyimpulkan ide pokok bacaan, dan mengomentari atau mengkritisi isi bacaan. • Kompetensi kemahiran Menulis ( ‫ﻣ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫ر‬‫ة‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻜ‬‫ﺘ‬‫ﺎ‬‫ﺑ‬‫ﺔ‬ ) Melalui kompetensi ini diharapkan peserta didik mampu mengurutkan kata menjadi kalimat, menyusun kalimat berdasarkan gambar, menyusun kalimat berdasarkan kosakata, mengurutkan kalimat menjadi paragraf, mendeskripsikan objek atau gambar tunggal, mendeskripsikan gambar berseri, dan menyusun paragraf berdasarkan pertanyaan. B. Analisis Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Arab di SMA terdiri dari 8 butir untuk kelas X, 10 butir untuk kelas XI, dan 7 butir untuk kelas XII yang masing-masing butir dirumuskan untuk ranah pengetahuan dan keterampilan secara berbeda dan mencakup kemampuan berpikir pada level mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Namun demikian, tidak semua kompetensi dasar memiliki kandungan secara lengkap pada semua dimensi proses berpikir tersebut. Contoh beberapa Kompetensi Dasar yang memiliki muatan pada level penalaran dan bisa melatih peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skill). Tabel 3.1 Contoh Analisis Kompetensi Dasar Kelas X No Kompetensi Dasar Level Kognitif 3.2 Mengemukakan jati diri (huwiyah) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya. C4 C6 4.2 Menjelaskan jati diri (huwiyah) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan secara benar dan sesuai konteks. Tabel 3.2 Contoh Analisis Kompetensi Dasar Kelas XI No Kompetensi Dasar Level Kognitif 3.8 Mengemukakan tindak tutur yang menyatakan dan menanyakan tentang deskripsi benda (sifat al-maddah), secara sederhana dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi interpersonal lisan dan tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya. C4 C6
  • 28. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 20 4.8 Memproduksi teks sederhana berisi tindakan memberi dan meminta informasi terkait dengan keberadaan benda (sifat al-maddah) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Tabel 3.3 Contoh Analisis Kompetensi Dasar Kelas XII No Kompetensi Dasar Level Kognitif 3.5 Menentukan isi teks cerita (al-qashash) pendek dan sederhana dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan sesuai dengan konteks penggunaannya. C4 C6 4.5 Menjelaskan teks naratif sederhana secara lisan dan tulis, terkait teks cerita (al-qashash) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan sesuai konteks. C. Contoh Stimulus Tabel 3.4 Contoh Stimulus No Kompetensi Dasar Stimulus Kemampuan yang Diuji Tahapan Berpikir 1 3.2 Mengemukakan jati diri (huwiyah), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya Disajikan bagan berkaitan dengan jati diri, peserta didik dapat menentukan informasi yang tersirat dalam gambar/bagan Menentukan informasi yang tersirat dalam bagan - Memahami bagan melalui membaca memindai - Menentukan hubungan antarbagian 2 4.2 Menjelaskan jati diri (huwiyah) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks Disajikan gambar berkaitan dengan jati diri, peserta didik dapat menulis teks sederhana tentang jati diri dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks Menulis teks sederhana tentang jati diri - Memahami gambar melalui membaca memindai - Menentukan hubungan antarbagian - Membuat ungkapan sesuai isi gambar
  • 29. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 21 D. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator Soal Tabel 3.5 Contoh Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator Soal No Kompetensi Dasar Indikator Soal 1 3.2 mengemukakan jati diri (huwiyah) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan tulis sesuai dengan konteks penggunaannya. Disajikan bagan berkaitan dengan jati diri, peserta didik dapat menentukan informasi yang tersirat dalam bagan. 