Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
makalah asal usul manusia.docx
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masih banyak pertanyaan yang sering muncul dalam kehidupan kita
mengenai bagaimana kehidupan itu muncul pertama kali. Pada awalnya,
kebanyakan orang meyakini bahwa muka bumi ini diciptakan, tetapi anggapan
dari sebagian ilmuan adalah kehidupan itu terbentuk secara spontan. Hal itu di
yakini dengan adanya percobaan atau penelitian. Sebelum datangnya ilmu
pengetahuan, orang mengandalkan kejadian-kejadian supranatural untuk
menerangkan asal usul kehidupan. Fenomena mengenai asal usul kehidupan
menjadi bahn pemikiran para ilmuan. Mereka memecahkan teka teki tersebut
dengan melakukan berbagai eksperimen.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus
membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan
diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya
dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang
sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia
tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam
sekitarnya.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi
nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling
sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib
bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
2. 2
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-
usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan
mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam
surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59,
As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan
mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan
Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari
bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-
tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci.
Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah
payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia
dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan
antara permatozoa dengan ovum.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak,
diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya
karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa
diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat
lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia
al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
3. 3
B. Rumusan Makalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya kita merumuskan masalah
sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini, adapun rumusan
masalahnya sebagai berikut.
1. Apa konsep teorievolusi?
2. Bagaimana asal usul nabi Adam sebagai makhluk pertama di bumi?
3. Bagaimana pandangan Al Quran tentang asal usul manusia?
4. Bagaimana mengidentifikasi kelemahan dari teori evolusi?
5. Bagaimana cara untuk menyikapi benar tidaknya teori evolusi dalam
perspektif sains dan agama?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat menjelaskan konsep teori evolusi
2. Agar dapat memahami asal usul nabi Adam
3. Agar mampu memahami pandangan Al Quran mengenai asal usul manusia
4. Agar mampu mengidentifikasi kelemahan teori evolusi
5. Agar mampu menyikapi benar tidaknya teori evolusi dalam perspektif sains
Dan agama.
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep teori evolusi
Evolusi mengacu pada proses yang telah mengubah bentuk kehidupan diatas
Bumi sejak bentuknya yang paling awal sampai membentuk keaneka ragaman
yang sangat luas seperti apa yang kita temukan saat ini.
Pengertian dan arti definisi seleksi alam adalah seleksi yang terjadi pada
individu-individu yang hidup di alam, sehingga individu yang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut akan terus hidup dan beranak
pinak, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam lingkungan
sekitarnya akan musnah dan hilang dimakan waktu.
Di dalam teorinya Darwin
berpendapat bahwa manusia
berasal dari perkembangan
makhluk sejenis kera yang
sederhana kemudian berkembang
menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Makhluk
yang tertua yang ditemukan dengan bentuk mirip manusia adalah
Australopithecus yang diperkirakan umurnya antara 350.000 - 1.000.000 tahun
dengan ukuran otak sekitar 450 - 1450 cm3
. Perkembangan dengan perubahan
volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia.
Australopithecus yang mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3
berevolusi
menjadi manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3
. Dari
5. 5
penelitian ini diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume
otak itu bertambah 1000 cm3
. Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke
manusia modern sekarang ini selama ± 100.000 tahun volume otaknya tidak
berkembang. Teori ini tidak mengemukakan alasannya.
Tetapi dalam hal ini Darwin sendiri kebingungan
karena ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak
mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti
semula. Walaupun pernyataan Darwin dalam
bukunya yang berjudul "The Origin of Species"
dapat dikatakan sukses besar karena membahas
masalah yang menyangkut asal usul manusia,
namun hal ini hanyalah bersifat dugaan belaka.
Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori yang dikemukakan oleh
Darwin. Tidak ada titik temu antara teori yang ada dengan kenyataan. Sebagai
contoh, para ahli zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama
panchronic yang tetap sama sepanjang masa. Juga ganggang biru yang
diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar tahun namun hingga sekarang tetap
sama. Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis biawak/komodo yang telah ada
sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada.
Konsep teori evolusi pertama kali bukan diperkenalkan oleh Darwin,
Anaximander (611-547), Phytagoras (570-496), Xanthus (kira-kira 500 SM) dan
Empendocles (490-940).[1] Mereka menyatakan bahwa proses seleksi alam
melestarikan spesies yang paling kuat dan memusnahkan spesies yang paling
lemah.
6. 6
Kemudian ilmuan dari Prancis, yaitu Lamarck berpandangan bahwa evolusi
amat ditentukan oleh lingkungan dimana hewan itu tinggal dan tuntutan
kebutuhan-kebutuhan baru. Maksudnya spesies-spesies itu akan berubah bentuk,
ukuran, warna, kekuatan, dan juga kebutuhan-kebutuhan baru sesuai dengan
kondisi alam. Lamarck juga mengungkapkan bahwa makhluk hidup mewariskan
sifat-sifat atau ciri-ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari satu generasi
ke generasi berikutnya, sehingga terjadilah evolusi.[2] Pendapat Lamarck
mendapat angin ketika 50 tahun berikutnya Charles Robert Darwin seorang
ilmuan Inggris mengungkapkan Teori Seleksi Alam dalam bukunya On The
Origin of Species. Ia menuturkan:
“Maka, karena semakin banyak individu yang dilahirkan bukannya yang mungkin
bisa bertahan hidup, pastilah terjadi perjuangan untuk mempertahankan eksistensi
anintara satu individu dan individu lain dalam spesies yang sama atau individu
lain dari spesies yang berbeda, atau kondisi-kondisi fisik kehidupan. Karena itu,
tidaklah dianggap mustahil variasi-variasi yang bermanfaat bagi manusia benar-
benar terjadi, dan variasi-variasi yang bermanfaat bagi makhluk hidup dalam
perjuangannya yang kompleks dan keras kadang-kadang terjadi dalam jangka
masa beribu- ribu generasi. Jika hal semacam itu terjadi, dapatkah kita meragukan
(mengingat bahwa lebih banyak lagi individu yang dilahirkan dibandingkan yang
dapat bertahan hidup), bahwa individu-individu yang memiliki kelebihan, sekecil
apapun atas yang lainnya, akan mendapat kesempatan terbesar untuk dapat
bertahan hidup dan melahirkan keturunan mereka? Dilain pihak, kita mungkin
merasa pasti bahwa setiap variasi yang tidak menguntungkan walaupun sedikit
akan mendatangkan kehancuran. Terlestarinya variasi-variasi yang
7. 7
menguntungkan dan tertolaknya variasi-variasi yang tidak menguntungkan, saya
namakan Seleksi Alam “.
Setelah Teori Evolusi Seleksi Alam milik Darwin ini terkemuka maka, teori
yang dikemukakan oleh Lamarck tidak berlaku lagi. Teori Darwin menyatakan
bahwa manusia moderen berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera, dimulai
dari 5 atau 6 juta tahun lalu. Ia menyatakan juga bahwa manusia adalah hasil
paling maju dari proses evolusi seleksi alam. Terdapat empat bentuk peralihan
antara manusia moderen dengan nenek moyangnya,yaitu:
1. Australopithecines
2. Homo Habilis
3. Homo Erectus
4. Homo Sapiens
B. Asal Usul Nabi Adam
Pernyataan Darwin dan para pendukungnya bahwa manusia berasal dari kera
bertentangan dengan pendapat Al Quran. Menurut kitab suci umat islam ini,
evolusi tidaklah terjadi pada manusia, yang terjadi hanyalah tranformasi bentuk
manusia sepanjang zaman. Manusia modern saat ini bukanlah keturunan manusia
purba atau spesies lain sebelumnya, tetapi di yakini sebagai keturunan nabi Adam.
Didalam Al Quran dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah
kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah
sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal
ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
8. 8
Artinya: "yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
Disamping Allah SWT menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia
pertama itu dalam Al-Qur’an. Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan)
dari tanah". (HR. Bukhari)
Proses kejadian manusia kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu
dalam keadaan berpasangan. Begitu juga dengan manusia. (Qs. Yasin:36)
Artinya: ”Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang mereka tidak
ketahui”.
C. Pandangan Al Quran Tentang Asal Usul Manusia
Beberapa ayat didalam Al Quran yang menjelaskan tentang penciptaan
manusia mengandung makna spiritual mendalam. Juga menyiratkan adanya
transformasi-transformasi yang tampaknya menunjukan perubahan-perubahan di
dalam morfologi manusia. Yang terkemudian ini mnguraikan fenomena yang
sepenuhnya bersifat material, yang terjadi didalam bebagi fase tapi selalu dalam
susunan yang tepat. Campur tangan kehendak Tuhan, yang mengatasi segalanya,
disebutkan beberapa kali dalam ayat-ayat ini. Hal tersebut tampak dimaksudkan
untuk mengarahkan transformasi-transformasi yang terjadi selama suatu proses
yang hanya bisa diuraikan sebagai suatu ‘evolusi’.
9. 9
Disini, kata tersebut dipergunakan dengan maksud untuk menunjukan satu
rangkaian modifikasi-modifikasi yang tujuannya adalah untuk sampai kepada satu
bentuk definitif (tetap). Tambahan pula, penekanan diberikan kepada gagasan
bahwa ke-Mahakuasa-an Tuhan tampil pada kenyataan bahwa ia memusnahkan
populasi manusia untuk memberi jalan bagi populasi baru lainnya.
