1.Terima surat penugasan dari atasan /WO menunjukan ID card
2.Membuat jsa
3.Membuat working permit/ ijin kerja/SP3B
4.Menyiapkan sop / ik
5.Memasang rambu rambu bahaya
6.Menyiapkan APD, alat kerja
7.Mengikuti brefing
8.Melaksanakan pekerjaan pembuatan Video sesuai Okupasi dan SKTTK inti dan SKTTK pilihan
9.Pek.selesai dilakukan brefing untuk evaluasi
10.Buat laporan dan hasil laporan pekerjaan disampaikan ke admin uji
11.Setiap langkah harus ada narasi durasi waktu 10- 15 mnt
12.Tidak boleh ada musik dalam video
1. Studi Profit, Dampak, dan Mitigasi
Beroperasinya Transmisi 150 kV SKS –
Kuala Kurun – Puruk Cahu Pada Sistem
Interkoneksi Kalimantan
Rahmanditya Rahadiansyah Muhammad
2301/RBBPLN/79/S1-ELE/00298
Bidang Operasi Sistem
PLN UP2B KALIMANTAN
2. www.pln.co.id |
1
2
Proses Bisnis UP2B Kalimantan
Realisasi KUK
3 Latar Belakang
4 Batasan Masalah
5 Hasil Studi
6 Kesimpulan dan Saran
Outline
02
4. www.pln.co.id |
Proses Bisnis UP2B Kalimantan
04
Bagian Operasi Sistem dipimpin oleh Assistant Manager Operasi sistem yang
bertanggung jawab kepada Manager UP2B Kalimantan dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan penyaluran energi listrik yang meliputi
perencanaan operasi, pengaturan operasi dan analisa serta evaluasi operasi
untuk menghasilkan operasi sistem tenaga listrik yang andal, aman, bermutu
baik dengan biaya operasi yang ekonomis.
Bagian Operasi Sistem di UP2B Kalimantan ada dua, yaitu Bagian Operasi
Sistem I dan Bagian Operasi Sistem II. Bagian Operasi Sistem I bertugas di
RCC I sedangkan Bagian Operasi Sistem II bertugas di RCC II.
Bagian Fasilitas Operasi dipimpin oleh Assistant Manager Fasilitas Operasi
yang bertanggung jawab kepada Manager UP2B Kalimantan dalam
mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan evaluasi
peralatan SCADA, Telekomunikasi dan Teknologi Informasi untuk mendukung
pengoperasian sistem tenaga listrik yang andal, bermutu dan efisien.
Bagian Keuangan dan Umum dipimpin oleh Assistant Manager Keuangan dan
Umum yang bertanggung jawab kepada Manager UP2B Kalimantan atas
kegiatan pengelolaan keuangan, akuntansi, kesekretariatan & umum, dan
perbekalan untuk mencapai target hari operasi (HOP), tertib administrasi, tertib
waktu dan tertib biaya serta menyajikan laporan keuangan yang akurat dan
tepat waktu.
Selain keempat bidang di atas, Manager UP2B Kalimantan juga langsung
memerintah Seksi Pelaksana Pengadaan dan Seksi Keselamatan, Kesehatan
Kerja, Lingkungan, dan Keamanan.
10. www.pln.co.id |
Latar Belakang
10
1. Pada bulan Desember tahun 2024, rencana looping GI
SKS – GI Kuala Kurun – GI Puruk Cahu akan terhubung.
2. Kondisi saat ini, GI Kuala Kurun telah terhubung dengan
Line GI SKS pada tanggal 7 Agustus 2023 sehingga GI
Kuala Kurun dan GI Puruk Cahu beroperasi sebagai GI
ujung dengan topologi radial.
3. Dengan interkoneksi Line GI Kuala Kurun – GI Puruk
Cahu akan membentuk topologi looping yang
diharapkan sistem memiliki tambahan jalur evakuasi
daya PLTU SLK dan PLTMG Bangkanai
4. Diharapkan dengan topologi looping ini dapat melayani
pelanggan di Kalimantan Tengah dengan keandalan dan
kualitas sistem sesuai Grid Code Kalimantan
5. Sehingga perlunya mengetahui dampak dari operasi
terhubungnya GI Kuala Kurun – GI Purukcahu pada
sistem interkoneksi
1
2
3
4
5
15. www.pln.co.id |
Batasan Masalah
14
Dalam pengerjaan Project Assignment ini terdapat beberapa batasan masalah, antara lain:
1. Permodelan dilakukan menggunakan software simulasi DIgSilient
2. Permodelan dilakukan dengan proyeksi beban rendah pagi hari dan beban puncak malam
mempertimbangkan masuknya kosumen tegangan tinggi (KTT) SILO, ITP, KLM, KFI, dan KOBEXINDO.
3. Permodelan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi tegangan, capability curve pembangkit,
dan stabilitas di sisi subsistem Barito
4. Permodelan dilakukan dengan mempertimbangkan stabilitas tegangan pada sistem mengacu pada
IEEE 1154-2019 Recommended Practice for Monitoring Electric Power Quality dan CIGRE TECHNICAL
BROCHURES 111: Analysis and Control of Power System Oscillations
5. Permodelan dilakukan tanpa mempertimbangkan analisa untuk Short Circuit, Coordination Protection,
dan Defense Scheme.
1
2
3
4
5
17. www.pln.co.id |
1.KTT KLM 39 MVA
2.KAPASITOR 25MVAR
KTT ITP
40 MW
KTT SILO
60 MW
KONDISI INISIAL SISTEM
PLTU ASAM-
ASAM UNIT 5 & 6
2X100 MW
18. www.pln.co.id |
c-
149.5
150.2 150.6 152.8
153.0
152.9
152.0
148.8
148.6
150.0 149.6
148.1
149.7 150.0
149.7
149.4
150.4
149.7
150.0
149.5
149.9
153.7
To Koman
(Sub Sistem Mahakam)
PLTMG Bangkanai
155 MW
GI Bangkanai
GI Muara Teweh
GI Puruk Cahu
GI Buntok
GI Tanjung
GI Barikin
GI Amuntai
GI Marabahan
GI Kayutangi
GI Rantau
GI
Cempaka
GI Sei Tabuk
GI Seberang Barito
GI Trisakti
GI Ulin70
GI Bandara
GI Mantuil
GI Pelaihari
GI Satui
GI Batulicin
GI Kotabaru
GI Selat
GI Mintin
GI Pulang
Pisau
GI Sebangau
GI Palangkaraya
GI Kasongan
GI Parenggean
GI Sampit
GI Bagendang
IPP PLTU SLK
(2 x 100 MW)
#3, #4
2 x 65 MVA #1, #2
2 x 65 MVA
PLTU Asam-Asam
IPP PLTU TPI
(2 x 100 MW)
147.2
150.8
153.7
70.2
33.23
11.09%
1.62%
←
9.95
6.27%
0.40%
←
←
←
52.70
18.09%
1.62%
47.01
15.95%
1.09%
35.72
6.15%
0.32%
←
157.89
27.44%
2.18%
→ 0.27
2.39%
4.10%
←
3.67
1.76%
0.02%
←
9.75
3.26%
0.07%
→
1.94
2.44%
0.60%
←
←
18.71
6.75%
0.54%
80.51
12.13%
0.72%
←
65.09
10.01%
0.64%
→
→
76.06
11.46%
0.11%
20.39
6.53%
0.12%
←
9.63
1.63%
0.05%
←
5.38
2.88%
0.11%
←
15.01
2.92%
0.05%
→
4.34
3.24%
0.15%
→
32.48
10.71%
0.12%
4.60%
0.32%
29.28
5.05%
0.46%
← 144.24
45.05%
2.76%
←
129.49
41.58%
3.04%
←
70.85
24.87%
0.11%
←
→
13.95
7.15%
0.54%
5.91
3.70%
0.05%
←
→
35.01
6.47%
0.25%
←
10.73
7.90%
0.47%
←
34.41
20.87%
0.90%
←
21.10
13.28%
1.29%
21.85
7.20%
0.65%
→
19.41
6.28%
0.17%
22.74
7.48%
0.49%
17.97
5.74%
0.16%
←
←
73.83
23.37%
1.23%
58.33
9.38%
0.64%
→
67.97
11.55%
1.18%
→
→
8.69
4.25%
0.43%
PEMBEBANAN TRANSMISI
: < 40%
: 40 - 50 %
: > 50 %
: loading (MW)
: susut (%)
Pembangkit
Rencana Pembangkit
GI Eksisting
GI Konstruksi
GI Rencana
T/L energize
T/L tidak operasi
T/L rencana
→ 67.17
8.28%
0.32%
GIS Ulin150
3.21
2.01%
0.04%
→
150.8
147.8
147.2
→
→
36.27
12.12%
1.22%
31.55
10.33%
0.42%
GI Pangkalan Banteng
150.4
149.5
PLTA PM
NOOR
149.7
GI
Bati-Bati
2.13
2.30%
0.10%
←
152.3
69.9
149.3
GI Paringin
75.63
23.92%
0.86%
←
151.2
152.3
GI Sudan
21.04%
61.75
1.24%
20.00%
1.46%
←
←
59.12
ITP
40 MW
→
149.7
148.4
35.01
6.47%
0.25%
SILO
60 MW
149.6
→
←
→
13.40
14.16%
0.53%
GI K. Pambuang
GI Sukamara
→
3.11
3.54%
0.45%
148.2
150.3
3.58
3.52%
0.39%
←
150.3
9.95
6.27%
0.40%
←
149.8
147.9
148.0
149.0
GI Kuala Kurun
22.25
8.74%
0.82%
←
0.84
←
69.53
22.17%
0.37%
0.42
1.29%
0.02%
→
8.96
7.37%
1.23%
→
17.59
6.67%
0.08%
→ GI Pangkalan Bun
146.9
KTT KLM
39 MVA
#5, #6
2 x 145 MVA
150.8
KONDISI INISIAL PEMBANGKIT OPTIMAL ( 04:00 )
18
Strategi :
1. Pada Beban Rendah
(1112.95 MW) Kapasitor 25
MVAR di GI Pangkalan Bun
tidak di operasikan untuk
memperbaiki tegangan
mendekati tegangan nominal
2. Pada Beban Puncak
(1508.16 MW)
mengoperasukan Kapasitor
25 MVAR di GI Pangkalan
Bun karena adanya KTT
KLM menyababkan
Tegangan Pangkalan Bun di
bawah 135kV
19. www.pln.co.id |
c-
148.3
148.4 147.2 149.0
151.5
152.5
151.4
147.8
147.0
148.5 147.3
146.0
146.7 146.8
146.5
146.0
147.3
146.5
146.6
147.3
147.0
153.9
To Koman
(Sub Sistem Mahakam)
PLTMG Bangkanai
155 MW
GI Bangkanai
GI Muara Teweh
GI Puruk Cahu
GI Buntok
GI Tanjung
GI Barikin
GI Amuntai
GI Marabahan
GI Kayutangi
GI Rantau
GI
Cempaka
GI Sei Tabuk
GI Seberang Barito
GI Trisakti
GI Ulin70
GI Bandara
GI Mantuil
GI Pelaihari
GI Satui
GI Batulicin
GI Kotabaru
GI Selat
GI Mintin
GI Pulang
Pisau
GI Sebangau
GI Palangkaraya
GI Kasongan
GI Parenggean
GI Sampit
GI Bagendang
IPP PLTU SLK
(2 x 100 MW)
#3, #4
2 x 65 MVA #1, #2
2 x 65 MVA
PLTU Asam-Asam
IPP PLTU TPI
(2 x 100 MW)
146.4
150.9
153.9
69.6
37.58
13.52%
2.00%
←
14.21
6.79%
0.34%
←
←
←
65.07
22.41%
2.03%
56.84
19.72%
1.38%
29.60
4.94%
0.26%
←
181.29
31.17%
2.47%
→ 10.32
3.90%
0.48%
→
15.99
5.10%
0.05%
←
3.26
1.24%
0.03%
→
13.51
4.76%
0.53%
←
←
17.80
6.53%
0.53%
55.05
8.41%
0.51%
←
34.01
5.24%
0.33%
→
→
5.53
1.90%
0.04%
15.15
5.84%
0.12%
→
13.77
2.40%
0.08%
←
95.78
15.86%
0.22%
→
0.77
1.65%
0.25%
←
16.03
4.00%
0.06%
←
46.49
15.79%
0.18%
6.72%
0.49%
125.40
20.24%
1.98%
← 163.28
49.74%
2.99%
←
142.98
45.02%
3.26%
←
75.19
25.83%
0.11%
←
→
52.85
26.69%
2.11%
23.00
12.20%
0.14%
→
→
35.01
6.63%
0.26%
→
14.62
9.33%
0.54%
←
18.93
13.29%
0.62%
→
0.24
3.92%
2.52%
8.92
3.86%
0.32%
→
5.60
2.86%
0.10%
10.31
3.82%
0.24%
23.72
7.76%
0.23%
←
←
51.11
16.97%
