4. VISI PENDIDIKAN INDONESIA
“
“
mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, bergotong royong,
dan berkebinekaan global
PELAJAR
PANCASILA
Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, dan
berakhlak mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis
Kreatif
Bergotong
Royong
Berkebinekaan
Global
5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Terdapat berbagai program transformasi dalam upaya mencapai visi
pendidikan Indonesia
5
Penggantian UN
Kampus Merdeka
Penyesuaian Kebijakan
Dana BOS
Program Organisasi
Penggerak
Guru Penggerak
Transformasi Dana
Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi
Program Sekolah
Penggerak
SMK Pusat Keunggulan
KIP Kuliah Merdeka
Perluasan Program Beasiswa
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
Kampus Merdeka Vokasi
Episode Merdeka Belajar lainnya
MB 1
MB 2
MB 3
MB 4
MB 5
MB 6
MB 7
MB 8
MB 9
MB 10
MB 11
MB XX
VISI
PENDIDIKAN
INDONESIA
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
PSP, POP, dan PGP memiliki tujuan utama yang sama yakni mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila
6
Program untuk meningkatkan kualitas
belajar siswa yang terdiri dari 5 jenis
intervensi untuk mengakselerasi
sekolah bergerak 1-2 tahap lebih
maju dalam kurun waktu 3 tahun ajaran
melalui peningkatan kompetensi
kepada Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah dan Guru
Program Organisasi Penggerak
Program Pendidikan
Guru Penggerak
Catatan: Sekolah yang menjadi sasaran POP tidak dapat mendaftar PSP ataupun sebaliknya
Program Sekolah Penggerak
Penjelasan
Program
Durasi Program
Seleksi
Kepala Sekolah dan Fasilitator Sekolah
Penggerak
3 tahun
Kepala Sekolah, Guru, Pengawas
Sekolah
Sasaran
Program untuk mencetak pemimpin
pembelajaran yang mendorong tumbuh
kembang murid secara holistik, aktif dan
proaktif dalam mengembangkan
pendidik lainnya untuk
mengimplementasikan pembelajaran
yang berpusat kepada murid, serta
menjadi teladan dan agen transformasi
ekosistem pendidikan untuk
mewujudkan profil Pelajar Pancasila
Guru, Pengajar Praktik, dan Fasilitator
9 bulan (angkatan 1-4) dan 6 bulan
angkatan 5-13)
Guru
Program pemberdayaan masyarakat
secara masif melalui dukungan pemerintah
untuk peningkatan kualitas guru dan
kepala sekolah berdasarkan model-
model pelatihan yang dimiliki oleh
Organisasi Kemasyarakatan Bidang
Pendidikan yang sudah terbukti efektif
dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Organisasi Kemasyarakatan yang
bergerak di bidang pendidikan dan
memiliki model-model pelatihan
2 tahun
Kepala Sekolah, Guru, Pengawas Sekolah
7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 7
Sekolah Penggerak sebagai katalis Gambaran Akhir Sekolah
Penggerak Secara Umum
Sekolah Penggerak adalah
katalis untuk mewujudkan
visi pendidikan Indonesia
● Sekolah yang
berfokus pada
pengembangan hasil
belajar siswa secara
holistik untuk
mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila
● Diawali dengan SDM
yang unggul (kepala
sekolah dan guru)
Hasil Belajar (literasi dan numerasi) :
Di atas level yang diharapkan
Pembelajaran:
Berpusat pada murid
Lingkungan Belajar:
Aman, nyaman, inklusif, dan
menyenangkan
Refleksi diri dan pengimbasan:
● Perencanaan program dan
anggaran berbasis refleksi diri
● Refleksi guru dan perbaikan
pembelajaran terjadi
● Sekolah melakukan
pengimbasan
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9
Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi
sekolah sebelumnya
Program Sekolah Penggerak merupakan
01 Program kolaborasi antara Kemdikbud dengan Pemerintah
Daerah di mana komitmen Pemda menjadi kunci utama
02
03
04
Intervensi dilakukan secara holistik, mulai dari SDM sekolah,
pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan
Pemerintah Daerah
