Tiga hakim ditunjuk untuk mengadili kasus korupsi pungutan liar di SPBU oleh mantan kepala UPT Metrologi Surabaya, Hadi Witomo. Jaksa Agung dan Rohman akan menuntut kasus ini. Hadi Witomo didakwa melanggar undang-undang pemberantasan korupsi dan akan disidangkan perdana. Pengadilan Negeri Surabaya memperketat ruang tahanan untuk mencegah barang terlarang masuk.
1. Tiga hakim pun sudah
ditunjuk PN Surabaya
Surabaya- Perkara tindak pidana
korupsidenganpraktiktakelok,
yakni dengan melakukan pu-
ngutan liar (pungli) tera SPBU
dengan terdakwa Hadi Witomo
mantan Kepala Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Metrologi Sura-
baya akan disidangkan perdana
di Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) dijalan Juan-
da Sidoarjo.
Tiga hakim pun sudah diben-
tukuntukmenyidangkanperka-
ra ini, yakni Tahsin (ketua ma-
jelis), Titi Sansiwi dan Samhadi
(anggota majelis). Sedangkan
jaksa penuntut umum yang di-
tunjuk adalah jaksa Agung dan
Rohman, keduanya dari Kejati
Jatim. “Agendanya pembacaan
surat dakwaan,”jelas Kasi Pe-
nuntutan Pidana Khusus (Ka-
situt Pidsus), Sabtu (9/5/2015).
Tersangka Hadi Witomo
akan didakwa melanggar pasal
2 ayat 1 subsidair pasal 3 atau
pasal 12 F atau pasal 11 Undang-
undangnomor31/1999,sebagai
mana diubah dengan Undang-
undang nomor 20 tahun 2001
tentang pemberantasan tin-
dak pidana korupsi. “Sesuai de-
ngan perbuatan yang dilakukan
tersangka,”lanjutnya.
Dandeniberharap,saatpersi
dangan digelar, tak menuntup
kemungkinanadanyafaktabaru
yang terungkap. Salah satunya
ditemukan adanya keterlibatan
pihak lain dalam kasus ini. Bila
ditemukan, Dandeni tak segan
akan menambah tersangka ka-
sus ini.
Seperti diketahui, Hadi Wito-
mo ditetapkan menjadi tersang-
ka dan ditahan oleh penyidik
Kejati Jatim bersamaan dengan
prosespelimpahantahapIIpada
16Aprillalu.Saatini,diapunme-
ringkuk di dalam Rutan Kelas 1
Surabaya di Medaeng, Sidoarjo
untuk menunggu proses sidang
atasperkaranya.
HadiWitomodisebutterbuk-
ti bersalah melakukan pungut
an melebihi ketentuan ketika
dia menjabat sebagai Kepala
UPT Metrologi Madiun.
Dugaan korupsi itu terjadi
sejak tahun 2000 hingga 2011.
Dari sekian miliar uang pungut
anTera,diadinyatakanterbukti
menikmatinyauntukdirisendi-
ri sebanyak Rp 900 juta. Rinci-
annya, Rp 500 juta dikeruk dari
hasil penarikan ke sejumlah
SPBU dan Rp 400 juta dari hasil
pemotongan anggaran operasi
onal untuk anak buahnya.
Pengusutan kasus Tera oleh
Kejati Jatim terbilang antikli-
maks. Perkara yang awalnya di-
gembar-gemborkan super besar
karena terjadi di hampir semua
SPBUse-Jatimselamabertahun-
tahun dengan nilai puluhan mil-
iar itu ternyata hanya menyeret
satutersangkayangnilaikerugian
negaranyacumaRp900juta.
Penyidik berdalih, kasus yang
awalnya terlihat sangat besar
saat proses pengumpulan data
itu ternyata hanya biasa-biasa
saja.ntoh/ale
Surabaya Post 7senin
11 mei 2015hukum
Kasus Pungli Tera SPBU
Segera Disidangkan
Kejati Kesulitan Ungkap Dugaan
Korupsi Gedung Asrama Haji
Paman Tega Bacok Keponakan
Surabaya-M Halidi (30) warga Jalan
Surtiwati Gg I/30, Surabaya, Minggu
(10/5/2015)sekitarpukul07.00WIB,harus
meregang nyawa. Sabetan celurit Mukrah
alias Mat Raji (75) warga Jalan Hirawati
Gg I/8, yang tidak lain pamannya sendiri,
mengenai dada sebelah kiri dan mengenai
jantungnya hingga korban tewas.
