A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pembelajaran
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (2011;27) yang mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Istilah mengajar bergeser pada istilah pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran” dikutip dari www.academia.edu/7330523/Pengertian_Proses_Pembelajaran tanggal 12 Maret 2015.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran. Terdapat beberapa jenis pendekatan seperti pendekatan individual, kelompok, bervariasi, edukatif, dan keagamaan. Dokumen juga menjelaskan fungsi dan tipe-tipe pendekatan seperti pendekatan kontekstual dan quantum teaching.
Kaedah dan teknik pengajaran masa kiniNur Syazwani
Kaedah dan teknik pengajaran masa kini membincangkan beberapa kaedah pengajaran moden seperti flipped classroom, blended learning, project based learning, problem based learning dan inquiry based learning. Kaedah-kaedah ini menekankan pembelajaran kendiri murid, penggunaan teknologi dalam pengajaran, dan pembelajaran berasaskan aktiviti dan penyelesaian masalah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan model pembelajaran cooperative learning dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam siswa SMP.
2. Model pembelajaran cooperative learning diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama islam.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan efektivitas model pembelajaran cooperative learning ter
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pembelajaran
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (2011;27) yang mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Istilah mengajar bergeser pada istilah pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran” dikutip dari www.academia.edu/7330523/Pengertian_Proses_Pembelajaran tanggal 12 Maret 2015.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran. Terdapat beberapa jenis pendekatan seperti pendekatan individual, kelompok, bervariasi, edukatif, dan keagamaan. Dokumen juga menjelaskan fungsi dan tipe-tipe pendekatan seperti pendekatan kontekstual dan quantum teaching.
Kaedah dan teknik pengajaran masa kiniNur Syazwani
Kaedah dan teknik pengajaran masa kini membincangkan beberapa kaedah pengajaran moden seperti flipped classroom, blended learning, project based learning, problem based learning dan inquiry based learning. Kaedah-kaedah ini menekankan pembelajaran kendiri murid, penggunaan teknologi dalam pengajaran, dan pembelajaran berasaskan aktiviti dan penyelesaian masalah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan model pembelajaran cooperative learning dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam siswa SMP.
2. Model pembelajaran cooperative learning diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama islam.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan efektivitas model pembelajaran cooperative learning ter
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP REAKSI REDUKSI OKSIDASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA REDOKS DI KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Dokumen ini membahas latar belakang penggunaan pendekatan problem posing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan mana yang lebih efektif antara pendekatan problem posing berbasis aktivitas dan pendekatan konvensional. Hipotesis penelitian adalah bahwa pendekatan problem posing berbasis aktivitas akan meningkatkan prestasi belajar fisika siswa.
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014
Laporan ini mendeskripsikan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa kelas VII SMP Harapan Mulia pada mata pelajaran PKN melalui model pembelajaran berbasis inkuiri. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasilnya, pembelajaran berbasis inkuiri mampu meningkatkan pemah
Proposal ini membahas penerapan kolaborasi model pembelajaran peta konsep dan numbered head together untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK dalam mendiagnosis permasalahan komputer. Penelitian ini bertujuan meningkatkan partisipasi siswa dan hasil belajar melalui pendekatan kolaboratif."
Pendekatan STM adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan nyata untuk membantu siswa memahami konsep dan menerapkannya dalam memecahkan masalah. Pendekatan ini memberikan manfaat seperti meningkatkan penguasaan konsep, kreativitas, dan sikap positif terhadap sains.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 12 Kontunaga pada materi energi dan penggunaannya. Penelitian ini menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil tes siswa setelah diterapkannya pendekatan konstruktivisme.
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP REAKSI REDUKSI OKSIDASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA REDOKS DI KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Dokumen ini membahas latar belakang penggunaan pendekatan problem posing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan mana yang lebih efektif antara pendekatan problem posing berbasis aktivitas dan pendekatan konvensional. Hipotesis penelitian adalah bahwa pendekatan problem posing berbasis aktivitas akan meningkatkan prestasi belajar fisika siswa.
