SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian Negara
 Pada zaman yunani kuno para ahli filsafat Negara merumuskan pengertian Negara
secara beragam seperti :
Aristoteles (384-322 SM) dalam bukunya Politicia menyebutkan Negara sebagai
Negara polis, yang saat ini masih dipahami Negara masih dalam suatu wilayah yang
kecil. Dalam pengertian ini Negara disebut sebagai Negara hukum yang didalamnya
terdapat sejumlah Negara warga Negara yang ikut dalam permusyawaratan
(ecclesia). Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak
bagi terselenggaranya Negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh
warganya.
Agustinusmembagi Negara dalam dua pengertian yaitu :Civitas Dei yang artinya
Negara Tuhan dan Civitas Terrena atau Civitas Diaboli yang artinya Negara
duniawi.
Civitas Terrena ditolak oleh Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah
Negara, Tuhan atau Civitas Dei.Negara Tuhanb bukanlah Negara dari dunia ini,
melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini
untuk mencapainya.Adapun yang melaksanakan Negara adalah gereja yang
mewakili Negara Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti yang di luar gereja itu
terasing sama sekali daari Civitas Dei.
Nicollo Machiavelli (1469-1537) dalam bukunya II Principle merumuskan Negara
sebagai Negara kekuasaan. Machiavelli memandang Negara dari sudut kenyataan
bahwa dalam suatu Negara harus ada suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang
pimpinan Negara atau Raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan Negara tidak
mungkin hanya mengandalkan kekuasaanya hanya pada suatu moralitas atau
kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu Negara karena lemahnya kekuasaan
Negara. Bahkan yang lebih terkenal lagi dari ajaran Machiavelli ini tentang tujuan
yang menghalalkan segala cara.
Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778)
mengartikan Negara sebagai suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian
masyarakat secara bersama. Menurut mereka manusia sejak dilahirkan telah
membawa hak-hak asalnya seperti hak untuk hidup, hak milik serta, hak
kemerdekaan. Dalam keadaan alamiah sebelum terbentuknya Negara, hak-hak
tersebut belum ada yang menjamin perlindungannya, sehingga dalam status naturalis
yaitu sebelum terbentuknya Negara, hak-hak itu akan dapat dilanggar.
Konsekuensinya dalam kehidupan alamiah tersebut terjadilah pembenturan
kepentingan berkaitan dengan hak-hak masyarakat tersebut. Dalam keadaan naturalis
sebelum terbentuknya Negara, menurut Hobbes akan terjadi homo homoni lupus,
yaitu manusia menjadi serigala bagi manusia lain, dan akan timbul duatu perang
semesta yang disebut sebagai belum omnium contre omnes dan hukum yang berlaku
adalah hukum rimba.
 Berikut konsep pengertian Negara moderen yang dikemukakan para tokoh antara lain :
Roger H. Soltau mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai alat agencyatau
wewenang/authority yang mengatrur atau mengendalikan persoalan.persoalan
bersama atas nama masyarakat.
Harold J. Lasky, bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat yang
diintergrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang
secara sah lebih agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian
dari masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerja sama untuk tercapainya suatu tujuan bersama. Masyarakat merupakan suatu
Negara manakala cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh
kelompok-kelompok ditentukan suatu wewenang yang bersifat mengikat atau
memaksa.
Mas Weber mengemukakan pemikirannya bahwa Negara adalah suatu masyarakat
yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam
suatu wilayah.
Mas Iver menjelaskan bahwa Negara adalah asosiassi yang menyelenggarakan
penertiban didalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang demi maksud
tersebut diberi kekuasaan memaksa.
Miriam Budiardjo, Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah
oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada
peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari
kekuasaan yang sah.
 Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa semua Negara memiliki
unsur-unsur yang mutlak harus ada, yaitu: wilayah atau daaerah territorial yang sah,
rakyat yaitu suatu bangsa sebagai pendukung pokok Negara dan tidak terbatas hanya
pada satu etnis saja, dan pemerintah yang sah dan berdaulat.
B. Konstitusionalisme
 Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian system institusionalisasi secara efektif
dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Dengan lain perkataan untuk
menciptakan suatu tertib pemerintahan diperlukan pengaturan sedemikian rupa, sehingga
dinamika kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan.
(Hamilton, 1931:255).
 Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus)
diantara mayoritas masyarakat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan
Negara. Organisasi Negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar
kepentingan mereka bersama dapat dilindungi atau dipromosikan melalui pembentukan
dan penggunaan mekanisme yang disebut Negara (Andrews, 1968:9). Oleh karena itu
kata kuncinya adalah konsesus general agreement. Jika kesepakatan itu runtuh, maka
runtuh pula legitimasi kekuasaan Negara yang bersangkutan, dan pada gilirannya dapat
terjadi civil war atau dapat pula suatu revolusi. (Rusia 1789, Di Amerika 1776, di Rusia
1917 bahkan Indonesia 1945, 1965 dan 1988).
 Konsesus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman moderen dewasa ini
pada umumnya dipahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan atau konsesus, sebagai
berikut:
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society or
general acceptance of the same philosophy of government).
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasaaan pemerintahan atau
penyelenggaraan Negara. (the basis of government).
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur kenegaraan.
(the form of institusion and procedures).
 Kesepakatan Pertama yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang sangat
menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu Negara. Karena
cita-cita bersama itulah yang pada puncak abstraksinya paling mungkin mencerminkan
bahkan melahirkan kesamaan-kesamaan kepentingan diantara sesama warga masyarakat
yang dalam kenyataanya harus hidup ditengah-tengah pluralisme atau kemajemukan.
Oleh karena itu pada suatu masyaraaakat untuk menjamin kebersamaan dalam kerangka
kehidupan bernegara, diperlukan perumusan tentang tujuan atau cita-cita bersama yang
bisa juga disebut sebagai falsafah kenegaraan statsidee (cita Negara) yang berfungsi
sebagai philosofhiegronslaag dan comon platforms, diantara sesama warga masyarakat
dalam konteks kehidupan bernegara.











