SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
NEGARA DAN KONSTITUSI

I. PENDAHULUAN
Secara umum negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena konstitusi merupakan
hukum dasar suatu negara. Penyelenggaraan bernegara Indonesia juga
didasarkan pada suatu konstitusi. Hal ini dapat dicermati dalam pembukaan
UUD 1945 pada alenia keempat.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian
negara, unsur-unsur negara, teori terbentuknya negara, bentuk-bentuk negara,
tujuan dibentuknya negara, fungsi negara, sifat-sifat negara, cita-cita, tujuan,
dan visi negara Indonesia, pengertian konstitusi, klasifikasi konstitusi,
kedudukan konstitusi, dan isi, tujuan, dan fungsi konstitusi.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian negara?
B. Apa saja unsur-unsur negara?
C. Apa saja teori terbentuknya negara?
D. Apa saja bentuk-bentuk negara?
E. Apa tujuan dibentuknya negara?
F. Apa saja fungsi negara?
G. Apa saja sifat-sifat negara?
H. Apa cita-cita, tujuan, dan visi negara Indonesia?
I. Apa pengertian konstitusi?
J. Apa saja klasifikasi konstitusi?
K. Apa kedudukan konstitusi?
L. Apa isi, tujuan, dan fungsi konstitusi?

1
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara
Negara berasal dari kata state (Inggris), staat (Belanda), etat
(Prancis). Kata-kata tersebut berasal dari bahasa latin yaitu status atau
statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap1. Negara diartikan
sebagai organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat serta kelompok sosial yang
menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah
lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik,
berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya2.
Berikut beberapa pengertian Negara menurut para ahli:
1. Menurut John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778) dalam
buku Ilmu Negara (1993), negara adalah suatu badan atau organisasi
hasil dari perjanjian masyarakat.3
2. Menurut Max Weber, negara adalah suatu masyarakat yang
mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah
dalam suatu wilayah.4
3. Menurut Roger F. Solta, negara adalah alat atau wewenang yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama
masyarakat.
4. Menurut Mac Iver, negara adalah asosiasi yang menjalankan
penertiban di dalam masyarakat dalam suatu wilayah dengan
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah
dengan diberikan kekuasaan memaksa.
Dalam disimpulkan bahwa negara adalah suatu organisasi yang
memiliki kekuasaan untuk mengatur suatu wilayah.

1

Srijanti, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009,
cet. Ke-1, h. 4.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, h.
777.
3
Srijanti, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa,h. 4.
4
Ubaidillah,dkk, Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000, h.
48.

2
B. Unsur-unsur negara
Suatu negara harus memiliki unsur-unsur pembentuknya. Unsurunsur tersebut ada dua macam yaitu:
1. Unsur Konstitutif
a) Rakyat
Rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh
rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah.
b) Wilayah
Wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi karena
suatu negara harus memiliki batas teritorial yang jelas. Negara
harus memiliki batas yang jelas yang mencakup darat, laut dan
udara di atasnya.
c) Pemerintah
Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas
memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan bersama
didirikannya suatu negara. Sistem pemerintahan terbagi menjadi
dua bentuk,5 antara lain:
1) Sistem pemerintahan presidensil
Negara

yang

menganut

sistem

pemerintahan

presindensil biasanya berbentuk republik dengan presiden
sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.
2) Sistem pemerintahan parlementer
Negara

dengan

sistem

pemerintahan

parlementer

dipimpin oleh seorang perdana menteri yang dipilih dari
parlemen partai yang memiliki kursi terbanyak. Kepala
pemerintahan tidak ikut campur dalam urusan pembentukan
pemerintahan.
2. Unsur deklaratif

5

A. Ubaedillah, dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani., (Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah, 2007), cet. ke-3, h. 27-29.

3
Unsur deklaratif suatu negara adalah unsur yang tidak bersifat
mutlak. Yang termasuk unsur deklaratif adalah pengakuan dari negara
lain, baik pengakuan de facto maupun de jure.Pengakuan de facto
adalah pengakuan atas adanya negara, yakni fakta bahwa suatu
masyarakat politik telah memenuhi tiga unsur pokok negara6.
Sedangkan pengakuan de jure yakni suatu negara mendapatkan hak
dan kewajibannya untuk bertindak dan diberlakukan sebagai suatu
negara yang berdaulat penuh di antara negara-negara lain.

C. Teori Terbentuknya Negara
Ada tiga teori terbentuknya negara. Teori-teori tersebut antara
lain7:
1. Teori kontrak sosial
Teori kontrak sosial beranggapan bahwa terbentuknya negara
didasarkan pada perjanjian-perjanjian masyarakat dalam tradisi sosial
masyarakat Barat. Tokohnya antara lain Thomas Hobbes (1588-1679),
John Locke (1632-1704) dan Jean Jacques Rousseau (1712-1778).
2. Teori ketuhanan
Teori ketuhanan dikenal dengan doktrin teokratis. Teori ini
beranggapan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal
dari Tuhan serta raja dan keluarganya adalah keturunan Dewa.
3. Teori kekuatan
Teori kekuatan beranggapan bahwa suatu negara terbentuk karena
adanya dominasi negara yang kuat, melalui penjajahan. Yang
dimaksud melalui penjajahan adalah bahwa terbentuknya negara
karena pertarungan kekuatan dimana sang pemenang memiliki
kekuatan untuk membentuk sebuah negara.

D. Bentuk-bentuk Negara dan Pemerintahan
6

Wilayah, rakyat dan pemerintahan.
A. Ubaedillah, dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah, 2007, cet. ke-3, hlm. 30-33.
7

4
1. Bentuk-bentuk Negara
Secara umum, negara terbagi menjadi dua bentuk8, yaitu:
a. Negara kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka, dan
berdaulat dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan
mengatur seluruh daerah. Negara kesatuan terbagi menjadi dua
sistem pemerintahan, yaitu:
1) Negara

kesatuan

dengan

sistem

sentralisasi;

sistem

pemerintahan yang dipimpin langsung oleh pemerintah pusat.
2) Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi; dalam sistem ini
kepala daerah diberi kesempatan untuk mengatur urusan
pemerintahan di wilayahnya sendiri.
Indonesia merupakan salah satu contoh negara kesatuan.
b. Negara serikat
Negara serikat merupakan gabungan dari beberapa negara
bagian. Misalnya: Amerika Serikat, Australia, Kanada, India,
Swiss, dll.
2. Bentuk-bentuk Pemerintahan
Ada tiga macam bentuk pemerintahan, antara lain:
a. Monarki; ialah pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja.
Seperti:

Inggris,

Swedia,

Denmark,

Belanda,

Norwegia,

Luxemburg, dan Jepang.
b. Oligarki; ialah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang
yang berkuasa dari kelompok tertentu.
c. Demokrasi; ialah bentuk pemerintahan yang bersandar pada
kedaultan rakyat. Misalnya Negara Indonesia.

