Dokumen tersebut membahas tentang komputational thinking. Komputational thinking merupakan kemampuan berpikir yang diperlukan untuk menghadapi tantangan abad ke-21 seperti persaingan global, informasi yang berkembang pesat, dan dunia kerja yang semakin kompetitif. Komputational thinking meliputi kemampuan berpikir secara logis, terstruktur, kreatif, dan pemecahan masalah dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu komputer
ANALISIS CP & PERUMUSAN TP - MAPEL INFORMATIKA KELAS 7.pdfmohammadnunamandiri
This data was conducted by new curriculum in Indonesia. the kind is not permanent because this data will be revised based on the observation after done.
Kebutuhan Sentiment Analysis
Text Mining untuk Sentiment Analysis
Pengolahan kata Text Mining menggunakan Machine Learning
Studi Kasus Sentiment Analysis
ANALISIS CP & PERUMUSAN TP - MAPEL INFORMATIKA KELAS 7.pdfmohammadnunamandiri
This data was conducted by new curriculum in Indonesia. the kind is not permanent because this data will be revised based on the observation after done.
Kebutuhan Sentiment Analysis
Text Mining untuk Sentiment Analysis
Pengolahan kata Text Mining menggunakan Machine Learning
Studi Kasus Sentiment Analysis
Pengembangan Model Desain Sistem Pembelajaran BlendedUwes Chaeruman
This study was aimed to develop an instructional system design model as a guidance to design blended learning system of SPADA Indonesia. Formative research method was used to develop this design theory. Several formative evaluation techniques, such as experts review, one to one evaluation, and field test, was employed for this study. Open-ended questionnaires and rubric assessments was used to collect descriptive and formative data.
After having through three stages of formative evaluations, i.e. tentative model creation, model feasibility, and model effectiveness study, this model was considered feasible and effective. It can be used as a model to design a blended learning system of SPADA Indonesia open and online courses.
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Pengembangan Model Desain Sistem Pembelajaran BlendedUwes Chaeruman
This study was aimed to develop an instructional system design model as a guidance to design blended learning system of SPADA Indonesia. Formative research method was used to develop this design theory. Several formative evaluation techniques, such as experts review, one to one evaluation, and field test, was employed for this study. Open-ended questionnaires and rubric assessments was used to collect descriptive and formative data.
After having through three stages of formative evaluations, i.e. tentative model creation, model feasibility, and model effectiveness study, this model was considered feasible and effective. It can be used as a model to design a blended learning system of SPADA Indonesia open and online courses.
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
MENYUSUN MODUL AJAR SMP LABSCHOOL UNESA 2.pptxssuser6385081
Modul ajar adalah dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Komponen Modul Ajar
Judul Modul Ajar.
Pemilihan satuan dan jenjang pendidikan.
Pemilihan Fase dan kelas.
Pemilihan mata pelajaran.
Deskripsi umum modul ajar.
Identitas penulis modul.
Untuk mengetahui cara membuat modul ajar Kurikulum Merdeka, guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Menentukan Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama dalam mengetahui cara membuat modul ajar Kurikulum Merdeka yakni mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan modul ajar yang dibuat. Perlu diingat bahwa tujuan pembelajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada Kurikulum Merdeka, seperti penekanan pada penguasaan kompetensi, pengembangan kreativitas, serta pemberdayaan siswa.
2. Menentukan Konten Pembelajaran
Selanjutnya, guru dapat menentukan konten pembelajaran yang akan disajikan dalam modul ajar yang dibuat. Pilihlah materi yang relevan dengan tujuan pembelajaran dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Pastikan konten pembelajaran mencakup berbagai aspek serta memiliki keterkaitan yang jelas dengan kehidupan sehari-hari.
3. Merancang Struktur Modul Ajar
Berikutnya, guru dapat merancang struktur modul ajar dengan jelas. Misalnya, guru dapat membagi modul menjadi beberapa bagian, seperti bagian pengantar, bagian pengembangan materi, bagian latihan, serta bagian penilaian. Pastikan ada aliran logis dalam struktur modul ajar yang dibuat, sehingga siswa dapat mengikuti alur modul ajar dengan mudah.
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Aktif
Sesuai ketentuan Kurikulum Merdeka, modul ajar yang dibuat harus menerapkan pendekatan pembelajaran aktif yang memungkinkan siswa untuk banyak terlibat dalam proses pembelajaran. Guru dapat menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran yang melibatkan eksplorasi, diskusi, kolaborasi, serta pemecahan masalah.
5. Menggunakan Sumber Daya yang Variatif
Jangan lupa untuk menyertakan berbagai sumber daya yang variatif dalam modul ajar, misalnya seperti teks, gambar, video, maupun audio. Hal ini akan membantu siswa untuk memahami dan mengaplikasikan materi dengan lebih baik meskipun antara satu siswa dengan siswa lain memiliki gaya belajar yang berbeda.
6. Memberikan Latihan dan Penilaian
Guru juga dapat memberikan latihan atau tugas yang relevan dengan materi yang diajarkan. Berikan petunjuk yang jelas mengenai cara menyelesaikan tugas tersebut. Selain itu, tentukan juga kriteria penilaian yang jelas untuk mengevaluasi pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi.
7. Menyediakan Umpan Balik
Dalam modul ajar yang dibuat, sediakan ruang untuk memberikan umpan balik atau feedback kepada siswa. Berikan penjelasan dan komentar yang konstruktif tentang kinerja mereka dan dorong mereka untuk terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan yang dimiliki.
8. Melakukan Evaluasi dan Revisi
Setelah modul ajar selesai dibuat, lakukan evaluasi
01 Kebijakan dan Persiapan Asesmen Nasional 21 -Fin.pptxssuser6385081
Pelaksanaan AN dilakukan di semua sekolah dan evaluasi kinerja tidak hanya berdasarkan skor rerata tetapi juga perubahan skor atau tren dari satu tahun ke tahun berikutnya. AN diselenggarakan setiap tahun dan dilaporkan pada setiap sekolah/madrasah atau pemda. Hasil UN tersebut, lanjut Nadiem, tidak menambah beban siswa kelas 6,9, dan 12 dan tidak dapat digunakan untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Hasil AN dapat ditindaklanjuti oleh sekolah dan AN, tetapi bukan merupakan evaluasi individu siswa. Pelaksanaan AN merupakan pemetaan dan potret kondisi pendidikan yang komprehensif ada saat ini. Pelaksanaan AN terdiri dari asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Nadiem mengatakan survei karakter memang sulit diukur secara mendalam dalam asesmen berskala besar, tetapi survei karakter dapat memberi informasi tentang sikap, nilai dan kebiasaan yang mencerminkan profil Pancasila. Survei karakter memberi sinyal bahwa sekolah perlu memperhatikan tumbuh kembang siswa secara utuh, mencukupi dimensi kognitif, afektif dan spiritual.
Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, atau pun kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu). Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Asesmen Nasional dilaksanakan dengan 3 (tiga) instrumen yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, Numerasi), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.
Pada bulan Agustus ini, sekolah-sekolah sudah mulai melaksanakan Survei Lingkungan Belajar, dan pada bulan September nanti akan dimulai pelaksanaan sinkronisasi simulasi Asesmen Nasional.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
02. Materi COMPUTATIONAL THINKING rev.pptx
1. COMPUTATIONAL
THINKING
Oleh: Aritta Megadomani, S.Si, M.Pd
Pengembang Teknologi Pembelajaran
PPPPTK IPA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
BANDUNG
2020
2. Profil Pembimbing Daring (Online)
Nama : Aritta Megadomani, S.Si, M.Pd
Instansi : PPPPTK IPA Bandung
Jalan Diponegoro 12 Bandung
Jabatan : Fungsional
Pengembang T
eknologi Pembelajaran (PTP)
Keahlian : Kimia, Pendidikan, T
eknologi Pembelajaran
Email : rithablue@gmail.com,
aritta.megadomani@kemdikbud.go.id
3. Aktivitas
• Bagaimana cara Anda membuat perahu berbahan kertas yang
tidak dapat tenggelam di aliran air?
Webinar PPPPTK IPA
4. "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena
mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu”-Ali
bin Abi Thalib
“Biarlah diri kita berjuang hari ini
mempunyai masa depan yang lebih
agar anak-anak kita
baik” – Abdul Kalam
Webinar PPPPTK IPA
5. QS An-Nisa ayat 9. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Hendaklah kalian merasa khawatir meninggalkan keturunan yang lemah.
Lemah sumber daya manusianya, lemah agamanya, dan juga lemah
akhlaknya,”
Webinar PPPPTK IPA
6. Mengapa Computational Thinking??
Tantangan abad 21, banyaknya kompetisi di dalam dunia pekerjaan
Membutuhkan kemampuan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (4C
+ C yang lain)
Di Indonesia sudah diterapkan 5 nilai karakter, 6 literasi dasar dan
(Critical Thinking, Creativity, Collaboration and Communication)
Lalu Mengapa perlu ditambah 2 C lagi?
4C
Computational Thinking?? Compassion
7. Society 5.0
Society 1.0
Hunting &
gathering
New society
"Society 5.0"
Society 2.0
Agricultural
Society 3.0
Industrial
CT & KurlF K-12, SEMEO QITEP,
Januari
8. h t t p s : / / w w w 8 . c a o . g o . j p / c s t p / e n g l i s h / s o c i e t y 5 0 / i n d e x . h t m l
One definition: "A human-centered society that balances economic
advancement with the resolution of social problems by a system
t h a t highly integrates cyberspace and physical space."
•
.�
ml
1�
.=,I
CT & KurlF K-12, SEMEO QITEP, Januari
2020
9. 2 0 1 5 P IS A AVERAGE SC ORES
- --
----
.._ - Selene.
-
-
Math Ra ad ln g
�
-,....
-.....
.U
.
..
.
2
,
.
...... . . . . . . . . . . . A 7
-
-
-
C-
.M
-
.l
.,,i
.;
.•
•
.
.
-
.
•
.,
•
..
-·•
....l.: -
� . U. 7,
u ,
...
0
1
. . . . . _
.
�
-,
� O E C D
....
U l . _ . . . . • • •
, , ,
-Pl SA
...
124 " - -
u, ..,..._ •.•
t l. J
.•
.
.
I » ......_.,
.
...
--
--........
S11 0 . W . . , . .
-
.-1
,.
,J
� ...... The PISA is a worldwide
exam administered
every three years that
measures 15-year-olds
in 72 countries.
About 540,000 students
took the exam in 2015.
......_
.a
.G
.,
. . . . . . . .
�
........,
S t O
N ' 1
Mii
,
- �
-
..-...1
...-
•
.. - -
.-..
........
........,
,....�
w.t....,,..
1
1•
I*
. .
.
�
, . . . , , .
...
3 . . . - . . .
-
M 2
f f 7
. . .
........
-
·
--�
-
u...-� ....
..............
�
...
...
. . . . . . T...,_
.....,.
c
-:
.
.
-
.
--.
.
.
.
.
-
f f 7
.
-..
,
.,
,...,._
............... ..., a..-- . . .
oc:co .... �
f f 2
c•._......_...
. . . . . . . . . .
..,
. . . ,
•
-w
e
-�
-- CA.efl....... ...,
-
Ol:CO.........
�
...,_.......
LAtwle
,.._
. . . .
.,.,
-
�
....... .
.e
.a
>
,
"
-.
,
.
"
.
.-_-_
a . . - .
....
. . .
4 8 2
........
. . . ,
�
�
..,..
_
--_--.
.
.
. . . . . .
https://www.oecd.org/pisa/
https://www.oecd.org/pisa/pisa-201 5-
results-in-focus. pdf
https://www.oecd.org/p isa/P ISA-201 5-
I ndonesia. pdf
..........-....--
�
. . . . . .
' " . . . . . . ,
. . . . .
4 7 9
. . . . . . . . . . . . 4:N
. . . . . . . 4'11 . . . . . . . , .
.........,
.........--... .,. ..,.
. . . . . . ..,..
-
" " " ' - - 4 7 2
-
- en
- ---....
.....
-
........
ere...
�
. . . . .
a .
...,
---
...,
. , .
.....,
0 7
4� M
•n ---
...,..
Q ' J
«»
• afJb,,na; - . . . .
---
,......,_.
-
.-..,..-U
e
-nJ
. . . . . . ., ..
..c..........,...
""""'" ,.,.. .-
.,..a.......
�
U . - . - ,
U.W...A,.. .,._....._..,_...
---
� . . . . . . . . . . . . . - O ' J
-
.....,_ a ,
a >
• •
......,...
� a e
............
�
. . . . . . . . . . .
c........
� - - �
- - · - -
a ,
=
.. -
http://www. cgdev. org/blog/need•
pivot-lea rn ing-new-data-ad u It•
skills-indonesia
tt.7
4 2 7
kleal e•
'JS II
r _ . . . _ a a
T � - - �
" = :::
4 0 4 2 7
. ......-·..·
� - a : 1
-
.........
�
-···
c . . .
.,.
..
..
..
,- a .
......,.
. , . . . . . . . .
c.·.0
-
...,
..
,
..
. . . . . _ 4 : D
---.!=
-:.
:.
:
-.
.
:.
_:::.
--
•.,•,•
...
-..-----
n
-
.AMlil
--.
.
..,.
o.w .., ...
.. •
�
---caa....
...
--�
-.
--
.
.
_ .
.
.
.
M e .,.._ .
.
.
,
_
,.. ...,.
� n 7 . . . . . . . . . ,
� �
,.,
........... �
..
-
.a
---
tt
�
Ow;�
�
;",
M
..
7
�
--
.......l
.i
.r
.l
,
�
i
.
.
t
F
r
t
»•
rn , _
...a:1
1
�
o,.,_.........
·-
. . . . . . .
0os ....... �
. .
P l
0 200 400 . . .
U'1
JP - & KurlF K-12, SEMEO QITEP,
Januarl 2020
� M7
0 190 400 . .
0 -
_ . , . . . . . . � ...,...... , . . _ . el . . . , . . , . _ . . . • -
10. Compassion dan Computational Thinking
Ketika anak sudah diperkenalkan dengan sistem
komputer dan segala macam platform digital
dibutuhkan Compassion atau melakukan
Webinar PPPPTK IPA
dengan ‘hati nurani’.
Dunia Kerja
Semakin
Kompetitif
Keamanan
(National
Security)
Informasi
berkembang
pesat
Permasalahan
NonGlobal
dan Global
Persaingan
Ekonomi
Global
Inovasi IPTEK
yang maju
pesat
11. Tantangan Abad 21
-
-
-
-
Perkembangan IPTEK
SDM yang berkompetisi
Dunia Pekerjaan
Informasi yang sangat cepat
6
-
-
-
-
-
Pilar Inti Profil BerPancasila
Critical &problem solving
Mandiri
Kreatif
Gotong royong-kolaborasi
Mencintai keberagaman -
Kebhinekaan global
Berakhlak Mulia
UNESCO merumuskan empat
pilar pendidikan untuk
menyongsong abad 21:
Kurikulum di Indonesia
Keterampilan Abad 21
-
-
6 literasi dasar
Nilai karakter
Learning to know, Learning to
do, Learning to live to gether,
dan Learning to be.
- 4C -
Tantangan Abad
21
12. nar PPPPTK IPA
Ini ???
Tantangan Abad 21
SOLUSI
Siap dalam persaingan
global dan manusia yg
mengendalikan teknologi
menghadapi dunia
nyata yang penuh
masalah
Peserta Didik
di Masa Datang
Kondisi Saat
Kurikulum di
Indonesia
Keterampilan Abad
6 Pilar Inti Profil BerPancasila
Merdeka Belajar
Belajar dengan
menyenangkan
(Wellbeing)
21
-
-
-
6 literasi dasar
Nilai karakter
4C
Webi
13. dibutuhkan ?
Apa Yang
Four Cs of 21st century learning: http://p21.org
Collaboration.
Communication.
Critical thinking.
Creativity.
The 5th 'C' of 21st Century Skills? Try
Computational Thinking (Not Coding)
https ://www.edsurge.com/news/2018-02-
25-the-Sth-c-of-21st-centu ry-ski I ls-try•
com putationa I-thin king-not-coding
SCAN Fundamental Skills - 2001
[http://www.sjsu.edu/faculty/chang/sped/scanskills.html] Basic
Skills: reading, writing, arithmetic/ mathematics, listening and
speaking.
Thinking Skills: creative thinking, decision making, problem solving, seeing
things in the mind's eyes, learning how to learn, reasoning
Personal Qualities: responsibility, self-esteem, sociability, self-management,
integrity and honesty
CT & KurlF K 12, SEMEO QITEP, Januari
2020
14. • The 2018 Definition of Reading Literacy
is understanding, using,
Reading literacy
ev alu at in g, reflecting and engaging
on
with texts in order to achieve one's
goals, to develop one's knowledge and
potential and to participate in society.
[Pisa 2018 Reading Literacy Framework]
Lihat contoh soal-soal test PISA
15. Kemampuan dalam literasi Digital
Mengetahui informasi dan teknologi informasi:
- Access (mengakses): pengetahuan tentang informasi dan
bagaimana untuk mengumpulkan dan atau mendapatkan informasi
tersebut.
Menggunakan informasi dan tekno/ogi informasi :
•
•
- Manage (mengelola): kemampuan mengelola dan menerapkan skema
klasifikasi atau organisasi.
Memaknai informasi :
Integrate (mengintegrasikan): kemampuan melakukan interpretasikan
dan mendeskripsikan kembali inf ormasi (membandingkan,
mengklasifikasi, dan membuat ringkasan).
Evaluate (mengevaluasi): kemampuan memutuskan tentang kualitas,
keterkaitan, kegunaan, atau efisiensi dari informasi.
Create (menciptakan): kemampuan menciptakan informasi baru
melalui mengadopsi, menerapkan, mendesain, membuat atau menulis
informasi.
•
CT & KurlF K-12, SEMEO QITEP, Januari
2020
16. Computational Thinking (ISTE)
✓Banyak permasalahan tidak bisa
diselesaikan hanya dengan
perhitungan dan computer, tetapi
muncul solusi melalui kolaborasi
sosial antar kelompok
Webinar PPPPTK IPA
17. ation-
age
Webinar PPPPTK IPA
Computational Thinking
Popularized by Jeanette M. Wing (2006)
Computational Thinking. Communications
the ACM, 49(3), 33-35.
of
J. Cuny, L. Snyder, and J. M. Wing.
Demystifying Computational Thinking
Non-Computer Scientists, 2010
for
Computational Thinking is the thought
processes involved in formulating
problems and their solution so that
the solutions are
form that can be
out by an inform
nt
represented in a
effectively carried
processing
18. --Denning, Peter J and Matti Tedre, 2019, Computational Thinking, Cambridge Massasuhets- MIT
Press
❑The mental process for abstraction of problems and the creation of automatable solutions.
(Yadav et al. (2014))
❑Computational thinking is the process of recognising aspects of computation in the world that
surrounds us,
and applying tools and techniques from Computer Science to understand and reason about both
natural
and artificial systems and processes (Furber (2012)
❑Computational thinking has a long history within computer science.
Known in the 1950s and 1960s as “algorithmic thinking,” it means a mental orientation to
formulating problems
as conversions of some input to an output and looking for algorithms to perform the conversions.
Today the term has been expanded to include thinking with many levels of abstractions,
use of mathematics to develop algorithms, and examining how well a solution scales a
cross different sizes of problems. (Denning (2009)
❑..[Computational Thinking] is to teach them how to think like an economist, a physicist, an
artist, and
to understand how to use computation to solve their problems, to create, and to discover new
questions
that can fruitfully be explored.(Hemmendinger (2010))
Webinar PPPPTK IPA
19. Computational Thinking
Computational Thinking melatih otak untuk terbiasa berfikir secara logis, terstruktur
dan kreatif.
Computational thinking is a fundamental
skill for everyone, not just for computer
scientists. To reading, writing, and
arithmetic, we should add computational
thinking to every child’s analytical ability
A way
think.
that humans, not computers,
Computational thinking is a way
humans solve problems; it is not trying
to get humans to think like computers
Proses berpikir yang diperlukan dalam memformulasikan masalah dan
solusinya, sehingga solusi tersebut dapat menjadi agen pemroses informasi
yang efektif dalam menyelesaikan masalah.-----Jeanette Wing---
22. 4 basic strategies for Computational thinking
Webinar PPPPTK IPA
Algoritma
• Menyelesaikan
suatu
permasalahan
dengan cara-cara
yang sistematis
dengan SMART
(Specific,
Measurable,
Attainable,
Relevant,
Timebased)
Abstraksi
• fokus pada ha-hal
yang penting dan
relevan serta
mengabaikan
yang tidak
penting dan tidak
relevan
Pattern
Recognition
• pemilahan pola-
pola dan
mengelompokkan
yang polanya
sama di antara
atau di dalam
permasalahan
Decomposition
• menguraikan
permasalahan
yang kompleks
atau sistem
menjadi
permasalahan
yang lebih
sederhana
23. Benang Merah
Rancangan Kurikulum lnformatika
• Tujuan utama adalah membentuk kemampuan :
-
-
-
-
Berpikir, Thinking : Computational Thinking
Berpengetahuan, Knowledge : llm u
Komp ut er / lnf or mat ika
Berkarya, Skill : Digit al Lit er at e, TIK
Berkarakter, menggunakan dengan baik
• Pelajaran TIK (pengertian lama) tidak dihapus, tetapi
diubah cara pengajarannya, bukan mengajarkan
penggunaan aplikasi, tet api mem b er dayakan aplikasi
sebagai tools untuk belajar dan dipakai untuk semua
Pelajaran lnformatika di-induksi seiring dengan TIK
•
CT & Kurlf K·l2, SEMEO OlTEP,
Januari
2020
24. Computational Thinking dalam Kurikulum 2013
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN
2018.TENTANG KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 PADA
PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
Menimbang : bahwa untuk memenuhi kebutuhan dasar peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya pada
digital, perlu menambahkan dan mengintegrasikan muatan informatika pada kompetensi dasar dalam kerangka dasar
struktur kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah
era
dan
Kelas XII
3.6 Computational Thinking untuk menyelesaikan
persoalan lebih kompleks, membutuhkan
dekomposisi lebih rumit, dengan abstraksi lebih
formal, data banyak, dan menuliskan solusi
algoritmik
4.6 Memecahkan persoalan kompleks yang
membutuhkan dekomposisi, abstraksi dan
representasi data serta solusi algoritmiknya
Jenjang Bidang Informatika
SMP/MT
s dan SMA/MA T
eknik Komputer
, Jaringan Komputer/Internet , T
eknologi Informasi
dan Komunikasi , Analisis Data, Algoritma dan Pemograman, Dampak
Sosial Informatika, Berpikir Komputasional (T
ematis) , Praktik
Lintas Bidang (T
ematis)
26. Coding is the practice of developing
a set of instructions that a
computer can understand and
execute. Computer science is "the
study of
computers and algorithmic
processes, including their principles,
their hardware and software
designs, their applications, and their
impact
on society."
Comput at ional thinking is "a way of
solving problems, designing systems,
and understanding human behavior
that draws on concepts fundamental
to computer science... a fundament al
skill for everyone, not just computer
scientists."
The Relationship between Coding, Computer
Science, and Computational Thinking
Coding - technical skill
cs rv academic discipline
CT - problem solving process central to CS
CT & KurlF K-12, SEMEO QITEP,
Januari
27. CT adalah sebuah cara berpikir untuk memecahkan persoalan, merancang sistem, memahami
perilaku manusia. Di dunia saat ini dimana komputer ada di mana-mana untuk membantu berbagai
segi kehidupan
CT harus menjadi dasar bagaimana seseorang berpikir dan memahami dunia dengan persoalan-
persoalannya yang semakin kompleks.
CT berarti berpikir untuk menciptakan dan menggunakan beberapa tingkatan abstraksi, mulai
memahami persoalan sehingga mengusulkan pemecahan solusi yang efektif, efisien, “fair” dan
aman.
CT berarti memahami konsekuensi dari skala persoalan dan kompleksitasnya, tak hanya demi
efisiensi, tetapi juga untuk alasan ekonomis dan sosial. Di bidang “Computing”, yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Informatika, kemampuan berpikir yang perlu
dikuasai sejak pendidikan dasar adalah “Computational Thinking“ (CT).
28. CT adalah proses berpikir untuk memformulasikan persoalan dan solusinya, sehingga
solusi tersebut secara efektif dilaksanakan oleh sebuah agen pemroses informasi yaitu
bisa berupa "komputer", robot, atau manusia.
CT adalah sebuah metoda dan proses berpikir untuk penyelesaian persoalan dengan
menerapkan:
1. Dekomposisi dan formulasi persoalan, sedemikian rupa sehingga dapat
diselesaikan dengan cepat dan efisien serta optimal dengan menggunakan
komputer sebagai alat bantu; membagi persoalan menjadi bagian2 kecil
Abstraksi, yaitu menyarikan bagian penting dari suatu permasalahan dan
mengabaikan yang tidak penting, sehingga memudahkan fokus kepada solusi
Algoritma, yaitu menuliskan otomasi solusi melalui berpikir algoritmik (langkah-
langkah yang terurut);
Pengenalan pola persoalan (pattern), generalisasi serta mentransfer proses
penyelesaian persoalan ke sekumpulan persoalan sejenis.
2.
3.
4.
30. METODE ILMIAH DALAM SAINS
Kesimpulan/
penyelesaian
masalah
Bertanya sebagai
Perumusan
Masalah
Pengumpulan,
pengolahan dan
analisis hasil
Research
Membuat
hipotesis
Percobaan
31. METODE ENGINEERING DAN DESIGN PROCESS
IMPROVE
(memperbaikinya)
ASK (Bertanya)
Apa masalahnya?
IMAGINE
(memilih cara
penyelesaian)
CREATE
(Membuat)
PLAN
(merencanakan
desain)