0.92%
77.71
12.53%
0.88%
→
91.63
15.01%
1.55%
→
←
21.26
4.86%
0.27%
PEMBEBANAN TRANSMISI
: < 40%
: 40 - 50 %
: > 50 %
: loading (MW)
: susut (%)
Pembangkit
Rencana Pembangkit
GI Eksisting
GI Konstruksi
GI Rencana
T/L energize
T/L tidak operasi
T/L rencana
→ 124.45
15.24%
0.59%
GIS Ulin150
36.07
18.26%
0.37%
→
147.9
148.6
148.8
→
→
41.25
14.72%
1.53%
34.52
11.95%
0.50%
GI Pangkalan Banteng
147.2
146.9
PLTA PM
NOOR
147.0
GI
Bati-Bati
14.93
15.19%
0.64%
→
150.5
68.6
146.0
GI Paringin
53.63
17.71%
0.66%
←
148.6
150.4
GI Sudan
25.95%
75.56
1.55%
24.92%
1.86%
←
←
72.53
ITP
40 MW
→
146.3
146.9
35.01
6.63%
0.26%
SILO
60 MW
146.0
→
←
→
12.23
13.60%
0.54%
GI K. Pambuang
GI Sukamara
→
4.45
3.57%
0.34%
149.7
149.0
5.12
3.58%
0.31%
←
149.0
14.21
6.79%
0.34%
←
148.3
145.9
146.2
148.3
GI Kuala Kurun
2.17
7.21%
5.39%
→
1.20
←
45.49
15.16%
0.26%
0.60
1.33%
0.02%
→
4.02
6.20%
1.68%
←
17.59
6.59%
0.08%
→ GI Pangkalan Bun
148.5
KTT KLM
39 MVA
#5, #6
2 x 145 MVA
150.9
KONDISI INISIAL PEMBANGKIT OPTIMAL ( 19:00 )
19
Strategi :
1. Pada Beban Rendah
(1112.95 MW) Kapasitor 25
MVAR di GI Pangkalan Bun
tidak di operasikan untuk
memperbaiki tegangan
mendekati tegangan nominal
2. Pada Beban Puncak
(1508.16 MW)
mengoperasukan Kapasitor
25 MVAR di GI Pangkalan
Bun karena adanya KTT
KLM menyababkan
Tegangan Pangkalan Bun di
bawah 135kV
20. www.pln.co.id |
PETA DAMPAK OPERASI ( Beban Rendah 04:00 )
20
Kontingensi :
Lokasi N-2 (Line) :
Tanjung-
Barikin
Tanjung -
Buntok
Buntok -
Muara
Teweh
Muara
Teweh -
Puruk Cahu
Puruk Cahu -
Kuala Kurun
SKS-Kuala
Kurun
Kasongan-
SKS
Kasongan -
Palangkaraya
Mintin -
Palangkaraya
Mintin - Selat
Seberang
Barito - Selat
Muara
Teweh -
Bangkanai
LF-A (Gen Optimal) X X X X
Kondisi Inisial : 173.38 -58.33 -67.97 -8.69 -17.92 22.25 -157.89 35.72 8.04 80.51 -65.09 -67.17
LF-B w/o PLTU SLK 1 Unit X X X X X
Kondisi Inisial : 205.17 -43.94 -53.42 63.64 54.14 -49.48 -131.01 8.95 37.31 53.73 -38.90 -124.63
LF-C w/o PLTU SLK 2 Unit X
Kondisi Inisial : 175.83 11.82 2.48 120.01 109.72 -103.23 -86.35 -35.39 89.34 8.38 6.07 -124.63
LF-D w/o PLTU Pulpis 1 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 199.79 -90.25 -100.43 15.38 6.14 -1.92 -181.04 58.84 -13.04 58.37 -43.43 -124.62
LF-E w/o PLTU Pulpis 2 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 238.87 -76.93 -86.85 29.39 20.11 -15.82 -194.31 72.03 -24.44 26.32 -11.79 -124.62
LF-F w/o PLTU TPI 1 Unit X X X
Kondisi Inisial : 121.65 -63.87 -73.59 -14.45 -23.70 28.11 -152.26 30.10 13.85 74.92 -59.64 -67.17
LF-G w/o PLTU TPI 2 Unit X X X
Kondisi Inisial : 101.30 -144.71 -156.41 4.21 -5.02 9.24 -170.36 48.18 -3.61 92.83 -77.04 -171.92
LF-H w/o PLTMG Bangkanai 100MW X X X X
Kondisi Inisial : 167.12 -83.37 -93.41 -3.10 -12.32 16.62 -163.30 41.12 2.79 85.87 -70.29 -98.90
LF-I w/o PLTMG Bangkanai 0 MW X X
Kondisi Inisial : 187.03 -3.63 -12.89 -20.60 -29.85 34.22 -146.37 24.19 20.28 69.03 -53.89 0.55
LF-J w/o PLTU Aasam 3 Unit (54 & 2x100) MW X X X X
Kondisi Inisial : 211.39 -133.48 -144.79 16.44 7.20 -2.99 -182.05 59.85 -13.84 104.29 -88.11 -171.92
Transfer Limit Kondisi Stabil: < 121.64576 > -43.94318 > -53.41784 - - < 28.10868 > -146.37394 - - - - -
Keterangan : ( - ) : Tanda minus (-) pada Transfer Limit mengindikasikan arah aliran daya yang terbalik
Tingkat Dampak : X : Terdapat anomali pada sistem
Tidak Signifikan : Kondisi stabil
: isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan
: isu MVAR pembangkit di luar range capability curve
Medium : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154)
: Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve
Fatal : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
N-2 (Line)
Minor
Mayor
21. www.pln.co.id |
PETA DAMPAK OPERASI ( Beban Puncak 19:00 )
21
Kontingensi :
Lokasi N-2 (Line) :
Tanjung-
Barikin
Tanjung -
Buntok
Buntok -
Muara
Teweh
Muara
Teweh -
Puruk Cahu
Puruk Cahu -
Kuala Kurun
SKS-Kuala
Kurun
Kasongan-
SKS
Kasongan -
Palangkaraya
Mintin -
Palangkaraya
Mintin - Selat
Seberang
Barito - Selat
Muara
Teweh -
Bangkanai
LF-A (Gen Optimal) X X X X
Kondisi Inisial : 122.45 -77.71 -91.63 21.26 8.05 -2.17 -181.29 29.60 34.25 55.0471 -34.01484 -124.45048
LF-B w/o PLTU SLK 1 Unit X X X
Kondisi Inisial : 165.40 -16.23 -29.53 84.64 70.95 -64.20 -145.16 -6.47 75.64 18.502536 2.194422 -124.45906
LF-C w/o PLTU SLK 2 Unit X X X X X X
