SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS PPOM
A.

Konsep Penyakit
1.

Defenisi Penyakit Paru Obstruksi
Menahun
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan suatu istilah yang sering
digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan
ditandai dengan peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai
gambaran patofisiologi

2.

Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya PPOM adalah :
a. Kebiasaan merokok
b. Polusi udara
c. Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja
d. Riwayat infeksi saluran nafas
e. Bersifat genetik yaitu defisiensi α-1 antitripsin.

3.

Patofisiologi
Patofisiologi PPOM adalah sangat komplek dan komprehensif sehingga
mempengaruhi semua sistem tubuh yang artinya sama juga dengan
mempengaruhi gaya hidup manusia. Dalam prosesnya, penyakit ini bisa
menimbulkan kerusakan pada alveolar sehingga bisa mengubah fisiologi

1
pernapasan, kemudian mempengaruhi oksigenasi tubuh secara keseluruhan.
Abnormal pertukaran udara pada paru-paru terutama berhubungan dengan
tiga mekanisme berikut ini :
a. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Hal ini menjadi penyebab utama hipoksemia atau menurunnya
oksigenasi dalam darah. Keseimbangan normal antara ventilasi alveolar
dan perfusi aliran darah kapiler pulmo menjadi terganggu. Peningkatan
keduanya terjadi ketika penyakit yang semakin berat sehingga
menyebabkan kerusakan pada alveoli dan dan kehilangan bed kapiler.
Dalam kondisi seperti ini, perfusi menurun dan ventilasi sama. Ventilasi
dan perfusi yang menurun bias dilihat pada pasien PPOM, dimana
saluran

pernafasan

nya

terhalang

oleh

mukus

kental

atau

bronchospasma. Di sini penurunan ventilasi akan terjadi, akan tetapi
perfusi akan sama, atau berkurang sedikit. Banyak di diantara pasien
PPOM yang baik empisema maupun bronckhitis kronis sehingga ini
menerangkan

sebabnya

mengapa

mereka

memiliki

bagian-

bagian,dimana terjadi diantara keduanya yang meningkat dan ada yang
menurun.
b. Mengalirnya darah kapiler pulmo
Darah yang tidak mengandung oksigen dipompa dari ventrikel kanan ke
paru-paru, beberapa diantaranya melewati bed kapiler pulmo tanpa

2
mengambil oksigen. Hal ini juga disebabkan oleh meningkatnya sekret
pulmo yang menghambat alveoli.
c. Difusi gas yang terhalang
Pertukaran gas yang terhalang biasanya terjadi sebagai akibat dari sati
atau da seba yaitu berkurangnya permukaan alveoli bagi pertukaran
udara sebagai akibat dari penyakit empisema atau meningkatnya sekresi,
sehingga menyebabkan difusi menjadi semakin sulit.
4. Manifestasi Klinis
Perkembangan gejala-gejala yang merupakan ciri-ciri dari PPOM adalah
malfungsi kronis pada sistem pernapasan yang manifestasi awalnya adalah
ditandai dengan batuk-batuk dan produksi dahak khususnya yang menjadi di
saat pagi hari. Napas pendek sedang yang berkembang mnejadi napas pendek
akut. Batuk dan produksi dahak (pada batuk yang dialami perokok)
memburuk menjadi batuk persisten yang disertai dengan produksi dahak yang
semakin banyak. Biasanya, pasien akan sering mengalami infeksi pernafasan
dan kehilangan berat badan yang cukup drastis, sehingga pada akhirnya pasien
tersebut tidak akan mampu secara maksimal melaksanakan tugas-tugas rumah
tangga atau yang menyangkut tanggung jawab pekerjaannya. Pasien mudah
sekali merasa lelah dan secara fisik banyak yang tidak mampu melakukan
kegiatan sehari-hari. Selain itu, pasien PPOM banyak yang mengalami
penurunan berat badan yang cukup drastis sebagai akibat dari hilangnya nafsu

3
makan karena produksi dahak yang makin melimpah, penurunan daya
kekuatan tubuh, kehilangan selera makan,penurunan kemampuan pencernaan
sekunder karena tidak cukup oksigenasi sel dalam system gastrointestinal.
Pasien PPOM, lebih membutuhkan banyak kalori karena lebih banyak
mengeluarkan tenaga dalam melakukan pernafasan.
5.

Manajemen Medik
a. Pencegahan : mencegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara
b. Terapi eksaserbasi akut dilakukan dengan :
1) Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi.
a) Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H.

Influenza dan S.

Pneumonia, maka digunakan ampisilin 4 x 0,25 – 0,5 g/hari atau
eritromisin 4 x 0,5 g/hari.
b) Augmentin (amoksisilin dan asam klavulanat) dapat diberikan jika
kuman penyebab infeksinya adalah H. Influenzae dan B.
Catarhalis yang memproduksi β-laktamase.
Pemberian

antibiotik

seperti

kotrimoksasol,

amoksisilin,

atau

doksisiklin pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti
mempercepat penyembuhan dan membantu mempercepat kenaikan
flow rate.

