BAB IV dokumen tersebut membahas penyusunan proposal PTK yang mencakup judul penelitian, latar belakang masalah, fokus masalah, pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, hipotesis tindakan, metode penelitian, latar dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan penulisan daftar pustaka.
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekDesy Aryanti
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang menggunakan proyek sebagai media pembelajaran. PjBL menggunakan masalah sebagai awal pengumpulan dan integrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Terdapat 6 fase pelaksanaan PjBL yaitu penentuan pertanyaan, perencanaan proyek, penyusunan jadwal, pengamatan, penilaian, dan refleksi. PjBL diharapkan
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUANDedi Mukhlas
Peningkatan
MUTU,
RELEVANSI, dan
EFISIENSI pengelolaan pendidikan,
dengan sendirinya menuntut kajian terhadap interaksi (proses belajar-mengajar) yang terjadi dalam kelas di sekolah-sekolah.
BAB IV dokumen tersebut membahas penyusunan proposal PTK yang mencakup judul penelitian, latar belakang masalah, fokus masalah, pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, hipotesis tindakan, metode penelitian, latar dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan penulisan daftar pustaka.
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekDesy Aryanti
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang menggunakan proyek sebagai media pembelajaran. PjBL menggunakan masalah sebagai awal pengumpulan dan integrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Terdapat 6 fase pelaksanaan PjBL yaitu penentuan pertanyaan, perencanaan proyek, penyusunan jadwal, pengamatan, penilaian, dan refleksi. PjBL diharapkan
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENTINGNYA BAGI KERJA KEGURUANDedi Mukhlas
Peningkatan
MUTU,
RELEVANSI, dan
EFISIENSI pengelolaan pendidikan,
dengan sendirinya menuntut kajian terhadap interaksi (proses belajar-mengajar) yang terjadi dalam kelas di sekolah-sekolah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: PTK atau Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakan tindakan, mengamati hasilnya, dan merefleksikan hasil untuk perbaikan berikutnya.
1. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
2. Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian, seperti siswa, guru, materi pelajaran, sarana pembelajaran, hasil belajar, lingkungan, dan pengelolaan kelas.
3. Objek penelitian tindakan kelas harus aktif dan dapat diamati dampak tindakannya, seperti metode mengajar
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan manajemen perubahan bagi kepala sekolah dalam menerapkan Kurikulum 2013. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif guna memenuhi standar kompetensi lulusan. Pelatihan ini mencakup materi manajemen perubahan, langkah perubahan, dan evaluasi perubahan.
Siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis data, dan refleksi. Perencanaan melibatkan pengumpulan data awal, identifikasi masalah, dan penyusunan rencana tindakan. Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana namun tetap fleksibel. Observasi mendokumentasikan proses dan hasil tindakan. Analisis data melibatkan reduksi data, pembeberan, dan penarikan
Dokumen tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Dokumen ini menjelaskan tentang prinsip, bentuk, bidang garapan, metode, dan tahapan pelaksanaan PTK.
PTK merupakan penelitian kolaboratif antara guru dan siswa untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan mengatasi masalah-masalah yang terjadi di kelas. PTK dilakukan secara siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi untuk menyelesaikan masalah dan terus meningkatkan hasil pembelajaran. PTK bertujuan untuk perbaikan sistem pembelajaran secara berkelanjutan
Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning/PBL) sebagai fondasi untuk keterampilan abad ke-21. PBL melibatkan penyelesaian masalah yang relevan dengan konteks nyata menggunakan kerjasama antar individu dan lingkungan. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memotivasi siswa menyelesaikan masalah. PBL terdiri dari 5 tahapan yaitu orientasi masalah, penyel
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran dimana peserta didik menyelesaikan proyek untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model ini memberikan peran aktif bagi peserta didik dalam menemukan dan mengelola informasi secara kolaboratif untuk menyelesaikan masalah atau tantangan yang diajukan, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang merencanakan pem
Dokumen tersebut merangkum bab demi bab tentang penelitian tindakan kelas (PTK), mulai dari pengertian dan karakteristik PTK, merumuskan masalah dan hipotesis, prosedur PTK, hingga tahapan-tahapan pelaksanaannya. PTK dilakukan guru untuk meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui siklus refleksi yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Dokumen tersebut merangkum tentang pengertian dan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan guru untuk memperbaiki pembelajaran dengan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif. Prosedur PTK umumnya terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam siklus berulang.