2 4.2 menjelaskan jati diri (huwiyah) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaansecara benar dan sesuai konteks. Disajikan gambar berkaitan dengan jati diri, peserta didik dapat menulis teks sederhana tentang jati diri dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks. E. Menyusun Kisi-kisi Tabel 3.6 Contoh Kisi-Kisi Soal No Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal 1 3.2 mengemukakan jati diri (huwiyah), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan tulis sesuai dengan konteks penggunaannya. Jati Diri Disajikan bagan berkaitan dengan jati diri, peserta didik dapat menentukan informasi yang tersirat dalam bagan C 4 Pilihan Ganda 2 4.2 menjelaskan jati diri (huwiyah) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan secara benar dan sesuai konteks. Disajikan gambarberkaitan dengan jati diri, peserta didik dapat menulis teks sederhana tentang jati diri dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks C 6 Tertulis
  • 30. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 22 F. Kartu Soal Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Arab Kelas/Semester : X/1 Kurikulum : 2013 Kompetensi Dasar : 3.2 mengemukakan jati diri (huwiyah) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya Materi : Jati Diri (umur, pekerjaan, hubungan kekerabatan, jumlah kerabat) Indikator Soal : Disajikan gambar/bagan berkaitan dengan jati diri, peserta didik dapat menentukan informasi yang tersirat dalam gambar/bagan Level Kognitif : C 4 Butir Soal HOTS KARTU SOAL PILIHAN GANDA Mengaitkan Informasi ‫ﻻ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻆ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺳ‬ْ‫ﻢ‬َ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﯿ‬َ‫ﺎ‬‫ن‬َ! . ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻌ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ر‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺔ‬‫ھ‬ِ‫ﻲ‬َ.... A. ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫ﺧ‬َ‫ﺎ‬‫ل‬ُ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬ B. ‫ﺣ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫د‬‫أ‬َ‫ﺑ‬ُ‫ﻮ‬‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬ C. ‫ﻋ‬َ‫ﺰ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﺰ‬َ‫ة‬‫ﻋ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬ُ‫ﻓ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ز‬ِ‫ﯾ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬ D. ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬‫ا‬ِ‫ﺑ‬ْ‫ﻦ‬ُ‫ﻣ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﻰ‬ E. ‫ﺻ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺢ‬‫ﻋ‬َ‫ﻢ‬‫ﱡ‬‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬ Kunci Jawaban: C Soal ini termasuk soal HOTS karena menuntut peserta didik menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah sehingga mampu menemukan makna tersirat berdasarkan bagan. ‫ﻋ‬َ‫ﺰ‬ِ‫ﻳ‬ْ‫ﺰ‬َ‫ة‬)+‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺰ‬‫ﱠ‬‫و‬ْ‫ج‬(‫ﻣ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﻰ‬)+‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺰ‬‫ﱠ‬‫و‬ْ‫ﺟ‬َ‫ﺔ‬( ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﺮ‬ ‫ﻓ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ز‬ِ‫ﻳ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬ ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬ ‫ﺻ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺢ‬ ‫ﺣ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫د‬+‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﻳ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬
  • 31. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 23 Butir Soal BUKAN HOTS ‫ﻣ‬َ‫ﻦ‬ْ‫ز‬َ‫و‬ْ‫ج‬ُ‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬‫؟‬ A. ‫ﺣ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫د‬ْ B. ‫ا‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬ C. ‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﯾ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬ D. ‫ﻣ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﻰ‬ E. ‫ﻟ‬‫ﻘ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﻢ‬ Mengapa tidak HOTS? Soal ini tidak termasuk soal HOTS karena soal ini sudah bisa di tebak jawabannya dan tidak memerlukan pemikiran tingkat tinggi. Butir Soal HOTS: Mengaitkan Informasi ‫ﻻ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻆ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺠ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬! ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻌ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ر‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺔ‬‫ﻟ‬ِ‫ﮭ‬َ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺠ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬‫ھ‬ِ‫ﻲ‬َ.... A. ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺖ‬ُ‫ﺳ‬ُ‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﻲ‬‫أ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﻞ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫أ‬َ‫ﺧ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﮫ‬ِ B. ‫أ‬َ‫ﺧ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫أ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ر‬‫أ‬َ‫ﻛ‬ْ‫ﺜ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﮫ‬ِ C. ‫أ‬َ‫ﺧ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ر‬ُ‫و‬ْ‫د‬ِ‫ي‬‫أ‬َ‫ﻛ‬ْ‫ﺜ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫أ‬َ‫ﺧ‬ِ‫ﻲ‬‫أ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬ D. ‫إ‬ِ‫ﺧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ن‬ُ‫أ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ر‬‫أ‬َ‫ﻗ‬َ‫ﻞ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫إ‬ِ‫ﺧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ن‬ِ‫ر‬ُ‫و‬ْ‫د‬ِ‫ي‬ E. ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺖ‬ُ‫أ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬‫أ‬َ‫ﻛ‬ْ‫ﺜ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺖ‬ِ‫ﺳ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﻲ‬ ‫ﻋ‬َ‫ﺪ‬َ‫د‬ُ‫ا‬‫ﻹ‬ِْ‫ﺧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ن‬ ‫ا‬‫ﻷ‬‫ﺧ‬‫ﺖ‬ ‫ا‬‫ﻷ‬‫خ‬ 2 2 ‫ر‬ُ‫و‬ْ‫د‬ِ‫ي‬ 3 2 ‫أ‬َ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬ 3 3 ‫ﺳ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﻲ‬ 1 4 ‫أ‬َ‫ﻧ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ر‬ ‫ﻋ‬َ‫ﺰ‬ِ‫ﻳ‬ْ‫ﺰ‬َ‫ة‬)+‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺰ‬‫ﱠ‬‫و‬ْ‫ج‬(‫ﻣ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺰ‬‫ﱠ‬‫و‬ْ‫ﺟ‬َ‫ﺔ‬( ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﺮ‬ ‫ﻓ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ز‬ِ‫ﻳ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬ ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ِ‫ﻢ‬ ‫ﺻ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﺢ‬ ‫ﺣ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫د‬+‫ﺷ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﻳ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺔ‬
  • 32. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 24 Kunci Jawaban: B Soal ini termasuk soal HOTS karena menuntut peserta didik untuk menelaah ide dan informasi secara kritis sehingga mampu menyimpulkan isi tabel. Butir Soal BUKAN HOTS ‫ﻛ‬َ‫ﻢ‬ْ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺘ‬ً‫ﺎ‬‫ﻷ‬َِ‫ﺣ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬‫؟‬ A. ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺘ‬ً‫ﺎ‬‫و‬َ‫ا‬‫ﺣ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ة‬ً B. ‫أ‬ُ‫ﺧ‬ْ‫ﺘ‬َ‫ﺎ‬‫ن‬ِ‫ا‬‫ﺛ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫ن‬ِ C. ‫ﺛ‬َ‫ﻼ‬َ‫ث‬ُ‫أ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ت‬ٍ D. ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ﺑ‬َ‫ﻊ‬ُ‫أ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ت‬ٍ E. ‫ﺧ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﺲ‬ُ‫أ‬َ‫ﺧ‬َ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ت‬ٍ Kunci Jawaban: C Soal tersebut bukan termasuk soal HOTS karena hanya menuntut kemampuan menyebutkan (C1) ‫ﻣ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫و‬َ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫و‬َ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ﺛ‬َ‫ﻼ‬َ‫ﺛ‬َ‫ﺔ‬ُ‫أ‬َ‫ﺻ‬ْ‫ﺪ‬ِ‫ﻗ‬َ‫ﺎ‬‫ء‬.