SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
KEMENANGAN YAHWISME
Oleh:
Moses Christianto
6 Pokok yang dibicarakan:
1. Landasan kesatuan suku-suku Israel
2. Pendudukan tanah Kanaan
3. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
4. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan
Yahwisme
5. Perkembangan Kultus
6. Kaum Nazir
I. Landasan kesatuan suku-suku Israel
Faktor pemersatu suku-suku Ibrani kuno
timbul dari kekompakan mereka, yaitu
melalui pengikat motif agamawi
I. Landasan kesatuan suku-suku Israel
 Pola nomadis bertemu dengan pola agraris
Selama berabad-abad, suku-suku di padang gurun telah
menduduki perbatasan tanah pertanian dan memanfaatkan
penghasilan wilayah tersebut, mulai dari hasil-hasil
pertaniannya kemudian hasil-hasil perkotaannya. Hal ini
yang membuat kelompok-kelompok sosial yang dulu sangat
berbeda, melebur menjadi satu.
Perkembangan rohani dan agamawi Israel disebabkan oleh
adanya pertentangan antara masyarakat agamawi baru yang
muncul di padang gurun dengan kebudayaan yang
berlandaskan pertanian dan perkotaan
Pada periode pra-Israeli, persatuan di Sikhem didasarkan
hubungan perjanjian antara penduduk Kanaan asli dan
penduduk Hewi pendatang yang sama-sama beribadat
kepada Baal-Berith ilah utama kota Sikhem
I. Landasan kesatuan suku-suku Israel
Pada zaman hakim-hakim, kelompok-kelompok tertentu
dengan suku Israel yang sudah menerima Yahweh sebagai
Allah, ternyata masih menjalin hubungan perjanjian dengan
Sikhem, persetujuan saling mengambil (pernikahan),
tetapi akhirnya berkembang menjadi suatu mufakat di
hadapan Baal-Berith (Hak 8:29, ps. 9)
I. Landasan kesatuan suku-suku Israel
 Dinamika Yahwisme berhadapan dengan
kebudayaan Kanaan
Kelompok pendatang yang nilai kebudayaannya lebih rendah harus menyesuaikan diri dengan kebudayaan di daerah tersebut.
Kelompok pendatang yang nilai kebudayaannya lebih rendah
harus menyesuaikan diri dengan kebudayaan di daerah
tersebut
Untuk mempertahankan identitasnya, pendatang harus
memiliki atau dikuasai oleh suatu norma sendiri. Suatu norma
yang dinamis, sehingga dapat menutupi keterbelakangan
kebudayaan dan mengikat pendatang itu menjadi persekutuan
yang homogen
Mereka harus dikuasai dinamika rohani yang kuat.
I. Landasan kesatuan suku-suku Israel
Masuknya Israel ke Kanaan tidak hanya merupakan
konfrontasi antar agama dan kebudayaan padang
gurun dengan kebudayaan pertanian dan perkotaan,
tetapi konfrontasi kelompok Musais, penganut
Yahwistis dengan kebudayaan Kanaani penganut
agama Baal.
II. Pendudukan Tanah Kanaan
Jauh sebelum zaman Yosua, sudah ada kelompok suku
Ibrani yang menduduki Kanaan
Suku-suku yang datang lebih awal berada dalam transisi
dari semi nomadis ke pertanian
Proses asimilasi sudah dimulai, dengan berpartisipasi dalam
agama El, mengunjungi kuil/bait El, walaupun ada juga yang
tetap mempertahankan adat-istiadat nenek moyang mereka
 Suku-suku Ibrani yang paling awal memasuki Kanaan
II. Pendudukan Tanah Kanaan
Alt dan Noth menekankan bahwa suku-suku Ibrani
memasuki Kanaan dengan perlahan dan damai
Menurut metode Traditionsgeschichte Noth, sumber-sumber
yang paling otentik ialah tradisi suku-suku, tradisi setempat
dan tradisi-tradisi kuil/bait
Metode Traditionsgeschichte sukar untuk mengakui peranan
Yosua sebagai penakhluk Kanaan pada umumnya,
kemenangan-kemenangan besar yang ada menimbulkan
kecurigaan.
 Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
II. Pendudukan Tanah Kanaan
Perlu diakui bahwa prosedur yang dipakai
Traditionsgeschichte yaitu bertolak dari tradisi suku-suku
setempat adalah sah, namun kurang mementingkan faktor-
faktor kesejarahan dan keagamaan dalam tradisi kuno
Misalnya dalam proses perebutan tanah, dinamika rohani
yang khas dipertahankan suku-suku Israeli baru yang
memasuki Kanaan dibawah inspirasi ide-ide Yahwistis
adalah faktor penting
 Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
II. Pendudukan Tanah Kanaan
Suku-suku yang sudah lama di Kanaan diajak untuk menyadari
ciri khasnya dan dirangsang untuk agresif terhadap golongan-
golongan Kanaani.
Contoh: Pertempuran yang dipimpin Debora dan Barak
merupakan dinamika baru yang menggerakkan suku-suku Israel
pada waktu itu yang menanamkan suatu semangat utk bekerja
sama di bawah bimbingan seorang nabi yang dikuasai oleh Roh
Allah.
Roh yang menggerakkan Debora dan kelompok-kelompok
tersebut, identik dengan roh yang menuntun suku-suku tersebut
lolos dari Mesir, kemudian dijadikan pasukan-pasukan Yahweh
dalam perjanjian Sinai
 Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
II. Pendudukan Tanah Kanaan
Suku-suku Ibrani yang sudah lama di Kanaan itu tampaknya
menjadi lebih militan setelah tibanya kelompok Yahwestis
Kelompok-kelompok Yahwistis mendirikan pusatnya di Gilgal
dan dari situlah kemudian menjalar ke Palestina Tengah dan
Palestina Selatan.
Suku-suku Yusuf dan Yehuda adalah pendukung kuat
Yahwisme.
Yosua dan Kaleb meripakan pemimpin-pemimpin Yahwistis
sesudah kematian Musa.
 Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
II. Pendudukan Tanah Kanaan
Yosua memimpin suku-suku Ibrani menerobos Palestina
Tengah. Kaleb memimpin kelompok memasuki Palesyina
Selatan serta merebut kota Hebron dan Kiryat-Sefer.
Yosua berjasa menarik suku-suku Ibrani menjadi suatu
persekutuan perjanjian dan menurut Noth, Yosua berperan
dalam mendirikan amfiktioni Sikhem
 Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
II. Pendudukan Tanah Kanaan
Walaupun belum cukup kuat bukti riwayat perebutan tanah dalam
kitab Yosua, juga hasil penggalian arkeologi di Yerikho dan Ai
memberi kesan bahwa kota-kota tersebut tidak dihancurkan oleh
suku-suku Israel
Namun peninggalan di Lakhis, terutama di Hazor mendukung
kitab Yosua yang menggambarkan keadaan Kanaan stelah
kelompok Yosua masuk
 Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
Teori Noth, bahwa Israel
memasuki Kanaan secara damai
perlu disoroti lebih teliti
II. Pendudukan Tanah Kanaan
Gejala yang nampak dalam situasi yang baru, ialah
pemersatuan suku-suku itu, dibahwah bimbingan penganut
Yahwisme, menjadi suatu amfiktioni
Berarti pengaruh Yahwisme makin terasa di bidang
organisasi dan agama juga susunan hidup masyarakat.
Yahwisme berkembang cepat, dalam jangka 100 tahun
menjadi dominan dalam hidup kerohanian suku-suku Israeli,
tanpa bantuan organisasi
 Peranan Amfiktioni
1. Yahwisme Resmi
2. Yahwisme Rakyat
3. Yahwisme Agresif
III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
