Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini membahas permodelan pergerakan tanah pada lereng buatan di laboratorium dengan variasi kemiringan dan kompaksi tanah.
2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sudut kemiringan dan kompaksi tanah berpengaruh besar terhadap kecepatan pergerakan tanah. Sudut 20 derajat menghasilkan kecepatan 15-66 cm/detik untuk tanah kompak dan 100 cm/detik unt
Dokumen tersebut membahas tentang longsor dan cara mengatasinya. Longsor terjadi ketika massa tanah berpindah dari daerah dengan potensi energi tinggi ke daerah rendah akibat berbagai faktor seperti hujan, lereng terjal, dan tanah yang lembek. Cara mengatasinya meliputi penanaman tanaman, pembuatan saluran drainase, terasering, serta bangunan penguat tebing dan jurang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini membahas permodelan pergerakan tanah pada lereng buatan di laboratorium dengan variasi kemiringan dan kompaksi tanah.
2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sudut kemiringan dan kompaksi tanah berpengaruh besar terhadap kecepatan pergerakan tanah. Sudut 20 derajat menghasilkan kecepatan 15-66 cm/detik untuk tanah kompak dan 100 cm/detik unt
Dokumen tersebut membahas tentang longsor dan cara mengatasinya. Longsor terjadi ketika massa tanah berpindah dari daerah dengan potensi energi tinggi ke daerah rendah akibat berbagai faktor seperti hujan, lereng terjal, dan tanah yang lembek. Cara mengatasinya meliputi penanaman tanaman, pembuatan saluran drainase, terasering, serta bangunan penguat tebing dan jurang.
Dokumen tersebut membahas tentang tanah longsor, termasuk pengertian, faktor penyebab, gejala, proses kejadian, dan wilayah rawan tanah longsor di Indonesia. Faktor penyebab utama tanah longsor adalah hujan lebat, lereng terjal, dan jenis tanah yang mudah longsor seperti tanah liat. Gejala awal tanah longsor antara lain retakan di lereng dan munculnya mata air baru. Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera
Makalah ini membahas tentang erosi dan konservasi lahan. Erosi adalah hilangnya tanah akibat proses alami maupun dipercepat oleh aktivitas manusia. Ada berbagai jenis erosi seperti erosi air, angin, gletser dan abrasi. Faktor penyebab erosi antara lain iklim, topografi, vegetasi dan aktivitas manusia. Untuk menanggulangi erosi perlu dilakukan konservasi lahan.
Bentuk lahan asal denudasional terbentuk dari proses pelapukan, erosi, gerakan massa batuan, dan sedimentasi. Terdapat beberapa satuan bentuk lahan hasil proses ini seperti pegunungan denudasional, perbukitan denudasional, dataran nyaris, dan lereng kaki.
1) Tenaga eksogen adalah proses geologi yang memotong dan mengisi permukaan bumi melalui pelapukan, erosi, mass wasting, dan sedimentasi.
2) Pelapukan merusak batuan melalui mekanis, kimia, dan organisme hidup. Erosi memindahkan hasil pelapukan oleh air, angin, dan gletser.
3) Mass wasting adalah perpindahan massa batuan atau tanah akibat gravitasi seperti longsor tanah dan tanah amblas. Sedimentasi men
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai jenis erosi tanah yang disebabkan oleh air, gletser, angin, serta faktor-faktor penyebab erosi tanah seperti kemiringan lereng, karakteristik tanah, aliran air dan iklim.
Dokumen tersebut membahas tentang proses-proses geologi seperti pelapukan, erosi, sedimentasi, dan transportasi material di permukaan bumi. Proses-proses tersebut secara singkat dapat mengubah bentuk permukaan bumi serta membentuk habitat baru melalui perpindahan material batuan dan tanah.
Tanah longsor terjadi ketika tanah dan batuan pada lereng bergeming dan bergerak ke bawah atau keluar lereng akibat gaya pendorong yang melebihi gaya penahan. Faktor penyebabnya meliputi kondisi geologi, iklim, topografi, tata air, tutupan lahan, serta aktivitas manusia seperti pemotongan tebing, penimbunan tanah, dan penebangan hutan. Pencegahannya meliputi pembangunan terasering, penutupan retak
Tanah longsor adalah pergerakan material lereng seperti batuan, tanah, atau campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Faktor penyebabnya adalah pendorong seperti gravitasi dan pemicu seperti erosi, hujan, gempa bumi. Pencegahannya meliputi menutup retakan tanah, menjaga drainase, dan tidak membangun di lereng atau tepi sungai.
Tanah longsor terjadi ketika gaya pendorong pada lereng melebihi gaya penahan, dan dipengaruhi oleh faktor seperti kemiringan lereng, air, beban, dan aktivitas manusia seperti pembukaan hutan. Tanah longsor dapat mencelakakan manusia, dan pencegahannya meliputi identifikasi daerah rawan, penyuluhan, dan pemantauan secara terus menerus.
Dokumen tersebut membahas tentang tanah longsor, termasuk pengertian, faktor penyebab, gejala, proses kejadian, dan wilayah rawan tanah longsor di Indonesia. Faktor penyebab utama tanah longsor adalah hujan lebat, lereng terjal, dan jenis tanah yang mudah longsor seperti tanah liat. Gejala awal tanah longsor antara lain retakan di lereng dan munculnya mata air baru. Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera
Makalah ini membahas tentang erosi dan konservasi lahan. Erosi adalah hilangnya tanah akibat proses alami maupun dipercepat oleh aktivitas manusia. Ada berbagai jenis erosi seperti erosi air, angin, gletser dan abrasi. Faktor penyebab erosi antara lain iklim, topografi, vegetasi dan aktivitas manusia. Untuk menanggulangi erosi perlu dilakukan konservasi lahan.
Bentuk lahan asal denudasional terbentuk dari proses pelapukan, erosi, gerakan massa batuan, dan sedimentasi. Terdapat beberapa satuan bentuk lahan hasil proses ini seperti pegunungan denudasional, perbukitan denudasional, dataran nyaris, dan lereng kaki.
1) Tenaga eksogen adalah proses geologi yang memotong dan mengisi permukaan bumi melalui pelapukan, erosi, mass wasting, dan sedimentasi.
2) Pelapukan merusak batuan melalui mekanis, kimia, dan organisme hidup. Erosi memindahkan hasil pelapukan oleh air, angin, dan gletser.
3) Mass wasting adalah perpindahan massa batuan atau tanah akibat gravitasi seperti longsor tanah dan tanah amblas. Sedimentasi men
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai jenis erosi tanah yang disebabkan oleh air, gletser, angin, serta faktor-faktor penyebab erosi tanah seperti kemiringan lereng, karakteristik tanah, aliran air dan iklim.
Dokumen tersebut membahas tentang proses-proses geologi seperti pelapukan, erosi, sedimentasi, dan transportasi material di permukaan bumi. Proses-proses tersebut secara singkat dapat mengubah bentuk permukaan bumi serta membentuk habitat baru melalui perpindahan material batuan dan tanah.
Tanah longsor terjadi ketika tanah dan batuan pada lereng bergeming dan bergerak ke bawah atau keluar lereng akibat gaya pendorong yang melebihi gaya penahan. Faktor penyebabnya meliputi kondisi geologi, iklim, topografi, tata air, tutupan lahan, serta aktivitas manusia seperti pemotongan tebing, penimbunan tanah, dan penebangan hutan. Pencegahannya meliputi pembangunan terasering, penutupan retak
Tanah longsor adalah pergerakan material lereng seperti batuan, tanah, atau campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Faktor penyebabnya adalah pendorong seperti gravitasi dan pemicu seperti erosi, hujan, gempa bumi. Pencegahannya meliputi menutup retakan tanah, menjaga drainase, dan tidak membangun di lereng atau tepi sungai.
Tanah longsor terjadi ketika gaya pendorong pada lereng melebihi gaya penahan, dan dipengaruhi oleh faktor seperti kemiringan lereng, air, beban, dan aktivitas manusia seperti pembukaan hutan. Tanah longsor dapat mencelakakan manusia, dan pencegahannya meliputi identifikasi daerah rawan, penyuluhan, dan pemantauan secara terus menerus.
Similar to 10880103-Jenis-Jenis-Kegagalan-Cerun.ppt (20)
2,3 kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Warisan negara terdiri dari warisan sejarah, budaya, makanan, dan kesenian yang diwariskan secara turun temurun untuk mempertahankan identiti negara dari pengaruh globalisasi.
Lima koridor pembangunan di Malaysia meliputi Wilayah Ekonomi Koridor Utara (NCER), Wilayah Pembangunan Iskandar (WPI), Wilayah Ekonomi Koridor Timur (ECER), Koridor Tenaga Diperbaharui Sarawak (SCORE), dan Koridor Pembangunan Sabah (SDC). Masing-masing koridor memfokuskan pada sektor tertentu seperti pertanian, pelancongan, perkilangan, dan tenaga untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan tar
Pinggir pantai merupakan zona antara tikas air pasang dan surut yang terbentuk dari timbunan bahan seperti pasir, kerang, dan lumpur. Agen geomorfologi utama di pinggir pantai adalah ombak, arus, pasang surut, dan angin yang memindahkan dan mengendapkan bahan. Bentuk-bentuk geomorfologi seperti tebing, tanjung, teluk dan gerbang laut terbentuk akibat proses hakisan oleh ombak.
This document provides an introduction to the field of geomorphology. It defines geomorphology as the study of landforms and the processes that create them. Some key points made in the document include:
- Geomorphology examines both the natural physical features of the Earth's surface like mountains, valleys, and river deltas, as well as the processes that form and modify these landforms over various temporal and spatial scales.
- There are two main approaches in geomorphology - historical geomorphology, which focuses on the evolution of landscapes over time, and process geomorphology, which examines the mechanics of geomorphic processes.
- Geomorphology is relevant to fields like geology, engineering, archaeology and
Ringkasan dokumen ini memberikan informasi mengenai profil pelajar sarjana bernama Amir bin Hamzah. Ia mengambil program pengajian separuh masa selama 3 tahun di Sekolah Menengah Seri Gading, Batu Pahat. Dokumen ini juga memberikan maklumat mengenai tajuk penyelidikan, nama penyelia, dan perkembangan kerja penyelidikan pelajar tersebut untuk setiap bab.
This document provides an introduction to geomorphology. It defines geomorphology as the study of landforms and the processes that create them. It discusses different landforms seen on Earth's surface like mountains, hills, and river valleys. It explains that landforms are shaped by natural physical processes involving movement of materials. The document also outlines different tools and techniques used in geomorphological studies, like satellite images, digital models, and dating methods. It discusses various applications of geomorphology and reasons for its importance, including contributions to fields like geology, engineering, archaeology and more. Finally, it introduces different concepts in geomorphology like the geomorphic cycle, historical vs process approaches, and endogenic and exogenic forces.
Dokumen tersebut merangkum sukatan pelajaran Pengajian Am untuk tingkatan STPM. Ia membahagikan sukatan pelajaran kepada tiga penggal dan menyenaraikan topik yang akan diajar pada setiap penggal seperti kemahiran belajar, sistem pemerintahan Malaysia, dasar-dasar pembangunan negara, dan hubungan luar negara.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
1. KEGAGALAN CERUN
MUHAMAD ZAKI B.SHAPIEE AB060009
MOHD AZWAN B.TALIB AB060062
MOHD HARUN B.SALIMBANGUN AB060129
MOHD ZAIMI B.MOHD NADZRI AB060065
MUHAMMAD HIZAMI B.MOHD JAFRI AB060032
2.
3. Jenis-Jenis Kegagalan Cerun
1. Terdapat pelbagai mekanisma pergerakan
cerun yang berlaku.
2. Antara kriteria utamanya adalah
mengetahui punca dan bentuk runtuhan
pergerakan dalam tanah.
3. Pergerakan tersebut mungkin berbentuk
runtuhan (falls), gelinciran (slides) dan
aliran (flow).
4. Pergerakan Gelinciran (Sliding)
1. Ia melibatkan pergerakan tanah pada satah kegagalan yang
mengalami ricih yang tinggi.
2. Ia melibatkan pergerakan tanah pada satah kegagalan yang
mengalami ricih yang tinggi.
3. Antara punca kegagalan gelinciran ini berlaku adalah kerana
terdapatnya keretakan pada permukaan asal.
4. Tanah yang runtuh kemudiannya akan bergerak
hingga melebihi kaki cerun dan terkumpul pada
kaki cerun.
5. Jenis Gelinciran Putaran
(Bagi Tanah Jeleket).
1. Gelinciran dalam bentuk putaran ini secara
keratan boleh membentuk lengkuk bulat atau
sebaliknya.
2. Gelinciran putaran yang membentuk keratan
bulat selalunya berlaku pada tanah cerun yang
homogen dan keratan yang tidak membentuk
bulat berlaku pada tanah yang tidak homogen
(Craig, 1986).
3. Dalam keadaan gagal, tanah akan meretak dan
pecah secara bersiri kepada beberapa bahagian
yang lebih kecil.
6. 4. Kegagalan dalam bentuk ini biasanya terjadi
pada tanah butiran halus.
5. Kegagalan jenis ini mempunyai garis
lengkung kegagalan yang melengkung ke atas
memberi kesan condong kepada jisim yang
bakal gelincir.
6. Ini menyebabkan tanah di bahagian atas
cerun menggelangsar menuruni permukaan
gelinciran.
7. Kegelinciran putaran mempunyai permukaan
gelincir berbentuk bulat (circular), tidak bulat
(non-circular ) dan cetek.
8. Jenis Gelinciran Lurus / Peralihan
(Bagi Tanah tak Jeleket)
1. Gray dan Leiser (1982) mengkategorikan permukaan tanah
yang mempunyai satah kegagalan yang bertindak selari
dengan lapisan tanah sebagai mengalami kegagalan dalam
bentuk gelinciran peralihan.
2. Kegagalannya adalah dipengaruhi oleh kehadiran stratum
bersebelahan yang mempunyai kekuatan yang jauh berbeza
antara satu sama lain dan stratum ini mempunyai
kedalaman yang cetek di bawah permukaan cerun.
9. 1. Lazimnya, gelinciran peralihan wujud di kawasan
cerun yang mempunyai tekstur tanah yang kasar
dan berpasir.
2. Faktor:
• Tanah di bahagian permukaan menjadi longgar
akibat tindakan cuaca dan proses luluhawa.
• Cerun yang homogenus dan mempunyai tanah
bertekstur kasar dan berpasir.
• Tanah yang lemah di permukaan cerun tetapi
tanah dasar cerun terdiri daripada stratum yang
kuat.
11. Jenis Gelinciran Majmuk
1. Gelinciran ini adalah gabungan antara gelinciran
putaran dan peralihan.
2. dipengaruhi oleh kehadiran stratum bersebelahan
yang mempunyai perbezaan kekuatan yang tinggi
seperti gelinciran peralihan.
3. Namun gelinciran majmuk ini berbeza
memandangkan stratum yang terlibat mempunyai
kedalaman yang besar sehingga menyebabkan
kegagalan membentuk permukaan lengkuk dan
bersatah
12. Pergerakan Baji (Wedge)
1. terjadi apabila terdapat persilangan antara dua
permukaan satah ketakselanjaran dan mewujudkan
blok batuan yang berkeadaan ‘daylight’ pada muka
cerun.
2. maksud istilah ‘daylight’ ialah apabila titik
persilangan antara dua ketakselanjaran dapat
dilihat pada muka cerun.
3. Blok batuan yang berbentuk baji ini berpotensi
untuk menggelincir mengikut garis persilangan
antara dua satah ketakselanjaran.
14. Pergerakan Satah
1. kegagalan yang disebabkan oleh satu satah
ketakselanjaran yang berkeadaan ‘daylight’
pada muka cerun.
2. Kegagalan jenis ini terjadi apabila
kecenderungan satah yang menggelincir
mestilah lebih besar daripada sudut geseran
satah.
3. terdapat dua kegagalan satah yang
dipertimbangkan iaitu kegagalan satah
berdasarkan graviti dalam keadaan kering
dan kegagalan satah berdasarkan graviti
dalam keadaan kehadiran air permukaan
15. Pergerakan Hakisan (Erosion)
1. hakisan mempunyai dua proses asas:
• proses pelonggaran partikel-partikel tanah yang biasanya
diakibatkan oleh impak titisan-titisan hujan.
• proses pengangkutan partikel-partikel tanah.
2. Hakisan terbahagi kepada dua kumpulan iaitu hakisan
geologikal dan hakisan terpecut (accelerated erosion).
3. Hakisan goelogikal ialah proses penghasilan tanah dan
proses hakisan ini berada dalam keadaan keseimbangan.
4. Hakisan terpecut pula ialah proses hakisan yang biasanya
terjadi akibat daripada aktiviti tindakan manusia.
16. Jenis Hakisan
1. Terdapat pelbagai jenis hakisan yang terjadi hasil
daripada mekanisma luar yang bertindak terhadap tanah
iaitu hakisan hentaman hujan, hakisan lapis, hakisan
alur dan gaung.
2. Butiran air hujan menghentam terus permukaan tanah
atau menghentam lapisan air yang nipis yang terdapat
diatas permukaan tanah.
3. Hentaman hujan akan memecahkan ketulan tanah dan
menghasilkan butiran-butiran halus.
4. Butiran halus ini akan menutup rongga-rongga di
permukaan. Penutupan ini akan mengurangkan kadar
penyusupan air ke dalam tanah dan meninggikan kadar
air larian permukaan.
5. Kesan hentaman ini akan berkurang jika permukaan
tanah dilindungi tumbuhan atau bahan lain.
17. 6. Hakisan lapis adalah pemindahan sekata lapisan nipis
tanah dari permukaan.
7. Peleraian butiran tanah dan aliran lapisan air
dipermukaan menghasilkan hakisan lapis.
8. Hakisan ini mudah terjadi dikawasan yang tanah atasnya
longgar dan lapisannya nipis manakala lapisan bawahnya
padat.
9. Hakisan alur adalah hakisan yang menghasilkan lorong
atau parit yang nyata disepanjang laluan tumpuan air
larian permukaan.
10.Hakisan gaung menghasilkan lorong yang lebih besar
serta lebih dalam daripada yang dihasilkan oleh hakisan
alur.
11.Hakisan gaung adalah peringkat akhir perkembangan
hakisan alur.
18. Pergerakan Aliran (Flow)
1. Kegagalan secara aliran lazimnya berlaku di Malaysia
dalam bentuk aliran lumpur (mudflow) yang mana
dikaitkan dengan kandungan air dalam sesuatu tanah
(earthflow).
2. Ianya akan berlaku apabila sesuatu bahan terpecah dan
bergerak tanpa tumpuan perpindahan pada sempadan
ricih.
3. Kejadian aliran akan berlaku dalam tanah yang berjelekit
jika kandungan lembapan melebihi had cecair.
4. Bagi tanah yang berjelekit, pergerakan aliran boleh
berlaku walaupun kandungan lembapan tidak melebihi
had cecair.
20. Pergerakan Runtuhan (Fall/Toppling)
1. Pergerakan jenis ini biasa berlaku pada cerun yang sangat
curam. Kejatuhan merupakan keadaan apabila tanah
tertanggal terus dari cerun dan jatuh.
2. Kegagalan runtuhan melibatkan pusingan lapisan batu.
3. Dalam kes yang lain, runtuhan ini bermula dengan
pemisahan lapisan disebabkan oleh pergerakan mengikut
arah galian.
4. Pemisahan lapisan mungkin berlaku dengan cepat atau
dalam jangka masa yang panjang.
5. Pemisahan yang cepat disebabkan oleh berat blok dan daya
tekanan perbezaan ketinggian antara bukit dan lembah.
6. Pemisahan yang lambat pula kebiasaannya mempunyai
hubungan dengan proses alam sekitar seperti pembekuan.