3. PERMASALAHAN BERUPA ADANYA
SUMBATAN JALAN NAFAS
PERMASALAHAN BERUPA ADANYA
SUMBATAN JALAN NAFAS
Penyebab
• Penurunan kesadaran
1. Koma
2. Trauma kepala
3. Radang otak
4. Penggunaan Obat2 an / alkohol
5. dll
• Suatu penyakit
1. Radang laring (Laringitis)
2. Edema laring
4. PERMASALAHAN BERUPA ADANYA
SUMBATAN JALAN NAFAS
PERMASALAHAN BERUPA ADANYA
SUMBATAN JALAN NAFAS
• Trauma / Kecelakaan
1. Trauma wajah (Trauma maksilofasial)
2. Trauma pada jalan nafas
3. dll
• Benda asing di jalan nafas
1. Darah
2. Muntahan
3. Makanan
4. dll
6. Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan:
ditegakan dengan:
Look
Look :
: lihat status mental,
lihat status mental,
pergerakan /pengembangan dada
pergerakan /pengembangan dada
dll
dll
Listen
Listen :
: mendengar aliran udara
mendengar aliran udara
pernafasan, suara dll
pernafasan, suara dll
Feel
Feel : merasakan ada aliran
: merasakan ada aliran
udara pernafasan
udara pernafasan
7. LOOK/ LIHAT
LOOK/ LIHAT
1. Perubahan Status Mental
Agitasi / gelisah tanda adanya Hipoksemia
2. Gerak Nafas (ada / tidak gerakan).Bila ada:
Normal teratur
2. Ada/ tidaknya Retraksi pada dinding dada (anak)
3. Adanya perubahan bentuk pada dinding dada
4. Adanya benda asing dalam rongga mulut
Darah / sekret
Muntahan
Gigi palsu/tanggal/patah
2. Pasien tampak Sianosis
3. Penggunaan otot-otot pernapasan tambahan
8. LISTEN/
DENGAR
LISTEN/
DENGAR
1.Adakah aliran udara (kalau tidak sadar)
2.Apakah bicara normal (Tak ada sumbatan)
3.Ada suara tambahan
1.Snoring → Sumbatan parsial
(Karena pangkal lidah jatuh kebelakang)
2. Gurgling → karena cairan
3. Stridor → Penyempitan jalan nafas
4. Apakah suara parau (hoarseness / dysphonia)
9. FEEL/ RABA & RASAKAN
FEEL/ RABA & RASAKAN
1. Adanya aliran udara nafas
2. Krepitasi (Ada fraktur tulang wajah/ leher)
3. Ada pergeseran / deviasi trakhea
4. Ada hematoma pada leher
5. Teraba adanya getaran di leher
11. PADA PENDERITA TIDAK SADAR
PADA PENDERITA TIDAK SADAR
Tindakan yang dilakukan:
Tindakan yang dilakukan:
1.
1. Cek respon
Cek respon
dipanggil, ditepuk, diberi rangsang/
dipanggil, ditepuk, diberi rangsang/
respon nyeri,
respon nyeri,
2.
2. Bila tidak ada respon
Bila tidak ada respon; Cek apakah ada
; Cek apakah ada
benda asing dalam mulut, apakah
benda asing dalam mulut, apakah
pangkal lidah jatuh kebelakang. Bila ada
pangkal lidah jatuh kebelakang. Bila ada
benda asing Miringkan kepala penderita
benda asing Miringkan kepala penderita
kesatu sisi (catatan bukan pada trauma
kesatu sisi (catatan bukan pada trauma
kepala)
kepala)
12. PEMBEBASAN JALAN
NAFAS
PEMBEBASAN JALAN
NAFAS
1. PENYEBAB PANGKAL LIDAH JATUH
•Tindakan manual :
PERBAIKI POSISI KEPALA
-Non trauma :
- Head tilt (dorong dahi kebelakang)
- Chin lift (angkat dagu keatas)
- Jaw thrust (dorong mandibula
kedepan atas)
13. PEMBEBASAN JALAN NAFAS
PEMBEBASAN JALAN NAFAS
- Trauma (hati-hati kemungkinan adanya patah
tulang leher), Tindakan hanya dilakukan gerakan
terbatas
• Chin lift
• Jaw thrust
Tindakan dilakukan dengan immobilisai
manual agar kepala tdk bergerak (berada
dalam satu garis lurus) atau pasang bidai
leher (cervical collar/ collar splint)
Bantuan Alat
Bila ada pasang pipa orofaring (Pipa Mayo/ Guedel
14. Head tilt
Head tilt
Letakkan 1 telapak tangan didahi
Letakkan 1 telapak tangan didahi
penderita dan tekan ke bawah
penderita dan tekan ke bawah
sehingga menjadi tengadah
sehingga menjadi tengadah
15. Chin lift
Chin lift
-
- Gunakan jari tengah dan telunjuk untuk
Gunakan jari tengah dan telunjuk untuk
memegang tulang dagu pasien, kemudian
memegang tulang dagu pasien, kemudian
angkat dan dorong tulangnya kedepan
angkat dan dorong tulangnya kedepan
- atau masukan ibu jari kedalam mulut dan
- atau masukan ibu jari kedalam mulut dan
jari telunjuk memegang dagu angkat
jari telunjuk memegang dagu angkat
tulang mandibula ke atas.