1. Yahwisme Resmi
 Yahwisme adalah pembimbing baru untuk suku-suku Israel kuno
 Yahwisme membrikan isi dan makna baru dalam kehidupan
suku-suku Israel, yaitu bimbingan Yahweh dan Torah (petunjuk
Yahweh)
 Gairah rohani dalam Yahwisme beda dengan agama patriarkh,
yaitu kepercayaan kepada Theos Patroos dan agama El.
 Dinamika Yahwisme baru nampak pada oknum-oknum
karismatis di bawah bimbingan Roh Yahwe, misalnya Debora
dan beberapa para Hakim.
III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
“Pengerohan” dengan “ruah Yahweh” menyanggupkan oknum
karismatik itu mengerjakan karya keselamatan yang hebat , juga
membawa mereka memerangi kuasa-kuasa non-Yahwistis,
seperti ibadat Baal (Hak 6) dan pemujaan terhadap ilah-ilah
asing (Hak 5:8)
 Oknum karismatik menarik kesimpulan bahwa hanya Yahweh
sajalah yang berhak atas gelar “raja”, sehingga gelar tersebut
tidak patutu untuk manusia (Hak 8:22, 9:8)
 Ada banyak titik pertentangan dan antara Yahwisme dengan
agama Kanaani, sehingga ada aturan yang melarang
berpartisipasi dalam kultus ilah-ilah lain (Kel 22:20, 23:13, Bil
25:3)
 Yahwisme memiliki kekhasan dalam sosio-agamani. Albright
mencatat bahwa dalam lapis-lapis Israeli kuno yang telah digali
secara arkeologis, yaitu Betel, Gibea, Mizpa, Silo, dll tidak
terdapat patung-patung lambang Astarte atau jimat-jimat
 Yahwisme sebagai penghancur kerukunan sosio-agamani kuno,
memecahkan kesatuan rohani yang telah berabad-abad antara
kebudayaan Kanaani dengan suku-suku Israel yang sudah lama
di Kanaan
 Dapat dipastikan bahwa tempat-tempat keramat kuno, yang
memiliki kuil El dan Baal (Betel, Sikhem, Dan, Tabon, Bersyeba,
Hebron) tidak tunduk 100% kepada yahwisme
III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
 Kemajuan Yahwisme terdapat juga proses asimilasi yang
memiliki arti besar. Contoh, nama Baal dikenakan kepada
Yahweh, misalnya: anggota keluarga Saul, Isybaal dan Mefibaal,
Yerubaal.
 Dalam Hakim-hakim 17-21 menggambarkan disamping ada
agama resmi, terdapat juga agama rakyat
III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
2. Yahwisme Rakyat
Bentuk Yahwisme yang ketiga ini jarang nampak, tetapi ada
contoh-contoh bahwa Isarel pada periode awal terdapat unsur
kekerasan dengan maksud untuk mempertahankan tradisi
Yahwistis dengan senjata dan memberantas gerakan yang
berlawanan dengan Yahwisme
III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
3. Yahwisme Agresif
III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
Peran Lewi yang asli
 Sejak semula kaum lewi merupakan pembela-pembela tradisi
Yahwis, fungsi pembelaan itu dipertahankan sampai zaman
kerajaan (I Raj 12:31)
 Suku Lewi yang merangsang suku-suku Israel untuk bersama-
sama menghukum suku Benyamin
 Imam Pinehas yang merupakan kaum Lewi, bertindak
menjatuhkan hukuman atas pelanggaran hukum (Bil 25:6)
III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
Asal dan arti kata “Lewi”
 “Lewi” ialah orang yang ada dalam ikatan perjanjian dengan
Allah atau orang yang sudah memasrahkan diri kepada Allah
 Maka pada periode Yahwistis, ada sekelompok orang yang
mengabdikan diri secara total pada kultus Yahweh dan
pendukung Musa yang penuh gairah
 Kaum Lewi mula-mula merupakan suatu imamat kuno
dikalangan Keni
• Kelompok Yahwisme yang militan, tidak agresif terhadap dunia
luar, tetapi mengarahkan perhatian bagi kaum Israel itu sendiri
• Mereka juga bersiap untuk mempertahankan diri terhadap
perlawanan, dengan keyakinan bahwa dengan seperti itu
sedang turut dalam “perang Yahweh”
• “Perang suci” tercermin dalam kegiatan Israel sesudah keluar
dari Padang Gurun
• Praktik perang suci memang ada, walaupun tidak memainkan
peranan penting (perang mealwan Amalek, Kel 17:8)
• “Perang Yahweh” mula-mula dipakai sehubungan dengan
perang mealwan Moab, ketika Israel akan memasuki Kanaan
Yahwisme yang agresif merupakan landasan
“perang Yahweh”
 Sebelum pertempuran, pejuang meminta orakulum Yahweh
 Para penyair melontarkan kutukan terhadap musuh
 Para pejuang dihibur dengan nyanyian kemenangan Yahweh (Hak
5:12)
 Senjata perang disucikan sebagai persiapan, dan para pejuang
menyucikan diri dengan menghindarkan diri dari hubungan
seksual(2 Sam 21:5)
 Yahweh sendiri mengawali barisan perang (Hak 14: 14; I Sam 4)
Teriakan “ demi Yahweh dan demi pemimpin” diserukan (Hak 7:18),
kemudian langsung bertempur
 Pada periode berikutnya, para pejuang menyanyikan lagu seperti
dalam Maz 2 bersahut-sahutan
 Dalam suatu pertempuran yang sangat berbahaya, pejuang
mengangkat sumpah, dan sehabis perang rampasannya diserahkan
kepada Yahweh
Ciri-ciri Perang Yahweh:
 Tidak semua perang dianggap suci, terdapat juga perang
sekuler , yang bertujuan untuk merebut tanah (negeri, daerah)
saja (I Sam 21:5)
 Perang dianggap suci apabila tujuan utamanya mencegah
ancaman terhadap hidup bangsa Israel
Batas-batas perang Yahweh:
Hubungan Yahweh dan “perang Yahweh”
 Kemenangan-kemenangan dalam perang suci disebut tsiqoth
Yahweh, yaitu tindakan-tindakan Yahweh yang mengerjakan
keadilan bagi umat-Nya.
 Peride padang gurun >>>>> Yahweh sebagai Allah pegunungan
yang sorgawi dan dahsyat
 Bagi kelompok suku-suku yang tertindas >>>>> sebagai
pembebas
 Mengikat suku-suku Isarel >>>>> Yahweh sebagai pembela
 Kuasa dan kesetiaan Yahweh pada masa kepicikan, sungguh
meyakinkan. Pada periode ini, patung-patung kerub dipasang
pada tabut. Konsep kerub diambil dari kebudayaan kanaani
IV. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan
Yahwisme
 Ciri-ciri El dialihkan kepada Yahweh. Disamping ciri-ciri yang diambil Yahweh
dari dunia politik dan militer, ada sifat yang diambil-Nya dari El dan Baal
 Apabila mereka menerima Yahwisme, maka terjadi peleburan ciri “Allah
nenek moyang”dan cirri El, sehingga Yahweh dapat menjadi Allah pencipta
yang maha bijaksana dan dapt mengambil alih nama-nama El, Elohim dan
Elyon.
 Pada akhir periode tersebut (perpindahan pola nomadis ke agraris),
Yahwisme bertemu dengan mitologi Asia Barat Daya kuno.
 Israel belajar tentang naga-naga mitologis, tentang Lewitan (Yes 27:1) dan
Rakhab, naga laut (yes 51:9; Maz 89:11; Am 9:3)
 Mitologi tersebut dikaitkan dengan nama Yahweh, sehingga Yahweh
mengambil alih peran El sebgai Pembunuh naga dan Pencipta alam.
 Yahwisme mencapai ciri khasnya di tengah kesusastraan dan pandangan
dunia yang lazim di Asia Barat daya kuno
 Yahwisme mengambil alih kebudayaan Asia barat Daya kuno, setelah