Bagi bangsa Indonesia dasar filosofi yang dimaksud adalah filsafat Negara Pancasila.
Kelima prinsip dasar filsafat Negara tersebut merupakan dasar filosofis ideologis untuk
mewujudkan cita-cita ideial dalam bernegara yaitu : 1) Melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia, 2) meningkatkan (memajukan) kesejahteraan umum, 3)
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 4) ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kesepakatan Kedua adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas
aturan hukum dan konstitusi. Dalam setiap Negara harus ada keyakinan bersama bahwa
dalam segala hal dalam penyelenggaraan Negara harus didasarkan atas rule of law.
Kesepakatan tentang system aturan sangat penting sehingga konstitusi sendiri dapat
dijadikan pegangan tertinggi dalam memutuskan segala sesuatu yang harus didasarkan
atas hukum tanpa ada konsesus semacam ini, konstitusi tidak berguna karena ia sekedar
berfungsi sebagai kertas dokumen yang mati, hanya bernilai semantik dan tidak
berfungsi atau tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
Kesepakatan Ketiga adalah berkenaan dengan : (a) bangunan organ Negara dan
prosedur-prosedur yang mengatur kekusaan, (b) hubungan-hubungan antar organ Negara
itu satu sama lain serta, (c) hubungan antar organ-organ Negara itu dengan warga
Negara.
Dengan adanya kesepakatan tersebut, maka isi konstitusi dapat dengan mudah
dirumuskan karena benar-benar mencerminkan keinginan bersama, berkenaan dengan
instituisi kenegaraan dan mekanisme ketatanegaraan yang hendak dikembangkan dalam
kerangka kehidupan Negara berkonstitusi (constitusional state).
Keseluruhan kesepakatan ini pada intinya menyangkut prinsip pengaturan dan
pembatasaan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya prinsip
konstitusionalisme moderen adalah menyangkut pembatasan kekuasaan atau yang lazim
disebut sebagai prinsip limited government.
Dalam pengertian inilah maka konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling
berkaitan satu sama lain yaitu :
1. Hubungan antara pemerintah dan warga Negara,
2. Hubungan antara lembaga pemerintah yang satu dengan yang lainnya.

