SlideShare a Scribd company logo
1 of 91
Download to read offline
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


    Pengenalan Pola Huruf Arab menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan
                    dengan Metode Backpropagation

                      Tacbir Hendro P, Agus Komarudin, Dila Fadhilah
                      Universitas Jenderal Achmad Yani - Cimahi
  Email: tacbir23501027@yahoo.com, adinmuflih@yahoo.co.id, fadhilah_d@ymail.com


                    Abstrak                              ide dasar untuk membuat suatu perangkat lunak
                                                         dengan bantuan komputer agar dapat mendapatkan
      Dalam dunia nyata terdapat beberapa jenis          informasi suatu kalimat dengan cepat.
pengenalan pola, diantaranya pengenalan pola                   Pengenalan pola merupakan teknik yang
wajah, sidik jari, tulisan tangan maupun pola            bertujuan untuk mengklasifikasikan citra yang
karakter hasil cetakan. Dalam penelitian ini akan        telah diolah     sebelumnya berdasarkan kesamaan
dibahas mengenai pengenalan pola tulisan huruf           atau kemiripan             ciri yang dimilikinya.
arab dengan menggunakan jaringan saraf tiruan            Pengenalan pola pun           dapat diterapkan pada
dimana     metode     yang    digunakan    adalah        berbagai macam bentuk seperti huruf         gambar,
backpropagation. Backpropagation merupakan               sidik jari dan lain sebagainya.
teknik dalam jaringan saraf tiruan yang                        Huruf arab merupakan huruf atau karakter
termasuk ke dalam kategori pembelajaran                  yang digunakan dalam bahasa arab, huruf arab
terselia (supervised learning) dan umumnya               memiliki bentuk-bentuk khusus seperti setiap huruf
menggunakan arsitektur Multilayer Feed Forward           mempunyai dua sampai empat bentuk tulisan yang
untuk mengubah bobot-bobot antar neuronnya.              berbeda tergantung pada posisi huruf pada suatu
Kemudian keluaran error digunakan untuk                  kata.
mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah                       Terdapat beberapa cara untuk melakukan
mundur, sehingga error yang dihasilkan oleh              pengenalan huruf dalam bentuk citra. Salah satunya
bagian keluaran ke bagian tersembunyi pada saat          dengan cara membedakan huruf dengan jumlah
proses    pembelajaran     dilakukan    akan   di        putaran dan arah cekungan. Cara lain adalah
backpropagation. Proses ini akan dilakukan terus         dengan menggunakan                         algoritma
hingga error yang dihasilkan bisa ditolerir.             backpropagation.
Penelitian ini mengimplementasikan arsitektur                  Salah satu algoritma pembelajaran dalam JST
jaringan saraf tiruan backpropagation untuk              adalah backpropagation yang termasuk ke dalam
pengenalan pola huruf arab untuk media                   kategori algoritma supervised learning.
pembelajaran iqro, huruf yang dikenali yaitu                   Sistem yang dibangun diharapkan mampu
huruf yang berdiri sendiri                               beradaptasi terhadap perubahan pola yang terjadi
                                                         dan dapat memandu dalam hal menentukan tepat
Kata Kunci : Huruf Arab, Jaringan Syaraf Tiruan,         tidaknya penulisan huruf arab menterjemahkan
             Backpropagation                             tulisan arab ke dalam huruf latin. Dengan sistem
                                                         yang dibangun, kesulitan user dalam membedakan
1. Pendahuluan                                           huruf yang satu dengan huruf yang lainnya akan
                                                         cepat terselesaikan.
1.1. Latar Belakang Masalah
      Huruf merupakan informasi terkecil dari suatu      1.2. Rumusan Masalah
kalimat yang perlu didefinisikan dengan baik agar              Berdasarkan latar belakang di atas,
informasi yang ada dalam kalimat tersebut dapat          permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
lebih dipahami. Huruf memiliki bentuk yang unik          ini adalah bagaimana cara untuk mengenali objek
antara     satu     dengan   yang   lain,    untuk       yang dapat diterjemahkan ke huruf latin, sehingga
membedakannya disesuaikan dengan karakteristik           user dapat belajar memahami dan membaca huruf
dari masing-masing huruf tersebut. Proses                arab dalam pembelajaran iqro dengan tanda baca
klasifikasi dan indentifikasi yang paling                yang benar.
sederhana       dan    langsung   yaitu    dengan
menggunakan penglihatan. Hal tersebut menjadi


                                           Artificial Intelligence                                       1-1
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                   ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


1.3. Batasan Masalah                                       biner dalam sistem yang akan dibangun digunakan
                                                           metoda     global        thresholding        yang bisa
     Batasan masalahnya adalah sebagai berikut:            mendapatkan nilai threshold T yang tepat.
1. Citra yang akan dikenali berformat bitmap atau          Dengan setiap piksel di dalam citra dipetakan
   bmp dan berukuran 50x50 pixel per huruf.                dengan dua nilai, satu (1) atau nol (0) dengan
2. Objek yang akan dikenali adalah huruf yang              fungsi pengambangan sebagai berikut :

                                                                                  {               }
   terdapat pada pembelajaran iqro 1.
                                                                                      0, f ( x, y ) < T
3. Input berupa huruf tunggal tidak menangani                           g ( x, y ) =
   huruf sambung atau huruf kaligrafi.                                                1, f ( x, y ) ≥ T
4. Sistem ini digunakan untuk user yang dapat
   menggunakan komputer.                                   2.4 Segmentasi

1.4. Manfaat                                                    Segmentasi merupakan suatu proses yang
                                                           membagi citra atau memotong ke dalam beberapa
     Manfaat yang dapat diberikan dalam                    bagian yang diperlukan dan bagian yang tidak
penelitian ini adalah sistem diharapkan mampu              diperlukan. Segmentasi citra merupakan suatu
mengenali      pola    huruf arab sebagai media            proses pengelompokkan citra menjadi beberapa
pembelajaran dan keluaran yang dihasilkan sistem           region        berdasarkan kriteria tertentu, untuk
yaitu sistem dapat merubah file citra menjadi teks         menemukan karakteristik khusus yang dimiliki
atau huruf latin dari huruf arab sebagai media             suatu citra.
pembelajaran.
                                                           2.5 Normalisasi
2.    Tinjauan Pustaka
                                                                Normalisasi ukuran adalah proses untuk
     Citra bitmap sering disebut juga dengan               mengubah ukuran suatu citra ke bentuk citra
gambar raster merupakan kumpulan kotak-kotak               normal yang sesuai dengan kebutuhan. Teknik
kecil (pixel). Titik-titik pixel tersebut ditempatkan      normalisasi pada citra ada dua cara, yaitu interpolsi
pada lokasi-lokasi tertentu dengan nilai-nilai             dan replication. Replication bekerja dengan cara
warna tersendiri yang secara keseluruhan akan              menggandakan piksel sejumlah faktor skala K.
membentuk sebuah tampilan.                                 Interpolasi bekerja dengan cara memperhalus
                                                           tingkat gradasi dari intensitas citra yang berdekatan
2.1. Tahap Pengolahan Citra                                sebesar faktor skala K.
    Tahapan yang harus dilakukan dalam proses              2.6 Jaringan Syaraf Tiruan
pengolahan citra dapat dilihat seperti diagram di
bawah ini :                                                      Jaringan syaraf tiruan (artificial neural
                                                           network)     atau   disingkat JST adalah sistem
                                                           komputasi dimana arsitektur dan operasi komputer
                                                           yang diilhami dari pengetahuan tentang sel syaraf
         Gambar 2.1 Tahap Pra Processing                   biologi di dalam otak. JST dapat digambarkan
                                                           sebagai model matematis dan komputasi untuk
2.2. Grayscale                                             fungsi aproksimasi nonlinear, klasifikasi data,
                                                           cluster dan regresi non parametric atau sebagai
     Grayscale adalah teknik yang digunakan untuk          sebuah simulasi dari koleksi model syaraf
mengubah citra berwana menjadi tingkat keabuan             biologi.
(dari hitam - putih). Pengubahan dari citra
berwarna ke bentuk grayscale yaitu dengan
mengubah representasi nilai-nilai intensitas
                                                           2.7 Fungsi Aktivasi JST
komponen RGB (Red, Green, Blue), dengan cara                     Fungsi aktivasi dalam jaringan syaraf tiruan
menentukan nilai grayscale (Lo).                           digunakan      untuk menetukan keluaran suatu
                                                           neuron. Nilai hasil    dari hasil penjumlahan bobot
2.3 Thresholding                                           akan dibandingkan dengan suatu nilai ambang
                                                           tertentu melalui fungsi aktivasi setiap neuron.
     Thresholding digunakan untuk mengatur                 Apabila input tersebut melewati suatu nilai ambang
jumlah derajat keabuan yang ada pada citra, untuk          tertentu, maka neuron tersebut akan diaktifkan, tapi
proses pengubahan citra keabuan menjadi citra              kalau tidak, maka neuron tersebut        tidak akan


1-2                                          Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                      ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


diaktifkan. Ada beberapa fungsi aktivasi JST yang           maka iterasi dihentikan. Akan tetapi      apabila
sering digunakan antara lain adalah fungsi aktivasi         kesalahan masih lebih besar dari batas
sigmoid biner, fungsi aktivasi linear, fungsi aktivasi      toleransinya, maka bobot setiap garis dalam
bipolar dan fungsi aktivasi sigmoid bipolar. Dalam          jaringan akan dimodifikasi untuk mengurangi
penelitian ini fungsi aktivasi yang digunakan               kesalahan yang terjadi. Langkah pada tahap I atau
adalah fungsi aktivasi sigmoid bipolar.                     disebut tahap feedforward adalah sebagai berikut:
                                                            1. Inisialisasi bobot (ambil bobot awal dengan
2.8 Multilayer Perceptron (MLP)                                 nilai random yang cukup kecil).
                                                            2. Kerjakan langkah-langkah berikut       selama
      Multilayer Perceptron adalah jaringan syaraf              kondisi berhenti bernilai salah.
tiruan yang memiliki        kumpulan      unit-unit         3. Untuk tiap-tiap pasangan elemen yang akan
pemrosesan yang meliputi lapisan input, satu atau               dilakukan pembelajaran, kerjakan:
lebih lapisan tersembunyi dan sebuah lapisan
output. Sinyal input terhubung ke jaringan dalam                Feedforward
arah maju (forward). Sebuah neuron pada lapisan                 a. Tiap-tiap unit input (Xi,             i=1,2,3,...,n)
hidden dikoneksikan ke setiap neuron pada layar di                 menerima sinyal x i dan meneruskan sinyal
atasnya dan di bawahnya.                                           tersebut ke semua unit pada lapisan yang
                                                                   ada di atasnya (lapisan tersembunyi).
2.9 Backpropagation                                             b. Tiap-tiap      unit     pada      suatu    lapisan
                                                                   tersembunyi (Zj,j=1,2,3,...,p) menjumlahkan
      Backpropagation     merupakan      algoritma                 sinyal-sinyal       input terbobot :
pembelajaran yang terawasi           dan biasanya                                             n
digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan                           z _ in j = v0 j + Σ xi vij
untuk      mengubah bobot-bobot yang terhubung                                              i =1
dengan neuron - neuron yang ada pada lapisan                       gunakan fungsi aktivasi untuk menghitung
tersembunyinya.                                                    sinyal output :
      Pelatihan sebuah          jaringan     yang
menggunakan       backpropagation terdiri dari 3                   dan kirimkan sinyal tersebut ke semua
langkah, yaitu :                                                   unit di lapisan atasnya (unit-unit output) dan
pelatihan pola input secara feedforward,                           dilakukan      sebanyak     jumlah     lapisan
perhitungan dan backpropagation dari kumpulan                      tersembunyi.
kesalahan dan       penyesuaian bobot. Sesudah                  c. Tiap-tiap unit output (Yk, k=1,2,3,...,m)
pelatihan, aplikasi dari    jaringan hanya terdiri                 menjumlahkan sinyal-sinyal input terbobot.
dari tahap feedforward. Bahkan, jika pelatihan
menjadi lambat, sebuah jaringan yang dilatih dapat
menghasilkan outputnya sendiri secara cepat.
                                                                    gunakan fungsi aktivasi untuk menghitung
2.10 Pelatihan Standar Backpropagation                              sinyal output :
     Pelatihan    Backpropagation     meliputi    tiga
tahap.                                                              dan kirimkan sinyal tersebut ke semua
                                                                    unit di lapisan atasnya (unit-unit output).
Tahap I : Propagasi maju (Feedforward)
      Selama propagasi maju, sinyal masukan (xi)            Tahap II : Propagasi mundur
dipropagasikan ke layar tersembunyi menggunakan             (Backpropagation)
fungsi aktivasi yang ditentukan. Keluaran dari                   Berdasarkan kesalahan tk- yk , dihitung faktor
setiap     unit layar tersembunyi (zj) tersebut             δ k (k = 1,2 , ... , m) yang dipakai untuk
selanjutnya dipropagasikan maju lagi ke layar               mendistribusikan kesalahan di unit yk ke semua
tersembunyi di       atasnya menggunakan fungsi             unit tersembunyi yang         terhubung langsung
aktivasi yang tentukan.        Demikian seterusnya          dengan yk . δk juga dipakai untuk mengubah
hingga menghasilkan keluaran jaringan (yk).                 bobot garis yang berhubungan langsung dengan
Berikutnya, keluaran jaringan (yk) dibandingkan             unit keluaran. Dengan cara yang sama, dihitung
dengan target yang harus dicapai (tk). Selisih tk- yk       faktor δj di setiap unit di layar tersembunyi
adalah kesalahan yang terjadi. Jika kesalahan ini           sebagai dasar perubahan bobot semua garis yang
lebih kecil dari batas toleransi yang   ditentukan,


                                              Artificial Intelligence                                              1-3
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                     ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


berasal dari unit tersembunyi pada layar di                  3.    Analisa dan Perancangan Sistem
bawahnya. Demikian seterusnya hingga semua
faktor δ di unit tersembunyi yang berhubungan                     Process Modeling menggunakan Data Flow
langsung dengan unit masukan dihitung. Pada tahap            Diagram (DFD).
ini juga perubahan bobot terjadi setelah semua
faktor δ dihitung, bobot semua garis dimodifikasi            3.1. Data Flow Diagram
bersamaan. Perubahan bobot            suatu     garis
                                                                  DFDtahap awal adalah Context diagram
didasarkan atas faktor δ neuron di layar atasnya.
                                                             seperti pada Gambar 1.
Sebagai contoh, perubahan bobot garis yang
menuju ke layar keluaran didasarkan atas δk yang
ada di unit keluaran. Langkah pada tahap II atau
tahap Backpropagation adalah sebagai berikut:
a. Tiap-tiap unit output (Yk ,         k=1,2,3,...,m)
    menerima       target pola yang berhubungan
    dengan pola input pembelajaran, hitung
    informasi errornya :
         δ2k = (tk - yk ) f '(y_ink )
    kemudian hitung koreksi bobot yang nantinya
    akan digunakan untuk memperbaiki nilai wjk ):                    Gambar 3.1. Contex Diagram SPPHA
                                                                   Terdapat empat proses utama dalam
                                                             SPPHA,      yaitu Image Processing, Pelatihan,
   Langkah ini juga dilakukan sebanyak jumlah                Pengujian dan Tutorial. Entitas yang berhubungan
   lapisan    tersembunyi,     yaitu   menghitung            langsung adalah entitas user dan trainer. Data yang
   informasi error dari suatu lapisan tersembunyi            mengalir dari entitas user adalah data gambar uji,
   ke lapisan tersembunyi sebelumnya.                        data yang mengalir dari proses ke user adalah data
b. Tiap-tiap unit tersembunyi (Zj, j=1,2,3,...,p)            informasi pengujian. Sedangkan data yang mengalir
   menjumlahkan delta input (dari unit-unit yang             dari entitas trainer ke proses adalah data gambar
   berada pada lapisan di atasnya) :                         latih dan uji, data yang mengalir dari proses ke
                                                             trainer adalah data informasi pelatihan dan data
                                                             grafik pembelajaran. DFD level 1 seperti pada
      kalikan nilai ini dengan turunan dari fungsi           Gambar 2.
      aktivasinya untuk menghitung informasi error :


      kemudian hitung koreksi bobot (yang nantinya
      akan digunakan untuk memperbaiki nilai vij ) :

      hitung juga koreksi bias (yang nantinya akan
      digunakan untuk memperbaiki nilai v0j ) :


c. Tiap-tiap      unit     output      (Yk,k=1,2,3,.,m)
   memperbaiki bias dan bobotnya (j=0,1,2,...,p) :
         wjk (baru) = wjk (lama) + ∆wjk                                   Gambar 3.2 DFD Level 1 SPPHA
   Tiap-tiap unit tersembunyi (Zj, j=1,2,3,...,p)
   memperbaiki bias dan bobotnya (i=0,1,2,...,n) :                 Pada proses 1 Level 1 terdapat empat proses,
   vij (baru) = vij (lama) + ∆vij                            yaitu     grayscale,      tresholding, segmentasi,
   Proses tersebut diulang terus hingga kondisi              normalisasi. Hasil dari proses normalisasi ini akan
   penghentian dipenuhi. Iterasi akan dihentikan             dialirkan ke dua entitas yaitu user dan trainer dan
   jika jumlah iterasi yang dilakukan sudah                  dua proses yaitu proses 3 dan proses 2, data yang
   melebihi jumlah maksimum iterasi yang                     dialirkan dari proses normalisasi ke entitas user
   ditetapkan, atau jika kesalahan yang terjadi              dan trainer adalah data informasi vektor       biner
   sudah lebih kecil dari         batas toleransi yang       sedangkan dari proses normalisasi ke proses 2 dan
   diijinkan.                                                proses 3 adalah data vektor biner. Alirannya seperti
                                                             pada gambar 3.


1-4                                            Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)              ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


                                                              Pada proses 2.2 level 2 terdapat enam proses,
                                                        yaitu proses feed forward, proses cek error, proses
                                                        backpropagation, simpan hasil training, proses 2.1
                                                        dan proses 2.3. Data yang mengalir dari proses
                                                        2.1 yaitu data parameter sedangkan data keluaran
                                                        dari proses backpropagation adalah data hasil
                                                        training. Alirannya seperti pada gambar 6.




      Gambar 3.3. Level 2. Proses 1 SPPHA
     Pada proses 2 level 1terdapat lima proses,
yaitu proses pengisian parameter, training, info
hasil training, simpan hasil training proses 1 dan
proses 3. Data yang mengalir dari proses 1yaitu
data vektor biner. Entitas yang berhubungan dalam
proses ini adalah entitas trainer. Gambar Proses
2 level 1 seperti pada gambar 3.                               Gambar 3.6. Level 2. Proses 2.2 SPPHA
                                                              Pada proses 3.2 level 2 terdapat lima proses,
                                                        yaitu    proses feed forward, proses cek bobot,
                                                        proses 1, proses 3.3 dan proses 2.4. Data yang
                                                        mengalir dari proses 1 adalah data vektor biner
                                                        sedangkan data yang mengalir dari proses cek
                                                        bobot ke proses 3.3 adalah data hasil testing.
                                                        Alirannya seperti pada gambar 7.




      Gambar 3.4. Level 2. Proses 2 SPPHA
      Pada proses 3 level 1 terdapat lima proses,
yaitu proses input data tes, testing, info hasil
testing, simpan hasil training dan proses 1. Data
yang mengalir dari proses 1 yaitu data vektor
biner. Entitas yang berhubungan dalam proses ini
adalah entitas trainer dan user, dimana data yang
diterima trainer dan user adalah data informasi
pengujian. Alirannya seperti gambar 5.
                                                               Gambar 3.7. Level 2. Proses 2.2 SPPHA

                                                        4.    Implementasi Interface Sistem
                                                        4.1. Tampilan Form Utama
                                                              Tampilan     Form      Utama    merupakan
                                                        tampilan awal sistem, dimana pada form utama ini
                                                        terdapat empat     proses yaitu image processing,
                                                        pelatihan, pengujian dan tutorial. Dimana pada
                                                        image processing gambar diinput dan dicari nilai
                                                        berupa vektor untuk dapat dimasukan nilainya ke
      Gambar 3.5. Lavel 2. Proses 3 SPPHA               proses pelatihan dan pengujian, sedangkan menu


                                          Artificial Intelligence                                      1-5
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)              ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


tutorial hanya berfungsi sebagai         petunjuk
penggunaan aplikasi dan beberapa pengertian atau
definisi dari JST, backpropagation dan pengenalan
pola. Tampilan form utama dapat dilihat pada
Gambar 4.1.