Kondisi Inisial : 211.52 50.06 36.44 150.48 135.61 -125.96 -108.47 -42.89 119.16 -19.267146 40.16418 -124.45712
LF-D w/o PLTU Pulpis 1 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 159.62 -64.10 -77.81 35.48 22.21 -16.27 -194.72 42.98 19.40 23.46978 -2.775404 -124.44992
LF-E w/o PLTU Pulpis 2 Unit X X X X X X
Kondisi Inisial : 148.05 -55.70 -69.30 44.20 30.87 -24.81 -202.83 50.97 10.06 -13.513364 34.29806 -124.44314
LF-F w/o PLTU TPI 1 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 122.35 -77.63 -91.56 21.33 8.12 -2.25 -181.37 29.67 34.17 55.12086 -34.08578 -124.44718
LF-G w/o PLTU TPI 2 Unit X X X X
Kondisi Inisial : 122.01 -77.19 -91.14 21.73 8.53 -2.70 -181.80 30.08 33.72 55.52718 -34.47354 -124.42594
LF-H w/o PLTMG Bangkanai 100MW X X X X
Kondisi Inisial : 128.60 -52.69 -66.25 15.67 2.48 3.39 -175.99 24.29 40.21 49.72194 -28.77154 -92.79482
LF-I w/o PLTMG Bangkanai 0 MW X X
Kondisi Inisial : 147.39 23.21 9.90 -0.97 -14.12 19.92 -160.15 8.43 58.49 33.68816 -12.918226 0.6968938
LF-J w/o PLTU Aasam 3 Unit (54 & 2x100) MW X X X X
Kondisi Inisial : 282.84 -65.28 -79.01 34.25 21.00 -15.09 -193.56 47.20 7.88 79.41576 -57.86598 -124.45112
Transfer Limit Kondisi Stabil: < 121.64576 > -43.94318 > -53.41784 < 120.01092 - > -103.2338 > -146.37394 < 47.20012 < 75.637203 - < 34.29806 -
Keterangan : ( - ) : Tanda minus (-) pada Transfer Limit mengindikasikan arah aliran daya yang terbalik
Tingkat Dampak : X : Terdapat anomali pada sistem
Tidak Signifikan : Kondisi stabil
: isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan
: isu MVAR pembangkit di luar range capability curve
Medium : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154)
: Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve
Fatal : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
N-2 (Line)
Minor
Mayor
22. www.pln.co.id |
Kontingensi :
Lokasi N-2 (Line) :
Tanjung-
Barikin
Buntok -
Tanjung
Muara
Teweh -
Buntok
Muara
Teweh -
Puruk Cahu
Puruk Cahu -
Kuala Kurun
SKS-Kuala
Kurun
SKS -
Kasongan
Kasongan -
Palangkaraya
Mintin -
Palangkaraya
Mintin - Selat
Seberang
Barito - Selat
Muara
Teweh -
Bangkanai
LF-A (Gen Optimal) X X X X
LF-B w/o PLTU SLK 1 Unit
X X X X X X
LF-C w/o PLTU SLK 2 Unit
X X X X X X
LF-D w/o PLTU Pulpis 1 Unit
X X X X
LF-E w/o PLTU Pulpis 2 Unit
X X X X X X
LF-F w/o PLTU TPI 1 Unit
X X X X
LF-G w/o PLTU TPI 2 Unit
X X X X
LF-H w/o PLTMG Bangkanai 100MW
X X X X
LF-I w/o PLTMG Bangkanai 0 MW
X X X
LF-J w/o PLTU Aasam 3 Unit (54 & 2x100) MW
X X X X
Transfer Limit Kondisi Stabil:
04:00
< 121.64 < 43.94 < 53.41 - - < 28.10 < 146.37 - - - - -
Transfer Limit Kondisi Stabil:
19:00
< 121.64 < 43.94 < 53.41 < 120.01 - > -103.23 < 146.37 < 47.20 < 75.63 - < 34.29 -
Keterangan : ( - ) : Tanda minus (-) pada Transfer Limit mengindikasikan arah aliran daya yang terbalik
Tingkat Dampak : X : Terdapat anomali pada sistem
Tidak Signifikan : Kondisi stabil
: isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan
: isu MVAR pembangkit di luar range capability curve
Medium : isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154)
: Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve
Fatal : Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
Minor
Mayor
N-2 (Line)
22
SUMMARY PETA DAMPAK OPERASI
23. www.pln.co.id |
PENILAIAN RESIKO
23
Tingkat Dampak : X
Tidak Signifikan
Medium
Fatal
: isu tegangan rendah di luar grid code kalimantan
: Kondisi stabil
: Terdapat anomali pada sistem
Minor
Mayor
: Osilasi tidak teredam, isu Capability Curve, dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam dan isu Capability Curve
: Osilasi tidak teredam dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: Osilasi tidak teredam selama 60 detik (as per IEEE 1154)
: isu Capability Curve dan Tegangan Rendah di luar grid code kalimantan
: isu MVAR pembangkit di luar range capability curve
LINE Jumlah Gangguan Tingkat Kemungkinan
Muara Teweh - Buntok 102 Sangat Besar
Kasongan - Palangkaraya 82 Besar
SKS - Kasongan 34 Sedang
Muara Teweh - Bangkanai 16 Kecil
Mintin - Palangkaraya 11 Kecil
Seberang Barito - Selat 0 Sangat Kecil
Mintin - Selat 0 Sangat Kecil
SKS - Kuala Kurun 0 Sangat Kecil
Puruk Cahu - Kuala Kurun 0 Sangat Kecil
Muara Teweh - Puruk Cahu 0 Sangat Kecil
Buntok - Tanjung 0 Sangat Kecil
Tanjung - Barikin/Paringin 0 Sangat Kecil