‫ﻣ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫ﯾ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬ُ‫ﻦ‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ﺟ‬َ‫ﺎ‬‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺗ‬َ‫ﺎ‬‫و‬َ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫ﯾ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬ُ‫ﻦ‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬ ‫ﻣ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫د‬ُ‫و‬.‫أ‬َ‫ﻣ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ﻓ‬َ‫ﮭ‬ُ‫ﻮ‬َ‫ﯾ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﻜ‬ُ‫ﻦ‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫أ‬َ‫ﻣ‬ْ‫ﺒ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ن‬.‫ھ‬ُ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫ك‬َ‫ﻓ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ق‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬ْ‫ﺖ‬ِ‫ﺑ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﮭ‬ُ‫ﻢ‬‫ﻛ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬ ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﻮ‬ْ‫ر‬َ‫ة‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺘ‬‫ﱠ‬‫ﺎ‬‫ﻟ‬ِ‫ﯿ‬َ‫ﺔ‬. ‫إ‬ِ‫ﻧ‬‫ﱠ‬‫ﮭ‬ُ‫ﻢ‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﺪ‬َ‫ﯾ‬ْ‫ﮭ‬ِ‫ﻢ‬ْ‫ﻧ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﺲ‬ُ‫ﺟ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬ِ‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ل‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ﻛ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ﯾ‬َ‫ﻠ‬ِ‫ﻲ‬. ‫ﺟ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ل‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ﻟ‬ِ‫ﻤ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫و‬‫أ‬‫ﻣ‬‫ﯿ‬‫ٮ‬‫ﺮ‬ ‫و‬َ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬ ‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬‫ﻤ‬‫ﺎ‬‫ل‬ ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﺎ‬‫ﻋ‬‫ﺔ‬
  • 33. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 25 ‫ﻣ‬ُ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﱡ‬‫ر‬ُ‫و‬ْ‫س‬ 3.30–4.00 ‫ﻋ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻞ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ﺟ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ت‬ 4.00–4.30 ‫ﺻ‬َ‫ﻼ‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺢ‬ِ‫و‬َ‫ﻗ‬ِ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ء‬َ‫ة‬ ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻘ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫آ‬‫ن‬ 4.30–5.00 ‫ﺗ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺗ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺐ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻐ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻓ‬َ‫ﺔ‬ ‫و‬َ‫ا‬‫ﻻ‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﺤ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫م‬ 5.00–6.00 ‫ﺗ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬‫ﻄ‬ُ‫ﻮ‬‫ر‬ 6.00–6.15 ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺬ‬‫ﱢ‬‫ھ‬َ‫ﺎ‬‫ب‬‫إ‬‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬ْ‫ر‬َ‫ﺳ‬َ‫ﺔ‬ 6.15 ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ذ‬َ‫ا‬‫ﯾ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻞ‬ُ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫و‬َ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ﻋ‬ِ‫ﻨ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ﯾ‬‫ﯿ‬َ‫ﺴ‬ْ‫ﺘ‬َ‫ﺤ‬ِ‫ﻢ‬‫ﱡ‬‫ﻣ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬‫؟‬ A. ‫ﯾ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻞ‬ُ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ﺟ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ت‬ B. ‫ﯾ‬ُ‫ﺼ‬َ‫ﻠ‬‫ﱢ‬‫ﻲ‬‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺢ‬َ C. ‫ﯾ‬ُ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ﻛ‬ِ‫ﺮ‬ُ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﱡ‬‫ر‬ُ‫و‬ْ‫س‬ D. ‫ﯾ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﺮ‬َ‫أ‬ُ‫ﺣ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﻦ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻘ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫آ‬‫ن‬ E. ‫ﯾ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫و‬َ‫ل‬ُ‫أ‬َ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺮ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬‫ﻄ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ر‬ Kunci Jawaban E Soal tersebut merupakan soal HOTS karena untuk menjawab soal ini peserta didik harus melalui tahapan mengaitkan informasi yang berbeda-beda dan mencari kaitan dari informasi tersebut.
