Doa Sebelum Tidur Islam Sesuai Sunnah Rasulullah (Ayat Kursi dan Lainnya)Hendri Syahrial
Doa sebelum tidur yang diamalkan ketika mau tidur. Kumpulan doa sebelum tidur ini adalah doa tidur Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersumber dari Hadis yang shahih. Doa sebelum ini ada artinya dan juga ada tulisan latin yang membantu Anda untuk menghafal dan mengamalkannya.
Di postingan ini kami juga sediakan videonya, yang di dalam video ini sudah ada panduan suara yang kami baca secara pelan. Semoga doa sebelum tidur ini bermanfaat untuk Anda.
Mengapa Seni Wajib Tunduk Pada Syariah Islam - KH. M. Shiddiq Al-JawiAnas Wibowo
Bagi seniman muslim, syariah Islam itulah yang wajib digunakan sebagai peraturan untuk mengatur seni dan berkesenian dalam semua aspeknya, baik itu dalam hal konsep (al afkaar) tentang seni, dalam kegiatan berkesenian (al af’aal), maupun dalam perlakuan terhadap karya seni (al asy-yaa`) sebagai harta (al amwaal) yang akan ditransaksikannya dalam kegiatan bisnis karya seni.
Doa Sebelum Tidur Islam Sesuai Sunnah Rasulullah (Ayat Kursi dan Lainnya)Hendri Syahrial
Doa sebelum tidur yang diamalkan ketika mau tidur. Kumpulan doa sebelum tidur ini adalah doa tidur Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersumber dari Hadis yang shahih. Doa sebelum ini ada artinya dan juga ada tulisan latin yang membantu Anda untuk menghafal dan mengamalkannya.
Di postingan ini kami juga sediakan videonya, yang di dalam video ini sudah ada panduan suara yang kami baca secara pelan. Semoga doa sebelum tidur ini bermanfaat untuk Anda.
Mengapa Seni Wajib Tunduk Pada Syariah Islam - KH. M. Shiddiq Al-JawiAnas Wibowo
Bagi seniman muslim, syariah Islam itulah yang wajib digunakan sebagai peraturan untuk mengatur seni dan berkesenian dalam semua aspeknya, baik itu dalam hal konsep (al afkaar) tentang seni, dalam kegiatan berkesenian (al af’aal), maupun dalam perlakuan terhadap karya seni (al asy-yaa`) sebagai harta (al amwaal) yang akan ditransaksikannya dalam kegiatan bisnis karya seni.
Generasi Islam dulu adalah generasi yang mampu membuktikan pada dunia tentang kebenaran firman Allah SWT. Mereka menjadi pusat perhatian dunia.
Hari ini yang terjadi adalah sebaliknya. Di sini akan menunjukan bagaimana seharusnya seorang muslim bertindak.
07. [remake] potensi manusia dan pengembangannyaMuhammad Lukman
Alqur'an merupakan amanah yang sangat besar. Pernah Allah menwarkan amanah ini kepada gunung dan langit,namun mereka bergetar karena khwatir mengkhianati amanah ini.
Namun manusia bersedia memikul amanah ini. Sanggupkah ia? Temukan jawabannya!
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
Generasi Islam dulu adalah generasi yang mampu membuktikan pada dunia tentang kebenaran firman Allah SWT. Mereka menjadi pusat perhatian dunia.
Hari ini yang terjadi adalah sebaliknya. Di sini akan menunjukan bagaimana seharusnya seorang muslim bertindak.
07. [remake] potensi manusia dan pengembangannyaMuhammad Lukman
Alqur'an merupakan amanah yang sangat besar. Pernah Allah menwarkan amanah ini kepada gunung dan langit,namun mereka bergetar karena khwatir mengkhianati amanah ini.
Namun manusia bersedia memikul amanah ini. Sanggupkah ia? Temukan jawabannya!
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
Sirah Nabawiyah 66: Masuk Islamnya Bangsa JinAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sirah Nabawiyah 53: Mediasi dan Negosiasi Tokoh QuraisyAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
2. Mafhum [ Paham]
Ide, yg mencakup konsep, hukum,
dan pemahaman terhadap
realitas , yang digunakan untuk
memberikan penilaian/
penyikapan terhadap realitas.
Mafhum [Paham] bisa didasarkan pada:
1. Khayalan
2. Figur/tokoh, seperti:
leluhur, pemimpin, ulama, dsb.
3. Ilmu
3. ىَلِإَو ُ هاَّلل َلَزْنَأ اَم ىَلِإ ا ْوَلاَعَت ْمُهَل َليِق اَذِإَواَنْدَجَو اَم اَنُبْسَح واُلاَق ِلوُسهرال
َش َونُمَلْعَي ََل ْمُهُؤاَبَآ ََانك ْوَلَوَأ اَنَءاَبَآ ِهْيَلَعَونُدَتْهَي ََلَو ااًْي
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan
Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa
yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan
mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?
(QS. Al Maidah [5]:104)
Berdasarkan Leluhur
Mafhum [ Paham]
4. َنَءاَبَآ اَهْيَلَع اَنْدَجَو واُلاَق اةَش ِاحَف واُلَعَف اَذِإَوَ هاَّلل هنِإ ْلُق اَهِب اَنَرَمَأ ُ هاَّللَو اََل
ْعَت ََل اَم ِ هاَّلل ىَلَع َونُلوُقَتَأ ِاءَشْحَفْلاِب ُرُمْأَيَونُمَل
Berdasarkan Leluhur
Mafhum [ Paham]
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami
mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan
Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: "Sesungguhnya Allah
tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji." Mengapa kamu
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?
(QS. Al A’raaf [7]:28)
5. َميِهاَرْبِإ َأَبَن ْمِهْيَلَع ُلْتاَو) (ِهيِبَ ِِل َلاَق ْذِإَونُدُبْعَت اَم ِهِم ْوَقَو) (ْعَن واُلاَقُدُب
َينِفِكَاع اَهَل ُّلَظَنَف ااماَنْصَأ) (ُعَمْسَي ْلَه َلاَقَونُعْدَت ْذِإ ْمُكَنو) (ْوَأ
َونُّرُضَي ْوَأ ْمُكَنوُعَفْنَي()َآ اَنْدَجَو ْلَب واُلاَقَونُلَعْفَي ََِلَذَك اَنَءاَب) (
Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada bapaknya
dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?" Mereka menjawab: "Kami menyembah
berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya“. Berkata Ibrahim:
"Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa) mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?
atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudarat?”
Mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang
kami berbuat demikian".
(QS. Asy Syu’ara [26]: 69-74)
Berdasarkan Leluhur
Mafhum [ Paham]
6. ْلَب واُلاَق ُ هاَّلل َلَزْنَأ اَم واُعِبهتا ُمُهَل َليِق اَذِإَوَنَءاَبَآ ِهْيَلَع اَنْدَجَو اَم ُعِبهتَنْوَلَوَأ ا
ِيرِعهسال ِباَذَع ىَلِإ ْمُهُوعْدَي ُناَطْيهشال ََانك
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah".
Mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami hanya mengikuti apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka (akan mengikuti
bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa
api yang menyala-nyala (neraka)?
(QS. Lukman [31]:21)
Berdasarkan Leluhur
Mafhum [ Paham]
7. ِبهتَت ََلَو ْمُكِبَر ْنِم ْمُكْيَلِإ َل ِزْنُأ اَم واُعِبهتاَت اَم اًيِلَق َءاَيِل ْوَأ ِهِنُود ْنِم واُعَونُرهكَذ
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah
kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu
mengambil pelajaran (daripadanya).
(QS. Al A’raaf [7]:3)
Berdasarkan Figur Pemimpin
Mafhum [ Paham]
8. َف اَنَءاَرَبُكَو اَنَتَداَس اَنْعَطَأ اهنِإ اَنهبَر واُلاَقَوًَيِبهسال اَنوُّلَضَأ(67)ْمِهِتَآ اَنهبَر
اايرِبَك اانْعَل ْمُهْنَعْلاَو ِباَذَعْلا َنِم ِنْيَفْع ِض(68)
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati
Pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan
kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka adzab
dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".
(QS. Al Ahzab [33]: 67-68)
Berdasarkan Figur Pemimpin
Mafhum [ Paham]
9. ا ُِوند ْنِم ااباَبْرَأ ْمُهَناَبْهُرَو ْمُهَارَبْحَأ واُذَخهتاُأ اَمَو َمَيْرَم َنْبا َحيِسَمْلاَو ِ هَّللواُرِم
َحْبُس َوُه هَلِإ َهَلِإ ََل ااد ِاحَو ااهَلِإ ُوادُبْعَيِل هَلِإَُونك ِْرشُي اهمَع ُهَنا
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan
selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal
mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
(QS. At Taubah [9]: 31)
Berdasarkan Figur Ulama
Mafhum [ Paham]
10. َو َعْمهسال هنِإ ٌمْلِع ِهِب َََل َسْيَل اَم ُفْقَت ََلَوًَََِلوُأ ُّلُك َدَاؤُفْلاَو َرَصَبْلاََانك
اُوَلًْسَم ُهْنَع
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya.
(QS. Al Isra [17]: 36)
Berdasarkan Ilmu
Mafhum [ Paham]
Editor's Notes
Maksud: أَوَلَوْ كَانَ آَبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Yakni tidak mengerti perkara yang hak, tidak mengetahuinya, tidak pula mendapat petunjuk mengenainya. Maka bagaimanakah mereka akan mengikuti nenek moyang mereka, sedangkan keadaan nenek moyang mereka demikian? Mereka hanyalah mengikuti orangorang yang lebih bodoh daripada mereka dan lebih sesat jalannya. (Ibnu Katsir)
++++++++++++++++++++++++++++++++
Diayat sebelumnya:
103. Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya Bahiirah1, Saaibah2, Washiilah3 dan Haam4. Tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti.
keterangan:
1. Bahiirah adalah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil air susunya.
2. Saaibah adalah unta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja karena suatu nazar.
3. Washiilah adalah seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, maka yang jantan ini disebut washiilah, tidak boleh disembelih dan diserahkan kepada berhala. Ada yang berpendapat, bahwa washiilah adalah seekor unta betina yang melahirkan anak betina, kemudian lahir lagi betina tanpa diselangi anak laki-laki. Unta ini tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.
4. Haam adalah unta jantan yang tidak boleh diganggu lagi, karena telah membuntingkan unta betina beberapa kali.
Binatang-binatang yang disebutkan itu dianggap haram oleh orang-orang musyrik tanpa dalil, bahkan atas dasar dusta yang disandarkan kepada Allah, muncul dari kejahilan mereka dan tidak menggunakan akalnya.
Mujahid mengatakan bahwa dahulu orangorang musyrik melakukan tawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang bulat. Mereka mengatakan, "Kami melakukan tawaf ini dalam keadaan seperti ketika kami dilahirkan oleh ibuibu kami." Para wanita meletakkan secarik kain atau sesuatu pada kemaluannya, lalu berkata: “Hari ini tampak sebagian atau keseluruhannya, dan apa yang kelihatan darinya tidak saya halalkan.”
Maka Allah Swt. menurunkan firmanNya:
وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آَبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
……………
Hal ini merupakan suatu tradisi yang mereka buatbuat sendiri yang mereka warisi dari nenek moyang mereka.
Mereka mempunyai keyakinan bahwa perbuatan nenek moyang mereka itu bersandarkan kepada perintah Allah dan syariatNya. Maka Allah menyanggah mereka melalui firmanNya:
وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آَبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Dan Allah berfirman membantah mereka:
“Katakanlah “ (AlA'raf: 28)
Hai Muhammad, kepada orangorang yang mendakwakan demikian.
“Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” (AlA'raf: 28)
Yakni apa yang kalian buatbuat itu adalah perkara yang keji lagi mungkar, sedangkan Allah tidak pernah memerintahkan hal seperti itu.
“Mengapa kalian mengadaadakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui?” (AlA'raf: 28)
Ketika nabi ibrahim mengajak orang-orang musyrik itu menggunakan akal sehatnya. Mengajak mereka untuk berpikir. Pertanyaannya mengapa Allah memerintahkan Rasul untuk membacakan ayat ini?
Tentu karena ada tuntutan yang hendak disampaikan, “apa tuntutannya?”
Tuntutan bahwa pemahaman harus didasarkan kepada ilmu yang diperoleh dari proses berfikir.
++++++++++++++
@ Ath-Thabari dalam Kitab Tarikhur Rusul wal-Muluk(1h142) mencatat sebagai berikut:
Nabi Ibrahim diutus Allah berdakwah kepada Raja Namrud dan kaumnya. Raja Namrud dan rakyatnya beragama Paganisme penyembah berhala.
Suatu hari Ibrahim memberi makanan kepada berhala-berhala itu, tetapi berhala itu diam saja tidak mau makan. Lalu Nabi Ibrahim bertanya: “Apa sebab kamu berhala tidak mau makan dan mengapa kamu tidak mau menjawab? Maka ringkasnya Ibrahim memenggal kepala semua berhala kecuali yang paling besar, lalu palu gondam besi itu oleh Ibrahim dikalungkan ke leher berhala yang paling besar.
Lalu ketika orang berdatangan melihat kepala-kepala berhala terpenggal dari badannya maka semua tersentak bertanya siapa yang berani menghancurkan berhala yang mereka sembah itu. Lalu salah seorang menjawab bahwa yang memenggal berhala-berhala ini ialah Ibrahim. Kemudian Raja Namrud memerintahkan para pembesarnya untuk menyeret Ibrahim ke hadapan raja. Dalam tanya jawabnya Ibrahim berdakwah meminta mereka suka menggunakan akal sehatnya; bahwa berhala-berhaka itu tidak dapat berbuat apa-apa sama sekali, sehingga kemudian mereka sadar. Tetapi Namrud dan para pembesarnya bahkan memilih tindakan cepat untuk menghukum dan membakar Nabi Ibrahim.
Tercatat dalam kitab itu bahwa bumi langit berteriak mengaduh kepada Allah bahwa tidak ada yang menyembah kepada Allah dinegeri ini karena semua akan menyembah berhala. Kemudian Allah berfirman kepada api untuk mengubah dirinya menjadi dingin tidak panas serta menyelamatkan Ibrahim (Al-Quran s21a69).
وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ
Artinya, janganlah kalian menyimpang dari apa yang telah disampaikan oleh Rasul kepada kalian dengan menempuh jalan yang lain, yang akhirnya mengakibatkan kalian menyimpang pula dari hukum Allah
kepada hukum selainNya.
وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ
Artinya, janganlah kalian menyimpang dari apa yang telah disampaikan oleh Rasul kepada kalian dengan menempuh jalan yang lain, yang akhirnya mengakibatkan kalian menyimpang pula dari hukum Allah
kepada hukum selainNya.
…. Pentahbisan pendeta dan rahib sebagai tuhan-tuhan tidak dalam konteks penyembahan, namun dalam konteks ketaatan mereka kepada pendeta dan rahib mereka dalam al-tahlîl wa al-tahrîm (penetapan halal dan haram). Mereka menjadikan pendeta dan rahib sebagai pemegang otoritas untuk menetapkan halal dan haram. Asy-Syaukani menyatakan,“Sesungguhnya mereka menaati pendeta-pendeta mereka, dalam perintah dan larangannya. Pendeta-pendeta itu menempati kedudukan sebagai tuhan-tuhan karena mereka ditaati sebagaimana layaknya tuhan-tuhan.” (al-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 2, 452)
Penjelasan senada juga dikemukakan oleh Hudzaifah bin al-Yamani, Ibnu Abbas, dan lain-lain. Mareka menuturkan bahwa kaum Yahudi dan Nasrani itu mengikuti pendeta dan rahib mereka dalam perkara yang mereka halalkan dan mereka haramkan.
[Penafsiran demikian juga disampaikan ath-Thabari, az-Zamakhsyari, ar-Razi, al-Alusi, Ibnu Katsir, al-Baghawi, Ibnu ‘Athiyah, al-Khazin, Ibnu Juzyi al-Kalbi, dan hampir semua mufassir.]
Pengertian itu didasarkan pada penjelasan Rasulullah saw. terhadap ayat ini.
Diriwayatkan dari Adi bin Hatim:
Saya mendatangi Rasulullah dengan mengenakan kalung salib dari perak di leherku. Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Adi, lemparkanlah patung itu dari lehermu.” Kemudian saya melemparkannya. Usai saya lakukan, Beliau membaca ayat ini: Ittakhadzû ahbârahum wa ruhbânahum min dûni Allâh, hingga selesai. Saya berkata, “Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka.” Beliau bertanya, “Bukankah para pendeta dan rahib itu mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, lalu kalian mengharamkannya; menghalalkan apa yang diharamkan Allah, lalu kalian menghalalkannya.”Aku menjawab, “Memang begitulah.” Beliau bersabda, “Itulah ibadah (penyembahan) mereka kepada pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka.” (HR ath-Thabrani dari Adi Bin Hatim).
Dengan demikian, tindakan ibadah yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah ketaatan mereka terhadap pendeta dan rahib mereka dalam penetapan halal dan haram.
Cari asbabul nudzulnya:
Kesimpulan: Jadi pemahaman (Mafhum) harus didasarkan pada ilmu.