C. Konstitusi Indonesia
1. Pengantar
 Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945
banyak melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Memang
amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti sama sekali UUD 1945, akan tetapi
prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung mengubah UUDnya itu sendiri, amandemennya lebih merupakan perlengkapan dan rincian yang
dijadikan lampiran autentik bagi UUD tersebut (Mahfud, 1999:64).
 Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut didasarkan atas suatu kenyataan
sejarah selama masa Orde lama dan Orde baru, bahwa penerapan pasal-pasal UUD
memiliki sifat “multi interpretable” sehingga mengakibatkan adanya sentralisasi
kekuasaan terutama kepada presiden. Karena latar belakang politik inilah maka masa
Orde baru berupaya untuk melestarikan UUD 1945 bahkan UUD 1945 seakan-akan
bersifat keramat yang tidak dapat diganggu gugat.
 Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak
adanya sistem “checks and balances” terutama terhadaap kekuasaan eksekutif. Oleh
karena itu bagi bangsa Indonesia proses reformasi terhadap UUD 1945 adalah
merupakan suatu keharusan, karena hal itu akan mengantarkan bangsa Indonesia kearah
tahapan baru melakukan penataan terhadap ketatanegaraan.
 Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999,
dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan
terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000,
amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001, dan amandemen terakhir dilakukan pada
tahuyn 2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
2. Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang Dasar)
 Pengertian meliputi dua macam yaitu : hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar)
dan hukum dasar tidak tertulis (convesi). Oleh karena itu sifatnya yang tertulis maka
Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.
 Pada prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintah diatur dalam UUD.
Bagi mereka yang memandang Negara dari sudut kekuasaan dan menganggapnya
sebagai suatu organisasi kekuasaan, maka undang-undang dasar dapat dipandang sebagai
lembaga atau sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan tersebut dibagi
antara Badan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif serta Undang-Undang Dasar
menentukan bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerja sama dan menyesuaikan diri
satu sama lain. Undang-Undang Dasar merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam
suatu Negara (Budiardjo, 1981:95,96).
 Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel.
UUD 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal lainnya hanya memuat aturan
peralihan dan aturan tambahan, hal ini mengandung makna :
a. Telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garisgaris besar instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara Negara
untuk menyelenggarakan Negara, untuk menyelenggarakan kehidupan Negara dan
kesejahteraan sosial.
b. Sifatnya yang supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita senantiasa harus ingat bahwa
masyarakat itu harus berkembang, dinamis. Negara Indonesia akan terus tumbuh
berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Berhubungan dengan itu
janganlah terlalu tergesa-gesa memberikan kristalisasi, memberikan bentuk kepada
pemikiran masih berubah. Oleh karena itu semakin supel sifatnya aturan itu makin
baik.
 Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka sifat Undang-Undang Dasar
1945 adalah sebagai berikut :
1. Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum positif
yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara Negara, maupun mengikat bagi
setiap warga Negara.
2. Sebagaimana tersebut dalam penjelasan UUD 1945 bahwa UUD 1945 bersifat
singkat dan supel, memuat aturan-aturan pokok saja yang setiap kali harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, serta hak-hak asasi manusia.
3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat serta
harus dilaksanakan secara konstitusional.
4. UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang
tertinggi, disamping itu sebagai alat control terhadap norma-norma hukum positif
yang lebih rendah dalam hirarki dalam tertib hukuman Indonesia.
3. Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis (convensi)
 Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul
dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.
 Convensi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara.
2. Tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan berjalan sejajar.
3. Diterima oleh seluruh rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar
yang tidak terdapat dalam UUD.
 Contoh-contoh konvensi antara lain :
a. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Menurut pasal 37 ayat
(1) dan (4) UUD 1945, segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak.
Akan tetapi sistem ini kurang jiwa kekeluargaannya sebagai kepribadian bangsa,
karena itu dalam praktek-praktek penyelenggaraan Negara selalu diusahakan untuk
mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan ternyata hampir
selalu berhasil. Pemungutan suara baru ditempuh, jikalau usaha musyawarah untuk
mufakat sudah tidak dapat dilaksanakan.
b. Praktek-praktek penyelenggaraan Negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak
tertulis antara lain :
1. Pidato Presiden RI setiap tanggal 16 Agustus didalam siding DPR.
2. Pidato Presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang
Rancangan Anggaran Belanja Negara pada minggu pertama pada bulan januari
setiap tahunnya.
 Convensi apabila ingin dijadikan rumusan yang bersifat tertulis, maka yang
berwewenang adalah MPR dan rumusannya bukanlah merupakan hukum dasar
melainkan tertuang dalam ketetapan MPR.
4. Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 hasil Amandemen 2002
a. Indonesia ialah Negara Yang Berdasarkan Atas Hukum (Rechstaat)
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka (machtaat), hal ini mengandung arti bahwa Negara, termasuk didalamnya
pemerintah dan lembaga-lembaga Negara lainnya dalam melaksanakan tindakantindakan apapun harus dilandasi oleh peraturan hukum dan dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum.
b. Sistem Konstitusional
Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum Dasar), tidak bersifat absolute
(kekuatan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan penegasan bahwa sistem
pengendalian pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi, yang dengan
sendirinya juga oleh ketentuan hukum lain merupakan produk konstitusional, ketetapan
MPR, UU dan sebagainya.
c. Kekuasaan Negara yang Tertinggi Ditangan Rakyat
d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintah Negara Yang Tertinggi disamping MPR dan
DPR
e. Presiden Tidak bertanggungjawab kepada DPR
f. Menteri Negara adalah Pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggungjawab
kepada DPR
g. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak – Terbatas.

