SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Betaking
Gangguan

gastrointestinal

mencakup

sejumlah

besar

penyakit

yang

menyebabkan penderita mencari pertolongan medis dan menyebabkan penyebab utama
kasus rawat inap di berbagai negara, walaupun gangguan gastrointestinal tidak secara
langsung menyebabkan kematian seperti gangguan kardiovaskuler, tetapi merupakan
salah satu lima besar dari penyebab kematian.
Lambung merupakan saluran gastrointestinal sangat rentan terhadap serangan
penyakit mendadak dengan gejala yang ganas, tetapi penyakit semacam ini umumnya
akan mereda dalam waktu singkat dan tidak meniggalkan efek sisa. Gangguan semacam
ini tidak diragukan lagi yang disebabkan oleh menelan makanan dan minuman yang
terkontaminasi bakteri atau berbagai senyawa kimia lain.
Gastritis merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di masyarakat baik
secara mendadak(akut) maupun menahun (kronik). Penyakit ini menyerang lambung
yang biasanya dianggap sebagai akibat kelainan pola makan. Penyakit ini biasanya
bersifat jinak dan swasirna yang merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai
iritan lokal, yang ditandai suatu keadaan peradangan atau perdarahan pada mukosa
lambung.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat diambil dari uraian latar belakang diatas yaitu:
a. Apa pengertian gastritis ?
b. Bagaimanakh pembagian gastritis ?
c. Apa penyebab (etiologi) gastritis ?
d. Bagaimana patofisiologi gastritis ?
e. Tanda dan gejala apakah yang nampak pada pasien penderita gastritis ?
f. Diagnosa keperawatan apasajakah yang dapat diangkat dari pebderita gastritis ?
g. Bagaimanakh intervensi yang dilakukan dalam menangani penderita gastritis ?

1
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian gastritis.
b. Untuk mengetahui pembagian gastrits.
c. Untuk mengetahui penyebab gastritis.
d. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis.
e. Untuk mengetahui gejala dan tanda gastritis.
f. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gastritis.
g. Untuk mengetahui intervensi-intervensi yang dilakukan dalam menangani pasien
gastritis.

D. Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami
tentang penyakit gastritis mencakup pembagian, etiologi, patofisiologi dan manifestasi,
sehingga dapat mengangkat diagnosa keperawatan dalam implementasi keperawatannya
sehingga dapat dilakukan intervensi- intervensi keperawatan dalam penanganannya,
serta mampu mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus
atau lokal (soepaman, 1998). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif mansjoer,
1999). Gastritis adalah radang mukosa lambung (sjamsuhidajat,R. 1998). Gastritis merupakan
suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis,
difus atau lokal.

B. Klasifikasi
Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superfisial akut dan gastritis
atrofik kronik.
1. Gastritis akut erosif
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusaan-kerusakan erosi. Hal ini merupakan penyakit yang sering ditemukan,
biasanya bersifat jinak dan swasirna; merupakan respon mukosa lambung terhadap
berbagai iritan lokal. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam
atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi pilorus.
2. Gastritis atrofik kronis
Gastritis atrofik kronis ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai sel apitel
parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai
permukaan yang rata. Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori: gastritis tipe
A (atrofik atau fundal) dan tipe B (antral). Gastritis kronis tipe A juga disebut sebagai
gastritis atrofik atau fundal (karena mengenai fundus lambung).gastritis kronis tipe A
merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan adanya autoantibodi terhadap sel
parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik yang berkaitan dengan tidak adanya sel
parietal dan chief cells, yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya
kadar gastrin. Gastritis kronis tipe B disebut juga gastritis antral karena umumnya
mengenai daerah antrum lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis
3
kronis tipe A. gastritis kronis tipe A lebih sering terjadi pada penderita usia tua. Bentuk
gastritis ini mempunyai sekresi asam yang normal dan tidak berkaitan dengan anemia
pernisiosa. Kadar gastrin serum yang rendah sering terjadi. Gastritis atrofik kronis dapat
mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan karsinoma.

C. Etiologi
 GastritisAkut
Pemakaian sering obat-obatan NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)
seperti aspirin yang tanpa pelindung
selaput enterik
Peminum alkohol
Perokok berat
Stres fisik (luka bakar)
Keracunan makanan (enterotoksin)
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Infeksi H. pylori. Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan
menghancurkan lapisan mukosa pelindung, meniggalkan daerah epitel yang gundul.
 GastritisKronik
penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan
kejadian biasa pada orang tua, tapi diduga pada peminum alkohol, merokok dan juga
disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influensa, variola,
morbili dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen,
plumbum obat-obat yang mengandung salisilat, asam basa kuat, KmnO4 dan lain-lain).

D. Patofisiologi
 Gastritis akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika
mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
4
1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan
meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan
dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam
lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi
gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi
hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
 Gastritis kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental
dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin
dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta
formasi ulser.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktor-faktor itu
adalah :
1 .Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.
2 .Perfusi mukosa lambung yang terganggu
3. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting.

Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya strees fisis menyebabkan perfusi
mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu
sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier pada penderita strees fisis biasanya

5
tidak terganggu. Hal itu yang membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan
kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal
barrier rusak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada
lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.

E. Manifestasi
 Gastritis Akut
Manifestasi klinik yang biasa muncul dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak
jelas seperti Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, bersendawa perdarahan saluran
cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
 Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu
hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan.

F. Komplikasi
 Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian
atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik,
terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
 Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

G. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan radiologis
biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontras ganda.