Namun hanya dalam 7 – 10 hari selama periode

eksaserbasi.

Bila

terdapat

infeksi

sekunder

atau

pneumonia, maka dianjurkan antobiotik yang lebih kuat.

4

tanda-tanda
2) Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernapasan karena
hiperkapnia dan berkurangnya sensivitas terhadap CO2.
3) Fisioterapi dada membantu pasien untuk mengeluarkan sputum
dengan baik.
4) Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, termasuk
didalamnya golongan adrenergik β dan antikolinergik. Pada pasien
dapat diberikan salbutamol 5 mg dan atau ipratropium bromida
250 µg diberikan tiap 6 jam dengan nebulizer atau aminofilin 0.25 –
0,5 g iv secara perlahan.
c. Terapi jangka panjang dilakukan dengan :
1) Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin 4 x
0,25 – 0,5 / hari dapat menurunkan kejadian eksaserbasi akut.
2) Bronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas onstruksi saluran nafas
tiap pasien,
3) Fisioterapi dada
4) Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik
5) Mukolitik dan ekspektoran
6) Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal
nafas
7) Rehabilitasi untuk pasien PPOM adalah :
a) Fisioterapi

5
a) Rehabilitasi psikis
b) Rehabilitasi pekerjaan
6.

Komplikasi
Infeksi yang berulang, pneumotoraks spontan, eritositosis karena keadaan
hipoksia kronik, gagal nafas dan kor pulmonal.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.

Pengkajian
a. Pengumpulan data
 Aktivitas / Istahat
Tanda

: Keletihan,

kelelahan,

gelisah,

insomnia,

malaise,

Gejala

penurunan kemampuan
: Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
sehari-hari.

 Sirkulasi
Tanda

: Peningkatan TD, takikardia berat, disritmia, bunyi jantung

redup, sianosis perifer, pucat menunjukkan anemia.
 Makanan / Cairan
Tanda

: Ketidakmampan untuk makan karena distress pernapasan,

Gejala

penurunan berat badan, turgor kulit burut,
: Klien mengatakan nafsu makannya menurun.

6
 Pernapasan
Tanda

: Frekuensi napas cepat, suara napas stridor, retraksi
dinding dada, penggunaan otot dinding dada saat

bernapas
Gejala : Klien mengatakan kesulitan untuk bernapas,
 Integritas ego
Tanda : Gelisah, insomnia
Gejala : klien mengatakan takut terhadap penyakitnya.
 Seksualitas
Tanda
Gejala

: Penurunan libido.
: Klien mengatakan tidak nafsu untuk melakukan hubungan
seks.

b. Pengelompokan Data
Data Subyektif
 Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
 Klien mengatakan nafsu makannya menurun.
 Klien mengatakan nafsu berhubungan seks menurun
 klien mengatakan takut terhadap penyakitnya.
 Klien mengatakan kesulitan untuk bernapas
 Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah
untuk bernapas

7
Data Obyektif
 Keletihan

 Pucat bila anemia

 Kelelahan

 Ketidakmampuan untuk makan
karena distress pernapasan

 Gelisah

 Penurunan berat badan

 Insomnia

 Tugor kulit buruk

 Malaise

 Frekuensi napas cepat

 Penurunan kemampuan

 Suara napas stridor

 Peningkatan TD
 Takikardia berat

 Retraksi dinding dada

 Disritmia
 Penggunaan otot dinding dada
 Penurunan libido
saat bernapas

c. Analisa Data

8
No
1
1

Data
2

Penyebab
3
Payah jantung kongesti

Ds :
 Klien

↓

mengatakan

kesulitan

Masalah
4
Kerusakan
pertukaran gas

Bendungan paru

untuk

↓

bernapas

Peningkatan tekanan vena

Do :

pulmonalis

 Disritmia

↓

 Penggunaan
dinding

Transudasi

otot
saat

dada

↓
Penumpukkan cairan dalam

bernapas

rongga pleura
 Retraksi dinding dada
 Suara napas stridor
 Frekuensi

napas

cepat

↓
Daya kembang paru menurun
↓
Pola nafas tidak efektif
↓
O2 tidak dapat masuk
kedalam rongga paru
↓
Gangguan suplay oksigen
kedalam rongga paru
↓
Sesak nafas
↓

2

Kerusakan pertukaran gas
Penurunan suplay O2 dalam

Ds :
 Klien
tidak

darah

mengatakan
mampu

melakukan
sehari-hari
Do :

aktivitas

↓
Kompensasi tubuh untuk
mendapatkan suplai O2 yang
cukup kejaringan yaitu dengan
peningkatan usaha bernapas