E. Tujuan Negara

8

A. Ubaedillah, dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah, 2007, cet. ke-3, h. 34-35.

5
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang
yang mendiaminya, negara harus memiliki tujuan yang disepakati
bersama. Tujuan negara dapat bermacam-macam, yaitu9:
1.

Bertujuan untuk memperluas kekuasaan.

2.

Bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum.

3.

Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum.
Menurut pandangan beberapa ahli, tujuan negara adalah sebagai
10

berikut :
1. Plato
Menurut Plato, tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia
perseorangan (individu) dan makhluk sosial.
2. Roger H. Soltau
Menurutnya,

tujuan

negara

adalah

memungkinkan

rakyatnya

berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.
3. Harold J. Laski
Tujuan negara adalah menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat
mencapai terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal.
4. Thomas Aquinas dan Agustino
Tujuan negara adalah untuk mencapai penghidupan dan kehidupan
aman dan tenteram dengan taat kepada pemimpin negara dan di bawah
pimpinan Tuhan. Pemimpin negara menjalankan kekuasaan hanyalah
berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya.
5. Ibnu Arabi11
Tujuan negara adalah agar manusia bisa menjalankan kehidupannya
dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensi pihak-pihak
asing.
6. Ibnu Khaldun
9

Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, HAM,
Masyarakat Madani, Jakarta: TIM ICCE-UIN Jakarta, 2007, h. 25.
10
Winarno, S.Pd., M.Si., Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, h. 41.
11
Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, HAM,
Masyarakat Madani, Jakarta: TIM ICCE-UIN Jakarta, 2007, h. 26.

6
Tujuan negara adalah untuk mengusahakan kemaslahatan agama dan
dunia yang bermuara pada kepentingan akhirat.

F. Fungsi Negara
Fungsi negara merupakan gambaran dari sebuah negara untuk
mencapai tujuan negaranya. Fungsi negara dapat dikatakan sebagai tugas
suatu negara yang harus dilaksanakan.
Fungsi negara menurut para ahli12, antara lain: John Locke ada 3
yaitu fungsi legislatif (untuk membuat peraturan), fungsi eksekutif (untuk
melaksanakan peraturan), dan fungsi federatif (untuk mengurusi urusan
luar negeri dan urusan perang serta damai). Sedangakan menurut
Montesquieu fungsi negara adalah fungsi legislatif (membuat undangundang), fungsi eksekutif (melaksanakan undang-undang), dan fungsi
yudikatif (untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati atau disebut
fungsi mengadili). Di Indonesia menganut fungsi dari Montesquieu yang
populer dengan nama Trias Politika.
Selain fungsi di atas, ada juga fungsi minimum yang mutlak perlu
yaitu13:
1. Melaksanakan ketertiban (law and order); untuk mencapai tujuan
bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka
negara harus melaksanakan penertiban. Dan dapat dikatakan bahwa
negara bertindak sebagai stabilitator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Dewasa ini,
fungsi ini dianggap sangat penting, terutama bagi negara-negara baru.
Pandangan ini di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk
melaksanakan pembangunan di segala bidang.
3. Pertahanan; hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan
dari luar. Untuk ini dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
12

Winarno, S.Pd., M.Si., Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, h. 39-40.
13
Ubaidillah, dkk.Pendidikaan Kewarganegaraan: Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani,
Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000, h. 55.

7
4. Menegakkan keadilan; hal ini dilaksanakan melalui badan-badan
keadilan.

G. Sifat-sifat Negara
Negara memiliki beberapa sifat. Sifat-sifat tersebut antara lain14:
1. Sifat memaksa; sifat ini harus ada agar perundang-undangan ditaati
oleh seluruh warga Negara, dengan demikian timbulnya anarkisme
dapat dicegah. Sifat memaksa disini berarti memiliki kekuasaan untuk
memakai kekerasan fisik secara legal.
2. Sifat monopoli; Negara mempunyai hak monopoli dalam menetapkan
tujuan bersama dari masyarakat.
3. Sifat mencakup semua (totalitas); semua hal tanpa terkecuali,
mencakup kewenangan negara. Misalnya

peraturan perundang-

udangan seperti kewajiban membayar pajak berlaku untuk semua
orang tanpa terkecuali.

H. Cita-cita, Tujuan, dan Visi Negara Indonesia
1. Cita-cita
Bangsa indonesia mempunyai cita-cita untuk mewujudkan
negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur, atau negara
Indonesia bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai
dengan amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945, yaitu negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.
2. Tujuan
Dalam konteks negara Indonesia sendiri, tujuan dari negara ini
sudah termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
1945, yaitu: “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah
14

darah

Indonesia,

memajukan

A. Ubaedillah,dkk, Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani, h. 49.

8

kesejahteraan

umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.”
Penjabaran selanjutnya tentang tujuan negara Indonesia
terdapat dalam tujuan pembangunan nasional Indonesia.Dalam GBHN
1999-2004

Tap

MPR

No.

IV/MPR/1999

disebutkan

bahwa

penyelenggaraan bernegara bertujuan mewujudkan kehidupan yang
demokratis, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia,
menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat dan bangsa
yang beradab, mandiri, bebas, maju dan sejahtera untuk kurun waktu
lima tahum ke depan15.
3. Visi
Adapun visi negara Indonesia dalam Tap MPR No.
VII/MPR/200116 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
damai, demokratis, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah
NKRI yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mendiri,
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran
hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.

I. Pengertian Konstitusi
Secara bahasa, konstitusi berasal dari kata Constiture (Prancis),
Constitution (Inggris), Constitutie (Belanda) yang artinya membentuk,
menyusun, menyatakan. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud
adalah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan
suatu negara.17Dalam ilmu politik, konstitusi merupakan sesuatu yang
bersifat luas yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan tertulis maupun
15

Winarno, S.Pd., M.Si., Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, h. 44.
16
Winarno, S.Pd., M.Si., Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi, h. 44.
17
Sri Janti dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk mahasiswa, Yogyakarta: Graha ilmu, h. 83

9
tidak tertulis yang mengatur secara mengikat suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Sedangkan dalam arti sempit,
konstitusi adalah hukum dasar tertulis (Undang-undang Dasar).
Beberapa pendapat ahli hukum mengenai persamaan dan
perbedaan konstitusi dan UUD adalah sebagai berikut :
1. L. J. Van Apeldoorn
Menurutnya, konstitusi dan UUD itu berbeda, konstitusi
memuat peraturan tertulis dan peraturan tidak tertulis.Sedangkan UUD
adalah bagian tertulis dari konstitusi.
2. Sri Sumantri
Sri Sumantri berpendapat bahwa keduanya sama, sesuai dengan
praktik ketatanegaraan di beberapa negara termasuk Indonesia.
Menurut Sovernin Lohman, konstitusi meliputi tiga unsur, yaitu:18
1. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat
(kontrak sosial), artinya konstitusi merupakan hasil dari kesepakatan
masyarakat untuk membina negara dan pemerintah.
2. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan
warga negara sekaligus penentu batas-batas hak dan kewajiban warga
negara dan alat-alat pemerintahannya.
3. Konstitusi sebagai kerangka bangunan pemerintahan.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat dirumuskan konstitusi
adalah sebagai berikut:
1. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan kekuasaan
kepada para penguasa.
2. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya
dari suatu sistem politik.
3. Suatu diskripsi yang menyangkut masalah hak asasi manusia.

