1. 1
“ PERAN BK DI SEKOLAH DALAM MENYIKAPI WESTERNISASI “
Oleh:
Musdin Musakkir
7315201026
STKIP MUHAMMADIYAH ENREKANG, SULAWESI SELATAN
ABSTRAK
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran guru BK di
sekolah dalam menyikapi westernisasi. Hasil kajian teoritis menunjukkan bahwa
sejarah masuknya gerakan westernisasi dimulai pada masa kolonial, dimana negara-
negara jajahan yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia
cenderung mengadopsi secara penuh budaya dan kebiasaan bangsa barat. Sementara
itu, di dunia pendidikan, gerakan westernisasi mulai tampak dari penggunaan
perangkat teknologi informasi yang tidak terkontrol. Hal tersebut menyebabkan para
peserta didik dapat dengan mudah mengakses laman luar negeri terutama konten
internet dari barat sehingga gaya hidup yang ditampilkan tersebut ditiru dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, pada sistem pendidikan, sekolah-sekolah lebih
banyak mengadopsi kurikulum dan metode pembelajaran bangsa Barat tanpa
menyesuaikan lebih jauh dengan budaya yang ada di Indonesia sebagai negara
berbudaya dan merupakan penduduk muslim terbesar.
Kata kunci: westernisasi, peran guru BK
2. 2
A. PENDAHULUAN
Pola kehidupan masyarakat
perlahan-lahan bergeser dan
berkiblat ke arah barat. Sistem
budaya barat telah dianggap
sebagai kebudayaan yang
modern dan maju sehingga
banyak negara-negara
berkembang ikut mengadopsi
hampir semua aspek yang berbau
kebarat-baratan. Indonesia,
negara dengan ragam budaya
yang melimpah, tidak luput dari
pengaruh tersebut. Secara umum,
perilaku meniru-niru kebiasaan
bangsa-bangsa barat dan
menjadikannya dominan dalam
kehidupan bermasyarakat pada
suatu negara disebut sebagai
Westernisasi.
Di zaman yang semakin
terbuka ini, pengaruh budaya
asing memang sulit untuk
dihindari. Ditambah, arus
globalisasi sangat
memungkinkan terjadinya
interaksi dan kontak budaya
antar negara. Interaksi tersebut
bisa terjadi melalui proses
pertukaran pelajar, perkawinan
dengan warga negara asing, film-
film di televisi dan bioskop,
maupun kunjungan wisatawan
asing. Hal tersebut menyebabkan
percampuran budaya tanpa
filterisasi. Lemahnya upaya
dalam membendung arus budaya
tersebut berdampak pada
hilangnya kebanggaan terhadap
budaya bangsa sendiri. Budaya
Barat yang menghendaki
perilaku bebas tanpa aturan
moralitas juga membuat
masyarakat Indonesia tidak
segan lagi melanggar batas-batas
dan norma agama.
Di Indonesia, sebagai
negara dengan mayoritas
penduduk beragama Islam sangat
jelas terlihat pola westernisasi.
Aturan-aturan agama dalam
Islam (syariat) yang eksklusif
menjadikannya sasaran utama
dari westernisasi. Beberapa
dekade sebelumnya, kita masih
bisa membedakan kaum muslim
dengan umat non muslim yang
lain. Hal tersebut terjadi karena
3. 3
saat itu aturan agama masih
dipatuhi. Contoh lain, jilbab
sebagai busana khas kaum
perempuan (muslimah)
memberikan ciri tersendiri bagi
perempuan beragama Islam.
Kini, hampir sulit membedakan
mana yang muslim dan yang
bukan muslim karena gaya hidup
terutama busana sudah sama
antara umat muslim dengan
umat non muslim yang lain.
Muhammad Hamid An-
Nashir dalam bukunya
Modernisasi, Liberalisasi, dan
Westernisasi” mengemukakan
pengertian westernisasi sebagai
berikut : “ Gerakan westernisasi
adalah sebuah propaganda
lengkap yang memiliki aturan,
misi dan berbagai sarana dan
prasarana yang didukung oleh
banyak gerakan yang mana
gerakan terpentingnya adalah
kristenisasi yang sering disebut
(penyampaian kabar gembira)
dan orientalisme. Dengan
demikian, pola modernisasi barat
yang sangat bertentangan dengan
agama Islam akan merusak nilai-
nilai moral umat Islam.”
