2. Jumlah sasaran balita dengan berat badan kurang
penerima taburia di 13 kab/ kota di jawa barat tahun2020
6350
4430
3000
2530 2520 2520 2360
2060
1680 1650 1520 1470 1450
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
JAWA BARAT : 33.540 anak
Masing-masing
anak menerima
Taburia sebanyak
60 sachet (selama
4 bulan).
Total di terima
jabar : 2.012.400
sachet
3. Hasil penelitian :
(Pengaruh Suplementasi Taburia pada anak gizi kurang usia 3-5 tahun di Kab majalengka :
Judiono dkk, desember 2020)
Asupan zat gizi pada kelompok yang mendapat perlakukan
pemberian taburia terdapat peningkatan kadar Hb
Ada penurunan Hb pada kelompok perlakuan dari 33 anak yang
anemia menjadi 3 anak
Ada penurunan Hb pada kelompok control dari 33 anak menjadi 24
anak
4. Pengertian dan Manfaat
Taburia adalah
tambahan multivitamin
dan mineral untuk
memenuhi kebutuhan gizi
dan tumbuh kembang
balita usia > 6 bulan
Manfaat Taburia:
Meningkatkan Nafsu makan
Mempertahankan / meningkatkan daya tahan
tubuh ,Anak tidak mudah sakit.
Mendukung pertumbuhan dan perkembangan
optimal
Mencegah terjadinya anemia (kurang darah),
balita lebih aktif , cerdas dan ceria
5. Mengapa Balita perlu Taburia?
1. Taburia membantu untuk mendapatkan zat gizi
mikro (vitamin dan mineral ) yang penting
2. Taburia mengandung zat besi dan zat gizi lainnya
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan
3. Taburia adalah salah satu cara untuk mengatasi
masalah anemia (kurang darah)
6. Kandungan 12 Vitamin pada Taburia
Vitamin A :Memelihara kesehatan mata, kekebalan
tubuh dan meningkatkan pertumbuhan anak.
Vitamin B1 : Meningkatkan nafsu makan,
pertumbuhan, fungsi pencernaan dan saraf.
Vitamin B2 : Memelihara kesehatan kulit, fungsi
penglihatatan, mencegah pecah sudut bibir dan
pertumbuhan
Vitamin B3 : Meningkatkan nafsu makan,
kesehatan kulit, dan daya ingat.
Vitamin B6 : Membantu pembentukan sel darah
merah, pertumbuhan, dan mencegah gangguan
fungsi otak.
Vitamin B12 : Meningkatkan nafsu makan, fungsi
saraf, pembentukan sel darah merah, dan
mencegah gangguan mental.
Vitamin C : Mencegah sariawan dan perdarahan
gusi, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit, serta mencegah kelesuan dan kurang
darah.
Vitamin D3 : Membantu pertumbuhan tulang dan gigi
serta mecegah ganguan ggi rapuh
Vitamin E : Membantu pembentukan sel darah
merah serta mencegah gangguan bicara dan
penglihatan.
Vitamin K : Membantu pembekuan darah,
pembentukan dan perbaikan tulang.
Folat :Membantu pembentukan sel darah merah
serta mencegah penyakit (infeksi) dan kelelahan.
Asam Pantotenat : Mencegah kelelahan dan
mengatasi sulit tidur pada anak
7. Kandungan 4 Mineral pada Taburia
Iodium : Membantu pertumbuhan dan perkembangan mental,
serta mencegah kretin (anak cebol dan terbelakang mental).
Seng : Meningkatkan pertumbuhan, fungsi saraf dan otak, serta
nafsu makan.
Selenium : Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan.
Zat Besi : Meningkatkan nafsu makan dan mencegah anemia
(kurang darah) dengan gejala 5 L (letih, lemah, lesu, lelah dan lalai
8. Ssaran Pemberian Taburia
• Sasaran Taburia adalah balita dengan
Berat badan Kurang (BB/U<-2 SD)
diprioritaskan bagi usia 6-23 bulan
(Baduta)
• Taburia tidak boleh diberikan
kepada bayi < 6 bulan , agar bayi
tetap mendapay ASI eksklusif
9. Jumlah pemberian Taburia
• Dalam satu bulan anak mendapat Taburia sebanyak 15 saset dengan
pemberian selama 4 bulan. Satu orang anak gizi kurang mendapatkan
60 saset untuk 4 bulan
Taburia diberikan pada anak setiap 2 hari sekali sebanyak 1 (satu)
saset dan dihabiskan sekaligus pada saat balita makan
Satu saset Taburia dihentikan bila balita sudah memiliki berat badan
yang baik (hasil ploting penimbangan berat badan di KMS pada
warna hijau).
