SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Emboli cairan
amnion
Febrian Pradana
Dyah Ayu Retno Palupi
Rosanti Eveline
Desy Ayu
Sigit Dedy Wibowo
DEFINISI
Emboli cairan amnion adalah masuknya cairan
amnion dengan tidak sengaja ke dalam aliran
darah ibu di bawah tekanan kontraksi uterus.
(Mary Hamilton 1995)
Emboli cairan merupakan sindrom dimana setelah
sejumlah besar cairan ketuban memasuki
sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi
gangguan pernafasan yang akut, dan syok.
(Oxorn, 1990)
ETIOLOGI
Penyebab emboli cairan amnion diantaranya
adalah:
Lepasnya bagian pinggir placenta, robekan
uterus atau serviks yang menimbulkan
kebocoran.
Persalinan yang kuat, yang diinduksi dengan
oksitosin dosis berlebih yang menyebabkan
tekanan yang kuat.
Mitayani (2009: 102)
MANIFESTASI
KLINIS
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kasus
emboli amnion adalah:
 Hipotensi (syok), terutama disebabkan reaksi
anafilaksis terhadap adanya bahan-bahan air ketuban
terutama emboli meconium bersifat lethal.
 Gawat janin (bila janin belum dilahirkan).
 Edema paru atau sindrom distress pernafasan dewasa.
 Henti Kardiopulmoner.
 Sianosis.
 Koagulopati.
 Dipsneu.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Gas darah artery
Gambaran koagulasi
EKG
Foto thorax
CT-Scan paru
KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa terjadi antara lain:
Edema paru yang luas dan akhirnya
mengakibatkan kegagalan dan payah jantung.
Gangguan pembekuan darah.
PENGKAJIAN
1. Airway maintenance dengan cervical spine
protection.
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway
pada pasien gawat darurat antara lain:
 Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien
dapat berbicara atau bernafas dengan bebas?
 Kaji adanya tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan
nafas pada pasien seperti:
Adanya snoring atau gurgling.
Stridor atau suara nafas tidak normal.
Penggunaan otot bantu pernafasan.
Sianosis
Look dan listen bukti adanya masalah pada
saluran nafas bagian atas dan potensial
penyebab obstruksi, seperti:
Muntahan.
Perdarahan.
Gigi lepas atau hilang.
Gigi palsu.
Trauma wajah.
Jika terjadi obstruksi jalan nafas maka pastika
jalan nafas pasien terbuka.
Gunakan berbagai alat bantu untuk
mempatenkan jalan nafas sesuai indikasi,
seperti:
Chin lift/jaw thrust
Lakukan suction (jika tersedia)
Oropharyngeal airway/nasopharyngeal
airway, Laryngeal Mask Airway
Lakukan intubasi.
2. Breathing
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian
breathing pada pasien gawat darurat antara lain:
 Look, Listen, dan feel: lakukan penilaian terhadap
ventilasi dan oksigenasi pasien.
 Inspeksi dari tingkat pernafasan sangat penting.
Apakah ada tanda-tanda seperti: sianosis,
penetrating injury, flail chest, sucking chest
wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
 Palpasi adanya pergeseran trakhea, fraktur iga.
 Auskultasi untuk adanya suara abnormal pada
dada.
3. Circulation
Cek nadi dan mulai lakukan CPR juka
diperlukan.
CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi
siap untuk digunakan.
Kontrol perdarahan yang dapat mengancam
kehidupan dengan pemberian penekanan
secara langsung.
Palpasi nadi radialis jika diperlukan.
Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda
hipoperfusi atau hipoksia (capillary refill).
4. Disability
Pemeriksaan neurologi singkat, dikaji dengan
menggunakan skala GCS.
5. Exposure
Pengukuran EKG.
THANK’S FOR
ATTENTION

More Related Content

What's hot

Alat pernapasan manusia
Alat pernapasan manusiaAlat pernapasan manusia
Alat pernapasan manusiaDIAH KOHLER
 
Sistem respirasi kumpulan 1 ( awesome science )
Sistem respirasi kumpulan 1 ( awesome science ) Sistem respirasi kumpulan 1 ( awesome science )
Sistem respirasi kumpulan 1 ( awesome science ) Issma Izzaili
 
Pemasangan water seal drainag pada kasus efusi pleura
Pemasangan water seal drainag pada kasus efusi pleuraPemasangan water seal drainag pada kasus efusi pleura
Pemasangan water seal drainag pada kasus efusi pleuraLailia Hameeda
 
14_gorputzeko_zaratak.ppt
14_gorputzeko_zaratak.ppt14_gorputzeko_zaratak.ppt
14_gorputzeko_zaratak.pptbinovo
 

What's hot (9)

Alat pernapasan manusia
Alat pernapasan manusiaAlat pernapasan manusia
Alat pernapasan manusia
 
Sistem respirasi kumpulan 1 ( awesome science )
Sistem respirasi kumpulan 1 ( awesome science ) Sistem respirasi kumpulan 1 ( awesome science )
Sistem respirasi kumpulan 1 ( awesome science )
 
Ppt anak bronkomalsia
Ppt anak bronkomalsiaPpt anak bronkomalsia
Ppt anak bronkomalsia
 
Kolaps paru
Kolaps paruKolaps paru
Kolaps paru
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 
Sistem respirasi manusia
Sistem respirasi manusiaSistem respirasi manusia
Sistem respirasi manusia
 