Memiliki ruang lingkup yang mencakup seluruh kondisi sekolah,
tidak hanya sekolah unggulan saja, baik negeri dan swasta
Pendampingan dilakukan selama 3 tahun ajaran dan sekolah
melanjutkan upaya transformasi secara mandiri
05 Program dilakukan terintegrasi dengan ekosistem hingga
seluruh sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Penggerak
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Percepatan
Digitalisasi sekolah
Percepatan
pencapaian profil
pelajar Pancasila
Mendapatkan
pendampingan intensif
untuk transformasi sekolah
Meningkatkan hasil
mutu pendidikan dalam
kurun waktu 3 tahun ajaran
Meningkatnya
Kompetensi kepala
Sekolah, Guru
Kesempatan untuk menjadi
katalis perubahan bagi
sekolah lain
Manfaat untuk sekolah
10
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Program dilakukan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di
Indonesia menjadi Sekolah Penggerak
34 Provinsi
111 Kab/Kota
2.500 SP
Tahun Ajaran
2021-2022
Tahun Ajaran
2024-2025
Tahun Ajaran
2022-2023
Tahun Ajaran
2023-2024
Tahun Ajaran
20XX-20XX
Tahun Ajaran
20XX-20XX
34 Provinsi
250 Kab/Kota
10.000 SP*
(akumulasi)
34 Provinsi
514 Kab/Kota
20.000 SP*
(akumulasi)
34 Provinsi
514 Kab/Kota
40.000 SP*
(akumulasi)
34 Provinsi
514 Kab/Kota
Penambahan
jumlah SP
34 Provinsi
514 Kab/Kota
100% sekolah
menjadi Sekolah
Penggerak
11
*) bisa berubah sesuai hasil seleksi
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Siapa saja yang berperan dalam Program Sekolah Penggerak?
12
Platform Teknologi
sebagai pendukung
Mitra
Perguruan tinggi, lembaga sosial,
kepala desa, pemimpin, dsb.
Pemda Komite Orang Tua
Pemangku Kepentingan
FasilItator
Sekolah
Penggerak
Komite
Pembelajaran Guru
Guru Murid
● Berkolaborasi dalam
komunitas praktisi dengan
kepala Sekolah Penggerak
lain
● Kepala sekolah
mendapatkan pelatihan
manajemen dan
instructional leadership
● Dipilih oleh Kepala
sekolah untuk
membantu
Pembelajaran Guru
● Menjadi fasilitator
pembelajaran Guru
Akan menggunakan
Kurikulum Merdeka:
● Pembelajaran
intrakurikuler yang
terdiferensiasi
● Proyek kokurikuler lintas
mata pelajaran yang
berorientasi pada
pengembangan karakter
dan kompetensi umum
● Akan menggunakan
platform
pembelajaran
mandiri guru
● Menerapkan prinsip
pengajaran &
penilaian yang efektif
Kepala Sekolah
dan MKKS
● FSP
melakukan
pendamping
an pengawas
sekolah,
kepala
sekolah, dan
guru
● Pengawas
sekolah
melakukan
melakukan
pendampingan
kepada kepala
sekolah dan
guru
Pengawas
Sekolah dan
MKPS
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Program Sekolah Penggerak terdiri dari lima intervensi yang saling terkait dan
tidak bisa dipisahkan
01.Pendampingan konsultatif dan asimetris
Program kemitraan antara Kemendikbud-ristek dan pemerintah daerah di mana Kemendikbud memberikan
pendampingan implementasi Sekolah Penggerak
02.Penguatan
SDM sekolah
Penguatan Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, Penilik,
dan Guru melalui program
pelatihan dan
pendampingan berkala
dengan pelatih ahli yang
disediakan oleh Kemdikbud.
03.Kurikulum
Merdeka
Pembelajaran yang
berorientasi pada
penguatan kompetensi dan
pengembangan karakter
yang sesuai nilai-nilai
Pancasila, melalui kegiatan
pembelajaran di dalam dan
luar kelas.
04.Perencanaan
berbasis data
Manajemen berbasis
sekolah: perencanaan
berdasarkan refleksi diri
sekolah
05.Digitalisasi
sekolah
Penggunaan berbagai
platform digital bertujuan
mengurangi kompleksitas,
meningkatkan efisiensi,
menambah inspirasi, dan
pendekatan yang
disesuaikan
Profil Pelajar Pancasila
13
14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kemdikbud melalui UPT di masing
masing provinsi akan memberikan
pendampingan bagi Pemda
provinsi dan kab/kota dalam
perencanaan Program Sekolah
Penggerak.