Penelitian tindakan kelas dalam bimbingan dan konseling bertujuan untuk meningkatkan praktik pelayanan konseling agar lebih profesional melalui tindakan-tindakan tertentu seperti pelaksanaan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan kehadiran siswa di sekolah.
Dokumen tersebut membahas konsep penelitian tindakan kelas (PTK) untuk guru dan kepala sekolah TK. PTK dijelaskan sebagai penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh praktisi untuk memperbaiki praktik mereka sendiri dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan. Dokumen ini menjelaskan komponen, tujuan, manfaat, karakteristik, dan prinsip-prinsip PTK.
Penelitian tindakan kelas adalah strategi pemecahan masalah pembelajaran yang melibatkan proses penelitian dan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran secara berkelanjutan."
Ringkasan dokumen tersebut adalah: PTK atau Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakan tindakan, mengamati hasilnya, dan merefleksikan hasil untuk perbaikan berikutnya.
1. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
2. Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian, seperti siswa, guru, materi pelajaran, sarana pembelajaran, hasil belajar, lingkungan, dan pengelolaan kelas.
3. Objek penelitian tindakan kelas harus aktif dan dapat diamati dampak tindakannya, seperti metode mengajar
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan manajemen perubahan bagi kepala sekolah dalam menerapkan Kurikulum 2013. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif guna memenuhi standar kompetensi lulusan. Pelatihan ini mencakup materi manajemen perubahan, langkah perubahan, dan evaluasi perubahan.
Siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis data, dan refleksi. Perencanaan melibatkan pengumpulan data awal, identifikasi masalah, dan penyusunan rencana tindakan. Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana namun tetap fleksibel. Observasi mendokumentasikan proses dan hasil tindakan. Analisis data melibatkan reduksi data, pembeberan, dan penarikan
Dokumen tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Dokumen ini menjelaskan tentang prinsip, bentuk, bidang garapan, metode, dan tahapan pelaksanaan PTK.
PTK merupakan penelitian kolaboratif antara guru dan siswa untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan mengatasi masalah-masalah yang terjadi di kelas. PTK dilakukan secara siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi untuk menyelesaikan masalah dan terus meningkatkan hasil pembelajaran. PTK bertujuan untuk perbaikan sistem pembelajaran secara berkelanjutan
Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning/PBL) sebagai fondasi untuk keterampilan abad ke-21. PBL melibatkan penyelesaian masalah yang relevan dengan konteks nyata menggunakan kerjasama antar individu dan lingkungan. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memotivasi siswa menyelesaikan masalah. PBL terdiri dari 5 tahapan yaitu orientasi masalah, penyel
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran dimana peserta didik menyelesaikan proyek untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model ini memberikan peran aktif bagi peserta didik dalam menemukan dan mengelola informasi secara kolaboratif untuk menyelesaikan masalah atau tantangan yang diajukan, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang merencanakan pem
Dokumen tersebut merangkum bab demi bab tentang penelitian tindakan kelas (PTK), mulai dari pengertian dan karakteristik PTK, merumuskan masalah dan hipotesis, prosedur PTK, hingga tahapan-tahapan pelaksanaannya. PTK dilakukan guru untuk meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui siklus refleksi yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Dokumen tersebut merangkum tentang pengertian dan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan guru untuk memperbaiki pembelajaran dengan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif. Prosedur PTK umumnya terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam siklus berulang.
Penelitian tindakan kelas dalam bimbingan dan konseling bertujuan untuk meningkatkan praktik pelayanan konseling agar lebih profesional melalui tindakan-tindakan tertentu seperti pelaksanaan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan kehadiran siswa di sekolah.
Dokumen tersebut membahas konsep penelitian tindakan kelas (PTK) untuk guru dan kepala sekolah TK. PTK dijelaskan sebagai penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh praktisi untuk memperbaiki praktik mereka sendiri dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan. Dokumen ini menjelaskan komponen, tujuan, manfaat, karakteristik, dan prinsip-prinsip PTK.
Penelitian tindakan kelas adalah strategi pemecahan masalah pembelajaran yang melibatkan proses penelitian dan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran secara berkelanjutan."
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan perangkat pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran daring dan luring yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan proyek, serta menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik."
Modul ini membahas tentang kekongruenan dan kesebangunan bangun datar dalam pembelajaran matematika di MTS. Modul ini menjelaskan target kompetensi guru dan siswa, tujuan modul, organisasi pembelajaran, langkah kegiatan, dan indikator pencapaian kompetensi guru dalam mengajarkan materi tersebut.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan. Terdapat penilaian terhadap perencanaan perbaikan, pelaksanaan perbaikan di kelas, dan hasil akhir perbaikan. Guru mendapatkan nilai rata-rata 4,9 untuk perencanaan dan 4,7 untuk pelaksanaan di kelas.
Pelatihan penyusunan modul dan projek profil pelajar berbasis Pancasila dan Rahmatan lil Alamin dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2022 oleh POKJAWAS Jakarta Timur. Pelatihan ini membahas tentang model pembelajaran berbasis proyek dan penyusunan modul.
Reflesi Mandiri - Kanvas BAGJA prakarsa perubahan - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah perencanaan pembelajaran untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi siswa, meliputi: (1) mendefinisikan pertanyaan utama dan tujuan, (2) mengidentifikasi aset dan potensi melalui penyelidikan, (3) merencanakan langkah-langkah konkret pelaksanaan, dan (4) mendesain kerangka kerja pelibatan para pihak dalam implementasi dan evaluasi.
Asesmen dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P-5) terdiri dari tiga jenis utama yaitu asesmen diagnostik untuk mengukur kompetensi awal, asesmen formatif yang dilakukan secara berkelanjutan untuk memantau perkembangan peserta didik, dan asesmen sumatif pada akhir proyek untuk mengukur pencapaian target kompetensi. Berbagai instrumen seperti rubrik, observasi, dan esai digun
Ringkasan rencana pembelajaran mingguan untuk anak usia 5-6 tahun di yayasan Almuawanah Rengasdengklok adalah sebagai berikut: (1) rencana pembelajaran berfokus pada tema kendaraan udara, (2) tujuannya adalah memberikan pengalaman nyata dan pengetahuan dasar kepada anak, (3) strategi penyampaian menggunakan ceramah, diskusi, demonstrasi dan unjuk kerja serta menyediakan alat ber
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian di TK Almuawanah membahas kegiatan pembelajaran untuk anak usia 4-5 tahun dengan tema kendaraan darat. Pembelajaran meliputi kegiatan pembukaan, inti, dan penutup dengan subtema bis kota dan jenis kendaraan. Penilaian pembelajaran mencakup aspek agama, motorik, sosial emosional, kognitif, bahasa, dan seni.
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian untuk anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-Kanak Al Muawanah Rengasdengklok membahas kegiatan pembelajaran tentang kendaraan air selama 3 hari dengan tema sub kendaraan, meliputi kegiatan pembukaan, inti, dan penutup yang mencakup pengenalan kendaraan air, menggambar, dan bermain edukatif.
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian di TK Al Muawanah membahas tentang kegiatan belajar anak usia 4-5 tahun dengan tema kendaraan air. Kegiatan belajar meliputi meniru gerakan kapal, menghitung, menulis, mewarnai gambar kapal laut, serta penilaian hasil belajar anak.
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian di RA Al Muawanah Rengasdengklok untuk anak usia 4-5 tahun mencakup kegiatan pembelajaran tentang tema "Aku hamba Allah" dan subtema "Tubuhku", meliputi kegiatan mengenal anggota tubuh, panca indra, menebalkan angka, berbagi, dan membuat kerajinan tangan.
Dokumen tersebut membahas tentang latihan dasar kepemimpinan siswa (LDKS) yang bertujuan untuk memahami pentingnya organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan manajemen waktu. Dokumen tersebut juga membahas tentang definisi OSIS, fungsi, faktor pendukung, manfaat, dan tugas pengurus OSIS serta keterampilan manajemen organisasi seperti manajemen waktu, forum, komunikasi, dan pemecahan masalah.