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014
Laporan ini mendeskripsikan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa kelas VII SMP Harapan Mulia pada mata pelajaran PKN melalui model pembelajaran berbasis inkuiri. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasilnya, pembelajaran berbasis inkuiri mampu meningkatkan pemah
Proposal ini membahas penerapan kolaborasi model pembelajaran peta konsep dan numbered head together untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK dalam mendiagnosis permasalahan komputer. Penelitian ini bertujuan meningkatkan partisipasi siswa dan hasil belajar melalui pendekatan kolaboratif."
Pendekatan STM adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan nyata untuk membantu siswa memahami konsep dan menerapkannya dalam memecahkan masalah. Pendekatan ini memberikan manfaat seperti meningkatkan penguasaan konsep, kreativitas, dan sikap positif terhadap sains.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 12 Kontunaga pada materi energi dan penggunaannya. Penelitian ini menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil tes siswa setelah diterapkannya pendekatan konstruktivisme.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 6 SD Negeri Loktabat 1 melalui pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah (PBL). PBL diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus dengan mengamati peningkatan proses dan hasil
1) Laporan ini membahas perbaikan pembelajaran IPS di SDN 4 Pasir Panjang untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi jual beli. 2) Masalah utama adalah rendahnya penguasaan siswa terhadap materi jual beli. 3) Peneliti menggunakan metode simulasi untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa.
Dokumen tersebut membahas perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah menerapkan kedua metode tersebut dengan mengukur nilai tes siswa tentang jenis, bentuk, dan pemanfaatan peta.
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
Dokumen tersebut membahas mengenai penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 17 KATOBU dalam mata pelajaran IPS dengan materi Sumber Daya Alam melalui penerapan metode demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru dan meningkatkan kemampuan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa meningkat dengan penggunaan metode demonstrasi.
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang peningkatan prestasi belajar IPS (Sumber Daya Alam) melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SDN 17 KATOBU. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui perbaikan kinerja guru dengan menggunakan metode demonstrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa pemahaman siswa meningkat setelah penerapan metode tersebut.
Modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa dan menggunakan modul dapat mengatasi permasalahan pembelajaran IPA di SMPN 1 Weru seperti kurangnya keaktifan siswa dan kemampuan berpikir kritisnya.
Teks tersebut merupakan karya tulis ilmiah yang membahas upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 17 Katoobu dalam mata pelajaran IPS dengan materi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi melalui metode demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dan kemampuan siswa.
CV ini berisi data pribadi dan riwayat pendidikan Dede Solehudin dari SD hingga kuliah S1 di STKIP Subang, serta pengalaman kerjanya sebagai sekretaris PKBM, guru TIK, guru produktif, operator sekolah, dan guru wali kelas di beberapa sekolah.
Proposal ini merupakan laporan pertanggungjawaban dan permohonan perpanjangan izin operasional Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) Al-Yubi. LKP ini bertujuan memberikan pelatihan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja untuk meningkatkan kualitas hidup peserta didik. Proposal ini memuat rencana pelatihan, jadwal, tenaga pengajar, sarana prasarana, serta rencana pengembangan program dan lembaga.
Lembaga Kursus dan Pelatihan Al-Yubi mengajukan permohonan perpanjangan izin operasional kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Permohonan didukung dengan berkas-berkas seperti KTP penanggung jawab, peraturan tata tertib, peta lokasi, kurikulum, dan daftar riwayat hidup pimpinan. Lembaga ini berharap permohonan perpanjangan izin tersebut dapat dikabulkan.
Dokumen ini menetapkan pengangkatan Dede Solehudin sebagai pimpinan Lembaga Kursus Pendidikan Al-Yubi Computer (LKP AL-YUBI) di Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Pimpinan baru ini bertugas untuk mengembangkan pendidikan dan membantu operasional LKP sesuai peran dan fungsinya serta melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Penyelenggara Yayasan Pendidikan Islam As-Saajidiin.
Lembaga Kursus dan Pelatihan AL-YUBI berdiri sejak 2009 untuk memberikan pelatihan komputer bagi masyarakat. Lembaga ini menawarkan berbagai program pelatihan seperti administrasi kantor, desain grafis, multimedia, dan teknisi komputer. Tujuannya adalah menciptakan SDM berkualitas dan meningkatkan keterampilan peserta didik. Lembaga ini dilengkapi fasilitas pelatihan dan diurus oleh tim manajemen serta instruktur ber
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas latar belakang, tujuan, dan kegiatan program pelatihan kursus di Lembaga Kursus dan Pelatihan Al-Ayubi untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dan mengurangi pengangguran.
2) Program pelatihan meliputi administrasi perkantoran, desain grafis, internet, dan teknisi dengan jadwal dan instruktur yang telah ditentukan.
3) Lembaga ini berhar
Surat permohonan izin operasional dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Al-Yubi untuk menyelenggarakan pelatihan komputer. Surat ini disertai dengan lampiran proposal dan surat rekomendasi dari Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Bojonggenteng dan Ketua Himpunan Penyelenggara Pelatihan dan Kursus Indonesia (HIPKI) serta surat keterangan domisili dari Kepala Desa Cibodas yang mendukung permohonan izin ter
Undangan untuk tim bola voli bergabung dalam turnamen yang diselenggarakan oleh Squad Piriwit pada 22-23 Desember 2018 untuk merayakan ulang tahun ke-1 organisasi tersebut dan meningkatkan bakat generasi muda dalam olahraga bola voli.
Surat ini memberitahukan rencana penyelenggaraan Open Tournament Bola Voli Squad Piriwit Cup 1 untuk merayakan ulang tahun ke-1 Squad Piriwit dan meningkatkan bakat generasi muda di bidang bola voli. Acara akan diselenggarakan pada 22-23 Desember 2018 di Lapangan Bola Voli Patamon PTPN Parakansalak.
The document contains a lineup sheet for 5 sets of a volleyball match. Each set lists the positions of players I, V, and R-5 along with who will serve and the team name. The sheet requires the coach's signature at the bottom to confirm the lineup for each set.
The document is an announcement from the Panitia Open Tournament Bola Voli Squad Piriwit Cup 1 organizing committee located in Jl. Raya Parakansalak Desa/Kec. Parakansalak Kab. Sukabumi. It provides contact information including an email address of squadpiriwit@gmail.com and phone number of 082154451933 for the volleyball tournament organizing committee.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sifat-sifat cahaya merupakan salah satu materi dalam mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam. Sifat - sifat cahaya penting untuk dipahami oleh
siswa karena berkaitan erat dengan kehidupan siswa yaitu cahaya menyebabkan
manusia dapat melihat benda yang ada disekitarnya. Menurut Pendapat Al-Kindi
(http://fisikaoptik.blogspot.com/2013/03/teori-cahaya-parti.html) mengemukakan
bahwa “penglihatan ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke
obyek dalam bentuk kerucut radiasi yang padat”. Benda yang menghasilkan
cahaya disebut sumber cahaya dan terbagi menjadi sumber cahaya alami dan
sumber cahaya buatan. Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu cahaya dapat
merambat lurus cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat menembus benda bening,
cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan. Banyak peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan sifat - sifat cahaya.
Pembelajaran sifat-sifat cahaya hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan kemampuan berfikir pada siswa. Siswa
SD lebih mudah mengingat apa yang pernah dialaminya dibandingkan
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan penjelasan saja. Hal ini sesuai dengan
teori belajar konstruktivisme yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto,
2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri
dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada
1
2. 2
dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri
konsekuensi dari tindakan-tindakannya, pandangan konstuktivisme tentang
pendidikan sejalalan dengan Ki Hadjar Dewanatara (Uyoh Sadulloh, 2007:3)
mengemukakan bahwa ‘Mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya’. Menurut
Permendiknas No. 22 tahun 2006 Paragraf 3 menyatakan: Pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah. Oleh karena itu maka pembelajaran sifat-sifat cahaya harus
melibatkan keaktifan peserta didik secara penuh (active learning) dengan cara
guru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan pada
peserta didik untuk melakukan keterampilan proses meliputi: mencari,
menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan,
nilai-nilai, dan pengalaman yang dibutuhkan.
Berdasarkan studi pendahuluan di SDN 1 Balandongan peneliti mendapatkan
data hasil pembelajaran sifat sifat cahaya tahun pelajaran 2013/2014 yang masih
rendah dengan nilai rata-rata 65,6 diantaranya 27 siswa dinyatakan tuntas dan
dapat memahami materi pembelajaran sifat-sifat cahaya dan 18 siswa memperoleh
nilai dibawah kriteria ketuntansan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu
3. 3
sebesar 65, maka dapat disimpulkan 60 % siswa yang telah mencapai dan
memahami pembelajaran materi sifat-sifat cahaya dan 40% siswa yang belum
mencapai dan memahami pembelajaran materi sifat-sifat cahaya.