terlebih dahulu membersihkannya dari segala anasir yang tidak sesuai
dengan Yahwisme
IV. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan
Yahwisme
 Jarak antara Yahwisme dan Baalisme sangat jauh, sehingga
pengarang-pengarang di Israel tidak perlu menggariskan dengan
tegas perbedaan pandangan antara Baalisme dan Yahwisme.
 Cara terbaik untuk memprotes Baalisme ialah menjauh dari segala
seluk beluknya
 Baalisme berpengaruh karena berkaitan dengan kemajuan sosial
 Kebiasan-kebiasaan Baalisme bertujuan untuk menyuburkan
proses pertumbuhan serta mencegah bahaya-bahaya yang
mengancam.
 Proses-prose Baalisme memuat unsur mantra, korban tuangan,
korban-korban binatang, dan perbuatan simbolik dalam bidang
seksual yang dianggap mutlak perlu supaya pertumbuhan tetap
subur
 Jadi Baalisme dianggap faktor mutlak dalam lingkungan pertanian
 Kuatnya pengaruh Baalisme, sehingga tidak bisa diberantas
sepanjang sejarah Israel
IV. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan
Yahwisme
 Akibat dari pertentangan dengan Baalisme itu ialah hukum-hukum
seksual sangat diperketat di Israel (Im 18, 20) dan melarang wanita
memainkan peranan dalam kultus resmi
 Adanya qedosyoth atau pelacur-pelacur sakral (pelacur bakti)
dalam Baalisme, mengakibatkan wanita dilarang memasuki bait
Yahweh
 Cara untuk menolak Baalisme adalah dengan menolak kebiasaan-
kebiasaannya yang tidak cocok dan dengan mengambil alih
unsur-unsur Baalisme yang dapat disesuaikan dengan Yahwisme
 Lambat laun Yahweh memperoleh berbagai gelar yang dulu
dipakai
El dan Baal, misalnya gelar “melekh” (raja), kemudian menjadi
gelar
Konsep “istana kerajaan”
 Yahweh menjadi pemenang dalam persaingan dengan El dan
Baal, ilah-ilah lain menjadi hamba Yahweh
 Timbul konsep “istana kerajaan”, Yahweh penguasa mutlak ilah-
ilah yang ada di sekitarnya
 Semua ilah-ilah Kanaani berdiri sendiri dengan nama dan tabiat
sendiri, namun tidak diperkenankan mempunyai pendapat
sendiri
 Pasukan-pasukan di sekitar Yahweh disebut “tsebaoth”, yaitu
“pasukan-pasukan sorgawi”, pasukan tersbut kadang-kadang
diidentikkan dengan bintang-bintang, dalam konteks lain
digambarkan sebagai oknum-oknum rohani yang mondar-mandir
di atas bumi atau di bawah bumi (kel 20:4)
V. Perkembangan Kultus
 Keanekaragaman kultus disebabkan karena suku-suku Israel
yang telah lebih dulu di Kanaan, telah mengadakan hubungan
dengan kuil tertentu pada zaman para patriarkh, maka banyak
upacara kuno yang terlanjur dipertahankan dan dikembangkan.
 Keanekaragaman ini menjadi sumber ketegangan yang terasa
pengaruhnya sepanjang sejarah
V. Perkembangan Kultus
Hukum Kultis
 Dasa titah ritual merupakan hukum kultis terkuno yang tersusun
dalam periode sesudah agama Yahwis mulai berpengaruh (kel
34; 20:23; 23:12-23)
 Hukum tersebut untuk masyarakat agraris, hal ini tampak dari
pengaturan masa raya, yaitu masa raya musim semi (awal dan
akhir panen gandum), masa raya musim gugur, masa raya
panen buah-buhan (kel 38:18, 21-23; 23:14-17)
 Masing-masing masa raya mengandung unsur persembahan
buah sulung
 Hukum sebagai pembatasan pengaruh Kanaanisme
V. Perkembangan Kultus
Hukum Mezbah
 Mezbah sebagai fokus ibadat Israel kuno.
Mezbah dari tanah dan batu alam berasal
dari periode transisi antara nomadisme
dan praktik pertanian.
 Peringatan kepada kita, supaya jangan
melebih-lebihkan peranan bait dalam ibadat
pada awal perkembangan Yahwisme
dan menyadri bahwa Yahweh dapat
menyatakan diri di setiap
tempat yang dipilihnya sendiri.
V. Perkembangan Kultus
Kuil-kuil/bait-bait Yahwis
 Walaupun mula-mula Yahwisme tidak menggunakan
kuil/bait, karena Yahweh lebih sering disembah pada
mezbah di lapangan terbuka, tetapi beberapa kuil
permanen segera muncul
 Sukar dipastikan apakah suku-suku di Israel tetap
menggunakan kuil-kuil kanaani sesudah mereka
menganut Yahwisme
Empat Jenis tempat Ibadat
1. Kapel-kapel pribadi
Gideon dan Daud punya kapel pribadi/kapel keluarga
Kapel pribadi mungkin sudah ada sejak zaman para patriarkh
(Kej 31) dan dipertahankan sampai periode Yahwistis
2. Kuil-kuil kuno untuk ibadat El
Kuil-kuil kuno yang dipakai oleh Israel sejak zaman Patriarkh
dan dipakai bersama kaum Isarel dan kaum Kanaani, seperti,
kuil di sikhem, Betel, Hebron, Bersyeba, Mahanaim (Pniel)
Empat Jenis tempat Ibadat
3. Bukit-bukit pengorbanan
Bukit pengorbanan atau “bamoth” merupakan tempat ibadah
terkemuka didesa-desa. Unsur khasnya yaitu pohon-pohon, sumur-
sumur dan batu-batu keramat. Batu-batu tersebut didirikan sebagai
“matseboth” atau lambang dewa. Pohon-pohon keramat menjadi
tiang-tiang keramat atau “asyerim” lambang dari dewi.
Tiang-tiang asyera menjadi simbol Dewi Astarte, karena itu unsur
seksual begitu menonjol dalam ibadat di bamoth
4. Tempat-tempat ibadat Yahwis
Didirikan oleh kaum Israel sendiri, bila mereka membuka desa baru,
misalnya kuil di Gilgal. Kadang juga kaum Israel mendirikan tempat
ibadat baru di atas puing-puing bekas kota kanaani, seperti di Silo
dan mungkin juga di Nob
 Tempat-tempat ibadat itu semakin berpengaruh, akhirnya
tidak hanya menjadi pusat kultus, tetapi juga pusat hukum
dan pengadilan
 Kuil-kuil dengan sendirinya menjadi pusat kebudayaan
dan keagamaan, pasukan perang berkumpul di kuil
sebelum berperang, masyarakat berkumpul di kuil untuk
memilih raja (I Sam 11:13)
 Pejabat-pejabat yang melayani di kuil atau bait, ada para
imam yang mengatur persembahan di atas mezbah, kaum
Lewi yang membawakan orakulum. Sebagian besar nabi-
nabi juga bernubuat di kuil
V. Perkembangan Kultus
• Kaum Nazir tidak termasuk pejabat dalam bait, tetapi mereka
mengkhususkan diri bagi Yahweh
• Kitab Amos 2:11 menyebut seorang Nazir bersama dengan
nabi,tergolong dalam kaum karismatis (Hak 13:25; 14:6;29;
15:14)
• Karya roh dalam kaum Nazir lebih dalam bentuk kepahlawanan
dan pembebasan dari pada menyampaikan firman Allah
• Kemunculan kaum Nazir kemungkinan besar pada periode
para hakim. Mereka dikhususkan untuk menjalankan perang
suci dan membiarkan rambutnya panjang (Hak 5:1) dan tidak
diperbolehkan minum anggur
VI. Kaum Nazir
• Kemungkinan kaum Nazir mengambil alih fungsi asli kaum
Lewi, mengingat kaum Lewi menjadi pejabat resmi dalam
kultus Israel
• Dengan berdirinya kerajaan, kaum Nazir kehilangan maknanya
yang asli, yaitu sebagai ordo pahlawan dan pejuang karismatis.
Di bawah kerajaan ada tentara sewaan yang menjadi inti
tentara resmi
• Ciri kenaziran berubah, peranannya
terbatas pada bidang perorangan.
VI. Kaum Nazir
‫תודה‬
감사합니다
‫شكرا‬
Thank You