tulang mandibula ke atas.
16. Jaw thrust
Jaw thrust
Letakkan tangan kiri penolong, pegang angulus
Letakkan tangan kiri penolong, pegang angulus
kiri mandibula dengan tiga jari terbawah begitu
kiri mandibula dengan tiga jari terbawah begitu
juga dengan tangan kanan memegang angulus
juga dengan tangan kanan memegang angulus
mandibula kanan penderita, angkat keatas dan
mandibula kanan penderita, angkat keatas dan
dorong mandibula atas dengan ibu jari kearah
dorong mandibula atas dengan ibu jari kearah
dada penderita
dada penderita
18. PEMBEBASAN JALAN
NAFAS
PEMBEBASAN JALAN
NAFAS
2. PENYEBAB : TERDAPAT BENDA ASING
• Manual : Sapuan jari (finger sweep)
• Gunakan Penghisap (suction)
• Pada kasus tersedak (chocking) :
1. Lakukan pukulan punggung pd bayi &anak
(Back blows)
2. Lakukan hentakan pada abdomen atau
Abdominal thrust (Heimlich manuver)atau
hentakan pada thorax /Thoracal thrust
19. SUMBATAN TOTAL JALAN
SUMBATAN TOTAL JALAN
NAFAS
NAFAS
Sumbatan total pada daerah faring ke
Sumbatan total pada daerah faring ke
bagian distal berdampak serius karena
bagian distal berdampak serius karena
pertukaran inspirasi dan ekspirasi
pertukaran inspirasi dan ekspirasi
tidak terjadi
tidak terjadi
Tanda
Tanda
- Penderita berusaha memegangi leher
Penderita berusaha memegangi leher
- Tidak terdapat pengembangan dada
Tidak terdapat pengembangan dada
- Sianosis
Sianosis
22. PENURUNAN KESADARAN
PENURUNAN KESADARAN
- Penderita masih terdapat pernafasan
Penderita masih terdapat pernafasan
- Sumbatan partial
Sumbatan partial
Look/ lihat :
Look/ lihat :
- pengembangan dada maksimal/tidak
- pengembangan dada maksimal/tidak
- ada gerakan dada tertinggal/ tidak simetris
- ada gerakan dada tertinggal/ tidak simetris
- ada atau tidak dada mengembung terus
- ada atau tidak dada mengembung terus
(tension pneumothorax)
(tension pneumothorax)
23. PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
1.
1. Tanpa alat dapat dilakukan bila
Tanpa alat dapat dilakukan bila
motorik pasien menurun
motorik pasien menurun
2.
2. Dengan alat
Dengan alat
- Forcep magyl
- Forcep magyl
- Oropharingeal airway
- Oropharingeal airway
- Nasopharingeal airway
- Nasopharingeal airway
- Jelly
- Jelly
- suctioning rigid, catheter,
- suctioning rigid, catheter,
nelaton catheter
nelaton catheter
26. Tujuan
Tujuan
Menjamin jalan nafas tetap
Menjamin jalan nafas tetap
terbuka.
terbuka.
Menghindari aspirasi.
Menghindari aspirasi.
