SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Bab 40
                                              MATIUS

I.   Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru
               Injil Matius adalah kitab pertama dalam kitab Perjanjian Baru. Dari kitab terakhir dalam
     Perjanjian Lama yaitu kitab Maleakhi sampai kitab pertama dalam Perjanjian Baru yaitu Injil Matius,
     di antaranya terpisah waktu kira-kira 4 abad. Di dalam jangka waktu yang sangat panjang ini,
     mengenai keadaan umat pilihan Allah yaitu bangsa Yahudi, khususnya di aspek politik dan agama,
     merupakan hal yang menarik perhatian sebagian besar mereka yang baru mulai membaca Alkitab.
     Dapat dibahas secara sederhana sebagai berikut:

                                          1. Di Aspek Politik:
     1. Setelah bangsa Israel ditawan, mereka dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Sebagian besar
        dari mereka adalah dari zaman Babel, Yunani dan Kerajaan Roma, sampai hari ini, tersebar ke
        negeri asing; mula-mula mereka tinggal di sekitar negeri tetangga, kemudian perlahan-lahan
        bermigrasi ke berbagai daerah di seluruh dunia. Mereka berkeluarga dan membuka usaha di daerah
        itu dan mengikuti tradisi daerah tersebut, lambat laun, menjadi penduduk daerah tersebut. Sebagian
        kecil yang lainnya adalah orang-orang keturunan, setelah ditawan, mereka tidak dapat melupakan
        negeri mereka, tidak bersedia melepaskan darah keturunan dan kehidupan mereka, terlebih lagi
        tidak bersedia melepaskan Allah yang mereka layani dan mereka sembah. Setelah ditawan selama
        70 tahun yaitu pada tahun pertama raja Koresh, mereka mendapatkan izin untuk pulang ke negeri
        mereka, membangun kembali Bait Suci dan memulihkan persembahan kurban kembali. Ini adalah
        perkara yang dicatat dalam kitab Ezra, Nehemia, Hagai, Zakharia dan Maleakhi.
     2. Setelah orang Israel pulang ke negeri mereka pada kali pertama, mereka masih berada dalam
        kekuasaan negeri Persia selama 2 abad. Raja Persia memberikan banyak kebijakan kepada bangsa
        Israel, juga telah memberikan banyak kebebasan, membiarkan mereka membangun Bait Suci dan
        memelihara tata keagamaan seperti pada mulanya. Orang Samaria pada jangka waktu ini juga
        mulai menyembah Allah.
             Karena posisi tanah Yehuda berada di antara dua negara yang besar—Persia dan Mesir, karena
        itu saat dua negara tersebut terjadi peperangan, tanah itu akan menjadi daerah pertempuran.
        Misalkan: saat pemerintahan kedua raja Arthasasta (tahun 404 SM sampai dengan tahun 358 SM),
        orang Siprus mendapat bantuan dari Athena dan Mesir, dan mengumumkan untuk memutuskan
        hubungan dengan Persia. Tidak lama kemudian dia menyerang Tirus, dan berperang melawan
        Persia. Untuk menolongnya, maka Mesir melalui Yehuda meminta kiriman tentara dari bagian
        utara, karena itu, orang-orang keturunan itu dipaksa untuk membayar pajak dan mengikuti
        kemiliteran, mereka yang kehilangan harta dan nyawa sampai tak terhitung.
     3. Setelah kerajaan Persia jatuh, kerajaan Yunani pun bangkit. Raja muda saat itu yaitu Alexander,
        setelah menyerang Tirus dan Gaza, dengan sangat marah menyerbu tanah Yehuda untuk
        menghasut, karena orang-orang keturunan saat peperangan tidak mau menyuplai keperluan
        material kepada para tentaranya. Tetapi saat dia sudah mendekat pada Kota Suci, Imam Besar
        Jaddua telah memimpin sekelompok imam dan orang Lewi untuk menjemput mereka. Dia dengan
        gembira masuk ke dalam kota, bahkan di dalam bait telah membaca kitab Daniel, dia menemukan
        bahwa dua ratus tahun yang lalu, telah dinubuatkan tentang hal-hal yang dia capai. Raja muda ini
        terkejut juga terharu, tidak lama kemudian mengundurkan tentaranya. Sejak saat itu dia berlaku
        baik terhadap orang-orang kudus, agar mereka mendapat perlindungan di dalam kerajaan Yunani,
        dibebaskan dari sebagian pajak dan menikmati kebebasan menyembah Allah.
     4. Setelah Alexander meninggal, ada peperangan selama beberapa tahun di negerinya. Kerajaannya
        dibagi menjadi empat negara, yaitu Siria, Mesir, Makedonia dan Asia kecil. Karena tanah Yehuda
        berada di antara Siria dan Mesir, menjadi tanah perebutan dari dua negara tersebut. Sebenarnya
        Yehuda adalah milik Siria, tetapi tidak lama kemudian raja Mesir yaitu Ptolemeus menang atas
        Siria, sehingga Yehuda pun dikuasai olehnya (tahun 320 SM). Di bawah pemerintahan Ptolemeus
        dan penggantinya, orang Yahudi baik di Mesir maupun di tanah Yehuda, mendapat banyak
        kebebasan dan jaminan dalam agama. Imam besar di Yerusalem tidak hanya sebagai pemimpin
        dalam hal keagamaan, juga adalah kepala dalam politik. Imam dan orang Lewi membebaskan
        pajak di daerah itu. Cucu Ptolemeus yaitu Eugretes (tahun 246 SM sampai tahun 221 SM), setiap
kali setelah menang atas Siria, pasti akan ke Yeruslem untuk mempersembahkan kurban kepada
   Allah.
5. Tahun 198 SM, raja Siria yaitu Antiokhus the Great mengalahkan Mesir, sehingga tanah Yehuda
   pun direbut kembali, dianggap menjadi daerah kekuasaannya sendiri. Kemudian dia membuat
   perdamaian dengan Mesir, syaratnya adalah raja Mesir yaitu Ptolemy Filometor harus menikahi
   putrinya yaitu Kleopatra dan mengangkatnya menjadi ratu, dan mendapatkan tanah Palestina
   menjadi mas kawinnya, dan pajak dari daerah-daerah dibagi dua kepada dua negara tersebut.
   Tetapi Antiokhus tidak memegang perjanjian tersebut, tentara Siria sama sekali tidak mundur dari
   tanah Yehuda, mereka dengan tentara Mesir sama-sama berada di sana. Dahulu orang Yahudi
   masih dapat ke sana, sekarang mereka berada di bawah dua pemerintahan, tidak dapat hidup
   tentram. Di antara mereka saling memperebutkan partai, ada yang berpihak pada Mesir dan ada
   yang berpihak pada Siria. Tahun 187 SM, Antiokhus terbunuh dalam satu pemberontakan,
   puteranya yaitu Seleukus Filometor menggantikannya menjadi raja selama 12 tahun; karena dia
   terus-menerus berperang dengan Roma, maka pemerintahannya semakin lemah, maka kekuasaan
   politik tanah Yehuda dipegang oleh imam besar.
6. Setelah Seleukus Filometor dan Kleopatra meninggal, raja Siria yaitu Antiokhus IV Epifanes
   kembali berperang dengan Mesir, dan merebut kembali tanah Yehuda. Dia sangat menindas orang-
   orang keturunan itu.
        Tahun 170 SM, dia melakukan ekspedisi ke Mesir, masuk ke Yerusalem, berkomplot dengan
   kemiliteran untuk melakukan pembunuhan secara besar-besaran selama tiga hari. Orang-orang
   Yahudi baik tua maupun muda, baik laki-laki maupun perempuan ada ratusan ribu orang yang
   dibunuh, yang ditawan untuk dijual sebagai budak juga puluhan ribu orang. Dia juga merebut
   perlengkapan berharga yang ada di dalam Bait.
            Tahun 168 SM, dia kembali menyerang Mesir, dan tidak terlalu berhasil, tidak disangka
   Roma turut campur tangan, sehingga terpaksa mundur dan sangat depresi, maka dia menjadi marah
   kepada orang-orang kudus. Ada satu kali, penindasan yang mereka alami lebih kejam daripada
   sebelumnya. Penduduk Yerusalem ditawan dan dibunuh sampai tak terhitung jumlahnya.
   Mempersembahkan kurban, perihal sunat dan memelihara hari Sabat dilarang dengan tegas, bagi
   yang melanggar langsung dijatuhi hukuman mati; buku-buku hukum Taurat milik para imam harus
   dibakar, dan tidak boleh dikhotbahkan dan disebarluaskan; di atas mezbah kurban bakaran yang
   ada di Kemah, dibangun satu mezbah penyembahan berhala, di tahun berikutnya bulan 12 tanggal
   15 dipersembahkan seekor babi betina di atas mezbah itu sebagai kurban, dan memercikkan darah
   babi itu ke tengah-tengah Kemah, dan memaksa orang-orang kudus untuk menyembah berhala dan
   makan daging babi, memperdaya orang-orang muda melakukan hal-hal yang amoral, mengkhianati
   kedudukan imam. Antiokhus IV Epifanes adalah ‘tanduk kecil’ di dalam kitab Daniel 8:9-12. Dia
   menghentikan korban persembahan, merusak Bait Suci, menyiksa orang-orang kudus dan
   menyerang Allah yang sejati. Dia juga adalah lambang dari Antikristus ‘sang perusak yang patut
   dibenci’. Saat itu, umat Allah menderita kesusahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, siang
   malam berseru kepada Allah, memohon keselamatan dari-Nya.
7. Allah sama seperti pada zaman Hakim-hakim, mendengarkan seruan umat-Nya, mem bangkitkan
   seorang imam tua bagi mereka, namanya Mattathias. Dia terutama menentang penindasan raja
   Siria. Saat itu, dia sudah lama tidak menunaikan tugasnya di Bait Allah. Maka dia kembali ke
   kampungnya, yaitu di dusun Modin, sebelah barat laut Yerusalem. Dia memiliki 5 anak – Yohanes,
   Simeon, Yudas (Maccabeus), Eliazar, Yonatan. Ketika utusan raja An pergi ke Modin untuk
   menindas kaum pilihan dan memaksa mereka menyembah berhala, Mattathias sekuatnya melawan.
   Dia memproklamirkan, “Meskipun negara-negara di bawah pimpinan raja menyembah, tetapi aku
   dan anak-anakku tetap memegang perjanjian dengan nenek moyang.” Setelah berbicara demikian,
   orang tua itu dengan anak-anaknya menerjang utusan raja An, membunuhnya beserta pengikutnya.
   Setelah itu, dia berteriak dengan sekuat-kuatnya di setiap camat dan dusun, “Siapa yang bergairah
   terhadap Allah dan hukum Taurat-Nya, ikutlah aku!” Dia mengumpulkan pasukan pahlawan
   bergerilya. Di mana-mana menyerang pasukan Siria, memusnahkan berhala, membunuh
   pengkhianat. Orang-orang Yahudi yang mencintai negaranya, semuanya menyambut. Mula-mula,
   orang yang bertekad keras dan bercita-cita luhur tidak mau berperang pada hari Sabat, sehingga
   pasukan Siria bisa menyerang mereka. Tetapi dia membujuk mereka, memperlihatkan kepada
   mereka, bahwa kita berperang pada hari Sabat adalah untuk melindungi diri kita, jadi tidak
   melanggar hari Sabat. Kekuasaan politik dan kemiliteran, makin hari makin besar.
Tahun 166 SM, Mattathias meninggal karena lanjut usia. Sebelum meninggal dia berpesan
   kepada anak-anaknya, agar meneruskan tekadnya, bagi hukum Taurat Allah dan kemuliaan negara
   jangan menghiraukan nyawa diri sendiri. Setelah itu, Yohanes menjadi pemimpin. Simeon menjadi
   penasihat, Yudas menjadi panglima besar.
        Yudas Makabe adalah orang yang tinggi besar. Kepandaiannya lengkap. Dia mengasihi Allah,
   juga mengasihi negaranya, ia memimpin sekelompok orang yang mengasihi negara, sekuat tenaga
   melawan serangan dari luar. Bersama Antiokhus Epifanes, dia mengadakan peperangan 10 kali dan
   tidak pernah kalah. Jendral Siria yang terkenal, seperti Apollonius, Lysias, Gorgias, Nicanor, dan
   lain-lain, memiliki pasukan yang jauh lebih banyak daripada pasukan Yahudi, tetapi tetap kalah
   olehnya. Ia memiliki semboyan yang terkenal: “Kemenangan dalam peperangan tidak tergantung
   pada banyaknya pasukan, tetapi tergantung pada tenaga yang dari surga.”
         Tahun 164 SM, karena kemenangan bidang militer, dia bisa membersihkan Yerusalem. Dia
   memusnahkan berhala dan mezbah orang kafir. Dia mengusir imam bayaran. Menurut sejarah
   kuno, dia mempersembahkan kurban kepada Allah. Hari raya Pentahbisan Bait Allah (Yohanes
   10:22) adalah untuk memperingati Makabe ini.
   Antiokhus Epifanes menindas orang kudus pada awal tahun 170 SM, mencemari Bait Suci,
   menjual jabatan kudus imam besar. Yudas Makabe masuk ke Bait Allah tahun 164 SM,
   membersihkan Bait Allah, menghabiskan waktu 6 tahun 4 bulan. Ini menggenapkan nubuat Daniel
   8:13-14, “… Sampai berapa lama berlaku penglihatan ini, yakni korban sehari-hari dan kefasikan
   yang membinasakan, tempat kudus yang diserahkan dan bala tentara yang diinjak-injak?" Maka ia
   menjawab: "Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan
   dipulihkan dalam keadaan yang wajar." Raja An mati pada tahun 163 SM.
         Selain menang perang atas Siria, Yudas Makabe mengalahkan orang Edom, Filistin, Amon,
   memulihkan tanah yang hilang.
        Sayangnya, setelah itu, untuk mengokohkan kemenangan yang diraihnya, ia mencari bantuan
   orang untuk mecegah musuh. Tahun 161 SM, ia mengutus utusan ke Roma, mengadakan
   perjanjian kesepakatan agar dalam peperangan saling membantu. Roma setuju. Belum lama
   perjanjian itu ditetapkan, belum lagi diumumkan, pahlawan bangsa ini mati dalam peperangan.
        Tanah Yehuda sekali lagi jatuh ke tangan Siria. Sejak saat itu, para pemimpin tidak melarang
   lagi orang-orang kudus melakukan penyembahan.
8. Setelah Yudas Makabe meninggal, saudaranya Yonatan (tahun 160 SM – 143 SM) meneruskan
   perjuangannya. Dia memegang kekuasaan politik dan agama. Setelah itu, terjadi perebutan
   kekuasaan, saling memboikot, perang saudara, tidak ada lagi perkara yang mulia dan yang heroik
   untuk dicatat.
9. Tahun 63 SM, Jendral Besar Romawi Pompey, berperang, menakhlukkan tanah Yehuda. Secara
   luaran, dia memakai Yohanes Hyrcanus dari keluarga Mattathias sebagai pemimpin. Sebenarnya
   yang memimpin adalah orang Edom, bernama Antipater. Tahun 47 SM, Kaisar Romawi,
   mengangkat anak Antipater, Herodes sebagai Gubernur Galilea; tahun 40 SM, menaikkan
   pangkatnya menjadi raja tanah Yehuda. Dialah Raja Herodes yang membunuh anak yang berumur
   2 tahun ke bawah, saat Tuhan Yesus lahir. (Matius 2:16).

                                       2. Aspek agama
1. Orang Yahudi sewaktu ditawan, mempelajari pelajaran yang berharga, yaitu menyembah berhala
   adalah perkara yang sangat berdosa kepada Allah. Negara mereka musnah, dan mereka tersebar di
   negara-negara lain, dan mengalami penganiayaan. Hal itu terjadi karena mereka menyembah
   berhala, meninggalkan Allah. Sebab itu, setelah orang Yahudi kembali ke negaranya, mereka
   marah (sangat pedih) dan menolak berhala dan ilah palsu. Mereka takut mengalami kesalahan
   seperti yang dialami nenek moyang mereka. Di Babel, Media Persia, Yunani (termasuk Siria), di
   bawah pimpinan Kekaisaran Romawi, sering memasukkan penyembahan agama kafir dan berhala.
   Lebih-lebih pada masa pemerintahan Antiokhus Epifanes, raja yang ganas ini memaksa umat
   kudus menyembah berhala Yunani, tetapi mereka yang murtad sedikit sekali. Mereka kebanyakan
   lebih suka mengorbankan nyawa daripada bersujud kepada berhala itu.
2. Setelah Maleakhi, kekuasaan politik dan agama sering tidak dapat dipisahkan, telah bercampur
   aduk menjadi satu. Imam besar sering kali juga menjadi penguasa dalam negeri, juga pemimpin
   agama.
3. Setelah kembali dari pembuangan, orang Yahudi mendirikan sinagoge di mana-mana, termasuk di
          luar negeri. (Kis. 13:14; 17:1; 18:4). Sinagoge adalah tempat perhimpunan orang Yahudi, khusus
          untuk berdoa, memelihara hari Sabat, mengajarkan hukum Taurat dan membaca kitab suci. Orang-
          orang Yahudi bisa memahami hukum Taurat dan kitab suci, karena mereka tidak henti-hentinya
          belajar di sinagoge.
      4. Setelah Maleakhi, orang Yahudi mendirikan 2 kelompok besar, yang disebutkan dalam Perjanjian
          Baru, yaitu orang Farisi dan Saduki.
                Ajaran orang Farisi sudah terbentuk sebelum Yudas Makabe. Pada waktu itu, sebagian umat
          mulai mengikuti kebiasaan orang Yunani, maka sebagian orang bangkit melawan dan mengoreksi
          mereka. Sekelompok orang ini berpendapat harus memelihara hukum Taurat Musa dengan ketat,
          bertekun pada kepercayaan nenek moyang. Sekelompok orang ini adalah awal mula kelompok
          orang Farisi. Ketika raja An menindas kaum kudus, mereka membantu Makabe perang dengan
          sekuat tenaga. Sayangnya, ketika Tuhan di bumi, mereka sudah merosot, menjadi orang yang
          konservatif, memegang tradisi, tatacara yang sia-sia, adalah orang Farisi yang munafik. Ahli
          Taurat, pengajar hukum Taurat, kaum Rabi, kebanyakan berasal dari kelompok ini.
               Timbulnya ajaran orang Saduki, mungkin sebelum ajaran orang Farisi. Kelompok Saduki ini
          sedikit, sebagian besar berasal dari bangsawan dan imam. “Saduki” berasal dari nama “Zadok”.
          Zadok, adalah imam besar pada zaman Daud (2 Sam. 8:17). Keturunannya terus-menerus menjadi
          imam besar sampai pada zaman Yudas Makabe. Kelompok Saduki bertentangan dengan kaum
          Farisi. Mereka cenderung mengikuti aliran filsafat Aristoteles, menyangkal semua hal mistik.
          Mereka tidak percaya kebangkitan, malaikat, setan dan arwah dan lain-lain (Kis. 23:8), berlawanan
          dengan ajaran orang Farisi. Sampai waktu Tuhan Yesus hidup di bumi, dalam agama Yahudi,
          imam besar, imam, kepala pengawal bait Allah, kebanyakan berasal dari orang Saduki (Kis. 4:1;
          5:17).
      5.“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang
          perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.” (Galatia 4:4), dan dilahirkan dalam suasana politik
          dan agama yang sedemikian.

