SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Studi Profit, Dampak, dan Mitigasi
Beroperasinya Transmisi 150 kV SKS –
Kuala Kurun – Puruk Cahu Pada Sistem
Interkoneksi Kalimantan
Rahmanditya Rahadiansyah Muhammad
2301/RBBPLN/79/S1-ELE/00298
Bidang Operasi Sistem
PLN UP2B KALIMANTAN
www.pln.co.id |
1
2
Proses Bisnis UP2B Kalimantan
Realisasi KUK
3 Latar Belakang
4 Batasan Masalah
5 Hasil Studi
6 Kesimpulan dan Saran
Outline
02
01
Proses Bisnis
UP2B Kalimantan
www.pln.co.id |
Proses Bisnis UP2B Kalimantan
04
Bagian Operasi Sistem dipimpin oleh Assistant Manager Operasi sistem yang
bertanggung jawab kepada Manager UP2B Kalimantan dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan penyaluran energi listrik yang meliputi
perencanaan operasi, pengaturan operasi dan analisa serta evaluasi operasi
untuk menghasilkan operasi sistem tenaga listrik yang andal, aman, bermutu
baik dengan biaya operasi yang ekonomis.
Bagian Operasi Sistem di UP2B Kalimantan ada dua, yaitu Bagian Operasi
Sistem I dan Bagian Operasi Sistem II. Bagian Operasi Sistem I bertugas di
RCC I sedangkan Bagian Operasi Sistem II bertugas di RCC II.
Bagian Fasilitas Operasi dipimpin oleh Assistant Manager Fasilitas Operasi
yang bertanggung jawab kepada Manager UP2B Kalimantan dalam
mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan evaluasi
peralatan SCADA, Telekomunikasi dan Teknologi Informasi untuk mendukung
pengoperasian sistem tenaga listrik yang andal, bermutu dan efisien.
Bagian Keuangan dan Umum dipimpin oleh Assistant Manager Keuangan dan
Umum yang bertanggung jawab kepada Manager UP2B Kalimantan atas
kegiatan pengelolaan keuangan, akuntansi, kesekretariatan & umum, dan
perbekalan untuk mencapai target hari operasi (HOP), tertib administrasi, tertib
waktu dan tertib biaya serta menyajikan laporan keuangan yang akurat dan
tepat waktu.
Selain keempat bidang di atas, Manager UP2B Kalimantan juga langsung
memerintah Seksi Pelaksana Pengadaan dan Seksi Keselamatan, Kesehatan
Kerja, Lingkungan, dan Keamanan.
02 Realisasi KUK
www.pln.co.id |
Realisasi Pelaksanaan KUK
06
Status Realisasi KUK : 100%
3 4 1 2 3 4 1 2 3
Rencana 11
Realisasi 8 3
Rencana 4 4
Realisasi 2 6
Rencana 3
Realisasi 3
Rencana 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Realisasi 1 2
Rencana 11
Realisasi 8 3
Rencana 4 4
Realisasi 2 6
Rencana 3
Realisasi 3
Rencana 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Realisasi 1 2
Rencana 11
Realisasi 8 3
Rencana 4 4
Realisasi 1 7
Rencana 3
Realisasi 3
Rencana 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Realisasi 1 2
Rencana 11
Realisasi 8 3
Rencana 4 4
Realisasi 1 7
Rencana 3
Realisasi 3
Rencana 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Realisasi 1 2
3
11
8
3
4 D.35.124.00.008.1
Melaksanakan Perhitungan
Proteksi Sistem
Merencanakan dan Menyiapkan Pelaksanaan Perhitungan Proteksi
Sistem
Melaksanakan Perhitungan Proteksi Sistem
Memeriksa Pelaksanaan Perhitungan Proteksi Sistem
Membuat Laporan Pekerjaan
11
8
3
3 D.35.124.00.007.1
Melaksanakan Pemutakhiran Data
Operasi
Merencanakan dan Menyiapkan Pelaksanaan Pemutakhiran Data
Operasi
Melaksanakan Pemutakhiran Data Operasi
Memeriksa Pelaksanaan Pemutakhiran Data Operasi
Membuat Laporan Pekerjaan 3
3
8
11
3
2 D.35.124.00.010.1
Membuat Proses Penawaran
Energi
Merencanakan dan Menyiapkan Pembuatan Proses Penawaran
Energi
Melaksanakan Pembuatan Proses Penawaran Energi
Memeriksa Pelaksanaan Pembuatan Proses Penawaran Energi
Membuat Laporan Pekerjaan 3
11
8
3
Juni Juli Agustus
1 D.35.124.00.009.1
Membuat Perencanaan Premover
Pembangkit
Merencanakan dan Menyiapkan Pembuatan Perencanaan
Premover Pembangkit
Melaksanakan Pembuatan Perencanaan Premover Pembangkit
Memeriksa Pelaksanaan Pembuatan Perencanaan Premover
Pembangkit
Membuat Laporan Pekerjaan
Progress Pelaksanaan
Realisasi Kode Unit Kompetensi
No. Kode Unit Bobot (%) Keterangan
Minggu Ke-
Nama Unit Element Kompetensi
Rencana
Realisasi
www.pln.co.id |
Eviden Pelaksanaan KUK
07
Status Realisasi KUK : 100%
www.pln.co.id |
Eviden Pelaksanaan KUK
08
Status Realisasi KUK : 100%
03 Latar Belakang
www.pln.co.id |
Latar Belakang
10
1. Pada bulan Desember tahun 2024, rencana looping GI
SKS – GI Kuala Kurun – GI Puruk Cahu akan terhubung.
2. Kondisi saat ini, GI Kuala Kurun telah terhubung dengan
Line GI SKS pada tanggal 7 Agustus 2023 sehingga GI
Kuala Kurun dan GI Puruk Cahu beroperasi sebagai GI
ujung dengan topologi radial.
3. Dengan interkoneksi Line GI Kuala Kurun – GI Puruk
Cahu akan membentuk topologi looping yang
diharapkan sistem memiliki tambahan jalur evakuasi
daya PLTU SLK dan PLTMG Bangkanai
4. Diharapkan dengan topologi looping ini dapat melayani
pelanggan di Kalimantan Tengah dengan keandalan dan
kualitas sistem sesuai Grid Code Kalimantan
5. Sehingga perlunya mengetahui dampak dari operasi
terhubungnya GI Kuala Kurun – GI Purukcahu pada
sistem interkoneksi
1
2
3
4
5
www.pln.co.id |
Root Cause Problem Solving (RCPS) - 2
12
www.pln.co.id |
Root Cause Problem Solving (RCPS)
12
www.pln.co.id |
Kerangka Berfikir
13
04 Batasan Masalah
www.pln.co.id |
Batasan Masalah
14
Dalam pengerjaan Project Assignment ini terdapat beberapa batasan masalah, antara lain:
1. Permodelan dilakukan menggunakan software simulasi DIgSilient
2. Permodelan dilakukan dengan proyeksi beban rendah pagi hari dan beban puncak malam
mempertimbangkan masuknya kosumen tegangan tinggi (KTT) SILO, ITP, KLM, KFI, dan KOBEXINDO.
3. Permodelan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi tegangan, capability curve pembangkit,
dan stabilitas di sisi subsistem Barito
4. Permodelan dilakukan dengan mempertimbangkan stabilitas tegangan pada sistem mengacu pada
IEEE 1154-2019 Recommended Practice for Monitoring Electric Power Quality dan CIGRE TECHNICAL
BROCHURES 111: Analysis and Control of Power System Oscillations
5. Permodelan dilakukan tanpa mempertimbangkan analisa untuk Short Circuit, Coordination Protection,
dan Defense Scheme.
1
2
3
4
5
05 Hasil Studi
www.pln.co.id |
1.KTT KLM 39 MVA
2.KAPASITOR 25MVAR
KTT ITP
40 MW
KTT SILO
60 MW
KONDISI INISIAL SISTEM
PLTU ASAM-
ASAM UNIT 5 & 6
2X100 MW
www.pln.co.id |
c-
149.5
150.2 150.6 152.8
153.0
152.9
152.0
148.8
148.6
150.0 149.6
148.1
149.7 150.0
149.7
149.4
150.4
149.7
150.0
149.5
149.9
153.7
To Koman
(Sub Sistem Mahakam)
PLTMG Bangkanai
155 MW
GI Bangkanai
GI Muara Teweh
GI Puruk Cahu
GI Buntok
GI Tanjung
GI Barikin
GI Amuntai
GI Marabahan
GI Kayutangi
GI Rantau
GI
Cempaka
GI Sei Tabuk
GI Seberang Barito
GI Trisakti
GI Ulin70
GI Bandara
GI Mantuil
GI Pelaihari
GI Satui
GI Batulicin
GI Kotabaru
GI Selat
GI Mintin
GI Pulang
Pisau
GI Sebangau
GI Palangkaraya
GI Kasongan
GI Parenggean
GI Sampit
GI Bagendang
IPP PLTU SLK
(2 x 100 MW)
#3, #4
2 x 65 MVA #1, #2
2 x 65 MVA
PLTU Asam-Asam
IPP PLTU TPI
(2 x 100 MW)
147.2
150.8
153.7
70.2
33.23
11.09%
1.62%
←
9.95
6.27%
0.40%
←
←
←
52.70
18.09%
1.62%
47.01
15.95%
1.09%
35.72
6.15%
0.32%
←
157.89
27.44%
2.18%
→ 0.27
2.39%
4.10%
←
3.67
1.76%
0.02%
←
9.75
3.26%
0.07%
→
1.94
2.44%
0.60%
←
←
18.71
6.75%
0.54%
80.51
12.13%
0.72%
←
65.09
10.01%
0.64%
→
→
76.06
11.46%
0.11%
20.39
6.53%
0.12%
←
9.63
1.63%
0.05%
←
5.38
2.88%
0.11%
←
15.01
2.92%
0.05%
→
4.34
3.24%
0.15%
→
32.48
10.71%
0.12%
4.60%
0.32%
29.28
5.05%
0.46%
← 144.24
45.05%
2.76%
←
129.49
41.58%
3.04%
←
70.85
24.87%
0.11%
←
→
13.95
7.15%
0.54%
5.91
3.70%
0.05%
←
→
35.01
6.47%
0.25%
←
10.73
7.90%
0.47%
←
34.41
20.87%
0.90%
←
21.10
13.28%
1.29%
21.85
7.20%
0.65%
→
19.41
6.28%
0.17%
22.74
7.48%
0.49%
17.97
5.74%
0.16%
←
←
73.83
23.37%
1.23%
58.33
9.38%
0.64%
→
67.97
11.55%
1.18%
→
→
8.69
4.25%
0.43%
PEMBEBANAN TRANSMISI
: < 40%
: 40 - 50 %
: > 50 %
: loading (MW)
: susut (%)
Pembangkit
Rencana Pembangkit
GI Eksisting
GI Konstruksi
GI Rencana
T/L energize
T/L tidak operasi
T/L rencana
→ 67.17
8.28%
0.32%
GIS Ulin150
3.21
2.01%
0.04%
→
150.8
147.8
147.2
→
→
36.27
12.12%
1.22%
31.55
10.33%
0.42%
GI Pangkalan Banteng
150.4
149.5
PLTA PM
NOOR
149.7
GI
Bati-Bati
2.13
2.30%
0.10%
←
152.3
69.9
149.3
GI Paringin
75.63
23.92%
0.86%
←
151.2
152.3
GI Sudan
21.04%
61.75
1.24%
20.00%
1.46%
←
←
59.12
ITP
40 MW
→
149.7
148.4
35.01
6.47%
0.25%
SILO
60 MW
149.6
→
←
→
13.40
14.16%
0.53%
GI K. Pambuang
GI Sukamara
→
3.11
3.54%
0.45%
148.2
150.3
3.58
3.52%
0.39%
←
150.3
9.95
6.27%
0.40%
←
149.8
147.9
148.0
149.0
GI Kuala Kurun
22.25
8.74%
0.82%
←
0.84
←
69.53
22.17%
0.37%
0.42
1.29%
0.02%
→
8.96
7.37%
1.23%
→
17.59
6.67%
0.08%
→ GI Pangkalan Bun
146.9
KTT KLM
39 MVA
#5, #6
2 x 145 MVA
150.8
KONDISI INISIAL PEMBANGKIT OPTIMAL ( 04:00 )
18
Strategi :
1. Pada Beban Rendah
(1112.95 MW) Kapasitor 25
MVAR di GI Pangkalan Bun
tidak di operasikan untuk
memperbaiki tegangan
mendekati tegangan nominal
2. Pada Beban Puncak
(1508.16 MW)
mengoperasukan Kapasitor
25 MVAR di GI Pangkalan
Bun karena adanya KTT
KLM menyababkan
Tegangan Pangkalan Bun di
bawah 135kV
www.pln.co.id |
c-
148.3
148.4 147.2 149.0
151.5
152.5
151.4
147.8
147.0
148.5 147.3
146.0
146.7 146.8
146.5
146.0
147.3
146.5
146.6
147.3
147.0
153.9
To Koman
(Sub Sistem Mahakam)
PLTMG Bangkanai
155 MW
GI Bangkanai
GI Muara Teweh
GI Puruk Cahu
GI Buntok
GI Tanjung
GI Barikin
GI Amuntai
GI Marabahan
GI Kayutangi
GI Rantau
GI
Cempaka
GI Sei Tabuk
GI Seberang Barito
GI Trisakti
GI Ulin70
GI Bandara
GI Mantuil
GI Pelaihari
GI Satui
GI Batulicin
GI Kotabaru
GI Selat
GI Mintin
GI Pulang
Pisau
GI Sebangau
GI Palangkaraya
GI Kasongan
GI Parenggean
GI Sampit
GI Bagendang
IPP PLTU SLK
(2 x 100 MW)
#3, #4
2 x 65 MVA #1, #2
2 x 65 MVA
PLTU Asam-Asam
IPP PLTU TPI
(2 x 100 MW)
146.4
150.9
153.9
69.6
37.58
13.52%
2.00%
←
14.21
6.79%
0.34%
←
←
←
65.07
22.41%
2.03%
56.84
19.72%
1.38%
29.60
4.94%
0.26%
←
181.29
31.17%
2.47%
→ 10.32
3.90%
0.48%
→
15.99
5.10%
0.05%
←
3.26
1.24%
0.03%
→
13.51
4.76%
0.53%
←
←
17.80
6.53%
0.53%
55.05
8.41%
0.51%
←
34.01
5.24%
0.33%
→
→
5.53
1.90%
0.04%
15.15
5.84%
0.12%
→
13.77
2.40%
0.08%
←
95.78
15.86%
0.22%
→
0.77
1.65%
0.25%
←
16.03
4.00%
0.06%
←
46.49
15.79%
0.18%
6.72%
0.49%
125.40
20.24%
1.98%
← 163.28
49.74%
2.99%
←
142.98
45.02%
3.26%
←
75.19
25.83%
0.11%
←
→
52.85
26.69%
2.11%
23.00
12.20%
0.14%
→
→
35.01
6.63%
0.26%
→
14.62
9.33%
0.54%
←
18.93
13.29%
0.62%
→
0.24
3.92%
2.52%
8.92
3.86%
0.32%
→
5.60
2.86%
0.10%
10.31
3.82%
0.24%
23.72
7.76%
0.23%
←
←
51.11
16.97%
0.92%
77.71
12.53%
0.88%
→
91.63
15.01%
1.55%
→
←
21.26
4.86%
0.27%
PEMBEBANAN TRANSMISI
: < 40%
: 40 - 50 %
: > 50 %
: loading (MW)
: susut (%)
Pembangkit
Rencana Pembangkit
GI Eksisting
GI Konstruksi
GI Rencana
T/L energize
T/L tidak operasi
T/L rencana
→ 124.45
15.24%
0.59%
GIS Ulin150
36.07
18.26%
0.37%
→
147.9
148.6
148.8
→
→
41.25
14.72%
1.53%
34.52
11.95%
0.50%
GI Pangkalan Banteng
147.2
146.9
PLTA PM
NOOR
147.0
GI
Bati-Bati
14.93
15.19%
0.64%
→
150.5
68.6
146.0
GI Paringin
53.63
17.71%
0.66%
←
148.6
150.4
GI Sudan
25.95%
75.56
1.55%
24.92%
1.86%
←
←
72.53
ITP
40 MW
→
146.3
146.9
35.01
6.63%
0.26%
SILO
60 MW
146.0
→
←
→
12.23
13.60%
0.54%
GI K. Pambuang
GI Sukamara
→
4.45
3.57%
0.34%
149.7
149.0
5.12
3.58%
0.31%
←
149.0
14.21
6.79%
0.34%
←
148.3
145.9
146.2
148.3
GI Kuala Kurun
2.17
7.21%
5.39%
→
1.20
←
45.49
15.16%
0.26%
0.60
1.33%
0.02%
→
4.02
6.20%
1.68%
←
17.59
6.59%
0.08%
→ GI Pangkalan Bun
148.5
KTT KLM
39 MVA
#5, #6
2 x 145 MVA
150.9
KONDISI INISIAL PEMBANGKIT OPTIMAL ( 19:00 )
19
Strategi :
1. Pada Beban Rendah
(1112.95 MW) Kapasitor 25
MVAR di GI Pangkalan Bun
tidak di operasikan untuk
memperbaiki tegangan
mendekati tegangan nominal
2. Pada Beban Puncak
(1508.16 MW)
mengoperasukan Kapasitor
25 MVAR di GI Pangkalan
Bun karena adanya KTT
KLM menyababkan
Tegangan Pangkalan Bun di
bawah 135kV
www.pln.co.id |
PETA DAMPAK OPERASI ( Beban Rendah 04:00 )
20
Kontingensi :
Lokasi N-2 (Line) :
Tanjung-
Barikin
Tanjung -
Buntok
Buntok -
Muara
Teweh
Muara
Teweh -
Puruk Cahu
Puruk Cahu -
Kuala Kurun
SKS-Kuala
Kurun
Kasongan-
SKS
Kasongan -
Palangkaraya
Mintin -
Palangkaraya
Mintin - Selat
Seberang
Barito - Selat
Muara
Teweh -
Bangkanai
LF-A (Gen Optimal) X X X X
Kondisi Inisial : 173.38 -58.33 -67.97 -8.69 -17.92 22.25 -157.89 35.72 8.04 80.51 -65.09 -67.17
LF-B w/o PLTU SLK 1 Unit X X X X X
Kondisi Inisial : 205.17 -43.94 -53.42 63.64 54.14 -49.48 -131.01 8.95 37.31 53.73 -38.90 -124.63
LF-C w/o PLTU SLK 2 Unit X
Kondisi Inisial : 175.83 11.82 2.48 120.01 109.72 -103.23 -86.35 -35.39 89.34 8.38 6.07 -124.63
LF-D w/o PLTU Pulpis 1 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 199.79 -90.25 -100.43 15.38 6.14 -1.92 -181.04 58.84 -13.04 58.37 -43.43 -124.62
LF-E w/o PLTU Pulpis 2 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 238.87 -76.93 -86.85 29.39 20.11 -15.82 -194.31 72.03 -24.44 26.32 -11.79 -124.62
LF-F w/o PLTU TPI 1 Unit X X X