UPT Kemdikbud di masing masing provinsi
akan memberikan pendampingan Pemda
selama implementasi Sekolah Penggerak
seperti fasilitasi Pemda dalam sosialisasi
terhadap pihak pihak yang dibutuhkan hingga
mencarikan solusi terhadap kendala lapangan
pada waktu implementasi
01. Pendampingan konsultatif dan asimetris
Program kemitraan antara Kemendikbud-ristek dan Pemerintah
Daerah dimana Kemendikbud-ristek memberikan pendampingan
implementasi Sekolah Penggerak
14
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
02. Penguatan SDM Sekolah
Penguatan Kepala Sekolah dan Guru, serta Pengawas Sekolah melalui program pelatihan dan
pendampingan berkala bersama FSP yang disediakan oleh Kemendikbud Ristek.
15
Pelatihan untuk Kepala Sekolah,
guru, dan pengawas
1. Pelatihan implementasi Kurikulum
Merdeka bagi kepala sekolah, guru
dan pengawas (dilakukan 1 kali di
tingkat nasional)**
2. Diseminasi pelatihan
implementasi Kurikulum Merdeka di
tingkat satuan pendidikan) **
*perwakilan guru dari setiap jenjang satuan
pendidikan 3-5 guru, difasilitasi oleh Pelatih
Ahli
** dilakukan oleh Kepala Sekolah dan guru
yang telah mengikuti pelatihan tingkat
nasional
Pendampingan untuk Kepala
Sekolah, guru, dan pengawas
1. Lokakarya tingkat regional dan
provinsi mengenai implementasi
Kurikulum Merdeka
2. Belajar melalui komunitas praktisi
3. Refleksi berkelompok bersama
pelatih ahli
Dilakukan secara berkala dalam 1 tahun
dengan FSP
Implementasi Teknologi
1. Literasi teknologi
2. Platform Merdeka Mengajar
3. Platform rapor pendidikan
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pengembangan Kompetensi Kepala Sekolah dan Guru di Sekolah Penggerak
Belajar di
komunitas praktisi
Pelatihan Komite Pembelajaran mengenai
implementasi Kurikulum Merdeka
(tingkat nasional)
Lokakarya di tingkat
regional dan provinsi
difasilitasi Fasilitator
Refleksi kelompok
bersama
Fasilitator
Kepala sekolah di Sekolah Penggerak memiliki peran menggembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpusat pada
peserta didik dan menerapkan nilai-nilai kebhinekaan, inklusi, dan ramah anak merdeka belajar dengan upaya:
● Mengembangkan kompetensi diri dan guru-gurunya sebagai pembelajar sepanjang hayat
● Mengelola pengembangan kurikulum yang holistik dan sesuai tahap perkembangan peserta didik dan secara berkelanjutan
● Mengembangkan sekolah dengan memaksimalkan kolaborasi sumber daya sekolah dalam membangun jejaring dan
menggerakkan kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk program pengembangan sekolah.
Peran Kepala Sekolah di Sekolah Penggerak
17. Secara teknis, kepala sekolah berperan dalam:
● Menyelenggarakan sekaligus menjadi narasumber
dalam in house training (IHT) bersama dengan guru
yang telah mengikuti pelatihan nasional,
● Melakukan pendampingan, evaluasi, dan
pengembangan profesional kepada guru,
● Membuat perencanaan sekolah berdasarkan data rapor
pendidikan dengan melibatkan orang tua murid dan
komunitas
● Mengorganisasi dan mengevaluasi pelaksanaan
Komunitas Praktisi di sekolah
● Memimpin satuan pendidikan untuk menyusun
kurikulum operasional satuan pendidikan,
BAGAIMANA KEPALA SEKOLAH BERPERAN
DALAM PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK
DI SATUAN PENDIDIKAN YANG DIPIMPIN?