  • 34. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 26 ‫ﻻ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻂ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺠ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬َ! ‫ﻣ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﻰ‬‫ﯾ‬ُ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ﻛ‬ِ‫ﺮ‬ُ‫ﻣ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬ْ‫د‬ُ‫ر‬ُ‫و‬ْ‫ﺳ‬َ‫ﮫ‬ُ‫؟‬ A. 3.30–4.00 B. 6.15 C. 6.00–6.15 D. 5.00–6.00 E. 4.00–4.30 Kunci Jawaban A. Soal ini tidak termasuk soal HOTS karena peserta didik sudah bisa menjawab dengan memahami informasi yang ada pada jadwal itu. ‫ﺟ‬َ‫ﺪ‬ْ‫و‬َ‫ل‬‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫ل‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻣ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ﻟ‬ِ‫ﻤ‬ُ‫ﺤ‬َ‫ﻤ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬ ‫ا‬‫ﻷ‬‫ﻋ‬‫ﻤ‬‫ﺎ‬‫ل‬ ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﺎ‬‫ﻋ‬‫ﺔ‬ ‫ﻣ‬ُ‫ﺬ‬َ‫ا‬‫ﻛ‬َ‫ﺮ‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﱡ‬‫ر‬ُ‫و‬ْ‫س‬ 3.30– 4.00 ‫ﻋ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﻞ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ا‬‫ﺟ‬ِ‫ﺒ‬َ‫ﺎ‬‫ت‬ 4.00– 4.30 ‫ﺻ‬َ‫ﻼ‬َ‫ة‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺢ‬ِ‫و‬َ‫ﻗ‬ِ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ء‬َ‫ة‬ ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻘ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫آ‬‫ن‬ 4.30– 5.00 ‫ﺗ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺗ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﺐ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻐ‬ُ‫ﺮ‬ْ‫ﻓ‬َ‫ﺔ‬ ‫و‬َ‫ا‬‫ﻻ‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﺘ‬ِ‫ﺤ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺎ‬‫م‬ 5.00– 6.00 ‫ﺗ‬َ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬‫ﻄ‬ُ‫ﻮ‬‫ر‬ 6.00– 6.15 ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺬ‬‫ﱢ‬‫ھ‬َ‫ﺎ‬‫ب‬‫إ‬‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺪ‬ْ‫ر‬َ‫ﺳ‬َ‫ﺔ‬ 6.15
  • 35. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 27 KARTU SOAL URAIAN Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Arab Kelas/Semester : X/1 Kurikulum : 2013 Kompetensi Dasar : menyusun teks sederhana tentang jati diri dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks Materi : Jati Diri Indikator Soal : Disajikan bagan/gambar berkaitan dengan jati diri, peserta didik dapat menulis teks sederhana tentang jati diri dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks Level Kognitif : C6 Butir Soal HOTS Tranfer Konsep ‫ﻻ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻆ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬ِ‫ه‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺼ‬‫ﱡ‬‫ﻮ‬ْ‫ر‬َ‫ة‬! Sumber gambar https://twitter.com/arabi21news/status/1006181462276624385 Tulislah teks sederhana dari biodata tersebut menjadi sebuah paparan dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks. Unsur yang dinilai : a. Penulisan huruf dan tanda baca b. Ketepatan tata bahasa c. Ketepatan penggunaan kata/istilah d. Koherensi dan organisasi teks e. Keaslian ide RUBRIK PENILAIAN MENYUSUN TEKS Tulislah skor pada kolom skor saat mengamati praktik menulis teks peserta didik. a. Aspek yang dinilai:Penulisan huruf dan tanda baca b. Ketepatan tata bahasa c. Ketepatan penggunaan kata/istilah d. Koherensi dan organisasi teks
