SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
HEPATITIS

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti;
kimia atau obat atau agen penyakit infeksi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999).

2. Klasifikasi
a. Hepatitis A
b. Hepetitis B (HBV)
c. Hepatitis C (HCV)
d. Hepatitis D (HDV)
e. Hepattitis E (HEV)

3. Etiologi
a. Hepatitis A
 Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung
berukuran 27 nm
 Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia,
dibawah oleh air dan makanan
 Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari
 Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang
buruk dengan penduduk yang sangat padat.
b. Hepetitis B (HBV)
 Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 nm
 Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut,
kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
 Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
 Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat
dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi
laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para
pemaki obat-obat IV juga beresiko.
c. Hepatitis C (HCV)
 Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang
diameternya 30 – 60 nm.
 Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh
kontak seksual.
 Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari
 Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
d. Hepatitis D (HDV)
 Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm
 Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki
kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia
 Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata-rata 35 hari
 Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
e. Hepattitis E (HEV)
 Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 – 36
nm.
 Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan
meskipun resikonya rendah.
 Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata-rata 42 hari.
 Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan
makanan, minum minuman yang terkontaminasi.
4. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional
dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.
Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak
dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan
fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada
perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di
ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena
adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam
kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan
kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam
darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
5. Manifestasi Klinis
a. Masa tunas
 Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
 Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
 Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
b. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung
sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut
kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di
pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat
sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatalgatal mencolok pada hepatitis virus B.
c. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I,
kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai
gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2
minggu.
d. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
lemas dan lekas capai.
6. Penatalaksanaan medik
Hepatitis akut hanya memberi efek sedikit pada perjalanan penyakit. Pada
permulaan penyakit. Secara tradisional dianjurkan diet rendah lemak, tinggi karbohidrat,
yang ternyata paling cocok untuk selera pasien yang anoreksia. obat-obatan tambahan
seperti vitamin, asam-amino dan obat lipotropik tak diperlukan. Obat kortikosteroid tidak
mengubah derajat nekrosis sel hati, tidak mempercepat penyembuhan, ataupun
mempertinggi imunisasi hepatitis viral.
Hepatitis kronik tidak dianjurkan untuk istirahat di tempat tidur, aktivitas latihan
kebugaran jasmani (physical fitness) dapat dilanjutkan secara bertahap. Tidak ada aturan
diet tertentu tetapi alkohol dilarang. Sebelum pemberian terapi perlu dilakukan biopsi
hati, adanya hepatitis kronik aktif berat merupakan petunjuk bahwa terapi harus segera
diberikan. kasus dengan tingkat penularan tinggi harus dibedakan dari kasus pada
stadium integrasi yang relatif noninfeksius; karena itu perlu diperiksa status HbeAg,
antiHBe dan DNA VHB.
Pada kasus hepatitis karena obat atau toksin dan idiosinkrasi metabolik dapat
diberikan cholestyramine untuk mengatasi pruritus yang hebat. Terapi-terapi lainnya
hanya bersifat suportif.
7. Komplikasi
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.
Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis,
penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Aktivitas
Gejala :

Klien mengatakan mudah merasakan lelah,
Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti
biasa

Tanda

:

Penurunan tonus otot
Malaise

2) Sirkulasi
Tanda

:

Bradikardi (hiperbilirubin berat)
Ikterik pada sclera kulit, membrane mukosa

3) Eliminasi
Gejala :

Klien mengatakan urinnya berwarna gelap
Klien mengatakan fesesnya berwarna tanah liat

Tanda

:

Urin gelap
Diare berwarna tanah liat

4) Makanan dan Cairan
Gejala :

Klien mengatakan tiada nafsu makan
Klien mengeluh merasa mual dan muntah

Tanda

:

Anoreksia
Berat badan menurun
Peningkatan oedema
Asites
5) Neurosensori
Gejala :

Klien mengatakan sering mengantuk

Tanda

Letargi

:

Peka terhadap rangsangan
Asteriksis
Cenderung tidur
6) Nyeri / Kenyamanan
Gejala :

Klien mengatakan nyeri pada daerah perutnya
Klien mengatakan kram pada daerah perutnya
Klien mengeluh sakit kepala
Klien mengeluh gatal pada seluruh badannya

Tanda

:

Mialgia
Atralgia
Pruritus
Ekspresi wajah meringis

7) Keamanan
Gejala :