Kejadian tersebut bermula, saat ter-
sangka bermain kartu remi bersama war-
ga sekitar. Lalu, adik korban Samsul Arifin
langsung datang dan melihat kartu mi-
liknya dan menimbulkan percekcokkan.
Informasi yang di dapat dari beberapa
narasumber, tersangka dan keluarga kor-
ban yang masih kerabat dekat ini, mem-
punyai dendam lama. Dimana, tersangka
sering dicaci maki dan pernah dianaiaya,
hingga dirinya menaruh dendam.
“Karena emosi, tersangka mengambil
celurit dan Samsul langsung kabur untuk
mengambil celurit juga. Dan saat keadaan
ramai, korban sebenarnya mau mele-
rai, namun karena tersangka sudah emo-
si menantang carok,” terang Ipin, sepupu
korban.
Mendengar tantangan tersebut, kor-
ban yang tidak membawa celurit, lalu me-
ngambil potongan kayu untuk memukul
tersangka. Karena mendapat serangan,
tersangka menangkisnya menggunakan
tangan kirinya hingga terluka dan lang-
sung menyabetkan celurit ke dada yang
membuat korban ambruk seketika.
Kejadian tersebut bermula, saat ter-
sangka bermain kartu remi bersama war-
ga sekitar. Lalu, adik korban Samsul Arifin
langsung datang dan melihat kartu mi-
liknya dan menimbulkan percekcokkan.
Informasi yang dapat dihimpun Lensa
Indonesia, tersangka dan keluarga korban
yang masih kerabat dekat ini, mempunyai
dendam lama. Dimana, tersangka sering
dicaci maki dan pernah dianaiaya, hingga
dirinya menaruh dendam.
“Karena emosi, tersangka mengambil
celurit dan Samsul langsung kabur untuk
mengambil celurit juga. Dan saat keadaan
ramai, korban sebenarnya mau mele-
rai, namun karena tersangka sudah emo-
si menantang carok,” terang Ipin, sepupu
korban.
Mendengar tantangan tersebut, kor-
ban yang tidak membawa celurit, lalu me-
ngambil potongan kayu untuk memukul
tersangka. Karena mendapat serangan,
tersangka menangkisnya menggunakan
tangan kirinya hingga terluka dan lang-
sung menyabetkan celurit ke dada yang
membuat korban ambruk seketika.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tan-
jung Perak AKP Aldy Sulaiman mengata-
kan, tersangka merasa dendam terhadap
korban dan keluarganya, karena pernah
dianiaya dan dicaci maki.
“Inimerupakanrentetandendamlama,
saat kejadian, tersangka berselih faham
dengan adik korban, sehingga membuat
emosinya tersulut kembali,” terang Aldy.
Usai melakukan aksinya, tersangka
langsung menyerahkan diri ke Polisi yang
tiba beberapa saat kemudian, dan saat
ini tersangka menjalani pemeriksaan di
Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak. nale
Surabaya-Kepala Kejaksaan
Tinggi (Kajati) Jatim, Elvis
Johnny secara terang-te
rangan mengakui kesulitan
dan tak mampu mengung-
kap dugaan korupsi pem-
bangunan gedung Asrama
Haji di Sukolilo Surabaya.
Sejumlah jalan buntu
menghadang penyidik pid-
sus dalam mengungkap ka-
sus ini. “ kami banyak me-
nemui jalan buntu,” kata
Kepala Kejati Jatim El-
vis Johnny, Sabtu (9/5) ke-
marin.
Diakui Elvis, proses penyelidikan
yang dilakukan Satgasus (Satuan Petugas
Khusus) Kejati Jatim selama beberapa
minggu belakangan ini belum membuah-
kan hasil maksimal. Bahkan, penyidik
masih kesulitan mencari pintu masuk da-
lam pengusutan perkara ini.
