2. Deskripsi Singkat
Mata pendidikan dan pelatihan ini membahas pengertian
tentang dasar-dasar kepemimpinan yang efektif, gaya
kepemimpinan, kecerdasan emosional (emotional
quotient-EQ), kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient-SQ)
yang mempengaruhi kepemimpinan, serta penerapannya.
3. Tujuan Instruksional Umum
efisien dengan memberdayakaSetelah
mengikuti pembelajaran ini peserta
mampu menjelaskan penerapan prinsip-
prinsip kepemimpinan dalam organisasi
secara efektif dan n EQ dan SQ.
4. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu:
Menjelaskan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan
yang efektif.
Menguraikan gaya kepemimpinan.
Menjelaskan pengertian, manfaat, dan teknik
meningkatkan EQ dan SQ.
Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif dan
efisien.
5. Pokok Bahasan
1. Prinsip Dasar Kepemimpinan yang efektif.
2. Pendekatan gaya kepemimpinan.
3. Pengertian dan kegunaan emosi.
p. hp
6. 1. Pengertian dan Peranan Pemimpin
Pengertian Kepemimpinan I
a. Robert Schuller (1988):
“Kekuatan yang menyeleksi mimpi dan menetapkan tujuan yang
akan dicapai. Kekuatan yang menggerakkan perjuangan/kegiatan
menuju sukses. Setiap orang memiliki potensi, namun tidak semua
orang menyadari”
b. Cattell (1973)
Orang yang menciptakan perubahan paling efektif di dalam
kelompoknya, menempati peran sentral atau posisi dominan, dan
pengaruh di dalam kelompok”.
c. Glenn (1992)
Bersumber dari keunggulan manusia, kualitas manusia yang mampu
menciptakan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa”.
7. Pengertian Kepemimpinan II
d. Hemhiel & Coons (1957)
“Perilaku seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu
kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (Shared
Goal)’”
e. Rauch & Behling (1984)
“Proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang
diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan”.
f. Jacobs & Jacques (1990)
“Sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap
suatu usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk
melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran”.
8. Kata-kata Kunci Definisi Kepemimpinan
Menurut:
-Schuller - Hemhiel & Coons
-Cattel - Rauch & Behling
-Glenn - Jacobs & Jacques
Terkait pada individu, yaitu:
Kekuatan seleksi/menetapkan pencapaian tujuan;
Menciptakan perubahan yang paling efektif;
Keunggulan/kualitas manusia.
Perilaku individu memimpin aktivitas;
Kemampuan mempengaruhi aktivitas kelompok;
Seni (art), kesanggupan (ability), teknik.
9. Atribut yang melekat pada Kepemimpinan
1. Vitalitas dan Stamina
2. Inteligensia
3. Kemauan menerima tanggung jawab.
4. Memahami kebutuhan orang lain.
5. Kompetensi.
6. Terampil berurusan dengan orang lain.
7. Ingin berhasil.
8. Kemampuan memotivasi.
9. Keberanian/keteguhan/ketahanan.
10. Kemampuan memenangkan kepercayaan.
11. Kemampuan manajemen, mengambil keputusan dan menetapkan
prioritas.
12. Adaptasi
10. Siapakah Pemimpin itu ?
Hemhiel & Coons
“Seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan
bentuk alasannya”.
Winardi
“Seseorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya
dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
mengerahkan usaha bersama ke arah pencapaian sasaran-
sasaran tertentu”.
Hakiki Seorang Pemimpin:
“Mampu memberdayakan Sumber Daya Manusia dan
sumber daya lain dalam suatu organisasi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu”.
11. Peranan pemimpin (I)
1. Hennry Mintzberg
Kewenangan dan Status Formal
Peranan Inter Personal
Figurehead:
Hadir dalam
upacara
Leader:
Penggerak/Pembim
bing
Liaison:
Penghubung/Kerjas
ama
Peranan Infornasional
Pemantau:
Mengikuti proses
kegiatan unit
kerjanya.
Disseminator:
Menyebarluaskan
informasi.
