Gerakan senam otak (Brain Gym) dapat mengurangi stres dan kecemasan pada anak sekolah. Brain Gym terdiri dari serangkaian gerakan sederhana yang dapat menstimulasi bagian-bagian otak untuk membantu proses belajar. Brain Gym juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif, menurunkan tingkat stres, dan meningkatkan prestasi belajar.
Rangkuman tahunan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesihatan Tingkatan 4 meliputi 7 minggu pelajaran yang membincangkan topik kesihatan diri, kecergasan fizikal dan daya tahan kardiovaskular serta otot. Pelajar diajar konsep asas, aktiviti dan faedah latihan tersebut untuk memupuk kesihatan jasmani dan rohani mereka.
Rangkuman tahunan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesihatan Tingkatan 4 meliputi 7 minggu pelajaran yang membincangkan topik kesihatan diri, kecergasan fizikal dan daya tahan kardiovaskular serta otot. Pelajar diajar konsep, faedah dan aktiviti terkait setiap topik melalui strategi seperti pembelajaran berbantu komputer dan berkumpulan.
Rangkuman dokumen pelajaran tahunan pendidikan jasmani dan kesihatan tahun 4:
1. Mempelajari kesihatan diri dan keluarga termasuk sistem pembiakan, seksualiti, dan pencernaan.
2. Meningkatkan daya tahan kardiovaskular, kekuatan otot, dan ketangkasan melalui aktiviti seperti lari, melompat, dan mengimbang.
3. Mempelajari dan melatih kemahiran dalam permainan se
Gerakan senam otak (Brain Gym) dapat mengurangi stres dan kecemasan pada anak sekolah. Brain Gym terdiri dari serangkaian gerakan sederhana yang dapat menstimulasi bagian-bagian otak untuk membantu proses belajar. Brain Gym juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif, menurunkan tingkat stres, dan meningkatkan prestasi belajar.
Rangkuman tahunan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesihatan Tingkatan 4 meliputi 7 minggu pelajaran yang membincangkan topik kesihatan diri, kecergasan fizikal dan daya tahan kardiovaskular serta otot. Pelajar diajar konsep asas, aktiviti dan faedah latihan tersebut untuk memupuk kesihatan jasmani dan rohani mereka.
Rangkuman tahunan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesihatan Tingkatan 4 meliputi 7 minggu pelajaran yang membincangkan topik kesihatan diri, kecergasan fizikal dan daya tahan kardiovaskular serta otot. Pelajar diajar konsep, faedah dan aktiviti terkait setiap topik melalui strategi seperti pembelajaran berbantu komputer dan berkumpulan.
Rangkuman dokumen pelajaran tahunan pendidikan jasmani dan kesihatan tahun 4:
1. Mempelajari kesihatan diri dan keluarga termasuk sistem pembiakan, seksualiti, dan pencernaan.
2. Meningkatkan daya tahan kardiovaskular, kekuatan otot, dan ketangkasan melalui aktiviti seperti lari, melompat, dan mengimbang.
3. Mempelajari dan melatih kemahiran dalam permainan se
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan dan pemulihan dalam olahraga. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa latihan olahraga intensitas tinggi dapat menyebabkan kelelahan pada atlet. Kelelahan dapat berpengaruh negatif terhadap kualitas gerakan dan prestasi atlet. Oleh karena itu, diperlukan program pemulihan untuk mengurangi tingkat kelelahan dan meningkatkan adaptasi atlet.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
Rancangan tahunan PJPK Tingkatan Empat membahas aktiviti kecergasan fizikal seperti daya tahan kardiovaskular dan otot serta kesihatan diri melalui kesenggangan, rehat dan tidur.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kinesiologi. Kinesiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari gerakan manusia dengan menggabungkan aspek anatomi, fisiologi, dan mekanika. Kinesiologi mencakup berbagai bidang seperti promosi kesehatan, rehabilitasi, ergonomi, dan keselamatan kerja. Komponen-komponen biomotor yang dianalisis dalam kinesiologi antara lain kekuatan, ketahanan
1. Dokumen membahas tentang istirahat dan tidur yang merupakan kebutuhan dasar untuk memulihkan tubuh.
2. Terdapat dua jenis tidur yaitu NREM dan REM, dimana NREM merupakan tidur ringan sedangkan REM ditandai dengan mimpi.
3. Fungsi tidur adalah untuk memulihkan keseimbangan mental, emosi, dan kesehatan serta mengurangi stres pada organ tubuh.
Modul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan LengkapDiva Pendidikan
Download Modul Ajar, Perangkat Ajar, Modul Proyek Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA/MA Kurikulum Merdeka tahun pembuatan 2023.
A.INFORMASI UMUM
1.Identitas Sekolah
a.Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya Modul Ajar;
b.Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA);
c.Kelas; dan
d.Alokasi waktu
2.Kompetensi Awal
3.Profil Pelajar Pancasila
4.Sarana dan Prasarana
Materi :
Media :
Alat dan Bahan
Sumber :
5.Target Peserta Didik
a.Peserta didik reguler/tipikal: umum
b.Peserta didik dengan kesulitan belajar
c.Peserta didik dengan pencapaian tinggi
6.Model Pembelajaran yang digunakan
-Model pembelajaran yang digunakan model problem based learning dan project based learning,
-Pembelajaran tatap muka
-PJJ Daring
B.Komponen Inti
1.Tujuan Pembelajaran
2.Pemahaman Bermakna
3.Pertanyaan Pemantik
4.Kegiatan Pembelajaran
Langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup berbasis metode pembelajaran aktif.