10. Cara Pemberian Taburia
1. Cuci tangan terlenih dahulu dengan sabun dan air bersih yang mengalir
2. Sobek saset Taburia lalu taburkan pada makanan utama (nasi, bubur, jagung, kentang, ubi,
sagu dll) yang akan dimakan anak saat makan pagi atau makan siang atau makan sore/ malam
3. Ambil sebagian makanan utama untuk ditaburi dengan Taburia dan berikan makanan yang
sudah ditaburi Taburia terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar Taburia dapat dihabiskan pada
saat balita tidak dapat menghabiskan makanan utamanya. Makanan yang sudah dicampur
Taburia harus segera dimakan dan dihabiskan oleh anak
4. Taburia sebaiknya tidak boleh dicampur dengan makanan berair (sayuran berkuah) dan
minuman (air, teh, susu), karena akan mengubah warna makanan dan dikhawatirkan anak tidak
dapat menghabiskan
5. Taburia tidak boleh dicampur dengan makanan panas karena akan menimbulkan rasa dan bau
yang kurang enak
11. Makanan yang sudah dicampur Taburia dapat
mendukung pemenuhan kebutuhan vitamin dan
mineral balita
Taburia diprioritaskan diberikan pada balita
usia 6-23 bulan (baduta) yang merupakan masa
periode emas pertumbuhan dan perkembangan
12. Hal yg perlu diketahui selama megonsumsi Taburia
Ada kemungkinan tinja anak berwarna hitam, yang
disebabkan adanya zat besi pada Taburia
Ada kemunginan terjadi susah buang air besar hal ini
bisa diatasi dengan membri air minum lebih banyak
Bila terjadi diare atau gangguan kesehatan lainnya,
dianjurkan dirujuk ke puskesmas atau pelayanan
kesehatan terdekat.
13. Perencanaan Kebutuhan Taburia
Kebutuhan Taburia perlu dihitung dengan teliti karena akan menentukan
proses pengadaan Taburia. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan kebutuhan Taburia, yakni:
Perhitungan jumlah sasaran Puskesmas
Kader dibatu bidan penanggungjawab wilayah melakukan pendataan
ulang atau pemutakhiran data balita berat badan kurang (BB/U <-2
SD) diprioritaskan usia 6-23 bulan
Data sasaran balita usia 6-23 bulan merupakan sasaran riil di tingkat
kelurahan/desa
Puskesmas kecamatan yang membawahi puskesmas kelurahan/desa
melakukan rekapitulasi data sasaran puskesmas keluarhan/ desa
Data sasaran ini untuk mengajukan kebutuhan Taburia ke Dinas
Keehatan Kab/ Kota
14. Perhitungan Kebutuhan
Menghitung kebutuhan Taburia bagi balita usia 6-23 bulan
berdasarkan sasaran pendataan tahun lalu.
Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan sasaran Taburia
Balita usia 6-23 bulan dengan berat badan kurang
merupakan sasaran riil di tingkat kelurahan/desa
Rekapitulasi data riil tingkat kelurahan/desa merupakan data
sasaran di tingkat puskesmas
Data yang sudah disepakati digunakan untuk
mengajukan kebutuhan Taburia ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ditambah 10% untuk buffer stock
Jml sasaran penerima
Taburia x 15 saset x 4 bulan
+10%
15. Puskesmas :
Permintaan Taburia menggunakan formulir khusus yaitu formulir
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
Taburia sudah tersedia minimal 1 bulan sebelum pemberian
Taburia dilaksanakan.
Kabupaten/Kota :
Penyediaan Taburia di Kabupaten/Kota diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan 100% sasaran.
Taburia harus sudah tersedia di Kabupaten/Kota minimal 2 bulan
sebelum pelaksanaan distribusi.
