Tiga berita utama dalam dokumen tersebut adalah:
1) Kualitas pendidikan di Kota Surabaya rendah berdasarkan hasil ujian sekolah.
2) Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menjawab sewot ketika ditanya soal dana cukai.
3) Seorang balita di RSUD Dr. Soetomo Surabaya terlantar selama setahun karena penolakan klaim asuransi BPJS.
1. BICARA soal
pendidikan, ten
tu kita tidak bisa
melupakan Ki
Hajar Dewanta
ra. Sebab, sembo
yan yang telah di
gaungkan oleh
bapak pendidik
an nasional Indo
nesia itu gemanya lumayan terasa:
Ing ngarsa sung tuladha (di depan
memberi contoh), ing madya man
gun karsa (di tengah memberi sema
ngat), tut wuri handayani (di bela
kang memberi dorongan).
Pesan moral semboyan tersebut
cukup jelas. Tak pandang tempat ka
lau kita punya kepedulian terhadap
nilaipentingnyaregenerasi.Saatkita
bisa tampil di depan, contoh konkrit
perlu ditunjukkan sebagai panduan
siapapun yang mau belajar.
SURABAYA - Kejelasan Dana Ha
sil Bagi Cukai Hasil Tembakau
(DHBC-HT) tahun 2014-2015 dari
pemerintah pusat ke Pemkot Sura
baya, masih kabur. Wali Kota Sura
baya Tri Rismaharini yang ditan
ya soal itu, sewot. “Dana cukai opo
rek,” cetusnya dengan nada tinggi
sembari bergegas menuju lift, usai
paripurna gedung DPRD Surabaya,
Selasa (15/6).
Tak Sebanding Alokasi
Anggaran Rp 1,7 triliun
SURABAYA – Kota Surabaya
bukanlagisebagaipenentuuku
ran pendidikan nasional. Meski
di pemerintahan kota ini telah
mengalokasikan anggaran pen
didikan Rp 1,7 tiliun. Namun itu
bukan ukuran untuk capaian
pendidikan maksimal.
Dari 38 kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Timur, hasil uji
an sekolah (US) tingkat SD/MI
di tahun 2015 ini, perolehan
nilai rerata di Kota Surabaya
cukup memprihatikan.
Pada tingkatan SD, Suraba
yamenempatiurutanke33.Se
mentara rerata untuk MI men
empati posisi ke 37.
Bahkan ditingkat SMP pun
juga mengalami hal yang sama.
Hasil UNPK (UN pendidikan
kesetaraan) SMP menempati
peringkat ke-25.
Masyarakat dan pemerintah
Kota Surabaya, mestinya patut
kecewa, segera melakukan ko
reksi diri. Bukan sekedar bang
ga disebut sebagai kota pahla
wan. Pembuktian ini semakin
jelas, ketika terjadi pembagian
daftar kolektif hasil ujian Seko
lah (DKHUS) tahun ajaran
2014/2015diKantorDinasPen
didikan (Dispendik) Jatim di
Jalan Jagir Sidosermo, Selasa
(16/6), dari 78 rayon penyeleng
gara US SD/MI di Jatim, rayon
Surabaya masuk kategori san
gat mengecewakan.
12 BekasMahasiswaBingung
Legalisir
Bawa Ganja, Pelajar Diciduk
Polisi
10
14 FilmBijiKoipiLarisdiLuar
Negeri
Rabu
17 juni 2015 Eceran Rp 3.000
Email: redaksisurabayapost@gmail.com
Selamat Sore Cak
Pandu Budi Rahardjono
Kualitas Pendidikan
• Bersambung ke Halaman 2
Surabaya Post
Koran sore
• Bersambung ke Halaman 2
• Bersambung ke Halaman 2 • Bersambung ke Halaman 2
Wartawan dan awak redaksi Sura
baya Post saat ini tidak dibekali de
ngan kartu pers (press card). Untuk
itu, narasumber diharapkan melihat
daftar nama wartawan di kolom ba
wah halaman 2 edisi hari ini. Apa
bila ada pihak yang mengaku sebagai
wartawan, namun namanya tidak ter
cantum dalam daftar, maka dipastikan
yang bersangkutan adalah bukan
bagian dari Surabaya Post. Untuk in
formasi lebih lanjut, silahkan hubungi
031-8295946 - 082232325388
PRESS CARD
MEMANTAU AWAL PUASA
Sejumlah tim rukyat memantau bulan dengan menggunakan rubu serta teropong di atas Masjid Nambangan, Surabaya , Selasa (16/6). Pengamatan astronomi tersebut guna
menentukan awal bulan puasa . Setelah melakukan Sidang Itsbat pada Selasa (16/6), pemerintah melalui Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menetapkan pada
hari Kamis 18 Juni 2015 merupakan jatuhnya awal bulan puasa. Hal ini disampaikan Menteri Agama bersama Ketua umum MUI KH. Din Syamsudin, Ketua MUI KH
Makruf Amin, dan Dirjen Bimas Islam Machasin, pada konferensi pers di Kantor Kemenag Jl.Thamrin No. 6, Jakarta.
SP/Robertus RPK
SURABAYA- Sungguh ironis
pelayanan RSUD Dr Soetomo.
Nia Ayu Wulandari, balita
1,5 tahun tanpa anus yang
berobat di rumah sakit yang
telah menyandang akreditasi
Joint Commission Internationa
(JCI) itu, terlantar selama seta
hun karena BPJS-nya ditolak.
Putri pasangan keluarga asal
Jember itu, dibawa ke Dr Soeto
mo sejak 10 Agustus 2014 lalu.
Namun hingga kini, belum ada
penanganan dari dokter di sana.
“Saya bawa anak ini ke Sura
baya dengan harapan bisa cepat
sembuh dan hidup normal.
Tapi sampai sekarang be
lum ada penanganan,” ujar Erik,
orang tua Nia, kepada Surabaya
Post, Selasa malam (16/6). De
ngan pendapatan pas-pasan,
Mutu Pendidikan Jeblok
Ditanya Cukai, Risma Sewot Balita Ditelantarkan RSUD
Yang Dikelola Saudara Andi Mulya
Sekadar diketahui, Andi Mulya
status lama adalah crew Surabaya Post
(Jabatan terakhir: Redaktur Pelaksana)
Segenap Keluarga Besar
Mengucapkan Selamat
AtasTerbit dan Beredarnya
Surabaya Post