  • 36. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 28 e. Keaslian ide Skor untuk tiap aspek antara 1 – 4 4= sangat bagus, hampir tidak ada kesalahan 3= bagus, tp masih ada sedikit kesalahan 2= cukup, ada beberapa kesalahan 1= kurang, sangat banyak kesalahan No Nama Peserta Didik Praktik Menulis Total Skor Nilai Keterangan Skor Tiap Aspek a b c D e 1 AGUNG ARYAWIGUNA 2 ARIF FIRMANSYAH 3 DAISSY RAMADANTINI 4 ............................... PEDOMAN PENSKORAN No. Uraian Jawaban/Kata Kunci Skor Total Skor Keterangan: Soal ini termasuk soal HOTS karena menuntut peserta didik untuk memproses, mengubah/mentransfer bentuk teks dan mengintegrasikan berbagai informasi yang terdapat di dalam stimulus sehingga mampu menghasilkan karya berupa karangan. Butir soal bukan HOTS 1. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ا‬‫ﺳ‬‫ﻢ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺮ‬‫ﺟ‬‫ﻞ‬ِ‫؟‬ 2. ‫أ‬َ‫ﯾ‬ْ‫ﻦ‬َ‫و‬ُ‫ﻟ‬ِ‫ﺪ‬َ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺟ‬ُ‫ﻞ‬ُ‫؟‬ 3. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ﺳ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺑ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﺪ‬ِ‫ه‬ِ‫؟‬ 4. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ﺟ‬ِ‫ﻨ‬ْ‫ﺴ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺟ‬ُ‫ﻞ‬‫؟‬ 5. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ر‬َ‫ﻗ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺒ‬‫ﱢ‬‫ﻄ‬َ‫ﺎ‬‫ﻗ‬َ‫ﺔ‬ِ‫؟‬ Kunci Jawaban: 1. ‫ا‬ِ‫ﺳ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﮫ‬ُ‫ﺣ‬‫ﻤ‬‫ﺪ‬‫ﻋ‬‫ﺒ‬‫ﺪ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﮭ‬‫ﺎ‬‫د‬‫ى‬‫ﺻ‬‫ﻠ‬‫ﺢ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻐ‬‫ﻔ‬‫ﺮ‬‫ا‬‫ﻧ‬‫ﻰ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﻤ‬‫ﺮ‬‫ى‬ Total Skor Nilai 18 -20 90-100 15-17 80-89 12 -14 70-79 9-11 60-69
  • 37. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 29 2. ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ﻗ‬َ‫ﻄ‬َ‫ﺮ‬ 3. ‫د‬َ‫و‬ْ‫ﻟ‬َ‫ﺔ‬ُ‫ﻗ‬َ‫ﻄ‬ْ‫ﺮ‬ 4. ‫ھ‬ُ‫ﻮ‬َ‫ﻗ‬‫ﻄ‬‫ﺮ‬‫ى‬ 5. ‫م‬٢٧٤٦٣٤٠٠٣٧ Keterangan: Soal tersebut bukan termasuk soal HOTS karena hanya mengukur kemampuan menyebutkan (C1). ‫ا‬ِ‫ﻗ‬ْ‫ﺮ‬َ‫أ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺬ‬ِ‫ه‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ة‬َ! ‫ﯾ‬َ‫ﺬ‬ْ‫ھ‬َ‫ﺐ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱠ‬‫ﯿ‬‫ﱢ‬‫ﺪ‬ُ‫ﻋ‬َ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ِ‫ﺮ‬ُ‫إ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﻰ‬‫ﻣ‬َ‫ﻌ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻠ‬ِ‫ﮫ‬ِ‫ﻛ‬ُ‫ﻞ‬‫ﱠ‬‫ﯾ‬َ‫ﻮ‬ْ‫م‬ٍ.‫و‬َ‫ھ‬ُ‫ﻮ‬َ‫ﯾ‬َ‫ﻠ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﺲ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺜ‬‫ﱢ‬‫ﯿ‬َ‫ﺎ‬‫ب‬َ‫ا‬‫ﻷ‬َ‫ﺑ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺾ‬َ‫و‬َ‫ﺗ‬ُ‫ﺴ‬َ‫ﺎ‬‫ﻋ‬ِ‫ﺪ‬ُ‫ه‬ُ ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬ُ‫ﻤ‬َ‫ﺮ‬‫ﱢ‬‫ﺿ‬َ‫ﺔ‬ُ‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ﻣ‬ُ‫ﻌ‬َ‫ﺎ‬‫ﻟ‬َ‫ﺠ‬َ‫ﺔ‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺿ‬َ‫ﻰ‬. ‫ﻣ‬َ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ِ‫ﮭ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﺔ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱠ‬‫ﯿ‬‫ﱢ‬‫ﺪ‬ِ‫ﻋ‬َ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ِ‫ﺮ‬‫؟‬ Keterangan: Soal tersebut merupakan soal HOTS karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik diharuskan untuk menelaah ide dari informasi yang ada secara kritis ‫ا‬ُ‫ﻛ‬ْ‫ﺘ‬ُ‫ﺐ‬ْ‫ﻓ‬َ‫ﻘ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ة‬ً‫ﺑ‬َ‫ﺴ‬ِ‫ﯿ‬ْ‫ﻄ‬َ‫ﺔ‬ً‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬َ‫ﻠ‬َ‫ﺪ‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻜ‬َ‫ﺔ‬‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺑ‬ِ‫ﯿ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ا‬‫ﻟ‬‫ﺴ‬‫ﱡ‬‫ﻌ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫د‬ِ‫ﯾ‬‫ﱠ‬‫ﺔ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻦ‬ْ ‫ﺣ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﺚ‬ُ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻗ‬ِ‫ﻊ‬ِ‫ا‬‫ﻟ‬ْ‫ﺠ‬ُ‫ﻐ‬ْ‫ﺮ‬َ‫ا‬‫ﻓ‬ِ‫ﻲ‬‫ﱢ‬! Keterangan : Soal ini termasuk soal HOTS karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik harus mencari informasi dari gambar yang telah disajikan, menghubungkan data-data, mengolah informasi, dan menggunakan kaidah penulisan huruf, tat bahasa, dan struktur teks sehingga mampu mengekspresikan hasil berpikrnya dalam bentuk teks sederhana.
  • 38.