II.   Mengenai Kitab Injil
      1. Injil Matius adalah buku pertama dari Perjanjian Baru, juga buku pertama Kitab Injil. Yang
         termasuk Kitab Injil dalam Alkitab adalah Matius, Markus, Lukas, Yohanes, masih ada Kitab
         Kisah Para Rasul. Pembaca Alkitab sering menyebut Kitab Kisah para Rasul adalah Injil kelima,
         karena (1) kitab ini ada setelah kitab Injil Lukas (Luk. 1:1-4; Kis. 1:1); (2) kitab ini sama dengan
         keempat kitab Injil, juga membicarakan Kristus, hanya ia membicarakan Kristus yang telah
         bangkit, bagaimana hayat kebangkitan dan kuasa-Nya terekspresi di dalam pekerjaan- Nya dan
         gereja.
      2. Kitab Injil bukan biografi Tuhan Yesus. Kalau kita menganggap kitab Injil adalah biografi
         seseorang, kita tidak akan puas, karena di beberapa tempat tidak memberikan keterangan yang
         lengkap (misalnya, sejarah Tuhan dari umur 1-29 tahun); ada yang diulang-ulang (misalnya, waktu
         Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem); bahkan ada beberapa bagian yang tidak sama (misalnya,
         silsilah Tuhan). Kitab Injil adalah wahyu Allah, dengan melalui berbagai aspek wahyu dalam kitab
         Injil, sehingga kita mengenal Putra Allah, Yesus Kristus di berbagai aspek.
              Karena kitab Injil bukan biografi Tuhan, melainkan berkaitan dengan wahyu Tuhan, maka
         setiap Injil memiliki ciri khas yang berbeda, catatan yang berbeda, susunan yang berbeda.
      3. Allah memberi kita wahyu tentang Tuhan dalam kitab Injil adalah sebagai berikut: Matius
         mengatakan Kristus adalah Raja, Markus mengatakan Kristus adalah Hamba, Lukas mengatakan
         Kristus adalah Manusia, dan Yohanes mengatakan Kristus adalah Allah. Sebab itu:
         (1) Injil Matius membicarakan sangat banyak tentang kerajaan. Karena Raja tidak bisa dipisahkan
              dengan kerajaan. Silsilah dalam Matius pasal 1 adalah silsilah raja. Ia adalah keturunan Daud,
              anak Abraham (Kejadian 17:6). Pasal 2 mencantumkan Raja menerima penyembahan dan
              hadiah dari orang majus. Pasal 4, Tuhan “dipimpin” Roh Kudus ke padang gurun untuk
              dicobai, di sini memakai kata “dipimpin”, tidak seperti Markus 1 memakai kata “dibawa”. Itu
              hanya beberapa contoh dalam beberapa pasal pada awalnya; orang yang baru membaca
              Alkitab, jika meneruskan membaca Matius, pasti akan menemukan contoh-contoh seperti itu,
              semuanya menerangkan Kristus adalah Raja.
(2) Injil Markus tidak menyinggung silsilah Tuhan dan perkara penyembahan, juga tidak pernah
        menyinggung “kerajaan”. Karena, menyinggung hamba, kita menekankan pada pekerjaan dan
        pelayanannya. Dalam Kitab Markus, 2 kali dicatat, karena sibuk bekerja, Ia tidak ada waktu
        untuk makan (Markus 3:20; 6:31), juga khusus mencatat Tuhan sebagai Persona yang aktif,
        dengan istilah “segera”, “seketika”, “serta merta” (bahasa aslinya ευθεωσ,ευθυσ, dan εξαυτησ dan
        lain-lain, juga “hendak” “seketika” dan lain-lain, dalam Injil Markus dipakai 43 kali. 12 kali
        dipakai pada diri Tuhan Yesus.) Ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus adalah Hamba Allah,
        dalam pelayanan-Nya Ia sangat serius dan rajin. Markus 1:12, Segera sesudah itu Roh
        membawa Dia ke padang gurun. Di sini tidak memakai “dipimpin” melainkan “dibawa”.
        “Dibawa” ini arti sesungguhnya adalah “diusir”. Roh Allah di sini, melalui Markus memakai
        kata-kata ini, karena Tuhan Yesus dalam Injil Markus adalah seorang hamba.
   (3) Injil Lukas menyinggung silsilah Tuhan, karena sebagai manusia, boleh memiliki silsilahnya.
        Silsilah yang dicatat dalam Lukas berbeda dengan yang dicatat Injil Matius. Injil Matius
        mengatakan Tuhan Yesus adalah Raja, maka silsilahnya ditelusuri sampai Daud, Abraham.
        Lukas mengatakan Kristus adalah manusia, sebab itu silsilahnya ditelusuri sampai ke Adam —
        manusia pertama. Matius mencantumkan silsilah Yusuf, karena Yusuf adalah keturunan Daud,
        adalah keturunan raja. Lukas mencatat silsilah Maria, karena Kristus adalah manusia, juga
        keturunan perempuan (Kejadian 3:15).
   (4) Injil Yohanes tidak menyinggung silsilah. Karena Kristus adalah Allah dan Allah tidak
        memiliki silsilah. Ia juga tidak menyinggung hal kelahiran Tuhan, karena Tuhan itu tidak
        berawal dan tidak berakhir. Injil Yohanes juga tidak menyinggung Tuhan mengalami
        pencobaan, karena Allah tidak bisa dicobai dan tidak boleh dicobai (Matius 4:7).
4. Seluruh isi kitab Injil mengandung corak orang Yahudi dan latar belakangnya. Maka, sebagian
   orang beriman mengira makna rohani dari ajaran Tuhan, perumpamaan Tuhan, dan mukjizat Tuhan
   hanya bersangkut paut dengan orang Yahudi dan tidak bersangkut paut dengan orang Kristen.
   Umpamanya, Matius 5, 6, 7 adalah hukum Taurat tambahan yang baru bagi orang Yahudi. Matius
   24 adalah peringatan Tuhan terhadap mereka, bukan ditujukan untuk kita; hanya dalam Surat
   Kiriman baru menyinggung gereja dan anugerah. Itulah yang langsung berkaitan dengan kita.
   Sebenarnya, uraian ini sangat keliru. Meskipun isi kitab Injil memiliki corak dan latar belakang
   orang Yahudi, tetapi tidak bisa membuktikan bahwa kitab Injil hanya untuk orang Yahudi. Ini
   adalah pengaturan Tuhan, mengabarkan Injil kepada orang Yahudi dulu, kemudian, baru
   mengabarkan Injil kepada orang kafir (Roma 1:16). Bagaimana Injil berkaitan dengan orang
   Yahudi, juga berkaitan dengan orang Kristen. Keselamatan yang diberikan Tuhan kepada orang
   Yahudi adalah Kristus yang di dalam kitab Injil. Keselamatan yang Tuhan berikan kepada orang
   kafir, juga adalah Kristus yang di dalam kitab Injil. Surat-surat Kiriman yang menyinggung gereja
   dan anugerah seluruhnya berdasarkan kebenaran dan prinsip dalam kitab Injil.
5. Urutan Isi kitab Injil berbeda setiap jilidnya. Markus dan Yohanes ditulis menurut urutan sejarah.
   Maka “setelah dua hari”, “sesudah perkara ini”, “waktu itu” dan lain-lain, sangat banyak
   dicantumkan dalam kedua kitab ini. Injil Matius dan Lukas ditulis menurut urutan makna
   rohaninya. Misalnya, Matius mencatat “Khotbah di bukit”, dilihat dari kitab Injil yang lain,
   Khotbah di Bukit ini disampaikan Tuhan Yesus setelah memilih 12 rasul. Bahkan mengatakannya
   beberapa kali. Namun, dalam catatan Matius, pemilihan 12 rasul itu dilakukan oleh Tuhan Yesus
   sebelum “Khotbah di Bukit”, bahkan mengatakan hanya sekali saja. Karena Injil Matius
   membicarakan Kristus adalah Raja. Matius menyinggung “Kerajaan Surga” atau “Kerajaan”-Nya
   lebih dari tiga puluh kali. Ia menyusunnya menurut makna rohaninya, karena itu tentu saja
   Kerajaan dan Kerajaan Surga harus ditempatkan di depan dalam posisi utama..
6.Catatan kitab Injil mengenai mujizat yang dilakukan oleh Tuhan, kira-kira ada sebanyak yang di
   bawah ini:
   (1) Mengubah air menjadi anggur (Yoh. 1-11).
   (2) Menyembuhkan anak pegawai istana (Yoh. 4:46-54).
   (3) Membuat jala penuh dengan ikan (Luk. 5:11).
   (4) Mengusir roh-roh jahat (Mrk. 1:21-28; Luk. 4:33-37).
   (5) Menyembuhkan ibu mertua Petrus (Mat. 8:14-15; Mrk. 1:29-31; Luk. 4:38-39).
   (6) Menyembuhkan banyak orang sakit, mengusir banyak setan (Mat. 8:16-17; Mrk. 1:32-34; Luk.
          4:40-41).
   (7) Menyembuhkan orang yang sakit kusta (Mat. 8:2-4; Mrk. 1:40-45; Luk. 5:12-16).
(8) Menyembuhkan orang lumpuh yang digotong oleh empat orang (Mat. 9:2-8; Mrk. 2:1-12; Luk.
          5:17-26).
    (9) Menyembuhkan orang sakit di pinggir kolam Betsaida (Yoh. 5:2-9).
    (10) Menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya (Mat. 12:5-13; Luk. 7:1-10).
    (11) Menyembuhkan hamba seorang perwira yang sakit lumpuh (Mat. 8:5-13; Luk. 7:1-10)
    (12) Membangkitkan anak dari seorang janda (Luk. 7:11-17).
    (13) Pertama kali mengusir setan yang membisukan (Mat. 12:22-45; Luk. 11:14-26).
    (14) Meredakan angin ribut dan air laut (Mrk. 4:35-41; Luk. 8:22-25).
    (15) Menyembuhkan dua orang yang kerasukan (Mat. 8:28-34; Mark. 5:1-20; Luk. 8:26-39).
    (16) Membangkitkan anak perempuan dari seorang kepala rumah ibadat (Mat. 9:18-19, 23-26;
          Mrk. 5:21-24, 35-43; Luk. 8:40-42, 49-56).
    (17) Menyembuhkan perempuan yang sakit pendarahan (Mat. 9:20-22; Mrk. 5:25-34; Luk. 8:43-
          480.
    (18) Menyembuhkan dua orang buta (Mat. 9:32-34).
    (19) Kedua kali menyembuhkan orang bisu yang kerasukan setan (Mat. 9:32-34).
    (20) Lima roti dan dua ikan untuk memberi makan lima ribu orang (Mat. 14:13-21; Mrk. 6:31-44;
          Luk. 9:11-17; Yoh. 6:1-14).
    (21) Berjalan di atas air (Mat. 14:24-33; Mrk. 6:47-52; Yoh. 6:16-21).
    (22) Menyembuhkan orang sakit di Getsemani (Mat. 14:34-36, Mrk. 6:53-56).
    (23) Menyembuhkan anak perempuan dari perempuan Kanaan (Mat. 15:21-28; Mrk. 7:24-30).
    (24) Di pantai danau Galilea menyembuhkan orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang
          bisu dan orang sakit yang lain (Mat. 15:29-31; Mrk. 7:31-37).
    (25) Tujuh roti dan beberapa ikan kecil untuk memberi makan empat ribu orang (Mat. 15:32-38;
          Mrk. 8:1-9).
    (26) Menyembuhkan seorang buta di Betsaida (Mrk. 8:22-26).
    (27) Menyembuhkan seorang anak yang kerasukan setan (Mat. 17:14-21; Mrk. 9:14-29; Luk.
          9:37-43).
    (28) Dari mulut ikan mendapatkan mata uang dirham (Mat. 17:24-27).
    (29) Menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (Yoh. 9:1-12).
    (30) Menyembuhkan seorang perempuan yang bungkuk punggungnya (Luk. 13:10-17).
    (31) Menyembuhkan seorang yang sakit busung air (Luk. 14:1-6).
    (32) Membangkitkan Lazarus (Yoh. 11:1-46).
    (33) Menyembuhkan sepuluh orang kusta (Luk. 17:11-19).
    (34) Menyembuhkan dua orang buta di Yerikho (Mat. 20:29-34; Mrk. 10:46-52; Luk. 18:35-43).
    (35) Mengutuk pohon ara (Mat. 21:18-22; Mrk. 11:12-14, 20-26).
    (36) Menyembuhkan telinga Malkhus (Luk. 22:49; Yoh. 18:10-11).
    (37) Kedua kalinya membuat jala penuh dengan ikan (Yoh. 21:2-13).
             Para pemula pembaca Alkitab harus memperhatikan bahwa setiap kali Allah melakukan
    mujizat minimal ada lima tujuan: (1) agar Allah Bapa mendapat kemuliaan, (2) mempersaksikan
    bahwa diri-Nya sendiri adalah Putera Allah, (3) menguatkan iman para murid, (4) memuaskan
    keperluan saat itu, (5) agar para murid belajar pelajaran rohani.
7.Perumpamaan yang dibicarakan Tuhan dalam kitab Injil, kira-kira ada sebanyak di bawah ini:
    (1) Perumpamaan tubuh sebagai bait (Yoh. 18-19).
    (2) Perumpamaan tentang mempelai laki-laki (Mat. 9:15; Mrk. 2:19-20; Luk. 5:34-35).
    (3) Perumpamaan tentang kain yang belum susut dengan anggur yang baru (Mat. 9:16-17; Mrk.
          2:21-22; Luk. 5:36-39).
    (4) Perumpamaan tentang orang buta menuntun orang buta (Luk. 6:39-42).
    (5) Perumpamaan tentang membangun rumah (Mat. 7:24-27, Luk. 7:31-35).
    (6) Perumpamaan tentang anak-anak yang duduk di pasar (Mat. 11:15-19; Luk. 7:31-35).
    (7) Perumpamaan tentang orang yang mendapat banyak pengampunan (Luk. 7:41-43).
    (8) Satu kerajaan yang terpecah-pecah (Mat. 12:25-29; Mrk. 3:23-27).
    (9) Perumpamaan tentang seorang penabur (Mat. 13:3-23; Mrk. 4:3-20; Luk. 8:5-15).
    (10) Perumpamaan tentang benih yang tumbuh (Mrk. 4:26-29).
    (11) Perumpamaan tentang benih (Mat. 13:24-30, 36-43).
    (12) Perumpamaan tentang biji sesawi (Mat. 13:31-32; Mrk. 4:30-32; Luk. 13:18-19).
    (13) Perumpamaan tentang ragi (Mat. 13:33; Luk. 13:20-21).
    (14) Perumpamaan tentang membeli ladang (Mat. 13:44).
(15)  Perumpamaan tentang mencari mutiara (Mat. 13:45-46).
           (16)  Perumpamaan tentang pukat (Mat. 13:47-50).
           (17)  Perumpamaan tentang harta yang baru dan lama dalam perbendaraan (Mat. 13:51-52).
           (18)  Perumpamaan tentang sesuatu yang keluar dari dalam (Mrk. 7:14:23).
           (19)  Perumpamaan tentang pengampunan (Mat. 18:21-35).
           (20)  Perumpamaan tentang gembala yang baik (Yoh. 10:1-18).
           (21)  Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati (Luk. 10:29-37).
           (22)  Perumpamaan tentang seseorang yang memohon kepada sahabatnya di waktu malam (Luk.
                 11:5-13).
           (23) Perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh (Luk. 12:16:21).
           (24) Perumpamaan tentang hamba yang berjaga-jaga (Luk. 12:35-48).
           (25) Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Luk. 13:6-9).
           (26) Perumpamaan tentang datang ke pesta (Luk. 14:7-11).
           (27) Perumpamaan tentang perjamuan Injil (Luk. 14:15-24).
           (28) Perumpamaan tentang menghitung harga yang dikeluarkan (Luk. 14:25-33).
           (29) Perumpamaan tentang domba yang hilang (Mat. 18:12-24; Luk. 15:3-7).
           (30) Perumpamaan tentang dirham yang hilang (Luk. 15:8-10).
           (31) Perumpamaan tentang anak yang hilang (Luk. 15:11:32).
           (32) Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Luk 16:1-13).
           (33) Perumpamaan tentang tuan dan hamba (Luk. 17:7-10).
           (34) Perumpamaan tentang seorang janda yang selalu datang memohon (Luk. 18:1-5).
           (35) Perumpamaan tentang dua orang yang berdoa di Bait Allah (Luk. 18:9-14).
           (36) Perumpamaan tentang unta yang masuk ke dalam lubang jarum (Mat. 19:23-26; Mrk. 10:23-
                 27; Luk. 18:24-27).
           (37) Perumpumaan tentang bekerja di kebun anggur (Mat. 20:1-16).
           (38) Perumpamaan tentang uang mina dan sepuluh orang hamba (Luk. 19:11:27).
           (39) Perumpamaan tentang dua orang anak yang bekerja (Mat. 21:28-32).
           (40) Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun yang kejam (Mat. 21:33-46; Mrk. 12:1-
                 12; Luk. 20:9-19).
           (41) Perumpamaan tentang perjamuan kawin (Mat. 22:1-14).
           (42) Perumpamaan tentang pohon ara (Mat. 24:32-33; Mrk. 13:28-29; Luk. 21:29-31).
           (43) Perumpamaan tentang penyerahan tanggung jawab dengan hamba (Mrk. 13:34-37).
           (44) Perumpamaan tentang tuan rumah dengan pencuri (Mat. 24:43-44).
           (45) Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Mat. 24:45-51).
           (46) Perumpamaan tentang sepuluh gadis (Mat. 25:1-13).
           (47) Perumpamaan tentang berdasarkan kemampuan menjalankan talenta (Mat. 25:14-30).
           (48) Perumpamaan tentang domba dan kambing (Mat. 25:31-46).
           (49) Perumpamaan tentang pohon anggur dan rantingnya (Yoh. 15:1-8).
                    Kisah tentang orang kaya dan Lazarus adalah suatu perkara yang nyata, bukanlah suatu
           perumpamaan; karena Tuhan tidak pernah membahas nama orang ini di dalam suatu
           perumpamaan, bahkan dari kisah ini tidak ada satu bagian pun yang terlihat sebagai suatu
           perumpamaan.
                     Membaca suatu perumpamaan haruslah: (1) mencari apa maksud Allah saat itu dalam
           menggunakan perumpamaan, (2) apa isi dari perumpamaan itu, (3) apakah pelajaran rohani dari
           perumpamaan itu, (4) tidak boleh berhenti pada satu poin kecil, agar tidak menyimpang dari arti
           yang utama dari perbandingan tersebut.
       8   Kitab Injil tidak mencatat seluruh dari ajaran Tuhan, mujizat dan pergerakan-Nya, Roh Kudus
           melalui tangan hamba-Nya, hanya mewahyukan bagian Kristus yang Allah ingin kita kenal, agar
           kita memperoleh hayat. Memang masih banyak tanda mujizat lain yang diperbuat Yesus di depan
           mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya
           kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu
           memperoleh hidup dalam nama-Nya. (Yoh. 20:30-31).

III.   Penulis
       1.Penulis kitab ini adalah Matius, juga disebut Lewi, adalah anak Alfeus, juga adalah salah satu dari
           dua belas rasul Tuhan. Dia sebenarnya adalah pemungut cukai daerah Kapernaum. Pada suatu hari
saat dia sedang duduk di tempat pemungutan cukai, Tuhan berkata kepadanya, Ikutlah Aku! (Mrk.
        2:14). Dia segera meletakkan pekerjaannya, dan menjadi murid Tuhan. Setelah dia berpaling,
        diadakan perjamuan di rumahnya, mengundang pemungut cukai dan orang berdosa yang lain untuk
        mendengar Injil Tuhan.
     2.Alkitab juga memberitahu kita bahwa dia adalah (1) pernah diutus Tuhan untuk keluar, (2) pernah di
        Yerusalem, di ruang atas tempat mereka menumpang, bersama-sama dengan para murid yang lain
        bertekun dan sehati dalam doa, (3) setelah dipenuhi Roh Kudus saat Pentakosta, dia bersama-sama
        dengan Petrus berdiri memberi kesaksian. Selain itu, Alkitab tidak mencatat yang lainnya lagi
        mengenai rasul ini.
     3.Nama ‘Matius’ mungkin diberikan Tuhan setelah dia beroleh selamat, karena saat dia menulis kitab
        Injil, tidak lagi menggunakan namanya yang lama yaitu ‘Lewi’. ‘Matius’ berarti ‘karunia Tuhan’.
        Seorang yang berdosa, seorang pemungut cukai yang dikucilkan orang, bisa mendapat kasih
        karunia dan diselamatkan, bahkan menjadi seorang rasul, benar-benar adalah ‘karunia Tuhan’.

IV. Waktu dan Tempat
     1.Waktu saat Matius menulis kitab Injil ini, saat itu sebagian besar pendeta menganggap di tahun 37
        sesudah Masehi.
     2.Menurut perkataan orang, Matius mula-mula mengabarkan Injil di sekitar Palestina, kemudian ke
        Mesir, Kush, Makedonia dan Partia, memberi kesaksian bagi Tuhan. Ada orang berkata bahwa dia
        mati martir, juga ada orang berkata bahwa dia meninggal karena usia tua.

V.   Poin yang Harus Diperhatikan
     1. ...Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham (Mat. 1:1). Seluruh Injil Matius membicarakan tentang
         Kristus adalah anak Daud, anak Abraham
         (1) Kristus adalah anak Daud, menunjukkan bahwa Dia adalah Raja. Apapun yang ada dalam
             Perjanjian Lama mengenai nubuat tentang seluruh keturunan Daud akan menjadi raja (seperti:
             Yes. 9:7, 16:5; Yer. 23:5, 33:15,17; Hos. 3:5 dan lain-lain), akan digenapi di atas diri Kristus.
             Anak Daud tidak hanya menunjukkan raja, juga secara khusus menunjukkan Salomo, yang
             adalah raja damai; Tuhan kita adalah Sang Raja Damai yang melebihi Salomo.
         (2) Kristus adalah anak Abraham, juga menunjukkan bahwa Dia adalah Sang Raja. Allah pernah
             berkata kepada Abraham, Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau
             akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja (Kej. 17:6).
             Anak Abraham tidak hanya menunjukkan raja, juga secara khusus menunjukkan Ishak yang
             dipersembahkan sebagai kurban. Tuhan kita di hadapan Allah adalah seperti Ishak yang berada
             di hadapan Abraham yang ‘taat sampai mati’ (Flp. 2:8).
         (3) Pasal 1 sampai pasal 25 kitab ini membicarakan Kristus adalah anak Daud. Pasal 26 sampai 28
             membicarakan Kristus adalah anak Abraham.
         (4) Ayat pertama dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham, sangat
             berhubungan dengan dua perjanjian yang sangat penting dalam Perjanjian Lama—(a)
             perjanjian dengan Daud (2 Sam. 7:8-16), (b) perjanjian dengan Abraham (Kej. 17:1-8).
     2. Pasal 1 ayat 1 sampai 17 kitab ini adalah silsilah nenek moyang Yesus Kristus. Kita harus
        memperhatikan :
        (1) Di antara nenek moyang Tuhan Yesus, secara khusus dibahas empat orang perempuan: Tamar,
            Rahab, Rut dan isteri Uria. Mereka adalah orang kafir; bahkan, selain Rut, mereka bukanlah
            perempuan yang suci. Tetapi Roh Kudus sengaja memasukkan mereka ke dalam silsilah Tuhan
            Yesus, yaitu ingin menunjukkan bahwa keselamatan dari Tuhan berhubungan dengan orang
            kafir, juga berhubungan dengan orang berdosa.
        (2) Di dalam silsilah, tidak ditulis Yusuf memperanakkan Yesus, juga tidak mengatakan Yusuf dari
            Maria melahirkan Yesus, hanya berkata ...Maria, yang melahirkan Yesus, yang disebut Yesus
            (ayat 16). Ini menunjukkan sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan
            melahirkan seorang anak laki-laki (Yes. 7:14), juga menunjukkan bahwa Kristus adalah
            keturunan dari perempuan (Kej. 3:15).
        (3) Silsilah yang dicatat dalam Injil Matius berbeda dengan Injil Lukas. Injil Matius ditulis
            berdasarkan garis Yusuf , suami Maria; Injil Lukas ditulis dari garis Maria, ibu Tuhan. Matius
            mencatat Yakub memperanakkan Yusuf (Mat. 1:16). Lukas berkata Yusuf, anak Eli (Luk. 3:23).
Lukas tidak berkata Eli memperanakkan Yusuf, karena Eli hanyalah mertua Yusuf, tidak
        pernah memperanakkan Yusuf; Lukas berkata Yusuf, anak Eli karena menantu di hadapan
        mertua sama seperti anak kandung, terlebih lagi orang Yahudi selalu menyebut menantu
        sebagai anak (1 Sam. 24:17).
3. Pasal 2 dalam kitab ini, bukanlah mencatat tentang ‘cerita malam Natal’. Lukas memberitahu kita
   bahwa setelah Kristus lahir, bukanlah malam itu juga dibawa oleh Yusuf dan Maria untuk
   melarikan diri, melainkan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, saat di dalam Bait
   mereka bertemu dengan Simeon dan Hana (Luk. 2:21-38). Yang dicatat dalam Matius adalah
   perihal sunat dan perkara setelah persembahan. Saat itu, bintang itu (kemungkinan adalah bintang
   yang muncul pada saat Kristus lahir) juga telah memimpin beberapa orang majus dari Timur ke
   Yerusalem; Yusuf dan Maria tidak lagi tinggal di dalam kandang tetapi telah pindah ke ‘rumah’
   (Mat. 2:11); saat Roh Kudus membahas tentang Tuhan, tidak lagi menyebutkan ‘bayi’, melainkan
   telah menyebutkan ‘Anak itu’; Herodes juga memerintahkan untuk membunuh semua anak laki-
   laki yang berumur dua tahun ke bawah (ayat 16).
   Alkitab tidak memberitahu kita mengenai tanggal kelahiran Tuhan.
4. Sebelum Tuhan memulai pekerjaan-Nya, Yohanes Pembaptis telah menginjil di padang gurun. Dia
    adalah utusan Raja. Kitab Yesaya pernah menubuatkan pekerjaannya Persiapkanlah jalan untuk
    Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya (Yes. 40:3; Mrk. 1:2-3). Kitab Maleakhi juga pernah
    menubuatkan status dan semangat dalam pekerjaannya (Mal. 3:1; 4:5-6), Dialah Elia yang akan
    datang itu (Mat. 11:14; 17:10-13; Mrk. 9:11-13). Dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam
    roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-
    orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan
    suatu umat yang layak bagi-Nya (Luk. 1:17). Tetapi nubuat terakhir dalam kitab Maleakhi
    menggenapkan tentang saksi yang memakai pakaian berkabung dalam kitab Wahyu pasal 11.
          Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil
    seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan
    Surga lebih besar dari padanya (Mat. 11:11). Kata besar ini bukan menunjukkan kedudukan atau
    pahala Yohanes di Kerajaan. Yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya di sini
    menunjukkan batasan besar kecil dalam suatu zaman. Karena semua nabi dan kitab Taurat
    bernubuat hingga tampilnya Yohanes (ayat 13). Dengan jelas dia berada di dalam zaman Perjanjian
    Lama, dia tidak dapat seperti kaum beriman dalam Perjanjian Baru yang dapat melihat kemuliaan
    Tuhan dan mencicipi anugerah Tuhan. Walaupun dia menjadi utusan Kerajaan Surga,
    memberitakan Kerajaan Surga telah dekat, tetapi dia sendiri tidak berada di dalam Kerajaan Surga
    (yang dibatasi oleh waktu). Dia bekerja tidak lama, telah ditangkap oleh Herodes, di dalam penjara
    hanya mendengar sedikit tentang hal yang dikerjakan Tuhan, malah masih mencurigainya dengan
    menanyakan, “Engkaukah yang akan datang itu?” Dia tidak melihat kekuasaan kemuliaan Kerajaan
    Surga, karena itulah yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya.
5. Injil Matius membahas tentang Kerajaan Surga sejumlah 32 kali (berdasarkan Alkitab dalam
   bahasa asli). Maknanya ada 4 aspek:
   (1) Dilihat dari waktu, waktu dimulainya zaman kasih karunia adalah waktu dimulainya Kerajaan
        Surga. Zaman hukum Taurat dalam Perjanjian Lama berakhir sampai Yohanes Pembaptis
        (Mat. 11:13), karena itu dia tidak termasuk dalam zaman kasih karunia, yang terkecil dalam
        Kerajaan Surga lebih besar dari padanya; zaman kasih karunia dalam Perjanjian Baru dimulai
        dari Tuhan yang menabur benih, ini berarti Kerajaan Surga pun dimulai (13:3, 19).
   (2) Dilihat dari ruang lingkup, seluruh daerah yang diberitakan Injil adalah ruang lingkup dari
        Kerajaan Surga. Di mana ada benih gandum, di sana pun juga ada benih lalang yang seperti
        benih gandum (13:25); ada orang Kriten sejati, juga ada orang Kristen palsu atau orang yang
        hanya memasang papan nama sebagai orang Kristen; ada yang beroleh selamat, juga ada yang
        tidak beroleh selamat.
   (3) Dilihat dari realitas hari ini, tempat yang memiliki kekuasaan Tuhan, itu adalah Kerajaan Surga.
        Karena itu gereja atau kaum beriman, jika membiarkan Tuhan menjadi Tuan dan berkuasa, taat
        kepada perintah dan kehendak Tuhan, maka gereja itu atau kaum beriman itu adalah Kerajaan
        Surga. Catatan dalam pasal 5,6 dan 7 dalam kitab ini, adalah perintah dan kehendak Tuhan,
        yang adalah pengajaran Kerajaan Surga, yang juga adalah penghidupan Kerajaan Surga.
(4) Dilihat dari hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, Kerajaan Seribu Tahun adalah
       Kerajaan Surga. Jika kaum beriman pada hari ini dapat membiarkan Kerajaan Surga berkuasa,
       dapat melalui penghidupan Kerajaan Surga, maka di masa akan datang pasti mendapatkan
       pahala dan kemuliaan Kerajaan Surga.
6. ‘Surga’ dengan ‘Kerajaan Surga’ (menunjukkan Kerajaan Seribu Tahun di masa akan datang)
   adalah sama sekali berbeda. Para pemula pembaca Alkitab harus dapat membedakannya dengan
   jelas, jika tidak maka akan timbul kekacauan dan keanehan dalam kebenaran Alkitab. Surga adalah
   tempat kaum beriman menikmati hidup kekal, yaitu rumah Bapa (Yoh. 14:2), yang juga adalah
   Yerusalem Baru (Why. 21:2). Kerajaan Surga adalah tempat kaum beriman mendapat pahala dan
   imbalan dari Tuhan, yaitu setelah zaman kasih karunia, satu zaman sebelum zaman kekekalan. Dari
   bagan di bawah ini, kita dapat melihat perbedaan antara surga dengan Kerajaan Surga:

                          Surga                        Kerajaan Surga
                          (Beroleh Selamat)            (Mendapat Pahala)
        Tujuan :          Menikmati hidup kekal        Menikmati pahala (Mat.
                          (Yoh. 10:28)                 25:21,23)
        Syarat :          Iman (Yoh. 6:47)             Perbuatan (2Kor. 5:10)
        Karakteristik:    Anugerah (Ef. 2:8)           Imbalan (Mat. 16:27)
        Dasar :           Kasih (Yoh. 3:16)            Keadilbenaran (2 Tim 4:8)
        Yang berhak       Orang berdosa (1 Tim 1:15-   Orang yang telah beroleh
        mengejar:         16)                          selamat (1 Kor. 1:2; 9:24)
        Tempat akhir :    Golgota (1Pet. 2:24)         Takhta penghakiman Kristus
                                                       (2 Kor. 5:10)
        Waktu :           Kekal (Why. 22:5)            Seribu tahun (Why. 20:6)
        Yang dapat        Ada (1 Tim. 1:15-16)         Tidak ada (Flp. 3:12)
        dipegang:         Dapat diketahui (1 Yoh.      Tidak dapat diketahui
                          5:13)                        (Flp. 3:13)
        Garansi :         Tidak dapat direbut (Yoh.    Dapat direbut (Why. 3:11)
                          6:37; 10:28-29)
        Hasil jika        Binasa selama-lamanya        Hukuman / balasan (Why.
        menolak :         (2Tes. 1:8-9)                22:12)