Endoskopi
Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian biasanya tampak
berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang mengelompok pada

6
satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang dijumpai daerah erosif
yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai
adanya lesi yang terdiri dari semua tingkatan perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat
itu terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan Lesi yang sudah mengalami
penyembuhan.

Histopatologi
Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati
mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam
waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan
Seawal mungkin.

Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis, tetapi dapat
dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin
biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekuranga
vitamin B 12.
H. Penanganan
 Gastritis Akut
Gastritis akut biasanya mereda bila agen penyebabnya dihilangkan. Obat anti muntah
dapat membantu menghilangkan mual dan muntah. Bila penderita tetap muntah,
mungkin perlu koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan memberikan infus
intravena. Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor
pompa proton, ankikolinergik dan antasid (untuk melapisi daerah inflamasi atau
ulserasi (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur
sekresi asam lambung. antasida) dapat mempercepat penyembuhan.gastritis akut
diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan
sampai gejala berkurang. Bisa pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung
gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteraal. Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya adalah serupa dengan prosedur yang
7
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis daikibatkan pleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran
dan penetralisasian agen penyebab.
Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (mis:aluminium hidroksida);
menetralisasi alkali, digunakan jus lemon atau cuka encer.
Bila korosi luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.
 GastritisKronik
pengobatan gastritis kronis bervariasi, bergantung pada penyebab penyakit yang
dicurigai. Bila terdapat lesi ulkus duodenum, dapat diberikan antibiot untuk membatasi
H. pylori. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung dihindari. Pemberian
obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor
pompa proton. Gastritis kronis dapat diatasi engan memodifikasi diet pasien,
meningkatkan istrahat, mengurangi stres dan memulai fermakoterapi. H. pilory dapat
diatasi dengan antibiotik (tertrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut. Pasien
dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan
oleh adanya antibodi terhadap faktor instrinsik.

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS AKUT
A. Pengkajian
Pengkajian :
•

Apakah pasien mengeluh nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual dan muntah

•

Kapan terjadinya gejala, apakah sebelum makan, setelah makan, setelah mencerna
makanan pedas, obat-obatan tertentu atau alkohol

•

Apakah gejala berhubungan dgn ansietas, strees, alergi, makan minum terlalu banyak
atau makan terlalu cepat

•

Bagaimana gejalanya berkurang atau hilang

•

Apakah ada riwayat penyakit Lambung sebelumnya

•

Apakah pasien ada muntah darah atau tidak

•

Adakah nyeri tekan abdomen

1. Aktivitas/istrahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap nyeri)

2. Sirkulasi
Gejala : Kelemahan/nadi perifer lemah
Takikardi
Kelembapan kulit/membran mukosa: berkeringat(menunjukan nyeri akut,
respon psikologi)

3. Integritas ego
Gejala : perasaan tak berdaya
Tanda : ansietas,gelisah, pucat, berkeringat

9
4. Eliminasi
Perubahan pola defekasi, karakteristik feses,nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus
hiperaktif, urine pekat dan menurun.
5. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, sendawa bau asam,
tidak toleran

terhadap makanan; makanan pedas, penurunan berat badan.

Tanda : muntah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, berat jenis
urine meningkat.

6. Neurosensori
Kelemahan, rasa berdenyut, pusing/sakit kepala.
Status mental: tingkat kesadaran dapat terganggu.

7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba,
rasa ketidak nyamanan setelah makan banyak, nyeri epigastrium kiri.
Tanda : wajah berkerut, pucat, berkeringat.
Nyeri epigastrium kiri,
Faktor pencetus; makanan, rokok, penggunaan obat-obat tertentu(salisilat,
antibiotik, ibu profen)stress pskilogi.
8. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat/sensitif
Tanda : peningkatan suhu, eritema.
9. Penyuluhan/pembelajaran
Adanya penggunaan obat resep/dijual bebas yang mengandung aspirin, alkohol,steroid
yang dapat menyebabkan iritasi lambung.

10
Klasifikasi Data
Data Subyektif
Klien menyatakan nyeri pada daerah epigast
Klien merasa lemah
Klien merasa takut dengan kondisinya
Klien mengatakan mual,muntah
Data Obyektif
Klien nampak meringis
Klien nampak lemah
Penurunan berat badan
Klien nampak gelisah
Klien selalu bertanya-tanya tentang kondisinya
Klien kurang mampu melakukan aktivitas

ANALISA DATA
No
1

Data

Etiologi

DS:

Problem
Nyeri berhubungan

Klien merasa nyeri

dengan iritasi mukosa

dan panas pada

lambung

daerah epigastrium
DO:
Klien

tampak

meringis dan gelisah

2

DS:

Perubahan
Klien mengatakan
mual,muntah

kurang

nutrisi
dari

kebutuhan
berhubungan dengan

DO:

11
Muntah

masukan nutrien yang

Porsi makan tidak

tidak adekuat

dihabiskan.klien
tidak
manfaat

mengeri
makanan

bagi tubuhnya.
Penurunan BB

3

DS :

.Intoleransi

aktivitas

berhubungan dengan

Klien merasa lemah

absorbs

DO :

nutrisi

berkurang

Klien tidak mampu
melakukan aktivitas
.
4

DS :

Ansietas behubungan
Klien merasa takut
dengan kondisinya

dengan perubahan
status kesehatan ,
ditandai dengan

DO :

perasaan takut dan

Klien nampak
gelisah

5

gelisah.

DS :

Kurang pengetahuan

DO :

berhubungan dengan
kurang

Klien selalu
bertanya-tanya
tentang kondisinya
Klien selalu
meminta informasi

informasi

tantang penyakit

12
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan nutrien
yang tidak adekuat
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan absorbsi nutrisi berkurang
4. Ansietas behubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tantang penyakit,

C. Intervensi Keperawatan

No

Diagnosa

Tujuan

Intervensi dan Rasional

Keperawatan
1

Nyeri berhubungan

Nyeri berkurang atau

dengan iritasi

hilang dengan kriteria :

Rasional:

mukosa asam

- Nyeri dan panas pada

Agar dapat mengetahui tingkat nyeri

lambung ditandai

daerah epigastrium

dengan :

1. Kaji ulang tingkat nyeri klien

serta dapat melakukannya.

berkurang atau hilang.

DS:

- Pasien dapat istrahat. 2. Berikan informasi tentang

Klien merasa nyeri

- Pasien tenang/tidak

dan panas pada

meringis/gelisah.

berbagai strategi yang dipilih untuk
menurunkan rasa nyeri

daerah epigastrium

Rasional:

DO:

Dapat mengetahui metode penurunan

Klien tampak

nyeri serta dapat melakukannya.

meringis dan gelisah

3. Anjurkan klien dan keluarga agar
tidak makan makanan dan minuman
yang merangsang peningkatan asam

13
lambung
Rasional :
Agar klien dapat mengetahui makanan
yang merangsang asam lambung serta
tidak mengkonsumsinya
Menurunkan tingkat nyeri yang
dialami oleh klien.
4. Berikan makan sedikit tapi sering
sesuai indikasi untuk pasien.
Rasional :
Makanan mempunyai efek penetralisir
asam, juga menghancurkan kandungan
gaster. Makan sedikit mencegah
distensi dan haluaran gastrin.
5. Identifikasi dan batasi makanan yang
menimbulkan ketidak nyamanan.
Rasional :
Makanan khhusus yang menyebabkan
distres antara lain merica, kopi dapat
menimbulkan dispepsia.
6. Gunakan susu biasa dari susu skim,
bila susu dimungkinkan.

Rasional :
Lemak pada susu bisa dapat
menurunkan sekresi gaster,
namunkalsium dan kandungan protein
(susu skim) meningkatkannya.

7. Kolaborasi dengan tim medik untuk
pemberian analgetik:

14
- Morfin sulfat
- Aseraminofen (tylenol)
- Antasida
- Antikolinergik ; belladona, atropin
Rasional :
- Morfin sulfat merupakan narkotik
untuk menghilangkan nyeri akut atau
hebat dan menurunkan kativitas
peristaltik.
- Aseraminofen, meningkatkan
kenyamanan dan ietrahat.
- Antasida, menurunkan keasaman
gaster dengan absorbsi atau dengan
menetralisir kimia.
Belladona, atropin, diberikan pada
waktu tidur untuk menurunkan motilitas
gaster, menekan produksi asam,
memperlambat pengosongan gaster dan
menghilangkan nyeri nokturnal
sehubungan dengan ulkus gaster.
2

Perubahan nutrisi

Kebutuhan nutrisi

kurang dari

terpenuhi,

pentingnya makanan bagi tubuh.

kebutuhan

mempertahankan

Rasional :

berhubungan dengan

intake nutrisi tetap

Klien dan keluarga dapat mengetahui

masukan nutrien

adekuat, dengan

pentingnya makanan bagi tubuh;

yang tidak adekuat,

kriteria :

mual dan muntah,

- Mual

ditandai dengan ;

1. Jelaskan klien dan keluarga tentang

2. Monitor jumlah makanan yang
masuk.

berkurang/hilang

Rasional :

DS :

- Porsi makan

Untuk mengetahui besarnya

mual

dihabiskan.

makanan yang dikonsumsi.

DO:

- Klien mengerti

3. Monitor adanya muntah dan catat

15
- Muntah

manfaat mekenan

jumlah, frekuensi dan warna.

- Porsi makan tidak

bagi tubuhnya.

Rasional :

dihabiskan.klien

Sebagai data untuk melakukan

tidak mengeri

tindakan keperawatan dan

manfaat makanan

pengobatan selanjutnya.

bagi tubuhnya.

4. Berikan makanan yang bervariasi
menurut dietnya untuk merangsang
nafsu makan.
Rasional :
Agar klien dapat termotivasi dan
merangsang nafsu makan.
5. Berikan makanan dalam porsi kecil
namun sering.
Rasional :
Untuk mengurangi perasaan dan
memenuhi kebutuhan makanan bagi
klien.
6. Berikan cairan intravena sesuai
indikasi.
Rasional :
Memenuhi kebutuhan cairan dan
nutrisi sampai masukan oral.
7. Tambahan asupan protein,
trigliserida rantai sedang.
Rasional :
Proyein tambahan membantu
perbaikan dan penyembuhan
jaringan, trigliserida rantai sedang
meningkatkan absorbsi lemak dan
vitamin larut dalam lemak untuk
mencegah masalah malabsorbsi.