J. Klasifikasi Konstitusi
18

A. Ubaidillah, dkk.,Pendidikan Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani, Jakarta:
IAIN Jakarta Press, h. 82.

10
1. Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis
a. Konstitusi tertulis merupakan konstitusi dalam bentuk dokumen
yang

memiliki

“kesakralan

khusus”

dalam

proses

pembentukannya.
b. Konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang berkembang atas
dasar adat-istiadat dan perumusannya tidak memerlukan proses
yang panjang.
2. Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku
a. Konstitusi Fleksibel adalah konstitusi yang dapat diamandemen
tanpa prosedur khusus. Bersifat elastis dan diubah dengan cara
yang sama seperti undang-undang.
b. Konstitusi Kaku yaitu konstitusi yang membutuhkan prosedur
khusus dalam pengamandemennya. Memiliki kekhususan yaitu
mempunyai

kedudukan

yang

tinggi

dibanding

perundang-

undangan dan hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau
persyaratan yang berat.
3. Konstitusi Derajat-Tinggi dan Konstitusi Tidak Sederajat
a. Konstitusi derajat-tinggi merupakan konstitusi yang berkedudukan
tertinggi dalam negara dan mempunyai beberapa syarat yang berat
dalam perubahan konstitusi.
b. Konstitusi tidak sederajat adalah suatu konstitusi yang derajatnya
seperti konstitusi derajat tinggi namun tidak mempunyai syarat
yang berat. Dalam proses perubahan konstitusi ini sama halnya
perubahan undang-undang yang lain.
4. Konstitusi Serikat dan Konstitusi Kesatuan
a. Konstitusi serikat adalah konstitusi pada bentuk negara serikat.
Sistem pembagian antara pemerintah negara serikat dan negara
bagian diatur dalam konstitusi serikat.
b. Konstitusi kesatuan yaitu konstitusi pada negara kesatuan. Tidak
dijumpai pembagian kekuasaan karena pemerintahan terpusat pada
pemerintah pusat yang termuat dikonstitusi kesatuan.

11
5. Konstitusi Sistem Pemerintahan Presidensil dan Konstitusi Sistem
Pemerintahan Parlementer
a. Konstitusi Sistem Pemerintahan Presidensil merupakan konstitusi
yang mengatur negara dengan ciri-ciri sebuah negara presidensil
(presiden tidak berwenang pada kekuasaan legislatif, dll).
b. Konstitusi Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sebuah
konstitusi yang mengatur negara parlementer (perdana menteri dan
cabinet bertanggung jawab kepada parlemen, dll).

K. Kedudukan Konstitusi
Konstitusi mempunyai kedudukan terpenting dalam kehidupan
ketatanegaraan. Konstitusi menjadi barometer bernegara dan berbangsa
yang penuh dengan bukti sejarah perjuangan pendahulu. Konstitusi secara
umum berisi norma-norma dasar yang dipakai sebagai pedoman pokok
bernegara.
Konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda dalam tujuan, isi dan
bentuknya, namun tetap mempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu
sebagai:19
1. Konstitusi sebagai Hukum Dasar
Konstitusi berisi aturan dan ketentuan yang mendasar dalam
kehidupan bernegara sehingga konstitusi berkedudukan sebagai hukum
dasar. Jadi konstitusi menjadi (a) dasar adanya sebuah lembaga, (b)
sumber kekuasaan dari setiap lembaga Negara, (c) dasar adanya dan
sumber bagi isi aturan hukum yang ada di bawahnya.
2. Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi
Pada umumnya konstitusi mempunyai kedudukan sebagai
hukum tertinggi dalam tata hukum negara. Hal ini berarti bahwa
aturan-aturan dalam konstitusi berkedudukan tertinggi dibandingkan
aturan yang lainnya. Sehingga aturan yang ada dibawah konstitusi
harus sesuai atau tidak bertentangan dengan aturan dalam konstitusi
19

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta:PT. Bumi Aksara, hal. 68

12
L. Isi, tujuan dan fungsi konstitusi
1. Isi konstitusi
Hakekat (esensi=inti) sebuah konstitusi (tertulis) sangatlah
penting karena UUD sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen
formal, yang berisi:
a) Hasil perjuangan bangsa diwaktu lampau;
b) Merupakan tingat-tingkat tertingi perkembangan ketatanegaraan
sebuah bangsa;
c) Pandangan-pandangan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan bangsa;
d) Suatu cita hukum (rechtsidee) yang menjadi panutan/panduan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Tujuan Konstitusi
Konstitusi adalah hukum yang paling tinggi tingkatannya,
maka tujuan konstitusi juga untuk mencapai dan mewujudkan tujuan
yang tertinggi, yaitu keadilan, ketertiban dan perwujudan nilai-nilai
ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan dan kesejahteraan atau
kemakmuran bersama.
Mourice Hourion berpendapat tujuan konstitusi adalah untuk
menjaga

keseimbangan

antara

ketertiban,

kekuasaan

dan

kebebasan.Sementara itu G.S. Diponolo merumuskan tujuan konstitusi
adalah kekuasaan, perdamaian, keamanan, ketertiban, kemerdakaan,
keadilan, serta kesejahteraan.20
3. Fungsi konstitusi
Menurut Jimly Asshiddiqie konstitusi Negara memiliki fungsifungsi sebagai berikut.
a. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara.
b. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan Negara.
c. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ Negara dengan
warga Negara.

20

Hardjono, Legitimasi Perubahan Konstitusi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009, h. 34-37.

13
d. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan Negara
ataupun kegiatan penyelenggara kekuasaan Negara.
e. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan
yang asli (dalam demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara.
f. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu, sebagai rujukan
identitas dan keagungan kebangsaan serta sebagai center of
ceremony.
g. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control).
h. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.