7. Lalu Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis (Mat. 4:1).
   (1) Saat manusia pertama yaitu Adam mulai menjalankan kehendak Allah, menggantikan
       pemimpin malaikat yang telah jatuh untuk berkuasa atas bumi ini, Iblis pun mulai menggoda,
       dan melaksanakan perusakan. Sangat tidak beruntung, Adam telah gagal, Iblis pun dapat
       memperpanjang masanya, dan lagi merebut otoritas berkuasa dari tangan manusia. Manusia
       kedua ‘Adam yang akhir’ (2Kor. 10:45) mulai melaksanakan kehendak Allah, dengan menebus
       manusia yang jatuh, dan saat merusak kekuasaan Satan, Iblis mulai mencobai lagi untuk
       melakukan perusakan. Puji syukur pada Tuhan, Dia telah menang, Iblis telah kalah. Jika pada
       saat itu Tuhan kalah, maka rencana Allah pun menjadi terhambat, keselamatan menjadi tidak
       ada, Iblis pun dapat memperpanjang masanya kembali.
   (2) Cobaan dari Iblis selalu membuat kita mencurigai dan meragukan Allah. Dalam taman Eden,
       dia berkata, Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
       buahnya, bukan?...Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada
       waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
       tentang yang baik dan yang jahat (Kej. 3:3,4-5). Di padang gurun, dia dua kali berkata, Jika
       Engkau Anak Allah (Mat. 4:3, 6), maksudnya adalah agar Tuhan meragukan seruan Allah yang
       belum lama itu—Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan (Mat. 3:17). Dia
       berkata lagi, Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku (4:9),
       tujuannya adalah agar Tuhan mencurigai bahwa jalan yang Allah atur dari salib sampai depan
       takhta adalah salah.
   (3) Godaan dari Iblis adalah agar kita selalu mandiri terhadap Allah. Dia tidak selalu menggoda
       kita untuk berbuat jahat. Makan satu buah dapat mengetahui yang baik dan yang jahat,
       mengubah batu menjadi roti dapat memuaskan kebutuhan tubuh, lompat dari puncak Bait dapat
dilihat oleh banyak orang, menyembah sekali dapat membereskan masalah... semua itu adalah
       hal yang masuk di akal, tetapi semua itu membuat manusia meninggalkan Allah dan mengikuti
       Iblis.
   (4) Tuhan menang atas cobaan dari Iblis, bukan berdasarkan watak alamiahnya, juga bukan
       berdasarkan kemampuannya, Dia hanya bersandar pada perkataan Allah; kata ‘ada tertulis’
       adalah senjata-Nya.
   (5) Iblis juga dapat menggunakan Alkitab, juga dapat menggunakan firman dalam Mazmur 91:11-
       12 sebagai perlindungannya dalam pencobaannya yang kedua. Tetapi Tuhan berkata, Ada pula
       tertulis... (Mat. 4:6b-7). Kita harus ingat bahwa kebenaran bukanlah di permukaan, dan tidak
       boleh diartikan menyimpang dari arti yang sebenarnya; kebenaran harus dijelaskan
       berdasarkan arti yang sesungguhnya (2 Tim. 2:15).
8. Pasal 5, 6 dan 7 dari pasal ini adalah hukum bagi warga Kerajaan Surga. Kita harus memperhatikan
   :
   (1) Obyek sasarannya bukanlah orang-orang Yahudi yang mengikuti Tuhan (Mat. 4:25, 5:1)
       melainkan adalah para murid (5:1) yaitu menunjukkan orang-orang yang memiliki hayat
       Tuhan. Orang-orang Yahudi itu walaupun berada di sekitar, juga dapat mendengar perkataan
       Tuhan (7:28-29), tetapi hukum Kerajaan Surga tidak ada tuntutan apa pun terhadap mereka,
       kecuali jika mereka bertobat dan menerima Injil.
   (2) Hukum Kerajaan Surga memiliki standar moral yang lebih tinggi daripada hukum Taurat dalam
       Perjanjian Lama. Manusia tidak boleh hanya berdasarkan tekad, kekuatan dan keputusannya
       sendiri untuk melaksanakan hukum Kerajaan Surga, dia harus memiliki hayat baru yang
       dilahirulangkan barulah dapat melaksanakannya.
   (3) Hukum Kerajaan Surga adalah tuntutan terhadap kaum beriman secara pribadi, bukanlah
       tuntutan terhadap satu kelompok atau satu organisasi.
   (4) Ada orang mengira bahwa hukum di atas bukit itu hanyalah tuntutan terhadap orang Yahudi,
       tidak ada hubungannya dengan kaum beriman, karena di antara hukum itu ada beberapa yang
       memiliki latar belakang Yahudi. Sebenarnya, seluruh latar belakang Yahudi yang ada di sini,
       adalah karena Tuhan melakukan pekerjaan-Nya di daerah Yahudi, dan para murid yang ada di
       sisi-Nya adalah orang Yahudi. Hukum di atas bukit adalah syarat kaum beriman hari ini untuk
       masuk ke Kerajaan Surga, kita harus bersandar pada Roh Kudus untuk melaksanakannya.
   (5) Setiap hukumdi dalam pasal 5, 6 dan 7 berulang-ulang dibahas dalam surat-surat, ini lebih
       membuktikan bahwa hukum ini adalah tuntutan terhadap kaum beriman (termasuk orang
       Yahudi dan Yunani).
9. Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
   nabi...melainkan untuk menggenapinya (5:17). Ini menunjukkan: (1) Tuhan kita menggenapi
   nubuat dalam hukum Taurat dan nubuat dalam kitab para nabi. (2) Pengajaran-Nya adalah untuk
   melengkapi hukum Taurat yang kurang dan tidak lengkap. (3) Dia mati di atas kayu salib adalah
   untuk memuaskan tuntutan hukum Taurat. Melaksanakan hukum Taurat ada dua sisi, di sisi
   permukaan adalah dengan ketat bertingkah laku sesuai dengan hukum Taurat, sisi sebaliknya
   adalah jika tidak dapat melaksanakan hukum Taurat, maka harus dengan rela menerima hukuman
   dari hukum Taurat. Manusia tidak dapat melaksanakan hukum Taurat maka harus menerima
   hukuman dari hukum Taurat. Dia telah menggantikan manusia dalam menanggung hukuman
   hukum Taurat yang harus dipikul oleh manusia, inilah yang dimaksud bahwa Dia datang untuk
   menggenapinya.
10. Jika kamu tidak melakukan kehendak Allah melebihi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
    sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga (Mat. 5:20). Syarat untuk masuk
    Kerajaan Surga juga adalah syarat untuk mendapatkan pahala, berdasarkan apa yang telah kita
    pelajari, ada beberapa syarat seperti di bawah ini:
    (1) Melampaui kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi—kebenaran ahli-ahli Taurat dan
        orang-orang Farisi paling banyak membahas tentang kebenaran hukum Taurat, kebenaran
        harafiah, kebenaran dalam peraturan atau kebenaran yang di luaran. Kebenaran yang melebihi
        kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu adalah kebenaran yang dibicarakan pasal
        5,6 dan 7 dalam kitab ini, adalah kebenaran yang berasal dari hayat yang baru, yang
        melampaui kebenaran hukum Taurat. Misalkan: kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang
        Farisi adalah tidak boleh ada perbuatan berzina, tetapi kebenaran yang melampaui kebenaran
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah di dalam hati tidak boleh ada keinginan untuk
         berzina (5:27-28).
   (2)   Melakukan kehendak Allah (7:21)—tidak ada pilihan sendiri, tidak mementingkan kesukaan
         sendiri, hanya mendengar perkataan-Nya, mutlak taat kepada perintah-Nya. Ini adalah syarat
         mutlak untuk mendapat pahala masuk Kerajaan.
   (3)   Menjadi seperti anak kecil (18:3)—seperti anak kecil adalah rendah hati, bersandar kepada
         orang tua, mengasihi orang tua, polos, tidak ada kesukaan terhadap dosa.
   (4)   ‘Berjerih lelah’—Memasuki Kerajaan Surga dengan berjerih lelah. ‘Berjerih lelah’ dapat
         diartikan menjadi ‘menyerbu’ atau ‘merebut’, artinya adalah Kerajaan Surga harus didapatkan
         dan direbut dengan tanpa menghiraukan apa pun dan tidak sayang untuk mengeluarkan harga
         apa pun. Hanya ‘orang-orang yang menyerbunya dengan keras’ (11:12 arti dari ‘berjerih
         lelah’) baru dapat ‘merebut’ Kerajaan Surga.
   (5)   Setia (25:14-30)—harus sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang diatur oleh Tuhan, setia
         terhadap talenta yang dikaruniakan oleh Tuhan, memberi suplaian tepat pada waktunya,
         menyuplai sewaktu-waktu, dan menunggu dengan berjaga-jaga.
   (6)   Rela menderita bagi Tuhan—Berbahagialah orang yang dianiaya karena melakukan kehendak
         Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku
         kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan
         bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi
         sebelum kamu (5:10-12).
   (7)   Menjadi seorang pemenang (Why. 2-3)—Di dalam 7 surat Tuhan Yesus, ada tujuh panggilan
         yang berbeda bagi para pemenang. Misalkan, ada seorang kaum beriman dapat saling
         mengasihi dengan yang lain, taat pada ajaran Tuhan, tidak menyangkal nama Tuhan, berusaha
         semaksimal mungkin untuk bersaksi bagi Tuhan, juga melaksanakan ajaran Tuhan untuk
         bersabar,... dia adalah pemenang seperti di gereja Filadelfia. Seluruh pemenang akan menerima
         pahala di dalam Kerajaan. Siapa yang menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan
         Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan
         Bapa-Ku di atas takhta-Nya (Why. 3:21).
11. Pasal 6 ayat 9 sampai 25 sering disebut ‘doa Tuhan’. Di ayat 9 jika berdasarkan bahasa aslinya,
    seharusnya diterjemahkan menjadi karena itu kalian harus berdoa seperti demikian, di sana tidak
    ada kata ‘berkata’. Karena itu ‘doa Tuhan’ bukanlah hanya doa Tuhan sendiri saja, melainkan
    adalah teladan doa atau satu contoh doa yang diberikan Tuhan kepada kita; ini bukan menyuruh
    kita untuk menghafal dan menggantikan doa kita.
             Perhatikan empat kata Mu dalam ‘doa Tuhan’ (nama-Mu, Kerajaan-Mu, kehendak-Mu,
    Engkaulah yang punya) dan empat kata kami (berikanlah kami, ampunilah kami, janganlah
    membawa kami, lepaskanlah kami. Doa kita jangan hanya memohon bagi kita saja, juga harus
    memohon bagi nama Bapa, Kerajaan Bapa, kehendak Bapa, karena doa kita adalah rel kereta bagi
    kehendak Allah.
           Di sini Tuhan mengajar kita berdoa: (1) memohon perkara Allah terlebih dahulu, (2) baru
    memohon untuk perkara diri sendiri, (3) mohon dilindungi dari musuh yaitu Satan, (4) diakhiri
    dengan pujian. Walaupun tidak tentu berdasarkan urutan yang tetap, tetapi satu dosa yang sehat
    dan sempurna, isinya harus mencakup keempat hal ini. (Baca: Ministri Doa Gereja bab 2, dan
    Collected Work of Watchman Nee set 2 volume 22).
12. Pasal 7 ayat 21 sampai 27 adalah satu doa yang serius bagi kaum beriman yang melayani Tuhan.
    Orang yang berseru, ‘Tuhan, Tuhan!’ itu adalah seorang yang telah beroleh selamat (Rom. 10:13; 1
    Kor. 12:3), bahkan adalah seorang pengkhotbah yang sangat berkarunia dan sangat berprestasi,
    tetapi dia belum tentu masuk Kerajaan Surga. Syarat utama untuk masuk Kerajaan Surga adalah
    melakukan kehendak Bapa, yaitu yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya (Mat.
    7:24), yang berarti taat. Kaum beriman mungkin memiliki bagian pelayanan, mungkin memiliki
    berbagai macam karunia, mungkin memiliki prestasi yang sangat besar, tetapi mungkin juga dia
    tidak taat, dan melakukan pekerjaan dengan mengikuti arahan dari manusia atau kesenangan
    sendiri. Saat diadakan perhitungan di depan takhta Tuhan (Mat. 25:19; 2Kor. 5:10), Tuhan akan
    berkata kepada mereka, Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapan-Ku, kamu
    sekalian yang melakukan kejahatan! (Mat. 7:23).
13. Pasal 8 dan 9 dalam kitab ini mencatat 11 mujizat yang dilakukan Tuhan. Setelah sang Raja
    mengumumkan hukum Kerajaan Surga, maka menampakkan kuasa dan kekuatan Raja, yang
    melampaui segala yang ada di alam (penyakit, angin dan ombak) dan yang di luar alam (Iblis).
14. ...datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui-Nya (8:28). Matius
    mencatat bahwa ada dua orang, Markus dan Lukas mencatat bahwa ada satu orang (Mrk. 5:1-20;
    Luk. 8:26-39). Angka yang dicatat Matius selalu berbeda dengan angka yang dicatat dalam kitab
    Injil yang lain. Misalkan, orang buta di sekitar Yerikho, Matius mencatatnya ada dua, Markus dan
    Lukas hanya mencatat satu. Mungkin ini membuat para pemula pembaca Alkitab bertanya-tanya,
    sebenarnya dua atau satu. Sebenarnya, pada waktu itu orang yang kerasukan setan di daerah orang
    Gadara dan orang buta di Yerikho tidak hanya seorang, minimal ada dua orang, bahkan lebih dari
    dua orang. Matius mencatat dua orang di antaranya, Markus hanya mencatat satu orang di
    antaranya, dan memberitahu bahwa orang buta itu adalah Bartimeus, anak Timeus, Lukas juga ada
    mencatat satu orang di antaranya. Matius dapat mencatat dua orang, karena dia mencatat bahwa
    Kristus adalah Raja, Raja yang diurapi harus ada orang yang bersaksi, dua adalah angka yang
    melambangkan saksi (Ul. 19:15). Kristus sebagai Raja, dipersaksikan dari mulut dua orang yang
    kerasukan setan dan dua orang buta.
15. Tuhan disebut Anak Manusia (Mat. 8:20) kira-kira ada 80 kali. Anak Manusia menunjukkan bahwa
    Dia adalah wakil dari manusia, seperti Anak Allah (Yoh. 10:36) menunjukkan bahwa Dia adalah
    Allah, Anak Daud menunjukkan bahwa Dia adalah Raja.
16. Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang
   bukan untuk membawa damai, melainkan pedang (Mat. 10:34). Tidak dijelaskan berdasarkan kata,
   ‘pedang’ dalam ayat ini dengan ‘pedang’ yang menembus jiwa Maria (Luk. 2:35), mengandung
   makna yang sama. Yang dimaksud bukan membawa damai, melainkan pedang adalah mengacu
   pada Matius pasal 10 ayat 35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak
   perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya. Manusia karena kebenaran lalu
   mengikuti Tuhan, maka kemungkinan tidak dapat sehati dengan kerabat dan keluarga. (Baca:
   Ringkasan Alkitab bab 42, mengenai poin yang harus diperhatikan dalam Injil Lukas).
17. Siapa saja yang mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
    siapa saja yang mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada Aku, ia tidak layak
    bagi-Ku (Mat. 10:37). Mengasihi orang tua adalah perintah, mengasihi anak adalah kebenaran.
    Tetapi mengasihi orang tua atau mengasihi anak melebihi dari mengasihi Tuhan, ini adalah salah,
    tidak pantas menjadi murid Tuhan. Saat orang tua atau anak memiliki satu permintaan yang
    bertolak belakang dengan permintaan Tuhan, jika kita mengabaikan permintaan Tuhan, dan
    mengabulkan permintaan orang tua atau anak, maka berarti mengasihi orang tua atau anak melebihi
    dari mengasihi Tuhan, berarti tidak layak menjadi murid Tuhan.
18. Pasal 10 dalam kitab ini membicarakan tentang Tuhan mengutus para murid untuk memberitakan
    Injil kepada orang-orang Yahudi. Kata rasul berarti ‘yang diutus’. Rasul di dalam Alkitab selain
    kedua belas rasul tersebut, masih ada Paulus, Barnabas (Kis. 14:14), Matias (1:26), Andronikus,
    Yunias (Rom. 16:7), Silwanus, Timotius (1Tes. 1:1), dan ‘semua rasul’ yang namanya tidak dicatat
    (1Kor. 15:7), semuanya adalah rasul, yang diutus oleh Tuhan. Tuhan sendiri pun adalah seorang
    Rasul (Ibr. 3:1) yang diutus oleh Bapa.
19. Matius pasal 12 adalah satu pasal yang besar dalam Alkitab, yang membicarakan tentang
    perpalingan zaman yang diatur Allah. Pusat dari isi pasal ini adalah membicarakan tentang
    hubungan Tuhan dengan bangsa Israel telah rusak, Kerajaan Allah telah diambil dari mereka, dan
    diserahkan kepada orang-orang yang dapat berbuah, yaitu gereja. Perpalingan zaman ini adalah
    karena bangsa Israel menolak Kristus (Za. 11:7-14).
    (1) Bangsa Israel menolak Kristus : dalam Matius 11:20 membicarakan ketidakpercayaan mereka.
        Sampai di pasal 12, keadaan menjadi berkembang, ayat 14 adalah pergerakan pertama dari
        orang-orang Farisi yang membuat rencana untuk membunuh Yesus. Di ayat 24, setelah melihat
        kemuliaan Allah, mereka secara terbuka menentang Roh Kudus, berkata bahwa Tuhan dengan
        Beelzebul mengusir setan. Ayat 38, mereka telah menghakimi Tuhan adalah nabi palsu, dan
        menginginkan Tuhan membuat mujizat untuk diperlihatkan kepada mereka. (Baca: Ul. 13:1).
        Tentang kelakuan-kelakuan yang menolak Tuhan yang tercatat dalam Matius pasal 12,
        walaupun bukan yang terakhir, tetapi adalah hal yang dapat dipastikan.
(2) Bagaimana Tuhan menghadapi penolakan ini:
    a. Dalam perkara hari Sabat dalam ayat 1 sampai 8, Tuhan secara tersembunyi telah
       memberitahu bahwa Dia akan mendirikan Perjanjian Baru, menghapus Perjanjian Lama, di
       saat yang sama juga menghapus hubungan-Nya dengan bangsa Israel yang sebagai umat-
       Nya. Dia terlebih dahulu membicarakan perkara saat Daud ditolak, dia makan roti sajian.
       Sebenarnya sebelum Daud, kedudukan imam lebih tinggi daripada kedudukan raja (Bil.
       27-21), tetapi saat sampai pada Daud, ada perpalingan zaman, kedudukan raja melebihi
       kedudukan imam (1 Sam. 2:35-36). Raja yang diurapi ini dalam perkara melayani Allah
       menduduki posisi yang lebih penting, bahkan pelayanan dalam Perjanjian Lama bertambah
       dengan adanya Daud. Sejak saat itu, hubungan Allah dengan bangsa Israel adalah berpusat
       pada raja yang diurapi. (Daud melambangkan Tuhan). Saat Daud melarikan diri dan
       disingkirkan, tabut juga karena demikian tidak dipulihkan, dengan demikian seluruh
       barang-barang yang kudus pun hilang kekudusannya. Karena itu 1 Samuel 21:5, mengenai
       roti sajian itu, Daud berkata, “Pada saat yang sama roti ini adalah roti biasa, walaupun dia
       hari ini di antara bejana itu menjadi kudus.” Kristus yang dilambangkan Daud pada hari
       ini, walaupun ditolak, akhirnya malah membuat hubungan Allah dengan bangsa Israel
       dalam Perjanjian Lama ada peralihan, bahkan perjanjian Allah dengan mereka di gunung
       Sinai pun akan dialihkan, karena itu Allah menyebut perjanjian di gunung Sinai sebagai
       Perjanjian Lama, dan akan mendirikan Perjanjian Baru (Ibr. 7:18, 8:13). Allah
       mengadakan perjanjian dengan bangsa Israel di atas gunung Sinai adalah berdasarkan
       sepuluh perintah (Kel. 34:27-28), bukti dari pendirian perjanjian itu adalah hari Sabat
       (31:12-17; Yeh. 20:12), seperti sunat adalah bukti perjanjian antara Allah dan Abraham
       (Kej. 17:9-12). Saat membatalkan hukum, terhadap 9 perintah dari sepuluh perintah yang
       diberikan saat itu, yaitu perintah pertama sampai ketiga, dan perintah kelima sampai
       sepuluh, karena itu semua berhubungan dengan sifat Allah dan berhubungan dengan moral
       manusia, karena itu tidak boleh diubah. Dalam Perjanjian Baru, terhadap kita yang tidak
       berada di bawah hukum Taurat, melainkan berada di bawah kasih karunia (Rm. 6:14), Roh
       Kudus masih memberi perintah kepada kita untuk mentaati 9 perintah tersebut. Di dalam
       Perjanjian Baru total jumlah membicarakan tentang: menyembah Allah, sebanyak 50 kali;
       tidak boleh menyembah berhala, sebanyak 12 kali; jangan menyebut nama Allah secara
       sembarangan, sebanyak 4 kali; menghormati orang tua, sebanyak 6 kali; jangan berzinah,
       sebanyak 12 kali; jangan membunuh manusia, sebanyak 10 kali; jangan mencuri, sebanyak
       6 kali; jangan bersaksi dusta, sebanyak 4 kali; jangan serakah, sebanyak 9 kali. Tetapi
       terhadap hari Sabat, tidak ada satu perintah pun yang menyuruh kita untuk memperingati,
       seperti halnya tidak ada perintah bagi kita untuk melakukan sunat. Hari Sabat berbeda
       dengan 9 perintah yang lain, karena hari Sabat didirikan berdasarkan pemerintahan Allah,
       adalah bukti suatu perjanjian. Hari Sabat sendiri adalah satu hari, dan tidak memiliki arti
       moral, karena itu boleh diubah. Tuhan berkata bahwa Dia lebih besar daripada Bait Suci,
       dan memaparkan bahwa yang dikehendaki Allah adalah belas kasihan, bukan menghendaki
       persembahan (Mat.12:6-7), karena yang didirikan oleh Tuhan adalah Perjanjian Baru.
       Karena itu imamat dan hukum Taurat harus berubah, kurban persembahan juga harus
       dihapus (Ibr. 7:12.18; 10:8-9,18). Dan Allah memberikan kita anugerah yang kudus dan
       tidak bercacat—Kristus (Kis. 13:34). Karena itu semua orang yang mengikut Dia, di dalam
       Dia (Dia lebih besar dari Daud dan Bait Kudus) tidak dibatasi oleh memperingati hari
       Sabat—bukti dari Perjanjian Lama, seperti imam di dalam Bait Suci beserta dengan orang-
       orang yang mengikut Daud, bersama-sama dengan Daud makan roti sajian, dan tidak
       dihakimi. Tuhan bangkit di hari pertama dari tujuh hari, dan hari ini adalah hari Tuhan, ini
       menunjukkan bahwa kita di dalam Kristus adalah ciptaan baru, kita berada di bawah
       Perjanjian Baru. Orang Yahudi berdebat dengan Tuhan mengenai hari Sabat, dan tidak
       menginginkan Tuhan yang sebagai lambang dari hari Sabat itu, juga tidak menginginkan
       perhentian yang sejati dan kekal yang diberikan Tuhan (Kol. 2:16-17; Mat. 11:28-30),
       bahkan menganiaya Dia karena Ia menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat (Yoh. 5:16-
       18), ini sungguh sangat membodohkan dan penuh dengan kegelapan.
    b. Tuhan mulai mengumumkan hubungan-Nya dengan bangsa kafir dan gereja . Matius 12:24
       adalah bangsa Israel yang dengan tegas menolak Tuhan (diwakili oleh ahli-ahli Taurat dan
       orang-orang Farisi yang datang dari Yerusalem—Mrk. 3:22), lalu berdasarkan rencana
       Allah, Tuhan pun mengumumkan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap (Mat.
12:21). Ayat 38 sampai 42, Tuhan membicarakan tentang orang-orang kafir yaitu orang-
        orang Niniwe dan ratu dari Selatan yang bertobat, mereka akan bangkit pada hari
        penghakiman untuk menghakimi dosa dari zaman ini. (‘Zaman’ di dalam Alkitab mengacu
        kepada sekelompok orang yang bermoral sama di sepanjang sejarah, saat zaman Petrus
        demikian, sampai Tuhan datang kembali pun demikian—baca: Mzm. 12:7; Kis. 2:40; Mat.
        4:34). Yunus adalah orang dari Gat-Hefer (dalam daerah Galilea) (2Raj. 14:25; Yos.
        19:13-16; Mat. 4:15, Yoh. 7:52), orang Yahudi karena sengaja, karena tidak tahu dan tidak
        mengakui bahwa pernah muncul nabi dari Galilea, tetapi Allah memakai Yunus sebagai
        lambang dari Tuhan; setelah Yunus keluar dari mulut ikan, orang-orang Niniwe menerima
        pengabarannya, seperti setelah Tuhan bangkit di hari ketiga dikabarkan kepada orang kafir,
        agar orang-orang dunia percaya dan taat (1Tim. 3:15). Matius 12:46-50 memperlihatkan
        kepada kita tentang ‘orang-orang kelahiran Yahudi’ (Gal. 2:15; Flp. 3:3-5), hubungan
        lahiriah semacam ini tidak dapat memuaskan kehendak Allah, karena Tuhan datang agar di
        dunia ini dihasilkan sekelompok orang yang melaksanakan kehendak Bapa dengan
        berdasarkan hayat yang baru, dan sekelompok orang ini adalah gereja, gereja adalah rumah
        Allah.
    c. Pengumuman Tuhan terhadap bangsa Yahudi: (1) Mengumumkan tentang penghakiman.
        Matius 12:20 bahasa asli dari ‘menjadikan hukum’ berarti ‘dikeluarkan dari dalam
        perbendaharaan untuk dihakimi’ (Ul. 32:34; Mat. 13:52, 12:35). Penghakiman akan
        menimpa orang Yahudi terlebih dahulu (Yeh. 20:33-38; Rom. 2:9). Matius 12:38-42, saat
        menghakimi orang-orang yang telah mati, orang-orang yang menolak Tuhan dalam
        sepanjang sejarah dan orang-orang Yahudi pada saat itu, akan dihakimi. (2)
        Mengumumkan dosa yang tidak dapat diampuni. Tuhan mengusir setan jelas-jelas adalah
        kekuatan Roh Kudus yang ternyatakan di tengah-tengah mereka, adalah menunjukkan
        Kerajaan Allah sudah dekat pada mereka, hal ini jelas-jelas sama sekali berbeda dengan
        orang-orang yang mengusir setan dengan menggunakan sihir (Kis. 19:13. 19). Kata-kata
        yang mereka ucapkan dalam Matius 12:24 benar-benar menodai Roh Kudus. Ini bukanlah
        ketidakpercayaan karena ketidaktahuan, melainkan secara terbuka menentang Allah dan
        segala sesuatu yang menjadi milik Allah. Kelakuan dan perkataan yang berdosa terhadap
        Anak Manusia yang disebabkan oleh ketidaktahuan (‘Anak Manusia’ menunjukkan
        kemuliaan-Nya yang tersembunyi agar tidak terlihat oleh manusia daging), masih dapat
        diampuni (Mrk. 6:3; Luk. 23:34), tetapi di sini adalah saat kemuliaan Allah benar-benar
        dinyatakan, dan juga saat Roh Kudus dinodai dan dilukai, karena itu pada zaman sekarang
        ini (saat itu menunjukkan zaman hukum Taurat), walaupun Allah juga ada belas kasihan,
        tetapi ketidakpercayaan, dengan sengaja menodai dan berdosa terhadap Roh Kudus, benar-
        benar adalah hal yang tidak dapat diampuni (Bil. 14:20-24, 26-35; Ul. 1:32, 34-35; Ibr.
        3:16-19; Mat. 23:33-39). Pada masa yang akan datang (zaman Kerajaan, hari Isa)
        walaupun mulia dan anugerah dinyatakan lebih besar, tetapi terhadap dosa yang demikian
        juga tidak akan diampuni (Yes. 65:20; Why. 20:7-11) (Baca: Collected Work of Watchman
        Nee set 1 vol. 20). (3) Keadaan di masa akan datang. Setelah orang Yahudi kembali ke
        negaranya dari Babilon, lepas dari dosa memuja berhala, (seperti setan yang keluar dari
        tubuh), tetapi mereka tidak menerima hati yang mengasihi kebenaran yang dapat
        menyelamatkan mereka, sehingga pada masa akan datang akan melakukan dosa yang lebih
        besar mengenai penyembahan berhala, yang membuat berhala sang perusak itu berdiri di
        tanah suci dan mengikat perjanjian dengan pendosa besar. Pada saat itu kondisi orang
        Yahudi yang penuh dengan dosa, kegelapan dan mendapat hukuman ini, tidak pernah ada
        dalam sejarah mereka; ini seperti satu roh jahat yang kemudian membawa tujuh roh-roh
        jahat lainnya yang lebih hebat, ini adalah kondisi orang Yahudi di saat sebelum kedatangan
        Tuhan di dalam kemuliaan-Nya (2 Tes. 2:3-4; Dan. 9:27; Yer. 30:7; Yes. 28:14-22).
(3) Peralihan yang jelas: Matius 5:1 adalah Tuhan membicarakan hukum Kerajaan, karena di atas
    gunung (Yes. 2:2-3); dan Matius 13:1 berkata, setelah Tuhan selesai berbicara tentang siapa
    yang menjadi saudara-Nya, pada hari itu Ia juga keluar dari dalam rumah (melambangkan
    ruang lingkup agama Yahudi), dan duduk di tepi laut (‘laut’ melambangkan dunia orang bukan
    Yahudi) mengatakan perumpamaan. (Ini seperti yang dikatakan dalam Yesaya 6:10, Yesaya
    melihat kemuliaan Tuhan dan mendapat wahyu, untuk memberitahu orang Israel yang tidak
    percaya, tidak mengerti dan tidak berbalik—Yoh. 12:37-42—karena itu perkara Kerajaan tidak
    lagi diberitahukan kepada bangsa Yahudi secara terang-terangan, dan hanya diberitahu kepada
saudara Tuhan, yaitu para murid yang melakukan kehendak Bapa). Ini adalah suatu peralihan
        zaman, yaitu pengumuman peralihan dari zaman hukum Taurat ke zaman gereja (zaman kasih
        karunia), yaitu suatu pengumuman bahwa Perjanjian Lama akan berakhir dan Perjanjian Baru
        akan didirikan. Karena bangsa Israel tidak menerima Kristus, maka akan jatuh ke dalam
        hukuman (Yes. 6:11-13), sampai Tuhan datang dari langit, mereka baru akan berpaling dari
        dosa kepada Kristus, kemudian diterima dan masuk ke dalam Perjanjian Baru yang didirikan
        Allah di dalam Kristus, serta menjadi umat Allah yang kudus (Zak. 12:10-13:2; Yes. 59:20-21;
        Yer. 31:31-34).
20. Setelah Raja ditolak oleh umat-Nya, lalu berbicara mengenai perumpamaan tentang Kerajaan
    Surga.
    (1) Selain perumpamaan pertama, seluruh enam perumpamaan ada perkataan ‘Kerajaan Surga
        seumpama...’. Tetapi ‘perumpamaan tentang penabur’ berbicara tentang Kerajaan Surga,
        karena Tuhan berkata bahwa perumpamaan ini adalah rahasia Kerajaan Surga (Mat. 13:11).
        Benih ini adalah ‘perkataan Kerajaan Surga’ (ayat 19).
    (2) Ketujuh perumpamaan ini berbicara tentang keadaan Kerajaan Surga pada zaman sekarang ini,
        dan tidak berbicara tentang kondisi penggenapan Kerajaan Surga (Kerajaan Seribu Tahun).
        Selain beberapa perkataan yang ringkas (43, 50), pahala dalam Kerajaan Seribu Tahun,
        mahkota, takhta dan perkara lainnya yang detail tidak dibahas.
    (3) Empat perumpamaan pertama dari tujuh perumpamaan itu dibicarakan kepada semua orang,
        tiga perumpamaan yang lain dibicarakan kepada para murid. Dua perumpamaan pertama
        adalah Tuhan sendiri yang memberikan jawaban, lima perumpamaan berikutnya tidak ada
        penjelasan. Ada orang menganggap bahwa perumpamaan tentang menabur benih satu
        kelompok dengan perumpamaan benih lalang, perumpamaan biji sesawi satu kelompok dengan
        perumpamaan tentang ragi, perumpamaan tentang harta yang tersembunyi satu kelompok
        dengan dengan perumpamaan mencari mutiara, perumpamaan tentang jala yang ditebar
        menjadi satu kelompok. Juga ada orang menganggap: perumpamaan pertama menjadi satu
        kelompok, yang berbicara tentang masa Kerajaan Surga yang paling awal; perumpamaan
        kedua, ketiga dan keempat menjadi satu kelompok, yang berbicara tentang ruang lingkup
        Kerajaan Surga—agama Kristen; perumpamaan kelima, keenam dan ketujuh menjadi satu
        kelompok, yang berbicara tentang realitas Kerajaan Surga dan satu bagian sebelum Kerajaan
        Surga itu terwujud.
    (4) Perumpamaan tentang benih yang ditabur (Mat. 13:3-8, 18-23) adalah perumpamaan yang
        dijelaskan oleh Tuhan sendiri. Perumpamaan ini secara khusus mengacu kepada keadaan
        pemberitaan Injil oleh Yohanes Pembaptis, Tuhan sendiri dan para murid-Nya. Pada saat itu
        mereka semua memberitakan Kerajaan Surga sudah dekat. ‘Sudah dekat’ bukan mengacu
        kepada ‘masa akan datang’ atau ‘dekat tetapi belum tiba’. ‘Sudah dekat’ mengacu kepada ‘di
        dalam tangan’. Pada bagian masa ini adalah masa di persimpangan antara hukum Taurat dalam
        Perjanjian Lama dan Kerajaan Surga, boleh dimasukkan, juga boleh tidak dimasukkan ke
        dalam ruang lingkup Kerajaan Surga, karena itu terhadap perumpamaan ini Tuhan tidak
        berkata ‘Kerajaan Surga seumpama’, tetapi benih dalam perumpamaan ini benar-benar adalah
        mengacu kepada perkataan Kerajaan Surga.
    (5) Perumpamaan benih lalang (ayat 24-30, 36-43) juga adalah perumpamaan yang dijelaskan oleh
        Tuhan sendiri. Yang menabur juga adalah Tuhan sendiri. Tetapi benih yang baik itu tidak lagi
        mengacu kepada firman, tetapi mengacu kepada orang yang menerima firman—‘umat
        Kerajaan Surga’; ladang itu tidak lagi mengacu kepada hati manusia, melainkan mengacu
        kepada ‘dunia’ (ayat 38), yaitu daerah di mana Tuhan memberikan Injil. ‘Orang’ yang ‘tidur’
        itu (ayat 25) adalah jamak, bukan mengacu kepada Tuhan, melainkan mengacu kepada para
        hamba Tuhan. Saat mereka lalai dan tidak berjaga-jaga, Iblis pun bekerja, menaburkan benih
        lalang yang seperti gandum tetapi bukan gandum. Karena itu pada zaman Paulus, ada orang
        Kristen palsu yang menyusup masuk (2 Kor. 11:26; Gal. 2:4). Di mana ada pekerjaan Tuhan,
        di sana pun juga ada pekerjaan Iblis. Kekacauan ini bukanlah diselesaikan dengan cara
        ‘menyiangi’ (cara yang kejam), harus menunggu sampai waktu menuai, Tuhan mengutus
        malaikat barulah dapat menyiangi lalang tersebut.
    (6) Kerajaan Surga jika dilihat dari luaran dan ruang lingkupnya, seperti ‘satu biji sesawi’ (Mat.
        13:31-32). Biji sesawi sebenarnya adalah ‘yang terkecil dari ratusan jenis yang lain’, adalah
        satu jenis sayuran, tetapi melalui pertumbuhan yang tidak normal, dia menjadi ‘pohon’,
menjadi sarang dari burung-burung. Ini seperti awal dari kekristenan yang sebenarnya adalah
       paling kecil, tetapi sampai pada suatu saat, tiba-tiba menjadi besar, menjadi negara agama,
       bahkan berada pada urutan atas. Luarannya sangat subur, ruang lingkupnya luas, tetapi sangat
       tidak beruntung adalah kekuasaan si jahat itu (ayat 4, 19) pun juga menjadi bertambah luas.
   (7) Dalam perumpamaan tentang ragi (ayat 33), ragi sama dengan bidah, racun, kebusukan (16:12;
       Mrk. 8:15); tepung adalah makanan yang menghasilkan hayat; perempuan itu adalah orang
       mengajarkan bidah; dia mencampurkan ragi ke dalam tepung, hasilnya, sejak saat itu ajaran
       Allah dikhamirkan oleh ajaran bidah.
   (8) Tiga perumpamaan di atas adalah satu kelompok, yang dikatakan Tuhan dalam satu rangkaian,
       tidak terputus di tengah. Tiga perumpamaan tersebut hanyalah membicarakan tentang luaran
       atau ruang lingkup Kerajaan Surga dan tidak berbicara tentang realitas Kerajaan Surga; karena
       itu saudara palsu, kekuatan si jahat, bidah dan sebagainya, sepertinya ditetapkan untuk
       merusak ke dalam ruang lingkup agama, tetapi secara mutlak tidak boleh terjadi di dalam
       gereja.
   (9) Ada persamaan antara perumpamaan tentang harta yang tersembunyi dan perumpamaan
       tentang mencari mutiara, yaitu sama-sama membicarakan tentang realitas Kerajaan Surga,
       yaitu tempat di mana Allah dapat benar-benar berkuasa pada hari ini; ‘orang’ dengan ‘orang
       yang membeli dan menjual’ sama-sama mengacu kepada Tuhan; sama-sama berbicara bahwa
       ada yang dicari oleh Tuhan kita; juga sama-sama membicarakan ‘menjual seluruh miliknya’
       yang menunjukkan bahwa Dia telah mengeluarkan harga sangat tinggi (Mat. 13:44-46).
       Perbedaan dalam dua perumpamaan ini adalah yang satu berbicara tentang ‘harta yang
       terpendam di ladang’, yang satu berbicara tentang ‘mutiara yang sangat berharga’.
           Harta di sini bukan mengacu kepada gereja, jika demikian maka tidak perlu untuk diulang.
       Harta mengacu kepada sebagian orang-orang Yahudi yang menyembah Allah. Walaupun
       mereka bukan karena percaya Tuhan dan menjadi umat Kristen, tetapi mereka terus-menerus
       menyembah Allah, menyukai keadilbenaran-Nya dan sudah lama menunggu kedatangan Isa.
       Mereka berbeda dengan sebagian besar orang-orang Yahudi yaitu orang-orang yang menolak
       Tuhan, menentang Allah dan hanya mencari kekayaan. Allah berkuasa di antara sebagian kecil
       orang-orang Yahudi yang beribadah ini; Allah melihat mereka seperti harta. Alkitab berkata,
       Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
       perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala
       bangsa...(Kel. 19:5). Juga berkata, Sebab TUHAN telah memilih Yakub bagi-Nya, Israel
       menjadi milik kesayangan-Nya (Kel. 135:4). Kematian Tuhan di atas kayu salib, tidak hanya
       bagi umat rohani-Nya (gereja), juga bagi umat-Nya secara bumiah (orang Yahudi yang
       beribadah). ...Lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh
       bangsa kita ini binasa (Yoh. 11:50), perkataan ini bernubuat bahwa Yesus akan mati untuk
       bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan
       mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai (Yoh. 11:51-52). Orang-orang Yahudi
       yang beribadah ini seolah-olah tersembunyi di dalam ladang (dunia), sampai sebelum Tuhan
       datang kembali, mereka akan bangkit, ditebus bahkan akan di dalam Kerajaan Seribu Tahun
       menjadi imamat rajani.
           Mengenai perumpamaan tentang mutiara, dengan jelas mengacu kepada gereja. Gereja
       adalah realitas Kerajaan Surga di atas bumi hari ini, yang juga adalah tempat di mana Allah
       dapat benar-benar berkuasa di bumi ini. Seperti sebutir mutiara: dia adalah suatu organik, dia
       diambil dari dalam laut, pertumbuhannya adalah hayat yang bertambah selapis demi selapis,
       keindahannya adalah hayat yang digesek selapis demi selapis. Tuhan mengasihi gereja, dan
       mengorbankan diri-Nya bagi gereja (Ef. 5:25).
   (10)Perumpamaan tentang harta yang tersembunyi berhubungan dengan orang-orang Yahudi yang
       beribadah, sedangkan perumpamaan tentang mencari mutiara berhubungan dengan gereja,
       perumpamaan tentang menebar jala berhubungan dengan orang kafir. ‘Laut’ (Mat. 13:47)
       sebenarnya mengacu kepada orang kafir. ‘Jala yang ditebarkan di laut’ mengacu kepada akhir
       zaman, Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk memisahkan orang kafir yang benar dengan
       orang kafir yang jahat. Perumpamaan ini sama dengan perumpamaan dalam pasal 25 tentang
       memisahkan kambing dan domba.
21. Ketika Tuhan mendengar bahwa pendahulu-Nya yaitu Yohanes Pembaptis dibunuh oleh Herodes,
    Dia tidak memberikan reaksi apa pun, hanya menyingkir ke tempat sunyi dan seorang diri
bersekutu dengan Allah. Karena Allah adalah harapan-Nya, perkara-Nya hanya diberitahukan
    kepada Allah; juga karena kerajaan-Nya yang sebenarnya ‘bukan dari dunia ini’ (Yoh. 18:36).
22. Kemudian Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon (Mat. 15:21). Pasal 11
    dan 12 membicarakan karena Raja ditolak oleh umat-Nya, maka mengumumkan bahwa sejak saat
    itu arah pekerjaan-Nya akan dialihkan kepada bangsa kafir; pasal 15 berbicara bahwa Raja
    melaksanakan pengumuman-Nya dan mulai (juga adalah yang pertama) menyatakan keadilan
    kepada bangsa-bangsa (12:18).
         Ketika perempuan Kanaan itu berseru kepada Tuhan dengan sebutan Anak Daud, Dia sedikit
    pun tidak mempedulikannya; ini dikarenakan dia adalah seorang kafir, tidak ada kuasa dan tidak
    layak untuk berseru kepada Tuhan dengan sebutan yang demikian (Mat. 15:22; Ef. 2:12). Tetapi
    saat dia hanya menyebut Dia sebagai Tuhan (Mat. 15:25; Rom. 10:12-13), Tuhan pun menerima
    sebutannya bahkan mengabulkan permohonannya.
23. Petrus menyebut Tuhan adalah Mesias (Kristus), Anak Allah yang hidup, pengakuan ini adalah
    ‘batu karang ini’, yang adalah dasar dari gereja, gereja didirikan di atas pengakuan yang
    sedemikian dari manusia. Kapan pun di bumi ini ada orang yang mengaku bahwa Tuhan adalah
    Kristus, adalah Anak Allah yang hidup, di saat itu pula di bumi ini ada umat yang dipanggil keluar
    oleh Allah—gereja.
           Mengenai Petrus, dia bukanlah batu karang itu. Arti dari bahasa asli ‘Petrus’ adalah ‘batu
    kecil’. Arti dari bahasa asli ‘batu karang’ adalah ‘batu besar’. Petrus di dalam surat-suratnya
    memberitahu kita bahwa Kristus adalah batu penjuru, sedangkan kaum beriman adalah batu hidup
    yang satu-satu dan dibangun menjadi suatu bangunan rohani (1 Pet. 2:4-7). Jika Petrus adalah batu
    karang itu, maka ‘alam maut tidak akan menguasainya’ (Mat. 16:18), tetapi secara fakta, tidak lama
    kemudian, Satan menggunakan dia menjadi batu sandungan bagi Tuhan (ayat 23), dan tidak lama
    kemudian, Satan menuntut untuk menampi dia seperti gandum (Luk. 22:31); jika bukan
    permohonan dan penjagaan dari Tuhan, maka dia akan gagal dan tidak akan dapat berbalik lagi.
24. Kuberikan kunci Kerajaan Surga kepadamu, ini bukan menunjukkan bahwa Petrus memiliki
    kedudukan dan kekuasaan yang khusus. Kunci digunakan untuk membuka pintu (Why. 3:7);
    ‘Kunci Kerajaan Surga’ digunakan untuk membuka pintu Kerajaan Surga. Karena itu pada saat
    Pentakosta, dia membukakan pintu Kerajaan Surga bagi orang-orang Yahudi; di rumah Kornelius,
    dia membukakan pintu Kerajaan Surga bagi bangsa kafir.
25. Perkara tentang Tuhan kita berubah rupa di atas gunung (Mat. 17:1-8), melambangkan keadaan
    Kerajaan di masa akan datang. Wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi
    putih bersinar seperti terang menyatakan Dia adalah surya kebenaran (Mal. 4:2), mulia yang tak
    terkira, tidak lagi seperti kondisi pada saat di bumi: sederhana, rendah, hina dan buruk rupa. Musa
    mewakili sekelompok manusia yang telah mati, masuk ke dalam Kerajaan dan mendapat
    kemuliaan; Elia mewakili sekelompok manusia yang terangkat pada saat hidup, masuk ke dalam
    Kerajaan dan mendapat kemuliaan.
          Petrus ingin mendirikan tiga kemah: satu untuk Musa, satu untuk Elia dan satu untuk Tuhan.
    Ini adalah maksud yang baik dan kegairahan hati, tetapi ini salah, karena dia menyamakan Musa
    dan Elia dengan Tuhan. Karena itu suara Allah dari dalam awan itu mengoreksi dia, kata-Nya
    Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia! (ayat 5).
    Walaupun di sana ada hukum Taurat dan nabi, tetapi hanya Tuhanlah Anak Allah yang terkasih,
    para murid haruslah hanya mendengarkan Dia. Ternyata benar, para murid mendapat pelajaran,
    mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri (ayat 8).
26. Perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? Jawab Yesus,
    “...turutilah segala perintah Allah... (Mat. 19:16-22). Penuntutan dan sikap dari orang muda itu
    sangatlah benar, tetapi pertanyaannya adalah suatu kesalahan besar. Ternyata dia menginginkan
    perbuatan baik itu digantikan dengan hidup yang kekal. Pemikiran yang salah ini tidak hanya
    dimiliki oleh orang muda itu, tetapi juga dimiliki oleh banyak ahli Taurat, agamawan dan orang
    yang lainnya (Kis. 2:37; 16:30). Tuhan menjawabnya dan menyuruhnya untuk mentaati segala
    perintah, yaitu agar dia sendiri mengetahui bahwa manusia tidak dapat berbuat baik, bahkan tidak
    dapat melaksanakan perintah. Maksud semula Allah dahulu memberikan perintah dan hukum
    Taurat, adalah agar pada saat manusia tidak selalu dapat melaksanakan hal-hal yang dicatat dalam
    kitab Taurat, ia dapat mengetahui bahwa dia sendiri memiliki dosa, selain pengampunan dari kasih
    karunia, tidak ada yang dapat diharapkan lagi (Rom. 3:20, 5:20, Gal. 3:10). Orang muda itu
bertanya perintah yang mana jika dilaksanakan dapat membuatnya beroleh hidup yang kekal.
    Tuhan tidak mengatakan perintah terhadap Allah, Tuhan hanya menyebut sejumlah perintah
    terhadap manusia, tujuannya adalah agar dia mengetahui bahwa dia mutlak tidak dapat
    ‘melakukannya’, hanya memohon kasih karunia Tuhan. Tidak disangka, orang muda itu masih
    mempertahankan pemikirannya bahwa dia dapat ‘melakukannya’, mengira bahwa perintah-
    perintah itu sudah dia laksanakan sejak kecil. Terakhir Tuhan hanya dapat berkata kepadanya,
    ...juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,... kemudian datanglah
    kemari dan ikutlah Aku. Maksud Tuhan ialah: jika dia dapat melakukan, jika sejak kecil dia telah
    melaksanakan perintah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, maka ‘menjual’ dan
    ‘memberi’ bukanlah suatu perkara yang sulit, sangat mudah dilaksanakan. Tuhan masih
    mengharapkan dia tidak bersandar pada jalan ‘berbuat baik’ untuk beroleh selamat, melainkan
    bersandar pada kasih karunia untuk beroleh selamat; tetapi mendengar perkataan itu, pergilah
    orang muda itu dengan sedih, karena dia tidak mengenal jalan beroleh hidup kekal melalui iman.
          Manusia tidak dapat bersandar pada perbuatan baik untuk beroleh hidup kekal, jika demikian,
    siapakah yang dapat diselamatkan?Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala
    sesuatu mungkin (Mat. 19:25-26). Dia dapat membuat manusia yang karena percaya kepada Tuhan
    Yesus, dapat diselamatkan.
27. Pasal 21 ayat 1 sampai 11 mencatat tentang Tuhan yang ditolak terakhir kali masuk ke dalam kota
    Yerusalem, bahkan menggenapkan nubuat nabi Yesaya dan Zakharia untuk menyatakan bahwa Dia
    adalah Raja (Yes. 62:11; Zak. 9:9). Tetapi pada saat itu yang menyambut Dia, tidak ada seorang
    pun pejabat atau penatua, melainkan hanya sejumlah warga. Dan yang mereka sambut hanyalah
    seorang Yesus dari Nazaret di Galilea (Mat. 21:11), dan tidak melihat Dia adalah Isa mereka.
    Bahkan tidak lama kemudian, pujian ‘Hosana’ itu berubah menjadi kutukan ‘salibkan Dia’.
28. Pohon ara yang tidak berbuah itu (Mat. 21:19) hanya daun-daunnya saja yang tumbuh, tidak ada
    buah, tidak dapat memuaskan permintaan Allah, karena itulah Dia mengutuk pohon ara itu. Dilihat
    dari lambang, pohon ara yang tidak berbuah itu mengacu kepada orang-orang Yahudi pada saat itu
    (Yer. 24:5, 8; Luk. 13:6-9), yang hanya ada riturgi pelayanan, dan tidak memiliki realitas
    pelayanan, karena itu Tuhan menolak mereka, sampai setelah ranting-rantingnya melembut dan
    mulai bertunas (Mat. 24:32), mereka bertobat, dan berpaling dari perbuatan dosa mereka, barulah
    menerima mereka kembali (Yes. 59:20; Rom. 11:23). Dilihat dari kehidupan kaum beriman, kita
    mungkin ada sikap luaran yang beribadah, namun tidak memiliki hayat yang dialirkan keluar,
    karena itu Tuhan tidak dapat puas atas diri kita; sampai tidak tertahan lagi (Luk. 13:6-9), Dia lebih
    baik memutuskan persekutuan rohani kita, saat itu hayat kita akan menjadi kering.
29. Perintah adalah tuntutan Allah terhadap manusia. Dalam 10 perintah, ada 4 perintah terhadap Allah,
    6 perintah terhadap manusia. Hasil dari perintah terhadap Allah adalah ‘kasih’, hasil perintah
    terhadap manusia juga adalah ‘kasih’. Karena itu Alkitab berkata, Kasihilah Tuhan, Allahmu,
    dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah
    perintah yang terutama dan yang pertama. Perintah yang kedua, yang sama dengan itu adalah,
    ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua perintah inilah tergantung
    seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Mat. 22:37-40). Manusia yang benar-benar mengasihi
    Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi, tentu saja tidak dapat melayani
    Allah yang lain, membuat berhala dan sebagainya; manusia hanya mengasihi manusia saja, baru
    tidak menentang orang tua, membunuh, berzinah dan sebagainya.
30. Bagi orang beriman baru, terhadap pasal 23 mungkin merasa aneh, apakah Tuhan maha pengasih
    dan lemah lembut itu, juga bisa mengutuk manusia? Hal ini sangat serius, maka murka Domba
    betapa menakutkan. Tuhan pada waktu itu melihat ahli-ahli Taurat, dan orang –orang Farisi, penuh
    dosa, dan sedikitpun tidak memiliki perasaan yang mau bertobat; Meskipun Dia tiap kali mendidik
    mereka dan memperingati mereka, tetap tidak ada hasilnya, akhirnya terpaksa Tuhan menghukum
    mereka dengan wewenang seorang Raja. Kita tahu, terhadap kaum awam, pembicaraan Tuhan
    tidak keras, tetapi terhadap ahli-ahli Taurat, orang Farisi dan pemimpin yang munafik, Ia selalu
    mengekspos perbuatan dosa merekan, dan menghardik dengan kata-kata yang keras.
           Pasal ini dibagi 3 bagian:
       Pertama: Teguran dan peringatan Tuhan kepada murid (ayat 1-12). Tuhan memperingatkan
    murid-Nya, untuk jangan menuruti perbuatan-perbuatan ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Farisi,
    mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, semua pekerjaan yang
mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; sombong, suka kemegahan lahir,
    menganggap dirinya hebat. Murid-murid hanya ada satu rabi, satu bapa, satu guru, hubungan
    kekerabatan antar kita yang paling akrab adalah saudara.
      Kedua, Tuhan mengkritik orang Farisi dan Ahli Taurat (Matius 23:13-36) Lima kali Tuhan
    mengatakan bahwa mereka adalah orang buta, 8 kali mengatakan “Celakalah kamu”, menghardik
    mereka bahkan menunjukkan sebabnya mereka celaka. Ini menunjukkan kepada kita, buta rohani
    sangatlah serius. Celakalah orang yang munafik. Kelak, hukum Allah akan menimpa kepada orang
    yang munafik, orang yang fasik dan lalim, serta orang yang disebelah luar nampaknya beribadah,
    tetapi tidak ada realitasnya.
      Ketiga, Tuhan mengeluh dan meratapi Yerusalem (23:37-39). Setelah Tuhan menghardik dan
    menghukum, dengan hati yang meratap, Ia menunjukkan hati mereka keras, rumah mereka akan
    ditinggalkan dan menjadi sunyi. Dan Tuhan memberi jalan keluar, yaitu sampai kamu mengatakan,
    “Hosana, terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.” Saat itu mereka baru melihat Tuhan.
31. Pasal 24 adalah nubuat yang sangat penting. Ini adalah garis besar nubuat Perjanjian Baru. Boleh
    dikatakan, nubuat dalam Surat-surat Kiriman dan Kitab Wahyu berdasar pada nubuat ini. Nubuat
    ini seperti serangkai kunci, untuk membuka berbagai rahasia dan nubuat. Orang yang baru belajar
    membaca Alkitab harus baik-baik membacanya, baru bisa mengerti nubuat yang lain.
    (1) Pasal ini dapat dibagi menjadi 3 bagian:
         Bagian pertama adalah kata pengantar (ayat 1-3), mencakup latar belakang pada saat itu (ayat
         1) peringatan (ayat 2), masalah murid:
         a. Kapan terjadinya perusakan Bait Allah;
         b. Tanda-tanda kedatangan Tuhan;
         c. Tanda akhir zaman (ayat 3).
         Bagian kedua, adalah jawaban Tuhan (ayat 4-31);
         Bagian ketiga adalah peringatan Tuhan (ayat 32-51) mencakup :
         a. Tentang kedatangan Tuhan dan keterangkatan-Nya; (32-41)
         b. Harus berjaga-jaga.(42-51)
    (2) Tuhan berkata, Sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu
         yang lain; semuanya akan diruntuhkan.(Mat.24:2). Perkataan ini pertama-tama terjadi pada
         tahun 70 M, yaitu pangeran Romawi, Titus, menyerang Yerusalem. Saat itu, bait Allah dirusak.
         Orang Yahudi lari ke gunung (24:16) Tetapi “waktu itu Pembinasa keji belum berdiri di tempat
         kudus,” (Mat.24:15) juga belum ada “…Antikristus, nabi palsu, bangkit mengadakan tanda-
         tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat,” sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan
         orang-orang pilihan juga.(ayat 23-26) sebab itu, penggenapan yang lebih besar dan lebih
         sempurna itu adalah waktu akhir zaman dan masa Antikristus. Dia akan membuat perjanjian
         dengan orang pilihan. Tiga setengah tahun kemudian, ia melanggar janjinya, menduduki
         tempat kudus, merusak bait suci, membunuh umat pilihan (Daniel 9:27; 2 Tesalonika 2:3-4).
    (3) …sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (Mat. 24:4-14). Pasal ini
         bukan mengatakan tentang akhir zaman. yang terjadi sebelum kedatangan langit baru dan
         bumi, yaitu akhir dunia yang lama ini, tetapi menunjukkan akhir dari zaman kasih karunia.
         Pada akhir zaman ini, Tuhan khusus menyatakan perbuatan-Nya kepada orang Yahudi. Hal
         inilah yang disebut dalam Perjanjian Lama, bahwa keluarga Yakub menderita kesulitan
         (Yeremia 30:7), disebut sebagai hari TUHAN (Yoel 2:1-11). Dalam Perjanjian Baru disebut
         sebagai kesusahan besar (Mat. 24:21), hari Tuhan (1 Tes. 5:2; 2 Tes. 2:2). Satu kali tujuh masa
         yang dibicarakan dalam Daniel pasal 9 adalah saat ini.
              Sebelum akhir zaman datang, ada satu hal yang sangat jelas, yaitu Injil Kerajaan harus
         disebarkan ke seluruh bumi. Kesusahan itu ada, tetapi kesusahan itu bukan menunjukkan
         bahwa akhir zaman sudah tiba. Kedatangan akhir zaman itu pasti memiliki tanda yang pasti,
         yaitu Injil Kerajaan harus disebarkan ke seluruh bumi. Ada orang memiliki pemikiran yang
         salah, mengira kesusahan besar itu adalah akhir zaman, mengira hari Tuhan itu sudah tiba
         sekarang (2 Tes. 2:1-3) Bahkan orang mengira kesusahan bear itu menunjukkan Tuhan sudah
         datang. Ini berarti kita menunggu kesusahan besar tiba, mengharapkan kesusahan besar, ini
         tidak benar. Firman Tuhan menyuruh kita menantikan kedatangan Tuhan, mengharapkan
         keterangkatan, mengharapkan kedatangan Tuhan membawa karunia (1 Pet. 1:13). Sebab itu
         kita perlu melayani dengan setia menurut firman Tuhan, tidak disesatkan nabi palsu, tidak
         menjadi tawar dalam kasih, sabar sampai kesudahannya, dengan giat mengabarkan Injil
Ringk alkitab mat (40)
Ringk alkitab mat (40)
Ringk alkitab mat (40)