Klien mengeluh merasakan deman

Tanda

Urtikaria

:

Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior
b. Pengelompokan Data
Data Subyektif
Klien mengatakan mudah merasakan lelah
Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa
Klien mengatakan urinnya berwarna gelap
Klien mengatakan fesesnya berwarna tanah liat
Klien mengatakan tiada nafsu makan
Klien mengeluh merasa mual dan muntah
Klien mengatakan sering mengantuk
Klien mengatakan nyeri pada daerah perutnya
Klien mengatakan kram pada daerah perutnya
Klien mengeluh sakit kepala
Klien mengeluh gatal pada seluruh badannya
Klien mengeluh merasakan deman

Data Obyektif
Penurunan tonus otot
Malaise
Bradikardi (hiperbilirubin berat)
Ikterik pada sclera kulit, membrane mukosa
Urin gelap
Diare berwarna tanah liat
Anoreksia
Berat badan menurun
Peningkatan oedema
Asites
Mialgia
Atralgia
Pruritus
Ekspresi wajah meringis
Letargi
Suhu tubuh meningkat
Peka terhadap rangsangan
Asteriksis
Cenderung tidur
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior
c. Analisa Data
Data
1
Ds :
Klien

mengatakan

tiada

nafsu makan
Klien mengeluh merasa mual
dan muntah
Do :
Anoreksia
Berat badan menurun
Penurunan tonus otot
Malaise

Ds :
Klien mengatakan nyeri pada
daerah perutnya
Klien mengatakan kram pada
daerah perutnya
Klien mengeluh sakit kepala
Do :
Ekspresi wajah meringis
Urtikaria
Pembesaran nodus servikal
posterior
Peningkatan oedema

Penyebab
2
Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin
↓
Virus hepatitis berkembang biak dalam
hepar
↓
Inflamasi pada hepar
↓
Suasana duodenum menjadi asam
↓
Mengiritasi duodenum
↓
Impuls iritatif ke otak
↓
Gejala GI
↓
Mual dan muntah
↓
Anoreksia
↓
Intake nutrisi kurang
↓
Gangguan pemenuhan nutrisi
Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin
↓
Virus hepatitis berkembang biak dalam
hepar
↓
Inflamasi pada hepar
↓
Kerusakan jaringan pada hepar
↓
Pelepasan zat proteolitik
↓
Merangsang ujung saraf
↓
Ditransmisikan ke korteks serebri
bagian thalamus
↓
Impuls nyeri dipersepsikan

Masalah
3
Gangguan
pemenuhan
nutrisi

Nyeri
Ds :
Klien mengatakan mudah
merasakan lelah
Klien mengatakan kurang
mampu melakukan aktivitas
seperti biasa
Do :
Penurunan tonus otot
Malaise
Klien

mengatakan

sering

mengantuk
Cenderung tidur

Ds :
Klien mengeluh merasakan
deman
Do :
Suhu tubuh meningkat

Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin
↓
Virus hepatitis berkembang biak dalam
hepar
↓
Inflamasi pada hepar
↓
Gangguan suplay darah normal pada sel
hepar
↓
Kerusakan sel parenkim, sel hati dan
duktulii empedu intrahepatik
↓
Gangguan metabolism karbohidrat,
lemak dan protein
↓
Glukogenesis dan glikogenesis menurun
↓
Glikogen dalam hepar berkurang
↓
Glikogenolisis menurun
↓
Glukosa dalam darah berkurang
↓
Cepat lelah
↓
Intoleransi aktivitas
Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin
↓
Virus hepatitis berkembang biak dalam
hepar
↓
Inflamasi pada hepar
↓
Merangsang impuls ke saraf bagian
hipotalamus
↓
Hipertermi

d. Prioritas Masalah
1) Nyeri
2) Hipertermi
3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari keb. Tubuh
4) Intoleransi aktivitas

Intoleransi
aktivitas

Hipertermi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada hepar ditandai dengan :
Ds

:

Klien mengatakan nyeri pada daerah perutnya
Klien mengatakan kram pada daerah perutnya
Klien mengeluh sakit kepala

Do :

Ekspresi wajah meringis
Urtikaria
Pembesaran nodus servikal posterior
Peningkatan oedema

b. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada hepar ditandai dengan :
Ds

:

Do :

Klien mengeluh merasakan deman
Suhu tubuh meningkat

c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
tidak adekuat ditandai dengan :
Ds