IV. KESIMPULAN
A. Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat serta kelompok sosial
yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah
lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik,
berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.
B. Unsur-unsur Negara meliputi unsur konstitutif yaitu rakyat, wilayah dan
pemerintah, serta unsur deklaratif meliputi pengakuan Negara lain.
C. Ada tiga teori terbentuknya Negara yaitu teori kontrak social, teori
ketuhanan, dan teori kekuatan.
D. Bentuk Negara ada dua, yaitu kesatuan dan serikat. Sedangkan bentuk
pemerintahan ada tiga, yaitu monarki, oligarki, dan demokrasi.
E. Tujuan negara dapat bermacam-macam, yaitu : memperluas kekuasaan,
menyelenggarakan ketertiban hukum, dan mencapai kesejahteraan umum.
F. Fungsi negara merupakan gambaran dari sebuah negara untuk mencapai
tujuan negaranya.
G. Sifat-sifat Negara itu memaksa, memonopoli, dan mencakup semua.
H. Cita-cita Negara Indonesia yaitu merdeka, bersatu, berdaulat adil dan
makmur. Visi Negara Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia
yang damai, demokratis, berdaya saing, maju dan sejahtera .Tujuan Negara
Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

14
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
I. Konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan tertulis maupun
tidak tertulis yang mengatur secara mengikat suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
J. Klasifikasi konstitusi adalah konstitusi tertulis-konstitusi tidak tertulis,
konstitusi fleksibel-konstitusi kaku, konstitusi tinggi-konstitusi tidak
sederajat, konstitusi serikat-konstitusi kesatuan, konstitusi pesidensialkonstitusi parlementer.
K. Kedudukan konstitusi yaitu sebagai hukum dasar dan hokum tertinggi.
L. Isi konstitusi adalah hasil perjuangan bangsa diwaktu lampau, tingattingkat tertingi perkembangan ketatanegaraan sebuah bangsa, pandanganpandangan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan bangsa, serta cita-cita
hukum (rechtsidee) yang menjadi panutan/panduan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Tujuan konstitusi juga untuk mencapai dan mewujudkan
tujuan yang tertinggi, yaitu keadilan, ketertiban dan perwujudan nilai-nilai
ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan dan kesejahteraan atau
kemakmuran bersama. Fungsi konstitusi adalah pembatas kekuasaan
negera, pengatur hubungan kekuasaan antarorgan Negara dan antara organ
Negara dengan masyarakat, sumber legitimasi, pengalih kewenangan,
fungsi simbolik, sarana pengendalian masyarakat dan sarana pembaruan
masyarakat.

V. PENUTUP
Demikan makalah yang dapat kami susun.Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan makalahmakalah kami selanjutnya.Semoga makalah ini bermanfaat.Aamiin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Srijanti, dkk.2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka.
Ubaidillah, dkk. 2000. Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN
Jakarta Press.
Azyumardi

Azra.

2007.Pendidikan

Kewarganegaraan

(Civic

Education)

Demokrasi, HAM, Masyarakat Madani. Jakarta: TIM ICCE-UIN Jakarta.
Winarno, S.Pd., M.Si. 2008.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan
Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi.Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hardjono. 2009.Legitimasi Perubahan Konstitusi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

16

More Related Content

What's hot

Periode Pengesahan Pancasila
Periode Pengesahan PancasilaPeriode Pengesahan Pancasila
Periode Pengesahan Pancasiladayurikaperdana19
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanWarnet Raha
 
Makalah HAK ASASI MANUSIA
Makalah HAK ASASI MANUSIA Makalah HAK ASASI MANUSIA
Makalah HAK ASASI MANUSIA salsa moyara
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenMochammad Ridwan
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
MASA PEMERINTAHAN SBY
MASA PEMERINTAHAN SBY MASA PEMERINTAHAN SBY
MASA PEMERINTAHAN SBY sknramadhaniah
 
ILMU NEGARA “PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER dan SEKUNDER”
ILMU NEGARA “PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER dan SEKUNDER”ILMU NEGARA “PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER dan SEKUNDER”
ILMU NEGARA “PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER dan SEKUNDER”Fenti Anita Sari
 
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaanPenggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaanYABES HULU
 
Dualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptxDualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptxAndreKH1
 
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoMasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoIsmi Ayu
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Mitha Ye Es
 
Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Masa Pemerintahan Megawati SoekarnoputriMasa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Masa Pemerintahan Megawati SoekarnoputriIvana Carissa
 
Makalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiMakalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiJawa Timur
 
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...RESISKOM21MFATHURRAH
 
Masa Kepemimpinan SBY
Masa Kepemimpinan SBYMasa Kepemimpinan SBY
Masa Kepemimpinan SBYLail Bahtra
 
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...Titania Intan Permatasari
 

What's hot (20)

Periode Pengesahan Pancasila
Periode Pengesahan PancasilaPeriode Pengesahan Pancasila
Periode Pengesahan Pancasila
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 
Makalah HAK ASASI MANUSIA
Makalah HAK ASASI MANUSIA Makalah HAK ASASI MANUSIA
Makalah HAK ASASI MANUSIA
 
Gagasan Amandemen UUD 1945
Gagasan Amandemen UUD 1945Gagasan Amandemen UUD 1945
Gagasan Amandemen UUD 1945
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
MASA PEMERINTAHAN SBY
MASA PEMERINTAHAN SBY MASA PEMERINTAHAN SBY
MASA PEMERINTAHAN SBY
 
3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia
 
ILMU NEGARA “PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER dan SEKUNDER”
ILMU NEGARA “PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER dan SEKUNDER”ILMU NEGARA “PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER dan SEKUNDER”
ILMU NEGARA “PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER dan SEKUNDER”
 
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaanPenggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
Penggalian nilai nilai pancasila di masa kerajaan
 
Dualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptxDualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptx
 
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoMasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
 
Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Masa Pemerintahan Megawati SoekarnoputriMasa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
 
Makalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusiMakalah negara dan konstitusi
Makalah negara dan konstitusi
 
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
 
Masa Kepemimpinan SBY
Masa Kepemimpinan SBYMasa Kepemimpinan SBY
Masa Kepemimpinan SBY
 
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
 

Viewers also liked

Konstitusi amerika PKN kelas X
Konstitusi amerika PKN kelas XKonstitusi amerika PKN kelas X
Konstitusi amerika PKN kelas XEltari
 
Catalogo vinos 3
Catalogo vinos 3Catalogo vinos 3
Catalogo vinos 325JULIO
 
Brand values of Criterion
Brand values of Criterion Brand values of Criterion
Brand values of Criterion Mikhail Chernykh
 
Рачунарски систем
Рачунарски системРачунарски систем
Рачунарски системjjoovvaann
 
Canara mortgage loan
Canara mortgage loanCanara mortgage loan
Canara mortgage loanASHAGUPTA12
 
Ilmu pengetahuan, ayat
Ilmu pengetahuan, ayatIlmu pengetahuan, ayat
Ilmu pengetahuan, ayatRahma Sheilla
 