Spokesman:
Juru bicara/satu
pintu
Peranan Mengambil
Keputusan
Entrepreuner
Ide/gagasan baru,
inovasi.
Disturbance Handler:
Atasi kesulitan.
ResourceAllocator:
Mengatur semua
sumber daya
Negotiator
Sebagai wakil
menghadapi pihak
luar.
12. Peranan Pemimpin (II)
2. H.G. Hicks And C.R. Gullet:
Adil-Arbitrating
Memberi sugesti – suggesting
Mendukung tercapainya tujuan-supplying obyectives
Katalisator-catalysing
Menciptakan rasa aman-providing
Wakil Organisasi-Representing
Sumber Inspirasi-Inspiring
Bersikap menghargai -praising
13. Tugas Pokok Pemimpin (Stoner-Mintzberg)
1. Managers work with another people
2. Managers are responsible and accountable
3. Managers balance competing goals and set priority
4. Managers must think analytically and conseptually
5. Managers are mediators
6. Managers are politcians and diplomat
7. Managers make difficult decision
14. 2. Kepemimpinan Yang Efektif
(Stophen R Covey: The Principle Centered
Leadership)
Berikan seseorang ikan, maka anda telah memberinya makan
sehari-hari.
Ajari dia memancing ikan, maka anda memberinya makan seumur
hidup
Kalimat di atas merupakan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan yang
efektif/berprinsip.
Prinsip merupakan bagian dari kondisi, kesadaran, dan suara hati.
Prinsip muncul dalam bentuk ide, nilai, norma, dan ajaran.
15. Ciri-Ciri Memimpin Yang Berprinsip (Stephen R. Covey-1997)
1. Selalu belajar – secara berkelanjutan belajar pengalaman dan
pelatihan.
2. Berorientasi pada pelayanan-pelayanan prima.
3. Mempercayai orang lain – untuk motivasi bawahan
4. Memancarkan energi positif-sanggup bekerja tahan banting.
5. Hidup seimbang-seimbang hidup dunia-akhirat.
6. Melihat hidup sebagai petualangan-mampu menikmati hidup dengan
segala konsekuensinya
7. Sinergik-bekerjasama saling menguntungkan.
8. Selalu berlatih memperbaharui diri, melalui:
• Pemahaman/perluas wawasan materi;
• Mengajarkan materi pada orang lain;
• Menerapkan prinsip-prinsip dan pemantauan hasil.
16. Hambatan Yang Dihadapi Pemimpin Berprinsip
• Hambatan berupa kebiasaan buruk:
Selera dan nafsu;
Kesombongan dan kepura-puraan;
Aspirasi dan ambisius
• Upaya mengatasi:
Semangat, disiplin dan latihan berkelanjutan (dasar pengambilan
keputusan)
Melatih daya emosional dengan cara berlatih
mendengarkan/kendali diri.
Pembenahan diri menyangkut aspek pengetahuan, sikap,
keterampilan.
Motto: jangan mengandalkan kekuasaan.
17. Tujuh Kebiasaan Orang Yg Sangat Efektif
(The seven habits of Highly Effective People)
Oleh: Stephen R. Covey)
• Jadilah proaktif
• Mulai dengan akhir dalam pikiran.
• Didahulukan yang harus di dahulukan
• Menang-menang
• Berusaha mengerti terlebih dahulu…. Baru dimengerti
• Wujudkan sinergi
• Asahkan selalu gergaji anda
18. Tiga Pilar Utama
Penyangga Efektifitas Kepemimpinan
Legitimasi
Legalitas
Acceptabilitas
Etis
Kepribadian
Sistem-Nilai
Amanah
Karisma
Integritas
Kredibilitas
Kompetensi
Teknik Motivasi
Teknik mengambil
keputusan
Teknik memimpin rapat
Teknik berkomunikasi
Teknik bernegoisasi
Teknik mengelola konflik
Teknik mengelola stress
Teknik menjual
19. Pendekatan Gaya Kepemimpinan
1. Pendekatan teori sifat (Traits Theory)
2. Pendekatan Teori Perilaku (Behavioral Theory)
3. Pendekatan situasional
4. Kepemimpinan visioner
20. 1. Pendekatan Teori Sifat (Traits Theory)
Teori ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri pemimpin,
studi tentang kepemimpinan didasarkan pada karakteristik
pemimpin yang berhasil (ciri-ciri pribadi)
Menurut Stogdill (1948)
Pemim yang berhasil adalah pemimpin yang memiliki:
Capacity : cerdas, mampu bicara, waspada.