  • 39. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 1 BAB IV STRATEGI IMPLEMENTASI A. Strategi Strategi pembelajaran dan penilaian HOTS dilakukan dengan melibatkan seluruh komponen stakeholder di bidang pendidikan mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah sesuai dengan tugas pokok dan kewenangan masing-masing. 1. Pusat Direktorat Pembinaan SMA sebagai leading sector dalam pembinaan SMA di seluruh Indonesia, mengoordinasikan strategi pembelajaran dan penilaian HOTS dengan dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dan instansi terkait melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a. Merumuskan kebijakan pembelajaran dan penilaian HOTS; b. Menyiapkan bahan berupa modul pembelajaran dan penilaian HOTS; c. Melaksanakan pelatihan pengawas, kepala sekolah, dan guru terkait dengan strategi pembelajaran dan penilaian HOTS; d. Melaksanakan pendampingan ke sekolah-sekolah bekerjasama dengan dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dan instansi terkait lainnya. 2. Dinas Pendidikan Dinas pendidikan provinsi sesuai dengan kewenangannya di daerah, menindaklanjuti kebijakan pendidikan di tingkat pusat dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a. Menyosialisasikan kebijakan pembelajaran dan penilaian HOTS dan implementasinya dalam penilaian hasil belajar; b. Memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan penilaian HOTS dalam rangka persiapan penyusunan soal-soal penilaian hasil belajar; c. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan ke sekolah-sekolah dengan melibatkan pengawas sekolah. 3. Sekolah Sekolah sebagai pelaksana teknis pembelajaran dan penilaian HOTS merupakan salah satu bentuk pelayanan mutu pendidikan. Dalam konteks pelaksanaan penilaian hasil belajar, sekolah menyiapkan bahan-bahan dalam bentuk soal-soal yang memuat soal-soal HOTS. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh sekolah antara lain sebagai berikut. a. Meningkatkan pemahaman guru tentang pembelajaran dan penilaian yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). b. Meningkatkan keterampilan guru untuk menyusun instrumen penilaian (High Order Thinking Skills/HOTS) terkait dengan penyiapan bahan penilaian hasil belajar. B. Implementasi Pembelajaran dan penilaian HOTS di tingkat sekolah dapat diimplementasikan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut. 1. Kepala sekolah memberikan arahan teknis kepada guru-guru/MGMP sekolah tentang strategi pembelajaran dan penilaian HOTS yang mencakup: a. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS; b. Menyusun kisi-kisi soal HOTS; BAB IV Strategi Implementasi
  • 40. Modul Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 2 c. Menulis butir soal HOTS; d. Membuat kunci jawaban atau pedoman penskoran penilaian HOTS; e. Menelaah dan memperbaiki butir soal HOTS; f. Menggunakan beberapa soal HOTS dalam penilaian hasil belajar. 2. Wakasek kurikulum dan Tim Pengembang Kurikulum Sekolah menyusun rencana kegiatan untuk masing-masing MGMP sekolah yang memuat antara lain uraian kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, jadwal pelaksanaan kegiatan; 3. Kepala sekolah menugaskan guru/MGMP sekolah melaksanakan kegiatan sesuai rencana kegiatan; 4. Guru/MGMP sekolah melaksanakan kegiatan sesuai penugasan dari kepala sekolah; 5. Kepala sekolah dan wakasek kurikulum melakukan evaluasi terhadap hasil penugasan kepada guru/MGMP sekolah; 6. Kepala sekolah mengadministrasikan hasil kerja penugasan guru/MGMP sekolah sebagai bukti fisik kegiatan penyusunan soal-soal HOTS.
  • 41. 1 DAFTAR PUSTAKA Brookhart, Susan M. (2010). How to Assess Higher Order Thinking Skill In Your Class. Virginia USA: Alexandria. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Schunk, Dale H., Pintrici, Paul R., & Meece, Judith L. (2008). Motivation in Education: Theory, Research, and Applications Third Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Widana, I Wayan. (2017). Higher Order Thinking Skills Assessment (HOTS). Journal of Indonesia Student Assessment and Evaluation (JISAE). http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jisae/article/view/4859, Vol. 3 No. 1 February 2017, pp. 32-44. ISSN: 2442-4919. Widana, I Wayan, dkk. (2017). Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Dirjen Dikdasmen, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Widana, I., Parwata, I., Parmithi, N., Jayantika, I., Sukendra, K., & Sumandya, I. (2018). Higher Order Thinking Skills Assessment towards Critical Thinking on Mathematics Lesson. International Journal Of Social Sciences And Humanities (IJSSH), 2(1), 24-32. doi:10.29332/ijssh.v2n1.74 Sumber gambar https://twitter.com/arabi21news/status/1006181462276624385