More Related Content

What's hot

Power Poin Perang Salib
Power Poin Perang  SalibPower Poin Perang  Salib
Power Poin Perang SalibKhusnul huda
 
Khalifah harun al rasyid
Khalifah harun al rasyidKhalifah harun al rasyid
Khalifah harun al rasyidNurhawa Rosman
 
Ski kelas 8 semester 2 dinasti fatimiyah
Ski kelas 8 semester 2 dinasti fatimiyahSki kelas 8 semester 2 dinasti fatimiyah
Ski kelas 8 semester 2 dinasti fatimiyahTatik Suwartinah
 
Kota kota dalam Alkitab - buku mewarnai
Kota kota dalam Alkitab - buku mewarnaiKota kota dalam Alkitab - buku mewarnai
Kota kota dalam Alkitab - buku mewarnaiFreeChildrenStories
 
Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah
Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti UmayyahSejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah
Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti UmayyahBaitinnajmah
 
Dinasti umayyah 1.by:XII IPA 4
Dinasti umayyah 1.by:XII IPA 4Dinasti umayyah 1.by:XII IPA 4
Dinasti umayyah 1.by:XII IPA 414081994
 
Sistem hukum republik islam iran
Sistem hukum republik islam iranSistem hukum republik islam iran
Sistem hukum republik islam iranLP3I Palembang
 
makalah dinasti abbasiyah
makalah dinasti abbasiyahmakalah dinasti abbasiyah
makalah dinasti abbasiyahAzka Al-Kahfi
 
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyahPerkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyahOperator Warnet Vast Raha
 