More Related Content

What's hot

Bab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negaraBab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negaramuliajayaabadi
 
06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukummudanp.com
 
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUMILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUMManunggal Amethyst
 
Hukum administrasi negara edit
Hukum administrasi negara editHukum administrasi negara edit
Hukum administrasi negara editzekyleo
 
Apakah istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan constituer
Apakah istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan constituerApakah istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan constituer
Apakah istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan constituerHafiza .h
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...idasilfia
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formilYori Feriyandi
 
Teori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negaraTeori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negaraDony Rizal
 
PPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARA
PPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARAPPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARA
PPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARADAYURIKA
 
Negara hukum rule of law
Negara hukum rule of lawNegara hukum rule of law
Negara hukum rule of lawGozali Ghozi
 
Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakatHukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakatAmulilikawa
 
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisMang Engkus
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusiGozali Ghozi
 
Mengapa orang mentaati hukum
Mengapa orang mentaati hukumMengapa orang mentaati hukum
Mengapa orang mentaati hukumNovita Ekasari
 
56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukumocoysan
 
Soal tes cpns luar negeri
Soal tes cpns luar negeriSoal tes cpns luar negeri
Soal tes cpns luar negeriaswel13
 

What's hot (18)

Bab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negaraBab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negara
 
06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum
 
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUMILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
 
Ilmu Negara (*)
Ilmu Negara (*)Ilmu Negara (*)
Ilmu Negara (*)
 
Hukum administrasi negara edit
Hukum administrasi negara editHukum administrasi negara edit
Hukum administrasi negara edit
 
Apakah istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan constituer
Apakah istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan constituerApakah istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan constituer
Apakah istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan constituer
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
 
Teori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negaraTeori terbentuknya negara
Teori terbentuknya negara
 
PPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARA
PPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARAPPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARA
PPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARA
 
Negara hukum rule of law
Negara hukum rule of lawNegara hukum rule of law
Negara hukum rule of law
 
Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakatHukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
 
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Negara Hukum
Negara HukumNegara Hukum
Negara Hukum
 
Mengapa orang mentaati hukum
Mengapa orang mentaati hukumMengapa orang mentaati hukum
Mengapa orang mentaati hukum
 
56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum
 
Soal tes cpns luar negeri
Soal tes cpns luar negeriSoal tes cpns luar negeri
Soal tes cpns luar negeri
 

Viewers also liked

Calaveraas yaz
Calaveraas yazCalaveraas yaz
Calaveraas yazhugvic1
 
Hasil amandemen undang AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Hasil amandemen undang AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Hasil amandemen undang AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Hasil amandemen undang AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Teleprospecting the Inbound Way: How to Increase Connect Rates and Close More...
Teleprospecting the Inbound Way: How to Increase Connect Rates and Close More...Teleprospecting the Inbound Way: How to Increase Connect Rates and Close More...
Teleprospecting the Inbound Way: How to Increase Connect Rates and Close More...HubSpot
 
Makalah pancasila sebagai dasar negara republik indonesia
Makalah pancasila sebagai dasar negara republik indonesiaMakalah pancasila sebagai dasar negara republik indonesia
Makalah pancasila sebagai dasar negara republik indonesiamunziraja
 
Presentación Cooperativa Unitaria MS del noroeste
Presentación Cooperativa Unitaria MS del noroeste Presentación Cooperativa Unitaria MS del noroeste
Presentación Cooperativa Unitaria MS del noroeste Gestoria MS
 
Trabajo Practico Triangulos
Trabajo Practico TriangulosTrabajo Practico Triangulos
Trabajo Practico TriangulosSanty Aguati
 
Operaciones matemáticas en hoja de cálculo
Operaciones matemáticas en hoja de cálculoOperaciones matemáticas en hoja de cálculo
Operaciones matemáticas en hoja de cálculoHugo FG
 
Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik IndonesiaMakalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik IndonesiaBima Ridwan
 

Viewers also liked (17)

Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Isi Makalah
Isi MakalahIsi Makalah
Isi Makalah
 
Missouri Health Connection
Missouri Health ConnectionMissouri Health Connection
Missouri Health Connection
 
