Pentingnya kemasan dalam meningkatkan pemasaran produk
1. Pentingnya Kemasan Dalam Meningkatkan Pemasaran
Produk
Tuesday, 12 April 2011 10:56
Banyak orang yang mengabaikan masalah kemasan bagi suatu barang
produksi, sebab kemasan dianggap hanya mempunyai fungsi sebagai bungkus saja. Padahal kalau diperhatikan
tidak hanya sebagai bungkus belaka saja sehingga banyak fungsi yang harus diperhatikan.
Masalah kemasan sangat penting dan perlu diperhatikan, sebab kemasan mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap kelancaran pemasaran barang yang dikemas. Dengan demikian dalam membuat produksi
masalah kemasan harus betul-betul diperhatikan sehingga akan dapat lebih menarik dan dapat lebih
menimbulkan kepuasan bagi konsumen, sehingga dapat diharapkan kelancaran dari pemasaran barang produksi
akan lebih terjamin.
Kemasan paling tidak memenuhi syarat menarik, dapat melindungi, praktis dan menambah kepuasan pelanggan.
Menarik disini dalam arti warna, gambar, tulisan dan bahan yang dipakainya. Meskipun kemasan yang menarik
merupakan hal yang penting tetapi faktor ongkos mesti perlu diperhatikan. Banyak pengusaha yang kurang
memperhatikan hal ini, sebab mereka berpendapat bahwa yang penting adalah isinya, bukan kemasannya.
Kemasan hendaknya dapat melindungi barang yang dikemas sehingga kualitas barangnya dapat terjamin.
Apabila kemasan tidak dapat menjamin kualitas barang yang dikemasnya, maka akan dapat menimbulkan
kekecewaan pada konsumen sehingga memperlambat kelancaran barang yang dijual.
Praktis disini dalam arti mudah dibuka dan ditutup kembali, ringan dan sebagainya. Kemasan rokok yang ukuran
saku, mudah dimasukan ke dalam saku, adalah contoh kemasan yang praktis dari kemasannya sehingga
menambah kepuasan bagi konsumen.
Setiap perusahaan hendaknya selalu berusaha agar kemasan bisa menimbulkan kepuasan bagi konsumen.
Misalnya perusahaan stroop yang menambah tutup dari kemasannya dengan tutup yang dapat berfungsi
sebagai cangkir/gelas untuk minum. Masalah ukuran dari kemasan juga harus diperhatikan karena ini berkaitan
dengan daya beli masyarakat.
Fungsi kemasan :
1.
2.
3.
4.
5.
Melindungi Produk
Daya tarik
Pembeda
Sebagai wadah
Sebagai promosi
Pencantuman pada kemasan :
1.
2.
3.
4.
5.
Merek/Logo
Aturan/komposisi bahan
Ukuran
Kadaluarsa dan halal pada produk pangan
Nama dan alamat perusahaan
2. 6.
Nomor ijin, MD, dsb
Bahan Kemasan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kaca/gelas
Plastik
Kertas
Daun
Kayu
Serat
Kain
Untuk pangan kemasannya harus foodguard
Sifat kemasan :
1.
2.
3.
Kemasan kaku
Kemasan lentur
Kemasan semi kaku
Frekuensi pemakaian kemasan :
1.
2.
3.
Kemasan sekali pakai (disposibel)
Kemasan semi disposibel
Kemasan dipakai berulang
Kesiapan pakai kemasan :
1.
2.
3.
Kemasan siap pakai
Kemasan siap rakit
Kemasan siap dimakan
4.
5.
Pengertian Teknologi Cetak Rotogravure :
Rotogravure secara etimologi terbagi menjadi dua pengertian yaitu roto atau rotern yang
berarti berotasi atau berputar, dan gravure yang berarti cukil atau ukir.Sedangkan secara
terminologi, pengertian rotogravure yaitu salah satu teknologi cetak dari teknik cetak dalam
yang menggunakan acuan cetak berbentuk silinder yang berputar, dimana gambar dan atau
tulisan pada acuan tersebut dibuat dengan cara dicukil ataupun diukir.
6.
Sebagaimana yang dituliskan diatas, teknologi cetak rotogravure merupakan teknologi cetak
yang menggunakan prinsip dasar teknik cetak dalam, yaitu pada bidang yang mencetak (image
area) letaknya lebih rendah atau dalam dibandingkan dengan bidang yang tidak mencetak (non
image area) pada permukaan acuan cetak.
7.
Teknologi cetak rotogravure merupakan pengembangan dari fotografi dan teknik cetak rotasi
yang menggunakan acuan cetak berbentuk silinder. William Henry Fox Talbot berhasil
mengembankan film continoustone (model nada penuh) menjadi bentuk film halftone (model
nada lengkap) pada tahun 1860 yang digunakan untuk menghasilkan gambar dari proses
fotoreproduksi untuk semua teknik cetak. Dari perkembangan film haltone Auguste Godchaux
berhasil menciptakan teknik cetak rotogravure reel-feed dan mendapatkan hak paten pada
tahun 1860, kemudian tahun 1940 di proses cetaknya disempurnakan oleh Karl Klic (Klietsch)
berkembangsaan jerman dan Samuel Fawcett dari inggris .
8.
Karakteristik Teknologi Cetak Rotogravure:
9.
Teknologi cetak rotogravure memiliki beberapa ciri-ciri khusus yang dapat membedakan
antara teknologi cetak rotogravure dengan teknologi cetak lainnya yang dapat dilihat dari dua
sisi.
1. Pada karakteristik mesin cetaknya :
10. a. Acuan cetaknya berbentuk silinder,
b. Pada permukaan silinder cetak, bidang yang mencetak (image area)
11.
letaknya lebih dalam dibandingkan bidang yang tidak mencetak
12.
(non image area),
3. 13. c. Raster pada teknologi cetak rotogravure berfungsi sebagai
14.
penahan tinta agar tidak keluar akibat gaya sentrifugal silinder
15.
acuan cetak dan sebagai tempat bertumpunya doctor blade,
16. d. Pada umumnya bahan cetak yang digunakan berbentuk
17.
gulungan atau rol, tetapi dapat pula berupa lembaran yang
18.
disesuaikan dengan mesin yang digunakan,
19. e. Sistem penintaan yang digunakan umumnya adalah
20.
sistem sirkulasi,
f. Sifat tinta pada Teknologi cetak rotogravure relatif tipis
21.
dan encer, dan juga mempunyai daya alir yang tinggi,
22. g. Rakel (doctor blade) membantu penyatuan tinta pada
23.
permukaan silinder acuan sehingga tinta tertinggal pada
24.
bidang gambar dan atau tulisan (image area),
h. Silinder acuannya dibuat dengan cara diukir atau
25.
dicukil (gravure),
26. i. Jenis pewarnaan yang digunakan pada pencetakan
27.
rotogravure yaitu cetakan multicolour dan separasi,
j. Pada permukaan silinder acuan bentuk raster sama
28.
dengan besar dan kedalaman yang bervariasi sesuai model.
29. 2. Pada karakteristik hasil cetaknya :
a. Seluruh permukaan cetaknya memiliki raster pada cetakan
30.
gradasi maupun cetakan blok, dan tebal tipisnya gradasi warna
31.
cetakan tergantung pada dalam dan dangkalnya hasil ukir
32.
sumur-sumur raster pada silinder acuan rotogravure,
b. Pada bagian pinggir cetakan berbentuk gerigi bila dilihat
33.
dengan lup, karena permukaan cetak beraster semua,
c. Pada daerah cetakan yang bernada penuh atau shadow
34.
terjadi alur-alur seperti mutiara sebagai akibat tinta
35.
rotogravure yang encer setelah mengering pada
36.
permukaan bahan cetak.
37.
Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Cetak Rotogravure
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
Kelebihan teknologi cetak rotogravure antara lain :
1. Dapat mencetak diatas hampir semua bahan
(board, paper, plastic film, aluminium foil, dll).
2. Secara umum kecepatannya tinggi 100-150 m/menit.
3. Konsistensi warna lebih stabil.
4. warna lebih cemerlang karena tintanya solvent base
dan tidak dipengaruhi oleh air.
5. Dapat mencetak bentuk gambar endless termasuk
bentuk spiral untuk aplikasi, sebagai label kaleng.
6. Silinder cetak tahan untuk long run, mencapai 40.000 m
tergantung jenis bahan, tinta, rakel, dan mesin cetaknya
itu sendiri.
Kekurangan teknologi cetak rotogravure antara lain :
1. Biaya pre-press tinggi karena harus membuat silinder.
Tidak efisien untuk order-order pendek.
2. Waktu pre-press lebih lama dibanding offset.
Membuat plate offset 2 jam selesai, sedangkan
membuat satu set silinder (misal 5 warna) memerlukan
waktu 15-20 jam.
3. Printing dengan memakai gulungan rol tidak seakurat
cetak offset yang menggunakan lubang sheet.
Untuk mengatasi hal ini maka dipakai pengontrol
tegangan (tension control), pengontrol register (register control)
serta alat pengontrol bagian pinggir pada mesin etak rotogravure.
Dalam perkembangan sistem pembuatan silider
55. acuan rotogravure terdiri dari :
1. Sistem Etching (konvensional), yaitu dengan cara :
a. In Direct Etching
b. Direct Etching
2. Sistem Electro Mechanical Engraving (EME), yaitu dengan cara :
a. Klischograph Laser Beam Engraving
b. Laser Beam Engraving.