Dokumen tersebut membahas tentang program kerja kesiswaan SMAN 1 Sagaranten tahun 2009-2010. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, ruang lingkup, sasaran, dan hasil yang diharapkan dari program pembinaan kesiswaan. Program pembinaan tersebut mencakup program OSIS, ekstrakurikuler, dan unggulan akademik serta non-akademik."
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis aplikasi pengolah kata yang terkenal beserta fitur-fiturnya. Aplikasi pengolah kata yang disebutkan antara lain Word, WordPerfect, Ms Word, StarWriter, Kword, OpenOffice Writer dan AbiWord. Dokumen juga menjelaskan penggunaan dasar Ms Word seperti membuat, membuka, menyimpan, dan mengedit dokumen.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
3. Tujuan Diklat Penguatan KS
Meningkatkan kompetensi kepala sekolah
sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan
mendorong kepala sekolah menciptakan
sekolah merdeka untuk meningkatkan
capaian belajar peserta didik yang
bermuara pada terwujudnya students
wellbeing
5. MODEL PEMBELAJARAN DIKLAT PENGUATAN KS
Learning Cycle Orpaer (Modifikasi dari Theory U by Otto Scharmer, 2007)
Observe
Reflect
Plan
Act
Evaluate
Reflect
Co-initiating (mulai
Bersama membangun niat)
Co-sensing (mengamati ke
suatu objek/tempat)
Presencing (terhubung ke
sumber inspirasi dan kehendak
Bersamapengetahuan muncul)
Co-creating (membentuk
prototype/plan Bersama)
Co-evolving (berkembang Bersama
/bekerja bersama saling peduli untuk
mewujudkan hal baru)
Open mind, open heart, open will
Crystallizing (menemukan sebuah
kekuatan dan membuat komitmen
untuk mencapai tujuan bersama)
Presencing (terhubung ke
sumber inspirasi dan kehendak
Bersamapengetahuan muncul)
6. Model Pembelajaran Tahap OJT 1
Observe & Reflect (Otto Scharmer, 2007)
Observe
Reflect
Open mind
Open heart
Open will
7. Model Pembelajaran Tahap IST
Introduction
(Pengantar)
Link
(Menghubungkan)
Enforcement
(Pelaksanaan)
Awareness
(kesadaran)
Development
(pengembangan)
PLAN
9. ON-THE JOB TRAINING (OJT) 1
Dilaksanakan secara luring selama 10 (sepuluh) JP
setara dengan 1 (satu) hari. Pada tahap ini peserta
melakukan aktivitas:
1. mengidentifikasi masalah pembelajaran,
2. menyusun praktik baik yang pernah dilakukan
selama menjabat sebagai kepala sekolah, dan
3. mempelajari bahan pembelajaran secara mandiri
terbimbing.
10. Lanjutan …
• Peserta mengerjakan tugas:
a. Instrumen AKPK Kepala Sekolah (Tugas 01)
b. Identifikasi masalah pembelajaran (Tugas 02)
c. Tugas menyusun laporan praktik baik (Tugas 03), dan
d. Melakukan pendalaman materi dengan bimbingan pengajar diklat secara
daring terstruktur melalui diskusi dan tanya jawab (Tugas 04).
11. Struktur Program OJT 1
No Mata Diklat
Waktu
(JP)
1 Identifikasi masalah pembelajaran 4
2
Praktik baik implementasi manajerial, supervisi guru dan tendik, serta
pengembangan kewirausahaan
3
3
Pendalaman Materi Manajerial, Supervisi Guru dan Tendik, serta
Pengembangan Kewirausahaan
3
JUMLAH 10
12. Jadwal Pendampingan OJT-1 Luring
Jam ke Mata Diklat Keterangan
1 Identifikasi Masalah Pembelajaran
Pendampingan 10 JP dalam satu hari (H-3) dilakukan
jika peserta dalam satu kelas dapat dikumpulkan dalam
satu lokasi (Pendekatan Blok)
Jika peserta terbagi dalam beberapa klaster, pengajar
diklat dapat membagi waktu 10 JP dalam beberapa hari
untuk klaster yang berbeda
2 Identifikasi Masalah Pembelajaran
3 Identifikasi Masalah Pembelajaran
4 Identifikasi Masalah Pembelajaran
5 Praktik Baik
6 Praktik Baik
7 Praktik Baik
8 Pendalaman Materi
9 Pendalaman Materi
10 Pendalaman Materi
13. Model Pembelajaran pada OJT 1
Strategi pembelajaran tahap OJT 1 menerapkan unsur “Observe” dan
“Reflect” dari siklus pembelajaran ORPAER (Observe, Reflect, Plan, Act,
Evaluate, dan Reflect).
