1. LEMBAR KERJA SISWA
“KERUSAKAN LINGKUNGAN”
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Watansoppeng
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/Genap
AlokasiWaktu : 25 menit
Kompetensi Dasar
4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiata manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.2.1 Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia terhadap lingkungan
4.2.2 Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan
4.2.3 Mengidentifikasi upaya penanganan kerusakan lingkungan yang dapat dilakukan manusia
Tujuan Pembelajaran
1) Mendefinisikan pengertian keseimbangan lingkungan berdasarkan wacana
2) Mendefinisikan pengertian daya dukung lingkungan berdasarkan wacana
3) Mendefinisikan pengertian daya lenting lingkungan berdasarkan wacana
4) Menjelaskan pengaruh aktifitas manusia terhadap keseimbangan lingkungan berdasarkan wacana
5) Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan berdasarkan wacana
6) Mengidentifikasi istilah atau konsep yang disajikan dalam wacana mengenai kerusakan
lingkungan di kabupaten Soppeng
7) Merumuskan masalah dan solusi terkait kasus kerusakan lingkungan di kabupaten Soppeng
berdasarkan wacana
8) Menjelaskan langkah-langkah penanganan masalah kerusakan lingkungan yang ada di Kabupaten
Soppeng berdasarkan wacana
Kelompok : ……………………………
1 ……………………………
2 ……………………………
3 ……………………………
4……………………………
5 ………………….………..
Kelas : ……………………………
2. Topik Permasalahan
Wacana 1
Situs Prasejarah Soppeng Terancam Hilang
Soppeng-Cakrawalaonline, – Kegiatan Eksploitasi Alam/Lingkungan dengan kedok
penambangan kini beralih pada aktivitas pengrusakan lingkungan. Tak tanggung tanggung
pengrusakan lingkungan, berimplikasi pada rusaknya situs situs megalitikum sejarah budaya
dan prasejarah dunia yang nyata nyata dilindungi UU No.5, khususnya pada Pasal 15, tentang
benda cagar budaya.
Menurut Uchok, Koordinator Bidang Pelestarian Lingkungan dan Eksploitasi Alam,
Forum Keadilan, aksi penambangan di Kab Soppeng, didugakuat akibat lemahnya
pengawasan oleh Pemkab Soppeng sendiri.Sehingga izin tambang secara leluasa terbit tanpa
pertimbangan kerugian yang akan ditimbulkan. Bahkan menurutnya, tidak sedikit adanya
perselingkuhan antara penguasa daerah dengan pengusaha daerah,” tutur Uchok, kepada
wartawan, selasa 13/1/15, di Watansoppeng.
Ironisnya lagi, tuturnya, situs sejarah budaya dan prasejarah dunia ikut di eksploitir.
Dugaan Forum Keadilan atas keterlibatan Pemkab Soppeng memelopori rusaknya tempat
tempat penting seperti, Situs sejarah budaya LAWO/Tinco, di areal situs kerajaan Datu
Soppeng I Latemmamala di Kelluaja, kemudian situs prasejarah dunia Lembah Sungai
WalannaE, dengan para penambang di sepanjang pesisir WalannaE.
Selain itu, tambahnya, sikap lemahnya pengawasan, menguatkan dugaan para
penguasa dan pengusaha kehilangan ingatan.Pasalnya, sejumlah areal situs sejarah dan
prasejarah dunia, kini di eksploitir para oknum tersebut.
Sebut saja di lokasi situs LAWO/Tinco, pengerukan material batu pada sungai LAWO
di manfaatkan dan di nikmati oleh oknum pejabat tertentu dengan cara kerjasama dengan
pengusaha ternama di Bumi Latemmamala Soppeng.Batu yang belasan ribu kubik, kini
diambil oleh pengusaha dan penguasa di Soppeng.Bahkan belakangan diketahui batu-batu
sungai LAWO yang belasan ribu kubik, kini dalam genggaman Bupati Soppeng.
Sementara Kadis PSDA Soppeng, Ir Risal, mengaku bahwa soal perizinan tambang,
sudah sesuai dengan mekanisme dan persyaratan.“Yang pasti, semua izin tambang sudah
sesuai persyaratan, karena sebelum keluar izin ada timyang melakukan survey” tuturnya.
Meski demikian, tak sedikit warga mengeluh atas kegiatan penambangan.“Ia
mencontohkan, rusaknya lingkungan dan rusaknya sarana prasarana jalan.“Artinya, izin
3. penambangan menambah pundi pundi PAD dengan kebijakan puluhan juta. Namun
kerusakan jalan jika di estimasi anggarannya miliaran rupiah.Berarti, pemasukan PAD tak
sebanding dengan rusaknya akses jalan untuk memacu ekonomi kerakyatan.”