About lc 1.0 slides
About lc 1.0 slidesAbout lc 1.0 slides
About lc 1.0 slidesKeng Wei Tan
 
Reproduksi bakteri (Exetwotion, SMAN 1 Depok)
Reproduksi bakteri (Exetwotion, SMAN 1 Depok)Reproduksi bakteri (Exetwotion, SMAN 1 Depok)
Reproduksi bakteri (Exetwotion, SMAN 1 Depok)exetwotion
 
20 tools in_20_min (6-23-14)
20 tools in_20_min (6-23-14)20 tools in_20_min (6-23-14)
20 tools in_20_min (6-23-14)William King
 
Tugas ppt nur rina puji astuti 5140411143_apti_tehnik informatika c .
Tugas ppt nur rina puji astuti 5140411143_apti_tehnik informatika c .Tugas ppt nur rina puji astuti 5140411143_apti_tehnik informatika c .
Tugas ppt nur rina puji astuti 5140411143_apti_tehnik informatika c .Mukhlis Musyafa
 

Viewers also liked (20)

Konstitusi amerika PKN kelas X
Konstitusi amerika PKN kelas XKonstitusi amerika PKN kelas X
Konstitusi amerika PKN kelas X
 
Makalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negaraMakalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negara
 
Thermal Energy International - Annual Meeting Presentation
Thermal Energy International - Annual Meeting PresentationThermal Energy International - Annual Meeting Presentation
Thermal Energy International - Annual Meeting Presentation
 
Catalogo vinos 3
Catalogo vinos 3Catalogo vinos 3
Catalogo vinos 3
 
Brand values of Criterion
Brand values of Criterion Brand values of Criterion
Brand values of Criterion
 
Լոլիկի մասին
Լոլիկի մասինԼոլիկի մասին
Լոլիկի մասին
 
Рачунарски систем
Рачунарски системРачунарски систем
Рачунарски систем
 
Maps
MapsMaps
Maps
 
Canara mortgage loan
Canara mortgage loanCanara mortgage loan
Canara mortgage loan
 
Pemodelan
PemodelanPemodelan
Pemodelan
 
моя професия
моя професиямоя професия
моя професия
 
Ilmu pengetahuan, ayat
Ilmu pengetahuan, ayatIlmu pengetahuan, ayat
Ilmu pengetahuan, ayat
 
Aten ntc-stories
Aten ntc-storiesAten ntc-stories
Aten ntc-stories
 
About lc 1.0 slides
About lc 1.0 slidesAbout lc 1.0 slides
About lc 1.0 slides
 
Reproduksi bakteri (Exetwotion, SMAN 1 Depok)
Reproduksi bakteri (Exetwotion, SMAN 1 Depok)Reproduksi bakteri (Exetwotion, SMAN 1 Depok)
Reproduksi bakteri (Exetwotion, SMAN 1 Depok)
 
nor tarin ashxarum
nor tarin ashxarumnor tarin ashxarum
nor tarin ashxarum
 
Unlocking the Power of Energy Savings
Unlocking the Power of Energy SavingsUnlocking the Power of Energy Savings
Unlocking the Power of Energy Savings
 
20 tools in_20_min (6-23-14)
20 tools in_20_min (6-23-14)20 tools in_20_min (6-23-14)
20 tools in_20_min (6-23-14)
 
Tugas ppt nur rina puji astuti 5140411143_apti_tehnik informatika c .
Tugas ppt nur rina puji astuti 5140411143_apti_tehnik informatika c .Tugas ppt nur rina puji astuti 5140411143_apti_tehnik informatika c .
Tugas ppt nur rina puji astuti 5140411143_apti_tehnik informatika c .
 
Սնկերի մասին
Սնկերի մասինՍնկերի մասին
Սնկերի մասին
 

Similar to NEGARADAN

Ringkasan materi pkn x
Ringkasan materi pkn xRingkasan materi pkn x
Ringkasan materi pkn xTita Ruby
 
Makalah bela nkri
Makalah bela nkriMakalah bela nkri
Makalah bela nkrikartoba
 
Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara
Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara
Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara SMA Negeri 1 Pemalang
 
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Aziza Zea
 
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negaraPengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negaraMuhammad Adnan Novanda
 
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdfpengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdfakhmadakbarsusamto1
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiIqlima Andini
 
Pengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraanPengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraandianrafika
 
Pengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraanPengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraanAtikadewilestari
 
Negara_dan_Konstitusi_PPT.pptx
Negara_dan_Konstitusi_PPT.pptxNegara_dan_Konstitusi_PPT.pptx
Negara_dan_Konstitusi_PPT.pptxRizkyAulia61
 
Pendidikan kewarganegaraan negara
Pendidikan kewarganegaraan   negaraPendidikan kewarganegaraan   negara
Pendidikan kewarganegaraan negaraliananofita15
 

Similar to NEGARADAN (20)

Ringkasan materi pkn x
Ringkasan materi pkn xRingkasan materi pkn x
Ringkasan materi pkn x
 
Softskill ppt
Softskill pptSoftskill ppt
Softskill ppt
 
Makalah bela nkri
Makalah bela nkriMakalah bela nkri
Makalah bela nkri
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Konsepsi negara
Konsepsi negaraKonsepsi negara
Konsepsi negara
 
Unsur & Fungsi Negara
Unsur & Fungsi NegaraUnsur & Fungsi Negara
Unsur & Fungsi Negara
 
Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara
Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara
Pembahasan Unsur Negara dan Fungsi Negara
 
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
 
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negaraPengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
Pengertian, unsur, fungsi, dan tujuan negara
 
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdfpengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
pengertianunsurfungsidantujuannegara-150823103820-lva1-app6891.pdf
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Pengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraanPengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraan
 
Pengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraanPengantar pendidikan kewarganegaraan
Pengantar pendidikan kewarganegaraan
 
Negara_dan_Konstitusi_PPT.pptx
Negara_dan_Konstitusi_PPT.pptxNegara_dan_Konstitusi_PPT.pptx
Negara_dan_Konstitusi_PPT.pptx
 
Pendidikan kewarganegaraan negara
Pendidikan kewarganegaraan   negaraPendidikan kewarganegaraan   negara
Pendidikan kewarganegaraan negara
 
Hakikat Negara
Hakikat NegaraHakikat Negara
Hakikat Negara
 
Demokrasi indonesia amerika
Demokrasi indonesia amerikaDemokrasi indonesia amerika
Demokrasi indonesia amerika
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 