Achivement: gelar sarjana, pengetahuan, prestasi O.R.
Responsibility: bertanggung jawab.
Status: Kedudukan sosial/ekonomi, ketenaran.
Participation: aktif, pandai bergaul/bekerjasama, humoris.
Menurut Keirsey
Watak pemimpin dipengaruhi oleh 2 hal:
Perbedaan keinginan
Setiap orang mempunyai: motif, doronga, tujuan dan kebutuhan
yang berbeda.
Perbedaan Persepsi
Setiap orang memiliki: pemahaman dan cara berpikir yang
berbeda.
21. 2. Pendekatan Teori Perilaku (Behavioral Theory)
Teori ini didasarkan pada studi perilaku hubungan antara pemimpin dengan individu,
kelompok dengan organisasi.
a. Teori Dua Dimensi
Oleh Holpin dan Winer (1957)
Perilaku pemimpin cenderung
mengarah pada:
•Dimensi Konsiderasi
•Dimensi Inisiasi
b. Teori Tiga Faktor
Oleh Getzel dan Guba (1957)
Perilaku pemimpin cenderung
mengarah pada:
• Normatif
• Personal
• Transaksional
c. Teori Empat Faktor
Oleh Lipham dan Rankin
(1982)
Perilaku pemimpin
cenderung mengarah pada:
• Struktural
• Fasilitator
• Supportif
• Partisipatif
e. Teori Tiga Dimensi
Oleh Reddin, membagi tiga pola dasar perilaku
pemimpin, yaitu:
Orientasi tugas (Task Oriented=TO)
Orientasi hubungan Kerja (Relationship
Oriented=RO
Orientasi Hasil (Effectiveness Oriented =
E)
22. Tokoh Menonjol Teori Perilaku (W.J.
Reddin: The 3-D Theory)
Tiga Pola Dasar Perilaku Kepemimpinan :
1. Perilaku yang berorientasi pada tugas (Task Oriented/TO)
Kode: TO + ; RO-; E-
2. Perilaku yang berorientasi pada hubungan kerjasama/kemanusiaan
(Relationship Oriented/Ro)
Kode : TO-; Ro+; E-
3. Perilaku yang berorientasi pada Hasil (Effectiveness Oriented/E)
Kode: To-; RO-; E+
23. Delapan Gaya Kepemimpinan Reddin
No Gaya Kepemimpinan *) To Ro E
1 The Desester - - -
2 The Bureaucrat - - +
3 The Missionary - + -
4 The Developer - + +
5 The Autocrat + - -
6 The Benevolent Autocrat + - +
7 The Compromiser + + -
8 The Executive + + +
*) Gaya Kepemimpinan mana yang lebih efektif, dan mana
yang kurang efektif
24. Ciri-Ciri Umum Gaya Kepemimimpinan Reddin
Yang Kurang Efektif
1. The Deserter
• Negatif/agresif/hasut/licik
• Pura-pura setuju
• Tidak bertanggung jawab
2. The Missionary
• Pendirian selalu berubah
• Menghindari bentrokan
• Ingin hasil yang baik
3. The Autocraf
• Bawahan harus
diperintah/hanya melak-
sanakan tugas.
• Bawahan sebagian dari mesin.
4. The Compromiser
• Bekerja tidak tuntas/tidak
sungguh-sungguh
• Tidak harap prestasi tinggi
• Rencana Kerja adalah
kompromi
Yang Lebih Efektif
1. The Bureacratif
• Taat aturan main
• Terikat masa lalu
• Tidak kembangkan bawahan
2. The Developer
• Percaya kepada orang lain
• Pergaulan luas
• Memajukan orang lain
3. The Benevolent Autocrat
• Membuat orang lain tanpa
membuat kecil hati orang yang
bersangkutan .