More Related Content

What's hot (9)

Arab Pra Islam
Arab Pra IslamArab Pra Islam
Arab Pra Islam
 
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAMMASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
 
Agama yahudi
Agama yahudiAgama yahudi
Agama yahudi
 
Agama yahudi
Agama yahudiAgama yahudi
Agama yahudi
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Tantangan hidup new normal
Tantangan  hidup new normalTantangan  hidup new normal
Tantangan hidup new normal
 
Khulafaur rasyidin atau khalifah ar
Khulafaur rasyidin atau khalifah arKhulafaur rasyidin atau khalifah ar
Khulafaur rasyidin atau khalifah ar
 
Sejarah Peradaban Islam - Perang Salib
Sejarah Peradaban Islam - Perang SalibSejarah Peradaban Islam - Perang Salib
Sejarah Peradaban Islam - Perang Salib
 
Bahan ajar fremason
Bahan ajar fremasonBahan ajar fremason
Bahan ajar fremason
 

Viewers also liked (15)

Teologia Sejarah
Teologia SejarahTeologia Sejarah
Teologia Sejarah
 
Agent of Change
Agent of Change Agent of Change
Agent of Change
 
Peraturan Allah bagi keluarga
Peraturan Allah bagi keluargaPeraturan Allah bagi keluarga
Peraturan Allah bagi keluarga
 
Membangun Mezbah Doa
Membangun Mezbah DoaMembangun Mezbah Doa
Membangun Mezbah Doa
 
Fans or disciple
Fans or discipleFans or disciple
Fans or disciple
 
INDAH PADA WAKTU-NYA
INDAH PADA WAKTU-NYAINDAH PADA WAKTU-NYA
INDAH PADA WAKTU-NYA
 
Hidup adalah pilihan
Hidup adalah pilihanHidup adalah pilihan
Hidup adalah pilihan
 
DITETAPKAN UNTUK MENGHASILKAN BUAH
DITETAPKAN UNTUK MENGHASILKAN BUAHDITETAPKAN UNTUK MENGHASILKAN BUAH
DITETAPKAN UNTUK MENGHASILKAN BUAH
 
Berani memprioritaskan tuhan
Berani memprioritaskan tuhanBerani memprioritaskan tuhan
Berani memprioritaskan tuhan
 
Menuai di tengah goncangan
Menuai di tengah goncanganMenuai di tengah goncangan
Menuai di tengah goncangan
 
Peperangan rohani
Peperangan rohaniPeperangan rohani
Peperangan rohani
 
MENANG ATAS MUSUH IMAN
MENANG ATAS MUSUH IMANMENANG ATAS MUSUH IMAN
MENANG ATAS MUSUH IMAN
 
Disiplin Rohani
Disiplin RohaniDisiplin Rohani
Disiplin Rohani
 
Dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan TuhanDewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
 
MEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
MEMBANGUN DISIPLIN ROHANIMEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
MEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
 

Similar to Kemenangan Yahwisme

AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptxAGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptxjengkulpuluz
 
Seminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungSeminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungalbertus purnomo
 
Sejarah Konflik Timur Tengah
Sejarah Konflik Timur TengahSejarah Konflik Timur Tengah
Sejarah Konflik Timur TengahLucas Saptoto
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IISejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IIriyatno abdillah
 
Zionisme:Gerakan Penaklukan Dunia
Zionisme:Gerakan Penaklukan DuniaZionisme:Gerakan Penaklukan Dunia
Zionisme:Gerakan Penaklukan DuniaHusna Arman
 
KELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptxKELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptxELASONIARTI
 
Alkitab.PPT The story of the origin of the scripture
Alkitab.PPT The story of the origin of the scriptureAlkitab.PPT The story of the origin of the scripture
Alkitab.PPT The story of the origin of the scriptureSunnyHadjo
 
proses perkembangan agama islam
proses perkembangan agama islamproses perkembangan agama islam
proses perkembangan agama islamDiennisa Thahira
 
Arab pra islam
Arab pra islamArab pra islam
Arab pra islamThina Sasi
 
Peradaban babylonia
Peradaban babyloniaPeradaban babylonia
Peradaban babyloniaFairuz Ikbar
 