Kondisi Inisial : 121.65 -63.87 -73.59 -14.45 -23.70 28.11 -152.26 30.10 13.85 74.92 -59.64 -67.17
LF-G w/o PLTU TPI 2 Unit X X X
Kondisi Inisial : 101.30 -144.71 -156.41 4.21 -5.02 9.24 -170.36 48.18 -3.61 92.83 -77.04 -171.92
LF-H w/o PLTMG Bangkanai 100MW X X X X
Kondisi Inisial : 167.12 -83.37 -93.41 -3.10 -12.32 16.62 -163.30 41.12 2.79 85.87 -70.29 -98.90
LF-I w/o PLTMG Bangkanai 0 MW X X
Kondisi Inisial : 187.03 -3.63 -12.89 -20.60 -29.85 34.22 -146.37 24.19 20.28 69.03 -53.89 0.55
LF-J w/o PLTU Aasam 3 Unit (54 & 2x100) MW X X X X
Kondisi Inisial : 211.39 -133.48 -144.79 16.44 7.20 -2.99 -182.05 59.85 -13.84 104.29 -88.11 -171.92
Transfer Limit Kondisi Stabil: < 121.64576 > -43.94318 > -53.41784 - - < 28.10868 > -146.37394 - - - - -
Keterangan : ( - ) : Tanda minus (-) pada Transfer Limit mengindikasikan arah aliran daya yang terbalik
Tingkat Dampak : X : Terdapat anomali pada sistem
Tidak Signifikan : Kondisi stabil
: isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan
: isu MVAR pembangkit di luar range capability curve
Medium : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154)
: Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve
Fatal : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
N-2 (Line)
Minor
Mayor
www.pln.co.id |
PETA DAMPAK OPERASI ( Beban Puncak 19:00 )
21
Kontingensi :
Lokasi N-2 (Line) :
Tanjung-
Barikin
Tanjung -
Buntok
Buntok -
Muara
Teweh
Muara
Teweh -
Puruk Cahu
Puruk Cahu -
Kuala Kurun
SKS-Kuala
Kurun
Kasongan-
SKS
Kasongan -
Palangkaraya
Mintin -
Palangkaraya
Mintin - Selat
Seberang
Barito - Selat
Muara
Teweh -
Bangkanai
LF-A (Gen Optimal) X X X X
Kondisi Inisial : 122.45 -77.71 -91.63 21.26 8.05 -2.17 -181.29 29.60 34.25 55.0471 -34.01484 -124.45048
LF-B w/o PLTU SLK 1 Unit X X X
Kondisi Inisial : 165.40 -16.23 -29.53 84.64 70.95 -64.20 -145.16 -6.47 75.64 18.502536 2.194422 -124.45906
LF-C w/o PLTU SLK 2 Unit X X X X X X
Kondisi Inisial : 211.52 50.06 36.44 150.48 135.61 -125.96 -108.47 -42.89 119.16 -19.267146 40.16418 -124.45712
LF-D w/o PLTU Pulpis 1 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 159.62 -64.10 -77.81 35.48 22.21 -16.27 -194.72 42.98 19.40 23.46978 -2.775404 -124.44992
LF-E w/o PLTU Pulpis 2 Unit X X X X X X
Kondisi Inisial : 148.05 -55.70 -69.30 44.20 30.87 -24.81 -202.83 50.97 10.06 -13.513364 34.29806 -124.44314
LF-F w/o PLTU TPI 1 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 122.35 -77.63 -91.56 21.33 8.12 -2.25 -181.37 29.67 34.17 55.12086 -34.08578 -124.44718
LF-G w/o PLTU TPI 2 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 122.01 -77.19 -91.14 21.73 8.53 -2.70 -181.80 30.08 33.72 55.52718 -34.47354 -124.42594
LF-H w/o PLTMG Bangkanai 100MW X X X X
Kondisi Inisial : 128.60 -52.69 -66.25 15.67 2.48 3.39 -175.99 24.29 40.21 49.72194 -28.77154 -92.79482
LF-I w/o PLTMG Bangkanai 0 MW X X
Kondisi Inisial : 147.39 23.21 9.90 -0.97 -14.12 19.92 -160.15 8.43 58.49 33.68816 -12.918226 0.6968938
LF-J w/o PLTU Aasam 3 Unit (54 & 2x100) MW X X X X
Kondisi Inisial : 282.84 -65.28 -79.01 34.25 21.00 -15.09 -193.56 47.20 7.88 79.41576 -57.86598 -124.45112
Transfer Limit Kondisi Stabil: < 121.64576 > -43.94318 > -53.41784 < 120.01092 - > -103.2338 > -146.37394 < 47.20012 < 75.637203 - < 34.29806 -
Keterangan : ( - ) : Tanda minus (-) pada Transfer Limit mengindikasikan arah aliran daya yang terbalik
Tingkat Dampak : X : Terdapat anomali pada sistem
Tidak Signifikan : Kondisi stabil
: isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan
: isu MVAR pembangkit di luar range capability curve
Medium : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154)
: Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve
Fatal : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
N-2 (Line)
Minor
Mayor
www.pln.co.id |
Kontingensi :
Lokasi N-2 (Line) :
Tanjung-
Barikin
Buntok -
Tanjung
Muara
Teweh -
Buntok
Muara
Teweh -
Puruk Cahu
Puruk Cahu -
Kuala Kurun
SKS-Kuala
Kurun
SKS -
Kasongan
Kasongan -
Palangkaraya
Mintin -
Palangkaraya
Mintin - Selat
Seberang
Barito - Selat
Muara
Teweh -
Bangkanai
LF-A (Gen Optimal) X X X X
LF-B w/o PLTU SLK 1 Unit
X X X X X X
LF-C w/o PLTU SLK 2 Unit
X X X X X X
LF-D w/o PLTU Pulpis 1 Unit
X X X X
LF-E w/o PLTU Pulpis 2 Unit
X X X X X X
LF-F w/o PLTU TPI 1 Unit
X X X X
LF-G w/o PLTU TPI 2 Unit
X X X X
LF-H w/o PLTMG Bangkanai 100MW
X X X X
LF-I w/o PLTMG Bangkanai 0 MW
X X X
LF-J w/o PLTU Aasam 3 Unit (54 & 2x100) MW
X X X X
Transfer Limit Kondisi Stabil:
04:00
< 121.64 < 43.94 < 53.41 - - < 28.10 < 146.37 - - - - -
Transfer Limit Kondisi Stabil:
19:00
< 121.64 < 43.94 < 53.41 < 120.01 - > -103.23 < 146.37 < 47.20 < 75.63 - < 34.29 -
Keterangan : ( - ) : Tanda minus (-) pada Transfer Limit mengindikasikan arah aliran daya yang terbalik
Tingkat Dampak : X : Terdapat anomali pada sistem
Tidak Signifikan : Kondisi stabil
: isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan
: isu MVAR pembangkit di luar range capability curve
Medium : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154)
: Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve
Fatal : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
Minor
Mayor
N-2 (Line)
22
SUMMARY PETA DAMPAK OPERASI
www.pln.co.id |
PENILAIAN RESIKO
23
Tingkat Dampak : X
Tidak Signifikan
Medium
Fatal
: isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan
: Kondisi stabil
: Terdapat anomali pada sistem
Minor
Mayor
: Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve
: Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154)
: isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: isu MVAR pembangkit di luar range capability curve
LINE Jumlah Gangguan Tingkat Kemungkinan
Muara Teweh - Buntok 102 Sangat Besar
Kasongan - Palangkaraya 82 Besar
SKS - Kasongan 34 Sedang
Muara Teweh - Bangkanai 16 Kecil
Mintin - Palangkaraya 11 Kecil
Seberang Barito - Selat 0 Sangat Kecil
Mintin - Selat 0 Sangat Kecil
SKS - Kuala Kurun 0 Sangat Kecil
Puruk Cahu - Kuala Kurun 0 Sangat Kecil
Muara Teweh - Puruk Cahu 0 Sangat Kecil
Buntok - Tanjung 0 Sangat Kecil
Tanjung - Barikin/Paringin 0 Sangat Kecil
Keteragan : 91 - 120 : Sangat Besar
61 - 90 : Besar
31 - 60 : Sedang
1 - 30 : Kecil
0 : Sangat Kecil
Gangguan di Interkoneksi Looping Kalimantan Tengah 2019 - 2023
Sumber: Forced Outage Information System, Gangguan dari tahun 2019-2023
Tidak Signifikan Minor Medium Mayor Fatal
Ekstrim
Sangat Besar Moderat Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Besar Moderat Moderat Tinggi Ekstrim
Tinggi
Sedang Moderat Moderat Tinggi Tinggi Tinggi
Kecil Rendah Rendah Moderat Moderat
Tingkat Kemungkinan
Tingkat Dampak
Sangat Kecil Rendah Rendah Moderat Moderat Moderat
Penilaian Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito
Keterangan :
1. Muara Teweh – Bangkanai
2. Selat – Seberang Barito
3. Mintin – Selat
4. Palangkaraya – Mintin
5. Kasongan – Palangkaraya
6. SKS – Kasongan
7. Kuala Kurun – SKS
8. Puruk Cahu – Kuala Kurun
9. Muara Teweh – Puruk Cahu
10.Buntok – Muara Teweh
11.Tanjung – Buntok
12.Tanjung – Barikin/Paringin
Dari hasil penilaian resiko tersebut
N-2 line SKS-Kasongan dan
Buntok-Muara Teweh memiliki
tingat resiko tinggi dan ekstrim
sehingga perlu dilakukan
perhatian khusus untuk mencegah
resiko yang ditimbulkan.
SKS-Kasongan
1. Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga 130kV
keluar dari grid code Kalimantan
2. Respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari
60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil.
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
Menjaga transfer limit dari SKS ke Kasongan di bawah 150 MW Tinggi Moderat
Buntok-Muara Teweh
1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga
lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil
2. Tegangan Rendah di Kalimantan Tengah hingga keluar dari grid code
Kalimantan.
3. Saat PLTU Pulau Pisau lepas 1 unit, respon MVAR PLTU Pulau Pisau yang
masih beroperasi melebihi Capability Curve Pembangkit hingga +33MVAR
(batas capability curve +30MVAR)
1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Muara Teweh ke Buntok maksimal 50MW agar
ketika terjadi lepas dua line Buntok-Muara Teweh osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam
dalam waktu di bawah 60 detik
2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki
tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau
sedang tidak optimal
Usulan :
1. Menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya
2. Menambah under voltage relay di Kalimantan Tengah ( Palangkaraya sampai GI Ujung ) untuk
menjaga tegangan agar tetap di dalam grid code kalimantan
Ekstrim Moderat
Tingkat
Resiko
Tingkat Resiko
Setelah Mitigasi
Mitigasi Terencana
Dampak
N-2 (Line)
: Sebelum
: Setelah
1a. Respon Load Flow Saat Suplai Optimal (LF-6 – SKS - Kasongan )
Summary :
• Lepasnya dua Line SKS-Kasongan (LF-7) menyebabkan respon osilasi tegangan dan frekuensi tidak dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik sehingga sistem masih
dikatakan tidak stabil
• Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga keluar dari grid code Kalimantan.
• Respon MVAR PLTU Pulau Pisau Unit 1 melebihi Capability Curve Pembangkit (asumsi +30MVAR)
SKS - Kasongan
190 MW
1b. Respon Load Flow 2 Unit PLTU SLK Outage (LF-6 – SKS - Kasongan )
Summary :
• Dengan menjaga besar transfer limit di bawah 150 MW seperti pada LF-C dengan
lepasnya dua Line SKS-Kasongan (LF-7) maka osilasi pada sistem akan teredam
dan nilai tegangan masih di dalam Grid Code Kalimantan
• MVAR PLTU Pulau Pisau berada di dalam range Capability Curve (Batas di
bawah +30 MVAR
SKS - Kasongan
90 MW
1c. Respon Load Flow PLTMG Bangkanai Outage (LF-6 – SKS - Kasongan)
Summary :
• Dengan menjaga besar transfer limit di bawah 150 MW seperti pada LF-I dengan
lepasnya dua Line SKS-Kasongan (LF-7) maka osilasi pada sistem akan teredam
dan nilai tegangan masih di dalam Grid Code Kalimantan
• MVAR PLTU Pulau Pisau berada di dalam range Capability Curve (Batas di bawah
+30 MVAR
SKS - Kasongan
150 MW
SALAH SATU KASUS GANGGUAN DI SISTEM INTERKONEKSI KALIMANTAN
Pada laporan gangguan pada tanggal 28 April 2023 terjadi Ganggaun Line 1 & 2 SKS-Kasongan dengan
menyebabkan frekuensi turun dari 50.045 Hz ke 48.9 Hz dalam kurun waktu 3.3 detik. Dampak gangguan menyebabkan UFR
Tahap 3 (setting 49.0 Hz) sebesar 203.12 MW. Aliran daya Line 1&2 SKS-Kasongan sebelum gangguan sebesar 187.77 MW.
• UFR Mahakam : 87.1 MW (ENS 31486.31 kWh)
• UFR Barito : 116.02 MW (45570 kWh)
Sehingga total ENS adalah 77.056,31 kWh
*) source: Laporan Kronologi Gangguan Line 1 & 2 SKS-Kasongan, 28 April 2023 Pukul 19:22:23 WITA
Dengan biaya energi sistem interkoneksi harga listrik bulan
Mei 2023 adalah Rp1.014,05/kWh, maka kerugian yang di
terima PLN sebesar Rp 78.138.951,20
Dengan salah satu potensi kerugian tersebut, jika SKS –
Kuala Kurun – Puruk Cahu telah terhubung maka dengan
adanya gangguan SKS-Kasongan dengan menjaga transfer
limitnya maka UFR Penyulang dapat dihindari untuk aktif.
Sehingga kerugian tersebut menjadi saving sebesar
Rp 78.138.951,20
Indikasi Sisi SKS
• Indikasi Line 1 SKS - Kasongan : Phase T, AR sukses (146.6 km)
• Indikasi Line 2 SKS - Kasongan : Phase T, AR sukses (145 km)
Indikasi Sisi Kasongan
• Indikasi Line 1 Kasongan - SKS : Differential Phase RN (45.65 km)
• Indikasi Line 2 Kasongan - SKS : Differential Phase RN (40.46 km)
06
Kesimpulan dan
Saran
www.pln.co.id |
1. Strategi Operasi :
• Pada Beban Rendah (1112.95 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun OFF
• Pada Beban Puncak (1508.16 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun ON
Kesimpulan
35
2. Penilaian Resiko:
• Lepas dua saluran transmisi pada Buntok – Muara Teweh memiliki kategori resiko yang Ekstrim.
• Lepas dua saluran transmisi pada SKS – Kasongan memiliki kategori resiko yang Tinggi.
3. Terdapat isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangkaraya,
Sehingga perlu di mitigasi terencana dengan mengoperasikan PLTD dan PLTG di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
untuk mencegah tegangan turun hingga keluar dari Grid Code Kalimantan.
4. Lepasnya satu unit PLTU SLK menyebabkan adanya isu MVAR PLTU SLK yang beroperasi keluar dari range capability curve-
nya dan adanya isu tegangan rendah di Pangkalan Bun.
Sehingga perlu di lakukan penurunan Tap GSUT pada PLTU SLK yang masih beroperasi dan pengaturan lepas Line
Sukamara-Nangabulik dan Bagendang-Kuala Pambuang saat beban rendah ataupun beban puncak
5. Dengan memberikan batas aliran daya pada saluran transmisi dapat memitigasi resiko sistem menjadi tidak stabil ketika terjadi
lepas dua line saluran transmisi.
6. Dengan terhubungnya transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu dapat mencegah terjadinya kerugian dari Energy Not Served