• Sulit bergaul dengan bawahan.
4. The Executive
• Selalu tentukan standar/prestasi
• Motivator kerja bersama.
• Partisipasi/kerjasama
25. 3. Pendekatan Situasional (Hersey & Blanchard-1982)
Teori ini didasarkan pada studi perilaku hubungan antara pemimpin dengan individu, kelompok dengan organisasi.
Pengantar:
Sebagai reaksi terhadap teori sifat dan teori perilaku.
Pemimpinadalah produk situasi.
Pemimpinharus mampu mendiagnosa situasi.
Pemimpinharus mampu mengubah perilakusesuai dengan situasi dan kondisi.
Bawahan diperlakukan sesuai kematangannya/maturity
Variabel situasi tergantungpada:
Antara lain:
Kualitas orang yang memimpin.
Kualitas orang yang dipimpin.
Jenis pekerjaan, waktu, tempat, lingkungan, teman sekerja.
Tujuan yang ingin dicapai.
27. Tipe Kepemimpinan Situasional
G.3 Tipe Partisipatif
Komunikasi dua arah makin
ditingkatkan.
Bawahan diperhatikan dan
dianggap cakap.
PM dan PK berimbang
G.4 Tipe Delegatif
PM didiskusikan bersama.
PK dan langkah tindak diserahkan
kepada bawahan.
Bawahan dianggap cakap dan
dipercaya.
G.2 Tipe Konsultatif
Komunikasi dua arah.
PM-masukan bottom-up
didengarkan
PK-tetap berada di tangan atasan.
G.1 Tipe Derektif
Komunikasi cenderung satu arah
dari atasan (perintah)
Peran bawahan dibatasi.
PM dan PK-merupakan tanggung
jawab atasan.
28. Tingkat Kematangan Bawahan (Maturity)
Keterkaitan antara kemauan dan kemampuan
No Maturity Penjelasan
Tipe
Kepemimpinan
Situasional
1. K-1 Tidak mau dan tidak
mampu
Direktif/Telling
(Instruktif)
2. K-2 Mau tetapi tidak mampu Konsultatif/selling
3. K-3 Tidak mau tetapi mampu Partisipasi
4. K-4 Mau dan mampu Delegasi
30. 4.Kepemimpinan Visioner
Perlukah kepemimpinan visioner dalam era
perubahan/pembaharuan/reformasi ini
Apakah yang dimaksu dengan perubahan
Bagaimana sosok pimpinan visioner itu
31. Pengertian Perubahan
Suatu proses transformasi ke arah terwujudnya keadaan baru dengan
kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya (W.
Sumidjo-1999)
Latar Belakang Terjadinya Perubahan
Krisis Poleksosbud
Konsep landasan untuk masa depan sudah tidak sesuai.
Rumusan pendekatan keberhasilan yang lama dianggap sudah tidak
efektif
Perlu teori/praktek manajemen baru sebagai pengganti yang sudah
usang.
Perlu solusi-solusi baru.
Perlu pembentukan baru organisasi birokrasi pemerintah/swasta
Faktor internal dan eksternal
32. Faktor lain yang mempengaruhi perubahan
Faktor Internal
Visi dan misi/value tidak sama
Kerangka/alur strategi tidak jelas.
Lemahnya keterpaduan antara visi dan sistem
Gaya pimpinan tidak sesuai dengan visi
Lemahnya kompetensi dan integritas
Faktor Eksternal
Aspek Sospolkam
Aspek Kebudayaan/Kultur
Aspek Iptek
Aspek Peraturan Perundang-undangan
33. Peran/Profil Pemimpin Visioner
(Menyangkut hal-hal strategis)
Memperbaiki Sumber Daya Manusia dan Sumber daya lain
(meningkatkan kualitas dan hasil)
Menemukan dan mencari sebab kegagalan Sumber Daya Manusia, serta
membantu bawahan bekerja baik.
Menciptakan lingkungan kerja yang produktif, kepemimpinan yang
inovatif, diklat bawahan.