M
Memudahkan tindakan bantuan
emudahkan tindakan bantuan
pernafasan
pernafasan.
.
27. Indikasi
Indikasi
Hen
Henti jan
ti jantung
tung
Pasien sadar yang tidak mampu
Pasien sadar yang tidak mampu
bernafas dengan baik (edema paru
bernafas dengan baik (edema paru
Guillan-Bare syndrom, sumbatan
Guillan-Bare syndrom, sumbatan
jalan nafas).
jalan nafas).
Perlindungan jalan nafas tidak
Perlindungan jalan nafas tidak
memadai (koma, arefleksi).
memadai (koma, arefleksi).
Penolong tidak mampu memberi
Penolong tidak mampu memberi
bantuan nafas dengan cara
bantuan nafas dengan cara
konvensional
konvensional
28. Persiapan Alat Intubasi Endotrakheal
Persiapan Alat Intubasi Endotrakheal
Pipa oro/nasofaring.
Pipa oro/nasofaring.
Suction
Suction
Kanula dan masker
Kanula dan masker
oksigen
oksigen
Ambu bag.
Ambu bag.
Pipa endotrakheal
Pipa endotrakheal
dan stylet
dan stylet
Pelumas (jelly)
Pelumas (jelly)
Forcep magill
Forcep magill
L
Laringoscope (handle
aringoscope (handle
dan blade)
dan blade)
Stetoscope
Stetoscope
Stylet (mandrin)
Stylet (mandrin)
Spuit cuft
Spuit cuft
Sarung tangan
Sarung tangan
Plester dan gunting
Plester dan gunting
Obat-obatan sedatij
Obat-obatan sedatij
i.v
i.v
Bantal kecil tebal
Bantal kecil tebal
10 cm (bila
10 cm (bila
tersedia)
tersedia)
30. Cara
Cara Intubasi Endotrakheal (1)
Intubasi Endotrakheal (1)
Gunakan sarung tangan steril
Gunakan sarung tangan steril
Sebelum intubasi berikan oksigen, sebaiknya
Sebelum intubasi berikan oksigen, sebaiknya
gunakan bantal dan pastikan jalan nafas
gunakan bantal dan pastikan jalan nafas
terbuka (hat
terbuka (hati-hati pada cedera leher).
i-hati pada cedera leher).
Siapkan endotrakheal tube (ETT), periksa balon
Siapkan endotrakheal tube (ETT), periksa balon
(cuff), siapkan stylet, beri jelly.
(cuff), siapkan stylet, beri jelly.
Siapkan laringoskop (pasang blade pada
Siapkan laringoskop (pasang blade pada
handle), lampu harus menyala.
handle), lampu harus menyala.
Pasang laringoskop dengan tangan kiri,
Pasang laringoskop dengan tangan kiri,
masukkan jung blade ke sisi kanan mulut
masukkan jung blade ke sisi kanan mulut
pasien, geser lidah pasien ke kiri.
pasien, geser lidah pasien ke kiri.
Tekan tulang rawan krikoid (untuk mencegah
Tekan tulang rawan krikoid (untuk mencegah
aspirasi).
aspirasi).
31. Cara
Cara Intubasi Endotrakheal (2)
Intubasi Endotrakheal (2)
Lakukan traksi sesuai sumbu panjang
Lakukan traksi sesuai sumbu panjang
laringoskop (hati-hati cedera gigi, gusi, bibir).
laringoskop (hati-hati cedera gigi, gusi, bibir).
Lihat adanya pita suara. Bila perlu isap
Lihat adanya pita suara. Bila perlu isap
lendir/cairan lebih dahulu.
lendir/cairan lebih dahulu.
Keluarkan stylet dan laringoskop secara hati-
Keluarkan stylet dan laringoskop secara hati-
hati.
hati.
Kembangkan balon (cuff) ETT.
Kembangkan balon (cuff) ETT.
Pasang pipa orofaring (mayo/gudel)
Pasang pipa orofaring (mayo/gudel)
Periksa posisi ETT apakah masuk dengan benar
Periksa posisi ETT apakah masuk dengan benar
(auskultasi suara pernafasan atau udara yang
(auskultasi suara pernafasan atau udara yang
ditiupkan).
ditiupkan). Hubungkan dengan pipa oksigen.
