Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan berpikir (fallacies) yang terbagi menjadi formal fallacies, informal fallacies, fallacies of relevance, fallacies of presumption, dan fallacies of ambiguity. Jenis-jenis kesalahan berpikir formal meliputi quaternio terminorum, undistributed middle, illicit major, dan illicit minor. Sedangkan contoh fallacies of relevance adalah appeal to force, appeal to pity, appeal to emotion, dan appeal to authority.
2. think again!
FallaciesFallacies
Kondisi yang lahir dari dasar logika atau
penalaran yang tidak sah karena
mengabaikan hukum-hukum, aturan-
aturan, dan prinsip-prinsip pemikiran
Aristotles membagi menjadi:
Formal Fallacies: bentuk argumen deduktif
yang tidak sah
Informal Fallacies: kegagalan argumen
mendemonstrasikan kebenaran simpulan
3. think again!
Formal FallaciesFormal Fallacies
Fallacy of Four Term (Quaternio terminorum):
silogisme yang mengandung lebih dari tiga
term
Semua koruptor adalah tikus
Semua tikus memiliki ekor
Semua koruptor memiliki ekor
Fallacy of Undistributed Middle: terminus
medius tidak terdistribusikan
Semua kucing adalah mamalia
Sebagian mamalia adalah paus
Jadi beberapa kucing adalah paus
4. think again!
Formal FallaciesFormal Fallacies
Fallacy of Illicit Major: term mayor tidak
terdistribusi di premis mayor
Tidak ada kucing yang anjing
Semua anjing adalah mamalia
Tiada kucing yang mamalia
Fallacy of Illicit Minor: term minor tidak
terdistribusi di premis minor
Semua ular adalah reptil
Semua ular berbisa
Semua reptil berbisa
5. think again!
Formal FallaciesFormal Fallacies
exclusive premises: semua premis negatif
Tidak ada mamalia yang ikan
Tidak ada ikan yang paus
Tidak ada paus yang mamalia
affirmative conclusion from negative
premises,
Semua manusia harus makan
Tapi binatang bukanlah manusia
Binatang harus makan
6. think again!
Informal FallaciesInformal Fallacies
Fallacies of Relevance: argumen yang
diberikan tidak relevan dengan simpulan
yang dihasilkan
Fallacies of Presumption : premis atau
argumennya berawal dari asumsi yang
salah
Fallacies of Ambiguity: kesalahan
berpikir akibat penggunaan bahasa yang
kurang tepat dan berhati-hati.
7. think again!
Fallacies of RelevanceFallacies of Relevance
Appeal to force (argumentum ad baculum):
menggunakan pemaksaan dan ancaman
sebagai landasan argumen
Baju saya berwarna hijau
Siapa yang tidak setuju berarti buta
Jadi baju saya berwarna hijau
Appeal to pity (argumentum ad misericordiam):
menggunakan belas kasihan sebagai argumen
saya sudah mengerjakan tugas saya selama enam
hari tanpa tidur
Tolong terima tugas saya walaupun terlambat
mengumpulkan.
8. think again!
Fallacies of RelevanceFallacies of Relevance
Appeal to emotion (argumentum ad populum):
menggunakan bahasa yang emosional sebagai
argumen
Tidak ada muslim yang bertakwa akan percaya
kepada Israel yang membantai muslim di Palestina
Jadi Israel tidak bisa dipercaya
Appeal to Authority (argumentum ad
verecundiam): menggunakan pendapat
seseorang yang dianggap ahli atau berkuasa
sebagai landasan argumen
Presiden menginstruksikan bahwa lumpur Lapindo
merupakan bencana alam
Jadi lumpur Lapindo adalah bencana alam
9. think again!
Fallacies of RelevanceFallacies of Relevance
Ad Hominem Argument: menolak argumen
karena dikemukakan oleh seseorang
Mahasiswa mengatakan bahwa dosen di Fikom
banyak yang tidak kompeten
Mahasiswa adalah mereka yang baru belajar
Jadi tidak benar kalau dosen di Fikom tidak kompeten
Appeal to Ignorance (argumentum ad
ignoratiam): sesuatu harus diterima karena tidak
bisa dibuktikan sebaliknya
Tidak ada yang bisa membuktikan saya korupsi
Jadi saya tidak pernah korupsi
10. think again!
Fallacies of RelevanceFallacies of Relevance
Irrelevant Conclusion (ignoratio elenchi):
argumen yang tidak relevan dengan
simpulannya
Anak-anak membutuhkan perhatian yang
cukup dari orang tuanya
Orang tua yang bekerja tidak bisa
memberikan perhatian yang cukup pada
anak-anak mereka
Jadi, ibu tidak boleh bekerja
11. think again!
Fallacies of PresumptionFallacies of Presumption
Accident: menggunakan asumsi umum pada
satu kasus yang menjadi pengecualian
Semua pembawa acara di televisi berwajah tampan
Tukul adalah pembawa acara di televisi
Jadi Tukul berwajah tampan
Converse Accident: simpulan dari yang khusus
diterapkan kepada yang umum
Ariel yang orang Sunda, pandai menyanyi
Jadi orang Sunda pandai menyanyi
12. think again!
Fallacies of PresumptionFallacies of Presumption
False Cause (post hoc, ergo propter hoc):
apa yang terjadi sebelumnya dianggap
sebagai sebab
Kemarin malam bulan purnama
Tadi pagi saya bangun kesiangan
Jadi bulan purnama menyebabkan saya
bangun kesiangan
Begging the Question (petitio principii):
menggunakan simpulan sebagai salah
satu argumen
13. think again!
Fallacies of PresumptionFallacies of Presumption
Begging the Question (petitio principii):
menggunakan simpulan sebagai salah
satu argumen
Saya tidak pernah menerima dana DKP
Dana DKP bukan dana untuk kampanye
Yang bukan dana untuk kampanye tidak
boleh digunakan oleh capres
Capres hanya boleh menggunakan dana
kampanye sesuai yang diatur oleh UU
Jadi saya tidak pernah menerima dana DKP
14. think again!
Fallacies of AmbiguityFallacies of Ambiguity
Equivocation
Yang ganjil selalu menarik perhatian
Angka 17 adalah bilangan ganjil
Angka 17 selalu menarik perhatian
Amphiboly
Pak Adi menembak burung dengan memakai
sarung
Jadi semua burung yang memakai sarung
rentan menjadi korban penembakan