                                                            Gambar 4.4. Tampilan Form Pelatihan Dalam
                                                                    Menampilkan Nilai Bobot

                                                        4.3. Tampilan Form Proses Pengujian
                                                             Tampilan Form Pengujian merupakan proses
       Gambar 4.1. Tampilan Form Utama                  untuk melakukan pengujian atau membandingan
                                                        hasil dari proses pelatihan. Disini user dituntut
4.2. Tampilan Form Proses Pelatihan                     untuk memasukan data gambar latih agar dapat
      Tampilan Form Pelatihan merupakan proses          diproses. Tampilan form pengujian dapat dilihat
untuk mengisi beberapa parameter pelatihan seperti      pada gambar 4.5. samapi 4.6.
(Learning rate, Jumlah Hiden, Jumlah Epoch dan
Mean Square Error). Dalam proses pelatihan juga
user dapat melihat grafik pembelajaran pada
training, nilai bobot tiap neuron pada lapisan
output dan menampilkan error tiap neuron pada
lapisan output. Tampilan form pelatihan seperti
pada Gambar 4.2 sampai dengan 4.4.




                                                            Gambar 4.5. Tampilan Form Pengujian Dalam
                                                                      Membuka File Gambar




   Gambar 4.2. Tampilan Form Utama Pelatihan




                                                            Gambar 4.6. Tampilan Form Utama Pengujian

                                                        4.4.    Tampilan Form Tutorial
                                                             Tampilan     Form     Tutorial    merupakan
                                                        tampilan yang berfungsi untuk mempermudah user
  Gambar 4.3. Tampilan Form Pelatihan Melihat           menjalankan    aplikasi. Disini user dapat melihat
                    Grafik                              beberapa petunjuk      penggunaan aplikasi dan


1-6                                       Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)    ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


beberapa pengertian tentang pengenalan pola, JST
dan backpropagation.     Tampilan Form tutorial
seperti pada Gambar 4.7.




Gambar 4.7. Tampilan Form Tutorial Definisi JST

5. Kesimpulan
      Berdasarkan dari hasil pelaksanaan penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa sistem yang dibuat
untuk melakukan pengenalan pola huruf arab pada
pembelajaran iqro dapat dilakukan dengan
menggunakan algoritma backpropagation. Proses
training akan berhenti pada kondisi jumlah epoch
sama dengan maks epoch atau mean squarer error
lebih kecil sama dengan maks mean square error.
Jumlah epoch yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 100 epoch dengan learning rate adalah
0,125. Dalam pengujian sistem data yang di uji
dibagi menjadi dua yaitu data yang sudah
melakukan pelatihan dan data yang belum sama
sekali melakukan pelatihan, untuk pengujian data
yang sudah mengalami pelatihan presentase gambar
yang dikenali adalah 100%.

Daftar Pustaka
[1] Sutikno, Pengenalan pola huruf arab gundul
    dengan menggunakan metode jaringan syaraf
    tiruan backpropagation, 2010
[2] Budhi, G.S, Gunawan, I, Jaowry S,. Metode
    Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation untuk
    Pengenalan Huruf Cetak pada Citra Digital,
    2010
[3] Sutikno., Pengenalan pola indentifikasi tanda
    tangan dengan menggunakan jaringan syaraf
    tiruan backpropagation, 2010




                                           Artificial Intelligence                         1-7
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)    ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 




1-8                                     Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


 Pemanfaatan QRCode Sebagai Akses Cepat Verifikasi Ijazah UNIKOM

                      Irawan Afrianto, Andri Heryandi, Alif Finandhita
              Jurusan Teknik Informatika - Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer
                              Universitas Komputer Indonesia


                    Abstrak                              1.    Pendahuluan
     Ijazah merupakan salah satu surat berharga               Ijazah merupakan surat tanda kelulusan yang
pada saat seseorang melamar pekerjaan.                   menunjukkan seseoarang telah menyelesaikan
Dikarenakan pentingnya ijazah tersebut, muncul           pendidikan formalnya. Universitas Komputer
oknum-oknum yang mencoba untuk memalsukan                Indonesia (UNIKOM) sebagai salah satu perguruan
ijazah . Hal ini pula yang terjadi di Universitas        tinggi swasta setiap tahunnya mengeluarkan ijazah
Komputer Indonesia (UNIKOM), terdapatnya                 bagi para mahasiswa yang telah menyelesaikan
ijazah palsu tentunya sangat merugikan baik bagi         masa studinya sebagai tanda kelulusan.
pihak Univeristas maupun dari pihak perusahaan                Penggunaan ijazah yang lazim adalah sebagai
yang menerima ijazah palsu tersebut.                     syarat melamar suatu pekerjaan. Dikarenakan
     Proses verifikasi ijazah pun masih sangat           fungsinya yang sangat penting tersebut maka
lemah,      masih     menggunakan         cara-cara      kejahatan pemalsuan ijazah pun banyak dilakukan.
konvensional seperti pengecekan pada saat                     Seperti halnya beberapa waktu lampau di
legalisir mapun pengecekan melalui telepon dari          internet muncul sebuah situs yang dengan terang-
perusahaan ke pihak Universitas, hal ini dilakukan       terangan dapat membuatkan ijazah palsu bagi yang
dikarenakan belum adanya sistem yang mampu               memerlukannya. Hal ini tentunya akan merugikan
secara       cepat     melakukan         konfirmasi      baik bagi perguruan tinggi yang ijazahnya
kebenaran/keaslian dari ijazah tersebut.                 dipalsukan maupun kepada perusahaan/instansi
     Teknologi     QR(Quick     Response)     Code       yang menerima karyawan dengan ijazah yang
merupakan salah satu cara untuk dapat mengakses          palsu.
informasi dengan cepat, disamping itu kemampuan               Oleh karena ini diperlukan suatu sistem yang
QRcode dalam menampung data yang lebih besar             dapat dengan cepat melakukan proses verifikasi
memungkin untuk dapat digunakan dalam                    ijazah. Salah satunya adalah dengan menggunakan
penyimpanan informasi ijazah dan pengaksesannya          teknologi QR Code. Teknologi RQ Code digunakan
secara cepat.                                            untuk melakukan akses cepat ke suatu data ( data
     Diperlukan suatu sistem yang mampu                  teks, tautan dan sebagainya), dalam hal ini
mengolah data ijazah serta menghasilkan QRcode           pemanfaatan QR Code akan disertakan pada setiap
yang nantinya digunakan sebagi media untuk               ijazah UNIKOM, sehingga perusahaan/instansi
mengakses informasi ijazah secara cepat, sehingga        dapat dengan cepat melakukan verifikasi terhadap
pengguna (perusahaan) dapat melakukan verifikasi         ijazah UNIKOM tersebut.
ijalah lulusan UNIKOM dengan lebih cepat dan                  Berdasar latar berlakang tersebut maka peneliti
akurat.                                                  berkeinginan untuk mengembangkan suatu bentuk
     Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh           propotipe aplikasi yang memanfaatkan QR Code
kesimpulan bahwa aplikasi pengolahan data ijazah         guna akses cepat / verifikasi ke data ijazah yang
mampu menghasilkan QRcode sesuai dengan NIM              dimiliki oleh UNIKOM.
lulusan yang tertera dalam ijazah, dan proses
pengaksesan dapat dilakukan melalui handphone            2.    Tinjauan Pustaka
yang memiliki kemampuan membaca QCCode,
disamping itu terdapat fasilitas situs alumni            2.1. QR (Quick Response) Code
sebagai pendamping, yang dapat digunakan untuk
                                                             Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau
mengakses informasi ijazah secara online.
                                                         kode batang dua dimensi yang dikembangkan oleh
                                                         Denso Wave, sebuah divisi Denso Corporation
Kata kunci : QRCode, Verifikasi Cepat, Aplikasi          yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan
pengolahan Ijazah, Sistem online, UNIKOM                 dipublikasikan pada tahun 1994 dengan


                                           Artificial Intelligence                                       1-9
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                 ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah
dibaca oleh pemindai QR merupakan singkatan dari
quick response atau respons cepat, yang sesuai
dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan
informasi dengan cepat dan mendapatkan respons
yang cepat pula.


                                                                     Gambar 0.3. Cara kerja QR code

                                                        2.2 Internet
                                                             Internet adalah suatu jaringan komputer global
                                                        yang terbentuk dari jaringan-jaringan komputer
                                                        lokal dan regional yang memungkinkan komunikasi
                Gambar 2.1 QRCode                       data antar komputer yang terhubung ke jaringan
                                                        tersebut.
     Tidak seperti barcode yang hanya satu sisinya
saja yang mengandung data, QR Code mempunyai
dua sisi yang berisi data, dan ini membuat QR Code
lebih banyak memuat informasi dibandingkan bar
code. QR Code misalnya, dapat menampung
informasi berupa URL suatu website yang nantinya
dapat digunakan pada majalah, iklan, atau media
lainnya, sehingga ketika seorang pengguna
handphone berkamera dan mempunyai aplikasi                                Gambar 2.4 Internet
pembaca QR Code dapat langsung men-scan dan
masuk ke website yang dimaksud tanpa perlu
mengetikkan alamatnya. Kegunaan lain misalnya           2.3 Aplikasi Web
QR Code digunakan untuk menyimpan data teks
mengenai informasi produk atau hal lain, SMS, atau           Pada awalnya aplikasi Web dibangun hanya
informasi kontak yang mengandung nama, nomor            dengan menggunakan bahasa yang disebut HTML
telepon, dan alamat.                                    (HyperText      Markup      Language).      Pada
                                                        perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan
                                                        objek     dikembangkan     untuk     memperluas
                                                        kemampuan HTML. Pada saat ini, banyak skrip
                                                        seperti itu, antara lain yaitu PHP dan ASP,
                                                        sedangkan contoh yang berupa objek adalah applet.
                                                        Aplikasi Web itu dapat dibagi menjadi Web statis
                                                        dan Web dinamis. Web statis dibentuk dengan
  Gambar 2.2. Perbedaan QR code dan bar code            menggunakan HTML saja.

      QRCode adalah sebuah kode yang berisi
informasi, yang dapat dibaca dengan menggunakan
cara sebagai berikut :
1. Pembaca QR Code (QR Code Reader) melalui
     kamera ponsel akan menyimpan informasi pada
     QR Code. Ini tersebut diantaranya adalah
     alamat web (URL), nomor telepon, teks, dan
     SMS.                                                        Gambar 2.5 Client side programming
2. Setelah di scan, sebuah link URL berisi
     informasi pada QR Code akan ditampilkan                 Kekurangan aplikasi seperti ini terletak pada
     pada layar ponsel.                                 keharusan untuk memelihara program secara terus-
                                                        menerus untuk mengikuti setiap perubahan yang
                                                        terjadi. Kelemahan ini diatasi dengan model Web


1-10                                      Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                                             ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


dinamis. Dengan menggunakan pendekatan Web                    perawatan. Disebut dengan waterfall karena
dinamis, dimungkinkan untuk membentuk sistem                  tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu
informasi berbasis web.                                       selesainya tahap sebelumnya dan berjalan
                                                              berurutan, sebagai contoh tahap desain harus
                                                              menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu
                                                              tahap requirement.




       Gambar 2.6 Server side programming


3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
3.1. Tujuan
                                                                                     Gambar 0.1. Metode Waterfall
     Tujuan penelitian adalah mengembangkan
suatu propotipe aplikasi untuk mempercepat proses        4.        Pembahasan
akses terhadap ijazah lulusan yang dikeluarkan oleh
UNIKOM dengan menggunakan QRCode.                        4.1 Sistem yang sedang berjalan
                                                              Proses pembuatan ijazah dan transkrip
3.2. Manfaat                                             UNIKOM dilakukan oleh bagian BAAK. Dimana
     Manfaat penelitian ini adalah untuk                 didalam prosedurnya melibatkan beberapa bagian
mengetahui secara cepat validitas dari ijazah            untuk melakukan proses pemasukan data hingga
alumni/lulusan    UNIKOM       hanya      dengan         ijazah siap diserahkan kepada lulusan.
menggunakan QRCode yang terdapat didalam                 Adapun Prosedur pembuatan transkrip dan Ijazah
ijazahnya. QRCode digunakan untuk menampung              UNIKOM dapat dilihat pada gambar 4.1 dan
informasi berupa link ke situs verifikasi ijazah         gambar 4.2
UNIKOM dimana data dari QRCode tersebut akan                 SEKRETARIAT JURUSAN               BAAK               KETUA JURUSAN               DEKAN 

dicocokkan dengan database alumni/lulusan                             mulai


UNIKOM, termasuk didalamnya untuk mengetahui                   Pengumpulan Photo 
                                                                   

informasi yang berkaitan dengan lulusan tersebut.
                                                                  dan transkrip 
                                                                calon wisudawan 



Dengan cara cepat ini, perusahaan/instansi dapat               Transkrip dan photo
                                                                 calon wisudawan 
                                                                                               Pengolahan 
                                                                                               Transkrip 

dengan cepat mengetahui validitas dan profil                    yang dikumpulkan 




alumni/lulusan UNIKOM.                                                                     Pemberian nomor 
                                                                                             seri transkrip 




                                                                                              Pencetakan

3.3. Metode Penelitian                                                                         Transkrip 




                                                                                             Transkrip yang 

      Metodologi yang digunakan dalam penelitian                                             sudah dicetak 



ini adalah sebagai berikut :                                                                  Penempelan 
                                                                                               foto calon 

1. Studi Literatur                                                                            wisudawan




    Metode studi pustaka merupakan kegiatan                                                 Transkrip yang 
                                                                                          sudah ditempel foto 
                                                                                                                   Penandatanganan 
                                                                                                                      
                                                                                                                       transkrip 


    pengumpulan data dengan mempelajari buku -                                               Penempelan              Transkrip yang 

    buku, karya ilmiah, koleksi perpustakaan dan                                            hologram pada 
                                                                                               transkrip
                                                                                                                  sudah ditandatangan 



    sumber dari internet yang berkaitan erat dengan                                       Transkrip yang sudah
                                                                                           ditempel hologram 
                                                                                                                                          Penandatanganan
                                                                                                                                             
                                                                                                                                              transkrip 

    materi bahasan dalam penelitian ini.
2. Tahap pembuatan perangkat lunak                                                        Photocopy transkrip
                                                                                              untuk arsip 
                                                                                                                                            Transkrip yang
                                                                                                                                         sudah ditandatangan 


    Tahapan dalam pembuatan perangkat lunak ini
    akan menggunakan model waterfall. Model ini
                                                                                          Penyerahan transkrip
                                                                                            ke panitia wisuda 



    melakukan pendekatan secara sistematis dan                                                   selesai

    urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu
    menuju ke tahap pengumpulan data, analisis,                  Gambar 4.1. Prosedur pembuatan transkrip
    perancangan, pengodean, pengujian, dan                                 akademik UNIKOM


                                           Artificial Intelligence                                                                                        1-11
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                                                                          ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 

         SEKRETARIAT JURUSAN         BAAK                     DEKAN                  REKTOR 
                                                                                                                  4.3 Analisis Arsitektur Sistem
                 mulai 



           Pengumpulan Photo 
               
               dan biodata 
                                                                                                                       Analisis arsitektur sistem menggambarkan
            calon wisudawan 
                                                                                                                  secara umum alur sistem yang akan dikembangkan
            Form biodata dan 
               photo calon  
                                 Pengolahan data 
                                    
                                 calon wisudawan 
                                                                                                                  secara umum. Mulai dari sisi aplikasi back-end
                                                                                                                  (pengelolaan data ijazah ) hingga front-end cara
               wisudawan  




                                                                                                                  akses aplikasi (baik melalui QRcode maupun
                                 Pemberian nomor 
                                    
                                     seri ijazah 




                                    Pencetakan 
                                                                                                                  Website).
                                      Ijazah 




                                    Ijazah yang 
                                   sudah dicetak 




                                    Penempelan 
                                    foto calon 
                                    wisudawan 




                                    Ijazah yang            Penandatanganan 
                                                              
                                sudah ditempel foto             Ijazah 




                                    Penempelan                Ijazah yang 
                                  hologram pada           sudah ditandatangan 
                                       ijazah 




                                 Ijazah yang sudah                                Penandatanganan
                                                                                     
                                ditempel hologram                                      ijazah 




                                 Photocopy ijazah 
                                                                                     Ijazah yang
                                     untuk arsip                                 sudah ditandatangan 




                                Penyerahan ijazah 
                                   
                                ke panitia wisuda 




                                      selesai 




Gambar 4.2. Prosedur pembuatan ijazah UNIKOM

4.2 Analisis Data
    Data yang terdapat pada ijazah UNIKOM
meliputi :
a. Nomor Seri Ijazah                                                                                                       Gambar 4.3. Arsitektur sistem usulan
b. Nama Lulusan
c. Tempat Tanggal Lahir                                                                                           4.4 Analisis Kebutuhan Non Fungsional
d. NIM
                                                                                                                       Analisis non-fungsional merupakan analisis
e. Program
                                                                                                                  yang dibutuhkan untuk menentukan spesifikasi
f. Fakultas
                                                                                                                  kebutuhan sistem. Spesifikasi ini juga meliputi
g. Program Studi
                                                                                                                  elemen atau komponen-komponen apa saja yang
h. Tahun Masuk
                                                                                                                  dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun
i. Tanggal Kelulusan
                                                                                                                  sampai dengan sistem tersebut diimplementasikan.
j. Gelar Akademik
                                                                                                                  Analisis kebutuhan ini juga menentukan spesifikasi
     Adapun analisis kebutuhan data tersebut
                                                                                                                  masukan yang diperlukan sistem, keluaran yang
meliputi :
                                                                                                                  akan dihasilkan sistem dan proses yang dibutuhkan
       Tabel 4.1. Analisis kebutuhan data ijazah                                                                  untuk mengolah masukan sehingga menghasilkan
         Nama                                                    Data Ijazah
                                                                                                                  suatu keluaran yang diinginkan.
Deskripsi                                            Berisi mengenai data ijazah                                       Pada analisis kebutuhan sistem non fungsional
                                                     UNIKOM                                                       ini dijelaskan analisis mengenai analisis masukan,
Struktur Data                                        No.Seri + Nama Lulusan + TTL +                               analisis keluaran, perangkat keras (hardware),
                                                     Program + Fakultas + Prodi +                                 perangkat lunak (software), dan pengguna (user)
                                                     Tahun Masuk + Tgl. Kelulusan +
                                                     Gelar Akademik                                               sebagai bahan analisis kekurangan dan kebutuhan
No.Seri                                              {0..9|@}                                                     yang harus dipenuhi dalam perancangan sistem
Nama Lulusan                                         {A..Z|a..z}                                                  yang akan diterapkan.
TTL                                                  {A..Z|a..z|0..9}                                             a. Analisis masukan
Program                                              {A..Z|a..z|0..9}
Fakultas                                             {A..Z|a..z|0..9}
                                                                                                                      Analisis masukan dilakukan untuk mengetahui
Prodi                                                {A..Z|a..z}                                                      masukan data apa saja yang diperlukan oleh
Tahun     Masuk                 Tgl                  {0..9}                                                           sistem. Masukan data yang diperlukan oleh
Kelulusan                                            { 0..9|@}                                                        sistem yaitu data lulusan yang mencakup data-
Gelar Akademik                                       {A..Z|a..z|@}
                                                                                                                      data pada Tabel 4.1


1-12                                                                                                Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                        ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


b. Analisis keluaran                                                     Adalah pengguna umum yang dapat
   Analisis keluaran dilakukan untuk mengetahui                          mengakses informasi lulusan dengan QRcode
   keluaran dari sistem yang dibutuhkan oleh user                        Reader     melalui   handphone     maupun
   yaitu berupa QRcode link ke situs lulusan                             mengakses situs lulusan untuk mendapatkan
   dengan membawa parameter data-data pada                               informasi lulusan.
   Tabel 4.1 sehingga informasi lulusan dapat
   diakses.                                                      4.5. Analisis Kebutuhan Fungsional
c. Analisis kebutuhan perangkat keras (hardware)
   Agar aplikasi dapat berjalan dengan baik, maka                     Pendefinisian layanan yang harus disediakan,
   dibutuhkan perangkat keras yang sesuai dengan                 bagaimana reaksi sistem terhadap input dan apa
   kebutuhan sistem. Tabel 5.2 adalah spesifikasi                yang harus dilakukan sistem pada situasi khusus
   minimum perangkat keras yang dibutuhkan agar                  (kebutuhan sistem dilihat dari sisi pengguna)
   dapat digunakan untuk menjalankan aplikasi                         Diagram konteks adalah diagram yang terdiri
   baik disisi back-end (pengolahan data) maupun                 dari suatu proses dan menggambarkan ruang
   disisi front-end (akses informasi)                            lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan
                                                                 level tertinggi dari Data Flow Diagram (DFD)
       Tabel 4.2. Kebutuhan perangkat keras                      yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau
        Komputer          Spesifikasi perangkat keras            output dari sistem.
  Prosesor              Prosesor 1.6 Ghz
  Resolusi layar        1024 x 768 pixel
  Memori                Memori 256 Mb
  Harddisk              Harddisk 20 GB
  Keyboard dan mouse    -
        Handphone         Spesifikasi perangkat keras
  jenis                 Smartphone

d. Analisis kebutuhan perangkat lunak (software)
   Perangkat lunak yang dibutuhkan agar sistem
   ini dapat berjalan dengan optimal dapat dilihat                 Gambar 4.4 Diagram konteks sistem ijazah online
   pada Tabel 4.3.
       Tabel 4.3. Kebutuhan perangkat lunak
      Komputer           Spesifikasi perangkat lunak
 Sistem Operasi        Windows Xp, Windows 7
                       Borland Delphi 7.0
 Bahasa Pemograman
                       PHP
 DBMS                  MySQL
 Web Server (Server)   WAMP
                       Internet Explorer, Mozilla Firefox,
 Web Browser
                       Opera, Google Chrome
 Handphone             Spesifikasi perangkat lunak
                                                                     Gambar 4.5. DFD level 1 sistem ijazah online
 Sistem Operasi        Symbian, Android, IOS
 Aplikasi              QRcode Reader

e. Analisis pengguna
   Secara umum aplikasi ini mempunyai 2
   pengguna (user), dimana masing-masing bagian
   tersebut mempunyai hak akses dan kewenangan
   yang berbeda
   1. Operator
      Bertugas memasukkan data lulusan, dapat
      melakukan proses tambah data lulusan, edit
      data lulusan, hapus data lulusan, cetak data
      lulusan, dan cetak ijazah berQRCode.
   2. Pengakses                                                       Gambar 4.6. DFD level 2 Proses pengolahan
                                                                                    data ijazah

                                                   Artificial Intelligence                                     1-13
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)               ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


4.6. Perancangan Sistem
     Perancangan sistem merupakan keberlanjutan
dari analisis sistem yang telah dibuat, digunakan
untuk menunjukkan secara fisik rancangan data dan
aplikasi yang akan dibangun.