 Keletihan
 Kelelahan
 Malaise
 Penurunan

↓
Kontraksi otot pernapasan
9

↓

Energi banyak digunakan
untuk bernapas

Intoleransi
aktivitas
d. Prioritas Masalah
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay
oksigen
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
c. Gangguan pemenuhan istrahat tidur berhubungan terakstivasinya RAS

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen
ditandai dengan : :
Ds

:  Klien mengatakan kesulitan untuk bernapas

Do :  Disritmia
 Penggunaan otot dinding dada saat bernapas
 Retraksi dinding dada
 Suara napas stridor
 Frekuensi napas cepat
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kondisi tubuh klien lemah,
ditandai dengan :
Ds

:  Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas seharihari

Do :  Keletihan

10
 Kelelahan
 Malaise
 Penurunan kemampuan
 Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan
c. Gangguan pemenuhan istrahat tidur berhubungan terakstivasinya RAS,
ditandai dengan :
Ds

:  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup
karena susah untuk bernapas

Do :  Gelisah
 Insomnia

11
3. Perencanaan
No
1
1

Diagnosa Keperawatan
2
Kerusakan pertukaran gas Tupan :
berhubungan

dengan Dalam

Rencana Keperawatan
Intervensi
4
1. Pertahankan

Tujuan
3
waktu

5

hari

Rasional
5
1. Meningkatkan inspirasi

posisi tidur semi fowler

maksimal, mengurangi

gangguan suplay oksigen kerusakan pertukaran gas

dengan miring

penekanan

ditandai dengan :

yang terkena

teratasi

kearah

yang

DS :
 Klien

normal,

ekspansi
mengatakan Tupen :

akan

serta
dan

tidak sakit.

selama 3 X 24 jam, klien 2. Bimbing dan latih teknik 2. Diharapkan

bernapas

paru

sisi

ventilasi pada sisi yang

untuk Setelah dilakukan intervensi

kesulitan

pada

memperlihatkan

nafas

dalam

sesak

secara

napas klien berkurang

DO :

perbaikan dalam pertukaran

teratur, monitor dan catat

dan perubahan kondisi

 Disritmia

gas dengan kriteria :

TTV

klien dapat terobservasi

 Penggunaan

otot

dinding

saat

bernapas

dada

- Klien

tidak

mengeluh

sesak

3. Monitor

- Frekuensi nafas normal
16 – 20 x/menit
- Pergerakan

3. Perubahan

otot

13

fungsi

pernapasan
dangkal,

dan

peningkatan frekuensi

cepat,

pernapasan

:

dyspneu

perkembangan dada

dan

dapat

terobservasi
4. Diharapkan

sesak
 Retraksi dinding dada
 Suara napas stridor
 Frekuensi napas cepat
2

pernpasan normal

4. Berikan O2 BC sesuai

- Pergerakkan

dada

simetris

berhubungan

yaitu

3

liter/menit

dan

kebutuhan

O2

terpenuhi

- Tidak terdapat retraksi

interkostalis
aktivitas Tupan :

Intoleransi

program

berkurang

dengan Setelah

1. Kaji

di

lakukan

aktifitas

yang 1. Perawat

memerlukan bantuan

dapat

mengetahui

kondisi tubuh klien lemah perawatan selama 5 hari

sejauhmana klien dapat

ditandai dengan :

pemenuhan kebutuhan gerak

memenuhi ADL secara

Ds :

klien terpenuhi

mandiri
2. Bantu

 Klien mengatakan tidak
mampu

melakukan Tupen :

aktivitas sehari-hari
Do :

 Kelelahan
 Malaise

memenuhi

Setelah dilakukan perawatan

dalam 2. Diharapkan kebutuhan

kebutuhan

ADLnya

ADL

klien

dapat

terpenuhi

selama 3 X 24 jam, klien 3. Jelaskan aktifitas yang 3. Klien dapat membatasi
dapat

 Keletihan

klien

memenuhi

dapat

dengan

klien

kebutuhannya

dilakukan

oleh

aktifitasnya

kriteria :
- Klien tidak lemah
- Personal

hygiene

dan 4. LIbatkan keluarga dalam 4. Diharapkan klien dapat

14
 Penurunan kemampuan

terpenuhi

 Ketidakmampuan
untuk

makan

karena

distress pernapasan
3

Gangguan
istirahat

kebutuhan

klien
baik

dengan

bantuan maupun secara

teraktivasinya

dasar

kebutuhan

klien

dengan

penyebab 1.

klien tidak bisa tidur

RAS selama 5 hari kebutuhan
Istirahat

Ds :

tidur

klien

beristrahat Tupen:

berelaksasi

selama 2 x 24 jam klien

minum

segelas

dengan 2.
susu

hangat sebelum tidur

dapat istirahat tidur dengan 3. Anjurkan klien untuk
kriteria evaluasi :