Keteragan : 91 - 120 : Sangat Besar
61 - 90 : Besar
31 - 60 : Sedang
1 - 30 : Kecil
0 : Sangat Kecil
Gangguan di Interkoneksi Looping Kalimantan Tengah 2019 - 2023
Sumber: Forced Outage Information System, Gangguan dari tahun 2019-2023
Tidak Signifikan Minor Medium Mayor Fatal
Ekstrim
Sangat Besar Moderat Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Besar Moderat Moderat Tinggi Ekstrim
Tinggi
Sedang Moderat Moderat Tinggi Tinggi Tinggi
Kecil Rendah Rendah Moderat Moderat
Tingkat Kemungkinan
Tingkat Dampak
Sangat Kecil Rendah Rendah Moderat Moderat Moderat
24. Penilaian Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito
Keterangan :
1. Muara Teweh – Bangkanai
2. Selat – Seberang Barito
3. Mintin – Selat
4. Palangkaraya – Mintin
5. Kasongan – Palangkaraya
6. SKS – Kasongan
7. Kuala Kurun – SKS
8. Puruk Cahu – Kuala Kurun
9. Muara Teweh – Puruk Cahu
10.Buntok – Muara Teweh
11.Tanjung – Buntok
12.Tanjung – Barikin/Paringin
Dari hasil penilaian resiko tersebut
N-2 line SKS-Kasongan dan
Buntok-Muara Teweh memiliki
tingat resiko tinggi dan ekstrim
sehingga perlu dilakukan
perhatian khusus untuk mencegah
resiko yang ditimbulkan.
SKS-Kasongan
1. Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga 130kV
keluar dari grid code Kalimantan
2. Respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari
60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil.
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
Menjaga transfer limit dari SKS ke Kasongan di bawah 150 MW Tinggi Moderat
Buntok-Muara Teweh
1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga
lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil
2. Tegangan Rendah di Kalimantan Tengah hingga keluar dari grid code
Kalimantan.
3. Saat PLTU Pulau Pisau lepas 1 unit, respon MVAR PLTU Pulau Pisau yang
masih beroperasi melebihi Capability Curve Pembangkit hingga +33MVAR
(batas capability curve +30MVAR)
1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Muara Teweh ke Buntok maksimal 50MW agar
ketika terjadi lepas dua line Buntok-Muara Teweh osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam
dalam waktu di bawah 60 detik
2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki
tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau
sedang tidak optimal
Usulan :
1. Menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya
2. Menambah under voltage relay di Kalimantan Tengah ( Palangkaraya sampai GI Ujung ) untuk
menjaga tegangan agar tetap di dalam grid code kalimantan
Ekstrim Moderat
Tingkat
Resiko
Tingkat Resiko
Setelah Mitigasi
Mitigasi Terencana
Dampak
N-2 (Line)
: Sebelum
: Setelah
25. 1a. Respon Load Flow Saat Suplai Optimal (LF-6 – SKS - Kasongan )
Summary :
• Lepasnya dua Line SKS-Kasongan (LF-7) menyebabkan respon osilasi tegangan dan frekuensi tidak dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik sehingga sistem masih
dikatakan tidak stabil
• Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga keluar dari grid code Kalimantan.
• Respon MVAR PLTU Pulau Pisau Unit 1 melebihi Capability Curve Pembangkit (asumsi +30MVAR)
SKS - Kasongan
190 MW
26. 1b. Respon Load Flow 2 Unit PLTU SLK Outage (LF-6 – SKS - Kasongan )
Summary :
• Dengan menjaga besar transfer limit di bawah 150 MW seperti pada LF-C dengan
lepasnya dua Line SKS-Kasongan (LF-7) maka osilasi pada sistem akan teredam
dan nilai tegangan masih di dalam Grid Code Kalimantan
• MVAR PLTU Pulau Pisau berada di dalam range Capability Curve (Batas di
bawah +30 MVAR
SKS - Kasongan
90 MW
27. 1c. Respon Load Flow PLTMG Bangkanai Outage (LF-6 – SKS - Kasongan)
Summary :
• Dengan menjaga besar transfer limit di bawah 150 MW seperti pada LF-I dengan
lepasnya dua Line SKS-Kasongan (LF-7) maka osilasi pada sistem akan teredam
dan nilai tegangan masih di dalam Grid Code Kalimantan
• MVAR PLTU Pulau Pisau berada di dalam range Capability Curve (Batas di bawah
+30 MVAR
SKS - Kasongan
150 MW
28. SALAH SATU KASUS GANGGUAN DI SISTEM INTERKONEKSI KALIMANTAN
Pada laporan gangguan pada tanggal 28 April 2023 terjadi Ganggaun Line 1 & 2 SKS-Kasongan dengan
menyebabkan frekuensi turun dari 50.045 Hz ke 48.9 Hz dalam kurun waktu 3.3 detik. Dampak gangguan menyebabkan UFR
Tahap 3 (setting 49.0 Hz) sebesar 203.12 MW. Aliran daya Line 1&2 SKS-Kasongan sebelum gangguan sebesar 187.77 MW.