:

Klien mengatakan tiada nafsu makan
Klien mengeluh merasa mual dan muntah

Do :

Anoreksia
Berat badan menurun
Penurunan tonus otot
Malaise

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan :
Ds

:

Klien mengatakan mudah merasakan lelah
Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa

Do :

Penurunan tonus otot
Malaise
Klien mengatakan sering mengantuk
Cenderung tidur
3. Rencana Keperawatan

Dx
1

Tujuan

Rencana tindakan

Intervensi
Rasional
Tupan :
1. Kaji skala nyeri. Lokasi dan 1. Mengetahui skala nyeri
penyebarannya
yang
dirasakan
klien
Setelah
diberikan
sehingga perawat dapat
tindakan keperawatan
menentukan tindakan yang
nyeri teratasi
tepat yang akan diberikan
selanjutnya
2. Berikan posisi yang nyaman 2. Posisi yang nyaman bagi
Tupen :
pada klien
klien membantu klien
Setelah
diberikan
untuk dapat beristrahat
relaksasi
dan
tindakan keperawatan 3. Ajarkan tehnik relaksasi dan 3. Tehnik
tehnik distrasi kepada pasien
distrasi
membantu
selama beberapa hari
mengalihkan
perhatian
nyeri
beransur-ansur
klien dari rasa nyeri
klien
untuk 4. Istrahat
yang
cukup
hilang dengan criteria : 4. Anjurkan
beristrahat yang cukup
membantu mengurangi rasa
- Klien
tidak
nyeri
mengeluh nyeri
5. Anjurkan pada keluarga klien 5. Lingkungan yang tenang
- Ekspresi
wajah
untuk
menciptakan
membantu klien untuk
lingkungan yang tenang
dapat beristrahat
tenang
6. Kolaborasi dengan dokter 6. Membantu menekan rasa
- Skala
nyeri
dalam
pemberian
obat
nyeri
berkurang
analgetik sesuai indikasi

Implementasi
1. Mengkaji skala nyeri. Lokasi
dan penyebarannya

2. Memberikan posisi
nyaman pada klien

yang

3. Mengajarkan tehnik relaksasi
dan tehnik distrasi kepada
pasien
4. Menganjurkan klien untuk
beristrahat yang cukup
5. Menganjurkan pada keluarga
klien untuk menciptakan
lingkungan yang tenang
6. Penatalaksanaan
dengan
dokter dalam pemberian obat
analgetik sesuai indikasi
2

1. Observasi suhu tubuh klien

2. Anjurkan
klien
untuk
memakai
pakaian
yang
menyerap keringat
3. Ajarkan klien pentingnya
mempertahankan cairan yang
adekuat (sedikitnya 2000
l/hari)
untuk
mencegah
dehidrasi, misalnya sari buah
2,5-3 liter/hari.
4. Berikan kompres hangat pada
lipatan ketiak dan femur

5. Monitor tanda vital : suhu
badan

1. Memudahkan
dalam 1. Mengobservasi suhu tubuh
menentukan
intervensi
klien
selanjutnya
2. Menganjurkan klien untuk
2. Sebagai indikator untuk
memakai
pakaian
yang
mengetahui
status
menyerap keringat
hypertermi
3. Mengajarkan klien pentingnya
3. Dalam kondisi demam
mempertahankan cairan yang
terjadi
peningkatan
adekuat (sedikitnya 2000
evaporasi yang memicu
l/hari)
untuk
mencegah
timbulnya dehidrasi
dehidrasi, misalnya sari buah
2,5-3 liter/hari.
4. Menghambat
pusat 4. Memberikan kompres hangat
simpatis di hipotalamus
pada lipatan ketiak dan femur
sehingga
terjadi 5. Memonitor tanda vital : suhu
vasodilatasi kulit dengan
badan
merangsang
kelenjar
keringat untuk mengurangi
panas
tubuh
melalui
penguapan
5. Kondisi
kulit
yang
mengalami lembab memicu
timbulnya
pertumbuhan
jamur.
Juga
akan
mengurangi kenyamanan
klien, mencegah timbulnya
ruam kulit.
3

Tupan :
1.
Setelah
diberikan
tindakan keperawatan
kebutuhan
nutrisi 2.
terpenuhi
3.
Tupen :
Setelah
diberikan 4.
tindakan keperawatan
selama beberapa hari 5.
nutrisi beransur-ansur
terpenuhi
dengan
criteria :
6.
- Nafsu
makan
meningkat
- Berat
badan 7.
meningkat
- Porsi
makan
dihabiskan

