SlideShare a Scribd company logo
EISSN: 2527-5186
Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79
74
PERBANDINGAN RESOLUSI SPASIAL, TEMPORAL DAN
RADIOMETRIK SERTA KENDALANYA
Oleh :
Amelia Oktaviani dan Yarjohan
Prodi Ilmu Kelautan Mahasiwa Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu
*E-mail : ameliaoktaviani049@gmail.com
Received August 2016, Accepted August 2016
ABSTRAK
Perkembangan zaman yang sangat pesat saat ini mendorong keinginan manusia
untuk dapat melakukan kegiatan dan pekerjaan dalam segala bidang kehidupan dengan
lancar dan tepat waktu. Salah satunya adalah satelit yang digunakan untuk merekam
permukaan bumi. Satelit terdiri dari beberapa resolusi yaitu resolusi spasial yg merupakan
ukuran terkecil dari suatu objek, resolusi ini terdiri dari resolusi tinggi (0.6-4 m), menengah
(4-30 m) dan rendah (30 - > 1000 m). Kemudian resolusi temporal yaitu waktu
pengambilan, resolusi ini terdiri dari Resolusi spasial tinggi (0.6-4 m), resolusi spasial
menengah (4-30 m), resolusi spasial rendah (30 - > 1000 m). Sedangkan Resolusi
Radiometrik adalah kemampuan sensor dalam mencatat respons spektral objek. Resolusi
ini berupa 2 bit (0-1), 3 bit (0-3), 4 bit (0-15), 5 bit (0-31), 6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-
255), 10 bit (0-1023), 16 bit (0-65535).
Kata kunci : perbandingan, resolusi spasial, resolusi temporal, resolusi radiometrik, kendala
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman yang sangat pesat saat ini mendorong keinginan
manusia untuk dapat melakukan kegiatan dan pekerjaan dalam segala bidang
kehidupan dengan lancar dan tepat waktu. Akan tetapi dalam hal ini manusia
sering mengalami hambatan yang dikarenakan oleh kurang akuratnya hasil
analisis cuaca yang menjadi salah satu sumber informasi yang digunakan oleh
manusia dalam memprakirakan cuaca, agar dapat merencanakan dan
melaksanakan berbagai kebijakan pekerjaan (Santi, 2011).
Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah tropik. Letak tersebut
mengakibatkan curah hujan yang diterima cukup tinggi. Di daerah tropik, bentuk
presipitasi yang umum terjadi adalah hujan. Di Indonesia penelitian mengenai
hujan menjadi penting mengingat seringkalinya timbul persoalan baik yang
berkaitan dengan rendahnya curah hujan maupun persoalan tentang curah hujan
yang tinggi (Kusmawati, 2008).
Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor kondisi
cuaca adalah satelit. Dengan menggunakan satelit, kondisi cuaca dapat teramati
secara spasial dalam ruang lingkup yang cukup luas. Satelit GMS dapat
memberikan informasi dari hasil liputannya yaitu memantau permukaan bumi,
liputan awan, badai tropik, ENSO, posisi dan gerak ITCZ dan menduga curah
hujan. Pemanfaatan satelit cuaca ini dapat pula digunakan untuk melihat sebaran
awan di daerah Indonesia. Dengan pengolahan citra satelit dapat ditentukan pula
sebaran hujan di berbagai daerah (Kusmawati, 2008).
EISSN: 2527-5186
Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79
75
Resolusi Spasial
Merupakan ukuran terkecil obyek di lapangan yang dapat direkam pada
data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi dilapangan dinyatakan
dengan pixel. Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat direkam oleh suatu sistem
sensor, berarti sensor itu semakin baik karena dapat menyajikan data dan
informasi yang semakin rinci. Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi tinggi
atau halus, sedang yang kurang baik berupa resolusi kasar atau rendah
(Suwargana,2013).
Resolusi spasial merupakan kemampuan untuk menampakkan dua objek
yang berdekatan secara terpisah. Dapat disebut juga daya memecah detail suatu
objek. Resolusi spasial dipengaruhi oleh pixel citra tersebut. Semakin banyak pixel
dan ukuran pixel yang kecil memberikan detail yang lebih baik, karena setiap pixel
akan mewakili informasi suatu citra. Semakin besar matrix pixel maka akan
memberikan resolusi spasial yang lebih baik. Resolusi spasial dapat disebabkan
juga oleh blur akibat faktor geometris, misalnya karena ukuran fokus tabung, dofusi
cahaya pada receptor, bukan diafragma, dan pergerakan pasien. Dalam diagnostik
pencitraan digital, resolusi spasial 2,5-5,0 mm merupakan range optimal dalam
menghasilkan citra. Untuk mammografi yang membutuhkan detail tinggi ketika ada
mikro kalsifikasi, ataupun tulang yang membutuhkan detail maka dibutuhkan
resolusi spasial yang lebih tinggi. Dalam pencitraan CR penyebab resolusi spasial
yang rendah adalah karena hamburan cahaya saat imaging plate dibaca. Kejadian
ini dapat mengakibatkan blur pada saat imaging plate dibaca oleh imaging plate
reader (Setyawan, 2014).
Dalam menentukan range resolusi, ada tiga tingkat ukuran resolusi yang
perlu diketahui, yaitu:
a. Resolusi spasial tinggi, berkisar : 0.6-4 m.
b. Resolusi spasial menengah, berkisar : 4-30 m
c. Resolusi spasial rendah, berkisar : 30 - > 1000 m (Suwargana, 2013).
Gambar 1.1 Hasil Perbedaan Resolusi Spasial
Beberapa contoh satelit bumi yang mempunyai resolusi spasial adalah:
a. Landsat : 15 meter pada mode pankromatik dan 30 meter pada mode
multispektral
EISSN: 2527-5186
Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79
76
b. Spot : 10 meter pada mode pankromatik dan 20 meter pada mode multispektral
c. Ikonos : 1 meter pada mode pankromatik dan 4 meter pada mode multispektral
(Suwargana, 2013).
Berikut adalah resolusi spasial pada beberapa jenis citra :
 Citra SPOT resolusi spasialnya 10 dan 20 meter
 Citra Landsat TM resolusi spasialnya 30 meter
 Citra Landsat MSS resolusi spasialnya 79 meter
 Citra IKONOS resolusi spasialnya 1.5 meter, diluncurkan pertama kali pada
tanggal 24 September 1999 oleh Space Imagine, merupakan citra satelit
komersil pertama.
 Citra QuickBird resolusi spasialnya yang tertinggi saat ini yaitu 0.61 meter.
Diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001 oleh Digital Globe.
 Citra OrbView 3 resolusi spasialnya adalah 1 meter (pankromatik) dan 4
meter (multispektral). Diluncurkan pada 26 juni 2003 oleh GeoEye.
 Formosat 2 resolusi spasialnya adalah 2 meter (pankromatik) dan 8 meter
(multispektral) (Sugiarto, 2012).
Resolusi Temporal
Resolusi temporal diartikan sebagai lamanya waktu bagi sensor satelit
untuk mengindera daearah yang sama untuk yang kedua kalinya. Satuannya
biasanya adalah hari. Semakin banyak jumlah hari yang diperlukan untuk
mengindera daerah yang sama maka semakin rendah resolusi temperolanya, dan
sebaliknya (Syah,2010).
Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali ke daerah
yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu perulangan ke asal
daerah yang sama satuannya dinyakan dalam jam atau hari, contoh resolusi
temporal ini: a. Resolusi temporal tinggi berkisar antara : <24 jam - 3 hari. b.
Resolusi temporal sedang berkisar antara : 4-16 hari c. Resolusi temporal rendah
berkisar antara:> 16 hari (Suwargana, 2013).
Bebarapa contoh satelit bumi yang mempunyai resolusi temporal:
a. Landsat generasi 1 : 18 hari
b. Landsat generasi 2 : 16 hari
c. SPOT : 26 hari atau 6-7 kali/bulan karena sensor dapat ditengokkan arah
perekamannya d. Ikonos: antara 1,5 sampai 3 hari (Suwargana, 2013).
EISSN: 2527-5186
Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79
77
Gambar 1.3 Hasil Sensor Resolusi Temporal oleh LANDSAT generasi 1 :18 hari.
Resolusi Radiometrik
Resolusi radiometrik dapat diartikan sebagai julat (range)
representasi/kuantisasi data, yang biasanya dipergunakan untuk format raster.
Julat tersebut dapat berupa 2 bit (0-1), 3 bit (0-3), 4 bit (0-15), 5 bit (0-31), 6 bit (0-
63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10 bit (0-1023), 16 bit (0-65535). Semakin besar
bit yang dimiliki oleh suatu sensor, maka sesnsor tersebut dapat dikatakan
mempunyai resolusi radiometrik yang tinggi (Syah,2010).
Resolusi radiometrik ialah kemampuan sensor dalam mencatat respons
spektral objek. Sensor yang peka dapat membedakan selisih respons yang paling
lemah sekalipun. Kemampuan sensor ini secara langsung dikaitkan dengan
kemampuan koding, yaitu mengubah intensitas pantulan atau pancaran spektral
menjadi angka digital. Kemampuan ini dinyatakan dalam bit. Landsat 7 ETM+
memiki resolusi radiometrik sebesar 8 bit yang berarti 256 tingkat kecerahan (0-
255), 0 untuk sinyal terlemah (hitam) dan 255 untuk sinyal terkuat (putih). Berbeda
halnya dengan Landsat 8 OLI yang memiliki resolusi radiometrik sebesar 16 bit
yang berarti 65536 tingkat kecerahan 0 untuk sinyal terlemah (hitam) dan 65535
untuk sinyal terkuat (putih). Hal tersebut menjelaskan bahwa Landsat 8 OLI
memiliki resolusi radiometrik lebih tinggi dibandingkan Landsat 7 ETM+. Semakin
tinggi resolusi radiometrik yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula
kemampuan untuk membedakan objek-objek di permukaan bumi (Hernan, 2016).
EISSN: 2527-5186
Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79
78
Gambar 1.4 Hasil Sensor Resolusi Radiometrik 8 bits = 256 pixel value
[from 0-255]
Kendala Resolusi
Meskipun benar bahwa resolusi yang tinggi akan memberikan data yang
lebih banyak, tetapi itu tidak sinonim dengan meningkatnya jumlah informasi yang
diperoleh. Dari segi teknis, pemakai dihadapkan pada pilihan untuk
mengoptimalkan resolusi (spasial, temporal, spektral dan radiometrik), biaya untuk
mendapatkan data, dan pengolahan data tersebut. Meningkatnya resolusi
membawa konsekuensi meningkatnya jumlah data yang harus diperoleh. MSS
yang mengkover 185 km x 170 km dengan resolusi 79 m x 79 m, 4 band dengan
resolusi radiometrik 7 bit untuk band 4, 5 dan 7 serta 6 bit untuk band 6
membutuhkan ruang 24 MB, sementara TM yang mencakup areal yang sama,
dengan resolusi 30 m x 30 m, 7 band dan 8 bit membutuhkan 227 MB. Berangkat
dari hal di atas, maka pemilihan resolusi perlu disesuaikan dengan obyek atau
fenomena masalah yang dihadapi serta biaya yang tersedia (Forester, 2016).
KESIMPULAN
Sistem penginderaan jauh ini memiliki macam-macam resolusi yang terdiri
dari resolusi spasial,temporal dan radiometrik. Resolusi spasial adalah ukuran
terkecil obyek di lapangan yang dapat direkam pada data digital maupun pada
citra. Pada data digital resolusi dilapangan dinyatakan dengan pixel. Tingkat
resolusi spasial terdiri dari resolusi spasial tinggi berkisar : 0.6-4 m, menengah
berkisar : 4-30 m dan rendah berkisar : 30 - > 1000 m. Resolusi spasial ini terdapat
pada beberapa citra yaitu LANDSAT, SPOT,IKONOS, dan lain-lain. Sedangkan
resolusi temporal adalah lamanya waktu bagi sensor satelit untuk mengindera
daearah yang sama untuk yang kedua kalinya, dan resolusi ini hanya terdapat
pada LANDSAT dan SPOT saja. resolusi temporal terdiri dari resolusi temporal
tinggi berkisar antara : <24 jam - 3 hari. Resolusi temporal sedang berkisar antara
: 4-16 hari. Resolusi temporal rendah berkisar antara:> 16 hari. Sedangkan
EISSN: 2527-5186
Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79
79
resolusi Radiometrik adalah julat (range) representasi/kuantisasi data, yang
biasanya dipergunakan untuk format raster. Julat tersebut dapat berupa 2 bit (0-
1), 3 bit (0-3), 4 bit (0-15), 5 bit (0-31), 6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10
bit (0-1023), 16 bit (0-65535). Semakin besar bit yang dimiliki oleh suatu sensor,
maka sesnsor tersebut dapat dikatakan mempunyai resolusi radiometrik yang
tinggi. Sedangkan kendalanya menggunakan resolusi citra ini adalah biaya untuk
mendapatkan data, dan pengolahan data tersebut. Meningkatnya resolusi
membawa konsekuensi meningkatnya jumlah data yang harus diperoleh. MSS
yang mengkover 185 km x 170 km dengan resolusi 79 m x 79 m, 4 band dengan
resolusi radiometrik 7 bit untuk band 4, 5 dan 7 serta 6 bit untuk band 6
membutuhkan ruang 24 MB, sementara TM yang mencakup areal yang sama,
dengan resolusi 30 m x 30 m, 7 band dan 8 bit membutuhkan 227 MB.
DAFTAR PUSTAKA
Forester,A. 2016. Dsiplay Citra Digital Penginderaan Jauh (Bab I).
Http://Www.Forester.Id/2016/03/Display-Citra-Digital-Penginderaan-
Jauh.Html. Diakses Tanggal 10 Oktober 2016. Pukul : 23.50
Hernan. 2016. Konsep Resolusi Dalam Penginderaan Jauh.
Https://Hernandeaff.Wordpress.Com/2016/02/29/Konsep-Resolusi-Dalam-
Penginderaan-Jauh-Spasial-Spektral-Radiometrik-Temporal/. Diakses
Tanggal 11 Oktober 2016. Pukul : 07.46
Kusmawati, Y. 2008. Variasi Spasial Dan Temporal Hujan Konvektif Di Pulau Jawa
Berdasarkan Citra Satelit. Jurnal Agromet Indonesia. 22(1) : 1-14.
Syah, A.F. 2010. Penginderaan Jauh Dan Aplikasinya Di Wilayah Pesisir Dan
Lautan. Jurnal Kelautan. 3(1). 18-28
Santi,R.C.N. 2011. Teknik Perbaikan Kualitas Citra Satelit Cuaca Dengan Sataid.
Jurnal Teknologi Informasi Dinamik. 16(2) : 101-109
Setyawan, H.T. 2014. Uji Resolusi Spasial Pada Perangkat Lunak Computed
Radiography Menggunakan Pengolahan Citra Digital. Youngster Physics
Journal. 3(4) : 311-316
Sugiarto, D.P. 2012. Menilai Keunggulan Resolusi Citra.
Https://Tnrawku.Wordpress.Com/2012/03/25/Menilai-Keunggulan-Resolusi-
Citra/. Diakses Tanggal 08 Oktober 2016. Pukul : 20.00
Suwargana, N. 2013. Resolusi Spasial, Temporal Dan Spektral Pada Citra Satelit
Landsat, Spot Dan Ikonos. Jurnal Ilmiah Widya. 1(2) : 167-174

More Related Content

What's hot

Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
bramantiyo marjuki
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
bramantiyo marjuki
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Nurul Afdal Haris
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
Anggita Prahasta
 
Pengindraan Jauh
Pengindraan JauhPengindraan Jauh
Pengindraan Jauh
redinna azhalia
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
Aditya Ramadhani
 
Presentasi lidar bappeda
Presentasi lidar bappedaPresentasi lidar bappeda
Presentasi lidar bappeda
noviaindahp
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Nurul Afdal Haris
 
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauhKeunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
Alya Titania Annisaa
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
Amos Pangkatana
 
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas XGeografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
Putri Alfisyahrini
 
Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang
Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai BidangManfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang
Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang
Alya Titania Annisaa
 
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCDLASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCDNational Cheng Kung University
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
bramantiyo marjuki
 
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamriaPeran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamriaOperator Warnet Vast Raha
 
118 343-3-pb
118 343-3-pb118 343-3-pb
118 343-3-pb
Adi Yahya Hamdu
 
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Okainderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
Syanti Septiani Nugraha II
 

What's hot (20)

Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 
Jl
JlJl
Jl
 
Pengindraan Jauh
Pengindraan JauhPengindraan Jauh
Pengindraan Jauh
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 
Presentasi lidar bappeda
Presentasi lidar bappedaPresentasi lidar bappeda
Presentasi lidar bappeda
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauhKeunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
Keunggulan dan kelemahan penginderaan jauh
 
remote sensing
remote sensingremote sensing
remote sensing
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
 
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas XGeografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
 
Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang
Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai BidangManfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang
Manfaat Penginderaan Jauh di Berbagai Bidang
 
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCDLASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
 
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamriaPeran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
 
Makalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsiaMakalah penginderaan jauh samsia
Makalah penginderaan jauh samsia
 
118 343-3-pb
118 343-3-pb118 343-3-pb
118 343-3-pb
 
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Okainderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
inderaja 1Satelit pengamat kelautan (k.7) Syanti,Fahmi,Oka
 

Similar to 1066 2029-1-sp

Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Luhur Moekti Prayogo
 
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptxKonsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
ichsan41
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Luhur Moekti Prayogo
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRetno Pratiwi
 
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
chairuddin8
 
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
bramantiyo marjuki
 
geometeri
geometerigeometeri
geometeri
Asdi Cupak
 
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Luhur Moekti Prayogo
 
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Mega Yasma Adha
 
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitSistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Retno Pratiwi
 
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
sriputri16
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
RanaWiratama3
 
Penggabungan citra
Penggabungan citraPenggabungan citra
Penggabungan citra
teladanpelajar
 
1 2 principles_of_remote_sensing
1 2 principles_of_remote_sensing1 2 principles_of_remote_sensing
1 2 principles_of_remote_sensing
Marita Ika Joesidawati
 
Metode peta
Metode petaMetode peta
Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4
hedi0001
 
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
Arif Hidayat
 

Similar to 1066 2029-1-sp (20)

Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptxKonsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelit
 
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
Konsep penginderaan jauh (remote sensing)
 
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
 
geometeri
geometerigeometeri
geometeri
 
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...
 
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
 
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitSistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
 
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
 
Pertemuan 81
Pertemuan 81Pertemuan 81
Pertemuan 81
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
 
Penggabungan citra
Penggabungan citraPenggabungan citra
Penggabungan citra
 
laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3laporan penginderaan jauh tahap 3
laporan penginderaan jauh tahap 3
 
1 2 principles_of_remote_sensing
1 2 principles_of_remote_sensing1 2 principles_of_remote_sensing
1 2 principles_of_remote_sensing
 
Metode peta
Metode petaMetode peta
Metode peta
 
Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4
 
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
14 kajian kebutuhan spesifikasi antena untuk penerimaan data resolusi sangat ...
 

Recently uploaded

Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
HadisHasyimiMiftahul
 
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
muhammadridwanxz2
 
SLIDE SHO
SLIDE SHOSLIDE SHO
SLIDE SHO
NordinMohd
 
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
dedysuryadi10
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
MuhammadIkmalWiawan
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
MuhammadZidan94
 
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknklPPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
AlifMuhammadRifq
 
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
HaniDul
 
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoamGeofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
ZamruddinHambali
 

Recently uploaded (9)

Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
 
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
 
SLIDE SHO
SLIDE SHOSLIDE SHO
SLIDE SHO
 
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
Rangkaian Resonator (elektronika telekomunikasi)
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
 
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknklPPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
 
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
 
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoamGeofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
 

1066 2029-1-sp

  • 1. EISSN: 2527-5186 Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79 74 PERBANDINGAN RESOLUSI SPASIAL, TEMPORAL DAN RADIOMETRIK SERTA KENDALANYA Oleh : Amelia Oktaviani dan Yarjohan Prodi Ilmu Kelautan Mahasiwa Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu *E-mail : ameliaoktaviani049@gmail.com Received August 2016, Accepted August 2016 ABSTRAK Perkembangan zaman yang sangat pesat saat ini mendorong keinginan manusia untuk dapat melakukan kegiatan dan pekerjaan dalam segala bidang kehidupan dengan lancar dan tepat waktu. Salah satunya adalah satelit yang digunakan untuk merekam permukaan bumi. Satelit terdiri dari beberapa resolusi yaitu resolusi spasial yg merupakan ukuran terkecil dari suatu objek, resolusi ini terdiri dari resolusi tinggi (0.6-4 m), menengah (4-30 m) dan rendah (30 - > 1000 m). Kemudian resolusi temporal yaitu waktu pengambilan, resolusi ini terdiri dari Resolusi spasial tinggi (0.6-4 m), resolusi spasial menengah (4-30 m), resolusi spasial rendah (30 - > 1000 m). Sedangkan Resolusi Radiometrik adalah kemampuan sensor dalam mencatat respons spektral objek. Resolusi ini berupa 2 bit (0-1), 3 bit (0-3), 4 bit (0-15), 5 bit (0-31), 6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0- 255), 10 bit (0-1023), 16 bit (0-65535). Kata kunci : perbandingan, resolusi spasial, resolusi temporal, resolusi radiometrik, kendala PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang sangat pesat saat ini mendorong keinginan manusia untuk dapat melakukan kegiatan dan pekerjaan dalam segala bidang kehidupan dengan lancar dan tepat waktu. Akan tetapi dalam hal ini manusia sering mengalami hambatan yang dikarenakan oleh kurang akuratnya hasil analisis cuaca yang menjadi salah satu sumber informasi yang digunakan oleh manusia dalam memprakirakan cuaca, agar dapat merencanakan dan melaksanakan berbagai kebijakan pekerjaan (Santi, 2011). Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah tropik. Letak tersebut mengakibatkan curah hujan yang diterima cukup tinggi. Di daerah tropik, bentuk presipitasi yang umum terjadi adalah hujan. Di Indonesia penelitian mengenai hujan menjadi penting mengingat seringkalinya timbul persoalan baik yang berkaitan dengan rendahnya curah hujan maupun persoalan tentang curah hujan yang tinggi (Kusmawati, 2008). Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk memonitor kondisi cuaca adalah satelit. Dengan menggunakan satelit, kondisi cuaca dapat teramati secara spasial dalam ruang lingkup yang cukup luas. Satelit GMS dapat memberikan informasi dari hasil liputannya yaitu memantau permukaan bumi, liputan awan, badai tropik, ENSO, posisi dan gerak ITCZ dan menduga curah hujan. Pemanfaatan satelit cuaca ini dapat pula digunakan untuk melihat sebaran awan di daerah Indonesia. Dengan pengolahan citra satelit dapat ditentukan pula sebaran hujan di berbagai daerah (Kusmawati, 2008).
  • 2. EISSN: 2527-5186 Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79 75 Resolusi Spasial Merupakan ukuran terkecil obyek di lapangan yang dapat direkam pada data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi dilapangan dinyatakan dengan pixel. Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor, berarti sensor itu semakin baik karena dapat menyajikan data dan informasi yang semakin rinci. Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi tinggi atau halus, sedang yang kurang baik berupa resolusi kasar atau rendah (Suwargana,2013). Resolusi spasial merupakan kemampuan untuk menampakkan dua objek yang berdekatan secara terpisah. Dapat disebut juga daya memecah detail suatu objek. Resolusi spasial dipengaruhi oleh pixel citra tersebut. Semakin banyak pixel dan ukuran pixel yang kecil memberikan detail yang lebih baik, karena setiap pixel akan mewakili informasi suatu citra. Semakin besar matrix pixel maka akan memberikan resolusi spasial yang lebih baik. Resolusi spasial dapat disebabkan juga oleh blur akibat faktor geometris, misalnya karena ukuran fokus tabung, dofusi cahaya pada receptor, bukan diafragma, dan pergerakan pasien. Dalam diagnostik pencitraan digital, resolusi spasial 2,5-5,0 mm merupakan range optimal dalam menghasilkan citra. Untuk mammografi yang membutuhkan detail tinggi ketika ada mikro kalsifikasi, ataupun tulang yang membutuhkan detail maka dibutuhkan resolusi spasial yang lebih tinggi. Dalam pencitraan CR penyebab resolusi spasial yang rendah adalah karena hamburan cahaya saat imaging plate dibaca. Kejadian ini dapat mengakibatkan blur pada saat imaging plate dibaca oleh imaging plate reader (Setyawan, 2014). Dalam menentukan range resolusi, ada tiga tingkat ukuran resolusi yang perlu diketahui, yaitu: a. Resolusi spasial tinggi, berkisar : 0.6-4 m. b. Resolusi spasial menengah, berkisar : 4-30 m c. Resolusi spasial rendah, berkisar : 30 - > 1000 m (Suwargana, 2013). Gambar 1.1 Hasil Perbedaan Resolusi Spasial Beberapa contoh satelit bumi yang mempunyai resolusi spasial adalah: a. Landsat : 15 meter pada mode pankromatik dan 30 meter pada mode multispektral
  • 3. EISSN: 2527-5186 Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79 76 b. Spot : 10 meter pada mode pankromatik dan 20 meter pada mode multispektral c. Ikonos : 1 meter pada mode pankromatik dan 4 meter pada mode multispektral (Suwargana, 2013). Berikut adalah resolusi spasial pada beberapa jenis citra :  Citra SPOT resolusi spasialnya 10 dan 20 meter  Citra Landsat TM resolusi spasialnya 30 meter  Citra Landsat MSS resolusi spasialnya 79 meter  Citra IKONOS resolusi spasialnya 1.5 meter, diluncurkan pertama kali pada tanggal 24 September 1999 oleh Space Imagine, merupakan citra satelit komersil pertama.  Citra QuickBird resolusi spasialnya yang tertinggi saat ini yaitu 0.61 meter. Diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001 oleh Digital Globe.  Citra OrbView 3 resolusi spasialnya adalah 1 meter (pankromatik) dan 4 meter (multispektral). Diluncurkan pada 26 juni 2003 oleh GeoEye.  Formosat 2 resolusi spasialnya adalah 2 meter (pankromatik) dan 8 meter (multispektral) (Sugiarto, 2012). Resolusi Temporal Resolusi temporal diartikan sebagai lamanya waktu bagi sensor satelit untuk mengindera daearah yang sama untuk yang kedua kalinya. Satuannya biasanya adalah hari. Semakin banyak jumlah hari yang diperlukan untuk mengindera daerah yang sama maka semakin rendah resolusi temperolanya, dan sebaliknya (Syah,2010). Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali ke daerah yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu perulangan ke asal daerah yang sama satuannya dinyakan dalam jam atau hari, contoh resolusi temporal ini: a. Resolusi temporal tinggi berkisar antara : <24 jam - 3 hari. b. Resolusi temporal sedang berkisar antara : 4-16 hari c. Resolusi temporal rendah berkisar antara:> 16 hari (Suwargana, 2013). Bebarapa contoh satelit bumi yang mempunyai resolusi temporal: a. Landsat generasi 1 : 18 hari b. Landsat generasi 2 : 16 hari c. SPOT : 26 hari atau 6-7 kali/bulan karena sensor dapat ditengokkan arah perekamannya d. Ikonos: antara 1,5 sampai 3 hari (Suwargana, 2013).
  • 4. EISSN: 2527-5186 Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79 77 Gambar 1.3 Hasil Sensor Resolusi Temporal oleh LANDSAT generasi 1 :18 hari. Resolusi Radiometrik Resolusi radiometrik dapat diartikan sebagai julat (range) representasi/kuantisasi data, yang biasanya dipergunakan untuk format raster. Julat tersebut dapat berupa 2 bit (0-1), 3 bit (0-3), 4 bit (0-15), 5 bit (0-31), 6 bit (0- 63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10 bit (0-1023), 16 bit (0-65535). Semakin besar bit yang dimiliki oleh suatu sensor, maka sesnsor tersebut dapat dikatakan mempunyai resolusi radiometrik yang tinggi (Syah,2010). Resolusi radiometrik ialah kemampuan sensor dalam mencatat respons spektral objek. Sensor yang peka dapat membedakan selisih respons yang paling lemah sekalipun. Kemampuan sensor ini secara langsung dikaitkan dengan kemampuan koding, yaitu mengubah intensitas pantulan atau pancaran spektral menjadi angka digital. Kemampuan ini dinyatakan dalam bit. Landsat 7 ETM+ memiki resolusi radiometrik sebesar 8 bit yang berarti 256 tingkat kecerahan (0- 255), 0 untuk sinyal terlemah (hitam) dan 255 untuk sinyal terkuat (putih). Berbeda halnya dengan Landsat 8 OLI yang memiliki resolusi radiometrik sebesar 16 bit yang berarti 65536 tingkat kecerahan 0 untuk sinyal terlemah (hitam) dan 65535 untuk sinyal terkuat (putih). Hal tersebut menjelaskan bahwa Landsat 8 OLI memiliki resolusi radiometrik lebih tinggi dibandingkan Landsat 7 ETM+. Semakin tinggi resolusi radiometrik yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula kemampuan untuk membedakan objek-objek di permukaan bumi (Hernan, 2016).
  • 5. EISSN: 2527-5186 Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79 78 Gambar 1.4 Hasil Sensor Resolusi Radiometrik 8 bits = 256 pixel value [from 0-255] Kendala Resolusi Meskipun benar bahwa resolusi yang tinggi akan memberikan data yang lebih banyak, tetapi itu tidak sinonim dengan meningkatnya jumlah informasi yang diperoleh. Dari segi teknis, pemakai dihadapkan pada pilihan untuk mengoptimalkan resolusi (spasial, temporal, spektral dan radiometrik), biaya untuk mendapatkan data, dan pengolahan data tersebut. Meningkatnya resolusi membawa konsekuensi meningkatnya jumlah data yang harus diperoleh. MSS yang mengkover 185 km x 170 km dengan resolusi 79 m x 79 m, 4 band dengan resolusi radiometrik 7 bit untuk band 4, 5 dan 7 serta 6 bit untuk band 6 membutuhkan ruang 24 MB, sementara TM yang mencakup areal yang sama, dengan resolusi 30 m x 30 m, 7 band dan 8 bit membutuhkan 227 MB. Berangkat dari hal di atas, maka pemilihan resolusi perlu disesuaikan dengan obyek atau fenomena masalah yang dihadapi serta biaya yang tersedia (Forester, 2016). KESIMPULAN Sistem penginderaan jauh ini memiliki macam-macam resolusi yang terdiri dari resolusi spasial,temporal dan radiometrik. Resolusi spasial adalah ukuran terkecil obyek di lapangan yang dapat direkam pada data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi dilapangan dinyatakan dengan pixel. Tingkat resolusi spasial terdiri dari resolusi spasial tinggi berkisar : 0.6-4 m, menengah berkisar : 4-30 m dan rendah berkisar : 30 - > 1000 m. Resolusi spasial ini terdapat pada beberapa citra yaitu LANDSAT, SPOT,IKONOS, dan lain-lain. Sedangkan resolusi temporal adalah lamanya waktu bagi sensor satelit untuk mengindera daearah yang sama untuk yang kedua kalinya, dan resolusi ini hanya terdapat pada LANDSAT dan SPOT saja. resolusi temporal terdiri dari resolusi temporal tinggi berkisar antara : <24 jam - 3 hari. Resolusi temporal sedang berkisar antara : 4-16 hari. Resolusi temporal rendah berkisar antara:> 16 hari. Sedangkan
  • 6. EISSN: 2527-5186 Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2, September 2016: 74-79 79 resolusi Radiometrik adalah julat (range) representasi/kuantisasi data, yang biasanya dipergunakan untuk format raster. Julat tersebut dapat berupa 2 bit (0- 1), 3 bit (0-3), 4 bit (0-15), 5 bit (0-31), 6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10 bit (0-1023), 16 bit (0-65535). Semakin besar bit yang dimiliki oleh suatu sensor, maka sesnsor tersebut dapat dikatakan mempunyai resolusi radiometrik yang tinggi. Sedangkan kendalanya menggunakan resolusi citra ini adalah biaya untuk mendapatkan data, dan pengolahan data tersebut. Meningkatnya resolusi membawa konsekuensi meningkatnya jumlah data yang harus diperoleh. MSS yang mengkover 185 km x 170 km dengan resolusi 79 m x 79 m, 4 band dengan resolusi radiometrik 7 bit untuk band 4, 5 dan 7 serta 6 bit untuk band 6 membutuhkan ruang 24 MB, sementara TM yang mencakup areal yang sama, dengan resolusi 30 m x 30 m, 7 band dan 8 bit membutuhkan 227 MB. DAFTAR PUSTAKA Forester,A. 2016. Dsiplay Citra Digital Penginderaan Jauh (Bab I). Http://Www.Forester.Id/2016/03/Display-Citra-Digital-Penginderaan- Jauh.Html. Diakses Tanggal 10 Oktober 2016. Pukul : 23.50 Hernan. 2016. Konsep Resolusi Dalam Penginderaan Jauh. Https://Hernandeaff.Wordpress.Com/2016/02/29/Konsep-Resolusi-Dalam- Penginderaan-Jauh-Spasial-Spektral-Radiometrik-Temporal/. Diakses Tanggal 11 Oktober 2016. Pukul : 07.46 Kusmawati, Y. 2008. Variasi Spasial Dan Temporal Hujan Konvektif Di Pulau Jawa Berdasarkan Citra Satelit. Jurnal Agromet Indonesia. 22(1) : 1-14. Syah, A.F. 2010. Penginderaan Jauh Dan Aplikasinya Di Wilayah Pesisir Dan Lautan. Jurnal Kelautan. 3(1). 18-28 Santi,R.C.N. 2011. Teknik Perbaikan Kualitas Citra Satelit Cuaca Dengan Sataid. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik. 16(2) : 101-109 Setyawan, H.T. 2014. Uji Resolusi Spasial Pada Perangkat Lunak Computed Radiography Menggunakan Pengolahan Citra Digital. Youngster Physics Journal. 3(4) : 311-316 Sugiarto, D.P. 2012. Menilai Keunggulan Resolusi Citra. Https://Tnrawku.Wordpress.Com/2012/03/25/Menilai-Keunggulan-Resolusi- Citra/. Diakses Tanggal 08 Oktober 2016. Pukul : 20.00 Suwargana, N. 2013. Resolusi Spasial, Temporal Dan Spektral Pada Citra Satelit Landsat, Spot Dan Ikonos. Jurnal Ilmiah Widya. 1(2) : 167-174