5.Asesmen
a.Diagnostik
b.Formatif
c.Sumatif.
6.Kegiatan Tindak Lanjut (Pengayaan dan Remidial)
Pengayaan
Remedial
Interaksi Guru dan Orang Tua
C.Lampiran
1.Lembar Kerja Peserta Didik
2.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
3.Glosarium
4.Daftar Pustaka
Lingkup Materi:
Bab 6 Mobilitas pada Manusia
Struktur dan Fungsi pada Sistem Saraf;
Struktur, Fungsi, dan Kelainan serta Gangguan pada Sistem Gerak;
Fenomena dan Keterkaitan Sistem Saraf dengan Sistem Gerak Manusia
www.divapendidikan.com
Sistem koordinasi adalah sistem organ yang saling bekerja sama secara efisien untuk melakukan fungsi tertentu. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon.
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastik quadriplegi dengan menggunakan Neuro Development Treatment. Setelah pemberian tindakan fisioterapi sebanyak 6 kali, terjadi penurunan spastisitas otot tetapi tidak ada peningkatan kemampuan motorik. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa Neuro Development Treatment hanya dapat menurunkan spastisitas otot pada pasien cerebral palsy.
NDT adalah metode terapi motorik yang dikembangkan oleh Dr. Karel dan Mrs. Berta Bobath untuk menangani gangguan motorik akibat kelainan sistem saraf pusat. Prinsip dasar NDT mencakup penggunaan pola gerak normal, teknik handling, dan persyaratan gerak sebelum latihan. Terapi NDT bertujuan menginhibisi reaksi abnormal, memfasilitasi reaksi normal, mengembangkan keterampilan fungsional dan sekuensi gerakan, serta
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)tita_chubie
Teks tersebut membahas tentang sistem saraf, tidur, dan insomnia. Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks yang mengatur lingkungan internal dan stimulus eksternal. Tidur adalah keadaan istirahat yang diperlukan untuk meregenerasi sel dan mengisi kembali energi. Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur. Insomnia dapat diklasifikasikan menjadi jenis transien, jangka pen
Dokumen tersebut membahas tentang trigger points, yaitu titik-titik pemicu nyeri pada otot yang disebabkan oleh hiperiritasi akibat taut band. Trigger points ditandai dengan nyeri tekan atau kontraksi otot dan dapat ditemukan nodules. Stimulasi trigger points dengan listrik bertujuan merangsang serat saraf nyeri untuk memutus siklus nyeri-spasme otot dan memulihkan regulasi nyeri secara alami.
(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerakNuryatiSianipar
Dokumen tersebut membahas hubungan antara gerakan tubuh dengan fungsi otak dan efektivitas terapi gerak. Terapi gerak dapat meningkatkan koordinasi, keseimbangan tubuh, dan fungsi kognitif melalui stimulasi berbagai bagian otak seperti lobus parietal dan prefrontal. Beberapa penelitian menunjukkan hasil positif terapi gerak terhadap keterampilan motorik, ingatan, dan emosi anak. Terapi gerak dilakukan secara bertahap den
Dokumen ini membahas tentang sistem saraf manusia, termasuk struktur dan fungsi neuron, bagian-bagian otak, sistem saraf otonom, dan saraf tulang belakang. Sistem saraf bertanggung jawab atas adaptasi organisme terhadap lingkungan melalui refleks sensorik dan motorik. Neuron adalah unit dasar sistem saraf yang terdiri atas badan sel, dendrit, dan akson. Otak manusia terdiri atas empat lobus utama yaitu frontal, parietal, temporal
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan dan pemulihan dalam olahraga. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa latihan olahraga intensitas tinggi dapat menyebabkan kelelahan pada atlet. Kelelahan dapat berpengaruh negatif terhadap kualitas gerakan dan prestasi atlet. Oleh karena itu, diperlukan program pemulihan untuk mengurangi tingkat kelelahan dan meningkatkan adaptasi atlet.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
Rancangan tahunan PJPK Tingkatan Empat membahas aktiviti kecergasan fizikal seperti daya tahan kardiovaskular dan otot serta kesihatan diri melalui kesenggangan, rehat dan tidur.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kinesiologi. Kinesiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari gerakan manusia dengan menggabungkan aspek anatomi, fisiologi, dan mekanika. Kinesiologi mencakup berbagai bidang seperti promosi kesehatan, rehabilitasi, ergonomi, dan keselamatan kerja. Komponen-komponen biomotor yang dianalisis dalam kinesiologi antara lain kekuatan, ketahanan
1. Dokumen membahas tentang istirahat dan tidur yang merupakan kebutuhan dasar untuk memulihkan tubuh.
2. Terdapat dua jenis tidur yaitu NREM dan REM, dimana NREM merupakan tidur ringan sedangkan REM ditandai dengan mimpi.
3. Fungsi tidur adalah untuk memulihkan keseimbangan mental, emosi, dan kesehatan serta mengurangi stres pada organ tubuh.