Perancangan Format QRCode
QRcode yang dirancang memiliki format berisi
alamat link situs dan NIM alumni.

Format link untuk QRCode :
                                                             Gambar 4.9. Rancangan form cetak QRcode
  http://if.unikom.ac.id/alumni/?nim=[nim_mhs]                            alumni/lulusan
Contoh :
  http://if.unikom.ac.id/alumni/?nim=10100001

Perancangan Database
Adapun tabel-tabel yang digunakan dalam
membangun aplikasi ini terdiri dari 4 tabel yaitu
tabel Alumni, tabel Prodi, tabel Jurusan dan tabel            Gambar 4.10. Rancangan aplikasi frontend
Fakultas , yang ditunjukkan pada skema relasi pada                        ijazah (website)
Gambar 4.7




         Gambar 4.7. Skema Relasi Tabel
                                                                Gambar 4.11. Rancangan detail ijazah
4.7. Perancangan Antarmuka
                                                        4.8. Ujicoba Sistem
     Aplikasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu
aplikasi back end yang digunakan untuk                       Ujicoba dilakukan untuk memastikan apakan
memasukkan data lulusan, ijazah dan QRcode dan          rancangan yang dibuat telah sesuai dengan
aplikasi front end untuk mengakses data lulusan         kebutuhan serta dapat menghasilkan keluaran yang
dan ijazah dengan menggunakan QRcode yang               diinginkan.
terdapat di Ijazah maupun secara online pada            Aplikasi back end menyediakan fasilitas untuk
website verifikasi ijazah.                              mengolah data ijazah serta mencetak QRCode
                                                        masing-masing ijazah.




   Gambar 4.8. Rancangan tampilan antar muka               Gambar 4.12. Implementasi Aplikasi Back End
            aplikasi backend ijazah                                          Ijazah


1-14                                      Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)             ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


                                                            Sementara jika aplikasi tidak menemukan data
                                                       lulusan yang dicari, maka akan mengeluarkan pesan
                                                       seperti pada gambar 4.17.




                                                            Gambar 4.17. Pesan Konfirmasi Data Tidak
                                                                           Ditemukan
 Gambar 4.13. Implementasi Form QRCode Ijazah
     QRCode yang dihasilkan nantinya akan              5.    Kesimpulan dan Saran
dicetak dan dimasukkan dalam ijazah, dan dapat
diakses melalui handphone yang memiliki aplikasi       5.1. Kesimpulan
QRCode reader.
                                                       1. QRCode dapat digunakan untuk menampung
                                                          informasi yang lebih besar berupa link situs
                                                          yang dapat dapat diakses melalui aplikasi
                                                          QRCode Reader.
                                                       2. Mempermudah pengaksesan informasi ijazah
                                                          UNIKOM melalui Smartphone .
                                                       3. QRCode dapat digunakan dengan cepat untuk
                                                          menverifikasi Ijazah lulusan Universitas
                                                          Komputer Indonesia dengan cepat dan akurat.
      Gambar 4.14. Contoh QRCode Ijazah                4. Aplikasi Front End berbasis web digunakan
    Sementara aplikasi front end berbasis web             sebagai pendamping verifikasi ijazah UNIKOM,
dapat digunakan untuk mencari lulusan UNIKOM              apabila pengguna tidak memiliki aplikasi
berdasar NIP pada ijazah yang dimilikinya.                QRCode Reader.

                                                       5.2. Saran
                                                       1. Proses pencetakan QRCode sekiranya dapat
                                                          dilakukan dengan cara yang lebih efisien
                                                          sehingga dapat dimasukkan ke dalam ijazah
                                                          lulusan UNIKOM dengan lebih mudah.
  Gambar 4.15. Implementasi Front End Aplikasi
                                                       2. Perlu dipikirkan dari sisi keamanan internet
                    Ijazah
                                                          seperti penggunaan SSL untuk mengenkripsi
                                                          data ijazah.




     Gambar 4.16. Keluaran Informasi Ijazah
                                                       Daftar Pustaka

                                         Artificial Intelligence                                   1-15
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)    ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


[1] Cintron, Dave Fast Track Web Programming .
    Wiley, New York, 1999.
[2] Irawan, Budhi, Jaringan Komputer, Graha
    Ilmu, Yogyakarta, 2005.
[3] Yue L., Ju Y., Mingjun L., "Recognition of QR
    Code with Mobile Phones," Chinese Control
    and Decision Conference, 2008, pp. 203 – 206
[4] Wakahara T., Yamamoto N., Ochi H., "Image
    Processing of Dotted Picture in the QR Code of
    Cellular Phone", 3PGCIC, 2010, pp. 454 - 458.
[5] http://en.wikipedia.org/wiki/QR_Code, diakses
    pada 20 Agustus 2010 : 13.45
[6] http://qrcode.kaywa.com/ diakses pada 20
    Agustus 2010 : 14.00.
[7] http://www.denso-wave.com/qrcode/qrfeature-
    e.html diakses pada 20 Agustus 2010, 16.00.
[8] http://tekno.kompas.com/read/2009/06/15/
    0850503/QR.Code.Kompas.Perkaya.Konten.bi.
    Pembaca, diakses pada 20 Agustus 2010,
    12.25.




1-16                                      Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)               ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


    Analisis Kinerja Guru berdasarkan Perbandingan Nilai Ekspektasi
    dengan Metode Fuzzy menggunakan Pendekatan Axiomatic Design

                                        Yasohati Sarumaha
                Mahasiswa S2 Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara
                    Staf Pengajar pada SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan
                               yas_sarumaha@yahoo.com


                   Abstrak                                   Kinerja guru pada dasarnya merupakan unjuk
                                                        kerja yang dilakukan oleh guru dalam
      Semakin menurunnya kinerja guru sudah             melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas
seharusnya menjadi perhatian kita semua.                kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas
Penurunan kinerja guru tentunya akan berdampak          hasil pendidikan, karena guru merupakan oknum
pada kualitas proses pembelajaran yang pada             yang paling banyak berinteraksi langsung dengan
akhirnya akan mempengaruhi kualitas lulusan.            siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di
Semakin rendahnya kinerja guru mungkin                  satuan pendidikan.
disebabkan oleh banyak faktor. Penelitian ini                Guru merupakan elemen kunci dalam sistem
bertujuan untuk menganalisis kinerja guru               pendidikan, khususnya di sekolah. Semua
berdasarkan perbandingan nilai dari ekspektasi          komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-
baik secara parsial maupun secara bersama-sama.         prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode        berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi
Fuzzy Logic dengan pendekatan berupa Axiomatic          guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua
Design. Pendekatan axiomatic design digunakan           komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup”
dalam     melakukan      analisis   proses   untuk      apabila dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya
pengambilan keputusan khususnya dalam pemetaan          peran guru dalam mentransformasikan input-input
suatu proses alur kerja yang terdiri dari beberapa      pendidikan,     sampai-sampai       banyak     pakar
sub proses yang bertingkat. Setiap sub proses           menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada
terdiri dari beberapa variabel/atribut yang             perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya
berkaitan maupun saling independen. Axiomatic           perubahan dan peningkatan kualitas guru.
Design       diperlukan      untuk     menentukan            Sayangnya,      dalam     kultur    masyarakat
variabel/atribut yang terpenting tanpa mengurangi       Indonesia sampai saat ini pekerjaan guru masih
makna dan arti masing-masing variabel/atribut.          cukup tertutup. Bahkan atasan guru seperti kepala
                                                        sekolah dan pengawas sekalipun tidak mudah untuk
Kata Kunci : Guru, Kinerja, Fuzzy Logic,                mendapatkan data dan mengamati realitas
Axiomatic Design,                                       keseharian performance guru di hadapan siswa.
                                                        Memang program kunjungan kelas oleh kepala
1. Pendahuluan                                          sekolah atau pengawas, tidak mungkin ditolak oleh
                                                        guru. Akan tetapi tidak jarang terjadi guru berusaha
1.1. Latar Belakang                                     menampakkan kinerja terbaiknya, baik pada aspek
      Dalam tataran mikro teknis, guru sebagai          perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran
tenaga pendidik yang merupakan ujung tombak             hanya pada saat dikunjungi. Selanjutnya ia akan
pelaku dan pemimpin dalam melaksanakan proses           kembali bekerja seperti sedia kala, kadang tanpa
pendidikan serta menentukan proses pembelajaran         persiapan yang matang serta tanpa semangat dan
di kelas. Peran kepemimpinan tersebut akan              antusiasme yang tinggi.
tercermin dari bagaimana guru melaksanakan peran             Suatu satuan pendidikan yang memiliki guru
dan tugasnya, ini berarti bahwa kinerja guru            dalam jumlah besar proses evaluasi (penilaian)
merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu         kinerja mutlak dilakukan sehingga institusi
pembelajaran/pendidikan yang akan berimplikasi          memerlukan prosedur yang baku dalam melakukan
pada    kualitas    output  pendidikan    setelah       penilaian kinerja guru pada satuan pendidikan
menyelasaikan sekolah.                                  tersebut.



                                          Artificial Intelligence                                      1-17
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


     Dalam melakukan penilaian kinerja terhadap           1.5. Manfaat Penelitian
seorang guru saat ini pada umumnya dilakukan
dengan hanya melihat parameter tertentu saja,                  Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
misalnya tingkat kehadiran guru tersebut dan              untuk digunakan sebagai berikut:
kunjungan supervisi. Beberapa masalah yang terjadi        1. Bahan pertimbangan bagi satuan pendidikan,
dalam proses evaluasi (penilaian) seperti yang telah          organisasi dan perusahaan untuk menerapkan
diungkapkan diatas sebelumnya. Jika proses ini                konsep fuzzy sebagai sistem pengambil
dibantu oleh sebuah sistem pendukung keputusan,               keputusan.
hal tersebut dapat dikurangi sehingga diharapkan          2. Rekomendasi pemanfaatan logika fuzzy kepada
guru dapat menampilkan kemampuan terbaik yang                 satuan pendidikan ataupun institusi lain dalam
cukup kompeten.                                               melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja.
                                                          3. Sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak
                                                              yang berminat dan ingin melakukan penelitian
1.2. Perumusan Masalah
                                                              yang lebih lanjut mengenai masalah
     Berdasarkan latar belakang masalah yang                  pengolahan data.
diuraikan pada sub bab sebelumnya, maka terdapat
masalah utama dalam penelitian yang dapat                 2. Tinjauan Teori
dirumuskan yaitu bagaimana mengevaluasi kinerja
guru dengan menerapkan konsep fuzzy untuk                 2.1. Guru
menyajikan informasi hasil evaluasi penilaian
                                                                Guru merupakan faktor penentu yang sangat
kinerja kepada pihak manajemen sekolah dan dinas
                                                          dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena
kabupaten/kota.
                                                          guru     memegang      peranan     dalam    proses
                                                          pembelajaran, di mana proses pembelajaran
1.3. Batasan Masalah                                      merupakan inti dari proses pendidikan secara
     Secara garis besar, penulis melakukan                keseluruhan. Proses pembelajaran merupakan suatu
penelitian   dengan       menggunakan     konsep          proses yang mengandung serangkaian perbuatan
pengolahan data statistik dengan batasan masalah          guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang
berupa:                                                   berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
1. Penelitian dilakukan dalam ruang lingkup lokal         tujuan tertentu, di mana dalam proses tersebut
    yaitu SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan                    terkandung multi peran dari guru. Peranan guru
    kabupaten Deli Serdang.                               meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan
2. Penilaian dalam melakukan evaluasi kinerja             sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,
    guru.                                                 pengatur      lingkungan    belajar,    peren-cana
3. Metode pengolahan data yang digunakan fuzzy            pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai
    dengan pendekatan “Axiomatic Design” yang             evaluator.
    melibatkan ilmu sebagai dasar desain.                       Peranan guru berkaitan dengan kompetensi
                                                          guru, meliputi:
1.4. Tujuan Penelitian                                    1. Guru melakukan Diagnosa terhadap Perilaku
                                                               Awal Siswa
      Berdasarkan uraian pada latar belakang              2. Guru membuat Perencanaan Pelaksanaan
masalah dan perumusan masalah di atas, maka                    Pembelajaran (RPP)
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini            3. Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran
adalah :                                                  4. Guru sebagai Pelaksana Administrasi Sekolah
1. Mengetahui kinerja secara terukur sebagai              5. Guru sebagai Komunikator
     dasar evaluasi penilaian kinerja.                    6. Guru Mampu Mengembangkan Keterampilan
2. Mengetahui         penerapan        fuzzy pada              Diri
     permasalahan evaluasi penilaian kinerja guru         7. Guru dapat Mengembangkan Potensi Anak
     untuk proses peningkatan mutu pada satuan                 (Ditjen PMPTK, 2008).
     pendidikan berdasarkan parameter yang telah
     ditentukan.
3. Mengetahui parameter mana yang memiliki
                                                          2.2. Kinerja Guru
     pengaruh dominan terhadap penerapan sistem                Kinerja adalah performance atau unjuk kerja.
     informasi penilaian kinerja guru.                    Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau
                                                          pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. (LAN,
                                                          1992). Menurut August W. Smith, Kinerja adalah


1-18                                        Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


performance is output derives from processes,              2. Fuzzy logic adalah fleksibel, dalam arti dapat
human otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari             dibangun dan dikembangkan dengan mudah
suatu proses yang dilakukan manusia. Dari                      tanpa harus memulainya dari “nol”.
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja           3. Fuzzy logic memberikan toleransi terhadap
merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau                  ketidakpresisian data. Hal ini sangat cocok
organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja                  dengan fakta sehari-hari. Segala sesuatu di alam
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:            ini relatif tidak presisi.
ability, capacity, held, incentive, environment dan        4. Pemodelan/pemetaan untuk mencari hubungan
validity (Noto Atmojo, 1992).                                  data input-output dari sembarang sistem black
                                                               box dapat dilakukan dengan memakai sistem
2.3. Fuzzy                                                     fuzzy.
                                                           5. Pengetahuan atau pengalaman dari para pakar
      Menurut Lotfi Zadeh (1995), Fuzzy logic                  dapat dengan mudah dipakai untuk membangun
adalah suatu cara yang cocok untuk memetakan                   fuzzy logic.
suatu ruang input kedalam ruang output (Gambar             6. Fuzzy logic dapat diterapkan dalam desain
2.1). Inilah contohnya: anda memberitahukan                    sistem kontrol tanpa harus menghilangkan
kepada saya seberapa bagus pelayanan di sebuah                 teknik desain sistem kontrol konvensional yang
restoran, dan saya akan memberitahukan kepada                  sudah terlebih dahulu ada.
anda seberapa besar tip yang seharusnya diberikan;         7. Fuzzy logic berdasar pada bahasa manusia.
anda mengatakan seberapa panas air yang anda                     Alasan terakhir mungkin merupakan yang
inginkan, dan saya akan menyesuaikan keran-keran           terpenting. Metode Fuzzy Logic dilakukan karena
air secara benar; anda menyebut seberapa jauh              sering kali pembobotan suatu criteria bersifat
subyek fotografi anda, dan saya akan memfokuskan           subyektif seperti kurang puas, sangat baik, cukup
lensa untuk anda; anda meminta seberapa cepat              tinggi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, disini
mobil berjalan dan seberapa keras motor bekerja,           dicoba untuk mengubah kriteria yang bersifat
dan saya akan mengatur gigi-giginya untuk anda.            subyektif tersebut menjadi bentuk yang lebih
                                                           obyektif sehingga lebih mudah untuk diukur.

                                                           2.4. Pendekatan Axiomatic Design
                                                                 Axiomatic Design atau desain aksiomatik
                                                           adalah desain sistem metodologi menggunakan
                                                           metode matriks untuk menganalisis sistematis
                                                           transformasi kebutuhan pelanggan ke dalam
         Gambar 2.1. Konsep “Black Box”                    persyaratan fungsional, parameter desain, dan
                                                           variabel proses.
      Sistem apa yang paling cocok untuk                         Metode ini mendapatkan namanya dari
menggantikan posisi black box tersebut? Ada                penggunaan prinsip-prinsip desain atau desain
banyak alternatif yang dapat dipakai, seperti: logika      Aksioma (yaitu, diberikan tanpa bukti) yang
fuzzy, sistem linier, sistem pakar, jaringan saraf         mengatur analisis dan proses pengambilan
tiruan, persamaan diferensial, database pemetaan,          keputusan     dalam     mengembangkan       produk
dan lain-lain.                                             berkualitas tinggi atau desain sistem. Desain
      Dari sekian banyak alternatif yang tersedia,         aksiomatik dianggap sebuah metode desain yang
logika fuzzy seringkali menjadi pilihan terbaik.           membahas isu-isu fundamental dalam metode
Lotfi Zadeh (1995), yang dikenal sebagai “Bapak            Taguchi.
Logika Fuzzy”, menyebutkan bahwa dalam hampir                    Metodologi ini dikembangkan oleh Dr Suh
setiap kasus anda dapat membangun produk yang              Nam Pyo di MIT, Departemen Teknik Mesin sejak
sama tanpa logika fuzzy, tetapi fuzzy adalah lebih         tahun 1990. Serangkaian konferensi akademik telah
cepat dan lebih murah. Selain alasan itu, berikut ini      diadakan untuk menyajikan perkembangan saat ini
dirangkum beberapa alasan mengapa menggunakan              metodologi. Konferensi Internasional paling baru
fuzzy logic:                                               pada Desain aksiomatik (ICAD) diadakan pada
1. Konsep fuzzy logic adalah sangat sederhana              tahun 2009 di Portugal (Wikipedia, Januari 2012).
    sehingga mudah dipahami. Kelebihannya
    dibanding konsep yang lain bukan pada
    kompleksitasnya, tetapi pada naturalness
    pendekatannya dalam memecahkan masalah.


