1. miens.blogspot.com
Bisnis Kok Coba-Coba?
Saya teringat pernah membaca sebuah artikel tentang penggunaan kata "coba" atau "try".
Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa kata-kata "coba" merupakan kata ajaib yang kalau
kita gunakan akan membuat kita merasa akan melakukan suatu action, dan pada sisi yang lain
akan membuat kita menjadi punya excuses (alasan-alasan) kalau-kalau kita gagal
melakukannya.Dalam bisnis, misalnya kita mengatakan "Oke, saya akan COBA buka usaha
voucher".
Maka kita akan merasa sudah mulai melakukan tindakan untuk mencapai tujuan kita menjadi
pengusaha voucher. Tapi bahayanya, kalimat tersebut memberikan instruksi kepada otak
bawah sadar kita bahwa kita tidak akan berhasil membuka usaha voucher, lha wong coba-coba
ini! Saat kita mulai membukan usaha voucher, otak kita sudah mempersiapkan excuse / alasan
untuk gagal. "Paling tidak saya sudah MENCOBA".Dalam artikel tersebut, penulis membuat
percobaaan dengan menjatuhkan bolpen, kemudian meminta partnernya untuk MENCOBA
mengambil bolpen tersebut.
Setelah bolpen diambil, penulis mengatakan "Tidak, saya tidak meminta anda untukmengambil
bolpen, saya hanya minta anda untuk MENCOBA mengambil bolpennya". Dan bolpen kembali
dijatuhkan. Partnernya kembali menunduk dan tangannya mengambil bolpennya. Dan kembali
diingatkan untuk tidak mengambilnya tapi hanya MENCOBA untuk mengambilnya.Percobaan
tersebut diulang sampai beberapa kali, sampai partnernya paham bahwa untuk MENCOBA
adalah sama saja untuk TIDAK BERHASIL.
Begitu si partner berhasil mengambil bolpen artinya dia tidak lagi mencoba, tapi sudah benar-
benar mengambilnya dan berhasil (bukan 'mencoba' namanya).Demikian juga dalam bisnis,
begitu kita membuka lapak dan berjualan voucher, maka kita bukan lagi MENCOBA, tapi sudah
benar-benar berbisnis. Sama seperti sinyal digital hanya 0 dan 1, tidak adamencoba "0" atau
mencoba "1". Yang ada hanya "action" dan "not action", bukan "try to action" dan "try not to
action". Memang dengan menggunakan kata MENCOBA akan membuat kita nyaman, karena itu
tadi, kita sudah mempersiapkan alasan untuk gagal sebelum kita memulai. Nah, moral
ceritanya, kalau kita sudah niat untuk berbisnis hindari kata-kata "coba".
Karena otak kita akan memproses kata "coba" tadi secara berbeda, tidak seperti yang kita
maksudkan saat kitamengucapkannya. Otak kita memproses sinyal "coba" tidak sama seperti
proses logika bahasa. Secara tata bahasa memang logis menggunakan kata 'coba', tapi otak
tidak bisa memproses gambaran 'coba' tadi. Yang terjadi malah membuat gambaran
gagalnya.Kalau kita sudah niat berbisnis, mulailah buat blue print dalam otak kita dengan
gambaran-gambaran action yang berhasil, tidak perlu memperbesar gambaran-gambaran
gagal berikut alasan-alasannya dengan mengucapkan kata-kata MENCOBA. Bisnis koq coba-
coba.Salam
FUNtastic & Merdeka!
Fuad Muftie