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pengembangan Kompetensi Pengawas Sekolah Penggerak di Sekolah Penggerak
18
Aktif di komunitas
praktisi
Pelatihan Komite Pembelajaran
mengenai implementasi Kurikulum
Merdeka
(tingkat nasional)
Lokakarya di tingkat
regional/ provinsi
Peran Pengawas Sekolah di Sekolah Penggerak
Pengawas Sekolah di Program Sekolah Penggerak memiliki peran:
● Memberdayakan kepala sekolah dan guru agar dapat mengembangkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada murid
melalui pendampingan berkala melalui penerapan Kurikulum Merdeka
● Mendampingi kepala sekolah dan guru agar dapat melakukan analisis hasil belajar murid
● Mendukung kepala sekolah melakukan pengembangan sekolah berdasarkan kebutuhan murid dengan memaksimalkan
kolaborasi
Pelatihan Penguatan
Kompetensi Pengawas
Sekolah tingkat
nasional
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mata pelajaran
● Pembelajaran terdiferensiasi
● Capaian pembelajaran disederhanakan
● Siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi
● Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai
kebutuhan
Pembelajaran berbasis projek
● Berorientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi umum
● Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan
kelas
● Melibatkan masyarakat
● Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu
nasional dan global
Dipelajari
melalui
PELAJAR
PANCASILA
Beriman,
Bertakwa kepada
Tuhan YME, dan
Berakhlak Mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis Kreatif
Bergotong
Royong
Berkebinekaan
Global
03. Kurikulum Merdeka / Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga
setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya
19
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 21
Pembelajaran yang berpusat pada murid akan didukung dengan bahan ajar,
modul ajar, dan platform digital
Bahan Ajar Modul Ajar Platform Guru
Contoh modul ajar
Contoh modul ajar
Buku teks
Buku non-teks
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
04. Perencanaan berbasis data
22
Perencanaan berbasis data memanfaatkan Profil Pendidikan sebagai dasar penyusunan
perencanaan untuk perbaikan berkesinambungan.
23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 23
Berdasarkan model input, proses, output, profil pendidikan dikelompokkan
dalam 5 dimensi yang berisi berbagai kelompok indikator
Dimensi A
1. Capaian hasil belajar
a. Capaian perkembangan anak
i. Pembelajaran
ii. Sosial emosional
iii.Fisik
b. Mutu hasil belajar murid
i. Kemampuan literasi
ii. Kemampuan numerasi
iii.Karakter
2. Mutu Lulusan SMK
i. Penyerapan
ii. Pendapatan
iii.Kompetensi kejuruan
Mutu dan
relevansi hasil
belajar murid
Pemerataan
pendidikan yang
bermutu
Mutu dan
relevansi
pembelajaran
Kompetensi dan
kinerja PTK
Pengelolaan
sekolah yang
partisipatif,
transparan, dan
akuntabel
Kualitas Capaian Pembelajaran
Siswa
Kualitas Proses Belajar
Siswa
Kualitas Sumber Daya Manusia
dan Sekolah
Dimensi B
1. Kesenjangan mutu hasil
belajar
2. Akses peserta didik
Dimensi D
1. Kualitas pembelajaran
2. Refleksi dan perbaikan
pembelajaran
3. Kepemimpinan instruksional
4. Pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran
5. Iklim keamanan sekolah
6. Iklim kebinekaan dan
inklusivitas sekolah
7. Link and match dengan Dunia
Kerja
Dimensi C
1. Kompetensi GTK dan
pengembangannya
2. Jumlah dan kinerja GTK
sebagai Penggerak
3. Kinerja administratif GTK
4. Pemerataan distribusi guru
5. Pemenuhan kebutuhan guru
Dimensi E
1. Partisipasi warga sekolah
2. Pemanfaatan sumber daya
sekolah untuk peningkatan mutu
3. Pemanfaatan TIK untuk
pengelolaan anggaran
4. proporsi APBD untuk pendidikan
Output Proses Input
24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 24
Profil Pendidikan merupakan laporan yang disusun dari berbagai sumber data yang
andal dan diproses secara terpadu di Kemdikbud
Laporan Evaluasi Bentuk evaluasi
Sumber data
(re)akreditasi sekolah
oleh BAN (visitasi hanya pada sekolah
dengan kriteria tertentu)
Asesmen Nasional
(AKM, Survei Karakter, &
Survei Lingkungan Belajar)
Dapodik
Platform digital
guru dan kepala sekolah
Tracer Study SMK
Data GTK
EMIS & Simpatika
BAN PAUD, BPS, dst.