Latar Belakang Berdirinya Israel sebagai Sebuah Monarki pada Zaman Nabi Samuel
Latar Belakang Berdirinya Israel sebagai Sebuah Monarki pada Zaman Nabi SamuelLatar Belakang Berdirinya Israel sebagai Sebuah Monarki pada Zaman Nabi Samuel
Latar Belakang Berdirinya Israel sebagai Sebuah Monarki pada Zaman Nabi SamuelSTT Lintas Budaya
 
ppt ski kel 7.pptx
ppt ski kel 7.pptxppt ski kel 7.pptx
ppt ski kel 7.pptxtaufikStai1
 
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptxASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptxFauzanSyahputra4
 
2arab pra islam.pptx
2arab pra islam.pptx2arab pra islam.pptx
2arab pra islam.pptxMahfudinAgs
 

Similar to Kemenangan Yahwisme (20)

AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptxAGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
 
Bani israel
Bani israelBani israel
Bani israel
 
Hawariyyun
HawariyyunHawariyyun
Hawariyyun
 
Seminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungSeminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandung
 
Sejarah Konflik Timur Tengah
Sejarah Konflik Timur TengahSejarah Konflik Timur Tengah
Sejarah Konflik Timur Tengah
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IISejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
 
Zionisme:Gerakan Penaklukan Dunia
Zionisme:Gerakan Penaklukan DuniaZionisme:Gerakan Penaklukan Dunia
Zionisme:Gerakan Penaklukan Dunia
 
Agama 1
Agama 1Agama 1
Agama 1
 
Ringk alkitab mat (40)
Ringk alkitab mat (40)Ringk alkitab mat (40)
Ringk alkitab mat (40)
 
ppt kelompok 1.pptx
ppt kelompok 1.pptxppt kelompok 1.pptx
ppt kelompok 1.pptx
 
KELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptxKELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptx
 
Alkitab.PPT The story of the origin of the scripture
Alkitab.PPT The story of the origin of the scriptureAlkitab.PPT The story of the origin of the scripture
Alkitab.PPT The story of the origin of the scripture
 
proses perkembangan agama islam
proses perkembangan agama islamproses perkembangan agama islam
proses perkembangan agama islam
 
KERAJAAN ISRAEL.ppt
KERAJAAN ISRAEL.pptKERAJAAN ISRAEL.ppt
KERAJAAN ISRAEL.ppt
 
Arab pra islam
Arab pra islamArab pra islam
Arab pra islam
 
Peradaban babylonia
Peradaban babyloniaPeradaban babylonia
Peradaban babylonia
 
Latar Belakang Berdirinya Israel sebagai Sebuah Monarki pada Zaman Nabi Samuel
Latar Belakang Berdirinya Israel sebagai Sebuah Monarki pada Zaman Nabi SamuelLatar Belakang Berdirinya Israel sebagai Sebuah Monarki pada Zaman Nabi Samuel
Latar Belakang Berdirinya Israel sebagai Sebuah Monarki pada Zaman Nabi Samuel
 
ppt ski kel 7.pptx
ppt ski kel 7.pptxppt ski kel 7.pptx
ppt ski kel 7.pptx
 
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptxASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
 
2arab pra islam.pptx
2arab pra islam.pptx2arab pra islam.pptx
2arab pra islam.pptx
 

More from Moses Christianto

More from Moses Christianto (11)

The bride of christ
The bride of christThe bride of christ
The bride of christ
 
Cura te ipsume
Cura te ipsumeCura te ipsume
Cura te ipsume
 
Mencari nilai hakiki
Mencari nilai hakikiMencari nilai hakiki
Mencari nilai hakiki
 
Nilai kekristenan di tengah era post modern
Nilai kekristenan di tengah era post modernNilai kekristenan di tengah era post modern
Nilai kekristenan di tengah era post modern
 
MAKING HISTORY EVERY DAY
MAKING HISTORY EVERY DAYMAKING HISTORY EVERY DAY
MAKING HISTORY EVERY DAY
 
Tepat dan Akurat
Tepat dan AkuratTepat dan Akurat
Tepat dan Akurat
 
KELEPASAN DARI KETERIKATAN
KELEPASAN DARI KETERIKATANKELEPASAN DARI KETERIKATAN
KELEPASAN DARI KETERIKATAN
 
Membangun Keintiman
Membangun KeintimanMembangun Keintiman
Membangun Keintiman
 
Be a Pioneer
Be a PioneerBe a Pioneer
Be a Pioneer
 
Mencapa garis akhir
Mencapa garis akhirMencapa garis akhir
Mencapa garis akhir
 
Peraturan Allah bagi keluarga
Peraturan Allah bagi keluargaPeraturan Allah bagi keluarga
Peraturan Allah bagi keluarga
 

