SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan yang
sangat penting. Metode dalam kegiatan pengajaran sangat bervariasi, pemilihannya
disesuaikan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Seorang guru tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik bila tidak dapat menguasai satu atau beberapa
metode mengajar.Untuk pencapaian tujuan pengajaran, maka pemilihan metode dalam
mengajar harus tepat. Dengan demikian diharapkan kegiatan pengajaran dapat
berlangsung secara baik dan bernilai guna. Dalam proses mengajar, seorang pendidik
tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode mengajar, akan tetapi harus
menggunakan beberapa metode mengajar yang digunakan secara bervariasi agar
pengajaran tidak membosankan. Meski penggunaan metode bervariasi, tidak akan
menguntungkan proses interaksi belajar mengajar bila penggunaan metode tidak tepat
dengan situasi pengajaran yang mendukungnya. Disinilah dituntut kompetensi guru
dalam pemilihan metode pengajaran yang tepat. Oleh karena itu pemilihan dan
penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan, bila guru
mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Dalam makalah ini,
penulis akan membahas metode laboratorium dan metode permainan dalam
pengajaran matematika.
1.2 Permasalahan
Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut diatas, dalam makalah
ini penulis ingin memaparkan tentang metode laboratorium dan bermain dalam
rumusan masalah sebagai berikut :
2
1. Apa itu metode belajar laboratorium?
2. Apa tujuan dan manfaat metode belajar laboratorium?
3. Bagaimana proses pembelajaran dalam metode belajar laboratorium?
4. Apa kelebihan dan kekurangan metode belajar laboratorium?
5. Apa pengertian metode belajar bermain?
6. Apa tujuan dan manfaat metode belajar bermain?
7. Bagaimana langkah-langkah metode belajar bermain?
8. Apa kelebihan dan kekurangan metode belajar bermain?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui:
1. Pengertian metode belajar laboratorium dan bermain
2. Tujuan dan manfaat metode belajar laboratorium dan bermain
3. Bagaimana langkah metode belajar laboratorium dan bermain
4. Kelebihan metode belajar laboratorium dan bermain
5. Kekurangan metode belajar laboratorium dan bermain
3
BAB II
KONSEP - KONSEP
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka,
adapun teknik yang digunakan yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku sesuai
judul makalah ini kemudian mempelajarinya , serta mencari sumber di internet, atau
sumber lain yang terpercaya untuk mendapatkan data dalam pembuatan makalah ini.
4
BAB III
ANALISA
1. Pengertian Metode Belajar Laboratorium
Laboratorium adalah sarana pembelajaran untuk melakukan pengukuran,
penetapan, dan pengujian yang dilakukan dalam “praktek pembelajaran” (praktikum)
ataupun penelitian ilmiah. . Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Di dalam institusi pendidikan, laboratorium merupakan kelengkapan fasilitas
pembelajaran yang tidak boleh diabaikan. Dari kegiatan di laboratorium, yang lebih
dikenal sebagai praktikum, para pembelajar memperoleh tambahan wawasan dan
keyakinan akan teori-teori ilmiah yang telah diperolehnya, baik melalui pembelajaran
kelas, diskusi, maupun aktivitas mandiri. Dengan bekerja di laboratorium maka para
pembelajar akan membangun pengetahuannya secara nyata, yang dapat dihayati
dengan penggunaan berbagai alat canggih dan panca-indera.
Pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan,
karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi
pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif,
dan psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium.
2. Tujuan dan Manfaat Metode Belajar Laboratorium
Dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran di laboratorium, maka pembelajaran di laboratorium sangat efektif
untuk mencapai tiga ranah secara bersama-sama, sebagai berikut:
5
Ketrampilan kognitif yang tinggi
 Berlatih agar dapat memahami teori
 Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintregasikan
 Berlatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan nyata
Ketrampilan afektif
 Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
 Belajar bekerja sama
 Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya
Ketrampilan psikomotor
 Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan
 Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
Tujuan Instruksional Pembelajaran Di Laboratorium
TAHAP KEGIATAN TUJUAN INSTRUKSIONAL
PROBLEMA
1. Mengenali  Mengenali suatu masalah (tugas)
 memperkirakan formulasi masalah
 menyelesaikan masalah
 membayangkan relevansi problema
di bidangnya
2. Analisis  Menentukan hubungan antara
berbagai aspek
 Menentukan aspek pokok
 Menghubungkan problema dengan
teori dan prinsip
3. Formulasi  Menyusun problema dalam bentuk
soal dan pertanyaan yang masing-
masing ada jawabannya, hal ini
6
dapat membantu memformulasikan
pemecahan
4. Kriteria  Menentukan kriteria untuk suatu
problema
INFORMASI
1. Mengumpulkan  Mengetahui di mana dapat dicari
 Memperkirakan relevansinya·
 Mencari bahan bacaan
 Memperoleh input dari percobaan
yang kasar
2. Menganalisis  Menilai keterandalan dan relevansi
untuk suatu problema
3. Mengarahkan  Menilai apakah memberi
penjelasan tentang problema
 Menurunkan model teoritik dan
menghubungkan dengan problema.
HIPOTESIS
1. Menyusun  Menilai apakah hipotesis atau fakta
 Menyusun hipotesis yang dapat
diuji
2. Menyeleksi  Memilih yang berguna dan yang
dapat diuji dalam waktu tertentu
dengan peralatan yang ada
3. Kriteria  Menentukan apakah hasil
percobaan cukup utuk
membuktikan kebenaran hipotesis
 Menurunkan kriteria untuk
percobaan
PERCOBAAN
1. Rencana  Menyusun percobaan yang dapat
membuktikan kebenaran hipotesis
 Memperkirakan apakah kriteria (C-
3) dipenuhi
 Memperkirakan keterbatasan alat-
alat, alat ukur, dan ketrampilan
 Membuat rencana kerja yang
lengkap
 Memperbaiki ketrampilan bila
perlu
 Merencanakan percobaan untuk
mengontrol hasil percobaan
7
2. Mengerjakan  Mengerjakan rencana
 Memakai peralatan
 Mengukur dengan ketelitian yang
dikehendaki
 Mencatat data/ pikiran secara
sistematis
3. Statistik  Menyusun data secara logis
 Membagi data sesuai dengan
relevansi
 Memperkirakan keterandalan/
keseksamaan
 Memakai metode statistic untuk
menghitung keterandalan
 Mengektrapolasi/intrapolasi data,
dan memperkirakan apakah
diperbolehkan
 Membandingkan dengan informasi
yang lain
 Menilai hasil sementara secara
kritis
4. Optimalisasi  Atas dasar evaluasi menyusun
rencana kerja yang lebih baik untuk
membuktikan kebenaran hipotesis
KESIMPULAN
1. Hipotesis  Membedakan relevansi yang
kebetulan dan yang sebabakibat.
 Menentukan apakah ada cukup data
 Melihat hubungan-hubungan yang
ada
 Merumuskan kesimpulan tentang
hipotesis-hipotesis
2. Problema  Menilai kesimpulan terhadap
kriteria, teori-teori
 Bila penilaian itu negative bersedia
mengulang prosedur
 Mencari alasan bila ada kesimpulan
kurang menentu
LAPORAN
1. Catatan  Mencatat semua pikiran yang
berhubungan dengan aktivitas pada
tahapan lain
2. Laporan  Melaporkan metode dan prosedur,
data dan interpretasi
8
a. Supaya kebenaran dapat dibuktikan
dan dikontrol
b. Supaya dengan mudah pokok
permasalahan dapat dimengerti
c. Supaya pembaca dapat melihat
guna atau manfaat.
3. Proses Pembelajaran dalam Metode Belajar Laboratorium
Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses pembelajaran
melalui pendekatan pengalaman, karenanya para guru/ instruktur perlu memberi
bimbingan kepada siswa dalam melakukan praktikum agar siswa dapat
mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian
untuk menemukan sesuatu.
Para guru/instruktur di laboratorium perlu memperhatikan perbedaan antara
belajar untuk menghafal dan belajar untuk memahami serta perbedaan posisi pada
rangkaian kesatuan pembelajaran di laboratrorium. Contohnya, symbol dan rumus
kimia bisa dipelajari dengan cara dihafal atau difahami, bisa juga diajarkan dengan
cara lain yaitu melalui resep, percobaan, atau tugas problema (Yorke, 1981).
Prinsip dasar pembelajaran di laboratorium adalah siswa belajar sendiri dan
saling belajar dengan siswa lain dalam tim. Meskipun secara prinsip dalam
pembelajaran di laboratorium siswa belajar dengan cara mereka sendiri, tetapi guru
menyediakan percobaan, tugas, instruksi, dan petunjuk pelaksanaan. Agar bisa
melakukan tugas tersebut, guru perlu memiliki ketrampilan seperti yang dinyatakan
pada Tabel.
Ketrampilan Guru Dan Kegunaannya Dalam Pembelajaran Di Laboratorium
No. Ketrampilan Guru Kegunaan
1 Memperagakan dan Menjelaskan Menumbuhkan dan mempertahankan
9
ketertarikan siswa
2 Bertanya, mendengar, dan Merespon Melatih teknisi dan asisten
3
Mengarahkan dan memberi umpan
balik
Membantu siswa dalam Belajar
4
Menyiapkan sebuah rangkaian
pembelajaran di laboratorium dan
segala aktivitasnya
Memfasilitasi
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Belajar Laboratorium
A. Kelebihan Metode Pembelajaran Laboratorium
 Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.
 Menumbuhkembangkan kemampuan psikomotorik.
 Membiasakan siswa dengan peralatan/instrumen dan perlengkapan praktikum.
 Membiasakan siswa merancang dan mengkonstruksi peralatan percobaan.
 Meningkatkan keahlian/ketrampilan pengamatan.
 Meningkatkan keahlian/ketrampilan dalam mengumpulkan dan interpretasi data.
 Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil percobaan.
 Mendorong kemandirian berfikir.
 Mendorong inisiatif, semangat berusaha, dan pemberdayaan akal.
 Mananamkan kemampuan mengukur secara tepat dan seksama
 Menumbuhkembangkan kepercayaan/keyakinan pada kemampuan diri.
 Menumbuhkembangkan kecerdikan/keahlian.
 Memperkuat keyakinan akan kebenaran teori-teoari.
 Menanamkan kemampuan merancang percobaan dan menafsirkan data yang
diperoleh.
 Melatih penulisan laporan teknik.
 Memuaskan keingintahuan peserta didik.
10
 Menumbuhkembangkan sikap ilmiah dan pemahaman tentang metologi ilmiah/
rekayasa melalui penyelidikan eksperimental.
B. Kekurangan Metode Pembelajaran Laboratorium
 Sering kali praktikum di laboratorium menjadi sebuah kebiasaan karena siswa
mengikuti petunjuk rutin dan tidak menggunakan kemampuan berpikirnya.
 Sering kali ada anggapan bahwa proses pembelajaran terjadi dengan sendirinya jika
siswa diberi informasi. Hal ini tidak benar, karena pemahaman secara tuntas dalam
proses pembelajaran diperlukan beberapa faktor antara lain; waktu untuk belajar,
pemikiran, keseriusan, komitmen, dan ekplorasi aktif siswa untuk memperoleh
pengalaman tersebut. Oleh sebab itu praktikum di laboratorium yang didominasi
dengan instruksi oleh guru/instruktur akan menyebabkan sedikitnya jumlah siswa
yang mau mengembangkan komitmen, pemikiran, dan eksplorasi aktifnya
(Ramsden,1992).
 Potensi pembelajaran di laboratorium sangat tergantung pada program yang disusun
(konsep kunci), tetapi tingkat pemahaman dalam pembelajaran praktikum sering kali
terbatas pada pembelajaran di bagian luar di mana ilmu pengetahuan ditempatkan di
dalam unit isolasi dan tidak terhubung dengan pembelajaran ilmu yang lainnya.
 Bekal pengetahuan awal (pre-requisite knowledge) sebelum melakukan praktikum
adalah penting oleh karena itu bekal ilmu pengetahuan sebelumnya yang tidak cukup
menyebabkan siswa sulit mengikuti proses pembelajaran praktikum di laboratorium.
Bila siswa baru saat masuk universitas memiliki pengertian yang keliru tentang
fenomena ilmiah dan tidak mau menanggalkan pola pikir lama mereka, serta secara
kaku mengikuti tata cara pembelajaran yang terstruktur, maka hal ini cenderung
menambah kelangsungan ketidakesfisiensian pembelajaran di laboratorium. Oleh
11
karena itu kebebasan untuk merancang percobaan dan “menemukan” ilmu
pengetahuan baru di laboratorium menjadi menurun.
5. Pengertian Metode Bermain
Metode bermain adalah metode yang menerapkan permainan atau mainan
tertentu sebagai wahana pembelajaran siswa1
. Bermain adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil
akhir. Piaget menjelaskan bahwa bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekadar
untuk kesenangan fungsional. Sedangkan menurut Bettelheim, kegiatan bermain
adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain
sendiri dan tidak ada hasil akhir2
.
Pembelajaran dengan metode bermain adalah pembelajaran dengan cara
seolah–olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang
suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga
akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu
lama.
Metode permainan dalam pembelajaran matematika adalah cara untuk
menyampaikan pelajaran matematika dengan sarana bermain. Metode permainan
dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat
langsung dalam pembelajaran dan membuat siswa merasa senang terhadap
matematika.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode permainan adalah metode
1
Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Play Group dan Taman Kanak-Kanak (Yoyakarta:Diva Press, 2009), hlm.
253.
2
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, hlm. 320.
12
mengajar dimana cara penyajian materi dengan permainan. Sehingga dengan
permainan tanpa disadari oleh anak/peserta didik bahwa mereka telah disuguhi
pelajaran matematika. Selain itu, untuk lebih merangsang minat anak-anak belajar
matematika adalah dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang mudah
dimengerti, sehingga mereka lebih mudah belajar dan menerima penjelasan dari
pendidiknya maupun dari orang tuanya. Metode permainan (games), terkenal dengan
berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer).
Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses
belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga
dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan
antusiasme.
6. Manfaat dan Tujuan Metode Belajar Bermain
a. Agar peserta didik senang dalam mengerjakan suatu bahan pelajaran yang
dipelajari.
b. Agar peserta didik terdorong dan menaruh minat untuk mempelajari materi
secara sukarela.
c. Adanya suatu semangat bertanding dalam suatu permainan dan berusaha untuk
menjadi pemenang dan dapat mendorong anak peserta didik untuk
memusatkan perhatian pada permainan yang dihadapinya.
d. Jika peserta didik terlibat pada kegiatan dan keaktifan sendiri, akan betul-betul
memahami dan mengerti.
e. Ketegangan-ketegangan dalam pikiran peserta didik setelah belajar dapat
berkurang.
f. Agar peserta didik dapat memanfaatkan waktu yang luang.
13
7. Langkah-langkah Metode Belajar Bermain
Berikut adalah langkah-langkah metode belajar bermain
1) Tahap Persiapan
a. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
b. Guru menjelaskan manfaat dari permainan yang akan dilakukan.
c. Menentukan macam kegiatan bermain
d. Menentukan ruang dan tempat bermain.
e. Mempersiapkan bahan, alat atau media yang digunakan dalam bermain.
2) Tahap pelaksanaan
Dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu :
a. Tahap Pembukaan. Pada tahap ini guru memberikan kepada murid apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya.
b. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap ini para murid memainkan permainan yang sudah
ditentukan dengan mengikuti rambu-rambu yang telah ditentukan pula.
c. Tahap Penutupan. Pada tahap ini guru memberikan reward kepada murid-murid yang
telah melakukan permainan dengan baik dan benar. Selain memberi reward guru
memberikan arahan kepada anak yang belum baik dan benar dalam bermain dan
menyuruh mengulangi lagi sampai bisa melakukan dengan baik dan benar.
8. Kelebihan dan Kekurangan Metode Belajar Bermain
Kelebihan Metode Bermain
a. Merangsang perkembangan motorik siswa, karena dalam bermain membutuhkan
gerakan-gerakan dan kekreatifan.
14
b. Merangsang perkembangan berfikir siswa, karena dalam bermain membutuhkan
pemecahan masalah bagaiman melakukan permainan itu dengan baik dan benar.
c. Melatih kemandirian siswa dalam melakukan sesuatu secara mandiri tidak
menggantungkan diri pada orang lain.
d. Melatih kedisiplinan siswa, karena dalam permainan ada aturan-aturan yang harus
ditaati dan dilaksanakan.
e. Siswa lebih semangat dalam belajar, karena bermain sambil belajar adalah konsep
belajar yang menyenangkan bagi kebanyakan siswa.
Kekurangan Metode Bermain
a. Membutuhkan biaya yang lebih, karena dalam metode bermain membutuhkan alat
atau media yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.
b. Membutuhkan ruang atau tempat yang khusus sesuai dengan tipe permainan yang
dilakukan.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Metode pembelajaran pada pembelajaran yang dilakukan saat ini sudah
semakin banyak yang telah dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan sumber
daya manusia dari masa ke masa. Begitu banyak metode yang ada dalam
pembelajaran saat ini, diantaranya metode belajar laboratorium dan metode belajar
bermainan. Metode belajar laboratorium adalah salah satu proses pembelajaran
melalui pendekatan pengalaman, karenanya para guru/ instruktur perlu memberi
bimbingan kepada siswa dalam melakukan praktikum agar siswa dapat
mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian
untuk menemukan sesuatu. Pada metode ini, prinsip dasarnya adalah siswa belajar
sendiri dan saling belajar dengan siswa lain dalam tim. Meskipun secara prinsip
dalam pembelajaran di laboratorium siswa belajar dengan cara mereka sendiri, tetapi
guru menyediakan percobaan, tugas, instruksi, dan petunjuk pelaksanaan.. Sedangkan
metode bermainan adalah metode mengajar dimana cara penyajian materi dengan
permainan. Guru dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan materi melalui suatu
permainan. Sehingga dengan permainan tanpa disadari oleh anak/ peserta didik bahwa
mereka telah disuguhi pelajaran matematika. Jadi guru dapat memilih metode mana
yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Sehinnga tujuan umum dari
pendidikan dapat tercapai.
16
4.2 Saran
Jangan cepat puas dengan apa yang kita telah lakukan
Selalu bersyukur kepada Allah SWT dengan kenikmatan yang telah diberikan kepada
umatnya.
17
Daftar Pustaka
Dwiyanto, Djoko.2005. Pembelajaran Di Laboratorium. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain pembelajaran paud. Yogyakarta : Ar-ruzz
media.
http://www.google.co.id/

More Related Content

What's hot (18)

Mengenal Pasti Fokus Kajian
Mengenal Pasti Fokus KajianMengenal Pasti Fokus Kajian
Mengenal Pasti Fokus Kajian
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
Laporan pkp ipa
 
Tugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptkTugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptk
 
Ptk hamim
Ptk hamimPtk hamim
Ptk hamim
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Rangkuman ptk 1 3
Rangkuman ptk 1 3Rangkuman ptk 1 3
Rangkuman ptk 1 3
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Ppt rangkuman paket
Ppt rangkuman paketPpt rangkuman paket
Ppt rangkuman paket
 
Ppt resume buku ptk
Ppt resume buku ptkPpt resume buku ptk
Ppt resume buku ptk
 
Ppt rangkuman paket
Ppt rangkuman paketPpt rangkuman paket
Ppt rangkuman paket
 
Lampiran 11 20
Lampiran 11 20Lampiran 11 20
Lampiran 11 20
 
Pedoman implementasi metode scl mo 2013
Pedoman implementasi metode scl mo 2013Pedoman implementasi metode scl mo 2013
Pedoman implementasi metode scl mo 2013
 
Ptk pls
Ptk plsPtk pls
Ptk pls
 
Design research
Design researchDesign research
Design research
 
Bab ii rangkum
Bab ii rangkumBab ii rangkum
Bab ii rangkum
 
Perencanaan PTK, Penyusunan Proposal dan Pelaksanaan PTK
Perencanaan PTK, Penyusunan Proposal dan Pelaksanaan PTKPerencanaan PTK, Penyusunan Proposal dan Pelaksanaan PTK
Perencanaan PTK, Penyusunan Proposal dan Pelaksanaan PTK
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Resume buku ptk
Resume buku ptkResume buku ptk
Resume buku ptk
 

Similar to metode bermain dan lab

Penelitian tindakan kelas (viii)
Penelitian tindakan kelas (viii)Penelitian tindakan kelas (viii)
Penelitian tindakan kelas (viii)Ibenk Hallen
 
Pembuatan program kerja laboratorium
Pembuatan program kerja  laboratoriumPembuatan program kerja  laboratorium
Pembuatan program kerja laboratoriumDzikriani Yugi
 
2. Sistematika Pengembangan PTK.pdf
2. Sistematika Pengembangan PTK.pdf2. Sistematika Pengembangan PTK.pdf
2. Sistematika Pengembangan PTK.pdfAndik Ika Puspita
 
Modul ajar k3 lh
Modul ajar k3 lhModul ajar k3 lh
Modul ajar k3 lhmrsbatar
 
10 ALAT BANTU (PENDEKATAN, MODEL, METODA).pptx
10 ALAT BANTU (PENDEKATAN, MODEL, METODA).pptx10 ALAT BANTU (PENDEKATAN, MODEL, METODA).pptx
10 ALAT BANTU (PENDEKATAN, MODEL, METODA).pptxBudimanSetiawan5
 
Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses PembelajaranMetode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses PembelajaranSansanikhs
 
Ulasan Buku
Ulasan BukuUlasan Buku
Ulasan Bukumyzara
 
Tugasan Kelas Model Kajian Tindakan Dan Konsep
Tugasan Kelas Model Kajian Tindakan Dan KonsepTugasan Kelas Model Kajian Tindakan Dan Konsep
Tugasan Kelas Model Kajian Tindakan Dan Konsepmalingall
 
Pendekatan Proses IPA-Kimia
Pendekatan Proses IPA-KimiaPendekatan Proses IPA-Kimia
Pendekatan Proses IPA-Kimiaevafadil
 
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.pptetiernawati20
 
Kaedah pengajaran presentation
Kaedah pengajaran presentationKaedah pengajaran presentation
Kaedah pengajaran presentationSiti Norijah Muda
 
Materi kuliah ptk
Materi kuliah ptkMateri kuliah ptk
Materi kuliah ptkfadlum
 

Similar to metode bermain dan lab (20)

Penelitian tindakan kelas (viii)
Penelitian tindakan kelas (viii)Penelitian tindakan kelas (viii)
Penelitian tindakan kelas (viii)
 
Praktikum
PraktikumPraktikum
Praktikum
 
ptk.ppt
ptk.pptptk.ppt
ptk.ppt
 
Pembuatan program kerja laboratorium
Pembuatan program kerja  laboratoriumPembuatan program kerja  laboratorium
Pembuatan program kerja laboratorium
 
2. Sistematika Pengembangan PTK.pdf
2. Sistematika Pengembangan PTK.pdf2. Sistematika Pengembangan PTK.pdf
2. Sistematika Pengembangan PTK.pdf
 
MODUL 1.docx
MODUL 1.docxMODUL 1.docx
MODUL 1.docx
 
materi PTK.pdf
materi PTK.pdfmateri PTK.pdf
materi PTK.pdf
 
Modul ajar k3 lh
Modul ajar k3 lhModul ajar k3 lh
Modul ajar k3 lh
 
Laporan inovatif
Laporan inovatifLaporan inovatif
Laporan inovatif
 
Powerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetakPowerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetak
 
10 ALAT BANTU (PENDEKATAN, MODEL, METODA).pptx
10 ALAT BANTU (PENDEKATAN, MODEL, METODA).pptx10 ALAT BANTU (PENDEKATAN, MODEL, METODA).pptx
10 ALAT BANTU (PENDEKATAN, MODEL, METODA).pptx
 
Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses PembelajaranMetode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
Laporan pkp ipa
 
Langkah ptk
Langkah ptkLangkah ptk
Langkah ptk
 
Ulasan Buku
Ulasan BukuUlasan Buku
Ulasan Buku
 
Tugasan Kelas Model Kajian Tindakan Dan Konsep
Tugasan Kelas Model Kajian Tindakan Dan KonsepTugasan Kelas Model Kajian Tindakan Dan Konsep
Tugasan Kelas Model Kajian Tindakan Dan Konsep
 
Pendekatan Proses IPA-Kimia
Pendekatan Proses IPA-KimiaPendekatan Proses IPA-Kimia
Pendekatan Proses IPA-Kimia
 
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
 
Kaedah pengajaran presentation
Kaedah pengajaran presentationKaedah pengajaran presentation
Kaedah pengajaran presentation
 
Materi kuliah ptk
Materi kuliah ptkMateri kuliah ptk
Materi kuliah ptk
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