Pada tahap ini, peserta bersama seluruh elemen sekolah melakukan observe
(pengamatan) kondisi nyata sekolah secara menyeluruh untuk
mengidentifikasi berbagai masalah pembelajaran yang ditemukan dan
penyebabnya, serta melakukan refleksi untuk menemukan masalah
pembelajaran utama yang perlu diatasi.
15. IN-SERVICE TRAINING (IST)
Tatap muka langsung sebanyak 40 JP setara 5 (lima) hari
Diskusi penyampaian masalah dan pemecahan masalah dalam kelompok yang telah
dipetakan oleh Pengajar berdasarkan kesamaan/kemiripan tema masalah
Berbagi praktik baik dalam kelompok yang telah dipetakan Pengajar berdasarkan
kesamaan/kemiripan tema praktik baik
Menyusun matrik Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), merancang instrumen monev,
membuat jadwal Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Tes awal/akhir
16. Struktur Program IST
No Materi Diklat Jumlah JP
1. Tes Awal 1
2. Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2
3. Orientasi Program 1
4. Pemecahan Masalah Pembelajaran 11
5.
Berbagi Praktik Baik Implementasi Manajerial, Supervisi
Guru dan Tendik, serta Pengembangan Kewirausahaan
12
6. Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah 12
7. Tes Akhir 1
Total 40
17. Jadwal Pelaksanaan IST Moda Luring
No Jam Ke Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
1 1 B4 B5 B5 B6
2 2 B4 B5 B5 B6
3 3 B4 B5 B6 B6
4 4 B4 B5 B6 B6
5 5 B4 B5 B6 B7
6 6 B2 B4 B5 B6
7 7 B2 B4 B5 B6
8 8 B3 B4 B5 B6
9 9 B1 B4 B5 B6
10 10 B4 B4 B5 B6
11 11 Refleksi
18. Model Pembelajaran Tahap IST
• Model pembelajaran tahap IST menerapkan tahapan Plan dari sintaks
pembelajaran ORPAER (Observe, Reflect, Plan, Act, Evaluate, dan Reflect)
yang merupakan hasil modifikasi dari “Theory U” oleh Otto Schamer (2007).
Sintaks pembelajaran yang digunakan pada tahap ini adalah ILEAD
(Introduction, Link, Enforcement, Awareness, dan Development).
• Pada siklus ini peserta menyusun rencana pengembangan sekolah (RPS)
untuk dilaksanakan pada tahap OJT 2. Penyusunan RPS dilaksanakan
setelah peserta berdiskusi dan berbagi praktik baik untuk menemukan
berbagai alternatif solusi masalah yang telah ditemukan pada saat OJT 1.