Pantau intake dan outpun 1. Mengetahui
jumlah
nutrisi klien
kebutuhan
klien
akan
nutrisi
Timbang berat badan klien
2. Mengetahui
kekurang
nutrisi klien
Auskultasi bising usus, palpasi 3. Mengetahui apakah ada
abdomen catat pasase flatus
kontraksi usus
Identifikan kesukaan dan 4. Menimbulkan nafsu makan
ketidaksukaan diet dari pasien
klien
Berikan makanan dalam porsi 5. Membantu
memenuhi
sedikit tapi sering dengan diet
kebutuhan nutrisi klien
lunak
Berikan
makanan
yang 6. Menambah nafsu makan
menarik dan masih dalam
klien
keadaan hangat
Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Membantu
memenuhi
dalam pemberikan nutrisi
kekurangan nutrisi klien
yang sesuai dengan kondisi
klien

1. Memantau intake dan outpun
nutrisi klien
2. Menimbang berat badan klien
3. Auskultasi bising usus, palpasi
abdomen catat pasase flatus
4. Mengidentifikan kesukaan dan
ketidaksukaan diet dari pasien
5. Memberikan makanan dalam
porsi sedikit tapi sering
dengan diet lunak
6. Memberikan makanan yang
menarik dan masih dalam
keadaan hangat
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberikan nutrisi
yang sesuai dengan kondisi
klien

4

Tupan :
1. Jelaskan
sebab-sebab 1. Dengan penjelasan sebab- 1. Menjelaskan
sebab-sebab
Setelah
diberikan
keletihan individu
sebab
keletihan
maka
keletihan individu
tindakan keperawatan
keadaan klien cenderung
intoleransi
aktivitas
lebih tenang
teratasi
2. Sarankan klien untuk tirah 2. Tirah
baring
akan 2. Menyarankan klien untuk tirah
baring
meminimalkan energi yang
baring
Tupen :
dikeluarkan
sehingga
Setelah
diberikan
metabolisme
dapat
tindakan keperawatan
digunakan
untuk
selama beberapa hari
penyembuhan penyakit.
3. Bantu untuk belajar tentang 3. Memungkinkan klien dapat 3. Membantu
klien
beransur-ansur
untuk
belajar
keterampilan koping yang
dapat
melakukan
memprioritaskan kegiatantentang keterampilan koping
efektif (bersikap asertif, teknik
aktivitas seperti biasa
kegiatan
yang
sangat
yang efektif (bersikap asertif,
relaksasi)
penting dan meminimalkan
teknik relaksasi
pengeluaran energi untuk
kegiatan
yang
kurang
penting
4. Analisa bersama-sama tingkat 4. Keletihan dapat segera 4. Menganalisa
bersama-sama
keletihan selama 24 jam
diminimalkan
dengan
tingkat keletihan selama 24
meliputi waktu puncak energi,
mengurangi kegiatan yang
jam meliputi waktu puncak
waktu kelelahan, aktivitas
dapat
menimbulkan
energi,
waktu
kelelahan,
yang berhubungan dengan
keletihan
aktivitas yang berhubungan
keletihan
dengan keletihan
5. Bantu
individu
untuk 5. Untuk
mengurangi 5. Membantu individu untuk
mengidentifikasi
kekuatankeletihan baik fisik maupun
mengidentifikasi
kekuatankekuatan,
kemampuanpsikologis
kekuatan,
kemampuankemampuan dan minat-minat
kemampuan dan minat-minat

More Related Content

What's hot

Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsWarnet Raha
 
Askep stroke keperawatan dewasa i
Askep stroke keperawatan dewasa iAskep stroke keperawatan dewasa i
Askep stroke keperawatan dewasa iEtika Nurasih
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Amee Hidayat
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamMas Mawon
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidSri Nala
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakitALIYAH MS
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnDwi Ap
 

What's hot (20)

Askep hepatitis
Askep hepatitisAskep hepatitis
Askep hepatitis
 
Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Askep stroke keperawatan dewasa i
Askep stroke keperawatan dewasa iAskep stroke keperawatan dewasa i
Askep stroke keperawatan dewasa i
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan waham
 