Pada aspek pendidikan,
terutama di sekolah menengah,
hampir tidak bisa dipungkiri lagi
dampak negatif yang
ditimbulkan oleh westernisasi.
Dari mulai pakaian, alat-alat
teknologi, hingga pergaulan
bebas semua terjadi akibat
westernisasi. Karena pendidikan
merupakan hal yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat,
terlebih peserta didik adalah
penerus generassi selanjutnya,
perlu peran pendidik untuk
mengarahkan dan memberikan
pemahaman kepada peserta didik
mengenai dampak westernisasi.
Di lingkungan sekolah, semua
pihak harus terlibat aktif dalam
membendung arus westernisasi
dan memastikan para generasi
muda lebih mencintai budaya
bangsanya sendiri daripada
budaya barat. Terlebih, tugas
tersebut lebih tepat dipikul oleh
guru BK sebagai bagian dari
fungsinya sebagai pembimbing
4. 4
siswa di sekolah. Guru BK harus
paham apa dampak westernisasi
dan mampu menyikapi
pengaruhnya di lingkungan
pendidikan.
Berdasarkan fenomena
tersebut, penulis ingin lebih jauh
melihat peran guru BK dalam
menyikapi westernisasi di
lingkungan sekolah. Lebih
lanjut, apa upaya apa yang harus
dilakukan oleh guru BK untuk
meminimalisir pengaruh
westernisasi di sekolah.
B. WESTERNISASI DI
LINGKUNGAN
PENDIDIKAN (SEKOLAH)
Pengertian Westernisasi
Kata Westernisasi berasal
dari kata westernize yang berarti
“membaratkan”. Perilaku
meniru-niru kebiasaan dan
budaya orang-orang Barat.
Koentjaraningrat mengatakan
:westernisasi itu adalah usaha
meniru gaya hidup orang Barat
secara berlebihan, meniru dari
segala segi kehidupan baik dari
segi fashion, tingkah laku,
budaya dan lainnya.
Jadi, westernisasi adalah
perbuatan yang dilakukan
dengan cara meniru-niru
kebiasaan orang-orang barat,
baik gaya hidup, pergaulan, dan
tingkah laku mereka tanpa
filterisasi dan cenderung
mengadopsinya secara
keseluruhan.
Sejarah Westernisasi
Imperialisme dan
kolonialisme yang terjadi di
Indonesia dalam jangka waktu
lama berdampak luas terhadap
kehidupan masyarakat. Dampak
tersebut terjadi pada semua segi
kehidupan masyarakat. Sebagian
pakar sejarah Islam mengatakan
bahwa proses westernisasi ini
terjadi sejak abad 19 Masehi.
Hal tersebut membuktikan
bahwa pengaruh westernisasi
telah secara langsung dilakukan
oleh para penjajah di masa itu.
Di kalangan masyarakat
muslim, pengaruh westernisasi
5. 5
terlihat dari adanya upaya
westernisasi yang berlangsung
dalam dua periode: Pertama,
ketika masa kepemimpinan
Abbasyiah ke-II. Bangsa arab
ketika itu memasuki masa
kemunduran terutama di bidang
perpolitikan dan ekonomi.
Akibatnya, terjadi pergeseran-
pergeseran nilai agama
dikarenakan takluknya wilayah-
wilayah Islam. Dengan begitu,
gerakan keagamaan perlahan
mulai luntur dan mengikuti pola
kehidupan bangsa penakluk.
Kedua, westernisasi
muncul akibat adanya
perpecahan diantara khalifah-
khalifah Islam saat masa Turki
Usmani. Hal tersebut
memberikan peluang yang luas
dalam gerakan modernisasi-
westernisasi.
C. Pengaruh Westernisasi di
Lembaga Pendidikan
Sejak abad ke-19 Masehi,
gerakan westernisasi sudah
mulai menyentuh lembaga
pendidikan yang dipimpin oleh
Muhammad Ali di Mesir.
