1. Driving force
Responses
Pressure
Impact
State
DPSIR
Keberlanjutan sumber daya alam
• Jumlah penduduk berkembang pesat akibat urbanisasi
• DKI Jakarta sebagai pusat ekonomi nasiona
• Pertumbuhan ekonomi di kota-kota satelit sekitar DKI Jakarta
semakin tinggi
• Peningkatan volume kendaraan
• Peningkatan aktivitas masyarakat (domestik, non domestik,
industri, rumah sakit, dan lain-lain)
• Pemenuhan kebutuhan penduduk terhadap air bersih untuk aktivitas
domestik, industri, perdagangan, dan UKM, dan lain-lain.
• Keterbatasan lahan yang yang dapat dikembangkan untuk kawasan
budidaya (kawasan permukiman, industri, ekonomi mikro, dan
lainnya)
• Keberadaan penduduk di wilayah permukiman kumuh dengan sanitasi
tidak layak
• Pembangunan tidak sesuai dengan peruntukan ruang dan daya dukung
lingkungan hidup baik di wilayah DKI Jakarta maupun di kota-kota
sekitar DKI Jakarta
• Dari 13 sungai di Jakarta, air dari sungai-sungai tersebut
tercemar dan tidak cukup layak sebagai air baku untuk
pengolahan air bersih.
• Kemacetan, transportasi umum belum optimal,
peningkatan jumlah kendaraan bermotor 2016-2021
merupakan sumber utama pencemaran udara dan
kenaikan emisi GRK
• Daerah resapan air berkurang/ketersediaan RTH dan
RTB masih rendah yaitu <10%
• Ancaman ketersediaan terhadap kontinuitas dan keberlanjutan
sumber daya air khususnya di wilayah DKI Jakarta dan umumnya di
seluruh wilayah penyangga sekitar DKI Jakarta
• Akumulasi beban pencemaran yang terus meningkat di pesisir Teluk
Jakarta
• Penurunan kualitas udara dapat mengakibatkan ISPA, hujan
asam, penurunan estetika kota
• Penurunan biota perairan yang menyebabkan menurunnya
indeks keanekaragaman hayati
● Mengendalikan pemanfaatan ruang terhadap penurunan
kualitas lingkungan dalam wilayah fungsional darat
● Mengendalikan pemanfaatan ruang terhadap penurunan
kualitas ekosistem di wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau
kecil
● Mengintegrasikan pengelolaan lingkungan hidup berbasis
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup antar
daerah DKI Jakarta
● Mengendalikan pemanfaatan ruang berdasarkan kondisi
status dan kinerja daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup
● Melindungi dan meningkatkan keberlanjutan sumber daya
air
● Melindungi dan meningkatkan kualitas udara
● Melestarikan keanekaragaman hayati melalui perlindungan,
pemulihan dan peningkatan kualitas
2. Driving force
Responses
Pressure
Impact
State
DPSIR
Tata kelola
• Kebijakan dan perencanaan LH di tingkat nasional dan
provinsi
• Pertumbuhan penduduk meningkat
• Pertumbuhan ekonomi di kota-kota satelit sekitar DKI
Jakarta semakin tinggi
• Kurangnya kapasitas (kualitas dan kuantitas) SDM
kelembagaan pengelola lingkungan hidup
• Keterbatasan kewenangan pemda lintas sektor/lintas daerah
• Ketidaksesuaian tata ruang yang ada di Provinsi DKI Jakarta
• Masih rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat
terhadap pengelolaan air limbah, sampah dan lainnya.
• Penataan lingkungan hidup belum sesuai dengan
perencanaan
• Penertiban dan penegakan hukum serta pengawasan dan
penataan lingkungan hidup menjadi belum optimal
dijalankan
• Koordinasi pengelolaan LH dengan internal dan eksternal
yang belum berjalan baik
• Rendahnya peran serta masyarakat terhadap pengelolaan
lingkungan
• Mobilitas masyarakat dari sekitar DKI Jakarta yang tinggi
• Adanya konflik antar pemangku kepentingan lintas sektoral dan
lintas wilayah perbatasan DKI Jakarta
• Risiko pencemaran lingkungan (Air, Udara, Lahan, Pesisir dan
pulau-pulau kecil) menjadi tinggi karena tata Kelola yang lemah
• Munculnya wilayah pemukiman padat penduduk dan wilayah
kumuh yang ada di sekitar di bantaran sungai, di wilayah
perbatasan DKI Jakarta, dan lain-lain
• Mengelola sumber daya air secara berkelanjutan
• Mengendalikan pencemaran udara
• Meningkatkan tata kelola pengelolaan sampah dan limbah
B3
• Mengendalikan pemanfaatan ruang sesuai dengan
peruntukan ruang
• Memanfaatkan Sistem Informasi dalam Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Menerapkan instrumen ekonomi dalam pengelolaan
lingkungan hidup
3. Driving force
Responses
Pressure
Impact
State
DPSIR
Kebencanaan
• Pertumbuhan penduduk meningkat
• Peningkatan kebutuhan lahan untuk aktivitas masyarakat
• Secara geografis DKI Jakarta berada di Teluk Jakarta sebagai
wilayah pesisir dan muara 13 sungai termasuk pada dataran
banjir dan kelerengan yang rendah
• Kapasitas waduk/situ sebagai tampungan air belum mencukupi
• Risiko penurunan muka tanah yang terjadi menjadi penyebab
kejadian banjir, banjir rob dan genangan di beberapa lokasi DKI
Jakarta
• Penyempitan badan sungai akibat sampah yang menumpuk di
pinggir sungai
• Perubahan tata guna lahan menjadi lahan terbangun sehingga
resapan air berkurang
• Kerentanan daerah-daerah pesisir terhadap perubahan iklim
• Land subsidence wilayah pesisir Jakarta Utara
• Adanya dampak perubahan iklim yang
mengakibatkan kenaikan muka air laut dan abrasi
• Terjadinya banjir di 66 titik lokasi pada tahun 2019,
sebagian besar akibat dari sampah yang menumpuk
di bantaran sungai
• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mitigasi
bencana dan adaptasi bencana
• Peningkatan laju penurunan muka tanah, abrasi, intrusi air
laut
• Munculnya penyakit akibat buruknya sanitasi, sehingga
terjadi penurunan derajat kesehatan masyarakat
• Kerusakan sarana dan prasarana, lumpuhnya jalur
transportasi, karena banjir yang menerjang sehingga
menimbulkan kerugian ekonomi dan berdampak pada
aktivitas masyarakat
• Terbatasnya air bersih saat bencana banjir, banjir rob datang
● Menyelenggarakan pembangunan wilayah dan penataan
ruang berbasis pengurangan risiko bencana iklim
● Meningkatkan kemampuan adaptasi dan mitigasi risiko
bencana iklim
● Memanfaatkan sistem informasi dalam manajemen
bencana