5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Askep faringitis
Askep faringitisAskep faringitis
Askep faringitis
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tn
 

Similar to HEPATITIS

asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan yayu uuzt
 
Gangguan fungsi hati
Gangguan fungsi hatiGangguan fungsi hati
Gangguan fungsi hatiHelmon Chan
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3ardiners
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesRatna Arditya
 
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medisPentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medisHasanah Hasanah
 
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPTFARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPTkayah910
 
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatisHepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatisbkdBella
 
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatisHepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatisbkdBella
 
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatisHepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatisbkdBella
 
Hepatitis powerpoint
Hepatitis powerpointHepatitis powerpoint
Hepatitis powerpointyoel pramana
 
tutorial-Hepatitiss
tutorial-Hepatitisstutorial-Hepatitiss
tutorial-HepatitissEma Wahyuni
 
Hepatitis morbili dhf
Hepatitis morbili dhfHepatitis morbili dhf
Hepatitis morbili dhfArisda Fajrin
 
Hepatitis morbili dhf
Hepatitis morbili dhfHepatitis morbili dhf
Hepatitis morbili dhfArisda Fajrin
 

Similar to HEPATITIS (20)

asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
asuhan keperawatan gangguan sistem pencernaan
 
Gangguan fungsi hati
Gangguan fungsi hatiGangguan fungsi hati
Gangguan fungsi hati
 
Kelainan pada hati
Kelainan pada hatiKelainan pada hati
Kelainan pada hati
 
Hepatitis
HepatitisHepatitis
Hepatitis
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
 
Askep hepatitis akper
Askep hepatitis akperAskep hepatitis akper
Askep hepatitis akper
 
Hepatitis virus
Hepatitis virusHepatitis virus
Hepatitis virus
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascites
 
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medisPentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
Pentingnya vaksinasi hepatitis b bagi calon tenaga medis
 
HEPATITIS 2022.pptx
HEPATITIS 2022.pptxHEPATITIS 2022.pptx
HEPATITIS 2022.pptx
 
Definisi hepatitis
Definisi hepatitisDefinisi hepatitis
Definisi hepatitis
 
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPTFARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
FARMAKOTERAPI DALAM PENYAKIT HEPATITIS PPT
 
Isi makalah diare.
Isi makalah diare.Isi makalah diare.
Isi makalah diare.
 
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatisHepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatis
 
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatisHepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatis
 
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatisHepar hepatitis & cirrhosis hepatis
Hepar hepatitis & cirrhosis hepatis
 
Hepatitis powerpoint
Hepatitis powerpointHepatitis powerpoint
Hepatitis powerpoint
 
tutorial-Hepatitiss
tutorial-Hepatitisstutorial-Hepatitiss
tutorial-Hepatitiss
 
Hepatitis morbili dhf
Hepatitis morbili dhfHepatitis morbili dhf
Hepatitis morbili dhf
 
Hepatitis morbili dhf
Hepatitis morbili dhfHepatitis morbili dhf
Hepatitis morbili dhf
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

