Review Paper OSI Link (Computer Network Programming OSI Models and Data Link Layer) by Kelompok 12
Anggota :
Ayu Sabrina Syair (E1E1 14 007)
Zul Uswa (E1E1 14 046)
1. REVIEW PAPER
Kelompok 12
Ayu Sabrina Syair (E1E1 14 007)
Zul Uswa (E1E1 14 046)
OSI Link (Computer Network Programing OSI Models and Data
Link Layer)
Susunan protokol Open Systems Interconnection (OSI) Reference Model (1984)
berdasarkan ISO terdiri atas beberapa lapisan yaitu Application, Presentation, Session, Transport,
Network, Data Link, dan Physical.
Susunan protocol ini memiliki masalah, yaitu tujuh lapisan tersebut belum diterima secara
luas, standar yang belum diterapkan, tiga lapisan teratas tidak jelas, serta internet atau TCP/IP
pelapisannya luas.
Arsitektur lapisan TCP/IP terdiri atas empat lapisan, yaitu dari lapisan teratas Application,
Transport, Network, dan Host to Network Layer. Lapisan ini berdasarkan model TCP/IP. Pada
model referensi Hybrid, host A dan host B saling berhubungan. Pada lapisan Application dan
Transport saling berhubungan langsung tanpa ada perantara. Sedangkan pada lapisan Network dan
Data Link dihubungkan dengan router.
Pada bagian Layering dan Headers memiliki ciri-ciri yaitu setiap lapisan perlu
menambahkan beberapa kontrol informasi ke data agar dapat menjalankan tugasnya, informasi ini
biasanya dilampirkan ke data sebelum diberikan ke lapisan yang lebih bawah, setelah lapisan yang
dibawah memberikan data dan kontrol informasi – pasangan lapisan menggunakan kontrol
informasi.
Secara fisik, header sebenarnya tidak ada, yang ada hanya sekelompok bit. Hubungan data
yang header lakukan adalah alamat dari penerima endpoint, alamat dari pengirim endpoint,
panjang data, dan checksum. Contoh dari lapisan jaringan header yaitu rangkaian versi protocol,
tipe-tipe layanan, panjang data, paket identifier, jumlah fragmen, waktu hidup, protocol, header
checksum, sumber alamat jaringan, tujuan alamat jaringan, dan lain sebagainya.
Data link merupakan komunikasi antar mesin dalam jaringan yang sama. Network
merupakan komunikasi antar mesin yang memungkinkan dalam jaringan yang berbeda.
2. Sedangkan transport adalah komunikasi antara proses (yang dijalankan mesin yang
memungkinkan dalam jaringan yang berbeda.
Setiap komunikasi endpoint harus memiliki sebuah address (alamat). Mempertimbangkan
dua proses melakukan komunikasi dalam internet, networknya harus spesifik, host (akhir sistem)
juga harus spesifik, serta prosesnya pun harus spesifik. Pada lapisan Physical tidak dibutuhkan
address, pada lapisan Data Link addressnya harus dapat memilih host manapun dalam network.
Pada lapisan Network address harus mampu menyediakan informasi untuk memungkinkan
dilakukuannya routing, dan pada lapisan Transport address harus dapat mengenali tujuan proses.
Repeater merupakan salinan bit-bit dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Repeater ini
tidak terlihat pada setiap bit serta memungkinkan perluasan jaringan diluar keterbatasan panjang
fisiknya. Bridge merupakan salinan frame-frame dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Bridge
dapat beroperasi secara selektif – tidak menyalin semua frame (harus melihat data link header).
Bridge mampu memperluas jaringan diluar keterbatasan panjang fisiknya. Router merupakan
salinan paket dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router membuat keputusan mengenai rute apa
yang harus dilalui sebuah paket (diperhatikan dari jaringan headernya). Gateway beroperasi
sebagai router. Gateway mengkonversi data di atas lapisan jaringan. Repeater dan hub berada di
lapisan physical, bridge dan switch berada di lapisan data link, router berada di lapisan network,
dan gateway berada di lapisan network dan di atasnya.
Fungsi dari lapisan data link yaitu mengkonversi bit-bit untuk sinyal dan memulihkan bit-
bit dari sinyal yang diterima, menentukan unit terkecil untuk mengirimkan bit-bit, mendeteeksi
kesalahan dan/atau mengoreksi frame-frame, serta mengikuti kontrol. Dalam encoding, sinyal
merambat melalui media fisik dan meng-encode data biner menjadi sinyal.
Unit data pada lapisan data link disebut dengan frame. Sebuah frame merupakan
sekelompok bit-bit yang biasanya berurutan. Frame menggunakan karakter awal dan akhir untuk
menandai batasan frame.
Tidak ada link fisik yang sempurna. Bit-bit tersebut pasti akan mengalami kerusakan. Yang
dapat kita lakukan adalah (1) mendeteksi kesalah dan meminta retransmisi atau (2) membetulkan
kesalahan tanpa retransmisi. Mendeteksi kesalahan terdiri atas (1) paritas bit-bit, (2) polinomial
kode atau checksum. Paritas bit-bit ini berarti menambahkan sebuah paritas bit tunggal ke dalam
3. barisan bit-bit lain. Jika menggunakan paritas ‘ganjil’, paritas bit dipilih untuk membuat total 1 di
dalam bit barisan ganjil. Jika paritas ‘genap’, paritas bit membuat total 1 dalam bit barisan genap.
Kelemahan cara ini hanya mampu mendeteksi kesalahan ketika bit-bit yang error berjumlah ganjil.
Dengan cara polinomial kode dapat mendeteksi kesalahan pada sebagian besar data. Polinomial
kode memiliki overhead yang rendah serta lebih kuat dibandingkan paritas bit.
Ethernet akan berguna untuk membahas mengenai lapisan data link yang sesungguhnya.
Ethernet dikembangkan oleh Xerox PARC di pertengahan 1970-an. Addressnya bersifat unik, 48-
bit unicast address ditugaskan untuk setiap adapter. Address menugaskan ke vendor oleh sebuah
otoritas pusat. Bandwidthnya yaitu 10Mbps, 100Mbps, 1 Gbps dengan panjang 2500 meter (500
meter segmen dengan 4 repeater). Kelemahannya terdistribusinya algoritma yang menyediakan
akses secara adil. Setiap interface terlihat di setiap frame dan memeriksa address tujuan. Jika
address tidak cocok dengan address hardware dari interface (atau broadcast address), maka frame
akan terbuang. Beberapa interface dapat pula deprogram untuk mengenali multicast address.