SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
1 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada makalah ini akan dibahas “Manusia dan Kehidupan”, materi ini lebih
menitiktekankan pada kemampuan manusia untuk mempertanyakan
keberadaan dirinya dengan segala potensi yang dimiliki, sehingga ia disebut
sebagai makhluk yang mulia dibanding dengan makhluk lainnya. Hanya
dengan rahman dan rahim-Nya manusia dianugerahi potensi yang luar biasa
dahsyatnya dan tidak dimiliki oleh makhluk lain, meski makhluk yang
bernama malaikat. Oleh karena itu. Pantaslah jika manusia diberi amanat
sebagai khalifa (pemimpin, penguasa) Allah di muka bumi.
Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik
ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi
akal untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang. Mengenai proses
kejadian manusia, dalam Al-Qur’an (QS. Al-Hijr (15): 28-29) diterangkan
bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya
kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga menjadi hidup.
1.2.Rumusan Masalah
1. Dari apa manusia diciptakan?
2. Bagaimana asal usul manusia diciptakan?
3. Bagaimana proses penciptaan manusia?
4. Bagaimana potensi manusia dan kelebihannya?
5. Bagaimana ragam orientasi hidup manusia?
6. Apa tujuan dan fungsi penciptaan manusia?
7. Bagaimana hidup sukses dalam pandnagan al-Qur’an?
1.3. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui dari apa manusia itu diciptakan.
2 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
2. Untuk menjelaskan bagaimana asal kejadian manusia dan siapa pencipta-
Nya berdasarkan Al-Qur’an, hadist, dan iptek.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan manusia.
4. Untuk mengetahui potensi manusia dan kelebihannya.
5. Untuk mengetahui ragam orientasi hidup manusia
6. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi penciptaan manusia.
7. Untuk mengetahui hidup sukses dalam pandangan al-Qur’an.
3 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Asal-Usul Kejadian Manusia
2.1.2. Asal Usul Manusia
2.1.2.1. Manusia dalam Pandangan Agama Islam
Dalam Agama Islam, segala sesuatunya telah diatur dengan
baik dan digambarkan dalam kitab suci Al-Quran. Tidak luput
olehNya, bagaimana proses pembentukkan manusia yang juga
digambarkan sejelas-jelasnya. Dalam Al-Qur’an jika dipadukan
dengan hasil penelitian ilmiah menemukan titik temu mengenai
asal usul manusia ini.
Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya
diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa. Keenam masa
itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum,
Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian
para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan dan
perkembangan yang bertahap menurut susunan organisme yang
sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing (tidak
berevolusi) (Muhammad Fathurrohman, 2012)
Manusia dikaruniakan oleh Allah akal untuk berfikir.
Dengan akal, manusia mampu membedakan antara yang haq
(benar) dengan yang bathil (salah). Dengan akal pula, manusia
mampu merenungkan dan mengamalkan sesuatu yang benar
tersebut. Dengan karunia akal, manusia diharapkan dapat
memilah dan memilih nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan
keindahan.
Disamping memiliki akal, manusia selalu terlahir dengan 3
naluri yang pasti ada dalam dirinya, yaitu :
4 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
1. Naluri untuk mensucikan sesuatu: naluri untuk beragama dan
menyebah sesuatu yang lebih dari pada dirinya.
2. Naluri untuk mempertahankan eksistensi diri: manunia punya
kecenderungan marah, sedih, senang dan lain-lain.
3. Naluri untuk melestarikan dirinya: naluri kasih sayang.
2.1.2. Proses Penciptaan Manusia
2.1.2.1. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia
mempunyai dua tahapan yang berbeda, yaitu:
Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia
pertama, Adam a.s. diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah
debu), min shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur
hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah-
indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalam
diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam (6):2, Al Hijr
(15):26,28,29, Al Mu’minuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar
Rahman (55):4).
Kedua, disebut dengan tahapan biologi. Penciptaan
manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat
dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia
diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah)
yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung
dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya
segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan
tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, Al
Mu’minuun (23):12-14).
Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan
bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam janin setelah ia
5 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan
40 hari mudghah.
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya itu ditegaskan
dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari
sebagian kecilnya (spermazoa).
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam
rahim.
Setetes Mani
Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma
terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan menuju sel telur
yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma
melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju
sel telur karena saluran reproduksi wanita yang berbelok-belok,
kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan
‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga gaya
gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan
masuk satu sperma saja.
Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan
hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an:
“Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus?
Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS Al
Qiyamah: 36-37).
Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah
menjadikannya segumpal darah yang disebut ‘alaqah.
6 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
“Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah”
(al ‘Alaq (96): 2).
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur
wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai
“zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak dengan
membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”.
Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan
bantuan mikroskop. Tapi, zigot tersebut tidak melewatkan tahap
pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim
seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya.
Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-
zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada
bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur’an terungkap.
Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu,
Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur’an. Arti kata
“alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada
suatu tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk
menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk
menghisap darah.
Pembungkusan Tulang oleh Otot
Disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur’an bahwa dalam rahim
ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya
terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
7 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS Al Mu’minun: 14)
Para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot
dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak
lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian
canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan
menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap
bahwa pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya
(Ahliana Afifati, 2009).
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa
perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis
seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan
tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot
yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung
dan membungkus tulang-tulang ini.
Saripati Tanah dalam Campuran Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja.
Ketika mani disinggung di Al-Qur’an, fakta yang ditemukan
oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani
itu ditetapkan sebagai cairan campuran:
“Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-
baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat.
Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang
hina.” (As-Sajdah (32): 7-8).
Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
8 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
Al-Quran membantah teori evolusi yang menyatakan
manusia berasal dari beruk (Teori Darwin). Di dalam Al Qur’an
dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang
kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan
ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh
Allah di dalam firman-Nya:
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya
dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah" (QS. As
Sajdah (32): 7).
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
(Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk" (QS. Al Hijr (15) : 26). Disamping itu Allah
juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia
pertama itu dalam surat Al Hijr ayat 28 dan 29. Di dalam sebuah
Hadits Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya manusia itu
berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah" (HR.
Bukhari).
Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di
dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian
halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan
jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan
oleh Allah dalam salah satu firman-Nya:
9 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-
pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi
dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36).
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah
dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1:
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu
yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari
padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4): 1).
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka
secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan
melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali
tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam
bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.
Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan
Hawa)
Proses kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua
keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses
ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits
dapat pula ditinjau secara medis. Di dalam Al Qur’an, proses
kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci
melalui firman-Nya:
10 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu
dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS.
Al Mu’minuun (23): 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW
bersabda:
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar
dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu
dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim
ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu
pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian
selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging.
Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh
kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat
(macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik
(nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam
telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk
memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia.
Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati
berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia
adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua
berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses
metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan
11 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan
seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan
ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses
hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti
dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan
embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan
pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang
diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat
mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari
Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan :
"Saya takjub pada ketepatan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang
diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain itu beliau juga
mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak
mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui
perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal
(zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina)
dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu
belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya
pada abad ke-18, demikian pula idea tentang perkembangan
yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote
belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh
sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah)
menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa
Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya." Sebagai bukti yang
konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama
embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang
menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus
(rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam
perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput
yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata
12 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al
Qur’an :
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
2.2. Potensi Manusia dan Kelebihannya
Menurut Fuad Nashori (2003: 89) manusia memiliki beragam potensi
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Potensi Berfikir
Manusia memiliki potensi berfikir.Seringkali Alloh menyuruh
manusia untuk berfikir.Maka berfikir. Logikanya orang hanya disuruh
berfikir karena ia memiliki potensi berfikir. Maka, dapat dikatakan bahwa
setiap manusia memiliki potensi untuk belajar informasi-informasi baru,
menghubungkan berbagai informasi, serta menghasilkan pemikiran baru.
2. Potensi Emosi
Potensi yang lain adalah potensi dalam bidang afeksi/emosi. Setiap
manusia memilki potensi cita rasa, yang dengannya manusia dapat
memahami orang lain, memahami suara alam, ingin mencintai dan
dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan dihargai,
cenderung kepada keindahan.
3. Potensi Fisik
Adakalanya manusia memilki potensi yang luar biasa untuk membuat
gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang
tangguh.Orang yang berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari olah
raga dengan cepat dan selalu menunjukkan permainan yang baik.
13 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
4. Potensi Sosial
Pemilik potensi sosial yang besar memiliki kapasitas menyesuaikan
diri dan mempengaruhi orang lain. Kemampuan menyesuaikan diri dan
mempengaruhi orang lain didasari kemampuan belajarnya, baik dalam
dataran pengetahuan maupun ketrampilan.
Menurut Slamet Wiyono (2006:38) potensi diri manusia secara utuh
adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia sebagai suatu sistem yang
sempurna dan paling sempurna bila dibandingkan dengan sistem makhluk
ciptaan Alloh lainya, seperti binatang, malaikat, jin, iblis dan setan. Apabila
diidentifikasi, potensi-potensi yang telah ada pada diri manusia adalah akal
pikiran, hati dan indera.
Sedangkan menurut Hery Wibowo (2007: 1) minimal ada empat kategori
potensi yang terdapat dalam diri manusia sejak lahir yaitu, potensi otak,
emosi, fisik dan spiritual dan semua potensi ini dapat dikembangkan pada
tingkat yang tidak terbatas. Ahli lain berpendapat bahwa manusia itu
diciptakan dengan potensi diri terbaik dibandingkan dengan makhluk Tuhan
yang lain, ada empat macam potensi yang dimiliki oleh manusia yaitu,
potensi intelektual, emosional, spiritual dan fisik (Udo Yamin Efendi Majdi,
2007).
Dari beberapa pendapat di atas ada empat macam komponen potensi yang
akan dibahas dalam penelitian ini yaitu, potensi otak/intelektual, potensi
emosi/kecerdasan emosi, potensi fisik/kecerdasan fisik serta potensi
spiritual/kecerdasan spiritual. Masing-masing potensi akan akan dijabarkan
sebagai berikut:
1. Potensi Otak/intelektual
Menurut Hery Wibowo (2007: 19) potensi yang terbesar manusia
adalah otak.Otak merupakan salah satu karunia paling hebat yang
diberikan Tuhan.Otak mengatur seluruh fungsi tubuh, mengendalikan
seluruh perilaku dasar manusia makan, bernafas, metabolisme tubuh dan
lain-lain.
14 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
Para ahli psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber
kekuatan dahsyat yang dimiliki oleh manusia.Mereka mengklasifikasikan
otak menjadi dua klasifikasi.Yaitu otak kiri dan otak kanan.Secara ringkas
otak kiri berfungsi untuk menghafal/mengingat, logika/berhitung,
menganalisis, memutuskan dan bahasa, sedangkan otak kanan berfungsi
untuk melakukan aktifitas imajinasi/intuisi, kreasi/kreatifitas, inovasi/seni
(Slamet Wiyono, 2006).
2. Potensi Emosi
Menurut Dwi Sunar P (2010: 129) kecerdasan emosional atau yang
biasa kita kenal dengan EQ adalah kemampuan seseorang untuk
menerima, menilai dan mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan
orang lain disekitarnya. Dalam hal ini emosi mengacu pada perasaan
terhadap informasi akan suatu hubungan.
Daniel Goleman (dalam Dwi Sunar P, 2010: 14) menyatakan bahwa
kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% dan sisanya
yang 80% ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut kecerdasan
emosional. Dari nama tehnis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ
mengangkut fungsi pikiran, EQ mengangkut fungsi perasaan. Orang yang
ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya
dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan
bermanfaat.
3. Potensi Fisik
Menurut Mulyaningtyas & Hadiyanto (2007: 90-91) Potensi fisik atau
kecerdasan fisik adalah masalah yang menyangkut kekuatan dan
kebugaran otot sekaligus kekuatan dan kebugaran otak dan mental.Orang
yang seimbang fisik dan mentalnya memiliki tubuh yang ideal serta otak
yang cerdas.Kecerdasan fisik atau PQ (physical Quotient) juga dianggap
sebagai dasar dari elemen IQ (Intellegence Quotient) dan EQ (Emotional
Quotient).
4. Potensi Spiritual
15 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
Danah Zohar penggagas istilah tehnis SQ(dalam Dwi Sunar P, 2010:
14) mengatakan bahwa IQ bekerja untuk melihat keluar (mata pikiran),
dan EQ bekerja mengolah yang didalam (telinga perasaan), maka SQ
(spiritual quotient) menunjuk pada kondisi “pusat diri”.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang paling tinggi.
Pokok dari SQ adalah kemampuan seseorang untuk memahami
keberadaan Tuhan, memahami hakikat diri secara utuh, hakikat dibalik
realitas, membedakan yang benar dan yang salah serta kemampuan
memaknai bahwa kehadiran kita entah profesi atau status kita mampu
membuat orang lain merasa dihargai dan mempunyai penghargaan
(Mulyaningtyas & Hadiyanto, 2007).
Berikut ini adalah beberapa potensi manusia menurut agama Islam yang
diberikan oleh Allah SWT.
1. Potensi Akal
Manusia memiliki potensi akal yang dapat menyusun konsep-konsep,
mencipta, mengembangkan, dan menemukan gagasan Dengan potensi ini,
manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin di muka
bumi. Namun, faktor subjektivitas manusia dapat mengarahkan manusia
pada kesalahan dan kebenaran.
2. Potensi Ruh
Manusia memiliki ruh. Banyak pendapat para ahli tentang ruh. Ada
yang lain memahami bahwa ruh pada manusia adalah nyawa. Sementara
sebagian yang lain memahami ruh pada manusia sebagai dukungan dan
peneguhan kekuatan batin. Soal ruh ini memang bukan urusan manusia
karena manusia memiliki sedikit ilmu pengetahuan. Biarlah urusan ruh
menjadi urusan Tuhan. Allah SWT berfirman:
“Katakanlah, “Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak diberi ilmu
kecuali sedikit.” (QS. Al-Isra: 85)
3. Potensi Qalbu
16 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
Qalbu di sini tidak dimaknai sekadar ‘hati’ yang ada pada manusia.
Qalbu lebih mengarah pada aktivitas rasa yang bolak-balik. Sesekali
senang, sesekali susah. kadang setuju, dan kadang menolak.
Qalbu berhubungan dengan keimanan. Qalbu merupakan wadah dari
rasa takut, cinta, kasih sayang, dan keimanan. Karena qalbu ibarat sebuah
wadah, ia berpotensi menjadi kotor atau tetap bersih.
4. Potensi Fitrah
Manusia pada saat lahir memiliki potensi fitrah. Fitrah tidak dimaknai
melulu sebagai sesuatu yang suci. Fitrah di sini adalah bawaan sejak lahir.
Fitrah manusia sejak lahir adalah membawa agama yang lurus. Namun,
kondisi fitrah ini berpotensi tercampur dengan yang lain dalam proses
perkembangannya.
5. Potensi Nafs
Dalam bahasa Indonesia, nafs diserap menjadi nafsu yang berarti
’dorongan kuat untuk berbuat kurang baik’. Sementara nafs yang ada pada
manusia tidak hanya dorongan berbuat buruk, tetapi berpotensi berbuat
baik. Dengan kata lain, nafs ini berpotensi positif dan negatif.
2.3. Ragam Orientasi Hidup Manusia
Orientasi dunia dan akhirat manusia terbagi menjadi tiga kelompok besar:
Pertama, kelompok yang menganggap bahwa hidup ini hanya satu
kali. Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa hidup ini harus dinikmati
sepuas-puasnya. Mereka tidak meyakini ada kehidupan sesudah mati. Bila
nyawa sudah tak lagi berada di raga, maka berakhirlah dan tak ada
kelanjutannya. Demikian yang termaktub dalam Al Qur’an, Surat Al
Jatsiyah: 24.
Kedua, kelompok yang memburu dunia dengan meninggalkan
akhirat, padahal mereka tahu ada kehidupan setelah mati. Akhirnya yang
didapat hanyalah kesia-siaan. Sebab dunia tidak berlaku abadi, pada
17 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
akhirnya semua akan musnah. Dunia yang dikejar tak dapat, akhirat yang
ditinggalkan pun hilang begitu saja. Mereka tak memperoleh apa-apa.
Ketiga, kelompok yang menjadikan dunia sebagai sawah ladang
untuk bercocok tanam dan hasilnya akan dinikmati di akhirat nanti.
Mereka beranggapan bahwa dunia hanyalah sebagai tempat persinggahan.
Segalanya akan kembali dan abadi di alam akhirat (QS. Al An’am: 32).
Oleh karena itu hidup di dunia tidak boleh disia-siakan. Untuk
menikmati hasil di akhirat harus melalui dunia sebagai sawah ladangnya.
2.4. Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia
Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia itu mengabdi
kepada Allah artinya sebagai hamba Allah agar menuruti apa saja yang