NEGARADAN

  • 1. NEGARA DAN KONSTITUSI I. PENDAHULUAN Secara umum negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Penyelenggaraan bernegara Indonesia juga didasarkan pada suatu konstitusi. Hal ini dapat dicermati dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia keempat. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian negara, unsur-unsur negara, teori terbentuknya negara, bentuk-bentuk negara, tujuan dibentuknya negara, fungsi negara, sifat-sifat negara, cita-cita, tujuan, dan visi negara Indonesia, pengertian konstitusi, klasifikasi konstitusi, kedudukan konstitusi, dan isi, tujuan, dan fungsi konstitusi. II. RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian negara? B. Apa saja unsur-unsur negara? C. Apa saja teori terbentuknya negara? D. Apa saja bentuk-bentuk negara? E. Apa tujuan dibentuknya negara? F. Apa saja fungsi negara? G. Apa saja sifat-sifat negara? H. Apa cita-cita, tujuan, dan visi negara Indonesia? I. Apa pengertian konstitusi? J. Apa saja klasifikasi konstitusi? K. Apa kedudukan konstitusi? L. Apa isi, tujuan, dan fungsi konstitusi? 1
  • 2. III. PEMBAHASAN A. Pengertian Negara Negara berasal dari kata state (Inggris), staat (Belanda), etat (Prancis). Kata-kata tersebut berasal dari bahasa latin yaitu status atau statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap1. Negara diartikan sebagai organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat serta kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya2. Berikut beberapa pengertian Negara menurut para ahli: 1. Menurut John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778) dalam buku Ilmu Negara (1993), negara adalah suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat.3 2. Menurut Max Weber, negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.4 3. Menurut Roger F. Solta, negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat. 4. Menurut Mac Iver, negara adalah asosiasi yang menjalankan penertiban di dalam masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan diberikan kekuasaan memaksa. Dalam disimpulkan bahwa negara adalah suatu organisasi yang memiliki kekuasaan untuk mengatur suatu wilayah. 1 Srijanti, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, cet. Ke-1, h. 4. 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, h. 777. 3 Srijanti, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa,h. 4. 4 Ubaidillah,dkk, Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000, h. 48. 2
  • 3. B. Unsur-unsur negara Suatu negara harus memiliki unsur-unsur pembentuknya. Unsurunsur tersebut ada dua macam yaitu: 1. Unsur Konstitutif a) Rakyat Rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah. b) Wilayah Wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi karena suatu negara harus memiliki batas teritorial yang jelas. Negara harus memiliki batas yang jelas yang mencakup darat, laut dan udara di atasnya. c) Pemerintah Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya suatu negara. Sistem pemerintahan terbagi menjadi dua bentuk,5 antara lain: 1) Sistem pemerintahan presidensil Negara yang menganut sistem pemerintahan presindensil biasanya berbentuk republik dengan presiden sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. 2) Sistem pemerintahan parlementer Negara dengan sistem pemerintahan parlementer dipimpin oleh seorang perdana menteri yang dipilih dari parlemen partai yang memiliki kursi terbanyak. Kepala pemerintahan tidak ikut campur dalam urusan pembentukan pemerintahan. 2. Unsur deklaratif 5 A. Ubaedillah, dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani., (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2007), cet. ke-3, h. 27-29. 3
  • 4. Unsur deklaratif suatu negara adalah unsur yang tidak bersifat mutlak. Yang termasuk unsur deklaratif adalah pengakuan dari negara lain, baik pengakuan de facto maupun de jure.Pengakuan de facto adalah pengakuan atas adanya negara, yakni fakta bahwa suatu masyarakat politik telah memenuhi tiga unsur pokok negara6. Sedangkan pengakuan de jure yakni suatu negara mendapatkan hak dan kewajibannya untuk bertindak dan diberlakukan sebagai suatu negara yang berdaulat penuh di antara negara-negara lain. C. Teori Terbentuknya Negara Ada tiga teori terbentuknya negara. Teori-teori tersebut antara lain7: 1. Teori kontrak sosial Teori kontrak sosial beranggapan bahwa terbentuknya negara didasarkan pada perjanjian-perjanjian masyarakat dalam tradisi sosial masyarakat Barat. Tokohnya antara lain Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704) dan Jean Jacques Rousseau (1712-1778). 2. Teori ketuhanan Teori ketuhanan dikenal dengan doktrin teokratis. Teori ini beranggapan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal dari Tuhan serta raja dan keluarganya adalah keturunan Dewa. 3. Teori kekuatan Teori kekuatan beranggapan bahwa suatu negara terbentuk karena adanya dominasi negara yang kuat, melalui penjajahan. Yang dimaksud melalui penjajahan adalah bahwa terbentuknya negara karena pertarungan kekuatan dimana sang pemenang memiliki kekuatan untuk membentuk sebuah negara. D. Bentuk-bentuk Negara dan Pemerintahan 6 Wilayah, rakyat dan pemerintahan. A. Ubaedillah, dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2007, cet. ke-3, hlm. 30-33. 7 4
  • 5. 1. Bentuk-bentuk Negara Secara umum, negara terbagi menjadi dua bentuk8, yaitu: a. Negara kesatuan Negara kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka, dan berdaulat dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Negara kesatuan terbagi menjadi dua sistem pemerintahan, yaitu: 1) Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi; sistem pemerintahan yang dipimpin langsung oleh pemerintah pusat. 2) Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi; dalam sistem ini kepala daerah diberi kesempatan untuk mengatur urusan pemerintahan di wilayahnya sendiri. Indonesia merupakan salah satu contoh negara kesatuan. b. Negara serikat Negara serikat merupakan gabungan dari beberapa negara bagian. Misalnya: Amerika Serikat, Australia, Kanada, India, Swiss, dll. 2. Bentuk-bentuk Pemerintahan Ada tiga macam bentuk pemerintahan, antara lain: a. Monarki; ialah pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja. Seperti: Inggris, Swedia, Denmark, Belanda, Norwegia, Luxemburg, dan Jepang. b. Oligarki; ialah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari kelompok tertentu. c. Demokrasi; ialah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaultan rakyat. Misalnya Negara Indonesia. E. Tujuan Negara 8 A. Ubaedillah, dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2007, cet. ke-3, h. 34-35. 5
  • 6. Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang mendiaminya, negara harus memiliki tujuan yang disepakati bersama. Tujuan negara dapat bermacam-macam, yaitu9: 1. Bertujuan untuk memperluas kekuasaan. 2. Bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum. 3. Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum. Menurut pandangan beberapa ahli, tujuan negara adalah sebagai 10 berikut : 1. Plato Menurut Plato, tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia perseorangan (individu) dan makhluk sosial. 2. Roger H. Soltau Menurutnya, tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin. 3. Harold J. Laski Tujuan negara adalah menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal. 4. Thomas Aquinas dan Agustino Tujuan negara adalah untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada pemimpin negara dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin negara menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya. 5. Ibnu Arabi11 Tujuan negara adalah agar manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensi pihak-pihak asing. 6. Ibnu Khaldun 9 Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, HAM, Masyarakat Madani, Jakarta: TIM ICCE-UIN Jakarta, 2007, h. 25. 10 Winarno, S.Pd., M.Si., Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, h. 41. 11 Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, HAM, Masyarakat Madani, Jakarta: TIM ICCE-UIN Jakarta, 2007, h. 26. 6