yang disebabkan oleh gangguan di Material Transmisi Utama.
www.pln.co.id |
Saran
36
1. Melanjutkan studi untuk penambahan Capacitor Bank di Palangkaraya atau Selat guna memperbaiki isu tegangan rendah di
Kalimantan Tengah
2. Melanjutkan studi untuk penambahan Under Voltage Relay di Sampit hingga Pangkalan Bun guna mengisolir tegangan rendah
di Kalimantan Tengah dengan selektif pada sistem
3. Melanjutkan studi Short Circuit untuk mengetahui nilai hubung singkat sebagai basis kemampuan ketahanan material transmisi
utama (MTU) karena terhubungnya saluran transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu yang akan merubah nilai impedansi
total pada sistem
4. Melanjutkan studi penyesuaian Defense Scheme pada sistem Ketika saluran transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu
beroperasi agar sistem dapat bertahan dan stabil saat terdapat gangguan di sistem
Sekian dan
Terimakasih
www.pln.co.id | 03
Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito
1
Muara Teweh -
Bangkanai
1. Lepasnya dua Line Muara Teweh-Bangkanai (LF-2) menyababkan UFR
Penyulang tahap 1 (49.20Hz), tahap 2 (49.15Hz), dan tahap 3 (49.00Hz)
2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, Respon MVAR PLTU SLK 1 Unit mencapai -
46.689MVAR sudah di luar dari Capability Curve ( kurang dari -40MVAR)
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, menurunkan satu kali Tap GSUT unit PLTU SLK yang sedang
beopersi dari 11 ke 8
2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit atau 2 unit dan saat beban rendah, melepas satu line Sukamara-
Nangabulik dan satu line Bagendang-Kuala Pambuang untuk pengaturan tegangan dan MVAR
Pembakit di subsistem Barito
Moderat Rendah
2 Selat-Seberang Barito
1. Respon MVAR PLTU SLK 1 Unit mencapai -42.395MVAR sudah di luar dari
Capability Curve ( kurang dari -40MVAR)
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, menurunkan satu kali Tap GSUT unit PLTU SLK yang sedang
beopersi dari 11 ke 8
2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit atau 2 unit dan saat beban rendah, melepas satu line Sukamara-
Nangabulik dan satu line Bagendang-Kuala Pambuang untuk pengaturan tegangan dan MVAR
Pembakit di subsistem Barito
Rendah Rendah
3 Mintin - Selat
1. Respon MVAR PLTU SLK 1 Unit mencapai -42.598MVAR sudah di luar dari
Capability Curve ( kurang dari -40MVAR)
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, menurunkan satu kali Tap GSUT unit PLTU SLK yang sedang
beopersi dari 11 ke 8
2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit atau 2 unit dan saat beban rendah, melepas satu line Sukamara-
Nangabulik dan satu line Bagendang-Kuala Pambuang untuk pengaturan tegangan dan MVAR
Pembakit di subsistem Barito
Rendah Rendah
4 Palangkaraya - Mintin
1. Terdapat respon tegangan rendah di luar grid code mencapai 129kV
selama 0.53-0.55 detik dan kembali masuk ke dalam range grid code.
Stanby operasi PLTG & PLTD Trisakti guna memperbaiki tegangan di Selat, Mintin, dan
Palangkaraya ketika PLTU Pulau Pisau 2 Unit sedang outage
Usulan : menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya ketika 2 unit
PLTU Pulau Pisat sedang outage
Moderat Rendah
5
Kasongan-
Palangkaraya
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 unit, terdapat respon MVAR PLTU SLK 1 Unit di luar
dari range Capability Curve sebesar -41.026 MVar ( batas Capability Curve
adalah -40 MVar )
2. Saat PLTU SLK Lepas 2 unit, terdapat respon tegangan rendah mencapai
130kV di Palangkaraya yang sudah di luar range Grid Code Kalimantan
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 unit, membatasi daya yang di bangkitkan oleh PLTU SLK maksimal
90MW gross dan membatasi transfer dari Palangkaraya ke Kasongan minimal 10MW dan
melepas satu Line Kuala Pambuang - Bagendang untuk mengurangi penyerapan MVAR dari PLTU
SLK yang masih beroperasi.
2. Saat PLTU SLK Lepas 2 unit, stanby operasi PLTG & PLTD Trisakti guna memperbaiki tegangan
di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Pulau Pisau 2 Unit sedang outage
Usulan : menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya ketika 2 unit
PLTU Pulau Pisat sedang outage
Moderat Moderat
No.
Tingkat
Resiko
Tingkat Resiko
Setelah Mitigasi
Mitigasi Terencana
Dampak
N-2 (Line)
Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito
6 SKS-Kasongan
1. Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga 130kV
keluar dari grid code Kalimantan
2. Respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari
60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil.
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
Menjaga transfer limit dari SKS ke Kasongan di bawah 150 MW Tinggi Rendah
7 Kuala Kurun - SKS
1. Terdapat repson frekuensi yang akan naik mencapai 50.30Hz sehingga
perlu dilakukan OGS.
2. Terdapat respon tegangan rendah di Kalimantan Tengah yang di luar dari
range Grid Code Kalimantan
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
1. Menjaga transfer limit dari SKS ke Kuala Kurun di bawah 30 MW dan Kuala Kurun ke SKS di
bawah 100MW
2. Menghindari pekerjaan di Line SKS-Kuala Kurun-Puruk Cahu-Muara Teweh ketika 2 unit PLTU
SLK sedang outage
Usulan :
1. Memberikan under voltage relay pada di sisi Kalimantan Tengah (GI Sampit hingga ke GI
Ujung) untuk mencegah tegangan sistem keluar dari grid code kalimantan. Hal ini dapat juga
memperbaiki isu capability curve di PLTU Pulau Pisau
Rendah Rendah
8
Puruk Cahu - Kuala
Kurun
1. Terdapat repson frekuensi yang akan naik mencapai 50.30Hz sehingga
perlu dilakukan OGS.
2. Terdapat respon tegangan rendah di Kalimantan Tengah yang di luar dari
range Grid Code Kalimantan
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
Menghindari pekerjaan di Line SKS-Kuala Kurun-Puruk Cahu-Muara Teweh ketika 2 unit PLTU
SLK sedang outage
Usulan :
1. Memberikan under voltage relay pada di sisi Kalimantan Tengah (GI Sampit hingga ke GI
Ujung) untuk mencegah tegangan sistem keluar dari grid code kalimantan. Hal ini dapat juga
memperbaiki isu capability curve di PLTU Pulau Pisau
Rendah Rendah
9
Muara Teweh - Puruk
Cahu
1. Terdapat repson frekuensi yang akan naik mencapai 50.30Hz sehingga
perlu dilakukan OGS.
2. Terdapat respon tegangan rendah di Kalimantan Tengah yang di luar dari
range Grid Code Kalimantan
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
Menghindari pekerjaan di Line SKS-Kuala Kurun-Puruk Cahu-Muara Teweh ketika 2 unit PLTU
SLK sedang outage
Usulan :
1. Memberikan under voltage relay pada di sisi Kalimantan Tengah (GI Sampit hingga ke GI
Ujung) untuk mencegah tegangan sistem keluar dari grid code kalimantan. Hal ini dapat juga
memperbaiki isu capability curve di PLTU Pulau Pisau
Rendah Rendah
No.
Tingkat
Resiko
Tingkat Resiko
Setelah Mitigasi
Mitigasi Terencana
Dampak
N-2 (Line)
Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito
10 Buntok-Muara Teweh
1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga
lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil
2. Tegangan Rendah di Kalimantan Tengah hingga keluar dari grid code
Kalimantan.
3. Saat PLTU Pulau Pisau lepas 1 unit, respon MVAR PLTU Pulau Pisau yang
masih beroperasi melebihi Capability Curve Pembangkit hingga +33MVAR
(batas capability curve +30MVAR)
1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Muara Teweh ke Buntok maksimal 50MW agar
ketika terjadi lepas dua line Buntok-Muara Teweh osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam
dalam waktu di bawah 60 detik
2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki
tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau
sedang tidak optimal
Usulan :
1. Menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya
2. Menambah under voltage relay di Kalimantan Tengah ( Palangkaraya sampai GI Ujung ) untuk
menjaga tegangan agar tetap di dalam grid code kalimantan
Ekstrim Moderat
11 Tanjung-Buntok
1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga
lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil
2. Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga keluar
dari grid code Kalimantan selama 0.4s.
1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Buntok ke Tanjung maksimal 50MW agar ketika
terjadi lepas dua line Buntok-Tanjung osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam dalam
waktu di bawah 60 detik
2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki
tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau
sedang tidak optimal
Usulan :
1. Menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya
2. Menambah under voltage relay di Kalimantan Tengah ( Palangkaraya sampai GI Ujung ) untuk
menjaga tegangan agar tetap di dalam grid code kalimantan
Moderat Rendah
12 Tanjung-Barikin
1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga
lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil.
2. Respon aliran daya yang bersosiliasi secara ekstrim berpotensi terjadi
gangguan meluas
3. Tegangan Rendah di Kalimantan Tengah hingga keluar dari grid code
Kalimantan.
1. Menjaga transfer limit dari Tanjung ke Barikin/Paringin di bawah 120 MW
2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki
tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau
sedang tidak optimal
Moderat Rendah
No.
Tingkat
Resiko
Tingkat Resiko
Setelah Mitigasi
Mitigasi Terencana
Dampak
N-2 (Line)
2a. Respon Load Flow Suplai Optimal (LF-10 – Buntok - Muara Teweh)
Summary :
• Lepasnya dua Line Buntok-Muara Teweh (LF-11) menyebabkan respon osilasi tegangan dan
frekuensi tidak dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik sehingga sistem masih
dikatakan tidak stabil
• Line Tanjung-Barikin/Paringin terjadi osilasi yang merubaah arah aliran daya sehingga
berpotensi untuk mempengaruhi pembangkit di sisi Selatan menjadi gangguan
• Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga keluar dari grid code
Kalimantan.
• Respon MVAR PLTU Pulau Pisau Unit 1 melebihi Capability Curve Pembangkit (> +30MVAR)
2b. Respon Load Flow Pengaturan Suplai (LF-10 – Buntok - Muara Teweh)
Mitigasi :
1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Muara Teweh ke Buntok maksimal 50MW agar ketika terjadi lepas dua line Buntok-Muara Teweh osilasi yang terjadi pada sistem dapat
teredam dalam waktu di bawah 60 detik dan dapat mengatasi isu capability curve dari PLTU Pulau Pisau
www.pln.co.id |
Kesimpulan
35
1. Strategi Operasi :
• Pada Beban Rendah (1112.95 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun OFF
• Pada Beban Puncak (1508.16 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun ON
2. Penilaian Resiko:
• Lepas dua saluran transmisi pada Buntok – Muara Teweh memiliki kategori resiko yang Ekstrim.
• Lepas dua saluran transmisi pada SKS – Kasongan memiliki kategori resiko yang Tinggi.
3. Terdapat isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangkaraya, sehingga perlu di mitigasi dengan
mengoperasikan PLTD dan PLTG di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk mencegah tegangan turun hingga keluar dari
Grid Code Kalimantan.
4. Lepasnya satu unit PLTU SLK menyebabkan adanya isu MVAR PLTU SLK yang beroperasi keluar dari range capability curve-nya
dan adanya isu tegangan rendah di Pangkalan Bun. Sehingga perlu di lakukan penurunan Tap GSUT pada PLTU SLK yang masih
beroperasi dan pengaturan lepas Line Sukamara-Nangabulik dan Bagendang-Kuala Pambuang saat beban rendah ataupun beban
puncak
5. Dengan memberikan batas aliran daya pada saluran transmisi dapat memitigasi resiko sistem menjadi tidak stabil ketika terjadi lepas
dua line saluran transmisi.
6. Dengan terhubungnya transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu dapat mencegah terjadinya kerugian dari Energy Not Served
yang disebabkan oleh gangguan di Material Utama Transmisi.
www.pln.co.id |
Saran
36
1. Dengan adanya isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah penulis mengusulkan melanjutkan studi lanjutan untuk
penambahan Capacitor Bank di Palangkaraya atau Selat guna memperbaiki tegangan di sistem agar tegangan
sistem tetap terjaga sesuai range Grid Code Kalimantan
2. Dengan adanya isu tegangan rendah di Kalimantan di penulis mengusulkan melanjutkan studi lanjutan untuk
penambahan Under Voltage Relay di Sampit hingga Pangkalan Bun guna mengisolir dengan selektif adanya
tegangan rendah pada sistem
3. Dengan terhubungnya transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu akan merubah nilai impedansi total pada sistem,
penulis mengusulkan untuk melanjutkan studi Short Circuit untuk mengetahui nilai hubung singkat sebagai basis
kemampuan ketahanan material transmisi utama (MTU)
4. Dengan adanya potensi kondisi sistem menjadi tidak stabil, penulis mengusulkan untuk melanjutkan studi lanjutan
mengenai Defense Scheme agar sistem dapat bertahan dan stabil saat terdapat gangguan di sistem

