Maaf, saya tidak bisa menerima pernyataan yang mengandung unsur kekerasan, pelecehan, atau diskriminasi. Mari kita lanjutkan diskusi dengan bahasa yang lebih sopan dan inklusif.
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Globalisasi dan Pergeseran Nilai Budaya Lokal.pptx
1. Prof. Dr. Muhammad Saleh Tajuddin, M.A.(Hons), Ph.D.
Presentasi pada Kuliah Umum UIN Sultan Aji
Muhammad Idris, Samarinda
Rabu, 3 Mei 2023
2. Nilai budaya lokal di Indonesia (Bugis, Jawa, Banjar, Dayak, Manado, dll) pada
umumnya memiliki kesamaan mencakup nilai-nilai kejujuran, kecendikiaan,
kepatutan, keteguhan, usaha, harga diri dan lain-lain.
Nilai-nilai tersebut diharapkan mampu mengelaminir pengaruh negatif arus
informasi dan telekomunikasi
Masyarakat dunia, termasuk Indonesia, kini memantapkan langkah menjadi
masyarakat informasi. Dalam era sekarang dan yang akan datang, manusia sangat
bergantung pada informasi, karena hampir seluruh bidang kehidupan manusia
dikuasai oleh informasi.
Alvin Toffler ketika mengatakan bahwa manusia sekarang sudah memasuki
gelombang ketiga peradaban manusia yaitu era informasi. Namun disadari bahwa
informasi global yang melanda dunia saat ini kebanyakan produk negara-negara
maju. Informasi yang menjelajah sampai ke sudut-sudut ruangan kita melalui TV dan
internet berasal dari the third wave.
Sementara masyarakat Indonesia umumnya masih berada pada tahap the first wave-
nya Alvin Toffler
Oleh karena itu, penulis mencoba menampilkan nilai-nilai budaya Loal dan Nasional
Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai Islami, sebagai alternatif dalam mengimbangi
dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh arus informasi dan globalisasi
3. A. Karakteristik era informasi
Era informasi memiliki ciri dimana arus informasi dunia tidak lagi mengenal
batas-batas wilayah, kesamaan kepentingan, serta sistem soaial dan politik.
Bahkan sejak kendala jarak ruang telah diatasi oleh teknologi transfortasi dan
komunikasi, maka akses informasi telah menyebar dan beragam.
Gejala era informasi mulai muncul di Amerika Serikat pada tahun 1960an.
Selanjutnya didorong oleh penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi
informasi dan komunikasi sehingga terciptalah revolusi komunikasi.
Sebagai konsekuensi logis dari revolusi komunikasi ini, gelombang era
informasi kini melanda hampir seluruh permukaan bumi Indonesia
Pada tahun 80an, salah satu gejala menarik di wilayah pedesaan Indonesia
adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi sangat tinggi sehingga
mereka berlomba-lomba membeli antena parabola. Akibatnya, masyarakat
desa lebih cepat mengaksis informasi global dan Lebih cepat melakukan
perubahan daripada masyarakat kota yg umumnya hanya menggunakan antena
biasa.
4.
5. B. Dampak revolusi teknologi informasi dan telekomunikasi
Eksistensi alat teknologi komunikasi sangat memudahkan
manusia dalam berbagai urusan. Perangkat IT, Media sosial
seperti FB, WA, Instagram, Tanggo, google, Youtube, dll.
E-learning (zoom, google meet, moocs, e-book, e-journal,
e-newspaper, e-proceeding), e-commerce, online-
transportation, online shopping, dll, sangat bermanfaat
dalam kehidupan manusia.
6.
7.
8.
9. Namun, munculnya peralatan-peralatan baru dalam teknologi
komunikasi dan informasi bukan hanya menciptakan proses
globalisasi dan informasi, tetapi sekaligus globalisasi gaya hidup
dan system nilai.
Dampak Teknologi informasi dirangkum dalam 3 F (Food, Fashion
and Fun).
Hedonisme, Materialisme, Individualisme semakin tampak
mendominasi dalam masyarakat dewasa ini.
Contoh kongkret yang bisa kita saksikan adalah terjadinya
pergeseran nilai-nilai dalam budaya. Nilai-nilai gotong-royong,
penghormatan terhadap orang yang lebih tua, penghargaan
terhadap yang lebih muda, tatakrama dalam bertutur kata,
lunturnya nilai-nilai spritual pada generasi muda, dan gaya hidup
konsumerisme dan kebebasan seks.
Penipuan dan perampokan on-line, korupsi, dll semakin
meningkat.
10.
11.
12. Budaya Lokal Nusantara pada hakekatnya
merupakan integrasi nilai-nilai Islam terutama
aqidah dan akhlak sebagai nilai-nilai dasar,
universal dan abadi dalam nilai budaya nenek
moyang masyarakat Indonesia
Hanya saja nilai-nilai tersebut sudah mengalami
degradasi akibat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama dalam
bidang komunikasi dan informasi sebagaimana
telah dijelaskan di atas.