Pemikirannya mengarahkan pola
pendidikan di negara Islam
tersebut menyerupai kebiasaan-
kebiasaan bangsa barat. Hingga
kini, negara-negara Islam pun
lebih cenderung mengikuti pola-
pola tersebut meskipun pada
kenyataannya, sistem pendidikan
yang dianut oleh bangsa Barat
belum tentu sesuai dengan
kebudayaan di negara-negara
Islam, terlebih di Indonesia
sendiri.
Salah satu alasan mengapa
pengaruh westernisasi di dunia
pendidikan kita adalah kuatnya
arus dan faktor perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
yang pesat sehingga negara-
negara Islam yang mengalami
kemunduran mau tidak mau ikut
mengadopsi pemikiran dan
sistem pendidikan negara barat.
Kesempatan tersebut
dimanfaatkan oleh bangsa Barat
untuk memengaruhi pemikiran
masyarakat dan pelajar Islam
yang belajar di luar negeri agar
6. 6
ketika kembali ke negara
asalnya, pemikiran tersebut
ditularkan kepada masyarakat
semua lapisan terutama juga di
lingkungan pendidikan.
Sebagai buktinya, kita
dapat melihat banyak lembaga-
lembaga pendidikan sekarang
yang justru bangga mengadopsi
sistem pendidikan Barat tanpa
menyesuaikan dengan budaya
lokal nusantara. Misalnya, kini
bisa kita lihat di kelas-kelas para
peserta didik dengan bebas
bergaul dan bercampur antara
laki-laki dan perempuan dalam
satu kelas, pengurangan jumlah
jam pelajaran agama dan lebih
banyak menggunakan teknologi,
ataupun kurikulum model
pendidikan Barat. Dengan
begitu, mutu lulusan lebih
cenderung berpikir kebarat-
baratan.
Faktor lain yang
mempengaruhi timbulnya
westernisasi pada pendidikan di
Indonesia adalah faktor
informasi dan yang datangnya
melalui audio visual. Disamping
itu juga melalui kontak sosial
terutama sekali di daerah-daerah
pusat industri dan
kepariwisataan. Kemajuan-
kemajuan yang sangat besar
dalam bidang komunikasi
menyongsong timbulnya era
informasi secara global, artinya
tidak ada satu bangsa pun di
dunia ini menutup diri dari era
informasi. Tuntutan
perkembagan zaman yang
menghendaki pola kehidupan
yang lebih maju dari segala segi
kehidupan mengakibatkan
perubahan-perubahan di sektor
ekonomi dan sistem sosial
budaya masyarakat. Namun yang
sangat mengkhawatirkan adalah
perubahan sistem sosial budaya
ini cenderung kebarat-baratan.
D. Peran Guru BK dalam
Menyikapi Westernisasi
Dikaitkan dengan era
globalisasi dan informasi yang
digambarkan pada pembahasan
sebelumnya, perubahan-
perubahan yang dibawa oleh
7. 7
globalisasi dan modernisasi akan
lebih deras lagi menggoncang
masyarakat dan sekolah sebagai
lembaga pendidikan. Akibat
yang akan timbul ialah semakin
banyaknya individu, anak-anak
dan remaja peserta didik di
sekolah, para pemuda serta
warga masyarakat lainnya yang
dihimpit oleh berbagai tantangan
dan ketidakpastian, terlempar
dan terhempas oleh berbagai
harapan dan keinginan yang
tidak terpenuhi (Prayitno:2004)
Di sekolah pada umumnya,
gerakan westernisasi lebih
banyak menyentuh aspek budaya
(gaya hidup) dan penggunaan
teknologi (gadget) yang kurang
bijak. Penyalahgunaan teknologi
yang dimaksud seperti
penggunaan ponsel untuk
menonton hal-hal yang kurang
mendidik, chatting berlebihan
hingga lupa waktu belajar, dan
sebagainya. Untuk memberikan
pemahaman sekaligus
pencegahan terhadap perilaku
tersebut, guru BK harus terlibat
aktif dalam menjalankan
fungsinya.