  • 7. Tujuan negara adalah untuk mengusahakan kemaslahatan agama dan dunia yang bermuara pada kepentingan akhirat. F. Fungsi Negara Fungsi negara merupakan gambaran dari sebuah negara untuk mencapai tujuan negaranya. Fungsi negara dapat dikatakan sebagai tugas suatu negara yang harus dilaksanakan. Fungsi negara menurut para ahli12, antara lain: John Locke ada 3 yaitu fungsi legislatif (untuk membuat peraturan), fungsi eksekutif (untuk melaksanakan peraturan), dan fungsi federatif (untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang serta damai). Sedangakan menurut Montesquieu fungsi negara adalah fungsi legislatif (membuat undangundang), fungsi eksekutif (melaksanakan undang-undang), dan fungsi yudikatif (untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati atau disebut fungsi mengadili). Di Indonesia menganut fungsi dari Montesquieu yang populer dengan nama Trias Politika. Selain fungsi di atas, ada juga fungsi minimum yang mutlak perlu yaitu13: 1. Melaksanakan ketertiban (law and order); untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Dan dapat dikatakan bahwa negara bertindak sebagai stabilitator. 2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Dewasa ini, fungsi ini dianggap sangat penting, terutama bagi negara-negara baru. Pandangan ini di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang. 3. Pertahanan; hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk ini dilengkapi dengan alat-alat pertahanan. 12 Winarno, S.Pd., M.Si., Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, h. 39-40. 13 Ubaidillah, dkk.Pendidikaan Kewarganegaraan: Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000, h. 55. 7
  • 8. 4. Menegakkan keadilan; hal ini dilaksanakan melalui badan-badan keadilan. G. Sifat-sifat Negara Negara memiliki beberapa sifat. Sifat-sifat tersebut antara lain14: 1. Sifat memaksa; sifat ini harus ada agar perundang-undangan ditaati oleh seluruh warga Negara, dengan demikian timbulnya anarkisme dapat dicegah. Sifat memaksa disini berarti memiliki kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal. 2. Sifat monopoli; Negara mempunyai hak monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. 3. Sifat mencakup semua (totalitas); semua hal tanpa terkecuali, mencakup kewenangan negara. Misalnya peraturan perundang- udangan seperti kewajiban membayar pajak berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. H. Cita-cita, Tujuan, dan Visi Negara Indonesia 1. Cita-cita Bangsa indonesia mempunyai cita-cita untuk mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur, atau negara Indonesia bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945, yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. 2. Tujuan Dalam konteks negara Indonesia sendiri, tujuan dari negara ini sudah termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu: “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah 14 darah Indonesia, memajukan A. Ubaedillah,dkk, Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani, h. 49. 8 kesejahteraan umum,
  • 9. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Penjabaran selanjutnya tentang tujuan negara Indonesia terdapat dalam tujuan pembangunan nasional Indonesia.Dalam GBHN 1999-2004 Tap MPR No. IV/MPR/1999 disebutkan bahwa penyelenggaraan bernegara bertujuan mewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat dan bangsa yang beradab, mandiri, bebas, maju dan sejahtera untuk kurun waktu lima tahum ke depan15. 3. Visi Adapun visi negara Indonesia dalam Tap MPR No. VII/MPR/200116 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah NKRI yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mendiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. I. Pengertian Konstitusi Secara bahasa, konstitusi berasal dari kata Constiture (Prancis), Constitution (Inggris), Constitutie (Belanda) yang artinya membentuk, menyusun, menyatakan. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu negara.17Dalam ilmu politik, konstitusi merupakan sesuatu yang bersifat luas yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan tertulis maupun 15 Winarno, S.Pd., M.Si., Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008, h. 44. 16 Winarno, S.Pd., M.Si., Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi, h. 44. 17 Sri Janti dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk mahasiswa, Yogyakarta: Graha ilmu, h. 83 9
  • 10. tidak tertulis yang mengatur secara mengikat suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Sedangkan dalam arti sempit, konstitusi adalah hukum dasar tertulis (Undang-undang Dasar). Beberapa pendapat ahli hukum mengenai persamaan dan perbedaan konstitusi dan UUD adalah sebagai berikut : 1. L. J. Van Apeldoorn Menurutnya, konstitusi dan UUD itu berbeda, konstitusi memuat peraturan tertulis dan peraturan tidak tertulis.Sedangkan UUD adalah bagian tertulis dari konstitusi. 2. Sri Sumantri Sri Sumantri berpendapat bahwa keduanya sama, sesuai dengan praktik ketatanegaraan di beberapa negara termasuk Indonesia. Menurut Sovernin Lohman, konstitusi meliputi tiga unsur, yaitu:18 1. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial), artinya konstitusi merupakan hasil dari kesepakatan masyarakat untuk membina negara dan pemerintah. 2. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan warga negara sekaligus penentu batas-batas hak dan kewajiban warga negara dan alat-alat pemerintahannya. 3. Konstitusi sebagai kerangka bangunan pemerintahan. Dari beberapa penjelasan di atas, dapat dirumuskan konstitusi adalah sebagai berikut: 1. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan kekuasaan kepada para penguasa. 2. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik. 3. Suatu diskripsi yang menyangkut masalah hak asasi manusia. J. Klasifikasi Konstitusi 18 A. Ubaidillah, dkk.,Pendidikan Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, h. 82. 10
  • 11. 1. Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis a. Konstitusi tertulis merupakan konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki “kesakralan khusus” dalam proses pembentukannya. b. Konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang berkembang atas dasar adat-istiadat dan perumusannya tidak memerlukan proses yang panjang. 2. Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku a. Konstitusi Fleksibel adalah konstitusi yang dapat diamandemen tanpa prosedur khusus. Bersifat elastis dan diubah dengan cara yang sama seperti undang-undang. b. Konstitusi Kaku yaitu konstitusi yang membutuhkan prosedur khusus dalam pengamandemennya. Memiliki kekhususan yaitu mempunyai kedudukan yang tinggi dibanding perundang- undangan dan hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau persyaratan yang berat. 3. Konstitusi Derajat-Tinggi dan Konstitusi Tidak Sederajat a. Konstitusi derajat-tinggi merupakan konstitusi yang berkedudukan tertinggi dalam negara dan mempunyai beberapa syarat yang berat dalam perubahan konstitusi. b. Konstitusi tidak sederajat adalah suatu konstitusi yang derajatnya seperti konstitusi derajat tinggi namun tidak mempunyai syarat yang berat. Dalam proses perubahan konstitusi ini sama halnya perubahan undang-undang yang lain. 4. Konstitusi Serikat dan Konstitusi Kesatuan a. Konstitusi serikat adalah konstitusi pada bentuk negara serikat. Sistem pembagian antara pemerintah negara serikat dan negara bagian diatur dalam konstitusi serikat. b. Konstitusi kesatuan yaitu konstitusi pada negara kesatuan. Tidak dijumpai pembagian kekuasaan karena pemerintahan terpusat pada pemerintah pusat yang termuat dikonstitusi kesatuan. 11