Modul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan LengkapDiva Pendidikan
Download Modul Ajar, Perangkat Ajar, Modul Proyek Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA/MA Kurikulum Merdeka tahun pembuatan 2023.
A.INFORMASI UMUM
1.Identitas Sekolah
a.Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya Modul Ajar;
b.Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA);
c.Kelas; dan
d.Alokasi waktu
2.Kompetensi Awal
3.Profil Pelajar Pancasila
4.Sarana dan Prasarana
Materi :
Media :
Alat dan Bahan
Sumber :
5.Target Peserta Didik
a.Peserta didik reguler/tipikal: umum
b.Peserta didik dengan kesulitan belajar
c.Peserta didik dengan pencapaian tinggi
6.Model Pembelajaran yang digunakan
-Model pembelajaran yang digunakan model problem based learning dan project based learning,
-Pembelajaran tatap muka
-PJJ Daring
B.Komponen Inti
1.Tujuan Pembelajaran
2.Pemahaman Bermakna
3.Pertanyaan Pemantik
4.Kegiatan Pembelajaran
Langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup berbasis metode pembelajaran aktif.
5.Asesmen
a.Diagnostik
b.Formatif
c.Sumatif.
6.Kegiatan Tindak Lanjut (Pengayaan dan Remidial)
Pengayaan
Remedial
Interaksi Guru dan Orang Tua
C.Lampiran
1.Lembar Kerja Peserta Didik
2.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
3.Glosarium
4.Daftar Pustaka
Lingkup Materi:
Bab 6 Mobilitas pada Manusia
Struktur dan Fungsi pada Sistem Saraf;
Struktur, Fungsi, dan Kelainan serta Gangguan pada Sistem Gerak;
Fenomena dan Keterkaitan Sistem Saraf dengan Sistem Gerak Manusia
www.divapendidikan.com
Sistem koordinasi adalah sistem organ yang saling bekerja sama secara efisien untuk melakukan fungsi tertentu. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon.
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastik quadriplegi dengan menggunakan Neuro Development Treatment. Setelah pemberian tindakan fisioterapi sebanyak 6 kali, terjadi penurunan spastisitas otot tetapi tidak ada peningkatan kemampuan motorik. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa Neuro Development Treatment hanya dapat menurunkan spastisitas otot pada pasien cerebral palsy.
NDT adalah metode terapi motorik yang dikembangkan oleh Dr. Karel dan Mrs. Berta Bobath untuk menangani gangguan motorik akibat kelainan sistem saraf pusat. Prinsip dasar NDT mencakup penggunaan pola gerak normal, teknik handling, dan persyaratan gerak sebelum latihan. Terapi NDT bertujuan menginhibisi reaksi abnormal, memfasilitasi reaksi normal, mengembangkan keterampilan fungsional dan sekuensi gerakan, serta
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)tita_chubie
Teks tersebut membahas tentang sistem saraf, tidur, dan insomnia. Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks yang mengatur lingkungan internal dan stimulus eksternal. Tidur adalah keadaan istirahat yang diperlukan untuk meregenerasi sel dan mengisi kembali energi. Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur. Insomnia dapat diklasifikasikan menjadi jenis transien, jangka pen
Dokumen tersebut membahas tentang trigger points, yaitu titik-titik pemicu nyeri pada otot yang disebabkan oleh hiperiritasi akibat taut band. Trigger points ditandai dengan nyeri tekan atau kontraksi otot dan dapat ditemukan nodules. Stimulasi trigger points dengan listrik bertujuan merangsang serat saraf nyeri untuk memutus siklus nyeri-spasme otot dan memulihkan regulasi nyeri secara alami.
(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerakNuryatiSianipar
Dokumen tersebut membahas hubungan antara gerakan tubuh dengan fungsi otak dan efektivitas terapi gerak. Terapi gerak dapat meningkatkan koordinasi, keseimbangan tubuh, dan fungsi kognitif melalui stimulasi berbagai bagian otak seperti lobus parietal dan prefrontal. Beberapa penelitian menunjukkan hasil positif terapi gerak terhadap keterampilan motorik, ingatan, dan emosi anak. Terapi gerak dilakukan secara bertahap den
Dokumen ini membahas tentang sistem saraf manusia, termasuk struktur dan fungsi neuron, bagian-bagian otak, sistem saraf otonom, dan saraf tulang belakang. Sistem saraf bertanggung jawab atas adaptasi organisme terhadap lingkungan melalui refleks sensorik dan motorik. Neuron adalah unit dasar sistem saraf yang terdiri atas badan sel, dendrit, dan akson. Otak manusia terdiri atas empat lobus utama yaitu frontal, parietal, temporal
Teks tersebut membahas tentang sistem saraf, mencakup pengertian, penyusunan, fungsi, dan klasifikasi sistem saraf. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf atau neuron yang berfungsi mengirimkan sinyal antara reseptor, sistem saraf pusat, dan efektor. Sistem saraf diklasifikasikan menjadi sistem saraf pusat dan perifer, dimana sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
1. Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintegrasikan konsep fisika, matematika, dan rekayasa untuk menganalisis gaya yang terjadi pada tubuh manusia selama aktivitas sehari-hari dan olahraga.
