1. Memandikan jenazah hukumnya fardu kifayah. Yang dimaksud fardu kifayah
adalah suatu kewajiban yang apabila telah ditunaikan oleh seorang saja, maka
menggugurkan kewajiban muslim lainnya dalam satu wilayah tersebut. Jika
tidak ditunaikan, maka semua orang di daerah tersebut berdosa.
Kewajiban memandikan jenazah adalah membasuh seluruh badan jenazah
dengan satu kali basuhan. Adapun mengulang basuhan sampai tiga kali
hukumnya sunnah menurut kesepakatan ulama.
Ulama juga sepakat bahwa meninggal dunia karena wabah termasuk kategori
syahid. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad :ﷺ
ِبَس يِف ُديِهَّشال َو ،ِْمدَهْال ُب ِاحَص َو ُق َِرغْال َو ،ُونُطْبَمْال َو ،ُونُعْطَمْال ٌةَسَْمخ ُءاَدَهُّشالِِ ي
ِ َّاّلل
Syuhadaitu ada lima, orang yang terkena wabah, orang yang sakit perut,
orang yang tenggelam, orang yang terkena robohnya bangunan, dan syahid di
jalan Allah. (HR. Bukharino. 2829)
Seorang muslim yang wafat disebabkan wabah penyakit dikategorikan sebagai
syahid akhirat.
Imam An-Nawawiberpendapat:
ُثِلاَّالث َوُطْبَمْال َو ٍِ َاتِق ِرْيَغ ْنِم اًمْلُظ ِِ وُتْقَمْالَك ْطَقَف ِةَر ِاآلخ ِمْكُح يِف ٌدْيِهَشاََذ ِن ْو
ِونُعاَّطْالِب َاتَم اََذ ِونُعْطَمْال َو ِنْطَبْالِب َاتَم.
Ketiga, syahid dalam hukum akhiratsaja, seperti orang yang dibunuhsecara
aniaya tanpa peperangan, orang yang sakitperut jika meninggalkarena
perutnya (yang sakit), orang yang terkena wabah jika meninggalkarena wabah.
KH. Said Aqil Siradj mengatakan bahwa syariat Islam telah mewajibkan
kepada kaum muslim harus menghormati jenazah sesama orang Islam. Karena
itu, siapa pun jenazah itu dari umat Islam, maka ia harus diperlakukan dengan
penuh penghormatan dan penghargaan. Jenazah tidak boleh diremehkan atau
mendapatkan penghinaan.
Karena itu, hukum jenazah seorang muslim yang meninggal dunia karena
wabah Covid-19, misalnya, ia harus tetap diperlakukan sebagaimana jenazah
muslim yang lain pada umumnya. Yaitu wajib dimandikan, dikafani, dishalati,
dan dikubur secara layak.
Tentu, terkait ketentuan memandikan, mengkafani, dan menshalati harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan ahli dalam soal wabah Covid-19, dan
tidak boleh dilakukan oleh orang awam dalam soal tersebut.
Dengan demikian, Islam tidak membolehkan membakar atau mengkremasi
jenazah seorang muslim yang terpapar Covid-19.
Syeikh Ibrahim Al-Bajuri berpendapat:
ِهْيَلَع ىَّلَصُي َو ُنَّفَكُي َو ُِ َسْغُيَف ِديِهَّشال ِرْيَغَك َوُهَف ْطَقَف ِةَر ِاآلخ ُديِهَش اَّمَأ َوُنَفْدُي َو
Adapun syahid akhiratsaja, maka ia (hukumnya)seperti bukan syahid, ia
dimandikan, dikafani,dishalatkan, dan dikubur.
Sementara Syeikh Wahbah Az-Zuhali berkata:
2. ْيَلَع ىَّلَصُي َو ُنَّفَكُي َو ُِ َسْغُي ْمُهْنِم َد ِاح َوْال َّنَأ اَيْنُّدال يِف ِاءَدَهُّشال ِء ََلُهؤ ُمْكُح َواًقاَفِفتِا ِه
َىت ْوَمال َنِم ِه ِرْيَغَك
Hukum para syuhada inidi dalam dunia bahwasetiap satu orang dari mereka
dimandikan, dikafani,dan dishalatkanberdasarkankesepakatan ulama
sebagaimana orang-orang matilainnya.