• UFR Mahakam : 87.1 MW (ENS 31486.31 kWh)
• UFR Barito : 116.02 MW (45570 kWh)
Sehingga total ENS adalah 77.056,31 kWh
*) source: Laporan Kronologi Gangguan Line 1 & 2 SKS-Kasongan, 28 April 2023 Pukul 19:22:23 WITA
Dengan biaya energi sistem interkoneksi harga listrik bulan
Mei 2023 adalah Rp1.014,05/kWh, maka kerugian yang di
terima PLN sebesar Rp 78.138.951,20
Dengan salah satu potensi kerugian tersebut, jika SKS –
Kuala Kurun – Puruk Cahu telah terhubung maka dengan
adanya gangguan SKS-Kasongan dengan menjaga transfer
limitnya maka UFR Penyulang dapat dihindari untuk aktif.
Sehingga kerugian tersebut menjadi saving sebesar
Rp 78.138.951,20
Indikasi Sisi SKS
• Indikasi Line 1 SKS - Kasongan : Phase T, AR sukses (146.6 km)
• Indikasi Line 2 SKS - Kasongan : Phase T, AR sukses (145 km)
Indikasi Sisi Kasongan
• Indikasi Line 1 Kasongan - SKS : Differential Phase RN (45.65 km)
• Indikasi Line 2 Kasongan - SKS : Differential Phase RN (40.46 km)
30. www.pln.co.id |
1. Strategi Operasi :
• Pada Beban Rendah (1112.95 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun OFF
• Pada Beban Puncak (1508.16 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun ON
Kesimpulan
35
2. Penilaian Resiko:
• Lepas dua saluran transmisi pada Buntok – Muara Teweh memiliki kategori resiko yang Ekstrim.
• Lepas dua saluran transmisi pada SKS – Kasongan memiliki kategori resiko yang Tinggi.
3. Terdapat isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangkaraya,
Sehingga perlu di mitigasi terencana dengan mengoperasikan PLTD dan PLTG di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
untuk mencegah tegangan turun hingga keluar dari Grid Code Kalimantan.
4. Lepasnya satu unit PLTU SLK menyebabkan adanya isu MVAR PLTU SLK yang beroperasi keluar dari range capability curve-
nya dan adanya isu tegangan rendah di Pangkalan Bun.
Sehingga perlu di lakukan penurunan Tap GSUT pada PLTU SLK yang masih beroperasi dan pengaturan lepas Line
Sukamara-Nangabulik dan Bagendang-Kuala Pambuang saat beban rendah ataupun beban puncak
5. Dengan memberikan batas aliran daya pada saluran transmisi dapat memitigasi resiko sistem menjadi tidak stabil ketika terjadi
lepas dua line saluran transmisi.
6. Dengan terhubungnya transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu dapat mencegah terjadinya kerugian dari Energy Not Served
yang disebabkan oleh gangguan di Material Transmisi Utama.
31. www.pln.co.id |
Saran
36
1. Melanjutkan studi untuk penambahan Capacitor Bank di Palangkaraya atau Selat guna memperbaiki isu tegangan rendah di
Kalimantan Tengah
2. Melanjutkan studi untuk penambahan Under Voltage Relay di Sampit hingga Pangkalan Bun guna mengisolir tegangan rendah
di Kalimantan Tengah dengan selektif pada sistem
3. Melanjutkan studi Short Circuit untuk mengetahui nilai hubung singkat sebagai basis kemampuan ketahanan material transmisi
utama (MTU) karena terhubungnya saluran transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu yang akan merubah nilai impedansi
total pada sistem
4. Melanjutkan studi penyesuaian Defense Scheme pada sistem Ketika saluran transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu
beroperasi agar sistem dapat bertahan dan stabil saat terdapat gangguan di sistem
34. Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito
1
Muara Teweh -
Bangkanai
1. Lepasnya dua Line Muara Teweh-Bangkanai (LF-2) menyababkan UFR
Penyulang tahap 1 (49.20Hz), tahap 2 (49.15Hz), dan tahap 3 (49.00Hz)
2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, Respon MVAR PLTU SLK 1 Unit mencapai -
46.689MVAR sudah di luar dari Capability Curve ( kurang dari -40MVAR)
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, menurunkan satu kali Tap GSUT unit PLTU SLK yang sedang
beopersi dari 11 ke 8
2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit atau 2 unit dan saat beban rendah, melepas satu line Sukamara-
Nangabulik dan satu line Bagendang-Kuala Pambuang untuk pengaturan tegangan dan MVAR
Pembakit di subsistem Barito
Moderat Rendah
2 Selat-Seberang Barito
1. Respon MVAR PLTU SLK 1 Unit mencapai -42.395MVAR sudah di luar dari
Capability Curve ( kurang dari -40MVAR)
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, menurunkan satu kali Tap GSUT unit PLTU SLK yang sedang
beopersi dari 11 ke 8
2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit atau 2 unit dan saat beban rendah, melepas satu line Sukamara-
Nangabulik dan satu line Bagendang-Kuala Pambuang untuk pengaturan tegangan dan MVAR
Pembakit di subsistem Barito
Rendah Rendah
3 Mintin - Selat
1. Respon MVAR PLTU SLK 1 Unit mencapai -42.598MVAR sudah di luar dari
Capability Curve ( kurang dari -40MVAR)
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit, menurunkan satu kali Tap GSUT unit PLTU SLK yang sedang
beopersi dari 11 ke 8
2. Saat PLTU SLK Lepas 1 Unit atau 2 unit dan saat beban rendah, melepas satu line Sukamara-
Nangabulik dan satu line Bagendang-Kuala Pambuang untuk pengaturan tegangan dan MVAR
Pembakit di subsistem Barito
Rendah Rendah
4 Palangkaraya - Mintin
1. Terdapat respon tegangan rendah di luar grid code mencapai 129kV
selama 0.53-0.55 detik dan kembali masuk ke dalam range grid code.