16
8. Kolaborasi dengan tim medik untuk
pemberian obat anti emetik.
Rasional :
Sebagai terapi untuk menghambat
rangsangan mual dan muntah.
3

Intoleransi aktivitas

Mampu melakukan

1. Tingkatkan tirah baring/duduk.

berhubungan dengan

peningkatan toleransi

Berikan lingkungan tenang, batasi

absorbsi nutrisi

aktivitas.

pengunjung sesuai keerluan.

berkurang ditandai

Rasional :

dengan :

Meningkatkan istrahat dan

DS :

ketenangan , menyediakan energi

Klien merasa lemah

yang digunakan untuk penyembuhan

DO :

2. Ubah posisi dengan sering

Klien tidak mampu

Rasional :

melakukan aktivitas,

Meningkatkan fungsi pernapasan dan
meminimalkan tekanan pada area
tertentu untuk menurunkan resiko
kerusakan jaringan.
3. Dorong penggunaan teknik
manajemen stres, contoh relaksasi
progresif, visualisasi, bimbingan
imajinasi, berikan aktivitas hiburan
yang tepat.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan
penghematan energi, memusatkan
kembali perhatian, dan dapat
meningkatkan koping.
4. Awasi terulangnya anoreksia dan
nyeri pada daerah epigastrium.

17
Rasional :
Menunjukan kurangnya resolusi
penyakit, memerlukan istrahat lanjut,
mengganti program terapi.
4

Ansietas

Menunjukan rileks dan 1. Kaji rasa cemas klien

behubungan dengan

laporan ansietas

Rasional :

perubahan status

menurun dengan

Sebagai data awal untuk mengetahui

kesehatan , ditandai

kriteria:

tingkat kecemasan klien.

dengan perasaan

- Klen mengerti tentang 2. Beri kesempatan pada klien

takut dan gelisah.

penyakit.

mengungkapkan rasa cemasnya.

- Klien tidak takut dan
gelisah.

Rasional :
Agar dapat mengetahui penyebab
cemas yang dialami serta mengurangi
beban psikologis klien.
3. Jelaskan pada klien tentang diet yang
bisa dijalankan setelah sembuh.
Rasional :
Klien dapat mematuhi diet serta
menghindari kambuh penyakitnya
kembali.
4. Jelaskan pada klien tantang prosedur
pengobatan/perawatan yang akan
dilakukan dan dianjurkan kooperatif
didalamnya.
Rasional :
Dapat memahami dan menerima
segala tindakan yang dilakukan untuk
proses penyembuhan penyakit.
5. Berikan motivasi pada klien tentang
kesembuhannya.
Rasional :

18
Klien dan keluarga optimis atas
penyembuhan penyakit klien dan
mematuhi segala anjuran yang
diberikan.
5

Kurang pengetahuan

Memahami keadaan

1. Tentukan persepsi klien tantang

berhubungan dengan

penyakit dan

kurang informasi

melakukan perubahan

tantang penyakit,

pola hidup dalam

Rasional :

ditandai dengan

mengurangi penyakit.

Membuat pengetahuan dasar dan

penyebab gastritis.

permintaan

memberikan beberapa kesadaran yang

informasi dan

konstruktif pada individu.

pernyataan masalah

2. Kaji ulang informasi tantang
penyebab/efek hubungan pola hidup,
dan cara menurunkan resiko. Dorong
untuk bertanya.

Rasional :
Memberikan pengetahuan dasar
dimana pasien dapat membuat pilihan
informasi /keputusan tentang masa
depan dan kontrol masalah kesehatan.
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
hubungan masukan makanan dan
pencetus hilangnya nyeri epigastrik,
termasuk menghindari iritan gaster.

Rasional :
Zat-zat iritan gaster; kafein, rokok
merangsang keasaman lambung.
Individu dapat menemukan bahwa
makanan/minuman tertentu

19
meningkatkan sekresi lambung dan
nyeri.
4. Anjurkan makan sedikit tapi
sering/makanan kecil, mengunyah
makanan dengan perlahan dan
menhindari makan banyak.

Rasional :
Sering makan mempertahankan
netralisasi HCL, melarutkan isi
lambung pada kerja minimal asam
mukosa lambung. Makan sedikit
mencegah distensi gaster yang
berlebihan.
5. Dukung penggunaan teknik
penanganan stres, hindari stres emosi.

Rasional :
Menurunkan rangsangan eksentrik
HCL.

20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusaan-kerusakan erosi. Hal ini merupakan penyakit yang sering ditemukan,
biasanya bersifat jinak dan swasirna; merupakan respon mukosa lambung terhadap
berbagai iritan lokal. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam
atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Beberapa penyebab dari gastritis akut antara lain:Pemakaian sering obat-obatan
NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)seperti aspirin yang tanpa pelindungselaput
enterik,

Peminum

alkohol,

Perokok

berat,Keracunan

makanan

(enterotoksin)

Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin, alkohol, merokok,
kafein lada, steroid, Infeksi H. pylori.
Beberapa diagnosa keperawatan yang diangkat dari gastitis akut antara lain:
- Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, ditandai dengan klien merasa nyeri
dan nampak gelisah.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien
yang tidak adekuat, ditandai dengan mual dan muntah.
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan absorbsi nutrisi berkurang, ditandai dengan
kelemahan otot.
- Ansietas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan perasaan takut pasien dan gelisah.
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan tak mengenal informasi tentang kondisi,
ditandai dengan takut yang berlebihan.
Hasil yang diharapkan dalam penanganan klien gastritis antara lain :
- Melaporkan nyeri berkurang.
- Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan.
- Volume cairan tubuh tetap terjaga
- Tanda-tanda vital dalam batas normal

21
- Menghindarii makanan yang mengiritasi atau yang mengandung alkohol.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diangkat dari asuhan keperawatan gastritis tersebut antara
lain:
1. Klien dengan keluhan gastritis sebaiknya ditangani dengan serius agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih lanjut.
2. Saat melakukan pengkajian harus jeli terhadap masalah yang ditemukan sehingga
diagnosa yang diangkat tepat.
3. Pesien dan keluarga pasien hendaknya menghindari makanan atau minuman yang
dapat memperparah keasaman lambung yang memperburuk penyakit.