  • 42. 2 Lampiran 1 ANALISIS KOMPETENSI DASAR KELAS X No Kompetensi Dasar Level Kognitif 3.1 mendemonstrasikan tindak tutur menyapa (salam, menanyakan keadaan), memperkenalkan diri (ta’aruf), mengucapkan terimakasih (taqdim al-syukr), meminta maaf (al-isti’fa), dan berpamitan (wada’an), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi interpersonal lisan dan tulis sesuai dengan konteks penggunaannya. C3 C3 4.1 menggunakan tindak tutur menyapa (salam, menanyakan keadaan), memperkenalkan diri (ta’aruf), mengucapkan terimakasih (taqdim al- syukr), meminta maaf (al isti’fa), dan berpamitan (wada’an), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. 3.2 mengemukakan jati diri (huwiyah), dengan memperhati-kan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya. C4 4.2 Menjelaskan jati diri (huwiyah) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan secara benar dan sesuai konteks. C6 3.3 mengemukakan nama hari (asma al-ayyam), bulan (syuhur al-hijriyah miladiyah), nama waktu dalam hari (shobah, nahar, masa lailah), waktu dalam bentuk angka (sa’ah), tanggal (tarikh), dan tahun (sanah hijriyah/miladiyah), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya. C3 4.3 menggunakan teks sederhana terkait nama hari (asma al-ayyam), bulan (syuhur al-hijriyah/miladiyah), nama waktu dalam hari (shobah, nahar, masa, lailah), waktu dalam bentuk angka (sa’ah), tanggal (tarikh), dan tahun (sanah hijriyah miladiyah), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. C6 3.4 menunjukkan bangunan publik (al- mabani al- ‘ammah) yang dekat dengan kehidupan siswa sehari- hari, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya. C1 4.4 menggunakan teks sederhana terkait dengan bangunan publik (al- mabani al-‘ammah) yang dekat dengan kehidupan siswa sehari- hari, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. C6 3.5 menggambarkan sifat orang (sifat al-insan) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi transaksional lisan dan C4
  • 43. 3 tulis sesuai dengan konteks penggunaannya. 4.5 menjelaskan teks sederhana terkait sifat orang (sifat al- insan) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai Konteks C6 3.6 membedakan aktivitas (ansyithah) orang dan fungsi (wadhaif) benda/alat dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi transaksional lisan dan tulis sesuai dengan konteks penggunaannya. C2 4.6 menggunakan teks sederhana terkait dengan aktivitas (ansyithah) orang dan fungsi (wadhaif) benda/alat dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. C6 3.7 menyatakan kembali ungkapan sederhana tentang deskripsi orang (washf al-insan) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks deskriptif lisan dan tulis sesuai dengan konteks penggunaannya. C1 4.7 menjelaskan teks sederhana terkait deskripsi orang (washf al- insan), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. C6 3.8 menentukan peribahasa Arab dengan memperhatikan fungsi sosial dan unsur kebahasaan. C3 4.8 menjelaskan peribahasa Arab secara sederhana dengan memperhatikan fungsi sosial dan unsur kebahasaan. C6
  • 44. 4 Lampiran 2 ANALISIS KOMPETENSI DASAR KELAS XI No Kompetensi Dasar Level Kognitif 3.1 mengemukakan tindak tutur untuk meminta perhatian (mulahazhat, mengecek pemahaman (al-isti’ab), menghargai kinerja yang baik, dan meminta dan Mengungkapkan pendapat (taqdim al-ara), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi interpersonal lisan dan Tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya C2 4.1 menggunakan teks sederhana yang berisi meminta perhatian (mulahadhat), mengecek pemahaman (al-isti’ab), menghargai kinerja yang baik, dan meminta serta mengungkapkan pendapat (taqdim al ara) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. C6 3.2 mendemontrasikan tindak tutur tentang kemampuan (al- kafaah) dan kemauan (al-iradah) melakukan suatu tindakan (al- ‘amal) dengan memperhatikan fungsi sosial(wadhaif ijtima’iyah), struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi interpersonal lisan dan tulis sesuai dengan konteks penggunaannya C3 4.2 menggunakan teks sederhana terkait kemampuan (al- kafaah) dan kemauan (al-iradah) melakukan suatu tindakan (al-amal), dengan memperhatikan fungsi sosial (wadhaif ijtima’iyah), struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. C6 3.3 membedakan ungkapan minta ijin (isti’dzan), menyuruh (al- amr), dan melarang (al-nahyu) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks interaksi interpersonal lisan dan tulis sesuai dengan konteks penggunaannya. C2 4.3 menggunakan teks sederhana berisi tindakan minta ijin (isti’dzan), menyuruh (al-amr), melarang (al-nahyu), engan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. C6 3.4 menentukan ucapan selamat (tahni’ah), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya. C3 4.4 menggunakan teks sederhana berisi ucapan selamat (tahni’ah), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. C6 3.5 mengemukakan tindak tutur yang menyatakan dan menanyakan tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau (al-madli) dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks interaksi transaksional lisan dan tulis, sesuai dengan konteks penggunaannya. C3