Stanby operasi PLTG & PLTD Trisakti guna memperbaiki tegangan di Selat, Mintin, dan
Palangkaraya ketika PLTU Pulau Pisau 2 Unit sedang outage
Usulan : menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya ketika 2 unit
PLTU Pulau Pisat sedang outage
Moderat Rendah
5
Kasongan-
Palangkaraya
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 unit, terdapat respon MVAR PLTU SLK 1 Unit di luar
dari range Capability Curve sebesar -41.026 MVar ( batas Capability Curve
adalah -40 MVar )
2. Saat PLTU SLK Lepas 2 unit, terdapat respon tegangan rendah mencapai
130kV di Palangkaraya yang sudah di luar range Grid Code Kalimantan
1. Saat PLTU SLK Lepas 1 unit, membatasi daya yang di bangkitkan oleh PLTU SLK maksimal
90MW gross dan membatasi transfer dari Palangkaraya ke Kasongan minimal 10MW dan
melepas satu Line Kuala Pambuang - Bagendang untuk mengurangi penyerapan MVAR dari PLTU
SLK yang masih beroperasi.
2. Saat PLTU SLK Lepas 2 unit, stanby operasi PLTG & PLTD Trisakti guna memperbaiki tegangan
di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Pulau Pisau 2 Unit sedang outage
Usulan : menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya ketika 2 unit
PLTU Pulau Pisat sedang outage
Moderat Moderat
No.
Tingkat
Resiko
Tingkat Resiko
Setelah Mitigasi
Mitigasi Terencana
Dampak
N-2 (Line)
35. Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito
6 SKS-Kasongan
1. Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga 130kV
keluar dari grid code Kalimantan
2. Respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga lebih dari
60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil.
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
Menjaga transfer limit dari SKS ke Kasongan di bawah 150 MW Tinggi Rendah
7 Kuala Kurun - SKS
1. Terdapat repson frekuensi yang akan naik mencapai 50.30Hz sehingga
perlu dilakukan OGS.
2. Terdapat respon tegangan rendah di Kalimantan Tengah yang di luar dari
range Grid Code Kalimantan
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
1. Menjaga transfer limit dari SKS ke Kuala Kurun di bawah 30 MW dan Kuala Kurun ke SKS di
bawah 100MW
2. Menghindari pekerjaan di Line SKS-Kuala Kurun-Puruk Cahu-Muara Teweh ketika 2 unit PLTU
SLK sedang outage
Usulan :
1. Memberikan under voltage relay pada di sisi Kalimantan Tengah (GI Sampit hingga ke GI
Ujung) untuk mencegah tegangan sistem keluar dari grid code kalimantan. Hal ini dapat juga
memperbaiki isu capability curve di PLTU Pulau Pisau
Rendah Rendah
8
Puruk Cahu - Kuala
Kurun
1. Terdapat repson frekuensi yang akan naik mencapai 50.30Hz sehingga
perlu dilakukan OGS.
2. Terdapat respon tegangan rendah di Kalimantan Tengah yang di luar dari
range Grid Code Kalimantan
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
Menghindari pekerjaan di Line SKS-Kuala Kurun-Puruk Cahu-Muara Teweh ketika 2 unit PLTU
SLK sedang outage
Usulan :
1. Memberikan under voltage relay pada di sisi Kalimantan Tengah (GI Sampit hingga ke GI
Ujung) untuk mencegah tegangan sistem keluar dari grid code kalimantan. Hal ini dapat juga
memperbaiki isu capability curve di PLTU Pulau Pisau
Rendah Rendah
9
Muara Teweh - Puruk
Cahu
1. Terdapat repson frekuensi yang akan naik mencapai 50.30Hz sehingga
perlu dilakukan OGS.
2. Terdapat respon tegangan rendah di Kalimantan Tengah yang di luar dari
range Grid Code Kalimantan
3. Respon MVAR PLTU Pulau Pisau 1 Unit di luar dari range Capability Curve
sebesar +33MVar ( asumsi batas Capability Curve adalah +30 MVar )
Menghindari pekerjaan di Line SKS-Kuala Kurun-Puruk Cahu-Muara Teweh ketika 2 unit PLTU
SLK sedang outage
Usulan :
1. Memberikan under voltage relay pada di sisi Kalimantan Tengah (GI Sampit hingga ke GI
Ujung) untuk mencegah tegangan sistem keluar dari grid code kalimantan. Hal ini dapat juga
memperbaiki isu capability curve di PLTU Pulau Pisau
Rendah Rendah
No.
Tingkat
Resiko
Tingkat Resiko
Setelah Mitigasi
Mitigasi Terencana
Dampak
N-2 (Line)
36. Tingkat Resiko Sistem Interkoneksi Looping Subsistem Barito
10 Buntok-Muara Teweh
1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga
lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil
2. Tegangan Rendah di Kalimantan Tengah hingga keluar dari grid code
Kalimantan.
3. Saat PLTU Pulau Pisau lepas 1 unit, respon MVAR PLTU Pulau Pisau yang
masih beroperasi melebihi Capability Curve Pembangkit hingga +33MVAR
(batas capability curve +30MVAR)
1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Muara Teweh ke Buntok maksimal 50MW agar
ketika terjadi lepas dua line Buntok-Muara Teweh osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam
dalam waktu di bawah 60 detik
2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki
tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau
sedang tidak optimal
Usulan :
1. Menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya
2. Menambah under voltage relay di Kalimantan Tengah ( Palangkaraya sampai GI Ujung ) untuk
menjaga tegangan agar tetap di dalam grid code kalimantan
Ekstrim Moderat
11 Tanjung-Buntok
1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga
lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil
2. Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga keluar
dari grid code Kalimantan selama 0.4s.