Menurut Uchok, jika hal ini tak ditanggapi Pemkab Soppeng, Forum Keadilan akan
melayangkan surat permohonan peninjauan situs sejarah dan prasejarah dunia Lembah
Sungai WalannaE, pada Balai Perlindungan dan Pelestarian Peninggalan Purbakala Provinsi
Sulsel” tuturnya. (SA Makkuraga)
Sumber :http://cakrawalainterprize.com.
4. Wacana 2.
Petani Soppeng “Gemar” Pestisida
Kabupaten Soppeng yang terkenal sebagai daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki
kawasan pertanian yang sangat potensial untuk dijadikan sebagai suatu kawasan agropolitan,
dengan luas lahan potensial di bidang pertanian sebesar 150.000 Ha, yang dikelola oleh
61,56% penduduk di Kabupaten Soppeng. Masalah pertanian patut diangkat ke permukaan
karena sektor pertanian memberi andil yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat,
kerusakan lahan, dan pencemaran.Bisa dibayangkan jika tujuh dari sepuluh petani
menggunakan zat kimia, bagaimana dengan nasib potensi lingkungan di Kabupaten Soppeng?
Dua hal yang berbenturan yaitu di satu sisi para pejuang lingkungan memprotes
penggunaan bahan kimia dalam jumlah besar demi keseimbangan tanah, namun disisi lain
petani akan gagal panen apabila tidak menggunakan bahan kimia, sehingga meningkatnya
jumlah produksi pestisida sintesis akan menggembirakan bagi petani dan produsen pestisida
tetapi menyakitkan bagi lingkungan.
Hingga saat ini ketergantungan petani akan pestisida sintesis masih sangat tinggi. Dua
puluh persen dari produksi pestisida dunia pada tahun 1984 diserap oleh Indonesia.Dalam
periode 1982-1987 pemakaian pestisida di Indonesia meningkat sebesar 236% dibanding
dengan periode sebelumnya.Khusus untuk insektisida, peningkatannya mencapai 710%. Pada
tahun 1986, total pemakaian insektisida saja mencapai 17.230 ton yang berarti setiap hektar
lahan pertanian menggunakan 1,69 Kg insektisida. (Reza dan Gayatri, 1994).Pada awal
dekade 1990-an, pemakaian pestisida Indonesia telah mencapai 20.000 ton/tahun dengan nilai
Rp.250 miliyar (Tempo, Desember 1993).
Dibalik manfaat pestisida yang besar bagi peningkatan produksi pertanian,
tersembunyi bahaya yang mengerikan.. Menurut WHO ( World Health Organization) paling
tidak 20.000 orang per tahun mati akibat keracunan pestisida, sekitar 5.000 – 10.000 orang
per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, sepertikanker, cacat tubuh, kemandulan, dan
penyakit liver. Berbagai jenis pestisida terakumulasi di tanah dan air yang berdampak buruk
terhadap keseluruhan ekosistem, selain itu menurunkan kualitas lingkungan
Sumber: http://elsasulastri.blogspot.com/
5. Wacana 3.
Lejja dengan “Pro” dan “Kontra”nya
Sulawesi Selatan dengan potensi alam maupun budaya yang sangat kayadan beragam
merupakan salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan dayadukung faktor-faktor
tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang
pariwisata.Keberadaan taman wisata alam Lejja sedikit banyak telah membawa perubahan
lingkungan bagi masyarakat dan lingkungan itu sendiri. Berikut akan disajikan dampak
negative dan positif permandian alam Lejja berdasarkan AMDAL.
Dampak Negatif
1. Aspek fisik dan kimia
Taman wisata alam Lejja merupakan tujuan wisata utama di Kabupaten soppeng yang
tidak hanya mendatangkan wisatawan yang berasal dari daerah soppeng itusendiri tapi
juga pengunjung dari daerah-daerah lain di sekitarnya. Dengan ramainya pengunjungyang
datang setiap minggunya dengan kendaraan yang tak terhitung jumlahnya sangat nyata
dampak fisik yang ditimbulkan yaitusepanjang perjalanan dari kota Soppeng menuju
ketempat wisatatersebut banyak jalanan yang di dapati dalam keadaan yang rusak dan
berlubang sehingga tak sedikit pengunjung yang mengalami kecelakaan. Pencemaran
lain yang juga terjadi adalah yang disebabkan olehlimbah cair yang berasal dari kolam
renang dan kamar mandi yang akan di buang ke sungai dan ada pula yang meresap ke
dalamtanah.Efeknya berupa meningkatnya populasi bakteriakibat dari pembuangan
limbah yang tidak tepat dan juga merusakbadan air yang menerima limbah tersebut. Dan
pada akhirnya populasi bakteri juga akan membahayakan kesehatan pengunjung dan
masyarakat yang ada di sekitar kawasan tersebut yangmenggunakannya.
