SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
HUKUM KEDUA
TERMODINAMIKA
Arah Proses Termodinamik
• Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami
  seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel
  process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan
  pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya.
  Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu
  tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

• Proses reversibel adalah proses termodinamik yang
  dapat berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah sistem
  yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu
  mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika
  antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses
  reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan
  (quasi equilibrium process).
Tiga pernyataan bagi
Hukum Kedua Termodinamika
– Kalor tidak mengalir secara spontan dari dingin ke
  panas
                 (sebaliknya: dapat spontan?)
– Tidak ada mesin yang dapat mengubah kalor menjadi
  usaha secara utuh
                 (sebaliknya: dapat spontan?)
– Setiap sistem terisolasi condong menjadi acak
   (sistem terbuka: dapat menumbuhkan
                                     keteraturan?)
Kalor tidak akan mengalir spontan dari
           benda dingin ke benda panas
          [Rudolf Clausius (1822 – 1888)]

• Pada taraf molekular:
  – Molekul yang bergerak lebih cepat,
          akan menyebarkan energinya
                kepada lingkungannya

• Pada taraf makroskopik:
  – Perlu pasokan energi / usaha, untuk
    mendinginkan sebuah benda
Anda tidak dapat membuat mesin yang sekedar
      mengubah kalor menjadi usaha sepenuhnya
     [Kelvin (1824 – 1907) & Planck (1858 – 1947)]


• Efisiensi mesin tidak dapat 100%
• Diperlukan tandon panas dan tandon
  dingin
• Tandon panas menjadi sumber energi
• Perlu membuang kalor pada suhu yang
  lebih rendah, ke tandon dingin
• Biasanya tandon suhu terendah =
  atmosfer
Hukum II Termodinamika
• Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat secara
  spontan dari suhu rendah ke suhu tinggi (Clausius)
• Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses
  irreversible jika tidak terjadi proses lainnya (Thomson-Kelvin-Planck)
• Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil
  energi dari suatu sumber suhu tinggi kemudian membuangnya ke
  sumber panas tersebut untuk menghasilkan kerja abadi
  (Ketidakmungkinan mesin abadi)
• Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang
  menghasilkan daya paling ideal. Mesin ideal memiliki efisiensi
  maksimum yang mungkin dicapai secara teoritis
MESIN KALOR
•    Sebuah mesin kalor adalah sesuatu alat yang
     menggunakan kalor/panas untuk melakukan
     usaha/kerja.

•    Mesin kalor memiliki tiga ciri utama:

1.   Kalor dikirimkan ke mesin pada temperatur yang relatif
     tinggi dari suatu tempat yang disebut reservoar panas.

2. Sebagian dari kalor input digunakan untuk melakukan
    kerja oleh working substance dari mesin, yaitu material
    dalam mesin yang secara aktual melakukan kerja
    (e.g., campuran bensin-udara dalam mesin mobil).
3. Sisa dari kalor input heat dibuang pada temperatur
     yang lebih rendah dari temperatur input ke suatu
     tempat yang disebut reservoar dingin.
Skema Mesin Kalor


         Gambar ini melukiskan skema
         mesin kalor.
        QH menyatakan besarnya input
         kalor, dan subscript H
         menyatakan hot reservoir.
        QC menyatakan besarnya kalor
         yang dibuang, dan subscript C
         merepresentasikan cold
         reservoir.
        W merepresentasikan kerja yang
         dilakukan.
Ketika sebuah sistem
melakukan proses siklus
maka tidak terjadi
perubahan energi dalam
pada sistem. Dari hukum
I termodinamika:
U  Q  W
0  Q W
Q W

Q  QH  QC  QH  QC

 W  Q  QH  QC
 W  QH  QC
Mesin Kalor ….
• Untuk menghasilkan efisiensi yang tinggi,
  sebuah mesin kalor harus menghasilkan jumlah
  kerja yang besar dan kalor input yang kecil.
  Karenanya, efisiensi, e, dari suatu mesin kalor
  didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja
  yang dilakukan oleh mesin W dengan kalor input
  QH:
                Kerja yg dilakukan W
             e                            (1)
                   Input panas      QH