Evaluasi diri Pemda
(mandiri, bagian siklus perencanaan)
PROFIL
Profil Satuan Pendidikan
Profil Pendidikan Daerah
(isi komprehensif, bersifat diagnostik)
Evaluasi diri sekolah
(mandiri, bagian siklus perencanaan)
Evaluasi
Pendidikan Daerah
RAPOR
Rapor Satuan Pendidikan
Rapor Pendidikan Daerah
(lebih terfokus, data objektif)
Evaluasi diri internal
Evaluasi eksternal
Insentif kinerja sekolah
dari Kemendikbud
RKAS
RKPD
SPM
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
05. Platform Teknologi Program Sekolah Penggerak
25
Merdeka Mengajar
mendukung guru mengajar lebih baik,
meningkatkan kompetensi, dan
berkembang secara karir
Rapor Pendidikan
memberikan gambaran dan diagnosa
pada sistem pendidikan sebuah
sekolah dan gambaran kualitas
pendidikan di daerah tertentu
Sumber Daya Sekolah
melaksanakan proses Pengadaan
Barang dan Jasa (PBJ) secara daring
yang dananya bersumber dari dana
bantuan pemerintah
1
2
3
27. Peran dan tanggung jawab BBGP dalam Program Sekolah Penggerak
1. Melaksanakan Pelatihan Komite
Pembelajaran
2. Melakukan koordinasi dengan dinas
pendidikan untuk persiapan Pelatihan
Komite Pembelajaran
3. Melakukan koordinasi dengan Ditjen
GTK dalam persiapan Pelatihan
Komite Pembelajaran
4. Melakukan pemetaan pengelompokan
FSP dan sekolah
5. Melakukan perjanjian kerjasama
dengan Fasilitator Sekolah Penggerak
6. Menunjuk Koordinator Fasilitator
Sekolah Penggerak
1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan
dan pendampingan IHT di satuan
pendidikan
2. Menyelenggarakan kegiatan
pendampingan Fasilitator Sekolah
Penggerak
3. Melalui koordinator Fasilitator Sekolah
Penggerak, melakukan monitoring
kegiatan pendampingan yang
dilakukan oleh Fasilitator Sekolah
Penggerak.
4. Memfasilitasi rapat koordinasi bulanan
antara Koordinator Fasilitator Sekolah
Penggerak dengan Fasilitator Sekolah
Penggerak
5. Berkoordinasi dengan BBPMP untuk
pelaksanaan PMO level daerah dan
pelaksanaan Forum Pemangku
Kepentingan Daerah
1. Mengevaluasi hasil pelaksanaan
kegiatan program daerah
2. Melakukan koordinasi dengan pihak
Ditjen GTK dalam memberikan
masukan dan melakukan perbaikan
berkelanjutan
3. Memberikan umpan balik untuk
peningkatan kinerja Fasilitator Sekolah
Penggerak
4. Aktif menjadi bagian dari proses
penjaminan mutu PSP
Persiapan Implementasi Evaluasi
27
28. 3. REKAP DATA SEKOLAH PENGGERAK DI
PROVINSI JAWA BARAT
29. Sebaran Jenjang KS Pelaksana
PSP Angkatan 3
Kepala Sekolah Pelaksana
PSP Angkatan 3 berjumlah
4.999 orang dengan rincian
per jenjang pada grafik di
atas.
Jumlah tersebut dapat
berubah mengingat periode
unggah Surat Kesehatan KS
baru akan dilakukan pada
akhir Januari 2023.
30. Sebaran Jenjang & Provinsi KS PSP Angkatan 3 (1)
NO PROVINSI PAUD SD SMP SMA SLB TOTAL
1 Aceh 50 101 45 13 1 210
2 Bali 17 35 26 6 0 84
3 Banten 41 52 31 13 4 141
4 Bengkulu 19 23 12 4 2 60
5 DI Yogyakarta 80 59 35 7 4 185
6 DKI Jakarta 23 22 17 4 0 66
7 Gorontalo 27 52 27 6 0 112
8 Jambi 13 21 26 9 1 70
9 Jawa Barat 228 181 110 16 7 542
10 Jawa Tengah 254 275 144 27 2 702
11 Jawa Timur 373 326 174 25 10 908
12 Kalimantan Barat 11 16 20 4 0 51