Calaveraas yaz
Calaveraas yazCalaveraas yaz
Calaveraas yaz
 
Hasil amandemen undang AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Hasil amandemen undang AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Hasil amandemen undang AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Hasil amandemen undang AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Technology in Health Care Keynote Address
Technology in Health Care Keynote AddressTechnology in Health Care Keynote Address
Technology in Health Care Keynote Address
 
Teleprospecting the Inbound Way: How to Increase Connect Rates and Close More...
Teleprospecting the Inbound Way: How to Increase Connect Rates and Close More...Teleprospecting the Inbound Way: How to Increase Connect Rates and Close More...
Teleprospecting the Inbound Way: How to Increase Connect Rates and Close More...
 
Missouri and The Affordable Care Act in 2014
Missouri and The Affordable Care Act in 2014Missouri and The Affordable Care Act in 2014
Missouri and The Affordable Care Act in 2014
 
Makalah pancasila sebagai dasar negara republik indonesia
Makalah pancasila sebagai dasar negara republik indonesiaMakalah pancasila sebagai dasar negara republik indonesia
Makalah pancasila sebagai dasar negara republik indonesia
 
Presentación Cooperativa Unitaria MS del noroeste
Presentación Cooperativa Unitaria MS del noroeste Presentación Cooperativa Unitaria MS del noroeste
Presentación Cooperativa Unitaria MS del noroeste
 
Trabajo Practico Triangulos
Trabajo Practico TriangulosTrabajo Practico Triangulos
Trabajo Practico Triangulos
 
mHealth: Technology Changing Health Care
mHealth: Technology Changing Health CaremHealth: Technology Changing Health Care
mHealth: Technology Changing Health Care
 
Operaciones matemáticas en hoja de cálculo
Operaciones matemáticas en hoja de cálculoOperaciones matemáticas en hoja de cálculo
Operaciones matemáticas en hoja de cálculo
 
Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik IndonesiaMakalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
 
Erdem yaman cv
Erdem yaman cvErdem yaman cv
Erdem yaman cv
 
Ley sopa
Ley sopaLey sopa
Ley sopa
 

Similar to Konstitusi dan Negara Indonesia

Negara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxNegara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxKasmiah Ali
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusiIlham W'ie
 
Konsep Negara Hukum 2.ppt
Konsep Negara Hukum 2.pptKonsep Negara Hukum 2.ppt
Konsep Negara Hukum 2.pptRirisMeimondang
 
2.-Perkembangan-Urgensi-dan-Fungsi-Konstitusi.pdf
2.-Perkembangan-Urgensi-dan-Fungsi-Konstitusi.pdf2.-Perkembangan-Urgensi-dan-Fungsi-Konstitusi.pdf
2.-Perkembangan-Urgensi-dan-Fungsi-Konstitusi.pdfNaufalAbiy
 
Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiatowetoe
 
Makalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiMakalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiJawa Timur
 
P 8 9 pkn negara hukum dan hak azasi manusia
P 8 9 pkn negara hukum dan hak azasi manusiaP 8 9 pkn negara hukum dan hak azasi manusia
P 8 9 pkn negara hukum dan hak azasi manusiaImas Rizka Rizkania
 
DInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
DInamika Kehidupan Berbangsa dan BernegaraDInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
DInamika Kehidupan Berbangsa dan BernegaraAldi Aldinar
 
Materi Kewarganegaraan Negara Republik Indonesia.pptx
Materi Kewarganegaraan Negara Republik Indonesia.pptxMateri Kewarganegaraan Negara Republik Indonesia.pptx
Materi Kewarganegaraan Negara Republik Indonesia.pptxAgusSuwondo3
 

Similar to Konstitusi dan Negara Indonesia (20)

Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Makalah hukum tata negara (2)
Makalah hukum tata negara (2)Makalah hukum tata negara (2)
Makalah hukum tata negara (2)
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Negara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxNegara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptx
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Konsep Negara Hukum 2.ppt
Konsep Negara Hukum 2.pptKonsep Negara Hukum 2.ppt
Konsep Negara Hukum 2.ppt
 
Konstitusi
Konstitusi Konstitusi
Konstitusi
 
Konstitusi Negara
Konstitusi NegaraKonstitusi Negara
Konstitusi Negara
 
2.-Perkembangan-Urgensi-dan-Fungsi-Konstitusi.pdf
2.-Perkembangan-Urgensi-dan-Fungsi-Konstitusi.pdf2.-Perkembangan-Urgensi-dan-Fungsi-Konstitusi.pdf
2.-Perkembangan-Urgensi-dan-Fungsi-Konstitusi.pdf
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 
Ilmu negara
Ilmu negaraIlmu negara
Ilmu negara
 
Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesia
 
Makalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiMakalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusi
 
P 8 9 pkn negara hukum dan hak azasi manusia
P 8 9 pkn negara hukum dan hak azasi manusiaP 8 9 pkn negara hukum dan hak azasi manusia
P 8 9 pkn negara hukum dan hak azasi manusia
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
DInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
DInamika Kehidupan Berbangsa dan BernegaraDInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
DInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
 
Materi Kewarganegaraan Negara Republik Indonesia.pptx
Materi Kewarganegaraan Negara Republik Indonesia.pptxMateri Kewarganegaraan Negara Republik Indonesia.pptx
Materi Kewarganegaraan Negara Republik Indonesia.pptx
 
Hukum Ditaati Orang
Hukum Ditaati OrangHukum Ditaati Orang
Hukum Ditaati Orang
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Konstitusi dan Negara Indonesia

  • 1. NEGARA DAN KONSTITUSI A. Pengertian Negara  Pada zaman yunani kuno para ahli filsafat Negara merumuskan pengertian Negara secara beragam seperti : Aristoteles (384-322 SM) dalam bukunya Politicia menyebutkan Negara sebagai Negara polis, yang saat ini masih dipahami Negara masih dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian ini Negara disebut sebagai Negara hukum yang didalamnya terdapat sejumlah Negara warga Negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia). Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya Negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya. Agustinusmembagi Negara dalam dua pengertian yaitu :Civitas Dei yang artinya Negara Tuhan dan Civitas Terrena atau Civitas Diaboli yang artinya Negara duniawi. Civitas Terrena ditolak oleh Agustinus, sedangkan yang dianggap baik adalah Negara, Tuhan atau Civitas Dei.Negara Tuhanb bukanlah Negara dari dunia ini, melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya.Adapun yang melaksanakan Negara adalah gereja yang mewakili Negara Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti yang di luar gereja itu terasing sama sekali daari Civitas Dei. Nicollo Machiavelli (1469-1537) dalam bukunya II Principle merumuskan Negara sebagai Negara kekuasaan. Machiavelli memandang Negara dari sudut kenyataan bahwa dalam suatu Negara harus ada suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pimpinan Negara atau Raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan Negara tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaanya hanya pada suatu moralitas atau kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu Negara karena lemahnya kekuasaan Negara. Bahkan yang lebih terkenal lagi dari ajaran Machiavelli ini tentang tujuan yang menghalalkan segala cara. Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778) mengartikan Negara sebagai suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat secara bersama. Menurut mereka manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak asalnya seperti hak untuk hidup, hak milik serta, hak kemerdekaan. Dalam keadaan alamiah sebelum terbentuknya Negara, hak-hak tersebut belum ada yang menjamin perlindungannya, sehingga dalam status naturalis yaitu sebelum terbentuknya Negara, hak-hak itu akan dapat dilanggar. Konsekuensinya dalam kehidupan alamiah tersebut terjadilah pembenturan kepentingan berkaitan dengan hak-hak masyarakat tersebut. Dalam keadaan naturalis sebelum terbentuknya Negara, menurut Hobbes akan terjadi homo homoni lupus, yaitu manusia menjadi serigala bagi manusia lain, dan akan timbul duatu perang semesta yang disebut sebagai belum omnium contre omnes dan hukum yang berlaku adalah hukum rimba.  Berikut konsep pengertian Negara moderen yang dikemukakan para tokoh antara lain : Roger H. Soltau mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai alat agencyatau wewenang/authority yang mengatrur atau mengendalikan persoalan.persoalan bersama atas nama masyarakat. Harold J. Lasky, bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat yang diintergrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
  • 2. bekerja sama untuk tercapainya suatu tujuan bersama. Masyarakat merupakan suatu Negara manakala cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh kelompok-kelompok ditentukan suatu wewenang yang bersifat mengikat atau memaksa. Mas Weber mengemukakan pemikirannya bahwa Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah. Mas Iver menjelaskan bahwa Negara adalah asosiassi yang menyelenggarakan penertiban didalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang demi maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa. Miriam Budiardjo, Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.  Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa semua Negara memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada, yaitu: wilayah atau daaerah territorial yang sah, rakyat yaitu suatu bangsa sebagai pendukung pokok Negara dan tidak terbatas hanya pada satu etnis saja, dan pemerintah yang sah dan berdaulat. B. Konstitusionalisme  Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian system institusionalisasi secara efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Dengan lain perkataan untuk menciptakan suatu tertib pemerintahan diperlukan pengaturan sedemikian rupa, sehingga dinamika kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan. (Hamilton, 1931:255).  Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus) diantara mayoritas masyarakat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan Negara. Organisasi Negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan mereka bersama dapat dilindungi atau dipromosikan melalui pembentukan dan penggunaan mekanisme yang disebut Negara (Andrews, 1968:9). Oleh karena itu kata kuncinya adalah konsesus general agreement. Jika kesepakatan itu runtuh, maka runtuh pula legitimasi kekuasaan Negara yang bersangkutan, dan pada gilirannya dapat terjadi civil war atau dapat pula suatu revolusi. (Rusia 1789, Di Amerika 1776, di Rusia 1917 bahkan Indonesia 1945, 1965 dan 1988).  Konsesus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman moderen dewasa ini pada umumnya dipahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan atau konsesus, sebagai berikut: 1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society or general acceptance of the same philosophy of government). 2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasaaan pemerintahan atau penyelenggaraan Negara. (the basis of government). 3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur kenegaraan. (the form of institusion and procedures).  Kesepakatan Pertama yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu Negara. Karena cita-cita bersama itulah yang pada puncak abstraksinya paling mungkin mencerminkan bahkan melahirkan kesamaan-kesamaan kepentingan diantara sesama warga masyarakat yang dalam kenyataanya harus hidup ditengah-tengah pluralisme atau kemajemukan. Oleh karena itu pada suatu masyaraaakat untuk menjamin kebersamaan dalam kerangka
  • 3. kehidupan bernegara, diperlukan perumusan tentang tujuan atau cita-cita bersama yang bisa juga disebut sebagai falsafah kenegaraan statsidee (cita Negara) yang berfungsi sebagai philosofhiegronslaag dan comon platforms, diantara sesama warga masyarakat dalam konteks kehidupan bernegara.      Bagi bangsa Indonesia dasar filosofi yang dimaksud adalah filsafat Negara Pancasila. Kelima prinsip dasar filsafat Negara tersebut merupakan dasar filosofis ideologis untuk mewujudkan cita-cita ideial dalam bernegara yaitu : 1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2) meningkatkan (memajukan) kesejahteraan umum, 3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 4) ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kesepakatan Kedua adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi. Dalam setiap Negara harus ada keyakinan bersama bahwa dalam segala hal dalam penyelenggaraan Negara harus didasarkan atas rule of law. Kesepakatan tentang system aturan sangat penting sehingga konstitusi sendiri dapat dijadikan pegangan tertinggi dalam memutuskan segala sesuatu yang harus didasarkan atas hukum tanpa ada konsesus semacam ini, konstitusi tidak berguna karena ia sekedar berfungsi sebagai kertas dokumen yang mati, hanya bernilai semantik dan tidak berfungsi atau tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Kesepakatan Ketiga adalah berkenaan dengan : (a) bangunan organ Negara dan prosedur-prosedur yang mengatur kekusaan, (b) hubungan-hubungan antar organ Negara itu satu sama lain serta, (c) hubungan antar organ-organ Negara itu dengan warga Negara. Dengan adanya kesepakatan tersebut, maka isi konstitusi dapat dengan mudah dirumuskan karena benar-benar mencerminkan keinginan bersama, berkenaan dengan instituisi kenegaraan dan mekanisme ketatanegaraan yang hendak dikembangkan dalam kerangka kehidupan Negara berkonstitusi (constitusional state). Keseluruhan kesepakatan ini pada intinya menyangkut prinsip pengaturan dan pembatasaan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya prinsip konstitusionalisme moderen adalah menyangkut pembatasan kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsip limited government. Dalam pengertian inilah maka konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling berkaitan satu sama lain yaitu : 1. Hubungan antara pemerintah dan warga Negara, 2. Hubungan antara lembaga pemerintah yang satu dengan yang lainnya. C. Konstitusi Indonesia 1. Pengantar  Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945 banyak melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Memang amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti sama sekali UUD 1945, akan tetapi prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung mengubah UUDnya itu sendiri, amandemennya lebih merupakan perlengkapan dan rincian yang dijadikan lampiran autentik bagi UUD tersebut (Mahfud, 1999:64).  Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut didasarkan atas suatu kenyataan sejarah selama masa Orde lama dan Orde baru, bahwa penerapan pasal-pasal UUD memiliki sifat “multi interpretable” sehingga mengakibatkan adanya sentralisasi kekuasaan terutama kepada presiden. Karena latar belakang politik inilah maka masa Orde baru berupaya untuk melestarikan UUD 1945 bahkan UUD 1945 seakan-akan bersifat keramat yang tidak dapat diganggu gugat.