Kemenangan Yahwisme

  • 2. 6 Pokok yang dibicarakan: 1. Landasan kesatuan suku-suku Israel 2. Pendudukan tanah Kanaan 3. Perkembangan Yahwisme di Kanaan 4. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan Yahwisme 5. Perkembangan Kultus 6. Kaum Nazir
  • 3. I. Landasan kesatuan suku-suku Israel Faktor pemersatu suku-suku Ibrani kuno timbul dari kekompakan mereka, yaitu melalui pengikat motif agamawi
  • 4. I. Landasan kesatuan suku-suku Israel  Pola nomadis bertemu dengan pola agraris Selama berabad-abad, suku-suku di padang gurun telah menduduki perbatasan tanah pertanian dan memanfaatkan penghasilan wilayah tersebut, mulai dari hasil-hasil pertaniannya kemudian hasil-hasil perkotaannya. Hal ini yang membuat kelompok-kelompok sosial yang dulu sangat berbeda, melebur menjadi satu. Perkembangan rohani dan agamawi Israel disebabkan oleh adanya pertentangan antara masyarakat agamawi baru yang muncul di padang gurun dengan kebudayaan yang berlandaskan pertanian dan perkotaan
  • 5. Pada periode pra-Israeli, persatuan di Sikhem didasarkan hubungan perjanjian antara penduduk Kanaan asli dan penduduk Hewi pendatang yang sama-sama beribadat kepada Baal-Berith ilah utama kota Sikhem I. Landasan kesatuan suku-suku Israel Pada zaman hakim-hakim, kelompok-kelompok tertentu dengan suku Israel yang sudah menerima Yahweh sebagai Allah, ternyata masih menjalin hubungan perjanjian dengan Sikhem, persetujuan saling mengambil (pernikahan), tetapi akhirnya berkembang menjadi suatu mufakat di hadapan Baal-Berith (Hak 8:29, ps. 9)
  • 6. I. Landasan kesatuan suku-suku Israel  Dinamika Yahwisme berhadapan dengan kebudayaan Kanaan Kelompok pendatang yang nilai kebudayaannya lebih rendah harus menyesuaikan diri dengan kebudayaan di daerah tersebut. Kelompok pendatang yang nilai kebudayaannya lebih rendah harus menyesuaikan diri dengan kebudayaan di daerah tersebut Untuk mempertahankan identitasnya, pendatang harus memiliki atau dikuasai oleh suatu norma sendiri. Suatu norma yang dinamis, sehingga dapat menutupi keterbelakangan kebudayaan dan mengikat pendatang itu menjadi persekutuan yang homogen Mereka harus dikuasai dinamika rohani yang kuat.
  • 7. I. Landasan kesatuan suku-suku Israel Masuknya Israel ke Kanaan tidak hanya merupakan konfrontasi antar agama dan kebudayaan padang gurun dengan kebudayaan pertanian dan perkotaan, tetapi konfrontasi kelompok Musais, penganut Yahwistis dengan kebudayaan Kanaani penganut agama Baal.
  • 8. II. Pendudukan Tanah Kanaan Jauh sebelum zaman Yosua, sudah ada kelompok suku Ibrani yang menduduki Kanaan Suku-suku yang datang lebih awal berada dalam transisi dari semi nomadis ke pertanian Proses asimilasi sudah dimulai, dengan berpartisipasi dalam agama El, mengunjungi kuil/bait El, walaupun ada juga yang tetap mempertahankan adat-istiadat nenek moyang mereka  Suku-suku Ibrani yang paling awal memasuki Kanaan
  • 9. II. Pendudukan Tanah Kanaan Alt dan Noth menekankan bahwa suku-suku Ibrani memasuki Kanaan dengan perlahan dan damai Menurut metode Traditionsgeschichte Noth, sumber-sumber yang paling otentik ialah tradisi suku-suku, tradisi setempat dan tradisi-tradisi kuil/bait Metode Traditionsgeschichte sukar untuk mengakui peranan Yosua sebagai penakhluk Kanaan pada umumnya, kemenangan-kemenangan besar yang ada menimbulkan kecurigaan.  Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
  • 10. II. Pendudukan Tanah Kanaan Perlu diakui bahwa prosedur yang dipakai Traditionsgeschichte yaitu bertolak dari tradisi suku-suku setempat adalah sah, namun kurang mementingkan faktor- faktor kesejarahan dan keagamaan dalam tradisi kuno Misalnya dalam proses perebutan tanah, dinamika rohani yang khas dipertahankan suku-suku Israeli baru yang memasuki Kanaan dibawah inspirasi ide-ide Yahwistis adalah faktor penting  Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
  • 11. II. Pendudukan Tanah Kanaan Suku-suku yang sudah lama di Kanaan diajak untuk menyadari ciri khasnya dan dirangsang untuk agresif terhadap golongan- golongan Kanaani. Contoh: Pertempuran yang dipimpin Debora dan Barak merupakan dinamika baru yang menggerakkan suku-suku Israel pada waktu itu yang menanamkan suatu semangat utk bekerja sama di bawah bimbingan seorang nabi yang dikuasai oleh Roh Allah. Roh yang menggerakkan Debora dan kelompok-kelompok tersebut, identik dengan roh yang menuntun suku-suku tersebut lolos dari Mesir, kemudian dijadikan pasukan-pasukan Yahweh dalam perjanjian Sinai  Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
  • 12. II. Pendudukan Tanah Kanaan Suku-suku Ibrani yang sudah lama di Kanaan itu tampaknya menjadi lebih militan setelah tibanya kelompok Yahwestis Kelompok-kelompok Yahwistis mendirikan pusatnya di Gilgal dan dari situlah kemudian menjalar ke Palestina Tengah dan Palestina Selatan. Suku-suku Yusuf dan Yehuda adalah pendukung kuat Yahwisme. Yosua dan Kaleb meripakan pemimpin-pemimpin Yahwistis sesudah kematian Musa.  Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
  • 13. II. Pendudukan Tanah Kanaan Yosua memimpin suku-suku Ibrani menerobos Palestina Tengah. Kaleb memimpin kelompok memasuki Palesyina Selatan serta merebut kota Hebron dan Kiryat-Sefer. Yosua berjasa menarik suku-suku Ibrani menjadi suatu persekutuan perjanjian dan menurut Noth, Yosua berperan dalam mendirikan amfiktioni Sikhem  Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan
  • 14. II. Pendudukan Tanah Kanaan Walaupun belum cukup kuat bukti riwayat perebutan tanah dalam kitab Yosua, juga hasil penggalian arkeologi di Yerikho dan Ai memberi kesan bahwa kota-kota tersebut tidak dihancurkan oleh suku-suku Israel Namun peninggalan di Lakhis, terutama di Hazor mendukung kitab Yosua yang menggambarkan keadaan Kanaan stelah kelompok Yosua masuk  Teori Noth tentang cara Isarel menduduki Kanaan Teori Noth, bahwa Israel memasuki Kanaan secara damai perlu disoroti lebih teliti
  • 15. II. Pendudukan Tanah Kanaan Gejala yang nampak dalam situasi yang baru, ialah pemersatuan suku-suku itu, dibahwah bimbingan penganut Yahwisme, menjadi suatu amfiktioni Berarti pengaruh Yahwisme makin terasa di bidang organisasi dan agama juga susunan hidup masyarakat. Yahwisme berkembang cepat, dalam jangka 100 tahun menjadi dominan dalam hidup kerohanian suku-suku Israeli, tanpa bantuan organisasi  Peranan Amfiktioni
  • 16. 1. Yahwisme Resmi 2. Yahwisme Rakyat 3. Yahwisme Agresif III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
