SlideShare a Scribd company logo
KONSTRUKSI MESIN
Dosen: Ir. J. Victor Tuapetel, ST, MT, PhD, IPM ASEAN Eng,
1. PENGANTAR UMUM DAN PERKEMBANGAN
KOSTRUKSI MESIN
• Konstruksi mesin memegang peranan penting dalam era teknologi industri digital masa kini dan
keterkaitannya hampir dalam setiap kegiatan permesinan dengan konsep perancangan menggunakan
engineering software.
• Kuliah “Konstruksi Mesin”, tentang:
Ø Pengenalan teknik perancangan dalam konstruksi mesin mekanis.
Ø Perhitungan tentang kekuatan dan tegangan ijin, momen/momen inersia, tegangan regangan,
lendutan defleksi, daya, dll.
Ø Pengenalan proses produksi konstruksi mesin mekanis dan pertimbangan m=penggunaan material
konstruksi.
Ø Perancangan konstruksi mesin mekanis beberapa konstruksi seperti: crane, lift, elevator, dll
PERANCANG / DESIGNER memiliki
• Kreativitas, kemampuan komunikatif, dan keterampilan
pemecahan masalah yang terjalin dengan pengetahuan
teknologi dan prinsip-prinsip utama.
• Alat-alat teknik (seperti matematika, statistik, komputer,
grafik, dan bahasa) digabungkan untuk menghasilkan rencana
yang, ketika dilaksanakan, menghasilkan produk yang
fungsional, aman, andal, kompetitif, dapat digunakan, dapat
diproduksi, dan dapat dipasarkan, terlepas dari siapa yang
membangunnya atau siapa yang menggunakannya.
BUKU REFERENSI
• Mechanical Engineering Principles-John Bird-CarlRoss-Edisi 3-
2015.
• Machine Elements in Mechanical Design, Robert L. Mott, dkk
• Shigley's Mechanical Engineering Design_TextBook, Richard G.
Budynas, dkk
TUJUAN
Tujuan utama dalam memberikan kuliah konstruksi
mesin disamping mahasiswa mampu merancang
permesinan (elemen-elemen atau komponen-
komponen konstuksi mesin) juga mampu memilih
jenis material yang akan digunakan dengan biaya
produksi (total biaya serendah mungkin), tetapi
konstruksi tetap optimal.
• BesaranVektor dan Besaran Skalar
• Gaya-gaya; momen, kopel, ; momen inertia; – HUKUM NEWTON
SISTEM GAYA, HUKUM NEWTON DAN GRAVITASI
Hukum Newton I, yaitu sebuah partikel akan tetap diam atau tetap bergerak dengan
kecepatan konstan jika tidak ada gaya yang tidak seimbang bekerja pada partikel tersebut.
Hukum Newton II, yaitu percepatan partikel proporsional dengan besar dan arah resultan gaya yang bekerja
pada partikel tersebut, dirumuskan, sebagai berikut:
F = m a
Dimana:
F = resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel m = massa partikel (komponen, benda), dan
a = percepatan yang terjadi pada partikel tersebut.
Hukum Newton III, yaitu gaya aksi dan gaya reaksi antara komponen yang berinteraksi mempunyai besar
yang sama, tetapi mempunyai arah yang berlawanan dan coplanar.
MOMEN INERTIA
Jika massa setiap partikel suatu benda dikalikan dengan kuadrat
jarak tegak lurusnya dari suatu garis tetap, maka jumlah dari
besaran-besaran ini (untuk seluruh benda) dikenal sebagai momen
inersia massa benda tersebut. Dilambangkan dengan I.
TEGANGAN
• Hanya ada dua jenis tegangan: normal dan geser.
• Pembebanan aksial menghasilkan tegangan normal dan geser.
• Torsi menghasilkan tegangan geser, dan
• Lenturan menghasilkan tegangan normal dan tegangan geser.
Gambar 1.1 menunjukkan batang prismatik lurus yang