Hubungkan dengan pipa oksigen.
Amankan ETT dengan plester.
Amankan ETT dengan plester.
33. Tujuan umum
Tujuan umum
Peserta mampu menangani kegawatan
nafas/ ventilasi/ breathing
Tujuan khusus
Tujuan khusus
Peserta mampu :
-Mendiagnosa dengan cepat kegawatan nafas
-Mengetahui penyebab kegawatan nafas
-Melakukan pengelolaan pertama kegawatan
nafas
- tanpa alat
- dengan alat
B
(BREATHING)
B
(BREATHING)
35. Breathing
Breathing
Dasar permasalahan
Dasar permasalahan
1.
1. Sel pada jaringan / organ memerlukan O
Sel pada jaringan / organ memerlukan O2
2
kontinyu
kontinyu
2.
2. O
O2
2 sampai ke sel, melalui sistem kardio
sampai ke sel, melalui sistem kardio
vaskuler( dipengaruhi sist sirkulasi)
vaskuler( dipengaruhi sist sirkulasi)
3.
3. Bila terhenti lebih dari 1 menit, setelah
Bila terhenti lebih dari 1 menit, setelah
henti sirkulasi dapat terjadi dilatasi pupil
henti sirkulasi dapat terjadi dilatasi pupil
36. Breathing
Breathing
4. Bila lebih dari 3 menit akan
4. Bila lebih dari 3 menit akan
menyebabkan kerusakan sel
menyebabkan kerusakan sel
permanen
permanen
5. Bila setelah henti sirkulasi lebih dari 8
5. Bila setelah henti sirkulasi lebih dari 8
menit akan menyebabkan kerusakan
menit akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak
jaringan otak permanen/irreversible
permanen/irreversible
37. 2. Pada pasien yang bernafas
2. Pada pasien yang bernafas
Pusat pernafasan (terdapat di pons
Pusat pernafasan (terdapat di pons
dan medula oblongata) dipengaruhi
dan medula oblongata) dipengaruhi
rangsangan dari PaCO
rangsangan dari PaCO2
2
Persyarafan : nerfus frenikus di
Persyarafan : nerfus frenikus di
medula spinalis , dirangsang oleh
medula spinalis , dirangsang oleh
kemoreseptor sendi dan otot (refleks
kemoreseptor sendi dan otot (refleks
hering breuer)
hering breuer)
Konsentrasi O
Konsentrasi O2
2 pada udara bebas 18 -
pada udara bebas 18 -
21%
21%
38. FISIOLOGI PERNAFASAN
FISIOLOGI PERNAFASAN
- Ventilasi
Ventilasi
Inspirasi yang membawa gas (O
Inspirasi yang membawa gas (O2
2) ke
) ke
paru-paru dan ekspirasi membuang gas
paru-paru dan ekspirasi membuang gas
(CO
(CO2
2) ke udara bebas
) ke udara bebas
- Difusi
Difusi
Pemindahan gas antara alveoli dan kapiler
Pemindahan gas antara alveoli dan kapiler
pada parenkhim paru-paru
pada parenkhim paru-paru
- Perfusi
Perfusi
Menyatunya O
Menyatunya O2
2 dengan darah yang
dengan darah yang
dialirkan ke seluruh jaringan tubuh
dialirkan ke seluruh jaringan tubuh
40. GANGGUAN PERJALANAN O2
GANGGUAN PERJALANAN O2
KE JARINGAN
KE JARINGAN
1.
1. Adanya sumbatan jalan nafas
Adanya sumbatan jalan nafas
- sekret
- sekret
- benda asing
- benda asing
- penyempitan saluran pernapasan
- penyempitan saluran pernapasan
2.
2. Adanya kerusakan pusat
Adanya kerusakan pusat
pernafasan dan nervus frenicus
pernafasan dan nervus frenicus
41. GANGGUAN PERJALANAN O2
GANGGUAN PERJALANAN O2
KE JARINGAN
KE JARINGAN
3. Terganggu kembang kempis paru
3. Terganggu kembang kempis paru
- Kerusakan paru
- Kerusakan paru
- kerusakan dinding thorak
- kerusakan dinding thorak
- Kerusakan diafragma
- Kerusakan diafragma
4. Turunnya Kadar Hb darah dan
4. Turunnya Kadar Hb darah dan
perubahan PH darah
perubahan PH darah
5. Gangguan kemampuan Pompa jantung
5. Gangguan kemampuan Pompa jantung
42. TANDA2 GANGGUAN PERNAFASAN
TANDA2 GANGGUAN PERNAFASAN
1.