13 Kalimantan Selatan 24 23 27 8 0 82
14 Kalimantan Tengah 17 20 16 11 1 65
15 Kalimantan Timur 21 25 19 5 0 70
16 Kalimantan Utara 4 8 4 5 0 21
17 Kepulauan Bangka Belitung 11 20 6 6 0 43
31. Sebaran Jenjang & Provinsi KS PSP Angkatan 3 (2)
NO PROVINSI PAUD SD SMP SMA SLB TOTAL
18 Kepulauan Riau 5 13 12 9 4 43
19 Lampung 45 24 32 4 4 109
20 Maluku 5 21 15 10 0 51
21 Maluku Utara 12 12 11 7 3 45
22 Nusa Tenggara Barat 30 95 18 19 3 165
23 Nusa Tenggara Timur 12 32 32 0 0 76
24 Papua 24 18 18 8 1 69
25 Papua Barat 6 11 11 4 0 32
26 Riau 34 41 48 12 2 137
27 Sulawesi Barat 6 11 15 7 1 40
28 Sulawesi Selatan 33 49 51 6 0 139
29 Sulawesi Tengah 24 23 13 2 0 62
30 Sulawesi Tenggara 21 22 27 11 0 81
31 Sulawesi Utara 12 29 34 6 0 81
32 Sumatera Barat 37 69 24 11 3 144
33 Sumatera Selatan 31 41 22 17 1 112
34 Sumatera Utara 64 79 48 9 1 201
TOTAL 1614 1849 1170 311 55 4999
34. SEKOLAH PENGGERAK PER JENJANG DI JAWA BARAT (1)
34
KOTA SEKOLAH PAUD SD SLB SMA SMP Grand Total
Kab. Bandung 16 19 3 1 9 48
Kab. Bandung Barat 5 1 6
Kab. Bekasi 16 5 2 2 25
Kab. Bogor 21 6 1 28
Kab. Ciamis 14 11 7 32
Kab. Cianjur 4 1 5
Kab. Cirebon 4 9 9 22
Kab. Garut 8 2 10
36. SEKOLAH PENGGERAK PER JENJANG DI JAWA BARAT (3)
36
Kab. Tasikmalaya 13 5 11 29
Kota Bandung 6 1 1 8
Kota Banjar 3 1 1 5
Kota Bekasi 1 1
Kota Bogor 4 3 1 2 2 12
Kota Cimahi 2 2 9 13
Kota Cirebon 3 8 2 4 17
Kota Depok 12 10 1 4 27
Kota Sukabumi 11 4 7 22
Kota Tasikmalaya 7 7 4 18
Grand Total 224 186 7 16 109 542
37. FASILITATOR SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 3
● Terdapat 995 Fasilitator Inti yang akan mendampingi 4.999 Kepala Sekolah
Pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 3.
● Selain fasilitator inti, terdapat pula 237 Fasilitator yang menjadi akselerasi/
cadangan.
● Penugasan Fasilitator Inti atau Akselerasi serta desain pendampingan Angkatan
3 akan diinfokan kemudian, karena masih menunggu arahan dan keputusan
pimpinan.
● Terkait peran ganda, FSP hanya dapat bertugas jika peran sebelumnya telah
selesai ditandai dengan Surat Keterangan Selesai Bertugas atau Sertifikat.
● Berikut sebaran FSP Angkatan 3 berdasarkan jenjang dan Provinsi.
37
38. Sebaran FSP Angkatan 3 dengan Jenjang: PAUD
NO PROVINSI SEKOLAH FSP RASIO
1 Aceh 50 9 1 : 6
2 Bali 17 3 1 : 6
3 Banten 41 6 1 : 7
4 Bengkulu 19 4 1 : 5
5 DI Yogyakarta 80 10 1 : 8
6 DKI Jakarta 23 5 1 : 5
7 Gorontalo 27 5 1 : 6
8 Jambi 13 3 1 : 5
9 Jawa Barat 228 45 1 : 6
10 Jawa Tengah 254 28 1 : 10
11 Jawa Timur 373 44 1 : 9
12 Kalimantan Barat 11 3 1 : 4
13 Kalimantan Selatan 24 5 1 : 5
14 Kalimantan Tengah 17 1 1 : 17
15 Kalimantan Timur 21 2 1 : 11
16 Kalimantan Utara 4 1 1 : 4
17 Kepulauan Bangka Belitung 11 1 1 : 11
FSP Inti
Provinsi dengan rasio berwarna merah
kemungkinan akan melakukan
pendampingan lintas angkatan karena
rasio antar sekolah dan FSP terlalu besar
(di atas 1:8).
Pendampingan Lintas Angkatan
39. Sebaran FSP Angkatan 3 dengan Jenjang: SD
FSP Inti
Provinsi dengan rasio berwarna merah
kemungkinan akan melakukan
pendampingan lintas angkatan karena
rasio antar sekolah dan FSP terlalu besar
(di atas 1:8).