metode bermain dan lab

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan yang sangat penting. Metode dalam kegiatan pengajaran sangat bervariasi, pemilihannya disesuaikan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila tidak dapat menguasai satu atau beberapa metode mengajar.Untuk pencapaian tujuan pengajaran, maka pemilihan metode dalam mengajar harus tepat. Dengan demikian diharapkan kegiatan pengajaran dapat berlangsung secara baik dan bernilai guna. Dalam proses mengajar, seorang pendidik tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode mengajar, akan tetapi harus menggunakan beberapa metode mengajar yang digunakan secara bervariasi agar pengajaran tidak membosankan. Meski penggunaan metode bervariasi, tidak akan menguntungkan proses interaksi belajar mengajar bila penggunaan metode tidak tepat dengan situasi pengajaran yang mendukungnya. Disinilah dituntut kompetensi guru dalam pemilihan metode pengajaran yang tepat. Oleh karena itu pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan, bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Dalam makalah ini, penulis akan membahas metode laboratorium dan metode permainan dalam pengajaran matematika. 1.2 Permasalahan Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut diatas, dalam makalah ini penulis ingin memaparkan tentang metode laboratorium dan bermain dalam rumusan masalah sebagai berikut :
  • 2. 2 1. Apa itu metode belajar laboratorium? 2. Apa tujuan dan manfaat metode belajar laboratorium? 3. Bagaimana proses pembelajaran dalam metode belajar laboratorium? 4. Apa kelebihan dan kekurangan metode belajar laboratorium? 5. Apa pengertian metode belajar bermain? 6. Apa tujuan dan manfaat metode belajar bermain? 7. Bagaimana langkah-langkah metode belajar bermain? 8. Apa kelebihan dan kekurangan metode belajar bermain? 1.3 Tujuan Makalah Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui: 1. Pengertian metode belajar laboratorium dan bermain 2. Tujuan dan manfaat metode belajar laboratorium dan bermain 3. Bagaimana langkah metode belajar laboratorium dan bermain 4. Kelebihan metode belajar laboratorium dan bermain 5. Kekurangan metode belajar laboratorium dan bermain
  • 3. 3 BAB II KONSEP - KONSEP Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka, adapun teknik yang digunakan yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku sesuai judul makalah ini kemudian mempelajarinya , serta mencari sumber di internet, atau sumber lain yang terpercaya untuk mendapatkan data dalam pembuatan makalah ini.
  • 4. 4 BAB III ANALISA 1. Pengertian Metode Belajar Laboratorium Laboratorium adalah sarana pembelajaran untuk melakukan pengukuran, penetapan, dan pengujian yang dilakukan dalam “praktek pembelajaran” (praktikum) ataupun penelitian ilmiah. . Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Di dalam institusi pendidikan, laboratorium merupakan kelengkapan fasilitas pembelajaran yang tidak boleh diabaikan. Dari kegiatan di laboratorium, yang lebih dikenal sebagai praktikum, para pembelajar memperoleh tambahan wawasan dan keyakinan akan teori-teori ilmiah yang telah diperolehnya, baik melalui pembelajaran kelas, diskusi, maupun aktivitas mandiri. Dengan bekerja di laboratorium maka para pembelajar akan membangun pengetahuannya secara nyata, yang dapat dihayati dengan penggunaan berbagai alat canggih dan panca-indera. Pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif, dan psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium. 2. Tujuan dan Manfaat Metode Belajar Laboratorium Dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran di laboratorium, maka pembelajaran di laboratorium sangat efektif untuk mencapai tiga ranah secara bersama-sama, sebagai berikut:
  • 5. 5 Ketrampilan kognitif yang tinggi  Berlatih agar dapat memahami teori  Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintregasikan  Berlatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan nyata Ketrampilan afektif  Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri  Belajar bekerja sama  Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya Ketrampilan psikomotor  Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan  Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu Tujuan Instruksional Pembelajaran Di Laboratorium TAHAP KEGIATAN TUJUAN INSTRUKSIONAL PROBLEMA 1. Mengenali  Mengenali suatu masalah (tugas)  memperkirakan formulasi masalah  menyelesaikan masalah  membayangkan relevansi problema di bidangnya 2. Analisis  Menentukan hubungan antara berbagai aspek  Menentukan aspek pokok  Menghubungkan problema dengan teori dan prinsip 3. Formulasi  Menyusun problema dalam bentuk soal dan pertanyaan yang masing- masing ada jawabannya, hal ini
  • 6. 6 dapat membantu memformulasikan pemecahan 4. Kriteria  Menentukan kriteria untuk suatu problema INFORMASI 1. Mengumpulkan  Mengetahui di mana dapat dicari  Memperkirakan relevansinya·  Mencari bahan bacaan  Memperoleh input dari percobaan yang kasar 2. Menganalisis  Menilai keterandalan dan relevansi untuk suatu problema 3. Mengarahkan  Menilai apakah memberi penjelasan tentang problema  Menurunkan model teoritik dan menghubungkan dengan problema. HIPOTESIS 1. Menyusun  Menilai apakah hipotesis atau fakta  Menyusun hipotesis yang dapat diuji 2. Menyeleksi  Memilih yang berguna dan yang dapat diuji dalam waktu tertentu dengan peralatan yang ada 3. Kriteria  Menentukan apakah hasil percobaan cukup utuk membuktikan kebenaran hipotesis  Menurunkan kriteria untuk percobaan PERCOBAAN 1. Rencana  Menyusun percobaan yang dapat membuktikan kebenaran hipotesis  Memperkirakan apakah kriteria (C- 3) dipenuhi  Memperkirakan keterbatasan alat- alat, alat ukur, dan ketrampilan  Membuat rencana kerja yang lengkap  Memperbaiki ketrampilan bila perlu  Merencanakan percobaan untuk mengontrol hasil percobaan
  • 7. 7 2. Mengerjakan  Mengerjakan rencana  Memakai peralatan  Mengukur dengan ketelitian yang dikehendaki  Mencatat data/ pikiran secara sistematis 3. Statistik  Menyusun data secara logis  Membagi data sesuai dengan relevansi  Memperkirakan keterandalan/ keseksamaan  Memakai metode statistic untuk menghitung keterandalan  Mengektrapolasi/intrapolasi data, dan memperkirakan apakah diperbolehkan  Membandingkan dengan informasi yang lain  Menilai hasil sementara secara kritis 4. Optimalisasi  Atas dasar evaluasi menyusun rencana kerja yang lebih baik untuk membuktikan kebenaran hipotesis KESIMPULAN 1. Hipotesis  Membedakan relevansi yang kebetulan dan yang sebabakibat.  Menentukan apakah ada cukup data  Melihat hubungan-hubungan yang ada  Merumuskan kesimpulan tentang hipotesis-hipotesis 2. Problema  Menilai kesimpulan terhadap kriteria, teori-teori  Bila penilaian itu negative bersedia mengulang prosedur  Mencari alasan bila ada kesimpulan kurang menentu LAPORAN 1. Catatan  Mencatat semua pikiran yang berhubungan dengan aktivitas pada tahapan lain 2. Laporan  Melaporkan metode dan prosedur, data dan interpretasi
  • 8. 8 a. Supaya kebenaran dapat dibuktikan dan dikontrol b. Supaya dengan mudah pokok permasalahan dapat dimengerti c. Supaya pembaca dapat melihat guna atau manfaat. 3. Proses Pembelajaran dalam Metode Belajar Laboratorium Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses pembelajaran melalui pendekatan pengalaman, karenanya para guru/ instruktur perlu memberi bimbingan kepada siswa dalam melakukan praktikum agar siswa dapat mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian untuk menemukan sesuatu. Para guru/instruktur di laboratorium perlu memperhatikan perbedaan antara belajar untuk menghafal dan belajar untuk memahami serta perbedaan posisi pada rangkaian kesatuan pembelajaran di laboratrorium. Contohnya, symbol dan rumus kimia bisa dipelajari dengan cara dihafal atau difahami, bisa juga diajarkan dengan cara lain yaitu melalui resep, percobaan, atau tugas problema (Yorke, 1981). Prinsip dasar pembelajaran di laboratorium adalah siswa belajar sendiri dan saling belajar dengan siswa lain dalam tim. Meskipun secara prinsip dalam pembelajaran di laboratorium siswa belajar dengan cara mereka sendiri, tetapi guru menyediakan percobaan, tugas, instruksi, dan petunjuk pelaksanaan. Agar bisa melakukan tugas tersebut, guru perlu memiliki ketrampilan seperti yang dinyatakan pada Tabel. Ketrampilan Guru Dan Kegunaannya Dalam Pembelajaran Di Laboratorium No. Ketrampilan Guru Kegunaan 1 Memperagakan dan Menjelaskan Menumbuhkan dan mempertahankan
  • 9. 9 ketertarikan siswa 2 Bertanya, mendengar, dan Merespon Melatih teknisi dan asisten 3 Mengarahkan dan memberi umpan balik Membantu siswa dalam Belajar 4 Menyiapkan sebuah rangkaian pembelajaran di laboratorium dan segala aktivitasnya Memfasilitasi 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Belajar Laboratorium A. Kelebihan Metode Pembelajaran Laboratorium  Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.  Menumbuhkembangkan kemampuan psikomotorik.  Membiasakan siswa dengan peralatan/instrumen dan perlengkapan praktikum.  Membiasakan siswa merancang dan mengkonstruksi peralatan percobaan.  Meningkatkan keahlian/ketrampilan pengamatan.  Meningkatkan keahlian/ketrampilan dalam mengumpulkan dan interpretasi data.  Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil percobaan.  Mendorong kemandirian berfikir.  Mendorong inisiatif, semangat berusaha, dan pemberdayaan akal.  Mananamkan kemampuan mengukur secara tepat dan seksama  Menumbuhkembangkan kepercayaan/keyakinan pada kemampuan diri.  Menumbuhkembangkan kecerdikan/keahlian.  Memperkuat keyakinan akan kebenaran teori-teoari.  Menanamkan kemampuan merancang percobaan dan menafsirkan data yang diperoleh.  Melatih penulisan laporan teknik.  Memuaskan keingintahuan peserta didik.
  • 10. 10  Menumbuhkembangkan sikap ilmiah dan pemahaman tentang metologi ilmiah/ rekayasa melalui penyelidikan eksperimental. B. Kekurangan Metode Pembelajaran Laboratorium  Sering kali praktikum di laboratorium menjadi sebuah kebiasaan karena siswa mengikuti petunjuk rutin dan tidak menggunakan kemampuan berpikirnya.  Sering kali ada anggapan bahwa proses pembelajaran terjadi dengan sendirinya jika siswa diberi informasi. Hal ini tidak benar, karena pemahaman secara tuntas dalam proses pembelajaran diperlukan beberapa faktor antara lain; waktu untuk belajar, pemikiran, keseriusan, komitmen, dan ekplorasi aktif siswa untuk memperoleh pengalaman tersebut. Oleh sebab itu praktikum di laboratorium yang didominasi dengan instruksi oleh guru/instruktur akan menyebabkan sedikitnya jumlah siswa yang mau mengembangkan komitmen, pemikiran, dan eksplorasi aktifnya (Ramsden,1992).  Potensi pembelajaran di laboratorium sangat tergantung pada program yang disusun (konsep kunci), tetapi tingkat pemahaman dalam pembelajaran praktikum sering kali terbatas pada pembelajaran di bagian luar di mana ilmu pengetahuan ditempatkan di dalam unit isolasi dan tidak terhubung dengan pembelajaran ilmu yang lainnya.  Bekal pengetahuan awal (pre-requisite knowledge) sebelum melakukan praktikum adalah penting oleh karena itu bekal ilmu pengetahuan sebelumnya yang tidak cukup menyebabkan siswa sulit mengikuti proses pembelajaran praktikum di laboratorium. Bila siswa baru saat masuk universitas memiliki pengertian yang keliru tentang fenomena ilmiah dan tidak mau menanggalkan pola pikir lama mereka, serta secara kaku mengikuti tata cara pembelajaran yang terstruktur, maka hal ini cenderung menambah kelangsungan ketidakesfisiensian pembelajaran di laboratorium. Oleh