Peran seorang pemimpin visioner, adalah:
Direction Setter
Change Agent
Spokes person
34. Komitmen Perilaku Kepemimpinan Visioner
(James M. Kouzes & Barry Z. Posmer
1. Memimpin untuk masa depan. (memiliki visi yang tercermin dalam
sikap dan perilaku pemimpin)
2. Mencari peluang yang menantang (tidak menyenangi status Qua, dan
menyenangi “adventuring:
3. Berani mencoba dan siap menanggung resiko (calculated risk)
4. Menciptakan iklim kerja organisasi (keterbukaan, kerjasama, peluang
interaksi, memberikan reward and punishment).
5. Membangun dan mengembangkan mitra kerja
6. Menampilkan keteladanan.
7. Merencanakan keberhasilan bertahap.
8. Menghargai peran setiap individu.
9. Membangun “Job Satisfaction”/mensyukuri setiap keberhasilan.
35. Pokok Bahasan III
Pengertian dan Kegunaan Emosi
1. Pengertian dan Peranan Emosi
2. Ciri Pemimpin yang cerdas secara emosi
3. Teknik meningkatkan kecerdasan emosi (EQ)
4. Kecerdasan spiritual (spritual Quotient-SQ)
Pengertian SQ
Kaitan IQ, EQ, dan SQ.
Tanda-tanda SQ yang telah berkembang.
36. Pengertian dan Peranan Emosi
Emosi (Oxford English Dictionary)
“Setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan
mental yang hebat dan meluap-luap”.
•Emosi Positif, contoh:
-Cinta: mabuk kepayang, percaya, hormat, kasmaran, dan seterusnya.
•Emosi Negatif, contoh:
-Amarah: beringas, benci, jengkel, kesal hati, mengamuk, dan seterusnya
37. Peranan Emosi
1. Sebagai “energi pengaktif”, untuk nilai etika.
Empati, integritas, kepercayaan, keuletan.
2. Membangkitkan intuisi rasa ingin tahu.
Antisipasi masa depan yang tidak menentu,
dan
Merencanakan langkah tindakan.
3. Membantu IQ memecahkan permasalahan yang
sulit melalui pemikiran kreatif.
38. Kecerdasan Emosional
Definisi
Salovey & Mayer-1990
Kualitas emosi yang penting bagi suatu keberhasilan, antara lain dapat
berupa:
•Empati, kesetiakawanan
•Mengungkapkan dan memahami perasaan.
•Mengendalikan amarah.
•Kemandirian, ketekunan, sikap hormat.
David Goleman-1997
“Kemampuan mengelola perasaan sehingga terekspresikan dengan tepat
dan efektif yang memungkinkan orang bekerjasama dengan lancar
menuju sasaran bersama”.
39. Manfaat Kecerdasan Emosional
1. Membantu IQ untuk pemecahan masalah.
2. Meningkatkan kinerja intelektual.
3. Membantu mengenali diri sendiri.
4. Menjaga keseimbangan kebutuhan pribadi dan kebutuhan
orang lain.
5. Membantu pimpinan mengemban perannya.
6. Melakukan komunikasi dengan jujur dan terbuka.
7. Menjalin team-work yang efektif dan sinergis
8. Meningkatkan kreativitas dan inovasi
40. 2. Ciri-Ciri Pemimpin Yang Cerdas Emosi
a. Mampu menyadari diri sendiri
- Tahu kekuatan/kelemahan diri
b. Mampu mengendalikan diri.
- Dapat mengelola emosi secara efektif.
c. Memotivasi diri dengan efektif.
- Selalu memanfaatkan kesempatan dan optimis
d. Memiliki kepekaan terhadap orang lain.
- Mampu membina hubungan (persuasi, sibergi, kolaborasi,
katalisator perubahan).
41. 3. Teknik Meningkatkan IQ
a. Kenali emosi anda
b. Terimalah perasaan emosi anda
c. Kembangkan kesadaran emosi anda
- Memotivasi diri sendiri
d. Pahami lingkungan dari orang lain.
e. Penghayatan
f. Implementasi
42. 4. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient-
SQ)
Pengantar
1900
IQ merupakan satu-satunya yang menjamin keberhasilan seseorang.
