Dokumen tersebut membahas program proteksi dan keselamatan radiasi untuk kegiatan radiologi diagnostik dan intervensional di Rumah Sakit Hapsah Bone. Program tersebut mencakup penyelenggara keselamatan radiasi, pembagian daerah kerja, pemantauan paparan radiasi, perlengkapan proteksi radiasi, dan program jaminan mutu proteksi dan keselamatan radiasi.
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
Program Proteksi Radiasi
1. PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI UNTUK KEGIATAN
RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL PESAWAT SINAR-X
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
PETUGAS PROTEKSI RADIASI (PPR)
RS. HAPSAH
BONE
2016
2. I. PENDAHULUAN
Pemeriksaan diagnostik radiologi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan kita sehari-hari, terutama didalam penatalaksanaan klinis patient di dalam
pelayanan kesehatan. Sejak ditemukannya sinar X oleh Roentgen pada tahun 1895 dan
kemudian diproduksinya peralatan radiografi pertama untuk penggunaan diagnostik klinis,
prinsip dasar dari radiografi tidak mengalami perubahan sama sekali, yaitu memproduksi
suatu gambar pada film reseptor dengan sumber radiasi dari suatu berkas sinar-X yang
mengalami absorbsi dan attenuasi ketika melalui berbagai organ atau bagian pada tubuh.
Perkembangan teknologi radiologi telah memberikan banyak sumbangan tidak hanya
dalam perluasan wawasan ilmu dan kemampuan diagnostik radiologi, akan tetapi juga dalam
proteksi radiasi pada pasien-pasien yang mengharuskan pemberian radiasi kepada pasen
serendah mungkin sesuai dengan kebutuhan klinis merupakan aspek penting dalam
pelayanan diagnostik radiologi yang perlu mendapat perhatian secara kontinu. Karena
selama radiasi sinar-x menembus bahan/materi terjadi tumbukan foton dengan atom-atom
bahan yang akan menimbulkan ionisasi didalam bahan tersebut, oleh karena sinar-x
merupakan radiasi pengion, kejadian inilah yang memungkinkan timbulnya efek radiasi
terhadap tubuh, baik yang bersifat non stokastik , stokastik maupun efek genetik. Dengan
demikian diperlukan upaya yang terus menerus untuk melakukan kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam medan radiasi pengion melalui tindakan proteksi radiasi, baik berupa
kegiatan survey radiasi, personal monitoring, Jaminan Kualitas radiodiagnostik. Ketaatan
terhadap Prosedur kerja dengan radiasi, Standar pelayanan radiografi, Standar Prosedur
pemeriksaan radiografi semua perangkat tersebut untuk meminimalkan tingkat paparan
3. radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi, pasien maupun lingkungan dimana pesawat
radiasi pengion dioperasikan.
II. PENYELENGGARA KESELAMATAN RADIASI
Penguasa Instalasi Radiasi mempunyai tanggung jawab tertinggi terhadap
keselamatan personil dan anggota masyarakat yang mungkin berada di dekat Instalasi
dibawah pengawasannya. Namun demikian semua pekerja harus turut bertanggung jawab
sehingga kecelakaan tidak terjadi akibat kelalaianya. Dengan demikian maka Proteksi
Radiasi yang baik tergantung pada organisasi proteksi radiasi yang efisien dan efektif.
Tanggung jawab, kewajiban serta wewenang tiap unsur dalam organisasi proteksi radiasi
harus dinyatakan secara jelas.
4. A. Tanggung Jawab
A.1. Tanggung Jawab Pemegang Izin
1. Mewujudkan tujuan Keselamatan Radiasi sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah ini
2. Menyusun, mengembangkan, melaksanakan, dan mendokumentasikan program
Proteksi dan Keselamatan Radiasi, yang dibuat berdasarkan sifat dan risiko untuk
setiap pelaksanaan Pemanfaatan Tenaga Nuklir
3. Membentuk dan menetapkan pengelola Keselamatan Radiasi di dalam fasilitas
atau instalasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
4. Menentukan tindakan dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan memastikan bahwa sumber daya
tersebut memadai dan tindakan yang diambil dapat dilaksanakan dengan benar;
5. Meninjau ulang setiap tindakan dan sumber daya secara berkala dan
berkesinambungan untuk memastikan tujuan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dapat dicapai
6. Mengidentifikasi setiap kegagalan dan kelemahan dalam tindakan dan sumber
daya yang diperlukan untuk mewujudkan Keselamatan Radiasi, serta mengambil
langkah perbaikan dan pencegahan terhadap terulangnya keadaan tersebut;