Pengelola program gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
membuat rencana distribusi Taburia untuk Puskesmas dan
disampaikan ke pengelola Gudang Farmasi Kabupaten/ Kota atau IF
Mekanisme Penyediaan Taburia
16. Cara Penyimpanan Taburia di IF
Tempat penyimpanan harus bersih dan dilengkapi dengan rak/palet
Hindarkan dari sinar matahari langsung;
Simpan di tempat sejuk, kering, dan tidak lembab
Perhatikan tanggal kadaluarsa
Taburia yang masuk ke gudang lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu (First In First Out = FIFO
Taburia yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan berita acara penghapusan oleh
penanggung jawab gudang/instalasi farmasi.
Perhatikan tumpukan maksimal kardus, jarak kardus dengan dinding serta bebas binatang
pengerat
17. Cara Penyimpanan Taburia di Puskesmas
Tempat penyimpanan harus bersih, diletakkan di atas palet/rak dan diusahakan tidak menempel
dinding.
Hindarkan dari sinar matahari langsung
Simpan di tempat sejuk, kering, dan tidak lembab
Perhatikan tanggal kadaluarsa
Taburia yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan berita acara penghapusan oleh
penanggung jawab pengelola program gizi dan KIA
TABURIA DINYATAKAN RUSAK APABILA SASET BERLUBANG / SOBEK, WARNA
BERUBAH ATAU MENGGUMPAL
18. Cara Pendistrbusian di Puskesmas
Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum distribusi Taburia :
Pastikan Taburia tersedia cukup sesuai dengan kebutuhan.
Menggerakkan anggota masyarakat agar mendukung kegiatan pemberian Taburia.
Pastikan masyarakat memperoleh informasi tentang tempat dan tanggal pelaksanaan
pemberian taburia dan membawa KMS/Buku KIA.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada hari pemberian Taburia
Beri penjelasan tentang manfaat dan cara pemberian Taburia
Melaksanakan pencatatan sesuai dengan formulir balita penerima taburia (form
F1/Taburia).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah pemberian Taburia
Melaksanakan evaluasi kegiatan pemberian Taburia.
Melaksanakan supervisi kegiatan pemberian Taburia.
19. Cara Pendistrbusian di Kab/ Kota
Taburia sudah tersedia di Gudang minimla 2 bulan sebelum pelaksanaan distribusi.
Memastikan ketersediaan Taburia di Puskesmas minimla 1 bulan sebelum
pelaksanaan distribusi
Pendistribusian ke puskesmas mengikuti mekanisme yang berlaku di daerah
Untuk daerah yang terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) mekanisme
pendistribusian mengikuti system pelayanan kesehatan yang ada, mempersiapkan
dan melakukan pengiriman Taburia lebih awal
20. Pemberian Taburia
Kegiatan pemberian Taburia dilakukan
terintegrasi dengan pelayanan gizi dan kesehatan
lainnya seperti pemantauan pertumbuhan,
imunisasi, konseling MP-ASI, dll.
Pada setiap pemberian Taburia di posyandu
disertai dengan praktik pemberian taburia pada
Makanan yang baik
21. Sosialisasi Taburia
Sosialisasi merupakan bagian yang
sangat penting untuk meningkatkan
cakupan pemberian taburia.
Sosialisasi perlu dilakukan dalam
rangka menggerakkan seluruh lapisan
masyarakat agar mendukung kegiatan
pemberian taburia
22. Tujuan Sosialisasi Taburia
Menyebarluaskan informasi tentang taburia
Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat
Memperoleh dukungan dari lintas program dan lintas sektor terkait
Memperoleh dukungan dari organisasi kemasyarakatan (TOMA, TOGA, PKK,
dll) dan organisasi profesi
Menggalang kemitraan intensif dengan media masa dan kelompok potensial
23. Sasaran Sosialisasi
Sasaran langsung:
Keluarga sasaran penerima Taburia.
Sasaran tidak langsung:
TOMA, TOGA, organisasi masyarakat,
kader pemegang kebijakan dan
pengelola Program Gizi dan KIA
24. Pelaksanan Sosialisasi Taburia
penyebaran informasi secara formal dan informal
seperti melalui pelatihan, seminar, atau penyuluhan
Penyebaran media KIE seperti buku saku, poster,
leaflet, radio dan TV spot.