• Jika kalor input semuanya dikonversikan menjadi
  kerja, maka mesin akan mempunyai efisiensi
  1.00, karena W = QH; dikatakan mesin ini
  memiliki efisiensi 100%, idealnya demikian.
  Tetapi hal tersebut tidak mungkin QC tidak sama
  dengan nol
Mesin Kalor
•   Sebuah mesin, harus mengikuti
    prinsip konservasi energi. Sebagian
    dari kalor input QH diubah menjadi
    kerja W, dan sisanya QC dibuang ke
    cold reservoir. Jika tidak ada lagi        W
                                          e
    kehilangan energi dalam mesin, maka        QH
    prinsip konservasi energi:
                   QH = W + QC

              W  QH  QC
                       W
                  e
                       QH

               QH  QC      QC
            e          1
                 QH         QH
Contoh 1: An Automobile Engine
• Sebuah mesin mobil memiliki efisiensi 22.0% dan
  menghasilkan kerja sebesar 2510 J. Hitung jumlah kalor
  yang dibuang oleh mesin itu.

• Solusi

                   W               1      
   QC  QH  W       W  2510 J       1  8900 J
                   e               0.22 
Proses mesin bakar
Pendingin (refrigerator): sebuah mesin kalor yang
beroperasi secara terbalik. Refrigerator menarik
panas dari tempat dingin (di dalam pendingin) dan
melepaskan panas ke tempat yang lebih hangat.
                                     REFRIGERATOR

QH  QC  W  0                            TH

                                      QH
 QH  QC  W
                                                W
QH  QC  W                            QC

                                           TC
QH  QC                                       REFRIGERATOR

                                                                TH
        QH  QC  W
                                                          QH

Persamaan di atas merupakan hubungan nilai-mutlak
   yang berlaku untuk mesin kalor dan pendingin
                                                                          W

Siklus pendingin terbaik adalah yang memindahkan           QC
 Kalor QC terbanyak dari dalam pendingin dengan
         Kerja mekanik W sedikit mungkin                        TC


   QC         Semakin besar rasio ini maka semakin baik pendinginnya
             Rasio ini disebut koefisien kinerja (coeficient of performance)
    W
                       QC         QC
                  K        
                       W        QH  QC
Prinsip Carnot dan Mesin
              Carnot
• Bagaimana membuat mesin kalor beroperasi dengan
  efisiensi maksimum?
• Insinyur Prancis Sadi Carnot (1796–1832) mengusulkan
  bahwa sebuah mesin kalor akan memiliki efisiensi
  maksimum jika proses-proses dalam mesin adalah
  reversibel (dapat balik).
• Suatu proses reversibel adalah suatu keadaan dimana
  kedua sistem dan lingkungannya dapat kembali ke
  keadaan semula, sama persis seperti sebelum terjadinya
  proses.
• Tujuan dari mesin kalor adalah perubahan panas
  menjadi kerja dengan efisiensi sebesar mungkin.
• Selama perpindahan panas dalam mesin carnot tidak
  boleh ada perbedaan suhu yang cukup besar.
Prinsip Carnot dan Mesin
            Carnot…
 Prinsip Carnot : Sebuah alternatif penyataan Hukum
II Termodinamika

Tidak ada mesin ireversibel yang beroperasi antara dua
reservoir pada suhu konstan dapat mempunyai efisiensi
yang lebih besar dari sebuah mesin reversibel yang
beroperasi antara temperatur yang sama. Selanjutnya,
semua mesin reversibel yang beroperasi antara
temperatur yang sama memiliki efisiensi yang sama.
Prinsip Carnot dan Mesin
              Carnot …
Tidak ada mesin nyata         Suatu sifat penting
yang beroperasi secara         dari mesin Carnot
reversibel. Akan tetapi,       adalah bahwa
ide mesin reversibel           semua kalor input
memberikan standard            QH berasal dari
yang berguna untuk             suatu hot reservoir
menilai performansi            pada satu
mesin nyata. Gambar ini        temperatur tunggal
menunjukkan sebuah             TH dan semua kalor
mesin yang disebut,            yang dibuang QC
Mesin Carnot, yang             pergi menuju suatu
secara khusus berguna          cold reservoir pada
sebagai model ideal.           satu temperatur
                               tunggal TC.
Ciri-ciri siklus carnot

• Setiap proses yang melibatkan perpindahan
  panas haruslah isotermal baik pada TH maupun
  pada TC.
• Setiap proses yang mengalami perubahan suhu
  tidak terjadi perpindahan panas (proses
  adiabatik)
• Siklus carnot terdiri dari dua proses isotermal
  reversibel dan dua proses adiabatik reversibel
Application of 2nd law to energy
                conversion systems
                 isothermal
Carnot           expansion
Engine          QH          TA

adiabatic                              W12       adiabatic
compression           a-b                        expansion
               d-a          b-c
               W41                                        W23
                      c-d
                                            isothermal
                                      W34   compression
                 QC              TB
Application of 2nd law to energy
               conversion systems

Carnot           T   1        2       TA
Cycle
  engine
  reversible                          TB
  heat engine             4       3
                                            V
                 T    1       2       TA


   reversible                         TB
   heat pump              4       3
                                            V
Untuk gas ideal energi dalam hanya bergantung pada suhu
    maka pada proses isotermal perubahan energi dalam sama dengan nol

              Q W                                     Dari proses adiabatik


                   Vb                                 1              1              1
                                                                                               TC Vd
                                                                                                         1
 QH  Wab  nRTH ln .........(1)             TH Vb           TC Vc            TH Va
                   Va
                                                 1           1
                    Vd                        Vb       Vc                    Vb   Vc
 QC  Wcd  nRTC ln                               1
                                                        1                    
                    Vc                        Va       Vd                    Va Vd
                   Vc                          QC    TC                      QC  TC
 QC  nRTC ln        .........(2)                                           
                   Vd                          QH    TH                      QH TH
Subtitusikan persamaan 1 dengan persmaan 2

          T  ln (Vc / Vd )                          QC                              TC
   QC
        C                                  e 1                           e 1 
          T  ln (V /V ) ......(3)                   QH                              TH
   QH     H       b     a

                       Hubungan ini memberikan nilai efisiensi maksimum yang
                       mungkin dari suatu mesin kalor yang beroperasi antara TC dan TH
Pendingin carnot
Karena masing-masing langkah dalam siklus carnot
adalah reversibel, maka seluruh siklus dapat dibalik,
hal ini mengubah mesin menjadi pendingin

           QC                         TC
  K                    K carnot
        QH  QC                     TH  TC

        QC / QH
  K
       1  QC / QH
                          Semakin besar perbedaan suhu TH –TC
   QC TC                 semakin kecil harga K dan semakin besar
                       kerja yang diperlukan untuk memindahkan
  QH TH                        jumlah panas yang dibutuhkan
Prinsip Carnot dan Mesin Carnot …
• Untuk mesin Carnot, perbandingan antara kalor yang
  dibuang QC dengan kalor input QH dapa dinyatakan
  dengan persamaan berikut:
                         QC TC
                           
                         QH TH
  dengan TC dan TH dalam kelvins (K).

• Efisiensi mesin Carnot dapat dituliskan sebgai berikut:

                        QC      TC
                 e  1     1
                        QH      TH
  Hubungan ini memberikan nilai efisiensi maksimum yang
  mungkin dari suatu mesin kalor yang beroperasi antara TC
  dan TH
Entropy and the 2nd Law
   Qualitative statements:
Clausius: “It is impossible to convert heat completely to work”
Kelvin – Planck: “It is impossible for any any engine to
transfer heat from a cold source to a hot source without
work being done”

 By analyzing many experiments and processes involving
 transfer of heat, Clausius (ca 1850) uncovers a new
 thermodynamic property, which he names entropy
        - related to the heat exchanged between system
          and surroundings
        - not related to work
        - places 2nd law in quantitative form
Entropi dan Ketidakteraturan
• Redistribusi partikel gas dalam wadah terjadi tanpa
  perubahan energi dalam total sistem, semua susunan
  ekivalen
• Jumlah cara komponen sistem dapat disusun tanpa
  merubah energi sistem terkait erat dengan kuantitas
  entropi (S)
• Entropi adalah ukuran ketidakteraturan sistem
• Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya
  sedikit seperti kristal padat memiliki ketidakteraturan
  yang kecil atau entropi rendah
• Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya
  banyak seperti gas memiliki ketidakteraturan besar atau
  entropi tinggi
• Jika entropi sistem meningkat, komponen sistem
  menjadi semakin tidak teratur, random dan
  energi sistem lebih terdistribusi pada range lebih
  besar Sdisorder > Sorder
• Seperti halnya energi dalam atau entalpi, entropi
  juga fungsi keadaan yaitu hanya tergantung
  pada keadaan awal dan akhir tidak pada
  bagaimana proses terjadinya
  Ssis = Sfinal – Sinitial
• Jika entropi meningkat maka Ssis akan positif,
  sebaliknya jika entropi turun, maka Ssis akan
  negatif
Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika
• Apa yang menentukan arah perubahan spontan?
• Sistem alami cenderung kearah tidak teratur, random,
  distribusi partikel kurang teratur
• Beberapa sistem cenderung lebih tidak teratur (es
  meleleh) tetapi ada juga yang lebih teratur (air
  membeku) secara spontan
• Dengan meninjau sistem dan lingkungan terlihat semua
  proses yang berlangsung dalam arah spontan akan
  meningkatkan entropi total alam semesta (sistem dan
  lingkungan). Ini yang disebut dengan hukum kedua
  termodinamika
• Hukum ini tidak memberikan batasan perubahan entropi
  sistem atau lingkungan, tetapi untuk perubahan spontan
  entropi total sistem dan lingkungan harus positif
  Suniv = Ssis + Ssurr > 0
Application of 2nd law to energy
              conversion systems
          Q A                           QB
 S A                          S B   
           TA                            TB
for a cycle no change in CV so:
                
               QB   QA          
        SG  
              T        0
               B   TA 
                       

 for a reversible process:
            QB   TB
               
            QA   TA

 for an irreversible process:
            QB   TB
               
            QA   TA
Efficiency of a
                  Carnot engine
 apply 1st law for this cycle:
  W  Q A  QB

  then energy conversion efficiency is:
      useful work   W    Q A  QB
                    
       heat input   QA      QA

  for a reversible process:

                   TA  TB      TB
       Carnot             1
                     TA         TA
Efficiency of an irreversible
             engine
                 QB   QA      
          sG    
                            0
                               
                 TB   TA      
for an irreversible process:
          QB   TB
             
          QA   TA

              QB     TB
 irrev   1    1      Carnot
              QA     TA
nd
              2 law -
         other formulations
• Kelvin-Planck statement:
    “continuously operating 1T engine is
                 impossible”


• Clausius statement:
   “a zero-work heat pump is impossible”
Pressure
          thermodynamic = mechanical

                                             Q
           S G
           
                            dS
                                       
          entrop y          change           T
                                             
         generation       in entrop y       entrop y
                            storage         inflow
Gibbs:                                  1st law:
         1      P
 dS       dU    dV               Q   W  dU
         T      T
                                             compression:
                                    W   Pm dV
        PP 
S G        m
                 dV
         T     
SG  0 for a reversible process
P  Pm        for an equilibrium state
Entropy for ideal gasses

• GENERALLY:                   S  Ns (T , P)
• where N is the number of moles


       
• FOR IDEAL(GASSES:u            P 
S  N s T )  R          ln     
                               P 
 P   - Standard Pressure (1atm)
 s  (T )  s (T , P  )
           - Standard Pressure entropy
FOR IDEAL GASSES with Cp,Cv=const:
                      T2         P 
 S 2  S1  N  C p l
                    n     Ru ln  2
                                      
                      T1         P 
                                   1 

            T2           V2 
  N  Cv l
          n      Ru ln     
            T1           V1 
                             
Setiap sistem terisolasi akan makin
                  acak
• Sistem teratur
  – Ada pola yang teratur dan
    dapat diramalkan
    perkembangannya
• Sistem tak teratur
  – Kebanyakan atom-atomnya
    bergerak acak
• Entropi
  – Ukuran bagi taraf keacakan
  – Entropi sistem terisolasi
    hanya dapat tetap, atau
    meningkat
Entropi:
• Diusulkan istilahnya oleh Clausius, “dari kata
  „transformasi‟ dalam bahasa Yunani, dimiripkan dengan
  istilah „energi‟ yang erat kaitannya”.

• Dikukuhkan Ludwig Eduard Boltzmann (1844 – 1906)
  dengan konsep “zat terdiri atas partikel kecil yang
  bergerak acak” dan teori peluang:

  Suatu sistem condong berkembang ke arah keadaan
  yang berpeluang lebih besar;

                   S = kB ln Ω

More Related Content

What's hot

Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
Alen Pepa
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
iwandra doank
 
Bab 7 analisis eksergi
Bab 7 analisis eksergi Bab 7 analisis eksergi
Bab 7 analisis eksergi
Arya Perdana
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1
APRIL
 
Bab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panasBab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panas
Ibnu Hamdun
 

What's hot (20)

Termodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalorTermodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalor
 
Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaThermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
 
Superheater & reheater
Superheater & reheaterSuperheater & reheater
Superheater & reheater
 
Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Bab 7 analisis eksergi
Bab 7 analisis eksergi Bab 7 analisis eksergi
Bab 7 analisis eksergi
 