dibebani oleh gaya tarik yang berlawanan ( P ) pada
setiap ujungnya. (Sebuah batang prismatik memiliki
penampang yang seragam sepanjang panjangnya.) Gaya-
gaya ini menghasilkan beban tarik sepanjang sumbu
batang, itulah sebabnya disebut pembebanan aksial, yang
menghasilkan tegangan normal tarik pada batang. Ada
juga pemanjangan batang yang sesuai. Jika gaya-gaya ini
berlawanan arah, maka batang akan dibebani dalam gaya
tekan, menghasilkan tegangan normal tekan dan
pemendekan batang.
Tegangan normal tarik:
• Gambar 1.2 menunjukkan sambungan
paku keling, di mana paku keling
sederhana menyatukan dua batang
yang tumpang tindih.
• Poros paku keling pada antarmuka
batang mengalami geser langsung,
yang berarti bahwa tegangan geser
dihasilkan pada paku keling.
• Saat gaya (P) meningkat, sambungan
akan berputar sampai paku keling
terlepas, atau material di sekitar
lubang salah satu batang tertarik
keluar.
• Gambar 1.3 menunjukkan poros yang bekerja
dengan torsi berlawanan (T ), menyebabkan
poros mengalami puntiran.
• Jenis pembebanan ini menghasilkan tegangan
geser pada poros, sehingga menyebabkan salah
satu ujung poros berputar terhadap sumbu poros
relatif terhadap ujung lainnya.
• Gambar 1.4 menunjukkan balok yang ditopang sederhana dengan gaya terpusat
(F) yang terletak di titik tengahnya.
• Gaya ini menghasilkan distribusi momen lentur dan distribusi gaya geser pada
balok.
• Pada setiap lokasi sepanjang (L) balok, momen lentur menghasilkan tegangan
normal, dan gaya geser menghasilkan tegangan geser.
Pembebanan aksial yang ditunjukkan juga
menghasilkan regangan aksial (ε)
di mana (δ) adalah perubahan panjang batang
dan (L) adalah panjang batang.
Deformasi.
Sebagai konsekuensi dari pembebanan aksial ada pemanjangan yang
sesuai dari batang (δ),
KOMPONEN GAYA-GAYA DARI SUATU SISTEM (KOMPONEN
KONSTRUKSI MESIN) DAPAT DIBEDAKAN, SEBAGAI BERIKUT:
1. Gaya koliner, yaitu semua gaya dari suatu sistem berada pada satu garis.
2. Gaya koncurent-coplanar, yaitu semua garis gaya dari suatu sistem berada pada satu bidang yang
sama dan berpotongan pada satu titik.
3. Gaya parallel-coplanar, yaitu semua garis gaya dari suatu sistem parallel (sejajar) dan berada pada
satu bidang yang sama.
4. Gaya nonconcurrent-nonparalel-koplanar, yaitu semua garis gaya dari suatu sistem berada pada
bidang yang sama tetapi tidak parallel dan tidak berpotongan pada satu titik.
5. Gaya conccuren-noncoplanar, yaitu semua garis gaya dari suatu sistem berpotongan pada satu titik
dan berada pada satu bidang yang tidak sama.
6. Gaya non-conccuren atau nonparalel-nonkoplanar, yaitu semua garisn gaya dari suatu sistem
tidak berada pada bidang yang sama, tidak parallel dan tidak berpotongan pada satu titik.
KOMPONEN GAYA
1.Gaya tunggal (F) diuraikan menjadi 2 atau 3 komponen
gaya (dalam koordinat Cartesian, sumbu x, y, z
2.Gaya Normal (N)
3.Resultan gaya-gaya (Σ F)
SATUAN
Latihan 1:
Convert the following angles to degrees
correct to 3 decimal places (where
necessary):
(a) 0.6 rad (b) 0.8 rad
(c) 2 rad (d) 3.14159 rad
Latihan 2:
Convert the following angles to radians
correct to 4 decimal places:
(a) 45° (b) 90° (c) 120° (d) 180°
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf

More Related Content

Similar to 1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf

Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPGHybrid1
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
Eko Purwanto
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanIshak Enginer
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
ZAIDSULAIMAN5
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energirahmiyati95
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energirahmiyati95
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
555
 
Mata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesinMata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesin
Ahmad Ramdani
 
Fisika industri 10
Fisika industri 10Fisika industri 10
Fisika industri 10
Marfizal Marfizal
 
Ddm
DdmDdm
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdf
YusufNugroho11
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
yosevinaMsc
 
MEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASEMEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASE
ElixTuaSitompul
 
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.pptDASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
THullusManyun1
 
praktikum
praktikumpraktikum
Mekanika teknik2
Mekanika teknik2Mekanika teknik2
Mekanika teknik2frans2014
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
العزم أولو
 
ANALISA_STRUKTUR.ppt
ANALISA_STRUKTUR.pptANALISA_STRUKTUR.ppt
ANALISA_STRUKTUR.ppt
fitryhasdanita1
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdf
Nurlailah34
 

Similar to 1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf (20)

Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energi
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energi
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
273528538.pptx
273528538.pptx273528538.pptx
273528538.pptx
 
Mata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesinMata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesin
 
Fisika industri 10
Fisika industri 10Fisika industri 10
Fisika industri 10
 
Ddm
DdmDdm
Ddm
 
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdf
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
 
MEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASEMEDIA PRESENTASE
MEDIA PRESENTASE
 
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.pptDASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
Mekanika teknik2
Mekanika teknik2Mekanika teknik2
Mekanika teknik2
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
ANALISA_STRUKTUR.ppt
ANALISA_STRUKTUR.pptANALISA_STRUKTUR.ppt
ANALISA_STRUKTUR.ppt
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdf
 

Recently uploaded

KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptxMateri Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
qaqcsakara
 
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi PanganMateri Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri panganMikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Syartiwidya Syariful
 
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank KaltimUNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
csooyoung073
 
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di IndonesiaKebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Syartiwidya Syariful
 
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganismeTeknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Syartiwidya Syariful
 
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannyaAngka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Syartiwidya Syariful
 

Recently uploaded (8)

KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
 
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptxMateri Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
Materi Training Sertifikasi Halal dan Kriteria SJPH.pptx
 
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi PanganMateri Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
 
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri panganMikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
 
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank KaltimUNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
 
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di IndonesiaKebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
 
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganismeTeknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
 
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannyaAngka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
 