  • 11. 11 karena itu kebebasan untuk merancang percobaan dan “menemukan” ilmu pengetahuan baru di laboratorium menjadi menurun. 5. Pengertian Metode Bermain Metode bermain adalah metode yang menerapkan permainan atau mainan tertentu sebagai wahana pembelajaran siswa1 . Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Piaget menjelaskan bahwa bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekadar untuk kesenangan fungsional. Sedangkan menurut Bettelheim, kegiatan bermain adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir2 . Pembelajaran dengan metode bermain adalah pembelajaran dengan cara seolah–olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama. Metode permainan dalam pembelajaran matematika adalah cara untuk menyampaikan pelajaran matematika dengan sarana bermain. Metode permainan dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran dan membuat siswa merasa senang terhadap matematika. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode permainan adalah metode 1 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Play Group dan Taman Kanak-Kanak (Yoyakarta:Diva Press, 2009), hlm. 253. 2 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, hlm. 320.
  • 12. 12 mengajar dimana cara penyajian materi dengan permainan. Sehingga dengan permainan tanpa disadari oleh anak/peserta didik bahwa mereka telah disuguhi pelajaran matematika. Selain itu, untuk lebih merangsang minat anak-anak belajar matematika adalah dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti, sehingga mereka lebih mudah belajar dan menerima penjelasan dari pendidiknya maupun dari orang tuanya. Metode permainan (games), terkenal dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. 6. Manfaat dan Tujuan Metode Belajar Bermain a. Agar peserta didik senang dalam mengerjakan suatu bahan pelajaran yang dipelajari. b. Agar peserta didik terdorong dan menaruh minat untuk mempelajari materi secara sukarela. c. Adanya suatu semangat bertanding dalam suatu permainan dan berusaha untuk menjadi pemenang dan dapat mendorong anak peserta didik untuk memusatkan perhatian pada permainan yang dihadapinya. d. Jika peserta didik terlibat pada kegiatan dan keaktifan sendiri, akan betul-betul memahami dan mengerti. e. Ketegangan-ketegangan dalam pikiran peserta didik setelah belajar dapat berkurang. f. Agar peserta didik dapat memanfaatkan waktu yang luang.
  • 13. 13 7. Langkah-langkah Metode Belajar Bermain Berikut adalah langkah-langkah metode belajar bermain 1) Tahap Persiapan a. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai. b. Guru menjelaskan manfaat dari permainan yang akan dilakukan. c. Menentukan macam kegiatan bermain d. Menentukan ruang dan tempat bermain. e. Mempersiapkan bahan, alat atau media yang digunakan dalam bermain. 2) Tahap pelaksanaan Dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu : a. Tahap Pembukaan. Pada tahap ini guru memberikan kepada murid apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. b. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap ini para murid memainkan permainan yang sudah ditentukan dengan mengikuti rambu-rambu yang telah ditentukan pula. c. Tahap Penutupan. Pada tahap ini guru memberikan reward kepada murid-murid yang telah melakukan permainan dengan baik dan benar. Selain memberi reward guru memberikan arahan kepada anak yang belum baik dan benar dalam bermain dan menyuruh mengulangi lagi sampai bisa melakukan dengan baik dan benar. 8. Kelebihan dan Kekurangan Metode Belajar Bermain Kelebihan Metode Bermain a. Merangsang perkembangan motorik siswa, karena dalam bermain membutuhkan gerakan-gerakan dan kekreatifan.
  • 14. 14 b. Merangsang perkembangan berfikir siswa, karena dalam bermain membutuhkan pemecahan masalah bagaiman melakukan permainan itu dengan baik dan benar. c. Melatih kemandirian siswa dalam melakukan sesuatu secara mandiri tidak menggantungkan diri pada orang lain. d. Melatih kedisiplinan siswa, karena dalam permainan ada aturan-aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan. e. Siswa lebih semangat dalam belajar, karena bermain sambil belajar adalah konsep belajar yang menyenangkan bagi kebanyakan siswa. Kekurangan Metode Bermain a. Membutuhkan biaya yang lebih, karena dalam metode bermain membutuhkan alat atau media yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. b. Membutuhkan ruang atau tempat yang khusus sesuai dengan tipe permainan yang dilakukan.
  • 15. 15 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Metode pembelajaran pada pembelajaran yang dilakukan saat ini sudah semakin banyak yang telah dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan sumber daya manusia dari masa ke masa. Begitu banyak metode yang ada dalam pembelajaran saat ini, diantaranya metode belajar laboratorium dan metode belajar bermainan. Metode belajar laboratorium adalah salah satu proses pembelajaran melalui pendekatan pengalaman, karenanya para guru/ instruktur perlu memberi bimbingan kepada siswa dalam melakukan praktikum agar siswa dapat mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian untuk menemukan sesuatu. Pada metode ini, prinsip dasarnya adalah siswa belajar sendiri dan saling belajar dengan siswa lain dalam tim. Meskipun secara prinsip dalam pembelajaran di laboratorium siswa belajar dengan cara mereka sendiri, tetapi guru menyediakan percobaan, tugas, instruksi, dan petunjuk pelaksanaan.. Sedangkan metode bermainan adalah metode mengajar dimana cara penyajian materi dengan permainan. Guru dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan materi melalui suatu permainan. Sehingga dengan permainan tanpa disadari oleh anak/ peserta didik bahwa mereka telah disuguhi pelajaran matematika. Jadi guru dapat memilih metode mana yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Sehinnga tujuan umum dari pendidikan dapat tercapai.
  • 16. 16 4.2 Saran Jangan cepat puas dengan apa yang kita telah lakukan Selalu bersyukur kepada Allah SWT dengan kenikmatan yang telah diberikan kepada umatnya.
  • 17. 17 Daftar Pustaka Dwiyanto, Djoko.2005. Pembelajaran Di Laboratorium. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain pembelajaran paud. Yogyakarta : Ar-ruzz media. http://www.google.co.id/