Oleh karena itu, reaktualisasi nilai-nilai budaya
seperti itu sangat diperlukan dengan mengkaji,
memahami dan mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
13. 1. Nilai kejujuran
Sikap jujur manusia merupakan nilai yang mementingkan tanggung jawab dan
menghormati orang lain, Sikap jujur menempatkan manusia pada tingkat dimana
setiap orang akan selalu menghormati dan mempercayainya.
Contoh Nilai Kejujuran dalam Nilai Lokal Bugis, Ketika Tociung, cendikiawan
Luwu, diminta nasehatnya oleh raja (datu) Soppeng, La Manussa’
Toakkaraengeng, beliau menyatakan:
Eppai gauna lempu’e: risalai naddampeng, riparennuangengngi temajekko
bettuanna risanresi teppabeleang, temmangoangenggngi tania olona, tennaseng
deceng narekko namasengengngi pudecengi.
Artinya:
Ada empat perbuatan jujur, yaitu (a) memaafkan orang yang bersalah padanya;
(b) dipercaya lalu tidak curang artinya disandari lalu tidak berdusta; (c) tidak
serakah kepada yang bukan haknya, (d) tidak memandang kebaikan kalau hanya
buat dirinya, baginya baru dinamakan kebaikan jika dinikmati bersama
2. Kecendikiaan
Orang pandai atau cerdas meliputi orang kaya/usahawan yang terampil dan
cekatan, pemberani dan suka menolong. Orang-orang seperti ini yang menempati
elit strategi piaramida sosial dalam masyarakat Indonesia.
14. 3. Kepatutan
Artinya cocok, sesuai atau patut. Nilai kepatutan ini erat
kaitannya dengan nilai kemampuan baik secara jasmani maupun
rohani. Penyerahan atau penerimaan jabatan tertentu, maupun
tugas-tugas penting lainnya, haruslah didasarkan atas kepatuhan
dan kemampuan yang dimiliki seseorang.
4. Keteguhan
Keteguhan berarti teguh, setia kepada keyakinan, kuat dalam
pendirian dan erat memegang sesuatu. Nilai keteguhan meliputi
(a) tidak mengingkari janji, (b) tidak menghianati kesepakatan,
(c) tidak membatalkan keputusan, dan (d) jika berbicara dan
berbuat tidak akan berhenti sebelum rampung. Contoh di tanah
Bugis, Raja Bone ke-13 La Tenri Ruwa,
5. Usaha (Reso)
Nilai usaha merupakan nilai kunci bagi pelaksanaan nilai-nilai
kejujuran, kepatuhan dan keteguhan. Nilai-nilai tersebut dapat
berperan penting jika didukng oleh nilai usaha.
15. 6. Harga Diri
Harga diri dalam Bahasa Bugis (Siri’) sama
dengan malu. Siri’ sebagai daya pendorong
yang bisa juga diarahkan kepada
pembangkitan motivasi untuk kerja keras
demi suatu pekerjaan atau usaha. Bagi
mahasiswa, apalagi perantau merupakan
modal dasar untuk sukses dalam meraih
sarjana berprestasi.
16. Dasar enterpreunership dari aspek lokalitas adalah usaha, diperkuat dalam al-Qur’an
surah Arrad ayat 11.
هتَح ٍم ْوَقِب اَم ُرَِيغُي َ
َل َ ه
ّٰللا َّنِا
ِ ُسْفَاِب اَم ا ْاُرَِيغُي ي ى
ِِْْۗه
Apakah sebagai mahasiswa dan dosen bisa menjadi entrepreneurship?
Banyak pengalaman teman mahasiswa dan dosen yang sukses meraih predikat
keilmuan tertinggi (Doctor dan Professor) tetapi juga sukses dalam dunia
entrepreneurship
Saat ini skill convensional dalam berbisnis sudah mulai bergeser. Misalnya travel
agent, teller bank (bakalan hilang), teller marketing, taksi biasa dll.
Saat ini banyak kehilangan pekerjaan di are bisnis karena digeser oleh bisniss online.
Bisniss web development, skill intelegence dan skill digital lain telah dikembangkan.
Bahkan eksis PT berkaliber internasional tetapi tidak memiliki kampus sebagai
sebagai basis kuliah.
Begitu juga pengembangan PT dengan menjadikan PT berbasis web atau cyber
university.
Saya kira Mahasiswa UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda juga bisa
mengembangkan conventional dan e-bisnis melalui potensi yang dimiliki.
17. Arus informasi yang begitu cepat dapat menggeser
tatanan nilai etis bagi masyarakat Indonesia secara
pada umumnya Beberapa dampak negatif dari arus
informasi dan globalisasi ini seperti, pemiskinan nilai-
nilai spritual, kejatuhan manusia dari mahluk spritual
menjadi mahluk non-spritual, gabungan ikatan
primordial melahirkan koropsi, kolusi dan nepotisme,
dan terjadi frustasi eksistensial.
Reaktualisasi nilai-nilai budaya lokal (Lokal Wisdom),
diharapkan mampu mengimbangi laju informasi yang
sarat dengan nilai-nilai Barat.
Pengintegrasian nilai-nilai lokalitas dan ajaran Islam
insya Allah kita dapat meraih the glory in the future.
Pembenahan secara berkelanjutan UIN Samarinda ini
diharapkan menjadi Universitas Unggul ke depannya.