1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf

  • 1. KONSTRUKSI MESIN Dosen: Ir. J. Victor Tuapetel, ST, MT, PhD, IPM ASEAN Eng,
  • 2. 1. PENGANTAR UMUM DAN PERKEMBANGAN KOSTRUKSI MESIN • Konstruksi mesin memegang peranan penting dalam era teknologi industri digital masa kini dan keterkaitannya hampir dalam setiap kegiatan permesinan dengan konsep perancangan menggunakan engineering software. • Kuliah “Konstruksi Mesin”, tentang: Ø Pengenalan teknik perancangan dalam konstruksi mesin mekanis. Ø Perhitungan tentang kekuatan dan tegangan ijin, momen/momen inersia, tegangan regangan, lendutan defleksi, daya, dll. Ø Pengenalan proses produksi konstruksi mesin mekanis dan pertimbangan m=penggunaan material konstruksi. Ø Perancangan konstruksi mesin mekanis beberapa konstruksi seperti: crane, lift, elevator, dll
  • 3. PERANCANG / DESIGNER memiliki • Kreativitas, kemampuan komunikatif, dan keterampilan pemecahan masalah yang terjalin dengan pengetahuan teknologi dan prinsip-prinsip utama. • Alat-alat teknik (seperti matematika, statistik, komputer, grafik, dan bahasa) digabungkan untuk menghasilkan rencana yang, ketika dilaksanakan, menghasilkan produk yang fungsional, aman, andal, kompetitif, dapat digunakan, dapat diproduksi, dan dapat dipasarkan, terlepas dari siapa yang membangunnya atau siapa yang menggunakannya.
  • 4. BUKU REFERENSI • Mechanical Engineering Principles-John Bird-CarlRoss-Edisi 3- 2015. • Machine Elements in Mechanical Design, Robert L. Mott, dkk • Shigley's Mechanical Engineering Design_TextBook, Richard G. Budynas, dkk
  • 5. TUJUAN Tujuan utama dalam memberikan kuliah konstruksi mesin disamping mahasiswa mampu merancang permesinan (elemen-elemen atau komponen- komponen konstuksi mesin) juga mampu memilih jenis material yang akan digunakan dengan biaya produksi (total biaya serendah mungkin), tetapi konstruksi tetap optimal.
  • 6. • BesaranVektor dan Besaran Skalar • Gaya-gaya; momen, kopel, ; momen inertia; – HUKUM NEWTON SISTEM GAYA, HUKUM NEWTON DAN GRAVITASI Hukum Newton I, yaitu sebuah partikel akan tetap diam atau tetap bergerak dengan kecepatan konstan jika tidak ada gaya yang tidak seimbang bekerja pada partikel tersebut. Hukum Newton II, yaitu percepatan partikel proporsional dengan besar dan arah resultan gaya yang bekerja pada partikel tersebut, dirumuskan, sebagai berikut: F = m a Dimana: F = resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel m = massa partikel (komponen, benda), dan a = percepatan yang terjadi pada partikel tersebut. Hukum Newton III, yaitu gaya aksi dan gaya reaksi antara komponen yang berinteraksi mempunyai besar yang sama, tetapi mempunyai arah yang berlawanan dan coplanar.
  • 7.
  • 8.
  • 9. MOMEN INERTIA Jika massa setiap partikel suatu benda dikalikan dengan kuadrat jarak tegak lurusnya dari suatu garis tetap, maka jumlah dari besaran-besaran ini (untuk seluruh benda) dikenal sebagai momen inersia massa benda tersebut. Dilambangkan dengan I.
  • 10. TEGANGAN • Hanya ada dua jenis tegangan: normal dan geser. • Pembebanan aksial menghasilkan tegangan normal dan geser. • Torsi menghasilkan tegangan geser, dan • Lenturan menghasilkan tegangan normal dan tegangan geser. Gambar 1.1 menunjukkan batang prismatik lurus yang dibebani oleh gaya tarik yang berlawanan ( P ) pada setiap ujungnya. (Sebuah batang prismatik memiliki penampang yang seragam sepanjang panjangnya.) Gaya- gaya ini menghasilkan beban tarik sepanjang sumbu batang, itulah sebabnya disebut pembebanan aksial, yang menghasilkan tegangan normal tarik pada batang. Ada juga pemanjangan batang yang sesuai. Jika gaya-gaya ini berlawanan arah, maka batang akan dibebani dalam gaya tekan, menghasilkan tegangan normal tekan dan pemendekan batang. Tegangan normal tarik:
  • 11. • Gambar 1.2 menunjukkan sambungan paku keling, di mana paku keling sederhana menyatukan dua batang yang tumpang tindih. • Poros paku keling pada antarmuka batang mengalami geser langsung, yang berarti bahwa tegangan geser dihasilkan pada paku keling. • Saat gaya (P) meningkat, sambungan akan berputar sampai paku keling terlepas, atau material di sekitar lubang salah satu batang tertarik keluar. • Gambar 1.3 menunjukkan poros yang bekerja dengan torsi berlawanan (T ), menyebabkan poros mengalami puntiran. • Jenis pembebanan ini menghasilkan tegangan geser pada poros, sehingga menyebabkan salah satu ujung poros berputar terhadap sumbu poros relatif terhadap ujung lainnya.
  • 12. • Gambar 1.4 menunjukkan balok yang ditopang sederhana dengan gaya terpusat (F) yang terletak di titik tengahnya. • Gaya ini menghasilkan distribusi momen lentur dan distribusi gaya geser pada balok. • Pada setiap lokasi sepanjang (L) balok, momen lentur menghasilkan tegangan normal, dan gaya geser menghasilkan tegangan geser.
  • 13.
  • 14. Pembebanan aksial yang ditunjukkan juga menghasilkan regangan aksial (ε) di mana (δ) adalah perubahan panjang batang dan (L) adalah panjang batang.
  • 15. Deformasi. Sebagai konsekuensi dari pembebanan aksial ada pemanjangan yang sesuai dari batang (δ),
  • 16.
  • 17. KOMPONEN GAYA-GAYA DARI SUATU SISTEM (KOMPONEN KONSTRUKSI MESIN) DAPAT DIBEDAKAN, SEBAGAI BERIKUT: 1. Gaya koliner, yaitu semua gaya dari suatu sistem berada pada satu garis. 2. Gaya koncurent-coplanar, yaitu semua garis gaya dari suatu sistem berada pada satu bidang yang sama dan berpotongan pada satu titik. 3. Gaya parallel-coplanar, yaitu semua garis gaya dari suatu sistem parallel (sejajar) dan berada pada satu bidang yang sama. 4. Gaya nonconcurrent-nonparalel-koplanar, yaitu semua garis gaya dari suatu sistem berada pada bidang yang sama tetapi tidak parallel dan tidak berpotongan pada satu titik. 5. Gaya conccuren-noncoplanar, yaitu semua garis gaya dari suatu sistem berpotongan pada satu titik dan berada pada satu bidang yang tidak sama. 6. Gaya non-conccuren atau nonparalel-nonkoplanar, yaitu semua garisn gaya dari suatu sistem tidak berada pada bidang yang sama, tidak parallel dan tidak berpotongan pada satu titik.
  • 18. KOMPONEN GAYA 1.Gaya tunggal (F) diuraikan menjadi 2 atau 3 komponen gaya (dalam koordinat Cartesian, sumbu x, y, z 2.Gaya Normal (N) 3.Resultan gaya-gaya (Σ F)
  • 19. SATUAN Latihan 1: Convert the following angles to degrees correct to 3 decimal places (where necessary): (a) 0.6 rad (b) 0.8 rad (c) 2 rad (d) 3.14159 rad Latihan 2: Convert the following angles to radians correct to 4 decimal places: (a) 45° (b) 90° (c) 120° (d) 180°