                                             Artificial Intelligence                                      1-19
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                      ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


3.     Pembahasan dan Hasil                                     Tabel 3.1. Bilangan Fuzzy untuk Mengukur
                                                                           Kepentingan Kriteria
3.1. Analisa Sistem
                                                               Intensitas                                   Bilangan
                                                                                      Definisi
      Pada pembahasan ini dijelaskan mengenai                 Kepentingan                                     Fuzzy
                                                                   9        Mutlak paling penting            (8,9,10)
analisa sistem yang digunakan sebagai salah satu                   7        Lebih penting                     (6,7,8)
metode yang dapat memberikan referensi dalam                       5        Penting                           (4,5,6)
mengambil        keputusan    sebagai    pengamatan                3        Relatif penting                   (2,3,4)
mengenai penilaian kinerja guru di SMK Negeri 1                    1        Sama penting                      (1,1,2)
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Pada
                                                                Untuk menilai kelayakan alternatif terhadap
analisa ini diuraikan secara jelas mengenai
                                                           berbagai kriteria, pengambil keputusan dapat
perancangan model sistem dalam menganalisa
                                                           menggunakan himpunan peringkat linguistik
kinerja guru dengan menggunakan sistem fuzzy
                                                           berdasarkan tabel 3.2. Guru sebagai alternatif dalam
dengan pendekatan axiomatic design.
                                                           sistem ini diberi peringkat pada masing-masing
      Penelitian ini melibatkan siswa, ketua jurusan,
                                                           kriteria dengan menggunakan nilai linguistik
wakil kepala sekolah bidang personalia. Dan ada
                                                           tersebut.
sepuluh guru yang akan diuji dalam penelitian ini
dengan inisial-inisial yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H,           Tabel 3.2. Bilangan Fuzzy untuk Mengukur
I, J.                                                                      Peringkat Alternatif
      Penelitian ini menggunakan lima kriteria
                                                               Kriteria      Peringkat Alternatif          Bilangan
penilaian yakni:                                                                                            Fuzzy
1. Penilaian kinerja guru dalam perencanaan
                                                                            Rendah;     Penyelesaian    (0.0 , 0.1 , 0.3)
    pembelajaran, dalam hal ini dinotasikan dengan                          tugas jauh lebih lama
    C1                                                                      dari deadline times
2. Penilaian      kinerja   guru     dalam     proses                       Sedang;     Penyelesaian    (0.3 , 0.5 , 0.7)
    pembelajaran, dinotasikan dengan C2                                     tugas sedikit lama dari
3. Penilaian kinerja guru dalam menguasai materi             Perencanaan    deadline times
    pelajaran, dinotasikan dengan C3                         pembelajaran   Tinggi;     Penyelesaian    (0.7 , 0.9 , 1.0)
4. Penilaian kinerja guru dalam menggunakan                                 tugas selalu tercapai
    media pembelajaran, dinotasikan dengan C4                               sesuai deadline times
5. Penilaian kinerja guru dalam melakukan evaluasi                          Sangat            Tinggi;   (0.9 , 1.0 , 1.0)
    pembelajaran, dinotasikan dengan C5                                     Penyelesaian tugas lebih
                                                                            cepat dari deadline times
      Analisa dan rancangan sistem pada penelitian
                                                                            Rendah; Kesalahan kerja     (0.0 , 0.1 , 0.3)
ini diperoleh melalui hasil obsevasi dan kuisioner                          hampir            tidak
beserta kajian literatur yang mempertimbangkan                              mempengaruhi     proses
                                                                            belajar-mengajar
kebijakan-kebijakan yang berlaku.
                                                                            Sedang; Kesalahan kerja     (0.3 , 0.5 , 0.7)
                                                                            sedikit    mempengaruhi
3.2. Konstruksi Penilaian Fuzzy                                 Proses      proses belajar-mengajar
                                                             pembelajaran   Tinggi; Kesalahan kerja     (0.7 , 0.9 , 1.0)
      Variabel linguistik adalah suatu variabel yang                        mempengaruhi     proses
memiliki nilai-nilai dalam bentuk kata-kata atau                            belajar-mengajar
kalimat. Bilangan fuzzy segitiga dan variabel                               Sangat           Tinggi;    (0.9 , 1.0 , 1.0)
linguistik adalah dua konsep dasar yang digunakan                           Kesalahan kerja sangat
dalam penelitian ini untuk menilai peringkat                                mempengaruhi      proses
preferensi variabel-variabel linguistik.                                    belajar-mengajar
     Kriteria digunakan sebagai parameter acuan                             Rendah;    Jam    kerja     (0.0 , 0.1 , 0.3)
dalam pengambilan keputusan untuk menentukan                  Penguasaan    sangat kurang dari jam
                                                                materi      kerja kampus (<144
suatu dasar kesimpulan untuk suatu permasalahan                             jam/bulan)
yang diangkat. Dasar penentuan himpunan
                                                                            Sedang;    Jam  kerja       (0.3 , 0.5 , 0.7)
keanggotaan fuzzy untuk menilai kepentingan suatu                           kurang dari jam kerja
kriteria adalah seperti pada tabel 3.1.                                     kampus (144- <192
                                                                            jam/bulan)
                                                                            Tinggi; Jam kerja sesuai    (0.7 , 0.9 , 1.0)
                                                                            jam kerja kampus (144-
                                                                            216 jam/bulan)



1-20                                         Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                                                   ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


                                                                                   (0.9 + 4*1+1)
      Kriteria         Peringkat Alternatif             Bilangan           C4:           6         =   5.9
                                                                                                        6    = 0.883
                                                         Fuzzy
                                                                                   (0.9 + 4*1+1)
                      Sangat Tinggi; Jam kerja       (0.9 , 1.0 , 1.0)     C5:           6         =   5.9
                                                                                                        6    = 0.983
                      di atas jam kerja kampus
                      (>216 jam/bulan)
                                                                                      Tabel 3.4. Peringkat Alternatif Fuzzy
                      Rendah; Rutinitas biasa        (0.0 , 0.1 , 0.3)
                      tidak ada pembelajaran                                                                         Nilai Fuzzy
                                                                             Guru
                      Sedang; Rutinitas biasa        (0.3 , 0.5 , 0.7)                      C1               C2          C3          C4         C5
                      ada perkembangan                                                   (0.9,1.0       (0.9,1.0       (0.7,0.     (0.7,0.9   (0.9,1.0
                                                                               G1
 Penggunaan           Tinggi; Rutinitas bersifat     (0.7 , 0.9 , 1.0)                     ,1.0)          ,1.0)        9,1.0)        ,1.0)      ,1.0)
    media             analisis atau solusi
                                                                               G2        (0.7,0.9       (0.9,1.0       (0.7,0.     (0.7,0.9   (0.9,1.0
 pembelajaran
                      Sangat Tinggi; Rutinitas       (0.9 , 1.0 , 1.0)                     ,1.0)          ,1.0)        9,1.0)        ,1.0)      ,1.0)
                      bersifat       kompleks                                            (0.7,0.9       (0.9,1.0       (0.7,0.     (0.7,0.9   (0.7,0.9
                      gabungan         analisis,                               G3
                                                                                           ,1.0)          ,1.0)        9,1.0)        ,1.0)      ,1.0)
                      solusi, penelitian, dan
                      decision                                                 G4        (0.7,0.9       (0.7,0.9       (0.3,0.     (0.3,0.5   (0.3,0.5
                                                                                           ,1.0)          ,1.0)        5,0.7)        ,0.7)      ,0.7)
                      Rendah; Loyalitas dan          (0.0 , 0.1 , 0.3)
                      tanggung jawab sangat                                    G5        (0.7,0.9       (0.7,0.9       (0.7,0.     (0.3,0.5   (0.3,0.5
                      kurang                                                               ,1.0)          ,1.0)        9,1.0)        ,0.7)      ,0.7)

                      Sedang; Loyalitas dan          (0.3 , 0.5 , 0.7)         G6        (0.7,0.9       (0.7,0.9       (0.7,0.     (0.3,0.5   (0.7,0.9
                      tanggung jawab kurang                                                ,1.0)          ,1.0)        9,1.0)        ,0.7)      ,1.0)
   Evaluasi                                                                              (0.7,0.9       (0.7,0.9       (0.3,0.     (0.7,0.9   (0.9,1.0
 pembelajaran         Tinggi; Loyalitas dan          (0.7 , 0.9 , 1.0)         G7
                      tanggung jawab sudah                                                 ,1.0)          ,1.0)        5,0.7)        ,1.0)      ,1.0)
                      mumpuni                                                  G8        (0.7,0.9       (0.9,1.0       (0.3,0.     (0.7,0.9   (0.3,0.5
                                                                                           ,1.0)          ,1.0)        5,0.7)        ,1.0)      ,0.7)
                      Sangat Tinggi; Loyalitas       (0.9 , 1.0 , 1.0)
                      dan tanggung jawab                                       G9        (0.7,0.9       (0.7,0.9       (0.3,0.     (0.7,0.9   (0.7,0.9
                      sangat mumpuni                                                       ,1.0)          ,1.0)        5,0.7)        ,1.0)      ,1.0)

                                                                              G10        (0.7,0.9       (0.7,0.9       (0.7,0.     (0.3,0.5   (0.9,1.0
                                                                                           ,1.0)          ,1.0)        9,1.0)        ,0.7)      ,1.0)
3.3. Agregat Bobot Kepentingan
      Batasan penelitian ini antara lain melibatkan                                     Tabel 3.5. Crisp Terhadap Kriteria
satu orang pengambil keputusan saja terutama
                                                                                                                     Nilai Crisp
dalam hal konstruksi penilaian fuzzy. Oleh karena                            Guru
itu, nilai agregat bobot kepentingan kriteria yang                                          C1                C2         C3          C4         C5
ditentukan dalam penelitian ini adalah seperti pada                           G1          0.983              0.983      0.883       0.883      0.983
Tabel 3.3.                                                                    G2          0.883              0.983      0.883       0.883      0.983
           Tabel 3.3. Bobot Kepentingan Kriteria                              G3          0.883              0.983      0.883       0.883      0.883
                  Intensitas                                                  G4          0.883              0.883      0.500       0.500      0.500
  Kriteria                                       Definisi
                 Kepentingan
      C1              5                           Penting                     G5          0.883              0.883      0.883       0.500      0.500
      C2              3                  Relatif penting (moderat)            G6          0.883              0.883      0.883       0.500      0.883
      C3              5                           Penting
      C4              3                  Relatif penting (moderat)            G7          0.883              0.883      0.500       0.883      0.983
      C5              7                        Lebih penting
                                                                              G8          0.883              0.983      0.500       0.883      0.500
Pendefinisian dari pada nilai bobot kepentingan                               G9          0.883              0.883      0.500       0.883      0.883
tersebut dilakukan berdasarkan tabel 3.1.
                                                                             G10          0.883              0.883      0.883       0.500      0.983

3.4. Agregat Peringkat Alternatif                                              Sebagaimana halnya pada hasil agregat bobot
                                                                           kepentingan, nilai agregat peringkat alternatif
     Sebagai sampel, dengan tingkat presisi
                                                                           dalam penelitian ini ditentukan oleh seorang
desimal 3, nilai crisp peringkat guru G1 diperoleh
                                                                           pengambil keputusan. Tabel 3.5 ini sekaligus
melalui cara:
      (0.9 + 4*1+1)                                                        merupakan manifestasi daripada matriks keputusan.
C1:         6     =     5.9
                         6 = 0.983
       (0.9 + 4*1+1)
C2:           6    =     5.9
                          6 = 0.983
       (0.7 + 4*0.9 +1)
C3:            6      =     5.3
                             6 = 0.883



                                                             Artificial Intelligence                                                             1-21
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                         ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


3.5. Matriks Keputusan Ternormalisasi                       terlihat pada tabel 4.7. Sebagai sampel, dengan
                                                            tingkat presisi desimal 3, jarak terbobot terhadap
    Matriks keputusan ternormalisasi dapat                  solusi ideal positif untuk Guru G1 diperoleh
dikalkulasikan dan ditampilkan pada tabel 3.6               melalui cara:
berikut ini. Sebagai sampel, dengan tingkat presisi
desimal 3, elemen matriks keputusan ternormalisasi
Guru G1 diperoleh melalui cara:

C1:                                                         = 0.000

                                                            Sedangkan jarak terbobot terhadap solusi ideal
= 0.348                                                     negatif untuk Guru G1 diperoleh melalui cara:

C2:


= 0.336                                                     = 0.672

C3:                                                                      Tabel 3.7. Ukuran Jarak Terbobot

                                                                          Guru             d+          d-
= 0.371                                                                    G1             0,000      0,672
                                                                           G2             0,078      0,667
                                                                           G3             0,127      0,598
C4:
                                                                           G4             0,672      0,000
= 0.371                                                                    G5             0,567      0,360
                                                                           G6             0,312      0,526
                                                                           G7             0,373      0,559
C5:                                                                        G8             0,608      0,285
                                                                           G9             0,386      0,474
                                                                           G10            0,296      0,603
= 0.373
 Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Matriks Keputusan             3.7. Hasil Urutan Preferensi
                  Ternormalisasi                                 Pada tahap fuzzy yang terakhir ini, terlebih
                                                            dahulu yang harus dilakukan adalah penentuan
 Guru      C1      C2       C3        C4        C5
                                                            koefisien kedekatan relatif, setelah itu dilakukan
  G1      0.348   0.336    0.371     0.371     0.373        perangkingan urutan preferensi.
  G2      0.313   0.336    0.371     0.371     0.373
                                                                 Perhitungan koefisien kedekatan relatif (RCC)
                                                            terhadap guru secara keseluruhan ialah:
  G3      0.313   0.336    0.371     0.371     0.335
                                                                                0.672
  G4      0.313   0.302    0.210     0.210     0.190        RCC(G1) :       0.000 + 0.672 = 1.000
                                                                                0.598
  G5      0.313   0.302    0.371     0.210     0.190        RCC(G3) :       0.127 + 0.598 = 0.825
                                                                               0.000
  G6      0.313   0.302    0.371     0.210     0.335        RCC(G4):       0.672 + 0.000 = 0.000
                                                                                0.360
  G7      0.313   0.302    0.210     0.371     0.373        RCC(G5) :       0.567 + 0.360 = 0.388
                                                                                 0.526
  G8      0.313   0.336    0.210     0.371     0.190        RCC(G6) :        0.312 + 0.526 = 0.628
  G9      0.313   0.302    0.210     0.371     0.335                            0.559
                                                            RCC(G7) :       0.373+ 0.559 = 0.600
 G10      0.313   0.302    0.371     0.210     0.373                            0.285
                                                            RCC(G8) :       0.608+ 0.285 = 0.319
                                                                                0.559
                                                            RCC(G9) :       0.373+ 0.559 = 0.551
3.6. Jarak Terbobot Alternatif
                                                                                   0.603
                                                            RCC(G10)       : 0.296 + 0.603 = 0.671
     Pengkalkulasian jarak Euclidean terbobot
terhadap solusi ideal positif dan solusi ideal negatif


1-22                                          Artificial Intelligence 
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)                 ISBN 978‐602‐19837‐0‐6 


        Tabel 3.8. Hasil Urutan Preferensi                 Daftar Pustaka
         Guru         RCC        Rangking                  [1] Bayu Aji Seta, et al.,. Implementasi Fuzzy
                                                               Database Untuk Memberikan Rekomendasi di
          G1          1.000          1
                                                               Jalur Peminatan Mahasiswa. Seminar Nasional
          G2          0.895          2                         Sistem dan Informatika, 2007.
          G3          0.825          3                     [2] Eliyani, et al., Decision Support System Untuk
          G4          0.000         10                         Pembelian Mobil Menggunakan Fuzzy
          G5          0.388          8                         Database Model Tahani. SNATI, 2009.
          G6          0.628          5                     [3] Juan Manuel Dodero, et al., A Fuzzy
          G7          0.600          6                         Aggregation-Based Reputation Model for e-
          G8          0.319          9                         Learning Exploitation of Public Domain
          G9          0.551          7                         Resources (draft), 2000.
          G10         0.671         4                      [4] Kusumadewi Sri., Basisdata Fuzzy untuk
                                                               Pemilihan Bahan Pangan Berdasarkan
                                                               Kandungan Nutrien, 2006.
4.   Kesimpulan                                            [5] Kusumadewi Sri., 2004. Fuzzy Logic.
      Dari pembahasan yang telah dilakukan pada            [6] Sukaria Sinulingga., Metode Penelitian. USU
bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan, antara                  Press, 2011
lain:                                                      [7] Zadeh., Fuzzy Sets.Information And Control.
 1. Dengan menerapkan konsep fuzzy, dapat                      1965
      menganalisa kinerja guru untuk menyajikan            [8] Dharma Surya, Penilaian Kinerja Guru,
      informasi sebagai hasil evaluasi penilaian               Jakarta, 2008
      kinerja guru kepada pihak manajemen sekolah          [9] http://en.wikipedia.org/wiki/Axiomatic_design
      dan dinas kabupaten/kota.                                (diakses Januari 2012).
 2. Dari hasil pengurutan preferensi Axiomatic
      design dapat memudahkan untuk setiap
      pengambilan keputusan apabila dilakukan
      dengan cara dan prosedur yang benar
 3. Pengaruh reduksi variabel dengan axiomatic
      design sangat baik dalam mempengaruhi
      pengambilan keputusan, karena tidak ada
      variabel yang hilang.




                                             Artificial Intelligence                                    1-23
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB
PENARIKAN HURUF ARAB

More Related Content

What's hot

Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanJaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanpoposayangmomo
 
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruan
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruanPengenalan jaringan-syaraf-tiruan
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruanrrahmad_14
 
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSB
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSBMateri Pelatihan_Steganografi Metode LSB
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSBAgung Sulistyanto
 
Penerapan sistem-inferensi-fuzzy-dalam-menentukan-prioritas-heuristik-pada-ap...
Penerapan sistem-inferensi-fuzzy-dalam-menentukan-prioritas-heuristik-pada-ap...Penerapan sistem-inferensi-fuzzy-dalam-menentukan-prioritas-heuristik-pada-ap...
Penerapan sistem-inferensi-fuzzy-dalam-menentukan-prioritas-heuristik-pada-ap...Agus Sufrialdi
 
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Farichah Riha
 
Proposal
ProposalProposal
Proposalfikztro
 

What's hot (8)

Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanJaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
 
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruan
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruanPengenalan jaringan-syaraf-tiruan
Pengenalan jaringan-syaraf-tiruan
 
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSB
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSBMateri Pelatihan_Steganografi Metode LSB
Materi Pelatihan_Steganografi Metode LSB
 
Penerapan sistem-inferensi-fuzzy-dalam-menentukan-prioritas-heuristik-pada-ap...
Penerapan sistem-inferensi-fuzzy-dalam-menentukan-prioritas-heuristik-pada-ap...Penerapan sistem-inferensi-fuzzy-dalam-menentukan-prioritas-heuristik-pada-ap...
Penerapan sistem-inferensi-fuzzy-dalam-menentukan-prioritas-heuristik-pada-ap...
 
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
 
9 f43e4d cd01
9 f43e4d cd019 f43e4d cd01
9 f43e4d cd01
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
LN s01-machine vision-s2
LN s01-machine vision-s2LN s01-machine vision-s2
LN s01-machine vision-s2
 

Similar to PENARIKAN HURUF ARAB

05 Bab 2 152016039.pdf
05 Bab 2 152016039.pdf05 Bab 2 152016039.pdf
05 Bab 2 152016039.pdfBujangMustika
 
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docxKecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docxHendroGunawan8
 
MODUL PRAKTIKUM KSO.pdf
MODUL PRAKTIKUM KSO.pdfMODUL PRAKTIKUM KSO.pdf
MODUL PRAKTIKUM KSO.pdfglobalkomputer
 
Machine Learning Diskusi 12.pdf
Machine Learning Diskusi 12.pdfMachine Learning Diskusi 12.pdf
Machine Learning Diskusi 12.pdfHendroGunawan8
 
PRESENTASI DATA ANALYS.pptx
PRESENTASI DATA ANALYS.pptxPRESENTASI DATA ANALYS.pptx
PRESENTASI DATA ANALYS.pptxEdiSum1
 
Uts pemrograman berbasis obj
Uts pemrograman berbasis objUts pemrograman berbasis obj
Uts pemrograman berbasis objJulianGultom2
 
Tugas 1 : Tes Alan Turing dan Bidang AI
Tugas 1 : Tes Alan Turing dan Bidang AITugas 1 : Tes Alan Turing dan Bidang AI
Tugas 1 : Tes Alan Turing dan Bidang AIbima_pamungkas
 
Proposal Sistem Pengenalan Wajah
Proposal Sistem Pengenalan WajahProposal Sistem Pengenalan Wajah
Proposal Sistem Pengenalan WajahDwi Ely Kurniawan
 
Pengembangan Antarmuka Grafis Automated Fingerprint Identification System Ber...
Pengembangan Antarmuka Grafis Automated Fingerprint Identification System Ber...Pengembangan Antarmuka Grafis Automated Fingerprint Identification System Ber...
Pengembangan Antarmuka Grafis Automated Fingerprint Identification System Ber...Agung Hakase
 
121612 paper-game dev-cisco
121612 paper-game dev-cisco121612 paper-game dev-cisco
121612 paper-game dev-ciscoudin syamsudin
 
Metode Komputasi "Adaptive Network"
Metode Komputasi "Adaptive Network"Metode Komputasi "Adaptive Network"
Metode Komputasi "Adaptive Network"Bilyan Ustazila
 
Kecerdasan komputasional _berbasis_jaringan_neural_buatan_(jnb)_pada_sistem_p...
Kecerdasan komputasional _berbasis_jaringan_neural_buatan_(jnb)_pada_sistem_p...Kecerdasan komputasional _berbasis_jaringan_neural_buatan_(jnb)_pada_sistem_p...
Kecerdasan komputasional _berbasis_jaringan_neural_buatan_(jnb)_pada_sistem_p...Sarofi Joemo
 
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...ym.ygrex@comp
 
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Abdullah Azzam Al Haqqoni
 
02 01-001-sistem[arnold]
02 01-001-sistem[arnold]02 01-001-sistem[arnold]
02 01-001-sistem[arnold]jono13
 
Artikel 10105755
Artikel 10105755Artikel 10105755
Artikel 10105755Satya607
 
PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA.pdf
PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA.pdfPENGANTAR PENGOLAHAN CITRA.pdf
PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA.pdfAdam Superman
 

Similar to PENARIKAN HURUF ARAB (20)

05 Bab 2 152016039.pdf
05 Bab 2 152016039.pdf05 Bab 2 152016039.pdf
05 Bab 2 152016039.pdf
 
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docxKecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx
 
MODUL PRAKTIKUM KSO.pdf
MODUL PRAKTIKUM KSO.pdfMODUL PRAKTIKUM KSO.pdf
MODUL PRAKTIKUM KSO.pdf
 
Machine Learning Diskusi 12.pdf
Machine Learning Diskusi 12.pdfMachine Learning Diskusi 12.pdf
Machine Learning Diskusi 12.pdf
 
JST.ppt
JST.pptJST.ppt
JST.ppt
 
PRESENTASI DATA ANALYS.pptx
PRESENTASI DATA ANALYS.pptxPRESENTASI DATA ANALYS.pptx
PRESENTASI DATA ANALYS.pptx
 
Uts pemrograman berbasis obj
Uts pemrograman berbasis objUts pemrograman berbasis obj
Uts pemrograman berbasis obj
 
Tugas 1 : Tes Alan Turing dan Bidang AI
Tugas 1 : Tes Alan Turing dan Bidang AITugas 1 : Tes Alan Turing dan Bidang AI
Tugas 1 : Tes Alan Turing dan Bidang AI
 
Proposal Sistem Pengenalan Wajah
Proposal Sistem Pengenalan WajahProposal Sistem Pengenalan Wajah
Proposal Sistem Pengenalan Wajah
 
Pengembangan Antarmuka Grafis Automated Fingerprint Identification System Ber...
Pengembangan Antarmuka Grafis Automated Fingerprint Identification System Ber...Pengembangan Antarmuka Grafis Automated Fingerprint Identification System Ber...
Pengembangan Antarmuka Grafis Automated Fingerprint Identification System Ber...
 
121612 paper-game dev-cisco
121612 paper-game dev-cisco121612 paper-game dev-cisco
121612 paper-game dev-cisco
 
Metode Komputasi "Adaptive Network"
Metode Komputasi "Adaptive Network"Metode Komputasi "Adaptive Network"
Metode Komputasi "Adaptive Network"
 
Kecerdasan komputasional _berbasis_jaringan_neural_buatan_(jnb)_pada_sistem_p...
Kecerdasan komputasional _berbasis_jaringan_neural_buatan_(jnb)_pada_sistem_p...Kecerdasan komputasional _berbasis_jaringan_neural_buatan_(jnb)_pada_sistem_p...
Kecerdasan komputasional _berbasis_jaringan_neural_buatan_(jnb)_pada_sistem_p...
 
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
Jurnal 15398 ilmplementasi k-nearest neighbor untuk mengenali pola citra dala...
 
Computer vision
Computer visionComputer vision
Computer vision
 
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
Pengolahan Citra Digital (Resume materi kuliah)
 
02 01-001-sistem[arnold]
02 01-001-sistem[arnold]02 01-001-sistem[arnold]
02 01-001-sistem[arnold]
 
Jenis-Jenis Format Citra
Jenis-Jenis Format CitraJenis-Jenis Format Citra
Jenis-Jenis Format Citra
 
Artikel 10105755
Artikel 10105755Artikel 10105755
Artikel 10105755
 
PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA.pdf
PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA.pdfPENGANTAR PENGOLAHAN CITRA.pdf
PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA.pdf
 

More from Dony Riyanto

KNIME For Enterprise Data Analytics.pdf
KNIME For Enterprise Data Analytics.pdfKNIME For Enterprise Data Analytics.pdf
KNIME For Enterprise Data Analytics.pdfDony Riyanto
 
Implementasi Teknologi Industri 4.0 pada TNI AD
Implementasi Teknologi Industri 4.0 pada TNI ADImplementasi Teknologi Industri 4.0 pada TNI AD
Implementasi Teknologi Industri 4.0 pada TNI ADDony Riyanto
 
Blockchain untuk Big Data
Blockchain untuk Big DataBlockchain untuk Big Data
Blockchain untuk Big DataDony Riyanto
 
Mengenal ROS2 Galactic
Mengenal ROS2 GalacticMengenal ROS2 Galactic
Mengenal ROS2 GalacticDony Riyanto
 
Membuat Desain Roket Amatir dan Menjalankan Simulasi
Membuat Desain Roket Amatir dan Menjalankan SimulasiMembuat Desain Roket Amatir dan Menjalankan Simulasi
Membuat Desain Roket Amatir dan Menjalankan SimulasiDony Riyanto
 
Creating UDP Broadcast App Using Python Socket on WIndows & Linux
Creating UDP Broadcast App Using Python Socket on WIndows & LinuxCreating UDP Broadcast App Using Python Socket on WIndows & Linux
Creating UDP Broadcast App Using Python Socket on WIndows & LinuxDony Riyanto
 
Desain ground control & Sistem Pendukung untuk Male UAV/UCAV
Desain ground control & Sistem Pendukung untuk Male UAV/UCAVDesain ground control & Sistem Pendukung untuk Male UAV/UCAV
Desain ground control & Sistem Pendukung untuk Male UAV/UCAVDony Riyanto
 
Application Performance, Test and Monitoring
Application Performance, Test and MonitoringApplication Performance, Test and Monitoring
Application Performance, Test and MonitoringDony Riyanto
 
Cloud Service Design for Computer Vision, Image & Video Processing+Analytics
Cloud Service Design for Computer Vision, Image & Video Processing+AnalyticsCloud Service Design for Computer Vision, Image & Video Processing+Analytics
Cloud Service Design for Computer Vision, Image & Video Processing+AnalyticsDony Riyanto
 
RealNetworks - SAFR Platform Whitepaper
RealNetworks - SAFR Platform WhitepaperRealNetworks - SAFR Platform Whitepaper
RealNetworks - SAFR Platform WhitepaperDony Riyanto
 
Dl6960 Demo Software User's Guide v1.4
Dl6960 Demo Software User's Guide v1.4Dl6960 Demo Software User's Guide v1.4
Dl6960 Demo Software User's Guide v1.4Dony Riyanto
 
Review of Existing Response System & Technology.
Review of Existing Response System & Technology.Review of Existing Response System & Technology.
Review of Existing Response System & Technology.Dony Riyanto
 
Beberapa Studi Kasus Fintech Micro Payment
Beberapa Studi Kasus Fintech Micro PaymentBeberapa Studi Kasus Fintech Micro Payment
Beberapa Studi Kasus Fintech Micro PaymentDony Riyanto
 
Rencana Pengembangan REST API dan Microservice pada MONEVRISBANG
Rencana Pengembangan REST API dan Microservice pada MONEVRISBANGRencana Pengembangan REST API dan Microservice pada MONEVRISBANG
Rencana Pengembangan REST API dan Microservice pada MONEVRISBANGDony Riyanto
 
Implementasi Full Textsearch pada Database
Implementasi Full Textsearch pada DatabaseImplementasi Full Textsearch pada Database
Implementasi Full Textsearch pada DatabaseDony Riyanto
 
Beberapa strategi implementasi open api untuk legacy system existing app
Beberapa strategi implementasi open api untuk legacy system existing appBeberapa strategi implementasi open api untuk legacy system existing app
Beberapa strategi implementasi open api untuk legacy system existing appDony Riyanto
 
Pengenalan Big Data untuk Pemula
Pengenalan Big Data untuk PemulaPengenalan Big Data untuk Pemula
Pengenalan Big Data untuk PemulaDony Riyanto
 
Introduction to BACnet: Building Automation & Control Network
Introduction to BACnet: Building Automation & Control NetworkIntroduction to BACnet: Building Automation & Control Network
Introduction to BACnet: Building Automation & Control NetworkDony Riyanto
 
Enterprise Microservices
Enterprise MicroservicesEnterprise Microservices
Enterprise MicroservicesDony Riyanto
 
Edge Exploration of QR Code Technology Implementation
Edge Exploration of QR Code Technology ImplementationEdge Exploration of QR Code Technology Implementation
Edge Exploration of QR Code Technology ImplementationDony Riyanto
 

More from Dony Riyanto (20)

KNIME For Enterprise Data Analytics.pdf
KNIME For Enterprise Data Analytics.pdfKNIME For Enterprise Data Analytics.pdf
KNIME For Enterprise Data Analytics.pdf
 
Implementasi Teknologi Industri 4.0 pada TNI AD
Implementasi Teknologi Industri 4.0 pada TNI ADImplementasi Teknologi Industri 4.0 pada TNI AD
Implementasi Teknologi Industri 4.0 pada TNI AD
 
Blockchain untuk Big Data
Blockchain untuk Big DataBlockchain untuk Big Data
Blockchain untuk Big Data
 
Mengenal ROS2 Galactic
Mengenal ROS2 GalacticMengenal ROS2 Galactic
Mengenal ROS2 Galactic
 
Membuat Desain Roket Amatir dan Menjalankan Simulasi
Membuat Desain Roket Amatir dan Menjalankan SimulasiMembuat Desain Roket Amatir dan Menjalankan Simulasi
Membuat Desain Roket Amatir dan Menjalankan Simulasi
 
Creating UDP Broadcast App Using Python Socket on WIndows & Linux
Creating UDP Broadcast App Using Python Socket on WIndows & LinuxCreating UDP Broadcast App Using Python Socket on WIndows & Linux
Creating UDP Broadcast App Using Python Socket on WIndows & Linux
 
Desain ground control & Sistem Pendukung untuk Male UAV/UCAV
Desain ground control & Sistem Pendukung untuk Male UAV/UCAVDesain ground control & Sistem Pendukung untuk Male UAV/UCAV
Desain ground control & Sistem Pendukung untuk Male UAV/UCAV
 
Application Performance, Test and Monitoring
Application Performance, Test and MonitoringApplication Performance, Test and Monitoring
Application Performance, Test and Monitoring
 
Cloud Service Design for Computer Vision, Image & Video Processing+Analytics
Cloud Service Design for Computer Vision, Image & Video Processing+AnalyticsCloud Service Design for Computer Vision, Image & Video Processing+Analytics
Cloud Service Design for Computer Vision, Image & Video Processing+Analytics
 
RealNetworks - SAFR Platform Whitepaper
RealNetworks - SAFR Platform WhitepaperRealNetworks - SAFR Platform Whitepaper
RealNetworks - SAFR Platform Whitepaper
 
Dl6960 Demo Software User's Guide v1.4
Dl6960 Demo Software User's Guide v1.4Dl6960 Demo Software User's Guide v1.4
Dl6960 Demo Software User's Guide v1.4
 
Review of Existing Response System & Technology.
Review of Existing Response System & Technology.Review of Existing Response System & Technology.
Review of Existing Response System & Technology.
 
Beberapa Studi Kasus Fintech Micro Payment
Beberapa Studi Kasus Fintech Micro PaymentBeberapa Studi Kasus Fintech Micro Payment
Beberapa Studi Kasus Fintech Micro Payment
 
Rencana Pengembangan REST API dan Microservice pada MONEVRISBANG
Rencana Pengembangan REST API dan Microservice pada MONEVRISBANGRencana Pengembangan REST API dan Microservice pada MONEVRISBANG
Rencana Pengembangan REST API dan Microservice pada MONEVRISBANG
 
Implementasi Full Textsearch pada Database
Implementasi Full Textsearch pada DatabaseImplementasi Full Textsearch pada Database
Implementasi Full Textsearch pada Database
 
Beberapa strategi implementasi open api untuk legacy system existing app
Beberapa strategi implementasi open api untuk legacy system existing appBeberapa strategi implementasi open api untuk legacy system existing app
Beberapa strategi implementasi open api untuk legacy system existing app
 
Pengenalan Big Data untuk Pemula
Pengenalan Big Data untuk PemulaPengenalan Big Data untuk Pemula
Pengenalan Big Data untuk Pemula
 
Introduction to BACnet: Building Automation & Control Network
Introduction to BACnet: Building Automation & Control NetworkIntroduction to BACnet: Building Automation & Control Network
Introduction to BACnet: Building Automation & Control Network
 
Enterprise Microservices
Enterprise MicroservicesEnterprise Microservices
Enterprise Microservices
 
Edge Exploration of QR Code Technology Implementation
Edge Exploration of QR Code Technology ImplementationEdge Exploration of QR Code Technology Implementation
Edge Exploration of QR Code Technology Implementation
 

PENARIKAN HURUF ARAB

  • 1. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  Pengenalan Pola Huruf Arab menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Tacbir Hendro P, Agus Komarudin, Dila Fadhilah Universitas Jenderal Achmad Yani - Cimahi Email: tacbir23501027@yahoo.com, adinmuflih@yahoo.co.id, fadhilah_d@ymail.com Abstrak ide dasar untuk membuat suatu perangkat lunak dengan bantuan komputer agar dapat mendapatkan Dalam dunia nyata terdapat beberapa jenis informasi suatu kalimat dengan cepat. pengenalan pola, diantaranya pengenalan pola Pengenalan pola merupakan teknik yang wajah, sidik jari, tulisan tangan maupun pola bertujuan untuk mengklasifikasikan citra yang karakter hasil cetakan. Dalam penelitian ini akan telah diolah sebelumnya berdasarkan kesamaan dibahas mengenai pengenalan pola tulisan huruf atau kemiripan ciri yang dimilikinya. arab dengan menggunakan jaringan saraf tiruan Pengenalan pola pun dapat diterapkan pada dimana metode yang digunakan adalah berbagai macam bentuk seperti huruf gambar, backpropagation. Backpropagation merupakan sidik jari dan lain sebagainya. teknik dalam jaringan saraf tiruan yang Huruf arab merupakan huruf atau karakter termasuk ke dalam kategori pembelajaran yang digunakan dalam bahasa arab, huruf arab terselia (supervised learning) dan umumnya memiliki bentuk-bentuk khusus seperti setiap huruf menggunakan arsitektur Multilayer Feed Forward mempunyai dua sampai empat bentuk tulisan yang untuk mengubah bobot-bobot antar neuronnya. berbeda tergantung pada posisi huruf pada suatu Kemudian keluaran error digunakan untuk kata. mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah Terdapat beberapa cara untuk melakukan mundur, sehingga error yang dihasilkan oleh pengenalan huruf dalam bentuk citra. Salah satunya bagian keluaran ke bagian tersembunyi pada saat dengan cara membedakan huruf dengan jumlah proses pembelajaran dilakukan akan di putaran dan arah cekungan. Cara lain adalah backpropagation. Proses ini akan dilakukan terus dengan menggunakan algoritma hingga error yang dihasilkan bisa ditolerir. backpropagation. Penelitian ini mengimplementasikan arsitektur Salah satu algoritma pembelajaran dalam JST jaringan saraf tiruan backpropagation untuk adalah backpropagation yang termasuk ke dalam pengenalan pola huruf arab untuk media kategori algoritma supervised learning. pembelajaran iqro, huruf yang dikenali yaitu Sistem yang dibangun diharapkan mampu huruf yang berdiri sendiri beradaptasi terhadap perubahan pola yang terjadi dan dapat memandu dalam hal menentukan tepat Kata Kunci : Huruf Arab, Jaringan Syaraf Tiruan, tidaknya penulisan huruf arab menterjemahkan Backpropagation tulisan arab ke dalam huruf latin. Dengan sistem yang dibangun, kesulitan user dalam membedakan 1. Pendahuluan huruf yang satu dengan huruf yang lainnya akan cepat terselesaikan. 1.1. Latar Belakang Masalah Huruf merupakan informasi terkecil dari suatu 1.2. Rumusan Masalah kalimat yang perlu didefinisikan dengan baik agar Berdasarkan latar belakang di atas, informasi yang ada dalam kalimat tersebut dapat permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian lebih dipahami. Huruf memiliki bentuk yang unik ini adalah bagaimana cara untuk mengenali objek antara satu dengan yang lain, untuk yang dapat diterjemahkan ke huruf latin, sehingga membedakannya disesuaikan dengan karakteristik user dapat belajar memahami dan membaca huruf dari masing-masing huruf tersebut. Proses arab dalam pembelajaran iqro dengan tanda baca klasifikasi dan indentifikasi yang paling yang benar. sederhana dan langsung yaitu dengan menggunakan penglihatan. Hal tersebut menjadi Artificial Intelligence  1-1
  • 2. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  1.3. Batasan Masalah biner dalam sistem yang akan dibangun digunakan metoda global thresholding yang bisa Batasan masalahnya adalah sebagai berikut: mendapatkan nilai threshold T yang tepat. 1. Citra yang akan dikenali berformat bitmap atau Dengan setiap piksel di dalam citra dipetakan bmp dan berukuran 50x50 pixel per huruf. dengan dua nilai, satu (1) atau nol (0) dengan 2. Objek yang akan dikenali adalah huruf yang fungsi pengambangan sebagai berikut : { } terdapat pada pembelajaran iqro 1. 0, f ( x, y ) < T 3. Input berupa huruf tunggal tidak menangani g ( x, y ) = huruf sambung atau huruf kaligrafi. 1, f ( x, y ) ≥ T 4. Sistem ini digunakan untuk user yang dapat menggunakan komputer. 2.4 Segmentasi 1.4. Manfaat Segmentasi merupakan suatu proses yang membagi citra atau memotong ke dalam beberapa Manfaat yang dapat diberikan dalam bagian yang diperlukan dan bagian yang tidak penelitian ini adalah sistem diharapkan mampu diperlukan. Segmentasi citra merupakan suatu mengenali pola huruf arab sebagai media proses pengelompokkan citra menjadi beberapa pembelajaran dan keluaran yang dihasilkan sistem region berdasarkan kriteria tertentu, untuk yaitu sistem dapat merubah file citra menjadi teks menemukan karakteristik khusus yang dimiliki atau huruf latin dari huruf arab sebagai media suatu citra. pembelajaran. 2.5 Normalisasi 2. Tinjauan Pustaka Normalisasi ukuran adalah proses untuk Citra bitmap sering disebut juga dengan mengubah ukuran suatu citra ke bentuk citra gambar raster merupakan kumpulan kotak-kotak normal yang sesuai dengan kebutuhan. Teknik kecil (pixel). Titik-titik pixel tersebut ditempatkan normalisasi pada citra ada dua cara, yaitu interpolsi pada lokasi-lokasi tertentu dengan nilai-nilai dan replication. Replication bekerja dengan cara warna tersendiri yang secara keseluruhan akan menggandakan piksel sejumlah faktor skala K. membentuk sebuah tampilan. Interpolasi bekerja dengan cara memperhalus tingkat gradasi dari intensitas citra yang berdekatan 2.1. Tahap Pengolahan Citra sebesar faktor skala K. Tahapan yang harus dilakukan dalam proses 2.6 Jaringan Syaraf Tiruan pengolahan citra dapat dilihat seperti diagram di bawah ini : Jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) atau disingkat JST adalah sistem komputasi dimana arsitektur dan operasi komputer yang diilhami dari pengetahuan tentang sel syaraf Gambar 2.1 Tahap Pra Processing biologi di dalam otak. JST dapat digambarkan sebagai model matematis dan komputasi untuk 2.2. Grayscale fungsi aproksimasi nonlinear, klasifikasi data, cluster dan regresi non parametric atau sebagai Grayscale adalah teknik yang digunakan untuk sebuah simulasi dari koleksi model syaraf mengubah citra berwana menjadi tingkat keabuan biologi. (dari hitam - putih). Pengubahan dari citra berwarna ke bentuk grayscale yaitu dengan mengubah representasi nilai-nilai intensitas 2.7 Fungsi Aktivasi JST komponen RGB (Red, Green, Blue), dengan cara Fungsi aktivasi dalam jaringan syaraf tiruan menentukan nilai grayscale (Lo). digunakan untuk menetukan keluaran suatu neuron. Nilai hasil dari hasil penjumlahan bobot 2.3 Thresholding akan dibandingkan dengan suatu nilai ambang tertentu melalui fungsi aktivasi setiap neuron. Thresholding digunakan untuk mengatur Apabila input tersebut melewati suatu nilai ambang jumlah derajat keabuan yang ada pada citra, untuk tertentu, maka neuron tersebut akan diaktifkan, tapi proses pengubahan citra keabuan menjadi citra kalau tidak, maka neuron tersebut tidak akan 1-2 Artificial Intelligence 
  • 3. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  diaktifkan. Ada beberapa fungsi aktivasi JST yang maka iterasi dihentikan. Akan tetapi apabila sering digunakan antara lain adalah fungsi aktivasi kesalahan masih lebih besar dari batas sigmoid biner, fungsi aktivasi linear, fungsi aktivasi toleransinya, maka bobot setiap garis dalam bipolar dan fungsi aktivasi sigmoid bipolar. Dalam jaringan akan dimodifikasi untuk mengurangi penelitian ini fungsi aktivasi yang digunakan kesalahan yang terjadi. Langkah pada tahap I atau adalah fungsi aktivasi sigmoid bipolar. disebut tahap feedforward adalah sebagai berikut: 1. Inisialisasi bobot (ambil bobot awal dengan 2.8 Multilayer Perceptron (MLP) nilai random yang cukup kecil). 2. Kerjakan langkah-langkah berikut selama Multilayer Perceptron adalah jaringan syaraf kondisi berhenti bernilai salah. tiruan yang memiliki kumpulan unit-unit 3. Untuk tiap-tiap pasangan elemen yang akan pemrosesan yang meliputi lapisan input, satu atau dilakukan pembelajaran, kerjakan: lebih lapisan tersembunyi dan sebuah lapisan output. Sinyal input terhubung ke jaringan dalam Feedforward arah maju (forward). Sebuah neuron pada lapisan a. Tiap-tiap unit input (Xi, i=1,2,3,...,n) hidden dikoneksikan ke setiap neuron pada layar di menerima sinyal x i dan meneruskan sinyal atasnya dan di bawahnya. tersebut ke semua unit pada lapisan yang ada di atasnya (lapisan tersembunyi). 2.9 Backpropagation b. Tiap-tiap unit pada suatu lapisan tersembunyi (Zj,j=1,2,3,...,p) menjumlahkan Backpropagation merupakan algoritma sinyal-sinyal input terbobot : pembelajaran yang terawasi dan biasanya n digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan z _ in j = v0 j + Σ xi vij untuk mengubah bobot-bobot yang terhubung i =1 dengan neuron - neuron yang ada pada lapisan gunakan fungsi aktivasi untuk menghitung tersembunyinya. sinyal output : Pelatihan sebuah jaringan yang menggunakan backpropagation terdiri dari 3 dan kirimkan sinyal tersebut ke semua langkah, yaitu : unit di lapisan atasnya (unit-unit output) dan pelatihan pola input secara feedforward, dilakukan sebanyak jumlah lapisan perhitungan dan backpropagation dari kumpulan tersembunyi. kesalahan dan penyesuaian bobot. Sesudah c. Tiap-tiap unit output (Yk, k=1,2,3,...,m) pelatihan, aplikasi dari jaringan hanya terdiri menjumlahkan sinyal-sinyal input terbobot. dari tahap feedforward. Bahkan, jika pelatihan menjadi lambat, sebuah jaringan yang dilatih dapat menghasilkan outputnya sendiri secara cepat. gunakan fungsi aktivasi untuk menghitung 2.10 Pelatihan Standar Backpropagation sinyal output : Pelatihan Backpropagation meliputi tiga tahap. dan kirimkan sinyal tersebut ke semua unit di lapisan atasnya (unit-unit output). Tahap I : Propagasi maju (Feedforward) Selama propagasi maju, sinyal masukan (xi) Tahap II : Propagasi mundur dipropagasikan ke layar tersembunyi menggunakan (Backpropagation) fungsi aktivasi yang ditentukan. Keluaran dari Berdasarkan kesalahan tk- yk , dihitung faktor setiap unit layar tersembunyi (zj) tersebut δ k (k = 1,2 , ... , m) yang dipakai untuk selanjutnya dipropagasikan maju lagi ke layar mendistribusikan kesalahan di unit yk ke semua tersembunyi di atasnya menggunakan fungsi unit tersembunyi yang terhubung langsung aktivasi yang tentukan. Demikian seterusnya dengan yk . δk juga dipakai untuk mengubah hingga menghasilkan keluaran jaringan (yk). bobot garis yang berhubungan langsung dengan Berikutnya, keluaran jaringan (yk) dibandingkan unit keluaran. Dengan cara yang sama, dihitung dengan target yang harus dicapai (tk). Selisih tk- yk faktor δj di setiap unit di layar tersembunyi adalah kesalahan yang terjadi. Jika kesalahan ini sebagai dasar perubahan bobot semua garis yang lebih kecil dari batas toleransi yang ditentukan, Artificial Intelligence  1-3
  • 4. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  berasal dari unit tersembunyi pada layar di 3. Analisa dan Perancangan Sistem bawahnya. Demikian seterusnya hingga semua faktor δ di unit tersembunyi yang berhubungan Process Modeling menggunakan Data Flow langsung dengan unit masukan dihitung. Pada tahap Diagram (DFD). ini juga perubahan bobot terjadi setelah semua faktor δ dihitung, bobot semua garis dimodifikasi 3.1. Data Flow Diagram bersamaan. Perubahan bobot suatu garis DFDtahap awal adalah Context diagram didasarkan atas faktor δ neuron di layar atasnya. seperti pada Gambar 1. Sebagai contoh, perubahan bobot garis yang menuju ke layar keluaran didasarkan atas δk yang ada di unit keluaran. Langkah pada tahap II atau tahap Backpropagation adalah sebagai berikut: a. Tiap-tiap unit output (Yk , k=1,2,3,...,m) menerima target pola yang berhubungan dengan pola input pembelajaran, hitung informasi errornya : δ2k = (tk - yk ) f '(y_ink ) kemudian hitung koreksi bobot yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki nilai wjk ): Gambar 3.1. Contex Diagram SPPHA Terdapat empat proses utama dalam SPPHA, yaitu Image Processing, Pelatihan, Langkah ini juga dilakukan sebanyak jumlah Pengujian dan Tutorial. Entitas yang berhubungan lapisan tersembunyi, yaitu menghitung langsung adalah entitas user dan trainer. Data yang informasi error dari suatu lapisan tersembunyi mengalir dari entitas user adalah data gambar uji, ke lapisan tersembunyi sebelumnya. data yang mengalir dari proses ke user adalah data b. Tiap-tiap unit tersembunyi (Zj, j=1,2,3,...,p) informasi pengujian. Sedangkan data yang mengalir menjumlahkan delta input (dari unit-unit yang dari entitas trainer ke proses adalah data gambar berada pada lapisan di atasnya) : latih dan uji, data yang mengalir dari proses ke trainer adalah data informasi pelatihan dan data grafik pembelajaran. DFD level 1 seperti pada kalikan nilai ini dengan turunan dari fungsi Gambar 2. aktivasinya untuk menghitung informasi error : kemudian hitung koreksi bobot (yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki nilai vij ) : hitung juga koreksi bias (yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki nilai v0j ) : c. Tiap-tiap unit output (Yk,k=1,2,3,.,m) memperbaiki bias dan bobotnya (j=0,1,2,...,p) : wjk (baru) = wjk (lama) + ∆wjk Gambar 3.2 DFD Level 1 SPPHA Tiap-tiap unit tersembunyi (Zj, j=1,2,3,...,p) memperbaiki bias dan bobotnya (i=0,1,2,...,n) : Pada proses 1 Level 1 terdapat empat proses, vij (baru) = vij (lama) + ∆vij yaitu grayscale, tresholding, segmentasi, Proses tersebut diulang terus hingga kondisi normalisasi. Hasil dari proses normalisasi ini akan penghentian dipenuhi. Iterasi akan dihentikan dialirkan ke dua entitas yaitu user dan trainer dan jika jumlah iterasi yang dilakukan sudah dua proses yaitu proses 3 dan proses 2, data yang melebihi jumlah maksimum iterasi yang dialirkan dari proses normalisasi ke entitas user ditetapkan, atau jika kesalahan yang terjadi dan trainer adalah data informasi vektor biner sudah lebih kecil dari batas toleransi yang sedangkan dari proses normalisasi ke proses 2 dan diijinkan. proses 3 adalah data vektor biner. Alirannya seperti pada gambar 3. 1-4 Artificial Intelligence 
  • 5. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  Pada proses 2.2 level 2 terdapat enam proses, yaitu proses feed forward, proses cek error, proses backpropagation, simpan hasil training, proses 2.1 dan proses 2.3. Data yang mengalir dari proses 2.1 yaitu data parameter sedangkan data keluaran dari proses backpropagation adalah data hasil training. Alirannya seperti pada gambar 6. Gambar 3.3. Level 2. Proses 1 SPPHA Pada proses 2 level 1terdapat lima proses, yaitu proses pengisian parameter, training, info hasil training, simpan hasil training proses 1 dan proses 3. Data yang mengalir dari proses 1yaitu data vektor biner. Entitas yang berhubungan dalam proses ini adalah entitas trainer. Gambar Proses 2 level 1 seperti pada gambar 3. Gambar 3.6. Level 2. Proses 2.2 SPPHA Pada proses 3.2 level 2 terdapat lima proses, yaitu proses feed forward, proses cek bobot, proses 1, proses 3.3 dan proses 2.4. Data yang mengalir dari proses 1 adalah data vektor biner sedangkan data yang mengalir dari proses cek bobot ke proses 3.3 adalah data hasil testing. Alirannya seperti pada gambar 7. Gambar 3.4. Level 2. Proses 2 SPPHA Pada proses 3 level 1 terdapat lima proses, yaitu proses input data tes, testing, info hasil testing, simpan hasil training dan proses 1. Data yang mengalir dari proses 1 yaitu data vektor biner. Entitas yang berhubungan dalam proses ini adalah entitas trainer dan user, dimana data yang diterima trainer dan user adalah data informasi pengujian. Alirannya seperti gambar 5. Gambar 3.7. Level 2. Proses 2.2 SPPHA 4. Implementasi Interface Sistem 4.1. Tampilan Form Utama Tampilan Form Utama merupakan tampilan awal sistem, dimana pada form utama ini terdapat empat proses yaitu image processing, pelatihan, pengujian dan tutorial. Dimana pada image processing gambar diinput dan dicari nilai berupa vektor untuk dapat dimasukan nilainya ke Gambar 3.5. Lavel 2. Proses 3 SPPHA proses pelatihan dan pengujian, sedangkan menu Artificial Intelligence  1-5
  • 6. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  tutorial hanya berfungsi sebagai petunjuk penggunaan aplikasi dan beberapa pengertian atau definisi dari JST, backpropagation dan pengenalan pola. Tampilan form utama dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.4. Tampilan Form Pelatihan Dalam Menampilkan Nilai Bobot 4.3. Tampilan Form Proses Pengujian Tampilan Form Pengujian merupakan proses Gambar 4.1. Tampilan Form Utama untuk melakukan pengujian atau membandingan hasil dari proses pelatihan. Disini user dituntut 4.2. Tampilan Form Proses Pelatihan untuk memasukan data gambar latih agar dapat Tampilan Form Pelatihan merupakan proses diproses. Tampilan form pengujian dapat dilihat untuk mengisi beberapa parameter pelatihan seperti pada gambar 4.5. samapi 4.6. (Learning rate, Jumlah Hiden, Jumlah Epoch dan Mean Square Error). Dalam proses pelatihan juga user dapat melihat grafik pembelajaran pada training, nilai bobot tiap neuron pada lapisan output dan menampilkan error tiap neuron pada lapisan output. Tampilan form pelatihan seperti pada Gambar 4.2 sampai dengan 4.4. Gambar 4.5. Tampilan Form Pengujian Dalam Membuka File Gambar Gambar 4.2. Tampilan Form Utama Pelatihan Gambar 4.6. Tampilan Form Utama Pengujian 4.4. Tampilan Form Tutorial Tampilan Form Tutorial merupakan tampilan yang berfungsi untuk mempermudah user Gambar 4.3. Tampilan Form Pelatihan Melihat menjalankan aplikasi. Disini user dapat melihat Grafik beberapa petunjuk penggunaan aplikasi dan 1-6 Artificial Intelligence 
  • 7. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  beberapa pengertian tentang pengenalan pola, JST dan backpropagation. Tampilan Form tutorial seperti pada Gambar 4.7. Gambar 4.7. Tampilan Form Tutorial Definisi JST 5. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pelaksanaan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem yang dibuat untuk melakukan pengenalan pola huruf arab pada pembelajaran iqro dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma backpropagation. Proses training akan berhenti pada kondisi jumlah epoch sama dengan maks epoch atau mean squarer error lebih kecil sama dengan maks mean square error. Jumlah epoch yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 epoch dengan learning rate adalah 0,125. Dalam pengujian sistem data yang di uji dibagi menjadi dua yaitu data yang sudah melakukan pelatihan dan data yang belum sama sekali melakukan pelatihan, untuk pengujian data yang sudah mengalami pelatihan presentase gambar yang dikenali adalah 100%. Daftar Pustaka [1] Sutikno, Pengenalan pola huruf arab gundul dengan menggunakan metode jaringan syaraf tiruan backpropagation, 2010 [2] Budhi, G.S, Gunawan, I, Jaowry S,. Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation untuk Pengenalan Huruf Cetak pada Citra Digital, 2010 [3] Sutikno., Pengenalan pola indentifikasi tanda tangan dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan backpropagation, 2010 Artificial Intelligence  1-7
  • 8. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  1-8 Artificial Intelligence 