More Related Content

Similar to Project Assignment_RahmandityaRM_REV.0.pptx

Pelatihan plc lpp yupptekmas
Pelatihan plc lpp yupptekmasPelatihan plc lpp yupptekmas
Pelatihan plc lpp yupptekmas
mardiesadi
 
Presentasi Seminar PKL Fikri Afrian.pptx
Presentasi Seminar PKL Fikri Afrian.pptxPresentasi Seminar PKL Fikri Afrian.pptx
Presentasi Seminar PKL Fikri Afrian.pptx
MuhammadWafa17
 
AZLAN ARIFFIN LPKT TAHAP 4.doc
AZLAN ARIFFIN LPKT TAHAP 4.docAZLAN ARIFFIN LPKT TAHAP 4.doc
AZLAN ARIFFIN LPKT TAHAP 4.doc
ahagr312
 
ORASI WISUDA ISTN 17 Okt 2015
ORASI WISUDA ISTN 17 Okt 2015ORASI WISUDA ISTN 17 Okt 2015
ORASI WISUDA ISTN 17 Okt 2015
Amiral Aziz
 

Similar to Project Assignment_RahmandityaRM_REV.0.pptx (20)

Laporan prakti kerja lapangan (pkl)
Laporan prakti kerja lapangan (pkl)Laporan prakti kerja lapangan (pkl)
Laporan prakti kerja lapangan (pkl)
 
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLCalat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
 
Pelatihan plc lpp yupptekmas
Pelatihan plc lpp yupptekmasPelatihan plc lpp yupptekmas
Pelatihan plc lpp yupptekmas
 
Presentasi Tim Escalate
 Presentasi Tim Escalate Presentasi Tim Escalate
Presentasi Tim Escalate
 