 Insomnia

mengidentifikasi
bisa tidur dan untuk

2. Anjurkan klien untuk

dengan cukup karena Setelah dilakukan intervensi

 Gelisah

Dapat

menentukan intervensi

 Klien mengatakan tidak

Do :

bila sudah cukup sehat

penyeban klien tidak

terpenuhi

susah untuk bernapas

sendiri

mencoba makan sendiri

1. Identifikasi

b.d Setelah dilakukan perawatan

ditandai dengan :

dapat

melakukannya

mandiri

pemenuhan Tupan:
tidur

memnuhi

tidur dengan posisi yang 3.

- Klien

nyaman

mengatakan

tidurnya nyenyak tanpa
sering terbangun
- Klien dapat tidur malam 4. Anjurkan klien untuk

15

selanjutnya
susu

mengandung

triptopan

yang

mempunyai

efek

sedative
dapat
meningkatkan ekspansi
paru yang maksimal
selama 8 jam

melakukan

- Tidak tampak banyangan
hitam dikelopak mata

kebiasaannya

4.
sebelum

relaksasi dan kesiapan

tidur
5. Ciptakan

meningkatkan
tidur

lingkungan

yang nyaman
5.

lingkungan

yang

nyaman

dapat

menstimulasi

RAS

sehingga klien mudah
tidur

16
4. Implementasi
No
1
1

Hari /
tanggal
2
Senin
1 – 6 - 09

Diagnosa
Keperawatan
3
Kerusakan
pertukaran

Jam
4

gas

Impelementasi
5
1. Mempertahankan
posisi tidur semi fowler dengan

berhubungan

miring kearah yang terkena

dengan gangguan

Hasil :

suplay oksigen

klien nyaman dengan posisi
semi fowler
2. Membimbing
nafas

dalam

dan latih teknik
secara

teratur,

monitor dan catat TTV
Hasil :
Klien kooperatif dan mau dilatih
teknik napas dalam dan klien
merasa lega
3. memantau fungsi pernapasan :
cepat, dangkal, dyspneu dan
perkembangan dada
4. Memberikan
2

Senin
1 – 6 - 09

program yaitu 3 liter/menit
1. Mengkaji
aktifitas
yang

Intoleransi
aktivitas

memerlukan bantuan

berhubungan
dengan

O2 BC sesuai

2. Membantu

kondisi

klien

dalam

memenuhi kebutuhan ADLnya

tubuh klien lemah
Hasil :

17
Klien mau untuk dibantu dalam
memenuhi kebutuhannya
3. Menjelaskan

aktifitas

yang

dapat dilakukan oleh klien
Hasil :
Klien paham akan tindakan
yang dapat dilakukan
4. Melibatkan

keluarga

dalam

memnuhi kebutuhan dasar klien
dengan mencoba makan sendiri
Hasil :
Keluarga
membantu

klien

mau

klien

untuk
dalam

memenuhi kebutuhan seharihari klien
3

Senin

Gangguan

.1

Mengide

1 – 6 - 09

pemenuhan

ntifikasi penyebab klien tidak

istirahat tidur b.d

bisa tidur

teraktivasinya

Hasil :

RAS

Klien tidak dapat beristrahat
karena sesak napas
.2

Menganj
urkan klien untuk berelaksasi
dengan minum segelas susu
hangat sebelum tidur

Hasil :
18
Klien merasa nyaman setelah
relaksasi
.3

Menganj
urkan klien untuk tidur dengan
posisi yang nyaman
Hasil :
Klien kooperatif dan mengikuti
anjuran perawat

.4

Menganj
urkan klien untuk melakukan
kebiasaannya sebelum tidur
Hasil :
Klien mau untuk mengikuti
instruksi perawat

.5

Mencipta
kan lingkungan yang nyaman
Hasil :
Keluarga klien mau membantu
perawat

dalam

menciptakan

lingkungan yang nyaman.

19

More Related Content

What's hot (17)

asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 
PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
Satpel ppok
Satpel ppokSatpel ppok
Satpel ppok
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
Laporan pendahuluan oksigenasi (2)
Laporan pendahuluan oksigenasi (2)Laporan pendahuluan oksigenasi (2)
Laporan pendahuluan oksigenasi (2)
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisema
 
Uh 1 kdm kebutuhan fisiologis manusia oksigenasi, cairan & elektrolit, nu...
Uh 1 kdm kebutuhan fisiologis manusia oksigenasi, cairan & elektrolit, nu...Uh 1 kdm kebutuhan fisiologis manusia oksigenasi, cairan & elektrolit, nu...
Uh 1 kdm kebutuhan fisiologis manusia oksigenasi, cairan & elektrolit, nu...
 