Dinasti umayah
Dinasti umayahDinasti umayah
Dinasti umayahmbahkelip
 
Kegemilangan Dan Kejatuhan Daulah Abbasiyah
Kegemilangan Dan Kejatuhan Daulah AbbasiyahKegemilangan Dan Kejatuhan Daulah Abbasiyah
Kegemilangan Dan Kejatuhan Daulah Abbasiyahkalias61
 

What's hot (20)

Agama yahudi
Agama yahudiAgama yahudi
Agama yahudi
 
Agama yahudi
Agama yahudiAgama yahudi
Agama yahudi
 
Power Poin Perang Salib
Power Poin Perang  SalibPower Poin Perang  Salib
Power Poin Perang Salib
 
PERANG SALIB
PERANG SALIBPERANG SALIB
PERANG SALIB
 
Perang salib zaman silam
Perang salib zaman silamPerang salib zaman silam
Perang salib zaman silam
 
Copy of perang salib
Copy of perang salibCopy of perang salib
Copy of perang salib
 
Biografi al makmun
Biografi al makmunBiografi al makmun
Biografi al makmun
 
Khalifah harun al rasyid
Khalifah harun al rasyidKhalifah harun al rasyid
Khalifah harun al rasyid
 
Ski kelas 8 semester 2 dinasti fatimiyah
Ski kelas 8 semester 2 dinasti fatimiyahSki kelas 8 semester 2 dinasti fatimiyah
Ski kelas 8 semester 2 dinasti fatimiyah
 
Kota kota dalam Alkitab - buku mewarnai
Kota kota dalam Alkitab - buku mewarnaiKota kota dalam Alkitab - buku mewarnai
Kota kota dalam Alkitab - buku mewarnai
 
Kota kota dalam Alkitab
Kota kota dalam AlkitabKota kota dalam Alkitab
Kota kota dalam Alkitab
 
Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah
Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti UmayyahSejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah
Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah
 
Dinasti umayyah 1.by:XII IPA 4
Dinasti umayyah 1.by:XII IPA 4Dinasti umayyah 1.by:XII IPA 4
Dinasti umayyah 1.by:XII IPA 4
 
BANI BUWAIHI
BANI BUWAIHIBANI BUWAIHI
BANI BUWAIHI
 
Sistem hukum republik islam iran
Sistem hukum republik islam iranSistem hukum republik islam iran
Sistem hukum republik islam iran
 
makalah dinasti abbasiyah
makalah dinasti abbasiyahmakalah dinasti abbasiyah
makalah dinasti abbasiyah
 
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyahPerkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran pada masa dinasti abbasiyah
 
Dinasti umayyah dan abbasiyah
Dinasti umayyah dan abbasiyahDinasti umayyah dan abbasiyah
Dinasti umayyah dan abbasiyah
 
Dinasti umayah
Dinasti umayahDinasti umayah
Dinasti umayah
 
Kegemilangan Dan Kejatuhan Daulah Abbasiyah
Kegemilangan Dan Kejatuhan Daulah AbbasiyahKegemilangan Dan Kejatuhan Daulah Abbasiyah
Kegemilangan Dan Kejatuhan Daulah Abbasiyah
 

Similar to Ringk alkitab mat (40)

Sejarah Konflik Timur Tengah
Sejarah Konflik Timur TengahSejarah Konflik Timur Tengah
Sejarah Konflik Timur TengahLucas Saptoto
 
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pdf
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pdfSesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pdf
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pdfalbertus purnomo
 
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptxSesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptxalbertus purnomo
 
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.ppt
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptSesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.ppt
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptalbertus purnomo
 
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pdf
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pdfSesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pdf
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pdfalbertus purnomo
 
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pptx
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pptxSesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pptx
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pptxalbertus purnomo
 
tugas dorlinche.pptx
tugas dorlinche.pptxtugas dorlinche.pptx
tugas dorlinche.pptxJaliaLodang1
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IISejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IIriyatno abdillah
 
Sesi 8 introduksi kitab hakim hakim 1
Sesi 8 introduksi kitab hakim hakim 1Sesi 8 introduksi kitab hakim hakim 1
Sesi 8 introduksi kitab hakim hakim 1AlbertusPur
 
Daniel 11 – bagian 1
Daniel 11 – bagian 1Daniel 11 – bagian 1
Daniel 11 – bagian 1Justin Soputra
 
SEJARAH ROMAWI KUNO & YUNANI KUNO
SEJARAH ROMAWI KUNO & YUNANI KUNOSEJARAH ROMAWI KUNO & YUNANI KUNO
SEJARAH ROMAWI KUNO & YUNANI KUNOAhmad Rafi Fauzan
 
PPt Perkembangan isam abad petengahan
PPt Perkembangan isam abad petengahanPPt Perkembangan isam abad petengahan
PPt Perkembangan isam abad petengahanawalsepta84
 

Similar to Ringk alkitab mat (40) (20)

Sejarah Konflik Timur Tengah
Sejarah Konflik Timur TengahSejarah Konflik Timur Tengah
Sejarah Konflik Timur Tengah
 
ISRAEL negara
ISRAEL negara ISRAEL negara
ISRAEL negara
 
negara israel
negara israelnegara israel
negara israel
 
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pdf
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pdfSesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pdf
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pdf
 
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptxSesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
 
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.ppt
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptSesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.ppt
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.ppt
 
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pdf
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pdfSesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pdf
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pdf
 
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pptx
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pptxSesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pptx
Sesi 5. Kitab Hakim-Hakim dan teori konfederasi suku-suku Israel.pptx
 
KERAJAAN ISRAEL.ppt
KERAJAAN ISRAEL.pptKERAJAAN ISRAEL.ppt
KERAJAAN ISRAEL.ppt
 
tugas dorlinche.pptx
tugas dorlinche.pptxtugas dorlinche.pptx
tugas dorlinche.pptx
 
Malay - 1st Maccabees.pdf
Malay - 1st Maccabees.pdfMalay - 1st Maccabees.pdf
Malay - 1st Maccabees.pdf
 
Indonesian - 1st Maccabees.pdf
Indonesian - 1st Maccabees.pdfIndonesian - 1st Maccabees.pdf
Indonesian - 1st Maccabees.pdf
 
Daniel 7 – bagian 2
Daniel 7 – bagian 2Daniel 7 – bagian 2
Daniel 7 – bagian 2
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab IISejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab II
 
Sesi 8 introduksi kitab hakim hakim 1
Sesi 8 introduksi kitab hakim hakim 1Sesi 8 introduksi kitab hakim hakim 1
Sesi 8 introduksi kitab hakim hakim 1
 
Daniel 11 – bagian 1
Daniel 11 – bagian 1Daniel 11 – bagian 1
Daniel 11 – bagian 1
 
SEJARAH ROMAWI KUNO & YUNANI KUNO
SEJARAH ROMAWI KUNO & YUNANI KUNOSEJARAH ROMAWI KUNO & YUNANI KUNO
SEJARAH ROMAWI KUNO & YUNANI KUNO
 
Bani israel
Bani israelBani israel
Bani israel
 
Peradaban Mesopotamia
Peradaban MesopotamiaPeradaban Mesopotamia
Peradaban Mesopotamia
 
PPt Perkembangan isam abad petengahan
PPt Perkembangan isam abad petengahanPPt Perkembangan isam abad petengahan
PPt Perkembangan isam abad petengahan
 

More from yashida_santjoko

More from yashida_santjoko (6)

Ringk alk yos (6)
Ringk alk yos (6)Ringk alk yos (6)
Ringk alk yos (6)
 
Ringk alk ul (5)
Ringk alk ul (5)Ringk alk ul (5)
Ringk alk ul (5)
 
Ringk alk rut (8)
Ringk alk rut (8)Ringk alk rut (8)
Ringk alk rut (8)
 
Ringk alkitab kej (1)
Ringk alkitab kej (1)Ringk alkitab kej (1)
Ringk alkitab kej (1)
 
Ringk alk hak (7)
Ringk alk hak (7)Ringk alk hak (7)
Ringk alk hak (7)
 
Ringk alk bil (4)
Ringk alk bil (4)Ringk alk bil (4)
Ringk alk bil (4)
 

Ringk alkitab mat (40)