04. Evaluasi Kinerja April 2021 Ambarawa.pptx
04. Evaluasi Kinerja April 2021 Ambarawa.pptx04. Evaluasi Kinerja April 2021 Ambarawa.pptx
04. Evaluasi Kinerja April 2021 Ambarawa.pptx
 
eBudgeting_Binakon_26 Feb 2020 TOTO.pptx
eBudgeting_Binakon_26 Feb 2020 TOTO.pptxeBudgeting_Binakon_26 Feb 2020 TOTO.pptx
eBudgeting_Binakon_26 Feb 2020 TOTO.pptx
 
KULIAH TAMU Fakultas Teknik Elektro UNEJ 2021.pptx
KULIAH TAMU Fakultas Teknik Elektro UNEJ 2021.pptxKULIAH TAMU Fakultas Teknik Elektro UNEJ 2021.pptx
KULIAH TAMU Fakultas Teknik Elektro UNEJ 2021.pptx
 
Aplikasi Sistem Monitoring Out Going Gardu Induk Menggunakan Raspberry Pi
Aplikasi Sistem Monitoring Out Going Gardu Induk Menggunakan Raspberry PiAplikasi Sistem Monitoring Out Going Gardu Induk Menggunakan Raspberry Pi
Aplikasi Sistem Monitoring Out Going Gardu Induk Menggunakan Raspberry Pi
 
01 laporan akhir pdp '16
01 laporan akhir  pdp '1601 laporan akhir  pdp '16
01 laporan akhir pdp '16
 
3 c skd-b600_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b600_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis3 c skd-b600_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
3 c skd-b600_regi adriana saputra_stabilizer kamera 2-axis
 
Presentasi Seminar PKL Fikri Afrian.pptx
Presentasi Seminar PKL Fikri Afrian.pptxPresentasi Seminar PKL Fikri Afrian.pptx
Presentasi Seminar PKL Fikri Afrian.pptx
 
Resume fpga based mppt for pv system
Resume fpga based mppt for pv systemResume fpga based mppt for pv system
Resume fpga based mppt for pv system
 
AZLAN ARIFFIN LPKT TAHAP 4.doc
AZLAN ARIFFIN LPKT TAHAP 4.docAZLAN ARIFFIN LPKT TAHAP 4.doc
AZLAN ARIFFIN LPKT TAHAP 4.doc
 
Balancing Bi-Copter dengan Kendali PID
Balancing Bi-Copter dengan Kendali PIDBalancing Bi-Copter dengan Kendali PID
Balancing Bi-Copter dengan Kendali PID
 
ISO 27001 LPSE Prov. Jawa Barat_Ika Mardiah (Kepala Balai LPSE Prov. Jawa Barat)
ISO 27001 LPSE Prov. Jawa Barat_Ika Mardiah (Kepala Balai LPSE Prov. Jawa Barat)ISO 27001 LPSE Prov. Jawa Barat_Ika Mardiah (Kepala Balai LPSE Prov. Jawa Barat)
ISO 27001 LPSE Prov. Jawa Barat_Ika Mardiah (Kepala Balai LPSE Prov. Jawa Barat)
 
PRESENTASI TEKNIS.pptx
PRESENTASI TEKNIS.pptxPRESENTASI TEKNIS.pptx
PRESENTASI TEKNIS.pptx
 
PPT KP.pptx
PPT KP.pptxPPT KP.pptx
PPT KP.pptx
 
ORASI WISUDA ISTN 17 Okt 2015
ORASI WISUDA ISTN 17 Okt 2015ORASI WISUDA ISTN 17 Okt 2015
ORASI WISUDA ISTN 17 Okt 2015
 
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimumTelkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
Telkomnika, real time kontroler tambahan konduktansi titik daya maksimum
 