Pemasangan water seal drainag pada kasus efusi pleura
Pemasangan water seal drainag pada kasus efusi pleuraPemasangan water seal drainag pada kasus efusi pleura
Pemasangan water seal drainag pada kasus efusi pleura
 
14_gorputzeko_zaratak.ppt
14_gorputzeko_zaratak.ppt14_gorputzeko_zaratak.ppt
14_gorputzeko_zaratak.ppt
 
Leaflet pneumotoraks
Leaflet pneumotoraksLeaflet pneumotoraks
Leaflet pneumotoraks
 

Similar to Emboli cairan amnion

pengkajian ABC.pdf
pengkajian ABC.pdfpengkajian ABC.pdf
pengkajian ABC.pdfAhmadAryadi4
 
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumAsuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumSehabAlGaruty
 
Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Egla Aliu
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxsyifa sari
 
Laringospasme management and characteristics.pptx
Laringospasme management and characteristics.pptxLaringospasme management and characteristics.pptx
Laringospasme management and characteristics.pptxssuserab324b
 
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdfka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdfTyaraRahma
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuSeptian Muna Barakati
 
Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem
Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistemPerkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem
Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistemOperator Warnet Vast Raha
 
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.docdokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.docayuandrilestari
 
IPA Kelas 8 BAB 9 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 9 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 8 BAB 9 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 9 - www.ilmuguru.org.pptxKhairulIlhamSaf
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Emboli cairan amnion (20)

pengkajian ABC.pdf
pengkajian ABC.pdfpengkajian ABC.pdf
pengkajian ABC.pdf
 
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
Askep asfiksia AKPER PEMDA MUNA
 
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumAsuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01
 
Asfiksia
AsfiksiaAsfiksia
Asfiksia
 
178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf
 
Bab i8
Bab i8Bab i8
Bab i8
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
 
Laringospasme management and characteristics.pptx
Laringospasme management and characteristics.pptxLaringospasme management and characteristics.pptx
Laringospasme management and characteristics.pptx
 
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdfka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
 
Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem
Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistemPerkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem
Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem
 
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.docdokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
dokumen.tips_pemeriksaan-fisik-sistem-respirasi-56572f1e1d2b0.doc
 
IPA Kelas 8 BAB 9 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 9 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 8 BAB 9 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 8 BAB 9 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AIRWAY FIX.pptx
AIRWAY FIX.pptxAIRWAY FIX.pptx
AIRWAY FIX.pptx
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
 

Emboli cairan amnion

  • 1. Emboli cairan amnion Febrian Pradana Dyah Ayu Retno Palupi Rosanti Eveline Desy Ayu Sigit Dedy Wibowo
  • 2. DEFINISI Emboli cairan amnion adalah masuknya cairan amnion dengan tidak sengaja ke dalam aliran darah ibu di bawah tekanan kontraksi uterus. (Mary Hamilton 1995) Emboli cairan merupakan sindrom dimana setelah sejumlah besar cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut, dan syok. (Oxorn, 1990)
  • 3. ETIOLOGI Penyebab emboli cairan amnion diantaranya adalah: Lepasnya bagian pinggir placenta, robekan uterus atau serviks yang menimbulkan kebocoran. Persalinan yang kuat, yang diinduksi dengan oksitosin dosis berlebih yang menyebabkan tekanan yang kuat. Mitayani (2009: 102)
  • 4. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kasus emboli amnion adalah:  Hipotensi (syok), terutama disebabkan reaksi anafilaksis terhadap adanya bahan-bahan air ketuban terutama emboli meconium bersifat lethal.  Gawat janin (bila janin belum dilahirkan).  Edema paru atau sindrom distress pernafasan dewasa.  Henti Kardiopulmoner.  Sianosis.  Koagulopati.  Dipsneu.
  • 5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Gas darah artery Gambaran koagulasi EKG Foto thorax CT-Scan paru
  • 6. KOMPLIKASI Komplikasi yang bisa terjadi antara lain: Edema paru yang luas dan akhirnya mengakibatkan kegagalan dan payah jantung. Gangguan pembekuan darah.
  • 7. PENGKAJIAN 1. Airway maintenance dengan cervical spine protection. Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien gawat darurat antara lain:  Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas dengan bebas?  Kaji adanya tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien seperti: Adanya snoring atau gurgling. Stridor atau suara nafas tidak normal. Penggunaan otot bantu pernafasan. Sianosis
  • 8. Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran nafas bagian atas dan potensial penyebab obstruksi, seperti: Muntahan. Perdarahan. Gigi lepas atau hilang. Gigi palsu. Trauma wajah.
  • 9. Jika terjadi obstruksi jalan nafas maka pastika jalan nafas pasien terbuka. Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas sesuai indikasi, seperti: Chin lift/jaw thrust Lakukan suction (jika tersedia) Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal Mask Airway Lakukan intubasi.
  • 10. 2. Breathing Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien gawat darurat antara lain:  Look, Listen, dan feel: lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi pasien.  Inspeksi dari tingkat pernafasan sangat penting. Apakah ada tanda-tanda seperti: sianosis, penetrating injury, flail chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan.  Palpasi adanya pergeseran trakhea, fraktur iga.  Auskultasi untuk adanya suara abnormal pada dada.
  • 11. 3. Circulation Cek nadi dan mulai lakukan CPR juka diperlukan. CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan. Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan secara langsung. Palpasi nadi radialis jika diperlukan. Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary refill).
  • 12. 4. Disability Pemeriksaan neurologi singkat, dikaji dengan menggunakan skala GCS. 5. Exposure Pengukuran EKG.