5. 7. Membuat prosedur untuk memudahkan konsultasi dan kerja sama antar semua
pihak yang terkait dengan Keselamatan Radiasi; dan
8. Membuat dan memelihara Rekaman yang terkait dengan Keselamatan Radiasi.
.A.2. Kewajiban Pemegang Izin
1. Penanggung jawab Keselamatan Radiasi wajib mewujudkan Budaya Keselamatan
pada setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir dengan cara :
a. Membuat standar operasi prosedur dan kebijakan yang menempatkan Proteksi
dan Keselamatan Radiasi pada prioritas tertinggi;
b. Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi
Proteksi dan Keselamatan Radiasi sesuai dengan tingkat potensi bahaya;
c. Mengidentifikasi secara jelas tanggung jawab setiap personil atas Proteksi
dan Keselamatan Radiasi;
d. Menetapkan kewenangan yang jelas masing-masing personil dalam setiap
pelaksanaan Proteksi dan Keselamatan Radiasi;
e. Membangun jejaring komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi,
untuk menghasilkan arus informasi yang tepat mengenai Proteksi dan
Keselamatan Radiasi; dan
f. Menetapkan kualifikasi dan pelatihan yang memadai untuk setiap personil.
6. 2. Pemegang Izin wajib menyelenggarakan pemantauan kesehatan untuk seluruh
Pekerja Radiasi yang dilakukan seccara berkala dalam 1 kali setahun.
3. Pemegang Izin harus menyimpan dan memelihara hasil pemantauan kesehatan
pekerja dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) tahun terhitung sejak tanggal
pemberhentian pekerja yang bersangkutan
4. Pemegang Izin wajib menyediakan untuk memberikan konsultasi dan informasi
yang lengkap mengenai bahaya radiasi kepada pekerja
5. Pemegang Izin wajib melakukan penatalaksanaan pekerja yang mendapatkan
Paparan Radiasi berlebih melalui pemeriksaan kesehatan dan tindak lanjut,
konseling, dan kajian terhadap Dosis yang diterima.
6. Pemegang Izin bertanggung jawab menanggung biaya pemantauan kesehatan
7. Pemegang Izin wajib menyediakan personil yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi sesuai dengan jenis Pemanfaatan Tenaga Nuklir
8. Pemegang Izin wajib meningkatkan kemampuan personil yang bekerja di fasilitas
atau instalasi melalui pendidikan dan pelatihan
9. Pemegang Izin wajib membuat Rekaman terjadinya Paparan Radiasi yang
mengakibatkan terjadinya Dosis yang melebihi Nilai Batas Dosis dan melaporkan
segera secara lisan kepada BAPETEN
7. B. Pihak Terkait
B.1. Petugas Proteksi Radiasi (PPR)
a. Petugas Proteksi Radiasi adalah
Petugas yang ditunjuk oleh pemegang izin dan oleh BAPETEN dinyatakan
mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan proteksi radiasi
b. Tanggung Jawab Petugas Proteksi Radiasi
PPR mempunyai kewajiban membantu PIA dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dibidang proteksi radiasi. Oleh karena itu PPR perlu diberi
wewenang untuk :
a. Memberikan instruksi teknis dan administratif kepada pekerja radiasi yang
berkaitan dengan keselamatan radiasi.
b. Mengambil tindakan untuk menjamin agar tingkat penyinaran serendah
mungkin dan menjamin pelaksanaan pengelolaan limbah radioaktif sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas ini PPR perlu
melaksanakan pemonitoran radiasi dan tindakan proteksi radiasi.
c. Mencegah :
Kehadiran orang yang tidak berkepentingan di daerah
pengendalian.·
8. Zat radioaktif jatuh ke tangan orang yang tidak berhak·
Perubahan terhadap sesuatu, sehingga dapat menimbulkan
kecelakaan radiasi.
d. Menyelenggarakan dokumentasi yang berhubungan dengan proteksi
radiasi, misalnya menyiapkan kartu dosis pekerja radiasi dll.
e. Memberi penjelasan dan menyediakan perlengkapan proteksi radiasi yang
memadai kepada pengunjung atau tamu bila diperlukan.
B.2. Pekerja Radiasi
a. Pekerja Radiasi adalah
Setiap orang yang bekerja di instalasi nuklir atau instalasi radiasi pengion
yang diperkirakan menerima dosis tahunan melebihi dosis untuk masyarakat
umum
b. Tanggung Jawab dan Kewajiban Pekerja Radiasi
Pekerja radiasi ikut bertanggung jawab terhadap keselamatan radiasi di
daerah kerjanya. Oleh karena itu pekerja radiasi wajib :
a. Memahami dan melaksanakan semua ketentuan keselamatan kerja radiasi.
b. Memanfaatkan peralatan keselamatan radiasi yang tersedia, bekerja
dangan hati-hati dan bekerja dengan aman baik untuk melindungi dirinya
9. sendiri maupun pekerja lain, melaporkan setiap kejadian kecelakaan
bagaimanapun kecilnya dan gangguan kesehatan yang diduga akibat
penyinaran lebih atau masuknya zat radioaktif kedalam tubuhnya kepada
PPR.
III. Personil
No Nama Kualifikasi Jenis pelatihan
1. Fatmawati, Amd. Rad Radiografer Petugas Proteksi Padiasi
(PPR)
2. Aslindah, Amd. Rad Radiografer -
10. IV. Pembagian Daerah Kerja
A. Ruangan CT-Scan
a. Deskripsi Fasilitas
b. Deskripsi Pesawat Sinar – X
Nama pesawat : CT - Scan
Merk : GE
Type/Model : 46-274891G1
No. Seri : 105994B18
Kapasitas tersedia : 140 kV; 200 mA
Hasil Pengukuran paparan radiasi
11. kVp-set 120 mA-set 160 s 1.0
Ruang Penyinaran
Lokasi Pengukuran Dinding Paparan
Posisi Nama Ruangan Material
Tebal
Dinding
(cm)
(uGy/jam)
Panjang : 6.90 m Kanan
R. Pemerisaan
USG & Taman Bata Plesteran
25
0
Lebar : 3.92 m Kiri KoridorLuar Bata Plesteran
25
0
Tinggi : 2.95 m Depan R. OperatorCT Kaca Pb
-
0
Belakang KoridorR. Perawatan Bata Plesteran
25
0
Atas R. Perawatan Beton
-
0
Bawah Lantai Keramik
-
-
B. Ruangan Pesawat Radiografi Umum
a. Deskripsi Fasilitas
12. b. Deskripsi Pesawat Sinar – X
Nama pesawat : Radiorafi Umum
Merk : Toshiba
Type/Model : E7239
No. Seri : 5J1046
Kapasitas tersedia : 125 kV; 300 mA
Hasil Pengukuran paparan radiasi
kVp-set 70 mA-set 100 s-set 0.500
Ukuran Lokasi Pengukuran Dinding Paparan
Nilai LolosUjiRuang Penyinaran
Posisi Nama Ruangan Material
Tebal
(cm)
(uGy/jam)
Panjang
: 5.08 m Kanan R.Operator Bata Plesteran 25 0
NBD Pekerja
Radiasi
(≤ 2.5
µSv/jam)
Lebar
: 3.20 m Kiri R. Poli syaraf Bata Plesteran 25 0
Tinggi
: 2.95 m Depan Koridorradiologi Bata Plesteran 25 0
Belakang R. Poli bedah Bata Plesteran 25 0 NBD Masy.
Umum
(≤ 0.25
µSv/jam)
Atas R. Perawatan Beton - 0
Bawah Lantai Lantai - -
13. V. PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DI DAERAH KERJA
A. Metode Pemantauan Paparan
Pemantauan paparan radiasi untuk daerah kerja dilakukan 1 (satu) kali setahun melalui
pengujian pesawat sinar-X oleh BPFK Makassar, sedangkan untuk pemantauan dosis
perorangan bagi personil dilakukan 1 (satu) kali dalam tiga bulan dengan
menggunakan TLD dan dievaluasi oleh BPFK makassar.