Penyebab rendahnya nilai diatas disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
proses belajar mengajar di SDN 1 Balandongan masih berpusat pada guru
(teacher centered), dengan guru lebih banyak menerangkan materi pembelajaran
dan peserta didik hanya berperan sebagai penyimak tanpa dilibatkan aktif dalam
pembelajaran dengan demikian pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya
diarahkan pada kemampuan peserta didik untuk menghafal informasi, peserta
didik dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkanknya dengan
situasi dalam kehidupan sehari-hari, selain dari itu jumlah siswa di kelas V SDN 1
Balandongan melebihi batas maksimal yang telah ditetapkan permendikbud
tentang standar pelayanan minimal yaitu terdapat 45 siswa yang terdiri dari 21
laki-laki dan 24 perempuan, hal ini meneyebabkan peserta didik merasa kurang
perhatian dan keseriusan selama mengikuti pembelajaran yang belangsung.
Dari pemaparan diatas, menunjukan bahwa terdapat korelasi antara
rendahnya hasil belajar dengan Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Model belajar yang digunakan oleh guru selama kegiatan pembelajaran kurang
tepat dengan pembelajaran materi sifat-sifat cahaya. Maka dari itu guru harus
lebih selektif dalam memilih dan menggunakan Model pembelajaran. Menurut
Joyce & Weil yang disitir Rahman (2011:7) ‘Mendefinisikan Model pembelajaran
(Model of teaching) adalah suatu perencanaan yang digunakan dalam menyusun
4. 4
kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya’.
Oleh karena itu peneliti memilih Model Discovery Learning sebagai upaya
peningkatan pembelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya. Model
Discovery Learning (Penemuan Terbimbing) adalah salah satu Model
pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk terbiasa menemukan,
mencari, dan mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Model
pembelajaran ini mengutamakan peran guru dalam menciptakan situasi belajar
yang melibatkan peserta didik belajar secara aktif dan mandiri. Kegiatan
pembelajaran menekankan agar peserta didik terlibat langsung dalam
pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengalami dan menemukan sendiri
konsep-konsep yang harus ia kuasai. Model Discovery Learning akan membuat
pembelajaran lebih bermakna karena akan mengubah kondisi belajar yang pasif
menjadi aktif dan kreatif serta mengubah pembelajaran yang semula berpusat
pada guru (teacher oriented) ke dalam pembelaran berpusat pada murid (student
oriented).
Selanjutnya pada proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup:
a) menggunakan pendekatan scientific melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik
siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk
semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu
(discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan
5. 5
kreatif. (Depdikbud, 2014:13). Pada pelaksanaan Kurkulum 2013 nanti desain
pembelajaran disarankan dalam penggunaan model-model pembelajaran inquiry
based learning, discovery learning, project based learning dan problem based
learning. Pada setiap Model tersebut dapat dikembangkan sikap,pengetahuan, dan
keterampilan. (2014: 554).
Berkaitan dengan paparan diatas ada beberapa hasil penelitian yang relevan
yakni :
1. Titin Oktaviani Pamungkas. (2009) “Penerapan discovery learning pada mata
pelajaran akuntansi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
akuntansi keuangan (studi kasus pada siswa kelas X AK SMK Shalahuddin
Malang)”.http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=39957
diakses pada tanggal 14 Maret 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I motivasi belajar siswa
sebesar 47% dengan kategori kurang dan mengalami peningkatkan menjadi
sebesar 96% dengan kategori baik pada siklus II. Sedangkan pada prestasi
belajar juga mengalami peningkatkan, sebelum diberikan tindakan skor rata-
rata hasil belajar sebesar 51,87% dengan ketuntasan belajar 74,56% pada
siklus II meningkat lagi dengan skor rata-rata 81,28% dengan ketuntasan
belajar sebesar 93,53%.
2. Rismayani (2013) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN Siswa”.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/view/405 diakses pada
tanggal 12 Maret 2015.
6. 6
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan rata-rata hasil belajar siklus I ke
siklus II sebesar 9,2%. Peningkatan ketuntasan klasikal siklus I ke siklus II
sebesar 33,4%.