  • 9. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  Pemanfaatan QRCode Sebagai Akses Cepat Verifikasi Ijazah UNIKOM Irawan Afrianto, Andri Heryandi, Alif Finandhita Jurusan Teknik Informatika - Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Abstrak 1. Pendahuluan Ijazah merupakan salah satu surat berharga Ijazah merupakan surat tanda kelulusan yang pada saat seseorang melamar pekerjaan. menunjukkan seseoarang telah menyelesaikan Dikarenakan pentingnya ijazah tersebut, muncul pendidikan formalnya. Universitas Komputer oknum-oknum yang mencoba untuk memalsukan Indonesia (UNIKOM) sebagai salah satu perguruan ijazah . Hal ini pula yang terjadi di Universitas tinggi swasta setiap tahunnya mengeluarkan ijazah Komputer Indonesia (UNIKOM), terdapatnya bagi para mahasiswa yang telah menyelesaikan ijazah palsu tentunya sangat merugikan baik bagi masa studinya sebagai tanda kelulusan. pihak Univeristas maupun dari pihak perusahaan Penggunaan ijazah yang lazim adalah sebagai yang menerima ijazah palsu tersebut. syarat melamar suatu pekerjaan. Dikarenakan Proses verifikasi ijazah pun masih sangat fungsinya yang sangat penting tersebut maka lemah, masih menggunakan cara-cara kejahatan pemalsuan ijazah pun banyak dilakukan. konvensional seperti pengecekan pada saat Seperti halnya beberapa waktu lampau di legalisir mapun pengecekan melalui telepon dari internet muncul sebuah situs yang dengan terang- perusahaan ke pihak Universitas, hal ini dilakukan terangan dapat membuatkan ijazah palsu bagi yang dikarenakan belum adanya sistem yang mampu memerlukannya. Hal ini tentunya akan merugikan secara cepat melakukan konfirmasi baik bagi perguruan tinggi yang ijazahnya kebenaran/keaslian dari ijazah tersebut. dipalsukan maupun kepada perusahaan/instansi Teknologi QR(Quick Response) Code yang menerima karyawan dengan ijazah yang merupakan salah satu cara untuk dapat mengakses palsu. informasi dengan cepat, disamping itu kemampuan Oleh karena ini diperlukan suatu sistem yang QRcode dalam menampung data yang lebih besar dapat dengan cepat melakukan proses verifikasi memungkin untuk dapat digunakan dalam ijazah. Salah satunya adalah dengan menggunakan penyimpanan informasi ijazah dan pengaksesannya teknologi QR Code. Teknologi RQ Code digunakan secara cepat. untuk melakukan akses cepat ke suatu data ( data Diperlukan suatu sistem yang mampu teks, tautan dan sebagainya), dalam hal ini mengolah data ijazah serta menghasilkan QRcode pemanfaatan QR Code akan disertakan pada setiap yang nantinya digunakan sebagi media untuk ijazah UNIKOM, sehingga perusahaan/instansi mengakses informasi ijazah secara cepat, sehingga dapat dengan cepat melakukan verifikasi terhadap pengguna (perusahaan) dapat melakukan verifikasi ijazah UNIKOM tersebut. ijalah lulusan UNIKOM dengan lebih cepat dan Berdasar latar berlakang tersebut maka peneliti akurat. berkeinginan untuk mengembangkan suatu bentuk Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh propotipe aplikasi yang memanfaatkan QR Code kesimpulan bahwa aplikasi pengolahan data ijazah guna akses cepat / verifikasi ke data ijazah yang mampu menghasilkan QRcode sesuai dengan NIM dimiliki oleh UNIKOM. lulusan yang tertera dalam ijazah, dan proses pengaksesan dapat dilakukan melalui handphone 2. Tinjauan Pustaka yang memiliki kemampuan membaca QCCode, disamping itu terdapat fasilitas situs alumni 2.1. QR (Quick Response) Code sebagai pendamping, yang dapat digunakan untuk Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau mengakses informasi ijazah secara online. kode batang dua dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi Denso Corporation Kata kunci : QRCode, Verifikasi Cepat, Aplikasi yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan pengolahan Ijazah, Sistem online, UNIKOM dipublikasikan pada tahun 1994 dengan Artificial Intelligence  1-9
  • 10. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah dibaca oleh pemindai QR merupakan singkatan dari quick response atau respons cepat, yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Gambar 0.3. Cara kerja QR code 2.2 Internet Internet adalah suatu jaringan komputer global yang terbentuk dari jaringan-jaringan komputer lokal dan regional yang memungkinkan komunikasi Gambar 2.1 QRCode data antar komputer yang terhubung ke jaringan tersebut. Tidak seperti barcode yang hanya satu sisinya saja yang mengandung data, QR Code mempunyai dua sisi yang berisi data, dan ini membuat QR Code lebih banyak memuat informasi dibandingkan bar code. QR Code misalnya, dapat menampung informasi berupa URL suatu website yang nantinya dapat digunakan pada majalah, iklan, atau media lainnya, sehingga ketika seorang pengguna handphone berkamera dan mempunyai aplikasi Gambar 2.4 Internet pembaca QR Code dapat langsung men-scan dan masuk ke website yang dimaksud tanpa perlu mengetikkan alamatnya. Kegunaan lain misalnya 2.3 Aplikasi Web QR Code digunakan untuk menyimpan data teks mengenai informasi produk atau hal lain, SMS, atau Pada awalnya aplikasi Web dibangun hanya informasi kontak yang mengandung nama, nomor dengan menggunakan bahasa yang disebut HTML telepon, dan alamat. (HyperText Markup Language). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML. Pada saat ini, banyak skrip seperti itu, antara lain yaitu PHP dan ASP, sedangkan contoh yang berupa objek adalah applet. Aplikasi Web itu dapat dibagi menjadi Web statis dan Web dinamis. Web statis dibentuk dengan Gambar 2.2. Perbedaan QR code dan bar code menggunakan HTML saja. QRCode adalah sebuah kode yang berisi informasi, yang dapat dibaca dengan menggunakan cara sebagai berikut : 1. Pembaca QR Code (QR Code Reader) melalui kamera ponsel akan menyimpan informasi pada QR Code. Ini tersebut diantaranya adalah alamat web (URL), nomor telepon, teks, dan SMS. Gambar 2.5 Client side programming 2. Setelah di scan, sebuah link URL berisi informasi pada QR Code akan ditampilkan Kekurangan aplikasi seperti ini terletak pada pada layar ponsel. keharusan untuk memelihara program secara terus- menerus untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi. Kelemahan ini diatasi dengan model Web 1-10 Artificial Intelligence 
  • 11. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  dinamis. Dengan menggunakan pendekatan Web perawatan. Disebut dengan waterfall karena dinamis, dimungkinkan untuk membentuk sistem tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu informasi berbasis web. selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan, sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Gambar 2.6 Server side programming 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 3.1. Tujuan Gambar 0.1. Metode Waterfall Tujuan penelitian adalah mengembangkan suatu propotipe aplikasi untuk mempercepat proses 4. Pembahasan akses terhadap ijazah lulusan yang dikeluarkan oleh UNIKOM dengan menggunakan QRCode. 4.1 Sistem yang sedang berjalan Proses pembuatan ijazah dan transkrip 3.2. Manfaat UNIKOM dilakukan oleh bagian BAAK. Dimana Manfaat penelitian ini adalah untuk didalam prosedurnya melibatkan beberapa bagian mengetahui secara cepat validitas dari ijazah untuk melakukan proses pemasukan data hingga alumni/lulusan UNIKOM hanya dengan ijazah siap diserahkan kepada lulusan. menggunakan QRCode yang terdapat didalam Adapun Prosedur pembuatan transkrip dan Ijazah ijazahnya. QRCode digunakan untuk menampung UNIKOM dapat dilihat pada gambar 4.1 dan informasi berupa link ke situs verifikasi ijazah gambar 4.2 UNIKOM dimana data dari QRCode tersebut akan   SEKRETARIAT JURUSAN  BAAK  KETUA JURUSAN  DEKAN  dicocokkan dengan database alumni/lulusan mulai UNIKOM, termasuk didalamnya untuk mengetahui Pengumpulan Photo    informasi yang berkaitan dengan lulusan tersebut. dan transkrip  calon wisudawan  Dengan cara cepat ini, perusahaan/instansi dapat Transkrip dan photo calon wisudawan   Pengolahan  Transkrip  dengan cepat mengetahui validitas dan profil yang dikumpulkan  alumni/lulusan UNIKOM. Pemberian nomor  seri transkrip  Pencetakan 3.3. Metode Penelitian Transkrip  Transkrip yang  Metodologi yang digunakan dalam penelitian sudah dicetak  ini adalah sebagai berikut : Penempelan  foto calon  1. Studi Literatur wisudawan Metode studi pustaka merupakan kegiatan Transkrip yang  sudah ditempel foto  Penandatanganan    transkrip  pengumpulan data dengan mempelajari buku - Penempelan Transkrip yang  buku, karya ilmiah, koleksi perpustakaan dan hologram pada  transkrip sudah ditandatangan  sumber dari internet yang berkaitan erat dengan Transkrip yang sudah ditempel hologram  Penandatanganan   transkrip  materi bahasan dalam penelitian ini. 2. Tahap pembuatan perangkat lunak Photocopy transkrip untuk arsip  Transkrip yang sudah ditandatangan  Tahapan dalam pembuatan perangkat lunak ini akan menggunakan model waterfall. Model ini Penyerahan transkrip ke panitia wisuda  melakukan pendekatan secara sistematis dan selesai urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap pengumpulan data, analisis, Gambar 4.1. Prosedur pembuatan transkrip perancangan, pengodean, pengujian, dan akademik UNIKOM Artificial Intelligence  1-11
  • 12. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6    SEKRETARIAT JURUSAN  BAAK  DEKAN  REKTOR  4.3 Analisis Arsitektur Sistem mulai  Pengumpulan Photo    dan biodata  Analisis arsitektur sistem menggambarkan calon wisudawan  secara umum alur sistem yang akan dikembangkan Form biodata dan  photo calon   Pengolahan data    calon wisudawan  secara umum. Mulai dari sisi aplikasi back-end (pengelolaan data ijazah ) hingga front-end cara wisudawan   akses aplikasi (baik melalui QRcode maupun Pemberian nomor    seri ijazah   Pencetakan  Website). Ijazah  Ijazah yang  sudah dicetak   Penempelan  foto calon  wisudawan  Ijazah yang  Penandatanganan    sudah ditempel foto  Ijazah   Penempelan  Ijazah yang  hologram pada  sudah ditandatangan  ijazah  Ijazah yang sudah  Penandatanganan   ditempel hologram  ijazah  Photocopy ijazah    Ijazah yang untuk arsip  sudah ditandatangan  Penyerahan ijazah    ke panitia wisuda  selesai  Gambar 4.2. Prosedur pembuatan ijazah UNIKOM 4.2 Analisis Data Data yang terdapat pada ijazah UNIKOM meliputi : a. Nomor Seri Ijazah Gambar 4.3. Arsitektur sistem usulan b. Nama Lulusan c. Tempat Tanggal Lahir 4.4 Analisis Kebutuhan Non Fungsional d. NIM Analisis non-fungsional merupakan analisis e. Program yang dibutuhkan untuk menentukan spesifikasi f. Fakultas kebutuhan sistem. Spesifikasi ini juga meliputi g. Program Studi elemen atau komponen-komponen apa saja yang h. Tahun Masuk dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun i. Tanggal Kelulusan sampai dengan sistem tersebut diimplementasikan. j. Gelar Akademik Analisis kebutuhan ini juga menentukan spesifikasi Adapun analisis kebutuhan data tersebut masukan yang diperlukan sistem, keluaran yang meliputi : akan dihasilkan sistem dan proses yang dibutuhkan Tabel 4.1. Analisis kebutuhan data ijazah untuk mengolah masukan sehingga menghasilkan Nama Data Ijazah suatu keluaran yang diinginkan. Deskripsi Berisi mengenai data ijazah Pada analisis kebutuhan sistem non fungsional UNIKOM ini dijelaskan analisis mengenai analisis masukan, Struktur Data No.Seri + Nama Lulusan + TTL + analisis keluaran, perangkat keras (hardware), Program + Fakultas + Prodi + perangkat lunak (software), dan pengguna (user) Tahun Masuk + Tgl. Kelulusan + Gelar Akademik sebagai bahan analisis kekurangan dan kebutuhan No.Seri {0..9|@} yang harus dipenuhi dalam perancangan sistem Nama Lulusan {A..Z|a..z} yang akan diterapkan. TTL {A..Z|a..z|0..9} a. Analisis masukan Program {A..Z|a..z|0..9} Fakultas {A..Z|a..z|0..9} Analisis masukan dilakukan untuk mengetahui Prodi {A..Z|a..z} masukan data apa saja yang diperlukan oleh Tahun Masuk Tgl {0..9} sistem. Masukan data yang diperlukan oleh Kelulusan { 0..9|@} sistem yaitu data lulusan yang mencakup data- Gelar Akademik {A..Z|a..z|@} data pada Tabel 4.1 1-12 Artificial Intelligence 
  • 13. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  b. Analisis keluaran Adalah pengguna umum yang dapat Analisis keluaran dilakukan untuk mengetahui mengakses informasi lulusan dengan QRcode keluaran dari sistem yang dibutuhkan oleh user Reader melalui handphone maupun yaitu berupa QRcode link ke situs lulusan mengakses situs lulusan untuk mendapatkan dengan membawa parameter data-data pada informasi lulusan. Tabel 4.1 sehingga informasi lulusan dapat diakses. 4.5. Analisis Kebutuhan Fungsional c. Analisis kebutuhan perangkat keras (hardware) Agar aplikasi dapat berjalan dengan baik, maka Pendefinisian layanan yang harus disediakan, dibutuhkan perangkat keras yang sesuai dengan bagaimana reaksi sistem terhadap input dan apa kebutuhan sistem. Tabel 5.2 adalah spesifikasi yang harus dilakukan sistem pada situasi khusus minimum perangkat keras yang dibutuhkan agar (kebutuhan sistem dilihat dari sisi pengguna) dapat digunakan untuk menjalankan aplikasi Diagram konteks adalah diagram yang terdiri baik disisi back-end (pengolahan data) maupun dari suatu proses dan menggambarkan ruang disisi front-end (akses informasi) lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari Data Flow Diagram (DFD) Tabel 4.2. Kebutuhan perangkat keras yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau Komputer Spesifikasi perangkat keras output dari sistem. Prosesor Prosesor 1.6 Ghz Resolusi layar 1024 x 768 pixel Memori Memori 256 Mb Harddisk Harddisk 20 GB Keyboard dan mouse - Handphone Spesifikasi perangkat keras jenis Smartphone d. Analisis kebutuhan perangkat lunak (software) Perangkat lunak yang dibutuhkan agar sistem ini dapat berjalan dengan optimal dapat dilihat Gambar 4.4 Diagram konteks sistem ijazah online pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Kebutuhan perangkat lunak Komputer Spesifikasi perangkat lunak Sistem Operasi Windows Xp, Windows 7 Borland Delphi 7.0 Bahasa Pemograman PHP DBMS MySQL Web Server (Server) WAMP Internet Explorer, Mozilla Firefox, Web Browser Opera, Google Chrome Handphone Spesifikasi perangkat lunak Gambar 4.5. DFD level 1 sistem ijazah online Sistem Operasi Symbian, Android, IOS Aplikasi QRcode Reader e. Analisis pengguna Secara umum aplikasi ini mempunyai 2 pengguna (user), dimana masing-masing bagian tersebut mempunyai hak akses dan kewenangan yang berbeda 1. Operator Bertugas memasukkan data lulusan, dapat melakukan proses tambah data lulusan, edit data lulusan, hapus data lulusan, cetak data lulusan, dan cetak ijazah berQRCode. 2. Pengakses Gambar 4.6. DFD level 2 Proses pengolahan data ijazah Artificial Intelligence  1-13
  • 14. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  4.6. Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan keberlanjutan dari analisis sistem yang telah dibuat, digunakan untuk menunjukkan secara fisik rancangan data dan aplikasi yang akan dibangun. Perancangan Format QRCode QRcode yang dirancang memiliki format berisi alamat link situs dan NIM alumni. Format link untuk QRCode : Gambar 4.9. Rancangan form cetak QRcode http://if.unikom.ac.id/alumni/?nim=[nim_mhs] alumni/lulusan Contoh : http://if.unikom.ac.id/alumni/?nim=10100001 Perancangan Database Adapun tabel-tabel yang digunakan dalam membangun aplikasi ini terdiri dari 4 tabel yaitu tabel Alumni, tabel Prodi, tabel Jurusan dan tabel Gambar 4.10. Rancangan aplikasi frontend Fakultas , yang ditunjukkan pada skema relasi pada ijazah (website) Gambar 4.7 Gambar 4.7. Skema Relasi Tabel Gambar 4.11. Rancangan detail ijazah 4.7. Perancangan Antarmuka 4.8. Ujicoba Sistem Aplikasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu aplikasi back end yang digunakan untuk Ujicoba dilakukan untuk memastikan apakan memasukkan data lulusan, ijazah dan QRcode dan rancangan yang dibuat telah sesuai dengan aplikasi front end untuk mengakses data lulusan kebutuhan serta dapat menghasilkan keluaran yang dan ijazah dengan menggunakan QRcode yang diinginkan. terdapat di Ijazah maupun secara online pada Aplikasi back end menyediakan fasilitas untuk website verifikasi ijazah. mengolah data ijazah serta mencetak QRCode masing-masing ijazah. Gambar 4.8. Rancangan tampilan antar muka Gambar 4.12. Implementasi Aplikasi Back End aplikasi backend ijazah Ijazah 1-14 Artificial Intelligence 
  • 15. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  Sementara jika aplikasi tidak menemukan data lulusan yang dicari, maka akan mengeluarkan pesan seperti pada gambar 4.17. Gambar 4.17. Pesan Konfirmasi Data Tidak Ditemukan Gambar 4.13. Implementasi Form QRCode Ijazah QRCode yang dihasilkan nantinya akan 5. Kesimpulan dan Saran dicetak dan dimasukkan dalam ijazah, dan dapat diakses melalui handphone yang memiliki aplikasi 5.1. Kesimpulan QRCode reader. 1. QRCode dapat digunakan untuk menampung informasi yang lebih besar berupa link situs yang dapat dapat diakses melalui aplikasi QRCode Reader. 2. Mempermudah pengaksesan informasi ijazah UNIKOM melalui Smartphone . 3. QRCode dapat digunakan dengan cepat untuk menverifikasi Ijazah lulusan Universitas Komputer Indonesia dengan cepat dan akurat. Gambar 4.14. Contoh QRCode Ijazah 4. Aplikasi Front End berbasis web digunakan Sementara aplikasi front end berbasis web sebagai pendamping verifikasi ijazah UNIKOM, dapat digunakan untuk mencari lulusan UNIKOM apabila pengguna tidak memiliki aplikasi berdasar NIP pada ijazah yang dimilikinya. QRCode Reader. 5.2. Saran 1. Proses pencetakan QRCode sekiranya dapat dilakukan dengan cara yang lebih efisien sehingga dapat dimasukkan ke dalam ijazah lulusan UNIKOM dengan lebih mudah. Gambar 4.15. Implementasi Front End Aplikasi 2. Perlu dipikirkan dari sisi keamanan internet Ijazah seperti penggunaan SSL untuk mengenkripsi data ijazah. Gambar 4.16. Keluaran Informasi Ijazah Daftar Pustaka Artificial Intelligence  1-15
  • 16. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  [1] Cintron, Dave Fast Track Web Programming . Wiley, New York, 1999. [2] Irawan, Budhi, Jaringan Komputer, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005. [3] Yue L., Ju Y., Mingjun L., "Recognition of QR Code with Mobile Phones," Chinese Control and Decision Conference, 2008, pp. 203 – 206 [4] Wakahara T., Yamamoto N., Ochi H., "Image Processing of Dotted Picture in the QR Code of Cellular Phone", 3PGCIC, 2010, pp. 454 - 458. [5] http://en.wikipedia.org/wiki/QR_Code, diakses pada 20 Agustus 2010 : 13.45 [6] http://qrcode.kaywa.com/ diakses pada 20 Agustus 2010 : 14.00. [7] http://www.denso-wave.com/qrcode/qrfeature- e.html diakses pada 20 Agustus 2010, 16.00. [8] http://tekno.kompas.com/read/2009/06/15/ 0850503/QR.Code.Kompas.Perkaya.Konten.bi. Pembaca, diakses pada 20 Agustus 2010, 12.25. 1-16 Artificial Intelligence 
  • 17. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  Analisis Kinerja Guru berdasarkan Perbandingan Nilai Ekspektasi dengan Metode Fuzzy menggunakan Pendekatan Axiomatic Design Yasohati Sarumaha Mahasiswa S2 Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara Staf Pengajar pada SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yas_sarumaha@yahoo.com Abstrak Kinerja guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam Semakin menurunnya kinerja guru sudah melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas seharusnya menjadi perhatian kita semua. kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas Penurunan kinerja guru tentunya akan berdampak hasil pendidikan, karena guru merupakan oknum pada kualitas proses pembelajaran yang pada yang paling banyak berinteraksi langsung dengan akhirnya akan mempengaruhi kualitas lulusan. siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di Semakin rendahnya kinerja guru mungkin satuan pendidikan. disebabkan oleh banyak faktor. Penelitian ini Guru merupakan elemen kunci dalam sistem bertujuan untuk menganalisis kinerja guru pendidikan, khususnya di sekolah. Semua berdasarkan perbandingan nilai dari ekspektasi komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana- baik secara parsial maupun secara bersama-sama. prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi Fuzzy Logic dengan pendekatan berupa Axiomatic guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua Design. Pendekatan axiomatic design digunakan komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup” dalam melakukan analisis proses untuk apabila dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya pengambilan keputusan khususnya dalam pemetaan peran guru dalam mentransformasikan input-input suatu proses alur kerja yang terdiri dari beberapa pendidikan, sampai-sampai banyak pakar sub proses yang bertingkat. Setiap sub proses menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada terdiri dari beberapa variabel/atribut yang perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya berkaitan maupun saling independen. Axiomatic perubahan dan peningkatan kualitas guru. Design diperlukan untuk menentukan Sayangnya, dalam kultur masyarakat variabel/atribut yang terpenting tanpa mengurangi Indonesia sampai saat ini pekerjaan guru masih makna dan arti masing-masing variabel/atribut. cukup tertutup. Bahkan atasan guru seperti kepala sekolah dan pengawas sekalipun tidak mudah untuk Kata Kunci : Guru, Kinerja, Fuzzy Logic, mendapatkan data dan mengamati realitas Axiomatic Design, keseharian performance guru di hadapan siswa. Memang program kunjungan kelas oleh kepala 1. Pendahuluan sekolah atau pengawas, tidak mungkin ditolak oleh guru. Akan tetapi tidak jarang terjadi guru berusaha 1.1. Latar Belakang menampakkan kinerja terbaiknya, baik pada aspek Dalam tataran mikro teknis, guru sebagai perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran tenaga pendidik yang merupakan ujung tombak hanya pada saat dikunjungi. Selanjutnya ia akan pelaku dan pemimpin dalam melaksanakan proses kembali bekerja seperti sedia kala, kadang tanpa pendidikan serta menentukan proses pembelajaran persiapan yang matang serta tanpa semangat dan di kelas. Peran kepemimpinan tersebut akan antusiasme yang tinggi. tercermin dari bagaimana guru melaksanakan peran Suatu satuan pendidikan yang memiliki guru dan tugasnya, ini berarti bahwa kinerja guru dalam jumlah besar proses evaluasi (penilaian) merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu kinerja mutlak dilakukan sehingga institusi pembelajaran/pendidikan yang akan berimplikasi memerlukan prosedur yang baku dalam melakukan pada kualitas output pendidikan setelah penilaian kinerja guru pada satuan pendidikan menyelasaikan sekolah. tersebut. Artificial Intelligence  1-17
  • 18. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  Dalam melakukan penilaian kinerja terhadap 1.5. Manfaat Penelitian seorang guru saat ini pada umumnya dilakukan dengan hanya melihat parameter tertentu saja, Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat misalnya tingkat kehadiran guru tersebut dan untuk digunakan sebagai berikut: kunjungan supervisi. Beberapa masalah yang terjadi 1. Bahan pertimbangan bagi satuan pendidikan, dalam proses evaluasi (penilaian) seperti yang telah organisasi dan perusahaan untuk menerapkan diungkapkan diatas sebelumnya. Jika proses ini konsep fuzzy sebagai sistem pengambil dibantu oleh sebuah sistem pendukung keputusan, keputusan. hal tersebut dapat dikurangi sehingga diharapkan 2. Rekomendasi pemanfaatan logika fuzzy kepada guru dapat menampilkan kemampuan terbaik yang satuan pendidikan ataupun institusi lain dalam cukup kompeten. melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja. 3. Sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang berminat dan ingin melakukan penelitian 1.2. Perumusan Masalah yang lebih lanjut mengenai masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang pengolahan data. diuraikan pada sub bab sebelumnya, maka terdapat masalah utama dalam penelitian yang dapat 2. Tinjauan Teori dirumuskan yaitu bagaimana mengevaluasi kinerja guru dengan menerapkan konsep fuzzy untuk 2.1. Guru menyajikan informasi hasil evaluasi penilaian Guru merupakan faktor penentu yang sangat kinerja kepada pihak manajemen sekolah dan dinas dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena kabupaten/kota. guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran 1.3. Batasan Masalah merupakan inti dari proses pendidikan secara Secara garis besar, penulis melakukan keseluruhan. Proses pembelajaran merupakan suatu penelitian dengan menggunakan konsep proses yang mengandung serangkaian perbuatan pengolahan data statistik dengan batasan masalah guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berupa: berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai 1. Penelitian dilakukan dalam ruang lingkup lokal tujuan tertentu, di mana dalam proses tersebut yaitu SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan terkandung multi peran dari guru. Peranan guru kabupaten Deli Serdang. meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan 2. Penilaian dalam melakukan evaluasi kinerja sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, guru. pengatur lingkungan belajar, peren-cana 3. Metode pengolahan data yang digunakan fuzzy pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai dengan pendekatan “Axiomatic Design” yang evaluator. melibatkan ilmu sebagai dasar desain. Peranan guru berkaitan dengan kompetensi guru, meliputi: 1.4. Tujuan Penelitian 1. Guru melakukan Diagnosa terhadap Perilaku Awal Siswa Berdasarkan uraian pada latar belakang 2. Guru membuat Perencanaan Pelaksanaan masalah dan perumusan masalah di atas, maka Pembelajaran (RPP) tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini 3. Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran adalah : 4. Guru sebagai Pelaksana Administrasi Sekolah 1. Mengetahui kinerja secara terukur sebagai 5. Guru sebagai Komunikator dasar evaluasi penilaian kinerja. 6. Guru Mampu Mengembangkan Keterampilan 2. Mengetahui penerapan fuzzy pada Diri permasalahan evaluasi penilaian kinerja guru 7. Guru dapat Mengembangkan Potensi Anak untuk proses peningkatan mutu pada satuan (Ditjen PMPTK, 2008). pendidikan berdasarkan parameter yang telah ditentukan. 3. Mengetahui parameter mana yang memiliki 2.2. Kinerja Guru pengaruh dominan terhadap penerapan sistem Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. informasi penilaian kinerja guru. Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. (LAN, 1992). Menurut August W. Smith, Kinerja adalah 1-18 Artificial Intelligence 
  • 19. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  performance is output derives from processes, 2. Fuzzy logic adalah fleksibel, dalam arti dapat human otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari dibangun dan dikembangkan dengan mudah suatu proses yang dilakukan manusia. Dari tanpa harus memulainya dari “nol”. pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja 3. Fuzzy logic memberikan toleransi terhadap merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau ketidakpresisian data. Hal ini sangat cocok organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja dengan fakta sehari-hari. Segala sesuatu di alam seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ini relatif tidak presisi. ability, capacity, held, incentive, environment dan 4. Pemodelan/pemetaan untuk mencari hubungan validity (Noto Atmojo, 1992). data input-output dari sembarang sistem black box dapat dilakukan dengan memakai sistem 2.3. Fuzzy fuzzy. 5. Pengetahuan atau pengalaman dari para pakar Menurut Lotfi Zadeh (1995), Fuzzy logic dapat dengan mudah dipakai untuk membangun adalah suatu cara yang cocok untuk memetakan fuzzy logic. suatu ruang input kedalam ruang output (Gambar 6. Fuzzy logic dapat diterapkan dalam desain 2.1). Inilah contohnya: anda memberitahukan sistem kontrol tanpa harus menghilangkan kepada saya seberapa bagus pelayanan di sebuah teknik desain sistem kontrol konvensional yang restoran, dan saya akan memberitahukan kepada sudah terlebih dahulu ada. anda seberapa besar tip yang seharusnya diberikan; 7. Fuzzy logic berdasar pada bahasa manusia. anda mengatakan seberapa panas air yang anda Alasan terakhir mungkin merupakan yang inginkan, dan saya akan menyesuaikan keran-keran terpenting. Metode Fuzzy Logic dilakukan karena air secara benar; anda menyebut seberapa jauh sering kali pembobotan suatu criteria bersifat subyek fotografi anda, dan saya akan memfokuskan subyektif seperti kurang puas, sangat baik, cukup lensa untuk anda; anda meminta seberapa cepat tinggi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, disini mobil berjalan dan seberapa keras motor bekerja, dicoba untuk mengubah kriteria yang bersifat dan saya akan mengatur gigi-giginya untuk anda. subyektif tersebut menjadi bentuk yang lebih obyektif sehingga lebih mudah untuk diukur. 2.4. Pendekatan Axiomatic Design Axiomatic Design atau desain aksiomatik adalah desain sistem metodologi menggunakan metode matriks untuk menganalisis sistematis transformasi kebutuhan pelanggan ke dalam Gambar 2.1. Konsep “Black Box” persyaratan fungsional, parameter desain, dan variabel proses. Sistem apa yang paling cocok untuk Metode ini mendapatkan namanya dari menggantikan posisi black box tersebut? Ada penggunaan prinsip-prinsip desain atau desain banyak alternatif yang dapat dipakai, seperti: logika Aksioma (yaitu, diberikan tanpa bukti) yang fuzzy, sistem linier, sistem pakar, jaringan saraf mengatur analisis dan proses pengambilan tiruan, persamaan diferensial, database pemetaan, keputusan dalam mengembangkan produk dan lain-lain. berkualitas tinggi atau desain sistem. Desain Dari sekian banyak alternatif yang tersedia, aksiomatik dianggap sebuah metode desain yang logika fuzzy seringkali menjadi pilihan terbaik. membahas isu-isu fundamental dalam metode Lotfi Zadeh (1995), yang dikenal sebagai “Bapak Taguchi. Logika Fuzzy”, menyebutkan bahwa dalam hampir Metodologi ini dikembangkan oleh Dr Suh setiap kasus anda dapat membangun produk yang Nam Pyo di MIT, Departemen Teknik Mesin sejak sama tanpa logika fuzzy, tetapi fuzzy adalah lebih tahun 1990. Serangkaian konferensi akademik telah cepat dan lebih murah. Selain alasan itu, berikut ini diadakan untuk menyajikan perkembangan saat ini dirangkum beberapa alasan mengapa menggunakan metodologi. Konferensi Internasional paling baru fuzzy logic: pada Desain aksiomatik (ICAD) diadakan pada 1. Konsep fuzzy logic adalah sangat sederhana tahun 2009 di Portugal (Wikipedia, Januari 2012). sehingga mudah dipahami. Kelebihannya dibanding konsep yang lain bukan pada kompleksitasnya, tetapi pada naturalness pendekatannya dalam memecahkan masalah. Artificial Intelligence  1-19
  • 20. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  3. Pembahasan dan Hasil Tabel 3.1. Bilangan Fuzzy untuk Mengukur Kepentingan Kriteria 3.1. Analisa Sistem Intensitas Bilangan Definisi Pada pembahasan ini dijelaskan mengenai Kepentingan Fuzzy 9 Mutlak paling penting (8,9,10) analisa sistem yang digunakan sebagai salah satu 7 Lebih penting (6,7,8) metode yang dapat memberikan referensi dalam 5 Penting (4,5,6) mengambil keputusan sebagai pengamatan 3 Relatif penting (2,3,4) mengenai penilaian kinerja guru di SMK Negeri 1 1 Sama penting (1,1,2) Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Pada Untuk menilai kelayakan alternatif terhadap analisa ini diuraikan secara jelas mengenai berbagai kriteria, pengambil keputusan dapat perancangan model sistem dalam menganalisa menggunakan himpunan peringkat linguistik kinerja guru dengan menggunakan sistem fuzzy berdasarkan tabel 3.2. Guru sebagai alternatif dalam dengan pendekatan axiomatic design. sistem ini diberi peringkat pada masing-masing Penelitian ini melibatkan siswa, ketua jurusan, kriteria dengan menggunakan nilai linguistik wakil kepala sekolah bidang personalia. Dan ada tersebut. sepuluh guru yang akan diuji dalam penelitian ini dengan inisial-inisial yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H, Tabel 3.2. Bilangan Fuzzy untuk Mengukur I, J. Peringkat Alternatif Penelitian ini menggunakan lima kriteria Kriteria Peringkat Alternatif Bilangan penilaian yakni: Fuzzy 1. Penilaian kinerja guru dalam perencanaan Rendah; Penyelesaian (0.0 , 0.1 , 0.3) pembelajaran, dalam hal ini dinotasikan dengan tugas jauh lebih lama C1 dari deadline times 2. Penilaian kinerja guru dalam proses Sedang; Penyelesaian (0.3 , 0.5 , 0.7) pembelajaran, dinotasikan dengan C2 tugas sedikit lama dari 3. Penilaian kinerja guru dalam menguasai materi Perencanaan deadline times pelajaran, dinotasikan dengan C3 pembelajaran Tinggi; Penyelesaian (0.7 , 0.9 , 1.0) 4. Penilaian kinerja guru dalam menggunakan tugas selalu tercapai media pembelajaran, dinotasikan dengan C4 sesuai deadline times 5. Penilaian kinerja guru dalam melakukan evaluasi Sangat Tinggi; (0.9 , 1.0 , 1.0) pembelajaran, dinotasikan dengan C5 Penyelesaian tugas lebih cepat dari deadline times Analisa dan rancangan sistem pada penelitian Rendah; Kesalahan kerja (0.0 , 0.1 , 0.3) ini diperoleh melalui hasil obsevasi dan kuisioner hampir tidak beserta kajian literatur yang mempertimbangkan mempengaruhi proses belajar-mengajar kebijakan-kebijakan yang berlaku. Sedang; Kesalahan kerja (0.3 , 0.5 , 0.7) sedikit mempengaruhi 3.2. Konstruksi Penilaian Fuzzy Proses proses belajar-mengajar pembelajaran Tinggi; Kesalahan kerja (0.7 , 0.9 , 1.0) Variabel linguistik adalah suatu variabel yang mempengaruhi proses memiliki nilai-nilai dalam bentuk kata-kata atau belajar-mengajar kalimat. Bilangan fuzzy segitiga dan variabel Sangat Tinggi; (0.9 , 1.0 , 1.0) linguistik adalah dua konsep dasar yang digunakan Kesalahan kerja sangat dalam penelitian ini untuk menilai peringkat mempengaruhi proses preferensi variabel-variabel linguistik. belajar-mengajar Kriteria digunakan sebagai parameter acuan Rendah; Jam kerja (0.0 , 0.1 , 0.3) dalam pengambilan keputusan untuk menentukan Penguasaan sangat kurang dari jam materi kerja kampus (<144 suatu dasar kesimpulan untuk suatu permasalahan jam/bulan) yang diangkat. Dasar penentuan himpunan Sedang; Jam kerja (0.3 , 0.5 , 0.7) keanggotaan fuzzy untuk menilai kepentingan suatu kurang dari jam kerja kriteria adalah seperti pada tabel 3.1. kampus (144- <192 jam/bulan) Tinggi; Jam kerja sesuai (0.7 , 0.9 , 1.0) jam kerja kampus (144- 216 jam/bulan) 1-20 Artificial Intelligence 
  • 21. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  (0.9 + 4*1+1) Kriteria Peringkat Alternatif Bilangan C4: 6 = 5.9 6 = 0.883 Fuzzy (0.9 + 4*1+1) Sangat Tinggi; Jam kerja (0.9 , 1.0 , 1.0) C5: 6 = 5.9 6 = 0.983 di atas jam kerja kampus (>216 jam/bulan) Tabel 3.4. Peringkat Alternatif Fuzzy Rendah; Rutinitas biasa (0.0 , 0.1 , 0.3) tidak ada pembelajaran Nilai Fuzzy Guru Sedang; Rutinitas biasa (0.3 , 0.5 , 0.7) C1 C2 C3 C4 C5 ada perkembangan (0.9,1.0 (0.9,1.0 (0.7,0. (0.7,0.9 (0.9,1.0 G1 Penggunaan Tinggi; Rutinitas bersifat (0.7 , 0.9 , 1.0) ,1.0) ,1.0) 9,1.0) ,1.0) ,1.0) media analisis atau solusi G2 (0.7,0.9 (0.9,1.0 (0.7,0. (0.7,0.9 (0.9,1.0 pembelajaran Sangat Tinggi; Rutinitas (0.9 , 1.0 , 1.0) ,1.0) ,1.0) 9,1.0) ,1.0) ,1.0) bersifat kompleks (0.7,0.9 (0.9,1.0 (0.7,0. (0.7,0.9 (0.7,0.9 gabungan analisis, G3 ,1.0) ,1.0) 9,1.0) ,1.0) ,1.0) solusi, penelitian, dan decision G4 (0.7,0.9 (0.7,0.9 (0.3,0. (0.3,0.5 (0.3,0.5 ,1.0) ,1.0) 5,0.7) ,0.7) ,0.7) Rendah; Loyalitas dan (0.0 , 0.1 , 0.3) tanggung jawab sangat G5 (0.7,0.9 (0.7,0.9 (0.7,0. (0.3,0.5 (0.3,0.5 kurang ,1.0) ,1.0) 9,1.0) ,0.7) ,0.7) Sedang; Loyalitas dan (0.3 , 0.5 , 0.7) G6 (0.7,0.9 (0.7,0.9 (0.7,0. (0.3,0.5 (0.7,0.9 tanggung jawab kurang ,1.0) ,1.0) 9,1.0) ,0.7) ,1.0) Evaluasi (0.7,0.9 (0.7,0.9 (0.3,0. (0.7,0.9 (0.9,1.0 pembelajaran Tinggi; Loyalitas dan (0.7 , 0.9 , 1.0) G7 tanggung jawab sudah ,1.0) ,1.0) 5,0.7) ,1.0) ,1.0) mumpuni G8 (0.7,0.9 (0.9,1.0 (0.3,0. (0.7,0.9 (0.3,0.5 ,1.0) ,1.0) 5,0.7) ,1.0) ,0.7) Sangat Tinggi; Loyalitas (0.9 , 1.0 , 1.0) dan tanggung jawab G9 (0.7,0.9 (0.7,0.9 (0.3,0. (0.7,0.9 (0.7,0.9 sangat mumpuni ,1.0) ,1.0) 5,0.7) ,1.0) ,1.0) G10 (0.7,0.9 (0.7,0.9 (0.7,0. (0.3,0.5 (0.9,1.0 ,1.0) ,1.0) 9,1.0) ,0.7) ,1.0) 3.3. Agregat Bobot Kepentingan Batasan penelitian ini antara lain melibatkan Tabel 3.5. Crisp Terhadap Kriteria satu orang pengambil keputusan saja terutama Nilai Crisp dalam hal konstruksi penilaian fuzzy. Oleh karena Guru itu, nilai agregat bobot kepentingan kriteria yang C1 C2 C3 C4 C5 ditentukan dalam penelitian ini adalah seperti pada G1 0.983 0.983 0.883 0.883 0.983 Tabel 3.3. G2 0.883 0.983 0.883 0.883 0.983 Tabel 3.3. Bobot Kepentingan Kriteria G3 0.883 0.983 0.883 0.883 0.883 Intensitas G4 0.883 0.883 0.500 0.500 0.500 Kriteria Definisi Kepentingan C1 5 Penting G5 0.883 0.883 0.883 0.500 0.500 C2 3 Relatif penting (moderat) G6 0.883 0.883 0.883 0.500 0.883 C3 5 Penting C4 3 Relatif penting (moderat) G7 0.883 0.883 0.500 0.883 0.983 C5 7 Lebih penting G8 0.883 0.983 0.500 0.883 0.500 Pendefinisian dari pada nilai bobot kepentingan G9 0.883 0.883 0.500 0.883 0.883 tersebut dilakukan berdasarkan tabel 3.1. G10 0.883 0.883 0.883 0.500 0.983 3.4. Agregat Peringkat Alternatif Sebagaimana halnya pada hasil agregat bobot kepentingan, nilai agregat peringkat alternatif Sebagai sampel, dengan tingkat presisi dalam penelitian ini ditentukan oleh seorang desimal 3, nilai crisp peringkat guru G1 diperoleh pengambil keputusan. Tabel 3.5 ini sekaligus melalui cara: (0.9 + 4*1+1) merupakan manifestasi daripada matriks keputusan. C1: 6 = 5.9 6 = 0.983 (0.9 + 4*1+1) C2: 6 = 5.9 6 = 0.983 (0.7 + 4*0.9 +1) C3: 6 = 5.3 6 = 0.883 Artificial Intelligence  1-21
  • 22. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  3.5. Matriks Keputusan Ternormalisasi terlihat pada tabel 4.7. Sebagai sampel, dengan tingkat presisi desimal 3, jarak terbobot terhadap Matriks keputusan ternormalisasi dapat solusi ideal positif untuk Guru G1 diperoleh dikalkulasikan dan ditampilkan pada tabel 3.6 melalui cara: berikut ini. Sebagai sampel, dengan tingkat presisi desimal 3, elemen matriks keputusan ternormalisasi Guru G1 diperoleh melalui cara: C1: = 0.000 Sedangkan jarak terbobot terhadap solusi ideal = 0.348 negatif untuk Guru G1 diperoleh melalui cara: C2: = 0.336 = 0.672 C3: Tabel 3.7. Ukuran Jarak Terbobot Guru d+ d- = 0.371 G1 0,000 0,672 G2 0,078 0,667 G3 0,127 0,598 C4: G4 0,672 0,000 = 0.371 G5 0,567 0,360 G6 0,312 0,526 G7 0,373 0,559 C5: G8 0,608 0,285 G9 0,386 0,474 G10 0,296 0,603 = 0.373 Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Matriks Keputusan 3.7. Hasil Urutan Preferensi Ternormalisasi Pada tahap fuzzy yang terakhir ini, terlebih dahulu yang harus dilakukan adalah penentuan Guru C1 C2 C3 C4 C5 koefisien kedekatan relatif, setelah itu dilakukan G1 0.348 0.336 0.371 0.371 0.373 perangkingan urutan preferensi. G2 0.313 0.336 0.371 0.371 0.373 Perhitungan koefisien kedekatan relatif (RCC) terhadap guru secara keseluruhan ialah: G3 0.313 0.336 0.371 0.371 0.335 0.672 G4 0.313 0.302 0.210 0.210 0.190 RCC(G1) : 0.000 + 0.672 = 1.000 0.598 G5 0.313 0.302 0.371 0.210 0.190 RCC(G3) : 0.127 + 0.598 = 0.825 0.000 G6 0.313 0.302 0.371 0.210 0.335 RCC(G4): 0.672 + 0.000 = 0.000 0.360 G7 0.313 0.302 0.210 0.371 0.373 RCC(G5) : 0.567 + 0.360 = 0.388 0.526 G8 0.313 0.336 0.210 0.371 0.190 RCC(G6) : 0.312 + 0.526 = 0.628 G9 0.313 0.302 0.210 0.371 0.335 0.559 RCC(G7) : 0.373+ 0.559 = 0.600 G10 0.313 0.302 0.371 0.210 0.373 0.285 RCC(G8) : 0.608+ 0.285 = 0.319 0.559 RCC(G9) : 0.373+ 0.559 = 0.551 3.6. Jarak Terbobot Alternatif 0.603 RCC(G10) : 0.296 + 0.603 = 0.671 Pengkalkulasian jarak Euclidean terbobot terhadap solusi ideal positif dan solusi ideal negatif 1-22 Artificial Intelligence 
  • 23. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2012)  ISBN 978‐602‐19837‐0‐6  Tabel 3.8. Hasil Urutan Preferensi Daftar Pustaka Guru RCC Rangking [1] Bayu Aji Seta, et al.,. Implementasi Fuzzy Database Untuk Memberikan Rekomendasi di G1 1.000 1 Jalur Peminatan Mahasiswa. Seminar Nasional G2 0.895 2 Sistem dan Informatika, 2007. G3 0.825 3 [2] Eliyani, et al., Decision Support System Untuk G4 0.000 10 Pembelian Mobil Menggunakan Fuzzy G5 0.388 8 Database Model Tahani. SNATI, 2009. G6 0.628 5 [3] Juan Manuel Dodero, et al., A Fuzzy G7 0.600 6 Aggregation-Based Reputation Model for e- G8 0.319 9 Learning Exploitation of Public Domain G9 0.551 7 Resources (draft), 2000. G10 0.671 4 [4] Kusumadewi Sri., Basisdata Fuzzy untuk Pemilihan Bahan Pangan Berdasarkan Kandungan Nutrien, 2006. 4. Kesimpulan [5] Kusumadewi Sri., 2004. Fuzzy Logic. Dari pembahasan yang telah dilakukan pada [6] Sukaria Sinulingga., Metode Penelitian. USU bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan, antara Press, 2011 lain: [7] Zadeh., Fuzzy Sets.Information And Control. 1. Dengan menerapkan konsep fuzzy, dapat 1965 menganalisa kinerja guru untuk menyajikan [8] Dharma Surya, Penilaian Kinerja Guru, informasi sebagai hasil evaluasi penilaian Jakarta, 2008 kinerja guru kepada pihak manajemen sekolah [9] http://en.wikipedia.org/wiki/Axiomatic_design dan dinas kabupaten/kota. (diakses Januari 2012). 2. Dari hasil pengurutan preferensi Axiomatic design dapat memudahkan untuk setiap pengambilan keputusan apabila dilakukan dengan cara dan prosedur yang benar 3. Pengaruh reduksi variabel dengan axiomatic design sangat baik dalam mempengaruhi pengambilan keputusan, karena tidak ada variabel yang hilang. Artificial Intelligence  1-23