  • 4.  Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak adanya sistem “checks and balances” terutama terhadaap kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia proses reformasi terhadap UUD 1945 adalah merupakan suatu keharusan, karena hal itu akan mengantarkan bangsa Indonesia kearah tahapan baru melakukan penataan terhadap ketatanegaraan.  Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001, dan amandemen terakhir dilakukan pada tahuyn 2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002. 2. Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang Dasar)  Pengertian meliputi dua macam yaitu : hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar) dan hukum dasar tidak tertulis (convesi). Oleh karena itu sifatnya yang tertulis maka Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.  Pada prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintah diatur dalam UUD. Bagi mereka yang memandang Negara dari sudut kekuasaan dan menganggapnya sebagai suatu organisasi kekuasaan, maka undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan tersebut dibagi antara Badan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif serta Undang-Undang Dasar menentukan bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerja sama dan menyesuaikan diri satu sama lain. Undang-Undang Dasar merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu Negara (Budiardjo, 1981:95,96).  Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal lainnya hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan, hal ini mengandung makna : a. Telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garisgaris besar instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara Negara untuk menyelenggarakan Negara, untuk menyelenggarakan kehidupan Negara dan kesejahteraan sosial. b. Sifatnya yang supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita senantiasa harus ingat bahwa masyarakat itu harus berkembang, dinamis. Negara Indonesia akan terus tumbuh berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Berhubungan dengan itu janganlah terlalu tergesa-gesa memberikan kristalisasi, memberikan bentuk kepada pemikiran masih berubah. Oleh karena itu semakin supel sifatnya aturan itu makin baik.  Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka sifat Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut : 1. Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara Negara, maupun mengikat bagi setiap warga Negara. 2. Sebagaimana tersebut dalam penjelasan UUD 1945 bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan pokok saja yang setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, serta hak-hak asasi manusia. 3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat serta harus dilaksanakan secara konstitusional. 4. UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi, disamping itu sebagai alat control terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam hirarki dalam tertib hukuman Indonesia.
  • 5. 3. Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis (convensi)  Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.  Convensi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara. 2. Tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan berjalan sejajar. 3. Diterima oleh seluruh rakyat. 4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak terdapat dalam UUD.  Contoh-contoh konvensi antara lain : a. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Menurut pasal 37 ayat (1) dan (4) UUD 1945, segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak. Akan tetapi sistem ini kurang jiwa kekeluargaannya sebagai kepribadian bangsa, karena itu dalam praktek-praktek penyelenggaraan Negara selalu diusahakan untuk mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan ternyata hampir selalu berhasil. Pemungutan suara baru ditempuh, jikalau usaha musyawarah untuk mufakat sudah tidak dapat dilaksanakan. b. Praktek-praktek penyelenggaraan Negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak tertulis antara lain : 1. Pidato Presiden RI setiap tanggal 16 Agustus didalam siding DPR. 2. Pidato Presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang Rancangan Anggaran Belanja Negara pada minggu pertama pada bulan januari setiap tahunnya.  Convensi apabila ingin dijadikan rumusan yang bersifat tertulis, maka yang berwewenang adalah MPR dan rumusannya bukanlah merupakan hukum dasar melainkan tertuang dalam ketetapan MPR. 4. Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 hasil Amandemen 2002 a. Indonesia ialah Negara Yang Berdasarkan Atas Hukum (Rechstaat) Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtaat), hal ini mengandung arti bahwa Negara, termasuk didalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga Negara lainnya dalam melaksanakan tindakantindakan apapun harus dilandasi oleh peraturan hukum dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. b. Sistem Konstitusional Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum Dasar), tidak bersifat absolute (kekuatan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan penegasan bahwa sistem pengendalian pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi, yang dengan sendirinya juga oleh ketentuan hukum lain merupakan produk konstitusional, ketetapan MPR, UU dan sebagainya. c. Kekuasaan Negara yang Tertinggi Ditangan Rakyat d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintah Negara Yang Tertinggi disamping MPR dan DPR e. Presiden Tidak bertanggungjawab kepada DPR f. Menteri Negara adalah Pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggungjawab kepada DPR g. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak – Terbatas.