SlideShare a Scribd company logo
Prosiding Seminar Nasional
Food Habit and Degenerative Diseases
151
GAMBARAN PERKEMBANGAN OTAK PASCA STROKE SETELAH
DILAKUKAN AKTIVASI OTAK
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
Abstrak
Gambaran perkembangan otak pasca stroke terkait dengan proses neuroplasticity yang
terjadi di otak. Berbagai stimulasi sensoris dan motoris yang dilakukan secara teratur dan
berulang untuk individu menjadi sebuah pengalaman dan respon tindakan karena memang
otak manusia sangat adaptif dan plastis sehingga mudah mengadakan perubahan struktural
dan fungsional. Model aktivasi otak (breathing exercise, latihan harmonisasi otak dan memory
brain exercise) yang diberikan memungkinkan perubahan dalam fungsi sensorik, motorik,
kognitifsebagaiakibatdarireorganisasiotakdenganadanyaplastisitasneuronal,peningkatan
jumlah neuron pasca stroke.
Penelitian dilakukan di Bangsal Saraf dan Poliklinik Fisioterapi RSUD Dr. Moewardi
Surakarta mulai bulan April sampai Juli 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
gambaran perkembangan otak penderita pasca stroke setelah diberikan aktivasi otak,
termasuk melihat gambaran CTScan.
Hasildaripenelitianiniadalahadanyagambaranperkembanganotakuntukkemampuan
kognitif, khususnya memori meskipun tidak selalu ditunjukkan perubahan gambaran
CTScan setelah diberikan aktivasi otak.
Kata kunci: gambaran perkembangan otak, pasca stroke, aktivasi otak.
Pendahuluan
Seringnya dijumpai gejala sisa pasca stroke sebagai akibat fungsi otak yang tidak membaik
sepenuhnyayaitumulaidarikelumpuhanpadasatusisitubuh,menurunatauhilangnyarasa,gangguan
bahasa hingga gangguan status mental lazim ditemui pada penderita stroke (Avicenna, 2010). Hal
yang menarik adalah kemampuan otak untuk melakukan regenerasi meskipun banyak neuron di otak
telah mati.
Kemampuan regenerasi otak ini menunjukkan gambaran perkembangan otak yang ditunjukkan
dengan perubahan dalam fungsi motorik, kognitif sebagai akibat dari reorganisasi otak karena adanya
plastisitas neuronal dan peningkatan jumlah neuron pasca stroke. Perkembangan gambaran otak
ini terjadi sebagai akibat adanya stimulasi yang berulang-ulang, baik sensoris maupun motoris yang
diterima oleh individu pasca stroke (James, 2009).
Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya perkembangan otak terkait dengan
perubahan struktural dan fungsional otak. Perubahan struktural terkait dengan perubahan kimia
saraf (neurochemical) berupa peningkatan neurotransmiter yang akan membawa pengaruh pada
meningkatnya kelistrikan antar neuron dan penerimaan saraf (neuroreceptive) dan plastisitas.
Perubahan fungsional terkait dengan perubahan sel-sel saraf/neuron berupa pengaktifan sinaps serta
proses sprouting (Arthur, 2009).
152
Gambaran perkembangan otak ini juga bisa diamati melalui teknik pencitraan otak. Munculnya
teknik pencitraan otak seperti CTScan maupun fMRI terkait dengan rekaman neurofisiologis pada
primata dan manusia telah memberikan bukti adanya neuroplastisitas susunan saraf pusat, dengan
ditunjukkan berkurangnya/hilangannya jaringan kontraktil di daerah sekitar infark dan adanya
peningkatan sistem motor sebagai hasil dari pelatihan motorik (Nudo et al., 1996). Keterampilan
motorik pada orang dewasa yang sehat juga menunjukkan perubahan fungsi sensomotor (Nadler et
al., 1998).
Aktivasi otak pada masa regenerasi saraf pascastroke sangat penting untuk mendukung perbaikan
otak. Aktivasi otak yang terdiri dari breathing exercise, latihan harmonisasi otak dan memory brain
exrcisediberikanuntukmendapatkanefekrelaksasiyangakanmenstimulasipembentukanzat-zatyang
penting untuk pertumbuhan sel saraf, serta memiliki pengaruh terhadap struktur otak seperti korteks
visual, hipokampus dan korteks serebral. Lebih lanjut efek yang diperlihatkan adalah perbaikan dalam
hal fungsi sensorik, motorik dan kognitif global.
Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment yaitu jenis penelitian eksperimen semu
dimana tidak semua variabel luar dikontrol oleh peneliti. Sedangkan desain penelitian ini adalah
pretest-posttest group with control design yaitu dengan melihat kemampuan kognitif serta gambaran
pencitraan otak untuk beberapa pasien yang dijelaskan secara deskriptif.
Subjek penelitian ini adalah penderita pasca stroke di Bangsal Saraf dan Poliklinik RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Teknik pengambilan sampel dengan Purposif Sampling, yaitu responden diambil
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Waktu penelitian meliputi perijinan
sampai dengan perlakuan untuk responden diawali pada bulan April sampai Juni 2012. Sedangkan
gambaran kemampuan perkembangan otak diamati selama 3 minggu.
Hasil dan Pembahasan
Aktivasi otak
Pemberian aktivasi otak meliputi latihan sebagai berikut:
1. Breathing exercise (latihan pernafasan)
Tujuan dilakukan latihan ini adalah untuk mencapai relaksasi sempurna sehingga kondisi
umum dari pasien aman untuk dilakukan latihan-latihan aktivasi otak. Pratiwi tahun 2008
mengungkapkan bahwa teknik relaksasi akan menstimulasi hormone yang mempengaruhi
rasa nyaman seseorang, contohnya hormone neuropeptides. Selain itu, Kisner, C tahun 1990
menyatakan bahwa breathing exercise yang merupakan latihan pernafasan akan memperbaiki
fungsi paru, memperbaiki distribusi ventilasi dan memperbaiki oksigenasi di seluruh tubuh,
termasuk otak.
Sedangkan oleh Fortinash, Worret tahun 1999 mengungkapkan bahwa teknik relaksasi
dengan latihan pernafasan yang diterapkan akan mencapai relaksasi. Selama relaksasi pasien
dianjurkankonsentrasidenganmendengarkanmusiklembutatauberdo’aataupunberkonsentrasi
merasakan otot yang direlaksasikan.
Prosedur latihan breathing exercise meliputi:
a. Responden berbaring terlentang
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
Prosiding Seminar Nasional
Food Habit and Degenerative Diseases
153
b. Latihan nafas dilakukan dengan cara menarik nafas melalui hidung dan selanjutnya
dihembuskan melalui mulut
c. Responden dianjurkan dan dibimbing untuk mengidentifikasi daerah-daerah otot yang
sering tegang sampai dengan responden benar-benar merasa relaks
d. Latihan pernafasan dan pengencangan otot yang sakit dilakukan selama 5 sampai 7 detik
(bila diperlukan)
e. Latihan rileksasi terutama pada bagian/otot yang terasa sakit selama 20-30 detik (bila perlu
dengan mendengarkan musik lembut/berdo’a) selama 8 kali.
2. Latihan Harmonisasi
Bentuk latihan harmonisasi adalah latihan-latihan fisik yang ringan, yang memadukan
harmonisasi kerja antara otak kanan, kiri serta otak tengah atau keseimbangan setiap bagian
otak. Prinsip latihan ini adalah melakukan gerakan-gerakan menyilang melewati bagian tengah
atau yang disebut corpus callosum. Diungkapkan oleh Dennison tahun 2002 bahwa prinsip
latihan pada otak adalah melakukan gerakan-gerakan menyilang melewati bagian tengah atau
yang disebut corpus callosum, dengan melakukan gerakan-gerakan menyilang secara teratur
untuk beberapa waktu, diharapkan terjadi harmonisasi antara otak kiri dan otak kanan. Latihan
otak dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu lateralitas komunikasi, pemfokusan pemahaman, dan
pemusatan pengaturan. Latihan harmonisasi meliputi:
a. Latihan lateralitas komunikasi, dengan cara:
0.1 Responden memegang benda yang ringan (balok ringan yang memungkinkan dipegang
oleh responden).
0.2 Responden diminta menggerakkan benda itu memutar dan menyilang ke kiri dan ke
kanan.
b. Pemfokusan pemahaman, dengan cara:
0.1 Responden diminta untuk melipat lutut dan sikunya berulang kali
0.2 Responden diminta mengangkat tangan keatas lalu digerakkan ke muka dan ke belakang
c. Pemusatan pengaturan, dengan cara:
0.1 Responden diminta untuk menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah
0.2 Responden mengangkat benda yang ringan kemudian digerakkannya ke atas dan ke
bawah
3. Memory Brain Exercise
Memory Brain Exercise merupakan salah satu kegiatan untuk mengaktifkan otak, berupa
latihan yang terstruktur dalam bentuk tanyajawab sebagai berikut:
3.1 Membaca dan membuat catatan tentang kegiatan apa saja yang responden ingat selama satu
hari
3.2 Membuat ringkasan dengan mengisi tabel yang terdiri dari kemampuan panca indera,
perasaan emosional, dan gerakan/tindakan yang dilakukan oleh responden
3.3 Merevieu dengan membaca ulang dari ringkasan tersebut dan membuat kunci untuk
memancing ingatan
3.4 Keesokan harinya di baca ulang ringkasan tersebut dan bisa diperhatikan apakah kata kunci
sudah mengaktifkan otak memori, bila belum periksa kembali catatan itu dan alternatif lain
154
adalah membuat kata kunci yang telah dibuat dengan menambahkan gambar/symbol. Tetapi
bila kata kunci ternyata belum aktif, mungkin perlu mencari kata kunci alternatif yang lebih
kuat
3.5 Kegiatan ini dilakukan setiap hari, dan dikroscekkan dengan famili/anggota keluarganya
untuk mengecek kebenarannya.
Gambaran kemampuan kognitif
Deskripsi gambaran kemampuan kognoitif global yang diamati dengan menggunakan tabel
(khususnya kemampuan memori) .menggambarkan perkembangan yang bervariasi di semua
responden, baik untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Beberapa responden
dideskripsikan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi gambaran kemampuan kognitif
Kelompok Responden Deskripsi Memori Keterangan
Perlakuan Tn. M Kemampuan mengingat kegiatan
yang telah dilakukan terbalik-balik,
terutama membedakan waktu
(kegiatan pagi, siang, sore).
Kata kunci sangat
membantu.
Ny. Sut Kemampuan mengingat kembali
kegiatan yang melibatkan panca
indera, perasaan/emosi dan
aktifitas perlu digali kembali,
kesulitan mengingat hal yang baru
saja terjadi.
Kata-kata kunci sangat
membantu.
Ny. Su Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan pada awal-awal relatif
sudah baik.
Perlu relaksasi untuk
menenangkan.
Ny. St Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan relatif baik, tetapi
emosional selalu gelisah.
Kata kunci sangat
membantu.
Tn. P Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan relatif terus membaik.
Kata kunci sangat
membantu, bahkan
responden minta PR
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
Prosiding Seminar Nasional
Food Habit and Degenerative Diseases
155
Kontrol Tn. S Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan kesulitan.
Konfirmasi dengan
keluarga perlu dijalin,
kata-kata kunci perlu
dibuat.
Tn. L Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan relatif baik à pancingan
kata kunci.
Kata kunci sangat
membantu.
Tn. Sy Kemampuan untuk mengingat
kegiatan yang dilakukan belum disa
dilakukan secara teratur, kadang
lupa sama sekali.
Kata kunci harus melalu
di buka untuk menggali
ingatan.
Tn. Sp Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
perasaan/emosi dan gerakan-
gerakan relatif baik/bisa
mengingat.
Kata kunci tetap
harus diberikan untuk
mengaktifkan ingatan
kembali.
Tn. Ab Kemampuan mengingat kegiatan
yang melibatkan panca indra,
emosi dan gerakan-gerakan cukup
tetapi dengan pancingan.
Tidak banyak
perubahan di akhir tes
memori.
Sumber: Data primer
Sedangkan gambaran kognitif global yang diamati dengan parameter Mini Mental State
Examination (MMSE) Modification. dapat dilihat adanya perbedaan gambaran kemampuan kognitif
setelah dilaksanakan perlakuan. Gambaran kemampuan kognitif itu dapat dilihat seperti pada Tabel
2.
Tabel 2. Hasil data gambaran kognitif global
Kelompok Responden
Nilai awal test
MMSE
Nilai akhir test
MMSE
Perlakuan Tn. M 10 13
Ny. Sut 7 11
Ny. Su 11 13
Ny.St 9 11
Tn. P 10 13
Rata-rata 9.4 12.2
Kontrol T. S 5 5
Tn. L 9 10
Tn. Sy 8 10
Tn. Sp 11 11
Tn Ab 9 10
Rata-rata 8.4 9.2
Sumber: data primer.
156
Hasil Gambaran CTScan
Hasil gambaran CTScan dari repsonden tidak semuanya bisa diamati. Berbagai kendala
diantaranya adalah kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukan CTScan, kendala yang
lainnya adalah pada saat responden sudah pulang cukup sulit untuk melakukan CTScan kembali.
Gambaran CTScan yang bisa diamati secara deskriptif disa digambarkan seperti dalam Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Gambaran CTScan
Kelompok Responden Gambaran CTScan -
sebelum
Gambaran CTScan -
sesudah
Perlakuan Tn. M Lesi hiperdense di
temporalis kiri.
-
Ny. Sut Lesi multiple hipodens di
parietooccipital kiri.
(suspect metastase – massa
suprasella).
Masih tampak lesi
hipodens.
Ny. Su Lesi hipodens di capsula
interna kanan dan kiri.
-
Ny. St Tidak tampak lesi hiper/
hipodense pada brain
parenchyme.
-
Tn. P Lesi hiperdens di regio
frontalis bilateral dengan
perifocal oedema.
Lesi hipodens di ganglia
basalis kanan.
Tidak tampak lesi
hiperdense, sedikit
lesi hipodens ganglia
basalis.
Kontrol Tn. S Lesi hipodens. -
Tn. L Tak tampak lesi hipo/
hiperdens di brain
parenchim.
-
Tn. Sy Lesi isodens, perifokal
oedema.
Masih tampak lesi
isodens perifokal.
Tn. Sp Lesi hipodens prefrontalis. Masih tampak lesi
hipodens.
Tn. Ab. Tak tampak lesi -
Sumber: Data primer
Analisis Hasil
Gambaran perkembangan otak setelah diberikan aktivasi otak pada penderita pasca stroke
dikaitkan dengan perkembangan fungsi kognitif dan gambaran CTScan dijelaskan secara deskriptif.
Data kemampuan kognitif global menunjukkan perkembangan yang berarti. Rata-rata kemampuan
kognitif global pada semua kelompok mengalami peningkatan,tetapi bila dilihat hasilnya peningkatan
kemampuan kognitif global ada pada kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakukan kemampuan
kognitif global mengalami peningkatan dari 9.4 menjadi 12.2 sedangkan pada kelompok kontrol
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
Prosiding Seminar Nasional
Food Habit and Degenerative Diseases
157
juga sedikit mengalami peningkatan dari 8.4 menjadi 9.2. Hal ini menunjukkan bahwa gambaran
kemampuan kognitif setelah diberikan perlakuan jauh mengalami peningkatan dari pada yang tidak
diberikan perlakuan.
Hasil ini menunjukkan bahwa gambaran perkembangan otak telah terjadi setelah diberikan
aktivasi otak. Feigin, 2006 mengungkapkann bahwa aktivasi otak mampu mempengaruhi regenerasi
saraf, mekanisme yang berperan dalam pemulihan stroke adalah peristiwa yang istimewa pada otak
bahwa otak merupakan organ yang mudah beradaptasi meskipun neuron-neuron di otak telah mati,
kemampuan neuroplastisitas dan neurogenesis pada otak memungkinkan bagian-bagian tertentu
di otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang rusak, sehingga otak seperti belajar
kemampuan baru. Demikian pula regenerasi yang terjadi di otak, khususnya neuroplastisitas dan
neurogenesis di hipokampus dalam perannya pada kemampuan kognitif. Diawali dengan proses
neurochemical yang terjadi di hipokampus.
Mekanisme neurochemical diatas selanjutnya akan mempengaruhi penerimaan saraf
(neuroreceptive) dan perubahan struktur neuron saraf dan organisasi otak (reorganisasi). Setiawan
tahun 2007 dan Irfan tahun 2010 mengungkapkan bahwa reorganisasi sistem saraf terjadi dalam
beberapa bentuk antara lain diaschis (neural shock) yaitu pemulihan dini yang berangsur membaik,
unmasking(penggantianfungsiolehaksondansinapsyangtidakaktif)yaitudenervationsupersensitifity
(pengambilalihan fungsi serabut saraf yang rusak) dan silent synapsis recruitment (pengoptimalan
sinapsis yang tersembunyi fungsinya untuk menggantikan sinapsis utama yang rusak) serta sprouting
(respon neuron pada daerah yang tidak mengalami cidera) yaitu axonal regeneration (regenerasi pada
serabut saraf yang dimulai dari proximal menuju ke distal) dan collateral sprouting (pertunasan dari sel
yang utuh atau tidak rusak yang berdekatan dengan jaringan saraf yang rusak).
Kalau dilihat dari hasil deskripsi gambaran kognitif khususnya kemampuan memori pada
pertama kali/pretest kemampuan mengingat, rata-rata responden mempunyai gambaran mengingat
yang lemah, baik mengingat dengan melibatkan panca indra, perasaan/emosi dan mengingat gerakan-
gerakan yang telah dilakukan hari sebelumnya. Hal yang menarik adalah sangat bermanfaatnya kata-
kata kunci untuk memancing ingatan responden. Didapati bahwa semua responden hampir memakai
kata-kata kunci pada setiap latihan memori brain. Pada saat kata-kata kunci dikeluarkan, ternyata
responden mampu mengeksplor ingatannya kembali, meskipun kata-kata kunci yang dikeluarkan
mempunyai prosentase yang berbeda antar semua responden.
Hasil gambaran CTScan responden menunjukkan bahwa rata-rata terdapat lesi pada hipo dan
hiperdens,tetapidarigambaranmenunjukkanbahwaareayangkenaberbeda-beda.Halinimerupakan
suatu kelemahan data responden, namun demikian peneliti sudah berusaha menyamakan tempat/
area kerusakan otak. Terkait dengan hasil gambaran CTScan, empat dari semua responden berhasil
peneliti amati, bahwa gambaran lesi pada area otak tetap dijumpai meskipun areanya relatif lebih lebih
sempit. Hal yang menarik juga adalah pada dua kelompok perlakuan didapatkan hasil yang berbeda
dariadanyalesidihipomaupunhiperdenssetelahduaminggudijumpaisatupasienmasihnampakada
lesi di hipodens namun pada satu responden lagi adanya lesi tidak tampak lagi. Kalau kita bandingkan
dengan kelompok kontrol bahwa kedua responden memang masih menampakkan lesi pada area yang
sama, namun bisa kita amati dalam gambaran bahwa lesi ini mempunyai area yang kecil dibandingkan
sebelumnya. Menganalisa hasil ini, dikaitkan dengan hasil gambaran kognitif responden bahwa tidak
selamanya hasil gambaran memori responden berkorelasi positif dengan gambaran hasil CTScan yang
ada, namun satu responden pada kelompok perlakuan menunjukkan korelasi positif.
158
Penutup
Kesimpulan
Ada gambaran perkembangan otak pasca stroke setelah pemberian aktivasi otak terhadap
kemampuan kognitif global penderita pasca stroke, tetapi tidak selalu berkorelasi positif dengan
gambaran CTScan (hal ini mungkin karena peneliti hanya bisa mengalami 2 responden yang
mempunyai area kerusakan yang berbeda) .
Saran
Perludilakukanpenelitianlebihlanjutuntukmengamatiperbaikankemampuankognitifpenderita
pasca stroke ini dengan mengamati gambaran hasil pencitraan otak secara rinci dengan teknologi yang
lebih canggih (kontras) dengan jumlah responden yang cukup/banyak dengan area kerusakan yang
sama, disamping itu rekomendasi penelitian lanjutan juga perlu mengambil rentang waktu yang agak
lama, sehingga perbaikan-perbaikan yang terjadi di otak semakin nyata.
Daftar Pustaka
Admin, 2010, Belajar Teknik Memori Super Mampu Melejitkan Kemampuan Otak.
Bear, M.E,. Connorss, B., & Paradisco, M., 1996, Neuroscience : Exploring the Brain, Philadelphia.
Dennison, 2004, Braingym untuk Bisnis, Interaksara Batam Center, Batam.
Ethel, Sloane, 2003, Anatomi dan Fisiologi, Alih bahasa James Veldman, EGC, Jakarta.
Feigin, V., 2006, Stroke, PT Buana Ilmu Populer, Jakarta.
Kandell, E., 1995, Cellular Mechanisms of Learning and Memory, Essentials of Neural Science and
Behavior, eds Kandel, E., Schwartz, J.H., Jessell, T.M., pp:667-699, Appleton & Lange, Stamford,
Connecticut USA.
Kisner, Caroline, 1990, Therapeutik Exercise, FA Davis Company, Philadhelpia.
Pratiknya,A.W,2001,Dasar-DasarMetodologiPenelitianKedokterandanKesehatan,PTGrajaGrafindo
Persada, Jakarta
Pratiwi, A Purnomo, S.W. Maliya,A, 2008. Poster Presentation International Confrence On Health and
The Chongis World to be held on November 10-13, Bangkok, Thailand.
Rahayu, Umi B, 2007, Pengaruh Kurkumin dalam mengatasi gangguan memori akibat stres kronik,
jumlah dan morfologi astrosit, Sekolah Paska Sarjana UGM, Yogyakarta.
Richardo E. J, 2010, Archives of General Psychiatry, Carver College of Medicine, Amerika Serikat.
Susanto, Edi, 2010, Official Buzan Licensed Instructor Maping, BLI.
Wiyono, N., 2006, Pengaruh Stres Kronik terhadap Memori Kerja, Jumlah Astrosit dan Neuron
Piramidal dan Tebal Lamina Piramidalis CA I Hippocampus pada Tikus, Tesis, Sekolah
Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes

More Related Content

What's hot

Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
RahmatHidayatHaqiqi
 
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
gustians
 
1 pengenalan kecergasanl-tingkatan-4
1 pengenalan kecergasanl-tingkatan-41 pengenalan kecergasanl-tingkatan-4
1 pengenalan kecergasanl-tingkatan-4Mohamad Ihtifazuddin
 
RT pjpk tingkatan 4
RT pjpk tingkatan 4RT pjpk tingkatan 4
RT pjpk tingkatan 4
Khat Erin
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Pensil Dan Pemadam
 
Makalah kinesiologi
Makalah kinesiologiMakalah kinesiologi

What's hot (8)

4. aktivitas terapi
4. aktivitas terapi4. aktivitas terapi
4. aktivitas terapi
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
 
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
 
1 pengenalan kecergasanl-tingkatan-4
1 pengenalan kecergasanl-tingkatan-41 pengenalan kecergasanl-tingkatan-4
1 pengenalan kecergasanl-tingkatan-4
 
RT pjpk tingkatan 4
RT pjpk tingkatan 4RT pjpk tingkatan 4
RT pjpk tingkatan 4
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
 
Makalah kinesiologi
Makalah kinesiologiMakalah kinesiologi
Makalah kinesiologi
 

Similar to 20_GAMBARAN PERKEMBANGAN OTAK PASCA STROKE.pdf

kebutuhan tidur
kebutuhan tidurkebutuhan tidur
kebutuhan tidur
Agung Rudianzyah
 
Modul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan Lengkap
Modul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan LengkapModul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan Lengkap
Modul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan Lengkap
Diva Pendidikan
 
Sistem Koordinasi pada Manusia
Sistem Koordinasi pada ManusiaSistem Koordinasi pada Manusia
Sistem Koordinasi pada Manusia
Universities Pendidikan Ganesha
 
#12 Neuropsikologi Kognitif_part1.pdf
#12 Neuropsikologi Kognitif_part1.pdf#12 Neuropsikologi Kognitif_part1.pdf
#12 Neuropsikologi Kognitif_part1.pdf
LuckyAdeSessiani1
 
74-Article Text-214-1-10-20211023.pdf
74-Article Text-214-1-10-20211023.pdf74-Article Text-214-1-10-20211023.pdf
74-Article Text-214-1-10-20211023.pdf
muarif5
 
laporan praktek kerja lapangan PKL_galuh.pdf
laporan praktek kerja lapangan PKL_galuh.pdflaporan praktek kerja lapangan PKL_galuh.pdf
laporan praktek kerja lapangan PKL_galuh.pdf
ugamtech
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
Yanto Physio
 
Bobat exc
Bobat exc Bobat exc
Bobat exc
vetinovita
 
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)
tita_chubie
 
Modul Trigger Points
Modul Trigger PointsModul Trigger Points
Modul Trigger Points
aditya romadhon
 
(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerak
(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerak(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerak
(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerak
NuryatiSianipar
 
Teori persyarafan
Teori persyarafanTeori persyarafan
Teori persyarafan
Heri Zalmes Dodge Tomahawk
 
Anatomi fisiologi sistem persarafan
Anatomi fisiologi sistem persarafan Anatomi fisiologi sistem persarafan
Anatomi fisiologi sistem persarafan
Yusuf Aruke
 
1. pengantar kuliah psikologi faal
1. pengantar kuliah psikologi faal1. pengantar kuliah psikologi faal
1. pengantar kuliah psikologi faalWahyu Hanif A Q
 
Neurosains
NeurosainsNeurosains
NeurosainsBoyolali
 
Makalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafanMakalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafan
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafanMakalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafan
Septian Muna Barakati
 
Biomekanika1
Biomekanika1Biomekanika1
Biomekanika1
asriani7
 
Yoga untuk kesehatan final
Yoga untuk kesehatan finalYoga untuk kesehatan final
Yoga untuk kesehatan final
STAH DN Jakarta
 

Similar to 20_GAMBARAN PERKEMBANGAN OTAK PASCA STROKE.pdf (20)

kebutuhan tidur
kebutuhan tidurkebutuhan tidur
kebutuhan tidur
 
Modul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan Lengkap
Modul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan LengkapModul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan Lengkap
Modul Ajar Biologi XI SMA Tahun 2023-2024 Kurikulum Merdeka Terbaru dan Lengkap
 
Sistem Koordinasi pada Manusia
Sistem Koordinasi pada ManusiaSistem Koordinasi pada Manusia
Sistem Koordinasi pada Manusia
 
#12 Neuropsikologi Kognitif_part1.pdf
#12 Neuropsikologi Kognitif_part1.pdf#12 Neuropsikologi Kognitif_part1.pdf
#12 Neuropsikologi Kognitif_part1.pdf
 
74-Article Text-214-1-10-20211023.pdf
74-Article Text-214-1-10-20211023.pdf74-Article Text-214-1-10-20211023.pdf
74-Article Text-214-1-10-20211023.pdf
 
laporan praktek kerja lapangan PKL_galuh.pdf
laporan praktek kerja lapangan PKL_galuh.pdflaporan praktek kerja lapangan PKL_galuh.pdf
laporan praktek kerja lapangan PKL_galuh.pdf
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
 
Bobat exc
Bobat exc Bobat exc
Bobat exc
 
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)
KONSEP DASAR PRAKTIK KEBIDANAN (MAKALAH SISTEM SARAF SUSAH TIDUR/INSOM)
 
Modul Trigger Points
Modul Trigger PointsModul Trigger Points
Modul Trigger Points
 
(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerak
(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerak(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerak
(Nuryati sianipar) rancangan modul intervensi terapi gerak
 
Teori persyarafan
Teori persyarafanTeori persyarafan
Teori persyarafan
 
Anatomi fisiologi sistem persarafan
Anatomi fisiologi sistem persarafan Anatomi fisiologi sistem persarafan
Anatomi fisiologi sistem persarafan
 
1. pengantar kuliah psikologi faal
1. pengantar kuliah psikologi faal1. pengantar kuliah psikologi faal
1. pengantar kuliah psikologi faal
 
Neurosains
NeurosainsNeurosains
Neurosains
 
Makalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafanMakalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafan
 
Makalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafanMakalah sistem persarafan
Makalah sistem persarafan
 
Biomekanika1
Biomekanika1Biomekanika1
Biomekanika1
 
Yoga untuk kesehatan final
Yoga untuk kesehatan finalYoga untuk kesehatan final
Yoga untuk kesehatan final
 