Penyebaran informasi dengan cara menyisipkan
pada kegiatan lain
25. Tiga Pendekatan SosialisasiTaburia
1. Pendekatan individu melalui konseling
2. Pendekatan kelompok melalui penyuluhan
3. Pendekatan massa, melalui penyebarluasan informasi
yang dapat menjangkau masyarakat luas, seperti: radio
dan TV spot, dan lain-lain sesuai kondisi daerah.
26. Pelaksana SosialisasiTaburia
Di Kab/ Kota : pengelola program gizi, promkes , IF
Di Tingkat Puskesmas penanggung jawab Gizi dan
KIA, Promkes dan pengelola farmasi
Di Tingkat Desa Aparat Desa , TOMA, TOGA ,
kader PKK dll
27. Pencatatan dan Pelaporan
1. Posyandu
Menggunakan Formulir Balita penerima taburia (Form F1 Taburia) dan
formulir distribusi dan pemantauan pemberian taburia (Form 2/ taburia).
2. Puskesmas
Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan menggunakan formulir
rekapitulasi distribusi dan pemantaun pemberian taburia (rek 1/ taburia)
dan diinput melui system ePPGBM
28. Cakupan Distribusi Taburia dan
Tingkat Kepatuhan
1. Jumlah balita yang mendapat taburia : adalah jumlah balita yang
mendapat taburia dalam kurun waktu dan wilayah tertentu
2. Tingkat Kepatuhan Pemberian taburia : Jumlah sasaran yang dapat
dan konsumsi Taburia lengkap dibagi jumlah sasaran yang mendapat
Taburia lengkap dikalikan 100%
29. Tujuan Pemantauan dan Evaluasi
Memastikan kegiatan distribusi Taburia berjalan sesuai dengan
rencana dan target yang diharapkan.
Mengidentifikasi puskesmas dan kelurahan/desa dengan cakupan rendah.
Mengidentifikasi sasaran yang tidak mendapat
Taburia dan mencari penyebabnya.
Memberikan umpan balik kepada tenaga kesehatan
Memberikan informasi tentang keberhasilan kegiatan Taburia yang
telah dicapai oleh tenaga kesehatan dan masyarakat.
Melihat dampak pemberian Taburia pada sasaran
Pemantauan dan Evaluasi Taburia
30. ketersediaan dan kelengkapan data sasaran
ketersediaan Taburia
kesiapan pendukung (dana, tenaga, pelatihan
tenaga kesehatan, sosialisasi dan mobilisasi
social, formulir pencatatan dan pelaporan,
tempat, bahan KIE, dll
Sebelum pelaksanaan Pemberian Taburia
31. Penggerakan sasaran
Tempat pelaksanaan
Kader dan tenaga kesehatan yang mendampingi
Pemberian Taburia yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lain
Kegiatan pendidikan gizi menggunakan media KIE yang ada
Data anak yang tidak menghabiskan Taburia
Data anak yang tidak datang ke posyandu
Data keluhan masyarakat selama pemberian Taburia pada sasaran
Saat Pelaksanaan Pemberian Taburia
32. Indikator yang digunakan dalam evaluasi meliputi:
Input:
Logistik meliputi jml & ketersediaan Taburia di tiap pelayanan & formulir pencatatan pelaporan.
Ketersediaan tenaga ( petugas promkes,pelaksana gizi dan KIA, petugas farmasi serta kader)
Ketersediaan dana operasional
Proses
Ketepatan jadwal pelaksanaan pemberian taburia
Jumlah dan ketepatan sasaran
Ketepatan pencatatan dan pelaporan
Output
Jumlah penerima taburia sesuai dengan logistic ketersediaan yang ada
Tingkat Kepatuhan Pemberian Taburia
Evaluasi Pemberian Taburia
33. Form F1/ Taburia
FORMULIR PENDATAAN SASARAN
Posyandu : .........................................................
Dasa Wisma : .........................................................
RT/RW : .........................................................
Desa/Kelurahan : .........................................................
Kecamatan : .........................................................
Bulan : .........................................................
No NIK
Nama
balita
Tanggal
lahir
(umur)
Jenis
Kelamin
BB
Awal
Alamat Keterangan