  • 1. Bab 40 MATIUS I. Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru Injil Matius adalah kitab pertama dalam kitab Perjanjian Baru. Dari kitab terakhir dalam Perjanjian Lama yaitu kitab Maleakhi sampai kitab pertama dalam Perjanjian Baru yaitu Injil Matius, di antaranya terpisah waktu kira-kira 4 abad. Di dalam jangka waktu yang sangat panjang ini, mengenai keadaan umat pilihan Allah yaitu bangsa Yahudi, khususnya di aspek politik dan agama, merupakan hal yang menarik perhatian sebagian besar mereka yang baru mulai membaca Alkitab. Dapat dibahas secara sederhana sebagai berikut: 1. Di Aspek Politik: 1. Setelah bangsa Israel ditawan, mereka dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Sebagian besar dari mereka adalah dari zaman Babel, Yunani dan Kerajaan Roma, sampai hari ini, tersebar ke negeri asing; mula-mula mereka tinggal di sekitar negeri tetangga, kemudian perlahan-lahan bermigrasi ke berbagai daerah di seluruh dunia. Mereka berkeluarga dan membuka usaha di daerah itu dan mengikuti tradisi daerah tersebut, lambat laun, menjadi penduduk daerah tersebut. Sebagian kecil yang lainnya adalah orang-orang keturunan, setelah ditawan, mereka tidak dapat melupakan negeri mereka, tidak bersedia melepaskan darah keturunan dan kehidupan mereka, terlebih lagi tidak bersedia melepaskan Allah yang mereka layani dan mereka sembah. Setelah ditawan selama 70 tahun yaitu pada tahun pertama raja Koresh, mereka mendapatkan izin untuk pulang ke negeri mereka, membangun kembali Bait Suci dan memulihkan persembahan kurban kembali. Ini adalah perkara yang dicatat dalam kitab Ezra, Nehemia, Hagai, Zakharia dan Maleakhi. 2. Setelah orang Israel pulang ke negeri mereka pada kali pertama, mereka masih berada dalam kekuasaan negeri Persia selama 2 abad. Raja Persia memberikan banyak kebijakan kepada bangsa Israel, juga telah memberikan banyak kebebasan, membiarkan mereka membangun Bait Suci dan memelihara tata keagamaan seperti pada mulanya. Orang Samaria pada jangka waktu ini juga mulai menyembah Allah. Karena posisi tanah Yehuda berada di antara dua negara yang besar—Persia dan Mesir, karena itu saat dua negara tersebut terjadi peperangan, tanah itu akan menjadi daerah pertempuran. Misalkan: saat pemerintahan kedua raja Arthasasta (tahun 404 SM sampai dengan tahun 358 SM), orang Siprus mendapat bantuan dari Athena dan Mesir, dan mengumumkan untuk memutuskan hubungan dengan Persia. Tidak lama kemudian dia menyerang Tirus, dan berperang melawan Persia. Untuk menolongnya, maka Mesir melalui Yehuda meminta kiriman tentara dari bagian utara, karena itu, orang-orang keturunan itu dipaksa untuk membayar pajak dan mengikuti kemiliteran, mereka yang kehilangan harta dan nyawa sampai tak terhitung. 3. Setelah kerajaan Persia jatuh, kerajaan Yunani pun bangkit. Raja muda saat itu yaitu Alexander, setelah menyerang Tirus dan Gaza, dengan sangat marah menyerbu tanah Yehuda untuk menghasut, karena orang-orang keturunan saat peperangan tidak mau menyuplai keperluan material kepada para tentaranya. Tetapi saat dia sudah mendekat pada Kota Suci, Imam Besar Jaddua telah memimpin sekelompok imam dan orang Lewi untuk menjemput mereka. Dia dengan gembira masuk ke dalam kota, bahkan di dalam bait telah membaca kitab Daniel, dia menemukan bahwa dua ratus tahun yang lalu, telah dinubuatkan tentang hal-hal yang dia capai. Raja muda ini terkejut juga terharu, tidak lama kemudian mengundurkan tentaranya. Sejak saat itu dia berlaku baik terhadap orang-orang kudus, agar mereka mendapat perlindungan di dalam kerajaan Yunani, dibebaskan dari sebagian pajak dan menikmati kebebasan menyembah Allah. 4. Setelah Alexander meninggal, ada peperangan selama beberapa tahun di negerinya. Kerajaannya dibagi menjadi empat negara, yaitu Siria, Mesir, Makedonia dan Asia kecil. Karena tanah Yehuda berada di antara Siria dan Mesir, menjadi tanah perebutan dari dua negara tersebut. Sebenarnya Yehuda adalah milik Siria, tetapi tidak lama kemudian raja Mesir yaitu Ptolemeus menang atas Siria, sehingga Yehuda pun dikuasai olehnya (tahun 320 SM). Di bawah pemerintahan Ptolemeus dan penggantinya, orang Yahudi baik di Mesir maupun di tanah Yehuda, mendapat banyak kebebasan dan jaminan dalam agama. Imam besar di Yerusalem tidak hanya sebagai pemimpin dalam hal keagamaan, juga adalah kepala dalam politik. Imam dan orang Lewi membebaskan pajak di daerah itu. Cucu Ptolemeus yaitu Eugretes (tahun 246 SM sampai tahun 221 SM), setiap
  • 2. kali setelah menang atas Siria, pasti akan ke Yeruslem untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. 5. Tahun 198 SM, raja Siria yaitu Antiokhus the Great mengalahkan Mesir, sehingga tanah Yehuda pun direbut kembali, dianggap menjadi daerah kekuasaannya sendiri. Kemudian dia membuat perdamaian dengan Mesir, syaratnya adalah raja Mesir yaitu Ptolemy Filometor harus menikahi putrinya yaitu Kleopatra dan mengangkatnya menjadi ratu, dan mendapatkan tanah Palestina menjadi mas kawinnya, dan pajak dari daerah-daerah dibagi dua kepada dua negara tersebut. Tetapi Antiokhus tidak memegang perjanjian tersebut, tentara Siria sama sekali tidak mundur dari tanah Yehuda, mereka dengan tentara Mesir sama-sama berada di sana. Dahulu orang Yahudi masih dapat ke sana, sekarang mereka berada di bawah dua pemerintahan, tidak dapat hidup tentram. Di antara mereka saling memperebutkan partai, ada yang berpihak pada Mesir dan ada yang berpihak pada Siria. Tahun 187 SM, Antiokhus terbunuh dalam satu pemberontakan, puteranya yaitu Seleukus Filometor menggantikannya menjadi raja selama 12 tahun; karena dia terus-menerus berperang dengan Roma, maka pemerintahannya semakin lemah, maka kekuasaan politik tanah Yehuda dipegang oleh imam besar. 6. Setelah Seleukus Filometor dan Kleopatra meninggal, raja Siria yaitu Antiokhus IV Epifanes kembali berperang dengan Mesir, dan merebut kembali tanah Yehuda. Dia sangat menindas orang- orang keturunan itu. Tahun 170 SM, dia melakukan ekspedisi ke Mesir, masuk ke Yerusalem, berkomplot dengan kemiliteran untuk melakukan pembunuhan secara besar-besaran selama tiga hari. Orang-orang Yahudi baik tua maupun muda, baik laki-laki maupun perempuan ada ratusan ribu orang yang dibunuh, yang ditawan untuk dijual sebagai budak juga puluhan ribu orang. Dia juga merebut perlengkapan berharga yang ada di dalam Bait. Tahun 168 SM, dia kembali menyerang Mesir, dan tidak terlalu berhasil, tidak disangka Roma turut campur tangan, sehingga terpaksa mundur dan sangat depresi, maka dia menjadi marah kepada orang-orang kudus. Ada satu kali, penindasan yang mereka alami lebih kejam daripada sebelumnya. Penduduk Yerusalem ditawan dan dibunuh sampai tak terhitung jumlahnya. Mempersembahkan kurban, perihal sunat dan memelihara hari Sabat dilarang dengan tegas, bagi yang melanggar langsung dijatuhi hukuman mati; buku-buku hukum Taurat milik para imam harus dibakar, dan tidak boleh dikhotbahkan dan disebarluaskan; di atas mezbah kurban bakaran yang ada di Kemah, dibangun satu mezbah penyembahan berhala, di tahun berikutnya bulan 12 tanggal 15 dipersembahkan seekor babi betina di atas mezbah itu sebagai kurban, dan memercikkan darah babi itu ke tengah-tengah Kemah, dan memaksa orang-orang kudus untuk menyembah berhala dan makan daging babi, memperdaya orang-orang muda melakukan hal-hal yang amoral, mengkhianati kedudukan imam. Antiokhus IV Epifanes adalah ‘tanduk kecil’ di dalam kitab Daniel 8:9-12. Dia menghentikan korban persembahan, merusak Bait Suci, menyiksa orang-orang kudus dan menyerang Allah yang sejati. Dia juga adalah lambang dari Antikristus ‘sang perusak yang patut dibenci’. Saat itu, umat Allah menderita kesusahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, siang malam berseru kepada Allah, memohon keselamatan dari-Nya. 7. Allah sama seperti pada zaman Hakim-hakim, mendengarkan seruan umat-Nya, mem bangkitkan seorang imam tua bagi mereka, namanya Mattathias. Dia terutama menentang penindasan raja Siria. Saat itu, dia sudah lama tidak menunaikan tugasnya di Bait Allah. Maka dia kembali ke kampungnya, yaitu di dusun Modin, sebelah barat laut Yerusalem. Dia memiliki 5 anak – Yohanes, Simeon, Yudas (Maccabeus), Eliazar, Yonatan. Ketika utusan raja An pergi ke Modin untuk menindas kaum pilihan dan memaksa mereka menyembah berhala, Mattathias sekuatnya melawan. Dia memproklamirkan, “Meskipun negara-negara di bawah pimpinan raja menyembah, tetapi aku dan anak-anakku tetap memegang perjanjian dengan nenek moyang.” Setelah berbicara demikian, orang tua itu dengan anak-anaknya menerjang utusan raja An, membunuhnya beserta pengikutnya. Setelah itu, dia berteriak dengan sekuat-kuatnya di setiap camat dan dusun, “Siapa yang bergairah terhadap Allah dan hukum Taurat-Nya, ikutlah aku!” Dia mengumpulkan pasukan pahlawan bergerilya. Di mana-mana menyerang pasukan Siria, memusnahkan berhala, membunuh pengkhianat. Orang-orang Yahudi yang mencintai negaranya, semuanya menyambut. Mula-mula, orang yang bertekad keras dan bercita-cita luhur tidak mau berperang pada hari Sabat, sehingga pasukan Siria bisa menyerang mereka. Tetapi dia membujuk mereka, memperlihatkan kepada mereka, bahwa kita berperang pada hari Sabat adalah untuk melindungi diri kita, jadi tidak melanggar hari Sabat. Kekuasaan politik dan kemiliteran, makin hari makin besar.
  • 3. Tahun 166 SM, Mattathias meninggal karena lanjut usia. Sebelum meninggal dia berpesan kepada anak-anaknya, agar meneruskan tekadnya, bagi hukum Taurat Allah dan kemuliaan negara jangan menghiraukan nyawa diri sendiri. Setelah itu, Yohanes menjadi pemimpin. Simeon menjadi penasihat, Yudas menjadi panglima besar. Yudas Makabe adalah orang yang tinggi besar. Kepandaiannya lengkap. Dia mengasihi Allah, juga mengasihi negaranya, ia memimpin sekelompok orang yang mengasihi negara, sekuat tenaga melawan serangan dari luar. Bersama Antiokhus Epifanes, dia mengadakan peperangan 10 kali dan tidak pernah kalah. Jendral Siria yang terkenal, seperti Apollonius, Lysias, Gorgias, Nicanor, dan lain-lain, memiliki pasukan yang jauh lebih banyak daripada pasukan Yahudi, tetapi tetap kalah olehnya. Ia memiliki semboyan yang terkenal: “Kemenangan dalam peperangan tidak tergantung pada banyaknya pasukan, tetapi tergantung pada tenaga yang dari surga.” Tahun 164 SM, karena kemenangan bidang militer, dia bisa membersihkan Yerusalem. Dia memusnahkan berhala dan mezbah orang kafir. Dia mengusir imam bayaran. Menurut sejarah kuno, dia mempersembahkan kurban kepada Allah. Hari raya Pentahbisan Bait Allah (Yohanes 10:22) adalah untuk memperingati Makabe ini. Antiokhus Epifanes menindas orang kudus pada awal tahun 170 SM, mencemari Bait Suci, menjual jabatan kudus imam besar. Yudas Makabe masuk ke Bait Allah tahun 164 SM, membersihkan Bait Allah, menghabiskan waktu 6 tahun 4 bulan. Ini menggenapkan nubuat Daniel 8:13-14, “… Sampai berapa lama berlaku penglihatan ini, yakni korban sehari-hari dan kefasikan yang membinasakan, tempat kudus yang diserahkan dan bala tentara yang diinjak-injak?" Maka ia menjawab: "Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar." Raja An mati pada tahun 163 SM. Selain menang perang atas Siria, Yudas Makabe mengalahkan orang Edom, Filistin, Amon, memulihkan tanah yang hilang. Sayangnya, setelah itu, untuk mengokohkan kemenangan yang diraihnya, ia mencari bantuan orang untuk mecegah musuh. Tahun 161 SM, ia mengutus utusan ke Roma, mengadakan perjanjian kesepakatan agar dalam peperangan saling membantu. Roma setuju. Belum lama perjanjian itu ditetapkan, belum lagi diumumkan, pahlawan bangsa ini mati dalam peperangan. Tanah Yehuda sekali lagi jatuh ke tangan Siria. Sejak saat itu, para pemimpin tidak melarang lagi orang-orang kudus melakukan penyembahan. 8. Setelah Yudas Makabe meninggal, saudaranya Yonatan (tahun 160 SM – 143 SM) meneruskan perjuangannya. Dia memegang kekuasaan politik dan agama. Setelah itu, terjadi perebutan kekuasaan, saling memboikot, perang saudara, tidak ada lagi perkara yang mulia dan yang heroik untuk dicatat. 9. Tahun 63 SM, Jendral Besar Romawi Pompey, berperang, menakhlukkan tanah Yehuda. Secara luaran, dia memakai Yohanes Hyrcanus dari keluarga Mattathias sebagai pemimpin. Sebenarnya yang memimpin adalah orang Edom, bernama Antipater. Tahun 47 SM, Kaisar Romawi, mengangkat anak Antipater, Herodes sebagai Gubernur Galilea; tahun 40 SM, menaikkan pangkatnya menjadi raja tanah Yehuda. Dialah Raja Herodes yang membunuh anak yang berumur 2 tahun ke bawah, saat Tuhan Yesus lahir. (Matius 2:16). 2. Aspek agama 1. Orang Yahudi sewaktu ditawan, mempelajari pelajaran yang berharga, yaitu menyembah berhala adalah perkara yang sangat berdosa kepada Allah. Negara mereka musnah, dan mereka tersebar di negara-negara lain, dan mengalami penganiayaan. Hal itu terjadi karena mereka menyembah berhala, meninggalkan Allah. Sebab itu, setelah orang Yahudi kembali ke negaranya, mereka marah (sangat pedih) dan menolak berhala dan ilah palsu. Mereka takut mengalami kesalahan seperti yang dialami nenek moyang mereka. Di Babel, Media Persia, Yunani (termasuk Siria), di bawah pimpinan Kekaisaran Romawi, sering memasukkan penyembahan agama kafir dan berhala. Lebih-lebih pada masa pemerintahan Antiokhus Epifanes, raja yang ganas ini memaksa umat kudus menyembah berhala Yunani, tetapi mereka yang murtad sedikit sekali. Mereka kebanyakan lebih suka mengorbankan nyawa daripada bersujud kepada berhala itu. 2. Setelah Maleakhi, kekuasaan politik dan agama sering tidak dapat dipisahkan, telah bercampur aduk menjadi satu. Imam besar sering kali juga menjadi penguasa dalam negeri, juga pemimpin agama.
  • 4. 3. Setelah kembali dari pembuangan, orang Yahudi mendirikan sinagoge di mana-mana, termasuk di luar negeri. (Kis. 13:14; 17:1; 18:4). Sinagoge adalah tempat perhimpunan orang Yahudi, khusus untuk berdoa, memelihara hari Sabat, mengajarkan hukum Taurat dan membaca kitab suci. Orang- orang Yahudi bisa memahami hukum Taurat dan kitab suci, karena mereka tidak henti-hentinya belajar di sinagoge. 4. Setelah Maleakhi, orang Yahudi mendirikan 2 kelompok besar, yang disebutkan dalam Perjanjian Baru, yaitu orang Farisi dan Saduki. Ajaran orang Farisi sudah terbentuk sebelum Yudas Makabe. Pada waktu itu, sebagian umat mulai mengikuti kebiasaan orang Yunani, maka sebagian orang bangkit melawan dan mengoreksi mereka. Sekelompok orang ini berpendapat harus memelihara hukum Taurat Musa dengan ketat, bertekun pada kepercayaan nenek moyang. Sekelompok orang ini adalah awal mula kelompok orang Farisi. Ketika raja An menindas kaum kudus, mereka membantu Makabe perang dengan sekuat tenaga. Sayangnya, ketika Tuhan di bumi, mereka sudah merosot, menjadi orang yang konservatif, memegang tradisi, tatacara yang sia-sia, adalah orang Farisi yang munafik. Ahli Taurat, pengajar hukum Taurat, kaum Rabi, kebanyakan berasal dari kelompok ini. Timbulnya ajaran orang Saduki, mungkin sebelum ajaran orang Farisi. Kelompok Saduki ini sedikit, sebagian besar berasal dari bangsawan dan imam. “Saduki” berasal dari nama “Zadok”. Zadok, adalah imam besar pada zaman Daud (2 Sam. 8:17). Keturunannya terus-menerus menjadi imam besar sampai pada zaman Yudas Makabe. Kelompok Saduki bertentangan dengan kaum Farisi. Mereka cenderung mengikuti aliran filsafat Aristoteles, menyangkal semua hal mistik. Mereka tidak percaya kebangkitan, malaikat, setan dan arwah dan lain-lain (Kis. 23:8), berlawanan dengan ajaran orang Farisi. Sampai waktu Tuhan Yesus hidup di bumi, dalam agama Yahudi, imam besar, imam, kepala pengawal bait Allah, kebanyakan berasal dari orang Saduki (Kis. 4:1; 5:17). 5.“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.” (Galatia 4:4), dan dilahirkan dalam suasana politik dan agama yang sedemikian. II. Mengenai Kitab Injil 1. Injil Matius adalah buku pertama dari Perjanjian Baru, juga buku pertama Kitab Injil. Yang termasuk Kitab Injil dalam Alkitab adalah Matius, Markus, Lukas, Yohanes, masih ada Kitab Kisah Para Rasul. Pembaca Alkitab sering menyebut Kitab Kisah para Rasul adalah Injil kelima, karena (1) kitab ini ada setelah kitab Injil Lukas (Luk. 1:1-4; Kis. 1:1); (2) kitab ini sama dengan keempat kitab Injil, juga membicarakan Kristus, hanya ia membicarakan Kristus yang telah bangkit, bagaimana hayat kebangkitan dan kuasa-Nya terekspresi di dalam pekerjaan- Nya dan gereja. 2. Kitab Injil bukan biografi Tuhan Yesus. Kalau kita menganggap kitab Injil adalah biografi seseorang, kita tidak akan puas, karena di beberapa tempat tidak memberikan keterangan yang lengkap (misalnya, sejarah Tuhan dari umur 1-29 tahun); ada yang diulang-ulang (misalnya, waktu Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem); bahkan ada beberapa bagian yang tidak sama (misalnya, silsilah Tuhan). Kitab Injil adalah wahyu Allah, dengan melalui berbagai aspek wahyu dalam kitab Injil, sehingga kita mengenal Putra Allah, Yesus Kristus di berbagai aspek. Karena kitab Injil bukan biografi Tuhan, melainkan berkaitan dengan wahyu Tuhan, maka setiap Injil memiliki ciri khas yang berbeda, catatan yang berbeda, susunan yang berbeda. 3. Allah memberi kita wahyu tentang Tuhan dalam kitab Injil adalah sebagai berikut: Matius mengatakan Kristus adalah Raja, Markus mengatakan Kristus adalah Hamba, Lukas mengatakan Kristus adalah Manusia, dan Yohanes mengatakan Kristus adalah Allah. Sebab itu: (1) Injil Matius membicarakan sangat banyak tentang kerajaan. Karena Raja tidak bisa dipisahkan dengan kerajaan. Silsilah dalam Matius pasal 1 adalah silsilah raja. Ia adalah keturunan Daud, anak Abraham (Kejadian 17:6). Pasal 2 mencantumkan Raja menerima penyembahan dan hadiah dari orang majus. Pasal 4, Tuhan “dipimpin” Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai, di sini memakai kata “dipimpin”, tidak seperti Markus 1 memakai kata “dibawa”. Itu hanya beberapa contoh dalam beberapa pasal pada awalnya; orang yang baru membaca Alkitab, jika meneruskan membaca Matius, pasti akan menemukan contoh-contoh seperti itu, semuanya menerangkan Kristus adalah Raja.
  • 5. (2) Injil Markus tidak menyinggung silsilah Tuhan dan perkara penyembahan, juga tidak pernah menyinggung “kerajaan”. Karena, menyinggung hamba, kita menekankan pada pekerjaan dan pelayanannya. Dalam Kitab Markus, 2 kali dicatat, karena sibuk bekerja, Ia tidak ada waktu untuk makan (Markus 3:20; 6:31), juga khusus mencatat Tuhan sebagai Persona yang aktif, dengan istilah “segera”, “seketika”, “serta merta” (bahasa aslinya ευθεωσ,ευθυσ, dan εξαυτησ dan lain-lain, juga “hendak” “seketika” dan lain-lain, dalam Injil Markus dipakai 43 kali. 12 kali dipakai pada diri Tuhan Yesus.) Ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus adalah Hamba Allah, dalam pelayanan-Nya Ia sangat serius dan rajin. Markus 1:12, Segera sesudah itu Roh membawa Dia ke padang gurun. Di sini tidak memakai “dipimpin” melainkan “dibawa”. “Dibawa” ini arti sesungguhnya adalah “diusir”. Roh Allah di sini, melalui Markus memakai kata-kata ini, karena Tuhan Yesus dalam Injil Markus adalah seorang hamba. (3) Injil Lukas menyinggung silsilah Tuhan, karena sebagai manusia, boleh memiliki silsilahnya. Silsilah yang dicatat dalam Lukas berbeda dengan yang dicatat Injil Matius. Injil Matius mengatakan Tuhan Yesus adalah Raja, maka silsilahnya ditelusuri sampai Daud, Abraham. Lukas mengatakan Kristus adalah manusia, sebab itu silsilahnya ditelusuri sampai ke Adam — manusia pertama. Matius mencantumkan silsilah Yusuf, karena Yusuf adalah keturunan Daud, adalah keturunan raja. Lukas mencatat silsilah Maria, karena Kristus adalah manusia, juga keturunan perempuan (Kejadian 3:15). (4) Injil Yohanes tidak menyinggung silsilah. Karena Kristus adalah Allah dan Allah tidak memiliki silsilah. Ia juga tidak menyinggung hal kelahiran Tuhan, karena Tuhan itu tidak berawal dan tidak berakhir. Injil Yohanes juga tidak menyinggung Tuhan mengalami pencobaan, karena Allah tidak bisa dicobai dan tidak boleh dicobai (Matius 4:7). 4. Seluruh isi kitab Injil mengandung corak orang Yahudi dan latar belakangnya. Maka, sebagian orang beriman mengira makna rohani dari ajaran Tuhan, perumpamaan Tuhan, dan mukjizat Tuhan hanya bersangkut paut dengan orang Yahudi dan tidak bersangkut paut dengan orang Kristen. Umpamanya, Matius 5, 6, 7 adalah hukum Taurat tambahan yang baru bagi orang Yahudi. Matius 24 adalah peringatan Tuhan terhadap mereka, bukan ditujukan untuk kita; hanya dalam Surat Kiriman baru menyinggung gereja dan anugerah. Itulah yang langsung berkaitan dengan kita. Sebenarnya, uraian ini sangat keliru. Meskipun isi kitab Injil memiliki corak dan latar belakang orang Yahudi, tetapi tidak bisa membuktikan bahwa kitab Injil hanya untuk orang Yahudi. Ini adalah pengaturan Tuhan, mengabarkan Injil kepada orang Yahudi dulu, kemudian, baru mengabarkan Injil kepada orang kafir (Roma 1:16). Bagaimana Injil berkaitan dengan orang Yahudi, juga berkaitan dengan orang Kristen. Keselamatan yang diberikan Tuhan kepada orang Yahudi adalah Kristus yang di dalam kitab Injil. Keselamatan yang Tuhan berikan kepada orang kafir, juga adalah Kristus yang di dalam kitab Injil. Surat-surat Kiriman yang menyinggung gereja dan anugerah seluruhnya berdasarkan kebenaran dan prinsip dalam kitab Injil. 5. Urutan Isi kitab Injil berbeda setiap jilidnya. Markus dan Yohanes ditulis menurut urutan sejarah. Maka “setelah dua hari”, “sesudah perkara ini”, “waktu itu” dan lain-lain, sangat banyak dicantumkan dalam kedua kitab ini. Injil Matius dan Lukas ditulis menurut urutan makna rohaninya. Misalnya, Matius mencatat “Khotbah di bukit”, dilihat dari kitab Injil yang lain, Khotbah di Bukit ini disampaikan Tuhan Yesus setelah memilih 12 rasul. Bahkan mengatakannya beberapa kali. Namun, dalam catatan Matius, pemilihan 12 rasul itu dilakukan oleh Tuhan Yesus sebelum “Khotbah di Bukit”, bahkan mengatakan hanya sekali saja. Karena Injil Matius membicarakan Kristus adalah Raja. Matius menyinggung “Kerajaan Surga” atau “Kerajaan”-Nya lebih dari tiga puluh kali. Ia menyusunnya menurut makna rohaninya, karena itu tentu saja Kerajaan dan Kerajaan Surga harus ditempatkan di depan dalam posisi utama.. 6.Catatan kitab Injil mengenai mujizat yang dilakukan oleh Tuhan, kira-kira ada sebanyak yang di bawah ini: (1) Mengubah air menjadi anggur (Yoh. 1-11). (2) Menyembuhkan anak pegawai istana (Yoh. 4:46-54). (3) Membuat jala penuh dengan ikan (Luk. 5:11). (4) Mengusir roh-roh jahat (Mrk. 1:21-28; Luk. 4:33-37). (5) Menyembuhkan ibu mertua Petrus (Mat. 8:14-15; Mrk. 1:29-31; Luk. 4:38-39). (6) Menyembuhkan banyak orang sakit, mengusir banyak setan (Mat. 8:16-17; Mrk. 1:32-34; Luk. 4:40-41). (7) Menyembuhkan orang yang sakit kusta (Mat. 8:2-4; Mrk. 1:40-45; Luk. 5:12-16).
  • 6. (8) Menyembuhkan orang lumpuh yang digotong oleh empat orang (Mat. 9:2-8; Mrk. 2:1-12; Luk. 5:17-26). (9) Menyembuhkan orang sakit di pinggir kolam Betsaida (Yoh. 5:2-9). (10) Menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya (Mat. 12:5-13; Luk. 7:1-10). (11) Menyembuhkan hamba seorang perwira yang sakit lumpuh (Mat. 8:5-13; Luk. 7:1-10) (12) Membangkitkan anak dari seorang janda (Luk. 7:11-17). (13) Pertama kali mengusir setan yang membisukan (Mat. 12:22-45; Luk. 11:14-26). (14) Meredakan angin ribut dan air laut (Mrk. 4:35-41; Luk. 8:22-25). (15) Menyembuhkan dua orang yang kerasukan (Mat. 8:28-34; Mark. 5:1-20; Luk. 8:26-39). (16) Membangkitkan anak perempuan dari seorang kepala rumah ibadat (Mat. 9:18-19, 23-26; Mrk. 5:21-24, 35-43; Luk. 8:40-42, 49-56). (17) Menyembuhkan perempuan yang sakit pendarahan (Mat. 9:20-22; Mrk. 5:25-34; Luk. 8:43- 480. (18) Menyembuhkan dua orang buta (Mat. 9:32-34). (19) Kedua kali menyembuhkan orang bisu yang kerasukan setan (Mat. 9:32-34). (20) Lima roti dan dua ikan untuk memberi makan lima ribu orang (Mat. 14:13-21; Mrk. 6:31-44; Luk. 9:11-17; Yoh. 6:1-14). (21) Berjalan di atas air (Mat. 14:24-33; Mrk. 6:47-52; Yoh. 6:16-21). (22) Menyembuhkan orang sakit di Getsemani (Mat. 14:34-36, Mrk. 6:53-56). (23) Menyembuhkan anak perempuan dari perempuan Kanaan (Mat. 15:21-28; Mrk. 7:24-30). (24) Di pantai danau Galilea menyembuhkan orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan orang sakit yang lain (Mat. 15:29-31; Mrk. 7:31-37). (25) Tujuh roti dan beberapa ikan kecil untuk memberi makan empat ribu orang (Mat. 15:32-38; Mrk. 8:1-9). (26) Menyembuhkan seorang buta di Betsaida (Mrk. 8:22-26). (27) Menyembuhkan seorang anak yang kerasukan setan (Mat. 17:14-21; Mrk. 9:14-29; Luk. 9:37-43). (28) Dari mulut ikan mendapatkan mata uang dirham (Mat. 17:24-27). (29) Menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (Yoh. 9:1-12). (30) Menyembuhkan seorang perempuan yang bungkuk punggungnya (Luk. 13:10-17). (31) Menyembuhkan seorang yang sakit busung air (Luk. 14:1-6). (32) Membangkitkan Lazarus (Yoh. 11:1-46). (33) Menyembuhkan sepuluh orang kusta (Luk. 17:11-19). (34) Menyembuhkan dua orang buta di Yerikho (Mat. 20:29-34; Mrk. 10:46-52; Luk. 18:35-43). (35) Mengutuk pohon ara (Mat. 21:18-22; Mrk. 11:12-14, 20-26). (36) Menyembuhkan telinga Malkhus (Luk. 22:49; Yoh. 18:10-11). (37) Kedua kalinya membuat jala penuh dengan ikan (Yoh. 21:2-13). Para pemula pembaca Alkitab harus memperhatikan bahwa setiap kali Allah melakukan mujizat minimal ada lima tujuan: (1) agar Allah Bapa mendapat kemuliaan, (2) mempersaksikan bahwa diri-Nya sendiri adalah Putera Allah, (3) menguatkan iman para murid, (4) memuaskan keperluan saat itu, (5) agar para murid belajar pelajaran rohani. 7.Perumpamaan yang dibicarakan Tuhan dalam kitab Injil, kira-kira ada sebanyak di bawah ini: (1) Perumpamaan tubuh sebagai bait (Yoh. 18-19). (2) Perumpamaan tentang mempelai laki-laki (Mat. 9:15; Mrk. 2:19-20; Luk. 5:34-35). (3) Perumpamaan tentang kain yang belum susut dengan anggur yang baru (Mat. 9:16-17; Mrk. 2:21-22; Luk. 5:36-39). (4) Perumpamaan tentang orang buta menuntun orang buta (Luk. 6:39-42). (5) Perumpamaan tentang membangun rumah (Mat. 7:24-27, Luk. 7:31-35). (6) Perumpamaan tentang anak-anak yang duduk di pasar (Mat. 11:15-19; Luk. 7:31-35). (7) Perumpamaan tentang orang yang mendapat banyak pengampunan (Luk. 7:41-43). (8) Satu kerajaan yang terpecah-pecah (Mat. 12:25-29; Mrk. 3:23-27). (9) Perumpamaan tentang seorang penabur (Mat. 13:3-23; Mrk. 4:3-20; Luk. 8:5-15). (10) Perumpamaan tentang benih yang tumbuh (Mrk. 4:26-29). (11) Perumpamaan tentang benih (Mat. 13:24-30, 36-43). (12) Perumpamaan tentang biji sesawi (Mat. 13:31-32; Mrk. 4:30-32; Luk. 13:18-19). (13) Perumpamaan tentang ragi (Mat. 13:33; Luk. 13:20-21). (14) Perumpamaan tentang membeli ladang (Mat. 13:44).
  • 7. (15) Perumpamaan tentang mencari mutiara (Mat. 13:45-46). (16) Perumpamaan tentang pukat (Mat. 13:47-50). (17) Perumpamaan tentang harta yang baru dan lama dalam perbendaraan (Mat. 13:51-52). (18) Perumpamaan tentang sesuatu yang keluar dari dalam (Mrk. 7:14:23). (19) Perumpamaan tentang pengampunan (Mat. 18:21-35). (20) Perumpamaan tentang gembala yang baik (Yoh. 10:1-18). (21) Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati (Luk. 10:29-37). (22) Perumpamaan tentang seseorang yang memohon kepada sahabatnya di waktu malam (Luk. 11:5-13). (23) Perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh (Luk. 12:16:21). (24) Perumpamaan tentang hamba yang berjaga-jaga (Luk. 12:35-48). (25) Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Luk. 13:6-9). (26) Perumpamaan tentang datang ke pesta (Luk. 14:7-11). (27) Perumpamaan tentang perjamuan Injil (Luk. 14:15-24). (28) Perumpamaan tentang menghitung harga yang dikeluarkan (Luk. 14:25-33). (29) Perumpamaan tentang domba yang hilang (Mat. 18:12-24; Luk. 15:3-7). (30) Perumpamaan tentang dirham yang hilang (Luk. 15:8-10). (31) Perumpamaan tentang anak yang hilang (Luk. 15:11:32). (32) Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Luk 16:1-13). (33) Perumpamaan tentang tuan dan hamba (Luk. 17:7-10). (34) Perumpamaan tentang seorang janda yang selalu datang memohon (Luk. 18:1-5). (35) Perumpamaan tentang dua orang yang berdoa di Bait Allah (Luk. 18:9-14). (36) Perumpamaan tentang unta yang masuk ke dalam lubang jarum (Mat. 19:23-26; Mrk. 10:23- 27; Luk. 18:24-27). (37) Perumpumaan tentang bekerja di kebun anggur (Mat. 20:1-16). (38) Perumpamaan tentang uang mina dan sepuluh orang hamba (Luk. 19:11:27). (39) Perumpamaan tentang dua orang anak yang bekerja (Mat. 21:28-32). (40) Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun yang kejam (Mat. 21:33-46; Mrk. 12:1- 12; Luk. 20:9-19). (41) Perumpamaan tentang perjamuan kawin (Mat. 22:1-14). (42) Perumpamaan tentang pohon ara (Mat. 24:32-33; Mrk. 13:28-29; Luk. 21:29-31). (43) Perumpamaan tentang penyerahan tanggung jawab dengan hamba (Mrk. 13:34-37). (44) Perumpamaan tentang tuan rumah dengan pencuri (Mat. 24:43-44). (45) Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Mat. 24:45-51). (46) Perumpamaan tentang sepuluh gadis (Mat. 25:1-13). (47) Perumpamaan tentang berdasarkan kemampuan menjalankan talenta (Mat. 25:14-30). (48) Perumpamaan tentang domba dan kambing (Mat. 25:31-46). (49) Perumpamaan tentang pohon anggur dan rantingnya (Yoh. 15:1-8). Kisah tentang orang kaya dan Lazarus adalah suatu perkara yang nyata, bukanlah suatu perumpamaan; karena Tuhan tidak pernah membahas nama orang ini di dalam suatu perumpamaan, bahkan dari kisah ini tidak ada satu bagian pun yang terlihat sebagai suatu perumpamaan. Membaca suatu perumpamaan haruslah: (1) mencari apa maksud Allah saat itu dalam menggunakan perumpamaan, (2) apa isi dari perumpamaan itu, (3) apakah pelajaran rohani dari perumpamaan itu, (4) tidak boleh berhenti pada satu poin kecil, agar tidak menyimpang dari arti yang utama dari perbandingan tersebut. 8 Kitab Injil tidak mencatat seluruh dari ajaran Tuhan, mujizat dan pergerakan-Nya, Roh Kudus melalui tangan hamba-Nya, hanya mewahyukan bagian Kristus yang Allah ingin kita kenal, agar kita memperoleh hayat. Memang masih banyak tanda mujizat lain yang diperbuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya. (Yoh. 20:30-31). III. Penulis 1.Penulis kitab ini adalah Matius, juga disebut Lewi, adalah anak Alfeus, juga adalah salah satu dari dua belas rasul Tuhan. Dia sebenarnya adalah pemungut cukai daerah Kapernaum. Pada suatu hari