2. Biolistrik adalah energi yang dihasilkan sel tubuh dari proses respirasi dan disimpan dalam ATP, yang digunakan untuk menghasilkan potensial listrik antara membran sel. Transmisi sinyal biolistrik memungkinkan kom
Dokumen tersebut memberikan panduan singkat tentang tindakan pertolongan pertama pada korban yang tiba-tiba tidak sadarkan diri, meliputi pengecekan bahaya lingkungan, pengecekan respon korban, prosedur resusitasi jantung paru, penggunaan defibrilator otomatis luar jantung, dan pengkajian ulang kondisi korban.
This document provides instructions for editing a presentation template in either PowerPoint or Google Slides. It explains that for PowerPoint, the user should click "Download as PowerPoint template" to get a .pptx file they can edit. For Google Slides, they should click "Use as Google Slides Theme" to get a copy in their Google Drive. It also provides credits and mentions that the template is free to use under a Creative Commons license.
Cervical root syndrome adalah kondisi yang disebabkan oleh iritasi atau tekanan pada akar saraf cervical akibat penonjolan cakram intervertebral yang menyebabkan nyeri leher menyebar ke bahu, lengan atas dan bawah, serta kelemahan otot. Penyebab utamanya adalah gangguan foramen saraf tulang belakang akibat penurunan cakram dan perubahan degeneratif sendi. Diagnosa didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang stroke, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan fisioterapi pasien stroke.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan keadaan darurat di bidang neurologi, termasuk penurunan kesadaran, status epileptikus, infeksi sistem saraf pusat, dan stroke. Terdapat penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan tatalaksana awal untuk kondisi-kondisi tersebut.
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive function. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum konservasi energi mekanik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa usaha yang dilakukan oleh suatu gaya akan sama dengan perubahan energi kinetik atau potensial suatu benda. Dokumen juga menyatakan bahwa total energi mekanik suatu sistem akan tetap konstan berdasarkan hukum konservasi energi mekanik.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep neurosains, neuroplastisitas, dan neurobehavior dalam peningkatan derajat kesehatan manusia. Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk berubah sepanjang hidup, yang merupakan penemuan penting dalam neurosains. Neuroplastisitas memungkinkan otak yang rusak untuk pulih dan beradaptasi. Pemahaman neuroplastisitas dapat meningkatkan pengembangan terapi untuk gangguan seperti PTSD.
1. Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan saraf yang menghubungkannya dengan reseptor dan otot. Sistem ini mengatur dan mengintegrasikan stimulus lingkungan internal dan eksternal serta merespons dengan output motorik.
2. Otak terdiri dari berbagai bagian yang mengendalikan fungsi kognitif, sensorik, motorik, emosi, dan vegetatif. Sistem saraf pusat dilindungi tengkorak dan tulang belakang serta dib
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
20_GAMBARAN PERKEMBANGAN OTAK PASCA STROKE.pdf
1. Prosiding Seminar Nasional
Food Habit and Degenerative Diseases
151
GAMBARAN PERKEMBANGAN OTAK PASCA STROKE SETELAH
DILAKUKAN AKTIVASI OTAK
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
Abstrak
Gambaran perkembangan otak pasca stroke terkait dengan proses neuroplasticity yang
terjadi di otak. Berbagai stimulasi sensoris dan motoris yang dilakukan secara teratur dan
berulang untuk individu menjadi sebuah pengalaman dan respon tindakan karena memang
otak manusia sangat adaptif dan plastis sehingga mudah mengadakan perubahan struktural
dan fungsional. Model aktivasi otak (breathing exercise, latihan harmonisasi otak dan memory
brain exercise) yang diberikan memungkinkan perubahan dalam fungsi sensorik, motorik,
kognitifsebagaiakibatdarireorganisasiotakdenganadanyaplastisitasneuronal,peningkatan
jumlah neuron pasca stroke.
Penelitian dilakukan di Bangsal Saraf dan Poliklinik Fisioterapi RSUD Dr. Moewardi
Surakarta mulai bulan April sampai Juli 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
gambaran perkembangan otak penderita pasca stroke setelah diberikan aktivasi otak,
termasuk melihat gambaran CTScan.
Hasildaripenelitianiniadalahadanyagambaranperkembanganotakuntukkemampuan
kognitif, khususnya memori meskipun tidak selalu ditunjukkan perubahan gambaran
CTScan setelah diberikan aktivasi otak.
Kata kunci: gambaran perkembangan otak, pasca stroke, aktivasi otak.
Pendahuluan
Seringnya dijumpai gejala sisa pasca stroke sebagai akibat fungsi otak yang tidak membaik
sepenuhnyayaitumulaidarikelumpuhanpadasatusisitubuh,menurunatauhilangnyarasa,gangguan
bahasa hingga gangguan status mental lazim ditemui pada penderita stroke (Avicenna, 2010). Hal
yang menarik adalah kemampuan otak untuk melakukan regenerasi meskipun banyak neuron di otak
telah mati.
Kemampuan regenerasi otak ini menunjukkan gambaran perkembangan otak yang ditunjukkan
dengan perubahan dalam fungsi motorik, kognitif sebagai akibat dari reorganisasi otak karena adanya
plastisitas neuronal dan peningkatan jumlah neuron pasca stroke. Perkembangan gambaran otak
ini terjadi sebagai akibat adanya stimulasi yang berulang-ulang, baik sensoris maupun motoris yang
diterima oleh individu pasca stroke (James, 2009).
Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya perkembangan otak terkait dengan
perubahan struktural dan fungsional otak. Perubahan struktural terkait dengan perubahan kimia
saraf (neurochemical) berupa peningkatan neurotransmiter yang akan membawa pengaruh pada
meningkatnya kelistrikan antar neuron dan penerimaan saraf (neuroreceptive) dan plastisitas.
Perubahan fungsional terkait dengan perubahan sel-sel saraf/neuron berupa pengaktifan sinaps serta
proses sprouting (Arthur, 2009).
2. 152
Gambaran perkembangan otak ini juga bisa diamati melalui teknik pencitraan otak. Munculnya
teknik pencitraan otak seperti CTScan maupun fMRI terkait dengan rekaman neurofisiologis pada
primata dan manusia telah memberikan bukti adanya neuroplastisitas susunan saraf pusat, dengan
ditunjukkan berkurangnya/hilangannya jaringan kontraktil di daerah sekitar infark dan adanya
peningkatan sistem motor sebagai hasil dari pelatihan motorik (Nudo et al., 1996). Keterampilan
motorik pada orang dewasa yang sehat juga menunjukkan perubahan fungsi sensomotor (Nadler et
al., 1998).
Aktivasi otak pada masa regenerasi saraf pascastroke sangat penting untuk mendukung perbaikan
otak. Aktivasi otak yang terdiri dari breathing exercise, latihan harmonisasi otak dan memory brain
exrcisediberikanuntukmendapatkanefekrelaksasiyangakanmenstimulasipembentukanzat-zatyang
penting untuk pertumbuhan sel saraf, serta memiliki pengaruh terhadap struktur otak seperti korteks
visual, hipokampus dan korteks serebral. Lebih lanjut efek yang diperlihatkan adalah perbaikan dalam
hal fungsi sensorik, motorik dan kognitif global.
Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment yaitu jenis penelitian eksperimen semu
dimana tidak semua variabel luar dikontrol oleh peneliti. Sedangkan desain penelitian ini adalah
pretest-posttest group with control design yaitu dengan melihat kemampuan kognitif serta gambaran
pencitraan otak untuk beberapa pasien yang dijelaskan secara deskriptif.
Subjek penelitian ini adalah penderita pasca stroke di Bangsal Saraf dan Poliklinik RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Teknik pengambilan sampel dengan Purposif Sampling, yaitu responden diambil
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Waktu penelitian meliputi perijinan
sampai dengan perlakuan untuk responden diawali pada bulan April sampai Juni 2012. Sedangkan
gambaran kemampuan perkembangan otak diamati selama 3 minggu.
Hasil dan Pembahasan
Aktivasi otak
Pemberian aktivasi otak meliputi latihan sebagai berikut:
1. Breathing exercise (latihan pernafasan)
Tujuan dilakukan latihan ini adalah untuk mencapai relaksasi sempurna sehingga kondisi
umum dari pasien aman untuk dilakukan latihan-latihan aktivasi otak. Pratiwi tahun 2008
mengungkapkan bahwa teknik relaksasi akan menstimulasi hormone yang mempengaruhi
rasa nyaman seseorang, contohnya hormone neuropeptides. Selain itu, Kisner, C tahun 1990
menyatakan bahwa breathing exercise yang merupakan latihan pernafasan akan memperbaiki
fungsi paru, memperbaiki distribusi ventilasi dan memperbaiki oksigenasi di seluruh tubuh,
termasuk otak.
Sedangkan oleh Fortinash, Worret tahun 1999 mengungkapkan bahwa teknik relaksasi
dengan latihan pernafasan yang diterapkan akan mencapai relaksasi. Selama relaksasi pasien
dianjurkankonsentrasidenganmendengarkanmusiklembutatauberdo’aataupunberkonsentrasi
merasakan otot yang direlaksasikan.
Prosedur latihan breathing exercise meliputi:
a. Responden berbaring terlentang
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
3. Prosiding Seminar Nasional
Food Habit and Degenerative Diseases
153
b. Latihan nafas dilakukan dengan cara menarik nafas melalui hidung dan selanjutnya
dihembuskan melalui mulut
c. Responden dianjurkan dan dibimbing untuk mengidentifikasi daerah-daerah otot yang
sering tegang sampai dengan responden benar-benar merasa relaks
d. Latihan pernafasan dan pengencangan otot yang sakit dilakukan selama 5 sampai 7 detik
(bila diperlukan)
e. Latihan rileksasi terutama pada bagian/otot yang terasa sakit selama 20-30 detik (bila perlu
dengan mendengarkan musik lembut/berdo’a) selama 8 kali.