diperintahkan oleh Allah swt.
Sedangkan fungsi dari penciptaan manusia ini secara global kami
menyebutkan tiga kalsifikasi, yaitu:
1. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi
Khalifah disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan
mengendalikan segala isinya. Sebagai pedoman hidup manusia dalam
melaksanakan tugas itu, Allah menurunkan agama-Nya. Agama
menjelaskan dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan yang akan
membahayakannya.
Perbedaan tingkat yang akan diadakan oleh Allah di dalam
masyarakat manusia, bukanlah suatu kesempatan bagi si kuat untuk
menganiaya si lemah atau si kaya tidak memperdulikan si miskin,
melainkan suatu penyusunan masyarakat ke arah kebaikan hidup bersama
melalui tolong menolong (Zakiah Daradjat. dkk, 1986).
2. Manusia sebagai Warosatul Anbiya’
Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini mengemban misi
sebagai ‘Rahmatal lil ‘Alamiin’ yakni suatu misi yang membawa dan
18 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
mengajak manusia dan seluruh alam untuk tunduk dan taat pada syari’at-
syari’at dan hukum-hukum Allah swt. guna kesejahteraan perdamaian, dan
keselamatan dunia akhirat.
Misi tersebut berpijak pada trilogy hubungan manusia, yaitu:
1. Hubungan manusia dengan Tuhan, karena manusia sebagai makhluk
ciptaan-Nya.
2. Hubungan manusia dengan masyarakat, karena manusia sebagai
anggota masyarakat.
3. Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku
pengelola, pengatur, serta pemanfaatan kegunaan alam.
3. Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)
Fungsi ini mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai
hamba Allah swt. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual
kepada Allah swt. dengan penuh keikhlasan. Secara luas konsep ‘abd ini
meliputi seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya. Semua yang
dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya dapat dinilai sebagai ibadah
jika semua yang dilakukan (perbuatan manusia) tersebut semata-mata
hanya untuk mencari ridha Allah swt.
2.1.5. Hidup Sukses dalam Pandangan Al-Qur’an
Uraian diatas telah menggambarkan jalan kehidupan di dunia yang
harus dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia, yaitu
jalan yang benar dan jalan yang salah. Untuk itu, maka Al-Qur’an
menjelaskan tentang kehidupan di dunia yang harus dilalui oleh setiap
manusia, sehingga dia dapat meraih kesuksesan hidup didunia dan akhirat
sebagai berikut:
1. Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi Manusia dituntut untuk
melakukan pengembangan diri secara seimbang, antara aspek
spritualitas yang lebih mengarah untuk menjalin hubungan harmonis
kepada Allah Yang Maha Agung, juga pengembangan fungsi ilmu dan
akal dalam rangkah untuk memahamititah Allah dimuka bumi secara
19 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
praktis. Dari kedua hal terebut akan membawa manusia pada pola
hidup yang seimbang, dan akan nampak sempurna diperkuat do’a
yang setiap saat selalu dibaca dalam QS.Al-Baqarah: 201:
“Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a: “Ya Tuhan Kami,
berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan pelihara lah
kami dari siksa neraka” (QS.Al-Baqarah: 201).
Untuk itu, maka beberapa cara yang dapat dapat dilakukan oleh
seseorang untuk meraih keseimbangan duniawi dan ukhrowi, yaitu
dengan memahami makna hidup, dan memahami Al-Qur’an sebagai
petunjuk hidup manusia, mengasah kepekaan hati masing-masing,
menghindari perbuatan yang mengarah pada kemaksiatan atau dosa.
2. Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan
Kepekaan Emosional Setiap manusia berhak dan layak untuk
menggapai ketiga-tiganya dengan berbagai cara. Maka dari itu,
seseorang dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi
pemberian Allah yang lainnya, seperti akal fikiran maupun panca
inderanya. Adapun cara yang dapat ditempuh dalam mencari,
menggali, dan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui: a. Panca
Indera, seperti sama’ (pendengaran) yang biasanya bersifat verba, dan
bashar (penglihatan) yang biasanya menghasilkan ilmu pengetahuan.
b. Observasional-eksperimental, seperti Allah mengajarkan Qabil cara
mengubur mayat saudaranya (Habil) melalui perantara burung
menggali tanah. c. Pengamatan Eksperimental, seperti Allah
mengajarkan kebangkitan melalui suatu desa atau wilayah yang
dinding-dinding rumahnya roboh lalu menutupi atap rumahnya,
sedangkan penduduk wilayah tersebut tidak ada sama sekali. d.
Eksperimen, seperti Allah menunjukkan kepada Nabi Ibrahim a.s
20 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
bagaimana menghidupkan yang mati menjadi hidup kembali. e. Akal,
kalbu atau fuad, seperti menangkap ayat-ayat Allah pada kejadian
alam semesta. Perhatikan firman Allah pada QS.Al-Baqarah: 164
tentang penciptaan langit dan bumi, yang didalamnya terdapat
bergantinya malam dan siang, lautan yang dapat digunakan untuk
berlayar dan pemanfaat sumber daya alamnya, Allah menurunkan air
dari langit untuk menghidupkan manusia, hewan dan tanaman agar
tidak mati, dan lain sebagainya.
Disisi lain, apabila diperhatikan dampak negatifnya memisahkan
antara iman, ilmu pengetahuan dan kepekaan emosional terhadapa
pribadi seseorang, maka akan melahirkan pribadi-pribadi: a. seseorang
yang mengandalkan ilmu pengetahuan yang luas, tetapi lemah iman
dan kepekaan emosionalnya, maka akan terjadi ketimpangan dan
membuat hidupnya dalam keadaan frustasi. b.Seseorang yang
memiliki iman dengan keyakinan yang kukuh, sedangkan ilmunya
tidak berkembang dan kepekaan emosional yang sangat rendah, maka
akan membuat seseorang mengalami kehidupan yang tidak mampu
berbuat sesuatu. c. Seseorang yang kepekaan emosionalnya kuat,
namun tidak didasari dengan iman dan ilmu.
21 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-
satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya
sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai
dirinya.
Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada
satu makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya dari manusia.
Al-Qur’an menjelaskan tentang kehidupan di dunia yang harus dilalui oleh
setiap manusia, sehingga dia dapat meraih kesuksesan hidup didunia dan
akhirat sebagai berikut: 1. Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi Manusia
dituntut untuk melakukan pengembangan diri secara seimbang. 2. Memiliki
Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan Emosional
Setiap manusia berhak dan layak untuk menggapai ketiga-tiganya dengan
berbagai cara.
3.2 Saran
Setelah mengetahui asal usul dan bagaimana proses manusia itu
diciptakan, hendaknya setiap manusia bisa sadar akan tujuan hidupnya yaitu
untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh
keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, serta
akan memperoleh imbalan surga. Penyusun menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus dibenahi.
Untuk itu masukan-masukan dari pihak-pihak yang merespon makalah ini
sangat ditunggu.
22 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N
DAFTAR PUSTAKA
Ahliana Afifati.2009.Proses Penciptaan Manusia Menurut Islam dan Iptek.
(http://alhayaat.wordpress.com/2009/05/28/proses-penciptaan-manusia-
menurut-islam-dan-iptek/ diposting : 28 Mei 2009).
Hanykpoespyta.2008.Manusia: Antara Pandangan Antropologi dan Agama
Islam. (http://hanykpoespyta.wordpress.com/2008/04/19/manusia-antara-
pandangan-antropologi-dan-agama-islam/, diposting : 19 April 2008).
Prihadhi, Endra K.2004.My Potensi.Jakarta: Elek Media Komputindo.
Syueb, Sudono.2011.Buku Pintar Agama Islam.Jakarta: Delta Media.
Wiyono, Slamet.2006.Managemen Potensi Diri.Jakarta: PT Grasindo.