  • 8. saat dia sedang duduk di tempat pemungutan cukai, Tuhan berkata kepadanya, Ikutlah Aku! (Mrk. 2:14). Dia segera meletakkan pekerjaannya, dan menjadi murid Tuhan. Setelah dia berpaling, diadakan perjamuan di rumahnya, mengundang pemungut cukai dan orang berdosa yang lain untuk mendengar Injil Tuhan. 2.Alkitab juga memberitahu kita bahwa dia adalah (1) pernah diutus Tuhan untuk keluar, (2) pernah di Yerusalem, di ruang atas tempat mereka menumpang, bersama-sama dengan para murid yang lain bertekun dan sehati dalam doa, (3) setelah dipenuhi Roh Kudus saat Pentakosta, dia bersama-sama dengan Petrus berdiri memberi kesaksian. Selain itu, Alkitab tidak mencatat yang lainnya lagi mengenai rasul ini. 3.Nama ‘Matius’ mungkin diberikan Tuhan setelah dia beroleh selamat, karena saat dia menulis kitab Injil, tidak lagi menggunakan namanya yang lama yaitu ‘Lewi’. ‘Matius’ berarti ‘karunia Tuhan’. Seorang yang berdosa, seorang pemungut cukai yang dikucilkan orang, bisa mendapat kasih karunia dan diselamatkan, bahkan menjadi seorang rasul, benar-benar adalah ‘karunia Tuhan’. IV. Waktu dan Tempat 1.Waktu saat Matius menulis kitab Injil ini, saat itu sebagian besar pendeta menganggap di tahun 37 sesudah Masehi. 2.Menurut perkataan orang, Matius mula-mula mengabarkan Injil di sekitar Palestina, kemudian ke Mesir, Kush, Makedonia dan Partia, memberi kesaksian bagi Tuhan. Ada orang berkata bahwa dia mati martir, juga ada orang berkata bahwa dia meninggal karena usia tua. V. Poin yang Harus Diperhatikan 1. ...Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham (Mat. 1:1). Seluruh Injil Matius membicarakan tentang Kristus adalah anak Daud, anak Abraham (1) Kristus adalah anak Daud, menunjukkan bahwa Dia adalah Raja. Apapun yang ada dalam Perjanjian Lama mengenai nubuat tentang seluruh keturunan Daud akan menjadi raja (seperti: Yes. 9:7, 16:5; Yer. 23:5, 33:15,17; Hos. 3:5 dan lain-lain), akan digenapi di atas diri Kristus. Anak Daud tidak hanya menunjukkan raja, juga secara khusus menunjukkan Salomo, yang adalah raja damai; Tuhan kita adalah Sang Raja Damai yang melebihi Salomo. (2) Kristus adalah anak Abraham, juga menunjukkan bahwa Dia adalah Sang Raja. Allah pernah berkata kepada Abraham, Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja (Kej. 17:6). Anak Abraham tidak hanya menunjukkan raja, juga secara khusus menunjukkan Ishak yang dipersembahkan sebagai kurban. Tuhan kita di hadapan Allah adalah seperti Ishak yang berada di hadapan Abraham yang ‘taat sampai mati’ (Flp. 2:8). (3) Pasal 1 sampai pasal 25 kitab ini membicarakan Kristus adalah anak Daud. Pasal 26 sampai 28 membicarakan Kristus adalah anak Abraham. (4) Ayat pertama dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham, sangat berhubungan dengan dua perjanjian yang sangat penting dalam Perjanjian Lama—(a) perjanjian dengan Daud (2 Sam. 7:8-16), (b) perjanjian dengan Abraham (Kej. 17:1-8). 2. Pasal 1 ayat 1 sampai 17 kitab ini adalah silsilah nenek moyang Yesus Kristus. Kita harus memperhatikan : (1) Di antara nenek moyang Tuhan Yesus, secara khusus dibahas empat orang perempuan: Tamar, Rahab, Rut dan isteri Uria. Mereka adalah orang kafir; bahkan, selain Rut, mereka bukanlah perempuan yang suci. Tetapi Roh Kudus sengaja memasukkan mereka ke dalam silsilah Tuhan Yesus, yaitu ingin menunjukkan bahwa keselamatan dari Tuhan berhubungan dengan orang kafir, juga berhubungan dengan orang berdosa. (2) Di dalam silsilah, tidak ditulis Yusuf memperanakkan Yesus, juga tidak mengatakan Yusuf dari Maria melahirkan Yesus, hanya berkata ...Maria, yang melahirkan Yesus, yang disebut Yesus (ayat 16). Ini menunjukkan sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki (Yes. 7:14), juga menunjukkan bahwa Kristus adalah keturunan dari perempuan (Kej. 3:15). (3) Silsilah yang dicatat dalam Injil Matius berbeda dengan Injil Lukas. Injil Matius ditulis berdasarkan garis Yusuf , suami Maria; Injil Lukas ditulis dari garis Maria, ibu Tuhan. Matius mencatat Yakub memperanakkan Yusuf (Mat. 1:16). Lukas berkata Yusuf, anak Eli (Luk. 3:23).
  • 9. Lukas tidak berkata Eli memperanakkan Yusuf, karena Eli hanyalah mertua Yusuf, tidak pernah memperanakkan Yusuf; Lukas berkata Yusuf, anak Eli karena menantu di hadapan mertua sama seperti anak kandung, terlebih lagi orang Yahudi selalu menyebut menantu sebagai anak (1 Sam. 24:17). 3. Pasal 2 dalam kitab ini, bukanlah mencatat tentang ‘cerita malam Natal’. Lukas memberitahu kita bahwa setelah Kristus lahir, bukanlah malam itu juga dibawa oleh Yusuf dan Maria untuk melarikan diri, melainkan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, saat di dalam Bait mereka bertemu dengan Simeon dan Hana (Luk. 2:21-38). Yang dicatat dalam Matius adalah perihal sunat dan perkara setelah persembahan. Saat itu, bintang itu (kemungkinan adalah bintang yang muncul pada saat Kristus lahir) juga telah memimpin beberapa orang majus dari Timur ke Yerusalem; Yusuf dan Maria tidak lagi tinggal di dalam kandang tetapi telah pindah ke ‘rumah’ (Mat. 2:11); saat Roh Kudus membahas tentang Tuhan, tidak lagi menyebutkan ‘bayi’, melainkan telah menyebutkan ‘Anak itu’; Herodes juga memerintahkan untuk membunuh semua anak laki- laki yang berumur dua tahun ke bawah (ayat 16). Alkitab tidak memberitahu kita mengenai tanggal kelahiran Tuhan. 4. Sebelum Tuhan memulai pekerjaan-Nya, Yohanes Pembaptis telah menginjil di padang gurun. Dia adalah utusan Raja. Kitab Yesaya pernah menubuatkan pekerjaannya Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya (Yes. 40:3; Mrk. 1:2-3). Kitab Maleakhi juga pernah menubuatkan status dan semangat dalam pekerjaannya (Mal. 3:1; 4:5-6), Dialah Elia yang akan datang itu (Mat. 11:14; 17:10-13; Mrk. 9:11-13). Dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang- orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya (Luk. 1:17). Tetapi nubuat terakhir dalam kitab Maleakhi menggenapkan tentang saksi yang memakai pakaian berkabung dalam kitab Wahyu pasal 11. Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya (Mat. 11:11). Kata besar ini bukan menunjukkan kedudukan atau pahala Yohanes di Kerajaan. Yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya di sini menunjukkan batasan besar kecil dalam suatu zaman. Karena semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes (ayat 13). Dengan jelas dia berada di dalam zaman Perjanjian Lama, dia tidak dapat seperti kaum beriman dalam Perjanjian Baru yang dapat melihat kemuliaan Tuhan dan mencicipi anugerah Tuhan. Walaupun dia menjadi utusan Kerajaan Surga, memberitakan Kerajaan Surga telah dekat, tetapi dia sendiri tidak berada di dalam Kerajaan Surga (yang dibatasi oleh waktu). Dia bekerja tidak lama, telah ditangkap oleh Herodes, di dalam penjara hanya mendengar sedikit tentang hal yang dikerjakan Tuhan, malah masih mencurigainya dengan menanyakan, “Engkaukah yang akan datang itu?” Dia tidak melihat kekuasaan kemuliaan Kerajaan Surga, karena itulah yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya. 5. Injil Matius membahas tentang Kerajaan Surga sejumlah 32 kali (berdasarkan Alkitab dalam bahasa asli). Maknanya ada 4 aspek: (1) Dilihat dari waktu, waktu dimulainya zaman kasih karunia adalah waktu dimulainya Kerajaan Surga. Zaman hukum Taurat dalam Perjanjian Lama berakhir sampai Yohanes Pembaptis (Mat. 11:13), karena itu dia tidak termasuk dalam zaman kasih karunia, yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya; zaman kasih karunia dalam Perjanjian Baru dimulai dari Tuhan yang menabur benih, ini berarti Kerajaan Surga pun dimulai (13:3, 19). (2) Dilihat dari ruang lingkup, seluruh daerah yang diberitakan Injil adalah ruang lingkup dari Kerajaan Surga. Di mana ada benih gandum, di sana pun juga ada benih lalang yang seperti benih gandum (13:25); ada orang Kriten sejati, juga ada orang Kristen palsu atau orang yang hanya memasang papan nama sebagai orang Kristen; ada yang beroleh selamat, juga ada yang tidak beroleh selamat. (3) Dilihat dari realitas hari ini, tempat yang memiliki kekuasaan Tuhan, itu adalah Kerajaan Surga. Karena itu gereja atau kaum beriman, jika membiarkan Tuhan menjadi Tuan dan berkuasa, taat kepada perintah dan kehendak Tuhan, maka gereja itu atau kaum beriman itu adalah Kerajaan Surga. Catatan dalam pasal 5,6 dan 7 dalam kitab ini, adalah perintah dan kehendak Tuhan, yang adalah pengajaran Kerajaan Surga, yang juga adalah penghidupan Kerajaan Surga.
  • 10. (4) Dilihat dari hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, Kerajaan Seribu Tahun adalah Kerajaan Surga. Jika kaum beriman pada hari ini dapat membiarkan Kerajaan Surga berkuasa, dapat melalui penghidupan Kerajaan Surga, maka di masa akan datang pasti mendapatkan pahala dan kemuliaan Kerajaan Surga. 6. ‘Surga’ dengan ‘Kerajaan Surga’ (menunjukkan Kerajaan Seribu Tahun di masa akan datang) adalah sama sekali berbeda. Para pemula pembaca Alkitab harus dapat membedakannya dengan jelas, jika tidak maka akan timbul kekacauan dan keanehan dalam kebenaran Alkitab. Surga adalah tempat kaum beriman menikmati hidup kekal, yaitu rumah Bapa (Yoh. 14:2), yang juga adalah Yerusalem Baru (Why. 21:2). Kerajaan Surga adalah tempat kaum beriman mendapat pahala dan imbalan dari Tuhan, yaitu setelah zaman kasih karunia, satu zaman sebelum zaman kekekalan. Dari bagan di bawah ini, kita dapat melihat perbedaan antara surga dengan Kerajaan Surga: Surga Kerajaan Surga (Beroleh Selamat) (Mendapat Pahala) Tujuan : Menikmati hidup kekal Menikmati pahala (Mat. (Yoh. 10:28) 25:21,23) Syarat : Iman (Yoh. 6:47) Perbuatan (2Kor. 5:10) Karakteristik: Anugerah (Ef. 2:8) Imbalan (Mat. 16:27) Dasar : Kasih (Yoh. 3:16) Keadilbenaran (2 Tim 4:8) Yang berhak Orang berdosa (1 Tim 1:15- Orang yang telah beroleh mengejar: 16) selamat (1 Kor. 1:2; 9:24) Tempat akhir : Golgota (1Pet. 2:24) Takhta penghakiman Kristus (2 Kor. 5:10) Waktu : Kekal (Why. 22:5) Seribu tahun (Why. 20:6) Yang dapat Ada (1 Tim. 1:15-16) Tidak ada (Flp. 3:12) dipegang: Dapat diketahui (1 Yoh. Tidak dapat diketahui 5:13) (Flp. 3:13) Garansi : Tidak dapat direbut (Yoh. Dapat direbut (Why. 3:11) 6:37; 10:28-29) Hasil jika Binasa selama-lamanya Hukuman / balasan (Why. menolak : (2Tes. 1:8-9) 22:12) 7. Lalu Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis (Mat. 4:1). (1) Saat manusia pertama yaitu Adam mulai menjalankan kehendak Allah, menggantikan pemimpin malaikat yang telah jatuh untuk berkuasa atas bumi ini, Iblis pun mulai menggoda, dan melaksanakan perusakan. Sangat tidak beruntung, Adam telah gagal, Iblis pun dapat memperpanjang masanya, dan lagi merebut otoritas berkuasa dari tangan manusia. Manusia kedua ‘Adam yang akhir’ (2Kor. 10:45) mulai melaksanakan kehendak Allah, dengan menebus manusia yang jatuh, dan saat merusak kekuasaan Satan, Iblis mulai mencobai lagi untuk melakukan perusakan. Puji syukur pada Tuhan, Dia telah menang, Iblis telah kalah. Jika pada saat itu Tuhan kalah, maka rencana Allah pun menjadi terhambat, keselamatan menjadi tidak ada, Iblis pun dapat memperpanjang masanya kembali. (2) Cobaan dari Iblis selalu membuat kita mencurigai dan meragukan Allah. Dalam taman Eden, dia berkata, Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?...Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat (Kej. 3:3,4-5). Di padang gurun, dia dua kali berkata, Jika Engkau Anak Allah (Mat. 4:3, 6), maksudnya adalah agar Tuhan meragukan seruan Allah yang belum lama itu—Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan (Mat. 3:17). Dia berkata lagi, Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku (4:9), tujuannya adalah agar Tuhan mencurigai bahwa jalan yang Allah atur dari salib sampai depan takhta adalah salah. (3) Godaan dari Iblis adalah agar kita selalu mandiri terhadap Allah. Dia tidak selalu menggoda kita untuk berbuat jahat. Makan satu buah dapat mengetahui yang baik dan yang jahat, mengubah batu menjadi roti dapat memuaskan kebutuhan tubuh, lompat dari puncak Bait dapat
  • 11. dilihat oleh banyak orang, menyembah sekali dapat membereskan masalah... semua itu adalah hal yang masuk di akal, tetapi semua itu membuat manusia meninggalkan Allah dan mengikuti Iblis. (4) Tuhan menang atas cobaan dari Iblis, bukan berdasarkan watak alamiahnya, juga bukan berdasarkan kemampuannya, Dia hanya bersandar pada perkataan Allah; kata ‘ada tertulis’ adalah senjata-Nya. (5) Iblis juga dapat menggunakan Alkitab, juga dapat menggunakan firman dalam Mazmur 91:11- 12 sebagai perlindungannya dalam pencobaannya yang kedua. Tetapi Tuhan berkata, Ada pula tertulis... (Mat. 4:6b-7). Kita harus ingat bahwa kebenaran bukanlah di permukaan, dan tidak boleh diartikan menyimpang dari arti yang sebenarnya; kebenaran harus dijelaskan berdasarkan arti yang sesungguhnya (2 Tim. 2:15). 8. Pasal 5, 6 dan 7 dari pasal ini adalah hukum bagi warga Kerajaan Surga. Kita harus memperhatikan : (1) Obyek sasarannya bukanlah orang-orang Yahudi yang mengikuti Tuhan (Mat. 4:25, 5:1) melainkan adalah para murid (5:1) yaitu menunjukkan orang-orang yang memiliki hayat Tuhan. Orang-orang Yahudi itu walaupun berada di sekitar, juga dapat mendengar perkataan Tuhan (7:28-29), tetapi hukum Kerajaan Surga tidak ada tuntutan apa pun terhadap mereka, kecuali jika mereka bertobat dan menerima Injil. (2) Hukum Kerajaan Surga memiliki standar moral yang lebih tinggi daripada hukum Taurat dalam Perjanjian Lama. Manusia tidak boleh hanya berdasarkan tekad, kekuatan dan keputusannya sendiri untuk melaksanakan hukum Kerajaan Surga, dia harus memiliki hayat baru yang dilahirulangkan barulah dapat melaksanakannya. (3) Hukum Kerajaan Surga adalah tuntutan terhadap kaum beriman secara pribadi, bukanlah tuntutan terhadap satu kelompok atau satu organisasi. (4) Ada orang mengira bahwa hukum di atas bukit itu hanyalah tuntutan terhadap orang Yahudi, tidak ada hubungannya dengan kaum beriman, karena di antara hukum itu ada beberapa yang memiliki latar belakang Yahudi. Sebenarnya, seluruh latar belakang Yahudi yang ada di sini, adalah karena Tuhan melakukan pekerjaan-Nya di daerah Yahudi, dan para murid yang ada di sisi-Nya adalah orang Yahudi. Hukum di atas bukit adalah syarat kaum beriman hari ini untuk masuk ke Kerajaan Surga, kita harus bersandar pada Roh Kudus untuk melaksanakannya. (5) Setiap hukumdi dalam pasal 5, 6 dan 7 berulang-ulang dibahas dalam surat-surat, ini lebih membuktikan bahwa hukum ini adalah tuntutan terhadap kaum beriman (termasuk orang Yahudi dan Yunani). 9. Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi...melainkan untuk menggenapinya (5:17). Ini menunjukkan: (1) Tuhan kita menggenapi nubuat dalam hukum Taurat dan nubuat dalam kitab para nabi. (2) Pengajaran-Nya adalah untuk melengkapi hukum Taurat yang kurang dan tidak lengkap. (3) Dia mati di atas kayu salib adalah untuk memuaskan tuntutan hukum Taurat. Melaksanakan hukum Taurat ada dua sisi, di sisi permukaan adalah dengan ketat bertingkah laku sesuai dengan hukum Taurat, sisi sebaliknya adalah jika tidak dapat melaksanakan hukum Taurat, maka harus dengan rela menerima hukuman dari hukum Taurat. Manusia tidak dapat melaksanakan hukum Taurat maka harus menerima hukuman dari hukum Taurat. Dia telah menggantikan manusia dalam menanggung hukuman hukum Taurat yang harus dipikul oleh manusia, inilah yang dimaksud bahwa Dia datang untuk menggenapinya. 10. Jika kamu tidak melakukan kehendak Allah melebihi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga (Mat. 5:20). Syarat untuk masuk Kerajaan Surga juga adalah syarat untuk mendapatkan pahala, berdasarkan apa yang telah kita pelajari, ada beberapa syarat seperti di bawah ini: (1) Melampaui kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi—kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi paling banyak membahas tentang kebenaran hukum Taurat, kebenaran harafiah, kebenaran dalam peraturan atau kebenaran yang di luaran. Kebenaran yang melebihi kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu adalah kebenaran yang dibicarakan pasal 5,6 dan 7 dalam kitab ini, adalah kebenaran yang berasal dari hayat yang baru, yang melampaui kebenaran hukum Taurat. Misalkan: kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah tidak boleh ada perbuatan berzina, tetapi kebenaran yang melampaui kebenaran
  • 12. ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah di dalam hati tidak boleh ada keinginan untuk berzina (5:27-28). (2) Melakukan kehendak Allah (7:21)—tidak ada pilihan sendiri, tidak mementingkan kesukaan sendiri, hanya mendengar perkataan-Nya, mutlak taat kepada perintah-Nya. Ini adalah syarat mutlak untuk mendapat pahala masuk Kerajaan. (3) Menjadi seperti anak kecil (18:3)—seperti anak kecil adalah rendah hati, bersandar kepada orang tua, mengasihi orang tua, polos, tidak ada kesukaan terhadap dosa. (4) ‘Berjerih lelah’—Memasuki Kerajaan Surga dengan berjerih lelah. ‘Berjerih lelah’ dapat diartikan menjadi ‘menyerbu’ atau ‘merebut’, artinya adalah Kerajaan Surga harus didapatkan dan direbut dengan tanpa menghiraukan apa pun dan tidak sayang untuk mengeluarkan harga apa pun. Hanya ‘orang-orang yang menyerbunya dengan keras’ (11:12 arti dari ‘berjerih lelah’) baru dapat ‘merebut’ Kerajaan Surga. (5) Setia (25:14-30)—harus sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang diatur oleh Tuhan, setia terhadap talenta yang dikaruniakan oleh Tuhan, memberi suplaian tepat pada waktunya, menyuplai sewaktu-waktu, dan menunggu dengan berjaga-jaga. (6) Rela menderita bagi Tuhan—Berbahagialah orang yang dianiaya karena melakukan kehendak Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi sebelum kamu (5:10-12). (7) Menjadi seorang pemenang (Why. 2-3)—Di dalam 7 surat Tuhan Yesus, ada tujuh panggilan yang berbeda bagi para pemenang. Misalkan, ada seorang kaum beriman dapat saling mengasihi dengan yang lain, taat pada ajaran Tuhan, tidak menyangkal nama Tuhan, berusaha semaksimal mungkin untuk bersaksi bagi Tuhan, juga melaksanakan ajaran Tuhan untuk bersabar,... dia adalah pemenang seperti di gereja Filadelfia. Seluruh pemenang akan menerima pahala di dalam Kerajaan. Siapa yang menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya (Why. 3:21). 11. Pasal 6 ayat 9 sampai 25 sering disebut ‘doa Tuhan’. Di ayat 9 jika berdasarkan bahasa aslinya, seharusnya diterjemahkan menjadi karena itu kalian harus berdoa seperti demikian, di sana tidak ada kata ‘berkata’. Karena itu ‘doa Tuhan’ bukanlah hanya doa Tuhan sendiri saja, melainkan adalah teladan doa atau satu contoh doa yang diberikan Tuhan kepada kita; ini bukan menyuruh kita untuk menghafal dan menggantikan doa kita. Perhatikan empat kata Mu dalam ‘doa Tuhan’ (nama-Mu, Kerajaan-Mu, kehendak-Mu, Engkaulah yang punya) dan empat kata kami (berikanlah kami, ampunilah kami, janganlah membawa kami, lepaskanlah kami. Doa kita jangan hanya memohon bagi kita saja, juga harus memohon bagi nama Bapa, Kerajaan Bapa, kehendak Bapa, karena doa kita adalah rel kereta bagi kehendak Allah. Di sini Tuhan mengajar kita berdoa: (1) memohon perkara Allah terlebih dahulu, (2) baru memohon untuk perkara diri sendiri, (3) mohon dilindungi dari musuh yaitu Satan, (4) diakhiri dengan pujian. Walaupun tidak tentu berdasarkan urutan yang tetap, tetapi satu dosa yang sehat dan sempurna, isinya harus mencakup keempat hal ini. (Baca: Ministri Doa Gereja bab 2, dan Collected Work of Watchman Nee set 2 volume 22). 12. Pasal 7 ayat 21 sampai 27 adalah satu doa yang serius bagi kaum beriman yang melayani Tuhan. Orang yang berseru, ‘Tuhan, Tuhan!’ itu adalah seorang yang telah beroleh selamat (Rom. 10:13; 1 Kor. 12:3), bahkan adalah seorang pengkhotbah yang sangat berkarunia dan sangat berprestasi, tetapi dia belum tentu masuk Kerajaan Surga. Syarat utama untuk masuk Kerajaan Surga adalah melakukan kehendak Bapa, yaitu yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya (Mat. 7:24), yang berarti taat. Kaum beriman mungkin memiliki bagian pelayanan, mungkin memiliki berbagai macam karunia, mungkin memiliki prestasi yang sangat besar, tetapi mungkin juga dia tidak taat, dan melakukan pekerjaan dengan mengikuti arahan dari manusia atau kesenangan sendiri. Saat diadakan perhitungan di depan takhta Tuhan (Mat. 25:19; 2Kor. 5:10), Tuhan akan berkata kepada mereka, Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapan-Ku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan! (Mat. 7:23).
  • 13. 13. Pasal 8 dan 9 dalam kitab ini mencatat 11 mujizat yang dilakukan Tuhan. Setelah sang Raja mengumumkan hukum Kerajaan Surga, maka menampakkan kuasa dan kekuatan Raja, yang melampaui segala yang ada di alam (penyakit, angin dan ombak) dan yang di luar alam (Iblis). 14. ...datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui-Nya (8:28). Matius mencatat bahwa ada dua orang, Markus dan Lukas mencatat bahwa ada satu orang (Mrk. 5:1-20; Luk. 8:26-39). Angka yang dicatat Matius selalu berbeda dengan angka yang dicatat dalam kitab Injil yang lain. Misalkan, orang buta di sekitar Yerikho, Matius mencatatnya ada dua, Markus dan Lukas hanya mencatat satu. Mungkin ini membuat para pemula pembaca Alkitab bertanya-tanya, sebenarnya dua atau satu. Sebenarnya, pada waktu itu orang yang kerasukan setan di daerah orang Gadara dan orang buta di Yerikho tidak hanya seorang, minimal ada dua orang, bahkan lebih dari dua orang. Matius mencatat dua orang di antaranya, Markus hanya mencatat satu orang di antaranya, dan memberitahu bahwa orang buta itu adalah Bartimeus, anak Timeus, Lukas juga ada mencatat satu orang di antaranya. Matius dapat mencatat dua orang, karena dia mencatat bahwa Kristus adalah Raja, Raja yang diurapi harus ada orang yang bersaksi, dua adalah angka yang melambangkan saksi (Ul. 19:15). Kristus sebagai Raja, dipersaksikan dari mulut dua orang yang kerasukan setan dan dua orang buta. 15. Tuhan disebut Anak Manusia (Mat. 8:20) kira-kira ada 80 kali. Anak Manusia menunjukkan bahwa Dia adalah wakil dari manusia, seperti Anak Allah (Yoh. 10:36) menunjukkan bahwa Dia adalah Allah, Anak Daud menunjukkan bahwa Dia adalah Raja. 16. Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang (Mat. 10:34). Tidak dijelaskan berdasarkan kata, ‘pedang’ dalam ayat ini dengan ‘pedang’ yang menembus jiwa Maria (Luk. 2:35), mengandung makna yang sama. Yang dimaksud bukan membawa damai, melainkan pedang adalah mengacu pada Matius pasal 10 ayat 35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya. Manusia karena kebenaran lalu mengikuti Tuhan, maka kemungkinan tidak dapat sehati dengan kerabat dan keluarga. (Baca: Ringkasan Alkitab bab 42, mengenai poin yang harus diperhatikan dalam Injil Lukas). 17. Siapa saja yang mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku; dan siapa saja yang mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku (Mat. 10:37). Mengasihi orang tua adalah perintah, mengasihi anak adalah kebenaran. Tetapi mengasihi orang tua atau mengasihi anak melebihi dari mengasihi Tuhan, ini adalah salah, tidak pantas menjadi murid Tuhan. Saat orang tua atau anak memiliki satu permintaan yang bertolak belakang dengan permintaan Tuhan, jika kita mengabaikan permintaan Tuhan, dan mengabulkan permintaan orang tua atau anak, maka berarti mengasihi orang tua atau anak melebihi dari mengasihi Tuhan, berarti tidak layak menjadi murid Tuhan. 18. Pasal 10 dalam kitab ini membicarakan tentang Tuhan mengutus para murid untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi. Kata rasul berarti ‘yang diutus’. Rasul di dalam Alkitab selain kedua belas rasul tersebut, masih ada Paulus, Barnabas (Kis. 14:14), Matias (1:26), Andronikus, Yunias (Rom. 16:7), Silwanus, Timotius (1Tes. 1:1), dan ‘semua rasul’ yang namanya tidak dicatat (1Kor. 15:7), semuanya adalah rasul, yang diutus oleh Tuhan. Tuhan sendiri pun adalah seorang Rasul (Ibr. 3:1) yang diutus oleh Bapa. 19. Matius pasal 12 adalah satu pasal yang besar dalam Alkitab, yang membicarakan tentang perpalingan zaman yang diatur Allah. Pusat dari isi pasal ini adalah membicarakan tentang hubungan Tuhan dengan bangsa Israel telah rusak, Kerajaan Allah telah diambil dari mereka, dan diserahkan kepada orang-orang yang dapat berbuah, yaitu gereja. Perpalingan zaman ini adalah karena bangsa Israel menolak Kristus (Za. 11:7-14). (1) Bangsa Israel menolak Kristus : dalam Matius 11:20 membicarakan ketidakpercayaan mereka. Sampai di pasal 12, keadaan menjadi berkembang, ayat 14 adalah pergerakan pertama dari orang-orang Farisi yang membuat rencana untuk membunuh Yesus. Di ayat 24, setelah melihat kemuliaan Allah, mereka secara terbuka menentang Roh Kudus, berkata bahwa Tuhan dengan Beelzebul mengusir setan. Ayat 38, mereka telah menghakimi Tuhan adalah nabi palsu, dan menginginkan Tuhan membuat mujizat untuk diperlihatkan kepada mereka. (Baca: Ul. 13:1). Tentang kelakuan-kelakuan yang menolak Tuhan yang tercatat dalam Matius pasal 12, walaupun bukan yang terakhir, tetapi adalah hal yang dapat dipastikan.
  • 14. (2) Bagaimana Tuhan menghadapi penolakan ini: a. Dalam perkara hari Sabat dalam ayat 1 sampai 8, Tuhan secara tersembunyi telah memberitahu bahwa Dia akan mendirikan Perjanjian Baru, menghapus Perjanjian Lama, di saat yang sama juga menghapus hubungan-Nya dengan bangsa Israel yang sebagai umat- Nya. Dia terlebih dahulu membicarakan perkara saat Daud ditolak, dia makan roti sajian. Sebenarnya sebelum Daud, kedudukan imam lebih tinggi daripada kedudukan raja (Bil. 27-21), tetapi saat sampai pada Daud, ada perpalingan zaman, kedudukan raja melebihi kedudukan imam (1 Sam. 2:35-36). Raja yang diurapi ini dalam perkara melayani Allah menduduki posisi yang lebih penting, bahkan pelayanan dalam Perjanjian Lama bertambah dengan adanya Daud. Sejak saat itu, hubungan Allah dengan bangsa Israel adalah berpusat pada raja yang diurapi. (Daud melambangkan Tuhan). Saat Daud melarikan diri dan disingkirkan, tabut juga karena demikian tidak dipulihkan, dengan demikian seluruh barang-barang yang kudus pun hilang kekudusannya. Karena itu 1 Samuel 21:5, mengenai roti sajian itu, Daud berkata, “Pada saat yang sama roti ini adalah roti biasa, walaupun dia hari ini di antara bejana itu menjadi kudus.” Kristus yang dilambangkan Daud pada hari ini, walaupun ditolak, akhirnya malah membuat hubungan Allah dengan bangsa Israel dalam Perjanjian Lama ada peralihan, bahkan perjanjian Allah dengan mereka di gunung Sinai pun akan dialihkan, karena itu Allah menyebut perjanjian di gunung Sinai sebagai Perjanjian Lama, dan akan mendirikan Perjanjian Baru (Ibr. 7:18, 8:13). Allah mengadakan perjanjian dengan bangsa Israel di atas gunung Sinai adalah berdasarkan sepuluh perintah (Kel. 34:27-28), bukti dari pendirian perjanjian itu adalah hari Sabat (31:12-17; Yeh. 20:12), seperti sunat adalah bukti perjanjian antara Allah dan Abraham (Kej. 17:9-12). Saat membatalkan hukum, terhadap 9 perintah dari sepuluh perintah yang diberikan saat itu, yaitu perintah pertama sampai ketiga, dan perintah kelima sampai sepuluh, karena itu semua berhubungan dengan sifat Allah dan berhubungan dengan moral manusia, karena itu tidak boleh diubah. Dalam Perjanjian Baru, terhadap kita yang tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkan berada di bawah kasih karunia (Rm. 6:14), Roh Kudus masih memberi perintah kepada kita untuk mentaati 9 perintah tersebut. Di dalam Perjanjian Baru total jumlah membicarakan tentang: menyembah Allah, sebanyak 50 kali; tidak boleh menyembah berhala, sebanyak 12 kali; jangan menyebut nama Allah secara sembarangan, sebanyak 4 kali; menghormati orang tua, sebanyak 6 kali; jangan berzinah, sebanyak 12 kali; jangan membunuh manusia, sebanyak 10 kali; jangan mencuri, sebanyak 6 kali; jangan bersaksi dusta, sebanyak 4 kali; jangan serakah, sebanyak 9 kali. Tetapi terhadap hari Sabat, tidak ada satu perintah pun yang menyuruh kita untuk memperingati, seperti halnya tidak ada perintah bagi kita untuk melakukan sunat. Hari Sabat berbeda dengan 9 perintah yang lain, karena hari Sabat didirikan berdasarkan pemerintahan Allah, adalah bukti suatu perjanjian. Hari Sabat sendiri adalah satu hari, dan tidak memiliki arti moral, karena itu boleh diubah. Tuhan berkata bahwa Dia lebih besar daripada Bait Suci, dan memaparkan bahwa yang dikehendaki Allah adalah belas kasihan, bukan menghendaki persembahan (Mat.12:6-7), karena yang didirikan oleh Tuhan adalah Perjanjian Baru. Karena itu imamat dan hukum Taurat harus berubah, kurban persembahan juga harus dihapus (Ibr. 7:12.18; 10:8-9,18). Dan Allah memberikan kita anugerah yang kudus dan tidak bercacat—Kristus (Kis. 13:34). Karena itu semua orang yang mengikut Dia, di dalam Dia (Dia lebih besar dari Daud dan Bait Kudus) tidak dibatasi oleh memperingati hari Sabat—bukti dari Perjanjian Lama, seperti imam di dalam Bait Suci beserta dengan orang- orang yang mengikut Daud, bersama-sama dengan Daud makan roti sajian, dan tidak dihakimi. Tuhan bangkit di hari pertama dari tujuh hari, dan hari ini adalah hari Tuhan, ini menunjukkan bahwa kita di dalam Kristus adalah ciptaan baru, kita berada di bawah Perjanjian Baru. Orang Yahudi berdebat dengan Tuhan mengenai hari Sabat, dan tidak menginginkan Tuhan yang sebagai lambang dari hari Sabat itu, juga tidak menginginkan perhentian yang sejati dan kekal yang diberikan Tuhan (Kol. 2:16-17; Mat. 11:28-30), bahkan menganiaya Dia karena Ia menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat (Yoh. 5:16- 18), ini sungguh sangat membodohkan dan penuh dengan kegelapan. b. Tuhan mulai mengumumkan hubungan-Nya dengan bangsa kafir dan gereja . Matius 12:24 adalah bangsa Israel yang dengan tegas menolak Tuhan (diwakili oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang datang dari Yerusalem—Mrk. 3:22), lalu berdasarkan rencana Allah, Tuhan pun mengumumkan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap (Mat.
  • 15. 12:21). Ayat 38 sampai 42, Tuhan membicarakan tentang orang-orang kafir yaitu orang- orang Niniwe dan ratu dari Selatan yang bertobat, mereka akan bangkit pada hari penghakiman untuk menghakimi dosa dari zaman ini. (‘Zaman’ di dalam Alkitab mengacu kepada sekelompok orang yang bermoral sama di sepanjang sejarah, saat zaman Petrus demikian, sampai Tuhan datang kembali pun demikian—baca: Mzm. 12:7; Kis. 2:40; Mat. 4:34). Yunus adalah orang dari Gat-Hefer (dalam daerah Galilea) (2Raj. 14:25; Yos. 19:13-16; Mat. 4:15, Yoh. 7:52), orang Yahudi karena sengaja, karena tidak tahu dan tidak mengakui bahwa pernah muncul nabi dari Galilea, tetapi Allah memakai Yunus sebagai lambang dari Tuhan; setelah Yunus keluar dari mulut ikan, orang-orang Niniwe menerima pengabarannya, seperti setelah Tuhan bangkit di hari ketiga dikabarkan kepada orang kafir, agar orang-orang dunia percaya dan taat (1Tim. 3:15). Matius 12:46-50 memperlihatkan kepada kita tentang ‘orang-orang kelahiran Yahudi’ (Gal. 2:15; Flp. 3:3-5), hubungan lahiriah semacam ini tidak dapat memuaskan kehendak Allah, karena Tuhan datang agar di dunia ini dihasilkan sekelompok orang yang melaksanakan kehendak Bapa dengan berdasarkan hayat yang baru, dan sekelompok orang ini adalah gereja, gereja adalah rumah Allah. c. Pengumuman Tuhan terhadap bangsa Yahudi: (1) Mengumumkan tentang penghakiman. Matius 12:20 bahasa asli dari ‘menjadikan hukum’ berarti ‘dikeluarkan dari dalam perbendaharaan untuk dihakimi’ (Ul. 32:34; Mat. 13:52, 12:35). Penghakiman akan menimpa orang Yahudi terlebih dahulu (Yeh. 20:33-38; Rom. 2:9). Matius 12:38-42, saat menghakimi orang-orang yang telah mati, orang-orang yang menolak Tuhan dalam sepanjang sejarah dan orang-orang Yahudi pada saat itu, akan dihakimi. (2) Mengumumkan dosa yang tidak dapat diampuni. Tuhan mengusir setan jelas-jelas adalah kekuatan Roh Kudus yang ternyatakan di tengah-tengah mereka, adalah menunjukkan Kerajaan Allah sudah dekat pada mereka, hal ini jelas-jelas sama sekali berbeda dengan orang-orang yang mengusir setan dengan menggunakan sihir (Kis. 19:13. 19). Kata-kata yang mereka ucapkan dalam Matius 12:24 benar-benar menodai Roh Kudus. Ini bukanlah ketidakpercayaan karena ketidaktahuan, melainkan secara terbuka menentang Allah dan segala sesuatu yang menjadi milik Allah. Kelakuan dan perkataan yang berdosa terhadap Anak Manusia yang disebabkan oleh ketidaktahuan (‘Anak Manusia’ menunjukkan kemuliaan-Nya yang tersembunyi agar tidak terlihat oleh manusia daging), masih dapat diampuni (Mrk. 6:3; Luk. 23:34), tetapi di sini adalah saat kemuliaan Allah benar-benar dinyatakan, dan juga saat Roh Kudus dinodai dan dilukai, karena itu pada zaman sekarang ini (saat itu menunjukkan zaman hukum Taurat), walaupun Allah juga ada belas kasihan, tetapi ketidakpercayaan, dengan sengaja menodai dan berdosa terhadap Roh Kudus, benar- benar adalah hal yang tidak dapat diampuni (Bil. 14:20-24, 26-35; Ul. 1:32, 34-35; Ibr. 3:16-19; Mat. 23:33-39). Pada masa yang akan datang (zaman Kerajaan, hari Isa) walaupun mulia dan anugerah dinyatakan lebih besar, tetapi terhadap dosa yang demikian juga tidak akan diampuni (Yes. 65:20; Why. 20:7-11) (Baca: Collected Work of Watchman Nee set 1 vol. 20). (3) Keadaan di masa akan datang. Setelah orang Yahudi kembali ke negaranya dari Babilon, lepas dari dosa memuja berhala, (seperti setan yang keluar dari tubuh), tetapi mereka tidak menerima hati yang mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka, sehingga pada masa akan datang akan melakukan dosa yang lebih besar mengenai penyembahan berhala, yang membuat berhala sang perusak itu berdiri di tanah suci dan mengikat perjanjian dengan pendosa besar. Pada saat itu kondisi orang Yahudi yang penuh dengan dosa, kegelapan dan mendapat hukuman ini, tidak pernah ada dalam sejarah mereka; ini seperti satu roh jahat yang kemudian membawa tujuh roh-roh jahat lainnya yang lebih hebat, ini adalah kondisi orang Yahudi di saat sebelum kedatangan Tuhan di dalam kemuliaan-Nya (2 Tes. 2:3-4; Dan. 9:27; Yer. 30:7; Yes. 28:14-22). (3) Peralihan yang jelas: Matius 5:1 adalah Tuhan membicarakan hukum Kerajaan, karena di atas gunung (Yes. 2:2-3); dan Matius 13:1 berkata, setelah Tuhan selesai berbicara tentang siapa yang menjadi saudara-Nya, pada hari itu Ia juga keluar dari dalam rumah (melambangkan ruang lingkup agama Yahudi), dan duduk di tepi laut (‘laut’ melambangkan dunia orang bukan Yahudi) mengatakan perumpamaan. (Ini seperti yang dikatakan dalam Yesaya 6:10, Yesaya melihat kemuliaan Tuhan dan mendapat wahyu, untuk memberitahu orang Israel yang tidak percaya, tidak mengerti dan tidak berbalik—Yoh. 12:37-42—karena itu perkara Kerajaan tidak lagi diberitahukan kepada bangsa Yahudi secara terang-terangan, dan hanya diberitahu kepada
  • 16. saudara Tuhan, yaitu para murid yang melakukan kehendak Bapa). Ini adalah suatu peralihan zaman, yaitu pengumuman peralihan dari zaman hukum Taurat ke zaman gereja (zaman kasih karunia), yaitu suatu pengumuman bahwa Perjanjian Lama akan berakhir dan Perjanjian Baru akan didirikan. Karena bangsa Israel tidak menerima Kristus, maka akan jatuh ke dalam hukuman (Yes. 6:11-13), sampai Tuhan datang dari langit, mereka baru akan berpaling dari dosa kepada Kristus, kemudian diterima dan masuk ke dalam Perjanjian Baru yang didirikan Allah di dalam Kristus, serta menjadi umat Allah yang kudus (Zak. 12:10-13:2; Yes. 59:20-21; Yer. 31:31-34). 20. Setelah Raja ditolak oleh umat-Nya, lalu berbicara mengenai perumpamaan tentang Kerajaan Surga. (1) Selain perumpamaan pertama, seluruh enam perumpamaan ada perkataan ‘Kerajaan Surga seumpama...’. Tetapi ‘perumpamaan tentang penabur’ berbicara tentang Kerajaan Surga, karena Tuhan berkata bahwa perumpamaan ini adalah rahasia Kerajaan Surga (Mat. 13:11). Benih ini adalah ‘perkataan Kerajaan Surga’ (ayat 19). (2) Ketujuh perumpamaan ini berbicara tentang keadaan Kerajaan Surga pada zaman sekarang ini, dan tidak berbicara tentang kondisi penggenapan Kerajaan Surga (Kerajaan Seribu Tahun). Selain beberapa perkataan yang ringkas (43, 50), pahala dalam Kerajaan Seribu Tahun, mahkota, takhta dan perkara lainnya yang detail tidak dibahas. (3) Empat perumpamaan pertama dari tujuh perumpamaan itu dibicarakan kepada semua orang, tiga perumpamaan yang lain dibicarakan kepada para murid. Dua perumpamaan pertama adalah Tuhan sendiri yang memberikan jawaban, lima perumpamaan berikutnya tidak ada penjelasan. Ada orang menganggap bahwa perumpamaan tentang menabur benih satu kelompok dengan perumpamaan benih lalang, perumpamaan biji sesawi satu kelompok dengan perumpamaan tentang ragi, perumpamaan tentang harta yang tersembunyi satu kelompok dengan dengan perumpamaan mencari mutiara, perumpamaan tentang jala yang ditebar menjadi satu kelompok. Juga ada orang menganggap: perumpamaan pertama menjadi satu kelompok, yang berbicara tentang masa Kerajaan Surga yang paling awal; perumpamaan kedua, ketiga dan keempat menjadi satu kelompok, yang berbicara tentang ruang lingkup Kerajaan Surga—agama Kristen; perumpamaan kelima, keenam dan ketujuh menjadi satu kelompok, yang berbicara tentang realitas Kerajaan Surga dan satu bagian sebelum Kerajaan Surga itu terwujud. (4) Perumpamaan tentang benih yang ditabur (Mat. 13:3-8, 18-23) adalah perumpamaan yang dijelaskan oleh Tuhan sendiri. Perumpamaan ini secara khusus mengacu kepada keadaan pemberitaan Injil oleh Yohanes Pembaptis, Tuhan sendiri dan para murid-Nya. Pada saat itu mereka semua memberitakan Kerajaan Surga sudah dekat. ‘Sudah dekat’ bukan mengacu kepada ‘masa akan datang’ atau ‘dekat tetapi belum tiba’. ‘Sudah dekat’ mengacu kepada ‘di dalam tangan’. Pada bagian masa ini adalah masa di persimpangan antara hukum Taurat dalam Perjanjian Lama dan Kerajaan Surga, boleh dimasukkan, juga boleh tidak dimasukkan ke dalam ruang lingkup Kerajaan Surga, karena itu terhadap perumpamaan ini Tuhan tidak berkata ‘Kerajaan Surga seumpama’, tetapi benih dalam perumpamaan ini benar-benar adalah mengacu kepada perkataan Kerajaan Surga. (5) Perumpamaan benih lalang (ayat 24-30, 36-43) juga adalah perumpamaan yang dijelaskan oleh Tuhan sendiri. Yang menabur juga adalah Tuhan sendiri. Tetapi benih yang baik itu tidak lagi mengacu kepada firman, tetapi mengacu kepada orang yang menerima firman—‘umat Kerajaan Surga’; ladang itu tidak lagi mengacu kepada hati manusia, melainkan mengacu kepada ‘dunia’ (ayat 38), yaitu daerah di mana Tuhan memberikan Injil. ‘Orang’ yang ‘tidur’ itu (ayat 25) adalah jamak, bukan mengacu kepada Tuhan, melainkan mengacu kepada para hamba Tuhan. Saat mereka lalai dan tidak berjaga-jaga, Iblis pun bekerja, menaburkan benih lalang yang seperti gandum tetapi bukan gandum. Karena itu pada zaman Paulus, ada orang Kristen palsu yang menyusup masuk (2 Kor. 11:26; Gal. 2:4). Di mana ada pekerjaan Tuhan, di sana pun juga ada pekerjaan Iblis. Kekacauan ini bukanlah diselesaikan dengan cara ‘menyiangi’ (cara yang kejam), harus menunggu sampai waktu menuai, Tuhan mengutus malaikat barulah dapat menyiangi lalang tersebut. (6) Kerajaan Surga jika dilihat dari luaran dan ruang lingkupnya, seperti ‘satu biji sesawi’ (Mat. 13:31-32). Biji sesawi sebenarnya adalah ‘yang terkecil dari ratusan jenis yang lain’, adalah satu jenis sayuran, tetapi melalui pertumbuhan yang tidak normal, dia menjadi ‘pohon’,
  • 17. menjadi sarang dari burung-burung. Ini seperti awal dari kekristenan yang sebenarnya adalah paling kecil, tetapi sampai pada suatu saat, tiba-tiba menjadi besar, menjadi negara agama, bahkan berada pada urutan atas. Luarannya sangat subur, ruang lingkupnya luas, tetapi sangat tidak beruntung adalah kekuasaan si jahat itu (ayat 4, 19) pun juga menjadi bertambah luas. (7) Dalam perumpamaan tentang ragi (ayat 33), ragi sama dengan bidah, racun, kebusukan (16:12; Mrk. 8:15); tepung adalah makanan yang menghasilkan hayat; perempuan itu adalah orang mengajarkan bidah; dia mencampurkan ragi ke dalam tepung, hasilnya, sejak saat itu ajaran Allah dikhamirkan oleh ajaran bidah. (8) Tiga perumpamaan di atas adalah satu kelompok, yang dikatakan Tuhan dalam satu rangkaian, tidak terputus di tengah. Tiga perumpamaan tersebut hanyalah membicarakan tentang luaran atau ruang lingkup Kerajaan Surga dan tidak berbicara tentang realitas Kerajaan Surga; karena itu saudara palsu, kekuatan si jahat, bidah dan sebagainya, sepertinya ditetapkan untuk merusak ke dalam ruang lingkup agama, tetapi secara mutlak tidak boleh terjadi di dalam gereja. (9) Ada persamaan antara perumpamaan tentang harta yang tersembunyi dan perumpamaan tentang mencari mutiara, yaitu sama-sama membicarakan tentang realitas Kerajaan Surga, yaitu tempat di mana Allah dapat benar-benar berkuasa pada hari ini; ‘orang’ dengan ‘orang yang membeli dan menjual’ sama-sama mengacu kepada Tuhan; sama-sama berbicara bahwa ada yang dicari oleh Tuhan kita; juga sama-sama membicarakan ‘menjual seluruh miliknya’ yang menunjukkan bahwa Dia telah mengeluarkan harga sangat tinggi (Mat. 13:44-46). Perbedaan dalam dua perumpamaan ini adalah yang satu berbicara tentang ‘harta yang terpendam di ladang’, yang satu berbicara tentang ‘mutiara yang sangat berharga’. Harta di sini bukan mengacu kepada gereja, jika demikian maka tidak perlu untuk diulang. Harta mengacu kepada sebagian orang-orang Yahudi yang menyembah Allah. Walaupun mereka bukan karena percaya Tuhan dan menjadi umat Kristen, tetapi mereka terus-menerus menyembah Allah, menyukai keadilbenaran-Nya dan sudah lama menunggu kedatangan Isa. Mereka berbeda dengan sebagian besar orang-orang Yahudi yaitu orang-orang yang menolak Tuhan, menentang Allah dan hanya mencari kekayaan. Allah berkuasa di antara sebagian kecil orang-orang Yahudi yang beribadah ini; Allah melihat mereka seperti harta. Alkitab berkata, Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa...(Kel. 19:5). Juga berkata, Sebab TUHAN telah memilih Yakub bagi-Nya, Israel menjadi milik kesayangan-Nya (Kel. 135:4). Kematian Tuhan di atas kayu salib, tidak hanya bagi umat rohani-Nya (gereja), juga bagi umat-Nya secara bumiah (orang Yahudi yang beribadah). ...Lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa (Yoh. 11:50), perkataan ini bernubuat bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai (Yoh. 11:51-52). Orang-orang Yahudi yang beribadah ini seolah-olah tersembunyi di dalam ladang (dunia), sampai sebelum Tuhan datang kembali, mereka akan bangkit, ditebus bahkan akan di dalam Kerajaan Seribu Tahun menjadi imamat rajani. Mengenai perumpamaan tentang mutiara, dengan jelas mengacu kepada gereja. Gereja adalah realitas Kerajaan Surga di atas bumi hari ini, yang juga adalah tempat di mana Allah dapat benar-benar berkuasa di bumi ini. Seperti sebutir mutiara: dia adalah suatu organik, dia diambil dari dalam laut, pertumbuhannya adalah hayat yang bertambah selapis demi selapis, keindahannya adalah hayat yang digesek selapis demi selapis. Tuhan mengasihi gereja, dan mengorbankan diri-Nya bagi gereja (Ef. 5:25). (10)Perumpamaan tentang harta yang tersembunyi berhubungan dengan orang-orang Yahudi yang beribadah, sedangkan perumpamaan tentang mencari mutiara berhubungan dengan gereja, perumpamaan tentang menebar jala berhubungan dengan orang kafir. ‘Laut’ (Mat. 13:47) sebenarnya mengacu kepada orang kafir. ‘Jala yang ditebarkan di laut’ mengacu kepada akhir zaman, Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk memisahkan orang kafir yang benar dengan orang kafir yang jahat. Perumpamaan ini sama dengan perumpamaan dalam pasal 25 tentang memisahkan kambing dan domba. 21. Ketika Tuhan mendengar bahwa pendahulu-Nya yaitu Yohanes Pembaptis dibunuh oleh Herodes, Dia tidak memberikan reaksi apa pun, hanya menyingkir ke tempat sunyi dan seorang diri
  • 18. bersekutu dengan Allah. Karena Allah adalah harapan-Nya, perkara-Nya hanya diberitahukan kepada Allah; juga karena kerajaan-Nya yang sebenarnya ‘bukan dari dunia ini’ (Yoh. 18:36). 22. Kemudian Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon (Mat. 15:21). Pasal 11 dan 12 membicarakan karena Raja ditolak oleh umat-Nya, maka mengumumkan bahwa sejak saat itu arah pekerjaan-Nya akan dialihkan kepada bangsa kafir; pasal 15 berbicara bahwa Raja melaksanakan pengumuman-Nya dan mulai (juga adalah yang pertama) menyatakan keadilan kepada bangsa-bangsa (12:18). Ketika perempuan Kanaan itu berseru kepada Tuhan dengan sebutan Anak Daud, Dia sedikit pun tidak mempedulikannya; ini dikarenakan dia adalah seorang kafir, tidak ada kuasa dan tidak layak untuk berseru kepada Tuhan dengan sebutan yang demikian (Mat. 15:22; Ef. 2:12). Tetapi saat dia hanya menyebut Dia sebagai Tuhan (Mat. 15:25; Rom. 10:12-13), Tuhan pun menerima sebutannya bahkan mengabulkan permohonannya. 23. Petrus menyebut Tuhan adalah Mesias (Kristus), Anak Allah yang hidup, pengakuan ini adalah ‘batu karang ini’, yang adalah dasar dari gereja, gereja didirikan di atas pengakuan yang sedemikian dari manusia. Kapan pun di bumi ini ada orang yang mengaku bahwa Tuhan adalah Kristus, adalah Anak Allah yang hidup, di saat itu pula di bumi ini ada umat yang dipanggil keluar oleh Allah—gereja. Mengenai Petrus, dia bukanlah batu karang itu. Arti dari bahasa asli ‘Petrus’ adalah ‘batu kecil’. Arti dari bahasa asli ‘batu karang’ adalah ‘batu besar’. Petrus di dalam surat-suratnya memberitahu kita bahwa Kristus adalah batu penjuru, sedangkan kaum beriman adalah batu hidup yang satu-satu dan dibangun menjadi suatu bangunan rohani (1 Pet. 2:4-7). Jika Petrus adalah batu karang itu, maka ‘alam maut tidak akan menguasainya’ (Mat. 16:18), tetapi secara fakta, tidak lama kemudian, Satan menggunakan dia menjadi batu sandungan bagi Tuhan (ayat 23), dan tidak lama kemudian, Satan menuntut untuk menampi dia seperti gandum (Luk. 22:31); jika bukan permohonan dan penjagaan dari Tuhan, maka dia akan gagal dan tidak akan dapat berbalik lagi. 24. Kuberikan kunci Kerajaan Surga kepadamu, ini bukan menunjukkan bahwa Petrus memiliki kedudukan dan kekuasaan yang khusus. Kunci digunakan untuk membuka pintu (Why. 3:7); ‘Kunci Kerajaan Surga’ digunakan untuk membuka pintu Kerajaan Surga. Karena itu pada saat Pentakosta, dia membukakan pintu Kerajaan Surga bagi orang-orang Yahudi; di rumah Kornelius, dia membukakan pintu Kerajaan Surga bagi bangsa kafir. 25. Perkara tentang Tuhan kita berubah rupa di atas gunung (Mat. 17:1-8), melambangkan keadaan Kerajaan di masa akan datang. Wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang menyatakan Dia adalah surya kebenaran (Mal. 4:2), mulia yang tak terkira, tidak lagi seperti kondisi pada saat di bumi: sederhana, rendah, hina dan buruk rupa. Musa mewakili sekelompok manusia yang telah mati, masuk ke dalam Kerajaan dan mendapat kemuliaan; Elia mewakili sekelompok manusia yang terangkat pada saat hidup, masuk ke dalam Kerajaan dan mendapat kemuliaan. Petrus ingin mendirikan tiga kemah: satu untuk Musa, satu untuk Elia dan satu untuk Tuhan. Ini adalah maksud yang baik dan kegairahan hati, tetapi ini salah, karena dia menyamakan Musa dan Elia dengan Tuhan. Karena itu suara Allah dari dalam awan itu mengoreksi dia, kata-Nya Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia! (ayat 5). Walaupun di sana ada hukum Taurat dan nabi, tetapi hanya Tuhanlah Anak Allah yang terkasih, para murid haruslah hanya mendengarkan Dia. Ternyata benar, para murid mendapat pelajaran, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri (ayat 8). 26. Perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? Jawab Yesus, “...turutilah segala perintah Allah... (Mat. 19:16-22). Penuntutan dan sikap dari orang muda itu sangatlah benar, tetapi pertanyaannya adalah suatu kesalahan besar. Ternyata dia menginginkan perbuatan baik itu digantikan dengan hidup yang kekal. Pemikiran yang salah ini tidak hanya dimiliki oleh orang muda itu, tetapi juga dimiliki oleh banyak ahli Taurat, agamawan dan orang yang lainnya (Kis. 2:37; 16:30). Tuhan menjawabnya dan menyuruhnya untuk mentaati segala perintah, yaitu agar dia sendiri mengetahui bahwa manusia tidak dapat berbuat baik, bahkan tidak dapat melaksanakan perintah. Maksud semula Allah dahulu memberikan perintah dan hukum Taurat, adalah agar pada saat manusia tidak selalu dapat melaksanakan hal-hal yang dicatat dalam kitab Taurat, ia dapat mengetahui bahwa dia sendiri memiliki dosa, selain pengampunan dari kasih karunia, tidak ada yang dapat diharapkan lagi (Rom. 3:20, 5:20, Gal. 3:10). Orang muda itu
  • 19. bertanya perintah yang mana jika dilaksanakan dapat membuatnya beroleh hidup yang kekal. Tuhan tidak mengatakan perintah terhadap Allah, Tuhan hanya menyebut sejumlah perintah terhadap manusia, tujuannya adalah agar dia mengetahui bahwa dia mutlak tidak dapat ‘melakukannya’, hanya memohon kasih karunia Tuhan. Tidak disangka, orang muda itu masih mempertahankan pemikirannya bahwa dia dapat ‘melakukannya’, mengira bahwa perintah- perintah itu sudah dia laksanakan sejak kecil. Terakhir Tuhan hanya dapat berkata kepadanya, ...juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,... kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku. Maksud Tuhan ialah: jika dia dapat melakukan, jika sejak kecil dia telah melaksanakan perintah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, maka ‘menjual’ dan ‘memberi’ bukanlah suatu perkara yang sulit, sangat mudah dilaksanakan. Tuhan masih mengharapkan dia tidak bersandar pada jalan ‘berbuat baik’ untuk beroleh selamat, melainkan bersandar pada kasih karunia untuk beroleh selamat; tetapi mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, karena dia tidak mengenal jalan beroleh hidup kekal melalui iman. Manusia tidak dapat bersandar pada perbuatan baik untuk beroleh hidup kekal, jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin (Mat. 19:25-26). Dia dapat membuat manusia yang karena percaya kepada Tuhan Yesus, dapat diselamatkan. 27. Pasal 21 ayat 1 sampai 11 mencatat tentang Tuhan yang ditolak terakhir kali masuk ke dalam kota Yerusalem, bahkan menggenapkan nubuat nabi Yesaya dan Zakharia untuk menyatakan bahwa Dia adalah Raja (Yes. 62:11; Zak. 9:9). Tetapi pada saat itu yang menyambut Dia, tidak ada seorang pun pejabat atau penatua, melainkan hanya sejumlah warga. Dan yang mereka sambut hanyalah seorang Yesus dari Nazaret di Galilea (Mat. 21:11), dan tidak melihat Dia adalah Isa mereka. Bahkan tidak lama kemudian, pujian ‘Hosana’ itu berubah menjadi kutukan ‘salibkan Dia’. 28. Pohon ara yang tidak berbuah itu (Mat. 21:19) hanya daun-daunnya saja yang tumbuh, tidak ada buah, tidak dapat memuaskan permintaan Allah, karena itulah Dia mengutuk pohon ara itu. Dilihat dari lambang, pohon ara yang tidak berbuah itu mengacu kepada orang-orang Yahudi pada saat itu (Yer. 24:5, 8; Luk. 13:6-9), yang hanya ada riturgi pelayanan, dan tidak memiliki realitas pelayanan, karena itu Tuhan menolak mereka, sampai setelah ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas (Mat. 24:32), mereka bertobat, dan berpaling dari perbuatan dosa mereka, barulah menerima mereka kembali (Yes. 59:20; Rom. 11:23). Dilihat dari kehidupan kaum beriman, kita mungkin ada sikap luaran yang beribadah, namun tidak memiliki hayat yang dialirkan keluar, karena itu Tuhan tidak dapat puas atas diri kita; sampai tidak tertahan lagi (Luk. 13:6-9), Dia lebih baik memutuskan persekutuan rohani kita, saat itu hayat kita akan menjadi kering. 29. Perintah adalah tuntutan Allah terhadap manusia. Dalam 10 perintah, ada 4 perintah terhadap Allah, 6 perintah terhadap manusia. Hasil dari perintah terhadap Allah adalah ‘kasih’, hasil perintah terhadap manusia juga adalah ‘kasih’. Karena itu Alkitab berkata, Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah perintah yang terutama dan yang pertama. Perintah yang kedua, yang sama dengan itu adalah, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua perintah inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Mat. 22:37-40). Manusia yang benar-benar mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi, tentu saja tidak dapat melayani Allah yang lain, membuat berhala dan sebagainya; manusia hanya mengasihi manusia saja, baru tidak menentang orang tua, membunuh, berzinah dan sebagainya. 30. Bagi orang beriman baru, terhadap pasal 23 mungkin merasa aneh, apakah Tuhan maha pengasih dan lemah lembut itu, juga bisa mengutuk manusia? Hal ini sangat serius, maka murka Domba betapa menakutkan. Tuhan pada waktu itu melihat ahli-ahli Taurat, dan orang –orang Farisi, penuh dosa, dan sedikitpun tidak memiliki perasaan yang mau bertobat; Meskipun Dia tiap kali mendidik mereka dan memperingati mereka, tetap tidak ada hasilnya, akhirnya terpaksa Tuhan menghukum mereka dengan wewenang seorang Raja. Kita tahu, terhadap kaum awam, pembicaraan Tuhan tidak keras, tetapi terhadap ahli-ahli Taurat, orang Farisi dan pemimpin yang munafik, Ia selalu mengekspos perbuatan dosa merekan, dan menghardik dengan kata-kata yang keras. Pasal ini dibagi 3 bagian: Pertama: Teguran dan peringatan Tuhan kepada murid (ayat 1-12). Tuhan memperingatkan murid-Nya, untuk jangan menuruti perbuatan-perbuatan ahli-ahli Taurat, dan orang-orang Farisi, mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, semua pekerjaan yang
  • 20. mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; sombong, suka kemegahan lahir, menganggap dirinya hebat. Murid-murid hanya ada satu rabi, satu bapa, satu guru, hubungan kekerabatan antar kita yang paling akrab adalah saudara. Kedua, Tuhan mengkritik orang Farisi dan Ahli Taurat (Matius 23:13-36) Lima kali Tuhan mengatakan bahwa mereka adalah orang buta, 8 kali mengatakan “Celakalah kamu”, menghardik mereka bahkan menunjukkan sebabnya mereka celaka. Ini menunjukkan kepada kita, buta rohani sangatlah serius. Celakalah orang yang munafik. Kelak, hukum Allah akan menimpa kepada orang yang munafik, orang yang fasik dan lalim, serta orang yang disebelah luar nampaknya beribadah, tetapi tidak ada realitasnya. Ketiga, Tuhan mengeluh dan meratapi Yerusalem (23:37-39). Setelah Tuhan menghardik dan menghukum, dengan hati yang meratap, Ia menunjukkan hati mereka keras, rumah mereka akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Dan Tuhan memberi jalan keluar, yaitu sampai kamu mengatakan, “Hosana, terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.” Saat itu mereka baru melihat Tuhan. 31. Pasal 24 adalah nubuat yang sangat penting. Ini adalah garis besar nubuat Perjanjian Baru. Boleh dikatakan, nubuat dalam Surat-surat Kiriman dan Kitab Wahyu berdasar pada nubuat ini. Nubuat ini seperti serangkai kunci, untuk membuka berbagai rahasia dan nubuat. Orang yang baru belajar membaca Alkitab harus baik-baik membacanya, baru bisa mengerti nubuat yang lain. (1) Pasal ini dapat dibagi menjadi 3 bagian: Bagian pertama adalah kata pengantar (ayat 1-3), mencakup latar belakang pada saat itu (ayat 1) peringatan (ayat 2), masalah murid: a. Kapan terjadinya perusakan Bait Allah; b. Tanda-tanda kedatangan Tuhan; c. Tanda akhir zaman (ayat 3). Bagian kedua, adalah jawaban Tuhan (ayat 4-31); Bagian ketiga adalah peringatan Tuhan (ayat 32-51) mencakup : a. Tentang kedatangan Tuhan dan keterangkatan-Nya; (32-41) b. Harus berjaga-jaga.(42-51) (2) Tuhan berkata, Sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.(Mat.24:2). Perkataan ini pertama-tama terjadi pada tahun 70 M, yaitu pangeran Romawi, Titus, menyerang Yerusalem. Saat itu, bait Allah dirusak. Orang Yahudi lari ke gunung (24:16) Tetapi “waktu itu Pembinasa keji belum berdiri di tempat kudus,” (Mat.24:15) juga belum ada “…Antikristus, nabi palsu, bangkit mengadakan tanda- tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat,” sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.(ayat 23-26) sebab itu, penggenapan yang lebih besar dan lebih sempurna itu adalah waktu akhir zaman dan masa Antikristus. Dia akan membuat perjanjian dengan orang pilihan. Tiga setengah tahun kemudian, ia melanggar janjinya, menduduki tempat kudus, merusak bait suci, membunuh umat pilihan (Daniel 9:27; 2 Tesalonika 2:3-4). (3) …sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (Mat. 24:4-14). Pasal ini bukan mengatakan tentang akhir zaman. yang terjadi sebelum kedatangan langit baru dan bumi, yaitu akhir dunia yang lama ini, tetapi menunjukkan akhir dari zaman kasih karunia. Pada akhir zaman ini, Tuhan khusus menyatakan perbuatan-Nya kepada orang Yahudi. Hal inilah yang disebut dalam Perjanjian Lama, bahwa keluarga Yakub menderita kesulitan (Yeremia 30:7), disebut sebagai hari TUHAN (Yoel 2:1-11). Dalam Perjanjian Baru disebut sebagai kesusahan besar (Mat. 24:21), hari Tuhan (1 Tes. 5:2; 2 Tes. 2:2). Satu kali tujuh masa yang dibicarakan dalam Daniel pasal 9 adalah saat ini. Sebelum akhir zaman datang, ada satu hal yang sangat jelas, yaitu Injil Kerajaan harus disebarkan ke seluruh bumi. Kesusahan itu ada, tetapi kesusahan itu bukan menunjukkan bahwa akhir zaman sudah tiba. Kedatangan akhir zaman itu pasti memiliki tanda yang pasti, yaitu Injil Kerajaan harus disebarkan ke seluruh bumi. Ada orang memiliki pemikiran yang salah, mengira kesusahan besar itu adalah akhir zaman, mengira hari Tuhan itu sudah tiba sekarang (2 Tes. 2:1-3) Bahkan orang mengira kesusahan bear itu menunjukkan Tuhan sudah datang. Ini berarti kita menunggu kesusahan besar tiba, mengharapkan kesusahan besar, ini tidak benar. Firman Tuhan menyuruh kita menantikan kedatangan Tuhan, mengharapkan keterangkatan, mengharapkan kedatangan Tuhan membawa karunia (1 Pet. 1:13). Sebab itu kita perlu melayani dengan setia menurut firman Tuhan, tidak disesatkan nabi palsu, tidak menjadi tawar dalam kasih, sabar sampai kesudahannya, dengan giat mengabarkan Injil