2. Latihan Harmonisasi
Bentuk latihan harmonisasi adalah latihan-latihan fisik yang ringan, yang memadukan
harmonisasi kerja antara otak kanan, kiri serta otak tengah atau keseimbangan setiap bagian
otak. Prinsip latihan ini adalah melakukan gerakan-gerakan menyilang melewati bagian tengah
atau yang disebut corpus callosum. Diungkapkan oleh Dennison tahun 2002 bahwa prinsip
latihan pada otak adalah melakukan gerakan-gerakan menyilang melewati bagian tengah atau
yang disebut corpus callosum, dengan melakukan gerakan-gerakan menyilang secara teratur
untuk beberapa waktu, diharapkan terjadi harmonisasi antara otak kiri dan otak kanan. Latihan
otak dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu lateralitas komunikasi, pemfokusan pemahaman, dan
pemusatan pengaturan. Latihan harmonisasi meliputi:
a. Latihan lateralitas komunikasi, dengan cara:
0.1 Responden memegang benda yang ringan (balok ringan yang memungkinkan dipegang
oleh responden).
0.2 Responden diminta menggerakkan benda itu memutar dan menyilang ke kiri dan ke
kanan.
b. Pemfokusan pemahaman, dengan cara:
0.1 Responden diminta untuk melipat lutut dan sikunya berulang kali
0.2 Responden diminta mengangkat tangan keatas lalu digerakkan ke muka dan ke belakang
c. Pemusatan pengaturan, dengan cara:
0.1 Responden diminta untuk menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah
0.2 Responden mengangkat benda yang ringan kemudian digerakkannya ke atas dan ke
bawah
3. Memory Brain Exercise
Memory Brain Exercise merupakan salah satu kegiatan untuk mengaktifkan otak, berupa
latihan yang terstruktur dalam bentuk tanyajawab sebagai berikut:
3.1 Membaca dan membuat catatan tentang kegiatan apa saja yang responden ingat selama satu
hari
3.2 Membuat ringkasan dengan mengisi tabel yang terdiri dari kemampuan panca indera,
perasaan emosional, dan gerakan/tindakan yang dilakukan oleh responden
3.3 Merevieu dengan membaca ulang dari ringkasan tersebut dan membuat kunci untuk
memancing ingatan
3.4 Keesokan harinya di baca ulang ringkasan tersebut dan bisa diperhatikan apakah kata kunci
sudah mengaktifkan otak memori, bila belum periksa kembali catatan itu dan alternatif lain
4. 154
adalah membuat kata kunci yang telah dibuat dengan menambahkan gambar/symbol. Tetapi
bila kata kunci ternyata belum aktif, mungkin perlu mencari kata kunci alternatif yang lebih
kuat
3.5 Kegiatan ini dilakukan setiap hari, dan dikroscekkan dengan famili/anggota keluarganya
untuk mengecek kebenarannya.
Gambaran kemampuan kognitif
Deskripsi gambaran kemampuan kognoitif global yang diamati dengan menggunakan tabel
(khususnya kemampuan memori) .menggambarkan perkembangan yang bervariasi di semua
responden, baik untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Beberapa responden
dideskripsikan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi gambaran kemampuan kognitif
Kelompok Responden Deskripsi Memori Keterangan
Perlakuan Tn. M Kemampuan mengingat kegiatan
yang telah dilakukan terbalik-balik,
terutama membedakan waktu
(kegiatan pagi, siang, sore).
Kata kunci sangat
membantu.
Ny. Sut Kemampuan mengingat kembali
kegiatan yang melibatkan panca
indera, perasaan/emosi dan
aktifitas perlu digali kembali,
kesulitan mengingat hal yang baru
saja terjadi.
Kata-kata kunci sangat
membantu.
Ny. Su Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan pada awal-awal relatif
sudah baik.
Perlu relaksasi untuk
menenangkan.
Ny. St Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan relatif baik, tetapi
emosional selalu gelisah.
Kata kunci sangat
membantu.
Tn. P Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan relatif terus membaik.
Kata kunci sangat
membantu, bahkan
responden minta PR
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
5. Prosiding Seminar Nasional
Food Habit and Degenerative Diseases
155
Kontrol Tn. S Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan kesulitan.
Konfirmasi dengan
keluarga perlu dijalin,
kata-kata kunci perlu
dibuat.
Tn. L Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan relatif baik à pancingan
kata kunci.
Kata kunci sangat
membantu.
Tn. Sy Kemampuan untuk mengingat
kegiatan yang dilakukan belum disa
dilakukan secara teratur, kadang
lupa sama sekali.
Kata kunci harus melalu
di buka untuk menggali
ingatan.
Tn. Sp Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan relatif baik/bisa
mengingat.
Kata kunci tetap
harus diberikan untuk
mengaktifkan ingatan
kembali.
Tn. Ab Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
emosi dan gerakan-gerakan cukup
tetapi dengan pancingan.
Tidak banyak
perubahan di akhir tes
memori.
Sumber: Data primer
Sedangkan gambaran kognitif global yang diamati dengan parameter Mini Mental State
Examination (MMSE) Modification. dapat dilihat adanya perbedaan gambaran kemampuan kognitif
setelah dilaksanakan perlakuan. Gambaran kemampuan kognitif itu dapat dilihat seperti pada Tabel
2.