  • 12. 5. Konstitusi Sistem Pemerintahan Presidensil dan Konstitusi Sistem Pemerintahan Parlementer a. Konstitusi Sistem Pemerintahan Presidensil merupakan konstitusi yang mengatur negara dengan ciri-ciri sebuah negara presidensil (presiden tidak berwenang pada kekuasaan legislatif, dll). b. Konstitusi Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sebuah konstitusi yang mengatur negara parlementer (perdana menteri dan cabinet bertanggung jawab kepada parlemen, dll). K. Kedudukan Konstitusi Konstitusi mempunyai kedudukan terpenting dalam kehidupan ketatanegaraan. Konstitusi menjadi barometer bernegara dan berbangsa yang penuh dengan bukti sejarah perjuangan pendahulu. Konstitusi secara umum berisi norma-norma dasar yang dipakai sebagai pedoman pokok bernegara. Konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda dalam tujuan, isi dan bentuknya, namun tetap mempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai:19 1. Konstitusi sebagai Hukum Dasar Konstitusi berisi aturan dan ketentuan yang mendasar dalam kehidupan bernegara sehingga konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar. Jadi konstitusi menjadi (a) dasar adanya sebuah lembaga, (b) sumber kekuasaan dari setiap lembaga Negara, (c) dasar adanya dan sumber bagi isi aturan hukum yang ada di bawahnya. 2. Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi Pada umumnya konstitusi mempunyai kedudukan sebagai hukum tertinggi dalam tata hukum negara. Hal ini berarti bahwa aturan-aturan dalam konstitusi berkedudukan tertinggi dibandingkan aturan yang lainnya. Sehingga aturan yang ada dibawah konstitusi harus sesuai atau tidak bertentangan dengan aturan dalam konstitusi 19 Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta:PT. Bumi Aksara, hal. 68 12
  • 13. L. Isi, tujuan dan fungsi konstitusi 1. Isi konstitusi Hakekat (esensi=inti) sebuah konstitusi (tertulis) sangatlah penting karena UUD sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen formal, yang berisi: a) Hasil perjuangan bangsa diwaktu lampau; b) Merupakan tingat-tingkat tertingi perkembangan ketatanegaraan sebuah bangsa; c) Pandangan-pandangan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan bangsa; d) Suatu cita hukum (rechtsidee) yang menjadi panutan/panduan kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Tujuan Konstitusi Konstitusi adalah hukum yang paling tinggi tingkatannya, maka tujuan konstitusi juga untuk mencapai dan mewujudkan tujuan yang tertinggi, yaitu keadilan, ketertiban dan perwujudan nilai-nilai ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan dan kesejahteraan atau kemakmuran bersama. Mourice Hourion berpendapat tujuan konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketertiban, kekuasaan dan kebebasan.Sementara itu G.S. Diponolo merumuskan tujuan konstitusi adalah kekuasaan, perdamaian, keamanan, ketertiban, kemerdakaan, keadilan, serta kesejahteraan.20 3. Fungsi konstitusi Menurut Jimly Asshiddiqie konstitusi Negara memiliki fungsifungsi sebagai berikut. a. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara. b. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan Negara. c. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ Negara dengan warga Negara. 20 Hardjono, Legitimasi Perubahan Konstitusi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009, h. 34-37. 13
  • 14. d. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan Negara ataupun kegiatan penyelenggara kekuasaan Negara. e. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (dalam demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara. f. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu, sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan serta sebagai center of ceremony. g. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control). h. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat. IV. KESIMPULAN A. Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat serta kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. B. Unsur-unsur Negara meliputi unsur konstitutif yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah, serta unsur deklaratif meliputi pengakuan Negara lain. C. Ada tiga teori terbentuknya Negara yaitu teori kontrak social, teori ketuhanan, dan teori kekuatan. D. Bentuk Negara ada dua, yaitu kesatuan dan serikat. Sedangkan bentuk pemerintahan ada tiga, yaitu monarki, oligarki, dan demokrasi. E. Tujuan negara dapat bermacam-macam, yaitu : memperluas kekuasaan, menyelenggarakan ketertiban hukum, dan mencapai kesejahteraan umum. F. Fungsi negara merupakan gambaran dari sebuah negara untuk mencapai tujuan negaranya. G. Sifat-sifat Negara itu memaksa, memonopoli, dan mencakup semua. H. Cita-cita Negara Indonesia yaitu merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Visi Negara Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berdaya saing, maju dan sejahtera .Tujuan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh 14
  • 15. tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. I. Konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. J. Klasifikasi konstitusi adalah konstitusi tertulis-konstitusi tidak tertulis, konstitusi fleksibel-konstitusi kaku, konstitusi tinggi-konstitusi tidak sederajat, konstitusi serikat-konstitusi kesatuan, konstitusi pesidensialkonstitusi parlementer. K. Kedudukan konstitusi yaitu sebagai hukum dasar dan hokum tertinggi. L. Isi konstitusi adalah hasil perjuangan bangsa diwaktu lampau, tingattingkat tertingi perkembangan ketatanegaraan sebuah bangsa, pandanganpandangan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan bangsa, serta cita-cita hukum (rechtsidee) yang menjadi panutan/panduan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuan konstitusi juga untuk mencapai dan mewujudkan tujuan yang tertinggi, yaitu keadilan, ketertiban dan perwujudan nilai-nilai ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan dan kesejahteraan atau kemakmuran bersama. Fungsi konstitusi adalah pembatas kekuasaan negera, pengatur hubungan kekuasaan antarorgan Negara dan antara organ Negara dengan masyarakat, sumber legitimasi, pengalih kewenangan, fungsi simbolik, sarana pengendalian masyarakat dan sarana pembaruan masyarakat. V. PENUTUP Demikan makalah yang dapat kami susun.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan makalahmakalah kami selanjutnya.Semoga makalah ini bermanfaat.Aamiin. 15
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Srijanti, dkk.2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa.Yogyakarta: Graha Ilmu. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Ubaidillah, dkk. 2000. Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press. Azyumardi Azra. 2007.Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, HAM, Masyarakat Madani. Jakarta: TIM ICCE-UIN Jakarta. Winarno, S.Pd., M.Si. 2008.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi.Jakarta : PT Bumi Aksara. Hardjono. 2009.Legitimasi Perubahan Konstitusi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 16