1. Keluhan sesak nafas
Keluhan sesak nafas
2.
2. Frekuensi nafas meningkat
Frekuensi nafas meningkat
3.
3. Penggunaan otot-otot pernafasan
Penggunaan otot-otot pernafasan
tambahan
tambahan
4.
4. Gangguan Difusi O2 sampai ke perifer
Gangguan Difusi O2 sampai ke perifer
(Sianosis, Hipotermi, CRT, penurunan
(Sianosis, Hipotermi, CRT, penurunan
Saturasi O2)
Saturasi O2)
5.
5. Pemeriksaan AGD darah (PaO
Pemeriksaan AGD darah (PaO2
2 yang
yang
menurun)
menurun)
6.
6. Gangguan / penurunan tingkat kesadaran
Gangguan / penurunan tingkat kesadaran
43. MENGENALI GANGGUAN
VENTILASI
(penderita masih bernafas)
MENGENALI GANGGUAN
VENTILASI
(penderita masih bernafas)
Look / Lihat
•Sianosis,
•Frekuensi nafas cepat (Takhipnea ).
•Penurunan kesadaran (Status mental) ,
•Distensi vena leher (tension pneumothorax)
•Gerakan dan bentuk asimetris dada
(Hematothorax, pneumothorax)
•Tidak tampak gerakan (paralisis otot nafas)
44. MENGENALI GANGGUAN
VENTILASI
(penderita masih bernafas)
MENGENALI GANGGUAN
VENTILASI
(penderita masih bernafas)
Listen / dengar
Tak bisa nafas/ sulit bernafas
Terdengar Stridor, wheeze (seperti
pasien astma)
Terjadi penurunan/ hilang suara nafas
46. TANDA KEDARURATAN
TANDA KEDARURATAN
PERNAFASAN
PERNAFASAN
Pernafasan yang dinilai ekstrim yang perlu
Pernafasan yang dinilai ekstrim yang perlu
pertolongan sesegera mungkin bila :
pertolongan sesegera mungkin bila :
Untuk dewasa
Untuk dewasa antara lain
antara lain
1.
1.RR < 10 atau >40 x/mnt
RR < 10 atau >40 x/mnt
2.
2.Pernafasan irreguler
Pernafasan irreguler
3.
3.GCS kurang dari sama dengan 8
GCS kurang dari sama dengan 8
47. Pernafasan yang dinilai ekstrim yang perlu
Pernafasan yang dinilai ekstrim yang perlu
pertolongan sesegera mungkin bila :
pertolongan sesegera mungkin bila :
Bayi dan anak
Bayi dan anak
•RR < 20 x/mnt atau > 90 x/mnt usia < 12 bln
RR < 20 x/mnt atau > 90 x/mnt usia < 12 bln
•RR < 20 x/mnt atau > 70 x/mnt usia > 12 bln
RR < 20 x/mnt atau > 70 x/mnt usia > 12 bln
TANDA KEDARURATAN
TANDA KEDARURATAN
PERNAFASAN
PERNAFASAN
48. PENATALAKSANAAN GANGGUAN
PENATALAKSANAAN GANGGUAN
VENTILASI
VENTILASI
Frekuensi nafas yang kurang atau lebih
Frekuensi nafas yang kurang atau lebih
tinggi dari normal harus diperbaiki
tinggi dari normal harus diperbaiki
Penderita sadar
Penderita sadar
1.
1.Perbaikan posisi (semi fowler – fowler)
Perbaikan posisi (semi fowler – fowler)
2.
2.Longgarkan pakaian
Longgarkan pakaian
3.
3.Ciptakan lingkungan yang kaya akan O2
Ciptakan lingkungan yang kaya akan O2
4.
4.Pemberian O2 melalui kanula binasal,
Pemberian O2 melalui kanula binasal,
masker rebreathing, non rebreathing
masker rebreathing, non rebreathing
49. PENATALAKSANAAN PADA PASIEN
PENATALAKSANAAN PADA PASIEN
TIDAK SADAR
TIDAK SADAR
1.