Materi ppok
Materi ppokMateri ppok
Materi ppok
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
Copd Akper pemkab muna
Copd  Akper pemkab munaCopd  Akper pemkab muna
Copd Akper pemkab muna
 
Tugas ipa
Tugas ipaTugas ipa
Tugas ipa
 
PBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASIPBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASI
 
Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011
 
PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
Penyakit paru obstruktif
Penyakit paru obstruktifPenyakit paru obstruktif
Penyakit paru obstruktif
 

Similar to PPOM2. Pemberian oksigen2. Meningkatkan suplaimengatakan kesulitanmelalui masker denganoksigen ke jaringanuntuk bernapasflow rate 2-4 L/menitDO :3. Fisioterapi dada3. Membantu Disritmia4 kali seharipengeluaran Penggunaan otot4. Pemberiandinding dada saat

Similar to PPOM2. Pemberian oksigen2. Meningkatkan suplaimengatakan kesulitanmelalui masker denganoksigen ke jaringanuntuk bernapasflow rate 2-4 L/menitDO :3. Fisioterapi dada3. Membantu Disritmia4 kali seharipengeluaran Penggunaan otot4. Pemberiandinding dada saat (20)

Copd
Copd Copd
Copd
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Copd
Copd Copd
Copd
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)
 
Copd
CopdCopd
Copd
 
Emfisema AKPER PEMKAB MUNA
Emfisema AKPER PEMKAB MUNAEmfisema AKPER PEMKAB MUNA
Emfisema AKPER PEMKAB MUNA
 
askep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptxaskep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptx
 
Asthma pathophysiology
Asthma pathophysiologyAsthma pathophysiology
Asthma pathophysiology
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Asma 01
Asma 01Asma 01
Asma 01
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradanganAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat peradangan
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Laporan Pendahuluan PPOK
Laporan Pendahuluan PPOKLaporan Pendahuluan PPOK
Laporan Pendahuluan PPOK
 
Modul 1 pernafasan ok
Modul 1 pernafasan okModul 1 pernafasan ok
Modul 1 pernafasan ok
 
Askep trauma tusuk
Askep trauma tusukAskep trauma tusuk
Askep trauma tusuk
 
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

PPOM2. Pemberian oksigen2. Meningkatkan suplaimengatakan kesulitanmelalui masker denganoksigen ke jaringanuntuk bernapasflow rate 2-4 L/menitDO :3. Fisioterapi dada3. Membantu Disritmia4 kali seharipengeluaran Penggunaan otot4. Pemberiandinding dada saat

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS PPOM A. Konsep Penyakit 1. Defenisi Penyakit Paru Obstruksi Menahun Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai dengan peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi 2. Etiologi Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya PPOM adalah : a. Kebiasaan merokok b. Polusi udara c. Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja d. Riwayat infeksi saluran nafas e. Bersifat genetik yaitu defisiensi α-1 antitripsin. 3. Patofisiologi Patofisiologi PPOM adalah sangat komplek dan komprehensif sehingga mempengaruhi semua sistem tubuh yang artinya sama juga dengan mempengaruhi gaya hidup manusia. Dalam prosesnya, penyakit ini bisa menimbulkan kerusakan pada alveolar sehingga bisa mengubah fisiologi 1
  • 2. pernapasan, kemudian mempengaruhi oksigenasi tubuh secara keseluruhan. Abnormal pertukaran udara pada paru-paru terutama berhubungan dengan tiga mekanisme berikut ini : a. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi Hal ini menjadi penyebab utama hipoksemia atau menurunnya oksigenasi dalam darah. Keseimbangan normal antara ventilasi alveolar dan perfusi aliran darah kapiler pulmo menjadi terganggu. Peningkatan keduanya terjadi ketika penyakit yang semakin berat sehingga menyebabkan kerusakan pada alveoli dan dan kehilangan bed kapiler. Dalam kondisi seperti ini, perfusi menurun dan ventilasi sama. Ventilasi dan perfusi yang menurun bias dilihat pada pasien PPOM, dimana saluran pernafasan nya terhalang oleh mukus kental atau bronchospasma. Di sini penurunan ventilasi akan terjadi, akan tetapi perfusi akan sama, atau berkurang sedikit. Banyak di diantara pasien PPOM yang baik empisema maupun bronckhitis kronis sehingga ini menerangkan sebabnya mengapa mereka memiliki bagian- bagian,dimana terjadi diantara keduanya yang meningkat dan ada yang menurun. b. Mengalirnya darah kapiler pulmo Darah yang tidak mengandung oksigen dipompa dari ventrikel kanan ke paru-paru, beberapa diantaranya melewati bed kapiler pulmo tanpa 2
  • 3. mengambil oksigen. Hal ini juga disebabkan oleh meningkatnya sekret pulmo yang menghambat alveoli. c. Difusi gas yang terhalang Pertukaran gas yang terhalang biasanya terjadi sebagai akibat dari sati atau da seba yaitu berkurangnya permukaan alveoli bagi pertukaran udara sebagai akibat dari penyakit empisema atau meningkatnya sekresi, sehingga menyebabkan difusi menjadi semakin sulit. 4. Manifestasi Klinis Perkembangan gejala-gejala yang merupakan ciri-ciri dari PPOM adalah malfungsi kronis pada sistem pernapasan yang manifestasi awalnya adalah ditandai dengan batuk-batuk dan produksi dahak khususnya yang menjadi di saat pagi hari. Napas pendek sedang yang berkembang mnejadi napas pendek akut. Batuk dan produksi dahak (pada batuk yang dialami perokok) memburuk menjadi batuk persisten yang disertai dengan produksi dahak yang semakin banyak. Biasanya, pasien akan sering mengalami infeksi pernafasan dan kehilangan berat badan yang cukup drastis, sehingga pada akhirnya pasien tersebut tidak akan mampu secara maksimal melaksanakan tugas-tugas rumah tangga atau yang menyangkut tanggung jawab pekerjaannya. Pasien mudah sekali merasa lelah dan secara fisik banyak yang tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, pasien PPOM banyak yang mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis sebagai akibat dari hilangnya nafsu 3
  • 4. makan karena produksi dahak yang makin melimpah, penurunan daya kekuatan tubuh, kehilangan selera makan,penurunan kemampuan pencernaan sekunder karena tidak cukup oksigenasi sel dalam system gastrointestinal. Pasien PPOM, lebih membutuhkan banyak kalori karena lebih banyak mengeluarkan tenaga dalam melakukan pernafasan. 5. Manajemen Medik a. Pencegahan : mencegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara b. Terapi eksaserbasi akut dilakukan dengan : 1) Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi. a) Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia, maka digunakan ampisilin 4 x 0,25 – 0,5 g/hari atau eritromisin 4 x 0,5 g/hari. b) Augmentin (amoksisilin dan asam klavulanat) dapat diberikan jika kuman penyebab infeksinya adalah H. Influenzae dan B. Catarhalis yang memproduksi β-laktamase. Pemberian antibiotik seperti kotrimoksasol, amoksisilin, atau doksisiklin pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti mempercepat penyembuhan dan membantu mempercepat kenaikan flow rate. Namun hanya dalam 7 – 10 hari selama periode eksaserbasi. Bila terdapat infeksi sekunder atau pneumonia, maka dianjurkan antobiotik yang lebih kuat. 4 tanda-tanda