Tabel 2. Hasil data gambaran kognitif global
Kelompok Responden
Nilai awal test
MMSE
Nilai akhir test
MMSE
Perlakuan Tn. M 10 13
Ny. Sut 7 11
Ny. Su 11 13
Ny.St 9 11
Tn. P 10 13
Rata-rata 9.4 12.2
Kontrol T. S 5 5
Tn. L 9 10
Tn. Sy 8 10
Tn. Sp 11 11
Tn Ab 9 10
Rata-rata 8.4 9.2
Sumber: data primer.
6. 156
Hasil Gambaran CTScan
Hasil gambaran CTScan dari repsonden tidak semuanya bisa diamati. Berbagai kendala
diantaranya adalah kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukan CTScan, kendala yang
lainnya adalah pada saat responden sudah pulang cukup sulit untuk melakukan CTScan kembali.
Gambaran CTScan yang bisa diamati secara deskriptif disa digambarkan seperti dalam Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Gambaran CTScan
Kelompok Responden Gambaran CTScan -
sebelum
Gambaran CTScan -
sesudah
Perlakuan Tn. M Lesi hiperdense di
temporalis kiri.
-
Ny. Sut Lesi multiple hipodens di
parietooccipital kiri.
(suspect metastase – massa
suprasella).
Masih tampak lesi
hipodens.
Ny. Su Lesi hipodens di capsula
interna kanan dan kiri.
-
Ny. St Tidak tampak lesi hiper/
hipodense pada brain
parenchyme.
-
Tn. P Lesi hiperdens di regio
frontalis bilateral dengan
perifocal oedema.
Lesi hipodens di ganglia
basalis kanan.
Tidak tampak lesi
hiperdense, sedikit
lesi hipodens ganglia
basalis.
Kontrol Tn. S Lesi hipodens. -
Tn. L Tak tampak lesi hipo/
hiperdens di brain
parenchim.
-
Tn. Sy Lesi isodens, perifokal
oedema.
Masih tampak lesi
isodens perifokal.
Tn. Sp Lesi hipodens prefrontalis. Masih tampak lesi
hipodens.
Tn. Ab. Tak tampak lesi -
Sumber: Data primer
Analisis Hasil
Gambaran perkembangan otak setelah diberikan aktivasi otak pada penderita pasca stroke
dikaitkan dengan perkembangan fungsi kognitif dan gambaran CTScan dijelaskan secara deskriptif.
Data kemampuan kognitif global menunjukkan perkembangan yang berarti. Rata-rata kemampuan
kognitif global pada semua kelompok mengalami peningkatan,tetapi bila dilihat hasilnya peningkatan
kemampuan kognitif global ada pada kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakukan kemampuan
kognitif global mengalami peningkatan dari 9.4 menjadi 12.2 sedangkan pada kelompok kontrol
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
7. Prosiding Seminar Nasional
Food Habit and Degenerative Diseases
157
juga sedikit mengalami peningkatan dari 8.4 menjadi 9.2. Hal ini menunjukkan bahwa gambaran
kemampuan kognitif setelah diberikan perlakuan jauh mengalami peningkatan dari pada yang tidak
diberikan perlakuan.
Hasil ini menunjukkan bahwa gambaran perkembangan otak telah terjadi setelah diberikan
aktivasi otak. Feigin, 2006 mengungkapkann bahwa aktivasi otak mampu mempengaruhi regenerasi
saraf, mekanisme yang berperan dalam pemulihan stroke adalah peristiwa yang istimewa pada otak
bahwa otak merupakan organ yang mudah beradaptasi meskipun neuron-neuron di otak telah mati,
kemampuan neuroplastisitas dan neurogenesis pada otak memungkinkan bagian-bagian tertentu
di otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang rusak, sehingga otak seperti belajar
kemampuan baru. Demikian pula regenerasi yang terjadi di otak, khususnya neuroplastisitas dan
neurogenesis di hipokampus dalam perannya pada kemampuan kognitif. Diawali dengan proses
neurochemical yang terjadi di hipokampus.
Mekanisme neurochemical diatas selanjutnya akan mempengaruhi penerimaan saraf
(neuroreceptive) dan perubahan struktur neuron saraf dan organisasi otak (reorganisasi). Setiawan
tahun 2007 dan Irfan tahun 2010 mengungkapkan bahwa reorganisasi sistem saraf terjadi dalam
beberapa bentuk antara lain diaschis (neural shock) yaitu pemulihan dini yang berangsur membaik,
unmasking(penggantianfungsiolehaksondansinapsyangtidakaktif)yaitudenervationsupersensitifity
(pengambilalihan fungsi serabut saraf yang rusak) dan silent synapsis recruitment (pengoptimalan
sinapsis yang tersembunyi fungsinya untuk menggantikan sinapsis utama yang rusak) serta sprouting
(respon neuron pada daerah yang tidak mengalami cidera) yaitu axonal regeneration (regenerasi pada
serabut saraf yang dimulai dari proximal menuju ke distal) dan collateral sprouting (pertunasan dari sel
yang utuh atau tidak rusak yang berdekatan dengan jaringan saraf yang rusak).