ISI KANDUNGAN PROJEK
ISI KANDUNGAN PROJEKISI KANDUNGAN PROJEK
ISI KANDUNGAN PROJEK
 

Project Assignment_RahmandityaRM_REV.0.pptx

  • 1. Studi Profit, Dampak, dan Mitigasi Beroperasinya Transmisi 150 kV SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu Pada Sistem Interkoneksi Kalimantan Rahmanditya Rahadiansyah Muhammad 2301/RBBPLN/79/S1-ELE/00298 Bidang Operasi Sistem PLN UP2B KALIMANTAN
  • 2. www.pln.co.id | 1 2 Proses Bisnis UP2B Kalimantan Realisasi KUK 3 Latar Belakang 4 Batasan Masalah 5 Hasil Studi 6 Kesimpulan dan Saran Outline 02
  • 4. www.pln.co.id | Proses Bisnis UP2B Kalimantan 04 Bagian Operasi Sistem dipimpin oleh Assistant Manager Operasi sistem yang bertanggung jawab kepada Manager UP2B Kalimantan dalam mengkoordinasikan pelaksanaan penyaluran energi listrik yang meliputi perencanaan operasi, pengaturan operasi dan analisa serta evaluasi operasi untuk menghasilkan operasi sistem tenaga listrik yang andal, aman, bermutu baik dengan biaya operasi yang ekonomis. Bagian Operasi Sistem di UP2B Kalimantan ada dua, yaitu Bagian Operasi Sistem I dan Bagian Operasi Sistem II. Bagian Operasi Sistem I bertugas di RCC I sedangkan Bagian Operasi Sistem II bertugas di RCC II. Bagian Fasilitas Operasi dipimpin oleh Assistant Manager Fasilitas Operasi yang bertanggung jawab kepada Manager UP2B Kalimantan dalam mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan evaluasi peralatan SCADA, Telekomunikasi dan Teknologi Informasi untuk mendukung pengoperasian sistem tenaga listrik yang andal, bermutu dan efisien. Bagian Keuangan dan Umum dipimpin oleh Assistant Manager Keuangan dan Umum yang bertanggung jawab kepada Manager UP2B Kalimantan atas kegiatan pengelolaan keuangan, akuntansi, kesekretariatan & umum, dan perbekalan untuk mencapai target hari operasi (HOP), tertib administrasi, tertib waktu dan tertib biaya serta menyajikan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu. Selain keempat bidang di atas, Manager UP2B Kalimantan juga langsung memerintah Seksi Pelaksana Pengadaan dan Seksi Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Keamanan.
  • 6. www.pln.co.id | Realisasi Pelaksanaan KUK 06 Status Realisasi KUK : 100% 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Rencana 11 Realisasi 8 3 Rencana 4 4 Realisasi 2 6 Rencana 3 Realisasi 3 Rencana 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 Realisasi 1 2 Rencana 11 Realisasi 8 3 Rencana 4 4 Realisasi 2 6 Rencana 3 Realisasi 3 Rencana 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 Realisasi 1 2 Rencana 11 Realisasi 8 3 Rencana 4 4 Realisasi 1 7 Rencana 3 Realisasi 3 Rencana 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 Realisasi 1 2 Rencana 11 Realisasi 8 3 Rencana 4 4 Realisasi 1 7 Rencana 3 Realisasi 3 Rencana 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 Realisasi 1 2 3 11 8 3 4 D.35.124.00.008.1 Melaksanakan Perhitungan Proteksi Sistem Merencanakan dan Menyiapkan Pelaksanaan Perhitungan Proteksi Sistem Melaksanakan Perhitungan Proteksi Sistem Memeriksa Pelaksanaan Perhitungan Proteksi Sistem Membuat Laporan Pekerjaan 11 8 3 3 D.35.124.00.007.1 Melaksanakan Pemutakhiran Data Operasi Merencanakan dan Menyiapkan Pelaksanaan Pemutakhiran Data Operasi Melaksanakan Pemutakhiran Data Operasi Memeriksa Pelaksanaan Pemutakhiran Data Operasi Membuat Laporan Pekerjaan 3 3 8 11 3 2 D.35.124.00.010.1 Membuat Proses Penawaran Energi Merencanakan dan Menyiapkan Pembuatan Proses Penawaran Energi Melaksanakan Pembuatan Proses Penawaran Energi Memeriksa Pelaksanaan Pembuatan Proses Penawaran Energi Membuat Laporan Pekerjaan 3 11 8 3 Juni Juli Agustus 1 D.35.124.00.009.1 Membuat Perencanaan Premover Pembangkit Merencanakan dan Menyiapkan Pembuatan Perencanaan Premover Pembangkit Melaksanakan Pembuatan Perencanaan Premover Pembangkit Memeriksa Pelaksanaan Pembuatan Perencanaan Premover Pembangkit Membuat Laporan Pekerjaan Progress Pelaksanaan Realisasi Kode Unit Kompetensi No. Kode Unit Bobot (%) Keterangan Minggu Ke- Nama Unit Element Kompetensi Rencana Realisasi
  • 7. www.pln.co.id | Eviden Pelaksanaan KUK 07 Status Realisasi KUK : 100%
  • 8. www.pln.co.id | Eviden Pelaksanaan KUK 08 Status Realisasi KUK : 100%
  • 10. www.pln.co.id | Latar Belakang 10 1. Pada bulan Desember tahun 2024, rencana looping GI SKS – GI Kuala Kurun – GI Puruk Cahu akan terhubung. 2. Kondisi saat ini, GI Kuala Kurun telah terhubung dengan Line GI SKS pada tanggal 7 Agustus 2023 sehingga GI Kuala Kurun dan GI Puruk Cahu beroperasi sebagai GI ujung dengan topologi radial. 3. Dengan interkoneksi Line GI Kuala Kurun – GI Puruk Cahu akan membentuk topologi looping yang diharapkan sistem memiliki tambahan jalur evakuasi daya PLTU SLK dan PLTMG Bangkanai 4. Diharapkan dengan topologi looping ini dapat melayani pelanggan di Kalimantan Tengah dengan keandalan dan kualitas sistem sesuai Grid Code Kalimantan 5. Sehingga perlunya mengetahui dampak dari operasi terhubungnya GI Kuala Kurun – GI Purukcahu pada sistem interkoneksi 1 2 3 4 5
  • 11. www.pln.co.id | Root Cause Problem Solving (RCPS) - 2 12
  • 12. www.pln.co.id | Root Cause Problem Solving (RCPS) 12
  • 15. www.pln.co.id | Batasan Masalah 14 Dalam pengerjaan Project Assignment ini terdapat beberapa batasan masalah, antara lain: 1. Permodelan dilakukan menggunakan software simulasi DIgSilient 2. Permodelan dilakukan dengan proyeksi beban rendah pagi hari dan beban puncak malam mempertimbangkan masuknya kosumen tegangan tinggi (KTT) SILO, ITP, KLM, KFI, dan KOBEXINDO. 3. Permodelan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi tegangan, capability curve pembangkit, dan stabilitas di sisi subsistem Barito 4. Permodelan dilakukan dengan mempertimbangkan stabilitas tegangan pada sistem mengacu pada IEEE 1154-2019 Recommended Practice for Monitoring Electric Power Quality dan CIGRE TECHNICAL BROCHURES 111: Analysis and Control of Power System Oscillations 5. Permodelan dilakukan tanpa mempertimbangkan analisa untuk Short Circuit, Coordination Protection, dan Defense Scheme. 1 2 3 4 5
  • 17. www.pln.co.id | 1.KTT KLM 39 MVA 2.KAPASITOR 25MVAR KTT ITP 40 MW KTT SILO 60 MW KONDISI INISIAL SISTEM PLTU ASAM- ASAM UNIT 5 & 6 2X100 MW
  • 18. www.pln.co.id | c- 149.5 150.2 150.6 152.8 153.0 152.9 152.0 148.8 148.6 150.0 149.6 148.1 149.7 150.0 149.7 149.4 150.4 149.7 150.0 149.5 149.9 153.7 To Koman (Sub Sistem Mahakam) PLTMG Bangkanai 155 MW GI Bangkanai GI Muara Teweh GI Puruk Cahu GI Buntok GI Tanjung GI Barikin GI Amuntai GI Marabahan GI Kayutangi GI Rantau GI Cempaka GI Sei Tabuk GI Seberang Barito GI Trisakti GI Ulin70 GI Bandara GI Mantuil GI Pelaihari GI Satui GI Batulicin GI Kotabaru GI Selat GI Mintin GI Pulang Pisau GI Sebangau GI Palangkaraya GI Kasongan GI Parenggean GI Sampit GI Bagendang IPP PLTU SLK (2 x 100 MW) #3, #4 2 x 65 MVA #1, #2 2 x 65 MVA PLTU Asam-Asam IPP PLTU TPI (2 x 100 MW) 147.2 150.8 153.7 70.2 33.23 11.09% 1.62% ← 9.95 6.27% 0.40% ← ← ← 52.70 18.09% 1.62% 47.01 15.95% 1.09% 35.72 6.15% 0.32% ← 157.89 27.44% 2.18% → 0.27 2.39% 4.10% ← 3.67 1.76% 0.02% ← 9.75 3.26% 0.07% → 1.94 2.44% 0.60% ← ← 18.71 6.75% 0.54% 80.51 12.13% 0.72% ← 65.09 10.01% 0.64% → → 76.06 11.46% 0.11% 20.39 6.53% 0.12% ← 9.63 1.63% 0.05% ← 5.38 2.88% 0.11% ← 15.01 2.92% 0.05% → 4.34 3.24% 0.15% → 32.48 10.71% 0.12% 4.60% 0.32% 29.28 5.05% 0.46% ← 144.24 45.05% 2.76% ← 129.49 41.58% 3.04% ← 70.85 24.87% 0.11% ← → 13.95 7.15% 0.54% 5.91 3.70% 0.05% ← → 35.01 6.47% 0.25% ← 10.73 7.90% 0.47% ← 34.41 20.87% 0.90% ← 21.10 13.28% 1.29% 21.85 7.20% 0.65% → 19.41 6.28% 0.17% 22.74 7.48% 0.49% 17.97 5.74% 0.16% ← ← 73.83 23.37% 1.23% 58.33 9.38% 0.64% → 67.97 11.55% 1.18% → → 8.69 4.25% 0.43% PEMBEBANAN TRANSMISI : < 40% : 40 - 50 % : > 50 % : loading (MW) : susut (%) Pembangkit Rencana Pembangkit GI Eksisting GI Konstruksi GI Rencana T/L energize T/L tidak operasi T/L rencana → 67.17 8.28% 0.32% GIS Ulin150 3.21 2.01% 0.04% → 150.8 147.8 147.2 → → 36.27 12.12% 1.22% 31.55 10.33% 0.42% GI Pangkalan Banteng 150.4 149.5 PLTA PM NOOR 149.7 GI Bati-Bati 2.13 2.30% 0.10% ← 152.3 69.9 149.3 GI Paringin 75.63 23.92% 0.86% ← 151.2 152.3 GI Sudan 21.04% 61.75 1.24% 20.00% 1.46% ← ← 59.12 ITP 40 MW → 149.7 148.4 35.01 6.47% 0.25% SILO 60 MW 149.6 → ← → 13.40 14.16% 0.53% GI K. Pambuang GI Sukamara → 3.11 3.54% 0.45% 148.2 150.3 3.58 3.52% 0.39% ← 150.3 9.95 6.27% 0.40% ← 149.8 147.9 148.0 149.0 GI Kuala Kurun 22.25 8.74% 0.82% ← 0.84 ← 69.53 22.17% 0.37% 0.42 1.29% 0.02% → 8.96 7.37% 1.23% → 17.59 6.67% 0.08% → GI Pangkalan Bun 146.9 KTT KLM 39 MVA #5, #6 2 x 145 MVA 150.8 KONDISI INISIAL PEMBANGKIT OPTIMAL ( 04:00 ) 18 Strategi : 1. Pada Beban Rendah (1112.95 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun tidak di operasikan untuk memperbaiki tegangan mendekati tegangan nominal 2. Pada Beban Puncak (1508.16 MW) mengoperasukan Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun karena adanya KTT KLM menyababkan Tegangan Pangkalan Bun di bawah 135kV
  • 19. www.pln.co.id | c- 148.3 148.4 147.2 149.0 151.5 152.5 151.4 147.8 147.0 148.5 147.3 146.0 146.7 146.8 146.5 146.0 147.3 146.5 146.6 147.3 147.0 153.9 To Koman (Sub Sistem Mahakam) PLTMG Bangkanai 155 MW GI Bangkanai GI Muara Teweh GI Puruk Cahu GI Buntok GI Tanjung GI Barikin GI Amuntai GI Marabahan GI Kayutangi GI Rantau GI Cempaka GI Sei Tabuk GI Seberang Barito GI Trisakti GI Ulin70 GI Bandara GI Mantuil GI Pelaihari GI Satui GI Batulicin GI Kotabaru GI Selat GI Mintin GI Pulang Pisau GI Sebangau GI Palangkaraya GI Kasongan GI Parenggean GI Sampit GI Bagendang IPP PLTU SLK (2 x 100 MW) #3, #4 2 x 65 MVA #1, #2 2 x 65 MVA PLTU Asam-Asam IPP PLTU TPI (2 x 100 MW) 146.4 150.9 153.9 69.6 37.58 13.52% 2.00% ← 14.21 6.79% 0.34% ← ← ← 65.07 22.41% 2.03% 56.84 19.72% 1.38% 29.60 4.94% 0.26% ← 181.29 31.17% 2.47% → 10.32 3.90% 0.48% → 15.99 5.10% 0.05% ← 3.26 1.24% 0.03% → 13.51 4.76% 0.53% ← ← 17.80 6.53% 0.53% 55.05 8.41% 0.51% ← 34.01 5.24% 0.33% → → 5.53 1.90% 0.04% 15.15 5.84% 0.12% → 13.77 2.40% 0.08% ← 95.78 15.86% 0.22% → 0.77 1.65% 0.25% ← 16.03 4.00% 0.06% ← 46.49 15.79% 0.18% 6.72% 0.49% 125.40 20.24% 1.98% ← 163.28 49.74% 2.99% ← 142.98 45.02% 3.26% ← 75.19 25.83% 0.11% ← → 52.85 26.69% 2.11% 23.00 12.20% 0.14% → → 35.01 6.63% 0.26% → 14.62 9.33% 0.54% ← 18.93 13.29% 0.62% → 0.24 3.92% 2.52% 8.92 3.86% 0.32% → 5.60 2.86% 0.10% 10.31 3.82% 0.24% 23.72 7.76% 0.23% ← ← 51.11 16.97% 0.92% 77.71 12.53% 0.88% → 91.63 15.01% 1.55% → ← 21.26 4.86% 0.27% PEMBEBANAN TRANSMISI : < 40% : 40 - 50 % : > 50 % : loading (MW) : susut (%) Pembangkit Rencana Pembangkit GI Eksisting GI Konstruksi GI Rencana T/L energize T/L tidak operasi T/L rencana → 124.45 15.24% 0.59% GIS Ulin150 36.07 18.26% 0.37% → 147.9 148.6 148.8 → → 41.25 14.72% 1.53% 34.52 11.95% 0.50% GI Pangkalan Banteng 147.2 146.9 PLTA PM NOOR 147.0 GI Bati-Bati 14.93 15.19% 0.64% → 150.5 68.6 146.0 GI Paringin 53.63 17.71% 0.66% ← 148.6 150.4 GI Sudan 25.95% 75.56 1.55% 24.92% 1.86% ← ← 72.53 ITP 40 MW → 146.3 146.9 35.01 6.63% 0.26% SILO 60 MW 146.0 → ← → 12.23 13.60% 0.54% GI K. Pambuang GI Sukamara → 4.45 3.57% 0.34% 149.7 149.0 5.12 3.58% 0.31% ← 149.0 14.21 6.79% 0.34% ← 148.3 145.9 146.2 148.3 GI Kuala Kurun 2.17 7.21% 5.39% → 1.20 ← 45.49 15.16% 0.26% 0.60 1.33% 0.02% → 4.02 6.20% 1.68% ← 17.59 6.59% 0.08% → GI Pangkalan Bun 148.5 KTT KLM 39 MVA #5, #6 2 x 145 MVA 150.9 KONDISI INISIAL PEMBANGKIT OPTIMAL ( 19:00 ) 19 Strategi : 1. Pada Beban Rendah (1112.95 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun tidak di operasikan untuk memperbaiki tegangan mendekati tegangan nominal 2. Pada Beban Puncak (1508.16 MW) mengoperasukan Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun karena adanya KTT KLM menyababkan Tegangan Pangkalan Bun di bawah 135kV