Pendampingan Lintas Angkatan
NO PROVINSI SEKOLAH FSP RASIO
1 Aceh 101 22 1 : 5
2 Bali 35 7 1 : 5
3 Banten 52 9 1 : 6
4 Bengkulu 23 5 1 : 5
5 DI Yogyakarta 59 12 1 : 5
6 DKI Jakarta 22 6 1 : 4
7 Gorontalo 52 4 1 : 13
8 Jambi 21 5 1 : 5
9 Jawa Barat 181 38 1 : 5
10 Jawa Tengah 275 49 1 : 6
11 Jawa Timur 326 66 1 : 5
12 Kalimantan Barat 16 6 1 : 3
13 Kalimantan Selatan 23 5 1 : 5
14 Kalimantan Tengah 20 3 1 : 7
15 Kalimantan Timur 25 4 1 : 7
16 Kalimantan Utara 8 2 1 : 4
17 Kepulauan Bangka Belitung 20 2 1 : 10
40. Sebaran FSP Angkatan 3 dengan Jenjang: SMP
FSP Inti
Provinsi dengan rasio berwarna merah
kemungkinan akan melakukan
pendampingan lintas angkatan karena rasio
antar sekolah dan FSP terlalu besar (di atas
1:8).
Pendampingan Lintas Angkatan
NO PROVINSI SEKOLAH FSP RASIO
1 Aceh 45 13 1 : 4
2 Bali 26 5 1 : 6
3 Banten 31 6 1 : 6
4 Bengkulu 12 3 1 : 4
5 DI Yogyakarta 35 6 1 : 6
6 DKI Jakarta 17 4 1 : 5
7 Gorontalo 27 2 1 : 14
8 Jambi 26 6 1 : 5
9 Jawa Barat 110 30 1 : 4
10 Jawa Tengah 144 29 1 : 5
11 Jawa Timur 174 35 1 : 5
12 Kalimantan Barat 20 6 1 : 4
13 Kalimantan Selatan 27 5 1 : 6
14 Kalimantan Tengah 16 4 1 : 4
15 Kalimantan Timur 19 4 1 : 5
16 Kalimantan Utara 4 1 1 : 4
17 Kepulauan Bangka Belitung 6 1 1 : 6
41. Sebaran FSP Angkatan 3 dengan Jenjang: SMA
FSP Inti
Provinsi dengan rasio berwarna merah
kemungkinan akan melakukan
pendampingan lintas angkatan karena rasio
antar sekolah dan FSP terlalu besar (di atas
1:8).
Pendampingan Lintas Angkatan
NO PROVINSI SEKOLAH FSP RASIO
1 Aceh 13 7 1 : 2
2 Bali 6 1 1 : 6
3 Banten 13 3 1 : 5
4 Bengkulu 4 1 1 : 4
5 DI Yogyakarta 7 2 1 : 4
6 DKI Jakarta 4 1 1 : 4
7 Gorontalo 6 2 1 : 3
8 Jambi 9 2 1 : 5
9 Jawa Barat 16 4 1 : 4
10 Jawa Tengah 27 6 1 : 5
11 Jawa Timur 25 7 1 : 4
12 Kalimantan Barat 4 2 1 : 2
13 Kalimantan Selatan 8 3 1 : 3
14 Kalimantan Tengah 11 0 -
15 Kalimantan Timur 5 1 1 : 5
16 Kalimantan Utara 5 1 1 : 5
17 Kepulauan Bangka Belitung 6 0 -
42. Sebaran FSP Angkatan 3 dengan Jenjang: SLB
FSP Inti
Provinsi dengan rasio berwarna merah
kemungkinan akan melakukan
pendampingan lintas angkatan karena tidak
tersedia FSP Angkatan 3 pada jenjang
tersebut.
Pendampingan Lintas Angkatan
NO PROVINSI SEKOLAH FSP RASIO
1 Aceh 1 0
2 Bali 0 -
3 Banten 4 1 1 : 4
4 Bengkulu 2 1 1 : 2
5 DI Yogyakarta 4 1 1 : 4
6 DKI Jakarta 0 -
7 Gorontalo 0 -
8 Jambi 1 1 1 : 1
9 Jawa Barat 7 2 1 : 4
10 Jawa Tengah 2 1 1 : 2
11 Jawa Timur 10 4 1 : 3
12 Kalimantan Barat 0 -
13 Kalimantan Selatan 0 -
14 Kalimantan Tengah 1 0
15 Kalimantan Timur 0 -
16 Kalimantan Utara 0 -
17 Kepulauan Bangka Belitung 0 -