Merujuk dari beberapa temuan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
Model Discovery Learning, peneliti merasa tertarik untuk menggunakan Model
tersebut dalam pembelajaran sifat-sifat cahaya. Maka dari itu peneliti mengambil
judul peneltian “Peningkatan Pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya Melalui Model
Discovery Learning Pada Siswa Kelas V SDN 1 Balandongan Kec. Parakansalak
Kabupaten Sukabumi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) dan belum
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif, dalam
pembelajaran.
2. Belum menggunakan Model pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran IPA khususnya materi sifat-sifat cahaya.
3. Nilai rata-rata hasil pembelajaran masih rendah dan belum mencapai
target kriteria ketuntasan minimal.
7. 7
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar penelitian mengarah pada inti masalah yang sesungguhnya maka
peneliti membatasi penelitian ini yaitu pada peningkatan pembelajaran sifat-sifat
cahaya melalui Model discovery learning pada siswa Kelas V SDN 1
Balandongan Parakansalak Sukabumi.
Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti merumuskan
masalah utama dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah ada peningkatan perhatian siswa kelas V SDN 1 Balandongan pada
pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui model discovery learning dari siklus
I ke siklus II?
2. Apakah ada peningkatan keseriusan siswa kelas V SDN 1 Balandongan pada
pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui model discovery learning dari siklus
I ke siklus II?
3. Apakah ada peningkatan kerjasama siswa kelas V SDN 1 Balandongan pada
pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui model discovery learning dari siklus
I ke siklus II?
8. 8
4. Apakah ada peningkatan keaktifan siswa kelas V SDN 1 Balandongan pada
pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui model discovery learning dari siklus
I ke siklus II?
5. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Balandongan
pada pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui model discovery learning dari
siklus I ke siklus II?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi tujuan umum dan
tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan pembelajaran sifat-
sifat cahaya melalui Model Discovery Learning pada siswa kelas V SDN 1
Balandongan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini ingin memperoleh deskripsi tentang hal-hal
sebagai berikut :
a. Ingin memperoleh gambaran tentang perhatian siswa Kelas V SDN 1
Balandongan pada pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui Model
Discovery Learning.
9. 9
b. Ingin memperoleh gambaran tentang keseriusan siswa Kelas V SDN 1
Balandongan pada pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui Model
Discovery Learning.
c. Ingin memperoleh gambaran tentang kejasama siswa Kelas V SDN 1
Balandongan pada pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui Model
Discovery Learning.
d. Ingin memperoleh gambaran tentang keaktifan siswa Kelas V SDN 1
Balandongan pada pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui Model
Discovery Learning.
e. Ingin memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa Kelas V SDN 1
Balandongan pada pembelajaran sifat - sifat cahaya melalui Model
Discovery Learning.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan diperoleh suatu Model
pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran sifat - sifat
cahaya yang nantinya dapat dijadikan sebagai refrensi bagi peneliti dan para
pendidik.
10. 10
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta didik
1) Meningkatkan perhatian dan keseriusan siswa dalam pembelajaran
materi sifat-sifat cahaya.
2) Mendorong peserta didik lebih aktif, kreatif, dan berani
mengungkapkan pendapat.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi sifat-sifat
cahaya.
b. Bagi guru
1) Meningkatnya kemampuan guru dalam mengatasi kendala
pembelajaran sifat-sifat cahaya.
2) Dapat memberikan inspirasi bagi guru untuk melakukan proses belajar
pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran yang inovatif
sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
3) Melatih keprofesionalan seorang guru dalam mengembangkan Model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
c. Bagi sekolah
1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi
pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan materi.
11. 11
2) Sebagai masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran secara intensif dan menggunakan Model pembelajaran
yang lebih inovatif agar kualitas pembelajaran lebih efektif khususnya
pada kualitas sekolah.
F. Anggapan Dasar
Menurut Surakhmad dalam Arikunto (2002: 58) mengemukakan bahwa:
Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap
penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik
mungkin meragu-ragukan sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain
diterima sebagai kebenaran”.
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran materi sifat-sifat cahaya yang diajarkan di SDN 1
Balandongan adalah berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006.