  • 20. www.pln.co.id | PETA DAMPAK OPERASI ( Beban Rendah 04:00 ) 20 Kontingensi : Lokasi N-2 (Line) : Tanjung- Barikin Tanjung - Buntok Buntok - Muara Teweh Muara Teweh - Puruk Cahu Puruk Cahu - Kuala Kurun SKS-Kuala Kurun Kasongan- SKS Kasongan - Palangkaraya Mintin - Palangkaraya Mintin - Selat Seberang Barito - Selat Muara Teweh - Bangkanai LF-A (Gen Optimal) X X X X Kondisi Inisial : 173.38 -58.33 -67.97 -8.69 -17.92 22.25 -157.89 35.72 8.04 80.51 -65.09 -67.17 LF-B w/o PLTU SLK 1 Unit X X X X X Kondisi Inisial : 205.17 -43.94 -53.42 63.64 54.14 -49.48 -131.01 8.95 37.31 53.73 -38.90 -124.63 LF-C w/o PLTU SLK 2 Unit X Kondisi Inisial : 175.83 11.82 2.48 120.01 109.72 -103.23 -86.35 -35.39 89.34 8.38 6.07 -124.63 LF-D w/o PLTU Pulpis 1 Unit X X X X Kondisi Inisial : 199.79 -90.25 -100.43 15.38 6.14 -1.92 -181.04 58.84 -13.04 58.37 -43.43 -124.62 LF-E w/o PLTU Pulpis 2 Unit X X X X Kondisi Inisial : 238.87 -76.93 -86.85 29.39 20.11 -15.82 -194.31 72.03 -24.44 26.32 -11.79 -124.62 LF-F w/o PLTU TPI 1 Unit X X X Kondisi Inisial : 121.65 -63.87 -73.59 -14.45 -23.70 28.11 -152.26 30.10 13.85 74.92 -59.64 -67.17 LF-G w/o PLTU TPI 2 Unit X X X Kondisi Inisial : 101.30 -144.71 -156.41 4.21 -5.02 9.24 -170.36 48.18 -3.61 92.83 -77.04 -171.92 LF-H w/o PLTMG Bangkanai 100MW X X X X Kondisi Inisial : 167.12 -83.37 -93.41 -3.10 -12.32 16.62 -163.30 41.12 2.79 85.87 -70.29 -98.90 LF-I w/o PLTMG Bangkanai 0 MW X X Kondisi Inisial : 187.03 -3.63 -12.89 -20.60 -29.85 34.22 -146.37 24.19 20.28 69.03 -53.89 0.55 LF-J w/o PLTU Aasam 3 Unit (54 & 2x100) MW X X X X Kondisi Inisial : 211.39 -133.48 -144.79 16.44 7.20 -2.99 -182.05 59.85 -13.84 104.29 -88.11 -171.92 Transfer Limit Kondisi Stabil: < 121.64576 > -43.94318 > -53.41784 - - < 28.10868 > -146.37394 - - - - - Keterangan : ( - ) : Tanda minus (-) pada Transfer Limit mengindikasikan arah aliran daya yang terbalik Tingkat Dampak : X : Terdapat anomali pada sistem Tidak Signifikan : Kondisi stabil : isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan : isu MVAR pembangkit di luar range capability curve Medium : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan : Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154) : Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan : Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve Fatal : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan N-2 (Line) Minor Mayor
  • 21. www.pln.co.id | PETA DAMPAK OPERASI ( Beban Puncak 19:00 ) 21 Kontingensi : Lokasi N-2 (Line) : Tanjung- Barikin Tanjung - Buntok Buntok - Muara Teweh Muara Teweh - Puruk Cahu Puruk Cahu - Kuala Kurun SKS-Kuala Kurun Kasongan- SKS Kasongan - Palangkaraya Mintin - Palangkaraya Mintin - Selat Seberang Barito - Selat Muara Teweh - Bangkanai LF-A (Gen Optimal) X X X X Kondisi Inisial : 122.45 -77.71 -91.63 21.26 8.05 -2.17 -181.29 29.60 34.25 55.0471 -34.01484 -124.45048 LF-B w/o PLTU SLK 1 Unit X X X Kondisi Inisial : 165.40 -16.23 -29.53 84.64 70.95 -64.20 -145.16 -6.47 75.64 18.502536 2.194422 -124.45906 LF-C w/o PLTU SLK 2 Unit X X X X X X Kondisi Inisial : 211.52 50.06 36.44 150.48 135.61 -125.96 -108.47 -42.89 119.16 -19.267146 40.16418 -124.45712 LF-D w/o PLTU Pulpis 1 Unit X X X X Kondisi Inisial : 159.62 -64.10 -77.81 35.48 22.21 -16.27 -194.72 42.98 19.40 23.46978 -2.775404 -124.44992 LF-E w/o PLTU Pulpis 2 Unit X X X X X X Kondisi Inisial : 148.05 -55.70 -69.30 44.20 30.87 -24.81 -202.83 50.97 10.06 -13.513364 34.29806 -124.44314 LF-F w/o PLTU TPI 1 Unit X X X X Kondisi Inisial : 122.35 -77.63 -91.56 21.33 8.12 -2.25 -181.37 29.67 34.17 55.12086 -34.08578 -124.44718 LF-G w/o PLTU TPI 2 Unit X X X X Kondisi Inisial : 122.01 -77.19 -91.14 21.73 8.53 -2.70 -181.80 30.08 33.72 55.52718 -34.47354 -124.42594 LF-H w/o PLTMG Bangkanai 100MW X X X X Kondisi Inisial : 128.60 -52.69 -66.25 15.67 2.48 3.39 -175.99 24.29 40.21 49.72194 -28.77154 -92.79482 LF-I w/o PLTMG Bangkanai 0 MW X X Kondisi Inisial : 147.39 23.21 9.90 -0.97 -14.12 19.92 -160.15 8.43 58.49 33.68816 -12.918226 0.6968938 LF-J w/o PLTU Aasam 3 Unit (54 & 2x100) MW X X X X Kondisi Inisial : 282.84 -65.28 -79.01 34.25 21.00 -15.09 -193.56 47.20 7.88 79.41576 -57.86598 -124.45112 Transfer Limit Kondisi Stabil: < 121.64576 > -43.94318 > -53.41784 < 120.01092 - > -103.2338 > -146.37394 < 47.20012 < 75.637203 - < 34.29806 - Keterangan : ( - ) : Tanda minus (-) pada Transfer Limit mengindikasikan arah aliran daya yang terbalik Tingkat Dampak : X : Terdapat anomali pada sistem Tidak Signifikan : Kondisi stabil : isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan : isu MVAR pembangkit di luar range capability curve Medium : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan : Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154) : Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan : Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve Fatal : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan N-2 (Line) Minor Mayor
  • 22. www.pln.co.id | Kontingensi : Lokasi N-2 (Line) : Tanjung- Barikin Buntok - Tanjung Muara Teweh - Buntok Muara Teweh - Puruk Cahu Puruk Cahu - Kuala Kurun SKS-Kuala Kurun SKS - Kasongan Kasongan - Palangkaraya Mintin - Palangkaraya Mintin - Selat Seberang Barito - Selat Muara Teweh - Bangkanai LF-A (Gen Optimal) X X X X LF-B w/o PLTU SLK 1 Unit X X X X X X LF-C w/o PLTU SLK 2 Unit X X X X X X LF-D w/o PLTU Pulpis 1 Unit X X X X LF-E w/o PLTU Pulpis 2 Unit X X X X X X LF-F w/o PLTU TPI 1 Unit X X X X LF-G w/o PLTU TPI 2 Unit X X X X LF-H w/o PLTMG Bangkanai 100MW X X X X LF-I w/o PLTMG Bangkanai 0 MW X X X LF-J w/o PLTU Aasam 3 Unit (54 & 2x100) MW X X X X Transfer Limit Kondisi Stabil: 04:00 < 121.64 < 43.94 < 53.41 - - < 28.10 < 146.37 - - - - - Transfer Limit Kondisi Stabil: 19:00 < 121.64 < 43.94 < 53.41 < 120.01 - > -103.23 < 146.37 < 47.20 < 75.63 - < 34.29 - Keterangan : ( - ) : Tanda minus (-) pada Transfer Limit mengindikasikan arah aliran daya yang terbalik Tingkat Dampak : X : Terdapat anomali pada sistem Tidak Signifikan : Kondisi stabil : isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan : isu MVAR pembangkit di luar range capability curve Medium : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan : Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154) : Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan : Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve Fatal : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan Minor Mayor N-2 (Line) 22 SUMMARY PETA DAMPAK OPERASI
  • 23. www.pln.co.id | PENILAIAN RESIKO 23 Tingkat Dampak : X Tidak Signifikan Medium Fatal : isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan : Kondisi stabil : Terdapat anomali pada sistem Minor Mayor : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan : Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve : Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan : Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154) : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan : isu MVAR pembangkit di luar range capability curve LINE Jumlah Gangguan Tingkat Kemungkinan Muara Teweh - Buntok 102 Sangat Besar Kasongan - Palangkaraya 82 Besar SKS - Kasongan 34 Sedang Muara Teweh - Bangkanai 16 Kecil Mintin - Palangkaraya 11 Kecil Seberang Barito - Selat 0 Sangat Kecil Mintin - Selat 0 Sangat Kecil SKS - Kuala Kurun 0 Sangat Kecil Puruk Cahu - Kuala Kurun 0 Sangat Kecil Muara Teweh - Puruk Cahu 0 Sangat Kecil Buntok - Tanjung 0 Sangat Kecil Tanjung - Barikin/Paringin 0 Sangat Kecil Keteragan : 91 - 120 : Sangat Besar 61 - 90 : Besar 31 - 60 : Sedang 1 - 30 : Kecil 0 : Sangat Kecil Gangguan di Interkoneksi Looping Kalimantan Tengah 2019 - 2023 Sumber: Forced Outage Information System, Gangguan dari tahun 2019-2023 Tidak Signifikan Minor Medium Mayor Fatal Ekstrim Sangat Besar Moderat Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim Besar Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Tinggi Sedang Moderat Moderat Tinggi Tinggi Tinggi Kecil Rendah Rendah Moderat Moderat Tingkat Kemungkinan Tingkat Dampak Sangat Kecil Rendah Rendah Moderat Moderat Moderat
  • 24. Penilaian Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito Keterangan : 1. Muara Teweh – Bangkanai 2. Selat – Seberang Barito 3. Mintin – Selat 4. Palangkaraya – Mintin 5. Kasongan – Palangkaraya 6. SKS – Kasongan 7. Kuala Kurun – SKS 8. Puruk Cahu – Kuala Kurun 9. Muara Teweh – Puruk Cahu 10.Buntok – Muara Teweh 11.Tanjung – Buntok 12.Tanjung – Barikin/Paringin Dari hasil penilaian resiko tersebut N-2 line SKS-Kasongan dan Buntok-Muara Teweh memiliki tingat resiko tinggi dan ekstrim sehingga perlu dilakukan perhatian khusus untuk mencegah resiko yang ditimbulkan. SKS-Kasongan 1. Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga 130kV keluar dari grid code Kalimantan 2. Respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil. 3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar ) Menjaga transfer limit dari SKS ke Kasongan di bawah 150 MW Tinggi Moderat Buntok-Muara Teweh 1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil 2. Tegangan Rendah di Kalimantan Tengah hingga keluar dari grid code Kalimantan. 3. Saat PLTU Pulau Pisau lepas 1 unit, respon MVAR PLTU Pulau Pisau yang masih beroperasi melebihi Capability Curve Pembangkit hingga +33MVAR (batas capability curve +30MVAR) 1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Muara Teweh ke Buntok maksimal 50MW agar ketika terjadi lepas dua line Buntok-Muara Teweh osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik 2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau sedang tidak optimal Usulan : 1. Menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya 2. Menambah under voltage relay di Kalimantan Tengah ( Palangkaraya sampai GI Ujung ) untuk menjaga tegangan agar tetap di dalam grid code kalimantan Ekstrim Moderat Tingkat Resiko Tingkat Resiko Setelah Mitigasi Mitigasi Terencana Dampak N-2 (Line) : Sebelum : Setelah
  • 25. 1a. Respon Load Flow Saat Suplai Optimal (LF-6 – SKS - Kasongan ) Summary : • Lepasnya dua Line SKS-Kasongan (LF-7) menyebabkan respon osilasi tegangan dan frekuensi tidak dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik sehingga sistem masih dikatakan tidak stabil • Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga keluar dari grid code Kalimantan. • Respon MVAR PLTU Pulau Pisau Unit 1 melebihi Capability Curve Pembangkit (asumsi +30MVAR) SKS - Kasongan 190 MW
  • 26. 1b. Respon Load Flow 2 Unit PLTU SLK Outage (LF-6 – SKS - Kasongan ) Summary : • Dengan menjaga besar transfer limit di bawah 150 MW seperti pada LF-C dengan lepasnya dua Line SKS-Kasongan (LF-7) maka osilasi pada sistem akan teredam dan nilai tegangan masih di dalam Grid Code Kalimantan • MVAR PLTU Pulau Pisau berada di dalam range Capability Curve (Batas di bawah +30 MVAR SKS - Kasongan 90 MW
  • 27. 1c. Respon Load Flow PLTMG Bangkanai Outage (LF-6 – SKS - Kasongan) Summary : • Dengan menjaga besar transfer limit di bawah 150 MW seperti pada LF-I dengan lepasnya dua Line SKS-Kasongan (LF-7) maka osilasi pada sistem akan teredam dan nilai tegangan masih di dalam Grid Code Kalimantan • MVAR PLTU Pulau Pisau berada di dalam range Capability Curve (Batas di bawah +30 MVAR SKS - Kasongan 150 MW
  • 28. SALAH SATU KASUS GANGGUAN DI SISTEM INTERKONEKSI KALIMANTAN Pada laporan gangguan pada tanggal 28 April 2023 terjadi Ganggaun Line 1 & 2 SKS-Kasongan dengan menyebabkan frekuensi turun dari 50.045 Hz ke 48.9 Hz dalam kurun waktu 3.3 detik. Dampak gangguan menyebabkan UFR Tahap 3 (setting 49.0 Hz) sebesar 203.12 MW. Aliran daya Line 1&2 SKS-Kasongan sebelum gangguan sebesar 187.77 MW. • UFR Mahakam : 87.1 MW (ENS 31486.31 kWh) • UFR Barito : 116.02 MW (45570 kWh) Sehingga total ENS adalah 77.056,31 kWh *) source: Laporan Kronologi Gangguan Line 1 & 2 SKS-Kasongan, 28 April 2023 Pukul 19:22:23 WITA Dengan biaya energi sistem interkoneksi harga listrik bulan Mei 2023 adalah Rp1.014,05/kWh, maka kerugian yang di terima PLN sebesar Rp 78.138.951,20 Dengan salah satu potensi kerugian tersebut, jika SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu telah terhubung maka dengan adanya gangguan SKS-Kasongan dengan menjaga transfer limitnya maka UFR Penyulang dapat dihindari untuk aktif. Sehingga kerugian tersebut menjadi saving sebesar Rp 78.138.951,20 Indikasi Sisi SKS • Indikasi Line 1 SKS - Kasongan : Phase T, AR sukses (146.6 km) • Indikasi Line 2 SKS - Kasongan : Phase T, AR sukses (145 km) Indikasi Sisi Kasongan • Indikasi Line 1 Kasongan - SKS : Differential Phase RN (45.65 km) • Indikasi Line 2 Kasongan - SKS : Differential Phase RN (40.46 km)
  • 30. www.pln.co.id | 1. Strategi Operasi : • Pada Beban Rendah (1112.95 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun OFF • Pada Beban Puncak (1508.16 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun ON Kesimpulan 35 2. Penilaian Resiko: • Lepas dua saluran transmisi pada Buntok – Muara Teweh memiliki kategori resiko yang Ekstrim. • Lepas dua saluran transmisi pada SKS – Kasongan memiliki kategori resiko yang Tinggi. 3. Terdapat isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangkaraya, Sehingga perlu di mitigasi terencana dengan mengoperasikan PLTD dan PLTG di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk mencegah tegangan turun hingga keluar dari Grid Code Kalimantan. 4. Lepasnya satu unit PLTU SLK menyebabkan adanya isu MVAR PLTU SLK yang beroperasi keluar dari range capability curve- nya dan adanya isu tegangan rendah di Pangkalan Bun. Sehingga perlu di lakukan penurunan Tap GSUT pada PLTU SLK yang masih beroperasi dan pengaturan lepas Line Sukamara-Nangabulik dan Bagendang-Kuala Pambuang saat beban rendah ataupun beban puncak 5. Dengan memberikan batas aliran daya pada saluran transmisi dapat memitigasi resiko sistem menjadi tidak stabil ketika terjadi lepas dua line saluran transmisi. 6. Dengan terhubungnya transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu dapat mencegah terjadinya kerugian dari Energy Not Served yang disebabkan oleh gangguan di Material Transmisi Utama.