Siklus carnot
Siklus carnotSiklus carnot
Siklus carnot
 
alat-penukar-panas (Heat Exchanger)
alat-penukar-panas (Heat Exchanger)alat-penukar-panas (Heat Exchanger)
alat-penukar-panas (Heat Exchanger)
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika  I - Siklus TertutupHukum Thermodinamika  I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1
 
Bab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panasBab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panas
 
Ppt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & latenPpt kalor sensibel & laten
Ppt kalor sensibel & laten
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
Pertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.okPertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.ok
 
Sifat termal-bahan
Sifat termal-bahanSifat termal-bahan
Sifat termal-bahan
 

Similar to Hukum kedua-termo

Similar to Hukum kedua-termo (20)

hukum-kedua-termo.ppt
hukum-kedua-termo.ppthukum-kedua-termo.ppt
hukum-kedua-termo.ppt
 
hukum-kedua-termobhhghbhgrdexfvggvgcf.ppt
hukum-kedua-termobhhghbhgrdexfvggvgcf.ppthukum-kedua-termobhhghbhgrdexfvggvgcf.ppt
hukum-kedua-termobhhghbhgrdexfvggvgcf.ppt
 
hukum-kedua-termo.ppt
hukum-kedua-termo.ppthukum-kedua-termo.ppt
hukum-kedua-termo.ppt
 
PERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.ppt
PERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.pptPERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.ppt
PERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.ppt
 
Penerapan hukum i termodinamika
Penerapan hukum i termodinamikaPenerapan hukum i termodinamika
Penerapan hukum i termodinamika
 
Hukum ii termodinamika
Hukum ii termodinamikaHukum ii termodinamika
Hukum ii termodinamika
 
Fisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptx
Fisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptxFisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptx
Fisika - TERMODINAMIKA kelompok sdjdbjasdd.pptx
 
Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)
Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)
Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)
 
Siklus Mesin dan Refrigarator Carnot
Siklus Mesin dan Refrigarator CarnotSiklus Mesin dan Refrigarator Carnot
Siklus Mesin dan Refrigarator Carnot
 
Sejarah fisika 2
Sejarah fisika 2Sejarah fisika 2
Sejarah fisika 2
 
2. TERMODINAMIKA II-.pptx
2. TERMODINAMIKA II-.pptx2. TERMODINAMIKA II-.pptx
2. TERMODINAMIKA II-.pptx
 
Mesin carnot
Mesin carnotMesin carnot
Mesin carnot
 
Sde tm6
Sde tm6Sde tm6
Sde tm6
 
termodinamika
termodinamikatermodinamika
termodinamika
 
Thermo mklh 1
Thermo mklh 1Thermo mklh 1
Thermo mklh 1
 
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA
 
Hukum ii-termodinamika
Hukum ii-termodinamikaHukum ii-termodinamika
Hukum ii-termodinamika
 
Pertemuan siklus rankine ideal
Pertemuan siklus rankine idealPertemuan siklus rankine ideal
Pertemuan siklus rankine ideal
 
2284419
22844192284419
2284419
 
Hukum ii termodinamika
Hukum ii termodinamikaHukum ii termodinamika
Hukum ii termodinamika
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

Hukum kedua-termo

  • 2. Arah Proses Termodinamik • Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. • Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).
  • 3. Tiga pernyataan bagi Hukum Kedua Termodinamika – Kalor tidak mengalir secara spontan dari dingin ke panas (sebaliknya: dapat spontan?) – Tidak ada mesin yang dapat mengubah kalor menjadi usaha secara utuh (sebaliknya: dapat spontan?) – Setiap sistem terisolasi condong menjadi acak (sistem terbuka: dapat menumbuhkan keteraturan?)
  • 4. Kalor tidak akan mengalir spontan dari benda dingin ke benda panas [Rudolf Clausius (1822 – 1888)] • Pada taraf molekular: – Molekul yang bergerak lebih cepat, akan menyebarkan energinya kepada lingkungannya • Pada taraf makroskopik: – Perlu pasokan energi / usaha, untuk mendinginkan sebuah benda
  • 5. Anda tidak dapat membuat mesin yang sekedar mengubah kalor menjadi usaha sepenuhnya [Kelvin (1824 – 1907) & Planck (1858 – 1947)] • Efisiensi mesin tidak dapat 100% • Diperlukan tandon panas dan tandon dingin • Tandon panas menjadi sumber energi • Perlu membuang kalor pada suhu yang lebih rendah, ke tandon dingin • Biasanya tandon suhu terendah = atmosfer
  • 6. Hukum II Termodinamika • Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat secara spontan dari suhu rendah ke suhu tinggi (Clausius) • Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses irreversible jika tidak terjadi proses lainnya (Thomson-Kelvin-Planck) • Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil energi dari suatu sumber suhu tinggi kemudian membuangnya ke sumber panas tersebut untuk menghasilkan kerja abadi (Ketidakmungkinan mesin abadi) • Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang menghasilkan daya paling ideal. Mesin ideal memiliki efisiensi maksimum yang mungkin dicapai secara teoritis
  • 7. MESIN KALOR • Sebuah mesin kalor adalah sesuatu alat yang menggunakan kalor/panas untuk melakukan usaha/kerja. • Mesin kalor memiliki tiga ciri utama: 1. Kalor dikirimkan ke mesin pada temperatur yang relatif tinggi dari suatu tempat yang disebut reservoar panas. 2. Sebagian dari kalor input digunakan untuk melakukan kerja oleh working substance dari mesin, yaitu material dalam mesin yang secara aktual melakukan kerja (e.g., campuran bensin-udara dalam mesin mobil). 3. Sisa dari kalor input heat dibuang pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur input ke suatu tempat yang disebut reservoar dingin.
  • 8. Skema Mesin Kalor Gambar ini melukiskan skema mesin kalor. QH menyatakan besarnya input kalor, dan subscript H menyatakan hot reservoir. QC menyatakan besarnya kalor yang dibuang, dan subscript C merepresentasikan cold reservoir. W merepresentasikan kerja yang dilakukan.
  • 9. Ketika sebuah sistem melakukan proses siklus maka tidak terjadi perubahan energi dalam pada sistem. Dari hukum I termodinamika: U  Q  W 0  Q W Q W Q  QH  QC  QH  QC W  Q  QH  QC W  QH  QC
  • 10. Mesin Kalor …. • Untuk menghasilkan efisiensi yang tinggi, sebuah mesin kalor harus menghasilkan jumlah kerja yang besar dan kalor input yang kecil. Karenanya, efisiensi, e, dari suatu mesin kalor didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja yang dilakukan oleh mesin W dengan kalor input QH: Kerja yg dilakukan W e  (1) Input panas QH • Jika kalor input semuanya dikonversikan menjadi kerja, maka mesin akan mempunyai efisiensi 1.00, karena W = QH; dikatakan mesin ini memiliki efisiensi 100%, idealnya demikian. Tetapi hal tersebut tidak mungkin QC tidak sama dengan nol
  • 11. Mesin Kalor • Sebuah mesin, harus mengikuti prinsip konservasi energi. Sebagian dari kalor input QH diubah menjadi kerja W, dan sisanya QC dibuang ke cold reservoir. Jika tidak ada lagi W e kehilangan energi dalam mesin, maka QH prinsip konservasi energi: QH = W + QC W  QH  QC W e QH QH  QC QC e  1 QH QH
  • 12. Contoh 1: An Automobile Engine • Sebuah mesin mobil memiliki efisiensi 22.0% dan menghasilkan kerja sebesar 2510 J. Hitung jumlah kalor yang dibuang oleh mesin itu. • Solusi W  1  QC  QH  W   W  2510 J   1  8900 J e  0.22 
  • 14. Pendingin (refrigerator): sebuah mesin kalor yang beroperasi secara terbalik. Refrigerator menarik panas dari tempat dingin (di dalam pendingin) dan melepaskan panas ke tempat yang lebih hangat. REFRIGERATOR QH  QC  W  0 TH QH  QH  QC  W W QH  QC  W QC TC
  • 15. QH  QC REFRIGERATOR TH QH  QC  W QH Persamaan di atas merupakan hubungan nilai-mutlak yang berlaku untuk mesin kalor dan pendingin W Siklus pendingin terbaik adalah yang memindahkan QC Kalor QC terbanyak dari dalam pendingin dengan Kerja mekanik W sedikit mungkin TC QC Semakin besar rasio ini maka semakin baik pendinginnya Rasio ini disebut koefisien kinerja (coeficient of performance) W QC QC K  W QH  QC
  • 16. Prinsip Carnot dan Mesin Carnot • Bagaimana membuat mesin kalor beroperasi dengan efisiensi maksimum? • Insinyur Prancis Sadi Carnot (1796–1832) mengusulkan bahwa sebuah mesin kalor akan memiliki efisiensi maksimum jika proses-proses dalam mesin adalah reversibel (dapat balik). • Suatu proses reversibel adalah suatu keadaan dimana kedua sistem dan lingkungannya dapat kembali ke keadaan semula, sama persis seperti sebelum terjadinya proses. • Tujuan dari mesin kalor adalah perubahan panas menjadi kerja dengan efisiensi sebesar mungkin. • Selama perpindahan panas dalam mesin carnot tidak boleh ada perbedaan suhu yang cukup besar.
  • 17. Prinsip Carnot dan Mesin Carnot… Prinsip Carnot : Sebuah alternatif penyataan Hukum II Termodinamika Tidak ada mesin ireversibel yang beroperasi antara dua reservoir pada suhu konstan dapat mempunyai efisiensi yang lebih besar dari sebuah mesin reversibel yang beroperasi antara temperatur yang sama. Selanjutnya, semua mesin reversibel yang beroperasi antara temperatur yang sama memiliki efisiensi yang sama.
  • 18. Prinsip Carnot dan Mesin Carnot … Tidak ada mesin nyata  Suatu sifat penting yang beroperasi secara dari mesin Carnot reversibel. Akan tetapi, adalah bahwa ide mesin reversibel semua kalor input memberikan standard QH berasal dari yang berguna untuk suatu hot reservoir menilai performansi pada satu mesin nyata. Gambar ini temperatur tunggal menunjukkan sebuah TH dan semua kalor mesin yang disebut, yang dibuang QC Mesin Carnot, yang pergi menuju suatu secara khusus berguna cold reservoir pada sebagai model ideal. satu temperatur tunggal TC.
  • 19. Ciri-ciri siklus carnot • Setiap proses yang melibatkan perpindahan panas haruslah isotermal baik pada TH maupun pada TC. • Setiap proses yang mengalami perubahan suhu tidak terjadi perpindahan panas (proses adiabatik) • Siklus carnot terdiri dari dua proses isotermal reversibel dan dua proses adiabatik reversibel
  • 20. Application of 2nd law to energy conversion systems isothermal Carnot expansion Engine QH TA adiabatic W12 adiabatic compression a-b expansion d-a b-c W41 W23 c-d isothermal W34 compression QC TB
  • 21. Application of 2nd law to energy conversion systems Carnot T 1 2 TA Cycle engine reversible TB heat engine 4 3 V T 1 2 TA reversible TB heat pump 4 3 V
  • 22. Untuk gas ideal energi dalam hanya bergantung pada suhu maka pada proses isotermal perubahan energi dalam sama dengan nol Q W Dari proses adiabatik Vb  1  1  1  TC Vd  1 QH  Wab  nRTH ln .........(1) TH Vb  TC Vc TH Va Va  1  1 Vd Vb Vc Vb Vc QC  Wcd  nRTC ln  1   1  Vc Va Vd Va Vd Vc QC TC QC TC QC  nRTC ln .........(2)   Vd QH TH QH TH Subtitusikan persamaan 1 dengan persmaan 2  T  ln (Vc / Vd ) QC TC QC   C  e 1  e 1   T  ln (V /V ) ......(3) QH TH QH  H b a Hubungan ini memberikan nilai efisiensi maksimum yang mungkin dari suatu mesin kalor yang beroperasi antara TC dan TH
  • 23. Pendingin carnot Karena masing-masing langkah dalam siklus carnot adalah reversibel, maka seluruh siklus dapat dibalik, hal ini mengubah mesin menjadi pendingin QC TC K K carnot QH  QC TH  TC QC / QH K 1  QC / QH Semakin besar perbedaan suhu TH –TC QC TC semakin kecil harga K dan semakin besar  kerja yang diperlukan untuk memindahkan QH TH jumlah panas yang dibutuhkan
  • 24. Prinsip Carnot dan Mesin Carnot … • Untuk mesin Carnot, perbandingan antara kalor yang dibuang QC dengan kalor input QH dapa dinyatakan dengan persamaan berikut: QC TC  QH TH dengan TC dan TH dalam kelvins (K). • Efisiensi mesin Carnot dapat dituliskan sebgai berikut: QC TC e  1  1 QH TH Hubungan ini memberikan nilai efisiensi maksimum yang mungkin dari suatu mesin kalor yang beroperasi antara TC dan TH
  • 25. Entropy and the 2nd Law Qualitative statements: Clausius: “It is impossible to convert heat completely to work” Kelvin – Planck: “It is impossible for any any engine to transfer heat from a cold source to a hot source without work being done” By analyzing many experiments and processes involving transfer of heat, Clausius (ca 1850) uncovers a new thermodynamic property, which he names entropy - related to the heat exchanged between system and surroundings - not related to work - places 2nd law in quantitative form
  • 26. Entropi dan Ketidakteraturan • Redistribusi partikel gas dalam wadah terjadi tanpa perubahan energi dalam total sistem, semua susunan ekivalen • Jumlah cara komponen sistem dapat disusun tanpa merubah energi sistem terkait erat dengan kuantitas entropi (S) • Entropi adalah ukuran ketidakteraturan sistem • Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya sedikit seperti kristal padat memiliki ketidakteraturan yang kecil atau entropi rendah • Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya banyak seperti gas memiliki ketidakteraturan besar atau entropi tinggi
  • 27. • Jika entropi sistem meningkat, komponen sistem menjadi semakin tidak teratur, random dan energi sistem lebih terdistribusi pada range lebih besar Sdisorder > Sorder • Seperti halnya energi dalam atau entalpi, entropi juga fungsi keadaan yaitu hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir tidak pada bagaimana proses terjadinya Ssis = Sfinal – Sinitial • Jika entropi meningkat maka Ssis akan positif, sebaliknya jika entropi turun, maka Ssis akan negatif
  • 28. Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika • Apa yang menentukan arah perubahan spontan? • Sistem alami cenderung kearah tidak teratur, random, distribusi partikel kurang teratur • Beberapa sistem cenderung lebih tidak teratur (es meleleh) tetapi ada juga yang lebih teratur (air membeku) secara spontan • Dengan meninjau sistem dan lingkungan terlihat semua proses yang berlangsung dalam arah spontan akan meningkatkan entropi total alam semesta (sistem dan lingkungan). Ini yang disebut dengan hukum kedua termodinamika • Hukum ini tidak memberikan batasan perubahan entropi sistem atau lingkungan, tetapi untuk perubahan spontan entropi total sistem dan lingkungan harus positif Suniv = Ssis + Ssurr > 0
  • 29. Application of 2nd law to energy conversion systems Q A QB S A  S B  TA TB for a cycle no change in CV so:  QB QA  SG    T    0  B TA   for a reversible process: QB TB  QA TA for an irreversible process: QB TB  QA TA
  • 30. Efficiency of a Carnot engine apply 1st law for this cycle: W  Q A  QB then energy conversion efficiency is: useful work W Q A  QB     heat input QA QA for a reversible process: TA  TB TB  Carnot   1 TA TA
  • 31. Efficiency of an irreversible engine  QB QA  sG    0   TB TA  for an irreversible process: QB TB  QA TA QB TB  irrev 1 1   Carnot QA TA
  • 32. nd 2 law - other formulations • Kelvin-Planck statement: “continuously operating 1T engine is impossible” • Clausius statement: “a zero-work heat pump is impossible”
  • 33. Pressure thermodynamic = mechanical Q S G   dS   entrop y change T  generation in entrop y entrop y storage inflow Gibbs: 1st law: 1 P dS  dU  dV  Q   W  dU T T compression:  W   Pm dV  PP  S G   m  dV  T  SG  0 for a reversible process P  Pm for an equilibrium state
  • 34. Entropy for ideal gasses • GENERALLY: S  Ns (T , P) • where N is the number of moles  • FOR IDEAL(GASSES:u P  S  N s T )  R ln    P  P - Standard Pressure (1atm) s  (T )  s (T , P  ) - Standard Pressure entropy FOR IDEAL GASSES with Cp,Cv=const:  T2 P  S 2  S1  N  C p l  n  Ru ln 2    T1 P  1   T2 V2   N  Cv l  n  Ru ln   T1 V1  
  • 35. Setiap sistem terisolasi akan makin acak • Sistem teratur – Ada pola yang teratur dan dapat diramalkan perkembangannya • Sistem tak teratur – Kebanyakan atom-atomnya bergerak acak • Entropi – Ukuran bagi taraf keacakan – Entropi sistem terisolasi hanya dapat tetap, atau meningkat
  • 36. Entropi: • Diusulkan istilahnya oleh Clausius, “dari kata „transformasi‟ dalam bahasa Yunani, dimiripkan dengan istilah „energi‟ yang erat kaitannya”. • Dikukuhkan Ludwig Eduard Boltzmann (1844 – 1906) dengan konsep “zat terdiri atas partikel kecil yang bergerak acak” dan teori peluang: Suatu sistem condong berkembang ke arah keadaan yang berpeluang lebih besar; S = kB ln Ω