  • 17. III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan 1. Yahwisme Resmi  Yahwisme adalah pembimbing baru untuk suku-suku Israel kuno  Yahwisme membrikan isi dan makna baru dalam kehidupan suku-suku Israel, yaitu bimbingan Yahweh dan Torah (petunjuk Yahweh)  Gairah rohani dalam Yahwisme beda dengan agama patriarkh, yaitu kepercayaan kepada Theos Patroos dan agama El.  Dinamika Yahwisme baru nampak pada oknum-oknum karismatis di bawah bimbingan Roh Yahwe, misalnya Debora dan beberapa para Hakim.
  • 18. III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan “Pengerohan” dengan “ruah Yahweh” menyanggupkan oknum karismatik itu mengerjakan karya keselamatan yang hebat , juga membawa mereka memerangi kuasa-kuasa non-Yahwistis, seperti ibadat Baal (Hak 6) dan pemujaan terhadap ilah-ilah asing (Hak 5:8)  Oknum karismatik menarik kesimpulan bahwa hanya Yahweh sajalah yang berhak atas gelar “raja”, sehingga gelar tersebut tidak patutu untuk manusia (Hak 8:22, 9:8)  Ada banyak titik pertentangan dan antara Yahwisme dengan agama Kanaani, sehingga ada aturan yang melarang berpartisipasi dalam kultus ilah-ilah lain (Kel 22:20, 23:13, Bil 25:3)
  • 19.  Yahwisme memiliki kekhasan dalam sosio-agamani. Albright mencatat bahwa dalam lapis-lapis Israeli kuno yang telah digali secara arkeologis, yaitu Betel, Gibea, Mizpa, Silo, dll tidak terdapat patung-patung lambang Astarte atau jimat-jimat  Yahwisme sebagai penghancur kerukunan sosio-agamani kuno, memecahkan kesatuan rohani yang telah berabad-abad antara kebudayaan Kanaani dengan suku-suku Israel yang sudah lama di Kanaan  Dapat dipastikan bahwa tempat-tempat keramat kuno, yang memiliki kuil El dan Baal (Betel, Sikhem, Dan, Tabon, Bersyeba, Hebron) tidak tunduk 100% kepada yahwisme III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan
  • 20.  Kemajuan Yahwisme terdapat juga proses asimilasi yang memiliki arti besar. Contoh, nama Baal dikenakan kepada Yahweh, misalnya: anggota keluarga Saul, Isybaal dan Mefibaal, Yerubaal.  Dalam Hakim-hakim 17-21 menggambarkan disamping ada agama resmi, terdapat juga agama rakyat III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan 2. Yahwisme Rakyat
  • 21. Bentuk Yahwisme yang ketiga ini jarang nampak, tetapi ada contoh-contoh bahwa Isarel pada periode awal terdapat unsur kekerasan dengan maksud untuk mempertahankan tradisi Yahwistis dengan senjata dan memberantas gerakan yang berlawanan dengan Yahwisme III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan 3. Yahwisme Agresif
  • 22. III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan Peran Lewi yang asli  Sejak semula kaum lewi merupakan pembela-pembela tradisi Yahwis, fungsi pembelaan itu dipertahankan sampai zaman kerajaan (I Raj 12:31)  Suku Lewi yang merangsang suku-suku Israel untuk bersama- sama menghukum suku Benyamin  Imam Pinehas yang merupakan kaum Lewi, bertindak menjatuhkan hukuman atas pelanggaran hukum (Bil 25:6)
  • 23. III. Perkembangan Yahwisme di Kanaan Asal dan arti kata “Lewi”  “Lewi” ialah orang yang ada dalam ikatan perjanjian dengan Allah atau orang yang sudah memasrahkan diri kepada Allah  Maka pada periode Yahwistis, ada sekelompok orang yang mengabdikan diri secara total pada kultus Yahweh dan pendukung Musa yang penuh gairah  Kaum Lewi mula-mula merupakan suatu imamat kuno dikalangan Keni
  • 24. • Kelompok Yahwisme yang militan, tidak agresif terhadap dunia luar, tetapi mengarahkan perhatian bagi kaum Israel itu sendiri • Mereka juga bersiap untuk mempertahankan diri terhadap perlawanan, dengan keyakinan bahwa dengan seperti itu sedang turut dalam “perang Yahweh” • “Perang suci” tercermin dalam kegiatan Israel sesudah keluar dari Padang Gurun • Praktik perang suci memang ada, walaupun tidak memainkan peranan penting (perang mealwan Amalek, Kel 17:8) • “Perang Yahweh” mula-mula dipakai sehubungan dengan perang mealwan Moab, ketika Israel akan memasuki Kanaan Yahwisme yang agresif merupakan landasan “perang Yahweh”
  • 25.  Sebelum pertempuran, pejuang meminta orakulum Yahweh  Para penyair melontarkan kutukan terhadap musuh  Para pejuang dihibur dengan nyanyian kemenangan Yahweh (Hak 5:12)  Senjata perang disucikan sebagai persiapan, dan para pejuang menyucikan diri dengan menghindarkan diri dari hubungan seksual(2 Sam 21:5)  Yahweh sendiri mengawali barisan perang (Hak 14: 14; I Sam 4) Teriakan “ demi Yahweh dan demi pemimpin” diserukan (Hak 7:18), kemudian langsung bertempur  Pada periode berikutnya, para pejuang menyanyikan lagu seperti dalam Maz 2 bersahut-sahutan  Dalam suatu pertempuran yang sangat berbahaya, pejuang mengangkat sumpah, dan sehabis perang rampasannya diserahkan kepada Yahweh Ciri-ciri Perang Yahweh:
  • 26.  Tidak semua perang dianggap suci, terdapat juga perang sekuler , yang bertujuan untuk merebut tanah (negeri, daerah) saja (I Sam 21:5)  Perang dianggap suci apabila tujuan utamanya mencegah ancaman terhadap hidup bangsa Israel Batas-batas perang Yahweh:
  • 27. Hubungan Yahweh dan “perang Yahweh”  Kemenangan-kemenangan dalam perang suci disebut tsiqoth Yahweh, yaitu tindakan-tindakan Yahweh yang mengerjakan keadilan bagi umat-Nya.  Peride padang gurun >>>>> Yahweh sebagai Allah pegunungan yang sorgawi dan dahsyat  Bagi kelompok suku-suku yang tertindas >>>>> sebagai pembebas  Mengikat suku-suku Isarel >>>>> Yahweh sebagai pembela  Kuasa dan kesetiaan Yahweh pada masa kepicikan, sungguh meyakinkan. Pada periode ini, patung-patung kerub dipasang pada tabut. Konsep kerub diambil dari kebudayaan kanaani
  • 28. IV. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan Yahwisme  Ciri-ciri El dialihkan kepada Yahweh. Disamping ciri-ciri yang diambil Yahweh dari dunia politik dan militer, ada sifat yang diambil-Nya dari El dan Baal  Apabila mereka menerima Yahwisme, maka terjadi peleburan ciri “Allah nenek moyang”dan cirri El, sehingga Yahweh dapat menjadi Allah pencipta yang maha bijaksana dan dapt mengambil alih nama-nama El, Elohim dan Elyon.  Pada akhir periode tersebut (perpindahan pola nomadis ke agraris), Yahwisme bertemu dengan mitologi Asia Barat Daya kuno.  Israel belajar tentang naga-naga mitologis, tentang Lewitan (Yes 27:1) dan Rakhab, naga laut (yes 51:9; Maz 89:11; Am 9:3)  Mitologi tersebut dikaitkan dengan nama Yahweh, sehingga Yahweh mengambil alih peran El sebgai Pembunuh naga dan Pencipta alam.  Yahwisme mencapai ciri khasnya di tengah kesusastraan dan pandangan dunia yang lazim di Asia Barat daya kuno  Yahwisme mengambil alih kebudayaan Asia barat Daya kuno, setelah terlebih dahulu membersihkannya dari segala anasir yang tidak sesuai dengan Yahwisme
  • 29. IV. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan Yahwisme  Jarak antara Yahwisme dan Baalisme sangat jauh, sehingga pengarang-pengarang di Israel tidak perlu menggariskan dengan tegas perbedaan pandangan antara Baalisme dan Yahwisme.  Cara terbaik untuk memprotes Baalisme ialah menjauh dari segala seluk beluknya  Baalisme berpengaruh karena berkaitan dengan kemajuan sosial  Kebiasan-kebiasaan Baalisme bertujuan untuk menyuburkan proses pertumbuhan serta mencegah bahaya-bahaya yang mengancam.  Proses-prose Baalisme memuat unsur mantra, korban tuangan, korban-korban binatang, dan perbuatan simbolik dalam bidang seksual yang dianggap mutlak perlu supaya pertumbuhan tetap subur  Jadi Baalisme dianggap faktor mutlak dalam lingkungan pertanian  Kuatnya pengaruh Baalisme, sehingga tidak bisa diberantas sepanjang sejarah Israel
  • 30. IV. Pengaruh El dan Baal dalam perkembangan Yahwisme  Akibat dari pertentangan dengan Baalisme itu ialah hukum-hukum seksual sangat diperketat di Israel (Im 18, 20) dan melarang wanita memainkan peranan dalam kultus resmi  Adanya qedosyoth atau pelacur-pelacur sakral (pelacur bakti) dalam Baalisme, mengakibatkan wanita dilarang memasuki bait Yahweh  Cara untuk menolak Baalisme adalah dengan menolak kebiasaan- kebiasaannya yang tidak cocok dan dengan mengambil alih unsur-unsur Baalisme yang dapat disesuaikan dengan Yahwisme  Lambat laun Yahweh memperoleh berbagai gelar yang dulu dipakai El dan Baal, misalnya gelar “melekh” (raja), kemudian menjadi gelar
  • 31. Konsep “istana kerajaan”  Yahweh menjadi pemenang dalam persaingan dengan El dan Baal, ilah-ilah lain menjadi hamba Yahweh  Timbul konsep “istana kerajaan”, Yahweh penguasa mutlak ilah- ilah yang ada di sekitarnya  Semua ilah-ilah Kanaani berdiri sendiri dengan nama dan tabiat sendiri, namun tidak diperkenankan mempunyai pendapat sendiri  Pasukan-pasukan di sekitar Yahweh disebut “tsebaoth”, yaitu “pasukan-pasukan sorgawi”, pasukan tersbut kadang-kadang diidentikkan dengan bintang-bintang, dalam konteks lain digambarkan sebagai oknum-oknum rohani yang mondar-mandir di atas bumi atau di bawah bumi (kel 20:4)
  • 32. V. Perkembangan Kultus  Keanekaragaman kultus disebabkan karena suku-suku Israel yang telah lebih dulu di Kanaan, telah mengadakan hubungan dengan kuil tertentu pada zaman para patriarkh, maka banyak upacara kuno yang terlanjur dipertahankan dan dikembangkan.  Keanekaragaman ini menjadi sumber ketegangan yang terasa pengaruhnya sepanjang sejarah
  • 33. V. Perkembangan Kultus Hukum Kultis  Dasa titah ritual merupakan hukum kultis terkuno yang tersusun dalam periode sesudah agama Yahwis mulai berpengaruh (kel 34; 20:23; 23:12-23)  Hukum tersebut untuk masyarakat agraris, hal ini tampak dari pengaturan masa raya, yaitu masa raya musim semi (awal dan akhir panen gandum), masa raya musim gugur, masa raya panen buah-buhan (kel 38:18, 21-23; 23:14-17)  Masing-masing masa raya mengandung unsur persembahan buah sulung  Hukum sebagai pembatasan pengaruh Kanaanisme
  • 34. V. Perkembangan Kultus Hukum Mezbah  Mezbah sebagai fokus ibadat Israel kuno. Mezbah dari tanah dan batu alam berasal dari periode transisi antara nomadisme dan praktik pertanian.  Peringatan kepada kita, supaya jangan melebih-lebihkan peranan bait dalam ibadat pada awal perkembangan Yahwisme dan menyadri bahwa Yahweh dapat menyatakan diri di setiap tempat yang dipilihnya sendiri.
  • 35. V. Perkembangan Kultus Kuil-kuil/bait-bait Yahwis  Walaupun mula-mula Yahwisme tidak menggunakan kuil/bait, karena Yahweh lebih sering disembah pada mezbah di lapangan terbuka, tetapi beberapa kuil permanen segera muncul  Sukar dipastikan apakah suku-suku di Israel tetap menggunakan kuil-kuil kanaani sesudah mereka menganut Yahwisme
  • 36. Empat Jenis tempat Ibadat 1. Kapel-kapel pribadi Gideon dan Daud punya kapel pribadi/kapel keluarga Kapel pribadi mungkin sudah ada sejak zaman para patriarkh (Kej 31) dan dipertahankan sampai periode Yahwistis 2. Kuil-kuil kuno untuk ibadat El Kuil-kuil kuno yang dipakai oleh Israel sejak zaman Patriarkh dan dipakai bersama kaum Isarel dan kaum Kanaani, seperti, kuil di sikhem, Betel, Hebron, Bersyeba, Mahanaim (Pniel)
  • 37. Empat Jenis tempat Ibadat 3. Bukit-bukit pengorbanan Bukit pengorbanan atau “bamoth” merupakan tempat ibadah terkemuka didesa-desa. Unsur khasnya yaitu pohon-pohon, sumur- sumur dan batu-batu keramat. Batu-batu tersebut didirikan sebagai “matseboth” atau lambang dewa. Pohon-pohon keramat menjadi tiang-tiang keramat atau “asyerim” lambang dari dewi. Tiang-tiang asyera menjadi simbol Dewi Astarte, karena itu unsur seksual begitu menonjol dalam ibadat di bamoth 4. Tempat-tempat ibadat Yahwis Didirikan oleh kaum Israel sendiri, bila mereka membuka desa baru, misalnya kuil di Gilgal. Kadang juga kaum Israel mendirikan tempat ibadat baru di atas puing-puing bekas kota kanaani, seperti di Silo dan mungkin juga di Nob
  • 38.  Tempat-tempat ibadat itu semakin berpengaruh, akhirnya tidak hanya menjadi pusat kultus, tetapi juga pusat hukum dan pengadilan  Kuil-kuil dengan sendirinya menjadi pusat kebudayaan dan keagamaan, pasukan perang berkumpul di kuil sebelum berperang, masyarakat berkumpul di kuil untuk memilih raja (I Sam 11:13)  Pejabat-pejabat yang melayani di kuil atau bait, ada para imam yang mengatur persembahan di atas mezbah, kaum Lewi yang membawakan orakulum. Sebagian besar nabi- nabi juga bernubuat di kuil V. Perkembangan Kultus
  • 39. • Kaum Nazir tidak termasuk pejabat dalam bait, tetapi mereka mengkhususkan diri bagi Yahweh • Kitab Amos 2:11 menyebut seorang Nazir bersama dengan nabi,tergolong dalam kaum karismatis (Hak 13:25; 14:6;29; 15:14) • Karya roh dalam kaum Nazir lebih dalam bentuk kepahlawanan dan pembebasan dari pada menyampaikan firman Allah • Kemunculan kaum Nazir kemungkinan besar pada periode para hakim. Mereka dikhususkan untuk menjalankan perang suci dan membiarkan rambutnya panjang (Hak 5:1) dan tidak diperbolehkan minum anggur VI. Kaum Nazir
  • 40. • Kemungkinan kaum Nazir mengambil alih fungsi asli kaum Lewi, mengingat kaum Lewi menjadi pejabat resmi dalam kultus Israel • Dengan berdirinya kerajaan, kaum Nazir kehilangan maknanya yang asli, yaitu sebagai ordo pahlawan dan pejuang karismatis. Di bawah kerajaan ada tentara sewaan yang menjadi inti tentara resmi • Ciri kenaziran berubah, peranannya terbatas pada bidang perorangan. VI. Kaum Nazir