20. ON-THE JOB TRAINING (OJT) 2
OJT 2 dilaksanakan secara luring selama 21 jp setara 3 (tiga) hari
di sekolah asal peserta. Pada kegiatan ini, peserta akan
melaksanakan pengembangan sekolah yang telah disusun pada IST
dengan berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah dan pemangku
kepentingan, menyusun laporan pengembangan sekolah, melakukan
evaluasi hasil pelaksanaan pengembangan sekolah, dan melakukan
refleksi
21. Lanjutan …
•Peserta mengerjakan tugas Jurnal Harian Pelaksanaan RPS,
Analisis Hasil Monev RPS, Rambu-rambu Pembuatan Video, dan
Rambu-rambu penyusunan laporan
•Pengajar diklat membimbing peserta dan melakukan reviu
ketuntasan belajar peserta
22. Struktur Program OJT 2
No Mata Diklat Waktu (JP)
1. Pelaksanaan Rencana Pengembangan Sekolah 12
2. Refleksi Pelaksanaan Rencana Pengembangan Sekolah 8
3. Evaluasi 1
Jumlah 21
23. JADWAL PENDAMPINGAN OJT-2
Hari
Ke
Jam ke Mata Diklat Keterangan
9
1 Pelaksanaan RPS
Pengajar Diklat melakukan tatap muka langsung
selama OJT2 selama 21 JP pada Hari ke 9,10 dan
11 OJT Peserta
2 Pelaksanaan RPS
3 Pelaksanaan RPS
4 Pelaksanaan RPS
5 Pelaksanaan RPS
6 Pelaksanaan RPS
7 Pelaksanaan RPS
10
1 Pelaksanaan RPS
2 Pelaksanaan RPS
3 Pelaksanaan RPS
4 Pelaksanaan RPS
5 Pelaksanaan RPS
6 Refleksi Pelaksanaan RPS
7 Refleksi Pelaksanaan RPS
11
1 Refleksi Pelaksanaan RPS
2 Refleksi Pelaksanaan RPS
3 Refleksi Pelaksanaan RPS
4 Refleksi Pelaksanaan RPS
5 Refleksi Pelaksanaan RPS
6 Refleksi Pelaksanaan RPS
7 Evaluasi
24. Model Pembelajaran pada OJT 2
Strategi pembelajaran tahap OJT 2 menerapkan unsur “Act”, “Evaluate”,
dan “Reflect” dari siklus pembelajaran ORPAER (Observe, Reflect, Plan,
Act, Evaluate, dan Reflect).
Pada siklus ini, peserta bersama seluruh pemangku kepentingan dan
warga sekolah melaksanakan pengembangan sekolah yang telah disusun
pada IST, menyusun laporan pelaksanaan RPS, dan melaksanakan
evaluasi pelaksanaan.
27. Jenis Penilaian OJT 1
Penilaian pada OJT 1 diperoleh dari:
1. Unjuk kerja peserta dalam melakukan identifikasi dan merumuskan
masalah pembelajaran di sekolah dengan bobot 10 %
2. Sikap peserta selama mengikuti kegiatan OJT 1 diperoleh dari keaktifan,
kedisiplinan, kemandirian, dan kehadiran minimal 95%
3. Nilai sikap pada OJT 1 akan diakumulasi dengan nilai sikap peserta di
IST dan OJT 2 sebagai nilai akhir sikap pada kegiatan diklat penguatan
kepala sekolah
28. Jenis Penilaian IST
1. Nilai Unjuk Kerja
Nilai unjuk kerja merupakan nilai kemampuan peserta dalam menyelesaikan
seluruh tugas yang ditagihkan meliputi: kemampuan menentukan solusi
terbaik disertai langkah-langkahnya dengan bobot 20%.
2. Nilai Pengetahuan
Nilai pengetahuan diperoleh dari nilai tes akhir yang dikerjakan oleh peserta
di IST. Nilai pengetahuan memiliki bobot 10%.
3. Nilai Sikap
Nilai sikap diperoleh dari keaktifan, kedisiplinan, kemandirian, dan kehadiran
minimal 95%.
Nilai sikap pada IST akan diakumulasi dengan nilai sikap peserta di OJT 1 dan
OJT 2.
29. Jenis Penilaian OJT 2
Penilaian pada OJT 2 diperoleh dari:
1. Unjuk kerja peserta,
a). kemampuan melaksanakan solusi, dengan bobot 30%;
b). Kemampuan menyusun pelaporan (dokumen laporan, video unjuk kerja) dengan
bobot 20 %.
Nilai unjuk kerja OJT 2 memiliki bobot 50%.
2. Sikap peserta
Nilai sikap diperoleh dari keaktifan, kedisiplinan, kemandirian, dan kehadiran
minimal 95%.
Nilai sikap peserta di OJT 2 akan diakumulasi dengan nilai sikap peserta saat OJT 1 dan
IST dengan bobot nilai sikap adalah 10%.
30. NILAI AKHIR DIKLAT PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Nilai Akhir = 80% (NUK) + 10% NP + 10% NS
Keterangan:
NUK = Nilai Unjuk Kerja
NP = Nilai Pengetahuan
NS = Nilai Sikap
ANGKA PREDIKAT
86 – 100 Sangat Memuaskan
71 - < 86 Memuaskan
<71 Cukup Memuaskan