  • 31. www.pln.co.id | Saran 36 1. Melanjutkan studi untuk penambahan Capacitor Bank di Palangkaraya atau Selat guna memperbaiki isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah 2. Melanjutkan studi untuk penambahan Under Voltage Relay di Sampit hingga Pangkalan Bun guna mengisolir tegangan rendah di Kalimantan Tengah dengan selektif pada sistem 3. Melanjutkan studi Short Circuit untuk mengetahui nilai hubung singkat sebagai basis kemampuan ketahanan material transmisi utama (MTU) karena terhubungnya saluran transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu yang akan merubah nilai impedansi total pada sistem 4. Melanjutkan studi penyesuaian Defense Scheme pada sistem Ketika saluran transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu beroperasi agar sistem dapat bertahan dan stabil saat terdapat gangguan di sistem
  • 34. Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito 1 Muara Teweh - Bangkanai 1. Lepasnya dua Line Muara Teweh-Bangkanai (LF-2) menyababkan UFR Penyulang tahap 1 (49.20Hz), tahap 2 (49.15Hz), dan tahap 3 (49.00Hz) 2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, Respon MVAR PLTU SLK 1 Unit mencapai - 46.689MVAR sudah di luar dari Capability Curve ( kurang dari -40MVAR) 1. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, menurunkan satu kali Tap GSUT unit PLTU SLK yang sedang beopersi dari 11 ke 8 2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit atau 2 unit dan saat beban rendah, melepas satu line Sukamara- Nangabulik dan satu line Bagendang-Kuala Pambuang untuk pengaturan tegangan dan MVAR Pembakit di subsistem Barito Moderat Rendah 2 Selat-Seberang Barito 1. Respon MVAR PLTU SLK 1 Unit mencapai -42.395MVAR sudah di luar dari Capability Curve ( kurang dari -40MVAR) 1. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, menurunkan satu kali Tap GSUT unit PLTU SLK yang sedang beopersi dari 11 ke 8 2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit atau 2 unit dan saat beban rendah, melepas satu line Sukamara- Nangabulik dan satu line Bagendang-Kuala Pambuang untuk pengaturan tegangan dan MVAR Pembakit di subsistem Barito Rendah Rendah 3 Mintin - Selat 1. Respon MVAR PLTU SLK 1 Unit mencapai -42.598MVAR sudah di luar dari Capability Curve ( kurang dari -40MVAR) 1. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, menurunkan satu kali Tap GSUT unit PLTU SLK yang sedang beopersi dari 11 ke 8 2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit atau 2 unit dan saat beban rendah, melepas satu line Sukamara- Nangabulik dan satu line Bagendang-Kuala Pambuang untuk pengaturan tegangan dan MVAR Pembakit di subsistem Barito Rendah Rendah 4 Palangkaraya - Mintin 1. Terdapat respon tegangan rendah di luar grid code mencapai 129kV selama 0.53-0.55 detik dan kembali masuk ke dalam range grid code. Stanby operasi PLTG & PLTD Trisakti guna memperbaiki tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Pulau Pisau 2 Unit sedang outage Usulan : menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya ketika 2 unit PLTU Pulau Pisat sedang outage Moderat Rendah 5 Kasongan- Palangkaraya 1. Saat PLTU SLK Lepas 1 unit, terdapat respon MVAR PLTU SLK 1 Unit di luar dari range Capability Curve sebesar -41.026 MVar ( batas Capability Curve adalah -40 MVar ) 2. Saat PLTU SLK Lepas 2 unit, terdapat respon tegangan rendah mencapai 130kV di Palangkaraya yang sudah di luar range Grid Code Kalimantan 1. Saat PLTU SLK Lepas 1 unit, membatasi daya yang di bangkitkan oleh PLTU SLK maksimal 90MW gross dan membatasi transfer dari Palangkaraya ke Kasongan minimal 10MW dan melepas satu Line Kuala Pambuang - Bagendang untuk mengurangi penyerapan MVAR dari PLTU SLK yang masih beroperasi. 2. Saat PLTU SLK Lepas 2 unit, stanby operasi PLTG & PLTD Trisakti guna memperbaiki tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Pulau Pisau 2 Unit sedang outage Usulan : menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya ketika 2 unit PLTU Pulau Pisat sedang outage Moderat Moderat No. Tingkat Resiko Tingkat Resiko Setelah Mitigasi Mitigasi Terencana Dampak N-2 (Line)
  • 35. Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito 6 SKS-Kasongan 1. Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga 130kV keluar dari grid code Kalimantan 2. Respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil. 3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar ) Menjaga transfer limit dari SKS ke Kasongan di bawah 150 MW Tinggi Rendah 7 Kuala Kurun - SKS 1. Terdapat repson frekuensi yang akan naik mencapai 50.30Hz sehingga perlu dilakukan OGS. 2. Terdapat respon tegangan rendah di Kalimantan Tengah yang di luar dari range Grid Code Kalimantan 3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar ) 1. Menjaga transfer limit dari SKS ke Kuala Kurun di bawah 30 MW dan Kuala Kurun ke SKS di bawah 100MW 2. Menghindari pekerjaan di Line SKS-Kuala Kurun-Puruk Cahu-Muara Teweh ketika 2 unit PLTU SLK sedang outage Usulan : 1. Memberikan under voltage relay pada di sisi Kalimantan Tengah (GI Sampit hingga ke GI Ujung) untuk mencegah tegangan sistem keluar dari grid code kalimantan. Hal ini dapat juga memperbaiki isu capability curve di PLTU Pulau Pisau Rendah Rendah 8 Puruk Cahu - Kuala Kurun 1. Terdapat repson frekuensi yang akan naik mencapai 50.30Hz sehingga perlu dilakukan OGS. 2. Terdapat respon tegangan rendah di Kalimantan Tengah yang di luar dari range Grid Code Kalimantan 3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar ) Menghindari pekerjaan di Line SKS-Kuala Kurun-Puruk Cahu-Muara Teweh ketika 2 unit PLTU SLK sedang outage Usulan : 1. Memberikan under voltage relay pada di sisi Kalimantan Tengah (GI Sampit hingga ke GI Ujung) untuk mencegah tegangan sistem keluar dari grid code kalimantan. Hal ini dapat juga memperbaiki isu capability curve di PLTU Pulau Pisau Rendah Rendah 9 Muara Teweh - Puruk Cahu 1. Terdapat repson frekuensi yang akan naik mencapai 50.30Hz sehingga perlu dilakukan OGS. 2. Terdapat respon tegangan rendah di Kalimantan Tengah yang di luar dari range Grid Code Kalimantan 3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar ) Menghindari pekerjaan di Line SKS-Kuala Kurun-Puruk Cahu-Muara Teweh ketika 2 unit PLTU SLK sedang outage Usulan : 1. Memberikan under voltage relay pada di sisi Kalimantan Tengah (GI Sampit hingga ke GI Ujung) untuk mencegah tegangan sistem keluar dari grid code kalimantan. Hal ini dapat juga memperbaiki isu capability curve di PLTU Pulau Pisau Rendah Rendah No. Tingkat Resiko Tingkat Resiko Setelah Mitigasi Mitigasi Terencana Dampak N-2 (Line)
  • 36. Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito 10 Buntok-Muara Teweh 1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil 2. Tegangan Rendah di Kalimantan Tengah hingga keluar dari grid code Kalimantan. 3. Saat PLTU Pulau Pisau lepas 1 unit, respon MVAR PLTU Pulau Pisau yang masih beroperasi melebihi Capability Curve Pembangkit hingga +33MVAR (batas capability curve +30MVAR) 1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Muara Teweh ke Buntok maksimal 50MW agar ketika terjadi lepas dua line Buntok-Muara Teweh osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik 2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau sedang tidak optimal Usulan : 1. Menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya 2. Menambah under voltage relay di Kalimantan Tengah ( Palangkaraya sampai GI Ujung ) untuk menjaga tegangan agar tetap di dalam grid code kalimantan Ekstrim Moderat 11 Tanjung-Buntok 1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil 2. Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga keluar dari grid code Kalimantan selama 0.4s. 1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Buntok ke Tanjung maksimal 50MW agar ketika terjadi lepas dua line Buntok-Tanjung osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik 2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau sedang tidak optimal Usulan : 1. Menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya 2. Menambah under voltage relay di Kalimantan Tengah ( Palangkaraya sampai GI Ujung ) untuk menjaga tegangan agar tetap di dalam grid code kalimantan Moderat Rendah 12 Tanjung-Barikin 1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil. 2. Respon aliran daya yang bersosiliasi secara ekstrim berpotensi terjadi gangguan meluas 3. Tegangan Rendah di Kalimantan Tengah hingga keluar dari grid code Kalimantan. 1. Menjaga transfer limit dari Tanjung ke Barikin/Paringin di bawah 120 MW 2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau sedang tidak optimal Moderat Rendah No. Tingkat Resiko Tingkat Resiko Setelah Mitigasi Mitigasi Terencana Dampak N-2 (Line)
  • 37. 2a. Respon Load Flow Suplai Optimal (LF-10 – Buntok - Muara Teweh) Summary : • Lepasnya dua Line Buntok-Muara Teweh (LF-11) menyebabkan respon osilasi tegangan dan frekuensi tidak dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik sehingga sistem masih dikatakan tidak stabil • Line Tanjung-Barikin/Paringin terjadi osilasi yang merubaah arah aliran daya sehingga berpotensi untuk mempengaruhi pembangkit di sisi Selatan menjadi gangguan • Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga keluar dari grid code Kalimantan. • Respon MVAR PLTU Pulau Pisau Unit 1 melebihi Capability Curve Pembangkit (> +30MVAR)
  • 38. 2b. Respon Load Flow Pengaturan Suplai (LF-10 – Buntok - Muara Teweh) Mitigasi : 1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Muara Teweh ke Buntok maksimal 50MW agar ketika terjadi lepas dua line Buntok-Muara Teweh osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik dan dapat mengatasi isu capability curve dari PLTU Pulau Pisau
  • 39. www.pln.co.id | Kesimpulan 35 1. Strategi Operasi : • Pada Beban Rendah (1112.95 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun OFF • Pada Beban Puncak (1508.16 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun ON 2. Penilaian Resiko: • Lepas dua saluran transmisi pada Buntok – Muara Teweh memiliki kategori resiko yang Ekstrim. • Lepas dua saluran transmisi pada SKS – Kasongan memiliki kategori resiko yang Tinggi. 3. Terdapat isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangkaraya, sehingga perlu di mitigasi dengan mengoperasikan PLTD dan PLTG di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk mencegah tegangan turun hingga keluar dari Grid Code Kalimantan. 4. Lepasnya satu unit PLTU SLK menyebabkan adanya isu MVAR PLTU SLK yang beroperasi keluar dari range capability curve-nya dan adanya isu tegangan rendah di Pangkalan Bun. Sehingga perlu di lakukan penurunan Tap GSUT pada PLTU SLK yang masih beroperasi dan pengaturan lepas Line Sukamara-Nangabulik dan Bagendang-Kuala Pambuang saat beban rendah ataupun beban puncak 5. Dengan memberikan batas aliran daya pada saluran transmisi dapat memitigasi resiko sistem menjadi tidak stabil ketika terjadi lepas dua line saluran transmisi. 6. Dengan terhubungnya transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu dapat mencegah terjadinya kerugian dari Energy Not Served yang disebabkan oleh gangguan di Material Utama Transmisi.
  • 40. www.pln.co.id | Saran 36 1. Dengan adanya isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah penulis mengusulkan melanjutkan studi lanjutan untuk penambahan Capacitor Bank di Palangkaraya atau Selat guna memperbaiki tegangan di sistem agar tegangan sistem tetap terjaga sesuai range Grid Code Kalimantan 2. Dengan adanya isu tegangan rendah di Kalimantan di penulis mengusulkan melanjutkan studi lanjutan untuk penambahan Under Voltage Relay di Sampit hingga Pangkalan Bun guna mengisolir dengan selektif adanya tegangan rendah pada sistem 3. Dengan terhubungnya transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu akan merubah nilai impedansi total pada sistem, penulis mengusulkan untuk melanjutkan studi Short Circuit untuk mengetahui nilai hubung singkat sebagai basis kemampuan ketahanan material transmisi utama (MTU) 4. Dengan adanya potensi kondisi sistem menjadi tidak stabil, penulis mengusulkan untuk melanjutkan studi lanjutan mengenai Defense Scheme agar sistem dapat bertahan dan stabil saat terdapat gangguan di sistem