More Related Content

Similar to Makalah_agama.docx

Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...Wulandari Rima Kumari
 
Manusia dan tugasnya di muka bumi serta keikhlasan beribadah
Manusia dan tugasnya di muka bumi serta keikhlasan beribadahManusia dan tugasnya di muka bumi serta keikhlasan beribadah
Manusia dan tugasnya di muka bumi serta keikhlasan beribadahkhoirulhuda891
 
Manusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumiManusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumikhumairoh
 
Makalah embriologi
Makalah embriologiMakalah embriologi
Makalah embriologiSugiono Ughy
 
Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1umiisnartini
 
UITM-(CTU) islam sebagai ad-din
UITM-(CTU) islam sebagai ad-dinUITM-(CTU) islam sebagai ad-din
UITM-(CTU) islam sebagai ad-dinsakura rena
 
Siapakah Manusisa? Menurut Islam
Siapakah Manusisa? Menurut IslamSiapakah Manusisa? Menurut Islam
Siapakah Manusisa? Menurut Islamjaniaul
 
Tugas PAI Jumrah
Tugas PAI JumrahTugas PAI Jumrah
Tugas PAI Jumrahdyahraf
 
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdfmuhammadsahir5
 
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptxPPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptxDausaitamaSensei
 
makalah asal usul manusia.docx
makalah asal usul manusia.docxmakalah asal usul manusia.docx
makalah asal usul manusia.docxseuramoefoto
 
Buku text kelas x
Buku text kelas  xBuku text kelas  x
Buku text kelas xUlin Nuha
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newFitra Sani
 
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamPembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamkangklinsman
 
Asal-usul makluk hidup berdasarkan Islam dan Sains
Asal-usul makluk hidup berdasarkan Islam dan SainsAsal-usul makluk hidup berdasarkan Islam dan Sains
Asal-usul makluk hidup berdasarkan Islam dan Sainszarkashie
 

Similar to Makalah_agama.docx (20)

Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
 
Manusia dan tugasnya di muka bumi serta keikhlasan beribadah
Manusia dan tugasnya di muka bumi serta keikhlasan beribadahManusia dan tugasnya di muka bumi serta keikhlasan beribadah
Manusia dan tugasnya di muka bumi serta keikhlasan beribadah
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Manusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumiManusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumi
 
Makalah embriologi
Makalah embriologiMakalah embriologi
Makalah embriologi
 
Agama , haris
Agama , harisAgama , haris
Agama , haris
 
Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1
 
Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1
 
UITM-(CTU) islam sebagai ad-din
UITM-(CTU) islam sebagai ad-dinUITM-(CTU) islam sebagai ad-din
UITM-(CTU) islam sebagai ad-din
 
Makalah agama-
Makalah agama-Makalah agama-
Makalah agama-
 
Siapakah Manusisa? Menurut Islam
Siapakah Manusisa? Menurut IslamSiapakah Manusisa? Menurut Islam
Siapakah Manusisa? Menurut Islam
 
Tugas PAI Jumrah
Tugas PAI JumrahTugas PAI Jumrah
Tugas PAI Jumrah
 
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
 
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptxPPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
 
makalah asal usul manusia.docx
makalah asal usul manusia.docxmakalah asal usul manusia.docx
makalah asal usul manusia.docx
 
Buku text kelas x
Buku text kelas  xBuku text kelas  x
Buku text kelas x
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-new
 
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamPembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
 
Asal-usul makluk hidup berdasarkan Islam dan Sains
Asal-usul makluk hidup berdasarkan Islam dan SainsAsal-usul makluk hidup berdasarkan Islam dan Sains
Asal-usul makluk hidup berdasarkan Islam dan Sains
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Makalah_agama.docx

  • 1. 1 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada makalah ini akan dibahas “Manusia dan Kehidupan”, materi ini lebih menitiktekankan pada kemampuan manusia untuk mempertanyakan keberadaan dirinya dengan segala potensi yang dimiliki, sehingga ia disebut sebagai makhluk yang mulia dibanding dengan makhluk lainnya. Hanya dengan rahman dan rahim-Nya manusia dianugerahi potensi yang luar biasa dahsyatnya dan tidak dimiliki oleh makhluk lain, meski makhluk yang bernama malaikat. Oleh karena itu. Pantaslah jika manusia diberi amanat sebagai khalifa (pemimpin, penguasa) Allah di muka bumi. Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang. Mengenai proses kejadian manusia, dalam Al-Qur’an (QS. Al-Hijr (15): 28-29) diterangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga menjadi hidup. 1.2.Rumusan Masalah 1. Dari apa manusia diciptakan? 2. Bagaimana asal usul manusia diciptakan? 3. Bagaimana proses penciptaan manusia? 4. Bagaimana potensi manusia dan kelebihannya? 5. Bagaimana ragam orientasi hidup manusia? 6. Apa tujuan dan fungsi penciptaan manusia? 7. Bagaimana hidup sukses dalam pandnagan al-Qur’an? 1.3. Tujuan Makalah 1. Untuk mengetahui dari apa manusia itu diciptakan.
  • 2. 2 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N 2. Untuk menjelaskan bagaimana asal kejadian manusia dan siapa pencipta- Nya berdasarkan Al-Qur’an, hadist, dan iptek. 3. Untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan manusia. 4. Untuk mengetahui potensi manusia dan kelebihannya. 5. Untuk mengetahui ragam orientasi hidup manusia 6. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi penciptaan manusia. 7. Untuk mengetahui hidup sukses dalam pandangan al-Qur’an.
  • 3. 3 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N BAB II PEMBAHASAN 2.1. Asal-Usul Kejadian Manusia 2.1.2. Asal Usul Manusia 2.1.2.1. Manusia dalam Pandangan Agama Islam Dalam Agama Islam, segala sesuatunya telah diatur dengan baik dan digambarkan dalam kitab suci Al-Quran. Tidak luput olehNya, bagaimana proses pembentukkan manusia yang juga digambarkan sejelas-jelasnya. Dalam Al-Qur’an jika dipadukan dengan hasil penelitian ilmiah menemukan titik temu mengenai asal usul manusia ini. Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa. Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang bertahap menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing (tidak berevolusi) (Muhammad Fathurrohman, 2012) Manusia dikaruniakan oleh Allah akal untuk berfikir. Dengan akal, manusia mampu membedakan antara yang haq (benar) dengan yang bathil (salah). Dengan akal pula, manusia mampu merenungkan dan mengamalkan sesuatu yang benar tersebut. Dengan karunia akal, manusia diharapkan dapat memilah dan memilih nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Disamping memiliki akal, manusia selalu terlahir dengan 3 naluri yang pasti ada dalam dirinya, yaitu :
  • 4. 4 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N 1. Naluri untuk mensucikan sesuatu: naluri untuk beragama dan menyebah sesuatu yang lebih dari pada dirinya. 2. Naluri untuk mempertahankan eksistensi diri: manunia punya kecenderungan marah, sedih, senang dan lain-lain. 3. Naluri untuk melestarikan dirinya: naluri kasih sayang. 2.1.2. Proses Penciptaan Manusia 2.1.2.1. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia pertama, Adam a.s. diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah- indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalam diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam (6):2, Al Hijr (15):26,28,29, Al Mu’minuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar Rahman (55):4). Kedua, disebut dengan tahapan biologi. Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu’minuun (23):12-14). Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam janin setelah ia
  • 5. 5 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan 40 hari mudghah. Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya sebagai berikut: 1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa). 2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi. 3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah. 4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim. Setetes Mani Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran reproduksi wanita yang berbelok-belok, kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an: “Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS Al Qiyamah: 36-37). Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang disebut ‘alaqah.
  • 6. 6 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N “Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah” (al ‘Alaq (96): 2). Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop. Tapi, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat- zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur’an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur’an. Arti kata “alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Pembungkusan Tulang oleh Otot Disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur’an bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini. “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
  • 7. 7 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS Al Mu’minun: 14) Para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya (Ahliana Afifati, 2009). Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini. Saripati Tanah dalam Campuran Air Mani Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Ketika mani disinggung di Al-Qur’an, fakta yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran: “Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik- baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (As-Sajdah (32): 7-8). Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
  • 8. 8 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N Al-Quran membantah teori evolusi yang menyatakan manusia berasal dari beruk (Teori Darwin). Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya: "Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah" (QS. As Sajdah (32): 7). "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk" (QS. Al Hijr (15) : 26). Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalam surat Al Hijr ayat 28 dan 29. Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah" (HR. Bukhari). Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa) Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya:
  • 9. 9 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N "Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan- pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36). Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4): 1). Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya. Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa) Proses kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis. Di dalam Al Qur’an, proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya:
  • 10. 10 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23): 12-14). Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda: "Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim) Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan
  • 11. 11 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas). Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub pada ketepatan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula idea tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya." Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata
  • 12. 12 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an : "...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6). 2.2. Potensi Manusia dan Kelebihannya Menurut Fuad Nashori (2003: 89) manusia memiliki beragam potensi diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Potensi Berfikir Manusia memiliki potensi berfikir.Seringkali Alloh menyuruh manusia untuk berfikir.Maka berfikir. Logikanya orang hanya disuruh berfikir karena ia memiliki potensi berfikir. Maka, dapat dikatakan bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk belajar informasi-informasi baru, menghubungkan berbagai informasi, serta menghasilkan pemikiran baru. 2. Potensi Emosi Potensi yang lain adalah potensi dalam bidang afeksi/emosi. Setiap manusia memilki potensi cita rasa, yang dengannya manusia dapat memahami orang lain, memahami suara alam, ingin mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan dihargai, cenderung kepada keindahan. 3. Potensi Fisik Adakalanya manusia memilki potensi yang luar biasa untuk membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang tangguh.Orang yang berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari olah raga dengan cepat dan selalu menunjukkan permainan yang baik.
  • 13. 13 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N 4. Potensi Sosial Pemilik potensi sosial yang besar memiliki kapasitas menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain. Kemampuan menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain didasari kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun ketrampilan. Menurut Slamet Wiyono (2006:38) potensi diri manusia secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia sebagai suatu sistem yang sempurna dan paling sempurna bila dibandingkan dengan sistem makhluk ciptaan Alloh lainya, seperti binatang, malaikat, jin, iblis dan setan. Apabila diidentifikasi, potensi-potensi yang telah ada pada diri manusia adalah akal pikiran, hati dan indera. Sedangkan menurut Hery Wibowo (2007: 1) minimal ada empat kategori potensi yang terdapat dalam diri manusia sejak lahir yaitu, potensi otak, emosi, fisik dan spiritual dan semua potensi ini dapat dikembangkan pada tingkat yang tidak terbatas. Ahli lain berpendapat bahwa manusia itu diciptakan dengan potensi diri terbaik dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lain, ada empat macam potensi yang dimiliki oleh manusia yaitu, potensi intelektual, emosional, spiritual dan fisik (Udo Yamin Efendi Majdi, 2007). Dari beberapa pendapat di atas ada empat macam komponen potensi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu, potensi otak/intelektual, potensi emosi/kecerdasan emosi, potensi fisik/kecerdasan fisik serta potensi spiritual/kecerdasan spiritual. Masing-masing potensi akan akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Potensi Otak/intelektual Menurut Hery Wibowo (2007: 19) potensi yang terbesar manusia adalah otak.Otak merupakan salah satu karunia paling hebat yang diberikan Tuhan.Otak mengatur seluruh fungsi tubuh, mengendalikan seluruh perilaku dasar manusia makan, bernafas, metabolisme tubuh dan lain-lain.
  • 14. 14 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N Para ahli psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber kekuatan dahsyat yang dimiliki oleh manusia.Mereka mengklasifikasikan otak menjadi dua klasifikasi.Yaitu otak kiri dan otak kanan.Secara ringkas otak kiri berfungsi untuk menghafal/mengingat, logika/berhitung, menganalisis, memutuskan dan bahasa, sedangkan otak kanan berfungsi untuk melakukan aktifitas imajinasi/intuisi, kreasi/kreatifitas, inovasi/seni (Slamet Wiyono, 2006). 2. Potensi Emosi Menurut Dwi Sunar P (2010: 129) kecerdasan emosional atau yang biasa kita kenal dengan EQ adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai dan mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya. Dalam hal ini emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Daniel Goleman (dalam Dwi Sunar P, 2010: 14) menyatakan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% dan sisanya yang 80% ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut kecerdasan emosional. Dari nama tehnis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkut fungsi pikiran, EQ mengangkut fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat. 3. Potensi Fisik Menurut Mulyaningtyas & Hadiyanto (2007: 90-91) Potensi fisik atau kecerdasan fisik adalah masalah yang menyangkut kekuatan dan kebugaran otot sekaligus kekuatan dan kebugaran otak dan mental.Orang yang seimbang fisik dan mentalnya memiliki tubuh yang ideal serta otak yang cerdas.Kecerdasan fisik atau PQ (physical Quotient) juga dianggap sebagai dasar dari elemen IQ (Intellegence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient). 4. Potensi Spiritual
  • 15. 15 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N Danah Zohar penggagas istilah tehnis SQ(dalam Dwi Sunar P, 2010: 14) mengatakan bahwa IQ bekerja untuk melihat keluar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang didalam (telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi “pusat diri”. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang paling tinggi. Pokok dari SQ adalah kemampuan seseorang untuk memahami keberadaan Tuhan, memahami hakikat diri secara utuh, hakikat dibalik realitas, membedakan yang benar dan yang salah serta kemampuan memaknai bahwa kehadiran kita entah profesi atau status kita mampu membuat orang lain merasa dihargai dan mempunyai penghargaan (Mulyaningtyas & Hadiyanto, 2007). Berikut ini adalah beberapa potensi manusia menurut agama Islam yang diberikan oleh Allah SWT. 1. Potensi Akal Manusia memiliki potensi akal yang dapat menyusun konsep-konsep, mencipta, mengembangkan, dan menemukan gagasan Dengan potensi ini, manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin di muka bumi. Namun, faktor subjektivitas manusia dapat mengarahkan manusia pada kesalahan dan kebenaran. 2. Potensi Ruh Manusia memiliki ruh. Banyak pendapat para ahli tentang ruh. Ada yang lain memahami bahwa ruh pada manusia adalah nyawa. Sementara sebagian yang lain memahami ruh pada manusia sebagai dukungan dan peneguhan kekuatan batin. Soal ruh ini memang bukan urusan manusia karena manusia memiliki sedikit ilmu pengetahuan. Biarlah urusan ruh menjadi urusan Tuhan. Allah SWT berfirman: “Katakanlah, “Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit.” (QS. Al-Isra: 85) 3. Potensi Qalbu
  • 16. 16 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N Qalbu di sini tidak dimaknai sekadar ‘hati’ yang ada pada manusia. Qalbu lebih mengarah pada aktivitas rasa yang bolak-balik. Sesekali senang, sesekali susah. kadang setuju, dan kadang menolak. Qalbu berhubungan dengan keimanan. Qalbu merupakan wadah dari rasa takut, cinta, kasih sayang, dan keimanan. Karena qalbu ibarat sebuah wadah, ia berpotensi menjadi kotor atau tetap bersih. 4. Potensi Fitrah Manusia pada saat lahir memiliki potensi fitrah. Fitrah tidak dimaknai melulu sebagai sesuatu yang suci. Fitrah di sini adalah bawaan sejak lahir. Fitrah manusia sejak lahir adalah membawa agama yang lurus. Namun, kondisi fitrah ini berpotensi tercampur dengan yang lain dalam proses perkembangannya. 5. Potensi Nafs Dalam bahasa Indonesia, nafs diserap menjadi nafsu yang berarti ’dorongan kuat untuk berbuat kurang baik’. Sementara nafs yang ada pada manusia tidak hanya dorongan berbuat buruk, tetapi berpotensi berbuat baik. Dengan kata lain, nafs ini berpotensi positif dan negatif. 2.3. Ragam Orientasi Hidup Manusia Orientasi dunia dan akhirat manusia terbagi menjadi tiga kelompok besar: Pertama, kelompok yang menganggap bahwa hidup ini hanya satu kali. Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa hidup ini harus dinikmati sepuas-puasnya. Mereka tidak meyakini ada kehidupan sesudah mati. Bila nyawa sudah tak lagi berada di raga, maka berakhirlah dan tak ada kelanjutannya. Demikian yang termaktub dalam Al Qur’an, Surat Al Jatsiyah: 24. Kedua, kelompok yang memburu dunia dengan meninggalkan akhirat, padahal mereka tahu ada kehidupan setelah mati. Akhirnya yang didapat hanyalah kesia-siaan. Sebab dunia tidak berlaku abadi, pada