2. Guru masih menggunakan Model konvensional dalam pembelajaran sifat-
sifat cahaya
3. Penelitian Tindakan Kelas Menjadi alternative peningkatan proses dan
hasil pembelajaran materi sifat-sifat cahaya
4. Model discovery learning dianggap efektif dalam pembelajaran materi
sifat-sifat cahaya
G. Definisi Operasional
Menurut Walizer & Wienir definisi operasional adalah:
12. 12
Seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus
diamati serta bagaimana mengukur suatu variabel mauapun konsep definisi
operasional tersebut dapat membantu kita untuk mengklasifikasi gejala di
sekitar ke dalam suatu kategori khusus dari variable. Dikutip dalam
http://www.pendidikanku.net/2015/02/10-definisi-dan-pengertian-
operasional.html
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah-istilah dalam judul
penelitian tindakan kelas ini, maka penulis mendefinisikan secara operasional
istilah yang terdapat dalam judul ini.
1. Peningkatan pembelajaran
Peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis atau lapisan yang
membentuk susunan. peningkatan memiliki arti kemajuan dalam hal yang positif
secara umum peningkatan adalah upaya untuk menambah derajat, tingkat dan
kualitas maupun kuantitas. Sedangkan pembelajaran adalah kegiatan atau proses
penyampaian pengetahuan dari guru kepada siswa berdasarkan mata pelajaran
tertentu. Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang
dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Penilaian proses merupakan
penilaian yang menitikberatkan pada efektivitas kegiatan belajar mengajar
menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-
siswa dan keterlaksanaan proses belajar mengajar. Jadi Peningkatan pembelajaran
dalam penelitian ini diartikan sebagai upaya seorang guru dalam meningkatkan
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (motorik) serta
tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.
2. Materi sifat-sifat cahaya
13. 13
Pembelajaran terjadi karena ada proses interaksi antara guru dengan peserta
didik. Pembelajaran sifat-sifat cahaya merupakan pembelajaran yang berkaitan
erat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat diamati oleh indra manusia, sifat-sifat
cahaya adalah ciri khas yang dimiliki cahaya yaitu cahaya dapat merambat lurus,
cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya
dapat dibiaskan. pembelajaran sifat-sifat cahaya merupakan sebuah konsep yang
dapat diperoleh melalui metode dan sikap ilmiah. Untuk melihat sejauh mana
peningkatan pembelajaran konsep yang telah dilaksanakan, dilakukan dengan
pengamatan aktivitas peserta didik dan pendidik selama proses pembelajaran
berlangsung, dan tes tertulis maupun lisan secara individual dalam bentuk pre test
post test. Hasil pengamatan pre test dan post test nantinya akan dianalisi untuk
melihat sejauh mana peningkatan yang terjadi dalam pembelajaran sifat-sifat
cahaya, dan hasilnya dinyatakan secara deskriptif kualitatif.
3. Model Discovery Learning
Model Discovery Learning (Penemuan Terbimbing) adalah Model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik agar secara aktif
mengolah dan menemukan data atau informasi yang telah direkayasa oleh guru
sehingga menghasilkan pengetahuan yang benar-benar utuh dan bermakna.
4. Siswa Kelas V SDN 1 Balandongan
Siswa kelas V SD adalah siswa yang duduk di tingkat 5 pada jenjang
pendidikan formal di tingkat pendidikan dasar.
14. 14
H. Struktur Organisasi
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan dilaporkan dalam bentuk skripsi.
Skripsi yang dimaksud terdiri dari 5 bab.
BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
hasil penelitian, anggapan dasar, definisi operasional, dan struktur organisasi.
BAB II Kajian Teori, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Dalam bab
ini berisi tentang 1) Hakikat Belajar Dan Pembelajaran 2) Karakteristik
Pembelajaran IPA (sifat-sifat cahaya), Model Discovery Learning, setelah itu
diuraikan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III Metode Penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang Lokasi Dan Subjek
Penelitian, Desain dan Metode Penelitian, Instrumen Penelitian, Proses
Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini diurakan tentang
penerapan Model Discovery Learning, Pengolahan atau Analisis Data, dan
Pembahasan atau Analisis Temuan.
BAB V Simpulan dan Rekomendasi. Dalam bab ini berisikan tentang simpulan
dari hasil penelitian serta rekomendasi yang merupakan tindak lanjut dari hasil
penelitian yang ditemukan.