HEPATITIS

  • 1. HEPATITIS A. Konsep Penyakit 1. Pengertian Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). 2. Klasifikasi a. Hepatitis A b. Hepetitis B (HBV) c. Hepatitis C (HCV) d. Hepatitis D (HDV) e. Hepattitis E (HEV) 3. Etiologi a. Hepatitis A  Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm  Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh air dan makanan  Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari  Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat. b. Hepetitis B (HBV)  Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm  Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.  Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
  • 2.  Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko. c. Hepatitis C (HCV)  Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30 – 60 nm.  Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual.  Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari  Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B d. Hepatitis D (HDV)  Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm  Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia  Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata-rata 35 hari  Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B. e. Hepattitis E (HEV)  Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 – 36 nm.  Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun resikonya rendah.  Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata-rata 42 hari.  Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi. 4. Patofisiologi Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak
  • 3. dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus. 5. Manifestasi Klinis a. Masa tunas  Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)  Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)  Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari) b. Fase Pre Ikterik Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat
  • 4. sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatalgatal mencolok pada hepatitis virus B. c. Fase Ikterik Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu. d. Fase penyembuhan Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai. 6. Penatalaksanaan medik Hepatitis akut hanya memberi efek sedikit pada perjalanan penyakit. Pada permulaan penyakit. Secara tradisional dianjurkan diet rendah lemak, tinggi karbohidrat, yang ternyata paling cocok untuk selera pasien yang anoreksia. obat-obatan tambahan seperti vitamin, asam-amino dan obat lipotropik tak diperlukan. Obat kortikosteroid tidak mengubah derajat nekrosis sel hati, tidak mempercepat penyembuhan, ataupun mempertinggi imunisasi hepatitis viral. Hepatitis kronik tidak dianjurkan untuk istirahat di tempat tidur, aktivitas latihan kebugaran jasmani (physical fitness) dapat dilanjutkan secara bertahap. Tidak ada aturan diet tertentu tetapi alkohol dilarang. Sebelum pemberian terapi perlu dilakukan biopsi hati, adanya hepatitis kronik aktif berat merupakan petunjuk bahwa terapi harus segera diberikan. kasus dengan tingkat penularan tinggi harus dibedakan dari kasus pada stadium integrasi yang relatif noninfeksius; karena itu perlu diperiksa status HbeAg, antiHBe dan DNA VHB. Pada kasus hepatitis karena obat atau toksin dan idiosinkrasi metabolik dapat diberikan cholestyramine untuk mengatasi pruritus yang hebat. Terapi-terapi lainnya hanya bersifat suportif.
  • 5. 7. Komplikasi Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik. B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data 1) Aktivitas Gejala : Klien mengatakan mudah merasakan lelah, Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa Tanda : Penurunan tonus otot Malaise 2) Sirkulasi Tanda : Bradikardi (hiperbilirubin berat) Ikterik pada sclera kulit, membrane mukosa 3) Eliminasi Gejala : Klien mengatakan urinnya berwarna gelap Klien mengatakan fesesnya berwarna tanah liat Tanda : Urin gelap Diare berwarna tanah liat 4) Makanan dan Cairan Gejala : Klien mengatakan tiada nafsu makan Klien mengeluh merasa mual dan muntah Tanda : Anoreksia Berat badan menurun Peningkatan oedema Asites
  • 6. 5) Neurosensori Gejala : Klien mengatakan sering mengantuk Tanda Letargi : Peka terhadap rangsangan Asteriksis Cenderung tidur 6) Nyeri / Kenyamanan Gejala : Klien mengatakan nyeri pada daerah perutnya Klien mengatakan kram pada daerah perutnya Klien mengeluh sakit kepala Klien mengeluh gatal pada seluruh badannya Tanda : Mialgia Atralgia Pruritus Ekspresi wajah meringis 7) Keamanan Gejala : Klien mengeluh merasakan deman Tanda Urtikaria : Lesi makulopopuler Eritema Splenomegali Pembesaran nodus servikal posterior b. Pengelompokan Data Data Subyektif Klien mengatakan mudah merasakan lelah Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa Klien mengatakan urinnya berwarna gelap Klien mengatakan fesesnya berwarna tanah liat Klien mengatakan tiada nafsu makan Klien mengeluh merasa mual dan muntah Klien mengatakan sering mengantuk
  • 7. Klien mengatakan nyeri pada daerah perutnya Klien mengatakan kram pada daerah perutnya Klien mengeluh sakit kepala Klien mengeluh gatal pada seluruh badannya Klien mengeluh merasakan deman Data Obyektif Penurunan tonus otot Malaise Bradikardi (hiperbilirubin berat) Ikterik pada sclera kulit, membrane mukosa Urin gelap Diare berwarna tanah liat Anoreksia Berat badan menurun Peningkatan oedema Asites Mialgia Atralgia Pruritus Ekspresi wajah meringis Letargi Suhu tubuh meningkat Peka terhadap rangsangan Asteriksis Cenderung tidur Urtikaria Lesi makulopopuler Eritema Splenomegali Pembesaran nodus servikal posterior
  • 8. c. Analisa Data Data 1 Ds : Klien mengatakan tiada nafsu makan Klien mengeluh merasa mual dan muntah Do : Anoreksia Berat badan menurun Penurunan tonus otot Malaise Ds : Klien mengatakan nyeri pada daerah perutnya Klien mengatakan kram pada daerah perutnya Klien mengeluh sakit kepala Do : Ekspresi wajah meringis Urtikaria Pembesaran nodus servikal posterior Peningkatan oedema Penyebab 2 Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin ↓ Virus hepatitis berkembang biak dalam hepar ↓ Inflamasi pada hepar ↓ Suasana duodenum menjadi asam ↓ Mengiritasi duodenum ↓ Impuls iritatif ke otak ↓ Gejala GI ↓ Mual dan muntah ↓ Anoreksia ↓ Intake nutrisi kurang ↓ Gangguan pemenuhan nutrisi Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin ↓ Virus hepatitis berkembang biak dalam hepar ↓ Inflamasi pada hepar ↓ Kerusakan jaringan pada hepar ↓ Pelepasan zat proteolitik ↓ Merangsang ujung saraf ↓ Ditransmisikan ke korteks serebri bagian thalamus ↓ Impuls nyeri dipersepsikan Masalah 3 Gangguan pemenuhan nutrisi Nyeri
  • 9. Ds : Klien mengatakan mudah merasakan lelah Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa Do : Penurunan tonus otot Malaise Klien mengatakan sering mengantuk Cenderung tidur Ds : Klien mengeluh merasakan deman Do : Suhu tubuh meningkat Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin ↓ Virus hepatitis berkembang biak dalam hepar ↓ Inflamasi pada hepar ↓ Gangguan suplay darah normal pada sel hepar ↓ Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktulii empedu intrahepatik ↓ Gangguan metabolism karbohidrat, lemak dan protein ↓ Glukogenesis dan glikogenesis menurun ↓ Glikogen dalam hepar berkurang ↓ Glikogenolisis menurun ↓ Glukosa dalam darah berkurang ↓ Cepat lelah ↓ Intoleransi aktivitas Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin ↓ Virus hepatitis berkembang biak dalam hepar ↓ Inflamasi pada hepar ↓ Merangsang impuls ke saraf bagian hipotalamus ↓ Hipertermi d. Prioritas Masalah 1) Nyeri 2) Hipertermi 3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari keb. Tubuh 4) Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas Hipertermi
  • 10. 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada hepar ditandai dengan : Ds : Klien mengatakan nyeri pada daerah perutnya Klien mengatakan kram pada daerah perutnya Klien mengeluh sakit kepala Do : Ekspresi wajah meringis Urtikaria Pembesaran nodus servikal posterior Peningkatan oedema b. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada hepar ditandai dengan : Ds : Do : Klien mengeluh merasakan deman Suhu tubuh meningkat c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat ditandai dengan : Ds : Klien mengatakan tiada nafsu makan Klien mengeluh merasa mual dan muntah Do : Anoreksia Berat badan menurun Penurunan tonus otot Malaise d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan : Ds : Klien mengatakan mudah merasakan lelah Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa Do : Penurunan tonus otot Malaise Klien mengatakan sering mengantuk Cenderung tidur
  • 11. 3. Rencana Keperawatan Dx 1 Tujuan Rencana tindakan Intervensi Rasional Tupan : 1. Kaji skala nyeri. Lokasi dan 1. Mengetahui skala nyeri penyebarannya yang dirasakan klien Setelah diberikan sehingga perawat dapat tindakan keperawatan menentukan tindakan yang nyeri teratasi tepat yang akan diberikan selanjutnya 2. Berikan posisi yang nyaman 2. Posisi yang nyaman bagi Tupen : pada klien klien membantu klien Setelah diberikan untuk dapat beristrahat relaksasi dan tindakan keperawatan 3. Ajarkan tehnik relaksasi dan 3. Tehnik tehnik distrasi kepada pasien distrasi membantu selama beberapa hari mengalihkan perhatian nyeri beransur-ansur klien dari rasa nyeri klien untuk 4. Istrahat yang cukup hilang dengan criteria : 4. Anjurkan beristrahat yang cukup membantu mengurangi rasa - Klien tidak nyeri mengeluh nyeri 5. Anjurkan pada keluarga klien 5. Lingkungan yang tenang - Ekspresi wajah untuk menciptakan membantu klien untuk lingkungan yang tenang dapat beristrahat tenang 6. Kolaborasi dengan dokter 6. Membantu menekan rasa - Skala nyeri dalam pemberian obat nyeri berkurang analgetik sesuai indikasi Implementasi 1. Mengkaji skala nyeri. Lokasi dan penyebarannya 2. Memberikan posisi nyaman pada klien yang 3. Mengajarkan tehnik relaksasi dan tehnik distrasi kepada pasien 4. Menganjurkan klien untuk beristrahat yang cukup 5. Menganjurkan pada keluarga klien untuk menciptakan lingkungan yang tenang 6. Penatalaksanaan dengan dokter dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi
  • 12. 2 1. Observasi suhu tubuh klien 2. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat 3. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. 4. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur 5. Monitor tanda vital : suhu badan 1. Memudahkan dalam 1. Mengobservasi suhu tubuh menentukan intervensi klien selanjutnya 2. Menganjurkan klien untuk 2. Sebagai indikator untuk memakai pakaian yang mengetahui status menyerap keringat hypertermi 3. Mengajarkan klien pentingnya 3. Dalam kondisi demam mempertahankan cairan yang terjadi peningkatan adekuat (sedikitnya 2000 evaporasi yang memicu l/hari) untuk mencegah timbulnya dehidrasi dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. 4. Menghambat pusat 4. Memberikan kompres hangat simpatis di hipotalamus pada lipatan ketiak dan femur sehingga terjadi 5. Memonitor tanda vital : suhu vasodilatasi kulit dengan badan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan 5. Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
  • 13. 3 Tupan : 1. Setelah diberikan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi 2. terpenuhi 3. Tupen : Setelah diberikan 4. tindakan keperawatan selama beberapa hari 5. nutrisi beransur-ansur terpenuhi dengan criteria : 6. - Nafsu makan meningkat - Berat badan 7. meningkat - Porsi makan dihabiskan Pantau intake dan outpun 1. Mengetahui jumlah nutrisi klien kebutuhan klien akan nutrisi Timbang berat badan klien 2. Mengetahui kekurang nutrisi klien Auskultasi bising usus, palpasi 3. Mengetahui apakah ada abdomen catat pasase flatus kontraksi usus Identifikan kesukaan dan 4. Menimbulkan nafsu makan ketidaksukaan diet dari pasien klien Berikan makanan dalam porsi 5. Membantu memenuhi sedikit tapi sering dengan diet kebutuhan nutrisi klien lunak Berikan makanan yang 6. Menambah nafsu makan menarik dan masih dalam klien keadaan hangat Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Membantu memenuhi dalam pemberikan nutrisi kekurangan nutrisi klien yang sesuai dengan kondisi klien 1. Memantau intake dan outpun nutrisi klien 2. Menimbang berat badan klien 3. Auskultasi bising usus, palpasi abdomen catat pasase flatus 4. Mengidentifikan kesukaan dan ketidaksukaan diet dari pasien 5. Memberikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering dengan diet lunak 6. Memberikan makanan yang menarik dan masih dalam keadaan hangat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberikan nutrisi yang sesuai dengan kondisi klien 4 Tupan : 1. Jelaskan sebab-sebab 1. Dengan penjelasan sebab- 1. Menjelaskan sebab-sebab Setelah diberikan keletihan individu sebab keletihan maka keletihan individu tindakan keperawatan keadaan klien cenderung intoleransi aktivitas lebih tenang teratasi 2. Sarankan klien untuk tirah 2. Tirah baring akan 2. Menyarankan klien untuk tirah baring meminimalkan energi yang baring Tupen : dikeluarkan sehingga Setelah diberikan metabolisme dapat tindakan keperawatan digunakan untuk
  • 14. selama beberapa hari penyembuhan penyakit. 3. Bantu untuk belajar tentang 3. Memungkinkan klien dapat 3. Membantu klien beransur-ansur untuk belajar keterampilan koping yang dapat melakukan memprioritaskan kegiatantentang keterampilan koping efektif (bersikap asertif, teknik aktivitas seperti biasa kegiatan yang sangat yang efektif (bersikap asertif, relaksasi) penting dan meminimalkan teknik relaksasi pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting 4. Analisa bersama-sama tingkat 4. Keletihan dapat segera 4. Menganalisa bersama-sama keletihan selama 24 jam diminimalkan dengan tingkat keletihan selama 24 meliputi waktu puncak energi, mengurangi kegiatan yang jam meliputi waktu puncak waktu kelelahan, aktivitas dapat menimbulkan energi, waktu kelelahan, yang berhubungan dengan keletihan aktivitas yang berhubungan keletihan dengan keletihan 5. Bantu individu untuk 5. Untuk mengurangi 5. Membantu individu untuk mengidentifikasi kekuatankeletihan baik fisik maupun mengidentifikasi kekuatankekuatan, kemampuanpsikologis kekuatan, kemampuankemampuan dan minat-minat kemampuan dan minat-minat