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem persarafan AKPER PEMKAB MUNA
 

More from sardiantidwitirta

Resusitasi jantung.ppt
Resusitasi jantung.pptResusitasi jantung.ppt
Resusitasi jantung.ppt
sardiantidwitirta
 
e1f7c7e3be8e173c4aa154aae7081c11.pptx
e1f7c7e3be8e173c4aa154aae7081c11.pptxe1f7c7e3be8e173c4aa154aae7081c11.pptx
e1f7c7e3be8e173c4aa154aae7081c11.pptx
sardiantidwitirta
 
Regan · SlidesCarnival.pptx
Regan · SlidesCarnival.pptxRegan · SlidesCarnival.pptx
Regan · SlidesCarnival.pptx
sardiantidwitirta
 
Cervical Root Syndrome.pptx
Cervical Root Syndrome.pptxCervical Root Syndrome.pptx
Cervical Root Syndrome.pptx
sardiantidwitirta
 
ANATOMI_SISTEM_SARAF - Copy.pptx
ANATOMI_SISTEM_SARAF - Copy.pptxANATOMI_SISTEM_SARAF - Copy.pptx
ANATOMI_SISTEM_SARAF - Copy.pptx
sardiantidwitirta
 
2842824.pdf_file.pptx
2842824.pdf_file.pptx2842824.pdf_file.pptx
2842824.pdf_file.pptx
sardiantidwitirta
 
PowerPointAnatomiFisiologiSistemSaraf-090224201540-phpapp02.pptx
PowerPointAnatomiFisiologiSistemSaraf-090224201540-phpapp02.pptxPowerPointAnatomiFisiologiSistemSaraf-090224201540-phpapp02.pptx
PowerPointAnatomiFisiologiSistemSaraf-090224201540-phpapp02.pptx
sardiantidwitirta
 
stroke-130711163114-phpapp01.pptx
stroke-130711163114-phpapp01.pptxstroke-130711163114-phpapp01.pptx
stroke-130711163114-phpapp01.pptx
sardiantidwitirta
 
Gadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.pptGadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.ppt
sardiantidwitirta
 
document-2.pdf
document-2.pdfdocument-2.pdf
document-2.pdf
sardiantidwitirta
 
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.pptjbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
sardiantidwitirta
 
PLASTISITAS_OTAK_PERKEMBANGAN_SARAF_DAN.doc
PLASTISITAS_OTAK_PERKEMBANGAN_SARAF_DAN.docPLASTISITAS_OTAK_PERKEMBANGAN_SARAF_DAN.doc
PLASTISITAS_OTAK_PERKEMBANGAN_SARAF_DAN.doc
sardiantidwitirta
 
KONSEPNEUROSAINSNEUROPLASTISITASdanNEUROBEHAVIORDALAMPENINGKATANDERAJATKESEHA...
KONSEPNEUROSAINSNEUROPLASTISITASdanNEUROBEHAVIORDALAMPENINGKATANDERAJATKESEHA...KONSEPNEUROSAINSNEUROPLASTISITASdanNEUROBEHAVIORDALAMPENINGKATANDERAJATKESEHA...
KONSEPNEUROSAINSNEUROPLASTISITASdanNEUROBEHAVIORDALAMPENINGKATANDERAJATKESEHA...
sardiantidwitirta
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
sardiantidwitirta
 

More from sardiantidwitirta (14)

Resusitasi jantung.ppt
Resusitasi jantung.pptResusitasi jantung.ppt
Resusitasi jantung.ppt
 
e1f7c7e3be8e173c4aa154aae7081c11.pptx
e1f7c7e3be8e173c4aa154aae7081c11.pptxe1f7c7e3be8e173c4aa154aae7081c11.pptx
e1f7c7e3be8e173c4aa154aae7081c11.pptx
 
Regan · SlidesCarnival.pptx
Regan · SlidesCarnival.pptxRegan · SlidesCarnival.pptx
Regan · SlidesCarnival.pptx
 
Cervical Root Syndrome.pptx
Cervical Root Syndrome.pptxCervical Root Syndrome.pptx
Cervical Root Syndrome.pptx
 
ANATOMI_SISTEM_SARAF - Copy.pptx
ANATOMI_SISTEM_SARAF - Copy.pptxANATOMI_SISTEM_SARAF - Copy.pptx
ANATOMI_SISTEM_SARAF - Copy.pptx
 
2842824.pdf_file.pptx
2842824.pdf_file.pptx2842824.pdf_file.pptx
2842824.pdf_file.pptx
 
PowerPointAnatomiFisiologiSistemSaraf-090224201540-phpapp02.pptx
PowerPointAnatomiFisiologiSistemSaraf-090224201540-phpapp02.pptxPowerPointAnatomiFisiologiSistemSaraf-090224201540-phpapp02.pptx
PowerPointAnatomiFisiologiSistemSaraf-090224201540-phpapp02.pptx
 
stroke-130711163114-phpapp01.pptx
stroke-130711163114-phpapp01.pptxstroke-130711163114-phpapp01.pptx
stroke-130711163114-phpapp01.pptx
 
Gadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.pptGadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.ppt
 
document-2.pdf
document-2.pdfdocument-2.pdf
document-2.pdf
 
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.pptjbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
jbptunikompp-gdl-usepmohama-19431-10-usahada-i.ppt
 
PLASTISITAS_OTAK_PERKEMBANGAN_SARAF_DAN.doc
PLASTISITAS_OTAK_PERKEMBANGAN_SARAF_DAN.docPLASTISITAS_OTAK_PERKEMBANGAN_SARAF_DAN.doc
PLASTISITAS_OTAK_PERKEMBANGAN_SARAF_DAN.doc
 
KONSEPNEUROSAINSNEUROPLASTISITASdanNEUROBEHAVIORDALAMPENINGKATANDERAJATKESEHA...
KONSEPNEUROSAINSNEUROPLASTISITASdanNEUROBEHAVIORDALAMPENINGKATANDERAJATKESEHA...KONSEPNEUROSAINSNEUROPLASTISITASdanNEUROBEHAVIORDALAMPENINGKATANDERAJATKESEHA...
KONSEPNEUROSAINSNEUROPLASTISITASdanNEUROBEHAVIORDALAMPENINGKATANDERAJATKESEHA...
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-sarafAnatomi fisiologi-sistem-saraf
Anatomi fisiologi-sistem-saraf
 

Recently uploaded

Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 

Recently uploaded (20)

Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 

20_GAMBARAN PERKEMBANGAN OTAK PASCA STROKE.pdf

  • 1. Prosiding Seminar Nasional Food Habit and Degenerative Diseases 151 GAMBARAN PERKEMBANGAN OTAK PASCA STROKE SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI OTAK Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes Abstrak Gambaran perkembangan otak pasca stroke terkait dengan proses neuroplasticity yang terjadi di otak. Berbagai stimulasi sensoris dan motoris yang dilakukan secara teratur dan berulang untuk individu menjadi sebuah pengalaman dan respon tindakan karena memang otak manusia sangat adaptif dan plastis sehingga mudah mengadakan perubahan struktural dan fungsional. Model aktivasi otak (breathing exercise, latihan harmonisasi otak dan memory brain exercise) yang diberikan memungkinkan perubahan dalam fungsi sensorik, motorik, kognitifsebagaiakibatdarireorganisasiotakdenganadanyaplastisitasneuronal,peningkatan jumlah neuron pasca stroke. Penelitian dilakukan di Bangsal Saraf dan Poliklinik Fisioterapi RSUD Dr. Moewardi Surakarta mulai bulan April sampai Juli 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran perkembangan otak penderita pasca stroke setelah diberikan aktivasi otak, termasuk melihat gambaran CTScan. Hasildaripenelitianiniadalahadanyagambaranperkembanganotakuntukkemampuan kognitif, khususnya memori meskipun tidak selalu ditunjukkan perubahan gambaran CTScan setelah diberikan aktivasi otak. Kata kunci: gambaran perkembangan otak, pasca stroke, aktivasi otak. Pendahuluan Seringnya dijumpai gejala sisa pasca stroke sebagai akibat fungsi otak yang tidak membaik sepenuhnyayaitumulaidarikelumpuhanpadasatusisitubuh,menurunatauhilangnyarasa,gangguan bahasa hingga gangguan status mental lazim ditemui pada penderita stroke (Avicenna, 2010). Hal yang menarik adalah kemampuan otak untuk melakukan regenerasi meskipun banyak neuron di otak telah mati. Kemampuan regenerasi otak ini menunjukkan gambaran perkembangan otak yang ditunjukkan dengan perubahan dalam fungsi motorik, kognitif sebagai akibat dari reorganisasi otak karena adanya plastisitas neuronal dan peningkatan jumlah neuron pasca stroke. Perkembangan gambaran otak ini terjadi sebagai akibat adanya stimulasi yang berulang-ulang, baik sensoris maupun motoris yang diterima oleh individu pasca stroke (James, 2009). Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya perkembangan otak terkait dengan perubahan struktural dan fungsional otak. Perubahan struktural terkait dengan perubahan kimia saraf (neurochemical) berupa peningkatan neurotransmiter yang akan membawa pengaruh pada meningkatnya kelistrikan antar neuron dan penerimaan saraf (neuroreceptive) dan plastisitas. Perubahan fungsional terkait dengan perubahan sel-sel saraf/neuron berupa pengaktifan sinaps serta proses sprouting (Arthur, 2009).
  • 2. 152 Gambaran perkembangan otak ini juga bisa diamati melalui teknik pencitraan otak. Munculnya teknik pencitraan otak seperti CTScan maupun fMRI terkait dengan rekaman neurofisiologis pada primata dan manusia telah memberikan bukti adanya neuroplastisitas susunan saraf pusat, dengan ditunjukkan berkurangnya/hilangannya jaringan kontraktil di daerah sekitar infark dan adanya peningkatan sistem motor sebagai hasil dari pelatihan motorik (Nudo et al., 1996). Keterampilan motorik pada orang dewasa yang sehat juga menunjukkan perubahan fungsi sensomotor (Nadler et al., 1998). Aktivasi otak pada masa regenerasi saraf pascastroke sangat penting untuk mendukung perbaikan otak. Aktivasi otak yang terdiri dari breathing exercise, latihan harmonisasi otak dan memory brain exrcisediberikanuntukmendapatkanefekrelaksasiyangakanmenstimulasipembentukanzat-zatyang penting untuk pertumbuhan sel saraf, serta memiliki pengaruh terhadap struktur otak seperti korteks visual, hipokampus dan korteks serebral. Lebih lanjut efek yang diperlihatkan adalah perbaikan dalam hal fungsi sensorik, motorik dan kognitif global. Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment yaitu jenis penelitian eksperimen semu dimana tidak semua variabel luar dikontrol oleh peneliti. Sedangkan desain penelitian ini adalah pretest-posttest group with control design yaitu dengan melihat kemampuan kognitif serta gambaran pencitraan otak untuk beberapa pasien yang dijelaskan secara deskriptif. Subjek penelitian ini adalah penderita pasca stroke di Bangsal Saraf dan Poliklinik RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Teknik pengambilan sampel dengan Purposif Sampling, yaitu responden diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Waktu penelitian meliputi perijinan sampai dengan perlakuan untuk responden diawali pada bulan April sampai Juni 2012. Sedangkan gambaran kemampuan perkembangan otak diamati selama 3 minggu. Hasil dan Pembahasan Aktivasi otak Pemberian aktivasi otak meliputi latihan sebagai berikut: 1. Breathing exercise (latihan pernafasan) Tujuan dilakukan latihan ini adalah untuk mencapai relaksasi sempurna sehingga kondisi umum dari pasien aman untuk dilakukan latihan-latihan aktivasi otak. Pratiwi tahun 2008 mengungkapkan bahwa teknik relaksasi akan menstimulasi hormone yang mempengaruhi rasa nyaman seseorang, contohnya hormone neuropeptides. Selain itu, Kisner, C tahun 1990 menyatakan bahwa breathing exercise yang merupakan latihan pernafasan akan memperbaiki fungsi paru, memperbaiki distribusi ventilasi dan memperbaiki oksigenasi di seluruh tubuh, termasuk otak. Sedangkan oleh Fortinash, Worret tahun 1999 mengungkapkan bahwa teknik relaksasi dengan latihan pernafasan yang diterapkan akan mencapai relaksasi. Selama relaksasi pasien dianjurkankonsentrasidenganmendengarkanmusiklembutatauberdo’aataupunberkonsentrasi merasakan otot yang direlaksasikan. Prosedur latihan breathing exercise meliputi: a. Responden berbaring terlentang Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
  • 3. Prosiding Seminar Nasional Food Habit and Degenerative Diseases 153 b. Latihan nafas dilakukan dengan cara menarik nafas melalui hidung dan selanjutnya dihembuskan melalui mulut c. Responden dianjurkan dan dibimbing untuk mengidentifikasi daerah-daerah otot yang sering tegang sampai dengan responden benar-benar merasa relaks d. Latihan pernafasan dan pengencangan otot yang sakit dilakukan selama 5 sampai 7 detik (bila diperlukan) e. Latihan rileksasi terutama pada bagian/otot yang terasa sakit selama 20-30 detik (bila perlu dengan mendengarkan musik lembut/berdo’a) selama 8 kali. 2. Latihan Harmonisasi Bentuk latihan harmonisasi adalah latihan-latihan fisik yang ringan, yang memadukan harmonisasi kerja antara otak kanan, kiri serta otak tengah atau keseimbangan setiap bagian otak. Prinsip latihan ini adalah melakukan gerakan-gerakan menyilang melewati bagian tengah atau yang disebut corpus callosum. Diungkapkan oleh Dennison tahun 2002 bahwa prinsip latihan pada otak adalah melakukan gerakan-gerakan menyilang melewati bagian tengah atau yang disebut corpus callosum, dengan melakukan gerakan-gerakan menyilang secara teratur untuk beberapa waktu, diharapkan terjadi harmonisasi antara otak kiri dan otak kanan. Latihan otak dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu lateralitas komunikasi, pemfokusan pemahaman, dan pemusatan pengaturan. Latihan harmonisasi meliputi: a. Latihan lateralitas komunikasi, dengan cara: 0.1 Responden memegang benda yang ringan (balok ringan yang memungkinkan dipegang oleh responden). 0.2 Responden diminta menggerakkan benda itu memutar dan menyilang ke kiri dan ke kanan. b. Pemfokusan pemahaman, dengan cara: 0.1 Responden diminta untuk melipat lutut dan sikunya berulang kali 0.2 Responden diminta mengangkat tangan keatas lalu digerakkan ke muka dan ke belakang c. Pemusatan pengaturan, dengan cara: 0.1 Responden diminta untuk menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah 0.2 Responden mengangkat benda yang ringan kemudian digerakkannya ke atas dan ke bawah 3. Memory Brain Exercise Memory Brain Exercise merupakan salah satu kegiatan untuk mengaktifkan otak, berupa latihan yang terstruktur dalam bentuk tanyajawab sebagai berikut: 3.1 Membaca dan membuat catatan tentang kegiatan apa saja yang responden ingat selama satu hari 3.2 Membuat ringkasan dengan mengisi tabel yang terdiri dari kemampuan panca indera, perasaan emosional, dan gerakan/tindakan yang dilakukan oleh responden 3.3 Merevieu dengan membaca ulang dari ringkasan tersebut dan membuat kunci untuk memancing ingatan 3.4 Keesokan harinya di baca ulang ringkasan tersebut dan bisa diperhatikan apakah kata kunci sudah mengaktifkan otak memori, bila belum periksa kembali catatan itu dan alternatif lain
  • 4. 154 adalah membuat kata kunci yang telah dibuat dengan menambahkan gambar/symbol. Tetapi bila kata kunci ternyata belum aktif, mungkin perlu mencari kata kunci alternatif yang lebih kuat 3.5 Kegiatan ini dilakukan setiap hari, dan dikroscekkan dengan famili/anggota keluarganya untuk mengecek kebenarannya. Gambaran kemampuan kognitif Deskripsi gambaran kemampuan kognoitif global yang diamati dengan menggunakan tabel (khususnya kemampuan memori) .menggambarkan perkembangan yang bervariasi di semua responden, baik untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Beberapa responden dideskripsikan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi gambaran kemampuan kognitif Kelompok Responden Deskripsi Memori Keterangan Perlakuan Tn. M Kemampuan mengingat kegiatan yang telah dilakukan terbalik-balik, terutama membedakan waktu (kegiatan pagi, siang, sore). Kata kunci sangat membantu. Ny. Sut Kemampuan mengingat kembali kegiatan yang melibatkan panca indera, perasaan/emosi dan aktifitas perlu digali kembali, kesulitan mengingat hal yang baru saja terjadi. Kata-kata kunci sangat membantu. Ny. Su Kemampuan mengingat kegiatan yang melibatkan panca indra, perasaan/emosi dan gerakan- gerakan pada awal-awal relatif sudah baik. Perlu relaksasi untuk menenangkan. Ny. St Kemampuan mengingat kegiatan yang melibatkan panca indra, perasaan/emosi dan gerakan- gerakan relatif baik, tetapi emosional selalu gelisah. Kata kunci sangat membantu. Tn. P Kemampuan mengingat kegiatan yang melibatkan panca indra, perasaan/emosi dan gerakan- gerakan relatif terus membaik. Kata kunci sangat membantu, bahkan responden minta PR Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
  • 5. Prosiding Seminar Nasional Food Habit and Degenerative Diseases 155 Kontrol Tn. S Kemampuan mengingat kegiatan yang melibatkan panca indra, perasaan/emosi dan gerakan- gerakan kesulitan. Konfirmasi dengan keluarga perlu dijalin, kata-kata kunci perlu dibuat. Tn. L Kemampuan mengingat kegiatan yang melibatkan panca indra, perasaan/emosi dan gerakan- gerakan relatif baik à pancingan kata kunci. Kata kunci sangat membantu. Tn. Sy Kemampuan untuk mengingat kegiatan yang dilakukan belum disa dilakukan secara teratur, kadang lupa sama sekali. Kata kunci harus melalu di buka untuk menggali ingatan. Tn. Sp Kemampuan mengingat kegiatan yang melibatkan panca indra, perasaan/emosi dan gerakan- gerakan relatif baik/bisa mengingat. Kata kunci tetap harus diberikan untuk mengaktifkan ingatan kembali. Tn. Ab Kemampuan mengingat kegiatan yang melibatkan panca indra, emosi dan gerakan-gerakan cukup tetapi dengan pancingan. Tidak banyak perubahan di akhir tes memori. Sumber: Data primer Sedangkan gambaran kognitif global yang diamati dengan parameter Mini Mental State Examination (MMSE) Modification. dapat dilihat adanya perbedaan gambaran kemampuan kognitif setelah dilaksanakan perlakuan. Gambaran kemampuan kognitif itu dapat dilihat seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil data gambaran kognitif global Kelompok Responden Nilai awal test MMSE Nilai akhir test MMSE Perlakuan Tn. M 10 13 Ny. Sut 7 11 Ny. Su 11 13 Ny.St 9 11 Tn. P 10 13 Rata-rata 9.4 12.2 Kontrol T. S 5 5 Tn. L 9 10 Tn. Sy 8 10 Tn. Sp 11 11 Tn Ab 9 10 Rata-rata 8.4 9.2 Sumber: data primer.
  • 6. 156 Hasil Gambaran CTScan Hasil gambaran CTScan dari repsonden tidak semuanya bisa diamati. Berbagai kendala diantaranya adalah kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukan CTScan, kendala yang lainnya adalah pada saat responden sudah pulang cukup sulit untuk melakukan CTScan kembali. Gambaran CTScan yang bisa diamati secara deskriptif disa digambarkan seperti dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil Gambaran CTScan Kelompok Responden Gambaran CTScan - sebelum Gambaran CTScan - sesudah Perlakuan Tn. M Lesi hiperdense di temporalis kiri. - Ny. Sut Lesi multiple hipodens di parietooccipital kiri. (suspect metastase – massa suprasella). Masih tampak lesi hipodens. Ny. Su Lesi hipodens di capsula interna kanan dan kiri. - Ny. St Tidak tampak lesi hiper/ hipodense pada brain parenchyme. - Tn. P Lesi hiperdens di regio frontalis bilateral dengan perifocal oedema. Lesi hipodens di ganglia basalis kanan. Tidak tampak lesi hiperdense, sedikit lesi hipodens ganglia basalis. Kontrol Tn. S Lesi hipodens. - Tn. L Tak tampak lesi hipo/ hiperdens di brain parenchim. - Tn. Sy Lesi isodens, perifokal oedema. Masih tampak lesi isodens perifokal. Tn. Sp Lesi hipodens prefrontalis. Masih tampak lesi hipodens. Tn. Ab. Tak tampak lesi - Sumber: Data primer Analisis Hasil Gambaran perkembangan otak setelah diberikan aktivasi otak pada penderita pasca stroke dikaitkan dengan perkembangan fungsi kognitif dan gambaran CTScan dijelaskan secara deskriptif. Data kemampuan kognitif global menunjukkan perkembangan yang berarti. Rata-rata kemampuan kognitif global pada semua kelompok mengalami peningkatan,tetapi bila dilihat hasilnya peningkatan kemampuan kognitif global ada pada kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakukan kemampuan kognitif global mengalami peningkatan dari 9.4 menjadi 12.2 sedangkan pada kelompok kontrol Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes
  • 7. Prosiding Seminar Nasional Food Habit and Degenerative Diseases 157 juga sedikit mengalami peningkatan dari 8.4 menjadi 9.2. Hal ini menunjukkan bahwa gambaran kemampuan kognitif setelah diberikan perlakuan jauh mengalami peningkatan dari pada yang tidak diberikan perlakuan. Hasil ini menunjukkan bahwa gambaran perkembangan otak telah terjadi setelah diberikan aktivasi otak. Feigin, 2006 mengungkapkann bahwa aktivasi otak mampu mempengaruhi regenerasi saraf, mekanisme yang berperan dalam pemulihan stroke adalah peristiwa yang istimewa pada otak bahwa otak merupakan organ yang mudah beradaptasi meskipun neuron-neuron di otak telah mati, kemampuan neuroplastisitas dan neurogenesis pada otak memungkinkan bagian-bagian tertentu di otak dapat mengambil alih fungsi dari bagian-bagian yang rusak, sehingga otak seperti belajar kemampuan baru. Demikian pula regenerasi yang terjadi di otak, khususnya neuroplastisitas dan neurogenesis di hipokampus dalam perannya pada kemampuan kognitif. Diawali dengan proses neurochemical yang terjadi di hipokampus. Mekanisme neurochemical diatas selanjutnya akan mempengaruhi penerimaan saraf (neuroreceptive) dan perubahan struktur neuron saraf dan organisasi otak (reorganisasi). Setiawan tahun 2007 dan Irfan tahun 2010 mengungkapkan bahwa reorganisasi sistem saraf terjadi dalam beberapa bentuk antara lain diaschis (neural shock) yaitu pemulihan dini yang berangsur membaik, unmasking(penggantianfungsiolehaksondansinapsyangtidakaktif)yaitudenervationsupersensitifity (pengambilalihan fungsi serabut saraf yang rusak) dan silent synapsis recruitment (pengoptimalan sinapsis yang tersembunyi fungsinya untuk menggantikan sinapsis utama yang rusak) serta sprouting (respon neuron pada daerah yang tidak mengalami cidera) yaitu axonal regeneration (regenerasi pada serabut saraf yang dimulai dari proximal menuju ke distal) dan collateral sprouting (pertunasan dari sel yang utuh atau tidak rusak yang berdekatan dengan jaringan saraf yang rusak). Kalau dilihat dari hasil deskripsi gambaran kognitif khususnya kemampuan memori pada pertama kali/pretest kemampuan mengingat, rata-rata responden mempunyai gambaran mengingat yang lemah, baik mengingat dengan melibatkan panca indra, perasaan/emosi dan mengingat gerakan- gerakan yang telah dilakukan hari sebelumnya. Hal yang menarik adalah sangat bermanfaatnya kata- kata kunci untuk memancing ingatan responden. Didapati bahwa semua responden hampir memakai kata-kata kunci pada setiap latihan memori brain. Pada saat kata-kata kunci dikeluarkan, ternyata responden mampu mengeksplor ingatannya kembali, meskipun kata-kata kunci yang dikeluarkan mempunyai prosentase yang berbeda antar semua responden. Hasil gambaran CTScan responden menunjukkan bahwa rata-rata terdapat lesi pada hipo dan hiperdens,tetapidarigambaranmenunjukkanbahwaareayangkenaberbeda-beda.Halinimerupakan suatu kelemahan data responden, namun demikian peneliti sudah berusaha menyamakan tempat/ area kerusakan otak. Terkait dengan hasil gambaran CTScan, empat dari semua responden berhasil peneliti amati, bahwa gambaran lesi pada area otak tetap dijumpai meskipun areanya relatif lebih lebih sempit. Hal yang menarik juga adalah pada dua kelompok perlakuan didapatkan hasil yang berbeda dariadanyalesidihipomaupunhiperdenssetelahduaminggudijumpaisatupasienmasihnampakada lesi di hipodens namun pada satu responden lagi adanya lesi tidak tampak lagi. Kalau kita bandingkan dengan kelompok kontrol bahwa kedua responden memang masih menampakkan lesi pada area yang sama, namun bisa kita amati dalam gambaran bahwa lesi ini mempunyai area yang kecil dibandingkan sebelumnya. Menganalisa hasil ini, dikaitkan dengan hasil gambaran kognitif responden bahwa tidak selamanya hasil gambaran memori responden berkorelasi positif dengan gambaran hasil CTScan yang ada, namun satu responden pada kelompok perlakuan menunjukkan korelasi positif.
  • 8. 158 Penutup Kesimpulan Ada gambaran perkembangan otak pasca stroke setelah pemberian aktivasi otak terhadap kemampuan kognitif global penderita pasca stroke, tetapi tidak selalu berkorelasi positif dengan gambaran CTScan (hal ini mungkin karena peneliti hanya bisa mengalami 2 responden yang mempunyai area kerusakan yang berbeda) . Saran Perludilakukanpenelitianlebihlanjutuntukmengamatiperbaikankemampuankognitifpenderita pasca stroke ini dengan mengamati gambaran hasil pencitraan otak secara rinci dengan teknologi yang lebih canggih (kontras) dengan jumlah responden yang cukup/banyak dengan area kerusakan yang sama, disamping itu rekomendasi penelitian lanjutan juga perlu mengambil rentang waktu yang agak lama, sehingga perbaikan-perbaikan yang terjadi di otak semakin nyata. Daftar Pustaka Admin, 2010, Belajar Teknik Memori Super Mampu Melejitkan Kemampuan Otak. Bear, M.E,. Connorss, B., & Paradisco, M., 1996, Neuroscience : Exploring the Brain, Philadelphia. Dennison, 2004, Braingym untuk Bisnis, Interaksara Batam Center, Batam. Ethel, Sloane, 2003, Anatomi dan Fisiologi, Alih bahasa James Veldman, EGC, Jakarta. Feigin, V., 2006, Stroke, PT Buana Ilmu Populer, Jakarta. Kandell, E., 1995, Cellular Mechanisms of Learning and Memory, Essentials of Neural Science and Behavior, eds Kandel, E., Schwartz, J.H., Jessell, T.M., pp:667-699, Appleton & Lange, Stamford, Connecticut USA. Kisner, Caroline, 1990, Therapeutik Exercise, FA Davis Company, Philadhelpia. Pratiknya,A.W,2001,Dasar-DasarMetodologiPenelitianKedokterandanKesehatan,PTGrajaGrafindo Persada, Jakarta Pratiwi, A Purnomo, S.W. Maliya,A, 2008. Poster Presentation International Confrence On Health and The Chongis World to be held on November 10-13, Bangkok, Thailand. Rahayu, Umi B, 2007, Pengaruh Kurkumin dalam mengatasi gangguan memori akibat stres kronik, jumlah dan morfologi astrosit, Sekolah Paska Sarjana UGM, Yogyakarta. Richardo E. J, 2010, Archives of General Psychiatry, Carver College of Medicine, Amerika Serikat. Susanto, Edi, 2010, Official Buzan Licensed Instructor Maping, BLI. Wiyono, N., 2006, Pengaruh Stres Kronik terhadap Memori Kerja, Jumlah Astrosit dan Neuron Piramidal dan Tebal Lamina Piramidalis CA I Hippocampus pada Tikus, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Umi Budi Rahayu, SSt. FT, MKes