“Cari pintu masuknya yang sulit. Ter-
utama pintu ke atas. Semua sudah pada
terkunci,” papar Elvis. Maksudnya, pe-
nyidik sulit mendapat bukti atau ketera-
ngan awal untuk membuktikan dugaan
korupsi di sana, terutama mencari alat
bukti tentang keterlibatan pejabatnya.
Kendatidemikian,Elvisnenyebutbah-
wa Satgasus masih terus berupaya mene
lusuri perkara ini. Pendalaman terhadap
beberapa data dan keterangan yang su-
dah didapat, masih terus dilakukan.
Dengan kondisi ini, jika-
pun perkara itu terungkap,
diyakini butuh waktu yang
cukup lama bagi penyi-
dik. “Intinya, kami masih
berupaya membuka pintu
masuknya,” sambungnya
mengulangi.
Perkara yang sedang di
telusuri penyidik kejaksaan
adalah proyek pembangu-
nan gedung empat lantai
yang saat ini sudah berdi-
ri di area asrama haji Suko-
lilo. Pembangunan gedung
itu mestinya sudah harus
selesai tahun lalu, namun hingga sekarang
pengerjaannya belum juga tuntas.
Apakah pengerjaan proyek yang tak
kunjung selesai hingga melebihi batas
waktu tersebut menyalahi ketentuan
atau tidak, pihak kejaksaan masih enggan
berkomentar. Alasannya, sampai seka-
rang ini masih dalam tahap penyelidikan.
Perkara ini bukan proyek pertama
di Kemenang Jatim yang diduga disele-
wengkan dan ditangani Kejati Jatim. Se-
belumnya, ada proyek dua gedung mess
santri di komplek kantor Kemenag di ja
lan Juanda yang disidik kejaksaan. Yakni
gedung dua lantai dan tiga lantai bernilai
Rp 14,5 miliar yang proyeknya tidak sesu-
ai spesifikasi. Lima orang telah ditetap-
kan menjadi tersangka dalam perkara
tersebut. ntoh/ale
Ruang Tahanan
Pengadilan
Diperketat
Surabaya-Tak ingin kecolongan se-
perti yang terjadi sebelumnya, pihak
Pengadilan Negeri (PN) Surabaya,
rupanya sejak Kamis, (7/5) kemarin,
mulai menerapkan pengetatan ter-
hadap para pengunjung maupun ke-
luarga narapidana yang hendak be-
suk keluarganya yang kebetulan
akan disidangkan.
Berdasarkan pantauan koran ini,
ruang tahanan PN Surabaya sudah
diberi pagar pembatas antara pe-
ngunjung dan petugas yang terbuat
dari besi mengelilingi area ruang ta-
hanan.
Hal tersebut dilakukan setelah,
sebelumnya pihak PN Surabaya ‘ke-
bobolan’ oleh salah satu pengunjung
yang menyaru sebagai pembesuk.
Namun,kenyataanya Abdul Wachid,
saat itu diketahui membawa barang
terlarang jenis pil koplo. Karuan saja
langsung diamankan oleh petugas
pengawalan Polrestabes Surabaya
yang mengetahui hal itu.
Terkait persoalan tersebut, salah-
satu hakim PN Surabaya mengata-
kan. Sebagai antisipasi saja hal itu
dilakukan.
“Selain lebih tertib bagi para kelu-
arga terdakwa yang akan membesuk
atau mengikuti persidangan yang
akan disidangkan juga memantau
hal-hal yang tidak diinginkan (se-
perti yg terjadi kemarin,red),” tutur
Ervran, salah-satu hakim akim PN
Surabaya,pekan kemarin.
Dikatakan, Selain lebih tertib juga
akan mengurangi kejahatan yang
bakal timbul,” imbuhnya.
“Kitajugatidakmungkinakanme
ngawasi setiap saat, intinya dengan
adanyapagarpembatastersebutakan
lebih mensterilkan dan meminimali-
sir timbulnya kejahatan,” hakim Er-
vran Basuning, SH, MH. ntoh
tersangka Hadi Witomo saat diperiksa penyidik Kejati Jatim.
Elvis Johnny