Semakin tinggi IQ semakin tinggi kecerdasan seseorang.
1996
EQ merupakan kecerdasan lain yang juga menentukan keberhasilan
seseorang (Dabiel Goleman)
2000
Penelitian Zohar dan Marshall menunjukkan pentingnya SQ
SQ sebagai kecerdasan tertinggi yang memfungsikan IQ dan EQ.
43. Apakah yang dimaksud dengan Kecerdasan
Spiritual
1. Ahli Syaraf U.S Rama Chandran (California University) menemukan “God
Spot”, dalam otak manusia, yang menjadi “Pusat Spiritual”.
2. Kecerdasan spiritual (SQ), adalah “kecerdasan untuk memahami dan
memecahkan persoalan “makna”, dan “nilai”
Kecerdasan untuk menenpatkan prilaku dan hidup dalam konteks kehidupan
yang lebih kaya dan lebih luas, sehingga mampu menempatkan kehidupan
seseorang menjadi bermakna dan bernilai. (Danah Zohar dan Ian Marshall)
3. Bentuk SQ yang mudah dipahami adalah “Nurani”.
4. SQ berperan penting menggerakkan dan mengarahkan IQ dan EQ.
5. Beberapa pertanyaan yang hanya bisa di jawab SQ:
• Kenapa saya ada, dan untuk apa saya ada ?
• Adakah kehidupan setelah kematian ?
• Kenapa saya melakukan itu, dan berhasil.
6. Kecerdasan spiritual, menuntun seseorang:
• Bersikap toleran
• Mampu menghadapi penderitaan dan memanfaatkannya.
• Mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang negatif.
• Menolong seseorang tanpa pamrih.
44. Aplikasi IQ, EQ, dan SQ Dalam Kepemimpinan
1. Kecerdasan Intelegensi (IQ) dapat menghasilkan gagasan atau ide yang brilian, dan
rencana yang bagus, tetapi realisasi dari gagasan/ide, dan keterlaksanaan rencana yang
bagus tersebut, sangat kuat dipengaruhi oleh Kecerdasan Emosiaonal (EQ), dan apakah
prosesnya dan gasilnya mengandung nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, sangat kuat
dipengaruhi kecerdasan spritual (SQ).
2. Kecerdasan emosi (EQ) dapat mendorong kecerdasan intelegensi )IQ) menganalisis
masalah, dan menghasilkan alternatif pemecahan masalah secara kreatif, dan dengan
menggunakan kecerdasan spiritual dalam proses pengambilan keputusan, akan diperoleh
keputusan yang terbaik.
3. Ketidakmampuan mengelola emosi (dalam keadaan “Emosional”), dapat merusak
kecerdasan intelegensi. Dan pada saat EQ dan IQ terganggu, maka kecerdasan spiritual
(SQ) akan sulit berperan secara efektif. (karena itu jangan mengambil keputusan pada
saat emosional.
4. Kecerdasan intelegensi (IQ) mampu menjelaskan bahwa KKN itu tidak baik, tetapi hanya
dengan kecerdasan spiritual (SQ) seseorang mampu mengendalikan (mengelola)
emosinya, sehingga emosi tidak mencari kepuasan dengan cara yang tidak sehat.
5. Biasakanlah mendengar dan memperhatikan suara nurani/kata hati (mengelola SQ), maka
anda akan mendapatkan kepuasan emosional (EQ yang paling bernilai dan paling
berharga, dari segala hasil kecerdasan intelegensi (IQ) yang anda miliki.
45. Sinergi: IQ, EQ, dan SQ
Dalam Kepemimpinan
SQ
IQ EQ
Pemimpin
Efektif
46. Tanda-Tanda SQ yang telah berkembang dengan
baik
1. Mampu bersikap fleksibel: adaptif secara spontan dan aktif.
2. Tingkat kesadaran diri yang tinggi
3. Kemampuan untuk memanfaatkan dan menghadapi
penderitaan.
4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.
5. Kilas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai