3. Kriteria Desain Bangunan Atas
Pemilihan Bangunan Atas
Apabila tidak direncanakan secara khusus, maka dapat digunakan
bangunan atas jembatan standar Bina Marga seperti :
• Box culvert (single, double, triple) bentang 6 s/d 10 m
• Voided Slab, bentang 6 s/d 16m.
• Gelagar Beton Bertulang Tipe T, bentang 6 s/d 25 m
• Gelagar Beton Pratekan Tipe I dan box, bentang 16 s/d 40 m
• Gelagar Komposit Tipe I dan Box Bentang 20 s/d 40m.
• Rangka Baja Bentang 40 s.d 60m.
Jembatan Standard
6. 1) Perencanaan struktur atas menggunakan Limit States atau Rencana
Keadaan Batas berupa Ultimate Limit States (ULS) dan Serviceability Limit
States (SLS)
2) Lawan lendut & lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitung
cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak
melampaui batas yg diizinkan (simple beam <L/800 & kantilever L/400)
3) Memperhatikan perilaku jangka panjang material & kondisi lingkungan
jembatan berada khususnya pengaruhnya terhadap selimut beton,
permeabilitas beton, atau tebal elemen baja & galvanis terhadap resiko
korosi ataupun potensi degradasi material.
Acuan Perencanaan Teknis
8. Pemilihan bangunan bawah dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
• Memiliki dimensi yang ekonomis
• Terletak pada posisi yang Aman, terhindar dari kerusakan akibat:
gerusan arus air, penurunan tanah, longsoran lokal dan global.
• Kuat menahan beban berat struktur atas, beban lalu lintas, beban
angin dan beban gempa.
• Kuat menahan tekanan air mengalir, tumbukan benda hanyutan,
tumbukan kapal, dan tumbukan kendaraan
Kriteria Desain Bangunan Bawah
Pemilihan Bangunan Bawah
Struktur bawah meliputi abutment (kepala jembatan) dan pier (pilar).
13. Acuan Perencanaan Teknis
1) Perencanaan bangunan bawah menggunakan Limit States atau Rencana
Keadaan Batas berupa Ultimate Limit States (ULS) dan Serviceability Limit
States (SLS)
2) Struktur bangunan bawah harus direncanakan berdasarkan perilaku jangka
panjang material dan kondisi lingkungan antara lain: selimut beton yang
digunakan minimal 30 mm (daerah normal) dan minimal 50 mm (daerah
agresif)
14. ▪ Bentuk fondasi dipilih berdasarkan nilai beban struktur bawah & atas yang
ditahan fondasi, jenis & karakter tanah, serta kedalaman tanah keras.
▪ Pemilihan pondasi dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
✓ Disarankan tidak menggunakan fondasi langsung pada daerah dengan
gerusan/scouring besar, jika terpaksa berikan perlindungan fondasi
terhadap scouring.
✓ Hindari peletakkan fondasi pada daerah gelincir local & gelincir global,
jika abutmen atau pilar jembatan harus diletakkan di lereng sungai.
✓ Hindari penyebaran gaya fondasi abutmen jatuh ke lereng/ tebing
sungai.
✓ Gunakan fondasi sesuai dengan kondisi tanah di bawah abutmen atau
pilar jembatan
Kriteria Desain Pondasi
Pemilihan Pondasi
16. ▪ Perencanaan pondasi menggunakan Working Stress Design (WSD)
▪ Faktor keamanan (Safety Factor) (SF) untuk tiang pancang, SF
Point bearing =2,5 ~ 3 dan SF Friction =3~ 5
▪ Faktor keamanan (Safety Factor) (SF) untuk fondasi Sumuran
dangkal dan fondasi dangkal SF Daya dukung = 1,5~3, SF Geser =
1,5 ~ 2 dan SF Guling = 1,5 ~ 2
Acuan Perencanaan Teknis
17. ▪ Tinggi timbunan tidak boleh melebihi H izin sebagai berikut:
✓ H kritis = (c.Nc + γ.D.Nq)/γ
✓ H izin = H kritis/ SF, di mana SF = 3.
▪ Bila tinggi timbunan melebihi H izin, harus direncanakan dengan
sistem perkuatan tanah dasar yang ada.
Kriteria Desain Jalan Pendekat
Perencanaan Jalan Pendekat
19. Proses desain sebagai berikut:
1. Melakukan survey pendahuluan untuk mengumpulkan data-data dasar perencanaan
dan untuk mengetahui letak jembatan.
2. Membuat pradesain/ rancangan awal berdasarkan hasil survey pendahuluan
3. Pengkajian hasil pradesain, & jika perlu survey kembali untuk memastikan:
▪ Lebar dan Bentang jembatan.
▪ Perlu tidaknya pilar.
▪ Letak kepala jembatan
▪ Posisi struktur atas terhadap muka air banjir atau permukaan air laut tertinggi atau
bangunan lain yang ada di bawahnya
▪ Bahan – beban lain/khusus yang mungkin bekerja pada jembatan
▪ Metoda konstruksi yang akan digunakan
4. Menentukan desain akhir dari struktur atas dan bawah jembatan
5. Menentukan beban – beban yang bekerja pada jembatan
6. Melakukan perhitungan analisa struktur
7. Menentukan dimensi tiap elemen jembatan
8. Membuat gambar hasil perencanaan.
Tahapan Perencanaan Jembatan