22
23

More Related Content

What's hot

262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragikHusen Aminudin
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiYabniel Lit Jingga
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjalf' yagami
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksipjj_kemenkes
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Askep abses hepar kelompok 3
Askep abses hepar kelompok 3Askep abses hepar kelompok 3
Askep abses hepar kelompok 3FikriFadhilah
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarakheri damanik
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingKANDA IZUL
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisHaryani Nuravindari
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 

What's hot (20)

Askep demam tifoid AKPER PEMDA MUNA
Askep demam tifoid AKPER PEMDA MUNA Askep demam tifoid AKPER PEMDA MUNA
Askep demam tifoid AKPER PEMDA MUNA
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Analisa data ggk
Analisa data ggkAnalisa data ggk
Analisa data ggk
 
Askep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkapAskep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkap
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjal
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Askep abses hepar kelompok 3
Askep abses hepar kelompok 3Askep abses hepar kelompok 3
Askep abses hepar kelompok 3
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarak
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushing
 
Askep ispa mau di prin AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa mau di prin AKPER PEMKAB MUNAAskep ispa mau di prin AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa mau di prin AKPER PEMKAB MUNA
 
Isi makalah diare.
Isi makalah diare.Isi makalah diare.
Isi makalah diare.
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
demam tifoid amee
demam tifoid ameedemam tifoid amee
demam tifoid amee
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 

Viewers also liked

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKEASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKEpjj_kemenkes
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSAulia Kauri
 
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aAi Coryde
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Amanda Putri Utami
 
askep miokarditis
askep miokarditisaskep miokarditis
askep miokarditisyounkOyounk
 
Contoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiContoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiUJUNGAYA
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI pjj_kemenkes
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiOperator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG. pjj_kemenkes
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Dayat Dacil
 

Viewers also liked (16)

Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKEASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE
 
1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritisAsuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
 
Askep Diabetes Militus
Askep Diabetes MilitusAskep Diabetes Militus
Askep Diabetes Militus
 
askep miokarditis
askep miokarditisaskep miokarditis
askep miokarditis
 
Contoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiContoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensi
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG.
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
 

Similar to GASTRITIS (20)

Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah
 
Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambungPeradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
 
Asuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritisAsuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritis
 
Laporan tutorial gastritis
Laporan tutorial gastritisLaporan tutorial gastritis
Laporan tutorial gastritis
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep pencernaan
Askep pencernaanAskep pencernaan
Askep pencernaan
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

GASTRITIS

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Betaking Gangguan gastrointestinal mencakup sejumlah besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medis dan menyebabkan penyebab utama kasus rawat inap di berbagai negara, walaupun gangguan gastrointestinal tidak secara langsung menyebabkan kematian seperti gangguan kardiovaskuler, tetapi merupakan salah satu lima besar dari penyebab kematian. Lambung merupakan saluran gastrointestinal sangat rentan terhadap serangan penyakit mendadak dengan gejala yang ganas, tetapi penyakit semacam ini umumnya akan mereda dalam waktu singkat dan tidak meniggalkan efek sisa. Gangguan semacam ini tidak diragukan lagi yang disebabkan oleh menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri atau berbagai senyawa kimia lain. Gastritis merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di masyarakat baik secara mendadak(akut) maupun menahun (kronik). Penyakit ini menyerang lambung yang biasanya dianggap sebagai akibat kelainan pola makan. Penyakit ini biasanya bersifat jinak dan swasirna yang merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal, yang ditandai suatu keadaan peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung. B. Rumusan Masalah Adapun masalah yang dapat diambil dari uraian latar belakang diatas yaitu: a. Apa pengertian gastritis ? b. Bagaimanakh pembagian gastritis ? c. Apa penyebab (etiologi) gastritis ? d. Bagaimana patofisiologi gastritis ? e. Tanda dan gejala apakah yang nampak pada pasien penderita gastritis ? f. Diagnosa keperawatan apasajakah yang dapat diangkat dari pebderita gastritis ? g. Bagaimanakh intervensi yang dilakukan dalam menangani penderita gastritis ? 1
  • 2. C. Tujuan a. Untuk mengetahui pengertian gastritis. b. Untuk mengetahui pembagian gastrits. c. Untuk mengetahui penyebab gastritis. d. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis. e. Untuk mengetahui gejala dan tanda gastritis. f. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gastritis. g. Untuk mengetahui intervensi-intervensi yang dilakukan dalam menangani pasien gastritis. D. Manfaat Manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami tentang penyakit gastritis mencakup pembagian, etiologi, patofisiologi dan manifestasi, sehingga dapat mengangkat diagnosa keperawatan dalam implementasi keperawatannya sehingga dapat dilakukan intervensi- intervensi keperawatan dalam penanganannya, serta mampu mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan. 2
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal (soepaman, 1998). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif mansjoer, 1999). Gastritis adalah radang mukosa lambung (sjamsuhidajat,R. 1998). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal. B. Klasifikasi Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superfisial akut dan gastritis atrofik kronik. 1. Gastritis akut erosif Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Hal ini merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan swasirna; merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi pilorus. 2. Gastritis atrofik kronis Gastritis atrofik kronis ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai sel apitel parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata. Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori: gastritis tipe A (atrofik atau fundal) dan tipe B (antral). Gastritis kronis tipe A juga disebut sebagai gastritis atrofik atau fundal (karena mengenai fundus lambung).gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan adanya autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik yang berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan chief cells, yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin. Gastritis kronis tipe B disebut juga gastritis antral karena umumnya mengenai daerah antrum lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis 3
  • 4. kronis tipe A. gastritis kronis tipe A lebih sering terjadi pada penderita usia tua. Bentuk gastritis ini mempunyai sekresi asam yang normal dan tidak berkaitan dengan anemia pernisiosa. Kadar gastrin serum yang rendah sering terjadi. Gastritis atrofik kronis dapat mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan karsinoma. C. Etiologi  GastritisAkut Pemakaian sering obat-obatan NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs) seperti aspirin yang tanpa pelindung selaput enterik Peminum alkohol Perokok berat Stres fisik (luka bakar) Keracunan makanan (enterotoksin) Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. Infeksi H. pylori. Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan lapisan mukosa pelindung, meniggalkan daerah epitel yang gundul.  GastritisKronik penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi diduga pada peminum alkohol, merokok dan juga disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influensa, variola, morbili dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen, plumbum obat-obat yang mengandung salisilat, asam basa kuat, KmnO4 dan lain-lain). D. Patofisiologi  Gastritis akut Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi : 4
  • 5. 1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit. 2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.  Gastritis kronik Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktor-faktor itu adalah : 1 .Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi. 2 .Perfusi mukosa lambung yang terganggu 3. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya strees fisis menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier pada penderita strees fisis biasanya 5
  • 6. tidak terganggu. Hal itu yang membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal barrier rusak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus. E. Manifestasi  Gastritis Akut Manifestasi klinik yang biasa muncul dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak jelas seperti Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, bersendawa perdarahan saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.  Gastritis Kronik Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan. F. Komplikasi  Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.  Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. G. Pemeriksaan Diagnostik Diagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan radiologis biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontras ganda. Endoskopi Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian biasanya tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang mengelompok pada 6