Menurut Maurice Bucaille, para akar terdahulu tidak mampu melihat adanya
gagasan bahwa bentuk manusia bisa jadi telah mengalami transformasi. Meskipun
demikian, mereka berkehendak untuk mengakui bahwa perubahan-perubahan
mungkin saja benar-benar telah terjadi dan mengakui kemaujudan tahapan-
tahapan disepanjang perkembanganembrionik-suatu gejala yang biasa teramati
pada seluruh kurun waktu dalam sejarah-. Meskipun demikian, hanya pada masa
kita inilah, sains modern mengizinkan kita untuk sepenuhnya memahami arti ayat-
ayat Al Quran yang menunjuk kepada tahapan-tahapan berurutan dari
perkembangan embrionik didalam rahim.
Kemudian tibalah “born Darwin” (pendukung teori Darwin )yang melalui
manipulasi terang-terangan teori Darwin oleh para pengikut awalnya
mengekstrapolasikan pengertian tentang evolusi yang mungkin diterapkan atas
manusia, padahal berlakuan evolusi tersebut belum lagi dibuktikan didalam dunia
hewan. Pada massa Darwin, teori tersebut didorong sampai ke tingkat ekstrem
sedemikian sehingga para peneliti mengklaim sebagai bahwa manusia berasal dari
kera, suatu gagasan yang bahkan pada masa sekarang, tidak seorang ahli
paleontologi terhormat sekalipun mampu membuktikannya.
10. 10
1. Penciptaan Manusia dari Tanah
Sebagai ditunjukan oleh kedua ayat berikut ini, manusia ditampilkan di
dalam Al Quran sebagai wujud yang amat erat berkaitan dengan tanah:
Artinya: “Dan Allah menumbuhkan kamu sebagai suatu tumbuhan dari tanah, dan
kemudian Dia akan mengembalikan kamu kepadanya, Dia akan mengeluarkan
kamu lagi, sebagai suatu keluaran baru.” (QS. Nuh 71 :17-18)
Aspek spriritual asal manusia dari tanah ini ditekankan oleh kenyataan
bahwa kita mesti kembali ke tanah setelah kematian dan juga oleh gagaasan
bahwa Tuahan akan mengeluarkan kita lagi pada hari pengadilan.
2. Komponen-komponen Bumi (Tanah) dan Pembentukan Manusia
Manusia di bentuk dari komponen-komponen yang dikandung di dalam
tanah. Gagasan ini muncul dengan sangat jelas dari berbagai ayat yang di
dalamnya elemen-elemen pembentuk tersebut ditunjukkan dengan berbagai nama.
Penting untuk dicatat dalam hal ini bahwa Al Quran menunjukan kepada
awal suatu penciptaan dari lempung. Citra ini menunjukkan bahwa manusia
dimodelkan, selain itu kita juga bisa menemukan gagasan tentang pencetakan
manusia.
D. Kelemahan Teori Evolusi
Bisa dikatakan bahwa teori evolusi telah gagal, hal ini berdasarkan beberapa
hal yang cukup kuat untuk membuktikannya, antara lain adalah sebagai berikut:
Evolusionis tidak mampu menjelaskan proses pembentukan satu protein pun baik
hukum probabilitas maupun hukum fisika dan kimia tidak memberikan peluang
sama sekali bagi pembentukan kehidupan secara kebetulan.
11. 11
Evolusi lebih mirip kepercayaan/keyakinan karena tidak bukti yang nyata.
Di masa mendatangpun evolusi tidak dapat dibuktikan.
Adanya sistem dan kompleksitas organ pada tubuh makhluk hidup yang
tentrunya bukan terbentuk secara spontan atau kebetulan.
Tidak adanya gambaran jelas mengenai bentuk sel pada umumnya karena pada
saat itu hanya terdapat mikroskop tradisional dimana sel hanya terlihat bagaikan
titik-titik gelap.
Teori Evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup yang ada memiliki nenek
moyang yang sama tidak memiliki pembuktian yang jelas.
Teori evolusi merupakan teori kebetulan yang tidak dapat dibuktikan.
Ketidakmampuan mendeskripsikan bentuk kera secara ilmiah yang dikatakan
mirip dengan manusia. Serta adanya pemalsuan bentuk kera sehingga menyerupai
bentuk manusia yang dilakukan oleh evolusionis.
E. Menyikapi Teori Evolusi Dalam Perspektif Sains dan Agama.
Teori evolusi modern, yang dikemukakan pertama sekali oleh Charles
Darwin merupakan teori sains yang sangat mengguncang dunia ilmiah dan
religius pada saat itu. Ketika faktor agama masih memiliki kedudukan yang tinggi
dan menjadi panutan dalam kehidupan religius masyarakat, dikemukakannya teori
evolusi tersebut menimbulkan guncangan dan perdebatan yang sengit baik pada
dunia sains maupun agama. Sejak saat itu, bahkan sampai sekarang ini, masih
terjadi perdebatan yang tidak pernah surut antara pihak yang mendukung dan
menentang teori evolusi Darwin tersebut.
12. 12
Paham Penciptaan menganggap bahwa semua makhluk hidup yang ada di
bumi ini telah ada apa adanya dari saat bumi dan segala isinya diciptakan oleh
Tuhan dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Paham ini tentu saja
bertentangan dengan teori evolusi yang menyatakan bahwa makhluk hidup yang
ada sekarang merupakan hasil dari seleksi alami dan adaptasi yang berlangsung
dalam waktu yang sangat lama. Perbedaan pandangan ini telah menyebabkan
timbulnya dua pandangan yaitu dari perspektif ilmu pengetahuan dan agama.
Agama benar-benar dianggap lahir dari keyakinan, dengan unsur-unsur
misteri yang menyertainya, sementara sains dianggap pasti berdasarkan akal,
sebab hanya fakta-fakta yang dapat dibuktikan oleh sains sajalah yang diakui
benar.[6]
Data ilmiah jika diterapkan untuk mengkaji kitab-kitab suci, menyingkapkan
bahwa agama dapat dipandang lebih dari sekedar keyakinan murni dan sederhana,
yang memberi tempat bagi akal.
F. Analisa
Dari uraian diatas kita tahu bahwa banyak teori evolusi yang terkemuka di
dunia ini dengan pendapat yang berbeda-beda. Namun banyak pro dan kontra
mengenai teori tersebut. Bagi para ilmuan sains mereka beranggapan bahwa
makhluk hidup tidak diciptakan terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek
moyang yang sama dan menjadi berbeda akibat kondisi alam. Sedangkan Agama
menguraikan asal usul kehidupan secara umum sesuai dengan Al-Qur’an bahwa
Tuhan membentuk kehidupan seperti yang Dia kehendaki.
13. 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwasannya evolusi
merupakan proses terjadinya perubahan dalam jangka waktu yang panjang, untuk
itu dibutuhkan waktu yang sangat lama guna mencapai perubahan yang lebih
kompleks.
Pencetus teori evolusi sesungguhnya bukanlah Charles Darwin, namun
dengan gagasan yang dimiliki dan dia dapat mempertahankan gagasannya serta
memiliki beberapa bukti yang otentik yang dapat menguatkan gagasannya
sehingga dia diberi julukan sebagai “Bapak Evolusi”.
Tapi perlu diketahui dan dipahami bahwa teori ini bersumber dari bangsa
penyembah berhala. Yang tentu saja memiliki tujuan yang berlawanan dengan
kaum beragama, bahkan mereka saling bersimpangan. Maka, sebagai pihak
golongan kanan teori ini harus ditiadakan dan wajib di cabut legalitasnya dari
lembaga pendidikan manapun.
Asal usul kehidupan memang tidak mudah diungkapkan atau diuraikan,
banyak teori yang muncul dengan alasan yang berbeda namun belum dapat
dinyatakan benar karena tidak dapat dibuktikan. Dan menurut kami teori evolusi
itu adalah teori kebohongan.
B. Saran
Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang asal usul kehidupan, kita
harus mempelajari teori-teori yang lain juga sehingga bisa mengambil sesuatu
yang penting untuk dipadukan dengan teori yang dianggap benar. Di samping itu
kita juga harus berpedoman dengan Al-Qur’an.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Ta’rifin Ahmad. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press
Yahya Harun. 2001. Keruntuhan Teori Evolusi. Bandung: Perpustakaan Nasional
Bucaille Maurice. 2008. Dari Mana Manusia Berasal?. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Dahler, F. (2011). Teori Evolusi: Asal dan Tujuan Manusia. Yogyakarta: Kanisius.
Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik.
Sidoarjo: Nizamia learning center.
Nurdyansyah, N., & Andiek, W. (2015). Inovasi Teknologi Pembelajaran. Sidoarjo:
Nizamia learning center
Soeyono, N. N., & Suhartono, S. (2008). Sejarah untuk SMP dan MTS. Jakarta:
Grasindo.
Sukandarrumidi, S. (2008). Paleontologi Aplikasi Penuntun Praktis untuk Geologist
Muda. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ward, K. (2003). Dan Tuhan Tidak Bermain Padu. Bandung : Dlizam.