Kalau dilihat dari hasil deskripsi gambaran kognitif khususnya kemampuan memori pada
pertama kali/pretest kemampuan mengingat, rata-rata responden mempunyai gambaran mengingat
yang lemah, baik mengingat dengan melibatkan panca indra, perasaan/emosi dan mengingat gerakan-
gerakan yang telah dilakukan hari sebelumnya. Hal yang menarik adalah sangat bermanfaatnya kata-
kata kunci untuk memancing ingatan responden. Didapati bahwa semua responden hampir memakai
kata-kata kunci pada setiap latihan memori brain. Pada saat kata-kata kunci dikeluarkan, ternyata
responden mampu mengeksplor ingatannya kembali, meskipun kata-kata kunci yang dikeluarkan
mempunyai prosentase yang berbeda antar semua responden.
Hasil gambaran CTScan responden menunjukkan bahwa rata-rata terdapat lesi pada hipo dan
hiperdens,tetapidarigambaranmenunjukkanbahwaareayangkenaberbeda-beda.Halinimerupakan
suatu kelemahan data responden, namun demikian peneliti sudah berusaha menyamakan tempat/
area kerusakan otak. Terkait dengan hasil gambaran CTScan, empat dari semua responden berhasil
peneliti amati, bahwa gambaran lesi pada area otak tetap dijumpai meskipun areanya relatif lebih lebih
sempit. Hal yang menarik juga adalah pada dua kelompok perlakuan didapatkan hasil yang berbeda
dariadanyalesidihipomaupunhiperdenssetelahduaminggudijumpaisatupasienmasihnampakada
lesi di hipodens namun pada satu responden lagi adanya lesi tidak tampak lagi. Kalau kita bandingkan
dengan kelompok kontrol bahwa kedua responden memang masih menampakkan lesi pada area yang
sama, namun bisa kita amati dalam gambaran bahwa lesi ini mempunyai area yang kecil dibandingkan
sebelumnya. Menganalisa hasil ini, dikaitkan dengan hasil gambaran kognitif responden bahwa tidak
selamanya hasil gambaran memori responden berkorelasi positif dengan gambaran hasil CTScan yang
ada, namun satu responden pada kelompok perlakuan menunjukkan korelasi positif.
8. 158
Penutup
Kesimpulan
Ada gambaran perkembangan otak pasca stroke setelah pemberian aktivasi otak terhadap
kemampuan kognitif global penderita pasca stroke, tetapi tidak selalu berkorelasi positif dengan
gambaran CTScan (hal ini mungkin karena peneliti hanya bisa mengalami 2 responden yang
mempunyai area kerusakan yang berbeda) .
Saran
Perludilakukanpenelitianlebihlanjutuntukmengamatiperbaikankemampuankognitifpenderita
pasca stroke ini dengan mengamati gambaran hasil pencitraan otak secara rinci dengan teknologi yang
lebih canggih (kontras) dengan jumlah responden yang cukup/banyak dengan area kerusakan yang
sama, disamping itu rekomendasi penelitian lanjutan juga perlu mengambil rentang waktu yang agak
lama, sehingga perbaikan-perbaikan yang terjadi di otak semakin nyata.
Daftar Pustaka
Admin, 2010, Belajar Teknik Memori Super Mampu Melejitkan Kemampuan Otak.
Bear, M.E,. Connorss, B., & Paradisco, M., 1996, Neuroscience : Exploring the Brain, Philadelphia.
Dennison, 2004, Braingym untuk Bisnis, Interaksara Batam Center, Batam.
Ethel, Sloane, 2003, Anatomi dan Fisiologi, Alih bahasa James Veldman, EGC, Jakarta.
Feigin, V., 2006, Stroke, PT Buana Ilmu Populer, Jakarta.
Kandell, E., 1995, Cellular Mechanisms of Learning and Memory, Essentials of Neural Science and
Behavior, eds Kandel, E., Schwartz, J.H., Jessell, T.M., pp:667-699, Appleton & Lange, Stamford,
Connecticut USA.
Kisner, Caroline, 1990, Therapeutik Exercise, FA Davis Company, Philadhelpia.
Pratiknya,A.W,2001,Dasar-DasarMetodologiPenelitianKedokterandanKesehatan,PTGrajaGrafindo
Persada, Jakarta
Pratiwi, A Purnomo, S.W. Maliya,A, 2008. Poster Presentation International Confrence On Health and
The Chongis World to be held on November 10-13, Bangkok, Thailand.
Rahayu, Umi B, 2007, Pengaruh Kurkumin dalam mengatasi gangguan memori akibat stres kronik,
jumlah dan morfologi astrosit, Sekolah Paska Sarjana UGM, Yogyakarta.
Richardo E. J, 2010, Archives of General Psychiatry, Carver College of Medicine, Amerika Serikat.
Susanto, Edi, 2010, Official Buzan Licensed Instructor Maping, BLI.
Wiyono, N., 2006, Pengaruh Stres Kronik terhadap Memori Kerja, Jumlah Astrosit dan Neuron
Piramidal dan Tebal Lamina Piramidalis CA I Hippocampus pada Tikus, Tesis, Sekolah
Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes