SlideShare a Scribd company logo
| 14
IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017
ISKEMIA TUNGKAI AKUT
Heri Gunawan, Rahmad Isnanta, Zainal Syafri, Refli Hasan
Divisi Kardiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara/RSUP H Adam Malik
A CASE REPORT
ABSTRACT
Iskemia tungkai akut (Acute Limb Ischemia) adalah terjadinya penurunan mendadak perfusi tungkai yang biasa me-
libatkan trombus dan emboli. Pada pemeriksaan fisik bisa dijumpai hilangnya denyut nadi bagian distal oklusi, kulit
dingin dan pucat, penurunan respons sensorik dan kekuatan otot.Seorang wanita umur 61 tahun datang ke ruang IGD
dengan nekrosis setinggi betis kaki kanan dan ujung kaki kiri yang dialami 10 hari ini. Riwayat penyakit terdahulu:
DM tipe 2, post stroke, dan post TBC paru. Pemeriksaan penunjang menunjukkan peningkatan fungsi ginjal (ureum
152 mg/dL, kreatinin 2,08 mg/dL),peningkatan D-dimer (1100), hipoalbuminemia (2,4 g/dL), penurunan kadar AT III
(49,9), status hiperglikemia (KGDN: 125 mg/dL dan KGD2jPP: 249 mg/dL), dan USG dopler kesan suatu deep vein
trombosis femoralis kiri kanan dan poplitea kanan. Pemeriksaan arteriografi menunjukkan hasil stenosis 90% arteri
poplitea sinistra sebelum percabangan, dan tampak kolateral mengisi arteri tibialis anterior sinistra namun tidak tam-
pak mengisi arteri metatarsal sinistra; dan oklusi total arteri femoralis superfisial dekstra.Pasien didiagnosis sebagai
ALI(Acute Limb Ischemia) o/t cruris dextra et digiti I-III pedis sinistra. Pasien diterapi dengan pemberian heparin,
insulin, aspilet, albumin, transfusi FFP dan PRC sertaamputasi setinggi lutut kanan.Kondisi pasien membaik dan dapat
dipulangkan untuk berobat jalan.
keywords : Acute Limb Ischemi, pedis sinistr, thrombus graf, Paresthesia, Pain, Pallor, Pulselessness, Poikilothermia
PENDAHULUAN
Iskemia tungkai akut adalah kondisi di mana terjadi
penurunan mendadak perfusi tungkai yang biasa
melibatkan trombus dan emboli. Trombus dapat
berasal dari perkembangan penyakit arteri, diseksi
aorta, thrombus graft, aneurisma, hiperkoagulabili-
tas, iatrogenik, dan lainnya.
Insidens iskemia tungkai akut sekitar 1,5 kasus per
10.000 orang per tahun. Gambaran klinis iskemia
tungkai dikatakan akut bila terjadi dalam 2 minggu.
Gejala berkembang dalam hitungan jam sampai hari
dan bervariasi dari episode klaudikasio intermiten
hingga rasa nyeri di telapak kaki atau tungkai ketika
pasien sedang beristirahat, parestesia, kelemahan
otot, dan kelumpuhanpada ekstremitas yang terkena.
Temuan fisik yang dapat ditemukan meliputi tidak
adanya pulsasi di daerah distal dari oklusi,kulit
teraba dingin dan pucat atau berbintik-bintik, penu-
runan sensasi saraf, dan penurunan kekuatan otot.
Tanda-tanda ini biasa disingkat sebagai 6 P: Par-
esthesia, Pain, Pallor, Pulselessness, Poikilothermia
(gangguan pengaturan suhu tubuh), dan Paralysis.
Dalam laporan kasus ini, kami melaporkan iskemia
tungkai akut.
Address for Correspondance : Heri Gunawan,
Rahmad Isnanta, Zainal Syafri, Refli Hasan
Email : atheos007@yahoo.com
HOW TO CITE THIS ARTICLE :
ISKEMIA TUNGKAI AKUT
| 15
IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017
PENDAHULUAN
Iskemia tungkai akut adalah
kondisi di mana terjadi penurunan
mendadak perfusi tungkai yang biasa
melibatkan trombus dan emboli. Trombus
dapat berasal dari perkembangan penyakit
arteri, diseksi aorta, thrombus graft,
aneurisma, hiperkoagulabilitas, iatrogenik,
dan lainnya.1
Insidens iskemia tungkai akut
sekitar 1,5 kasus per 10.000 orang per
tahun. Gambaran klinis iskemia tungkai
dikatakan akut bila terjadi dalam 2
minggu. Gejala berkembang dalam
hitungan jam sampai hari dan bervariasi
dari episode klaudikasio intermiten hingga
rasa nyeri di telapak kaki atau tungkai
ketika pasien sedang beristirahat,
parestesia, kelemahan otot, dan
kelumpuhanpada ekstremitas yang terkena.
Temuan fisik yang dapat ditemukan
meliputi tidak adanya pulsasi di daerah
distal dari oklusi,kulit teraba dingin dan
pucat atau berbintik-bintik, penurunan
sensasi saraf, dan penurunan kekuatan
otot. Tanda-tanda ini biasa disingkat
sebagai 6 P: Paresthesia, Pain, Pallor,
Pulselessness, Poikilothermia (gangguan
pengaturan suhu tubuh), dan Paralysis.
Dalam laporan kasus ini, kami melaporkan
iskemia tungkai akut.
LAPORAN KASUS
Ny ARG, 61 tahun, datang ke
RSUP HAM dengan keluhan utama kedua
kaki menghitam. Hal ini dialami ± 10 hari
sebelum masuk rumah sakit dan memberat
dalam 4 hari. Sebelumnya diawali dengan
kebas dan dingin di jari-jari kaki kanan
yang dialami pasien sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit, kemudian jari
berwarna kehitaman. Awalnya hitam di
bagian ujung jari jempol dan lama
kelamaan semakin meluas ke atas hingga
sebatas lutut disertai rasa nyeri. Nyeri
dirasakan terus menerus baik saat istirahat
maupun saat digerakkan sehingga pasien
tidak dapat berjalan.Pada ujung jari kaki
kiri, kehitaman dijumpai sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, dengan
keluhan yang dirasakan sama seperti kaki
kanan pasien. Pasien menderita diabetes
melitus dalam 25 tahun terakhir dengan
kadar gula darah tertinggi ±600 mg/dL,
dan pada tahun 2001 pasien didiagnosa
menderita stroke.
Batuk dialami sejak 2 minggu lalu
dengan dahak berwarna kuning, batuk
darah tidak dijumpai.Riwayat demam
hilang timbul dijumpai, namun demam
tidak terlalu tinggi. Riwayat minum obat
paru 9 bulan yang membuat BAK pasien
berwarna kemerahan dijumpai 5 tahun
yang lalu dan dinyatakan sembuh.Riwayat
berkeringat malam hari tidak dijumpai,
riwayat penurunan berat badan tidak
| 16
IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017
dijumpai.Sesak nafas dialami pasien dalam
2 hari ini, sesak nafas tidak dipengaruh
aktivitas dan cuaca, terbangun malam hari
karena sesak tidak dijumpai, penggunaan 2
– 3 bantal untuk mengurangi sesak tidak
dijumpai, nyeri dada tidak
dijumpai.Benjolan di leher tidak
dijumpai.Pemeriksaan tanda vital dijumpai
dengan kesadaran compos mentis, dengan
tekanan darah 130/70 mmHg, frekuensi
nadi 98 x/menit, frekuensi nafas
28x/menit, dan suhu aksila 36,80
C.
Pemeriksaan fisik dijumpai pada
konjungtiva palpebra inferior pucat pada
kedua mata. Pada pemeriksaan dada,
dijumpai palpasi dengan stem fremitus sisi
kiri lebih terasa dibandingkan sisikanan,
kesan mengeras di lapangan paru kiri,
perkusi dengan sonor memendek pada
lapangan atas dan tengah paru kiri, serta
auskultasi dengan suara pernafasan
bronkial di lapangan atas dan tengah paru
kiri serta suara tambahan ronki basah di
lapangan atas dan tengah paru kiri. Pada
ekstremitas inferior pedis dekstra dengan
nekrosis o/t regio pedis et cruris dengan
pulsasi arteri dorsalis pedis tidak teraba,
sementara arteri poplitea melemah, pada
pedis sinistra dijumpai nekrosis o/t digiti
I-III dengan pulsasi arteri dorsalis pedis
tidak teraba, sementara arteri poplitea
masih teraba.
Pada pemeriksaan penunjang
awal kami jumpai:
 Hb: 8,0 g%; MCV: 85 fL; MCH:
28,7 pg; MCHC: 33,8 g%;
Leukosit : 33.960/mm3
(0,3/0,0/92,2/3,9/3,6); Trombosit:
399.000/mm3
 Tes fungsi ginjal: Ureum: 152
mg/dL; kreatinin: 2,08 mg/dL
(Kreatinin klirens: 25,52 mL/min)
 Elektrolit: Na: 130 meq/L, K: 6,5
meq/L, Cl: 97 meq/L, Albumin 2,4
g/dl
 Faal Hemostasis: PT rasio 0,92,
INR 0,93, APTT rasio 1,05, TT
rasio 0,94, fibrinogen 405, D-dimer
1100
 AGDA : PH : 7,290, PCO2 : 14,
PO2 : 197, HCO3 : 6,7, Total CO2
: 7,1, BE : -17,3, Sat O2 : 100
(Kesan : asidosis metabolik)
 EKG:Kesan: sinus ritme
 Foto ToraksPosterior-
Anterior:Kesimpulan TB paru lama
aktif, aorta elongasi dan
artherosklerosis aorta.
 Foto Cruris Dextra Anterior-
posterior/Lateral:Kesan tidak
tampak kelainan pada cruris
 Foto PedisDekstraAnterior-
Posterior/Oblique:Kesan
Osteoporosis pedis.
Setelah dirawat beberapa hari di
ruang rawat inap, dilakukan beberapa
pemeriksaan lanjutan:
| 17
IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017
 Urinalisis: warna kuning keruh,
glukosa: negatif, bilirubin: negatif,
keton: negatif, berat jenis: 1,015;
pH 5,0, protein: negatif,
urobilinogen: negatif, nitrit: positif,
leukosit: negatif, darah: negatif,
sedimen urin : eritrosit 0-1/LPB,
leukosit 0-1/LPB, epitel 0-1/LBP,
casts negatif, kristal negatif, yeast
3-5, hyphae 3-5
 Feses rutin: Warna : cokelat :
Konsistensi : lembek, Darah :
Negatif : Lendir : negatif,
Mikroskopik : Telur cacing;
Negatif;Amoeba : Negatif;Eritrosit
: 0-1 /LPB , Leukosit : 0-1 /LPB
 Faal hemostasis: Waktu perdarahan 3
menit, AT III 49,6 (N : 75 – 125)
 Gula darah puasa/2 jam post
pandrial/2j PP: 125/249 mg/dL;
HbA1C: 9,4%
 Profil lipid: kolesterol total: 81
mg/dL; HDL: 28 mg/dL; LDL: 87
mg/dL; trigliserida: 59 mg/dL
 USG dopler: Deep vein thrombosis
femoralis kiri kanan dan poplitea
kanan
Gambar 1. USG dopler kaki kiri dan kanan
 Arteriografi: Stenosis 90% arteri
poplitea sinistra sebelum
percabangan, tampak kolateral
mengisi arteri tibialis anterior
sinistra, aliran tidak tampak
mengisi arteri metatarsal sinistra.
Oklusi total arteri femoralis
superfisial dekstra.
| 18
IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017
Gambar 2. Arteriografi kaki kiri dan kanan
Pasien kami diagnosa dengan
Iskemia tungkai akut o/t cruris dextra et
digiti I-III pedis sinistra + DVT femoralis
dextra et sinistra + osteoporosis pedis
dextra + DM tipe 2 + CKD stage IV ec DN
+ ISK komplikata + Pneumonia (CAP) +
Hipoalbuminemia + Anemia ec penyakit
kronis + Difisiensi AT III.
Pasien diterapi dengan diet DM
1700 kkal ekstra 6putih telur; O2 2-4 l/i via
nasal canule; IVFD NaCl 0,9% 20
tetes/menit (mikro); Ranitidine
50mg/12jam/iv; Inj. Ketorolac 30
mg/8jam/iv; Heparin 5000 IU SC/12jam;
Novorapid 10-10-10 IUSC ½ hac; Inj.
Lantus 0-0-10 IU SC; Flukonazol drip 200
mg/ 24jam selama 7 hari; Aspilet 1x 80
mg; Azitromisin 1x 250 mg; N asetilsistein
3x 200 mg; Substitusi albumin 20 % 1fls/
hr; Transfusi FFP 10 cc/ kg BB/hari
(FFP=500cc)selama 2 hari; Transfusi
PRC; serta amputasi setinggi lutut kanan.
DISKUSI
Iskemia tungkai akut
didefinisikan sebagai penurunan perfusi
tungkai yang terjadi <14 hari yang
mengancam jiwa dan/atau
tungkai.2
Kejadian iskemia tungkai akut
yaitu 10 per 100.000 per tahun, dengan
rata-rata usia 76,3±11,9 tahun dan 52,7%
terjadi pada laki-laki. Riwayat penyakit
pembuluh darah sebelumnya: coronary
artery disease (29%); gagal jantung
(19,4%); stroke/TIA (26,9%); peripheral
arterial disease (41,9%). Faktor risiko
terjadinya PAD antara lain merokok
(68,8%); hipertensi (69,2%); diabetes
melitus (12,9%); dan hiperlipidemia
(35,5%).3
Pada pasien ini, kami jumpai jenis
kelamin wanita dengan usia 61 tahun.
Riwayat penyakit terdahulu yaitu stroke
yang dideritanya sejak tahun 2001 hingga
sekarang. Faktor risiko pada pasien ini
adalah diabetes melitus yang sudah
dideritanya dalam 25 tahun ini dengan
kadar gula darah tertinggi 600 mg/dL.
| 19
IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017
Penegakan diagnosis terhadap
pasien iskemia tungkai akut dilakukan
melalui beberapa tahapan, antara lain:
Anamnesis
Keluhan terjadi pada <50% pasien
yaitu klaudikasio intermitten (rasa nyeri,
ache, keram, baal, atau kelelahan pada otot
selama aktivitas dan menghilang dengan
istirahat) yang dirasakan di distal dari
lokasi oklusi, misalnya di bokong, pinggul,
dan otot paha jika oklusi di aortoiliaka.
Sedangkan sakit di betis dirasakan jika
oklusi di arteri femoral poplitea. Keluhan
lainnya yaitu pasien merasakan dingin atau
baal pada kaki dan ibu jari kaki yang
sering kali dirasakan pada malam hari
ketika posisi tungkai horizontal dan
meningkat ketika tungkai pada posisi
menggantung. Paka kasus iskemia berat,
nyeri dapat tetap ada pada saat istirahat.4
Pemeriksaan Fisik
Menurunnya atau tidak terabanya
nadi di distal dari oklusi, terdengarnya
bruit, dan otot tampak atrofi. Pada kasus
berat terdapat penebalan kuku, kulit
tampak halus dan mengkilap, menurunnya
suhu kulit, bulu kaki rontok, pucat atau
sianosis. Ulkus atau gangren dapat juga
ditemui. Pemeriksaan refleks tungkai juga
dapat menurun karena neuropati
iskemia.1,4
Pada pasien, kami jumpai dengan
keluhan kedua kaki yang menghitam yang
dialami ±10 hari sebelum masuk rumah
sakit dan memberat dalam 4 hari terakhir
yang diawali dengan kebas dan dingin di
jari-jari kaki yang dialami 2 minggu yang
lalu menghitam dari bagian ujung jari
jempol dan lama kelamaan meluas hingga
sebatas lutut dan disertai rasa nyeri yang
berlangsung terus menerus walaupun saat
istirahat sehingga tidak dapat berjalan
lagi.Pada pemeriksaan fisik dijumpai
nekrosis pada regio pedis dan cruris
dengan pulsasi arteri dorsalis poplitea
melemah.
Modalitas pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan antara lain
pemeriksaan yang untuk menyaring faktor-
faktor risiko dan penyakit komorbiditas.
Untuk menegakkan diagnosis sebagai
standar baku yaitu menggunakan
arteriografi.
Pada pasien dilakukan beberapa
pemeriksaan. Pemeriksaan yang
mendukung sangkaan diagnosa pada
pasien antara lain peningkatan fungsi
ginjal (ureum 152 mg/dL dan kreatinin
2,08 mg/dL); peningkatan kadar D-dimer
(1100); hipoalbuminemia (2,4 g/dL);
penurunan kadar AT III (49,9); status
hiperglikemia (KGDN: 125 mg/dL dan
KGD2jPP: 249 mg/dL); USG dopler:
kesan suatu deep vein trombosis femoralis
kiri kanan dan poplitea kanan; Arteriografi
menunjukkan Stenosis 90% arteri poplitea
sinistra sebelum percabangan, tampak
kolateral mengisi arteri tibialis anterior
| 20
IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017
sinistra, aliran tidak tampak mengisi arteri
metatarsal sinistra. Oklusi total arteri
femoralis superfisial dextra.
Dalam penatalaksanaannya,
pasien dikategorikan mejadi beberap
kategori. Salah satu kriteria yang sering
digunakan adalah:
Tabel 1. Kategori Klinis Iskemia Tungkai Akut5
Kategori Deskripsi Hilangnya Sensori Kelemahan otot Sinyal
Doppler
Arteri
Sinyal
Doppler
Vena
I: Viable Nyeri, pucat, tidak
ada pulsasi nadi,
tidak mengancam
segera
Tidak ada Tidak ada Terdengar Terdengar
II:
Marginally
threatened
Nyeri, pucat, tidak
ada pulsasi nadi,
dapat diselamatkan
bila diteapi dengan
cepat
Minimal (jari kaki)
atau tidak ada
Tidak ada Tidak
terdengar
Terdengar
IIB:
Immediately
threatened
Nyeri, pucat, tidak
ada pulsasi nadi,
Dapat diselamatkan
dengan
revaskularisasi
secepatnya
Lebih dari jari kaki;
nyeri saat istirahat
Ringan, sedang Tidak
terdengar
Terdengar
III:
Irreversible
Nyeri, pucat, tidak
ada pulsasi nadi,,
Kerusakan jaringan
berat atau
kerusakan syaraf
permanen
Berat, anestetik Paralisis berat
(Rigor)
Tidak
terdengar
Tidak
terdengar
Berdasarkan kategori di atas
maka, pasien ini dapat dikategorikan
kategori III.
Panatalaksanaan pasien dengan
iskemia tungkai akutbertujuan untuk
menurunkan risiko kardiovaskular,
meningkatkan fungsi ekstremitas,
| 21
IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017
mencegah progresifitas menjadi iskemia
dan menjaga viabilitas ekstremitas.
Beberapa usaha dapat dilakukan antara
lain dengan memodifikasi faktor risiko
berupa menghentikan merokok,
mengontrol tekanan darah dengan
angiotensin converting enzyme inhibitors
dan β adrenergic blocker, serta mengatasi
hiperkolesterolemia dengan target
penurunan LDL <100 mg/dL.
Ketika diagnosis sudah dapat
ditegakkan, pengobatan dengan
unfractionated heparin harus dimulai.6,7
Pemilihan terapi bergantung kepada
gambaran klinis, terutama apakah terdapat
defisik neurologis dan trombosis vs
emboli. Kategori klinis dapat dilihat pada
Tabel 1. Algoritme terapi pada pasien
dengan iskemia tungkai akut dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 3. Pendekatan penanganan pasien dengan iskemia tungkai akut
Pada pasien setelah dilakukan
terapi awal dengan menggunakan aspilet
dan heparin, untuk kaki kanan dengan
kategori III maka dilakukan tindakan
amputasi, Sementara untuk kaki kiri
dengan kategori IIA maka dilakukan
tindakan arteriografi dan tindakan
revaskularisasi.
| 22
IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017
SIMPULAN
Dilaporkan sebuah kasus iskemia
tungkai akut pada seorang wanita dengan
riwayat stroke dan diabetes melitus.
Setelah serangkaian pemeriksaan,
diagnosis ditegakkan dan diterapi. Kami
juga mengontrol faktror risiko pada pasien,
diabetes melitus dan defisiensi AT III, ini
dengan pemberian insulin dan FFP.
Kondisi pasien membaik dan dapat
dipulangkan untuk berobat jalan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Antono D. Hamonangan R.,
Penyakit Arteri Perifer. Dalam
Buku ajar ilmu penyakit dalam
edisi VII. Editor : Siti Setiati, Idrus
Alwi, Aru W. Sudoyo, Marcellus
S.K, Bambang S, Ari Fahrial S.
Interna Publishing. 2014: 1516-26.
2. Rajan DK, Patel NH, Valji K.
Quality improvement guidelines
for percutaneous management of
acute limb ischemia. J Vasc Interv
Radiol. 2009; 20 (7 suppl): S208-
18.
3. Howar DP, Benerjee A, Fairhead
JF, Hands L, Silver LE, Rothwell
PM. Population base study of
incidence, risk factors, outcome,
and prognosis of ischemic periveral
arterial events: Implication for
prevention. Di unduh dari
http://circ.ahajournals.org/content/1
32/19/1805 pada 4 September 2016
4. Creager MA. Vascular Disease of
Extremities. In: Fauci A, Kasper D,
Longo D, Braunwald E, Hauser S,
Jameson J, editors. Harrison’s
principles of internal medicine.
18th ed. United States of America;
The McGraw-Hill Companies,
2012. Chapter 249
5. Rutherford RB, Baker JD, Ernst C,
et al. Recommended standards for
reports dealing with lower
extremity ischemia: revised
version. J Vasc Surg 1997;26:517–
38.
6. Norgren L, Hiatt WR, Dormandy
JA, Nehler MR, Harris KA,
Fowkes FGR. Inter-Society
Consensus for the Management of
Peripheral Arterial Disease (TASC
II). J Vasc Surg 2007;45:S5–S67.
7. Sobel M, Verhaeghe R.
Antithrombotic therapy for
peripheral artery occlusive disease:
American College of Chest
Physicians Evidence-Based
Clinical Practice Guidelines (8th
Edition). Chest. 2008;133:815S–
843S.

More Related Content

Similar to 101-128-PB.pdf

Laporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptxLaporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptx
AnggiOsvianty
 
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptxNeuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
RashmeetaThadhani1
 
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptx
MANDALAHEC
 
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Ai Coryde
 
Hipertensi nda
Hipertensi ndaHipertensi nda
Hipertensi nda
firdha aulia
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi
homeworkping3
 
Laporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptxLaporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptx
ClassicNeil
 
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptxST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
rajatol
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
Briliant Nissa
 
dc hasna abu.docx
dc hasna abu.docxdc hasna abu.docx
dc hasna abu.docx
RizkyastariOnny1
 
219630832 case-yosua
219630832 case-yosua219630832 case-yosua
219630832 case-yosua
homeworkping9
 
Pkb hnp
Pkb hnpPkb hnp
Stroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxStroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptx
YogaMahardika10
 
Jurnal Reading asdjajsd jandjasd jansf a kasdnsak
Jurnal Reading asdjajsd jandjasd jansf a kasdnsakJurnal Reading asdjajsd jandjasd jansf a kasdnsak
Jurnal Reading asdjajsd jandjasd jansf a kasdnsak
AdamHaviyan2
 
Total AV Block .pptx
Total AV Block .pptxTotal AV Block .pptx
Total AV Block .pptx
ssuser40ff1a
 
167703317 tes-case
167703317 tes-case167703317 tes-case
167703317 tes-case
homeworkping8
 
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxRefresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
hamdhaniWs
 
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardi
rezky ilhamsyah
 
iSlide preskas asti uki utari
iSlide preskas asti uki utariiSlide preskas asti uki utari
iSlide preskas asti uki utariastiuki
 

Similar to 101-128-PB.pdf (20)

Laporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptxLaporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptx
 
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptxNeuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
 
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptx
 
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
 
Hipertensi nda
Hipertensi ndaHipertensi nda
Hipertensi nda
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi
 
Laporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptxLaporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptx
 
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptxST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
 
dc hasna abu.docx
dc hasna abu.docxdc hasna abu.docx
dc hasna abu.docx
 
219630832 case-yosua
219630832 case-yosua219630832 case-yosua
219630832 case-yosua
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Pkb hnp
Pkb hnpPkb hnp
Pkb hnp
 
Stroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxStroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptx
 
Jurnal Reading asdjajsd jandjasd jansf a kasdnsak
Jurnal Reading asdjajsd jandjasd jansf a kasdnsakJurnal Reading asdjajsd jandjasd jansf a kasdnsak
Jurnal Reading asdjajsd jandjasd jansf a kasdnsak
 
Total AV Block .pptx
Total AV Block .pptxTotal AV Block .pptx
Total AV Block .pptx
 
167703317 tes-case
167703317 tes-case167703317 tes-case
167703317 tes-case
 
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptxRefresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
Refresh Ilmu tgl 27 Bu Y.pptx
 
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardi
 
iSlide preskas asti uki utari
iSlide preskas asti uki utariiSlide preskas asti uki utari
iSlide preskas asti uki utari
 

Recently uploaded

penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
JokoPramono34
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
ABDULRASIDSANGADJI1
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
AskariB1
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 

Recently uploaded (20)

penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 

101-128-PB.pdf

  • 1. | 14 IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017 ISKEMIA TUNGKAI AKUT Heri Gunawan, Rahmad Isnanta, Zainal Syafri, Refli Hasan Divisi Kardiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H Adam Malik A CASE REPORT ABSTRACT Iskemia tungkai akut (Acute Limb Ischemia) adalah terjadinya penurunan mendadak perfusi tungkai yang biasa me- libatkan trombus dan emboli. Pada pemeriksaan fisik bisa dijumpai hilangnya denyut nadi bagian distal oklusi, kulit dingin dan pucat, penurunan respons sensorik dan kekuatan otot.Seorang wanita umur 61 tahun datang ke ruang IGD dengan nekrosis setinggi betis kaki kanan dan ujung kaki kiri yang dialami 10 hari ini. Riwayat penyakit terdahulu: DM tipe 2, post stroke, dan post TBC paru. Pemeriksaan penunjang menunjukkan peningkatan fungsi ginjal (ureum 152 mg/dL, kreatinin 2,08 mg/dL),peningkatan D-dimer (1100), hipoalbuminemia (2,4 g/dL), penurunan kadar AT III (49,9), status hiperglikemia (KGDN: 125 mg/dL dan KGD2jPP: 249 mg/dL), dan USG dopler kesan suatu deep vein trombosis femoralis kiri kanan dan poplitea kanan. Pemeriksaan arteriografi menunjukkan hasil stenosis 90% arteri poplitea sinistra sebelum percabangan, dan tampak kolateral mengisi arteri tibialis anterior sinistra namun tidak tam- pak mengisi arteri metatarsal sinistra; dan oklusi total arteri femoralis superfisial dekstra.Pasien didiagnosis sebagai ALI(Acute Limb Ischemia) o/t cruris dextra et digiti I-III pedis sinistra. Pasien diterapi dengan pemberian heparin, insulin, aspilet, albumin, transfusi FFP dan PRC sertaamputasi setinggi lutut kanan.Kondisi pasien membaik dan dapat dipulangkan untuk berobat jalan. keywords : Acute Limb Ischemi, pedis sinistr, thrombus graf, Paresthesia, Pain, Pallor, Pulselessness, Poikilothermia PENDAHULUAN Iskemia tungkai akut adalah kondisi di mana terjadi penurunan mendadak perfusi tungkai yang biasa melibatkan trombus dan emboli. Trombus dapat berasal dari perkembangan penyakit arteri, diseksi aorta, thrombus graft, aneurisma, hiperkoagulabili- tas, iatrogenik, dan lainnya. Insidens iskemia tungkai akut sekitar 1,5 kasus per 10.000 orang per tahun. Gambaran klinis iskemia tungkai dikatakan akut bila terjadi dalam 2 minggu. Gejala berkembang dalam hitungan jam sampai hari dan bervariasi dari episode klaudikasio intermiten hingga rasa nyeri di telapak kaki atau tungkai ketika pasien sedang beristirahat, parestesia, kelemahan otot, dan kelumpuhanpada ekstremitas yang terkena. Temuan fisik yang dapat ditemukan meliputi tidak adanya pulsasi di daerah distal dari oklusi,kulit teraba dingin dan pucat atau berbintik-bintik, penu- runan sensasi saraf, dan penurunan kekuatan otot. Tanda-tanda ini biasa disingkat sebagai 6 P: Par- esthesia, Pain, Pallor, Pulselessness, Poikilothermia (gangguan pengaturan suhu tubuh), dan Paralysis. Dalam laporan kasus ini, kami melaporkan iskemia tungkai akut. Address for Correspondance : Heri Gunawan, Rahmad Isnanta, Zainal Syafri, Refli Hasan Email : atheos007@yahoo.com HOW TO CITE THIS ARTICLE : ISKEMIA TUNGKAI AKUT
  • 2. | 15 IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017 PENDAHULUAN Iskemia tungkai akut adalah kondisi di mana terjadi penurunan mendadak perfusi tungkai yang biasa melibatkan trombus dan emboli. Trombus dapat berasal dari perkembangan penyakit arteri, diseksi aorta, thrombus graft, aneurisma, hiperkoagulabilitas, iatrogenik, dan lainnya.1 Insidens iskemia tungkai akut sekitar 1,5 kasus per 10.000 orang per tahun. Gambaran klinis iskemia tungkai dikatakan akut bila terjadi dalam 2 minggu. Gejala berkembang dalam hitungan jam sampai hari dan bervariasi dari episode klaudikasio intermiten hingga rasa nyeri di telapak kaki atau tungkai ketika pasien sedang beristirahat, parestesia, kelemahan otot, dan kelumpuhanpada ekstremitas yang terkena. Temuan fisik yang dapat ditemukan meliputi tidak adanya pulsasi di daerah distal dari oklusi,kulit teraba dingin dan pucat atau berbintik-bintik, penurunan sensasi saraf, dan penurunan kekuatan otot. Tanda-tanda ini biasa disingkat sebagai 6 P: Paresthesia, Pain, Pallor, Pulselessness, Poikilothermia (gangguan pengaturan suhu tubuh), dan Paralysis. Dalam laporan kasus ini, kami melaporkan iskemia tungkai akut. LAPORAN KASUS Ny ARG, 61 tahun, datang ke RSUP HAM dengan keluhan utama kedua kaki menghitam. Hal ini dialami ± 10 hari sebelum masuk rumah sakit dan memberat dalam 4 hari. Sebelumnya diawali dengan kebas dan dingin di jari-jari kaki kanan yang dialami pasien sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, kemudian jari berwarna kehitaman. Awalnya hitam di bagian ujung jari jempol dan lama kelamaan semakin meluas ke atas hingga sebatas lutut disertai rasa nyeri. Nyeri dirasakan terus menerus baik saat istirahat maupun saat digerakkan sehingga pasien tidak dapat berjalan.Pada ujung jari kaki kiri, kehitaman dijumpai sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, dengan keluhan yang dirasakan sama seperti kaki kanan pasien. Pasien menderita diabetes melitus dalam 25 tahun terakhir dengan kadar gula darah tertinggi ±600 mg/dL, dan pada tahun 2001 pasien didiagnosa menderita stroke. Batuk dialami sejak 2 minggu lalu dengan dahak berwarna kuning, batuk darah tidak dijumpai.Riwayat demam hilang timbul dijumpai, namun demam tidak terlalu tinggi. Riwayat minum obat paru 9 bulan yang membuat BAK pasien berwarna kemerahan dijumpai 5 tahun yang lalu dan dinyatakan sembuh.Riwayat berkeringat malam hari tidak dijumpai, riwayat penurunan berat badan tidak
  • 3. | 16 IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017 dijumpai.Sesak nafas dialami pasien dalam 2 hari ini, sesak nafas tidak dipengaruh aktivitas dan cuaca, terbangun malam hari karena sesak tidak dijumpai, penggunaan 2 – 3 bantal untuk mengurangi sesak tidak dijumpai, nyeri dada tidak dijumpai.Benjolan di leher tidak dijumpai.Pemeriksaan tanda vital dijumpai dengan kesadaran compos mentis, dengan tekanan darah 130/70 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi nafas 28x/menit, dan suhu aksila 36,80 C. Pemeriksaan fisik dijumpai pada konjungtiva palpebra inferior pucat pada kedua mata. Pada pemeriksaan dada, dijumpai palpasi dengan stem fremitus sisi kiri lebih terasa dibandingkan sisikanan, kesan mengeras di lapangan paru kiri, perkusi dengan sonor memendek pada lapangan atas dan tengah paru kiri, serta auskultasi dengan suara pernafasan bronkial di lapangan atas dan tengah paru kiri serta suara tambahan ronki basah di lapangan atas dan tengah paru kiri. Pada ekstremitas inferior pedis dekstra dengan nekrosis o/t regio pedis et cruris dengan pulsasi arteri dorsalis pedis tidak teraba, sementara arteri poplitea melemah, pada pedis sinistra dijumpai nekrosis o/t digiti I-III dengan pulsasi arteri dorsalis pedis tidak teraba, sementara arteri poplitea masih teraba. Pada pemeriksaan penunjang awal kami jumpai:  Hb: 8,0 g%; MCV: 85 fL; MCH: 28,7 pg; MCHC: 33,8 g%; Leukosit : 33.960/mm3 (0,3/0,0/92,2/3,9/3,6); Trombosit: 399.000/mm3  Tes fungsi ginjal: Ureum: 152 mg/dL; kreatinin: 2,08 mg/dL (Kreatinin klirens: 25,52 mL/min)  Elektrolit: Na: 130 meq/L, K: 6,5 meq/L, Cl: 97 meq/L, Albumin 2,4 g/dl  Faal Hemostasis: PT rasio 0,92, INR 0,93, APTT rasio 1,05, TT rasio 0,94, fibrinogen 405, D-dimer 1100  AGDA : PH : 7,290, PCO2 : 14, PO2 : 197, HCO3 : 6,7, Total CO2 : 7,1, BE : -17,3, Sat O2 : 100 (Kesan : asidosis metabolik)  EKG:Kesan: sinus ritme  Foto ToraksPosterior- Anterior:Kesimpulan TB paru lama aktif, aorta elongasi dan artherosklerosis aorta.  Foto Cruris Dextra Anterior- posterior/Lateral:Kesan tidak tampak kelainan pada cruris  Foto PedisDekstraAnterior- Posterior/Oblique:Kesan Osteoporosis pedis. Setelah dirawat beberapa hari di ruang rawat inap, dilakukan beberapa pemeriksaan lanjutan:
  • 4. | 17 IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017  Urinalisis: warna kuning keruh, glukosa: negatif, bilirubin: negatif, keton: negatif, berat jenis: 1,015; pH 5,0, protein: negatif, urobilinogen: negatif, nitrit: positif, leukosit: negatif, darah: negatif, sedimen urin : eritrosit 0-1/LPB, leukosit 0-1/LPB, epitel 0-1/LBP, casts negatif, kristal negatif, yeast 3-5, hyphae 3-5  Feses rutin: Warna : cokelat : Konsistensi : lembek, Darah : Negatif : Lendir : negatif, Mikroskopik : Telur cacing; Negatif;Amoeba : Negatif;Eritrosit : 0-1 /LPB , Leukosit : 0-1 /LPB  Faal hemostasis: Waktu perdarahan 3 menit, AT III 49,6 (N : 75 – 125)  Gula darah puasa/2 jam post pandrial/2j PP: 125/249 mg/dL; HbA1C: 9,4%  Profil lipid: kolesterol total: 81 mg/dL; HDL: 28 mg/dL; LDL: 87 mg/dL; trigliserida: 59 mg/dL  USG dopler: Deep vein thrombosis femoralis kiri kanan dan poplitea kanan Gambar 1. USG dopler kaki kiri dan kanan  Arteriografi: Stenosis 90% arteri poplitea sinistra sebelum percabangan, tampak kolateral mengisi arteri tibialis anterior sinistra, aliran tidak tampak mengisi arteri metatarsal sinistra. Oklusi total arteri femoralis superfisial dekstra.
  • 5. | 18 IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017 Gambar 2. Arteriografi kaki kiri dan kanan Pasien kami diagnosa dengan Iskemia tungkai akut o/t cruris dextra et digiti I-III pedis sinistra + DVT femoralis dextra et sinistra + osteoporosis pedis dextra + DM tipe 2 + CKD stage IV ec DN + ISK komplikata + Pneumonia (CAP) + Hipoalbuminemia + Anemia ec penyakit kronis + Difisiensi AT III. Pasien diterapi dengan diet DM 1700 kkal ekstra 6putih telur; O2 2-4 l/i via nasal canule; IVFD NaCl 0,9% 20 tetes/menit (mikro); Ranitidine 50mg/12jam/iv; Inj. Ketorolac 30 mg/8jam/iv; Heparin 5000 IU SC/12jam; Novorapid 10-10-10 IUSC ½ hac; Inj. Lantus 0-0-10 IU SC; Flukonazol drip 200 mg/ 24jam selama 7 hari; Aspilet 1x 80 mg; Azitromisin 1x 250 mg; N asetilsistein 3x 200 mg; Substitusi albumin 20 % 1fls/ hr; Transfusi FFP 10 cc/ kg BB/hari (FFP=500cc)selama 2 hari; Transfusi PRC; serta amputasi setinggi lutut kanan. DISKUSI Iskemia tungkai akut didefinisikan sebagai penurunan perfusi tungkai yang terjadi <14 hari yang mengancam jiwa dan/atau tungkai.2 Kejadian iskemia tungkai akut yaitu 10 per 100.000 per tahun, dengan rata-rata usia 76,3±11,9 tahun dan 52,7% terjadi pada laki-laki. Riwayat penyakit pembuluh darah sebelumnya: coronary artery disease (29%); gagal jantung (19,4%); stroke/TIA (26,9%); peripheral arterial disease (41,9%). Faktor risiko terjadinya PAD antara lain merokok (68,8%); hipertensi (69,2%); diabetes melitus (12,9%); dan hiperlipidemia (35,5%).3 Pada pasien ini, kami jumpai jenis kelamin wanita dengan usia 61 tahun. Riwayat penyakit terdahulu yaitu stroke yang dideritanya sejak tahun 2001 hingga sekarang. Faktor risiko pada pasien ini adalah diabetes melitus yang sudah dideritanya dalam 25 tahun ini dengan kadar gula darah tertinggi 600 mg/dL.
  • 6. | 19 IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017 Penegakan diagnosis terhadap pasien iskemia tungkai akut dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain: Anamnesis Keluhan terjadi pada <50% pasien yaitu klaudikasio intermitten (rasa nyeri, ache, keram, baal, atau kelelahan pada otot selama aktivitas dan menghilang dengan istirahat) yang dirasakan di distal dari lokasi oklusi, misalnya di bokong, pinggul, dan otot paha jika oklusi di aortoiliaka. Sedangkan sakit di betis dirasakan jika oklusi di arteri femoral poplitea. Keluhan lainnya yaitu pasien merasakan dingin atau baal pada kaki dan ibu jari kaki yang sering kali dirasakan pada malam hari ketika posisi tungkai horizontal dan meningkat ketika tungkai pada posisi menggantung. Paka kasus iskemia berat, nyeri dapat tetap ada pada saat istirahat.4 Pemeriksaan Fisik Menurunnya atau tidak terabanya nadi di distal dari oklusi, terdengarnya bruit, dan otot tampak atrofi. Pada kasus berat terdapat penebalan kuku, kulit tampak halus dan mengkilap, menurunnya suhu kulit, bulu kaki rontok, pucat atau sianosis. Ulkus atau gangren dapat juga ditemui. Pemeriksaan refleks tungkai juga dapat menurun karena neuropati iskemia.1,4 Pada pasien, kami jumpai dengan keluhan kedua kaki yang menghitam yang dialami ±10 hari sebelum masuk rumah sakit dan memberat dalam 4 hari terakhir yang diawali dengan kebas dan dingin di jari-jari kaki yang dialami 2 minggu yang lalu menghitam dari bagian ujung jari jempol dan lama kelamaan meluas hingga sebatas lutut dan disertai rasa nyeri yang berlangsung terus menerus walaupun saat istirahat sehingga tidak dapat berjalan lagi.Pada pemeriksaan fisik dijumpai nekrosis pada regio pedis dan cruris dengan pulsasi arteri dorsalis poplitea melemah. Modalitas pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan yang untuk menyaring faktor- faktor risiko dan penyakit komorbiditas. Untuk menegakkan diagnosis sebagai standar baku yaitu menggunakan arteriografi. Pada pasien dilakukan beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan yang mendukung sangkaan diagnosa pada pasien antara lain peningkatan fungsi ginjal (ureum 152 mg/dL dan kreatinin 2,08 mg/dL); peningkatan kadar D-dimer (1100); hipoalbuminemia (2,4 g/dL); penurunan kadar AT III (49,9); status hiperglikemia (KGDN: 125 mg/dL dan KGD2jPP: 249 mg/dL); USG dopler: kesan suatu deep vein trombosis femoralis kiri kanan dan poplitea kanan; Arteriografi menunjukkan Stenosis 90% arteri poplitea sinistra sebelum percabangan, tampak kolateral mengisi arteri tibialis anterior
  • 7. | 20 IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017 sinistra, aliran tidak tampak mengisi arteri metatarsal sinistra. Oklusi total arteri femoralis superfisial dextra. Dalam penatalaksanaannya, pasien dikategorikan mejadi beberap kategori. Salah satu kriteria yang sering digunakan adalah: Tabel 1. Kategori Klinis Iskemia Tungkai Akut5 Kategori Deskripsi Hilangnya Sensori Kelemahan otot Sinyal Doppler Arteri Sinyal Doppler Vena I: Viable Nyeri, pucat, tidak ada pulsasi nadi, tidak mengancam segera Tidak ada Tidak ada Terdengar Terdengar II: Marginally threatened Nyeri, pucat, tidak ada pulsasi nadi, dapat diselamatkan bila diteapi dengan cepat Minimal (jari kaki) atau tidak ada Tidak ada Tidak terdengar Terdengar IIB: Immediately threatened Nyeri, pucat, tidak ada pulsasi nadi, Dapat diselamatkan dengan revaskularisasi secepatnya Lebih dari jari kaki; nyeri saat istirahat Ringan, sedang Tidak terdengar Terdengar III: Irreversible Nyeri, pucat, tidak ada pulsasi nadi,, Kerusakan jaringan berat atau kerusakan syaraf permanen Berat, anestetik Paralisis berat (Rigor) Tidak terdengar Tidak terdengar Berdasarkan kategori di atas maka, pasien ini dapat dikategorikan kategori III. Panatalaksanaan pasien dengan iskemia tungkai akutbertujuan untuk menurunkan risiko kardiovaskular, meningkatkan fungsi ekstremitas,
  • 8. | 21 IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017 mencegah progresifitas menjadi iskemia dan menjaga viabilitas ekstremitas. Beberapa usaha dapat dilakukan antara lain dengan memodifikasi faktor risiko berupa menghentikan merokok, mengontrol tekanan darah dengan angiotensin converting enzyme inhibitors dan β adrenergic blocker, serta mengatasi hiperkolesterolemia dengan target penurunan LDL <100 mg/dL. Ketika diagnosis sudah dapat ditegakkan, pengobatan dengan unfractionated heparin harus dimulai.6,7 Pemilihan terapi bergantung kepada gambaran klinis, terutama apakah terdapat defisik neurologis dan trombosis vs emboli. Kategori klinis dapat dilihat pada Tabel 1. Algoritme terapi pada pasien dengan iskemia tungkai akut dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 3. Pendekatan penanganan pasien dengan iskemia tungkai akut Pada pasien setelah dilakukan terapi awal dengan menggunakan aspilet dan heparin, untuk kaki kanan dengan kategori III maka dilakukan tindakan amputasi, Sementara untuk kaki kiri dengan kategori IIA maka dilakukan tindakan arteriografi dan tindakan revaskularisasi.
  • 9. | 22 IndonesianJournal Chest & Critical Care Medicine Vol.4 No.2 April_Juni 2017 SIMPULAN Dilaporkan sebuah kasus iskemia tungkai akut pada seorang wanita dengan riwayat stroke dan diabetes melitus. Setelah serangkaian pemeriksaan, diagnosis ditegakkan dan diterapi. Kami juga mengontrol faktror risiko pada pasien, diabetes melitus dan defisiensi AT III, ini dengan pemberian insulin dan FFP. Kondisi pasien membaik dan dapat dipulangkan untuk berobat jalan. DAFTAR PUSTAKA 1. Antono D. Hamonangan R., Penyakit Arteri Perifer. Dalam Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi VII. Editor : Siti Setiati, Idrus Alwi, Aru W. Sudoyo, Marcellus S.K, Bambang S, Ari Fahrial S. Interna Publishing. 2014: 1516-26. 2. Rajan DK, Patel NH, Valji K. Quality improvement guidelines for percutaneous management of acute limb ischemia. J Vasc Interv Radiol. 2009; 20 (7 suppl): S208- 18. 3. Howar DP, Benerjee A, Fairhead JF, Hands L, Silver LE, Rothwell PM. Population base study of incidence, risk factors, outcome, and prognosis of ischemic periveral arterial events: Implication for prevention. Di unduh dari http://circ.ahajournals.org/content/1 32/19/1805 pada 4 September 2016 4. Creager MA. Vascular Disease of Extremities. In: Fauci A, Kasper D, Longo D, Braunwald E, Hauser S, Jameson J, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 18th ed. United States of America; The McGraw-Hill Companies, 2012. Chapter 249 5. Rutherford RB, Baker JD, Ernst C, et al. Recommended standards for reports dealing with lower extremity ischemia: revised version. J Vasc Surg 1997;26:517– 38. 6. Norgren L, Hiatt WR, Dormandy JA, Nehler MR, Harris KA, Fowkes FGR. Inter-Society Consensus for the Management of Peripheral Arterial Disease (TASC II). J Vasc Surg 2007;45:S5–S67. 7. Sobel M, Verhaeghe R. Antithrombotic therapy for peripheral artery occlusive disease: American College of Chest Physicians Evidence-Based Clinical Practice Guidelines (8th Edition). Chest. 2008;133:815S– 843S.