  • 17. 17 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N akhirnya semua akan musnah. Dunia yang dikejar tak dapat, akhirat yang ditinggalkan pun hilang begitu saja. Mereka tak memperoleh apa-apa. Ketiga, kelompok yang menjadikan dunia sebagai sawah ladang untuk bercocok tanam dan hasilnya akan dinikmati di akhirat nanti. Mereka beranggapan bahwa dunia hanyalah sebagai tempat persinggahan. Segalanya akan kembali dan abadi di alam akhirat (QS. Al An’am: 32). Oleh karena itu hidup di dunia tidak boleh disia-siakan. Untuk menikmati hasil di akhirat harus melalui dunia sebagai sawah ladangnya. 2.4. Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia itu mengabdi kepada Allah artinya sebagai hamba Allah agar menuruti apa saja yang diperintahkan oleh Allah swt. Sedangkan fungsi dari penciptaan manusia ini secara global kami menyebutkan tiga kalsifikasi, yaitu: 1. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi Khalifah disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan segala isinya. Sebagai pedoman hidup manusia dalam melaksanakan tugas itu, Allah menurunkan agama-Nya. Agama menjelaskan dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan yang akan membahayakannya. Perbedaan tingkat yang akan diadakan oleh Allah di dalam masyarakat manusia, bukanlah suatu kesempatan bagi si kuat untuk menganiaya si lemah atau si kaya tidak memperdulikan si miskin, melainkan suatu penyusunan masyarakat ke arah kebaikan hidup bersama melalui tolong menolong (Zakiah Daradjat. dkk, 1986). 2. Manusia sebagai Warosatul Anbiya’ Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini mengemban misi sebagai ‘Rahmatal lil ‘Alamiin’ yakni suatu misi yang membawa dan
  • 18. 18 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N mengajak manusia dan seluruh alam untuk tunduk dan taat pada syari’at- syari’at dan hukum-hukum Allah swt. guna kesejahteraan perdamaian, dan keselamatan dunia akhirat. Misi tersebut berpijak pada trilogy hubungan manusia, yaitu: 1. Hubungan manusia dengan Tuhan, karena manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya. 2. Hubungan manusia dengan masyarakat, karena manusia sebagai anggota masyarakat. 3. Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku pengelola, pengatur, serta pemanfaatan kegunaan alam. 3. Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah) Fungsi ini mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai hamba Allah swt. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual kepada Allah swt. dengan penuh keikhlasan. Secara luas konsep ‘abd ini meliputi seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya. Semua yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya dapat dinilai sebagai ibadah jika semua yang dilakukan (perbuatan manusia) tersebut semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah swt. 2.1.5. Hidup Sukses dalam Pandangan Al-Qur’an Uraian diatas telah menggambarkan jalan kehidupan di dunia yang harus dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia, yaitu jalan yang benar dan jalan yang salah. Untuk itu, maka Al-Qur’an menjelaskan tentang kehidupan di dunia yang harus dilalui oleh setiap manusia, sehingga dia dapat meraih kesuksesan hidup didunia dan akhirat sebagai berikut: 1. Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi Manusia dituntut untuk melakukan pengembangan diri secara seimbang, antara aspek spritualitas yang lebih mengarah untuk menjalin hubungan harmonis kepada Allah Yang Maha Agung, juga pengembangan fungsi ilmu dan akal dalam rangkah untuk memahamititah Allah dimuka bumi secara
  • 19. 19 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N praktis. Dari kedua hal terebut akan membawa manusia pada pola hidup yang seimbang, dan akan nampak sempurna diperkuat do’a yang setiap saat selalu dibaca dalam QS.Al-Baqarah: 201: “Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a: “Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan pelihara lah kami dari siksa neraka” (QS.Al-Baqarah: 201). Untuk itu, maka beberapa cara yang dapat dapat dilakukan oleh seseorang untuk meraih keseimbangan duniawi dan ukhrowi, yaitu dengan memahami makna hidup, dan memahami Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia, mengasah kepekaan hati masing-masing, menghindari perbuatan yang mengarah pada kemaksiatan atau dosa. 2. Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan Emosional Setiap manusia berhak dan layak untuk menggapai ketiga-tiganya dengan berbagai cara. Maka dari itu, seseorang dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi pemberian Allah yang lainnya, seperti akal fikiran maupun panca inderanya. Adapun cara yang dapat ditempuh dalam mencari, menggali, dan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui: a. Panca Indera, seperti sama’ (pendengaran) yang biasanya bersifat verba, dan bashar (penglihatan) yang biasanya menghasilkan ilmu pengetahuan. b. Observasional-eksperimental, seperti Allah mengajarkan Qabil cara mengubur mayat saudaranya (Habil) melalui perantara burung menggali tanah. c. Pengamatan Eksperimental, seperti Allah mengajarkan kebangkitan melalui suatu desa atau wilayah yang dinding-dinding rumahnya roboh lalu menutupi atap rumahnya, sedangkan penduduk wilayah tersebut tidak ada sama sekali. d. Eksperimen, seperti Allah menunjukkan kepada Nabi Ibrahim a.s
  • 20. 20 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N bagaimana menghidupkan yang mati menjadi hidup kembali. e. Akal, kalbu atau fuad, seperti menangkap ayat-ayat Allah pada kejadian alam semesta. Perhatikan firman Allah pada QS.Al-Baqarah: 164 tentang penciptaan langit dan bumi, yang didalamnya terdapat bergantinya malam dan siang, lautan yang dapat digunakan untuk berlayar dan pemanfaat sumber daya alamnya, Allah menurunkan air dari langit untuk menghidupkan manusia, hewan dan tanaman agar tidak mati, dan lain sebagainya. Disisi lain, apabila diperhatikan dampak negatifnya memisahkan antara iman, ilmu pengetahuan dan kepekaan emosional terhadapa pribadi seseorang, maka akan melahirkan pribadi-pribadi: a. seseorang yang mengandalkan ilmu pengetahuan yang luas, tetapi lemah iman dan kepekaan emosionalnya, maka akan terjadi ketimpangan dan membuat hidupnya dalam keadaan frustasi. b.Seseorang yang memiliki iman dengan keyakinan yang kukuh, sedangkan ilmunya tidak berkembang dan kepekaan emosional yang sangat rendah, maka akan membuat seseorang mengalami kehidupan yang tidak mampu berbuat sesuatu. c. Seseorang yang kepekaan emosionalnya kuat, namun tidak didasari dengan iman dan ilmu.
  • 21. 21 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu- satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya. Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya dari manusia. Al-Qur’an menjelaskan tentang kehidupan di dunia yang harus dilalui oleh setiap manusia, sehingga dia dapat meraih kesuksesan hidup didunia dan akhirat sebagai berikut: 1. Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi Manusia dituntut untuk melakukan pengembangan diri secara seimbang. 2. Memiliki Keseimbangan antara Iman, Ilmu Pengetahuan dan Kepekaan Emosional Setiap manusia berhak dan layak untuk menggapai ketiga-tiganya dengan berbagai cara. 3.2 Saran Setelah mengetahui asal usul dan bagaimana proses manusia itu diciptakan, hendaknya setiap manusia bisa sadar akan tujuan hidupnya yaitu untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, serta akan memperoleh imbalan surga. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Untuk itu masukan-masukan dari pihak-pihak yang merespon makalah ini sangat ditunggu.
  • 22. 22 | M A K A L A H M A N U S I A D A N K E H I D U P A N DAFTAR PUSTAKA Ahliana Afifati.2009.Proses Penciptaan Manusia Menurut Islam dan Iptek. (http://alhayaat.wordpress.com/2009/05/28/proses-penciptaan-manusia- menurut-islam-dan-iptek/ diposting : 28 Mei 2009). Hanykpoespyta.2008.Manusia: Antara Pandangan Antropologi dan Agama Islam. (http://hanykpoespyta.wordpress.com/2008/04/19/manusia-antara- pandangan-antropologi-dan-agama-islam/, diposting : 19 April 2008). Prihadhi, Endra K.2004.My Potensi.Jakarta: Elek Media Komputindo. Syueb, Sudono.2011.Buku Pintar Agama Islam.Jakarta: Delta Media. Wiyono, Slamet.2006.Managemen Potensi Diri.Jakarta: PT Grasindo.