1. Ekstensi kepala (Hati2 pd trauma kepala)
Ekstensi kepala (Hati2 pd trauma kepala)
2.
2. Berbaring telentang, posisi kepala
Berbaring telentang, posisi kepala
diangkat (head-up 30
diangkat (head-up 30°), kepala
°), kepala
miringkan kesatu sisi (Posisi miring kekiri
miringkan kesatu sisi (Posisi miring kekiri
)
)
3.
3. Ciptakan lingkungan yang kaya akan
Ciptakan lingkungan yang kaya akan
oksigen
oksigen
4.
4. Pemberian nasal canule, masker
Pemberian nasal canule, masker
rebreathing, dan non rebreathing
rebreathing, dan non rebreathing
5.
5. Gunakan Bag valve mask
Gunakan Bag valve mask
50. CARA PEMBERIAN
VENTILASI
CARA PEMBERIAN
VENTILASI
Tanpa Alat
Mouth to mouth (mulut ke mulut)
Mouth to nose (mulut kehidung)
Mouth to mouth and nose (mulut kehidung
& mulut)
Dengan Alat
Face mask / pocket mask
Laryngeal mask
Bag-valve-mask
51. TINDAKAN PADA PASIEN TIDAK
TINDAKAN PADA PASIEN TIDAK
BERNAFAS
BERNAFAS
1.
1. Bebaskan jalan nafas.
Bebaskan jalan nafas.
2.
2. Setelah terbebas jalan nafas dapat dilakukan
Setelah terbebas jalan nafas dapat dilakukan
pernafasan :
pernafasan :
- Tanpa alat (Mouth to mouth)
- Tanpa alat (Mouth to mouth)
- Menggunakan pipa bersayap
- Menggunakan pipa bersayap
- Menggunakan masker
- Menggunakan masker
- Menggunakan pompa dengan balon otomatis
- Menggunakan pompa dengan balon otomatis
dan katup searah (pump-mask valve bag)
dan katup searah (pump-mask valve bag)
- Menggunakan mesin bantu pernafasan :
- Menggunakan mesin bantu pernafasan :
Countinous Breathing (ventilator mekanik)
Countinous Breathing (ventilator mekanik)
52. PERALATAN PADA
TERAPI OKSIGEN
BAG VALVE MASK (BVM)
20 – 21 %
Masker sederhana
Dengan reservoir bag
Flow O2 : 8 -12 lpm
FiO2 : 60%- 100%
BVM Dengan reservoir bag
Flow O2 : 8-10 lpm
FiO2 : 80%- 100%
BVM Dengan reservoir
bag
Flow O2 : 8-10 lpm
FiO2 : 80%- 100%
FACE MASK O2 5 -10 lpm
FiO2 : 40-60%
54. TERAPI OKSIGEN
TERAPI OKSIGEN
1.
1. Penggunaan Nasal canule
Penggunaan Nasal canule
Konsentrasi yang diberikan 21 s.d 45%
Konsentrasi yang diberikan 21 s.d 45%
2.
2. Penggunaan Masker rebreathing
Penggunaan Masker rebreathing
Konsentrasi O2 diberikan 60 s.d 80% (6-10
Konsentrasi O2 diberikan 60 s.d 80% (6-10
lt/mnt)
lt/mnt)
3.
3. Penggunaan Masker non rebreathing
Penggunaan Masker non rebreathing
Konsentrasi 80 s.d 100% (6-10 lt/mnt)
Konsentrasi 80 s.d 100% (6-10 lt/mnt)
4.
4. Penggunaan Bag valve mask dengan reservoir
Penggunaan Bag valve mask dengan reservoir
- Konsentrasi yang diberikan 100% (10-12
- Konsentrasi yang diberikan 100% (10-12
lt/mnt)
lt/mnt)
- Keuntungan memberikan tekanan positif,
- Keuntungan memberikan tekanan positif,
dapat diberikan pada pasien yang bernafas
dapat diberikan pada pasien yang bernafas
dan tidak bernafas
dan tidak bernafas
58. Manfaat
Manfaat
Reaksi cepat dalam kondisi darurat
Reaksi cepat dalam kondisi darurat
Menyakinkan kelengkapan tersedia
Menyakinkan kelengkapan tersedia
Kemudahan akses tranportasi
Kemudahan akses tranportasi
59. Al
Alat, obat dan bahan medik habis pakai (1)
at, obat dan bahan medik habis pakai (1)
a. Airway – Breathing.
a. Airway – Breathing.