  • 7. satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang terdiri dari semua tingkatan perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat itu terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan Lesi yang sudah mengalami penyembuhan. Histopatologi Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan Seawal mungkin. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis, tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekuranga vitamin B 12. H. Penanganan  Gastritis Akut Gastritis akut biasanya mereda bila agen penyebabnya dihilangkan. Obat anti muntah dapat membantu menghilangkan mual dan muntah. Bila penderita tetap muntah, mungkin perlu koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan memberikan infus intravena. Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (untuk melapisi daerah inflamasi atau ulserasi (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung. antasida) dapat mempercepat penyembuhan.gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bisa pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteraal. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya adalah serupa dengan prosedur yang 7
  • 8. dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis daikibatkan pleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (mis:aluminium hidroksida); menetralisasi alkali, digunakan jus lemon atau cuka encer. Bila korosi luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.  GastritisKronik pengobatan gastritis kronis bervariasi, bergantung pada penyebab penyakit yang dicurigai. Bila terdapat lesi ulkus duodenum, dapat diberikan antibiot untuk membatasi H. pylori. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung dihindari. Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton. Gastritis kronis dapat diatasi engan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istrahat, mengurangi stres dan memulai fermakoterapi. H. pilory dapat diatasi dengan antibiotik (tertrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut. Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibodi terhadap faktor instrinsik. 8
  • 9. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS AKUT A. Pengkajian Pengkajian : • Apakah pasien mengeluh nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual dan muntah • Kapan terjadinya gejala, apakah sebelum makan, setelah makan, setelah mencerna makanan pedas, obat-obatan tertentu atau alkohol • Apakah gejala berhubungan dgn ansietas, strees, alergi, makan minum terlalu banyak atau makan terlalu cepat • Bagaimana gejalanya berkurang atau hilang • Apakah ada riwayat penyakit Lambung sebelumnya • Apakah pasien ada muntah darah atau tidak • Adakah nyeri tekan abdomen 1. Aktivitas/istrahat Gejala : kelemahan, kelelahan Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap nyeri) 2. Sirkulasi Gejala : Kelemahan/nadi perifer lemah Takikardi Kelembapan kulit/membran mukosa: berkeringat(menunjukan nyeri akut, respon psikologi) 3. Integritas ego Gejala : perasaan tak berdaya Tanda : ansietas,gelisah, pucat, berkeringat 9
  • 10. 4. Eliminasi Perubahan pola defekasi, karakteristik feses,nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus hiperaktif, urine pekat dan menurun. 5. Makanan/cairan Gejala : anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, sendawa bau asam, tidak toleran terhadap makanan; makanan pedas, penurunan berat badan. Tanda : muntah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, berat jenis urine meningkat. 6. Neurosensori Kelemahan, rasa berdenyut, pusing/sakit kepala. Status mental: tingkat kesadaran dapat terganggu. 7. Nyeri/kenyamanan Gejala : Nyeri rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba, rasa ketidak nyamanan setelah makan banyak, nyeri epigastrium kiri. Tanda : wajah berkerut, pucat, berkeringat. Nyeri epigastrium kiri, Faktor pencetus; makanan, rokok, penggunaan obat-obat tertentu(salisilat, antibiotik, ibu profen)stress pskilogi. 8. Keamanan Gejala : alergi terhadap obat/sensitif Tanda : peningkatan suhu, eritema. 9. Penyuluhan/pembelajaran Adanya penggunaan obat resep/dijual bebas yang mengandung aspirin, alkohol,steroid yang dapat menyebabkan iritasi lambung. 10
  • 11. Klasifikasi Data Data Subyektif Klien menyatakan nyeri pada daerah epigast Klien merasa lemah Klien merasa takut dengan kondisinya Klien mengatakan mual,muntah Data Obyektif Klien nampak meringis Klien nampak lemah Penurunan berat badan Klien nampak gelisah Klien selalu bertanya-tanya tentang kondisinya Klien kurang mampu melakukan aktivitas ANALISA DATA No 1 Data Etiologi DS: Problem Nyeri berhubungan Klien merasa nyeri dengan iritasi mukosa dan panas pada lambung daerah epigastrium DO: Klien tampak meringis dan gelisah 2 DS: Perubahan Klien mengatakan mual,muntah kurang nutrisi dari kebutuhan berhubungan dengan DO: 11
  • 12. Muntah masukan nutrien yang Porsi makan tidak tidak adekuat dihabiskan.klien tidak manfaat mengeri makanan bagi tubuhnya. Penurunan BB 3 DS : .Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Klien merasa lemah absorbs DO : nutrisi berkurang Klien tidak mampu melakukan aktivitas . 4 DS : Ansietas behubungan Klien merasa takut dengan kondisinya dengan perubahan status kesehatan , ditandai dengan DO : perasaan takut dan Klien nampak gelisah 5 gelisah. DS : Kurang pengetahuan DO : berhubungan dengan kurang Klien selalu bertanya-tanya tentang kondisinya Klien selalu meminta informasi informasi tantang penyakit 12
  • 13. B. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan absorbsi nutrisi berkurang 4. Ansietas behubungan dengan perubahan status kesehatan 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tantang penyakit, C. Intervensi Keperawatan No Diagnosa Tujuan Intervensi dan Rasional Keperawatan 1 Nyeri berhubungan Nyeri berkurang atau dengan iritasi hilang dengan kriteria : Rasional: mukosa asam - Nyeri dan panas pada Agar dapat mengetahui tingkat nyeri lambung ditandai daerah epigastrium dengan : 1. Kaji ulang tingkat nyeri klien serta dapat melakukannya. berkurang atau hilang. DS: - Pasien dapat istrahat. 2. Berikan informasi tentang Klien merasa nyeri - Pasien tenang/tidak dan panas pada meringis/gelisah. berbagai strategi yang dipilih untuk menurunkan rasa nyeri daerah epigastrium Rasional: DO: Dapat mengetahui metode penurunan Klien tampak nyeri serta dapat melakukannya. meringis dan gelisah 3. Anjurkan klien dan keluarga agar tidak makan makanan dan minuman yang merangsang peningkatan asam 13
  • 14. lambung Rasional : Agar klien dapat mengetahui makanan yang merangsang asam lambung serta tidak mengkonsumsinya Menurunkan tingkat nyeri yang dialami oleh klien. 4. Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien. Rasional : Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin. 5. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidak nyamanan. Rasional : Makanan khhusus yang menyebabkan distres antara lain merica, kopi dapat menimbulkan dispepsia. 6. Gunakan susu biasa dari susu skim, bila susu dimungkinkan. Rasional : Lemak pada susu bisa dapat menurunkan sekresi gaster, namunkalsium dan kandungan protein (susu skim) meningkatkannya. 7. Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian analgetik: 14
  • 15. - Morfin sulfat - Aseraminofen (tylenol) - Antasida - Antikolinergik ; belladona, atropin Rasional : - Morfin sulfat merupakan narkotik untuk menghilangkan nyeri akut atau hebat dan menurunkan kativitas peristaltik. - Aseraminofen, meningkatkan kenyamanan dan ietrahat. - Antasida, menurunkan keasaman gaster dengan absorbsi atau dengan menetralisir kimia. Belladona, atropin, diberikan pada waktu tidur untuk menurunkan motilitas gaster, menekan produksi asam, memperlambat pengosongan gaster dan menghilangkan nyeri nokturnal sehubungan dengan ulkus gaster. 2 Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi kurang dari terpenuhi, pentingnya makanan bagi tubuh. kebutuhan mempertahankan Rasional : berhubungan dengan intake nutrisi tetap Klien dan keluarga dapat mengetahui masukan nutrien adekuat, dengan pentingnya makanan bagi tubuh; yang tidak adekuat, kriteria : mual dan muntah, - Mual ditandai dengan ; 1. Jelaskan klien dan keluarga tentang 2. Monitor jumlah makanan yang masuk. berkurang/hilang Rasional : DS : - Porsi makan Untuk mengetahui besarnya mual dihabiskan. makanan yang dikonsumsi. DO: - Klien mengerti 3. Monitor adanya muntah dan catat 15
  • 16. - Muntah manfaat mekenan jumlah, frekuensi dan warna. - Porsi makan tidak bagi tubuhnya. Rasional : dihabiskan.klien Sebagai data untuk melakukan tidak mengeri tindakan keperawatan dan manfaat makanan pengobatan selanjutnya. bagi tubuhnya. 4. Berikan makanan yang bervariasi menurut dietnya untuk merangsang nafsu makan. Rasional : Agar klien dapat termotivasi dan merangsang nafsu makan. 5. Berikan makanan dalam porsi kecil namun sering. Rasional : Untuk mengurangi perasaan dan memenuhi kebutuhan makanan bagi klien. 6. Berikan cairan intravena sesuai indikasi. Rasional : Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi sampai masukan oral. 7. Tambahan asupan protein, trigliserida rantai sedang. Rasional : Proyein tambahan membantu perbaikan dan penyembuhan jaringan, trigliserida rantai sedang meningkatkan absorbsi lemak dan vitamin larut dalam lemak untuk mencegah masalah malabsorbsi. 16
  • 17. 8. Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian obat anti emetik. Rasional : Sebagai terapi untuk menghambat rangsangan mual dan muntah. 3 Intoleransi aktivitas Mampu melakukan 1. Tingkatkan tirah baring/duduk. berhubungan dengan peningkatan toleransi Berikan lingkungan tenang, batasi absorbsi nutrisi aktivitas. pengunjung sesuai keerluan. berkurang ditandai Rasional : dengan : Meningkatkan istrahat dan DS : ketenangan , menyediakan energi Klien merasa lemah yang digunakan untuk penyembuhan DO : 2. Ubah posisi dengan sering Klien tidak mampu Rasional : melakukan aktivitas, Meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan. 3. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, contoh relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi, berikan aktivitas hiburan yang tepat. Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan koping. 4. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri pada daerah epigastrium. 17
  • 18. Rasional : Menunjukan kurangnya resolusi penyakit, memerlukan istrahat lanjut, mengganti program terapi. 4 Ansietas Menunjukan rileks dan 1. Kaji rasa cemas klien behubungan dengan laporan ansietas Rasional : perubahan status menurun dengan Sebagai data awal untuk mengetahui kesehatan , ditandai kriteria: tingkat kecemasan klien. dengan perasaan - Klen mengerti tentang 2. Beri kesempatan pada klien takut dan gelisah. penyakit. mengungkapkan rasa cemasnya. - Klien tidak takut dan gelisah. Rasional : Agar dapat mengetahui penyebab cemas yang dialami serta mengurangi beban psikologis klien. 3. Jelaskan pada klien tentang diet yang bisa dijalankan setelah sembuh. Rasional : Klien dapat mematuhi diet serta menghindari kambuh penyakitnya kembali. 4. Jelaskan pada klien tantang prosedur pengobatan/perawatan yang akan dilakukan dan dianjurkan kooperatif didalamnya. Rasional : Dapat memahami dan menerima segala tindakan yang dilakukan untuk proses penyembuhan penyakit. 5. Berikan motivasi pada klien tentang kesembuhannya. Rasional : 18
  • 19. Klien dan keluarga optimis atas penyembuhan penyakit klien dan mematuhi segala anjuran yang diberikan. 5 Kurang pengetahuan Memahami keadaan 1. Tentukan persepsi klien tantang berhubungan dengan penyakit dan kurang informasi melakukan perubahan tantang penyakit, pola hidup dalam Rasional : ditandai dengan mengurangi penyakit. Membuat pengetahuan dasar dan penyebab gastritis. permintaan memberikan beberapa kesadaran yang informasi dan konstruktif pada individu. pernyataan masalah 2. Kaji ulang informasi tantang penyebab/efek hubungan pola hidup, dan cara menurunkan resiko. Dorong untuk bertanya. Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan informasi /keputusan tentang masa depan dan kontrol masalah kesehatan. 3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi hubungan masukan makanan dan pencetus hilangnya nyeri epigastrik, termasuk menghindari iritan gaster. Rasional : Zat-zat iritan gaster; kafein, rokok merangsang keasaman lambung. Individu dapat menemukan bahwa makanan/minuman tertentu 19
  • 20. meningkatkan sekresi lambung dan nyeri. 4. Anjurkan makan sedikit tapi sering/makanan kecil, mengunyah makanan dengan perlahan dan menhindari makan banyak. Rasional : Sering makan mempertahankan netralisasi HCL, melarutkan isi lambung pada kerja minimal asam mukosa lambung. Makan sedikit mencegah distensi gaster yang berlebihan. 5. Dukung penggunaan teknik penanganan stres, hindari stres emosi. Rasional : Menurunkan rangsangan eksentrik HCL. 20
  • 21. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Hal ini merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan swasirna; merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Beberapa penyebab dari gastritis akut antara lain:Pemakaian sering obat-obatan NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)seperti aspirin yang tanpa pelindungselaput enterik, Peminum alkohol, Perokok berat,Keracunan makanan (enterotoksin) Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin, alkohol, merokok, kafein lada, steroid, Infeksi H. pylori. Beberapa diagnosa keperawatan yang diangkat dari gastitis akut antara lain: - Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, ditandai dengan klien merasa nyeri dan nampak gelisah. - Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat, ditandai dengan mual dan muntah. - Intoleransi aktifitas berhubungan dengan absorbsi nutrisi berkurang, ditandai dengan kelemahan otot. - Ansietas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan perasaan takut pasien dan gelisah. - Kurang pengetahuan berhubungan dengan tak mengenal informasi tentang kondisi, ditandai dengan takut yang berlebihan. Hasil yang diharapkan dalam penanganan klien gastritis antara lain : - Melaporkan nyeri berkurang. - Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan. - Volume cairan tubuh tetap terjaga - Tanda-tanda vital dalam batas normal 21
  • 22. - Menghindarii makanan yang mengiritasi atau yang mengandung alkohol. B. Saran Adapun saran yang dapat diangkat dari asuhan keperawatan gastritis tersebut antara lain: 1. Klien dengan keluhan gastritis sebaiknya ditangani dengan serius agar tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut. 2. Saat melakukan pengkajian harus jeli terhadap masalah yang ditemukan sehingga diagnosa yang diangkat tepat. 3. Pesien dan keluarga pasien hendaknya menghindari makanan atau minuman yang dapat memperparah keasaman lambung yang memperburuk penyakit. 22
  • 23. 23