B. Perlengkapan Proteksi Radiasi
a. Peralatan Pemantau Paparan Radiasi : Survey Meter
b. Peralatan Pemantau Dosis perorangan : TLD
c. Peralatan Proteksi Radiasi
Perisai Radiasi Fix masing-masing ruangan
Apron
VI. PROGRAM JAMINAN MUTU PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI
A. Pelaksanaan Proteksi dan keselamatan Radiasi
Program Proteksi Radiasi disusun berdasarkan standart-standart keselamatan radiasi
yang diterbitkan oleh IRCP. ICRP menyusun kategori penyinaran berdasarkan :
14. 1. Penyinaran berdasarkan kategori pekerja radiasi. Kategori ini meliputi aspek
pekerja radiasi dewasa kelompok pekerja radiasi hamil dan non hamil. Program
yang kami susun adalah sebgai berikut :
2. Penyinaran untuk masyarakat umum
Masyarakat umum juga perlu dilindungi dari bahaya radiasi pengion. Berikut
programnya
No Jenis Kegiatan Sasaran
1 Setiap pintu ruang pemeriksaan harus ada lampu
tanda radiasi dan stiker awas radiasi
PPR
2 Masyarakat yang membantu pemeriksaan pasien
harus menggunakan baju proteksi radiasi seperti
Apron
Petugas Radiasi
3. Setiap ruangan radiologi sebaiknya dibuat daerah
pemetaan radiasi
PPR
4. Setiap konstruksi ruangan baru untuk instalasi
radiasi harus dipastikan aman dari radiasi
Kepala Ruangan
Radiologi
No. Jenis Kegiatan Sasaran
1 Setiap pekerja radiasi mempunyai personal
monitoring dan selalu dipergunakan tiap bertugas
Semua pekerja radiasi
2 Setiap pekerja radiasi mempunyai kartu dosis
sebagai pencatan dosis yang diterima tiap bulan
Semua pekerja radiasi
3 Setiap pekerja radiasi melakukan check kesehatan
tiap tahun (setahun sekali)
Semua pekerja radiasi
4 Pekerja radiasi yang dinyatakan positif hamil
sebaiknya di bertugas di daerah non radiasi seperti
loket administrasi, ruang USG atau MRI
Pekerja radiasi hamil
15. 3. Penyinaran untuk pasien
No Jenis Kegiatan Sasaran
1. Setiap penyinaran radiasi ke pasien harus
diusahakan seminimal mungkin tanpa ada
pengulangan.
Petugas Radiasi
2. Peralatan radiologi harus terkalibrasi dan
dilakukan perawatan serutin mungkin
Kepala Ruangan
radiologi
3. Pemeriksaan radiologi harus atas indikasi yang
jelas dan atas perintah dokter
Dokter konsulen
4. Melakukan pemeriksan radiologi atas norma-
norma keselamatan radiasi
Petugas radiasi.
B. Pelaksanaan Audit dan Penyimpanan Rekaman
Dalam pelaksanan ini dibuat bebrapa rekaman yand berisi rentang :
1. Hasil pemeriksaan kesehatan
2. Kartu Dosis
3. Prosedur pengoperasian pesawat sinar – X
4. Daftar tabel Expose
5. Perawatan dan perbaikan terhadap alat
VII. RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT (KEJADIAN
ABNORMAL)
Tidakan utama yang harus dilakukan dalam penanggulangan kecelakaan radiasi
dengan pesawat sinar – X adalah :
16. 1. Matikan aliran listrik
2. Hunbungi PPR
3. Identifikasi personil yang potensial terkena paparan
4. Lakukan survey radiasi untuk memastikan pesawat sudah tidak dialiri
listrik
5. Catat kondisi kecelakaan secara detail, seperti posisi dan arah berkas
6. Beri tanda pada pesawat sinar – X yang mengalami kegagalan atau
kerukan.
Personil yang bertanggungjawab untuk mengambil tindakan penanggulan adalah
Petugas Proteksi Radiasi (PPR) dan melaporkan ke BAPETEN