Set Intubasi :
Set Intubasi :
– Laringoscope 1 set
Laringoscope 1 set
– Blade no 1 – 5
Blade no 1 – 5
– ETT no 2,5 – 8 @ 1
ETT no 2,5 – 8 @ 1
buah
buah
– Orofaringeal airway
Orofaringeal airway
no. 000 – 0 dan no.
no. 000 – 0 dan no.
1 – 5
1 – 5
– Naso faringeal
Naso faringeal
airway no 1 - 5
airway no 1 - 5
– Suction
Suction
– Cathéter suction
Cathéter suction
no. 6 – 14
no. 6 – 14
– Tubing suction
Tubing suction
– Xylocain jelly / aqua
Xylocain jelly / aqua
jelly
jelly
– Xylocain spray
Xylocain spray
– Style
Stylet / mandrine
t / mandrine
– Magill forcep
Magill forcep
– Mouth extractor
Mouth extractor
– Bag valve mask +
Bag valve mask +
face mask : dewasa,
face mask : dewasa,
anak, bayi.
anak, bayi.
– Needle no 12 – 14
Needle no 12 – 14
– Dysposible syring 20
Dysposible syring 20
ml
ml
– Stetoscope
Stetoscope
– Plester dan tali
Plester dan tali
60. Al
Alat, obat dan bahan medik habis pakai (2)
at, obat dan bahan medik habis pakai (2)
Oksigenisasi
Oksigenisasi
–Selang dan tabung oksigen
Selang dan tabung oksigen
–Nasal prong / nasal kanul
Nasal prong / nasal kanul
–Masker : simple mask, re-breathing
Masker : simple mask, re-breathing
mask dan non rebreathing mask.
mask dan non rebreathing mask.
61. Al
Alat, obat dan bahan medik habis pakai (3)
at, obat dan bahan medik habis pakai (3)
Circulation.
Circulation.
– IV catheter no 24 –
IV catheter no 24 –
14 G
14 G
– Infustion set (mikro
Infustion set (mikro
dan makro)
dan makro)
– Blood set
Blood set
– Tourniquet
Tourniquet
– Cairan kristaloid :
Cairan kristaloid :
RL, NaCl 0,9 %, RA,
RL, NaCl 0,9 %, RA,
Dex 5%, Dex 10%,
Dex 5%, Dex 10%,
KaeN
KaeN.
.
– Cairan koloid :
Cairan koloid :
plasma exfander,
plasma exfander,
Haes steril,
Haes steril,
Haemacell, Dextran
Haemacell, Dextran
40, Dextran 70.
40, Dextran 70.
– Disposible syringe 1
Disposible syringe 1
– 50 cc
– 50 cc
– Threeway
Threeway
– Tranfaran dresing
Tranfaran dresing
– Folley catheter no 8 –
Folley catheter no 8 –
18.
18.
– Urine bag
Urine bag.
.
63. Al
Alat, obat dan bahan medik habis pakai (5)
at, obat dan bahan medik habis pakai (5)
Alat-alat Trauma
Alat-alat Trauma
NGT no 6 s/d 18
NGT no 6 s/d 18
Collar`neck ukuran ; S, M, L, XL
Collar`neck ukuran ; S, M, L, XL
Verban gulung ( 5 dan 10 cm)
Verban gulung ( 5 dan 10 cm)
Elastic verban ( 4 dan 6 inc)
Elastic verban ( 4 dan 6 inc)
Figure of eight (ransel verband)
Figure of eight (ransel verband)
Arm sling
Arm sling
Kasa steril ukuran kesil dan besar (mitella)
Kasa steril ukuran kesil dan besar (mitella)
Duk bolong steril
Duk bolong steril
Sarung tangan steril no 6 s/d 8
Sarung tangan steril no 6 s/d 8
Sarung tangan non streil no 6 s/d 8
Sarung tangan non streil no 6 s/d 8