2. Aspek biologis
Sebelum adanya proyek taman wisata alam Lejja,sebelumnya tempat tersebut
dikelilingi oleh hutan hijau yang ditumbuhi olehtumbuh-tumbuhan serta banyak pohon
aren. Namun setelah tempatitu terekspos ke masyarakat, maka banyak masyarakat yang
mulai berdatangan ketempat tersebut untuk berekreasi. Karena melihat bahwa tempat
tersebut memiliki potensi untuk menarik banyak pengunjung, pada tahun 1996 barulah
tempat wisataitu diperluas dan dibangunlah proyek kolam permandian yangsekarang
dikenal dengan taman wisata alam Lejja. Penebangan dan penimbunan yang dilakukan
oleh pemilik proyek untuk membangun proyek menjadikan hilangnya sebagian hutan
6. hijauyang dijadikan sebagai tempat hidup dan berlindung flora dan faunauntuk mencari
makan dan hidup.
3. Aspek budaya
Masyarakat lokal yang telah terbiasa dengan kunjungan wisatawan domestik di taman
wisata alam Lejja pasti akan terpengaruh oleh keadaan pengunjung tersebut,misalnya
dalam hal berpakaian dan penampilan.Masyarakat lokal cenderung meniru gaya
berpakaian pengunjung yang agak modern,misalnya penggunaan-penggunaan aksesoris
yang berlebihan yang mungkin tidak sesuai dengan kebiasaan mereka sehari-hari. Selain
itu kepercayaan mistis yang kental di masyarakat sekitar tentang area wisata Lejja
memberikan dampak negatif lainnya, misalnya kepercayaan memberikan sesajen,
mengikat kain merah dan menggantung botol mineral di pohon secara tidak langsung
dapat mencemari lingkungan
Dampak Positif
1. Aspek sosial ekonomi
Dari segi sosial ekonominya, industri pariwisata jelas memiliki dampak positif.Taman
wisata alam Lejja misalnya.Namun yang paling mendapatkan keuntungan dari adanya
proyek ini adalah pihak pengelola.Sebagai pengelola ia bisa mendapatkan omsetdan
keuntungan secara materi yang jumlahnya tidak sedikit. Pengaruh adanya taman wisata
alam Lejja bagi pemerintah adalah adanya pemasukan keuangan sebagai kas
daerah.Keuntungan yang diperoleh dari pengoperasian taman wisata alam Lejja ternyata
mampu meningkatkan status ekonomi masyarakat sekitar.Terbukanya lapangan dan
kesempatan kerja jelas merupakan dampak yang positif. Semua orang yang bekerja di
dalam kompleks taman wisata alam Lejja adalah penduduk lokal yang tinggal di
daerahtersebut. Sehingga secara tidak langsung kehadiran permandian alam Lejja mampu
membantu ekonomi masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran
Sumber: Arsip AMDAL Lejja
7. Wacana 4.
Pemkab Soppeng Dinilai Lamban Tangani Soal Tambang
Kurun waktu sebulan terakhir, warga masyarakat keluhkan kegiatan
penambangan.Kegiatan penambangan di pesisir Sungai WalanaE sungguh meresahkan
warga. Bahkan kekesalan warga memuncak ketika hendak melakukan demo di kantor
Kelurahan CabengE, pekan lalu.
Menurut Husen (43) kepada CakrawalaOnline, sikap warga terhadap pemerintah
Kab.Soppeng sangat bertentangan dengan nilai nilai kemanusiaan.Pasalnya, Pemkab Soppeng
lebih mementingkan perutnya ketimbang penderitaan rakyatnya.Bayangkan saja, kata dia
lagi, korban meninggal baru-baru ini akibat pertambangan. Alasan Husen, adalah tingkat
kedalaman galian pasir dari alat berat pengusaha tambang mencapai delapan meter. Sehingga
jika terjadi kasus warga tenggelam dilokasi tersebut sangat sulit dilakukan pencarian.Karena
selain memiliki kedalaman, juga arealnya cukup luas” tutur Husen.Bukan hanya itu, tambah
dia lagi, ruas jalan menuju lokasi tambang rusak parah.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Forum Keadilan BPD Soppeng, SA
Makkuraga, sangat menyesalkan pihak Pemkab Soppeng.Hal ini diungkapkan kepada
Cakrawala di CabengE Kec Lilirilau.Menurut penggiat LSM ini, pemerintah sudah
selayaknya menyadari jika terjadi kecelakaan warga.Apalagi jika ada korban meninggal
akibat pertambangan.Meski pihak pengusaha mengantongi izin, tapi itu perlu ditinjau ulang,”
ketusnya.