Program pelayanan BK
berusaha untuk dapat
menemukan antara kemampuan
individu dengan cita-citanya
serta dengan situasi dan
kebutuhan masyarakat. Dengan
demikian, dalam kondisi yang
seperti inilah dirasakan perlunya
peran BK yang memfokuskan
kegiatan dalam membantu
menghadapi tantangan
globalisasi dan informasi saat
ini. Hal tersebut akan berdampak
luas terhadap seluruh aspek
kehidupan. BK merupakan
proses upaya membantu individu
untuk mencapai
perkembangannya secara
optimal. Yang pada intinya BK
merupakan suatu upaya bantuan
terhadap individu untuk
membantu mengoptimalkan
perkembangan dalam
kehidupannya serta membimbing
individu agar mengetahui atau
mengerti dirinya sendiri,
mengarahkan, merealisasi,
8. 8
mengembangkan potensi, serta
mengaktualisasi dirinya sendiri
dan juga melalui tugas-tugas
perkembangannya dengan baik.
Oleh karena itu, BK juga
memerlukan suatu penyesuaian
dengan kemajuan tetapi tidak
serta merta mengadopsi secara
keseluruhan tanpa filter.
Oleh karena, konselor
dituntut untuk dapat mahir serta
terlatih dalam penggunaan dan
penerapan konseling melalui
media teknologi untuk
mengimbangi kebutuhan
konseling siswa yang lebih
menguasai teknologi agar tidak
disalahgunakan. Upaya tersebut
misalnya dengan memfasilitasi
klien dalam mengembangkan
potensi serta memahami dirinya
termasuk mengoptimalkan
perkembangannya.
Untuk menyikapi
westernisasi khususnya dalam
penggunaan teknologi informasi
di lingkungan sekolah, guru BK
dapat memberikan layanan
pemahaman sebagai upaya
preventif. Layanan tersebut dapat
berupa penguatan pemahaman
agama, bimbingan kelompok,
konseling lintas budaya, maupun
layanan informasi tentang
penanaman nilai-nilai agama,
kebudayaan, dan nasionalisme.
Dengan begitu, diharapkan akan
lahir kesadaran peserta didik
tentang perlunya kebanggaan
terhadap budaya bangsa.
E. KESIMPULAN
Westernisasi adalah proses
meniru-niru kebudayaan bangsa
barat. Westernisasi memengaruhi
berbagai aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara
terutama terancamnya budaya
bangsa sebagai identitas. Aspek
yang tidak kalah penting untuk
diperhatikan adalah aspek
pendidikan dimana kaum pelajar
atau peserta didik lebih
cenderung mengikuti pola hidup
dan kebiasaan barat melalui
tontonan di televisi, bioskop,
pertukaran pelajar, kunjungan
wisatawan.
9. 9
Selain itu, penggunaan
teknologi juga ikut andil dalam
proses terjadinya westernisasi.
Dengan mengakses berbagai
laman luar negeri, secara tidak
sengaja para pelajar dengan
mudah melihat langsung pola
dan gaya hidup orang-orang
Barat. Olehnya itu, perlu peran
guru BK dalam menyikapi arus
westernisasi di lingkungan
sekolah. Salah satu upaya dalam
membendung arus westernisasi
di lingkungan pendidikan adalah
dengan memberikan perhatian
yang cukup kepada peserta didik.
Adapun layanan yang bisa
diberikan adalah berupa layanan
konseling lintas budaya,
bimbingan kelompok, dan
layanan informasi seputar
pemahaman agama,
nasionalisme dan kebudayaan.
F. SARAN
Perlu adanya upaya
pencegahan dan pemahaman
sejak dini dari para pendidik
khususnya yang berprofesi
sebagai guru BK dalam
menyikapi maraknya dan
meluasnya gerakan
westernisasi di lingkungan
sekolah.
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
Hamid An-Nashir, Muhammad. 2016. Modernisasi, Liberalisasi, dan
Westernisasi Ajaran Islam. Jakarta: Darul Haq
Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PN Reneka Cipta
Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta