Dokumen tersebut membahas tentang teori dan prinsip pengeringan pangan, meliputi definisi pengeringan, proses dan manfaatnya untuk mengawetkan pangan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi laju pengeringan seperti aktivitas air dan derajat keterikatan air pada bahan pangan.
Dokumen tersebut membahas tentang baku mutu air dan limbah cair. Terdapat 5 tahapan pengolahan limbah cair yaitu pretreatment, primary treatment, secondary treatment, tertiary treatment, dan sludge treatment. Tujuan pengolahan limbah cair adalah mengurangi zat pencemar seperti senyawa organik dan mikroba patogen.
Pengolahan limbah bertujuan untuk menghilangkan padatan dan bahan organik serta mikroba patogen. Pengolahan dapat dilakukan secara alami menggunakan kolam atau dengan peralatan meliputi pengolahan primer, sekunder, dan tersier. Pengolahan excreta bertujuan mengurangi risiko penyakit dengan mengolahnya di septic tank atau fasilitas kolektif.
Tiga tahap utama pengolahan air limbah adalah pengolahan awal untuk menghilangkan padatan dan minyak, pengolahan tahap pertama untuk menghilangkan padatan melalui proses fisika, dan pengolahan tahap kedua untuk menghilangkan zat terlarut melalui proses biologi. Limbah yang dihasilkan selanjutnya diolah lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang baku mutu air dan limbah cair. Terdapat 5 tahapan pengolahan limbah cair yaitu pretreatment, primary treatment, secondary treatment, tertiary treatment, dan sludge treatment. Tujuan pengolahan limbah cair adalah mengurangi zat pencemar seperti senyawa organik dan mikroba patogen.
Pengolahan limbah bertujuan untuk menghilangkan padatan dan bahan organik serta mikroba patogen. Pengolahan dapat dilakukan secara alami menggunakan kolam atau dengan peralatan meliputi pengolahan primer, sekunder, dan tersier. Pengolahan excreta bertujuan mengurangi risiko penyakit dengan mengolahnya di septic tank atau fasilitas kolektif.
Tiga tahap utama pengolahan air limbah adalah pengolahan awal untuk menghilangkan padatan dan minyak, pengolahan tahap pertama untuk menghilangkan padatan melalui proses fisika, dan pengolahan tahap kedua untuk menghilangkan zat terlarut melalui proses biologi. Limbah yang dihasilkan selanjutnya diolah lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya air bagi manusia dan bahan pangan, struktur molekul air dan es, sifat fisik dan kimia air, peran air dalam bahan pangan, aktivitas air, dan pengawetan pangan dengan pengendalian kadar air.
Proses pengolahan limbah cair industri tekstil meliputi beberapa tahapan mulai dari air limbah produksi hingga air hasil pengolahan. Prosesnya meliputi pendinginan, pengendapan, pengkoagulasi, pembentukan flok, pemisahan lumpur, pengolahan biologis, dan pemisahan air bersih. Air bersih kemudian dibuang ke badan air.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengawetan makanan meliputi proses pengeringan untuk menghambat pembusukan dengan mengurangi kadar air, sehingga mikroba tidak dapat tumbuh. Terdapat dua jenis pengeringan yaitu alami menggunakan sinar matahari dan buatan menggunakan panas buatan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengeringan mempengaruhi tekstur, aroma, mikroba
Proses pengeringan digunakan untuk mengurangi kadar air pada produk pertanian dan makanan agar dapat disimpan lebih lama. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan adalah luas permukaan, perbedaan suhu, dan kelembaban udara. Ada beberapa jenis mesin pengering yang digunakan tergantung sifat bahan yang akan dikeringkan."
Pengeringan adalah proses penghilangan air dari bahan melalui penguapan dengan bantuan panas dan aliran udara. Proses ini penting untuk mengawetkan dan memperpanjang umur simpan produk pertanian dan makanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju pengeringan antara lain luas permukaan, suhu, kecepatan udara, tekanan udara, dan kelembaban udara. Metode pengeringan umumnya dikelompokkan menjadi batch dan kontinu.
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 2 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS)
Nama : Wawan Diyanto
NIM : 1310180016
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
Teknologi pengolahan limbah cair merupakan kunci dalam memelihara lingkungan. Ada tiga metode pengolahan limbah cair yaitu fisika, kimia, dan biologi yang dapat digunakan secara terpisah atau bersamaan. Metode pengolahan fisika meliputi penyaringan, pengendapan, flotasi, dan filtrasi. Metode kimia melibatkan koagulasi, flokulasi, dan adsorpsi. Metode biologi seperti proses lumpur aktif
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS), Nama : Any Dian Murdiniyati, NIM : 1310190009, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...Rolina Zahhara Tambunan
Pengeringan dengan spray draying adalah metode dehidrasi cepat yang memungkinkan untuk produksi bubuk susu berkualitas tinggi.
Dehidrasi dan penanganan bubuk berikutnya dan penyimpanan, namun, kedua bahan kimia dan perubahan fisik, seperti caking, kristalisasi laktosa, dan pencoklatan nonenzymatik, dapat mengganggu karakteristik bubuk dan mengakibatkan hilangnya bubuk berkualitas.
Banyak perubahan berkaitan keadaan fisik laktosa, sebagai penghilangan air cepat pada hasil spray drying dalam pembentukan kadar air atau kelembapan yang rendah, amorf, struktur nonkristalin laktosa dan komponen susu lainnya.
Komponen amorf bisa ada sebagai padatan seperti gelas atau kaca atau cairan viskos dengan pendinginan yang sangat tinggi (supercooled).
Pembentukan dari amorf, laktosa glassy selama pengeringan secara spray memungkinkan produksi bubuk yang mengalir bebas.
Temperatur tinggi atau kandungan air sisa di tahap-tahap proses pengeringan, namun, mungkin menyebabkan kekakuan (stickiness), caking, browning, dan adhesi partikel bubuk untuk peralatan pengolahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya air bagi manusia dan bahan pangan, struktur molekul air dan es, sifat fisik dan kimia air, peran air dalam bahan pangan, aktivitas air, dan pengawetan pangan dengan pengendalian kadar air.
Proses pengolahan limbah cair industri tekstil meliputi beberapa tahapan mulai dari air limbah produksi hingga air hasil pengolahan. Prosesnya meliputi pendinginan, pengendapan, pengkoagulasi, pembentukan flok, pemisahan lumpur, pengolahan biologis, dan pemisahan air bersih. Air bersih kemudian dibuang ke badan air.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengawetan makanan meliputi proses pengeringan untuk menghambat pembusukan dengan mengurangi kadar air, sehingga mikroba tidak dapat tumbuh. Terdapat dua jenis pengeringan yaitu alami menggunakan sinar matahari dan buatan menggunakan panas buatan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengeringan mempengaruhi tekstur, aroma, mikroba
Proses pengeringan digunakan untuk mengurangi kadar air pada produk pertanian dan makanan agar dapat disimpan lebih lama. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan adalah luas permukaan, perbedaan suhu, dan kelembaban udara. Ada beberapa jenis mesin pengering yang digunakan tergantung sifat bahan yang akan dikeringkan."
Pengeringan adalah proses penghilangan air dari bahan melalui penguapan dengan bantuan panas dan aliran udara. Proses ini penting untuk mengawetkan dan memperpanjang umur simpan produk pertanian dan makanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju pengeringan antara lain luas permukaan, suhu, kecepatan udara, tekanan udara, dan kelembaban udara. Metode pengeringan umumnya dikelompokkan menjadi batch dan kontinu.
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 2 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS)
Nama : Wawan Diyanto
NIM : 1310180016
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2022
Teknologi pengolahan limbah cair merupakan kunci dalam memelihara lingkungan. Ada tiga metode pengolahan limbah cair yaitu fisika, kimia, dan biologi yang dapat digunakan secara terpisah atau bersamaan. Metode pengolahan fisika meliputi penyaringan, pengendapan, flotasi, dan filtrasi. Metode kimia melibatkan koagulasi, flokulasi, dan adsorpsi. Metode biologi seperti proses lumpur aktif
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Any Dian...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS), Nama : Any Dian Murdiniyati, NIM : 1310190009, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
PENTINGNYA TRANSISI GELAS DAN AKTIVITAS AIR UNTUK SPRAY DRYING DAN STABILITAS...Rolina Zahhara Tambunan
Pengeringan dengan spray draying adalah metode dehidrasi cepat yang memungkinkan untuk produksi bubuk susu berkualitas tinggi.
Dehidrasi dan penanganan bubuk berikutnya dan penyimpanan, namun, kedua bahan kimia dan perubahan fisik, seperti caking, kristalisasi laktosa, dan pencoklatan nonenzymatik, dapat mengganggu karakteristik bubuk dan mengakibatkan hilangnya bubuk berkualitas.
Banyak perubahan berkaitan keadaan fisik laktosa, sebagai penghilangan air cepat pada hasil spray drying dalam pembentukan kadar air atau kelembapan yang rendah, amorf, struktur nonkristalin laktosa dan komponen susu lainnya.
Komponen amorf bisa ada sebagai padatan seperti gelas atau kaca atau cairan viskos dengan pendinginan yang sangat tinggi (supercooled).
Pembentukan dari amorf, laktosa glassy selama pengeringan secara spray memungkinkan produksi bubuk yang mengalir bebas.
Temperatur tinggi atau kandungan air sisa di tahap-tahap proses pengeringan, namun, mungkin menyebabkan kekakuan (stickiness), caking, browning, dan adhesi partikel bubuk untuk peralatan pengolahan.
PT Krakatau Tirta Industri (KTI) adalah perusahaan penyedia air bersih yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh PT Krakatau Steel. Air baku KTI berasal dari Rawan Danau dan Sungai Cidanau, disimpan di Waduk Nadra Krenceng sebelum diolah menjadi air bersih melalui proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, aerasi dan filtrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrasi air dan sifat senyawa hidrat. Air hidrasi adalah air yang terikat pada ion atau molekul dalam struktur kristal senyawa. Senyawa hidrat akan kehilangan airnya jika dipanaskan dan akan menyerap air kembali jika dibiarkan di udara. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat dan karakteristik senyawa hidrat serta menentukan kadar air dan rasio mol air terhadap gar
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pendinginan dan pembekuan merupakan teknologi pengawetan pangan yang didasarkan pada pengambilan panas dari bahan untuk menunda perubahan selama penyimpanan.
2. Teknik pendinginan meliputi pendinginan udara, ruang pendingin, kriogenik, air, dan vakum dengan tujuan menghambat pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim.
3. Selama pendinginan dapat terjadi perubahan
Dokumen tersebut membahas tentang standar kualitas air bersih yang sehat, meliputi parameter-parameter seperti suhu, kecerahan, warna, oksigen terlarut, pH, salinitas, plankton, dan proses pengolahan air limbah menjadi air bersih melalui koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, hingga penyimpanan di reservoir.
Perubahan pada pati terjadi sebelum dan sesudah proses pengolahan yang meliputi gelatinisasi, retrogradasi, esterifikasi, hidrolisis, dan isomerisasi. Faktor-faktor seperti jenis pati, kandungan amilosa dan amilopektin, bentuk granula, dan suhu mempengaruhi perubahan tersebut. Perubahan pada pati berdampak pada sifat fisik produk akhir seperti tekstur, rasa, dan daya simpan.
The document discusses temperature management and cooling techniques for horticultural produce after harvest. It states that temperature control is the most important factor for maintaining quality. There are two phases to temperature management - an initial cooling phase to remove field heat from the product, followed by a holding phase at the optimal temperature during distribution. The rate of cooling depends on the temperature difference between the product and coolant, contact between them, and their thermal properties. Different cooling techniques can be selected based on the perishability of the product, such as room cooling, forced-air cooling, hydro-cooling, vacuum cooling, or package icing.
All horticultural products can experience various injuries after harvest, including mechanical, pathological, insect/rodent, and physiological injuries. The type and extent of injury depends on factors like the product, variety, maturity, water content, handling, and packaging. There are four main types of injuries to fresh produce: mechanical (e.g. impact, compression, vibration), pathological (caused by fungi, bacteria, viruses), insect/rodent (reduces appearance and hastens deterioration), and physiological (caused by improper temperature or nutrient deficiencies). Correct temperature management is especially important for controlling deterioration, as temperatures above or below the ideal range can cause high temperature, chilling, or freezing injuries.
Deterioration of fresh produce begins at harvest as the produce is removed from its source of water and photosynthetically active light. After harvest, produce relies on stored carbohydrates and continues to respire, using oxygen and releasing carbon dioxide and heat. The rate of respiration, and thus deterioration, increases with temperature and is higher for produce like broccoli and sweet corn. Proper postharvest techniques aim to slow respiration and deterioration by controlling factors like temperature, oxygen, and carbon dioxide levels.
This document discusses factors that influence the quality of fresh produce. It identifies pre-harvest factors like genetics, climate conditions, cultural practices, and plant populations as well as post-harvest factors like harvesting methods, postharvest treatments, and time between harvest and consumption. Both pre and post-harvest factors interact to determine quality, though quality declines rapidly after harvest due to deterioration. Quality standards are used to describe and ensure accurate labeling of produce.
Dokumen tersebut membahas tentang jamur, ragi, dan bakteri. Jamur dan ragi tumbuh pada suhu optimal 20-35°C dan dapat memanfaatkan berbagai senyawa untuk hidupnya. Bakteri umumnya tumbuh pada suhu 20-55°C dan berperan penting dalam membentuk rasa pada makanan. Dokumen juga membahas tentang proses fermentasi oleh ragi yang menghasilkan alkohol dan karbon dioksida.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengendalian mutu dalam agroindustri dan upaya mempertahankan mutu produk pangan. Definisi mutu meliputi kesesuaian dengan harapan pelanggan dan bebas dari kekurangan. Pengendalian mutu mencakup pengujian bahan baku, proses produksi, pengemasan, penyimpanan, dan pengujian produk akhir.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis persediaan, serta metode-metode pengendalian persediaan seperti EOQ, reorder point, safety stock, dan sistem ABC. Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar dan kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat berakibat fatal bagi perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen produksi yang meliputi pengelolaan 5 faktor produksi (material, mesin, tenaga kerja, modal dan manajemen), serta fungsi-fungsi manajemen produksi seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian proses produksi guna menghasilkan output yang sesuai dengan permintaan konsumen."
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persediaan perusahaan, termasuk jenis persediaan, biaya yang terkait, dan metode-metode penentuan jumlah dan waktu pemesanan persediaan.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan kapasitas produksi perusahaan. Kapasitas produksi adalah jumlah produk maksimum yang dapat diproduksi perusahaan untuk mencapai keuntungan optimal dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti permintaan pasar, kapasitas mesin produksi, ketersediaan tenaga kerja, dan perkembangan teknologi. Penentuan kapasitas produksi dapat dilakukan dengan mengestimasi tingkat permintaan di mas
1. LOGO
Teori dan Prinsip Pengeringan
Arie Febrianto Mulyadi
Jur TIP-FTP-Univ. Brawijaya
arie_febrianto@ub.ac.id
ariefm.lecture.ub.ac.id
2. LOGO
Merupakan metode pengawetan pangan
yang paling tua sinar matahari
Definisi pengeringan adalah proses
pengeluaran air dari bahan pangan
dengan menggunakan energi panas
sehingga tingkat kadar air dari bahan
tersebut menurun.
Pengeringan dalam agroindustri
merupakan operasi yang penting, baik
terhadap bahan padat maupun bahan cair.
3. LOGO
Proses pengeringan dapat mengawetkan
bahan pangan karena sebagian air dalam
bahan pangan dihilangkan sehingga
mikroba pembusuk tidak dapat tumbuh
pada jumlah air yang terbatas,
Demikian pula enzim yang dapat
menstimulasi reaksi-reaksi kimia dalam
bahan pangan tidak dapat aktif tanpa air.
4. LOGO
Dua proses penting yang terjadi dalam
pengeringan :
a. Pindah panas yang mengakibatkan
penguapan air
b. Pindah massa yang menyebabkan
pergerakan air atau uap air melalui bahan
pangan yang kemudian
mengakibatkannya terpisah dari bahan
pangan
5. LOGO
Fungsi pengeringan yang lain :
- Memperkecil volume bahan sehingga
memudahkan dan mengefisienkan dalam
penyimpanan, pengemasan, dan
distribusi.
- Mencegah penurunan mutu produk oleh
perubahan sifat fisik dan kimia
6. LOGO
Kerugian pengeringan antara lain:
terjadi perubahan pada struktur, tekstur dan
tampilan bahan pada bahan;
terjadi perubahan pada sifat fisik: rasa,
aroma, warna atau menyebabkan reaksi
browning;
terjadi perubahan kimia yaitu komposisi kimia
dan nilai-nilai gizinya;
terjadi case hardening;
terjadi penurunan mutu;
dan memerlukan perlakuan tambahan
sebelum digunakan.
7. LOGO
Klasifikasi proses pengeringan
1.Pengering alamiah (sun drying) dan
Pengeringan secara alamiah digunakan
karena energi panas murah dan
berlimpah, tetapi energi panas tidak stabil
atau tidak bisa ditetapkan, waktu
pengeringan sulit untuk diperkirakan dan
tidak terjaminnya mutu bahan.
8. LOGO
2.Pengeringan buatan atau artificial
drying, konsumsi energi dapat
diatur, waktu pengeringan dapat
ditentukan, mutu dan kebersihan bahan
yang dikeringkan dapat dijaga, serta
memerlukan biaya operasional yang lebih
mahal dari pada sun drying.
9. LOGO
Penghilangan air dalam proses
pengeringan dapat terjadi dengan
beberapa cara ;
A. Pengeringan yg terjadi pada tekanan
atmosfer, dimana panas dipindahkan dari
udara kering (air drying) atau dari
permukaan benda (seperti logam) yang
dipanaskan yang kontak langsung dengan
bahan pangan , sehingga mengakibatkan
air dari bahan pangan dipindahkan ke
udara.
10. LOGO
B. Pengeringan yang terjadi pada tekanan
vakum (vaccuum drying), pindah panas
dilakukan pada tekanan rendah sehingga
air lebih menguap pada suhu yang lebih
rendah.
C. Pengeringan beku (freeze drying), yaitu
pengeringan dengan cara sublimasi air
dari fase padat (beku) langsung menjadi
uap air dengan cara pengaturan suhu dan
tekanan yang memungkinkan proses
sublimasi terjadi
11. LOGO
Teori Dasar Pengeringan
Air memiliki 3 fase : padat, cair, gas
tergantung pada kondisi suhu dan tekanan
Air yang berada pada garis sepanjang
kurva berada pada fase transisi, dimana
perubahan fase akan terjadi pada suhu
konstan yang melibatkan panas laten.
13. LOGO
Apabila panas dialirkan pada bahan
pangan, maka bahan pangan akan
mengalami peningkatan suhu dari T1 ke
T2, dimana akan terjadi perubahan fase
dari air menjadi uap pada tekanan
konstan. Pada suhu T akan terjadi transisi
dari cair ke uap air.
14. LOGO
Penguapan air juga dapat terjadi dengan
menurunkan tekanan sehingga di bawah
tekanan atmosfer pada suhu konstan.
Proses sublimasi dapat terkjadi apabila air
dalam fase padat (es) ditempatkan pada
tekanan yang rendah sehingga air akan
langsung berubah fasenya menjadi uap.
15. LOGO
Aktivitas Air
Air dalam bahan pangan berbeda-beda
derajat keterikatannya, tergantung pada
bagaimana air diikat oleh bahan pangan.
Ada air yang terikat secara fisik (misalnya
terperangkap dalam jaringan kapiler) dan
ada yang terikat secara kimia (misalnya
dalam bentuk air hidrat)
Hal ini mempengaruhi kecepatan dalam
menghilangkan air.
16. LOGO
Semakin lemah derajat keterikatan air
oleh bahan pangan, maka air semakin
mudah dihilangkan, dan sebaliknya.
Pada prakteknya, proses pengeringan
tidak dapat menghilangkan keseluruhan
air dalam bahan pangan, karena terdapat
air yg teriikat sangat kuat (terutama yg
terikat secara kima) yang tidak dapat
dilepaskan dengan pengeringan.
17. LOGO
Perbedaan derajat keterikatan air dari
bahan pangan ini juga menyebabkan air
dapat digunakan atau tidak dapat
digunakan oleh mikroba untuk
pertumbuhannya.
Mikroba hanya dapat menggunakan air
yang terikat lemah oleh bahan pangan.
18. LOGO
Air yang dapat digunakan oleh bahan
pangan untuk pertumbuhannya disebut air
bebas (free water)
Dalam proses pengeringan, air bebas
mudah untuk dihilangkan.
Dengan menghilangkan air bebas, maka
mikroba tidak mendapatkan cukup air
sehingga tidak dapat tumbuh dalam bahan
pangan, demikian juga reaksi enzimatis
tidak dapat terkadi bila tidak cukup air.
19. LOGO
Kadar air bahan pangan tidak berkorelasi
langsung dengan pertumbuhan
mikroba, karena tidak menggambarkan
derajat keterikatan air
Kadar air menunjukkan pada kandungan
air dari bahan pangan tersebut, tetapi
tidak menunjukkan aktivitasnya.
Derajat keterikatan air untuk
menggambarkan penggunaan air oleh
reaksi kimia atau pertumbuhan mikroba
dinyatakan dengan aktivitas air atau ditulis
dengan simbol Aw
20. LOGO
Aw bernilai dari 0 – 1,0
Pada umumnya, mikroba dapat tumbuh
pada Aw yang tinggi (Aw > 0,7)
Reaksi-reaksi kimia (pencoklatan non
enzimatis, reaksi enzimatis, reaksi
hidrolisis terhambat pada Aw yang rendah.
Peengeringan penghilangan sebagian
air Aw menurun
Semakin rendah Aw, maka produk pangan
akan semakin awet.
21. LOGO
Pindah panas dalam Pengeringan
A. Konveksi. Digunakan udara sebagai
medium pemanas yang kontak langsung
dengan bahan pangan. Contoh :
pengeringan dengan oven, fluidized bed
dryer, spray dryer, flash dryer, dan rotary
dryer.
B. Konduksi. Medium yang digunakan
adalah uap air (steam) yang dialirkan
melalui penukar panas, atau permukaan
logam. Contoh : drum dyer dan cone
dryer.
23. LOGO
Berdasarkan Bahannya
Alat pengering dikelompokkan menjadi 2
macam berdasarkan bahan yang
dikeringkan, yaitu pengering bahan padat
dan pasta, seperti tray dryer, pengering
konveyor, rotary dryer, flash dryer,
pengering beku, dan pengering fluidized
bed. Sedangkan untuk pengering bahan
cair contohnya adalah drum dryer dan
spray dryer.
24. LOGO
Kurva Laju Pengeringan
Laju pengeringan bahan pangan
tergantung pada sifat bahan, seperti
densitas, kadar air awal. Dan kadar air
kesetimbangan pada kondisi pengeringan.
Laju pengeringan perlu dikendalikan untuk
menghindarkan terjadinya pengerutan
bahan (shrinkage), retak-retak pada
bahan, dll.
26. LOGO
Penjelasan Gambar
1. Sepanjang garis A-B adalah proses
evaporasi air bebas (free water) yang
terdapat pada permukaan bahan.
2. Sepanjang garis B-C adalah periode falling
rate I, dimana laju penguapan air mengalami
penurunan yang disebabkan oleh semakin
sulitnya air keluar. Yang dikeluarkan adalah
air bebas yang terdapat dlm bahan pangan
yang berdifusi ke permukaan dan
mengalami penguapan. Pada periode ini, air
bebas pada permukaan bahan sudah tidak
ada lagi
27. LOGO
3. Sepanjang garis C-D adalah periode
falling rate II, dimana air yg dikeluarkan
adalah air yang terikat lebih kuat, yaitu air
yg teradsorpsi pada molekul atau air
kapiler. Air ini lebih sulit dikeluarkan,
sehingga laju pengeringan lebih lambat
dibanding falling rate I serta membutuhkan
lebih banyak energi panas.
28. LOGO
4. Sepanjang garis D-E adalah air periode
penguapan air yang terikat lebih kuat
(pada kisaran Aw 0,3-0,7)
5. Pada titik E, proses penguapan air
terhenti dan bahan pangan telah
mencapai kondisi kadar air
kesetimbangan.