Warga yang bermukim di sekitar tambang semakin cemas akibat dari kerusakan
lingkungan yang ditimbulkan.Terutama kerusakan biota air, jalan yang rusak, tebing sungai
runtuh, dan timbulnya korban jiwa.Jadi kerusakan yang ditimbulkan para penambang, bukan
hanya di Kel CabengE, namun di desa Lompulle Kec Ganra juga masyarakat keberatan,”
ujarnya.
Selain kerusakan yang ditimbulkan di wilayah Desa Kebo, Desa LompullE, Desa
Paroto, dan Kel CabengE, masyarakat di wilayah pegunungan juga resah. Pasalnya,
perusahaan tambang menjarah dan mengikis pegunungan.Sehingga sangat berdampak pada
ekosistem alam dan menimbulkan banjir jika musim hujan.Mestinya pemerintah prihatin
dengan persoalan tambang.Bukan justru memberi izin operasional dan menambah daftar
penderitaan warga masyarakatnya.
8. Sementara Kadis PSDA Kab Soppeng, Ir Andi Rizal Yunus, yang dikonfirmasi
mengaku akan menertibkan pengelola tambang. Apalagi menurutnya, tidak sedikit para
penambang tak mengantongi izin operasional. Di Kab Soppeng, katanya, baru 53 pengusaha
yang mengantongi izin, sementara puluhan lainnya masih dianggap illegal.
Jadi pihak Dinas PSDA berjanji akan membenahi sistem perizinan. Apalagi jika ada
warga yang keberatan.“Ia pun mengakui bahwa dari ulah penambang, banyak saran dan
prasana jalan mengalami kerusakan berat.Karena mobil operasional dengan tonase tinggi
yang membebani jalan daerah dengan kapasitas muat yang tidak sesuai dengan kondisi jalan
daerah, kemudian isi muatan pasir yang basah juga merusak aspal” simpulnya.
Sumber :http://cakrawalainterprize.com.
9. a. Prosedur kegiatan
1) Perhatikan dan cermati wacana 1, 2, 3 dan 4 di atas, kemudian jawablah pertanyaan
berikut.
2) Dalam wacana tersebut tidak semua informasi tersedia untuk digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu siswa harus mencari sumber-sumber
bacaan lain.
b. Pertanyaan/Jawaban
1.
Identifikasi istilah atau konsep yang Anda belum pahami pada wacana
yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran!
2.
Berikan penjelasan pada istilah atau konsep yang telah Anda tuliskan
pada nomor 1 di atas!
3.
Tentukan permasalahan yang terkandung dalam wacana yang berkaitan
dengan tujuan pembelajaran!
4.
Rumuskan permasalahan yang anda temukan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang lebih memudahkan Anda menemukan jawabannya!
5.
Kemukakan solusi dalam bentuk hipotesis yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan setiap pertanyaan yang Anda rumuskan!
10. 6.
Buatlah kesimpulan mengenai masalah yang Anda kemukakan yang
terkait dengan pengaruh aktivitas manusia terhadap keseimbangan
lingkungan
7.
Bagian di bawah ini menjadi tugas rumah yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya. Dengan menggunakan sumber bacaan lain,
jawablah pertanyaan berikut!
a. Jelaskan pengertian keseimbangan lingkungan berdasarkan wacana!
b. Jelaskan pengertian daya dukung lingkungan dan tunjukkan yang
dimaksud dengan daya dukung lingkungan pada wacana!
c. Jelaskan pengertian daya lenting lingkungan dan tunjukkan yang
dimaksud dengan daya lenting lingkungan pada wacana!
d. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan yang
terdapat pada wacana!
e. Jelaskan keterkaitan kegiatan manusia terhadap masalah kerusakan
lingkungan berdasarkan wacana!
11. f. Jelaskan langkah apa saja yang akan Anda tempuh untuk
menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan di sekitar Anda jika
Anda berperan sebagai siswa, masyarakat dan pemerintah!