  • 5. 2) Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernapasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensivitas terhadap CO2. 3) Fisioterapi dada membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baik. 4) Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, termasuk didalamnya golongan adrenergik β dan antikolinergik. Pada pasien dapat diberikan salbutamol 5 mg dan atau ipratropium bromida 250 µg diberikan tiap 6 jam dengan nebulizer atau aminofilin 0.25 – 0,5 g iv secara perlahan. c. Terapi jangka panjang dilakukan dengan : 1) Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin 4 x 0,25 – 0,5 / hari dapat menurunkan kejadian eksaserbasi akut. 2) Bronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas onstruksi saluran nafas tiap pasien, 3) Fisioterapi dada 4) Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik 5) Mukolitik dan ekspektoran 6) Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal nafas 7) Rehabilitasi untuk pasien PPOM adalah : a) Fisioterapi 5
  • 6. a) Rehabilitasi psikis b) Rehabilitasi pekerjaan 6. Komplikasi Infeksi yang berulang, pneumotoraks spontan, eritositosis karena keadaan hipoksia kronik, gagal nafas dan kor pulmonal. B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan data  Aktivitas / Istahat Tanda : Keletihan, kelelahan, gelisah, insomnia, malaise, Gejala penurunan kemampuan : Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.  Sirkulasi Tanda : Peningkatan TD, takikardia berat, disritmia, bunyi jantung redup, sianosis perifer, pucat menunjukkan anemia.  Makanan / Cairan Tanda : Ketidakmampan untuk makan karena distress pernapasan, Gejala penurunan berat badan, turgor kulit burut, : Klien mengatakan nafsu makannya menurun. 6
  • 7.  Pernapasan Tanda : Frekuensi napas cepat, suara napas stridor, retraksi dinding dada, penggunaan otot dinding dada saat bernapas Gejala : Klien mengatakan kesulitan untuk bernapas,  Integritas ego Tanda : Gelisah, insomnia Gejala : klien mengatakan takut terhadap penyakitnya.  Seksualitas Tanda Gejala : Penurunan libido. : Klien mengatakan tidak nafsu untuk melakukan hubungan seks. b. Pengelompokan Data Data Subyektif  Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.  Klien mengatakan nafsu makannya menurun.  Klien mengatakan nafsu berhubungan seks menurun  klien mengatakan takut terhadap penyakitnya.  Klien mengatakan kesulitan untuk bernapas  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah untuk bernapas 7
  • 8. Data Obyektif  Keletihan  Pucat bila anemia  Kelelahan  Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan  Gelisah  Penurunan berat badan  Insomnia  Tugor kulit buruk  Malaise  Frekuensi napas cepat  Penurunan kemampuan  Suara napas stridor  Peningkatan TD  Takikardia berat  Retraksi dinding dada  Disritmia  Penggunaan otot dinding dada  Penurunan libido saat bernapas c. Analisa Data 8
  • 9. No 1 1 Data 2 Penyebab 3 Payah jantung kongesti Ds :  Klien ↓ mengatakan kesulitan Masalah 4 Kerusakan pertukaran gas Bendungan paru untuk ↓ bernapas Peningkatan tekanan vena Do : pulmonalis  Disritmia ↓  Penggunaan dinding Transudasi otot saat dada ↓ Penumpukkan cairan dalam bernapas rongga pleura  Retraksi dinding dada  Suara napas stridor  Frekuensi napas cepat ↓ Daya kembang paru menurun ↓ Pola nafas tidak efektif ↓ O2 tidak dapat masuk kedalam rongga paru ↓ Gangguan suplay oksigen kedalam rongga paru ↓ Sesak nafas ↓ 2 Kerusakan pertukaran gas Penurunan suplay O2 dalam Ds :  Klien tidak darah mengatakan mampu melakukan sehari-hari Do : aktivitas ↓ Kompensasi tubuh untuk mendapatkan suplai O2 yang cukup kejaringan yaitu dengan peningkatan usaha bernapas  Keletihan  Kelelahan  Malaise  Penurunan ↓ Kontraksi otot pernapasan 9 ↓ Energi banyak digunakan untuk bernapas Intoleransi aktivitas
  • 10. d. Prioritas Masalah a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan c. Gangguan pemenuhan istrahat tidur berhubungan terakstivasinya RAS 2. Diagnosa Keperawatan a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen ditandai dengan : : Ds :  Klien mengatakan kesulitan untuk bernapas Do :  Disritmia  Penggunaan otot dinding dada saat bernapas  Retraksi dinding dada  Suara napas stridor  Frekuensi napas cepat b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kondisi tubuh klien lemah, ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas seharihari Do :  Keletihan 10
  • 11.  Kelelahan  Malaise  Penurunan kemampuan  Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan c. Gangguan pemenuhan istrahat tidur berhubungan terakstivasinya RAS, ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah untuk bernapas Do :  Gelisah  Insomnia 11