1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Buntok ke Tanjung maksimal 50MW agar ketika
terjadi lepas dua line Buntok-Tanjung osilasi yang terjadi pada sistem dapat teredam dalam
waktu di bawah 60 detik
2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki
tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau
sedang tidak optimal
Usulan :
1. Menambah kapasitor bank untuk memperbaiki tegangan di Palangkaraya
2. Menambah under voltage relay di Kalimantan Tengah ( Palangkaraya sampai GI Ujung ) untuk
menjaga tegangan agar tetap di dalam grid code kalimantan
Moderat Rendah
12 Tanjung-Barikin
1. Terdapat respon frekuensi, tegangan, dan daya terlihat berosiliasi hingga
lebih dari 60 detik sehingga sistem dalam keadaan tidak stabil.
2. Respon aliran daya yang bersosiliasi secara ekstrim berpotensi terjadi
gangguan meluas
3. Tegangan Rendah di Kalimantan Tengah hingga keluar dari grid code
Kalimantan.
1. Menjaga transfer limit dari Tanjung ke Barikin/Paringin di bawah 120 MW
2. Operasi PLTD di Kalimantan Tengah, PLTD & PLTG Trisakti, dan PLTU ITP guna memperbaiki
tegangan di Selat, Mintin, dan Palangkaraya ketika PLTU Asam-asam atau PLTU Pulau Pisau
sedang tidak optimal
Moderat Rendah
No.
Tingkat
Resiko
Tingkat Resiko
Setelah Mitigasi
Mitigasi Terencana
Dampak
N-2 (Line)
37. 2a. Respon Load Flow Suplai Optimal (LF-10 – Buntok - Muara Teweh)
Summary :
• Lepasnya dua Line Buntok-Muara Teweh (LF-11) menyebabkan respon osilasi tegangan dan
frekuensi tidak dapat teredam dalam waktu di bawah 60 detik sehingga sistem masih
dikatakan tidak stabil
• Line Tanjung-Barikin/Paringin terjadi osilasi yang merubaah arah aliran daya sehingga
berpotensi untuk mempengaruhi pembangkit di sisi Selatan menjadi gangguan
• Respon tegangan di Kalimantan Tengah akan turun drastis hingga keluar dari grid code
Kalimantan.
• Respon MVAR PLTU Pulau Pisau Unit 1 melebihi Capability Curve Pembangkit (> +30MVAR)
38. 2b. Respon Load Flow Pengaturan Suplai (LF-10 – Buntok - Muara Teweh)
Mitigasi :
1. Membatasi aliran daya di total dua line dari Muara Teweh ke Buntok maksimal 50MW agar ketika terjadi lepas dua line Buntok-Muara Teweh osilasi yang terjadi pada sistem dapat
teredam dalam waktu di bawah 60 detik dan dapat mengatasi isu capability curve dari PLTU Pulau Pisau
39. www.pln.co.id |
Kesimpulan
35
1. Strategi Operasi :
• Pada Beban Rendah (1112.95 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun OFF
• Pada Beban Puncak (1508.16 MW) Kapasitor 25 MVAR di GI Pangkalan Bun ON
2. Penilaian Resiko:
• Lepas dua saluran transmisi pada Buntok – Muara Teweh memiliki kategori resiko yang Ekstrim.
• Lepas dua saluran transmisi pada SKS – Kasongan memiliki kategori resiko yang Tinggi.
3. Terdapat isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah, khususnya di Palangkaraya, sehingga perlu di mitigasi dengan
mengoperasikan PLTD dan PLTG di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk mencegah tegangan turun hingga keluar dari
Grid Code Kalimantan.
4. Lepasnya satu unit PLTU SLK menyebabkan adanya isu MVAR PLTU SLK yang beroperasi keluar dari range capability curve-nya
dan adanya isu tegangan rendah di Pangkalan Bun. Sehingga perlu di lakukan penurunan Tap GSUT pada PLTU SLK yang masih
beroperasi dan pengaturan lepas Line Sukamara-Nangabulik dan Bagendang-Kuala Pambuang saat beban rendah ataupun beban
puncak
5. Dengan memberikan batas aliran daya pada saluran transmisi dapat memitigasi resiko sistem menjadi tidak stabil ketika terjadi lepas
dua line saluran transmisi.
6. Dengan terhubungnya transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu dapat mencegah terjadinya kerugian dari Energy Not Served
yang disebabkan oleh gangguan di Material Utama Transmisi.
40. www.pln.co.id |
Saran
36
1. Dengan adanya isu tegangan rendah di Kalimantan Tengah penulis mengusulkan melanjutkan studi lanjutan untuk
penambahan Capacitor Bank di Palangkaraya atau Selat guna memperbaiki tegangan di sistem agar tegangan
sistem tetap terjaga sesuai range Grid Code Kalimantan
2. Dengan adanya isu tegangan rendah di Kalimantan di penulis mengusulkan melanjutkan studi lanjutan untuk
penambahan Under Voltage Relay di Sampit hingga Pangkalan Bun guna mengisolir dengan selektif adanya
tegangan rendah pada sistem
3. Dengan terhubungnya transmisi SKS – Kuala Kurun – Puruk Cahu akan merubah nilai impedansi total pada sistem,
penulis mengusulkan untuk melanjutkan studi Short Circuit untuk mengetahui nilai hubung singkat sebagai basis
kemampuan ketahanan material transmisi utama (MTU)
4. Dengan adanya potensi kondisi sistem menjadi tidak stabil, penulis mengusulkan untuk melanjutkan studi lanjutan
mengenai Defense Scheme agar sistem dapat bertahan dan stabil saat terdapat gangguan di sistem