Observasi sekolah dilakukan untuk melihat proses pembelajaran dan fasilitas sekolah. Metode pembelajaran yang digunakan adalah presentasi, diskusi, dan teknik behavioris seperti penguatan. Sekolah berusaha mengembangkan keterampilan siswa melalui fasilitas seperti lapangan olahraga.
2. i. Nomor
Ketua : Cynthia Christian (13-078)
Anggota : Abdul Hakim (12-024)
Novi Reza (13-006)
Ummul Khairiah (13-090)
Andrie Syahreza (13-096)
3. ii. Profil Sekolah
Profil Sekolah
Nama Sekolah : TK-SD-SMP Advent 2 Medan
Alamat Sekolah : Dr. Mansur Gg. Berkat No. 9 Medan
Telp : (061) 8223806
Uang Sekolah : Kelas Vll & Vlll : Rp 97.000,00
Kelas IX : Rp 109.000,00
4. Fasilitas Sekolah
Nama Ruangan Barang-barang yang ada
Perpustakaan Kipas angin, meja, kursi, rak
buku, dan buku-buku
Taman bermain Ayunan, seluncuran, dan
kursi goyang
Lapangan basket Ring basket
Kantin Meja, kursi, dan makanan
yang dijual
5. iii. Laporan Observasi
Profil Kelas
Nurhaida Hutagalung, S.Pd
Wali kelas
Yohanes Sitinjak
Ketua kelas
Christin Siahaan
Sekretaris kelas
Dina Tasya
Bendahara kelas
6. Fasilitas Kelas
Info : AC tidak berfungsi. Jadi, dalam proses belajar
mengajar hanya menggunakan 1 kipas angin.
Nama Ruangan Fasilitas/ Barang yang tersedia
Ruang Kelas IX AC, Kipas angin, meja, kursi, foto
Presiden, foto Pahlawan, kalender,
papan absensi, dan pajangan
berupa tulisan motivasi.
7. Pelaksanaan Observasi
Tanggal observasi : 2 April 2014
Waktu : 10.30-12.30 (120 menit)
mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Narasumber : Rahmadani F. Pasaribu, S.Pd
8. Pembagian kerja
• Observer dalam kelas
Nama Tugas
Cynthia Christian Mengamati interaksi guru
dengan murid, cara berbicara,
sorot mata, dan body
language murid.
Ummul Khairiah Mengamati tata letak
ruangan, alat-alat belajar,
prabot, dan barang-barang
yang ada di kelas.
Novi Reza Dokumentasi
9. • Observer di luar kelas
Nama Tugas
Andrie Syahreza Mengamati kantin,
perpustakaan, serta
mengambil dokumentasi
proses belajar mengajar dari
luar kelas.
Abdul Hakim Mengobservasi halaman
sekolah dan taman bermain,
serta merekam proses belajar
mengajar dari luar kelas.
10. iv. Laporan hasil observasi
• Metode observasi yang digunakan oleh kelompok kami
adalah metode deskriptif yaitu dengan cara :
observasi partisipan.
Dimana peneliti ikut terlibat dalam kegiatan tertentu,
namun tidak membentuk perlakuan apapun. Peneliti
hadir dan mencatat apa yang dilihatnya.
11. • Proses belajar mengajar dilakukan dengan cara
presentasi dan diskusi.
Presentasi
Proses berjalannya presentasi :
1. Presentasi dibuka oleh moderator
2. Materi presentasi di presentasikan oleh 2 orang
sebagai perwakilan kelompok.
menggunakan laptop sebagai alat bantu
3. Setelah materi selesai di presentasikan, moderator
menutup sesi presentasi dan membuka sesi diskusi.
12. Diskusi
mencakup 1. Tanya jawab
2. Tanggapan terhadap materi yang di
presentasikan
3. Kritik dan saran dari kelompok lain
terhadap kelompok yang presentasi
• Ditengah-tengah jalannya presentasi(setelah presenter
menjawab sejumlah pertanyaan), guru memberikan
penegasan terhadap beberapa point penting.
Respon murid cukup aktif. Dimana mereka menjawab
beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru.
13. V. Analisis dengan teori
• Berkaitan dengan pendekatan dalam Psikologi, sekolah yang
kami observasi menggunakan pendekatan learning, yaitu
behavior, khususnya classical dan operant conditioning.
1. Classical Conditioning
Penerapannya :
Belajar di siang hari (UCS), dimana awalnya kelas masih
tidak terlalu panas, murid masih memperhatikan guru yang
sedang menjelaskan (UCR). Namun lama kelamaan kelas
menjadi semakin panas. Dengan bermodalkan 1 kipas angin
(CS) dengan jumlah murid sekitar 30an. Kelas menjadi
sangat panas . Murid pun jadi kehilangan fokus. Mereka
yang tadinya duduk dengan tegap mulai menyandar ke
bangku atau duduk bertopang dagu (CR).
Ini membuktikan bahwa kenyamanan ruang kelas(CS)
menentukan bagaimana tingkat konsentrasi murid (CR).
14. 2. operan conditioning.
Ada 2 jenis reinforcement yang digunakan, yaitu :
a. Reinforcement positif
Yaitu dengan memberi penguatan positif setiap kali
murid melakukan hal yang positif untuk meningkatkan
frekuensi dilakukannya hal tersebut dimasa yang akan
datang.
Penerapan di sekolah :
Pihak sekolah memberi hadiah kepada murid yang menang
dalam suatu perlombaan (membawa nama sekolah).
15. Penerapannya di kelas :
Guru akan memberikan pujian kepada setiap anak yang
perilakunya dianggap baik. Seperti yang kami amati.
Seorang anak menjawab pertanyaan yang dari guru.
Respon guru : “Wah, bagus sekali. Jawabanmu hampir tepat.”
Menjadi motivasi untuk murid yang lainnya
bahwa menjawab pertanyaan guru (walaupun belum tentu
benar) merupakan perilaku yang positif.
Menjadi penguatan bukan hanya kepada anak tersebut, tapi
yang lainnya juga.
16. b. Reinforcement Negative
penarikan sesuatu yang tujuannya adalah untuk
memperbaiki perilaku.
Penerapannya :
Murid bermain sepak bola, mengenai pot bunga
Kepala sekolah mengambil bola tersebut dan
menyimpannya.
17. • Analisis perilaku terapan
Ini adalah penerapan prinsip operant conditioning
untuk mengubah perilaku. Terbagi menjadi :
Meningkatkan perilaku mengurangi perilaku yang
yang diinginkan tidak diharapkan
Prompt Shaping
NB : yang kami peroleh dari pengamatan kami hanyalah
prompt. Karena untuk shaping sendiri hanya deterapkan
jika penguatan positif dan prompt gagal.
18. Prompt
Stimulus tambahan yang diberikan sebelum terjadi suatu
respon. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemungkinan
respon itu akan terjadi.
Dari hasil observasi, kami melihat ini terjadi dalam kelas yang
kami amati.
Guru mengajukan pertanyaan tidak ada yang bisa
menjawab guru memberikan clue, seperti menyebutkan
kata kunci dari jawabannya murid mulai mengetahui
jawabannya guru mengulang kembali pertanyaannya
murid sudah bisa menjawabnya dengan benar.
19. • Inteligensi
Inteligensi menurut Charles Spearman terbagi menjadi :
Inteligensi umum (g) dan inteligensi spesifik (s).
Sekolah yang kami amati bukan hanya berpusat pada faktor
g saja, melainkan juga faktor s. Dapat dilihat dari :
1. Sekolah menyediakan bola untuk sepak bola maupun
basket. Ini dapat di gunakan oleh murid pada jam
istirahat.
2. Murid sering diajak untuk observasi langsung ke lapangan.
Seperti belajar di halaman.
Ini membuktikan bahwa sekolah harusnya bukan hanya
melihat faktor g dari siswanya, melainkan juga menjadi
fasilitator untuk pengembangan faktor s dari siswanya.
20. • Motivasi
Perspektif tentang motivasi yang digunakan oleh sekolah
ini adalah :
perspektif behavioral dan perspektif humanistik.
Motivasi seseorang
ditentukan oleh imbalan
dan hukuman yang ia
terima.
Murid bebas untuk
memilih nasib mereka
dan mengembangkan
kepribadian mereka.
21. vi. Kesimpulan hasil observasi
• Dari observasi ini kami menyimpulkan bahwa peran
sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya
(khususnya guru dan peraturan sekolah) memiliki peran
yang cukup penting dalam pembelajaran siswa.
• Dapat disimpulkan bahwa secara garis besar metode
yang digunakan oleh sekolah bersangkutan adalah
dengan teori belajar yaitu asosiasi yang terbagi menjadi
classical dan operant conditioning. Pendekatan yang
digunakan adalah behaviorisme.
23. Foto saat salah seorang perwakilan
kelompok sedang mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
Foto saat guru sedang memberikan
penjelasan singkat disela-sela
presentasi
24. kedua foto ini diambil saat 3 orang anggota kelompok berada di
dalam kelas untuk melakukan observasi
25. Foto bersama dengan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan siswa/I kelas IX SMP Advent 2 Medan