  • 12. 3. Perencanaan No 1 1 Diagnosa Keperawatan 2 Kerusakan pertukaran gas Tupan : berhubungan dengan Dalam Rencana Keperawatan Intervensi 4 1. Pertahankan Tujuan 3 waktu 5 hari Rasional 5 1. Meningkatkan inspirasi posisi tidur semi fowler maksimal, mengurangi gangguan suplay oksigen kerusakan pertukaran gas dengan miring penekanan ditandai dengan : yang terkena teratasi kearah yang DS :  Klien normal, ekspansi mengatakan Tupen : akan serta dan tidak sakit. selama 3 X 24 jam, klien 2. Bimbing dan latih teknik 2. Diharapkan bernapas paru sisi ventilasi pada sisi yang untuk Setelah dilakukan intervensi kesulitan pada memperlihatkan nafas dalam sesak secara napas klien berkurang DO : perbaikan dalam pertukaran teratur, monitor dan catat dan perubahan kondisi  Disritmia gas dengan kriteria : TTV klien dapat terobservasi  Penggunaan otot dinding saat bernapas dada - Klien tidak mengeluh sesak 3. Monitor - Frekuensi nafas normal 16 – 20 x/menit - Pergerakan 3. Perubahan otot 13 fungsi pernapasan dangkal, dan peningkatan frekuensi cepat, pernapasan : dyspneu perkembangan dada dan dapat terobservasi 4. Diharapkan sesak
  • 13.  Retraksi dinding dada  Suara napas stridor  Frekuensi napas cepat 2 pernpasan normal 4. Berikan O2 BC sesuai - Pergerakkan dada simetris berhubungan yaitu 3 liter/menit dan kebutuhan O2 terpenuhi - Tidak terdapat retraksi interkostalis aktivitas Tupan : Intoleransi program berkurang dengan Setelah 1. Kaji di lakukan aktifitas yang 1. Perawat memerlukan bantuan dapat mengetahui kondisi tubuh klien lemah perawatan selama 5 hari sejauhmana klien dapat ditandai dengan : pemenuhan kebutuhan gerak memenuhi ADL secara Ds : klien terpenuhi mandiri 2. Bantu  Klien mengatakan tidak mampu melakukan Tupen : aktivitas sehari-hari Do :  Kelelahan  Malaise memenuhi Setelah dilakukan perawatan dalam 2. Diharapkan kebutuhan kebutuhan ADLnya ADL klien dapat terpenuhi selama 3 X 24 jam, klien 3. Jelaskan aktifitas yang 3. Klien dapat membatasi dapat  Keletihan klien memenuhi dapat dengan klien kebutuhannya dilakukan oleh aktifitasnya kriteria : - Klien tidak lemah - Personal hygiene dan 4. LIbatkan keluarga dalam 4. Diharapkan klien dapat 14
  • 14.  Penurunan kemampuan terpenuhi  Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan 3 Gangguan istirahat kebutuhan klien baik dengan bantuan maupun secara teraktivasinya dasar kebutuhan klien dengan penyebab 1. klien tidak bisa tidur RAS selama 5 hari kebutuhan Istirahat Ds : tidur klien beristrahat Tupen: berelaksasi selama 2 x 24 jam klien minum segelas dengan 2. susu hangat sebelum tidur dapat istirahat tidur dengan 3. Anjurkan klien untuk kriteria evaluasi :  Insomnia mengidentifikasi bisa tidur dan untuk 2. Anjurkan klien untuk dengan cukup karena Setelah dilakukan intervensi  Gelisah Dapat menentukan intervensi  Klien mengatakan tidak Do : bila sudah cukup sehat penyeban klien tidak terpenuhi susah untuk bernapas sendiri mencoba makan sendiri 1. Identifikasi b.d Setelah dilakukan perawatan ditandai dengan : dapat melakukannya mandiri pemenuhan Tupan: tidur memnuhi tidur dengan posisi yang 3. - Klien nyaman mengatakan tidurnya nyenyak tanpa sering terbangun - Klien dapat tidur malam 4. Anjurkan klien untuk 15 selanjutnya susu mengandung triptopan yang mempunyai efek sedative dapat meningkatkan ekspansi paru yang maksimal
  • 15. selama 8 jam melakukan - Tidak tampak banyangan hitam dikelopak mata kebiasaannya 4. sebelum relaksasi dan kesiapan tidur 5. Ciptakan meningkatkan tidur lingkungan yang nyaman 5. lingkungan yang nyaman dapat menstimulasi RAS sehingga klien mudah tidur 16
  • 16. 4. Implementasi No 1 1 Hari / tanggal 2 Senin 1 – 6 - 09 Diagnosa Keperawatan 3 Kerusakan pertukaran Jam 4 gas Impelementasi 5 1. Mempertahankan posisi tidur semi fowler dengan berhubungan miring kearah yang terkena dengan gangguan Hasil : suplay oksigen klien nyaman dengan posisi semi fowler 2. Membimbing nafas dalam dan latih teknik secara teratur, monitor dan catat TTV Hasil : Klien kooperatif dan mau dilatih teknik napas dalam dan klien merasa lega 3. memantau fungsi pernapasan : cepat, dangkal, dyspneu dan perkembangan dada 4. Memberikan 2 Senin 1 – 6 - 09 program yaitu 3 liter/menit 1. Mengkaji aktifitas yang Intoleransi aktivitas memerlukan bantuan berhubungan dengan O2 BC sesuai 2. Membantu kondisi klien dalam memenuhi kebutuhan ADLnya tubuh klien lemah Hasil : 17
  • 17. Klien mau untuk dibantu dalam memenuhi kebutuhannya 3. Menjelaskan aktifitas yang dapat dilakukan oleh klien Hasil : Klien paham akan tindakan yang dapat dilakukan 4. Melibatkan keluarga dalam memnuhi kebutuhan dasar klien dengan mencoba makan sendiri Hasil : Keluarga membantu klien mau klien untuk dalam memenuhi kebutuhan seharihari klien 3 Senin Gangguan .1 Mengide 1 – 6 - 09 pemenuhan ntifikasi penyebab klien tidak istirahat tidur b.d bisa tidur teraktivasinya Hasil : RAS Klien tidak dapat beristrahat karena sesak napas .2 Menganj urkan klien untuk berelaksasi dengan minum segelas susu hangat sebelum tidur Hasil : 18
  • 18. Klien merasa nyaman setelah relaksasi .3 Menganj urkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman Hasil : Klien kooperatif dan mengikuti anjuran perawat .4 Menganj urkan klien untuk melakukan kebiasaannya sebelum tidur Hasil : Klien mau untuk mengikuti instruksi perawat .5 Mencipta kan lingkungan yang nyaman Hasil : Keluarga klien mau membantu perawat dalam menciptakan lingkungan yang nyaman. 19